presentasi uny nov
DESCRIPTION
absTRANSCRIPT
SINTESIS SENYAWA 1-(2-KLOROBENZOIL)-3-METIL TIOUREA
SEBAGAI KANDIDAT ANTI KANKER
Oleh :
Ruswanto
Amir Musadad M.
Daryono Hadi T.
Siswandono
Dipresentasikan di :
Seminar Nasional Kimia
Universitas Negeri Yogyakarta
15 November 2014
Penyakit Kanker
Kemoterapi
Obat antikanker
Pembedahan
Turunan tiourea
Radioterapi Imunoterapi
dan gen terapi
Treatmen Kanker
Hidroksiurea
H2N NH
OH
O
NH
NH
O S
Cl
Log P = -1,12
Log P = 2,21-(2-KLOROBENZOIL)-3-
METIL TIOUREA
Penelitian –penelitian tiourea :
Nakisah (2011) telah membuktikan bahwa senyawa 2-[3-(2-Methyl-benzoyl)-
thioureido]-acetic acid dan 2-[3-(4-Methyl-benzoyl)-thioureido]-acetic acid
mempunyai aktivitas untuk melawan sel MCF-7.
Pelin dan kawan-kawan juga telah melakukan penelitian dengan judul
Synthesis and evaluation of antiviral, antitubercular and anticancer activities of
some novel thioureas derived from 4-aminobenzohydrazide hydrazones. Dari
hasil penelitian ini dibuktikan bahwa senyawa turunan tiourea yang disintesis
mempunyai sifat sitotoksis pada sel HeLa.
Pada penelitian sebelumnya, peneliti telah mempelajari interaksi antara
senyawa 1-benzoil-3-metil tiourea dengan COX-2 (Ruswanto 2012),
mensintesis 1-benzoil-3-metil tiourea (Ruswanto 2013) serta mensintesis dan
uji sitotoksisitas senyawa 1-benzoil-3-fenil tiourea pada sel MCF-7, dan
senyawa 1-benzoil-3-fenil tiourea mempunyai IC-50 pada sel MCF-7 sebesar
245 mg/ml (Ruswanto 2014)
1
• Sintesis 1-(2-Klorobenzoil)-3-Metil tiourea
2• Uji Kemurnian
3• Karakterisasi
4• Uji in vitro dan analisis data
METODE PENELITIAN
1. Sintesis
Sebanyak 0,05 mol N-Methyl thiourea dicampurkan dengan 25 mL pelarut
Tetrahidrofuran di dalam labu alas datar 250 ml serta tambahkan 3 ml Trietilamin.
Kemudian 2-Klorobenzoil klorida sebanyak 0,025 mol dalam 15 ml tetrahidrofuran
diteteskan menggunakan corong pisah ke dalam campuran dalam labu alas datar
pada suhu 100o – 150oC sambil diaduk dengan magnetic stirrer selama 30 menit.
Selanjutnya campuran di refluks selama 5 jam. Kemudian hasil refluks diuapkan
menggunakan evaporator sampai pelarut habis.
Hasil reaksi yang telah didapat ditambah larutan Natrium bikarbonat jenuh
sambil diaduk sampai tidak berbusa. Residu dicuci menggunakan aquades
sebanyak 100 mL, setelah itu disaring dengan corong Buchner. Hasil reaksi diuji
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan eluen campuran metanol :
etil asetat (3 : 1). Setelah dielusi, plat dikeringkan dan dilihat nodanya pada lampu
UV 254 nm kemudian dihitung Rf-nya.
Selanjutnya hasil sintesis direkristalisasi dengan etanol panas, kemudian
didinginkan hingga terbentuk kristal dalam jumlah yang optimal, kemudian
disaring. Kristal yang diperoleh dikeringkan dalam oven, ditimbang, dan dihitung
rendemennya (Kesuma, 2009).
2. Uji Kemurnian
Untuk menguji kemurnian dilakukan dengan cara : (1) teknik kromatografi lapis
tipis. (2) penentuan titik lebur.
3. Karakterisasi
Senyawa yang terbentuk selanjutnya dianalisis dengan metode spektroskopi UV-
vis, IR, H-NMR, dan MS untuk mendapatkan informasi mengenai struktur
molekul senyawa yang diperoleh.
4. Uji in vitro dan analisis data
Uji MTT assay pada sel Hela
% sel hidup = [(Abs. sampel- Abs. media)/(Abs. sel – media)] x 100%
% sel mati = 100% - % sel hidup
IC50 adalah kadar yang menyebabkan kematian 50% populasi sel HeLa. IC50
dihitung dengan persamaan y = a + bx, dengan y adalah % kematian sel dan x
adalah kadar.
Sel HeLa disuspensikan dengan kepadatan 3 x 104 sel / sumuran sebanyak 100 μl
kemudian sel dimasukkan pada mikroplate 96 sumuran berbeda diinkubasikan dalam
inkubator CO2 5 % pada suhu 37oC selama 24 jam, sumuran-sumuran yang berisi suspensi
sel tersebut ditambahkan 100 μl larutan uji yaitu senyawa 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methyl
thiourea dalam medium tiap sumuran sehingga diperoleh kadar akhir sampel dengan variasi
konsentrasi tertentu (250 ; 125 ; 62,5 ; 31,25 ; 15,625) μg/ml tiap sumuran, sebagai kontrol
digunakan sel tanpa penambahan larutan uji dan sebagai pembanding digunakan senyawa
hidroksiurea, kemudian sel tersebut diinkubasikan pada inkubator CO2 5% pada suhu 37oC
selama 24 jam dan pada akhir inkubasi medium masing-masing sumuran dibuang dan
dicuci dengan FBS (Fetal Bovine Serum) kemudian ditambahkan 100 μl media baru dan 10
μl MTT 5 mg/ml dalam FBS (Fetal Bovine Serum). Mikroplate diinkubasikan kembali
selama 4 jam pada inkubator CO2 5% pada suhu 37oC. Sel hidup akan bereaksi dengan
MTT membentuk formazan berwarna ungu dan untuk menghentikan reaksi antara sel
dengan MTT (Microculture Tetrazolium Salt) serta melarutkan formazan maka
ditambahkan 100 μl SDS (Sodium Dodecyl Sulphate) 10% dalam 0,01 N HCl,
diinkubasikan selama 24 jam pada suhu kamar dan serapan dibaca dengan menggunakan
ELISA reader pada panjang gelombang 595 nm.
Uji MTT assay pada sel Hela
HASIL PENELITIAN
1. Hasil Sintesis
Senyawa 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methyl thiourea disintesis
berdasarkan reaksi asilasi antara senyawa 2-klorobenzoil klorida
dan senyawa N-Metil tiourea.
Cl
O
NH
H2N
S
NH
O
NH
S
HCl
1-(2-chlorobenzoyl)-3-methylthiourea
+
2-Klorobenzoyl chloride
+
Cl
N-Metil tiourea
Cl
Reaksi asilasi antara 2-Klorobenzoil klorida dan N-Metil tiourea
Dari hasil reaksi antara 0,025 mol 2-Klorobenzoil klorida dan
0,05 mol N-Metil tiourea yang direaksikan, diperoleh Kristal putih
sebanyak 4,389 gram sehingga diperoleh persen hasil sintesis
sebesar 77 % dari hasil teoritis, yaitu 5,7 gram. Kristal putih.
2. Uji Kemurnian
No. Jenis Eluen Rf Jumlah
Noda
Warna noda
1 Metanol :
Kloroform
(3:1)
0,83
1 Ungu
2 Etanol : Etil
Asetat
(9:1)
0,89
1 Ungu
Tabel 1. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Senyawa Hasil Sintesis
No. Jenis Eluen Rf Jumlah
Noda
Warna Noda
1 Metanol :
Kloroform
(3:1)
0,69 1 Ungu
2 Metanol : Etil
Asetat
(9:1)
0,77 1 Ungu
Tabel 2. Hasil Kromatografi Lapis Tipis Senyawa N-Metil tiourea
3. Hasil Karakterisasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Hasil Sintesis
a. Hasil Spektrofotometri Ultra Violet
Berdasarkan spektrum yang dihasilkan oleh spektrofotometer UV, senyawa hasil
sintesis mempunyai panjang gelombang maksimum sebesar 297,5 nm. Panjang
gelombang tersebut berbeda dengan senyawa N-Metil tiourea yang mempunyai
panjang gelombang maksimum sebesar 260 nm.
b. Hasil Spektrofotometri Infra Merah
Hasil Spektrum Spektrofotometri Infra Merah Senyawa Hasil Sintesis
V (cm-1) Gugus fungsi
3340 Ulur –NH
1565 Ulur –C-N-
1677 Ulur –C=O amida
1157 C=S
Bilangan Gelombang Spektrun Infra Merah Senyawa Hasil Sintesis
Dari tabel teridentifikasi gugus-gugus fungsional utama yang terdapat pada
senyawa 1-(2-Chloro benzoyl)-3–Methylthiourea. Gugus fungsional yang
teridentifikasi pada senyawa tersebut diantaranya gugus –NH, -C-N-, C=O
amida dan C=S yang terbukti ada pada senyawa hasil sintesis. Dengan
demikian diperkirakan 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methyl thiourea terbentuk dari
hasil sintesis.
c. Hasil Spektrofotometri Resonansi Magnet Inti (H-NMR)
Hasil Spektrum Spektrofotometri 1H-NMR Senyawa Hasil Sintesis
c. Hasil Spektrofotometri Massa
Hasil Spektrum Spektrofotometri Massa
Berdasarkan hasil spektrum pada gambar di atas diperoleh satu berat molekul
dengan puncak tertinggi yaitu 229,2. Pembacaan hasil spektrofotometri massa
dilakukan dengan menjumlahkan M+1 yaitu 228,01( BM hasil perhitungan) + 1
sehingga diperoleh 229,01 mendekati 229,2. Dengan demikian terbukti bahwa
senyawa hasil sintesis yaitu senyawa 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methyl thiourea telah
terbentuk dari proses sintesis jika dilihat dari beberapa identifikasi menggunakan
beberapa karakterisasi.
3. Uji in vitro dengan metode MTT assay
KonsentrasiAbs.
sampel
Kontrol
sel
Kontrol
media
(samp -
media)
A
(sel -
media)
B
A/B% sel
hidup
% sel
mati
250 0.380 0.716 0.093 0.288 0.623 0.4617 46 54
125 0.540 0.716 0.093 0.447 0.623 0.7180 72 28
62.5 0.639 0.716 0.093 0.546 0.623 0.8764 88 12
31.25 0.547 0.716 0.093 0.455 0.623 0.7298 73 27
15.625 0.626 0.716 0.093 0.534 0.623 0.8566 86 14
IC-50 245 mg/ml
Data absorbansi dan perhitungan % kematian sel HeLa dari senyawa 1-(2-
Chlorobenzoyl)-3–Methyl thiourea
KonsentrasiAbs.
sampel
Kontrol
sel
Kontrol
media
(samp -
media)
A
(sel -
media)
B
A/B% sel
hidup
% sel
mati
250 0.459 0.607 0.094 0.365 0.513 0.711 71 29
125 0.504 0.607 0.094 0.410 0.513 0.799 80 20
62.5 0.516 0.607 0.094 0.422 0.513 0.822 82 18
31.25 0.576 0.607 0.094 0.482 0.513 0.939 94 6
15.625 0.602 0.607 0.094 0.508 0.513 0.990 99 1
IC-50 426 mg/ml
Data absorbansi dan perhitungan % kematian sel HeLa dari senyawa hidroksi urea
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa senyawa 1-(2-
Chlorobenzoyl)-3–Methyl thiourea dapat disintesis dari reaksi antara 2-Klorobenzoil
klorida dengan N-Metil tiourea. Dan persen hasil yang diperoleh sebesar 77% (4,389
gram). Dari hasil karakterisasi dengan spektrofotometri UV, spektroskopi infra merah,
spektroskopi 1HNMR dan spektroskopi massa juga dapat disimpulkan bahwa senyawa
yang dihasilkan merupakan struktur dari senyawa 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–Methylthiourea.
Sedangkan dari uji in vitro dihasilkan besarnya IC-50 senyawa 1-(2-Chlorobenzoyl)-3–
Methyl thiourea pada sel HeLa sebesar 245 mg/ml sedangkan IC-50 senyawa hidroksi
urea sebesar 426 mg/ml.