profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

33
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sektor pertanian sangat berperan penting terhadap kelangsungan hidup umat manusia. Sudah sejak lama sektor pertanian menjadi sektor vital dalam pembangunan umat manusia. Karena tidak hanya sebagai sumber pendapatan petani melainkan juga sebagai sumber pendapatan Negara dan sebagai penanggung jawab ketersediaan pangan bagi umat manusia. Sektor pertanian ini sudah digalakkan semenjak jaman Rasulullah S.A.W. Daratan Madinah yang semula subur semakin dikembangkan industri di bidang pertaniannya. Bahkan itu terjadi walaupun di masa perang. Jumhur ulama berselisih pendapat mengenai profesi yang paling baik adalah profesi dalam perniagaan, pertukangan ataupun pertanian. Menurut Imam An-Nawawi dalam Shahihnya, pekerjaan yang baik dan afdhal ialah pertanian. Inilah pendapat yang sahih kerana ia merupakan hasil tangannya sendiri dan ia juga memberi manfaat kepada diri sendiri, umat Islam dan kepada binatang. Di samping itu bidang pertanian juga membawa para petani kepada sifat tawakkal. (Al-Majmuk: 9/54 & Shahih Muslim Syarh Imam An-Nawawi). Kepentingan bidang pertanian pada pandangan Islam dapat dilihat dari banyaknya ayat al-Quran yang menyebutkan mengenai hasil tanaman dan buah- buahan yang beragam. Kegiatan pertanian dari aspek aqidah dapat mendekatkan diri seseorang kepada 1

Upload: zakiahulfa

Post on 21-Apr-2017

1.044 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sektor pertanian sangat berperan penting terhadap kelangsungan hidup umat manusia.

Sudah sejak lama sektor pertanian menjadi sektor vital dalam pembangunan umat manusia.

Karena tidak hanya sebagai sumber pendapatan petani melainkan juga sebagai sumber

pendapatan Negara dan sebagai penanggung jawab ketersediaan pangan bagi umat manusia.

Sektor pertanian ini sudah digalakkan semenjak jaman Rasulullah S.A.W. Daratan Madinah

yang semula subur semakin dikembangkan industri di bidang pertaniannya. Bahkan itu terjadi

walaupun di masa perang.

Jumhur ulama berselisih pendapat mengenai profesi yang paling baik adalah profesi

dalam perniagaan, pertukangan ataupun pertanian. Menurut Imam An-Nawawi dalam

Shahihnya, pekerjaan yang baik dan afdhal ialah pertanian. Inilah pendapat yang sahih kerana

ia merupakan hasil tangannya sendiri dan ia juga memberi manfaat kepada diri sendiri, umat

Islam dan kepada binatang. Di samping itu bidang pertanian juga membawa para petani

kepada sifat tawakkal. (Al-Majmuk: 9/54 & Shahih Muslim Syarh Imam An-Nawawi).

Kepentingan bidang pertanian pada pandangan Islam dapat dilihat dari banyaknya ayat

al-Quran yang menyebutkan mengenai hasil tanaman dan buah- buahan yang beragam.

Kegiatan pertanian dari aspek aqidah dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah. Hal ini

kerena tanda kebesaran Allah SWT. dapat dilihat dengan jelas dalam proses kejadian tumbuh-

tumbuhan atau tanaman. Melakukan usaha pertanian lebih membuat seseorang itu memahami

hakikat sebenarnya tawakal kepada Allah SWT. dan beriman kepada kekuasaan-Nya.

Menurut Dr. Zainal Azam Abd. Rahman seorang cendikiawan Islam dalam tulisan

beliau dalam akhbar Berita Harian bertarikh 6 Januari 2005, kegiatan pertanian menjadi fardu

kifayah kerana manfaatnya lebih besar daripada manfaat pribadi. Kebanyakan fuqaha' Islam

berpendapat bahawa pertanian adalah lebih afdal atau utama pada pandangan Islam dan suatu

gagasan berbanding lain-lain jenis perniagaan dan perancangan projek-projek “Mega-Mega”.

kerana manfaat pertanian lebih meluas dan menjangkau kehidupan rakyat justru

kepentingannya tidak dapat dinafikan sebagai bidang yang membekalkan makanan

kepada umat.

1

Page 2: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Begitu mulianya profesi dibidang pertanian ini lah yang melatar belakangi makalah ini

dibuat. Karena, Allah menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Yaitu

Khalifah yang turun temurun dan berkelanjutan untuk melestarikan alam. Alangkah mulianya

jika manusia andil peran dalam pelestarian alam. Untuk melestarikan alam ini tentu yang

diperlukan Pangan bagi seluruh makhluk., dan profesi dibidang pertanian inilah yang

menjamin pangan bagi seluruh makhluk Allah.

1.2 Rumusan Masalah

- Apa pengertian profesi?

-Macam-macam profesi yang baik dalam perspektif islam?

-Konsep pertanian dalam islam?

-Bagaimana pandangan islam dalam profesi di bidang pertanian?

1.3 Tujuan

-Untuk mengetahui pengertian profesi.

-Untuk mengetahui macam-macam profesi yang baik dalam perspektif islam.

-Untuk mengetahui konsep pertanian dalam islam.

-Untuk mengetahui pandangan islam tentang profesi di bidang pertanian.

2

Page 3: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi

Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang

dalam bahasa Yunani adalah "Επαγγελια", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban

melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen".

Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu

pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses

sertifikasi, dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada

bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, pertanian, teknik, dan desainer.

Berikut beberapa istilah profesi yang dikemukakan oleh para ahli :

1) SCHEIN, E.H (1962)

“Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang

sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.”

2) HUGHES, E.C (1963)

“Peprofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang

diderita atau terjadi pada kliennya.”

3) DANIEL BELL (1973)

“Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang

diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang

dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam

melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan

kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat

mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.”

4) PAUL F. COMENISCH (1983)

“Profesi adalah ‘komunitas moral’ yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.”

3

Page 4: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

5) KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA

“Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,

kejuruan, dan sebagainya) tertentu.”

6) K. BERTENS

“Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan

nilai-nilai bersama.”

7) SITI NAFSIAH

“Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup

sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak)

yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung

jawab.”

8) DONI KOESOEMA A

“Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki

birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut

serta pelayanan baku terhadap masyarakat.”

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1) Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki

berkat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman selama bertahun-tahun.

2) Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Biasanya setiap pelaku profesi

mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3) Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4) Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan

dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,

keamanan, kelangsungan hidup, dan sebagainya. Maka untuk menjalankan suatu

profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

5) Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

4

Page 5: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

2.2 Macam-Macam Profesi yang Baik dalam Perspektif Islam

Bekerja adalah wajib bagi setiap umat islam dan setiap pekerjaan haruslah halal dan

berkah dari apa yang diusahakan. Adapun beberapa pekerjaan yang baik menurut islam

diantaranya:

1) Di Bidang Pertanian

Sabda Rasulullah s.a.w. yang artinya:

"Tidaklah seseorang mukmin itu menyemai akan semaian atau menanam tanaman lalu

dimakan oleh burung atau manusia melainkan hanya akan menjadi sedekah".

2) Di Bidang Perusahaan

Sabda Rasulullah s.a.w. yang artinya:

"Sebaik-baik usaha ialah usaha seorang pengusaha apabila ia bersifat jujur dan nasihat-

menasihati”

3) Di Bidang Perniagaan

Rasulullah s.a.w. pernah meletakkan para peniaga yang jujur dan amanah kepada

kedudukan yang sejajar dengan para wali, orang-orang yang benar, para syuhada', dan orang-

orang soleh dengan sabda yang artinya:

"Peniaga yang jujur adalah bersama para wali, orang-orang siddiqin, para syuhada' dan

orang-orang soleh".

Rasulullah juga menyatakan bahawa sembilan persepuluh dari rezeki itu adalah pada

perniagaan.

2.3 Konsep Pertanian Dalam Islam

“Kami menjadikan (di atas muka bumi ini tempat yang sesuai untuk dibuat) ladang-ladang

kurma dan anggur. Kami pancarkan banyak mata air (di situ). Tujuannya supaya mereka

boleh mendapat rezeki daripada hasil tanaman tersebut dan tanam-tanaman lain yang

mereka usahakan. Adakah mereka berasa tidak perlu bersyukur?”

5

Page 6: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

(Yasin : 34-35)

Kepentingan sektor pertanian dalam kehidupan manusia dan keperluannya begitu jelas

sejak dulu. Sejak sekian lama sektor pertanian sentiasa diberikan penekanan oleh ahli

agronomi dalam kajian dan tulisan mereka.

Dalam Islam, kegiatan pertanian merupakan salah satu daripada pekerjaan yang mulia

dan amat digalakkan. Kepentingannya tidak dapat dinafikan lagi apabila hasil industri ini turut

menyumbang kepada hasil makanan negara selain merupakan sumber pendapatan petani.

Banyaknya ayat al-Quran yang menyebutkan mengenai hasil tanaman dan buah-

buahan yang pelbagai menunjukkan betapa pentingnya bidang pertanian pada pandangan

Islam. Antaranya Allah berfirman dalam surah Al An'aam ayat 99 yang bermaksud :

“Dan Dialah yang menurunkan hujan dari langit lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu

segala jenis tumbuh-tumbuhan, kemudian Kami keluarkan daripadanya tanaman yang

menghijau, Kami keluarkan pula dari tanaman itu butir-butir (buah-buan) yang bergugus-

gugus; dan dari pohon-pohon tamar (kurma), dari mayang-mayangnya (Kami keluarkan)

tandan-tandan buah yang mudah dicapai dan dipetik; dan (Kami jadikan) kebun-kebun dari

anggur dan zaitun serta delima, yang bersamaan (bentuk, rupa dan rasanya) dan yang tidak

bersamaan. Perhatikanlah kamu kepada buahnya apabila ia berbuah, dan ketika masaknya.

Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi tanda-tanda (yang menunjukkan kekuasaan

Kami) bagi orang-orang yang beriman.”

Ayat ini masih mengenai lanjutan bukti-bukti kemahakuasaan Allah Swt. Ayat-ayat

yang lalu mengarahkan manusia agar memandang sekelilingnya, supaya ia dapat sampai pada

kesimpulan bahwa Allah Swt Maha Esa dan kehadiran hari kiamat adalah keniscayaan. Yang

dipaparkan untuk diamati pada ayat-ayat yang lalu adalah hal-hal yang terbentang di bumi,

seperti pertumbuhan biji dan benih, atau yang berkaitan dengan langit seperti matahari dan

bulan serta dampak peredarannya yang menghasilkan antara lain malam dan siang,

selanjutnya dipaparkan juga tentang manusia, asal usul dan kehadirannya di bumi. Nah, ayat

6

Page 7: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

ini menguraikan kumpulan hal-hal yang disebut di atas, bermula dengan menegaskan bahwa

Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala

macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang

menghijau.

Untuk lebih menjelaskan kekuasaan-Nya ditegaskan lebih jauh bahwa, Kami

keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman

yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai

yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang

serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan

(perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda

(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

Dalam mengomentari tentang ayat ini, para pakat tafsir mengemukakan bahwa ayat

tentang tumbuh-tumbuhan ini menerangkan proses penciptaan buah yang tumbuh berkembang

melalui beberapa fase, hingga sampai pada fase kematangannya. Pada saat fase

kematangannya ini, suatu jenis buah mengandung komposisi zat gula, minyak, protein,

berbagai zat karbohidrat dan zat tepung. Semua itu terbentuk atas bantuan cahaya matahari

yang masuk melalui klorofil, yang pada umumnya terdapat pada bagian pohon yang mengolah

komposisi zat-zat tadi untuk didistribusikan kebagian-bagian pohon yang lain, termasuk biji

dan buah.

7

Page 8: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Lebih dari itu, ayat ini menerangkan bahwa air hujan adalah sumber air bersih satu-

satunya bagi tanah. Sedangkan matahari adalah sumber semua kehidupan. Tetapi, hanya

tumbuh-tumbuhan yang dapat menyimpan daya matahari itu dengan perantaraan klorofil,

untuk kemudian menyerahkannya kepada manusia dan hewan dalam bentuk bahan makanan

organic yang dibentuknya.

Dari penjelasan ini dapat diambil pemahaman bahwa Allah Swt memberikan

gambaran :

1) Tentang proses tumbuh-tumbuhan sebagai gambaran bagi manusia untuk berusaha itu

harus butuh proses.

2) Dan dalam proses tersebut tentunya manusia butuh berinteraksi dengan manusia lain

(baik berupa berekonomi) untuk mencapai tanaman yang bagus dan baik.

3) Kemudian dari proses tumbuhan yang membagi-bagikan zat-zat yang di dapat oleh

bagian dari tumbuhan kepada buah dan bijinya itu, menggambarkan kepada manusia

untuk selalu berbagi dengan sesame.

4) Perlunya cahaya matahari dan air hujan dalam hal bercocok tanam.

5) Pemahaman bagi manusia tentang Maha Kuasanya Allah Swt.

Dari aspek akidah kegiatan pertanian dapat mendekatkan diri seseorang kepada Allah

SWT. Tanda-tanda kebesaran Allah dapat dilihat dengan jelas dalam proses kejadian tumbuh-

tumbuhan atau tanaman. Apabila seseorang itu melakukan usaha pertanian, ia akan membuat

seseorang itu lebih memahami hakikat sebenarnya dari konsep tawakal dan beriman kepada

kekuasaan-Nya. Yang memberikan hasil tetap datangnya dari Allah SWT.

2.4 Profesi di Bidang Pertanian Menurut Perspektif Islam

Di zaman sekarang kita dihadapkan pada banyaknya jenis dan macam pekerjaan.

Pekerjaan atau mata pancaharian seseorang kian bertambah banyak sesuai dengan

bertambahnya penduduk dan semakin khususnya keahlian seseorang.

Namun sebenarnya pada dasarnya hanya ada tiga profesi sebagaimana disebutkan oleh

Imam Al-Mawardi. Dia berkata: “Pokok mata pencaharian tersebut adalah bercocok tanam

(pertanian), perdagangan, dan pembuatan suatu barang (industri).”. Para ulama berselisih

tentang manakah yang paling baik dari ketiga profesi tersebut. Madzhab As-Syafi’i

8

Page 9: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

berpendapat bahwa pertanian adalah yang paling baik. Sedangkan Imam Al-Mawardi dan

Imam An-Nawawi berpendapat bercocok tanamlah yang paling baik karena beberapa alasan:

Pertama:

Bercocok tanam adalah merupakan hasil usaha tangan sendiri. Dalam Shohih Al-

Bukhori dari Miqdam bin Ma’dikariba rodhiyallohu’anhu dari Nabi Muhammad shollallohu

‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda:

الله صلى داود الله نبى وأن يده عمل من يأكل أن من خيرا قط طعاما أحد أكل ما

يده عمل من يأكل كان م وسل عليه

“Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik dari orang yang memakan dari hasil

usaha tangannya, dan adalah Nabi Dawud ‘alaihi salam makan dari hasil tangannya

sendiri.”

Dan yang benar adalah apa yang di-nash-kan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa

sallam yaitu hasil tangannya sendiri. Maka bercocok tanam adalah profesi terbaik dan paling

utama karena merupakan hasil pekerjaan tangan sendiri.

Kedua:

Bercocok tanam memberikan manfaat yang umum bagi kaum muslimin bahkan

binatang. Karena secara adat manusia dan binatang haruslah makan dan makanan tersebut

tidaklah diperoleh melainkan dari hasil tanaman dan tumbuhan.

Dan telah shohih dari Jabir rodhiyallohu ‘anhu dia berkata: telah bersabda Rosululloh

shollallohu ‘alaihi wa sallam:

و صدقة له منه سرق ما و صدقة له منه أكل ما كان إال غرسا يغرس مسلم من ما

صدقة له كان إال أحد يرزؤه ال و صدقة له فهو الطير أكلت ما

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman

tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, apa yang dicuri dari tanamannya tersebut bagi

penanamnya menjadi sedekah, dan tidaklah seseorang merampas tanamannya melainkan

bagi penanamnya menjadi sedekah”. (HR Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan:

9

Page 10: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

إلى صدقة له كان إال طير وال ة داب وال إنسان منه فيأكل غرسا المسلم يغرس فال

القيامة يوم

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman kemudian memakan tanaman itu manusia,

binatang, dan burung melainkan bagi penanamnya menjadi sedekah hingga hari kiamat.”

Ketiga:

Bercocok tanam lebih dekat dengan tawakkal. Ketika seseorang menanam tanaman

maka sesungguhnya dia tidaklah berkuasa atas sebiji benih yang dia semaikan untuk tumbuh,

dia juga tidak berkuasa untuk menumbuhkan dan mengembangkan menjadi tanaman, tidaklah

dia berkuasa membungakan dan membuahkan tanaman tersebut. Tumbuhnya biji,

pertumbuhan tanaman, munculnya bunga dan buah, pematangan hasil tanaman semua berada

pada kekuasaan Allah SWT. Dari sinilah nampak nilai tawakkal dari seorang yang bercocok

tanam. Sedangkan Abu Yahya Zakariya Al-Anshori As-Syafii menambahkan: “Seutama-

utamanya matapencaharian adalah bercocok tanam karena lebih dekat dengan sikap tawakkal,

bercocok tanam juga memberikan manfaat yang umum bagi semua makhluk, dan secara

umum manusia butuh pada hasil pertanian. Az-Zarkasyi berkata bahwa semua orang

memperhatikan makanan karena tidak ada yang tidak butuh kepada hasil bercocok tanam

(makan) dan tidaklah kehidupan tegak tanpa adanya makanan.

Menurut sejarah Islam, setelah Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam tiba di

Madinah, Baginda telah menggalakkan usaha pertanian agar ditingkatkan. Bumi Madinah

ketika itu sebenarnya subur perlu diusahakan dengan lebih giat. Dalam hubungan ini, kaum

Muhajirin yang berhijrah bersama Baginda diaturkan supaya bekerjasama dengan kaum Ansar

yaitu penduduk asal Madinah di dalam usaha-usaha pertanian.

Hal seumpama ini sesuai dengan riwayat Rafi‘ bin Hadij bahwa di zaman Rasulullah

telah diingatkan oleh beberapa orang bapa-bapa saudara Baginda yaitu Rasulullah melarang

daripada perkara yang memberi manfaat kepada kami, lalu kami bertanya: Apakah perkara

tersebut?:

“Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang mempunyai

tanah hendaklah dia mengerjakannya dengan bertani atau (jika dia tidak berupaya

melakukannya) hendaklah menyerahkannya kepada saudaranya supaya diusahakan dan

janganlah dia menyewakannya (sekalipun) hanya sepertiga, seperempat dan makanan

asasi.”(Hadis riwayat Abu Dawud)

10

Page 11: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Hakikat betapa Islam sangat menggalakkan sektor pertanian jelas daripada

peruntukkan yang ada di dalam syariah. Sebagai contoh, barangsiapa yang menggarap tanah

yang terbengkalai akan mendapat hak milik kekal terhadap tanah tersebut berdasarkan

pendapat kebanyakan ulama. Peruntukkan ini jelas memberi intensif kepada pengusaha-

pengusaha bidang pertanian yang menggarap tanah yang terbengkalai atau mati. Perkara ini

disebutkan dalam riwayat Aisyah Radhiallahu ‘anha, Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa

sallam bersabda:

“Barangsiapa yang memakmurkan (menggarap) tanah yang tidak dimiliki oleh siapapun

maka dia lebih berhak terhadapnya”.(Hadis riwayat Al-Bukhari)

Walau bagaimanapun kita telahmempunyai peraturan atau undang-undang tanah, maka

kita tidak boleh menggunakan tanah dengan sewenang-wenang, tanpa izin dari pemilik tanah

tersebut.

Dalam Al-Qur’an tentang pertanian banyak dibicarakan mulai dari macam tumbuhan

hingga zakat yang harus dikeluarkan. Teknologi pertanian sendiri diartikan sebagai penerapan

ilmu pengetahuan dalam rangka pendayagunaan sumber daya alam (pertanian) untuk

kesejahteraan manusia. Tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi terkait dengan sumber

daya alam dapat dirujuk pada QS. Yaasiin:

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami

hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka darinya mereka makan.”

(QS Yaasiin: 33)

Ayat di atas menunjukkan bahwa pada awalnya bumi ibarat planet yang mati karena

tidak ada kehidupan didalamnya. Namun dalam perkembangannya bumi menjadi tempat yang

sesuai bagi kehidupan dan Allah menyediakan tanaman bagi manusia. Selain berfungsi

sebagai penyuplai oksigen bagi kehidupan, dari tanaman juga dapat dipanen hasilnya,

misalnya diambil biji atau buahnya untuk dikonsumsi. Ayat di atas juga menunjukkan bahwa

pada dasarnya tanaman harusnya dibudidayakan agar dapat digunakan sebagai makanan.

Tanpa adanya budidaya maka tanaman yang ada tidak akan mampu memenuhi kebutuhan

manusia. Oleh sebab itu ayat ini diikuti dengan ayat berikutnya:

11

Page 12: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

“Dan kami jadikan padanya kebun – kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya

beberapa mata air.” (QS Yaasiin: 34)

Dijadikannya kebun–kebun menunjukkan Allah membimbing manusia untuk

berbudidaya. Saat ini peran saudara-saudara kita dari Teknik Pertanian sangat penting karena

mereka mampu memperbaiki cara budidaya dengan menemukan alat-alat budidaya sehingga

produktivitas tanaman dapat optimal. Pada awalnya mereka mengambil air dari mata air untuk

menyirami tanaman dan memberi minum ternak, kemudian mengalirkannya menjadi saluran

irigasi dan Allah menurunkan hujan bukanlah tanpa makna apalagi hanya menyebabkan banjir

tapi Allah menurunkan hujan agar manusia dapat berkpikir dan memanfaatkannya. Misalnya

menjadi cadangan air untuk sawah tadah hujan dan saat ini diciptakan pula bendungan-

bendungan yang mampu menampung air hujan sehingga air hujan ini memberi makna bagi

manusia sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Baqarah 22:

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia

menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan hujan itu Dia menghasilkan segala buah-

buahan sebagai rizki untukmu; karena itu janganlah kamu menyekutukan Allah, padahal

kamu mengetahui.”

Proses budidaya menjadikan produksi pertanian dapat melebih dari yang dibutuhkan

oleh pemilik kebun sehingga memunculkan teknologi baru yaitu pengolahan hasil pertanian.

Sebagaimana dalam ayat selanjutnya:

“Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan

mereka. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?.” (QS Yaasiin: 35)

Ayat di atas secara struktural menjelaskan bahwa hasil dari budidaya adalah hasil

panen yang dapat dikonsumsi yang kemudian karena ada dalam jumlah lebih maka tangan

mereka mengusahakan sesuatu yaitu melalui olah pikirnya mereka mencoba memanfaatkan

hasil panen agar dapat lebih awet.

12

Page 13: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Kemampuan manusia dalam pengolahan hasil pertanian yang cukup mendapat sorotan

Al-Qur’an adalah pengolahan buah/biji menjadi minuman bukannya makanan:

“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rizqi yang

baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar–benar terdapat tanda (kebesaran Allah)

bagi orang yang memikirkannya.” (QS An Nahl: 67)

Pada awal perkembangan teknologi pengawetan makanan, maka teknologi yang

berkembang adalah pengeringan dan pembuatan minuman. Pembuatan minuman menjadi

perhatian dalam Al-Qur’an karena adanya kemungkinan untuk menjadi minuman yang

diharamkan yaitu yang mengandung alkohol dan itu berlangsung hingga kini. Rizki yang baik

menjadi pilihan yang harus dikembangkan dan ini yang seharusnya menjadi landasan bagi

calon-calon ahli pengolahan pangan untuk menjadikan makanan yang baik dan halal.

Makanan yang kita produksi haruslah makanan yang baik dan halal, inilah inti ayat di atas.

Dalam Islam, jika pertanian merupakan satu-satunya bidang yang seseorang boleh

lakukan untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan keluarganya, maka hukum bertani itu

adalah fardu ‘ain baginya. Sementara itu, adalah menjadi fardu kifayah pula kepada sesiapa

yang mampu melakukannya demi kepentingan semua orang untuk menyediakan pangan

(makanan) yang cukup bagi semua.

Menurut Dr. Zainal Azam Abd. Rahman seorang cendikiawan Islam dalam tulisan

beliau dalam Akhbar Berita Harian pada tanggal 6 Januari 2005, kegiatan pertanian menjadi

fardu kifayah kerana manfaatnya bagi orang lain lebih besar daripada manfaat pribadi.

Kebanyakan fuqaha' Islam berpendapat bahwa pertanian lebih baik atau utama pada

pandangan Islam dan suatu gerakan yang amat besar dibandingkan dengan sektor yang

lainnya, karena pertanian dapat menjamin kecukupan makanan bagi bangsa dan Negara. Maka

ini sangat diridhai sekali oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Abasa ayat 27 – 32:

13

Page 14: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

“Lalu Kami tumbuhkan di bumi biji-bijian.(27) Dan buah anggur serta sayur-sayuran.(28)

Dan zaitun serta pohon-pohon kurma.(29) Dan taman-taman yang menghijau subur.(30) Dan

berbagai-bagai buah-buahan serta bermacam-macam rumput.(31) Untuk kegunaan kamu dan

binatang-binatang ternakan kamu.(32)”

Tentulah menjadi masalah yang besar jika sebuah negara itu banyak bergantung

kepada negara lain untuk mendapatkan bahan makanan. Ini karena dikhawatirkan terjadinya

peperangan, bencana alam di negara pemasok yang menyebabkan kelangkaan bahan

makanan. Pandangan itu tepat, jika ditinjau dari keadaan beberapa negara saat ini dimana

krisis ekonomi, peperangan, dan terjadi bencana alam yang menyebabkan kurangnya bahan

makanan di negara tersebut.

Sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad yang berarti:

"Andainya kiamat tiba dan pada tangan seseorang diantara kamu ada sebatang anak kurma,

maka hendaklah dia segera menanamnya." (Hadis riwayat Imam Ahmad).

Demikianlah pentingnya kegiatan pertanian hingga pada akhir zaman pun, bidang ini

tidak boleh diabaikan kerana ia adalah sumber terpenting bagi kehidupan manusia sebagai

penyumbang bahan makanan (pangan). Allah SWT menjanjikan insentif istimewa kepada

pengusaha sektor pertanian sesuai dengan kedudukannya sebagai sektor yang sangat

digalakkan. Kita dapati Allah SWT menjanjikan sesuatu yang lebih bagi petani dan pengusaha

sektor ini, baik dipendapatan maupun pahala dari Allah SWT. Bagi umat Islam, bidang

pertanian adalah cara mudah untuk mendapatkan pahala dan ganjaran dari Allah, selain

menerima manfaat atau pendapatan halal.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Tiada seorang Muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan oleh

burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala atas hal itu."

(Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

"Tiada seorang lelaki menanam sesuatu tanaman, melainkan Allah menetapkan baginya

ganjaran sebanyak jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman berkenaan." (Hadis riwayat

Imam Ahmad)

Sabda Rasulullah SAW lagi:

14

Page 15: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

"Carilah rezeki dari khazanah bumi." (Hadis riwayat at-Tabrani)

Rasullallah sendiri adalah contoh unggul. Rasuluullah SAW sejak kecil sudah terlibat

dengan aktifitas peternakan. Baginda sendiri adalah seorang pengembala kambing. Baginda

pernah menyebutkan saat-saat yang dialaminya pada waktu menggembala itu:

"Nabi-nabi yang diutus Allah itu gembala kambing."

Dan sabda Rasulullah SAW lagi:

“Musa diutus, dia gembala kambing, Daud diutus, dia gembala kambing, aku diutus, juga

mengembala kambing keluargaku di Ajyad.”

Pada masa baginda Rasulullah SAW baru tiba di Madinah, Baginda telah

menggalakkan agar usaha dalam bidang pertanian ditingkatkan. Bumi Madinah yang

sebenarnya subur perlu diusahakan dengan lebih giat. Kaum Muhajirin yang berhijrah

bersama Baginda diaturkan supaya dapat bekerjasama dengan kaum Ansar yaitu penduduk

asal Madinah dalam mengusahakan kegiatan pertanian. Dalam sebuah hadis, Rasulullah

diriwayatkan bersabda yang artinya:

“Barangsiapa yang memiliki tanah, hendaklah dia mengusahakannya, namun jika dia

tidak berupaya melakukannya, maka hendaklah diberikan kepada saudaranya (supaya

diusahakan) dan janganlah dia menyewakannya.” (Hadis riwayat Abu Daud)

Hakikat betapa Islam sangat menggalakkan sektor pertanian jelas dilihat daripada

peruntukan dalam syariah berdasarkan hadis Rasulullah SAW yaitu barangsiapa yang

mengusahakan (mengolah) tanah kerajaan dengan baik, maka dia pantas mendapat hak milik

kekal terhadap tanah tersebut. Hal ini berdasarkan pendapat kebanyakan ulama.

Berdasarkan pendapat mazhab Malik, hak milik yang diperoleh itu adalah hak milik

sementara saja, jika setelah mendapat hak milik tanah itu, lalu dibiarkan tak terurus kembali

dan ada orang lain yang mengurusnya maka hak milik dapat berpindah. Hukum di atas adalah

berdasarkan kepada hadis Nabi bermaksud:

“Barangsiapa yang mengurus tanah yang tidak dimiliki oleh siapapun (tak terurus), maka dia

lebih berhak terhadapnya." (Hadis riwayat Imam Ahmad, Malik dan Bukhari)

Saat ini, banyak sekali bahan makanan tambahan yang dibuat oleh orang-orang non-

muslim yang tidak memahami tentang kehalalan bahan makanan sehingga kita harus hati-hati

apalagi jika kita berlaku sebagai produsen.

15

Page 16: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Seorang produsen makanan harus memperhatikan setiap bahan yang digunakan.

Perhatikan dan cari tahu dari apa bahan tersebut dibuat. Makanan dari hewan banyak yang

diharamkan (berdasarkan hadits), sedang dari tumbuhan umumnya diperbolehkan.

Penyembelihan hewan harus dengan cara yang baik dan menyebut nama Allah SWT saat

penyembelihan.

Hasil pertanian dan olahannya yang tidak kita konsumsi maka semestinya menjadi

bagian untuk diperjual-belikan agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.

Dari Rifaah bin Rafi’ah ra. bahwasanya Rasulullah SAW pernah ditanya: “pekerjaan

mana yang paling baik?”. Beliau menjawab: “karya tangan seseorang dan tiap-tiap

penjualan yang baik.” (HR Bazzar. Hadits shahih menurut Akim).

Hadits di atas menunjukkan bahwa pekerjaan yang baik ada dua yaitu memproduksi

dan menjual yang baik. Memproduksi sendiri (atau menjadi produsen) menjadikan kita yakin

tentang kehalalan bahan yang kita produksi. Apabila kita tidak mampu melakukannya maka

jadilah penjual yang baik yaitu mengetahui kehalalan barang yang dijual dan cara penjualan

yang halal (ini penting bagi calon ahli teknologi industry pertanian). Kadangkala produk yang

kita jual adalah produk halal namun karena dijual pada saat yang tidak tepat menjadikan kiat

melakukan penjualan yang tidak baik. Misalnya coklat adalah produk yang baik dan halal

sehingga menjadi barang dagangan yang baik, namun jika kita menjual dalam kaitan dengan

perayaan hari besar agama lain atau valentine day yang merupakan perayaan cinta bebas yang

tidak diajarkan dalam Islam, maka kita telah melakukan penjualan yang tidak baik.

Dalam jual beli juga harus memperhatikan kaidah-kaidah agama.

1) Tidak menjual barang yang diharamkan: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya

Allah telah mengharamkan jual minuman keras, bangkai, babi dan berhala.”(HR

Bukhari dan Muslim); kucing, anjing (kecuali untuk berburu) (HR Muslim dan Nasai),

2) Tidak menjual dengan dua harga. Rasulullah SAW melarang dua jual beli dalam satu

akad jual beli (HR Ahmad dan Nasai). Tidak halal dua syarat dalam satu akad jual beli

(HR Lima Imam).

3) Memuji barang yang dijual melebihi kondisi bahan. “Rasulullah SAW melarang najay

(memuji yang berlebihan terhadap barang dagangan agar pembeli tertipu).” (HR

Bukhari dan Muslim)

4) Tidak menimbun barang. “Barang siapa yang menimbun barang pangan selama 40

hari, ia sungguh telah lepas dari Allah dan Allah telah berlepas darinya.”(HR

16

Page 17: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Ahmad); Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan menimbun kecuali orang yang

salah.”(HR Muslim)

5) Benar dalam takaran/timbangan dasarnya ada di beberapa ayat antara lain QS Al-

An’am : 152:

…. “dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil.”; QS Al-Israa’ : 35: “dan

sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar dan timbanglah dengan neraca yang

benar…..”; dan QS Al Muthaffifii : 1–3:

“Celakalah orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima

takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau

menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya.”

Sebagaimana yang telah diuraikan diatas. Sektor pertanian sangat mendapatkan

perhatian bahkan sejak jaman Rasulallah SAW yang sangat fokus terhadap perkembangan dan

kemajuan di bidang pertanian. Serangkaian teori ditemukan oleh kaum intelektual dan

dipraktikkan hingga membuahkan hasil melimpah di tanah-tanah negeri Muslim. Panen pun

meningkatkan tingkat kesejahteraan. Ini semua bermuara pada pengetahuan umat Islam yang

memadai tentang pertanian.

Tak hanya soal cara memanen. Mereka telah tahu bagaimana memilih lahan bagi

tanaman mereka. Mana yang cocok dan mana pula yang tidak. Sistem pengairan bermunculan

dan memicu perkembangan teknologi di bidang ini. Mereka hapal bagaimana membuat pupuk

dan komposisi penggunaannya.

Dalam bukunya yang terkenal, Kitab al-Filaha (buku tentang Pertanian), cendekiawan

dari Andalusia atau Spanyol, Ibnu al-Awwan, menjelaskan sejumlah langkah memulai

bertani. Hal pertama yang perlu diketahui mengenai pertanian adalah lahan pertanian itu.

Apakah lahan tersebut baik atau tidak untuk ditanami.

Ia mengingatkan, siapa yang mengabaikan masalah itu tak akan menuai keberhasilan

saat menggarap lahan pertanian. Ini bermakna para petani perlu memiliki pengetahuan tentang

lahan, karakteristiknya, jenisnya, dan tanamannya.

17

Page 18: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Selain itu, al-Awwan mewanti-wanti pula agar memahami betul tentang tingkat

kelembapan tanah yang berdampak pada semua tanaman. Perlu pula mengetahui jenis tanah,

apakah lembut, keras, berpasir, hitam, putih, kuning, merah, ataupun kemerah-merahan.

Pengetahuan dasar tentang lahan harus didukung dengan langkah lain untuk mencapai hasil

pertanian memuaskan. Untuk hal ini, umat Islam telah mengembangkan teknologi sistem

irigasi. Bentuknya memang berbeda-beda di setiap wilayah, ada yang sederhana dan ada pula

yang lebih canggih.

Sejarawan al-Hamdani mengisahkan salah satu bentuk sistem irigasi yang ada di

Yaman, yang disebut dengan alSamman. Ini merupakan sumber air terkenal. Kedalamannya

mencapai tiga meter. Di sekitarnya, terdapat sejumlah sumur dan telaga buatan sebagai

penampung air. Sisi-sisinya dibatasi dengan batu.

Pengembangan sistem irigasi lainnya untuk keperluan pertanian terdapat di Irak.

Tepatnya, di Fowkhara Gate di tepi Sungai al-Nahrawan, Samarra. Adam Mitz, dalam Al-

Hadarah alIslamiyyah, menyebutkan bahwa ilmuwan Muslim saat itu telah mampu

mengalirkan air dari sumbernya dengan menggunakan pipa.

Mereka mempunyai sejumlah alat-alat teknik yang bermanfaat untuk mengukur

ketinggian tanah dan menggali saluran irigasi di bawah tanah. Akhirnya, ujar Mitz, para

ilmuwan itu menemukan sejumlah mesin untuk mengukur tingkat air sungai. Dengan berbagai

penemuannnya, pertanian islam telah berkembang. Sejak awal pupuk telah menjadi

perhatian. Bahkan, telah muncul pemikiran komposisi penggunaan pupuk. Ilmuwan Muslim,

Ibnu al-Hajjaj al-Ishbili, melalui bukunya Al-Muqni' fi al-Filahah, menjelaskan bahwa

seorang petani mesti tahu jika lahan pertanian tak dipupuk, kemampuannya akan melemah.

Disisi lain, ia berkata agar penggunaan pupuk tak berlebihan. Bila ini terjadi, tanah akan

terbakar oleh pupuk. Dengan pandangan yang disampaikan Ibnu al-Hajjaj ini, pengetahuan

pertanian umat Islam saat itu telah mencapai taraf yang tinggi. Sejalan pada masa sekarang,

penggunaan pupuk harus sesuai aturan pemakaian.

Pentingnya pemupukan untuk lahan pertanian; Ibnu Bassal, Ibnu Hajjaj, dan Ibnu al-

Awwam memberikan penjelasan luas mengenai tipe pupuk dan tingkat kecocokan pupuk pada

tanaman dan lahan tertentu.

Mereka menyinggung pula penggunaan daun-daun pohon untuk menyuburkan lahan

pertanian dan pemakaian pupuk kompos. Penjelasan mengenai pupuk kompos ini di antaranya

terdapat dalam buku yang disusun Ibnu al-Awwam yang berjudul Kitab al-Filaha al-

18

Page 19: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

Andalusiyyah. Manuskrip karyanya tersimpan di British Museum. Sedangkan, Ibnu Bassal

menjelaskan bagaimana membuat pupuk kompos itu.

Paling tidak, Ibnu Bassal membagi kompos menjadi tiga jenis. Salah satunya adalah

kompos yang terbuat dari campuran rumput, jerami, dan abu.

19

Page 20: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah membaca uraian diatas. Tentunya sekarang kita mengetahui bahwa profesi di

bidang pertanian dalam pandangan islam adalah profesi yang amat mulia karena bercocok

tanam merupakan hasil dari tangan sendiri sebagaimana sabda Nabi Muhammad

Solallahu’alaihi wasallam:

الله صلى داود الله نبى وأن يده عمل من يأكل أن من خيرا قط طعاما أحد أكل ما

يده عمل من يأكل كان م وسل عليه

“Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik dari orang yang memakan dari hasil

usaha tangannya, dan adalah Nabi Dawud ‘alaihi salam makan dari hasil tangannya

sendiri”.

Juga profesi dibidang pertanian dapat menolong umat manusia serta binatang karena

tidak ada kebutuhan paling pokok melainkan makanan dan itu berasal dari tumbuhan.

Semoga apa yang kita sedang pelajari saat ini dapat kita amalkan setelah menjadi

sarjana nanti. Karena,profesi dibidang pertanian ini amat mulia dan tidaklah menjadi sia-sia

pekerjaan ini melainkan apa-apa yang ditanam menjadi sedekah sesuai sabda Rasulullah

SAW:

و صدقة له منه سرق ما و صدقة له منه أكل ما كان إال غرسا يغرس مسلم من ما

صدقة له كان إال أحد يرزؤه ال و صدقة له فهو الطير أكلت ما

“Tidaklah seorang muslim menanam tanaman melainkan apa yang dimakan dari tanaman

tersebut bagi penanamnya menjadi sedekah, apa yang dicuri dari tanamannya tersebut bagi

penanamnya menjadi sedekah, dan tidaklah seseorang merampas tanamannya melainkan

bagi penanamnya menjadi sedekah”. (HR Muslim).

20

Page 21: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

3.2 Saran

Sebaiknyanya pertanian dan petani di Indonesia lebih diperhatikan lagi oleh

pemerintah agar tidak terjadi lagi krisis pangan di kemudian hari, seperti yang sedang

berlangsung saat ini.

Serta masyarakat Indonesia terutama yang muslim seharusnya sudah mulai terbiasa

untuk bercocok tanam karena dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri, serta mendapat

ganjaran dan pahal dari Allah SWT.

Jangan lupa pula teknologi yang menunjang di sektor pertanian. Karena dengan

adanya teknologi yang menunjang di sektor pertanian ini maka akan semakin menaikkan taraf

hidup para petani. Serta dengan teknologi ini diharapkan dapat memperkecil kemungkinan

untuk gagal panen

21

Page 22: Profesi dibidang pertanian_dalam_perspektif_islam

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pertanian Dalam Perspektif Islam. Handout

http://bemjagribisnisuin.blogspot.com/2009/03/pertanian-dalam-perspektif-islam. (Selasa, 10

September 2013 pukul 18.45)

Arkib. 2006. Pertanian Menurut Islam. Handout

http://www.aspirasindp.com/arkib/PertanianmenurutIslam.htm l (Selasa, 10 September 2013

pukul 18.48)

Azam, zainal. 2012. Islam Tuntut Umat Usahakan Pertanian Hingga Akhir Zaman. Handout

http://pasbukitbendera.com/index.php?option=com_content&task=view&id=147&Itemid=45

(Selasa, 10 September 2013 pukul 18.50)

http://www.brunet.bn/gov/mufti/irsyad/pelita/2002/ic44_2002.htm l (Selasa, 10 September

2013 pukul 18.50)

http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/files/2011/11/Teknologi-Pertanian-dalam-Perspektif

Islam.pdf (Selasa, 10 September 2013 pukul 18.55)

http://id.wikipedia.org/wiki/Profesi (Selasa, 10 September 2013 pukul 19.20)

http://carapedia.com/pengertian_definisi_profesi_info2177.html (Selasa, 10 September 2013

pukul 19.24)

http://pakarcomputer.blogspot.com/2012/02/pengertian-profesi-menurut-para-pakar.htm l

(Selasa, 10 September 2013 pukul 19.30)

Jalaluddin, Imam. 1996. Tafsir Jalalain berikut Asbaabun Nuzuul Ayat. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

22