prodi ekonomi pembangunan s1 fakultas ekonomi …eprints.ums.ac.id/51733/1/naskah...

21
ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK, DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2010 2015 Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Disusun oleh : DEWI KARTIKA SARI B 300 132 021 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: haminh

Post on 15-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

1

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH

MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,

DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT

PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2010 – 2015

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Disusun oleh :

DEWI KARTIKA SARI

B 300 132 021

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

2

i

Page 3: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

3

Page 4: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

4

iii

Page 5: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

1

ANALISIS PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, UPAH

MINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, JUMLAH PENDUDUK,

DAN BEBAN/TANGGUNGAN PENDUDUK TERHADAP TINGKAT

PENGANGGURAN TERBUKA DI KOTA-KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

TAHUN 2010 – 2015

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks Pembangunan Manusia,

Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel. Data yang digunakan berupa data

time-series (tahun 2010-2015) dan data cross-section/silang tempat (9 Kota di

Provinsi Jawa Timur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Effect Model

(REM) adalah model regresi data panel yang terbaik. Berdasarkan uji F variabel

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota, Indeks

Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk

secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat Pengangguran

Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan uji validitas pengaruh

(uji t) menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka,

variabel Upah Minimum Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka,

variabel Jumlah Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota

Provinsi Jawa Timur.

Kata kunci : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota,

Indeks Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk,

Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

ABSTRACT

This study aimed to analyze the effect of the Gross Regional Domestic

Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population

and Expenses / Dependent Population against Unemployment Rate in Cities of

East Java Province 2010-2015. This study uses secondary data and analytical tools

used in this research is the analysis of panel data regression. Data used in the form

of time-series data (2010-2015) and a cross-section / cross-point (9 Cities in East

Java). The results showed that the Random Effect Model (REM) is a panel data

Page 6: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

2

regression model the best. Based on F test variables Gross Regional Domestic

Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human Development Index, Population

and Expenses / Dependent Population simultaneously or jointly affect the

Unemployment Rate in Cities in East Java province. Based on test validity

influence (t test) showed that the variables of Gross Domestic Product (GDP) has

positive and not significant to the Unemployment Rate, variable Minimum Wage

Cities significant negative effect on the Unemployment Rate, variable Human

Development Index is negative and not significant against Unemployment rate,

the variable Population significant negative effect on the Unemployment rate and

the variable expenses / Dependents Population significant negative effect on the

Unemployment rate in Cities in East Java province.

Keywords: Gross Domestic Product (GDP), Minimum Wage Cities, Human

Development Index, Population, Expenses / Dependent Population

and Unemployment Rate

1. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional memiliki hakekat mewujudkan masyarakat aman,

damai dan sejahtera. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang

terus berupaya melakukan pembangunan untuk mencapai tujuan nasional. Salah

satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

rakyatnya yaitu dengan meningkatkan stabilitas nasional. Salah satu cara menjaga

stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

Sebagai negara berkembang, Negara Indonesia tak lepas dari masalah

pengangguran. Kompleknya masalah pengangguran di Indonesia tak lepas dari

banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pertumbuhan penduduk

Indonesia yang tinggi dan tidak diiringi dengan peningkatan kesempatan kerja

adalah salah satu faktor penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di

Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan membuat peningkatan

angkatan kerja. Apabila jumlah kesempatan kerja lebih kecil daripada peningkatan

angkatan kerja maka jumlah pengangguran akan meningkat. Apabila masalah

pengangguran tidak segera diatasi maka akan menimbulkan dampak yang serius

seperti kemiskinan. Salah satu faktor yang menentukan kemakmuran seseorang

adalah tingkat pendapatannya. Dengan seseorang menganggur maka akan

Page 7: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

3

mengurangi tingkat pendapatan yang akhirnya akan mengurangi tingkat

kemakmuran yang mereka capai (Sukirno, 2006).

Masalah pengangguran masih menjadi salah satu titik berat dalam

pembangunan di Jawa Timur. Untuk mendukung upaya pemerintah dalam

mengendalikan laju pengangguran, diperlukan indikator-indikator sebagai dasar

perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program. Informasi tersebut akan

banyak memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dalam membuat

perencanaan atau kebijakan strategis dalam rangka perluasan kesempatan kerja

yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2015).

Pada Gambar 1 menunjukkan tingkat pengangguran terbuka di Provinsi

Jawa Timur dan Kota-kota di Provinsi Jawa Timur. Penurunan tingkat

pengangguran di Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015 tidak diikuti oleh

beberapa Kota di Provinsi Jawa Timur. Tingkat Pengangguran yang cukup tinggi

dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010, terjadi di Kota

Malang dan Kota Madiun, namun pada tahun 2015 tingkat pengangguran tinggi

terjadi hanya di Kota Kediri dan Kota Malang. Dibandingkan dengan tingkat

pengangguran di Indonesia Provinsi Jawa Timur lebih rendah, namun jika

dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur, Kota-kotanya termasuk yang tertinggi

diantaranya Kota Malang, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Mojokerto, dan Kota

Surabaya.

Page 8: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

4

Gambar 1 Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Jawa Timur dan

Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2015 (dalam %)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, Sakernas 2010-2015 (data diolah)

Tingkat pengangguran terbuka di objek penelitian mengalami fluktuatif

dari tahun 2010-2015. Tiga Kota (Kediri, Malang, dan Surabaya) dari sembilan

Kota di Provinsi Jawa Timur mengalami peningkatan pada tahun 2015.

Sedangkan Kota Blitar, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota

Madiun dan Kota Batu cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Gambar 1

diatas, tingkat pengangguran Kota Kediri pada tahun 2015 sebesar 8,46%,

meningkat dari tahun 2013 dengan nilai 7,66%. Pada tahun 2015 tingkat

pengangguran di Kota Malang sebesar 7,28%, padahal tahun 2014 hanya sebesar

7,22%. Peningkatan pengangguran juga terjadi di Kota Surabaya, pada tahun 2014

sebesar 5,82% dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 7,01%. Pengangguran

tertinggi pada tahun 2015 di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur adalah di Kota

Kediri. Tentu pola ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

pengangguran tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, studi ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Upah Minimum Kota, Indeks

Pembangunan Manusia, Jumlah Penduduk dan Beban/Tanggungan Penduduk

terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun

2010-2015.

4,2

5

4,1

6

4,1

2

4,3

0

4,1

9

4,4

7

7,3

9

4,9

3

7,8

5

7,2

9

7,6

6 8,4

6

6,6

6

4,2

0

3,5

5

6,1

7

5,7

1

3,8

0

8,6

8

5,1

9

7,6

8

7,7

3

7,2

2

7,2

8

6,8

5

4,6

6

5,1

2

4,4

8

5,1

6

4,0

1

7,2

3

4,9

2

4,3

4 5

,41

6,0

9

5,5

7

7,5

2

5,8

6

7,3

2

5,7

3

4,4

2

4,8

8

9,5

2

5,1

5

6,7

1

6,5

7

6,9

3

5,1

0

6,8

4

5,1

5

5,0

7

5,3

2

5,8

2 7

,01

5,5

5

4,5

7

3,4

1

2,3

0

2,4

3

4,2

9

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

2010 2011 2012 2013 2014 2015

TIN

GK

AT

PEN

GA

NG

GU

RA

N

TER

BU

KA

Jawa Timur

Kota Kediri

Kota Blitar

KotaMalangKotaProbolinggoKotaPasuruanKotaMojokertoKotaMadiun

Page 9: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

5

2. METODE PENELITIAN

2.1 Jenis dan Sumber data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh dari perpustakaan, jurnal atau penelitian sebelumnya dan dari

instansi yang terkait dalam penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah regresi data panel. Data

yang digunakan merupakan penggabungan dari data deret waktu (time series)

selama 6 tahun yaitu dari tahun 2010 – 2015 dan silang tempat (cross section)

sejumlah 9 Kota yang ada di Provinsi Jawa Timur yaitu Kota Kediri, Kota Blitar,

Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Madiun,

Kota Surabaya, dan Kota Batu sehingga menghasilkan 54 observasi.

2.2 Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel sebagai alat

pengolahan data dengan menggunakan program E-views8. Analisis dengan

menggunakan data panel yaitu gabungan antara data deret waktu (time-series

data) dan data deret lintang (cross-section data). Dengan kata lain, data panel

adalah data yang diperoleh dari data cross section yang di observasi berulang pada

unit individu (objek) yang sama pada waktu yang berbeda. Dengan demikian,

akan diperoleh gambaran tentang perilaku beberapa objek tersebut selama

beberapa periode waktu (Juanda dan Junaidi, 2012).

Analisis data panel merupakan gabungan antara data time-series dan data

cross-section. Objek dalam penelitian ini adalah 9 Kota di Provinsi Jawa Timur

Tahun 2010-2015. Ada 3 model estimasi dalam data panel yaitu, Pooled Least

Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM)

kemudian diuji untuk pemilihan model yang terbaik melalui Uji Chow dan Uji

Hausman. Untuk mengetahui pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Upah Minimum Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM),

Jumlah Populasi (POP), dan Beban/Tanggungan Penduduk (BTP) Terhadap

Page 10: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

6

Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-

2015 digunakan analisis regresi data panel dengan model sebagai berikut1 :

TPTit = α + β

1 LOG(PDRB)it

+ β2 LOG(UMK)

it + β

3 IPM

it + β

4 LOG(POP)it

+ β5

BTPit

+ uit

Dimana :

TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen)

LOG(PDRB) : Produk Domestik Regional Bruto (Miliar Rupiah)

LOG(UMK) : Upah Minimum Kota (Rupiah)

IPM : Indeks Pembangunan Manusia (Skala Indeks)

LOG(POP) : Jumlah Penduduk (Jiwa)

BTP : Beban/Tanggungan Penduduk (Persen)

i : Menunjukkan data cross-section Kota-Kota di Jawa Timur

t : Menunjukkan data time series tahun 2010-2015

α : Koefisien konstanta

β : Koefisien slope dan intersep

u : Faktor gangguan atau tidak dapat diamati

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik

dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik yaitu

Random Effect Model (REM). Hasil estimasi metode Random Effect dapat dilihat

pada Tabel 1 sebagai berikut :

1 Replikasi dari Jurnal Tyas Ayu Prasanti, Triastuti Wuryandari dan Agus Rusgiyono. “Aplikasi

Regresi Data Panel Untuk Permodelan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Gaussian Universitas Diponegoro Semarang, Vol.4, No.3, Tahun

2015, Hlm: 687-696. ISSN: 2339-2541 dan Jurnal Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto.

“Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota

Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Surabaya, Tahun XXIV, No.2, Agustus 2014. Hlm: 106-119. Model Data Panel lihat Gujarati,

Damodar N dan Dawn C. Porter. “Dasar-Dasar Ekonometrika”. Edisi 2 Buku 2 (Jakarta: Salemba

Empat. 2015). Hlm: 235-267 dan Model Data Panel dari Juanda, Bambang dan Junaidi.

“Ekonometrika Deret Waktu Teori dan Aplikasi”. Cetakan pertama Juni 2012. (Bogor: IPB Press.

2012). Hlm: 175-195.

Page 11: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

7

Tabel 1

Model Estimasi Random Effect Model (REM)

TPTit = 82.40304 + 0.130895PDRBit – 3.218075UMKit – 0.013581IPMit –

(0.6284) (0.0137)** (0.8759)

0.771910POPit – 0.522918BTPit + 51.26946

(0.0745)*** (0.0015)*

R2 = 0.497183; DW-Stat = 1.607882; F-Stat = 9.492448; Prob. F-stat = 0.000002

Keterangan :

*Signifikansi pada α = 0,01; **Signifikansi pada α = 0,05; ***Signifikansi pada α

= 0,10; angka dalam kurung adalah nilai probabilitas t

Dari hasil analisis pada Tabel 1 terlihat bahwa variabel upah minimum

kota berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota

Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 3.218075. Artinya apabila

variabel upah minimum kota naik sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran

terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.03218075 persen. Variabel jumlah

penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-

Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi sebesar 0.771910. Artinya

apabila variabel jumlah penduduk naik sebesar 1 persen maka tingkat

pengangguran terbuka akan mengalami penurunan sebesar 0.0077191 persen.

Variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif terhadap tingkat

pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur dengan koefisien regresi

sebesar 0.522918. Artinya apabila variabel beban/tanggungan penduduk naik

sebesar 1 persen maka tingkat pengangguran terbuka akan mengalami penurunan

sebesar 0.522918 persen.

3.1 Produk Domestik Regional Bruto dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)

menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota

Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015. Hal ini berarti PDRB tidak akan

mempengaruhi tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur

Page 12: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

8

karena pertumbuhan PDRB belum bisa menciptakan lapangan kerja untuk

pengangguran.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Ni Nyoman Setya Ari Wijayanti dan Ni Luh Karmini (2014) yang berjudul

“Pengaruh Tingkat Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum

Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”, memperoleh hasil

bahwa Laju Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

tingkat pengangguran terbuka Hal ini diakibatkan oleh tidak semua orang bisa

masuk ke dalam kesempatan kerja yang ada. Variabel pertumbuhan ekonomi

mempunyai koefisien yang positif terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Bali

yang artinya tingkat pertumbuhan ekonomi meningkat maka pengangguran juga

akan tinggi.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan studi yang dilakukan oleh ekonom

Arthur Okun (Okun’s Law) mengindikasikan adanya hubungan negatif antara

pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

akan menciptakan sebuah skema pengurangan angka pengangguran. Pertumbuhan

ekonomi yang tinggi diharapkan akan menciptakan pertumbuhan output, sehingga

dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mengejar kapasitas output yang meningkat

itu (Arsyad, 2010).

3.2 Upah Minimum Kota dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)

menunjukkan bahwa upah minimum kota (UMK) mempengaruhi tingkat

pengangguran terbuka. Upah minimum kota (UMK) berpengaruh negatif

signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa

Timur tahun 2010-2015. Artinya, semakin tinggi tingkat upah yang ditawarkan,

maka tingkat pengangguran di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur cenderung

menurun.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) yang berjudul “Pengaruh

PDRB, UMK, Inflasi, dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota

Page 13: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

9

Provinsi Jawa Timur Tahun 2007-2011”, memperoleh hasil bahwa UMK

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada

hubungan positif antara UMK dan tingkat pengangguran. Dalam penelitian ini

pekerja di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur merasa upah minimum Kota yang

ditetapkan sudah memenuhi kebutuhan hidup pekerja sehingga dengan

meningkatnya upah minimum akan menarik pengangguran untuk menerima

pekerjaan yang ditawarkan dan pada akhirnya akan mengurangi pengangguran itu

sendiri.

Menurut Tengkoe Sarimuda RB dan Soekarnoto (2014) menyatakan

bahwa kenaikan UMK tersebut lebih mendorong tenaga kerja untuk mendapatkan

pekerjaan dan begitu juga bagi sektor usaha, kenaikan UMK tidak disikapi oleh

manajemen perusahaan untuk mengurangi jumlah pekerja tetapi dijadikan sebagai

strategi penting dalam meningkatkan kinerja pekerja secara nyata, mendorong

terpeliharanya kelangsungan hidup satuan kerja, dan untuk pencapaian sasaran

kerja melalui produktivitas yang tinggi yang pada akhirnya akan mengurangi

tingkat pengangguran yang ada.

3.3 Indeks Pembangunan Manusia dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)

menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi

Jawa Timur tahun 2010-2015. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh besar

atau kecil nilai komponen IPM yaitu kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya

beli terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Muhamad Burhanudin (2015) yang berjudul “Pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi

Banten Periode 2008-2013”, memperoleh hasil bahwa IPM berpengaruh negatif

signifikan terhadap tingkat pengangguran.

Page 14: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

10

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa

dengan teratasinya jumlah pengangguran dan mendapatkan pendapatan yang

tinggi maka akan berpengaruh terhadap peningkatan pembangunan manusia

melalui peningkatan bagian pengeluaran rumah tangga yang dibelanjakan untuk

makanan yang lebih bergizi dan pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga

pengurangan pengangguran dapat kita lihat dari jumlah indeks pembangunan

manusia yang mengalami peningkatan (Todaro, 2000).

3.4 Jumlah Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)

menunjukkan bahwa jumlah penduduk mempengaruhi tingkat pengangguran

terbuka. Jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat

pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-2015.

Artinya apabila jumlah penduduk semakin meningkat maka tingkat pengangguran

terbuka di Kota-Kota Jawa Timur cenderung menurun.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Riko Anggara (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengangguran di Provinsi Jawa Timur tahun 2011-2014”,

memperoleh hasil bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif signifikan

terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada

hubungan positif antara jumlah penduduk dan tingkat pengangguran. Menurut

Mulyadi (2003) mengatakan bahwa jumlah penduduk yang makin besar telah

membawa akibat jumlah angkatan kerja yang makin besar pula. Ini berarti makin

besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Agar dapat

dicapai keadaan yang seimbang maka seyogyanya mereka semua dapat

tertampung dalam suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan keinginan serta

ketrampilan mereka. Ini akan membawa konsekuensi bahwa perekonomian harus

selalu menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru.

3.5 Beban/Tanggungan Penduduk dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil estimasi data panel Random Effect Model (Tabel 1)

menunjukkan bahwa beban/tanggungan penduduk mempengaruhi tingkat

Page 15: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

11

pengangguran terbuka. Beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif

signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa

Timur tahun 2010-2015. Artinya, apabila beban/tanggungan penduduk semakin

tinggi maka tingkat pengangguran terbuka di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur

akan mengalami penurunan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Fitra Kincaka Rizka (2007) yang berjudul “Analisis Tingkat Pengangguran

dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya di Indonesia”, memperoleh hasil

bahwa variabel beban/tanggungan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat pengangguran.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada

hubungan positif antara beban/tanggungan penduduk dan tingkat pengangguran.

Menurut teori yang diungkapkan oleh B. Maxwell Stamper (dalam Dewi, 2010)

yang menyebutkan bahwa tingkat beban/tanggungan penduduk yang rendah akan

menyebabkan adanya kecenderungan untuk menabung dan penanaman modal

yang tinggi karena penduduk usia non produktif yang ditanggung oleh penduduk

usia produktif semakin kecil sehingga muncul tingkat investasi yang meningkat

dan peningkatan kesempatan kerja melalui pembukaan lapangan kerja baru.

Akibatnya, akan terjadi penurunan pada tingkat pengangguran.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis yang sudah dibahas pada bab sebelumnya,

maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Berdasarkan hasil estimasi data panel untuk memilih model yang terbaik

dengan uji Chow dan uji Hausman, maka terpilih model yang terbaik dalam

penelitian ini yaitu Random Effect Model (REM).

b. Model REM mempunyai daya ramal yang cukup tinggi. Berdasarkan uji F,

variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota

(UMK), Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk (POP), dan

Beban/Tanggungan Penduduk (BTP) yang terdapat dalam persamaan regresi

Page 16: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

12

secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur tahun 2010-

2015.

c. Hasil uji koefisien determinasi R-Squared (R2) menunjukkan nilai R

2 sebesar

0.497183 atau 49,72 persen. Artinya variasi variabel Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT) dapat dijelaskan oleh variabel Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB), Upah Minimum Kota (UMK), Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), Jumlah Penduduk (POP), dan Beban/Tanggungan Penduduk (BTP)

sebesar 49,72 persen, sedangkan sisanya yaitu sebesar 50,28 persen variasi

variabel Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dijelaskan oleh variabel lain

yang tidak dijelaskan dalam model.

d. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) menunjukkan bahwa variabel

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Upah Minimum

Kota berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran

Terbuka, variabel Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka, variabel Jumlah

Penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Tingkat Pengangguran

Terbuka dan variabel Beban/Tanggungan Penduduk berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

Jawa Timur.

4.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Diharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dapat memilih kebijakan yang

lebih efektif dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi untuk

kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, dalam strategi pembangunan ekonomi

di masing-masing Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur perlu ditekankan

dengan mengoptimalkan pendekatan ekonomi sektoral, khususnya sektor

yang mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak, seperti; peningkatan pada

Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan, dan Sektor Jasa. Serta

Page 17: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

13

Pemerintah diharapkan dapat mendirikan industri-industri baru yang bersifat

padat karya terutama di Kota-Kota Provinsi Jawa Timur agar tercipta

lapangan pekerjaan baru yang akan mengurangi pengangguran.

b. Pemerintah Provinsi Jawa Timur diharapkan mampu meningkatkan kualitas

SDM melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan untuk pencari kerja.

Angkatan kerja memerlukan tambahan keterampilan untuk dapat lebih cepat

terserap di pasar kerja. Bentuk keterampilan berupa keahlian yang bersifat

aplikatif yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti keahlian komputer, bahasa

asing, perbengkelan dll, sehingga tercipta tenaga kerja yang berkualitas dan

menambah wawasan bagi calon tenaga kerja agar lebih siap dalam

menghadapi persaingan dunia kerja.

c. Diharapkan pihak Perusahaan juga harus bisa berperan aktif dalam menekan

jumlah pengangguran yang ada dengan menciptakan lapangan pekerjaan baru

melalui penerimaan magang, job fair atau bursa kerja terbuka. Hadirnya

perusahaan-perusahaan di tengah masyarakat Kota diharapkan mampu

memberikan kontribusi riil dalam mengatasi permasalahan nasional yaitu

pengangguran.

d. Bagi masyarakat yang belum mendapatkan pekerjaan sektor formal

diharapkan mempunyai motivasi, kemampuan dan usaha untuk berwirausaha

mandiri pada berbagai bidang yang memiliki prospek perkembangan di sektor

informal yaitu dengan mendirikan industri kreatif atau home industry untuk

pengembangan UMKM yang akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi

sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru.

e. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis variabel-variabel

lain yang mempengaruhi tingkat pengangguran. Oleh karena itu, perlu

dikembangkan lagi pembahasan dan penelitian lebih lanjut untuk

kesempurnaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Ananta, Aris. 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga

Demografi LPFEUI.

Page 18: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

14

Anggara, Riko. 2016. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2014” Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 15

Oktober 2016.

Arsyad, Lincolin. 2000. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta: BPFE.

______________. 2010. Ekonomi Pembangunan. Edisi 5. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010-2015. Laporan Eksekutif Keadaan Angkatan Kerja

Jawa Timur Tahun 2010-2015. Surabaya: Badan Pusat Statistik Provinsi

Jawa Timur.

__________________. 2015. Indeks Pembangunan Manusia 2014 Metode Baru

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

__________________. 2015. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2014. Surabaya: Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Timur.

__________________. 2015. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Timur Tahun 2010-2020, Data Jumlah Penduduk dan Data Rasio

Ketergantungan. Jakarta: Badan Pusat Statistik

.

__________________. 2016. Indeks Pembangunan Manusia 2015 Metode Baru

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

__________________. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015. Surabaya: Badan Pusat

Statistik Provinsi Jawa Timur.

Burhanudin, Muhamad. 2015. “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), dan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran di Provinsi

Banten Periode 2008-2013”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Diakses tanggal 8

Oktober 2016.

Ekananda, Mahyus. 2016. Analisis Ekonometrika Data Panel. Jakarta: Mitra

Wacana Media.

Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 19: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

15

Firdaus, M. As’ad. 2015. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah” Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Diakses tanggal 8 Oktober

2016.

Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika

Edisi 5 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Jamaludin, Adon Nasrullah. 2015. Sosiologi Perkotaan Memahami Masyarakat

Kota dan Problematikanya. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu. Bogor: PT Penerbit

IPB Press.

Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis

dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

________________. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen YKPN.

________________.2013. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator

Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi Edisi Keempat. Jakarta:

Erlangga.

__________________. 2006. Makro Ekonomi Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.

__________________. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mustika CD, Agustina. 2010. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya di Kota Semarang”. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang. Diakses tanggal 15 Oktober 2016.

Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi Teori, Masalah, & Kebijakan. Edisi 2.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 69 Tahun 2009 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2010.

__________________________ Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2013.

Page 20: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

16

__________________________ Nomor 72 Tahun 2014 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2015.

__________________________ Nomor 78 Tahun 2013 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2014.

__________________________ Nomor 81 Tahun 2011 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012.

__________________________ Nomor 93 Tahun 2010 Tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2011.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 1 Tahun 2014 Tentang

Pengupahan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Diakses

tanggal 1 November 2016.

Pitartono, Ronny dan Banatul Hayati. 2012. “Analisis Tingkat Pengangguran di

Jawa Tengah Tahun 1997-2010”. Diponegoro Journal Of Economics.

Volume 1, Nomor 1 : 1-14.

Prasanti, Tyas Ayu, Triastuti Wuryandari dan Agus Rusgiyono. 2015. “Aplikasi

Regresi Data Panel Untuk Pemodelan Tingkat Pengangguran Terbuka

Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah”. Jurnal Gaussian, Volume 4,

Nomor 3, hlm: 687-696. ISSN: 2339-2541.

Putro, Sis Akbar dan Achma Hendra Setiawan. 2013. “Analisis Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi

Dan Beban/Tanggungan Penduduk Terhadap PengangguranTerbuka Di

Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010”. Diponegoro Journal Of

Economics. Volume 2, Nomor 3 : 1-14. ISSN: 2337-3814.

Rizka, Fitra Kincaka. 2007. “Analisis Tingkat Pengangguran dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya di Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro Semarang.

Samuelson A, Paul dan William D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi.

Jakarta: PT. Media Global Edukasi.

Sarimuda RB, Tengkoe dan Soekarnoto. 2014. “Pengaruh PDRB, UMK, Inflasi,

Dan Investasi Terhadap Pengangguran Terbuka di Kab/Kota Provinsi Jawa

Timur Tahun 2007-2011”. Jurnal Ekonomi dan Bisinis Universitas

Airlangga Surabaya.

Page 21: PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI …eprints.ums.ac.id/51733/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfMINIMUM KOTA, INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, ... Pengangguran Terbuka di Kota-Kota Provinsi

17

Simanjutak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.

Jakarta: LPFE UI.

Sriyana, Jaka. 2014. Metode Regresi Data Panel. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia.

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

______________. 2008. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, Sadono. 2013. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi 3. Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada.

Todaro, Michael P. 2000. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.

______________. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunis Ketiga. Jakarta:

Erlangga.

Utomo, Yuni Prihadi. 2015. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi Dengan SPSS.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Undang-Undang RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Wijayanti, Ni Nyoman Setya Ari dan Ni Luh Karmini. 2014. “Pengaruh Tingkat

Inflasi, Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum Terhadap

Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Bali”. E-Jurnal EP Unud. 3

[10] : 460-466, ISSN: 2303-0178.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.