prinsip dan fungsi administrasi pendidikan
TRANSCRIPT
“PRINSIP DAN FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN”
Makalah Ini di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Administrasi
Pendidikan
Dosen Pengampu: Yayan Andrian, S.Ag., M.Ed.MGMT.
Disusun oleh:
Muhammad Ari Purnomo (153111002)
PAI 3A
Pendidikan Agama IslamFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Institut Agama Islam NegeriSurakarta
2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 2
A. LATAR BELAKANG .................................................................... 2
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
A. PRINSIP-PRINSIP ADMINISTRASI PENDIDIKAN ............................... 3
B. FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN................................ 6
BAB III PENUTUP .................................................................. 11
A. Kesimpulan.................................................................. 11
B. Saran.................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 12
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap
proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel, spiritual
maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan.
Jadi, didalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang
terlibat didalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan,
diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif dan semua materi yang di perlukan
dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, Administrasi Pendidikan adalah
suatu proses pengerahan yang berurusan dengan teknik dan prosedur penciptaan,
pemeliharaan, stimulasi dan penyatuan tenaga-tenaga dala suatu lembaga
pendidkan dalam tujuan-tujuan yang trelah ditentukan sebelumnya. Dan
didalamnya terdapat bebrapa prinsip dan fungsi mengenai administrasi pendidikan
yang akan sedikit dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah1. Apa saja prinsip-prinsip dari Adminitrasi Pendidikan?2. Apa saja fungsi dari Administrasi Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip yang ada dalam
Administrasi Pendidikan.2. Mengetahui apa saja funfsi dari Administrsi Pendidikan.
2
BAB IIPEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Administrasi Pendidikan Setelah dirumuskan visi-visi organisasi dalam pelaksanaan seluruh perencanaan organisasi yang dipandang sebagai sebuh sistem. Dalam administrasi pendidikan terdapat prinsip-prinsip yang merupakan pedoman umum atau pegangan utama dalam suatu aktivitas pengelolaan orgaisasi pendidikan. Prinsip merupakan sesuatu yang sangat kuat, absolut, dan tidak boleh dinafikan dalam pelaksanaan program tertentu. Hal tersebut tentu karena merupakan acuan dan tujuan subtansi pelaksanaan setiap kegiatan.
Administrasi pendidikan pun harus berpegang pada prinsip tertentu atau bertitik tolak pada prinsip yang mendasar. Prinsip ini diartikan pula sebagai dasar pijakan, artinya sebagai dasar dan pedoman bertindak. Prinsip-prinsip administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:1. Prinsip Efisiensi
Efisien merupakan bagaimana admnistrasi pendidikan dapat berlansung dengan cara menghemat waktu, biaya, tenaga dalam mencapai tujuan. Tenaga administrasi akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana dan fasilitas yang ada secara efisien. Seorang administrator yang profesional harus mampu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengelola aktivitas pengadministrasian dan tindakan terbebani oleh biaya tinggi. Penghamburan biaya dan penghabisan waktu yang tidak menentu menunjukkan pengelolaan administrasi yang buruk, sehingga akan berdampak
3
negatif dan merugikan kepentingan internal institusinya dan kepentingan eksternal yang dilayaninya.
Agar prinsip efisien terlaksana, semua objek administrasi harus diorganisasikan dengan baik, sehingga penerapan prinsip efisiensi benar-benar relefan dengan tujuaannya. Pengorganisasian meupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud satu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Didalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas, wewenang, dan tanggunga jawab secara rinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciptanya adanya hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Ngalim purwanto,1998:16).
2. Prinsip PengelolaanAdministrator adalah manajer yang bekerja dengan
langkah-langkah manajemen yang baik, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol. Dengan demikian, target yang dituju dengan mudah dapat dicapai dengan baik. Perencanaan yang dilakukan berpihak pada visi dan misi yang jelas sehingga program-program yang dijadwalkan dibuat secara hierarkis atau sistematis dan mendahulukan sekala prioritas sebagaimana mengatur dan menjadwalkan program jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.
Program jangka pendek dilaksanakan sekaligus sebagai bagian awal dari program jangka menengah, sedangkan pelaksaan program jangka menengah dilaksanakan sebagai awal menuju program jangka panjang. Dengan demikian, semua
4
pelaksaan program saling memengaruhi dan saling menunjang dalam mencapai target.1
Menurut Ngalim purwanto (1998:15), setiap program memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan adalah suatu cara menghampiri masalah-masalah. Dalam penghampiran masalah itu, si perencana merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan bagaimana dikerjakannya. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal berikut:1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang
akan dilakukan.3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu dapat
dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
3. Prinsip Pengutamaan Tugas PengelolaanAdministrator bertanggung jawab dan berpegang pada
amanah untuk mengutamakan tugasnya. Pelaksanaan tugas tidak didasarkan pada pesan sponsor, melainkan atas dasar sekala prioritas. Apabila prinsip ini dilanggar, prinsip efisiensi akan terabaikan bahkan akan hanya memboroskan biaya. Pelaksanaan yang diluar tanggung jawab administrator hanya akan membuat seluruh tugas administratif yang ujung-ujungnya tugas pengelolaan tidak terkontor dengan baik dan benar.
Dikelola artinya diurus dangan baik dan benar yang mengikuti sistem yang sudah terbangun seebelumnya. Sistem dan tata kerja mengikuti visi dan misi yang ditetapkan sebelumnya. Sebuah lembaga pendidikan memiliki visi dan misi 1 Hikmat,Manajemen Pendidikan,(Bandung:Pustaka Setia,2009), hlm.42
5
tertentu yang darinya dibut pola kerja terpadu berkaitan dengan tugas-tugas dan fungsi administratif pengelolaan dapat menjadi unsur yang sangat vital untuk mencapai tujuan visibilitas yang telah ditetapkan.
4. Prinsip Kepemimpinan Yang EfektifSeorang pemimpin wajib mengembangkan hubungan baik
dengan semua bawahanya, cerdas merealisasikan human relationship. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak menyalahkan bawahan, melainkan mengingatkan dan menyarankan. Sebaliknya, bawahan yang baik tidak pernah mengugat dan gusar kepada atasan, melainkan meluruskan dan meluruskan sepanjang masih dalam konteks profesionalitas yang ada diatas aturan yang disepakati.
Dengan demikian, semua bekerja atas kesadaran penuh, ikhlas dan tidak merasa ditekan atau dipaksa. Kesaadaran ini sangat berperan dalam pencapaian kesuksesan sebuah kepemimpinan dan sistem administrasi. Gaya kepemimpinan yang tepat adalah apabila admidtrator memperhitungkan taraf kematangan para anggota organisasi dan situasi yang ada. Bila dalam organisasi telah ada hubungan baik, tetapi kesadaran bekeja belum memadai, pemimpin yang berhasil harus mampu menimbulkan kesadaran untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya (Yusak Burhanuddin,2005:218).
5. Prinsip KerjasamaPengembangan kerjasama dilakukan secara sinergis,
profesional, proporsional. Kerjasama merupakan hal yang penting agar tercapainya tujuan secara efektif dan efisien. Karena apabila dalam melakukan pekerjaan kuarang terjadi kerjasama atar anggota suatu tujuan tidak akan bias tercapai
6
dengan maksimal. Administrator memahami jenis pekerjaan yang diembankan, mengerti apa yang apa yang dikerjakan sebagai tugas dan keahliannya. Untuk mencapai kinerja yang sinergis, dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang disesuaikan dengan pengalaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut.
Kerjasama dilakukan atas dasar profesionalitas yang tinggi, bukan kerjasama dalam arti kolusi, yang mengorbankan kepentingan mendasar dan mengambil manfaat yang sifatnya kamuflase belaka. Sebagaimana kerjasama antara kepala sekolah dengan dewan sekolah dalam kaitannya dengan biaya oprasional sekolah dan penyaluranya.2
B. Fungsi Administrasi PendidikanKehadiran administrasi dalam organisasi adalah untuk
melaksanakan kegiatan agar suatu tujuan tercapai dengan efektif dan efisien. Secara tegas tidak ada rumusan yang sama dan berlaku umum untuk fungsi administrasi. Namun demikian administrasi tetap mempunyai fungsi utama yang biasa dilakukan. Fungsi-fungsi tersebut di antaranya adalah perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Kalau dilihat dari pendapat para ahli, fungsi administrasi yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, Leading (fasilitating, motivating, innovating), reporting, controlling. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu makro seperti departemen dan dinas yang melakukan fungsi secara umum dan
2 Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hal. 27-32
7
pada level instuisi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controllin dan evaluating.Penjelasan dari hal tersebut adalah:1. Perencanaan.
Perencanaan adalah cara yang paling utama sebelum berlangsungnya suatu
kegiatan. Sehingga dengan adanya perencanaan sebelum acara tersebut
diharapkan dalam pencapaian tujuan nanti akan berlangsung efektif dan efisien.
Maka dari situlah si perencana merumuskan apa saja yang harus dikerjakan dan
bagaimana mengerjakannya. Perencanaan merupakan sarat mutlak bagi kegiatan
administrasi, tanpa perencanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan
bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Didalam kegiatan perencanaan ada dua faktor yang harus diperhatikan,
yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personal maupun sarana
material.
Sedangkan langkah-langkah dalam perencanaan meliputi;
a. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.
b. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan.
c. Mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan.
d. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.
e. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.
Syarat-syarat perencanaan adalah sebagai berikut;
a. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas.
b. Bersifat sederhana, realitas dan jelas.
c. Terinci memuat segala uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan
sehingga mudah dipedomani dan dijalankan.
d. Memilki fleksibelitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta
situasi dan kondisi sewaktu-waktu.
e. Terdapat pertimbangan antara bermacam-macam bidang akan digarap dalam
perencanaan itu. Menurut urgensi masing-masing.
8
f. Diusahakan adanya penghematan tenaga,biaya,dan waktu serta kemungkinan
penggunaan sumber daya dan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
g. Diusahakan agar sedapat mungkin tidak terjadi adanya duplikasi pelaksanaan.
Dengan kata lain perencanaan dapat berarti pula memikirkan tentang
penghematan tenaga, biaya dan waktu, juga membatasi kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi dan menghindari adanya duplikasi-duplikasi atau tugas-tugas
pekerjaan rangkap yang dapat menghambat jalan penyelesaiannya.
2. Pengorganisasian.
Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk
hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujudnya suatu
kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian sebagai fungsi adminiatrsi pendidikan menjadi tugas utama bagi
para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah,terutama dalam kegiatan
sehari-hari di sekolah terdapat berbagai macam pekerjaan yang memerlukan
kecakapan dan ketrampilan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Kemudian yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain
ialah pembagian tugas,wewenang dan tanggung jawab ,hendaknya disesuaikan
dengan pengalaman,bakat,minat,pengetahuan dan kepribadian masing-masing
orang-orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas.
Fungsi Organisasi dapat diartikan bermacam-macam yaitu;
a) Sebagai pemberi struktur terutama dalam penyusunan atau penempatan
personal, pekerjaan-pekerjaan materilan dan pikiran-pikiran di dalam struktur.
b) Sebagai menetapkan hubungan antara orang-orang, kewajiban-kewajiban, hak-
hak dan tanggung jawab masing-masing anggota disusun menjadi pola-pola
kegiatan yang tertuju pada tercapainya tujuan.
c) Sebagai alat untuk mempersatukan usaha-usaha untuk menyelesaikan
pekerjaan.
9
3. Pemberi Motivasi
Motifasi merupakan sesuatu yang menggerakkan terjadinya tindakan.
Motifasi juga berperan penting dalam proses pencapaian tujuan. Sehingga disini
diharapkan seorang pemimpin dapat memotifatori anggotanya agar visi dan misi
dari suatu organisasi tercapai dengan baik. Karena tanpa adanya motifasi dalam
administrasi pendidikan anggota suatu organisasi tidak akan bekerja secara
maksimal dalam mencapai tujuan dan menyebabkan tidak bias tercapainya tujuan
secara efisien sesuai prinsip administrsi pendidikan itu sendiri. Dalam
memberikan motifasi suatu lembaga tersebut sebaiknya memberikan sarana dan
prasana agar siswa dapat menjadi nyaman dalam belajar.
4. Pemberi Inovasi
Inovasi adalah hal yang baru dan sebelumnya belum pernah ada. Jadi apabila
ada suatu hal-hal yang baru dalam suatu lembaga pendidikan diharapkan akan
membuat siswa merasa nyaman dalam belajar da tidak mudah bosan, sehingga
siswa akan lebih mudah dalam memahami setiap materi yang diberikan oleh guru.
Selain berdampak bagi siswa inovasi juga akan berdampak pada guru karena
apabila guru memiliki suatu inovasi dia kan merasa nyaman dalam mengajar. Jadi
suatu lembaga sebaiknya memunculkan ide-ide dan hal-hal yang baru agar siswa
tidak merasa bosan ketika melaksanakan proses belajar mengajar dan dapat
berfikir lebih jernih.
5. Mengawasi
Supervisi atau Mengawasi merupakan kegiatan memerhatikan dan mencari
solusi apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan tujuan belajar mengajar.
Pada dunia pendidikan, istilah directing lebih tepat dengan Leading dengan perluasan peran motivating dan facilitating. Pemakaian istilah motivating dan fasilitating lebih filosofis dibandingkan istilah directing. Motivating mengandung makna membangun kepercayaan diri agar seluruh potensi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
10
Dalam dunia pendidikan fungsi kepengawasan dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan manajerial. Pada level sekolah, pengawas lebih berperan sebagai “quality Assurances” dengan tugas supervisi sebagai upaya pembinaan terhadap staf untuk memperbaiki dan menigkatkan kualitas pendidikan.3
Sedangkan menurut Dr. Uhar Suharsaputra, M.pd. dalam bukunya Administrasi pendidikan yang diterbitkan tahun 2013 menyebutkan bahwa fungsi manajemen pendidikan sering menerapkan model siklus dari Deming yang isinya: plan (merencanakan), do (melaksanakan), check (perbaikan), act (penindaklanjutan).4
Dari sumber lain dijelaskan bahwa tujuan supervisi pendidikan ialah
membantu guru mengembangkan profesinya, pribadinya, dan sosialnya,
membantu kepala sekolah menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi
masyarakat setempat, dan ikut berjuang meningkatkan kuantitas dan kualitas
lulusan.5
Adapun tujuan supervisi dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada
guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan
kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan
proses pembelajaran.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus supervisi meliputi:
a. Meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik
yang belajar dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai prestasi belajar
secara optimal.
3 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 91-924 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013), hal.16-175 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, hlm.3
11
b. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan
membimbing siswa mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
c. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana
dengan baik di dalam proses pembelajaran di sekolah serta mendukung
dimilikinya kemampuan pada diri lulusan sesuai dengan tujuan lembaga.
d. Meningkatkan keefektifan dan keefisiensian sarana dan prasarana yang ada
untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa.
e. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khususnya dalam mendukung
terciptanya suasana kinerja yang optimal, yang selanjutnya siswa dapat
mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
f. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga
tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif bagi kehidupan
sekolah pada umumnya, khususnya pada kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.6
Implikasinya adalah dalam manajemen pendidikan diperlukan upaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus, dan upaya ini merupakan prinsip dasar dari manajemen atau administrasi mutu termasuk manajemen mutu pendidikan yang telah menjadi paradigma penting dalam membangun pendidikan belakangan ini.
6. Evaluasi
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk
meneliti atau menilai dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan
didalam proses keseluruhan organisasi dalam mencapai hasil yang sesuai dengan
rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan. Dengan kata lain supervise atau evaluasi selanjutnya dapat
diusahakan bagaimana cara-cara memperbaiki apa yang kurang dalam pencapaian
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, hlm. 40-41
12
tujuan dan juga cara-cara untuk mempertahankan dan meningkatkan apa yang
telah tercapai dengan baik.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip administrasi
pendidikan dibagi menjadi lima poin yaitu:
1. Prinsip Efisiensi
2. Prinsip Pengelolaan
3. Prinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan 4. Prinsip Kepemimpinan Yang Efektif5. Prinsip Kerjasama
Sedangkan fungsi administrasi yang sesuai dengan profil kinerja pendidikan secara umum adalah melaksanakan fungsi planning, organizing, staffing, coordinating, Leading (fasilitating, motivating, innovating), reporting, controlling dan evaluating. Namun demikian dalam operasionalisasinya dapat dibagi dua yaitu makro seperti departemen dan dinas yang melakukan fungsi secara umum dan pada level instuisi pendidikan mikro yaitu sekolah yang lebih menekankan pada fungsi planning, organizing, motivating, innovating, controlling and evaluating.
B. SARAN
Apabila penyusunan makalah ini ada yang kurang berkenan dihati
pembaca, penulis meminta ma'af serta mohon kritik dan saran yang bermanfa'at
dan membangun dari para pembaca. Sehingga penulis bisa membuat makalah
lebih baik lagi dikesempatan berikutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2004.Dasar-Dasar Supervisi.Jakarta: PT Rineka Cipta
Burhanudin, Yusak.1998.Administrasi Pendidikan.Bandung: CV Pustaka Setia.
Engkoswara dan Aan Komariah.2010.Administrasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Herabudin.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung: CV Pustaka Setia.
Hikmat,2009.Manajemen Pendidikan.Bandung: Pustaka Setia.
Hoy, Wayne K dkk.2013.Educational Administration: Theory, Research, and
Practice.New York: MC Graw Hill.
Pidarta, Made.2009.Supervisi Pendidikan Kontekstual.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsaputra,Uhar.2013.Administrasi Pendidikan.Bandung: PT Refika Aditama.
15