process spreading of garment

40
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Industri garment termasuk kedalam industri padat karya. Hal ini karena kebutuhan akan operator dalam menjalankan prosesnya tidak bisa digantikan oleh teknologi modern saat ini. Namun hal tersebut sangat baik guna membantu program kerja dari pemerintah yakni mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Ribuan bahkan puluhan ribu karyawan dalam satu indutri garment bukanlah sesuatu yang mencengangkan bagi orang berlatarbelakang tekstil. Pada era saat ini, indutri garment dimata masyarakat ataupun investor sudah beralih nama menjadi industri buruh jahit, karena sebagian proses utama dari garment yang sangat vital adalah proses jahit atau lebih dikenalnya sewing. Dari satu manufaktur bisa terdapat 10 sampai 15 line untuk proses sewing, tetapi itu sangat berbanding lurus dengan besarnya produksi yang dihasilkan. Tetapi proses lain juga tidak kalah penting peranannya dalam menciptakan ptoduk berkualitas dan memiliki mutu tinggi sehingga mampu bersaing secara global.

Upload: andis-sanditya

Post on 20-Nov-2015

186 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Garment Industrial

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGIndustri garment termasuk kedalam industri padat karya. Hal ini karena kebutuhan akan operator dalam menjalankan prosesnya tidak bisa digantikan oleh teknologi modern saat ini. Namun hal tersebut sangat baik guna membantu program kerja dari pemerintah yakni mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Ribuan bahkan puluhan ribu karyawan dalam satu indutri garment bukanlah sesuatu yang mencengangkan bagi orang berlatarbelakang tekstil. Pada era saat ini, indutri garment dimata masyarakat ataupun investor sudah beralih nama menjadi industri buruh jahit, karena sebagian proses utama dari garment yang sangat vital adalah proses jahit atau lebih dikenalnya sewing. Dari satu manufaktur bisa terdapat 10 sampai 15 line untuk proses sewing, tetapi itu sangat berbanding lurus dengan besarnya produksi yang dihasilkan. Tetapi proses lain juga tidak kalah penting peranannya dalam menciptakan ptoduk berkualitas dan memiliki mutu tinggi sehingga mampu bersaing secara global.Sistem pre-order sudah menjadi bumbu utama dari industri ini. Tidak main-main memang, sebagian besar manufakturnya adalah untuk memenuhi pasar internasional yang berarti adalah produk dari Indonesi dieksport ke luar negeri. Namun seiring semakin perkembangan teknologi ditambah pemberian bunga pinjaman dinegara lain yang relative rendah disbanding Indonesia menebabkan industri ini agak terkatung-katung dalam beberapa bulan yang lalu. Tak bisa menjaganya pemerintah dalam membendung pasar import garmen yang masuk ke Indonesia semakin mempersulit persaingan skala nasional bahkan regional.Untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama seiring dengan perbaikan ekonomi di pasar ekspor tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, nilai ekspor tekstil Indonesia akan mencapai USD13,3 juta pada tahun ini, meningkat lebih dari 5 persen dibanding tahun lalu. Dengan produksi untuk memenuhi kebutuhan populasinya yang mencapai 240 juta penduduk, dan juga pasar dunia, industri tekstil Indonesia siap untuk berkembang. Permintaan pasar global lambat-laun mulai pulih dan kesempatan emas ini dijadikan para pengusaha muda untuk berani merintis usahanya di bidang garmen. Sehingga dari peningkatan jumlah industri garmen mampu memperbaiki daya saing produk dalam negeri yang mana jika terjadi krisis di negera maju tidak menimbulkan efek yang begitu besar bahkan mengakibatkan terjadinya PHK besar-besaran guna menutupi pengeluaran yang tidak sebanding dengan pemasukan dari permintaan pasar.Dalam perkembangan proses manufakture industri garment, secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu pre-assembly (proses persiapan pengerjaan) dan assembly (proses pengerjaan). Pre-assembly proses adalah persiapan pada suatu material/bahan baku dalam hal ini adalah kain untuk mempermudah operator sewing dalam menjalankan prosesnya, kegiatannya meliputi : design, marker making, spreading, cutting, sorting dan bundling. Kegiatan diatas bagi industri garment adalah wajib hukumnya untuk dilakukan namun beberapa industri akan menambah proses sesuai dengan produk apparel yang akan dibuat. Sedangkan proses assembly adalah pembuatan produk dari bahan hasil proses pre-assembly yang dilakukan pada proses sewing lalu diikuti dengan proses finishing untuk lebih menunjang mutu dan kualitas produk apparel.Berikut ini adalah flowchart garment manufacture secara garis besarnya :

Pada paragraf sebelumnya adalah mengenai penjelasan proses dalam hal produksi, namun industri garment tidak hanya mengenai cara membuat produk tetapi juga cara me-management dari penerimaan order sampai dengan pengiriman ketempat dimana buyer inginkan. Secara umum, pengirimannya melalui kargo-kapal. Jadi perancangannya adalah mengenai berapa waktu yang dibutuhkan selama proses tersebut berlangsung yaitu mulai dari penerimaan order hingga barang sampai ke buyer. Untuk lebih memudahkannya maka dibuatlah flow-chart secara lengkap seperti gambar diatas, sedangkan penentuan metode perancangannya dapat menggunakan sistem TAC (Time Action Calender) ataupun CPM (Critical Path Method).Sebagai catatan untuk flow-chart diatas. Proses manufacture garment tidak harus sesuai dengan atau sama persis dengan diatas tetapi harus melihat dari segi fasilitas dan jenis produk apparel apa yang akan dibuat. Proses diatas sudah sangat detail dan hanya indutri besar dengan jumlah karyawan relative banyak yang dapat melakukannya. Karena jika industri yang hanya mempunyai satu proses perancangan melakukannya maka akan membutuhkan lebih banyak karyawan dan proses pelengkap lainnya sehingga akan memperumit managementnya.Berdasarkan proses manufaktur garment dapat dikategorikan sebagai berikut :1. Pre-production proses, yaitu meliputi sampling, sourcing of raw materials, approvals, PP meeting dan lain-lain.2. Production proses, yaitu meliputi pattern design, spreading, marker making, cutting, sorting & bundling, sewing dan lain-lain.3. Post production proses - thread trimming, pressing, checking, folding and packing, shipment inspection dan lain-lainProses produksi tentang pre-assembly adalah awal proses setelah kedua belah bihak sepakat dengan keputusan mereka masing-masing, mulai dari jenis kain, jenis jahitan, jenis produk, sample dan lain-lain. Bahan baku yang digunakan juga adalah pilihan setelah melewati beberapa inspeksi. Proses ini sangat penting untuk diperhatikan guna kesempurnaan kualitas pada proses selanjutnya, karena itu kesalahan yang menimbulkan cacat kain sangat perlu dihindari. Oleh karena itu proses ini perlu perlakuan yang khusus dalam inspecting kualitas kainnya sehingga penulis memilih proses ini untuk dijadikan pokok pembahasannya.Berikut ini penjelasan lebih detail dari flowchart sebelumnya (major proses) :

B. RUMUSAN MASALAHDari latar belakang diatas, penulis akan membahas tentang proses industri garment yang lebih spesifik sehingga diharapkan pembaca memiliki pemahama lebih detail mengenai :1. Apa itu proses Spreading?2. Apa macam-macam Mode Spreading?3. Sebutkan jenis peralatam dalam Spreading?4. Bagaimana cara menjaga kualitas kain pada proses Spreading?

C. TUJUAN PENULISANAdapun tujuan secara khususnya adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Garment yang diampu oleh Bapak Dalyono MSI, C text ATI sebagai salah satu syarat mengikuti UAS. Sedangkan tujuan umum dari tugas ini adalah :1. Pembaca mengerti proses spreading dan implementasiny baik umum atau khusus.2. Pembaca mengetahui cara apa saja yang bisa digunakan dalam proses spreading.3. Pembaca menguasai fungsi peralatan yang dibutuhkan untuk proses spreading.4. Pembaca memahami prinsip Quality Control didalam proses spreading.

D. METODE PENGUMPULAN DATADalam membuat karya ilmiah ini, penulis mengunakan metode studi kepustakaan. Penulis mempelajari beberapa buku referensi yang sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam karya ilmiah ini serta beberapa referensi alternatif lain yaitu browsing internet. Pengumpulan data seperti ini dikelompokkan ke dalam sumber acuan umum.BAB IIISIA. PROSES SPREADINGSpreading adalah penggelaran kain yang telah digulung dalam rol ke arah panjang diatas meja besar nan panjang disebut juga meja spreading, guna persiapan cutting yang hasilnya akan dilakukan proses sewing. Secara umum, penguluran kain dilakukan dengan cara menumpuk kain ke arah atas yang mana permukaan kain depan memiliki arah yang sama dengan permukaan tumpukan kain yang lainna.Banyaknya lapisan yang akan ditumpuk tergantung dari ketebalan kain itu sendiri. Spreading dapat dilakukan dengan menggunakan tangan ataupun mesin. Berdasarkan prinsip secara teknologi(mesin), jumlah tumpukan kain dapat lebih dari 200 lapis yang mungkin akan dapat langsung dilakukan cutting sekali proses.Spreading quality adalah peningkatan mutu ketika banyaknya cacat pada kain dapat di identifiasi oleh spreader dan dihilangkan selama proses spreading atau ditandai untuk kemudia dapat dihilangkan setelah proses spreading selesai. Spreading mode adalah pendeskripsian cara bagaimana permukaan kain tersebut dihadapkan dan kearah mana kain tersebut digelar dari setiap lapisannya.Spreading proses dan spreading mode sangat penting kaitannya pada industri garment karena sangat mempengaruhi kualitas produk yang dibuat. Fasilitas ataupun teknologi yang digunakan dalam spreading sesuai dengan jenis kain yang tepat akan dapat mempengaruhi peningkatan atau penurunan biaya produksi secara keseluruhan.

Operator dalam spreading dapat dilakukan satu atau dua orang berdasarkan pada lebar dan jenis kain, jenis peralatan dan ukuran spreading, mungkin juga terkait dengan proses spreading yang akan digunakan. Jika terdapat 2 spreader berarti menggunakan manual proses kecuali jika spreading kain sangat pendek. Saat 1 spreader maka akan bekerja pada setiap sisi meja spreading agar bisa menjaga kain tetap lurus, halus dan tidak terjadi tegangan. Dengan spreading otomatis, alat tersebut akan mengontro semuanya baik tegangan, penempatan kain bahkan kecepatan penggelaran kain. Seangkan spreader hanya sekedar mengawasi jalannya proses dan menghilangkan cacat kain jika itu dibutuhkan.

Proses spreading ini dilakukan didalam suatu ruangan, biasanya disebut dengan cutting room. Ruangan ini mengawali prosesnya dengan menerima bahan baku yang telah diperiksa, pengerjaan pesanan, kualitas produk dan finishing saat sorting dan bundling lalu dilanjutkan dengan sewing. Faktor yang membedakan ruangan cutting satu dengan yang lainnya adalah tingkat teknologi produk yang dikerjakan. Didalam ruangan ini memilii proses yang terdiri dari 4 langkah, antara lain :1. Planing2. Spreading3. Cutting4. Periapan untuk proses sewing

Berikut adalah gambaran proses pada produksi didalam cutting room :

B. MODE SPREADINGPemilihan mode spreading seringkali ditentukan pada metode fabric handling dan jenis mesin yang akan digunakan untuk spreading. Kelengkapan peralatan spreading yang baik mungkin akan dibatasi pada pemilihan spreading dan tipe marker yang tersedia untuk fasilitas yang lebih khusus. (Tidak semua mesin spreading dapat melakukan semua mode spreading).1. Kualitas terbaik dalam spreading dapat dicapai dengan Face/One/Way, Nap/One/Way. (F/O/W, N/O/W). Setiap lapis kain yang akan di gelar biasanya dihadapkan keatas sesuai dengan perintah spreader agar dapat melihat permukaan kain seluruhnya sehingga dapat dilakukan identifikasi banyaknya cacat pada kain.Berikut adalah gambar spreading mode (F/O/W, N/O/W) terkait :

Kain yang digelar hanya satu arah, dari ujung meja sampai ke ujung meja yang lain. Ini akan menjamin tidak akan adanya masalah dengan arah nap. Untuk mode spreading ini, termasuk open marker. Metode ini sangat lambar, karena setelah kain digelar akan dilakukan pemotongan pada akhir kain (spreader menggelar kain lalu memotongnya dan kembali ke awal untuk pengulangan proses).

2. Kualitas terbaik ke dua dalam spreading adalah Face/One/Way, Nap/Up/Down. (F/O/W, N/U/D). Didalam mode ini, kain digelar dari ujung meja ke ujung meja yang lain. Pada saat diawal meja, spreader memotong kain ke arah lebar kemudian memutarkan mesin spreading 180o (dalam bidang yang sama). Spreader lalu melanjutkan dari awal meja menuju ke akhir meja dimana kain akan dipotong dan mesin diputar kembali. Berikut adalah gambar spreading mode (F/O/W, N/U/D) terkait :

Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai selsai. Mode ini hanya diperuntukan kain yang simetris, karena setiap lapis kain yang digelar memiliki arah yang berlawanan. Pada mode ini tidak akan meningkatkan kualitas kain tetapi hanya meningkatkan tingkat efisiensi waktu dalam prosesnya.

3. Mode spreading yang paling effisien namum tingkat kualitasnya adalah terburuk ke dua, Face to Face, Nap/Up/Down. (F/F-N/U/D). Untuk kain simetris, kualitas secara kesulurahan aalah layak, metode spreading ini adalah yang paling popular. Dimulai dari ujung meja, spreader menggelar kain ke ujung meja yang lain. Tanpa dilakukan pemotongan pada ujungnya, spreder melipat kembali kain dan menumpuknya diatas kain sebelumnya menuju ke tempat awal kain digelar. Berikut adalah gambar spreading mode (F/F, N/U/D) terkait :

Produksi mode ini membutuhkan biaya yang murah dan sangat efisien. Namun kualitasnya sangat rendah, karena permukaan depan kain tidak terlihat oleh spreader begitu pula saat terdapat cacat kain tidak bisa dihilangkan. Jika digunakan mode ini, identifikasi terhadap cacat kain yang dilakukan oleh operator sewing selama prosesnya atau quality control inspector jika ada.

4. Untuk kain asimetris, mode yang digunakan adalah Face to Face, Nap/One/Way. Mengunakan prinsip open or closed marker, sehingga hasilnya adalah face to face dimana tumpukan secara berturut-turut akan saling memiliki bagian yang berpasang-pasangan. Prinsipnys adalah menggelar kain dari ujung meja ke ujung meja yang lain lalu memotongnya ke arah lebar kain dan kembali ke ujung meja lalu spreading diputar 180O dan ulangi proses sampai kain seluruhnya digelar. Berikut adalah gambar spreading mode (F/F, N/O/D) terkait :

Metode ini relatif lambat dan memiliki kualitas yang paling buruk diantara mode yang lain karena setiap lapis permukaan kain tidak terlihat oleh spreader. Mode ini juga harus diidentifikasi terhadap cacat kain yang dilakukan oleh operator sewing selama prosesnya atau quality control inspector jika ada.

Dari ke empat mode spreading beserta dengan gambarnya digolongkan pada open fabric. Yang artinya adalah kain yang terdapat didalam roll hanya satu lapis. Sedangkan ada istilah lain yang disebut dengan folded fabric. Jenis kain ini juga disebut dengan pairs of plies karena didalam roll tersebut kain ini sudah berbentuk lipatan ataupun lapisannya sudah saling berpasangan. Mode spreading kain jenis ini hanya bisa dilakukan pada mode (F/F, N/U//D) dan (F/F, N/O/W), secara prinsip kerjanya adalah sama namun bentuknya akan berbeda. Berikut adalah gambar untuk (F/F, N/U//D) :

Sedangkan ini adalah gambar untuk (F/F, N/O/W) :

C. PERALATAN SPREADINGBanyak variasi mesin yang mungkin digunakan dalam spreading kain. Meskipun investasi seringkali menjadi perhatian dalam pemilihan peralatannya. Keputusan dalam pemilihan jenis mesin spreading sangat diperlukan. Ada tiga faktor yang mempengaruhinya yaitu pertama, apakah spreading mode yang digunakan membutuhkan suatu mesin. Kedua, seberapa besar pengaruh penggelaran yang bebas terhadap tegangan. Dan terakhir, sebarapa berat dan besar akan roll kain ketika mereka datang dari suatu pabrik

Informasi ini haruslah diteliti lebih lanjut agar dapat menjelaskan kecocokan peralatan spreading. Meskipun menggunakan mesin otomatis akan lebih cepat, namun keterbatasan kecepatan mesin ini adalah ketika kecepatan spreader dalam berjalan untuk mengidentifikasi cacat kain lebih lambat sehingga kecepatan mesin harus disesuaikan. Kecuali jika hal tersebut tidak diperhatikan (diabaikan), maka mesin dapat beroperasi lebih cepat.Berikut adalah peralatan spreading yang mungkin dibutuhkan, anatara lain :NoNama AlatPenjelasan

1Solid Bar (Seperti Pegangan sapu)Meskipun kelihatannya tidak masuk akal, namun metode ini masih dilakukan dengan 2 pekerja. Tidak ada tegangan yang dapat dikontrol, secara teoritis dapat dilakukan untuk semua jenis mode spreading.

2Stationary RackDisebut juga meja spreading, namun tidak dilengkapi roll kain yang akan digelar diatasnya. Memiliki awal dan ujung, disamping meja terdapat garis yang mengatur meluruskan kain. Tidak berfungsi sebagai penghilang tegangan namun hanya sebagai tempat meletakkan kain.

3Drop-in Un-winderIstilah lainnya adalah roll, kain hasil penggulungan kemudia dibuka (Un-winder) lalu digelar diatas meja spreading. Bentuk rollnya adalah tabung yang memanjang ke arah vertikal dan terdapat lubang ditengah diameternya guna dipasang pada rolling rack.

4Rolling RackMesin ini, terdapat roll kain dibagian atasnya lalu dibagian bawahnya terdapat roda agar alat ini bisa bergerak sesuai dengan mode spreading yang dipilih. Idealnya untuk mode F/O/W, N/O/W dan F/F, N/U/D. Alat ini tidak memiliki kontrol tegangan sehingga spreader harus hati-hati dalam menggelarnya karena roll mudah sekali berputar kedepan saat kecepatan mesin ini ditambah. Namun tetap saja sering kali terjadi tegangan.

5TurntableAlat ini masih manual sama seperti halnya rolling rack, namun yang membedakannya adalah tempat roll kain dapat diputar 360o. Mode spreading yang cocok untuk alat ini adalah F/O/W, N/U/D dan F/F, N/O/W.

6Semi-Automatic Rolling RackFungsinya sama seperti Roling Rack namun alat ini dilengkapi dengan motor dan electric eyed edge sensor. Yaitu meluruskan sisi kain agar sesuai dengan garis yang ada diatas meja. Jika dilakukan secara manua,l hal ini akan memakan waktu sedangkan tidak untuk alat ini

7Automatic Rolling RackSama seperti diatas namun alat ini akan menjalankan fungsi dengan sendirinya tanpa adanya spreader. Dilengkapi dengan alat pemotong lebar kain, sehingga spreader hanya menghilangkan cacat pada kain dan mengoperasikan mesin. Sehingga mereka tidak akan berjalan untuk menggelar dan menarik kain seharian.

8Automatic TurntableAda 2 tipe dari mesin ini, yang membeakannya adalah pemutaran roll kainnya, ada yang manual dan otomatis. Sama-sama dilengkapi alat pemotong, untuk yang manual putaran roll kain dilakukan oleh spreader.

9Tubular Knit Fabric SpreaderAlat ini mampu menggelar 2 lapis kain yang ditempatkan diatas meja spreading secara bergantian, terdapat frame yang dimasukkan kedalam pipa kain untuk mengontrol kedua lapis kain yang melewati mesin ini. Frame ini mencegah terjadinya lipatan kain yang ditempatkan diatas meja sehingga dapat mengurangi tegangan kain.

Berikut ini adalah gambar dari peralatang dalam proses spreading, antara lain :NoNama AlatGambar

1Meja Spreading

2Rolling Rack

3Turntable Spreader

4Automatic Rolling Rack + Penangkap kain (Penjepit kain)

5Automatic Turntable

6Tubular Knit

7Roll : Tempat digulungnya kain, alat ini dipasang pada rolling rack.

8Air flotation : meja spreading yang bisa bergerak karena dilengkapi dengan motor

D. TECHNIQUE for SPREADING QUALITY1. Menghilangkan tegangan pada kain yang digelarPenggelaran kain diatas meja spreading menimbulkan tegangan, jika hal itu dihiraukan maka saat marker makin selesai lalu diikuti dengan cutting akan terjadi shrink (mengkeret pada kain). Meskipun hanya 5% namun cukup untuk merubah ukuran kain secara keseluruhan.a. Relaxing satu malamUntuk kain jenis rajut, seharusnya dilakukan relax pada meja spreading. Jika penggelarannya terlalu lama, maka saat pemotongan ke arah panjang kain akan menimbulkan shrinkage yang lebih besar.b. Dipukul saat digelarIni akan menjamin kain tidak terjadi tegangan. Cara seperti ini sangat cocok untuk metode hand-spread (penggelaran dengan tangan). Spreader menggunakan tongkat kayu dan memukul bagian permukaan atas kain (face) secara terus menerus sepanjang meja spreading. Hal ini menyebabkan kain tertekuk sehingga shrink akan hilang pada lapisan berikutnya.c. Tight SelvedgeSetelah kain digelar diatas meja spreading, akan dilakukan pemtongan kecil pada bagian samping kain agar menghindari tegangan kain. Biasanya dilakukan setiap 6 atau 12 inchi, dan hal ini juga tidak akan merusak kain.

d. Positive fabric feedDigunakan pada mesin automatic dan semi-automatic. Roller tempat kain digulung akan mudah sekali berputar, itu akan sangat baik karena akan meminimalkan tegangan pada kain. Namun jika spreader tidak bisa mengontrolnya maka kain akan sering jatuh ke bawah (meja spreading).

2. Pemotongan pada ujung kainSemua mode spreading kecuali (F/F, N/U/D) akan menggunakan cara ini yaitu memotong kain kearah lebar. Ini dapat diselesaiakn dalam sekali proses, ada beberapa metode yang digunakan, antara lain :a. Hand Shears, digunakan dengan cara memotong kain kearah lebar kain, batas lebar kain hanya 45 inchi, dan cara ini membutuhkan asisten di sisi meja yang lain untuk mengembalikan alat ke tempat semula pada lapisan berikutnya. Alat ini masih manual.b. Wand Mounted Round Knife, alat pemotong elektrik dengan panjang kain berkisar 36 inchi. Karena memiliki pegangan, spreader mampu menjangkau sisi lebar kain yang lain dan alat bisa kembali ke tempat semula. Hanya membutuhkan 1 spreader sehingga harga produksi bisa dikurangi separuhnya.c. Automatic Cutting Knife, alat ini akan memotong kain ke arah lebar secara otomatis tanpa bantuan spreader. Dan dapat disesuaikan dengan mode spreading yang akan digunakan.

3. Mengurangi limbah kain pada bagian ujung setelah mengalami pemotongan, jika menggunakan hand shears maka kain yang menjadi limbah sekitar 3 inchi pada setiap lapisan. Ini terjadi karena pemotongan dengan mata tidak begitu akurat. Spreader tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk memotong kain. Menggunakan prmotong elektik juga akan sama hasilnya hanya mengurangi sedikit kain yang menjadi limbah mungkin sekitar 1 inchi pada setiap lapis kain.4. Mengontol lapisan kain, ini terjadi saat roll menggulung kain yang memiliki banyak warna. Sehingga saat warna berbeda maka harus diberi tanda atau lapisan tersendiri. Oleh karena itu akan menghasilkan rainbow effect yang terlihat ketika akan dipotong sebelum di sorting. Saat sorting, setiap lapis warna yang telah diberi tanda atau lapisan akan di bundling. Ketika hanya ada 1 warna yang akan digelar, maka perlu dibedakan kainnya. Biasanya menggunakan tissue paper atau wax paper.5. Pengontrolan kain selama proses spreading, hal ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas terbaik. Idealnya, setiap lapis kain yang digelar diatas meja spreading dengan meletakkanna saling bertumpukan ke atas maka harus dikontrol setiap sisinya. Sehingga kain akan berbentuk persegi, datar dan tanpa tegangan.6. Menghilangkan cacat kain, sebelum kain dipotong seharusnya diperiksa terlebih dahulu dan inspector lebih baik untuk mencuci tangannya agar kain tidak kotor. Dilakukan dengan cara mengidentifikasi cacat kain dan menghilangkannya selama proses spreading atau menandainya untuk dihilangkan nanti.

BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULANDari ulasan makalah tentang Spreading, maka penulis dapat memberikan kesimpulan secara garis besarnya, sebagai berikut : Spreading adalah penggelaran kain yang telah digulung dalam rol ke arah panjang diatas meja yang disebut dengan meja spreading, guna persiapan cutting yang hasilnya akan dilakukan proses sewing. Mode Spreading adalah metode yang digunakan untuk menggelar kain diatas meja dimana pemilihannya tergantung pada produk apparel yang kain dibuat. Terdiri dari : (F/O/W, N/O/W), (F/O/W, N/U/D), (F/F, N/O/W) dan (F/F, N/U/D). Peralatan Spreading adalah macam-macam alat yang digunakan dalam satu fase proses penggelaran kain, secara umum ada 3 bagian penting dalam spreading yaitu : meja spreading, stationary rack dan rolling rack atau turntable (tergantung mode spreading). Disini juga disebutkan teknologi terbaru dengan fasilitas yang lebih baik. Cara dalam menjaga kualitas kain pada proses spreading adalah sebagai berikut : menghilangkan tegangan permukaan, pemilihan alat pemotong, memotong bagian pinggir kain ke arah dalam, mengontrol kain selama proses berlangsung dan mengilangkan cacat kain jika ditemukan dibagian permukaannya.B. SARAN Proses ini memiliki andil yang cukup penting guna terciptanya kualitas produk yang baik, jika diabaikan maka akan berefek secara fisik pada bahan baik itu cacat kain ataupun ketidakakuratan dalam cutting sehingga produk tidak akan sesuai ukuran. Oleh karenanya harus direncanakan secara matang, baik pemilihan alat atau skill spreadernya.DAFTAR PUSTAKA

The Book of The Fashion Manufacturing Process by Kahn, Cohen and Soto. The Book of The Spreading and Cutting Apparel Product. From site, http://textilelearner.blogspot.com/2012/07/fabric-spreading-types-of-fabric.html (take at 4 p.m at Juli 4, 2014). Fom site, http://www.textileschool.com/articles/75/spreading-layering-the-fabrics (take at 4 p.m at Juli 4, 2014). From site, http://fibres2fabrics.blogspot.com/2011/05/spreading-process-spreading-modes-of.html (take at 4 p.m at Juli 4, 2014). From site, http://www.garmento.org/cuttingroom/cuttingroom.htm (take at 4 p.m at Juli 4, 2014).