presus syaraf dani 2
TRANSCRIPT
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 1/23
PRESENTASI KASUS
VERTIGO
Disusun Untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kedokteran Saraf
Di RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Diajukan kepada :
dr. Hj. Tri Wahyuliati, Sp. S, M.Kes.
Disusun oleh :
Dhani Sahirul Alim
NIM : 2006.031.0174
SMF BAGIAN ILMU KESEHATAN SARAF
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2011
1
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 2/23
PRESENTASI KASUS
VERTIGO
Telah disetujui dan dipresentasikan
pada tanggal 22 Desember 2011
Menyetujui :
Dokter Pembimbing
(dr. Tri Wahyuliati, Sp.S, M.Kes.)
2
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 3/23
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
PRESENTASI KASUS ILMU PENYAKIT SARAF
Ruang : Arofah
Dokter yang merawat : dr.Hj. Tri Wahyuliati, Sp.S, M.kes
NO RM: 1288xx
Nama lengkap : Ny. S
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Palbapang, Bantul
Masuk RS tanggal : 08 Desember 2011 Jam : 02.00 WIB
ANAMNESIS
Keluhan utama : Rasa Berputar dan melayang
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan terasa melayang
dan berputar-putar. Keluhan dirasakan sejak 1 hari sebelum di opname. Pasien
sempat kerumah sakit, kemudian diberi obat, tetapi lupa namanya. Tetapi keluhan
tidak membaik. Pada hari H dini hari, pasien datang lagi ke UGD dengan keluhan
rasa berputar dan melayang yang semakin hebat. Disertai muntah dan jantung yang
berdebar-debar. Pasien menyatakan serangan rasa berputar dialami selama kurang
lebih 5 menit. Dengan onset yang mendadak dan relatif berat. Keluhan telinga
berdengung dan penurunan tajam pendengaran disangkal.
3
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 4/23
Riwayat Penyakit Dahulu : pasien belum pernah menderita penyakit yang
sama sebelumnya. Riwayat hipertensi (-), kejang (-).
Riwayat Penyakit Keluarga : anggota keluarga punya keluhan yang sama (-)
PEMERIKSAN FISIK
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
Vital Sign
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Respirasi : 24 x/menit
Suhu : 36.4°C
Kepala : conjungtiva anemis (-/-), pupil isokor (+/+), wajah perot (-),
lidah defiasi (-), pelo (-)
Ekstrimitas atas dan bawah : akral hangat
Ka Ki
Tonus otot 5/5/5 5/5/5
5/5/5 5/5/5
Kaku kuduk (-), refleks brudzinski (-), refleks babinski (-/-)
Tes Babinski (-), Hofmann (-), Trommer (-), Openheim (-), Gordon (-).
Reflek patella (+ normal), biceps (+ normal), triceps (+ normal).
Tes Romberg (+ pada mata tertutup).
Tes HallPike (+ pada 3x percobaan, durasi <1 menit).
Tes Nistagmus (+).
4
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 6/23
- Sudut nasolabial
8 VIII :Akustikus - Detik arloji
- Test rinne,
weber
dbn
tidak dilakukan
dbn
tidak dilakukan
9 IX :
Glossofaringeus
- Perasaan lidah
bagian belakang
- Refleks muntah
- Arcus faring
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
tidak dilakukan
10 X : Vagus - Bicara
- Menelan
- Nadi
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
dbn
11 XI : Accesorius - Memalingkan
kepala
dbn Dbn
12 XII :
Hipoglosus
- Menjulurkan
lidah
- Artikulasi
dbn
dbn
dbn
dbn
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Darah
Darah Lengkap
AL 12,1
Hb 13,7
6
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 7/23
AT 222
HCT 41
GDS 115
MCV 97
MCH 32,3
MCHC 33,3
EEG
Hasil :
Dalam batas normal, simetris. Irama dasar alfa simetris, reguler, tidak
dijumpai gelombanng abnornal dengan voltage sedang.
Kesan :
Dalam batas normal, dengan voltage sedang.
DIAGNOSIS
Klinis :Rasa berputar dan melayang yang berlangsung kurang dari 5 menit
terutama saat posisi tubuh berubah.
Topik :otoconia yang terlepas, masuk dan terjebak dalam kanalis
semisirkularis posterior Sistem vestibularis.
Etiologi : - Benign Paroxismal Positional Vertigo.
- Menierre disease.
-Labhyrinitis.
-Trauma kepala.
TERAPI
- Flunarizine tab 10 mg 2x1.
- Inj. Mecobalamine 2x1 amp.
- Metochlopramide HCL jika perlu.
- Inj. Citicoline 2x500mg.
7
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 8/23
PROGNOSIS
Dubia et bonam
PEMBAHASAN
VERTIGO
I. DEFINISI
8
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 9/23
Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo
merupakan keluhan subjektif penderita yang merasa sekelilingnya berputar, dan ada
kesan benda-benda bergoyang, dapat sampai menyebabkan mual, muntah dan jatuh.
Vertigo adalah ilusi gerakan pada diri pasien atau lingkungan sekelilingnya.
Sensasi vertigo dapat dirasakan sebagai berputar, miring, berayun, atau oleng.
Vertigo akut sering disertai gejala otonom ( mual, muntah, keringat dingin, muka
pucat ), ketidak seimbangan badan dan nistagmus ( sehingga penglihatan kabur )
Adanya vertigo menunjukkan adanya gangguan lintasan system saraf perifer atau
serebral dari system vestibuler, ( Manjoer 2000 ).
II. PATOFISIOLOGI
Secara biomolekuler diantara tiga organ sensorik yang membawa informasi
posisi tubuh terhadap lingkungan, organ vestibulum adalah yang paling penting
dibandingkan dengan indra penglihatan dan rasa proprioseptik untuk keseimbangan
tubuh. Sel rambut dari labirin peka terhadap percepatan linear dan sirkuler. Gerakan
kepala dan tubuh yang menyebabkan tertekuknya streosilia kearah kinosilia akan
membuka kanal kalium. Influks ion kalium merangsang depolarisasi membran sel
reseptor (R) diikuti dengan influks Ca lewat kanal Ca dan pelepasan NT
( Neurotransmiter ) ke celah sinap. Kaitan antara NT dengan R pasca sinar saraf
aferen akan menghantarkan infuls sensoris kepusat sistem vestibular.
Timbulnya sindrom Vertigo adalah ketika rangsangan gerak meningkatkan
CRH ( Corticotripin Relasing Hormon ) yang dilepaskan oleh Hipotalamus. Kenaikan
CRH dapat meningkatkan saraf simpatis diikuti dengan aktifitas saraf Parasimpatis
secara bergantian sesuai dengan aturan hubungan resiprocal inhibitor antara kedua
komponen yang menyusun sistem syaraf otonom. Dominasi yang bergantian antara
saraf simpatis dan saraf parasimpatis tersebut berlangsung sepanjang kadar CRH
masih tinggi. Vertigo, pucat, keringat dingin muncul saat dominasi saraf simpatis,
sedangkan mual dan muntah ketika dominasi saraf parasimpatis.
9
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 10/23
Selama rangsangan berulang berlangsung terus akan ada menutupan bertahap
kanal Ca diikuti dengan penurunan Infuls Ca dan pelepasan NT. Dengan akibat,
serangan vertigo berkurang dan selanjutnya menghilang ketika tumbuhnya adaptasi
dengan sempurna.
Unsur-unsur keseimbangan
Untuk melihat keseimbangan tubuh, susunan saraf memperoleh informasi
keseimbangan dari tiga sumber yaitu :
1. Mata
2. Ujung Saraf Proprioseptik
3. Bagian Vestibular Telinga Dalam
Bila terjadi gangguan pada salah satu alat tersebut dapat menyebabkan
kekacauan informasi. Susunan saraf yang mengatur keseimbangan adalah :
1. Unsur Vestibular ( Alat Vestibular dan Nervus Vestibular )
− Makula utrikuli yang terangsang oleh gaya sentrifugal yang terjadi
pada perubahan sikap kepala, atau oleh gaya tarik bumi bila tubuh
naik atau turun.
−
Krista ampularis dari kanalis semisirkularis yang peka terhadapgaya gerakan endolimfe akibat akselerasi baik yang angular
maupun yang rotatorik.
− Otolit sakuli yang terangsang oleh gaya tarik bumi dan gaya yang
melawan gravitasi bumi.
2. Serebellum : Serebelum menerima impuls proprioseptif yang
dicetuskan oleh berbagai reseptor di sendi – sendi dan otot – otot pada
waktu suatu gerakan berlangsung. Melalui nodulus, flokulus, uvula
dan pyramis dan nucleus fastigii impuls proprioseptif itu
mempengaruhi inti vestibular. Proses destruktif yang luas dalam
hemisfer serebellum dan vermis tidak menyebabkan vertigo.
10
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 11/23
3. Korteks Serebri : Rangsangan listrik korteks serebri apakah dari
daerah posterolateral lobus temporalis atau lobus parietal inferior,
sekitar fisura sylvia yang dapat membangkitkan vertigo hebat Impuls –
impuls keseimbangan yang disampaikan kepada serebelum dan inti –
inti vestibularis merupakan informasi yang akan diteruskan kepada
pusat pola gerakan voluntary dan reflektoris di tingkat korteks serebri.
Berdasarkan informasi tersebut gerakan dan sikap semua bagian dari
tubuh direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan garakan dan sikap
tubuh yang mendahuluinya. Dengan demikian stabilitas tubuh dengan
semua bagian – bagiannya terpelihara. Adapun 3 gerakan yang
dikendalikan dalam pemeliharaan keseimbangan tubuh ialah :
− Gerakan volunter dan reflektoris dari kepala, leher, badan dan
keempat anggota gerak.
− Gerakan volunter dan reflektoris kedua bola mata
− Gerakan involuntary visceral
Gambar 1. Bagan Sistim Keseimbangan Manusia
III. ETIOLOGI
11
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 12/23
Penyebab vertigo sangatlah banyak beberapa penyebab vertigo yang sering
muncul walaupun penyebab pastinya belum diketahui dengan jelas yaitu :
1. Vestibulum : Kadang-kadang kausa di vestibulum tidak serius seperti
pada Benign Posisional Vertigo.
2. N.VIII : Tidak jarang kausa dari pusing terletak pada N.VIII. Bila ini
terjadi maka disamping rasa pusing juga bisa terjadi tuli persepsi.
3. Reticulum dari batang otak : Sering terganggu karena trauma kapitis,
karena batang otak terletak ditengah-tengah dari tengkorak.
4. Traktus pasterior dari myelum : Sering terjadi akibat gangguan metabolik
( Vit B12 ) maupun oleh karena suatu tumor atau oleh karena suatu
radang, maka impuls dari tendo maupun otot tidak dapat naik ( deep
sensibility ) akan terganggu.
5. Imagination : Kadang kita melihat bahwa rasa pusing disebabkan oleh
karena masalah atau kesulitan psikis.
6. Generalized illness : Biasanya disebabkan oleh karena infeksi Tipoid,
Herpes Zoster, Morbili maupun Influenza.
7. Opthalmic disease : penyakit mata seperti diplopia dan glaukoma dapat
menyebabkan keluhan pusing.
IV. KLASIFIKASI
Vertigo hanya gejala yang dapat ditimbulkan oleh berbagai macam penyakit.
Penyebab vertigo dapat berasal dari beberapa disiplin sehingga diusahakan membagi
penyebabnya, yaitu menurut anatomi atau lokasi penyakitnya dan menurut gejala –
gejalanya yang menonjol atau klinisnya. Berdasarkan anatomi penyebab vertigo dapat
dibedakan 2 bentuk vertigo.
A. Vertigo non-sistematis
12
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 13/23
Yaitu vertigo yang disebabkan kelainan SSP, bukan kelainan system
vestibular perifer. Kelainan ini dapat terletak di :
1. Mata : Paresis otot mata, Kelainan refraksi, Glaucoma.
2. Proprioseptik : PellagraAnemia, pernisiosa, Alkoholisme, Tabes
dorsalis
3. SSP
a. Hipoksia serebri : Hipertensi kronis, Anemia, Sinkope,
Arterioskerosis, Hipertensi kardiovaskular,
Fibrilasi atrium, Stenosis aorta &
Insufisiensi, Sindrom sinus karotis,
Hipotensi ortostatik, Blok jantung
b. Infeksi : Meningitis, Ensefalitis, Lues, Abses
c. Trauma
d. Tumor
e. Migren
f. Epilepsy
g. Kelainan endokrin:Hipotiroid, Hipoglikemi, Hipoparatiroid,
Tumor medulla adrenal, hamil-menopouse
h. Kelainan psikoneurosis
B. Vertigo Sistematis
Yaitu vertigo yang disebabkan oleh kelainan system vestibular ( labirin,
Nervus VIII atau inti vestibularis ) :
1. Telinga
a Bagian luar : Serumen, Benda asing
b Bagian tengah : Retraksi membrane tympani, OMPA,
OM dengan efusi, Labirintis,Kolesteatoma
Trauma dengan perdarahan
c Bagian dalam : Labirintitis akuta toksika, Trauma,
13
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 14/23
Serangan vascular, Alergi, Mabuk gerakan
Hidrops labirin,Vertigo postural
2. Nervus VIII
a. Infeksi : Meningitis akut, Meningitis TB, Meningitis
basilaris luetika
b. Trauma
c. Tumor
3. Inti vestibulum ( batang otak )
a. Infeksi Meningitis dan Ensefalitis
b. Abses otak
c. Trauma
d. Perdarahan
e. Trombosis arteria serebeli postero-inferior
f. Tumor
g. Sclerosis multipleks
Perbedaan Vertigo Sistemik dan Non sistemik ( Perifer dan Sentral ) pada
HallPike manouvers
Tanda Perifer/vestibular SSP
Masa laten sebelumtimbul nistagmus
2-20 detik Tidak ada
Lama nistagmus < 30 detik >30 detik
Kelelahan nistagmus Menghilang dengan
manuver berulang-ulang
Nistagmus kambuh bila
manuver diulang-ulang
Arah nistagmus pada
posisi kepala tertentu
Satu arah Berubah arah tergantung
posisi kepala
Intensitas vertigo Berat Ringan –tidak ada
Posisi kepala Posisi kepala tertentu
saja
Lebih dari satu posisi
Contoh klinis BPPV Neuroma akustik,iskemik
vertebrovaskuler,
sklerosis multipel
V. TANDA DAN GEJALA
14
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 15/23
VERTIGO
Gejala dan Tanda Perifer ( Organ Akhir ) Sentral
Arah Nigtagmus Terutama satu arah dansatu bidang, fase cepat berlawanan dengan tempat
lesi
Satu arah atau dua arah,dapat berubah bidangnya bila pandangan berubah
Nistagmus horizontal
disertai komponen
berputar
Cukup sering ditemukan Jarang ditemukan
Vertigo Berat Jelas Ringan
Arah dari pada perputaran
Kearah fase cepat Berubah-ubah
Arah past poiting Kearah fase lambat Berubah-ubah
Arah jatuh Kearah fase lambat Berubah-ubah
Pengaruh perputaran
kepala
Dengan mendadak vertigo
akan muncul
Tidak ada pengaruh
Lama gejal-gejala Akut atau kronis Biasanya Kronis
Tinitus dan/atu tuli Mungkin ada Biasanya tidak ada
VI. DIAGNOSIS
Untuk menentukan diagnosis Vertigo perlu dilakukan langkah-langkah
sistematis yaitu :
1. Anamnesa yang cermat untuk memastikan keluhan, menentukan jenis dan
letak lesi, mencari penyebab timbulnya Vertigo.
2. Melakukan pemeriksaan fisik yang cermat dan pemeriksaan
keseimbangan :
Romberg test, yaitu pasien berdiri tegak dengan mata tertutup
dan tangan sedeku, kaki rapat atau berimpit disamping atau
muka belakan atau berdiri diatas satu kaki. Dilakukan selama
20-30 detik.
15
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 16/23
Gambar 5. Uji Romberg
Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki
kiri/kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti
berganti.
Pada kelainan vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan
pada kelainan serebeler penderita akan cenderung jatuh.
Uji Unterberger.
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di
tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu
menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan
menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang
melempar cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua
16
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 17/23
lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi turun dan
yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.
Gambar 6. Uji Unterberger
Past-pointing test (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,
penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian
diturunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini
dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup. Pada
kelainan vestibuler akan terlihat penyimpangan lengan penderita ke
arah lesi.
17
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 18/23
Gambar 7. Uji Tunjuk Barany
Uji Babinsky-Weil
Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah
ke depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit;
jika ada gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan
dengan arah berbentuk bintang.
Gambar 8. Uji Babinsky Weil
Pemeriksaan Khusus Oto-Neurologis
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya
di sentral atau perifer.
1. Fungsi Vestibuler
a. Uji Dix Hallpike (Gb. 9)
18
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 19/23
Perhatikan adanya nistagmus; lakukan uji ini ke kanan dan kiri
Kepala putar ke samping
Secara cepat gerakkan pasien ke belakang (dari posisi duduk ke posisi
terlentang)
Kepala harus menggantung ke bawah dari meja periksa
19
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 20/23
Gambar Uji Dix-Hallpike
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di bawah garis
horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji
ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul setelah
periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit, akan
berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali (fatigue).
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-langsung lebih
dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula (non-fatigue).
3. Melakukan pemeriksaan penunjang selengkap mungkin.
4. Melakukan pemeriksaan pendengaran
VII. PENTATALAKSANAAN
Untuk penatalaksanaan vertigo sebaiknya dilakukan pengobatan kausal kalaumemungkinkan, hanya saja biasanya etiologi vertigo sebagian besar tidak diketahui,
maka dari itu pengobatan medikamentosa masih menjadi pilihan utama.
Medikamentosa
Agonis reseptor H, misalnya; betahistin
20
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 21/23
Betahistine hidroklorida (nama merek SERC, Hiserk, Betaserc) adalah
obat antivertigo. pertama kali terdaftar di Eropa pada tahun 1970 dan untuk
pengobatan Ménière disease. Betahistin umumnya diresepkan untuk pasien
dengan gangguan keseimbangan atau untuk mengurangi gejala vertigo yang
berhubungan dengan menierre disease.
A. Struktur Kimia
Struktur kimia betahistine adalah 2( 2methylamino-ethyl) piridin, dan
dirumuskan sebagai dihidroklorida acid. struktur kimianya erat menyerupai
phenethylamine dan histamine.
B. Farmakokinetik
Betahistine tersedia dalam bentuk tablet dan dikonsumsi secara oral.
Betahistine diserap oleh tubuh dalam waktu yang cepat, memiliki waktu paruh
3-4 jam, dan diekskresi dalam urin dalam 24 jam. Mengikat protein plasma
dalam jumlah yang minimal. Betahistin akan berubah menjadi
aminoethylpiridin dan hydroxyethylpiridin dan dikeluarkan dalam urin
sebagai asam pyridylacetic. terdapat beberapa bukti bahwa
aminoethylpyridine, mungkin aktif dan memiliki efek yang sama dengan
betahistine pada reseptor ampullar.
C. Mekanisme aksi.
Betahistine memiliki afinitas yang sangat kuat sebagai antagonis
histamine H3 reseptor dan memiliki afinitas yang lemah sebagai agonis untuk
histamine H1 reseptor. Betahistine tampaknya memiliki efek melebarkan
pembuluh darah dalam telinga tengah yang dapat mengurangi tekanan dari
cairan yang berlebihan dan bekerja pada otot polos. Betahistine memiliki dua
mode aksi. Yang utama, betahistin merangsang secara langsung (agonistik)
pada reseptor H1 yang terletak pada pembuluh darah di telinga dalam. ini
akan menimbulkan vasodilatasi lokal dan peningkatan permeabilitas, yang
membantu menghilangkan masalah yang mendasari hidrops endolimfatik.
21
8/3/2019 PRESUS SYARAF DANI 2
http://slidepdf.com/reader/full/presus-syaraf-dani-2 22/23
Selain itu, betahistine memiliki efek antagonis yang kuat pada reseptor H3,
dan meningkatkan pelepasan neurotransmiter dari ujung saraf. Hal ini diduga
memiliki dua konsekuensi;
- Jumlah peningkatan histamin yang dilepaskan dari ujung saraf reseptor
histaminergic dapat merangsang reseptor H1, sehingga menambah efek agonis
langsung dari betahistine pada reseptor. Ini menjelaskan efek vasodilatasi
ampuh betahistine di telinga dalam yang didokumentasikan denan baik.
- ini menjelaskan bahwa betahistine meningkatkan kadar neurotransmiter
seperti serotonin di dalam otak, yang menghambat aktivitas inti vestibular.
D. Efek Samping
a. Sakit kepala.
b. efek samping lambung minimal.
c. Mual dapat menjadi efek samping, tapi pasien umumnya sudah mengalami
mual karena vertigo sehingga sebagian besar terjadi tanpa disadari.
d. Nafsu makan menurun, yang menyebabkan hilangnya berat badan.
D. Contraindications
Betahistine dikontraindikasikan bagi penderita tukak lambung atautumor kelenjar adrenal, seperti pheochromocytoma. Penderita dengan asma
bronchial harus dimonitor.
1. Fisioterapi
- Latihan gerakan tubuh dengan kepala-leher-mata dalam posisi tetap
(stasioner).
- Mata dan kepala bergerak mengikuti objek penglihatan yang bergerak
- Latihan dengan alat sejenis pembangkit nistagmus.
- Latihan keseimbangan tubuh diatas papan dinamis.
22