print a&p

35
BAB I PENDAHULUAN Keuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Dalam mewujudkan bentuk keinginaan tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan bantu dikenal sebagai Pekerjaan Acuan dan Pekerjaan Perancah. Acuan adalah ceta sedangkan perancah adalah perangkai. Baik buruknya pekerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi pula mutu beton yang dikerjakan. Pekerjaan acuan dan perancah yang kurang baik menimbulkan kerugian seperti kehilangan air semen, perubahan dimensi, per geometrik dari bangunan dan lain-lain. Sesuaidengan sifatnya sebagai bangunan membantu yang sifatnya sementara atau pendukung, maka pekerjaan acuan dan perancah harus sederha mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada betonnya sendiri. Walaup harusbersifat sederhana dan mudah dibongkar, acuan perancah harus kaku menerima beban beton dalam keadaan basah dan beratnya sendiri sebelum bet mengeras dan berfungsi sebagai penahan beban. Kaku dan kuat dengan maksud tidak terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penulisan laporan ini akan diuraikan pekerjaan perancah yang t dari bahan kayu dan bambu. Konstruksi-konstruksi acuan dan peranc dibahas diantaranya : 1. Pembuataan Papan Duga 2. Pembuatan Cetakan Pondasi Beton tak bertulang dan bertulang 3. Pembuatan Cetakan kolom 4. Pembuatan Cetakan Balok 5. Pembuatan Lantai Beton 6. Pembuatan Tangga 7. Cara Pembongkaran Acuan dan Perancah Tetapi sebelum membahas masalah-masalah diatas, akan dibahas juga masalah-masalah yang ada hubungannya dengan acuan dan perancah. B bahanyang dibutuhkan dalam acuan dan perancah, cara menyimpan bahan-bah acuan dan perancah. 1.1. Defenisi Acuan Dan Perancah Cetakanbetonjuga sering disebut bekisting, adalah suatukonstruksi pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah da betuk beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu konst sementara dari suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruk beton yang dikehendaki. Bagian Konstruksi Bagian-bagian pada acuan : 1. Papan cetakan 2. Klem 1

Upload: firlin-cardinata

Post on 21-Jul-2015

101 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUANKeuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Dalam mewujudkan bentuk keinginaan tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan bantu yang dikenal sebagai Pekerjaan Acuan dan Pekerjaan Perancah. Acuan adalah cetakan sedangkan perancah adalah perangkai. Baik buruknya pekerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi pula mutu beton yang dikerjakan. Pekerjaan acuan dan perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian seperti kehilangan air semen, perubahan dimensi, perubahan geometrik dari bangunan dan lain-lain. Sesuai dengan sifatnya sebagai bangunan membantu yang sifatnya sementara atau pendukung, maka pekerjaan acuan dan perancah harus sederhana, mudah dibongkar tanpa menimbulkan kerusakan pada betonnya sendiri. Walaupun harus bersifat sederhana dan mudah dibongkar, acuan perancah harus kaku menerima beban beton dalam keadaan basah dan beratnya sendiri sebelum beton mengeras dan berfungsi sebagai penahan beban. Kaku dan kuat dengan maksud tidak terjadi perubahan-perubahan seperti yang telah disebutkan di atas. Dalam penulisan laporan ini akan diuraikan pekerjaan perancah yang terbuat dari bahan kayu dan bambu. Konstruksi-konstruksi acuan dan perancah yang dibahas diantaranya : 1. Pembuataan Papan Duga 2. Pembuatan Cetakan Pondasi Beton tak bertulang dan bertulang 3. Pembuatan Cetakan kolom 4. Pembuatan Cetakan Balok 5. Pembuatan Lantai Beton 6. Pembuatan Tangga 7. Cara Pembongkaran Acuan dan Perancah Tetapi sebelum membahas masalah-masalah diatas, akan dibahas juga masalah-masalah yang ada hubungannya dengan acuan dan perancah. Bahanbahanyang dibutuhkan dalam acuan dan perancah, cara menyimpan bahan-bahan acuan dan perancah. 1.1. Defenisi Acuan Dan Perancah Cetakan beton juga sering disebut bekisting, adalah suatu konstruksi pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari betuk beton yang dikehendaki. Dapat dikatakan juga adalah suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan yang fungsinya untuk mendapatkan konstruksi beton yang dikehendaki. Bagian Konstruksi Bagian-bagian pada acuan : 1. Papan cetakan 2. Klem1

3.

Skur Pengaku Bagian-bagian pada perancah : 1. Tiang acuan 2. Pengaku/penyokong 3. Gelagar 4. Pasak/baji 1.2.Syarat-Syarat Umum Acuan Dan Perancah 1) Kuat. Cetakan harus kuat memikul beban vertikal, antara lain : Beton, acuan dan perancah itu sendiri, pekerja dan alat-alat, agar tidak terjadi perubahan dimensi dan beton dan bentuknya. 2) Kaku/Kokoh. Cetakan harus mampu menahan gaya horizontal yang dipasang skur atau penyokong. Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan perancah ini, karena apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat bergerak, maka hasil yang akan dicapai tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna. 3) Mudah Dibongkar. Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton yang sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali. 4) Ekonomis dan Efisien. Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus, namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu dari bekisting. Material sebagai acuan dan perancah juga bisa dipakai berkali-kali 5) Rapat/Tidak Bocor. Agar dapat menahan air semen yang keluar sehingga dapat menjaga mutu beton. 6) Bersih. Acuan dan Peranca harus tetap bersih untuk mejaga beton agar tetap baik. Kerugian Kerugian Jika Acuan Perancah Kurang Baik a. Perubahan geometrik b. Waktunya lebih panjang, bertambahnya waktu maka biaya yang digunakan akan bertambah. c. Penurunan mutu beton Misal ; pada sambungan cetakan terjadi kebocoran karena kurang kuat ikatannya. Karena beton terdiri dari agregat kasar, agregat halus dan air, maka yang tertinggal didalam cetakan hanya agregat dan semen. d. Terjadinya perubahan dimensi Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya tingkat ketelitian didalam melakukan pengukuran didalam pembuatan acuan perancah.2

Acuan dan Perancah terbagi menjadi tiga kelompok : 1) Tradisioanal Bahan yang dipakai adalah bahan lokal dan merupakan konstruksi yang turun temurun (kovensional). Atau suatu metode yang masih menggunakan material lokal, sedangkan konstruksinya konvensional. Penggunaan terbatas hanya sampai pada beberapa kali penggunaan untuk bentuk yang rumit dan akan banyak memakan waktu dan tenaga. 2) Semi Sistem Gabungan dari tradisional dan full sistem. Yaitu suatu metode dimana material dan konstruksinya sudah merupakan campuran antara material lokal dan buatan pabrik akan bisa kita pakai terus-menerus, oleh karena itu penggunaan metode ini hanya untuk pekerjaan yang mengalami beberapa kali pembuatan terus-menerus. 3) Full Sistem Alat yang dipakai merupakan buatan pabrik yang digunakan pada pekerjaan besar seperti bangunan pencakar langit, gedung-gedung berlantai banyak, dll. . Materialnya bisa digunakan secara terus-menerus dan penggunaannya sangat mudah dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatannya. Untuk menginvestasikannya memerlukan banyak pertimbangan karena harga bekisting ini cukup mahal. Sebelum pekerjaan dimulai kita harus menghitung terlebih dahulu beban-beban yang akan diterima oleh bekisting dan sehingga kita tahu jarak tiang-tiang perancah balok-balok yang akan kita pasang. Cara Cara Penyimpanan Bahan Bahan 1. Kayu Kayu harus disimpan pada suatu tempat yang tidak terganggu oleh cuaca, iklim. Karena hal ini dapat mempengaruhi sifat dari kayu sehingga mutu kayu menjadi jelek. Tinggi permukaan lantai dengan perm, tanah sebesar 30 cm. Untuk penumpukan layu basah diberi batasan pada tiap lapisnya. 2. Kayu Gelam / Dolken Kayu dolken atau gelam biasanya digunakan untuk perancah. Adapun jenis dolken seperti jenis pinus, aksis, kayu laut, kayu jati, dll. Mutu daripada dolken ini harus lebih tinggi daripada kayu / papan dan tahan terhadap cuaca. Jadi penyimpanan dolken dapat dilakukan di luar ruangan, tetapi dolken ini harus dijaga agar tidak langsung terkena perm tanah. 3. Multiplek Penyimpanan multiplek disimpan pada gudang yang memiliki dinding yang dapat menghindari dari pengaruh cuaca. Penyimpanannya dapat dilakukan dalam posisi mendatar atau miring sesuai dengan kondisi.

4. Besi

3

Didalam penyimpanan besi, pada saat pertama kali akan dilakukan penyimpanan perlu dilakukan pemberian olie bekas agar besi yang disimpan tidak terserang oleh korosi/ karat. Tempat penyimpanan besi harus diletakkan pada ruangan tertentu dan terlindung dari cuaca yang buruk, baik itu hujan, sinar matahari agar tidak terjadi korosi pada besi. Penyimpanan besi sebaiknya dikelompokkan pada jenis-jenis besi yang sama agar mudah di dalam pencarian kembali dan mudah didalam pemakaian. 5. Kasau Pada penyimpan kasau tidak jauh beda dengan penyimpanan papan. Kasau yang sering digunakan adalah kasau jenis kamper, kruig, meranti, borneo, dll. 1.3.Sambungan-Sambungan a) Sambungan Papan Dengan Papan. Sambungan harus dibuat sedemikian rupa agar benar-benar rapat. Ujungujung papan dibuat berselang-seling agar papan tidak mudah pecah dan kuat. Untuk balok, papan-papan dirangkaikan dengan klam-klam dipasang melintang arah serat papan dengan jarak 50 60 cm sesuai dengan jarak tiang yang dipakai.Untuk kolom papan-papan dirangkaikan dengan klam dengan jarak 40 55 cm.K la m S am bungan U ju n g P a p a n Paku

P e m a k u a n p a p a n d e n g a n k la m

b) Sambungan Gelagar Dengan Tiang. Sambungan papan tiang dolken dengan gelagar Sambungan ini digunakan untuk konstruksi yang labil, pemasangan gelagarnya cukup dengan dipakukan pada tiang tanpa memerlukan penguat seperti klem. Sambungan gelagar balok dengan tiang balok Sambungan ini digunakan untuk konstruksi yang memikul beban berat, pemasangan gelagar langsung di atas tiang dan pada setiap sambungannya diberi klem yang dipakukan pada tiang dan gelagar.G e la g a r Paku

T ia n g

S a m b u n g a n g e la g a r d e n g a n t ia n g

4

Tapi untuk konstruksi cetakan yang memikul beban berat dan menumpang diatas tiang juga untuk menjaga tergulingnya gelagar dari atas tiang pada tiap sambungan diberi klam yang dipaku pada tiang dan gelagar.

G e la g a r K la m T ia n g P e ra n ca h

S a m b u n g a n g e l a g a r d e n g a n T ia n g

c)

Sambungan antara Tiang dengan Tiang.

Sambungan tiang bulat Karena ketinggian lantai yang tidak terjangkau oleh panjang tiang atau untuk memanfaatkan potongan-potongan tiang, yaitu dengan memasang klem penyambung di sekeliling klem penyambung bagian tiang yang disambung. Sambungan tiang persegi Cara penyambungan tiang persegi sama dengan penyambungan sambungan kayu bulat. Syaratnya adalah : Usahakan sambungan jangan diletakkan ditengah-tengah tinggi tiang,karena pada tempat ini akan terjadi tekuk yang besar. Perletakan sambungan pada tiang perancah untuk satu dan lainnya jangan diletakan dalam satu garis lirus. Tidak boleh memiliki lebih dari satu sambungan yang tidak disokong kearah samping.

K la m Paku T ia n g P e r a n c a h

S a m b u n g a n T ia n g

5

BAB II BAHAN DAN ALATII.1. Bahan-Bahan 1) Bahan-bahan yang dalam pekerjaan Acuan dan perancah antara lain: a. Kayu Kayu yang digunakan antara lain; o Papan o Balok o Kasau o Sento o Dolken atau Gelam o Bambu Kayu Lokal Didalam pekerjaan acuan perancah dan perancah banyak dipergunakan kayu lokal, kayu-kayu tersebut harus cukup baik dan jangan terlalu basah bila kayu tersebut berkadar air tinggi dan mutu kayu sangat rendah maka cetakan akan mudah mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung sehingga hasil cetakan beton tidak memuaskan. Kayu yang biasanya digunakan untuk peranca dan acuan antara lain kayu kelas III dan kelas IV, yang mempunyai //45-60 kg/cm2. Kayu merupakan bahan yang penting dan kita harus dapat menyimpanya dengan baik. Macam-macam kayu yang digunakan untuk acuan : Terentang, termasuk kelas kuat III-IV dan kelas awet V. Mengenai ukuran-ukuran kayu terentang ini didalam perdagangan biasanya dengan ketebalan 2-3 cm,lebar kurang lebih 17,5 cm dengan panjang 4 meter atau (23 /17,5x400)cm. Kayu Kamper/Kapur Termasuk kelas kuat I-II dan kelas awet III dan macam-macam ukuran yang ada di perdagangan dan dipergunakan untuk bekisting, ialah 3/20 x 400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x 400 cm dan sebagainya. Kayu Kruing Jenis kayu kruing sama dengan kayu 7 kamfer. Kayu Meranti Termasuk dalam kelas kuat II-IV, dan kelas awet II-IV. Adapun ukuran-ukuran yang diperdagangkan dan sering digunakan untuk bekisting adalah dengan ukuran 3/20 x 400 cm, 6/12 x 400 cm, 5/7 x 400 cm dan sebagainya. Kayu Albasia, Mutu Kayu Kelas IV. // 45 kg/cm2. ukuran yang ada dioerdagangan dan sering digunakan untuk bekisting antara lain : 2/20 x 250 cm, 4/10 x 250 cm dan lain-lain.6

Tabel I Daftar Kelas Kuat Kayu I (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) 150 130 40 20 II 100 85 25 12 III 75 60 45 8 IV 50 45 10 5 V Jati/tectona grandis 130 110 30 15

Papan Papan harus disimpan dengan baik dan harus telindung dari pengaruh cuaca dan serangan serangga serta peresapan air tanah. Untuk penyimpanan papan harus diberi tumpuan .Bagi kayu yang basah tiap satu papan diberi tumpuan teapi bagi papan yang kering tiap tumpukan 5 papan diberi tumpuan Dolken (Gelam) Dolken biasa digunakan dalam perancah, dan dolken yang digunakan biasanya bersal dari jenis pinus akasia, kayu manis, kayu laut dan lain-lain. Doken harus tahan akan cuaca .Ukuran yang biasa digunakan dolken dalam perancah yaitu memeiliki diameter 6-10 cm dengan panjang (tinggi) 4m. Kasau Tidak berbeda dengn penyimpanan papan.Ukuran kasau yang digunakan untuk acuan :4/6 400 cm ,5/7-400 cm. Ply Wood / Multiplex Plywood juga banyak digunakan sebagai bahan papan acuan, Plywood biasanya digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan untuk permukaan beton yang tidak diplaster lagi tidak memerlukan finishing (exposed concret). Pada acuan yang menggunakan plywood diusahakan agar tidak banyak pemakuan, agar pembongkaran dapat mudah dilakukan dan kemungkinan plywood rusak sangat kecil, sehingga dapat digunakan berkali-kali (yang baik dapat digunakan 10 kali). Untuk plywood berkualitas baik, penggunaan paku yang sedit pada plywood dapat dilaksanakan kalau kestabilan konstruksi perencanaan nya dilaksanakan dengan baik. Ukuran plywood yang sering kali digunakan untuk acuan adalah dengan ketebalan 1,8-2,4 cm dan lebar 122 cm x panjang 244 cm. Adapun plywood yang sering diperginakan di Indonesia khusus untuk acuan termasuk kelas II dan tebal 1,8 cm. b. Paku Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan perancah ialah yang berpenampang bulat. Hal ini untuk mempermudah didalam pembongkarannya. Panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan yang dibuat atau maximal sepanjang tebal sambungan. Paku tidak boleh melebihi7

tebal sambungan karena bagian ujung paku yang dibengkokkan akan menyuklitkan pekerjaan pembongkaran. Kekuatan paku berpenampang bulat dapat dilihat dalam daftar A yang berlaku pula untuk tebal kayu yang akan di sambung. Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : a. Dalam arah gaya 12.d. untuk tepi kayu yang dibebani 5.d. untuk tepi kayu yang tidak dibebani 10.d. untuk jarak antar paku b. Dalam arah tegak lurus arah gaya 5.d. untuk jarak sampai tepi kayu 5.d. untuk jarak barisan paku Penggunaan sambungan dengan paku harus memenuhi persyaratan PKKI sebagai berikut : a) Paku yang dipergunakan dapat mempunyai penampang melintang yang berbentuk bulat persegi atau berakhir lurus. b) Kekuatan paku berpenampang bulat diberikan dalam tebal II PKKI dibawah ini dan berlaku untuk tebal kayu seperti tertera pada daftar tersebut. Kekuatan paku tersebut tidak tergantung dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya dan arah serat kayu. c) Untuk sambungan yang menyimpang tebal dari II, dapat dipakai rumus dibawah ini dengan mengingat syarat-syarat ukuran paku seperti tertera dalam table III. 1. Sambungan berpenampang Satu S=bd b 7d S = 3,5 d2 7d b 2. Sambungan berpenampang dua S = b d. b 7d 2 S=7 d 7d b Ket : S = gaya yang diperkenankan /paku b = tebal paku D = diameter paku (tebal II ) = kokoh desak kayu d) Ujung paku yang keluar dari sambungan, sebaiknya dibengkokkan tegaklurus arah serst, asal pembengkokan tersebut tidak akan merusak kayu e) Apabila dalam suatu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10% dan jika lebih dari 20 batang harus dikurangi 20%. f) Pada sambungan dengan paku ,paling sedikit harus digunakan 4 batang paku. c. Benang

8

Benang memliki fungsi sebagai pengatur kelurusan cetakan kesikuan.

serta

2) Bahan-Bahan Pembantu Bahan-bahan ini digunakan dengan jalan dileburkan pada permukaan acuan ,dan waktu peleburan ialah setelah acuan selesai dan sebelum penulangan dimulai. Fungsi dari bahan-bahan ini ialah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton ,sehingga dapat menambahkan keawetan ataupun mengurangi kerusakan kayu akibat pembongkaran. Bahan-bahan yang digunakan : a) Minyak Pelumas. Keuntungan dari minyak pelumas ini adalah murah harganya. Sedangkan kerugiannya ialah apabila didalam pemakaian mengenai tulangan maka tulangan tidak akan melekat pada beton. b) Meni. Bahan ini untuk mecegah peletakan beton pada papan acuan. Meni setelah di leburkan pada cetakan dan di tunggu sampai kering baru perkerjaan dimulai, jadi tulang tidak akan kena meni. Tetapi karenanya yang mahal, maka meni jaramg sekali digunakan. c) Plastik. Dalam perkerjaan yang kecil biasanya kita cukup menyirami air sebelum pengercoran beton. Fungsi plastik didalam pengerjaan beton ialah untuk menahan air semen supaya tidak terserap oleh cetakan atau keluar dari celah-celah atau lubang-lubang juga untuk menutupi lubang-lubang yang ada pada acuan. Plastik biasanya hanya digunakan untuk prmukanaan beton yang tidak akan terlihat karena ermukaan yang di hasilkan tidak akan rata dan bergelombang. Plastik biasanya dipakai dalam perkerjaan: Lantai yang permukaan bawahnya akan tertutup, misalnya: plafond, lapangan terbang, dll. Lantai lapangan tenis, basket, dll. Dalam pekerjaan ini tidak digunakan lapisan plastik, air semen akan meresap kelapisan di bawahnaya ( lapisan pasir, tanah). Hal ini akan menghasilkan mutu beton lebih rendah dari yang di rencanakan. d) Ram Bambu. Selain berfungsi mencegah lekatnya pada papan acuan juga memberih bentuk permukaan yang baik dari segi keindahan/estetika. II.2. Alat-alat Didalam Acuan dan dan Perancah banyak sekali peralatan yang digunakan antara lain : 1. Pensil Pensil memiliki fungsi sebagai penanda. 2. Meteran dan Rol meter Meteran (Rol meter) memiliki fungsi sebagai penunjuk jarak.9

3. Palu Besar Palu besar memiliki fungsi memukul papan atau dolken kedalam tanah. 4. Palu Cakar Palu cakar memiliki fungsi sebagai pemukul paku. 5. Linggis Linggis memiliki fungsi sebagai alat pengedukan tanah untuk memasukkan dolkekn pada Papan Duga. 6. Water Pass Water Pass memiliki fungsi sebagai kedataran dan ketegakan. 7. Slang air Slang air memiliki fungsi sebagai pengatur ketinggian pada daerah yang kurang datar. 8. Gerobak dorong Gerobak dorong memiliki fungsi sebagai pembawa peralatan dan bahan. 9. Penggaris siku Pengaris siku memiliki fungsi sebagai kesikuan dan kelurusan dalam pemberian tanda. 10. Gergaji tangan Gergaji tangan memiliki fungsi sebagai alat potong dan belah. 11. Gergaji Mesin Gergaji mesin memiliki fungsi sama seperti gergaji tangan. 12. Mesin Ketam Mesin ketam memiliki fungsi sebagai penghalus dan meratakan suatu kayu. 13. Rol Kabel Rol Kabel memiliki fungsi sebagai perantara alat mesin. 14. Unting-unting Unting-unting memliki fungsi sebagai pengatur ketegakan

10

BAB III PEMBAHASANIII.1 PAPAN DUGA a) Definisi Papan duga adalah papan yang dipakai untuk pedoman sementara dari As bangunan, ketinggian bangunan, letak bangunan agar sesuai dengan rencana. Sedangankan wujud dari papan duga sendiri adalah lembar papan yang diratakan salah satu sisinya. Kemudian papan tersebut dipakukan pada tiang-tiang yang tekah ditancapkan pada tempatnya dengan ketinggian yang telah ditentukan. Dan sisi papan yang ketam tadi ialah yang dipakai untuk pedoman ketinggian dan peletakan as bangunan.P a p a n d u g a a r a h p a n ja n g P a p a n d u g a a ra h p e n d e k T ia n g p a p a n d u g a P a pa n-pa pa n d ug a S is i y a n g d ik e t a m A s bangunan

15

+ 0 ,2 5

150

B e n tu k p a p a n d u g a

Papan Duga memiliki prinsip yang perlu diperhatikan : Posisi bagunan terhadap garis Ketinggian dari papan duga terhadap lantai ( 0,00) Pembuatan sudut siku pada papan duga menggunakan kaedah Phytagoras. b) Kegunaan Papan Duga Seperti diterangkan pada definisi diatas bahwah guna papan duga ialah sebagai pedoman sementara dari as bangunan, ketinggian bangunan, dan letak bangunan sesuai dengan gambar denah, jadi papan duga ini setelah dipandang tidak perlu, maka sewaktu-waktu bisa dibongkar. Tetapi selama papan duga masih diperlukan papan duga ini harus dijaga keamanannya, jangan sampai berubah posisinya sedikitpun. Sedang papan duga ini dipergunakan pada hampir seluruh bangunan, misalnya bagunan-bangunan gedung, saluran, jalan KA, dan dam, dll. c) Penempatan Papan Duga Papan duga ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangu dan tidak terganggu oleh kegiatan selama bangunan dikerjakan. Pada pekerjaan bangunan gedung, papan duga ini diletakan pada sudut-sudut bangunan dengan jarak 1,5 m diluar as bangunan. Ini dimaksudkan agar papan duga tidak tergangu oleh tanah11

galian yang menumpuk disekitar lubang galian. Juga agar papan duga ini tidak menggangu pekerjaan bangunan itu sendiri. d) Prinsip-Prinsip Papan Duga Yang harus diperhatikan dalam pembuatan papan duga adalah sebagai berikut: o Posisi bangunan terhadap garis ini, tetapi biasanya sudah direncanakan dalam pengambaran denah-denah, dan pembuatannya tinggal menurut gambar tadi. o Ketinggian dari papan duga terhadap lantai ( 0,00). Ini biasanya dibuat + 0,25 diatas lantai. Hal ini dimaksudkan agar didalam kita bekerja, misalnya menarik benang dari papan duga yang satu ke yang lainnya tidak terggangu oleh pekerjaan yang telah selasai (misalnya sloof). Juga ketinggian papan duga arah memanjang dan lebih rendah 15 cm terhadap arah pendeknya. Ini dimaksudkan agar benang yang kita tarik antara papan duga memanjang dan pendek tidak saling menyentuh, maka akan kita dapatkan hasil yang lebih teliti. o Pemancangan tiang papan duga. Pada tanah yang cukup kekerasannya, tiangnya ini dibuat runcing bagian bawahnya dan memancang hingga masuk ketanah keras, tapi untuk tanah yang terlalu keras atau banyak batu, maka tanah ini harus kita gali dahulu dengan kadalaman yang cukup kemudian tiang kita tanam pada galian tersebut dan kita urug dengan tanah dan batu-batu kecil. Pada tanah lembek kita juga hrus bekerja hati-hati. Kita tidak cukup meruncingkan satu ujngnya kemudian ditancapkan ketanah, karena dikhawatirkan tiang ini masih akan masuk kedalam karena tanahnya lembek. Untuk mengatasi hal ini, maka tanah harus kita gali dahulu dengan kedalaman yang cukup. Kemudian sebelum tiang ditanam, terlebih dahulu bagian bawahnya kita beri papan alas agar kemungkinan penurunan tiang setelah di tanam biasa kecil bahkan tidak turun sama sekali.T ia n g P e r a n c a h

B a tu

Papan

P e m a n c a n g a n T ia n g P a d a T a n a h K e ra s

P e m a n c a n g a n T ia n g P a d a Tanah Lem bek

o Pemasangan papan duga pada tiang, setelah tiang-tiang terpasang pada posisi yang direncanakan, maka papan duga tersebut kita pakukan pada tiang-tiang tadi. Sebelumnya papan-papan duga harus kita ketam salah satu sisisnya. Ketinggian papan duga dipindahkan pada tiang dengan cara melevelkan dengan selang dan pada ketinggian yang kita timbang diberi tandah dengan pensil. kemudian setelah selesai semua, tanda-tanda tadi kita hubungkan dengan papan yang telah diketam. e) Pembuatan Sudut Siku Di lapangan12

Dengan mengunakan dalil phytagoras, yaitu perbandingan sisi segi tiga 3:4:5, kita bisa membuat sudut siku dilapangan. Prinsip dari pembuatan sudut siku ini sebenarnya mudah, tapi dalam pelaksaannya membutuhkan ketelitian. Salah satu cara pembuatan sudut siku di lapangan ialah: o Setelah As terdepan diketahui dan telah kita pindah pada papan duga, selanjutnya kita hubungakan as tadi dengan benang. Kemudian titik sudut bangunan kita pindan pada benang tadi dan kita beri patok yang di atasnya kita pasang paku. Dari paku patok kita ukur 4 bagian pada benang tadi dan juga kita beri patok beserta pakunya. Kemudian kita tari benang dari paku pertama kurang lebih tegak lurus terhadap benang As dan kita ukur batas 3 bagian dengan batas 4 bagian. Kalau ternyata jarak tadi besarnya 5 bagian, maka sudut yang di bentuk oleh benang-benang tadi sudah berbentuk siku-siku. Dan apabila jarak tidak tepat 5 bagian kita geser benang kedua kekanan atau kekiri sehingga perbandingan sisi segi tiga sikku-siku tadi benar-benar 3:4:5.Paku 3 P a to k 1 2

1

2

3

4

Sudut Bangunan

P e m b u a ta n S u d u t S ik u -s ik u

Setelah papan duga terpasang, langkah yang kita ambil selanjutnya ialah mengontrol apakah sudut tadi sudah benar-benar tegak lurus atau belum. Cara pangontrolanya adalah dengan mengukur panjang kedua diagonalnya. Apabila panjang diagonalnya sama, maka pembuatan sudut siku-siku sudah sempurna. f) Pemberian Tanda-tanda Pada Papan duga Untuk memberi tanda As bangunan pada papan duga kita cukup memberi tanda panah pada As bangunan dan tanda panah tadi kita beri warna menyolok . Apabila jumlah As bangunan lebih dari satu dan letaknya saling berdekatan, sebaiknya As-As tadi kita beri nomor supaya dalam menghubungkannya dengan benang tidak akan tertukar satu sama lain.Paku 1 + 0,2 5 3 + 0 ,2 5

T ia n g P a p a n d ug a

Pem be rian nom o r pad a A s

Untuk mengikat benang pada As, dipasang dua paku yang ujungnya saling bertemu pada As tadi, tapi ketinggiannya harus tetap diperhatikan

13

Papan D uga

B a tu

P e n g ik a t a n B e n a n g P a d a A s

III.2 PONDASI a) Pondasi Tak Bertulang Bentuk pondasi tak bertulang biasanya seperti gambar.30

60

60

B e n t u k p o n d a s i b e t o n t a k b e r t u la n g

Pembuatan cetakan untuk bentuk ini cukup sederhana. Untuk papan acuan tepi cukup dengan menyambung papan sesuai dengan ukuran-ukuran pondasi tersebut. Cara penambung papan ini seperti terlihat pada gambar dibelakang, jarak klam 80 cm, begitu juga jarak tiang-tiang penjepit acuan sehingga klam dan tiang penjempit saling berimpit dan dipakukan bersama-sama. Ukuran lebar bagian bawah kita perhitungkan dalam pemancangan tiag-tiang penjepit, ukuran pondasi akan sesuai dengan yang direncanakan. Penyetelan posisi atau tinggi rendahnya posisi ini tidak boleh lepas dari papa duga yang sebelumnya sudah dibuat b) Pondasi Bertulang30

2560

35

P o n d a s i B e to n B e rtu la n g

Pondasi ini langsung bersatu dengan sloop. Pemasangan papan acuan hanya untuk sisi tegaknya saja, sedangkan sisi miringnya apabila tidak teralu curam tidak perlu dipasang.14

15

15

50

Pemasangan cetakan dilakukan sesudah pekerjaan pemasangan tulang selesai. Jarak klam, tiang-tiang tidak banyak berbeda dengan cetaka pondasi beton tak bertolang. Baik beton tak bertulang maupun pondasi beton pondasi beton bertulang selalu terletak diatas lantai kerja.

III.3 ACUAN KOLOM a) Bentuk Penampang Kolom Bujur sangkar Empat persegi panjang Lingkaran profil I Bervariasi menurut perkembangan arsitektur Disini hanya akan membahas mengenai kolom dengan bentuk penampang empat persegi panjang atau bujur sangkar. Konstruksi dari acuan kolom ini bermacam bentuk dan ukurannya. Tergantung dari besar kecilnya ukuran penampang kolom yang akan dibuat. Untuk kolom yang berpenampang luas, apabila acuan menggunakan papan maka perlu menyambung papan-papan cetakan tersebut dengan beberapa klam. Penyambungan arah melebar ini bisa dihilangkan apabila papan-papan acuan yang digunakan adalah plywood (papan lapis). b) Bagian-Bagian Dari Acuan Kolom Papan Acuan Bisa digunakan papan atau plywood untuk dinding acuan. Apabila digunakan papan maka penyambungan papan baik dalam arah lebar maupun arah panjang sesuai dengan ukuran penampang kolom yang dikehendaki. Dalam penyambungan arah lebar harus benar-benar rapat sehingga air semen tidak bisa keluar melalui celah-celah sambungan. Sedangkan kalau digunakan pllywood biasanya sambungan arah lebar tidak diperlukan karena plywood sendiri memiliki bidang yang luas. Klam-Klam Perangkai Penyambungan papan arah melebar ini, cukup menggunakan klam-klam dari potongan sisa papan yang yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan yang akan disambung. Pemakuan papan-papan dengan klam dapat dilihat dalam, sedangkan jarak dari klam-klam ini tergantung dari besarnya penampang kolom yang akan dibuat, biasanya dibuat antara 40-65 cm, lebar dari klam minimum 10 cm.

15

40 - 65

D in d in g K la m

Min.10

D in d i n g K la m

D in d in g C e t a k a n A ra h M e m a n ja n g

D in d i n g C e t a k a n A r a h M e le b a r

P e m a k u a n K la m

Panjang klam : a) b)

Bagian lebar cetakan : b + ( 2 x d) Bagian panjang cetakan : 1 + ( 2 x d)Dimana : b = Lebar Kolom l = Panjang Kolom d = Tebal KolomK la m 1/2 d D in d in g

L1/2 d 1 /2 d

L

1 /2 d

U k u r a n P a n ja n g K la m

Papan-Papan Penjepit Dinding Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klam yang dibuat. Papan-papan terpasang kuat satu dengan yang lainnya pada tiang yang sudah dipasang. Panjang papan ini sesuai dengan ukuran kolom yang akan kita buat. Fungsi papan penjepit ini untuk menahan cetakan supaya tidak pecah ketika beton di cor dan dipasang dengan jarak 40-65 cm. Tiang-Tiang Cetakan Tiang yang biasanya digunakan kayu dolken atau kasau ukuran 5/7 cm. Pada umumnya jumlah tiang untuk satu cetakan kolom 4 buah yang diletakkan diluar sudu-sudut kolom., tiang diletakkan kira-kira 35 cm diluar dinding cetakan. Dengan maksud agar pemasangan papan penjepit tidak terganggu dan konstruksi tetap memiliki kekuatan yang cukup. Peletakan tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga ditanam pada tanah. Apabila tiang langsung brhubungan dengan tanah, sebaiknya tiang tersebu ditanam minimal sedalam 20 cm untuk menjaga agar konstruksi acuan ini tidak mudah bergeser kekanan atau kekiri. Perlu diperhatikan adalah apabila kondisi tanah kurang baik, maka kepala tiang sebaiknya diberikan papan alas.

16

Untuk menguatkan tiang tiang ini agar tidak bergoyang, maka perlu dipasang pangaku diagonal yang dipakukan pada bagian bawah tiang yang satu ke yang lain.T ia n g P apan L andasan

P e n a n a m a n t ia n g p a d a ta n a h

c) Penyetelan Acuan Kolom Sebelum penyetelan acuan kolom dimulai terlebih dahulu harus diteliti apakah antara tulangan dan papan acuan sudah dipasang beton deking, atau sambungan pada betonnya suda bersih. Apabila semua sudah siap maka semua bahan acuan disiapkan ditempat yang akan dipasang cetakan. Pertama dindingdinding yang telah di rangkai satu sama lain dipakukan pada ketiga sisinya dan setelah dipasang diluar papan acuan sisi yang lain dirangkai, sehingga tulangan benar-benar tertutup. Tiang-tiang dipasang pada tempatnya dan dirangkaikan dengan papan-papan penjepit. Jarak papan penjepit disesuaikan dengan jarak klam, sehingga keduanya bisa berjepit, penyetelan dinding kolom agar tegak lurus digunakan dua buah unting-unting. Apabila kedudukanya sudah benar-benar vertical, maka papan penjepit dipasang semua. Agar tiang acuan tidak mudah goyang maka pengaku dipasang antara kedua tiang. Perletakan cetakan ini harus teliti sehingga kedudukannya tidak keluar dari ketentuan yang telah ditentukan. Kedudukan sumbu kolom satu dengan yang lainnya diperlukan benang dalam satu garis lurus, maka ter lebih dahulu dipasang kolom kedua tepinya dan kolom tengah dipasang dengan mengambil pedoman mengambil benang yang ditarik dari kedua tepi kolom tersebut. Cara lain adalah dengan menggunakan profil seperti yang digunakan dalam pekerjaan pasangan dinding bata. III.4 ACUAN BALOK Balok adalah salah satu elemen konsruksi bangunan yang berfungsi untuk meneruskan beban dari lantai atau dinding ke kolom. Bagian dari acuan balok adalah : Tiang pendukung balok dan penempatannya Dudukaan tiang diatas tanah atau lantai Peyekuran tiang-tiang pendukungan Pembuatan/penyetelan cetakan a) Tiang Pendukung Balok Dan Penempatannya Biasanya untuk tiang dipergunakan usuk atau dolken. Untuk konstruksi yang besar sering dipergunakan kayu-kayu yang berukuran 8/12 cm. Acuan dapat bertumpu pada satu tiang atau dua tiang sesuai keperluan. Apabila mempergunakan17

20

satu tiang, maka peletakan tiang ini dipasang di tengah dan apabila menggunakan dua tiang maka peletakannya pada tepi-tepi cetakan. Jarak tiang itu kita buat antara 40-60 cm. b) Dudukan Tiang Diatas Tanah/Lantai Tiang tidak cukup hanya diletakkan diatas tanah, tetapi terlebih dahulu harus diberi alas dari papan. Ini dimaksudkan agar mendapatkan permukaan yang luas yang menekan pada tanah, sehingga kemungkinan tiang turun bisa dihindari. Selain dari itu papan alas ini juga berfungsi sebagai landasan klos-klos yang dipakai untuk menaik turunkan ketinggian tiang pada waktu penyetelan mendatar acuan dilakukan.T ia n g B a ji Land asan

D u d u k a n T ia n g

Pengaku Tiang Pendukung Setelah papan landasan/alas siap, maka tiangtiang yang sudah dipotong menurut panjang yang diperlukan ditegakkan diatas papan tersebut. Agar tiangtiang dapat berdiri tegak dan kaku diperlukan adanya pengaku diagonal yang dipasang dalam arah sumbu x dan y. Pada sumbu x antar tiang dengan tiang dipasang pengaku diagonal yang dipasang saling bersilangan.B a lo k Y B a lo k

c)

X

P a n d a n g a n A t a s B a lo k

Selain pemasangan pengaku diagonal dari tiang ke tiang, maka perlu juga dipasang pengaku kearah yang lain (sumbu y), dipasang dari kepala tiang kedalam tanah yang telah diberi pasak. Hal ini diperlukan terutama pad konstruksi acuan dengan tiang tunggal.P engaku

Skor

P a to k A l t e r n a t if l a i n

T ia n g P a to k

A c u a n t i a n g k e a r a h k a n a n d a n k ir i

18

Penyetelan Acuan Bahan-bahan yang diperlukan seperti papan acuan, papan pedukung, pengaku diagonal dan lain-lain disediakan di lokasi pekerjaan. Pekerjaan pertama adalah memasang papan pendukung pada bagian atas tiang yang telah didirikan. Bagian-bagian tepinya dipasang terlebih dahulu menurut ketinggian yang ditentukan dan apabila kedua bagian tepi sudah selesai maka papan pengaku dipasang dan dipakukan pada bagian tepi papan pandukung dan bagian tepi ini selanjutnya digunakan sebagai pedoman pada pemasangan papan-papan pendukung bagian tengah, dengan jalan menarik benang dari kedua papan pandukung tepi, kemudian benang ini kita buat sebagai pedoman ketinggian bagi papanpapan pendukung bagian tengah. Pekerjaan dilanjutkan dengan memasang sisi cetakan yang telah disiapkan diatas papan pendukung. Kedudukan dari papan cetakan ini harus sesuai dengan yang telah direncanakan. Dengan menarik benang pada posisi tepi cetakan dari profil yang kita buat sebelumnya, papan sisi dipasang menurut garis benang yang telah dipasang pada sisi profil. Setelah pekerjaan ini selesai, pemasangan papan-papan sokong yang menahan sisi cetakan agar sisi cetakan terdesak oleh beton yang dicor. Pemasangan inin juga dibuat pada bagian bawah dari sisi luar acuan. Seandainya ukuran balok yang digunakan ukuran besar, misalnya( 40x 100) cm sepanjang 8 m, dan sebagai papan acuan digunakan plywood dengan tebal 1,80 m. sedangkan gelagar (6 x 12) cm maka pada setiap sisi cetakan kita beri bingkai dari usuk ukuran 4 x 6 cm atau 5 x 7 cm.40

d)

80

P ly w o o d B in g k a i 5 /7

G e la g a r 6 /1 2 K la m T ia n g 6 /1 2

C e ta k a n b a lo k b e s a r d e n g a n p ly w o o d

III.5 ACUAN LANTAI Pada pembuatan acuan lantai yang perlu diperhatikan ialah ketinggian dari lantai itu sendiri disamping konstruksi cetakan harus kuat, kokoh dan stabil karena cetakanlantai termasuk cetakan yang besar, luas dan menyangga beban yang berat dasar acuan rata diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik. a) Bagian-Bagian Yang Penting Dari Acuan Lantai Tiang Acuan Dan Pengaku Tiang acuan dipasang diatas papan landsan yang berada diatas tanah. Pemasangan tiang ini bersamaan dengan sebagian papanpapan pengaku yang19

berfungsi juga sebagai perangkai dari tiangtiang itu sendiri, dan sisanya dipasang setelah gelagar terpasang. Gelagar Gelagar-gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Pemasangan dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan kemudian gelagar-gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi ini dianggap sebagai papan duga terhadap gelagar bagian tengah. Didalam pengukuran ketinggian gelagar spabila tinggi tiang belum sesuai, ketinggian dapat diatur dengan memasang baji pada alas tiang, kemudian permukaan As gelagar ini kita hibungkan dengan dua atau tiga benang yang fungsinya untuk pedoman ketinggian bagi gelagar-gelagar bagian tengah. Bila semua gelagar sudah selesai dipasang, maka papanpapan pengaku dipasang semua. Jangan sampai lupa didalam kita memasang papan perangkai dan papan sokongnya, harus dibuat jalan kecil untuk lalu lintas pekerja di bawahnya. Lantai Cetakan Setelah pemasangan gelagar selesai, kemudian lantai dipasang diatas gelagar tadi. Apabila apabila digunakan papan, maka papanpapan itu harus diketam (diratakan) sisi-sisinya dahulu sehingga apabila dirangkaikan diatas gelagar bisa rapat, sehingga air semen pada beton tidak bisa keluar. Untuk pekerjaan beton yang tidak memerlukan finishing, biasanya lantai cetakan mamakai plywood. parmukaan plywood lebih licin dari permukaan papan, hal ini akan memberikan permukaan beton yang licin dan rata, dan juga pekerjaan akan memerlukan waktu yang singkat bila dibandingkan dengan menggunakan papan. III.6 ACUAN TANGGA Setiap pembuatan bangunan bertingkat, Acuan tangga sangat diperlukan.Tangga-Tangga ini bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, beton, Dll.Adapun bentuk tangga yang sering digunakan pada konstruksi bangunan seperti : tangga spiral, tangga lurus, tangga dengan bordes, tangga poros dan lainlain. Fungsi dari Cetakan tangga adalah untuk menghubungkan lalu lintas dari lantai ke lantai lain. Hal hal yang perlu diperhatikan : Perencanaan tangga Macam bentuk Optride Pembuatan cetakan tangga 1.Perencanaan Tangga Sebelum merencanakan acuan tangga yang harus diperhatikan ialah ketinggian dari tangga, yaitu jarak tinggi dari laqntai satu ke lantai yang lain diatasnya. Adapun syarat-syarat lain agar suatu tangga bisa ideal : Keniringan maksimal 45 atau dengan perbandingan : 2 Optrade + 1 Antride = 1 langkah20

1 langkah = 58 cm s/d 64 cm (panjang 1 langkah) Tinggi Optrade untuk bangunan rumah tinggal maksimum 20 cm, sedang bangunan umum 17 cm. Antride minimum 25 cm Lebar tangga untuk rumah tinggal 80-120 cm dan untuk banguna umum minimum 20 cm. Adapun macam-macam bentuk Tride : Untuk memenuhi syarat arsitiktur dari tangga, bisa dibuat bermacammacam variasi, baik variasi pada bentuk tangga, pagar tangga (balustrade),tride Dll. 2.Pembautan cetakan tangga Setelah Perencanaan tangga selesai, tentunya pembuatan cetakan segera dikerjakan. Tahap-tahap pembuatan cetakan tangga Ialah sebagai berikut : Pemasangan tiang-tiamg Penimbangan Gelagar Pemasangan Lantai Pemasangan dinding cetakan beserta penggambaran tridenya Pemasangan papan-papan pencetak Optrade.

3.Pemasangan tiang-tiang Sebelum pemasangan tiang dikerjakan harus diukur dahulu dari tiang yang dibutuhkan, dengan cara menarik benang dari lantai atas ke lantai bawah sepanjang bentang tangga yang telah direncanakan.Kemudian letakan tiang-tiang pada tempat yang telah diukur tetapi ukurannya dikurangi sedikit dengan maksud agar lebih memudahkan penimbangan Gelagar. 4.Penimbangan Gelagar Jika pemasangan tiang telah selesai, lanjutkan dengan pemasangan dan penimbangan Gelagar.penimbangan gelagar hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal, tetapi sesuai dengan kemiringan tangga. 5.Pemasangan dinding tride dan pemasangan papan pencetak Optrade Jika tepi lantai sudah sesuai dengan lebar tangga, baru dinding cetakan dipasang pada tepe lantai cetakan. Berdiri vertical lalu ditopang bagian atasnya dengan tiang sedangkan bagian bawahnya ditahan oleh papan penguat. Pemasangan papan pencetak optrade harus diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan.pada bagian tengah papan ini diberi paku dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari atas ke bawah.

21

Macam-macam tangga: 1. Menurut bahan material a.Tangga kayu atau papan b.Tangga beton c.Tangga baja 2. Bentuk Tangga a.Tangga Lurus (linear) b. Tangga Sudut c. Tangga Balik d. Tangga lengkung e. Tangga Putar (spiral) Bagian-bagian tangga : 1. Ibu tangga (boom) 2. Anak tangga,terdiri dari : optrade/langkah tegak (18-20cm) dan antrade/langkah datar (27 cm) 3. Bordes (2 antrade x 60-65 cm) 4. Pelengkap, terdiri dari pagar tangga dan pegangan tangga Standard Tangga : 1. Kemiringan, pribadi 45 dan umum 30-40 2. Lebar, pribadi 60-120 cm, sedangkan umum 120-300 cm III.7 PEMBONGKARAN ACUAN DAN PERANCAH a) Kapan Acuan Dan Perancah Dibongkar Pembongkaran acuan dan perancah dilakukan apabila beton sudah mencapai cikup umur, 8 hari. Pada konstruksi tertentu kita bisa membongkarnya lebih awal, misalnya pada pekerjaan pondasi, pekerjaan kolom dan lain-lain, biasanya pada konstruksi yang tidak menggantung. Pembongkaran terpaksa dilakukan karena waktu yang diperlukan oleh pekerjaan lain yang tergantung dari pekerjaan beton tersebut untuk konstruksi yang menggantung jangan sekali-kali dilakukan penbongkaran acuan/perancah sebelum beton cukup umur, misal pada balok, lantai, konsol, luifel dan lain-lain. Apabila hal ini dilakukan maka akan berakibat buruk, misalnya rusak pada beton, ataupun lepasnya ikatan beton dengan tulangan. Cara-Cara Pembongkaran Acuan Dan Perancah Dalam pembongkaran acuan dan perancahharus diperhatikan beberapa syarat, misalnya syarat ekonomis, syarat keamanan dan syarat konstruksi. a) Syarat Ekonomis. Usahakan bekas bahan bongkaran supaya bisa dipakai lagi. Hal ini dapat dilakukan apabila didalam pembongkaran dilakukan dengan hati-hati. b) Syarat Keamanan. Hal ini penting sekali, jangan sam pai pembongkaran dilakukansecara tidak berurutan, sehingga bagian yang belum ataupun yang sudah terbongkar dapa mencelakakan pekerja yan sedang bekerja. Misal nya dalam pembongkara acuan dan perancah lantai, pertama dibongkar dahulu sekor-sekornya kemudian tiangtiangnya. Dalam pembongkaran tiang harus hati-hati, karena tiang ini yang22

menahan seluruh beban diatasnya. Kalau tidak hati-hati maka apa-apa yang diatasnya bisa rubuh dan menimpa pekerja yang sedang berada dibawahnya. Gunakan sepatu kerja, pakaian kerja, helm dan lain-lain. c) Syarat Konstruktif. Pembongkaran tiang secara teoritis perlu diperhatikan tiang momen yang timbul harus sama dengan bidang momen yang direncanakan. Jadi pada pembongkaran tiang perancah lantai/dolok harus dimulai dari arah tengah dan mulai kearah tepi. Hal ini dimaksudkan agar bidang momen yang timbul akan sama dengan bidang momen yang direncanakan. Sedang kalau pada pembongkaran konsol (bkantilever), dimulai dari ujung, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan bidang momen yang sama.

23

BAB IV JOB SHEET Job 1 Judul Tujuan : Praktek Kerja Acuan Perancah 1 : Pembuatan Papan Duga : 1)Menentukan titik duga suatu bangunan dengan baik dan benar 2) Menentukan letak bangunan 3)Dapat melaksanakan di lapangan 4)Dapat menentukan kesikuan,kelurusan dan ketegakan Bahan dan Alat : 9. Slang Plastik 1. Dolken uk. 100 cm 10. Mesin ketam 2. Papan 2/20 cm 11. Gergaji mesin 3. Paku 1 2 inch 12. Gergaji tangan 4. Benang 13. Palu cakar 5. Pensil 14. Palu besar (5-10 Kg) 6. Penggaris siku 15. Linggis 7. Unting-unting 16. Rol kabel 8. Meteran (Rol meter) Instruksi Kerja : 1. Ikuti petunjuk instruktur 2. Pelajarilah serta pahami daerah yang akan dipasangi papa duga 3. Pesiapkanlah bahan-bahan serta alat-alat untuk papan duga 4. Gunakan waktu seefektif mungkin 5. Jagalah keselamatan kerja dengan mengikuti panduan keselamatan kerja dan instruktur Langkah Kerja : 1. 2. 3. 4. Siapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan Pelajarilah daerah yang akan dipasang papan duga Ukurlah dari muka depan jalan 4m dan samping 4m Setelah selesai tancapkanlah Dolken (untuk sementara sebagai patokan) di daerah perpotongan tersebut 5. Ukurlah sepanjang 6m kesamping kiri dan 6m kebelakang dan akan membentuk suatu persegi 6. Ukurlah dari tiap titik Dolken tersebut 1.5m dan kesamping kanan 0.5m dan kesamping kiri 0.5m 7. Setelah dapat ukuran tersebut ,tancapakanlah Dolken dengan menggunakan palu besar serta untuk menentukan letak tinggi papan gunakan slang air dengan ukuran tinggi 0.5 dari permukaan datar.

24

8. Pasanglah papan ukuran 10 cm X 100 cm diantara dolken tesebut. 9. Pasalah paku pada perpotongan 3m dan 5m dan beri unting unting dan tarik tali dari sisi depan dan belakang untuk menentukan titik as ,setelaha itu berilah paku dikanan dan kiri agar tali tidak bergerak 10.Setelah itu untuk menentukan daerah lainnya gunakan rumus Phytagoras (agar mendapatkan hasil yang siku) dan akan dapat titiknya dan pasanglah untingunting dan ikuti langkah 9. 11.Dan pasanglah tali pada papan lainnya serta beri tanda pada tiap tali dengan cat meni dan beri tanda 0.001mPk au ct a mn ei

B nn eag D u u d n a p d mns n a i k r e g n e o a la g ir p n h nb n n eaa eag

D lk n o e

P ms n a D lk nd nB n n e aagn o e a e ag

12.Setelah pemasang selesai untuk menentukan pekerjaan kita rapi atau benar ukurlah panjang sisi diagonal .Jika panjang sisi diagonalnya sama berarti pekerjaan kita benar dan jika tidak, boleh memiliki selisih max 5 cm. 13.Setelah selesai rapikanlah bahan dan alat-alat dan periksakanlah pada instruktur.

25

Job 2 Judul

: Praktek Kerja Acuan Perancah 1 : Membuat Cetakan Pondasi Bertulang dan Tak Bertulang Tujuan : 1. Menentukan titik as dari papan duga 2. Menentukan jumlah bahan yang digunakan dalam pembuatan pondasi bertulang dan tak bertulang 3. Dapat menggunakan peralatan dan bahan dengan baik dan benar serta tepat Instruksi Kerja : 1. Ikutilah petunjuk instruktur 2. Hitunglah jumlah bahan yang akan digunakan 3. Buatlah sambungan papan dengan papan pada uk.2/40 cm-400 cm 4. Bersihkanlah daerah yang akn dibuat pondasi agar tidak mengganggu pada saat bekerja 5. Rapikanlah papan tersebut dengan mesin ketam agar kerataannya menjadi baik 6. Jika daerah pondasi bertulang tidak rata bisa diberi pasir timbunan yang rata yang diukur tingginya 5 cm atau sesuaikan tingginya dengan menggunakan pedoman slang air Bahan dan Alat : o Pondasi Tak Bertulang (lebih jelas lihat gambar) 1. Papan uk.2/20-400 cm 2. Papan uk.10 cm X100 cm (Salah satu ujung papan di lancipkan atau di buat segitiga) 3. Papan uk.10 cm X100 cm 4. Papan uk.10 cm X65 cm 5. Paku 1 2 - 2 inch 6. Benang o Pondasi Bertulang (lebih jelas lihat gambar) 1. Papan uk. 2/20 . 400 cm 2. Papan uk. 120 cm (ujungnya dibuat runcing) 3. Papan uk. 114 cm 4. Papan uk. 65 cm 5. Papan uk. 36 cm o Alat yang Digunakan (sama) 5. Slang plastik 1. Pensil 6. Mesin ketam 2. Penggaris siku 7. Gergaji tangan 3. Meteran (Rol meter) 8. Gergaji mesin 4. Unting-unting26

9. Palu besar (5-10 Kg) 11. Waterpass 10. Palu kecil 12. Rol Kabel Langkah kerja : o Pondasi Bertulang 1. Persiapkanlah bahan dan alat 2. Buatlah cetakan pondasi terlebih dahulu dengan papan 2/20x400 cm dan 2/20x400 cm dengan menggunakan sambungan papan-papan (menggunakan klem) 3. Ukuran pondasi yang akan dibuat memilki Lebar 80cm dan 30 cm,Tinggi 80cm 4. Setelah selesai membuat cetakan buatlah ukuran pondasi. 5. Buatlah ukuran kekiri dan kanan pada papan duga masing-masing 15 cm dan 40 cm 6. Pasanglah benang papan duga yang menyambung pada papan yang seberangnya 7. Pancangkanlah papan uk.10 X 100 cm yang ujungnya telah ditajamkan pada daerah yang telah diukur 8. Pasanglah papan antara papan pancang tadi ,dan ukurlah kedatarannya dengan waterpass 42 9. Pasanglah cetakan uk.2/20-400 cm 10. Setelah dipasang ukurlah pasangan cetakan tersebut dengan waterpass 11. Untuk papan cetakan 2/40-400 cm diharapkan kita membuat penyokong terlebih dahulu agar tidak goyang. 12. Setelah dipasang ukurlah cetakan tersebut dengan waterpass untuk mengetahui kedataran dan ketegakan 13. Periksakanlah cetakan pondasi bertulang tersebut pada instruktur 14. Setelah diperiksa, rapikanlah bahan dan peralatan serta simpanlah pada tempat semula o Pondasi Tak Bertulang Cara kerjanya hampir sama dengan Pondasi Bertulang. 1. Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, buat cetakan acuan pondasi. Untuk cetakan uk. 2/40x400 cm, gunakan 2 buah papan uk. 2/20x400 cm lalu atur dan ukur sedemikian rupa lalu pasang klem. Sedangkan cetakan uk. 2/25x400 cm, gunakan papan uk. 2/20x400 cm potong sehingga menjadi 2/15x400 cm. Lalu potong lagi sebuah papan 2/20x400 cm hingga menjadi 2/10x400 cm. Setelah itu sambung kedua papan tadi dengan menggunakan klem. 2. Buatlah perancahnya dengan papan uk. 2/20x400 cm. dengan ukuran yang sudah ada (lihat pada bahan yang digunakan). 3. Ukurlah bagian kiri dan kanan dari papan duga menjadi sama rata. Lalu pancangkan tiang perancah (papan ukuran 2/10x100 cm) yng ujungnya telah diruncingkan, dengan kedalaman 15 cm. Ukur kedataran antara satu tiang dengan tiang lain dengan menggunakan waterpass.

27

4. Setelah seluruh tiang telah terpasang dan datar, pasang papan uk. 2/10x100 cm di atas tiang tadi, pakukan. 5. Pasang kedua cetakan pondasi uk. 2/40x400 cm dengan lebar 60 cm, lalu dipakukan pada tiang-tiang perancah. Ukur lagi kedatarannya dengan waterpass. 6. Pasang cetakan uk. 2/25x400 cm di atas cetakan 1,atur kemiringannya dengan bantuan unting-unting sehingga didapat jarak 15 cm dari tengah. Pakukan dengan papan uk. 2/65x400 cm setelah itu pakukan juga papan tadi pada tiang perancah dan gelagar yang telah terpasang . 7. Setelah semua terpasang, periksa lagi kedataran dan ketegakan dengan waterpass. Periksakan pada instruktur. 8. Setelah diperiksa, rapikan bahan dan peralatan yang dipakai pada tempatnya.

28

Job 3 Judul Tujuan

: Praktek Kerja Acuan Perancah 1 : Membuat Cetakan Kolom : 1. Membuat cetakan kolom segi empat dengan baik,benar dan tepat 2. Membuat cetakan kolom secara vertikal dengan ketegakan yang kuat 3. Menghitung jumlah bahan yang digunakan dalam cetakan kolom Instruksi Kerja : 1. Ikutilah petunjuk instruktur 2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan dalam cetakan kolom 3. Persiapkanlah cetakan kolom dengan ukuran 30/40 cm 4. Jagalah keselamatan dalam bekerja Bahan dan Alat : 10. Penggaris siku 1. Papan uk.2/20x400 cm 11. Unting-unting 2. Dolken uk. 275 cm 12. Meteran (Rol meter) 3. Papan uk. 2/10x100 cm 13. Mesin ketam 4. Papan uk. 2/10x88 cm 14. Gergaji tangan 5. Papan uk. 2/10x68 cm 15. Gergaji mesin 6. Paku 1 - 2 - 2 inch 16. Palu cakar 7. Benang 17. Waterpass 8. Blok Beton Penyangga 18. Slang air 9. Pencil 19. Rol kabel Langkah Kerja : 1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan dalam cetakan kolom 2. Pelajarilah dan pahami gambar cetakan kolom 3. Tentukanlah daerah yang akan dibuat cetakan kolom tersebut 4. Buat cetakan kolom. Untuk cetakan uk. 2/40x250 cm, ukur papan uk 2/20x400 cm lalu potong hingga menjadi 2/20x250 cm, setelah mendapatkan 4 keping papan dengan ukuran itu, sambungkan dengan menggunakan klem. Sedangkan untuk uk. 2/30x250 cm, potong papan uk. 2/20x400 cm menjadi 2/10x250 cm. Sambungkan papan tersebut dengan papan uk. 2/20x250 yang telah dipersiapkan dengan menggunakan klem.

29

5. Hubungkanlah cetakan-cetakan sehingga membentuk sebuah persegi empat dan ukurlah terlebih dahulu dengan waterpass untuk kedataran dan ketegakan 6. Tegakanlah cetakan kolom tersebut. 7. Ambil 2 buah dolken,atur sedemikian rupa lalu ukur sepanjang 23 cm dari ujung-ujungnya (atas dan bawah), ambil papan uk. 2/10x88 cm lalu pakukan. Selanjutnya ukur sepanjang 45 cm dari as, lalu pakukan lagi. Buat 2 buah 8. Letakkan pula blok-blok beton membentuk persegi yang mengelilingi kolom. Pasang dolken yang telah dirangkai dengan gelagar tadi, pakukan. Atur jaraknya yakni 22 cm dari pinggir sisi-sisi kolom. 9. Tarik benang, lalu hubungkan pada dolken di tiap kolom. Lihat kelurusannya. 10.Jika pada saat ditegakkan cetakan kolom tesebut tidak begitu datar kita bisa mengunakan skoor untuk menegakkan dan menguatkan cetakan kolom dengan pedoman unting-unting dan waterpass. 11. Setelah kolom berdiri tegak dan lurus dengan kolom lainnya dan juga dolken telah terpasang, pakukan papan uk. 2/10x100 cm ditengah klem yang ujungujungnya menyentuh gelagar pada dolken. Setelah itu, ambil papan uk. 2/10x68 cm lalu pakukan di atas papan sebelumnya. 12. Setelah setiap bagian dari sisi kolom dipasang skoor pengaku, pasang skoor menyilang. 13. Periksakanlah pada instruktur 14.Jika telah selesai rapikanlah bahan yang tersisa dan peralatan serta taruh pada tempat yang semula.

30

Job 4 Judul Tujuan

: Praktek Kerja Acuan Perancah 1 : Membuat Cetakan Balok : 1. Membuat cetakan balok dengan baik dan benar serta tepat 2. Menghitung beban balok agar balok tidak jelek mutunya 3. Menghitung jumlah bahan-bahan yang digunakan dalam cetakan balok Instruksi Kerja : 1. Ikutilah petunjuk instruktur 2. Persiapkanlah bahan-bahan dan peralatan yang digunakan dalam cetakan balok 3. Perhatikanlah keselamatan kerja 4. Buatlah cetakan balok dengan sambungan papan uk.2/40x400 cm ,uk.2/26x400 cm ,uk.2/30x400 cm 5. Ukurlah bagian atas antar kolom dengan benang dengan pedoman slang air dan waterpass 6. Rapikanlah terlebih dahulu papanpapan yang digunakan dengan menggunakan ketam mesin Bahan dan Alat : 10. Mesin ketam 1. Papan uk.2/40x400 cm 11. Gergaji tangan 2. Papan uk.2/26x400 cm 12. Gergaji mesin 3. Papan uk.2/33x400 cm 13. Palu cakar 4. Papan uk.2/10x100 cm 14. Waterpass 5. Papan uk.2/5x400 cm 15. Dolken 6. Penggaris siku 16. Paku 1 2 - 2 - 3 inch 7. Unting-unting 17. Benang 8. Slang Plastik 18. Pencil 9. Meteran (Rol meter) Langkah Kerja : 1.Persiapkanlah bahan dan alat yang digunakan dalam cetakan balok 2.Buatlah sambungan doken dengan dolken 3.Letakanlah pasangan dolken tersebut dan beri penyokong seperti cetakan kolom agar tiang dolken tersebut dapat berdiri sendiri 4.Setelah selesai ,tariklah benang dengan ukuran lebar 30 cm dan tinggi rata rata yang telah diukur dengan menggunakan slang air 5.Ukurlah ketegakan dan kedataran tiang dolken tersebut dengan waterpass31

6.Pasanglah papan penahan dengan ukuran sama dengan ukuran sambungan cetakan 7.Pasanglah cetakan tersebut dengan dasarnya papan uk.2/30x400 cm 8.Setelah itu untuk bagian luar tegakkan papan uk.2/40-300 cm,dalam penegakan papan tesebut pakukanlah terlebih dahulu bagian ujung dengan ujung dengan pedoman ketegakan dengan waterpass 9. Pasanglah skoor untuk menguatkan papan cetakan tersebut dengan pedoman waterpass 10.Setelah selesai untuk bagian dalam cetakan balok tersebut kita pasang dengan bcetakan papan uk. 2/26x400 cm dan pasanglah sama seperti dengan papan cetakan 2/40x400 cm 11. Setelah selesai pemasang tersebut,ukurlah kembali kedataran dan ketegakan cetakan balok tersebut 12. Periksakanlah cetakan balok tersebut pada instruktur 13.Setelah itu rapikanlah bahan-bahan yang masih tesisa dan peralatan pad tempat semula.

32

Job 5 Judul Tujuan

: Praktek Kerja Acuan Perancah 1 : Membuat Cetakan Lantai : 1. Membuat cetakan lantai 2.Menggunakan cetakan lantai dengan horizontal Instruksi : 1. Ikuti petunjuk instruktur 2.Persiapkanlah bahan dan alat-alat yang digunakan dalam cetakan lantai beton 3.Perhatikanlah keselamatan kerja 4.Buatlah sambungan dolken tesebut Bahan dan Alat : 7. Unting-unting 1. Papan uk.2/20x400 cm 8. Slang plastic 2. Dolken 9. Meteran (Rol meter) 3. Paku uk.1 2 - 2 - 3 inch 10. Palu cakar 4. Benang 11. Waterpass 5. Pensil 12. Gergaji tangan 6. Penggaris siku Langkah kerja : 1.Persiapkanlah bahan-bahan dan peralatan yang digunakan dalam cetakan lantai beton 2. Bacalah gambar dan pahamilah 3.Untuk pembuatan cetakan lantai beton hampir sama dengan cetakan balok dirikan tiang-tiang dolken tersebut dan pasanglah skoor agar cetakan tegak berdiri sendiri 4.Gelagar acuan (dari papan) dipakukan pada tiang-tiang acuan yang tingginya berpedoman pada benang yang telah ditegakkan /dikencangkan dari tiang acuan ujung sampai pangkal 5.Kontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar.

33

Job 6 Judul Tujuan

: Peraktek Kerja Acuan Perancah 1 : Membuat Cetakan tangga : 1. Merencanakan tangga yang langga 2. Membuat cetakan dan acuan balok tangga dan tangga 3. Menentukan jumlah optride dan antride Instruksi : Di dalam pembuatan cetakan dan acuan tangga, kita harus mengetahui bentuk tangga ideal. Bahan dan Alat : 1. Papan uk.2/20x400 cm 7.Unting-unting 2.Dolken 8.Slang plastic 3.Paku uk.1 2 - 2 - 3 inch 9.Meteran (Rol meter) 4.Benang 10.Palu cakar 5.Pensil 11.Waterpass 6.Penggaris siku 12.Gergaji tangan Langkah Kerja

:1. Pelajari gambar kerja dengan seksama 2.Rencanakan jumlah optride dan antride 3.Persiapkan alat dan bahan 4.Rangkaikan papan sebagai sisi tegak cetakan balok dan tangga 5. Ukur bebas dari ketinggian tangga di lapangan 6. Dirikan tiang acuan 7. Rentangkan benang pada tiang acuan untuk pedoman gelegar acuan balok dan tangga 8. Pakukan gelegar 9. Papan cetakan dan papan tangga dipakukan 10.Paku optide pada klos dan diperkuat

34

BAB IV PENUTUPKesimpulan Setelah mengadakan praktek kerja dan pembahasan materi acuan dan perancah di bengkel terbuka dan dilapangan, penulis dapat menarik kesimpulan yaitu : Acuan perancah/bekisting/formwork adalah suatu konstruksi sementara yang berfungsi sebagai pembantu yang merupakan mal atau cetakan pada bagian sisi dan bawah dari suatu bentuk beton yang diinginkan. Bagian-bagian acuan dan perancah Bagian acuan : Papan cetakan dan Pengaku cetakan yang semuanya berfungsi untuk membentuk beton yang diinginkan. Bagian perancah : Tiang acuan Pengaku Gelagar Landasan/pasak. Bahan Yang Digunakan : Kayu/papan 2/20 Multiplek 1,8 x 122 x 244 Paku Dolken/gelam Syarat-Syarat Acuan Dan Perancah : Kuat Kaku, tetapi mudah dibongkar Bersih Tidak bocor/rapi Saran Dalam melaksanakan suatu pekerjaan sering terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, maka dari itu dalam bekerja kita dituntut untuk : 1. Berkosentrasi baik dalam mendengarkan materi/penjelasan dari instruktur maupun dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Berusaha melakukan yang terbaik dalam melakukan praktek. 3. Kompak dalam team kerja sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan benar. 4.Mengutamakan keselamatan kerja dengan memenuhi peraturan di bengkel seperti menggunakan baju praktek dan sepatu pengaman.

35