presentation 1

35
Laporan Skenario 3 Kelompok Tutorial 1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2012/2013

Upload: frishamdaa

Post on 05-Dec-2015

231 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Presentation 1

TRANSCRIPT

Page 1: Presentation 1

Laporan Skenario 3Kelompok Tutorial 1

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Jambi2012/2013

Page 2: Presentation 1

ANGGOTA KELOMPOK 1 :

•FLORENSIA G1A112001•MUHAMMAD ALIF F S G1A112003•WULANDARI G1A112005•STEVEN G1A112007•HADIZA PEBRAMA G1A112009•KHAIDARNI G1A112011•FRISHA HAMDA A G1A112013•SUNNY CHERYLINE G1A112015•SISKA MELIANA G1A112017•DIGA ANA RUSFI G1A112019•LUZI INTAN A ALIMI G1A112021•GITA TANBAO SUSELIN G1A112024

Page 3: Presentation 1

Bayi Boy yang MalangBayi Boy 9 bulan dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan nafasnya cepat. Nafas cepatnya sudah terlihat sejak 2 hari dan sudah memberat sejak 2 hari dan semakin memeberat 3 jam yang lalu. Keluhan disertai dengan demam tinggi dan batuk. Sebelumnya bayi Boy mengalami batuk pilek yang tidak kunjung sembuh. Ibunya mengatakan bayi Boy sangat rewel dan nafsu makannya menurun sehingga berat badan bayi Boy menurun dalam 2 minggu terakhir. Ibunya mengaku sejak lahir bayi Boy minum susu formulakarena ASI nya tidak keluar. Ibunya juga mengatakan bahwa mereka tinggal di rumah kontrakan kecil berukuran 6x4 m2 yang diisi oleh 5 anggota keluarga. Saat diperiksa oleh dikter didapatkan adanya retraksi epigastrium dan pada pemeriksaan auskultasi didapatkan adanya suara ronkhi basah halus nyaring di basal kedua paru. Apa yang anda lakukan sebagai dokter puskemas? Seandainya kakek bayi Boy mengalami kondisi serupa, adakah perbedaan dalam penatalaksanaannya?

Page 4: Presentation 1

•Klarisifikasi istilah :

 •Demam : Peningkatan suhu di atas normal ( > 37,2 )

•Batuk : Mekanisme pertahanan tubuh mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan

•Pilek : Penyakit infeksi saluran nafas atas yang sembuh sendiri (self limiting)

•Retraksi epigastrium : penarikan ke belakang dinding dada sebelah bawah kedalam karena inspirasi kuat

Page 5: Presentation 1

• Auskultasi : menggunakan suara tubuh biasanya menggunakan stetoskop

• Ronkhi basah : bunyi yang dihasilkan oleh udara dan cairan pada paru

• Basal : bagian paling rendah atau fundamental suatu struktur atau organ atau bagian yang berlawanan dari apeks

Page 6: Presentation 1

Indentifikasi masalah :1. Apa saja penyakit yang gejalanya nafas

cepat?2. Bagaiamana klasifikasi nafas cepat pada bayi?

`3. Bagaimana mekanisme nafas cepat?4. Apa makna klinis nafas cepat sejak 2 hari

yang lalu dan memberat 3 jam yang lalu?5. Apa makna klinis demam tinggi dan batuk?6. Bagaimana patofisiologi demam?7. Bagaimana patofisiologi batuk?8. Apa makna klinis batuk pilek tak kunjung

sembuh?9. Bagaimana patofisiologi pilek?10.Apa makna klinis nafsu makan menurun dan

berat badan turun?

Page 7: Presentation 1

11. Bagaimana patofisiologi berat badan turun?12. Apa saja komposisi susu formula?13. Apa hubungan keluhan bayi Boy dengan minum susu

formula?14. Apa hubungan lingkungan dengan keluhan bayi Boy?15. Apa makna klinis retraksi epigstrium dan ronkhi basah?16. Bagaimana mekanisme suara ronkhi?17. Apa yang terjadi pada bayi Boy?18. Bagaimana penatalaksanaan pada keluhan bayi Boy?19. Apa hubungan keluhan bayi Boy dengan kondisi yang

dialami kakek Boy?20. Bagaimana perbedaan penatalaksanaan pada bayi dan

dewasa?

Page 8: Presentation 1

1. Penyakit yang gejalanya sesak nafas ?

JAWAB :

• Pneumonia• Bronkopneumonia• PPOK• Gagal jantung• Emboli paru• Efusi pleura• Asma• TBC• Obesitas• Hipertensi pulmonal• Pneumothoraks

Page 9: Presentation 1

2. Menurut WHO klasifikasi nafas cepat adalah frekuensi pernafasan sebanyak:

JAWAB :

60 kali per menit pada anak usia kurang dari 2 bulan50 kali permenit pada anak usia 2 bulan-12 bulan40 kali permenit pada anak usia 1 tahun -5 tahun

Page 10: Presentation 1

3. Bagaimana mekanisme nafas cepat

JAWAB :

Host terpapar allergen allergen menginfeksi parenkim paru allergen berikatan dengan Sel Mast dan Ig E aktivasi mediator-mediator inflamasi (Makrofag dan Sel T helper) mengeluarkan zat-zat inflamasi seperti histamin yang akan menyebabkan hipersekresi mucus mucus dan cairan berkumpul di alveolus menurunnya difusi O2 dan CO2 kebutuhan O2 meningkat usaha untk mendapatkan O2 yang cukup nafas cepat.

Page 11: Presentation 1

4. Apa makna klinis nafas cepat sejak 2 hari yang lalu dan memberat 3 jam yang lalu?

JAWAB :Terjadinya obstruksi jalan nafas dan terganggunya difusi O2 sejak 3 jam yg lalu. Terjadi juga peristiwa kronik atau berulang sehingga batuk semakin berat.

Page 12: Presentation 1

5. Apa makna klinis demam tinggi dan batuk?

JAWAB :Demam terjadi karena mikroorganisme yang menginfeksi, lalu batuklah yang bertugas untuk keluarkan benda asing tersebut.

Page 14: Presentation 1

7. Bagaimana patofisiologi batuk?

JAWAB :Batuk terjadi karena debu sebabkan pergerakan silia tidak bagus. Selain itu batuk kirimkan impuls ke paroreseptor menuju saraf aferen lalu ke hipotalamus medula lalu menuju saraf eferen dan terakhir ke efektor yaitu otot pernafasan sehingga tekanan intrathorakal naik lalu udara dipaksa keluar lewat epiglotis.

Page 15: Presentation 1

8. Apa makna klinis batuk pilek tak kunjung sembuh?

JAWAB :inflamasi kronik pada saluran pernafasan.pengeluaran mukus yang berlebihan batuk dan pilek

tidak kunjung sembuh karena bayi masih memiliki sistem respirasi yang masih rentan, silia sulit untuk mengeluarkan benda asing.

Bayi Boy mengalami infeksi saluran pernafasan yang bersifat kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Page 16: Presentation 1

9. Bagaimana patofisiologi pilek?

Benda asing masuk dan menginfeksi saluran pernafasan aktivasi makrofag sel T helper sel plasma IgE diikat oleh mastosit dan basofil histamin vasodilatasi penurunan tekanan kapiler dan permeabilitas peningkatan sekresi mucus Pilek.

Page 17: Presentation 1

10. Apa makna klinis nafsu makan menurun dan berat badan turun?

•Nafsu makan menurun akibat adanya infeksi pada tubuh.

•Berat badan turun terjadi karena pemakaian protein dalam tubuh akibat terjadinya peningkatan metabolisme tubuh sehingga menyebabkan penurunan berat badan . Adanya infeksi bakteri reaksi inflamasiaktivasi makrofag melepaskan IL-1,IL-6,dan TNF (mediator fase akut) yang dihasilkan leukosit sebagai respon infeksi atau terhadap cidera dan toksik dan dilepaskan secara sistemik dalam bentuk kaskade sitokinTNF menginduksi produksi IL-1 selanjutnya merangsng produksi IL-6 memblok pusat makan dihipotalamus nafsu makan ↓ berat badan ↓

Page 18: Presentation 1

11. Bagaimana patofisiologi berat badan turun?

Ketika terjadi inflamasi kronik terjadilah aktifasi makrofag yang akan mengeluarkan mediator yaitu interleukin 1 & 6 dan TNF yang akan menekan pusat nafsu makan di hipotalamus pada bagian ventromedial yang menyebkan anoreksia dan penurunan berat badan.

Page 19: Presentation 1

12. Apa saja komposisi susu formula?

•air, •kabohidrat, •protein, •lemak, •karnitin, •vitamin A, D, E, K dan mineral.

•Sel imun, limfosit T, limfosit B, makrofag, netrofil yang menghasilkan antibody dan langsung menghancurkan mikroorganisme patogenik.

•IgA sekretorik, •mucus, •laktoferin, •faktor bipidu pada asi. •Kandungan susu formula kasein dan whey

Page 20: Presentation 1

13. Apa hubungan keluhan bayi Boy dengan minum susu formula?

Kolostrum mengandung zat kekebalan 10 – 17 kali lebih banyak dari susu formula. Jadi bayi bersusu formula tidak mendapatkan imun yang cukup jika dibandingkan bayi bersusu eksklusif.

Page 21: Presentation 1

Bakteri dapat tumbuh hidup pada keadaan gelap, lembab, penyinaran kurang dan sempit. Dengan ukuran rumah kecil memiliki keadaan ruangan yang sedikit ventilasinya dengan ruang yang sempit karena banyak anggota keluarga. Hal itu dapat mempermudah perkembangan dan penularan bakteri. Salah satu keluarga terkena penyakit maka akan mudah bayi Boy ikut tertular. Menurut peraturan menteri kesehatan kepadatan hunian dengan luas kamar 8 m2 untuk dua orang.

14. Apa hubungan lingkungan dengan keluhan bayi Boy?

Page 22: Presentation 1

15. Apa makna klinis retraksi epigstrium dan ronkhi basah?

•adanya sumbatan saluran pernafasan pada bayi boy yang menyebabkan adaanya pernafasan paksa

•terjadilah retraksi epigastrium untuk mengkompensasi kekurangan oksigen dari dalam tubuh bayi Boy.

•Ronkhi basah merupakan suara napas tambahan berisik dan terputus akibat aliran udara yang melewati cairan karena terbentuknya eksudat dalam alveoli yang diakibatkan karena peradangan alveolus (parenkim paru), saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring.

•Ronkhi basah terjadi akibat adanya aliran udara yang melewati cairan. Ronkhi basah terjadi akibat adanya inflamasi atau kongesti.

Page 23: Presentation 1

•Sebagai respon lain dari inflamasi yaitu konsolidasi, yaitu ekstrapasasi cairan serosa ke dalam alveoli sehingga terbentuknya eksudat dalam alveoli yang menimbulkan suara ronkhi basah ketika ventilasi.

16. Bagaimana mekanisme suara ronkhi?

Page 24: Presentation 1

•Gejala : nafas cepat, demam tinggi, batuk, BB menurun, retraksi epigastrium, suara ronki basah halus nyaring.Diagnosis: suspek pneumonia.

17. Apa yang terjadi pada bayi Boy?

Page 25: Presentation 1

•Pneumonia berat : •Dirujuk ke rumah sakit•Diberikan 1 kali dosis antibiotik•Bila demam atau weezing di obati terlebih dahulu

18. Bagaimana penatalaksanaan pada keluhan bayi Boy?

Page 26: Presentation 1

Pneumonia :•Nasehati ibu untuk tindakan perawatan di rumah•Antibiotik 5 hari•Anjurkan ibu kontrol 2 hari / cepat bila keadaan memburuk•Obati demam atau weezing

Penatalaksanaan pneumonia :•Penderita pneumonia dapat dirawat di rumah, namun bila keadaannya berat penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan yang memadai, seperti cairan intra vena bila sangat sesak, oksigen, serta sarana rawat lainnya. Bayi memerlukan perhatian lebih khusus lagi. •Diberikan kotrimoksazol 2 x 2 tablet. Dosis anak :               • 2 – 12 bulan : 2 x ¼ tablet               • 1 – 3 tahun : 2 x ½ tablet               • 3 – 5 tahun : 2 x 1 tablet•Antibiotik pengganti adalah amoksisilin atau ampisilin.

Page 27: Presentation 1

•Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan eritromisin 500 mg 4 x sehari. Demikian juga bila diduga penyebabnya mikoplasma (batuk kering).

•Tergantung jenis batuk dapat diberikan kodein 8 mg 3 x sehari atau brankodilator (teofilin atau salbutamol).

•Pada kasus dimana rujukan tidak memungkinkan diberikan injeksi amoksisilin dan / atau gentamisin.Pada orang dewasa terapi kausal secara empiris adalah penisilin prokain 600.000 – 1.200.000 IU sehari atau ampisilin 1 gram 4 x sehari terutama pada penderita dengan batuk produktif.

Page 28: Presentation 1

•Hubungan penyakit bayi boy dengan kakeknya karena bayi boy ini tinggal bersama dalam satu rumah, kemungkinan kakeknya juga menderita pneumonia. Kakeknya menularkan penyakitnya tersebut dengan boy melalui inhalasi keluarnya droplet nuclei dari kuman penyebab pneumonia. Karena bayi boy masih kecil jadi sistem imunnya masih rentan ditambah juga bayi boy ini tidak mendapatkan ASI dari ibunya, sehingga mudah terkena infeksi.

19. Apa hubungan keluhan bayi Boy dengan kondisi yang dialami kakek Boy?

Page 29: Presentation 1

•Perbedaan Penatalaksanaan pada bayi dan dewasa:Pada dewasa dapat dilakukan pemeriksaan sputum sedangkan pada bayi tidak bisa.

Penatalaksanaan pneumonia terdiri dari 2,penatalaksanaan umum dan khusus•Penatalaksanaan umum

1.Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang atau Pao2 pada analisis gas darah >60 torr2.Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit3.Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena

20. Bagaimana perbedaan penatalaksanaan pada bayi dan dewasa?

Page 30: Presentation 1

•Penatalaksanaan khusus1.Mukolitik, ekspektoran dan obat penurun panas sebaiknya tidak diberikan pada 72 jam pertama karena akan mengaburkan interpretasi nreaksi antibiotic awal

2.Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi, takikardi atrau penderita kelainan jantung

3.Pemberian antibiotic berdasarkan mikroorganisme penyebab dan manifestasi klinis. Pneumonia ringan diberi amoksisilin 10-25 mg/kgBB/dosis

4.Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu di rawat inap. Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat ringannya penyakit misalnya toksis, distress pernafasan, tidak mau makan/minum atau ada penyakit dasar lain, komplikasi dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonates dan bayi kecil dengan pneumonia harus dirawat inap.

Page 31: Presentation 1

Pneumonia Rawat jalan

diberikan antibiotic lini pertama secara oral, misalnya amoksisiln atau kotrimoksazol.

Pada pneumonia ringan berobat jalan, dapat diberikan antibiotic tunggal oral dengan efektivitas yang mencapai 90%.

Pneumonia Rawat Inap

antibiotic lini pertama dapat menggunakan antibiotic golongan beta laktam atau kloramfenikol.

Jika tidak responsive, dapat diberikan antibiotic lain seperti gentamisin, amikasin atau sefalosforin sesuai dengan etiologinya.

Pada neonates dan bayi keil, terapi awal antibiotic intravena harus dilakukan secepat mungkin dan antibiotic yang direkomendasikan adalah antibiotic spectrum luas seperti kombinasi beta laktam/klavunalat dengan aminoglikosid atau sefalosforin generasi ke-3.pada penderita dengan batuk produktif.

Page 32: Presentation 1

Mind map

Page 33: Presentation 1

HIPOTESIS

Bayi Boy mengalami bronkopneumonia.

Page 34: Presentation 1

1. Dahlan, Zul. Pneumonia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi V. Editor: Aru W. Sudoyo, dkk. Jakarta: InternaPublishing. 2009. p. 2196-2206.

2. Djojodibroto, R Darmanto. Respirologi Respiratory Medicine. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2007.

3. Finkel, Richard dkk. Respiratory System in Lippincott's Illustrated Reviews: Pharmacology, 4th Edition Farmakologi. -: The Point. 2009.

4. Guyton, Arthur C. , John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi : 11. Jakarta: EGC. 2007.

5. Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 25. Jakarta: EGC. 1998.6. Nelson, Waldo E, dkk. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. 2000.7. Purba, Bernhard Aprianto. Fisiologi Respirasi. Jambi: -. 2011.8. Solomon, William R. Patofisiologi Edisi 6 Volume. Editor: Sylvia

A. Price & Lorraine M. Wilson. Jakarta:EGC. 2005.

DAFTAR PUSTAKA

Page 35: Presentation 1

TERIMA KASIH ATAS PERHANTIAN ANDA