presus 4 sitta chf
DESCRIPTION
internaTRANSCRIPT
CONGESTIVE HEART FAILURE
Sitta Grewo Liandar20100310017
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Tuban
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Alamat : Kejajar, Wonosobo
Tanggal Masuk RS : 25 April 2015
Anamnesis
Keluhan Utama: Sesak NafasRiwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang sudah dialami selama seminggu. Sesak nafas dirasakan terutama saat beraktivitas. Pasien mengaku cepat sekali ngos-ngosan meski hanya jalan sebentar. Sesak dirasakan terutama pada malam hari. Pasin tidak bisa tidur dengan satu bantal, pasien mengaku tidur minimal dengan 2 bantal untuk mengurangi sesaknya. Pasien juga mengeluh batuk yang terus menerus dan berdahak hingga keluar suara grok-grok.
Riwayat Penyakit DahuluTidak ada riwayat mondok sebelumnya Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluhan yang serupa, hipertensi disangkal, DM disangkal, penyakit jantung disangkal, keadaan fisik yang sama (kretinisme) dialami oleh kedua kakak perempuannya.
Riwayat Personal Sosial Pasien memiliki kebiasaan merokok. Sehari pasien menghabiskan minimal 1 bungkus rokok, pasien jarang berolahraga.
Sistem Cerebrospinal : Compos mentis, tidak ada pusing, demam tidak ada
Sistem Cardiovaskuler : tidak ada nyeri dada, tidak berdebar
Sistem Respirasi : sesak napas, batuk Sistem Gastrointestinal : mual, Sistem Urogenital : BAK lancar Sistem Integumentum: Tidak ada sianosis, turgor kulit
baik Sistem Muskuloskeletal :Gerak dan kekuatan seluruh
ektrermitas baik
Anamnesis Sistem
Keadaan Umum: Tampak Sesak Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital Suhu : 37°C Nadi : 109 kpm, tegangan
kuat, isi cukup, reguler Pernapasan : 28 kpm Tekanan Darah : 150/ 80 mmHg
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALIS
• NormocephaliKepala• Konjungtiva anemis +/+• Skelra ikterik -/-• Pupil bulat isokor, Refleks
cahaya langsung/tidak langsung +/+
Mata• KGB tidak teraba membesar• Kelenjar tiroid tidak teraba
membesar• JVP meningkat
Leher
INSPEKSI• Ictus cordis tidak tampak
PALPASIIctus cordis teraba di SIC 4 linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantungkanan atas : SIC II linea para sternalis kanankiri atas : SIC II linea para sternalis kirikanan bawah : SIC IV linea parasternalis kanankiri bawah : SIC VI 2 cm lateral mid klavikula kiri
JANTUNGTHORAX
AUSKULTASI Bunyi jantung I - II reguler murmur (-), gallop (-)
• Tampak pergerakan dinding dada simetrisINSPEKSI
• Teraba pergerakan dinding dada simetris
• Vocal fremitus kanan sama dengan kiri
PALPASI
• Sonor diseluruh lapang paruPERKUSI
• suara nafas vesikuler menurun terdapat ronki basah kasar pada kedua lapang paru
AUSKULTASI
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
• Datar• Spider nevi (-), kaput
medusae (-)
• Supel, • Undulasi (-)• Hati dan limpa tidak teraba
membesar
• Nyeri ketuk (-)• Shifting dullness (-)
• Bising usus (+), Arterial bruit (-)
EKSTREMITAS
Akral Hangat
Oedem
+ +
+ +
- -
+ +
LABORATORIUM
Darah Rutin• Hemoglobin : 15, 5 g/dl (13.2- 17.3)• Leukosit : 8.2 . 103 / µL ( 3.8- 10.6)• Eosinofil :2.10 % ( 2-4)• Basofil : 0.400• Netrofil : 75.4 % (50-70)• Limfosit : 14 % ( 25-40)• Monosit : 8.1 % (2-8)• Hematokrit : 45 (40-52)• Eritrosit : 5.3. 106/ µL (4.4-5.9)• Trombosit : 193. 103 / µL ( 150-400)• MCV : 84 fL ( 80-100)• MCH : 29 pg ( 26-34)• MCHC : 35 g/dl ( 32-36)
Kimia Klinik
• GDS : 91 mg/ dl ( 70-150)• Ureum :18.0. 3 103 / µL (<50)• Creatinin : 0.54 103 / µL (0.6-1.10)Cholesterol Total: 163. 03 / µL• Trigliserida : 33.103 / µL (70-140)• SGOT : 47.3 U/L (0-50)• SGPT : 27.5 U/L ( 0-50)• -
Hasil EKG
Diagnosis KerjaCHF gr 3-4 dengan Kretinisme
Penatalaksanaan• O2 3 Liter per Menit• Pasang DC• Infus Futrolite + Drip Aminopilin• Inj Furosemid 2x1 A• Inj Vicillin sx 1x1• Inj Ranitidin 2x1 A PO: • Spironolacton 2x1• Natto 1x1• KSR 2x1• Digoxin 2x 0.2 mg• CPG 1x1
CHF
• Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompensatoriknya.
• Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan
CHF dapat disebabkan oleh 2 hal sebagai berikut :Intra-kardia : Endokard : endokarditis, penyakit katup jantung,
prolaps katup mitral Miokard : penyakit jantung iskemi, miokarditis, aritmia
kordis Perikardium : perikarditis konstriktiva, efusi
perikardiumEkstra-kardia hipertensi hipertiroid anemia
Jantung kiri primer
Penyakit jantung iskemik
Penyakit jantung hipertensi
Penyakit katup aorta
Penyakit katup mitral
Miokarditis
Kardiomiopati
Amyloidosis jantung 7
Jantung kanan primer
Gagal jantung kiri
Penyakit pulmonari kronik
Stenosis katup pulmonal
Penyakit katup trikuspid
Penyakit jantung kongenital (VSD,PDA)
Hipertensi pulmonal
Embolisme paru masif7
Gagal output rendah
Kelainan miokardium
Penyakit jantung iskemik
Kardiomiopati
Amyloidosis
Aritmia
Peningkatan tekanan pengisian
Hipertensi sistemik
Stenosis katup
Semua menyebabkan gagal ventrikel
kanan disebabkan penyakit paru
sekunder
Gagal output tinggi
Inkompetensi katup
Anemia
Malformasi arteriovenous
Overload volume plasma
Pada CHF terdapat gagal jantung kanan dan dan gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan ditandai oleh adanya pulsasi parasternal dan pulsasi epigastrium, terdapat bising jantung gallop, terdapat pembesaran pada ventrikel dextra (RVH) pada pasien kronik. Selain itu, gejala dan tanda yang dapat diakibatkan oleh adanya decomp. kanan adalah sebagai berikut :
Anoreksia, cepat merasa kenyang, mual
Venektasi temporal (+), mata kodok, JVP meningkat, HJR (+)
Hepatomegali dengan atau tanpa splenomegali
Ascites
Ikterus pada pasien kronis
Oedem perifer sampai oedem anasarka
Pada gagal jantung kiri, gejala dan tanda yang sering muncul adalah sebagai berikut :• Dyspneu on effort• Orthopneu• Paroxysmal nocturnal dyspneu• Hemoptisis warna merah jambu• Ronchi basah halus dengan atau tanpa wheezing• Bunyi jantung II mengeras bila ada hipertensi pulmonal
Diagnosis CHF
Anamnesis “Framingham Kriteria”Kriteria Mayor Kriteria Minor
Paroksismal nocturnal dispnea
(PND)
Distensi vena leher
Ronki basah
Kardiomegali
Udem paru akut
S3 gallop
Peningkatan tekanan vena >16 cm of
water
Waktu sirkulasi > 25 detik
Hepatojugular refluks positif
Hidrotoraks
Udema tungkai
Batuk malam hari
Dispnea saat aktivitas
Hepatomegali
Efusi pleura
Penurunan kapasitas vital 1/3 dari
maksimum
Takikardia (>120 x/menit)
Kriteria mayor atau minor:
- Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan
- Suatu diagnosis yang pasti dari CHF memerlukan 2 kriteria mayor,
atau 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor yang terjadi bersamaan
Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah dan NadiJugular Vein PressureIctus cordisSuara jantung tambahanPemeriksaan paruPemeriksaan hepar dan hepatojugular refluxEdema tungkaiCardiac Cachexia
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium Rutin Elektrokardiogram (EKG)RadiologiPenilaian fungsi LV (Ekokardiografi
Klasifikasi menurut New York Heart Association (NYHA), merupakan pedoman untuk pengklasifikasian penyakit gagal jantung kongestif berdasarkan tingkat aktivitas fisik, antara lain:
Klasifikasi Fungsional NYHA
(Klasifikasi berdasarkan Gejala dan Aktivitas Fisik)
Kelas I Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari – hari tidak menyebabkan kelelahan, palpitasi
atau sesak nafas.
Kelas II Sedikit pembatasan aktivitas fisik. Berkurang dengan istirahat, tetapi aktivitas sehari – hari
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas III Adanya pembatasan yang bermakna pada aktivitas fisik. Berkurang dengan istirahat, tetapi aktivitas
yang lebih ringan dari aktivitas sehari – hari menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas IV Tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa adanya kelelahan. Gejala terjadi pada saat
istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan akan semakin meningkat.
Tahapan Gagal Jantung berdasarkan ACC/AHA
(Derajat Gagal Jantung berdasarkan struktur dan kerusakan otot jantung)
Tahap A Risiko tinggi berkembang menjadi gagal jantung, tidak ada dijumpai abnormalitas
struktural dan fungsional, tidak ada tanda atau gejala.
Tahap B Berkembangnya kelainan struktural jantung yang berhubungan erat dengan perkembangan
gagal jantung, tetapi tanpa gejala atau tanda.
Tahap C Gagal jantung simptomatik berhubungan dengan kelainan struktural jantung.
Tahap D Kelainan struktural jantung yang berat dan ditandai adanya gejala gagal jantung saat
istirahat meskipun dengan terapi yang maksimal.
Klasifikasi Derajat Gagal Jantung berdasarkan American College of Cardiology dan American Heart Association.3
Tabel 2. Tahapan Gagal Jantung berdasarkan ACC/AHA
Patofisiologi CHF
Manifestasi Klinik
Non Farmakalogi :
Edukasi : terangkan hubungan keluhan, gejala dengan pengobatan.
Diet Hentikan rokok Hentikan alkohol pada kardiomiopati Aktivitas fisik Istirahat baring pada gagal jantung
akut, berat dan eksaserbasi akut.
Terapi
Farmakologi
KRETINISME
Kretinisme adalah gangguan akibat kegagalan kelenjar tiroid yang memproduksi hormon tiroid atau hipotiroidisme . Kretinisme juga merupakan gejala kekurangan iodium atau gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Penderita kelainan ini mengalami keterlambatan dalam perkembangan fisik maupun mentalnya
DEFINISI
Pada penderita kretinisme biasanya ditandai dengan perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam tubuh sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tulang dan otot disertai kemunduran mental karena sel-sel otak kurang berkembang
. Bila terjadi pada orang dewasa, gejalanya berupa kulit tebal, muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah, serta lamban secara fisik dan mental
TANDA
Terdapat dua macam kretinisme
MACAM- MACAM KRETINISME
ENDEMIK SPORADIK
Kretin endemik disebabkan oleh kekurangan iodium,
Kretin sporadik atau juga dikenal sebagai hipotiroid kongenital disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid pada bayi baru lahir seperti tidak adanya kelenjar tiroid (aplasia), kelainan struktur kelenjar (displasia,hipoplasia), lokasi abnormal (kelenjar ektopik) atau ketidakmampuan mensintesis hormon karena gangguan metabolik kelenjar tiroid (dishormonogenesis)
ETIOLOGI
Kreatinisme terjadi disebabkan karena adanya beberapa kelainan, yaitu:• Agenesis (kegagalan pembentukan atau pengembangan
sebagian atau seluruh organ atau bagian tubuh saat masih dalam tahap embrio) atau disgenesis kelenjar tiroid.
• Kelainan hormogenesis• Kelainan bawakan enzim (inborn error)• Defisiensi iodium (kretinisme endemic
Kretinisme konginetal• Kretin sporadik atau dikenal juga sebagai hipotiroid
kongenital berbeda dengan kretin endemik.
• Patofisiologi
Kecepatan pertumbuhan tidak berlangsung secara kontinyu selama masa pertumbuhan, demikian juga faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan. Pertumbuhan janin, tampaknya sebagian besar tidak bergantung pada control hormon, ukuran saat lahir terutama ditentukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor hormon mulai berperan penting dalam mengatur pertumbuhan setelah lahir. Faktor genetik dan nutrisi juga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada masa ini.
Kelenjar tiroid yang bekerja dibawah pengaruh kelenjar hipofisis, tempat diproduksinya hormon tireotropik. Hormone ini mengatur produksi hormone tiroid, yaitu tiroksin (T4) dan triiodo-tironin (T3). Kedua hormone tersebut dibentuk dari monoiodo-tirosin dan diiodo-tirosin. Untuk itu diperlukan dalam proses metabolic didalam badan, terutama dalam pemakaian oksigen.
Selain itu juga merangsang sintesis protein dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan vitamin. Hormon ini juga diperlukan untuk mengolah karoten menjadi vitamin A. Hormone tiroid esensial juga sangat penting untuk pertumbuhan tetapi ia sendiri tidak secara langsung bertanggung jawab menimbulkan efek hormone pertumbuhan. Hormone ini berperan permisif dalam mendorong pertumbuhan tulang, efek hormone pertumbuhan akan maksimum hanya apabila terdapat hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat. Akibatnya, pada anak hipotiroid pertumbuhan akan terganggu, tetapi hipersekresi hormone tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan berlebihan.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit kreatinism adalah malformasi (kegagalan) skeletal dan keterbelakangan mental ireversibel untuk bayi hipotiroid yang tidak diobati pada usia 3 bulan. Anak-anak mungkin menunjukkan ketidakmampuan dalam belajar dan pematangan seksual yang cepat atau lambat.Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme termasuk hipotermia tanpa menggigil, hipotensi, hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hinggan koma. Dalam keadaan darurat misalnya pada koma miskedema maka hormon tiroid diberikan secara intravena