print refart baru

Upload: fauzyah-fahma-jumhadi

Post on 09-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Print Refart Baru

TRANSCRIPT

lalu dan merupakan terapi obat-obatan pertama yang efektif untuk mengobati Skizofrenia.9Obat-obatan antipsikosis terbagi menjadi 2 kelompok utama yaitu Antipsikosis tipikal dan atipikal. Mekanisme obat antipsikosis tipikal adalah memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaps neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif. Sedangkan obat antipsikosis atipikal di samping berafinitas terhadap Dopamine D2 Receptors, juga terhadap Serotonin 5 HT2 Receptors (Serotonin-dopamine antagonist) sehingga efektif juga untuk gejala negative.5,8Golongan obat anti-psikosis tipikal terbagi menjadi Phenothiazine (Chlorpromazine, Trifluoperazine, Thiooridazine ), Butyrophenone ( Haloperidol ), dan Diphenyl-butyl-piperidine ( Pimozide ), sedangkan untuk golongan atipikal terdiri dari Benzamide ( Sulpiride ), Dibenzodiazepine ( Clozapin, Olanzapin, Quetiapine), dan Benzisoxazole ( Risperidon, Aripiprazole). Haloperidol sering menimbulkan sindroma parkinson, mengatasinya dengan tablet trihexyphenidyl 3-4x2 mg/hari, SA 0,5-0,75 mg/hari.10NONAMA GENERIKSEDIAANDOSIS ANJURAN

1ClorpromazineTablet 25 dan 100 mg,

injeksi 50 mg/ml150 - 600 mg/hari

2HaloperidolTablet 0,5 mg, 1,5 mg,5 mg

Injeksi 5 mg/ml5 - 15 mg/hari

3PerfenazinTablet 2, 4, 8 mg12 - 24 mg/hari

4FlufenazinTablet 2,5 mg, 5 mg10 - 15 mg/hari

5RisperidonTablet 1, 2, 3 mg2 - 6 mg/hari

6PimozidTablet 1 dan 4 mg1 - 4 mg/hari

7SulpiridTablet 200 mg

Injeksi 50 mg/ml300 - 600 mg/hari 1 -

4 mg/hari

8TioridazinTablet 50 dan 100 mg150 - 600 mg/hari

9TrifluperazinTablet 1 mg dan 5 mg10 - 15 mg/hari

10LevomeprazinTablet 25 mg

Injeksi 25 mg/ml25 - 50 mg/hari

11Flufenazin dekanoatInj 25 mg/ml25 mg/2-4 minggu

Tabel 1:Daftar nama obat generik,sediaan serta dosis anjurannya.(dikutip dari kepustakaan 9)Pemilihan obat antipsikosis didasarkan atas beberapa pertimbangan yaitu :

-Pada dasarnya semua obat antipsikosis mempunyai efek primer yang sama pada dosis ekivalen. Perbedaan terutama pada efek sekunder (efek samping : sedasi, otonomik dan ekstrapiramidal)

-Pemilihan jenis obat mempertimbangkan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat disesuaikan dengan dosis ekivalen.

- Apabila dalam riwayat penggunaan obat antipsikosis sebelumnya, jenis obat tertentu sudah terbukti efektif dan dapat ditolelir dengan baik, efek sampingnya, dapat dipilih kembali untuk pemakaian sekarang.

-Apabila gejala negatif lebih menonjol dari pada gejala positif, pilihan antipsikosis atipikal perlu dipertimbangkan.

Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan :

- Onset efek primer (klinis) sekitar 2-4 minggu dan efek sekunder sekitar 2-6 jam

- Waktu paruh 12-14 jam (pemberian obat 1-2x/hari)

- Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak efek samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu mengganggu kualitas hidup pasien.8b. Terapi lainnya yang dilakukan di rumah sakit yaitu Elektro Konvulsif Terapi (ECT). Terapi ini diperkenalkan oleh Ugo cerleti(1887-1963).Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti. Alat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita menerimaaliran listrik yang terputus putus. Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan waktu yang digunakan 2-3 detik. Pada pelaksanaan terapi ini dibutuhkan persiapan sebagai berikut:

Pemeriksaan jantung, paru, dan tulang punggung.

Penderita harus puasa

Kandung kemih dan rektum perlu dikosongkan

Gigi palsu , dan benda benda metal perlu dilepaskan.

Penderita berbaring telentang lurus di atas permukaan yang datar dan agak keras.

Bagian kepala yang akan dipasang elektroda ( antara os prontal dan os temporalis) dibersihkan.

Diantara kedua rahang di beri bahan lunak dan di suruh agar pasien menggigitnya.

Frekuensi dilakukannya terapi ini tergantung dari keadaan penderita dapat diberi:

2-4 hari berturut - turut 1-2 kali sehari

2-3 kali seminggu pada keadaan yang lebih ringan

Maintenance tiap 2-4 minggu

Dahulu sebelum jaman psikotropik dilakukan 12-20 kali tetapi sekarang tidak dianut lagi

----Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik.----Kontra indikasi Elektro konvulsiv terapi adalah Dekompensasio kordis, aneurisma aorta, penyakit tulang dengan bahaya fraktur tetapi dengan pemberian obat pelemas otot pada pasien dengan keadaan diatas boleh dilakukan. Kontra indikasi mutlak adalah tumor otak. Sebagai komplikasi terapi ini dapat terjadi luksasio pada rahang, fraktur pada vertebra, Robekan otot-otot, dapat juga terjadi apnue, amnesia dan terjadi degenerasi sel-sel otak 9c. Psikoterapi suportif- Psikoventilasi: Pasien dibimbing untuk menceritakan segala permasalahannya, apa yang menjadi kekhawatiran pasien kepada therapist, sehingga therapist dapat memberikan problem solving yang baik dan mengetahui antisipasi pasien dari faktor faktor pencetus.

- Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol dan minum obat dengan rutin.

- Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri pasien bahwa dia dapat sembuh (penyakit terkontrol).

- Desensitisasi: Pasien dilatih bekerja dan terbiasa berada di dalam lingkungan kerja untuk meningkatkan kepercayaan diri.8d. Sosioterapi

Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.8

A. PROGNOSISPrognosis tidak berhubungan dengan tipe apa yang dialami seseorang. Perbedaan prognosis paling baik dilakukan dengan melihat pada prediktor prognosis spesifik di tabel berikut.5Prognosis Baik Prognosis Buruk

Onset lambat Onset muda

Faktor pencetus yang jelas Tidak ada faktor pencetus

Onset akut Onset tidak jelas

Riwayat seksual, sosial dan pekerjaan pramorbid yang baik Riwayat seksual , sosial dan pekerjaan pramorbid yang buruk

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresi

Perilaku menarik diri, autistik

Gejala positifGejala negatif

Riwayat keluarga gangguan moodRiwayat keluarga skizofrenia

Sistem pendukung yang baikSistem pendukung yang buruk

Tanda dan gejala neurologis

Riwayat trauma prenatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Sekitar 25 persen pasien pulih dengan baik dari episode dulu dari skizofrenia. Sekitar 10 persen memerlukan perawatan jangka panjang, seperti perawatan tetap di bangsal. Sisanya saat dapat hidup relatif mandiri, pasien terus menderita gejala kronis dan mungkin mengalami kekambuhan intermitten yang akut. Faktor prognostik yang buruk termasuk kepribadian premorbid tipe skizofrenia yaitu, adaptasi sosial yang buruk, onset penyakit pada umur-umur yang muda, onset bertahap dari penyakit tanpa pengendalian stress pada kehidupan, dominasi gejala negatif seperti afek datar, dan penundaan antara timbulnya gejala dengan mulainya terapi obat. Bunuh diri banyak dilakukan dengan metode yang keras dan tanpa peringatan, tingkat kematian sekitar 15 persen dari pasien. Ada juga hubungan antara skizofrenia dan kekerasan kepada orang lain, meskipun pembunuhan untungnya jarang terjadi. Ada beberapa bukti (Arango dkk., 2006) bahwa kepatuhan terhadap pengobatan dikaitkan dengan penurunan kekerasan kepada orang lain.11I. KESIMPULAN

Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia katatonik ( F20.2), pedoman diagnostiknya sebagai berikut : Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.

Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya :

1. Stupor katatonik: penderita tidak menunjukkan perhatian sama sekali terhadap lingkungannya. Emosinya sangat dangkal. 2. Gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal ) 1. Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)

2. Rigiditas ( mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya)

3. Fleksibilitas cerea/ waxy flexibility ( mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar), dan

4. Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.5. Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakan kearah yang berlawanan)3,4Terapi :

1. Antipsikosis

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati Skizofrenia disebut antipsikotik. Antipsikotik bekerja mengontrol halusinasi, delusi dan perubahan pola fikir yang terjadi pada Skizofrenia. Obat ini berupa antipsikosis tipikal yang mempunyai mekanisme memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaps neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist), sehingga efektif untuk gejala positif 2. Elektro Konvulsif Terapi (ECT)Indikasi pemberian terapi ini adalah pasien skizofrenia katatonik dan bagi pasien karena alasan tertentu karena tidak dapat menggunakan antipsikotik atau tidak adanya perbaikan setelah pemberian antipsikotik. Mekanisme penyembuhan penderita dengan terapi ini belum diketahui secara pasti. Alat yang digunakan adalah alat yang mengeluarkan aliran listrik sinusoid sehingga penderita menerima aliran listrik yang terputus putus. Tegangan yang digunakan 100-150 Volt dan waktu yang digunakan 2-3 detik3. Psikoterapi suportif (Psikoventilasi , Persuasi, Sugesti dan Desensitisasi)4. Sosioterapi Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.8