presentation 1

Upload: winda-diah-nugraheni

Post on 09-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

  • A 7

    KETUA : AHMAD FARIZ N.SEKERTARIS : ASEP HIDAYATANGGOTA : Anita Yulanda KasihBrillian KhoeratunisaDina AkmaliaFahima H. AbusamaGiska DianfayaniIndra SaputraMega Indah Kartika

  • Efek dua jenis pakaian dalam pada metabolisme bagian panas 60 menit setelah 30 menit latihan keras pada cuaca dingin

  • Tujuan : 1. Menyelidiki pentingnya penelitian termofisiologis pada barang hidrofilik dan hidrophobik pada bahan pakaian dalam di bawah pengaruh produksi keringat selama olah raga keras di cuaca dingin. 2. Menyelidiki suhu dan kelembaban pada pakaian dalam iklim mikro pada punggung pakaian ski tidak konsisten selama masa istirahat.

  • Material : Dua lapis pakaian katun dengan dua pasang baju lengan panjang dan celana panjang.Dua lapis pakaian dalam polipropena dengan baju lengan panjang dan celana panjang.Bahan pakaian ini sama dengan bahan pakaian yang digunakan pada percobaan sebelumnya.

  • Subjek : Delapan wanita dewasa yang menjadi sukarelawan dipenelititan ini.

    Ciri-ciri fisik :Usia : 22,1 0,9Tinggi : 163,3 1,6 cmBerat : 57,2 3,1 kgArea permukaan tubuh : 1,56 0,04 m2

  • Metoda : Termografi untuk pengukuran suhu permukaan pakaian pada daerah punggung pada subjek yang diambil oleh sistem video termal (TVS 8100 AVIO, Jepang, ketepatan 0,4%). Sebelum sesi eksperimental, pengambilan oksigen maksimal (VO2) selama 30 menit dan diikuti oleh 60 menit istirahat. Nilai VO2 adalah 33,5 2,21 ml/kg. Menit dan rata-rata intensitas olahraga adalah 103,1 4,21 w di penelitian ini.

  • Hasil : 1. Penurunan suhu atas pada OP yang menggunakan bahan (P) lebih tinggi daripada Opyang menggunakan bahan (C). 2. Suhu iklim mikro pada lapisan paling dalam pada daerah dada(tengah, kanan) secara signifikan lebih tinggi pada pakaian dalam jenis C daripada jenis P selama olah raga, tetapi tidak berbeda secara signifikan selama masa istirahat. 3. Kelembaban absolut antara pakaian dalam dan pakaian luar pada bagian tengah dan bawah tubuh lebih tinggi secara signifikan pada jenis P daripada jenis C. 4. Perubahan pada berat pakaian dalam antara awal dan akhir eksperimen cenderung lebih besar pada pakaian dalam jenis C daripada jenis P. 5. Produksi panas metabolik secara signifikan lebih tinggi pada pakaian dalam jenis P daripada jenis C selama 30 menit terakhir selma masa istirahat. 6. Denyut nadi pada OP dengan pakaian dalam jenis C lebih besar daripada denyut nadi pada OP dengan pakaian dalam jenis P.