profil-dinas-tenaga-kerja-dan-mobilitas-penduduk-aceh-tahun-2014.pdf
TRANSCRIPT
website : disnakermobduk.acehprov.go.idemail : [email protected] atau : [email protected]
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEHJl. Krueng Jambo Aye, Geuceu, Telp.(0651)42115-46542 Fax.(0651)46798
B A N D A A C E H
Mari Kita Tingkatkan Peran Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Untuk Menuju Masyarakat Aceh Sejahtera yang Produktifdan Mandiri
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH i
K
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
eterbukaan informasi publik sebagaimana yang diamanatkan
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2008 mewajibkan
institusi pemerintah melakukan publikasi terhadap program-
program pembangunan beserta hasil kinerjanya kepada publik secara
transparan namun tetap proporsional.
Untuk itulah maka Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh secara berkala melakukan diseminasi, pencetakan buku data dan
informasi maupun publikasi terhadap hasil pelaksanaan program-
program pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
melalui berbagai media informasi, baik cetak maupun elektronik. Dengan
adanya keterbukaan informasi publik, maka data dan informasi di bidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian beserta
perkembangan terbarunya yang dapat diakses
oleh publik bisa terakomodir secara maksimal.
Buku Profil Ketenagakerjaan dan
Ketransmigrasian Aceh Tahun 2014 diharapkan
menjadi salah satu media yang mampu
mendeskripsikan data-data dan informasi
terkait arah kebijakan pembangunan
maupun hasil-hasil kinerja Pemerintah
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH ii
Provinsi Aceh di bidang ketenagakerjaan maupun ketransmigrasian
secara detail, utuh dan menyeluruh.
Dalam menjamin akurasi serta validitas data yang disajikan, di
dalam penyusunan buku ini dilibatkan tim dari bidang teknis sebagai
sumber informasi, penyediaan data, maupun sumbang saran yang
sangat penting kontribusinya dalam membantu melengkapi substansi
buku ini. Dengan semakin lengkapnya substansi yang terkandung di
dalamnya, buku ini diharapkan mampu mewakili penjelasan secara
lengkap mengenai perkembangan terakhir kondisi pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Aceh beserta segenap
kebijakan, program kerja dan pengimplementasiannya.
Mengingat buku ini merupakan konsumsi khalayak internal
maupun mitra kerja eksternal lainnya, maka substansi yang termuat di
dalamnya haruslah mudah dicerna dan dipahami tanpa mengurangi
makna yang ada. Dengan demikian, pelayanan informasi untuk
merespon tuntutan maupun kebutuhan masyarakat akan ketersediaan
data dan informasi yang aktual, akurat dan lengkap dapat berfungsi
secara optimal.
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH iii
Harapan kami, Buku Profil Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh Tahun 2014 ini dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber referensi dan pedoman di bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
bagi semua pihak.
Banda Aceh, Oktober 2014
KEPALA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
Ir. HELVIZAH IBRAHIM, M.Si NIP. 19620611 199203 1 004
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH iv
S
KATA PENGANTAR
egenap ungkapan puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa berkenaan dengan telah selesainya
penyusunan Buku Profil Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh Tahun 2014. Buku ini memuat data dan informasi
secara rinci, utuh dan menyeluruh mengenai hasil-hasil kinerja
pembangunan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh di
bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, khususnya yang telah
dilaksanakan di lingkup Pemerintah Aceh.
Berpedoman pada Qanun Aceh Nomor 5 Tahun
2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas,
Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah serta
Peraturan Gubernur Aceh Nomor 30 Tahun 2009
Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja UPTD Pada
Lingkup Dinas Tenaga Kerjadan Mobilitas Penduduk, maka
ruang lingkup substansi yang disajikan di dalam buku Profil
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh ini meliputi
2 (dua) bidang tugas yaitu bidang ketenagakerjaan dan
bidang ketransmigrasian.
Guna meningkatkan dan memperbaiki kualitas
pelayanan informasi, kami selalu berupaya untuk menyajikan
data yang semakin memadai dan terus mengalami
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH v
penyempurnaan dari tahun ke tahun. Untuk itu, ucapan terima kasih
dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim dari Bidang Teknis atas
kontribusinya dalam proses perumusan maupun penyempurnaan
subtansi di dalam buku ini.
Namun bagaimanapun, kami menyadari bahwa dalam
penyajian data dan informasi di dalam buku ini masih terdapat berbagai
kekurangan sehingga belum mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan
berbagai pihak akan ketersediaan data maupun informasi yang aktual,
akurat dan lengkap.
Akhir kata, semoga Buku Data dan Informasi Ketenagakerjaan
dan Ketransmigrasian Aceh Tahun 2014 dapat memberikan manfaat
yang berarti bagi semua pihak dan menjadi salah satu bahan
pertimbangan maupun pedoman bagi perbaikan kinerja dan pelayanan
di masa mendatang.
Banda Aceh, Oktober 2014
KEPALA BIDANG PROGRAM DAN PELAPORAN
PUTUT RANANGGONO, S.ST, M.Si NIP. 19610612 198403 1 002
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH vi
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perkembangan Situasi Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
Aceh ............................................................................................... 2
1.2.1 Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi ................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI ACEH .................................................. 6
2.1 Luas dan Batas wilayah Administrasi .............................................. 13
2.2 Keadaan Demografi Aceh ............................................................... 18
2.3 Ekonomi .......................................................................................... 18
2.4 Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh .............................................. 18
BAB III PROFIL DAN SUMBER DAYA ............................................................ 17
3.1 Profil Organisasi Dinas Tenaga Kerja Mobilitas & Penduduk Aceh . 27
3.1.1 Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi ................... 27
3.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi ....................................................... 28
3.1.3 Susunan dan Organisasi Dinas .............................................. 31
3.1.4 Sumber Daya Dinas ............................................................... 34
A. Sumber Daya Organisasi ................................................... 34
B. Sumber Daya Aparatur ..................................................... 45
C. Aset dan Modal ................................................................ 47
D. Sejarah Singkat Unit Pelaksana Teknis Dinas ................... 50
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH vii
BAB IV ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN ACEH .................................................... 51
4.1 Arah Kebijakan Pemerintah Aceh Tahun 2014-2017 .................... 51
4.1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Aceh ....................... 52
4.1.2 Strategi Pembangunan Daerah Aceh ................................... 53
4.2 Prioritas Pembangunan Pemerintah Aceh Di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian ....................................... 55
4.2.1 Bidang Ekonomi ................................................................... 55
4.2.2 Bidang Wilayah dan Tata Ruang .......................................... 55
4.3 Bidang Pendukung ....................................................................... 57
4.4 Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Tahun 2014-2017 ................................................................ 58
4.4.1 Latar Belakang Renstra ....................................................... 61
4.4.2 Landasan Hukum ................................................................. 65
4.4.3 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Aceh.................................................................................... 68
A. Visi .................................................................................. 69
B. Misi.................................................................................. 74
4.4.4 Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Dinas ....................... 78
A. Tujuan Jangka Menengah SKPA ..................................... 78
B. Sasaran Jangka Menengah SKPA .................................. 81
4.5 Indikator Kinerja, Strategi dan Kebijakan ...................................... 95
4.5.1 Indikator Kinerja ................................................................... 95
4.5.2 Strategi ................................................................................ 101
4.5.3 Kebijakan ............................................................................. 103
4.6 Program, Kegiatan dan Indikator Kegiatan ................................... 104
BAB V STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETENAGAKERJAAN ......................................................................... 112
5.1 Pendahuluan ................................................................................ 112
5.2 Dasar ............................................................................................ 114
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH viii
5.3 Kebijakan Umum .......................................................................... 115
5.4 Arah Kebijakan Yang Mendukung SPM Bidang Ketenagakerjaan 115
5.5 Himbauan Menteri dalam Negeri .................................................. 117
5.6 Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan...... 118
5.6.1 Jenis Pelayanan dasar, Indikator, Nilai dan Target
Pencapaian ......................................................................... 118
5.6.2 Realisasi Pencapaian .......................................................... 119
5.6.3 Permasalahan dan Solusi .................................................... 123
BAB VI KONSTRIBUSI TERHADAP PEMBANGUNAN ................................... 126
6.1 Pencapaian Terhadap Pembangunan Daerah .............................. 126
6.1.1 Pembangunan Ketenagakerjaan.......................................... 126
6.1.2 Pembangunan Ketransmigrasian ......................................... 143
6.2. Pencapaian Program Terhadap Pelayanan Publik ........................ 155
REKAP KEGIATAN DINAS DALAM GAMBAR ...................................................... 174
Halaman 1
PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
Penduduk merupakan salah satu modal dasar atau asset dalam pembangunan. Penduduk tidak hanya sebagai sasaran pembangunan, tetapi juga merupakan pelaku pembangunan. Sementara itu jumlah penduduk yang besar bukan jaminan keberhasilan suatu pembangunan. Peningkatan jumlah penduduk yang besar tanpa adanya peningkatan kesejahteraan justru bisa menjadi bencana yang pada waktunya dapat menimbulkan gangguan terhadap program-program pembangunan yang sedang dilaksanakan. Selain itu juga akan dapat menimbulkan berbagai kesulitan bagi generasi yang akan datang.
Pemenuhan kebutuhan merupakan salah satu indikator pencapaian kesejahteraan penduduk, namun di dalam perjalanan pemenuhan kebutuhan ini penduduk mengalami kesulitan karena pada daerah-daerah tertentu, peningkatan jumlah penduduk yang tinggi tidak diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia sehingga menimbulkan peningkatan angka pengangguran, atau dengan kata lain di tempat yang jumlah penduduknya tinggi akan lebih sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Maka dari itu pencapaian kesejahteraan harus diikuti dengan pemerataan persebaran penduduk, karena dengan pemerataan persebaran penduduk dapat mempermudah seseorang untuk memperoleh peluang kerja yang lebih layak dan memadai.
BAB 1
Halaman 2
1.2. PERKEMBANGAN SITUASI KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN ACEH
Kondisi ketenagakerjaan di Aceh, memasuki Tahun 2013 periode Februari menunjukkan terjadinya perubahan terhadap jumlah Angkatan Kerja (AK) sebesar 65,85 % atau 2.087.692 jiwa dari tahun 2011 periode Agustus yaitu 63,78 % atau 2.001.259 jiwa dari total jumlah penduduk usia kerja. Hal ini akan mempengaruhi angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang kondisinya saat ini cenderung meningkat sebesar 0,45 % dari 7.43 % untuk tahun 2011 periode Agustus menjadi 7.88 % untuk tahun 2012 periode 2012.
Keadaan ketenagakerjaan di Provinsi Aceh pada triwulan pertama tahun 2013 menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Aceh pada Februari 2013 mencapai 2,122 juta orang, bertambah sekitar 34 ribu orang
Halaman 3
dibanding Februari 2012 sebesar 2,088 juta orang. Penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh pada Februari 2013 mencapai 1,944 juta orang, bertambah sekitar 21 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2012 sebesar 1,923 juta orang. Penganggur pada Februari 2013 mengalami peningkatan sekitar 13 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2012 sebesar 165 ribu orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Aceh pada Februari 2013 mencapai 8,38 persen, lebih tinggi 0,50 persen dari TPT bulan Februari 2012 sebesar 7,88 persen. Namun demikian jika dibandingkan dengan keadaan pengangguran Agustus 2012 menunjukkan penurunan sebesar 0,72 persen atau sekitar 1000 orang.
Fluktuatif TPT terhadap keadaan Februari dan Agustus 2012, sangat dipengaruhi pengaruh musim, di mana pada bulan Februari aktivitas sektor pertanian jauh lebih besar dibandingkan pada bulan Agustus di setiap tahunnya, Pada periode Februari 2012 sampai dengan Februari 2013 peningkatan jumlah angkatan kerja dan jumlah penduduk yang bekerja juga diimbangi dengan peningkatan jumlah penduduk yang menganggur. Rasio peningkatan penduduk yang menganggur lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk yang bekerja, akibatnya tingkat pengangguran terbuka Februari 2013 lebih tinggi jika dibandingkan dengan Februari 2012.
Halaman 4
Jika dibandingkan dengan target TPT dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh hingga tahun 2017 adalah sebesar 7,22 % – 6,50 % bukan menjadi pekerjaan yang mudah bagi Pemerintah Aceh terutama Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, artinya pada akhir tahun 2013 angka tingkat pengangguran terbuka harus mampu turun mencapai 7.22 % dan selama periode 5 tahun ke depan diharapkan terjadinya penurunan TPT sebesar 0,93 % dari kondisi awal periode RPJMA sebesar 7,43 %.
Dalam upaya tersebut di atas juga Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh melalui program kegiatan bidang ketransmigrasian juga terus berupaya mendukung program kegiatan ketenagakerjaan untuk mengurangi penanggulangan kemiskinan dengan pembangunan kawasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang disertai daya dukung terhadap pembangunan sosial dan ekonomi serta terciptanya peluang untuk mengembangkan pola kegiatan usaha dan komoditas unggulan sehingga mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap percepatan pembangunan baik dari sisi pemerintahan, infrastruktur, pengembangan wilayah, pertanian maupun perekonomian.
Sekarang program transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah dan tidak lagi bersifat sentralistik dan top down, melainkan memberikan kesempatan besar pada penduduk setempat untuk menjadi transmigran (TPS). Transmigrasi berkembang menjadi program pengembangan wilayah dan menjadi salah satu program integrasi daerah dimana program pembangunan daerah dapat diarahkan kepada pembangunan pertanian yaitu peningkatan produksi pertanian yang dilakukan dengan pembukaan lahan-lahan baru atau ekstensifikasi.
Penyelenggaraan dan penempatan transmigrasi di Aceh telah ada sejak tahun 1975 dengan lokasi pertama di Cot Girek Kabupaten Aceh Utara dan penempatan awal sebanyak 300 KK/1.419 Jiwa. Pada tahun 1975 hingga tahun 1998 transmigrasi dilaksanakan dengan skala besar yang didukung dengan
Halaman 5
tersedianya pencadangan areal yang relatif luas dari pemerintah. Pada unit-unit permukiman transmigrasi (UPT) yang telah dibangun di lengkapi dengan sarana fasilitas umum (rumah ibadah, balai desa, gudang unit dan fasilitas umum lainnya) serta prasarana lainnya seperti jalan desa, jalan poros dan jalan penghubung sebagai akses menuju lokasi.
1.2.1 ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Analisa isu-isu strategis merupakan hal atau bagian yang sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana kegiatan Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) dalam mendukung pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di Provinsi Aceh. Perencanaan pembangunan dilaksanakan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan sehingga perhatian kepada masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Halaman 6
Isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam kaitannya dengan eksistensi institusi/organisasi untuk jangka panjang. Isu strategis bagi Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) diperoleh berdasarkan identifikasi dan analisis permasalahan pembangunan baik secara internal maupun eksternal terhadap suatu keadaan yang menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPA untuk 5 (lima) tahun mendatang. Dari informasi yang dikumpulkan diidentifikasikan permasalahan yang menghasilkan kesimpulan bahwa isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPA adalah sebagai berikut :
a) Masih Banyaknya Penduduk Miskin
Masalah penduduk miskin di Aceh merupakan tantangan yang cukup
berat dalam 5 (lima) tahun ke depan. Penduduk miskin di Aceh pada
tahun 2011 tercatat sebesar 19,48%, masih lebih besar dari penduduk
miskin tingkat nasional yang hanya sebesar 12,36%. Sebaran
penduduk miskin Aceh lebih dominan berada di pedesaan yaitu
80,14%, sedangkan diperkotaan hanya 19,86%. Hal ini mencerminkan
bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh
signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum,
terutama masyarakat yang tinggal di perdesaan. Oleh karena itu,
program pengentasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja,
peningkatan ketrampilan masyarakat yang didukung oleh
pembangunan infrastruktur dasar yang terintegrasi menjadi prioritas
dimasa yang akan datang.
Halaman 7
b) Rendahnya Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Berdasarkan data BPS tahun 2011, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh tenaga kerja lulusan SLTA dan setingkatnya, diikuti lulusan SMP. Sebaliknya, tingkat pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan yang proporsional pada tahun 2011 dibandingkan pada tahun 2009. Bila ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh pekerja maka kualitas tenaga kerja di Aceh masih rendah.
Tingginya tenaga kerja yang terserap di sektor informal, bekerja kurang dari 35 jam seminggu, kurangnya keterampilan & keahlian mengindikasikan rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja maka perlu dilaksanakan pembinaan dan pelatihan kerja guna menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif, terampil, mandiri dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pasar kerja. Untuk mendukung hal tersebut maka peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana fisik dan non fisik lembaga pelatihan terutama BLK sangat diperlukan.
Halaman 8
c) Tingginya Angka Pengangguran dan Rendahnya Kualitas Angkatan
Kerja Kerja
Masalah utama yang dihadapi oleh tenaga kerja di Aceh adalah keterbatasan kesempatan kerja Perkembangan perekonomian di Aceh masih belum mengubah struktur lapangan kerja yang masih didominasi oleh sektor informal. Sedangkan untuk sektor formal kesempatan kerja yang tersedia sangat minim.
Tingginya tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan rata-rata nasional menunjukan bahwa kondisi perekonomian Aceh belum berjalan seperti yang diharapkan. Artinya pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pemerintah belum mampu untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat. Salah satu faktor yang menimbulkan hal tersebut adalah belum berkembangnya investasi baik dari dalam maupun dari luar negeri. Sehingga penciptaaan perluasan kerja yang dilaksanakan oleh pemerintah melalui kegiatan pembangunan belum efektif karena peran swasta yang belum signifikan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilaksanakan program yang berkaitan dengan perluasan kesempatan kerja diantaranya melalui padat karya produktif, padat karya infrastruktur, tenaga kerja mandiri, tenaga kerja sukarela, teknologi tepat guna dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut bertujuan memberikan kesempatan kerja kepada penganggur baik melalui kegiatan yang bersifat kelompok maupun perorangan dengan memanfaatkan potensi lingkungan sehingga tercipta produksi barang dan jasa yang mendorong munculnya produk unggulan di masing-masing kabupaten/kota.
Halaman 9
d) Belum Optimalnya Pembinaan Ketenagakerjaan Kerja
Banyaknya perusahaan yang melanggar norma ketenagakerjaan terutama norma kerja, norma wanita dan anak, norma K3 dan lain sebagainya mengindikasikan bahwa perlindungan bagi tenaga kerja yang masih lemah. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kualitas dan kuantitas Pengawas Ketenagakerjaan yang belum sesuai dengan perkembangan kebutuhan di berbagai kabupaten/kota di Aceh.
Selain itu rendahnya pemahaman pekerja tentang berbagai aturan norma ketenagakerjaan telah menyebabkan rendahnya pemenuhan hak-hak pekerja oleh pengusaha atau pengelola perusahaan. Hal ini terjadi akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh dinas terkait di kabupaten/kota yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lemahnya kualitas dan kuantitas petugas Mediator di berbagai kabupaten kota dan minimnya anggaran yang tersedia.
Sementara itu perkembangan pasar kerja diwarnai pasar bebas/liberaliasasi, artinya berkembangnya pemikiran yang memanfaatkan lemahnya posisi tawar pekerja akibat berlebihnya suplai tenaga kerja sehingga mendorong terjadinya pelanggaran terhadap hak – hak pekerja. Untuk menghadapi hal tersebut maka pemerintah harus mempersiapkan sumber daya aparatur yang memiliki kompetensi agar dapat memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dan meningkatkan pemahaman tentang norma-norma ketenagakerjaan agar terpenuhinya hak-hak pekerja untuk menghindari terjadinya perselisihan hubungan industrial sehingga tercipta suasana kerja dan berusaha yang kondusif.
Halaman 10
e) Masih Luasnya Lahan Terlantar yang belum Dimanfaatkan
Luasnya lahan terlantar dikawasan transmigrasi seharusnya dapat dimanfaatkan oleh petani transmigran karena infrastruktur cukup memadai dan sumber daya manusia tersedia. Oleh karena itu untuk mengembangkan lahan ini menjadi perluasan areal tanam, diperlukan dukungan pemerintah, antara lain berupa modal awal untuk pembukaan dan pengolahan lahan sampai siap ditanami, benih unggul spesifik lokasi, alat mesin pertanian (traktor dan pemroses hasil), serta irigasi suplemen sehingga lahan dapat dimanfaatkan sepanjang tahun.
Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan terlantar maka perlu adanya identifikasi wilayah oleh instansi terkait untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang status kepemilikan lahan, penggunaan lahan saat ini, penyebaran penduduk dan potensi wilayah baik untuk lahan terlantar, lahan hutan negara yang telah dipakai petani, lahan restan
Halaman 11
maupun lahan negara yang masih berupa hutan. Sehingga perlu disusun prioritas pemanfaatannya sesuai dengan kondisi biofisik dan lahan, serta peruntukannya. Kemudian lahan terlantar milik petani dan negara dan lahan restan diprioritaskan untuk dimanfaatkan lebih dulu karena fasilitas infrastruktur dan tenaga kerja cukup memadai. Untuk melakukan perluasan areal tanam memerlukan dukungan teknis dan kelembagaan dari pemerintah sehingga perlu adanya pola transmigrasi dengan model pengembangan pertanian berbasis inovasi teknologi dan kelembagaan.
f) Banyaknya Masyarakat yang Belum Mempunyai Tempat Tinggal dan Lahan Usaha Yang Tetap
Keterbatasan ruang untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan usaha yang tetap menjadi salah satu hambatan dari pembangunan yang harus diatasi. Hal ini dapat diatasi dengan cara memukimkan masyarakat tersebut dan memberikan peluang usaha di kawasan permukiman transmigrasi, sehingga selain memperoleh tempat tinggal yang tetap, masyarakat juga diberikan lahan usaha yang dapat dijadikan sebagai sumber produktivitasnya terutama di sektor pertanian dan perkebunan.
Halaman 12
Halaman 13
GAMBARAN UMUM KONDISI ACEH
2.1. LUAS DAN BATAS WILAYAH ADMINISTRASI
Secara geografis Aceh terletak pada 01o58’37,2”- 06o04’33,6” Lintang Utara dan 94o57’57,6”- 98o17’13,2” Bujur Timur. Provinsi Aceh memiliki luas wilayah darat 5.677,081 km2, wilayah lautan sejauh 12 mil seluas 7.478,80 km2 dan garis pantai sepanjang 2.698,89 km atau 1.677,01 mil. Luas hutan sebagai lahan terluas mencapai 2.290.874 ha, diikuti lahan perkebunan rakyat seluas 800.553 ha. Sedangkan lahan industri mempunyai luas terkecil yaitu 3.928 ha. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.1.1.
Secara administratif pada tahun 2012, Provinsi Aceh memiliki 23 kabupaten/kota yang terdiri dari 18 kabupaten dan 5 kota, 289 kecamatan, 778 mukim dan 6.493 gampong/desa.
2
Halaman 14
Tabel 2.1.1. Letak Geografis, 2012 Table Geographical Situation, 2012 Nama Daerah : Provinsi Aceh Name of Region Aceh Province Status/Status : Otonomi Khusus/Special Region Letak/Location : 01O 58’ 37,2” - 06 O 04’ 33,6” LU/NL 94 O 57’ 57,6” – 98 O 17’ 13,2” BT/EL Luas Wilayah/Area : 56 770,81 km2 Ketinggian Rata-Rata : 125 M di Atas Permukaan Laut Average altitude : 125 M Above Sea Level Batas-Batas Wilayah/Borders: Sebelah Utara/North : Selat Malaka/Malacca Strait Sebelah Selatan/South : Propinsi Sumatera Utara Sumatera Utara Province SebelahTimur/East : Selat Malaka/Malacca Strait Sebelah Barat/West : Samudera Indonesia Indonesian Ocean Cakupan Wilayah : 119 Pulau/Islands Coverage area : 35 Gunung/Mountains 73 Sungai Utama/Rivers Banyaknya Kabupaten/Kota : 18 Kabupaten/Regency Number of Regency/City : 5 Kota/City Banyaknya Kecamatan/Sub-District : 289 Mukim/Mukim : 778 Gampong/Village : 6.493 Sumber : Sekretariat Daerah Aceh Source : Regional Secretariat of Aceh
Untuk pemerintahan di bawah kabupaten/kota, selain memiliki kecamatan dan gampong (wilayah setingkat desa) berdasarkan Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 Tentang Pemerintahan Mukim Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Banyaknya Kecamatan, Mukim dan Gampong dapat dilihat pada Tabel 2.1.2.
Halaman 14
Halaman 15
Tabel 2.1.2. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Banyaknya Kecamatan, Mukim dan Gampong di Aceh Tahun 2013
Sumber : BPS Aceh (Aceh dalam Angka Tahun 2013)
Halaman 15
Halaman 16
Bila melihat tabel di atas, wilayah dengan jumlah perangkat administratif paling besar adalah Kabupaten Aceh Utara yang memiliki 27 Kecamatan, 67 Mukim dan 852 Gampong. Selanjutnya wilayah dengan jumlah perangkat administrative paling kecil adalah Kota Sabang yang memiliki 2 Kecamatan, 7 Mukim dan 18 Gampong.
Luas Provinsi Aceh Menurut Penggunaan Lahan, untuk tahun 2012
ditunjukkan seperti pada tabel 2.1.3. Dari data tersebut, hutan aceh masih sangat luas mencapai 40,35 % luas wilayah Aceh.
Halaman 17
Tabel 2.1.3. Luas Provinsi Aceh Menurut Penggunaan Lahan, 2012 Area of Aceh Province by land utilization, 2012
(Ha)Persentasetage (%) (1) (2) (3) 1. Permukiman/Settlement 125.444 2,21 2. Industri/Industry 3 928 0,07 3. Pertambangan/Mining 206.049 3,63 4. Persawahan/Rice 314.988 5,55 5. Pertanian tanah kering semusim Dry land farming season 139.053 2,45 6. Kebun/Garden 305.709 5,38 7. Perkebunan/Plantation - Perkebunan besar/Large plantations 200.710 3,54 - Perkebunan rakyat/Small plantations 800.553 14,10 8. Padang/field (padang rumput/meadow, alangalang/ 231.055 4,07 reeds, semak/bush) 9. Hutan Forest 2.290.874 40,35 10. Perairan Darat/Inland waters (kolam air tawar/freshwater pond, tambak air payau/brackish pond, 206.738 3,64 penggaraman/salting, waduk/dam, danau/lake, rawa/swamp) 11. Tanah Terbuka/Open land 44.418 0,78 (Tandus, rusak/badland) 12. Lainnya/Others 807.562 14,22 Jumlah/Total 5.677.081 100,00 Sumber : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Aceh Source : National Land Board of Aceh Province
Halaman 17
Halaman 18
4.000.000
4.100.000
4.200.000
4.300.000
4.400.000
4.500.000
4.600.000
4.700.000
2008 2009 2010 2011 2012
Dist
ribus
i Pen
dudu
kPe
riode
200
7 -2
011
2.2. KEADAAN DEMOGRAFI ACEH
Bila melihat data perkembangan jumlah penduduk di Aceh periode tahun 2007-2011 berdasarkan data Sensus Penduduk keluaran BPS Aceh, terus terjadi peningkatan jumlah penduduk dari 4.293.900 Jiwa pada tahun 2008 menjadi 4.693.900 jiwa pada tahun 2012 (2.347.000 jiwa laki-laki dan 2.346.900 jiwa perempuan). Artinya, dalam kurun waktu 5 tahun tersebut jumlah penduduk Aceh mengalami peningkatan sebesar 470.067 Jiwa atau 10,95 %. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin periode tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.2.1.
Tabel. 2.2.1 Jumlah Penduduk Aceh Menurut Jenis Kelamin Periode Tahun 2007-2012 (Dalam Ribuan)
Sumber : BPS Aceh (Aceh dalam Angka Tahun 2013)
Gambar. 2.2.1 Distribusi Jumlah Penduduk Aceh
TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (Jiwa)1 2 3 4
2008 2.136,1 2.157,9 4.293,92009 2.171,4 2.192,1 4.363,52010 2.249,0 2.245,5 4.494,42011 2.300,4 2.296,9 4.597,32012 2.347,0 2.346,9 4693,9
Halaman 19
Tabel. 2.2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Aceh Periode Tahun 2008-2012
Sumber : BPS Aceh (Aceh dalam Angka Tahun 2013)
2008 2009 2010 2011 20121 2 3 4 5 6 7
1. Simeulue 81.790 82.344 80.674 82.521 82.762 2. Aceh Singkil 100.265 102.505 102.509 104.856 107.781 3. Aceh Selatan 210.111 215.315 202.251 206.881 208.002 4. Aceh Tenggara 175.501 177.024 179.010 183.108 184.150 5. Aceh Timur 332.915 340.728 360.475 368.728 380.876 6. Aceh Tengah 182.533 189.298 175.527 179.546 182.680 7. Aceh Barat 153.398 158.499 173.558 177.532 182.495 8. Aceh Besar 310.107 312.762 351.418 359.464 371.412 9. Pidie 380.382 386.053 379.108 387.787 393.225 10. Bireuen 357.564 359.032 389.288 398.201 406.083 11. Aceh Utara 517.741 532.537 529.751 541.878 549.370 12. Aceh Barat Daya 123.101 124.813 126.036 128.922 131.087 13. Gayo Lues 74.794 75.165 79.560 81.382 82.962 14. Aceh Tamiang 239.899 241.734 251.914 257.681 261.125 15. Nagan Raya 124.340 125.425 139.663 142.861 146.243 16. Aceh Jaya 75.597 82.904 76.782 78.540 82.172 17. Bener Meriah 112.549 114.464 122.277 125.076 128.538 18. Pidie Jaya 130.906 135.345 132.956 136.000 138.415 19. Kota Banda Aceh 217.918 212.241 223.446 228.562 238.784 20. Kota Sabang 29.221 29.184 30.653 31.355 31.782 21. Kota Langsa 140.267 140.415 148.945 152.355 154.722 22. Kota Lhokseumawe 158.760 159.239 171.163 175.082 178.561 23. Kota Subulussalam 64.256 66.451 67.446 68.990 70.707
4.293.915 4.363.477 4.494.410 4.597.308 4.693.934
TAHUNKABUPATEN/KOTANO
JUMLAH
Halaman 19
Halaman 20
Distribusi Jumlah Penduduk Selama Periode Tahun 2008-2012 seperti yang
disajikan pada Gambar 2.2.2 menunjukkan bahwa selama periode 5 (lima) tahun pertumbuhan penduduk di Aceh terus meningkat. Bila dilihat Jumlah Penduduk Berdasarkan Kabupaten/Kota dari Tahun 2008-2012, paling banyak jumlah penduduk adalah di Kabupaten Aceh Utara, hingga tahun 2012 mencapai 549.370 jiwa atau sebesar 10.01 % dari total penduduk di Aceh pada 23 Kabupaten/Kota. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit berada di Kota Sabang, yaitu sebesar 31.782 jiwa atau sebesar 0.68 % dari total penduduk pada tahun 2012.
Apabila pertumbuhan penduduk terus bertambah sementara laju
pertumbuhan ekonomi berjalan lamban maka angka kemiskinan dan pengangguran akan bertambah yang berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Perkotaan dan Perdesaan di Provinsi Aceh, dapat dilihat pada tabel 2.2.3.
Persebaran Penduduk merupakan masalah kependudukan yang rumit,
karena persebaran penduduk akan berimbas kepada permasalahan ekonomi dan sosial. Persebaran penduduk yang merata memberi dampak positif kepada pertumbuhan ekonomi, sedangkan persebaran penduduk yang timpang dapat memberikan masalah baik sosial maupun ekonomi pada daerah tersebut.
Untuk itu persebaran penduduk yang tidak merata hendaknya dipecahkan
secara berhati-hati. Sebab bukannya tidak mungkin program pemerataan penduduk yang sedianya ditujukan untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat menjadi berbalik menyengsarakan rakyat dan menimbulkan kerawanan sosial.
Halaman 21
Tabel 2.2.3 Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah Perkotaan dan
Perdesaan di Provinsi Aceh, Maret 1999 – Maret 2013
Tahun Years Perkotaan Urban Perdesaan Rural Jumlah Total
(1) (2) (3) (4)
1999 10,15 16,30 14,75
2000 10,45 16,78 15,20
2001 13,03 20,92 19,20
2002 20,09 33,06 29,83
2003 19,47 33,63 29,76
2004 17,49 32,57 28,37
2005 19,04 32,60 28,69
2006 19,22 31,98 28,28
2007 18,68 29,87 26,65
2008 16,67 26,30 23,53
2009 15,44 24,37 21,80
2010 14,65 23,54 20,98
2011 13,69 21,87 19,57
2012 13,07 21,97 19,46
2013 11,59 19,96 17,60
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Aceh, 2013 Source : BPS-Statistics of Aceh Province
Halaman 22
2.3. EKONOMI
Peran pemerintah sangat penting dalam meningkatkan angka
pertumbuhan ekonomi di Aceh melalui penerapan kebijakan pembangunan. Dengan adanya akumulasi kapital berbentuk investasi untuk semua sektor diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Aceh baik yang bersumber dana pemerintah maupun dari pihak swasta, karena selama ini akumulasi kapital dianggap belum cukup mampu menggerakkan produktivitas barang dan jasa karena antara keperluan terhadap modal masih mengalami ketimpangan dengan tingkat ketersediaan investasi. Jika akumulasi kapital semakin tinggi, maka pertumbuhan ekonomi aceh semakin mengarah positif dimana tingkat produktivitas barang akan berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja yang akhirnya terdistribusinya pendapatan yang merata.
Halaman 23
Adapun sebagai gambaran, tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 5,18 persen (2011). Kemudian pada 2012 meningkat menjadi 5,42 persen. Namun 2013 sampai triwulan II tingkat pertumbuhan ekonomi baru sebesar 4,24 persen.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan III-2013 secara triwulanan (q-to-q) mencapai 1,28 persen dan tanpa migas sebesar 1,76 persen. Secara tahunan (y-on-y), pertumbuhan ekonomi di triwulan ini dengan migas mencapai 4,18 persen dan tanpa migas sebesar 5,45 persen.
Nilai PDRB Aceh ADHB dengan migas meningkat menjadi Rp26,56 triliun pada triwulan III-2013 dan tanpa migas meningkat menjadi Rp22,91 triliun. Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB ADHK triwulan III-2013 dengan migas tercatat sebesar Rp9,58 triliun dan tanpa migas menjadi Rp8,67 triliun. Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh pada triwulan III-2013 masih berada pada sektor pertanian (26,60 persen) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,90 persen) dari sisi lapangan usaha. Sedangkan dari sisi pengeluaran kontribusi yang terbesar adalah komponen konsumsi rumah tangga (40,90 persen) dan konsumsi pemerintah (23,44 persen).
Laju pertumbuhan q-to-q pada triwulan III 2013 dari sisi lapangan usaha yang tumbuh tinggi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (3,09 persen), sektor bangunan (2,74 persen), dan sektor listrik, gas, dan air bersih (2,36 persen). Sedangkan dari sisi pengeluaran laju pertumbuhan yang paling tinggi adalah konsumsi pemerintah (3,02 persen) dan PMTB (2,13 persen). (BPS Aceh, Nop 2013)
Pertumbuhan ekonomi Aceh ke depan tidak bisa lagi mengandalkan sektor migas yang sempat mendapatkan kejayaan, dan ini menjadi tanda bahwa ruang usaha kreatif harus segera bisa dikembangkan di Aceh. Sektor migas sudah turun hingga 22 persen dalam empat tahun terakhir, tidak bisa lagi jadi masa depan perekonomian di Aceh. Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi non migas juga mulai menampakkan titik cerah. Sektor non migas yang terdiri dari pertanian, perkebunan, perikanan dan kerajinan masyarakat ini sudah tumbuh hingga 8 (delapan) persen. Pemerintah Aceh melakukan segala upaya untuk mendukung kebangkitan sektor non
Halaman 24
migas ini. Salah satunya dengan cara meningkatkan kreativitas masyarakat. Hal ini bisa menjadi potensi besar sebagai modal bagi kebangkitan ekonomi Aceh.
kondisi keamanan yang sudah baik dan stabil serta perbaikan infrastruktur berkelanjutan merupakan salah satu pendorong perekonomian Aceh untuk tumbuh positif. Di samping itu, hambatan-hambatan investasi yang dinilai menjadi acuan kendala yaitu kepastian hukum, infrastruktur dan keamanan, saat ini secara perlahan sudah dapat teratasi.
Untuk menunjang keberhasilan perekonomian di Aceh ke depan,
dibutuhkan peran positif dari pemerintah yang bekerjasama dengan masyarakat. Mendatangkan investasi dengan mengenalkan berbagai keragaman dan hal spesialis yang dimiliki Aceh untuk dikembangkan tanpa merugikan satu sama lain. Menghadirkan bisnis environment di Aceh merupakan salah satu tujuan penting dalam mendukung tumbuhnya perekonomian Aceh yang baik.
Halaman 25
2.4. RENCANA TATA RUANG WILAYAH ACEH
Qanun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA) Tahun 2010-2030.
Halaman 26
Halaman 27
3
PROFIL & SUMBER DAYA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH 3.1. PROFIL ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA
DAN TRANSMIGRASI ACEH
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dibentuk berdasarkan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kedudukan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh adalah sebagai unsur pelaksana Pemerintah Aceh di bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk (Bab III, Pasal 12).
3.1.1 DASAR HUKUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN
1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintah Aceh;
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian;
5. Peraturan Pemerintah RI. Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Perencanaan Ketenagakerjaan;
6. Permenakertrans Nomor 15 Tahun 2010 sebagaimana diubah dalam Permenakertrans Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan;
Halaman 29
e. Penyelenggaraan administrasi kependudukan, penyebaran informasi ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk yang meliputi informasi perpindahan, pendataan potensi, pengembangan sumberdaya kawasan, pengerahan penempatan dan penataan penduduk.
f. Pembinaan hubungan industrial, pengupahan dan syarat kerja, kelembagaan dan pengawasan norma kerja, norma tenaga kerja dan anak, norma kesehatan tenaga kerja, dan lingkungan kerja, norma keselamatan kerja, penyidikan tentang pelanggaran norma ketenagakerjaan dan pemberdayaan transmigran serta masyarakat sekitar.
g. Pelatihan dan pengembangan produktivitas tenaga kerja, penduduk yang dimukimkan, penempatan tenaga kerja serta pemberian izin tenaga kerja asing: dan,
h. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
Halaman 30
Untuk menyelenggarakan fungsi kedinasan seperti tersebut di atas, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mempunyai kewenangan sebagai berikut : (Bab III, pasal 15)
a. Menyelenggarakan kegiatan yang bersifat lintas Kabupaten/Kota dan kewenangannya yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota.
b. Menyusun pedoman penyelenggaraan pembangunan daerah di bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
c. Menyusun pedoman dan menyelenggarakan kesejahteraan tenaga kerja, purna karya dan ketransmigrasian.
d. Melaksanakan pelatihan, produktifitas tenaga kerja, administrasi kependudukan dan penyelenggaraan ketransmigrasian.
e. Menyiapkan bahan rekomendasi penetapan upah minimum provinsi dan kabupaten/kota serta mengawasi pelaksanaannya.
f. Menyelesaikan perselisihan hubungan industrial, syarat-syarat kerja, pengawasan dan perlindungan tenaga kerja serta mengawasi pelaksanaannya.
g. Merencanakan dan mengendalikan pembangunan lintas kabupaten/kota di bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk, dan
h. Mengalokasikan sumberdaya manusia potensial di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Halaman 30
Halaman 31
Halaman 33
Gambar. Susunan dan struktur Organisasi
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
PERGUB ACEH NO. 30 TAHUN 2009 TENTANG
SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UPTD PADA LINGKUP DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK
Halaman 34
3.1.4 SUMBER DAYA DINAS
A. SUMBER DAYA ORGANISASI
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh 7 (tujuh) bidang, 1 (satu) sekretariat dan 3 (tiga) UPTD sesuai dengan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 112 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural Umum di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh serta Peraturan Gubernur Aceh Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
1. SEKRETARIAT yang membawahi : a. Sub Bagian Umum
Mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, barang inventaris, aset, perlengkapan, peralatan, pemeliharaan dan perpustakaan.
b. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Laksana Mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, organisasi, ketatalaksanaan, hukum dan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokoler.
c. Sub Bagian Keuangan Mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, verifikasi, perbendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.
Halaman 35
2. BIDANG PROGRAM DAN PELAPORAN yang membawahi :
a. Seksi Data dan Informasi Mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, pengembangan, data dan informasi bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk.
b. Seksi Penyusunan Program Mempunyai tugas menyusun program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang, rencana anggaran yang bersumber dari APBA, APBN dan sumber dana lainnya serta penyusunan rencana strategis.
c. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, evaluasi, pelaporan akuntabilitas kinerja dan rencana kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Halaman 36
3. BIDANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN yang membawahi :
a. Seksi Norma Kerja, Tenaga Kerja Wanita dan Anak
Mempunyai tugas menyusun rencana program pengawasan ketenagakerjaan, mengkoordinir pengawas ketenagakerjaan, melakukan rekapitulasi wajib lapor perusahaan dan menyusun laporan
bidang pengawasan ketenagakerjaan.
b. Seksi Kesehatan Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja
Mempunyai tugas membina dan mengawasi pelaksanaan norma kesehatan kerja, hiperkes, ergonomi
perusahaan, gizi pekerja dan memeriksa perusahaan - perusahaan yang memproduksi dan menggunakan bahan berbahaya.
c. Seksi Keselamatan Kerja
Mempunyai tugas mengawasi dan memeriksa penggunaan mesin uap, bejana tekan, mekanik, listrik, alat pemadam api ringan, konstruksi bangunan, alat keselamatan kerja dan pemberian izin/sertifikasi K3.
4. BIDANG HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMINAN SOSIAL
KETENAGAKERJAAN yang membawahi :
a. Seksi Pengupahan, Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Tenaga Kerja
Mempunyai tugas merumuskan bahan standarisasi pengupahan, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja, penetapan upah minimum provinsi, pengembangan jaminan sosial tenaga kerja, pembinaan persyaratan kerja, perjanjian kerja waktu tertentu, waktu tidak tertentu, fasilitas peraturan perusahaan, kesepakatan kerja bersama dan rekomendasi pendirian perusahaan penyediaan tenaga kerja.
b. Seksi Hubungan Industrial
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan hubungan industrial, serikat pekerja/buruh, asosiasi pengusaha, pemasyarakatan hubungan industrial dan pemberdayaan kelembagaan ketenagakerjaan.
c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Mempunyai tugas melakukan mediasi perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja, bantuan hukum, pencegahan pemogokan, penutupan usaha, deteksi dini dan penyelesaian perselisihan di luar pengadilan.
Halaman 38
5. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PERLUASAN KESEMPATAN KERJA yang membawahi :
a. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia
Mempunyai tugas merumuskan, merencanakan dan melaksanakan bimbingan kepada masyarakat, lembaga
swasta, instansi pemerintah, usaha mandiri dan penerapan teknologi tepat guna.
b. Seksi Pemagangan, Penempatan dan Izin
Tenaga Kerja Asing
Mempunyai tugas merumuskan dan mengembangkan program pemagangan, lembaga pelatihan, perusahaan pelaksana
pemagangan, penempatan tenaga kerja umum, pemuda, wanita, penyandang cacat, asing,
penempatan tenaga kerja ke luar negeri, rekomendasi dan pembatasan tenaga kerja asing.
c. Seksi Peningkatan Instruktur dan Kelembagaan
Mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi instruktur dan lembaga pelatihan, peningkatan kualitas instruktur dan lembaga pelatihan, fasilitas standarisasi, informasi pasar kerja, sertifikasi tenaga kerja dan akreditasi lembaga pelatihan.
Halaman 39
6. BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KAWASAN (PSDK) yang membawahi :
a. Seksi Penyediaan Areal dan Pendayagunaan Lahan
Mempunyai tugas menyediakan areal dan pendayagunaan lahan, melaksanakan analisis dan penyusunan rencana tata
ruang yang representatif sesuai peruntukkannya serta pengurusan
hak kepemilikan atas tanah.
b. Seksi Penyiapan Prasarana dan Sarana Permukiman
Mempunyai tugas menyiapkan prasarana dan sarana permukiman transmigrasi serta penyiapan lahan permukiman.
c. Seksi Keserasian Lingkungan dan Layak Huni
Mempunyai tugas menyiapkan lingkungan transmigrasi yang asri, layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan.
Halaman 40
7. BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PERPINDAHAN yang membawahi :
a. Seksi Identifikasi dan Registrasi
Mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data kependudukan, pencatatan dan klasifikasi perpindahan penduduk antar daerah, desa, kota dan antar sektor.
b. Seksi Penyuluhan dan Penataan
Penduduk
Mempunyai tugas melaksanakan pencatatan, seleksi dan pendaftaran sesuai dengan ketentuan agar masyarakat yang dimukimkan tepat sasaran serta menyiapkan perlengkapan administrasi dalam rangka kelancaran penyuluhan terhadap masyarakat yang akan dimukimkan.
c. Seksi Pengerahan dan Penempatan
Mempunyai tugas melaksanakan pengerahan, perpindahan dan penempatan penduduk ke lokasi transmigrasi yang telah disiapkan serta menyiapkan sarana angkutan dan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka kelancaran pelaksanaan penempatan transmigran.
Halaman 41
8. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAWASAN TRANSMGIRASI (PMKT) yang membawahi :
a. Seksi Sarana Produksi dan Pengolahan Hasil
Mempunyai tugas melakukan penyiapan sarana produksi, penyuluhan, bimbingan teknis untuk peningkatan dan pengolahan hasil produksi pertanian
dan usaha jasa kawasan transmigrasi.
b. Seksi Pelayanan dan Bina Potensi
Mempunyai tugas melakukan fasilitasi distribusi bantuan pangan, pelayanan pendidikan, kesehatan, pembinaan generasi muda, mental spiritual, syariat Islam, dan seni budaya serta peningkatan pemberdayaan perempuan di kawasan transmigrasi.
c. Seksi Kelembagaan dan Kemitraan
Mempunyai tugas melakukan fasilitasi pembentukan kelembagaan ekonomi masyarakat transmigran, pemasaran, pengembangan usaha kemitraan dan perizinan di Unit Permukiman Kawasan Transmigrasi.
Halaman 41
Halaman 42
9. UPTD BALAI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
yang membawahi :
a. Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja UPTD Balai Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.
b. Seksi Pelatihan dan Pengukuran Produktivitas.
Mempunyai tugas melaksanakan pelatihan dan pengukuran produktivitas tenaga kerja, pengembangan kapasitas kelembagaan, pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
c. Seksi Penyuluhan dan Konsultansi Produktivitas
Mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan informasi dan konsultansi dalam rangka peningkatan produktivitas tenaga kerja, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
10. UPTD BALAI PENINGKATAN SUMBER DAYA TRANSMIGRAN
yang membawahi :
a. Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja UPTD Balai Peningkatan Sumber Daya Transmigran, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi di lingkungan UPTD.
b. Seksi Penyediaan Sarana dan Prasarana
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan/penyiapan administrasi pelatihan dan pendampingan, alat tulis, akomodasi dan tempat penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan.
Halaman 43
c. Seksi Penyelenggaraan Pelatihan dan Pendampingan
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait untuk menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
11. UPTD PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
yang membawahi :
a. Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program kerja UPTD Pemberdayaan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, pengelolaan urusan umum, rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, hubungan masyarakat, perpustakaan dan pelayanan administrasi UPTD.
b. Seksi Pemberdayaan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan, pelayanan informasi dan konsultasi bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam rangka meningkatkan kemandirian tenaga kerja dan transmigrasi.
c. Seksi Pembinaan Kelembagaan Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan lembaga sosial ekonomi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Selanjutnya, Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sesuai dengan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 pada pasal 11 juga disebutkan tentang kelompok jabatan fungsional. Kelompok jabatan fungsional tersebut terdiri dari sejumlah tenaga yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Gubernur dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Halaman 44
Adapun kelompok jabatan fungsional tersebut dan aktif di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Aceh terdiri dari : d. Fungsional Pengawas Ketenagakerjaan e. Fungsional Arsiparis f. Fungsional Perpustakaan.
Halaman 45
B. SUMBER DAYA APARATUR
Hingga 31 Agustus 2013, pegawai Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh berjumlah 249 orang, dengan uraian sebagai berikut :
� Berdasarkan Golongan, 2013
� Berdasarkan Pendidikan, 2013
SUMBER DAYA APARATUR DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
Halaman 46
4 3
88
16
120
18 SDSLTPSLTAD3S1S2
� Berdasarkan Jenis Kelamin, 2013
0
50
100
150
200
Laki-Laki Perempuan
168
81
Halaman 47
C. ASET DAN MODAL
Aset tetap merupakan investasi jangka panjang. Aset mempunyai peranan yang sangat penting karena mempunyai nilai yang signifikan bila dibandingkan dengan komponen lainnya. Pengertian aset dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Dengan batasan pengertian tersebut maka Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mencatat aset tetap yang dimiliki meskipun digunakan oleh orang lain.
Aset tetap digunakan untuk kegiatan operasional Dinas. Aset tetap disatu sisi merupakan sumberdaya ekonomi, disisi lain merupakan suatu komitmen, artinya di kemudian hari Dinas wajib memelihara atau merehabilitasi aset tetap yang bersangkutan. Pengeluaran belanja untuk aset tetap setelah perolehan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu belanja untuk pemeliharaan dan belanja untuk peningkatan.
Belanja pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap tersebut sesuai dengan kondisi awal. Sedangkan belanja untuk peningkatan adalah belanja yang memberikan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, masa manfaat, mutu, produksi, atau peningkatan standar kinerja. Pengeluaran yang dikategorikan sebagai pemeliharaan tidak berpengaruh pada nilai tetap yang bersangkutan. Sedangkan pengeluaran yang memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja merupakan belanja modal harus dikapitalisasi untuk menambah nilai aset tetap tersebut. Rekapitulasi Kondisi terakhir aset dan modal di lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sebagai sarana penunjang kelancaran terhadap tugas-tugas dan program/kegiatan kedinasan hingga tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel berikut.
Halaman 48
REKAPITULASI KONDISI ASET DISNAKERMOBDUK ACEH TAHUN 2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Halaman 49
: ACEH : BANDA ACEH: DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
1 2 3 5 6 7 8 91 01 TANAH
01 Tanah 1.442.493.000 - - 1.442.493.000 2 02 PERALATAN DAN MESIN
02 a. Alat-alat Besar - - - - 03 b. Alat-alat Angkutan 2.805.430.250 - - 2.805.430.250 04 c. Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur - - - 05 d. Alat-alat Pertanian/Peternakan - - - 06 e. Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga 3.143.747.604 445.557.000 - 3.589.304.604 07 f. Alat-alat Studio dan Komunikasi 453.813.000 20.500.000 - 474.313.000 08 g. Alat-alat Kedokteran - - - 09 h. Alat - Alat Laboratorium - - - 10 i. Alat-alat Keamanan - - -
3 03 GEDUNG DAN BANGUNAN11 a. Bangunan Gedung 83.471.911.327 347.054.000 - 83.818.965.327 12 - - -
4 0413 a. Jalan dan Jembatan 24.881.085.326 - - 24.881.085.326 14 b. Bangunan Air/Irigasi 6.780.074.224 - - 6.780.074.224 15 c. Instalasi 243.565.000 - - 243.565.000 16 d. Jaringan - - -
5 05 ASET TETAP LAINNYA17 - - - - 18 - - - -
- - - - - - - -
6 06- - -
123.222.119.731 813.111.000 - 124.035.230.731
Aset S/D Thn 2011
SATKER : DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK
J U M L A H
a. Buku Perpustakaanb. Barang Bercorak kesenian/Kebudayaanc. Hewan Ternak dan Tumbuhand. Bantuan lain-lain Pembangunan Ekonomi KONSTRUKSI DALAM PEKERJAANa. Kontruksi dalam Pekerjaan
Aset S/DTahun 2012 = (5+6+7)
Ket.
4
b. Bangunan MonumenJALAN, IRIGASI DAN JARINGAN
PROVINSIKAB/KOTASKPA
REKAPITULASI BARANG PEMERINTAH ACEH PADA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK SAMPAI DENGAN TAHUN 2012
No. Urut Gol. Kode Barang Nama Bidang Barang Aset Tahun 2012 Terima Hibah Tahun 2012
Halaman 50
Sengaja
D. SEJARAH SINGKAT UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
D.1 UPTD BALAI PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
D.2 UPTD BALAI PENINGKATAN SUMBER DAYA TRANSMIGRAN
D.3 UPTD PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Halaman 51
Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian Aceh 4.1. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH ACEH TAHUN 2013-2017
Kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Aceh yang diwujudkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh merupakan salah satu dokumen perencanaan untuk melaksanakan sinkronisasi kebijakan - kebijakan pembangunan yang ada di kabupaten/kota seluruh Aceh. Sehingga dengan adanya kebijakan tersebut akan terjadi integrasi dan sinkronisasi arah pembangunan antar kota/kabupaten dalam kapasitas dan perannya masing-masing.
Secara umum arah kebijakan Pemerintah Aceh dilaksanakan berdasarkan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, penyelenggaraannya dilaksanakan melalui asas otonomi yang diperluas untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Aceh selama tahun 2013 - 2017 prioritas pembangunan Aceh sesuai dengan RPJM Aceh diarahkan pada kebijakan dan strategi daerah sebagai berikut :
4
Halaman 52
4.1.1 Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Aceh
Untuk menjamin terlaksananya pembangunan berkelanjutan di Provinsi
Aceh baik saat ini maupun dalam 5 (lima) tahun mendatang, maka arah kebijakan pembangunan daerah selama tahun 2013 - 2017 akan diprioritaskan untuk menjamin implementasi dari 10 (sepuluh) program prioritas Pemerintah Aceh yang terdiri dari :
1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola 2. Keberlanjutan Perdamaian 3. Dinul Islam, Adat dan Budaya 4. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah 5. Penanggulangan Kemiskinan 6. Pendidikan 7. Kesehatan 8. Infrastruktur yang Terintegrasi 9. Sumber Daya Alam Berkelanjutan 10. Kualitas Lingkungan dan Kebencanaan
Pada Dinas, disesuaikan dengan tugas dan fungsinya. Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh diamanatkan untuk mendukung 2 (dua) program prioritas daerah , yaitu Program Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah dan Program Penanggulangan Kemiskinan yang terbagi kedalam dua bidang yaitu:
1. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah a. Meningkatkan Sinergisitas Pembangunan Ekonomi Aceh
- Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Halaman 53
2. Penanggulangan Kemiskinan
a. Peningkatan Keahlian dan Daya Saing Tenaga Kerja yang memiliki Standarisasi - Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
b. Peningkatan Akses Kesempatan Kerja dan Perlindungan Tenaga Kerja - Program Peningkatan Kesempatan Kerja - Program Perlindungan dan Pengembangan Ketenagakerjaan
c. Peningkatan Skala Usaha Komoditas Masyarakat yang Layak dengan Memanfaatkan Lahan Tidur, Terlantar dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi - Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi - Program Transmigrasi Lokal
4.1.2 Strategi Pembangunan Daerah Aceh
1. Mengembangkan Keahlian dan Daya Saing Tenaga Kerja yang memiliki standarisasi dan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship) dan meningkatkan akses kesempatan kerja serta perlindungan tenaga kerja. Untuk mendukung hal tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh melaksanakannya melalui 3 (tiga) program : a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas tenaga Kerja
Hasil yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja.
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja Hasil yang ingin dicapai adalah meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja
c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Hasil yang ingin dicapai adalah terwujudnya penerapan prosedur hubungan industrial dan perlindungan terhadap pekerja melalui pelaksanaan norma ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Halaman 54
2. Mengembangkan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Baru Melalui Pengembangan Wilayah Transmigrasi. Kontribusi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam mendukung strategi tersebut melalui program :
d. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi Hasil yang ingin dicapai adalah Terwujudnya pembangunan permukiman transmigrasi lokal dan memperluas kesempatan berusaha.
e. Program Transmigrasi Lokal Hasil yang ingin dicapai adalah meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk.
Halaman 55
4.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH ACEH DI BIDANG
KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN
Prioritas Pembangunan Pemerintah Aceh di Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian disesuaikan adalah termasuk ke dalam prioritas bidang ekonomi serta bidang wilayah dan tata ruang.
4.2.1 Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, fokus pembangunan Pemerintah Aceh di Bidang ketenagakerjaan, diarahkan untuk meningkatkan daya saing ketenagakerjaan yang meliputi :
1. Peningkatan pelayanan penempatan tenaga kerja (bursa kerja) dan fasilitas penempatan tenaga kerja di 23 Kab/Kota. Fokus prioritas ini dilakukan dengan Program Peningkatan Kesempatan Kerja melalui Kegiatan : a. Penyusunan informasi bursa tenaga kerja b. Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan
kewirausahaan. c. Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan
berbasis masyarakat.
2. Peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas. Fokus prioritas ini dilakukan dengan program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, melalui kegiatan :
a. Penyusunan Database ketenagakerjaan b. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana Balai Latihan Kerja
(BLK) c. Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK d. Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja
Halaman 56
4.2.2 Bidang Wilayah dan Tata Ruang
Pembangunan ketransmigrasian dalam bidang wilayah dan tata ruang
diarahkan untuk mendukung 2 fokus prioritas, yaitu : 1. Pembangunan perdesaan melalui permukiman transmigrasi baik lokasi
yang telah ada maupun lokasi baru setelah penempatan.
Arah kebijakan pembangunan perdesaan pada lokasi transmigrasi adalah memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, meningkatkan ketahanan desa sebagai wilayah produksi serta meningkatkan daya tarik perdesaan melalui peningkatan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan pendapatan seiring dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan lingkungan.
Arah kebijakan tersebut akan dilaksanakan melalui : - Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, meliputi kegiatan :
a. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transmigrasi
b. Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial dan ekonomi di kawasan transmigrasi
c. Pengerahan dan penempatan transmigrasi d. Pelatihan Transmigrasi e. Pembinaan dan Pemberdayaan di Kawasan Transmigrasi
- Program Transmigrasi Lokal meliputi kegiatan : a. Transmigrasi Lokal b. Pengurusan Legalitas Kepemilikan Lahan Warga Transmigrasi
2. Pembangunan Ekonomi Lokal dan Daerah 3. Arah kebijakan pengembangan ekonomi lokal pada tahun 2013 - 2017
adalah meningkatkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota atau antar wilayah pusat pertumbuhan dengan wilayah produksi (hulu-hilir) melalui pengembangan usaha dan peningkatan pelatihan serta keterampilan masyarakat yang dimukimkan
Halaman 57
4.3. BIDANG PENDUKUNG
Kebijakan bidang pendukung diarahkan untuk meningkatkan kinerja organisasi pada SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh yang efisien, efektif dan profesional serta terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik pada peningkatan fungsi pembinaan manajemen, dukungan administratif, pengawasan fungsional, sumber daya manusia, serta peningkatan fungsi penelitian, pengembangan, pengelolaan data dan informasi.
Strategi untuk melaksanakan kebijakan tersebut adalah : 1. Peningkatan dukungan administrasi dan pengawasan internal untuk
menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governmance) 2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang ketenagakerjaan
dan ketransmigrasian 3. Peningkatan kualitas penatausahaan keuangan yang berbasis kinerja
Strategi pembangunan untuk bidang pendukung dilaksanakan melalui 4
(empat) program yaitu : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Hasil yang ingin dicapai adalah tersedianya kegiatan administrasi perkantoran untuk menunjang tugas dan fungsi dinas.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Hasil yang ingin dicapai tersedianya fasilitas bagi aparatur dalam proses peningkatan pelayanan publik.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur Hasil yang ingin dicapai adalah terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Hasil yang ingin dicapai adalah adalah terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik.
Halaman 58
4.4. RENCANA STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH TAHUN 2013-2017
Renstra SKPA ini merupakan satu dokumen Perencanaan resmi yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan SKPA khususnya dan Pembangunan Daerah pada umumnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. Renstra SKPA ini dibangun berdasarkan komitmen dan kesepakatan dari semua Stake Holder. Renstra SKPA sebagai dokumen perencanaan jangka menengah untuk dituangkan ke dalam Rencana Tahunan, Renja SKPA, RKA SKPA dan APBA.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mempunyai hubungan dengan beberapa dokumen perencanaan lainnya. Hubungan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Aceh merupakan dokumen perencanaan untuk periode 20 (dua puluh) tahun, dimana periode Renstra ini merupakan segmen awal dari periode RPJP tersebut. RPJP Aceh merupakan pedoman dalam penyusunan RPJM Aceh sementara RPJM tersebut menjadi Pedoman dalam penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh saat ini.
b. Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Aceh sebagai dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun, merupakan pedoman dalam Penyusunan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Rancangan Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh berpedoman pada RPJMA. Selanjutnya Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh ini ditetapkan setelah disesuaikan dengan RPJMA.
c. Rencana Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) merupakan dokumen Perencanaan Pemerintah Aceh untuk periode 1 (satu) tahun dan Penjabaran dari RPJM Aceh. RKP Aceh menjadi acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (Renja-SKPA) dan berpedoman
Halaman 59
pada Renstra SKPA ini. Selanjutnya RKPA menjadi pedoman dalam penyusunan RAPBA.
Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sebagai dokumen perencanaan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Oleh karena itu, penyusunannya berpedoman pada renstra ini dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Aceh.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidang ketenagakerjaan maka dalam renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk juga mengacu pada Standar Pelayanan Minimal sebagaimana yang diatur dalam Permendagri No.54 tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu SPM bidang ketenagakerjaan sesuai dengan Permenakertrans No.15 tahun 2010 tentang SPM Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dalam Permenakertrans No.04 tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.15/Men/X/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan.
Sehingga SPM bidang ketenagakerjaan merupakan acuan untuk mengukur kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang diberikan pemerintah daerah khususnya bidang ketenagakerjaan. Artinya, SPM itu juga merupakan alat ukur untuk memantau kinerja pemerintah daerah. Hal ini terutama terkait dengan urusan wajib pemerintah daerah (sesuai UU 32 Tahun 2004), daerah memiliki urusan wajib dan urusan pilihan.
Jadi, SPM ini terkait dengan pelaksanaan urusan wajib yang sebenarnya merupakan pelayanan dasar yang salah satunya adalah ketenagakerjaan, yang dijamin haknya secara konstitusional oleh Undang - undang. Penerapan SPM ini juga diharapkan sebagai upaya pemerintah daerah untuk lebih memperbaiki kinerja pelayanan kepada masyarakat.
Halaman 60
Halaman 61
4.4.1 LATAR BELAKANG RENSTRA
Terselenggaranya Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (Good Corporate Governance) merupakan prasyarat bagi setiap Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) untuk mewujudkan cita-cita luhur para pendiri negara (founding fathers) agar tercipta masyarakat adil dan makmur sebagai mana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam rangka mencapai hal itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem perencanaan yang tepat, jelas dan “legimated”, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berhasilguna dan berdayaguna.
Untuk menerapkan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, serta Undang-Undang Nomor 17 tahun 2004 tentang Pengelolaan keuangan Negara, maka Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).
Paradigma Perencanaan Pembangunan dewasa ini menghendaki agar pendekatan perencanaan mengintegrasikan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah memiliki kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, akuntabel dan konsisten dengan rencana lain yang relevan sehingga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Untuk mendapatkan dukungan optimal bagi implementasi rencana yang telah disusun, keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting.
Halaman 62
Dalam kaitan dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan langkah awal untuk mengukur kinerja instansi pemerintah, sehingga perencanaan strategis merupakan integrasi antar sumber daya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan menganalisis kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan.
Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut maka Pemerintah Aceh menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) tahun 2012 – 2017 sebagai penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh menyusun Renstra sebagai upaya untuk menjabarkan RPJMA dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mengandung nilai yang urgen dan strategis karena sangat bermanfaat dan diperlukan untuk beberapa alasan yaitu :
a. Antisipatif Berbagai perkembangan yang sangat cepat dalam era globalisasi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan penyediaan pelayanan dasar (basic service) yang lebih prima bagi masyarakat, perlunya pengembangan sektor unggulan (core competences) daerah, semakin menipisnya sumber daya, serta semakin beragamnya tuntutan
Halaman 63
pelayanan yang harus disediakan. Hal ini yang mendorong Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk melakukan perubahan mendasar sehingga perencanaan strategis diharapkan dapat mendukung perubahan secara proaktif yang tidak hanya reaktif terhadap perubahan yang terjadi.
b. Managerial Perencanaan strategis akan menuntun diagnosa organisasi terhadap pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif. Dengan adanya perencanaan strategis dapat membangun strategi sebagai bagian penting organisasi yang berorientasi hasil. Kapabilitas dan sumber daya difokuskan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.
c. Futuristic Perencanaan strategis memungkinkan untuk memberikan komitmen terhadap aktivitas dan kegiatan di masa mendatang. Sehingga membutuhkan pengumpulan data dan informasi secara menyeluruh untuk menyiapkan analisis atas berbagai alternatif dan implikasi yang dapat diarahkan pada masa mendatang.
d. Adaptif Fleksibilitas merupakan kriteria yang sangat penting dalam perencanaan strategis walaupun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan jangka menengah. Penyesuaian Renstra terhadap perkembangan yang muncul dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Capaian terhadap indikator kinerja dan mengukur kemajuan capaian hasil tetap menjadi fokus utama dalam perencanaan strategis.
e. Pelayanan Prima (Service Excelence) Dalam era globalisasi ini pelayanan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Disamping itu, dalam era keterbukaan masyarakat menuntut instansi pemerintah dan aparatur untuk memberikan pelayanan yang prima. Kepuasan pelayanan terhadap pelanggan dan
Halaman 64
stakeholder merupakan faktor utama keberhasilan bagi setiap organisasi publik. Untuk itu pola-pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan stakeholder.
f. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Corporate Governance) Guna mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang baik (good corporate governance) perencanaan strategis harus mengutamakan prinsip - prinsip kepemerintahan yang baik. Paling tidak terdapat tiga prinsip yang harus selalu diperhatikan yakni transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Implementasi perencanaan strategis harus dilakukan secara transparan, partisipatif dan akuntabel baik dalam proses pengambilan keputusan yang teratur maupun dalam penentuan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi publik. Selain itu aparatur juga harus memiliki etika moral yang baik dengan menghindari praktek - praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Halaman 65
4.4.2 Landasan Hukum
Landasan hukum utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses dan
prosedur tentang Renstra SKPA khususnya dan perencanaan pada umumnya yaitu :
1. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara.
2. Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian sebagaimana diubah dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009.
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. 4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah. 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. 8. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh. 9. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional. 10. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian. 11. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi. 12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan
Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi Sebagai Daerah Otonom.
13. Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Halaman 66
14. Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 2005 tentang Pencapaian Standar Pelayanan Minimum.
15. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.
16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
17. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014.
18. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal.
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2010-2014.
22. Permenakertrans No.15 tahun 2010 tentang SPM Ketenagakerjaan sebagaimana diubah dalam Permenakertrans No.04 tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.15/Men/X/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
24. Qanun Aceh Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Halaman 67
25. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Keuangan Aceh.
26. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus.
27. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2012 Tentang RPJM Aceh Periode Tahun 2012 – 2017.
28. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
29. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 112 Tahun 2008 Tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Non Struktural Umum di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
30. Peraturan Gubernur Aceh Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Halaman 68
4.4.3 VISI DAN MISI DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun yang akan datang. Visi dan misi SKPA menunjukkan apa yang menjadi cita-
cita layanan terbaik SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh baik
dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya
mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan dan
peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu
strategis yang relevan.
Perumusan visi dan misi jangka menengah SKPA Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh dihasilkan dari menindaklanjuti hasil analisis isu-isu
strategis dan permasalahan pembangunan daerah untuk
menemukan perwujudan visi sehingga mampu menjelaskan
arah atau kondisi ideal masa mendatang yang ingin dicapai
(clarity of direction) berdasarkan pada kondisi dan situasi yang
terjadi saat ini di Aceh. Jadi visi merupakan suatu komitmen
dalam upaya merancang dan mengelola perubahan untuk
mencapai tujuan. Oleh karena itu, visi Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh dirumuskan berdasarkan pada
realita yang berfokus pada masa depan.
Halaman 69
A. VISI
Dari analisis isu stategis Aceh, dimana visi dan pokok Visi dirumuskan sebagai berikut :
Perumusan Visi
NO PERWUJUDAN VISI POKOK-POKOK VISI PERNYATAAN VISI 1 2 3 4
1. Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera Sejahtera "Terciptanya Tenaga
Kerja Aceh Sejahtera dan Terberdayakannya
Kawasan Permukiman Penduduk Sebagai Sentra Pertumbuhan Ekonomi
Mandiri"
2. Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk Pemberdayaan
3. Terciptanya Sentra
Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
Sentra Pertumbuhan
Penyusunan Penjelasan Visi
VISI POKOK-POKOK VISI
PENJELASAN VISI
1 2 3
Terciptanya Tenaga Kerja Aceh Sejahtera dan Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk Sebagai Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
- Sejahtera - Terpenuhinya Kebutuhan Hidup Layak (KHL) bagi Tenaga Kerja
- Terpenuhinya Upah sesuai Upah Minimum Provinsi - Adanya Jaminan Kesehatan bagi Tenaga Kerja melalui Kepesertaan Jamsostek
- Pember-dayaan
- Tersedianya Sarana dan Prasarana Pelatihan Kerja ( Vocational Training) bagi Angkatan Kerja baik yang berbasis Kompetensi, Berbasis Masyarakat dan Kewiraushaan Kewirausahaan
- Tersedianya pekerjaan temporer melalui kegiatan Padat Karya
- Terberdayakannya masyarakat di lingkungan pemukiman transmigrasi yang mendukung percepatan pertumbuhan sektor ekonomi
- Sentra Pertumbuhan
- Terciptanya kawasan pertumbuhan baru yang didukung dengan pembangunan dan pengembangan prasarana pemukiman transmigrasi
- Tersedianya sarana sosial ekonomi pada kawasan transmigrasi
Halaman 70
PEMBANGUNAN DAERAH
ISU STRATEGIS
Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis Isu Strategis 1. Masih banyaknya Penduduk miskin
2. Tingginya angka pengangguran dan rendahnya kualitas angkatan kerja
3. Terbatasnya peluang kesempatan kerja dan berusaha
4. Belum optimalnya Pembinaan ketenagakerjaan
5. Masih luasnya lahan terlantar yang belum dimanfaatkan
6. Banyaknya masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal dan lahan usaha yang tetap PERMASALA-HAN 1 2 3 4 5 6 7 1. Belum Optimalnya pelaksanaan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki
(x) (x) (x) (x) (x) (x) 2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)
(x) (x) (x) (x) (x) (x) 3. Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Aceh yang belum maksimal
(x) (x) (x) (x) (x) (x) 4. Masih tingginya tingkat kemiskinan di Aceh
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
PERUMUSAN PERWUJUDAN VISI
Halaman 71
1 2 3 4 5 6 7
5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT)
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(x) (x)
6. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan Aceh masih rendah
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
(x) (√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
(x)
7. Sektor Koperasi dan UMKM belum berkembang dengan baik
(x) (x) (x) (x) (x) (x)
8. Rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan
(√) Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk
(x) (x) (x) (√) Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk
(√) Terciptanya Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
9. Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah (√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(x) (x) (x) (x)
Halaman 72
1 2 3 4 5 6 7
10. Kualitas Sumberdaya Manusia Masih Rendah
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(x) (x)
11. Kualitas Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Masih Rendah
(x) (x) (x) (x) (x) (x)
12. Penanganan pasca konflik yang terisolasi dari pembangunan reguler
(x) (x) (x) (x) (x) (x)
13. Pemenuhan Hak dan Perlindungan Perempuan dan Anak Masih Rendah
(x) (x) (x) (√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(x) (x)
14. Perencanaan dan Penganggaran belum Responsif Gender dan belum Berbasis Pada Pemenuhan Hak Anak
(x) (x) (x) (√) Terciptanya Tenaga Kerja Aceh yang Sejahtera
(x) (x)
Halaman 73
Dari perumusan dan penjelasan tersebut maka Untuk mencapai tujuan
pembangunan masa mendatang di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, maka visi SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh ke depan adalah :
“Terciptanya Tenaga Kerja Aceh Sejahtera dan Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk Sebagai Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri”
Halaman 74
B. MISI
Agar visi tersebut dapat tercapai, diperlukan suatu pernyataan umum yang harus dilaksanakan berupa misi. Misi yang diemban Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh adalah :
1. Menciptakan dan membangun tata kerja pemerintahan yang baik di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, melalui peningkatan SDM, pembinaan dan efektivitas pengawasan kinerja PNS
2. Meningkatkan kompetensi, kemandirian, produktivitas tenaga kerja melalui pe-layanan dan pembinaan serta penyeleng-garaan pelatihan ketenagakerjaan.
3. Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan pemerataan distribusi alokasi tenaga kerja serta pengembangan sistem pendayagunaan tenaga kerja melalui penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja.
4. Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja serta pengawasan dan perlindungan tenaga kerja.
5. Menumbuhkembangkan permukiman penduduk yang telah ada (pta) dan membentuk kawasan permukiman baru yang potensial dan strategis dalam menciptakan kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru.
6. Mengatur dan memfasilitasi perpindahan, penempatan penduduk yang dimukimkan.
7. Mengembangkan kapasitas masyarakat yang dimukimkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lokasi permukiman melalui pemberdayaan usaha ekonomi dan pembinaan sosial budaya yang bersyariat islam.
Halaman 75
PERUMUSAN MISI
NO VISI POKOK-POKOK STAKEHOLDER LAYANAN
MISI VISI SKPD LAIN
PENGGUNA LAYANAN
PELAKU EKONOMI LAINNYA
2 3 4 5 6 7
8
1. Terciptanya Tenaga Kerja Aceh Sejahtera dan Terberdayakannya Kawasan Permukiman Penduduk Sebagai Sentra Pertumbuhan Ekonomi Mandiri
- Sejahtera (√) Dinas Pendidikan (√) Apindo (√) Perusahaan - Mengembangkan kapasitas masyarakat yang dimukimkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lokasi permukiman melalui pemberdayaan usaha ekonomi dan pembinaan sosial budaya yang bersyariat islam
(√) Badan Investasi dan Promosi (√) Jamsostek (√) BUMN
(√) Saudagar Aceh (√) BUMD (√) Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan
(√) Serikat Pekerja (√) Lembaga Keuangan
(√) Dinas Syariat Islam (√) Badan Pusat Statistik
- Meningkatkan pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja serta pengawasan dan perlindungan tenaga kerja (√) Dinas Sosial (√) Kadin
(√) Asosiasi Kontraktor (√) Dewan Pengupahan Daerah
Halaman 76
- Pemberdayaan (√) Badan Pemberdayaan Masyarakat (√) Asosiasi Instruktur (√) BUMN
- Meningkatkan kompetensi, kemandirian, produktivitas tenaga kerja melalui pelayanan dan pembinaan serta penyelenggaraan pelatihan ketenagakerjaan (√) Asosiasi Lembaga Pelatihan Swasta
(√) BUMD
(√) Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi
(√) Apindo (√) Perusahaan
(√) Dinas Pendidikan (√) Kadin
- Meningkatkan perluasan kesempatan kerja dan pemerataan distribusi alokasi tenaga kerja serta pengembangan sistem pendayagunaan tenaga kerja melalui penguatan informasi pasar kerja dan bursa kerja (√) Dinas Sosial (√) BUMN (√) Dinas Perkebunan dan Kehutanan
- Sentra Pertumbuhan (√) Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (√) Dewan Produktivitas Daerah
(√) BUMN
- Mengatur dan memfasilitasi perpindahan, penempatan penduduk yang dimukimkan (√) Dinas Pengairan (√) BUMN (√) Perusahaan (√) Dinas Pertanian dan Tanaman
(√) Kadin (√) Koperasi
- Menumbuhkembangkan permukiman penduduk yang telah ada (PTA) dan
1 2 3 4 5 6 7 8
Halaman 77
(√) Dinas Perindustrian, perdagangan dan Koperasi
(√) BUMD (√) Lembaga Keuangan
membentuk kawasan permukiman baru yang potensial dan strategis dalam menciptakan kawasan pusat pertumbuhan ekonomi baru (√) Bappeda (√) BUMD (√) Statistik (√) Badan Investasi dan Promosi
1 2 3 4 5 6 7 8
Halaman 78
4.4.4 TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA DINAS
Tujuan dan sasaran adalah tahap untuk perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah terutama pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan rencana
kerja Dinas selama 5 (lima) tahun.
A. TUJUAN JANGKA MENENGAH SKPA
Sasaran merupakan jabaran dari tujuan secara terukur dan berorientasi
pada hasil (outcome). Adapun sasaran yang ingin dicapai berdasarkan 8
(Delapan) tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh secara
garis besar meliputi :
1. Terciptanya tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan bersih dalam proses percepatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan publik.
2. Terwujudnya sinkronisasi rancangan program dan pengendalian serta informasi pelaksanaan kegiatan selama 5 (lima) tahun.
3. Terlaksananya penyusunan database ketenagakerjaan selama 5 (lima) tahun.
Halaman 79
4. Terlaksananya Pembangunan dan Meningkatnya Sarana dan Prasarana di 9 BLK.
5. Terlaksananya peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga kepelatihan sebanyak 380 orang.
6. Terlatihnya keahlian dan keterampilan kerja bagi pencari kerja sebanyak 9060 orang
7. Tersedianya data dan informasi bursa tenaga kerja selama 5 (lima) tahun.
8. Terlaksananya pembinaan dan meningkatnya produktivitas bagi pengusaha dan kelembagaan wirausahaan sebanyak 1.325 orang.
9. Terfasilitasinya pencari kerja dan masyarakat sebanyak 4.980 orang.
10. Terlaksananya prosedur ketenagakerjaan dan terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak 325 kasus.
11. Terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja melalui Jamsostek sebanyak 6.000 orang.
12. Terlaksananya pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap norma kerja dan norma K3 sebanyak 150 perusahaan.
13. Terlaksananya pembangunan dan pengembangan prasarana pemukiman transmigrasi sebanyak 2.000 unit.
14. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan transmigran sebanyak 5.645 KK.
15. Telaksananya penempatan transmigran di lokasi transmigrasisebanyak 2.000 KK.
16. Terwujudnya Masyarakat Transmigran yang terampil, mandiri dan sejahtera di lokasi pemukiman sebanyak 2.070 orang.
Halaman 80
17. Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi sebanyak 900 orang.
18. Meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk melalui 5 (lima) kegiatan
19. Terlaksananya Pengurusan Akte/Sertifikat Legalitas Kepemilikan lahan warga transmigrasi melalui 5 (lima) kegiatan
Halaman 81
B. SASARAN JANGKA MENENGAH SKPA
Sasaran merupakan jabaran dari tujuan secara terukur dan berorientasi
pada hasil (outcome). Adapun sasaran yang ingin dicapai berdasarkan 8
(Delapan) tujuan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh secara
garis besar meliputi :
1. Terciptanya tata kelola pemerintahan yang efektif, transparan, akuntabel dan bersih dalam proses percepatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan publik.
2. Terwujudnya sinkronisasi rancangan program dan pengendalian serta informasi pelaksanaan kegiatan selama 5 (lima) tahun.
3. Terlaksananya penyusunan database ketenagakerjaan selama 5 (lima) tahun.
4. Terlaksananya Pembangunan dan Meningkatnya Sarana dan Prasarana di 9 BLK.
5. Terlaksananya peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga kepelatihan sebanyak 380 orang.
6. Terlatihnya keahlian dan keterampilan kerja bagi pencari kerja sebanyak 9060 orang
7. Tersedianya data dan informasi bursa tenaga kerja selama 5 (lima) tahun.
8. Terlaksananya pembinaan dan meningkatnya produktivitas bagi pengusaha dan kelembagaan wirausahaan sebanyak 1.325 orang.
9. Terfasilitasinya pencari kerja dan masyarakat sebanyak 4.980 orang.
Halaman 82
10. Terlaksananya prosedur ketenagakerjaan dan terfasilitasinya penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak 325 kasus.
11. Terjaminnya keselamatan dan kesehatan kerja melalui Jamsostek sebanyak 6.000 orang.
12. Terlaksananya pengawasan, perlindungan dan penegakan hukum terhadap norma kerja dan norma K3 sebanyak 150 perusahaan.
13. Terlaksananya pembangunan dan pengembangan prasarana pemukiman transmigrasi sebanyak 2.000 unit.
14. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan transmigran sebanyak 5.645 KK.
15. Telaksananya penempatan transmigran di lokasi transmigrasisebanyak 2.000 KK.
16. Terwujudnya Masyarakat Transmigran yang terampil, mandiri dan sejahtera di lokasi pemukiman sebanyak 2.070 orang.
17. Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi sebanyak 900 orang.
18. Meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk melalui 5 (lima) kegiatan
19. Terlaksananya Pengurusan Akte/Sertifikat Legalitas Kepemilikan lahan warga transmigrasi melalui 5 (lima) kegiatan
Halaman 82
Halaman 83
1 2 3
a. Pembayaran gaji dan hak-hak pegawai. 28,544,000,000 29,971,000,000 31,470,000,000 33,043,000,000 34,695,000,000 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
1.3,348,400,000 3,373,400,000 3,423,400,000 3,433,400,000 3,470,600,000
Indikator : 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
Kegiatan :
a. Penyediaan jasa surat menyurat 35,000,000 35,000,000 35,000,000 35,000,000 35,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
b. 610,000,000 610,000,000 620,000,000 620,000,000 630,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
c. 20,000,000 20,000,000 22,000,000 22,000,000 25,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thnd. 49,400,000 49,400,000 49,400,000 49,400,000 49,400,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
e. 335,000,000 335,000,000 345,000,000 345,000,000 350,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah
Menciptakan good government di lingkungan dinas, efektivitas pengawasan kinerja untuk pelayanan publik
Terciptakannya tata kelola organisasi yang efektif, transparan akuntabel, dan bersih dalam proses percepatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan publik
Indikator :Mempercepat dan mengendalikan proses administrasi ketatausahaan, keuangan rutin/proyek
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Indikator :
BELANJA LANGSUNG
PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
8 94 5 6 7
Terbayarnya Gaji dan Tunjangan Pegawai
2015 (3) 2016 (4) 2017 (5)
Terlaksananya Layanan Administrasi Perkantoran
No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
Target Kinerja Pada Tahun Ke-
2013 (1) 2014 (2)
Tersedianya dokumen perizinan kenderaan dinas
Penyediaan Jasa Administrasi
Indikator :Terdatanya kepemilikan asset daerahPenyediaan jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan Dinas/ OperasionalIndikator :
Indikator :Terlaksananya pelayanan jasa surat menyurat dalam mempercepat proses administrasi
Indikator :Terwujudnya pelayanan administrasi yang bermut, tepat waktu dan tepat sasaran
Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
Halaman 84
f. 190,000,000 195,000,000 200,000,000 205,000,000 210,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
g. 100,000,000 100,000,000 103,000,000 103,000,000 105,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
h. 90,000,000 90,000,000 95,000,000 95,000,000 97,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
i. 40,000,000 40,000,000 45,000,000 45,000,000 50,000,000
4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit
j. 50,000,000 50,000,000 50,000,000 55,000,000 55,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
k. 23,000,000 23,000,000 23,000,000 23,000,000 23,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
l. 100,000,000 100,000,000 110,000,000 110,000,000 115,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
m. 240,000,000 250,000,000 250,000,000 250,000,000 250,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
n. 277,000,000 277,000,000 277,000,000 277,000,000 277,200,000
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln
Meningkatkan kelancaran kinerja aparatur dalam pelayanan kepada publikPenyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Terlaksananya sinkronisasi dalam pencapaian kinerja yang tepat waktu dan tepat sasaranPenyediaan Jasa Keamanan kantorIndikator :Memberikan rasa kenyamanan didalam proses rutinitas kegiatan
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan KantorIndikator :Mewujudkan kelengkapan gedung kantor sebagai tempat kinerja aparatur
Tersedianya ATK dalam proses percepatan proses administrasi
Penyediaan Barang Cetakan dan PenggandaanIndikator :Terlaksananya pengadaan sarana perkantoran
Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar daerah
Indikator :Terlaksananya rasa kenyamanan dalam proses peningkatan kinerja aparaturPenyediaan Alat Tulis Kantor
Indikator :
Terlaksananya kegiatan aparatur dalam peningkatan kinerja aparatur
Indikator :
Indikator :Implementasi pekerjaan sesuai peraturan perundang-undanganPenyediaan Makanan dan MinumanIndikator :
Indikator :
Halaman 85
o. 100,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
p. 1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln
2,763,000,000 4,782,000,000 1,802,000,000 802,000,000 827,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thna. 2,000,000,000 4,000,000,000 1,000,000,000 - -
1 Unit 1 Unit 1 Unit
b. 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
c. 70,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000 85,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
d. 50,000,000 50,000,000 55,000,000 55,000,000 60,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
e. 320,000,000 329,000,000 329,000,000 329,000,000 329,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 ThnTersedianya sarana transport aparatur dalam proses percepatan pelaksanaan tugas
Terpeliharanya sarana gedung kantor sebagai asset dinas dan daerah
Indikator :
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
Meningkatnya Pelayanan Publik
Indikator:
Tersedianya peralatan kerja untuk proses percepatan kerja
Pengadaan MebeleurIndikator :
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Indikator :
Terlaksananya pembangunan gedung kantor sebagai fasilitas kinerja aparatur didalam percepatan pelayanan publik dan peningkatan kinerja aparatur
Pengadaan Perlengkapan Gedung Indikator :
Penyediaan Jasa Pegawai Non-PNSIndikator :Memberikan kemudahan dalam proses pelayanan dan percepatan administrasi perkantoran
Pembangunan Gedung KantorIndikator :
Penyediaan perlengkapan sarana penunjang didalam operasional kantor
Penyediaan Jasa Hari-hari Besar Indikator :Terselenggaranya informasi pada masyarakat luas tentang proses pembangunan
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Halaman 86
f. 85,000,000 85,000,000 90,000,000 90,000,000 95,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
g. 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
h. 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
i. 50,000,000 50,000,000 60,000,000 60,000,000 70,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
351 org 361 org 371 org 381 org 391 org
157,950,000 181,000,000 186,000,000 210,000,000 215,050,000
351 Org 361 Org 371 Org 381 Org 391 Org
340,000,000 500,000,000 520,000,000 520,000,000 535,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
a. 220,000,000 380,000,000 380,000,000 380,000,000 380,000,000
2 Akt 2 Akt 2 Akt 2 Akt 2 Akt
210,000,000 157,950,000 181,000,000 186,000,000 215,050,000 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
Indikator :
Terciptanya keseragaman identitas pegawai
Pendidikan dan Pelatihan Formal
Indikator :
Terciptanya SDM aparatur didalam peningkatan pelayanan masyarakat
Terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik
Indikator:
Terpeliharanya sarana peralatan perkantoran yang merupakan asset daerah
Indikator :
Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
Indikator :Terpeliharanya gedung perkantoran yang merupakan asset daerah
Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik
Indikator:
Indikator :Terpeliharanya sarana penunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan perkantoran
Terpeliharanya sarana peralatan perkantoran yang merupakan asset daerahPemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan KantorIndikator :
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/Berkala Jaringan Listrik dan Telepon
Halaman 87
b. 19,006,097,718 19,006,097,718 19,950,210,000 21,050,210,000 22,550,200,000
9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt
1. 18,000,000,000 18,000,000,000 18,700,210,000 19,000,210,000 19,800,200,000 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt 9 Kb/Kt
2. 1,006,097,718 1,006,097,718 1,250,000,000 2,050,000,000 2,750,000,000 2 Kb/Kt 3 Kb/Kt 3 Kb/Kt 6 Kb/Kt 6 Kb/Kt
c. 11,850,000,000 10,850,000,000 11,862,300,000 12,800,520,000 13,562,110,000
1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 2 Kb/Kt
1. 11,850,000,000 10,850,000,000 11,862,300,000 12,800,520,000 13,562,110,000
1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 1 Kb/Kt 2 Kb/Kt
d. 2,430,852,621 2,430,852,621 2,632,873,449 3,273,819,987 3,474,293,362
76 org 76 org 76 org 76 org 76 org
1. 400,000,000 400,000,000 500,000,000 530,000,000 580,230,000 20 org 20 org 20 org 20 org 20 org
2. 1,350,000,000 1,350,000,000 1,350,000,000 1,896,744,000 1,968,530,000 16 org 16 org 16 org 16 org 16 org
3. 450,852,621 450,852,621 532,640,000 584,623,000 600,233,152 20 org 20 org 20 org 20 org 20 org
4. Training Of Trainers (TOT) Tenaga Pelatih/Pengajar
230,000,000 230,000,000 250,233,449 262,452,987 325,300,210
20 org 20 org 20 org 20 org 20 org
Tersedianya Alat Peraga dan Peralatan Praktek Pelatihan Kerja bagi Pencari Kerja
Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai Latihan Kerja (BLK)
Terbangunnya Balai Latihan Kerja (BLK)
Pengadaan Peralatan Pendidikan dan Ketrampilan bagi Pencari Kerja
Indikator :
Terlaksananya Penyempurnaan/ Perbaikan Sarana dan Fasilitas Gd. Workshop
Terbinanya Kapasitas Tenaga Kepelatihan
Diklat Dasat Calon Instruktur Latihan Kerja
Bimbingan Teknis Instruktur Latihan Kerja
Terlaksananya pembangunan dan meningkatnya sarana dan prasarana Balai Latihan kerja (BLK)
Terlaksananya pengadaan Alat Peraga dan Prak tek Pelatihan Kerja
Terlaksananya peningkatan kapasitas dan profesionalisme tenaga kepelatihan
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kepelatihan dan Instruktur BLK
Indikator :
Indikator :
Halaman 88
b. 50,000,000 50,000,000 60,000,000 60,000,000 65,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn
c. 70,000,000 70,000,000 80,000,000 80,000,000 90,000,000
23 Kb/Kt 23 Kb/Kt 23 Kb/Kt 23 Kb/Kt 23 Kb/Kt
2. 2,706,711,690 2,686,963,273 2,874,644,505 3,079,738,842 3,297,800,540
9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok
2,706,711,690 2,686,963,273 2,874,644,505 3,079,738,842 3,297,800,540
9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok
3.
9 BLK 9 BLK
9 BLK 9 BLK 9 BLK
a. 320,863,250 320,863,250 770,863,250 350,462,000 370,800,000
1 Buku 1 Buk 1 Buku 1 Buku 1 Buku
1. 320,863,250 320,863,250 320,863,250 350,462,000 370,800,000 1 Buku 1 Buk
u 1 Buku 1 Buku 1 Buku
2. - - 450,000,000 - -
1 Pkt
Perencanaan Pembangunan Bidang Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
Survey Angkatan Kerja Daerah (SATKERDA)
Pembinaan Mental dan Fisik AparaturIndikator :
42,847,997,919 42,085,374,997 45,956,421,029 48,753,121,345 52,205,098,609
Penyusunan Database Tenaga Kerja Daerah
Tersedianya Data Base Ketenagakerjaan Aceh yang mutakhir
Meningkatnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja melalui pelatihan dan kewirausahaan bagi pencari kerja
Terlaksananya penyusunan database tenaga kerja daerah
Terwujudnya sinkronisasi rancangan program dan pengendalian serta informasi pelaksanaan kegiatan
Indikator:
Indikator :
Meningkatnya kualitas aparatur pemerintahan dalam mewujudkan sumber daya manusia
PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Indikator :
Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis)Indikator :
Sinkronisasi usulan program antara kab/kota dengan provinsi bid. Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Terlaksananya pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program pembangunan
Indikator:
Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja, yang produktif, terampil, mandiri, dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan pasar kerja serta menciptakan wirausaha baru
Terlaksanakannya kegiatan pelatihan dan upaya peningkatan keterampilan berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat
Menciptakan good governance di lingkungan dinas, efektivitas pengawasan kinerja untuk pelayanan publik
Terciptakannya tata kelola organisasi yang efektif, transparan, akuntabel dan bersih dalam proses percepatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan publik
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
Halaman 89
e. 9,240,184,330 9,477,561,408 10,740,174,330 11,278,109,358 12,247,695,247 1,700 org 1,700 org 1,700 org 1,700 org 1,700 org
1. 930,500,000 930,559,182 930,500,000 1,008,796,321 1,205,623,778 110 org 110 org 110 org 110 org 120 org
2. 5,852,322,000 6,052,312,000 7,152,312,000 7,352,312,000 7,952,650,000 1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org
3. 1,082,362,330 1,108,630,226 1,182,362,330 1,342,000,321 1,414,920,753 400 org 400 org 400 org 400 org 400 org
4. 975,000,000 985,560,000 975,000,000 1,074,500,716 1,074,500,716 100 org 100 org 100 org 100 org 100 org
5. 400,000,000 400,500,000 500,000,000 500,500,000 600,000,000
70 Lmbg 70 Lmbg
70 Lmbg 70 Lmbg 70 Lmbg
4.6,996,097,855 6,945,053,683 7,430,157,533 7,960,269,422 8,523,898,341
1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org
a. 550,000,000 550,000,000 550,000,000 580,000,000 600,000,000
1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 61 Kgt
1. 250,000,000 250,000,000 250,000,000 280,000,000 300,000,000 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
2. 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 60 Org 60 Org 60 Org 60 Org 60 Org
Terlaksananya Pembekal Dasar Calon Peserta Magang (Bahasa, Budaya dan Disiplin Kerja Negara Tujuan)
Tersedianya Data dan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Indikator:
Meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan dengan memperluas kesempatan kerja bagi pencari kerjaPenyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Peningkatan Kapasitas personil yang menangani bursa tenaga kerja kab/kota
Pendidikan dan Pelatihan Ketrampilan bagi Pencari Kerja
Terlaksananya Pelatihan Berbasis Kompetensi
Terlaksananya Pelatihan Berbasis Masyarakat
Jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keahlian dan ketrampilan
Terinventarisasi Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah/ Swasta
PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA
Tersedianya Data dan Informasi Bursa Tenaga Kerja
Terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja (bursa kerja) di 23 Kab/Kota dan fasilitasi penempatan tenaga kerja
Mengurangi jumlah angka pengangguran terbuka melalui peningkatan perluasan penciptaan lapangan kerja, pengembangan kesempatan kerja, penguatan pasar kerja dan bursa kerja
Indikator :
Indikator :
Terfasilitasinya Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah/Swasta
Halaman 90
b. 1,126,782,000 1,075,737,828 1,280,159,241 1,530,785,250 1,630,760,800 265 org 265 org 265 org 265 org 265 org
1. 165,320,000 165,320,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000
40 org 40 org 40 org 40 org 40 org
2. 200,000,000 200,000,000 200,000,000 230,000,000 230,000,000 25 org 25 org 25 org 25 org 25 org
3. 150,500,000 151,817,000 155,000,500 200,000,000 253,250,000
40 org 40 org 40 org 40 org 40 org
4. 255,962,000 258,600,828 320,158,741 400,000,000 425,000,800
80 org 80 org 80 org 80 org 80 org
5. 255,000,000 200,000,000 255,000,000 300,785,250 322,510,000
80 org 80 org 80 org 80 org 80 org
6. 100,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 200,000,000 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
c. 5,319,315,855 5,319,315,855 5,599,998,292 5,849,484,172 6,293,137,541 996 org 996 org 996 org 996 org 996 org
1. 4,994,315,855 4,994,315,855 5,074,998,292 5,324,484,172 5,743,137,541
936 org 936 org 936 org 936 org 936 org
2. 325,000,000 325,000,000 525,000,000 525,000,000 550,000,000
60 org 60 org 60 org 60 org 60 org
Indikator :
Pemberian Fasilitas dan Mendorong Sistem Pendanaan Pelatihan Berbasis Masyarakat
Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan KewirausahaanIndikator :
Pembinaan Penerapan 5 S Usaha Kecil dan Menengah
Pelatihan Peningkatan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah.
Terlaksananya pembinaan dan meningkatnya produk tivitas bagi pengusaha dan kelembagaan kewirausahaan
Terlaksananya Pelatihan Gugus Kendali Mutu (GKM)
Terbinanya Desa Produktif dan Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja
Terbinanya Calon Wirausahaan Baru
Jumlah pencari kerja terdaftar yang ditempatkan
Terbinanya Kelompok Tani dan Peternak Melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna dengan Sistem Padat Karya Produktif
Terlaksanya Penilaian Sidakarya dan Pramakarya Usaha Kecil dan Menengah Tingkat Provinsi dan Nasional
Terbentuknya Perluasan Kesempatan Kerja melalui Sistem Padat Karya di Pedesaan
Halaman 91
5.
65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss
30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh
6. a. 2,783,264,030 2,778,764,030 2,957,703,786 3,107,441,767 3,202,805,668 65 Kasu 65 Kas 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus
1. 830,000,000 830,000,000 870,000,000 884,900,550 889,241,428 65 Kasu
s 65 Kas
us 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus
2. 250,000,000 250,000,000 267,000,000 302,235,620 320,145,500 1,200 Kgt 1,200 Kgt 1,200 Kgt 1,200 Kgt 1,200 Kgt
3. 727,507,710 727,507,710 768,563,442 795,230,500 822,210,700
1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
4. 132,500,000 132,500,000 150,000,000 158,632,235 165,000,000 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
5. 700,256,320 700,256,320 744,257,600 806,235,322 845,000,500 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
Menciptakan hubungan industrial yang baik, kondusif, aman, antara pekerja dan perusahaan serta meningkatkan peran kelembagaan hubungan industrial
Terbentuknya lembaga kerjasama Bipartit di perusahaan dan LKS Tripartit di Kab/Kota
5,853,264,030 5,810,558,079 6,216,418,742 6,659,935,245 7,131,493,668
Indikator:
Terlaksananya peningkatan profesionalisme tenaga pengawas K3 dan norma kerja
Terwujudnya penerapan prosedur hubungan industrial dan perlindungan terhadap norma ketenagakerjaan
Terfasilitasinya Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial di Luar Pengadilan Hubungan Industrial
Indikator :
Terlaksananya Sistem Deteksi Dini untuk pencegahan kasus Hubungan Industrial
Terselenggaranya Lembaga Tripartit Provinsi (Pemerintah, Perusahaan dan Pekerja (SP/BP)
Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri, profesional dan tidak memihak
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN
Jumlah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama dan jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta jamsostek serta terfasilitasinya penyelesaian hubungan industrial
Terfasilitasinya perusahaan mengikuti kepesertaan jamsostek bagi karyawannya
Terlaksananya penempatan Upah Minimum Provinsi (UMP) Tim Lintas sektoral di 23 Kab/Kota
Terselenggarakannya pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan dan penerapan sistem manajemen keselamatan kerja di perusahaan
Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Halaman 92
6. 130,000,000 125,500,000 143,882,744 145,207,540 145,207,540 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
7. 13,000,000 13,000,000 14,000,000 15,000,000 16,000,000 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt
b. 3,070,000,000 3,031,794,049 3,258,714,956 3,552,493,478 3,928,688,000 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh
1. 1,630,000,000 1,630,000,000 1,700,000,000 1,886,200,000 2,030,000,000 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh
2. 540,000,000 540,000,000 615,574,956 620,230,000 740,000,000
30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh3.
320,000,000 320,000,000 350,640,000 392,100,000 423,688,000
30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh
4. 250,000,000 215,974,049 262,500,000 298,963,478 380,000,000 65 Prsh 65 Prsh 65 Prsh 65 Prsh 65 Prsh
5. 180,000,000 175,820,000 180,000,000 200,000,000 200,000,000 40 Kgt 40 Kgt 40 Kgt 40 Kgt 40 Kgt
6. 150,000,000 150,000,000 150,000,000 155,000,000 155,000,000
1 Kasus
1 Kasus
1 Kasus 1 Kasus 1 Kasus
Terlaksananya Penyuluhan terhadap Norma Kerja dan Norma K3
Terlaksananya Penegakan Hukum terhadap Kasus KetenagakerjaanTerlaksananya peningkatan kualitas teknis pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan
Terlaksananya pembentukan dan pembinaan Komite Aksi Anak (KAA)
Terlaksananya Pengujian dan Sertifikasi terhadap pelaksanaan K3 di Perusahaan
Jumlah pemeriksaan perusahaan dan pengujian peralatan di perusahaan serta peningkatan profesionalisme tenaga pengawas K3 dan norma kerja
Terlaksananya Pembentukan dan Pembinaan Sarana Hubungan Industrial di Kab/Kota
Terselenggaranya pelaksanaan Lembaga Kerjasama Tripartit Provinsi
Terlaksananya Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Norma Kerja dan Norma K3
Peningkatan Pengawasan Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan KerjaIndikator :
Halaman 93
7.49,204,270,482 48,845,271,613 52,257,056,519 55,985,387,556 59,949,447,285
400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK
40,510,250,000 40,510,250,000 43,110,562,314 44,498,982,423 46,010,823,185
400 Unit 400 Unit 400 Unit 400 Unit 400 Unit
8. 4,295,000,182 4,295,000,182 4,563,284,205 5,000,255,000 5,847,492,000
845 KK 1,200 KK 1,200 KK 1,200 KK 1,200 KK
2,589,368,300 2,431,563,211 2,752,841,000 3,538,150,133 4,500,000,000
400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK
9. 1,229,652,000 1,042,778,220 1,250,369,000 1,948,000,000 2,235,632,100
390 Org 420 Org 420 Org 420 Org 420 Org
580,000,000 565,680,000 580,000,000 1,000,000,000 1,355,500,000
140 Org 160 Org 180 Org 200 Org 220 Org
Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan di lokasi permukasi transmigrasi
Berkembangnya kemampuan masyarakat transmigrasi lokal di lokasi permukiman melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan di lokasi binaan
Meningkatkan pembangunan permukiman transmigrasi pada kawasan strategis cepat tumbuh, wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah dalam mempercepat pemerataan pembangunan di daerah
Terbangunkannya permukiman transmigrasi pada kawasan strategis cepat tumbuh, wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan serta terfasilitasinya perpindahan dan penempatan
Pembinaan dan Pemberdayaan di Kawasan TransmigrasiIndikator :
Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan transmigrasi
Pelatihan Transmigrasi
Indikator :
Indikator :
Indikator:
Terwujudnya pembangunan permukiman transmigrasi lokal dan memperluas lapangan usaha
Indikator :
Terwujudnya Peningkatan kesejahteraan transmigran
Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi
Mengembangkan kawasan permukiman yang telah ada (PTA) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat
PROGRAM PENGEMBANGAN WILAYAH TRANSMIGRASI
Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan masyarakat di kawasan permukiman transmigrasi yang telah ada (PTA) serta berkembanganya kawasan permukiman sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat
Indikator :
Terwujudnya masyarakat transmigran yang terampil, mandiri dan sejahtera
Pembangunan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Transmigasi
Terlaksananya Pembangunan dan Pengembangan Prasarana Pemukiman Transmigrasi
Penyediaan dan Pengelolaan Sarana Sosial Ekonomi di Kawasan Transmigrasi
Terlaksananya penempatan transmigran di lokasi transmigrasi
Halaman 94
10. PROGRAM TRANSMIGRASI LOKAL 40,258,039,485 39,964,313,138 42,755,773,516 45,806,226,182 49,049,547,779
2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg
35,210,585,235 35,210,585,235 37,521,600,350 40,385,190,872 42,228,191,445
1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg
5,047,454,250 4,753,727,903 5,234,173,166 5,421,035,310 6,821,356,334
1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 KegIndikator : Jumlah Akte/sertifikat legalitas kepemilikan lahan warga transmigrasi
Indikator:Meningkatnya pendapatan dan pemerataan pendudukTransmigrasi LokalIndikator :Meningkatnya pendapatan dan pemerataan pendudukPengurusan Legalitas Kepemilikan Lahan Warga Transmigrasi
Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan di lokasi permukasi transmigrasi
berkembangnya kemampuan masyarakat transmigrasi lokal di lokasi permukiman melalui pelatihan dan peningkatan keterampilan di lokasi binaan
Halaman 95
4.5. INDIKATOR KINERJA, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan diperlukan suatu Indikator Kinerja, selanjutnya dirumuskan strategi SKPA, dimana strategi dijabarkan dalam kebijakan, program dan kegiatan selama 5 (lima ) tahun. Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tertentu untuk mempertajam makna dari strategi dan menjadi pedoman bagi keputusan-keputusan yang mendukung strategi. Program merupakan penjabaran tentang langkah-langkah yang diambil untuk menjabarkan kebijakan. Kegiatan adalah segala sesuatu yang harus dilakukan dalam merealisasikan program. Kegiatan dilakukan secara bertahap per tahun untuk 5 (lima) tahun.
4.5.1 INDIKATOR KINERJA
Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
mengacu pada Sasaran dan Tujuan RPJMA dapat dilihat sebagai tabel berikut :
Halaman 96
1
a. 28,544,000,000 29,971,000,000 31,470,000,000 33,043,000,000 34,695,000,000 157,723,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
1 3,348,400,000 3,373,400,000 3,423,400,000 3,433,400,000 3,470,600,000 17,049,200,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
35,000,000 35,000,000 35,000,000 35,000,000 35,000,000 175,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
610,000,000 610,000,000 620,000,000 620,000,000 630,000,000 3,090,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn20,000,000 20,000,000 22,000,000 22,000,000 25,000,000 109,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
49,400,000 49,400,000 49,400,000 49,400,000 49,400,000 247,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
335,000,000 335,000,000 345,000,000 345,000,000 350,000,000 1,710,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn190,000,000 195,000,000 200,000,000 205,000,000 210,000,000 1,000,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
100,000,000 100,000,000 103,000,000 103,000,000 105,000,000 511,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
90,000,000 90,000,000 95,000,000 95,000,000 97,000,000 467,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
40,000,000 40,000,000 45,000,000 45,000,000 50,000,000 220,000,000
4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 4 Unit 20 Unit
50,000,000 50,000,000 50,000,000 55,000,000 55,000,000 260,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
23,000,000 23,000,000 23,000,000 23,000,000 23,000,000 115,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
100,000,000 100,000,000 110,000,000 110,000,000 115,000,000 535,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
240,000,000 250,000,000 250,000,000 250,000,000 250,000,000 1,240,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
277,000,000 277,000,000 277,000,000 277,000,000 277,200,000 1,385,200,000
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 60 Bln
100,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000 110,000,000 540,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000 1,089,000,000 5,445,000,000
12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 60 Bln
No
d. Tersedianya dokumen perizinan kenderaan dinas
o. Terselenggaranya informasi pada masyarakat luas
tentang proses pembangunan
p. Memberikan kemudahan dalam proses pelayanan dan
percepatan administrasi perkantoran
Terlaksananya rasa kenyamanan dalam proses
peningkatan kinerja aparatur
g. Tersedianya ATK dalam proses percepatan proses
administrasi
h. Terlaksananya pengadaan sarana perkantoran
k. Implementasi pekerjaan sesuai peraturan perundang-
undangan
a. Terlaksananya pelayanan jasa surat menyurat dalam
mempercepat proses administrasi
b. Terw ujudnya pelayanan administrasi yang bermutu
tepat w aktu dan tepat sasaran
c. Terdatanya kepemilikan asset daerah
Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMA
Kondisi Kinerja pada aw al
periode RPJMD Indikator
3 4 5 6 7
Terbayarnya Gaji dan Tunjangan pegaw ai
NON PROGRAM
PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Terlaksananya Layanan Adm inistrasi Perkantoran
8
Target Capaian Setiap Tahun
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
2013 2014 2015 2016 2017
2
e. Mempercepat dan mengendalikan proses administrasi
ketatausahaan, keuangan rutin/proyekf.
i. Mew ujudkan kelengkapan gedung kantor sebagai
tempat kinerja aparatur
j. Meningkatkan kelancaran kinerja aparatur dalam
pelayanan kepada publik
l. Terlaksananya kegiatan aparatur dalam peningkatan
kinerja aparatur
m. Terlaksananya sinkronisasi dalam pencapaian kinerja
yang tepat w aktu dan tepat sasaran
n. Memberikan rasa kenyamanan didalam proses rutinitas
kegiatan aparatur dalam pelayanan kepada publik
9
Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Mengacu pada Sasaran dan Tujuan RPJMA
Halaman 97
2.2,763,000,000 4,782,000,000 1,802,000,000 802,000,000 827,000,000 10,976,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
2,000,000,000 4,000,000,000 1,000,000,000 - - 7,000,000,000
1 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit
85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 425,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
70,000,000 80,000,000 80,000,000 80,000,000 85,000,000 395,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
50,000,000 50,000,000 55,000,000 55,000,000 60,000,000 270,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn320,000,000 329,000,000 329,000,000 329,000,000 329,000,000 1,636,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
85,000,000 85,000,000 90,000,000 90,000,000 95,000,000 445,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 85,000,000 425,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 18,000,000 90,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn50,000,000 50,000,000 60,000,000 60,000,000 70,000,000 290,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
3. 157,950,000 181,000,000 186,000,000 210,000,000 215,050,000 950,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
157,950,000 181,000,000 186,000,000 210,000,000 215,050,000 950,000,000
351 Org 361 Org 371 Org 381 Org 391 Org 391 Org
4.340,000,000 500,000,000 520,000,000 520,000,000 535,000,000 2,415,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
220,000,000 380,000,000 380,000,000 380,000,000 380,000,000 1,740,000,000
2 Akt 2 Akt 2 Akt 2 Akt 2 Akt 10 Akt
50,000,000 50,000,000 60,000,000 60,000,000 65,000,000 285,000,000
1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 1 Thn 5 Thn
70,000,000 70,000,000 80,000,000 80,000,000 90,000,000 390,000,000
23 Kab/Kt 23 Kab/Kt 23 Kab/Kt 23 Kab/Kt 23 Kab/Kt 23 Kab/Kt
5. 2,706,711,690 2,686,963,273 2,874,644,505 3,079,738,842 3,297,800,540 14,645,858,850
9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 45 Lok
2,706,711,690 2,686,963,273 2,874,644,505 3,079,738,842 3,297,800,540 14,645,858,850
9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 9 Lok 45 Lok
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
Terlaksananya pembangunan gedung kantor sebagai
fasilitas kinerja aparatur didalam percepatan pelayanan publik dan peningkatan kinerja aparatur
PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
a.
b. Penyediaan perlengkapan sarana penunjang didalam operasional kantor
c. Tersedianya peralatan kerja untuk proses percepatan
kerja
d. Terpeliharanya sarana gedung kantor sebagai asset
dinas dan daerah
Meningkatnya Pelayanan Publik
e. Tersedianya sarana transport aparatur dalam proses
percepatan pelaksanaan tugas
f . Terpeliharanya sarana peralatan perkantoran yang
merupakan asset daerahg. Terpeliharanya sarana peralatan perkantoran yang
merupakan asset daerah
h. Terpeliharanya sarana penunjang kelancaran
pelaksanaan kegiatan perkantoran
PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Meningkatnya sinkronisasi perencanaan ketenagakerjaan dan m obilitas penduduk
i. Terpeliharanya gedung perkantoran yang merupakan
asset daerah
a. Terciptanya keseragaman identitas pegaw ai
a. Terciptanya SDM aparatur didalam peningkatan
pelayanan masyarakat
b. Meningkatnya kualitas aparatur pemerintahan dalam
mew ujudkan sumber daya manusia
c. Sinkronisasi usulan program anta kab/kota dengan
provinsi bid. Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Terlaksananya Pemantauan dan Pengendalian Pelaksanaan Program Pembangunan
Terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik
Terciptanya aparatur yang profesional dalam pelayanan publik
PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
Halaman 98
6.42,847,997,919 42,085,374,997 45,956,421,029 48,753,121,345 52,205,098,609 231,848,013,899
9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK
320,863,250 320,863,250 770,863,250 350,462,000 370,800,000 2,133,851,750
1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 5 bk
320,863,250 320,863,250 320,863,250 350,462,000 370,800,000 1,683,851,750
1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 1 bk 5 bk
- - 450,000,000 - - -
1 Pkt - -
19,006,097,718 19,006,097,718 19,950,210,000 21,050,210,000 22,550,200,000 101,562,815,436
18 Kab/kt 5 Kab/kt 4 Kab/kt 4 Kab/kt 4 Kab/kt 3 Kab/kt 20 Kab/kt
18,000,000,000 18,000,000,000 18,700,210,000 19,000,210,000 19,800,200,000 93,500,620,000
18 Kab/kt 9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK 9 BLK
1,006,097,718 1,006,097,718 1,250,000,000 2,050,000,000 2,750,000,000 8,062,195,436
2 Kab/kt 3 Kab/kt 3 Kab/kt 6 Kab/kt 6 Kab/kt 20 Kab/kt
11,850,000,000 10,850,000,000 11,862,300,000 12,800,520,000 13,562,110,000 60,924,930,000
6 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 2 Kab/Kt 6 Kab/Kt
11,850,000,000 10,850,000,000 11,862,300,000 12,800,520,000 13,562,110,000 60,924,930,000
6 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 1 Kab/Kt 2 Kab/Kt 6 Kab/Kt2,430,852,621 2,430,852,621 2,632,873,449 3,273,819,987 3,474,293,362 14,242,692,040
76 org 76 org 76 org 76 org 76 org 380 org
400,000,000 400,000,000 500,000,000 530,000,000 580,230,000 2,410,230,000
20 org 20 org 20 org 20 org 20 org 100 org 1,350,000,000 1,350,000,000 1,350,000,000 1,896,744,000 1,968,530,000 7,915,274,000
16 org 16 org 16 org 16 org 16 org 80 org
450,852,621 450,852,621 532,640,000 584,623,000 600,233,152 2,619,201,394
20 org 20 org 20 org 20 org 20 org 100 org
230,000,000 230,000,000 250,233,449 262,452,987 325,300,210 1,297,986,646
20 org 20 org 20 org 20 org 20 org 100 org 9,240,184,330 9,477,561,408 10,740,174,330 11,278,109,358 12,247,695,247 52,983,724,673
1,810 org 1,810 org 1,810 org 1,810 org 1,820 org 9,060 org
930,500,000 930,559,182 930,500,000 1,008,796,321 1,205,623,778 5,005,979,281
110 org 110 org 110 org 110 org 120 org 560 org
5,852,322,000 6,052,312,000 7,152,312,000 7,352,312,000 7,952,650,000 34,361,908,000
1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 6,000 org
1,082,362,330 1,108,630,226 1,182,362,330 1,342,000,321 1,414,920,753 6,130,275,960
400 org 400 org 400 org 400 org 400 org 2,000 org
975,000,000 985,560,000 975,000,000 1,074,500,716 1,074,500,716 5,084,561,432
100 org 100 org 100 org 100 org 100 org 500 org
400,000,000 400,500,000 500,000,000 500,500,000 600,000,000 2,401,000,000
70 Lbg 70 Lbg 70 Lbg 70 Lbg 70 Lbg 350 Lbg
4.
5. Terinventarisasi Lembaga Pelatihan Kerja
Pemerintah/ Sw asta
Terlaksananya Pembekal Dasar Calon Peserta
Magang (Bahasa, Budaya dan Disiplin Kerja Negara Tujuan)
e.
2.
1.
3.
Terlaksananya Pelatihan Berbasis Kompetensi
Terlaksananya Pelatihan Berbasis Masyarakat
Jum lah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keahlian dan ketrampilan
4. Training Of Trainers (TOT) Tenaga Pelatih/Pengajar
Tersedianya Alat Peraga dan Peralatan Praktek Pelatihan Kerja bagi Pencari Kerja
1.
c.
d. Terlaksananya Peningkatan Kapasitas dan Profesionalisme Tenaga Kepelatihan
1. Terbinanya Kapasitas Tenaga Kepelatihan
2.
Terlaksananya Pembangunan dan Meningkatnya sarana dan Prasarana Balai Latihan Kerja (BLK)
3. Bimbingan Teknis Instruktur Latihan Kerja
Diklat Dasar Calon Instruktur Latihan Kerja
Meningkatnya kualitas dan produktivitas pencari kerja dengan pelatihan kerja dan kew irausahaan bagi pencari kerja
b.
Terfasilitasinya Pelatihan Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah/Sw asta
Terlaksananya Penyusunan data base tenaga kerja daerah
Tersedianya Data Base Ketenagakerjaan Aceh
yang mutakhir
Terbangunnya Balai Latihan Kerja (BLK)
Terselesaikannya Penyempurnaan/Perbaikan Sarana dan Fasilitas Gd. Administrasi dan Workshop BLK
Terlaksananya Pengadaan Alat Peraga dan Praktek Pelatihan Kerja
1.
2. Survey angkatan Kerja Daerah (SATKERDA)
1.
2.
PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA
a.
Halaman 99
7. 6,996,097,855 6,945,053,683 7,430,157,533 7,960,269,422 8,523,898,341 37,855,476,834
1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org 1,261 Org 6,305 Org
550,000,000 550,000,000 550,000,000 580,000,000 600,000,000 2,830,000,000
1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 61 Kgt 65 Kgt
250,000,000 250,000,000 250,000,000 280,000,000 300,000,000 1,330,000,000
1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 300,000,000 1,500,000,000
60 Org 60 Org 60 Org 60 Org 60 Org 300 Org
1,126,782,000 1,075,737,828 1,280,159,241 1,530,785,250 1,630,760,800 6,644,225,119
160 org 265 org 265 org 265 org 265 org 265 org 1,325 org 165,320,000 165,320,000 200,000,000 200,000,000 200,000,000 930,640,000
20 org 40 org 40 org 40 org 40 org 40 org 200 org
200,000,000 200,000,000 200,000,000 230,000,000 230,000,000 1,060,000,000
20 org 25 org 25 org 25 org 25 org 25 org 125 org
150,500,000 151,817,000 155,000,500 200,000,000 253,250,000 910,567,500
20 org 40 org 40 org 40 org 40 org 40 org 200 org 255,962,000 258,600,828 320,158,741 400,000,000 425,000,800 1,659,722,369
20 org 80 org 80 org 80 org 80 org 80 org 400 org
5. Terbinanya Calon Wirausahaan Baru 255,000,000 200,000,000 255,000,000 300,785,250 322,510,000 1,333,295,250
80 org 80 org 80 org 80 org 80 org 80 org 400 org100,000,000 100,000,000 150,000,000 200,000,000 200,000,000 750,000,000
1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
5,319,315,855 5,319,315,855 5,599,998,292 5,849,484,172 6,293,137,541 28,381,251,715
780 org 996 org 996 org 996 org 996 org 996 org 4,980 org
4,994,315,855 4,994,315,855 5,074,998,292 5,324,484,172 5,743,137,541 26,131,251,715
936 org 936 org 936 org 936 org 936 org 4,680 org
325,000,000 325,000,000 525,000,000 525,000,000 550,000,000 2,250,000,000
60 org 60 org 60 org 60 org 60 org 300 org
8.5,853,264,030 5,810,558,079 6,216,418,742 6,659,935,245 7,131,493,668 31,671,669,764
65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 325 Kss
30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 150 Prsh
2,783,264,030 2,778,764,030 2,957,703,786 3,107,441,767 3,202,805,668 14,829,979,281
75 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 325 Kasus
830,000,000 830,000,000 870,000,000 884,900,550 889,241,428 4,304,141,978
75 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 65 Kasus 325 Kasus 250,000,000 250,000,000 267,000,000 302,235,620 320,145,500 1,389,381,120
1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 1,200 org 6,000 Kgt/Pr
sh 727,507,710 727,507,710 768,563,442 795,230,500 822,210,700 3,841,020,062
5 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
132,500,000 132,500,000 150,000,000 158,632,235 165,000,000 738,632,235
5 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt 700,256,320 700,256,320 744,257,600 806,235,322 845,000,500 3,796,006,062
5 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
6. 130,000,000 125,500,000 143,882,744 145,207,540 145,207,540 689,797,824
5 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
7. 13,000,000 13,000,000 14,000,000 15,000,000 16,000,000 71,000,000
5 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
Peningkatan kapasitas personil yang menangani
Bursa Tenaga Kerja kab/kota
Terlaksananya Pembinaan dan Meningkatnya Produktivitas bagi Pengusaha dan Kelembagaan
Terlaksananya Pelatihan Gugus Kendali Mutu
(GKM)
Pembinaan Penerapan 5 S Usaha Kecil dan
Menengah
Pelatihan Peningkatan Manajemen Usaha Kecil
dan Menengah.
Terlaksanya Penilaian SIDAKARYA dan
PRAMAKARYA Usaha Kecil dan Menengah Tingkat Provinsi dan Nasional
Terfasilitasinya perusahaan mengikuti
kepesertaan Jamsostek bagi karyaw annya
Terlaksananya penempatan Upah Minimum
Provinsi (UMP) Tim Lintas Sektoral di 23 Kab/kota
Terlaksananya Pembentukan dan Pembinaan
Sarana Sarana Hubungan Industrial di Kab/Kota
Terselenggaranya pelaksanaan Lembaga
Kerjasama Tripartit Provinsi
Terbentuknya Perluasan Kesempatan Kerja
melalui Sistem Padat Karya di Pedesaan
Terbinanya Kelompok Tani dan Peternak Melalui
Penerapan Teknologi Tepat Guna dengan Sistem Padat Karya Produktif
Terfasilitasinya Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial di Luar Pengadilan Hubungan
M eningkatkan pelayanan fasil itasi penempatan dengan memperluas kesempatan kerja bagi pencari kerja
Terwujudnya penerapan prosedur hubungan industrial dan perlindungan terhadap pelaksanaan norma ketenagakerjaanTerlaksananya peningkatan profesionalisme tenaga pengawas K3 dan norma kerja
a. Tersedianya Data dan Informasi Bursa Tenaga Kerja
1. Tersedianya Data dan Informasi Bursa Tenaga
Kerja
2.
b.
1.
2.
3.
4. Terbinanya Desa Produktif dan Peningkatan
Produktivitas Tenaga Kerja
6.
c.
1.
Jum lah pencari kerja terdaftar yang ditem patkan
2.
a.
PROGRAM PERLINDUNGAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA KETENAGAKERJAAN
1.
2.
3.
4.
5.
Terlaksanaya Sistem deteksi dini untuk
pencegahan Kasus Hubungan Industrial
Terselenggaranya lembaga Tripartit provinsi
(Pemerintah, Perusahaan dan Pekerja (SP/BP)
Jum lah kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama dan jum lah tenaga kerja yang m enjadi peserta jamsostek serta terfasilitasinya penyelesaian hubungan industrial
PROGRAM PENINGKATAN KESEMPATAN KERJA
Halaman 100
b. 3,070,000,000 3,031,794,049 3,258,714,956 3,552,493,478 3,928,688,000 16,841,690,483
30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 150 Prsh
1,630,000,000 1,630,000,000 1,700,000,000 1,886,200,000 2,030,000,000 8,876,200,000
300 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 150 Prsh
540,000,000 540,000,000 615,574,956 620,230,000 740,000,000 3,055,804,956
300 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 150 Prsh
320,000,000 320,000,000 350,640,000 392,100,000 423,688,000 1,806,428,000
100 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 30 Prsh 150 Prsh
250,000,000 215,974,049 262,500,000 298,963,478 380,000,000 1,407,437,527
100 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 65 Kss 325 Kss
180,000,000 175,820,000 180,000,000 200,000,000 200,000,000 935,820,000
40 Orang 40 Orang 40 Orang 40 Orang 40 Orang 40 Orang 200 Orang
150,000,000 150,000,000 150,000,000 155,000,000 155,000,000 760,000,000 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 1 Kgt 5 Kgt
9. PROGRAM PENGEM BANGAN WILAYAH TRANSM IGRASI 49,204,270,482 48,845,271,613 52,257,056,519 55,985,387,556 59,949,447,285 266,241,433,455
400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 2,000 KK
40,510,250,000 40,510,250,000 43,110,562,314 44,498,982,423 46,010,823,185 214,640,867,922
2,225 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 2,000 KK
2. 4,295,000,182 4,295,000,182 4,563,284,205 5,000,255,000 5,847,492,000 24,001,031,569
2,225 845 KK 1,200 KK 1,200 KK 1,200 KK 1,200 KK 5,645 KK
2,589,368,300 2,431,563,211 2,752,841,000 3,538,150,133 4,500,000,000 15,811,922,644
2,225 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 400 KK 2,000 KK
1,229,652,000 1,042,778,220 1,250,369,000 1,948,000,000 2,235,632,100 7,706,431,320
450 Org 390 Org 420 Org 420 Org 420 Org 420 Org 2,070 Org580,000,000 565,680,000 580,000,000 1,000,000,000 1,355,500,000 4,081,180,000
120 Org 140 Org 160 Org 180 Org 200 Org 220 Org 900 Org
10. PROGRAM TRANSM IGRASI LOKAL 40,258,039,485 39,964,313,138 42,755,773,516 45,806,226,182 49,049,547,779 217,833,900,100
2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 10 Keg
1. 35,210,585,235 35,210,585,235 37,521,600,350 40,385,190,872 42,228,191,445 190,556,153,137
1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 5 Keg
5,047,454,250 4,753,727,903 5,234,173,166 5,421,035,310 6,821,356,334 27,277,746,963
1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 1 Keg 5 Keg
Terw ujudnya masyarakat transmigran yang
terampil, mandiri dan sejahtera
4.
Terlaksananya Pengaw asan, Perlindungan dan
Penegakan Hukum Terrhadap Norma Kerja dan Norma K3
Terlaksananya Pengujian dan Sertif ikasi terhadap
pelaksanaan Norma K3 di Perusahaan
Terlaksananya Penegakan Hukum terhadap
Kasus Ketenagakerjaan
2. Jumlah Akte/sertif ikat legalitas kepemilikan lahan
w arga transmigrasi
Terwujudnya pembangunan permukim an transm igrasi lokal dan memperluas lapangan usaha
Meningkatnya pendapatan dan pemerataan penduduk
Jum lah pem eriksaan perusahaan dan pengujian peralatan di perusahaan serta peningkatan profesionalisme tenaga pengawas K3 dan norma kerja
Terw ujudnya Peningkatan kesejahteraan
transmigran
Meningkatnya pendapatan dan pemerataan
penduduk
5. Terlaksananya Peningkatan kualitas teknis
pelaksanaan pengaw asan ketenagakerjaan
Terlaksananya Penyuluhan terhadap pelaksanaan
Norma Kerja dan Norma K3
5. Terlaksananya pembinaan dan pengembangan
masyarakat di kaw asan transmigrasi
6. Terlaksananya pembentukan dan Pembinaan
Komite Aksi Anak (KAA)
1. Terw ujudnya Peningkatan kesejahteraan
transmigran
3. Terlaksananya penempatan transmigran di lokasi
transmigrasi
1.
2.
3.
4.
Halaman 101
4.5.2 STRATEGI
Dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran diperlukan adanya strategi sesuai dengan kondisi dan potensi daerah. Adapun strategi yang akan dilaksanakan oleh SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dalam periode 5 (lima) tahun ke depan adalah :
1. Meningkatkan kualitas penerapan pemerintahan yang baik dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigasian melalui pengembangan kualitas SDM, kinerja dan pembinaan pegawai
2. Pembinaan kompetensi pelatih dan tenaga kerja melalui pembinaan lembaga pelatihan kerja dan pengembangan lembaga produktivitas tenaga kerja.
3. Penciptaan dan perluasan kesempatan kerja yang berkelanjutan melalui penyebaran informasi ketenagakerjaan.
4. Minimalisasi proses perselisihan hubungan industrial secara efektif, cepat, tepat dan adil.
5. Meningkatkan Pengawasan dan Perlindungan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Serta penegakkan hukum
6. Membangun permukiman transmigrasi baru dalam skala Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT)/Lokasi Permukiman Transmigrasi (LPT)
7. Pemugaran permukiman penduduk setempat dalam satu kesatuan permukiman melalui penataan desa dan pembangunan permukiman baru.
8. Revitalisasi sarana dan prasarana permukiman transmigrasi yang telah ada.
Halaman 102
PENENTUAN STRATEGI
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGI
1 2 3 4 1. Terciptanya tata kelola
organisasi yang efektif, transparan, akuntabel dan bersih dalam proses percepatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan publik
- Terwujudnya pembangunan bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk sesuai perencanaan
- Meningkatkan kualitas penerapan pemerintahan yang baik di bidang ketenagakerjaan dan kemobdukan melalui pengembangan kualitas SDM, kinerja dan pembinaan pegawai di lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
2. Terlaksananya Pelatihan Kerja ( Vocational Training) dalam upaya meningkatkan ketrampilan berbasis Kemasyarakatan, Kompetensi dan Kewirausahaan
- Terlatihnya keahlian dan ketrampilan kerja bagi pencari kerja
- Pembinaan Kompetensi Pelatih dan Tenaga Kerja melalui Lembaga Pelatihan Kerja dan Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja
3. Terciptanya pelayanan penempatan tenaga kerja (bursa kerja) di 23 Kab/kota dan fasilitasi penempatan kerja
- Tersedianya Data dan Informasi Bursa Tenaga Kerja
- Penciptaan dan Perluasan Kesempatan Kerja yang berkelanjutan melalui Penyebaran Informasi Ketenagakerjaan
- Terfasilitasinya pencari kerja dan masyarakat
4. Terbentuknya lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit di 23 Kab/Kota
- Terlaksananya prosedur ketenagakerjaan dan terfasilitasinya
- Minimalisasi proses perselisihan hubungan industrial secara efektif, cepat, tepat dan adil
5. Terselenggaranya pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan dan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja di Perusahaan
- Terlaksananya Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Norma Kerja dan Norma K3
- Meningkatkan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakkan Hukum serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
6. Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan masyarakat di kawasan permukiman transmigrasi yang telah ada (PTA) di lokasi permukiman binaan serta berkembangnya
- Terwujudnya peningkatan kesejahteraan transmigran
- Mewujudkan peningkatan dan pengembangan usaha dalam sistem agribisnis yang berkembang
- Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan masyarakat di
- Revitalisasi sarana dan prasarana permukiman transmigrasi yang telah ada
- Pemugaran permukiman penduduk
Halaman 103
kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru untuk kesejahteraan ekonomi melalui pembangunan KTM (Kota Terpadu Mandiri)
kawasan transmigrasi setempat dalam satu kesatuan permukiman melalui penataan desa dan pembangunan permukiman baru
7. Terbangunnya permukiman transmigrasi pada kawasan strategis cepat tumbuh, wilayah tertinggal dan wilayah perbatasan serta terfasilitasinya perpindahan dan penempatan
- Terlaksananya pembangunan dan pengembangan prasarana permukiman transmigrasi
- Membangun pemukiman transmigrasi baru dalam skala WPT/LPT
- Terlaksananya penempatan transmigran di lokasi transmigrasi
- Pemugaran permukiman penduduk setempat dalam satu kesatuan permukiman melalui penataan desa dan pembangunan permukiman baru
8. Berkembangnya kemampuan masyarakat transmigrasi lokal di lokasi permukiman melalui pelatihan dan peningkatan ketrampilan di lokasi binaan
- Terwujudnya masyarakat transmigran yang terampil, mandiri dan sejahtera
- Mewujudkan peningkatan dan pengembangan usaha dalam sistem agribisnis yang berkembang
4.5.3 KEBIJAKAN
Kebijakan untuk melaksanakan visi dan misi dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran strategis SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh untuk periode 5 (lima) tahun mendatang adalah :
1. Peningkatan fungsi pembinaan manajemen perkantoran, dukungan administratif, pengawasan fungsional dan sumber daya manusia.
2. Peningkatan kompetensi dan kualitas produktivitas tenaga kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing.
3. Perluasan penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja. 4. Peningkatan hubungan industrial yang kondusif dan harmonis serta
peningkatan kualitas pengawas ketenagakerjaan, K3 dan penegakkan hukum.
Halaman 104
5. Mengembangkan dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam dengan
pengembangan kawasan permukiman yang terintegrasi dengan perdesaan sekitar sebagai satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.
6. Memfasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk yang dimukimkan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam memberikan peluang usaha di kawasan permukiman transmigrasi.
7. Pengembangan dan peningkatan produktivitas dengan fasilitasi pemberdayaan dan pendampingan masyarakat di lokasi permukiman transmigrasi.
4.6. PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKATOR KEGIATAN
Program SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh
merupakan bagian program prioritas RPJM Aceh yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPA (Peraturan Gubernur Aceh Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas-Dinas Pemerintah Provinsi Aceh). Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh dijabarkan dalam rencana kegiatan untuk setiap program prioritas.
Pemilihan kegiatan masing-masing program prioritas dilaksanakan berdasarkan strategi dan kebijakan jangka menengah SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh. Indikator keluaran program prioritas yang telah ditetapkan merupakan indikator kinerja program yang berisikan outcome program yaitu manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk beneficiaries tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Sehingga perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif diawali dengan menentukan visi, misi, tujuan dan
Halaman 105
sasaran jangka menengah selama periode 5 (lima) tahun mendatang, serta menyusun strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan.
Dalam rangka mengimplementasikan program dan kegiatan SKPA Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh tahun 2012-2017 menjadi suatu yang konkrit dan dapat diukur maka perlu adanya indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi secara makro. Adapun rincian program dan kegiatan serta indikator kinerja adalah sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator Kinerja Program : Terlaksananya Layanan Administrasi Perkantoran. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Penyediaan jasa surat menyurat b. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik c. Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah d. Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan
dinas/operasional e. Penyediaan jasa administrasi keuangan f. Penyediaan jasa kebersihan kantor g. Penyediaan alat tulis kantor h. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan i. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor j. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor k. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan l. Penyediaan makanan dan minuman m. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah n. Penyediaan jasa keamanan kantor o. Penyediaan jasa hari-hari besar p. Penyediaan jasa pegawai non PNS
Halaman 106
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Indikator Kinerja Program : Tersedianya sarana dan prasarana aparatur dinas dalam mempercepat proses pelayanan publik. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Pembangunan gedung kantor b. Pengadaan perlengkapan gedung kantor c. Pengadaan meubeler d. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor e. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional f. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor g. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor h. Pemeliharaan rutin/berkala jaringan listrik dan telepon i. Rehabilitasi sedang/berat rumah gedung kantor
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Indikator Kinerja Program : Terciptanya aparatur yang disiplin dalam memberikan pelayanan publik. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur dalam menciptakan pemerintahan yang baik guna memberikan pelayanan publik.
Halaman 107
Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Pendidikan dan pelatihan formal b. Pembinaan mental dan fisik aparatur c. Rapat koordinasi teknis (Rakornis)
5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya pembangunan bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk sesuai perencanaan. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Perencanaan pembangunan bidang tenaga kerja dan mobilitas penduduk
Halaman 108
6. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Indikator Kinerja Program : Meningkatkan kualitas dan produktivitas pencari kerja. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyusunan data base tenaga kerja daerah b. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana balai latihan
kerja (BLK) c. Peningkatan profesionalisme tenaga kepelatihan dan instruktur BLK d. Pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi pencari kerja
Indikator kinerja utama dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten, yang diukur melalui : 1) Jumlah SKKNI yang ditetapkan; 2) Jumlah lembaga pelatihan kerja yang menerapkan pedoman tata
pengelolaan dan pengembangan manajemen lembaga pelatihan; 3) Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan; 4) Jumlah Instruktur dan PSM yang ditingkatkan kompetensinya; 5) Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih; 6) Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi 7) Peningkatan pelayanan teknis administrasi, perencanaan program dan
evaluasi, keuangan, kepegawaian dan ketatausahaan
Halaman 109
7. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Indikator Kinerja Program : Meningkatnya pelayanan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Penyediaan informasi bursa tenaga kerja b. Pengembangan kelembagaan produktivitas dan pelatihan
kewirausahaan c. Pemberian fasilitas dan mendorong sistem pendanaan pelatihan
berbasis masyarakat 8. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya penerapan prosedur hubungan industrial dan perlindungan terhadap pelaksanaan norma ketenagakerjaan. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Fasilitasi penyelesaian prosedur pemberian perlindungan hukum dan jaminan sosial tenaga kerja
Indikator Kinerja Utama program ini adalah meningkatnya syarat-syarat kerja dan menguatnya kelembagaan hubungan industrial, yang diukur dari:
1). Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan 2). Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan 3). Jumlah pembentukan lembaga kerja sama bipartit di perusahaan 4). Rasio penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial di luar
pengadilan Hubungan Industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
Halaman 110
5). Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang menjadi peserta Jamsostek
6). Jumlah pembentukan lembaga kerjasama tripartit di kabupaten/kota
7). Jumlah tenaga kerja yang bekerja di luar hubungan kerja yang menjadi peserta Jamsostek
8). Dukungan pelayanan administrasi dan teknis lainnya 9). Tersusunnya peraturan bidang hubungan industrial yang meliputi
tentang kompensasi dan penetapan pemutusan hubungan kerja, Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja.
b. Peningkatan pengawasan perlindungan dan penegakkan hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
Indikator Kinerja Utamanya adalah : jumlah perusahaan yang menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang diukur dari :
1) Advokasi penerapan norma kerja perempuan dan anak 2) Pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja (JK dan
JKK) 3) Jumlah Perusahaan yang menerapkan SMK3 4) Kualitas Pengawas Ketenagakerjaan dan PPNS Ketenagakerjaan
Halaman 111
9. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya pembangunan permukiman transmigrasi lokal dan memperluas lapangan usaha. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transmigasi
b. Penyediaan dan pengelolaan prasarana dan sarana sosial ekonomi di kawasan transmigrasi
c. Pengerahan dan penempatan transmigrasi d. Pelatihan transmigrasi e. Pembinaan dan pemberdayaan di kawasan transmigrasi
10. Program Transmigrasi Lokal
Indikator Kinerja Program : Meningkatnya Pendapatan dan pemerataan penduduk. Untuk mendukung pelaksanaan program tersebut, dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Transmigrasi Lokal b. Pengurusan Legalitas Kepemilikan Lahan Warga Transmigrasi
Halaman 112
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan
5.1. PENDAHULUAN
Pada tahun 2008, Pemerintah melalui Kementerian atau Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) mulai menyusun dan menetapkan Standar Pelayanan Minimal. Hingga saat ini terdapat 13 (tiga belas) Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan Minimal atau disebut dengan SPM merupakan ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Sesuai amanat Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, SPM diterapkan pada urusan wajib daerah terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar, baik daerah Provinsi maupun daerah Kab./Kota. Dengan demikian, SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Penerapan SPM dilaksanakan di lingkup Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kab./Kota.
5
Halaman 113
Dalam penerapannya, SPM harus menjamin akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Karena itu, baik dalam perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM, yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan, serta mempunyai batas waktu pencapaian. SPM berbeda dengan Standar Teknis, karena Standar Teknis merupakan faktor pendukung pencapaian SPM.
Selanjutnya, melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.15/MEN/X/2010 serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per.04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010, Pemerintah menyusun SPM Bidang Ketenagakerjaan. SPM Bidang Ketenagakerjaan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar bidang ketenagakerjaan yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Berpedoman pada ketentuan yang mendasarinya, SPM Bidang Ketenagakerjaan meliputi 5 (lima) pelayanan dasar. Kelima pelayanan dasar tersebut wajib dilaksanakan pencapaiannya oleh Dinas yang membidangi ketenagakerjaan, baik di tingkat Provinsi maupun Kab./Kota, dengan mengacu pada target pencapaian yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat pada tahun 2016.
Halaman 114
5.2. DASAR 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab./Kota;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Petunjuk Teknis Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan, serta Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan.
7. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 100/676/Sj Tahun 2011 tentang Percepatan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Daerah.
Halaman 115
5.3. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum pembangunan ketenagakerjaan di Aceh disesuaikan
dengan agenda dan prioritas pembangunan daerah Aceh tahun 2009 – 2014 sebagaimana yang dimuat dalam RPJMD Prov. Aceh Tahun 2009 – 2014. Prioritas pembangunan daerah yang terkait dengan program prioritas pembangunan di bidang ketenagakerjaan adalah prioritas ke-3, yakni Perluasan Lapangan Kerja. Kebijakan perluasan lapangan kerja diarahkan untuk :
a) Mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja di sektor informal maupun formal;
b) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja;
c) Menciptakan fleksibilitas pasar kerja dengan memperbaiki aturan main ketenagakerjaan yang berkaitan rekrutmen, outsourcing, pengupahan, PHK, serta memperbaiki aturan main yang mengakibatkan perlindungan yang berlebihan.
5.4. ARAH KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG SPM BIDANG KETENAGAKERJAAN Fokus arah kebijakan pembangunan daerah di bidang ketenagakerjaan
diwujudkan dalam bentuk 4 (empat) program prioritas utama yang meliputi :
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Bertujuan untuk mendorong pembentukan tenaga kerja yang memiliki karakter, mampu dalam mengantisipasi perubahan teknologi dan persyaratan kerja, serta mengisi lapangan kerja di dalam maupun luar negeri melalui peningkatan kualitas SDM dan optimalisasi penyelenggaraan pelatihan di UPT Pelatihan Kerja yang akan ditingkatkan dan bertaraf internasional.
Halaman 116
2. Program Perluasan dan Penempatan Tenaga Kerja
3. Bertujuan untuk menciptakan perluasan kesempatan kerja baik di sektor formal maupun sektor informal secara remuneratif, produktif, layak dan sejahtera, baik di dalam maupun di luar negeri, serta mendorong peningkatan pelayanan penempatan formal untuk kebutuhan pasar kerja di dalam dan luar negeri.
4. Program Pengawasan Ketenagakerjaan dan Perlindungan Tenaga Kerja Bertujuan untuk peningkatan profesionalisme tenaga pengawas ketenagakerjaan, perlindungan tenaga kerja perempuan, tenaga kerja anak, pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Perbaikan Syarat Kerja Bertujuan untuk perbaikan syarat kerja dan sistem pengupahan, pemberdayaan lembaga hubungan industrial serta fasilitasi penyelesaian perselisihan dan pembinaan hubungan industrial.
Halaman 117
5.5. HIMBAUAN MENTERI DALAM NEGERI Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005
tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, dan mengacu pada Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 100/676/Sj tanggal 7 Maret 2011 perihal Percepatan Penerapan SPM di Daerah, maka untuk menjamin optimalisasi penerapan dan pencapaian indikator SPM, Pemerintah Pusat meminta Pemerintah Daerah melakukan langkah-langkah penerapan SPM sebagai berikut :
1. Menjadikan SPM yang telah ditetapkan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan pemerintahan daerah;
2. Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri/Kepala LPNK;
3. Rencana pencapaian SPM dimaksud disinkronkan dan diintegrasikan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD);
4. Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA SKPD) dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah.
Penerapan SPM di daerah dilaksanakan secara bertahap berdasarkan pada analisis kemampuan dan potensi daerah. Analisis kemampuan dan potensi daerah tersebut digunakan untuk menyusun skala prioritas program dan kegiatan terkait rencana pencapaian dan penerapan SPM.
Untuk menyusun rencana pencapaian SPM melalui langkah-langkah dimaksud, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
Halaman 118
Nilai
1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
75% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
2 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
60% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
3 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
60% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
2 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
70% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
3 Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
50% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
4 Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
50% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
1 Besaran pemeriksaan perusahaan
45% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
2 Besaran pengujian peralatan di perusahaan
50% 2016 Dinas/Unit Ketenagakerjaan Prov, Kab/Kota
Besaran Pekerja/buruh yang menjadi peserta Jamsostek
5 Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
Indikator
1 Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
NoJenis Pelayanan
Dasar & Sub Kegiatan
Standar Pelayanan Minimal Batas Waktu Pencapaian
(Tahun)
Satuan Kerja / Lembaga
Penanggung Jawab
5.6. STANDARD PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETENAGAKERJAAN
5.6.1 Jenis Pelayanan Dasar, Indikator, Nilai dan Target Pencapaian
Mengacu pada Permenakertrans No. Per.15/MEN/X/2010 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan, serta Permenakertrans No. Per. 04/MEN/IV/2011 tentang Perubahan atas Lampiran Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per. 15/MEN/X/2010 tentang SPM Bidang Ketenagakerjaan, terdapat 5 (lima) pelayanan dasar di bidang ketenagakerjaan yang termasuk ke dalam SPM Bidang Ketenagakerjaan, yakni seperti yang tertera pada Tabel 5.6.1.
Tabel 5.6.1 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketenagakerjaan
Halaman 119
Profil /Capaian SPM %
Nilai Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
75% 2016 100% 7,50% 15% 22,5% 30%
2 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
60% 2016 65% 15% 30% 45% 60%
3 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
60% 2016 100% 15% 30% 45% 60%
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja 70% 2016 1% 15% 30% 45% 60%
Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
50% 2016 93% 12,5% 25% 37,5% 50%
Pelayanan Kepesertaan Jamsostek
50% 2016 100% 12,5% 25% 37,5% 50%
1 Besaran pemeriksaan perusahaan
45% 2016 31% 12,5% 25% 35% 45%
2 Besaran pengujian peralatan di perusahaan
50% 2016 0% 0% 5% 10% 20%
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)
Besaran Pekerja/buruh yang menjadi peserta Jamsostek
Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan
Pelayanan Pelatihan Kerja
Jenis Pelayanan Dasar & Sub
Kegiatan
Standar Pelayanan Minimal Target Nasional Target
Indikator
5.6.2 Realisasi Pencapaian SPM
Berkenaan dengan pencapaian SPM Bidang Ketenagakerjaan baik di tingkat Provinsi maupun Kab./Kota di Aceh, dirumuskan target tahunan untuk pencapaian SPM tersebut. Rumusan tersebut ditetapkan setelah dilakukan pengkondisian terhadap nilai pencapaian SPM Bidang Ketenagakerjaan Aceh dan dalam rangka memantapkan sinergitas program dan kegiatan yang mendukung pencapaian target SPM dimaksud serta penyamaan persepsi terkait upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai target tersebut.
Halaman 120
RENCANA RENCANAPEMBANGUNAN KERJAJANGKA PEMERINTAHMENENGAH DAERAHDAERAH (RKPD)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141. 1. 75% 2016 - √ √ √ √ √ √
- - 7,5 %√ √ √ √ √ √
2. 60% 2016 √ √ √ √ √ √ 60 % 66,67% 15%
3. 60% 2016 √ √ √ √ √ √20% 25% 15%
2. 70% 2016 √ √ √ √ √ √20% 11,81% 15%
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
NILAI
BATAS WAKTU PENCAPAIAN
PENGINTEGRASIAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RENCANA REALISASISTANDAR PELAYANAN
MINIMAL RENSTRA SKPD
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARANRENJA SKPD
RKA SKPD
RENCANA DAN REALISASITAHUN 2012SPM BIDANG : KETENAGAKERJAAN
RENCANA TAHUN 2013
Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat
3
NOJENIS
PELAYANAN DASAR INDIKATOR
PERKEMBANGAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) THN 2012 Provinsi : Aceh SPM Bidang : Ketenagakerjaan
Halaman 121
RENCANA RENCANAPEMBANGUNAN KERJAJANGKA PEMERINTAHMENENGAH DAERAHDAERAH (RKPD)
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 143. 50% 2016 √ √ √ √ √ √
30% 14,29% 12,5%
4. 50% 2016 √ √ √ √ √ √
50% 29,29% 12,5%
5. 1. 45% 2016 √ √ √ √ √ √0 24,55% 12,5%
2. 50% 2016 0 % 0 % 0% x x x x x xBesaran Pengujian Peralatan di Perusahaan
Pelayanan pengawasan ketenagakerjaan
Besaran Pemeriksaan Perusahaan
Pelayanan kepesertaan Jamsostek
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program jamsostek
Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
NILAI
BATAS WAKTU PENCAPAIAN
PENGINTEGRASIAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
RENCANA REALISASISTANDAR PELAYANAN
MINIMAL RENSTRA SKPD
KEBIJAKAN UMUM
ANGGARANRENJA SKPD
RKA SKPD
RENCANA DAN REALISASITAHUN 2012SPM BIDANG : KETENAGAKERJAAN
RENCANA TAHUN 2013
3
NOJENIS
PELAYANAN DASAR INDIKATOR
Halaman 122
LAPORAN TAHUNAN PENCAPAIAN DAN PENETAPAN TARGET INDIKATOR SPM THN 2013 Provinsi : Aceh SPM Bidang : Ketenagakerjaan
CAPAIAN SPM TAHUN 2012
CAPAIAN SPM TAHUN 2013
TAHUN NILAI PEMBILANG PENYEBUT PEMBILANG PENYEBUT
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211. 1. - √ √ √ √
- -770 20.533 3,75% 131.200.000 386.292.512 2016 75% 0% 3,75% √ √ √ √
2. √ √ √ √300 450 66,67% 3.272.311.333 3.272.311.333 350 4.666 7,5% 1.742.923.100 3.738.141.315 2016 60% 66,67% 7,5%
3. √ √ √ √220 880 25% 1.005.000.000 1.005.000.000 80 1.067 7,5% 50.759.500 101.519.000 2016 60% 25% 7,5%
2. √ √ √ √1.510 12783 11,81% 4.827.471.000 4.827.471.000 10.039 133.860 7,5% 0 0
2016 70%11,81% 7,5%
3. √ √ √ √5 35 14,29% 503.000.000 503.000.000 2 37 6,25% 148.439.775 296.879.550 2016 50% 14,29% 6,25%
4. √ √ √ √
56.560 193102 29,29% 503.000.000 503.000.000 3.700 57.730 6,25% 32.670.000 65.340.0002016 50%
29,29% 6,25%
5. 1. √ √ √ √1.116 4545 24,55% 815.202.000 815.202.000 280 4.479 6,25% 622.341.717 1.244.683.434 2016 45% 24,55% 6,25%
2. 164 656 25 % 815.202.000 815.202.000 0 1.755 0% 24.481.325 48.962.650 2016 50% 25 % 0% x x x x
TARGET NASIONAL
Pelayanan pengawasan ketenagakerjaan
Besaran Pemeriksaan PerusahaanBesaran Pengujian Peralatan di Perusahaan
ANGKA ABSOLUT
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakatBesaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja
Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
Pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Besaran kasus yang diselesaikan dengan perjanjian bersama (PB)
3Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi
BIDANG KETENAGAKERJAAN
Pelayanan kepesertaan Jamsostek
Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program jamsostek aktif
RENSTRATAHUN 2012
No. INDIKATORTAHUN 2013
ANGKA ABSOLUT PENCAPAIAN PEMBIAYAAN ANGGARANRKP RKA RPJM
PENCAPAIAN PEMBIAYAAN ANGGARAN
Halaman 123
5.6.3 Permasalahan dan Solusi
Permasalahan yang ada :
1. Kurangnya koordinasi dan komunikasi terkait data antara Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di Provinsi dengan Kab/Kota.
2. Lemah dan lambatnya penyediaan data yang akurat. 3. Lemahnya perencanaan program pembangunan, berpedoman pada
perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) dan mengacu pada hasil capaian SPM Bidang Ketenagakerjaan.
4. Belum diintegrasikannya SPM ke dalam dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran di daerah (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, Renja SKPD, KUA, RKASKPD) untuk menjamin optimalisasi penerapan dan pencapaian indikator SPM.
5. Terbatasnya personal fungsional di bidang ketenagakerjaan akibat mutasi/rotasi pegawai, purna tugas dan terlambatnya kaderisasi, sehingga semakin sulit mencapai target capaian untuk pelayanan bidang ketenagakerjaan.
6. Concern dan komitmen yang lemah berkenaan dengan pemilihan prioritas program pembangunan yang harus dilaksanakan beserta arah pengalokasian anggarannya, untuk mencapai target SPM Bidang Ketenagakerjaan secara bertahap sampai dengan tahun 2016.
Halaman 124
Alternatif Solusi :
a. Fokus prioritas dukungan anggaran pada :
• Program pelatihan berbasis kompetensi dan pelatihan kewirausahaan (untuk mendukung capaian pelayanan pelatihan kerja).
• Program penempatan tenaga kerja di dalam dan ke luar negeri (mendukung capaian elayanan penempatan tenaga kerja).
• Program penanganan perselisihan hubungan industrial (untuk mendukung capaian pelayanan penyelesaian perselisihan hubungan industrial).
• Program pengawasan ketenagakerjaan (mendukung capaian pelayanan kepesertaan Jamsostek dan pelayanan pengawasan ketenagakerjaan).
b. Optimalisasi program penempatan :
• Optimalisasi Bursa Kerja Khusus (BKK) di 16 UPT Pelatihan Kerja serta Bursa Kerja Bulanan (mini job fair) untuk meningkatkan jumlah penempatan pencari kerja/siswa
• di sektor formal. • Optimalisasi pendataan hasil penempatan.
c. Pengadaan pejabat fungsional di bidang ketenagakerjaan :
Diklat fungsional Pengawas Ketenagakerjaan, Mediantor, Instruktur, Pengantar Kerja untuk menambah jumlah pejabat fungsional di bidang ketenagakerjaan yang merupakan ujung tombak pelaksana pelayana bidang ketenagakerjaan.
Halaman 125
Halaman 126
Kontribusi Terhadap Pembangunan
6.1. PENCAPAIAN TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH
Bila melihat pencapaian terhadap pembangunan daerah berdasarkan kondisi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian secara umum di Aceh adalah sebagai berikut :
6.1.1 PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
Arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh Tahun 2012-2017 pada program prioritas ke-5 yaitu “Penanggulangan Kemiskinan” terdapat target program Perluasan Lapangan kerja yang diarahkan untuk mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja di sektor informal maupun formal, meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dan menciptakan fleksibilitas pasar kerja dalam kondisi hubungan industrial yang kondusif.
Hal ini sejalan dengan kebijakan lingkup Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas
Penduduk Aceh yaitu menciptakan tenaga kerja Aceh yang mandiri. Bila melihat kebijakan pada RPJMN K/L periode 2010-2014 kebijakan bidang ketenagakerjaan diarahkan pada perluasan kesempatan kerja baik melalui kebijakan lintas sektor yang mendorong masing-masing sektor dalam menciptakan peluang kerja maupun berbagai program pemerintahan.
Provinsi Aceh merupakan salah satu dari provinsi yang memiliki populasi sumberdaya manusia dengan kualitas keterampilan yang rendah. Kualitas sumberdaya manusia yang rendah mengakibatkan rendahnya daya saing dalam dunia kerja sehingga dapat mengakibatkan adanya pengangguran.
6
Halaman 127
Permasalahan pengangguran di Aceh sampai dengan tahun 2013 masih menjadi isu strategis di bidang ketenagakerjaan. Kondisi tersebut di tandai oleh kondisi tidak seimbangnya supply dan demand tenaga kerja (TK) akibat pertambahan angkatan kerja (AK) dan masih rendahnya daya saing kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama untuk mengisi lowongan kerja di sektor formal. Faktor kondisi eksternal seperti situasi ekonomi dunia dan faktor perubahan sosial budaya juga memberi kontribusi jumlah pengangguran di Aceh, diantaranya masih sedikit angkatan kerja (AK) yang berorientasi untuk berwirausaha serta harapan pencari kerja dengan kondisi yang ditawarkan di pasar kerja.
Halaman 128
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka
Tingginya tingkat pengangguran terbuka merupakan tantangan
pembangunan yang harus dihadapi. Penurunan angka pengangguran yang belum signifikan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sejauh ini masih belum mampu mendorong penciptaan lapangan kerja terutama lapangan kerja produktif.
Kondisi ketenagakerjaan di Aceh diperkirakan masih memiliki kecenderungan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dimana jumlah angkatan kerja masih besar sedangkan penyerapan tenaga kerja terutama tenaga kerja produktif menjadi sangat terbatas. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari Tahun 2008-2012 disajikan pada Tabel 6.1.1.1.
Tabel 6.1.1.1 TPAK dan TPT Aceh dari Tahun 2008 s/d 2012
010203040506070
2008 2009 2010 2011 2012 (Feb-)
TPAK (%) TPT (%)
Halaman 129
Bila melihat tingkat persentase tingkat partisipasi angkatan kerja dan pengangguran di Aceh, dapat dikatakan bahwa antara TPAK pada tahun 2008 sebesar 60,32 % dan TPAK pada tahun 2012 sebesar 65,85 % periode bulan Februari artinya persentase penduduk berusia di atas 15 tahun ke atas terus mengalami kenaikan sebesar 5.53 % dimana angka TPAK tersebut di atas merupakan persentase penduduk usia kerja yang siap untuk bekerja dan diserap dalam pasar tenaga kerja.
Sementara tingkat pengangguran terbuka (TPT) terus mengalami penurunan dari tahun 2008-2011. Akan tetapi pada periode Februari 2012 kembali mengalami kenaikan tingkat pengangguran terbuka yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pengguran yang dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja baru. Secara keseluruhan berdasarkan data umum ketenagakerjaan di Aceh yang dilansir oleh Pusdatinnaker (Data diolah) per Agustus 2011, Aceh cukup berhasil menurunkan angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 9,56 % pada tahun 2008 menjadi 7,43 % pada tahun 2011 atau turun 2,12 % selama kurun waktu 4 tahun (2008-2011). Namun pada tahun 2012 periode bulan Februari TPT kembali terjadi kenaikan mencapai 7.88 % atau 0.45 %. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 6.1.1.2 dibawah ini.
Tabel 6.1.1.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
dari Tahun 2008-2012
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
TPAK (%) TPT (%)1 2 3
2008 60.32 9.56 2009 62.50 8.71 2010 63.17 8.37 2011 63.78 7.43
2012 (Feb-) 65.85 7.88 Data Akhir Feb-2012
TAHUN KEGIATAN UTAMA KET
Halaman 130
Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan periode tahun 2008-2011, TPAK juga mengalami peningkatan yang dibarengi dengan peningkatan terhadap jenjang pendidikan seperti yang disajikan pada Tabel 6.1.1.3.
Tabel 6.1.1.3 TPAK dan TPT Berdasarkan Pendidikan dari Tahun 2008-2012
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
Jadi semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka semakin besar kesiapannya untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja. Namun kondisi yang dikatakan ideal terhadap permasalahan pengangguran adalah apabila TPT menurun diikuti dengan meningkatnya jenjang pendidikan yang ditamatkan. Sebaliknya, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah masih banyak terserap dalam pasar tenaga kerja.
PENDIDIKAN TERTINGGIYANG DITAMATKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. SD kebawah 61.26 4.60 63.32 4.13 63.30 4.00 62.78 3.29 2. SLTP 49.71 9.00 52.02 8.03 53.48 6.65 54.41 7.53 3. SMU 61.67 17.01 63.17 16.34 62.55 14.98 64.35 12.68 4. SMK 70.19 13.93 72.01 10.88 74.76 11.75 71.74 11.38 5. DIPLOMA 83.48 12.67 86.51 10.04 88.30 9.29 88.41 7.98 6. UNIVERSITAS 88.46 11.62 89.54 7.49 90.52 10.85 92.11 6.91
JUMLAH 60.32 9.56 62.50 8.71 63.17 8.37 63.78 7.43
TPAK TPT
2009
TPAK TPT
2010
TPAK TPT
2011
TPAK TPT
2008
Halaman 131
b. Angka Pengangguran dan Yang Bekerja Jumlah angka pengangguran untuk laki-laki masih lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan. Artinya, masih banyak laki-laki di atas usia 15 tahun yang tidak bekerja dibandingkan perempuan padahal mereka bersedia untuk diserap dalam pasar tenaga kerja. Namun bila melihat rata-rata jumlah penganggur antara laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh, artinya kesempatan kerja perempuan dan laki-laki adalah hampir relatif sama seperti yang disajikan pada Tabel 6.1.1.4.
Tabel 6.1.1.4 Jumlah Angka Pengangguran dan Bekerja
Berdasarkan Jenis Kelamin dari Tahun 2008-2012
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN1 2 3 4 6 7 8 10
2008 81,994 89,418 171,412 1,071,538 550,460 1,621,998 2009 89,778 75,583 165,361 1,104,259 628,302 1,732,561 2010 88,231 74,034 162,265 1,119,041 657,213 1,776,254 2011 85,069 63,699 148,768 1,166,458 686,015 1,852,473
2012 (Feb-) 93,371 71,036 164,407 1,191,061 732,224 1,923,285 Data Akhir Feb-2012
KETTAHUNPENGANGGURAN
JENISKELAMIN JUMLAH
BEKERJAJENISKELAMIN JUMLAH
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
Halaman 132
Tabel 6.1.1.5
Kondisi Ketenagakerjaan di Aceh Periode Tahun 2008 – 2012
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
Bila melihat kondisi ketenagakerjaan di Aceh pada Tabel 6.1.1.5 di atas, pada tahun 2011 terdapat 1.852.473 Jiwa penduduk Aceh yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 2.001.259 jiwa dan pengangguran terbuka sebanyak 148.786 jiwa, artinya jika dilihat jumlah orang yang bekerja pada tahun 2008 hingga tahun 2011 meningkat sebesar 230.475 jiwa. Namun demikian jumlah tersebut tidak diimbangi dengan jumlah angkatan kerja yang terus bertambah akibat rendahnya daya saing kualitas SDM dalam mengisi lowongan kerja dan kemampuan atau berorientasi pada dunia wirausaha.
Pada kondisi bulan Februari 2012, angka pengangguran di Aceh terjadi
peningkatan dari 148.786 jiwa pada tahun 2011 menjadi 164.407 jiwa, artinya terdapat peningkatan sebesar
15.621 jiwa selama kurun waktu 6 (enam) bulan. Hal ini dipengaruhi
oleh meningkatnya jumlah angkatan kerja baru mencapai
2.087.692 jiwa atau naik sebanyak
(Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%) (Jiwa) (%)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Angkatan Kerja 1,793,410 60.32 1,897,922 62.50 1,938,519 63.17 2,001,259 63.78 2,087,692 65.85 a. Bekerja 1,621,998 54.56 1,732,561 57.05 1,776,254 57.88 1,852,473 59.04 1,923,285 60.67 b. Pengangguran Terbuka 171,412 5.77 165,361 5.45 162,265 5.29 148,786 4.74 164,407 5.19 2. Bukan Angkatan Kerja 1,179,573 39.68 1,138,837 37.50 1,130,131 36.83 1,136,272 36.22 1,082,471 34.15 3. Penduduk Usia Kerja (PUK 1 + 2) 2,972,983 100 3,036,759 100 3,068,650 100 3,137,531 100 3,170,163 100 4. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 9.56 9.56 8.71 8.71 8.37 8.37 7.43 7.43 7.88 7.88 5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 60.32 60.32 62.50 62.50 63.17 63.17 63.78 63.78 65.85 65.85
2008TAHUN KET2012 (Februari)201120102009
Halaman 133
86.433 jiwa dari tahun 2011 periode Agustus dan itu belum bisa terserap pada lapangan kerja yang tersedia. Peningkatan angkatan kerja tersebut ditunjukkan oleh peningkatan Tingkat Parsipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK Februari Tahun 2012 adalah sebesar 65,85 % atau naik sebesar 2,07 % % dibandingkan TPAK Tahun 2011.
Angka pengangguran juga didominasi oleh angkatan kerja yang memiliki pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat mencapai 50,35 % atau 82,788 jiwa pada tahun 2012 periode Februari. Bila dibandingkan dengan tingkat persentase pada tahun 2011 periode Agustus yaitu sebesar 50.00 % atau 74.366 jiwa, terjadi peningkatan pengangguran yang memiliki pendidikan SMA sederajat pada tahun sebelumnya sebesar 0.35 % atau 8.422 jiwa. Kemudian terdapat sekitar 5.304 jiwa lulusan perguruan tinggi sebagai penganggur dan untuk tamatan diploma sebanyak 7.230 jiwa. Untuk lebih jelasnya, jumlah angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.1.1.6.
Tabel 6.1.1.6 Jumlah Angka Pengangguran dan Bekerja
Berdasarkan Pendidikan dari Tahun 2008-2012
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
Dari data Tabel di atas juga dapat dijelaskan bahwa penduduk yang bekerja masih dengan pendidikan yang relatif rendah pada Tahun 2012 periode Februari dimana 87.31 % penduduk yang bekerja tertinggi yang ditamatkan adalah SMA
PENDIDIKAN TERTINGGIYANG DITAMATKAN
Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran Bekerja Pengangguran(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
1 2 3 6 7 10 11 14 15 18 19
1. SD kebawah 702,165 33,849 717,676 30,913 691,996 28,815 711,488 24,216 758,258 33,194 2. SLTP 357,066 35,297 375,467 32,796 395,171 28,150 393,900 32,065 395,674 35,891 3. SMU 350,342 71,802 391,024 76,353 411,174 72,437 453,547 65,874 452,242 71,447 4. SMK 52,002 8,413 67,889 8,290 72,515 9,652 66,137 8,492 73,060 11,341 5. DIPLOMA 70,383 10,212 78,351 8,740 93,082 9,538 100,966 8,758 102,201 7,230 6. UNIVERSITAS 90,040 11,839 102,154 8,269 112,316 13,673 126,435 9,381 141,850 5,304
JUMLAH 1,621,998 171,412 1,732,561 165,361 1,776,254 162,265 1,852,473 148,786 1,923,285 164,407
TAHUN2008 2009 2010 2011 2012 (FEBRUARI)
Halaman 134
sederajat ke bawah atau 1.679.234 jiwa dari total jumlah penduduk yang bekerja sebesar 1.923.285 jiwa.
Walaupun demikian jumlah sumberdaya manusia yang besar ini harus diakui merupakan potensi besar yang harus dikelola dengan optimal dan merupakan salah satu alternatif penting bagi proses percepatan pemulihan ekonomi di Aceh.
c. Produktivitas Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja
Peranan pendidikan dan pelatihan kerja memiliki arti penting dalam memenuhi tuntutan kebutuhan tenaga terampil dalam berbagai jenis pekerjaan. Selain itu, pendidikan dan pelatihan kerja harus mampu menambah pengetahuan dan memberi kesempatan kerja yang lebih luas bagi tenaga kerja yang dihasilkan Sesuai dengan peranan ini, pendidikan dan pelatihan kerja harus dapat menghasilkan tenaga yang mampu mengembangkan potensi masyarakat untuk dapat menghasilkan barang dan jasa yang berguna termasuk cara-cara memasarkannya. Kemampuan ini amat penting untuk memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. Dalam kaitan ini, sumberdaya manusia dikembangkan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dilakukan melalui penyempurnaan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja agar kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemberi kerja (demand driven).
Tabel 6.1.1.7 Pelatihan Berbasis Kompetensi dan Berbasis Masyarakat Di Aceh
Berdasarkan Penggunaan Dana APBN Periode Tahun 2005-2010
TAHUN AKT PESERTA
1 2 3
2004 131 2,096 2005 24 384 2006 29 464 2007 28 448 2008 21 336 2009 5 88 2010 30 480
JUMLAH 268 4,296
Sumber : Disnakermobduk Aceh Tahun 2012 (Data diolah)
Halaman 135
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa rentang waktu selama 7 tahun telah tersedia calon tenaga kerja yang siap bersaing sesuai dengan kompetensi. Pemerintah akan terus berupaya menyempurnakan dan mengkonsolidasikan program-program penciptaan kesempatan kerja.
Program-program ini nantinya mampu mengatasi masalah pengangguran, setengah penganggur, dan masalah kemiskinan sementara (transient poverty). Sasaran pemanfaat program ini adalah penduduk miskin atau hampir-miskin (near poor) yang untuk sementara waktu sedang menganggur atau setengah menganggur dan mempunyai penghasilan yang sangat rendah dan tidak menentu. Melalui program ini mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang memberikan penghasilan (income generating).
Saat ini ketersediaan Balai Latihan Kerja di seluruh Aceh tersebar pada 20 Kabupaten/Kota seperti yang disajikan pada Tabel 5.1.1.8 dimana peran fungsi BLK
Halaman 136
diharapkan mampu berjalan dan terus ditingkatkan melalui penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi sehingga pada akhirnya kinerja BLK pun meningkat. Namun demikian, saat ini keberadaan Balai Latihan Kerja yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam peningkatan kualitas, masih terbatas dan belum dapat memenuhi kebutuhan pasar kerja yang berbasis kompetensi.
Tabel 6.1.1.8 Lembaga Pelatihan Kerja Pemerintah di Aceh
Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013 Diharapkan nantinya, para lulusan BLK pun akan berkualitas dan
berkompetensi tinggi sesuai dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja. Di samping itu, peningkatan kualitas tenaga kerja juga menjadi tanggung jawab pemberi kerja termasuk masyarakat. Dengan demikian Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh akan terus mendorong terselenggaranya pelatihan di perusahaan-perusahaan yang didukung oleh pendanaan pelatihan dari, oleh, dan untuk perusahaan/masyarakat.
Halaman 137
Pasar kerja pun tidak terlepas dari peran pemerintah dimana pasar kerja merupakan sarana tempat pertemuan antara penjual dan pembeli tenaga kerja. Saat ini di Aceh masih terdapat kesenjangan antara angkatan kerja dengan pasar kerja, hal ini dikarenakan belum sinkronnya “Link and Masch” sistem pendidikan dan dunia kerja. Kebijakan pasar kerja di Aceh telah mulai diupayakan sejak tahun 2005 melalui penciptaan kesempatan kerja di lapangan kerja formal seluas-luasnya. Pemerintah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh terus berupaya untuk mendorong terciptanya pekerjaan formal dengan mempertimbangkan besarnya angkatan kerja yang masih berusia muda, berpendidikan dan berketerampilan rendah.
penyebarluasan informasi pasar kerja dan bursa kerja yang telah dilakukan pada tahun 2006 terus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya pada tahun 2007. Cakupan kegiatan informasi pasar kerja dan bursa kerja yang biasanya dilaksanakan di daerah perkotaan sudah selayaknya dapat pula dilakukan di daerah perdesaan dengan memperhatikan kondisi dan daya dukung yang dimiliki.
Pasar kerja luar negeri juga merupakan tantangan dan potensi besar yang harus segera disambut dengan pengelolaan ketenagakerjaan yang profesional, efektif dan efisien. Tenaga kerja Aceh di luar negeri telah memberikan kontribusi nyata dalam memajukan Aceh (Tabel 5.1.1.9). Namun permasalahan dalam pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Aceh di luar negeri masih belum optimal dan menjadi perhatian banyak pihak.
Halaman 138
Tabel 6.1.1.9 Penempatan TKI ke Luar Negeri Asal Aceh
Menurut Negara Tujuan Tahun 2011
Sumber : Pusdatinaker dan BPS Tahun 2012 (Data diolah)
Pemberian fasilitas ini didukung pula dengan penyebarluasan informasi pasar kerja di luar negeri yang mudah dijangkau, diakses, dan diketahui oleh masyarakat luas.
Laki-Laki Perempuan
1 Malaysia Pekerja Ladang (Perkebunan) 65 - 65
2 Qatar Operator Tenaga Listrik (Migas) 2 - 2
3 Malaysia Operator Produksi (industri) - 72 72
67 72 139
Jumlah
JUMLAH
NO Negara Penempatan JabatanJenis Kelamin
Halaman 139
. d. Perlindungan dan Pengawasan lembaga Ketenagakerjaan
Gejolak unjuk rasa/pemogokan dan penyelesaian masalah hubungan industrial yang berlarut-larut (PHK dan tuntutan upah) masih menjadi agenda penting di Aceh khususnya pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk. Berbagai tuntutan yang diajukan, utamanya terkait dengan aspek rekrutmen yang dikenal dengan sistem outsourcing dan sistem pengupahan.
Bila melihat Upah Minimum Provinsi dan Kebutuhan Hidup Layak di Provinsi Aceh dari Tahun 2005-2012 terus mengalami peningkatan seperti yang disajikan pada Tabel5.1.1.10.
Halaman 140
Kondisi terakhir perkembangan nilai UMP yang ditetapkan oleh pemerintah dan ditentukan berdasarkan hasil penilaian terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) memang bisa dikatakan berdampak positif bagi pekerja, namun di satu sisi akan mengundang tenaga kerja dari luar daerah untuk datang berkompetensi mencari pekerjaan.
Tabel 6.1.1.10 Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Di Aceh Periode Tahun 2005-2013
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013
UMP KHL2 3 4
2005 Rp. 620.000,- Rp. 680.000,-2006 Rp. 820.000,- Rp. 920.000,-2007 Rp. 850.000,- Rp.1.200.000,-2008 Rp.1.000.000,- Rp.1.189.946,-2009 Rp.1.200.000,- Rp.1.414.732,-2010 Rp.1.300.000,- Rp.1.494.792,-2011 Rp.1.350.000,- Rp.1.476.145,-2012 Rp.1.400.000,- Rp.1.531.500,-2013 Rp.1.550.000,- Rp.1.700.000,-
JUMLAH BESARNYATAHUN
Halaman 141
Sebenarnya bila dikaji lebih jauh, kedatangan tenaga kerja dari luar daerah akan berdampak pada persaingan sehat dengan angkatan kerja yang ada sehingga sumberdaya manusia yang memiliki keterampilan, punya kualitas akan diserap pada pasar kerja dan tenaga tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan atau kualitas akan terpinggirkan.
Peranan pengawas tenaga kerja juga sangat penting terkait masalah ketenagakerjaan terutama untuk penegakkan hukum dalam kasus hubungan industrial. Sejauh ini masih banyak kasus ketenagakerjaan di daerah kurang terawasi dan terbengkalai dikarenakan penyebaran kualitas dan kuantitas pengawas ketenagakerjaan di daerah belum merata bahkan ada tenaga pengawas yang ditarik ke instansi lain. Jadi bukan pekerjaan yang mudah bagi kita untuk meyakinkan pihak lain terkait tenaga pengawas untuk lebih fokus. Saat ini tenaga pengawas di Aceh berjumlah 30 Orang dan yang telah menjadi PPNS berjumlah 16 Orang sehingga total menjadi 46 Orang.
Saat ini melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh yang menangani bidang ketenagakerjaan, kegiatan yang menjadi prioritas terhadap upaya perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan adalah pengawasan ketenagakerjaan, upah minimum, jaminan sosial tenaga kerja, kebebasan berserikat, pelaksanaan perjanjian kerja tertentu dan outsourching serta berbagai macam masalah ketenagakerjaan lainnya.
Halaman 142
Halaman 143
6.1.2 PEMBANGUNAN KETRANSMIGRASIAN Menyikapi terhadap rencana Pemerintah Aceh untuk membangun rumah
dhuafa sebanyak 100.000 Unit yang dibagi menjadi 5 tahun dan dimulai pada Tahun 2013 sebanyak 20.000 yang disesuaikan dengan RPJMA Tahun 2012-2017 perlu diapresiasi mengingat kebutuhan rumah yang layak huni dan sehat merupakan sebuah kebutuhan asasi. Artinya, program pemerintah tersebut diselaraskan dengan tupoksi kerja masing-masing Dinas teknis termasuk dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh.
Menghadapi besarnya kesenjangan antar wilayah di Aceh merupakan penyebab besarnya jumlah penduduk miskin terutama di perdesaan, maka pembangunan transmigrasi merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat dikembangkan untuk mengintegrasikan pembangunan kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan kawasan perkotaan, sebagai pusat pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang tersedia.
Halaman 144
Dengan disahkan UU No. 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian, maka transmigrasi akan lebih jelas perannya dalam mengatasi kesenjangan antar wilayah melalui pembangunan perdesaan dan pengembangan ekonomi lokal sebagai upaya peningkatan daya saing daerah. Hal tersebut disebabkan karena berubahnya pendekatan pembangunan transmigrasi dari pendekatan perpindahan penduduk menjadi pendekatan pengembangan kawasan, semakin besarnya peran Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Aceh melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan transmigrasi, serta diwajibkannya kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memberikan kemudahan kepada Investor atau Badan Usaha lainnya untuk mengembangkan investasi di Kawasan Transmigrasi.
a. Hasil Pembangunan Program Transmigrasi di Aceh
Jumlah warga yang telah ditempatkan selama 37 Tahun hingga tahun 2012 sejak tahun 1975 mencapai 41.582 KK yang tersebar di 158 UPT (Unit Permukiman Transmigrasi) atau 19 Kabupaten/Kota seperti yang disajikan pada Tabel 6.1.2.1.
Halaman 145
Tabel 6.1.2.1 Jumlah Lokasi Permukiman Transmigrasi di Aceh
Berdasarkan Kabupaten/Kota dari Tahun 1975-2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013
Pembangunan lokasi transmigrasi terbesar di Kabupaten Aceh Singkil sebelum pemekaran menjadi kotamadya Subulussalam (30 Lokasi UPT), kemudian di Aceh jaya (17 Lokasi UPT) dan Aceh Timur (17 Lokasi UPT). Dari Jumlah tersebut, teridentifikasi UPT telah menjadi desa definitif/gampong sebanyak 125 lokasi termasuk pemekaran desa. Sampai dengan tahun 2012 teridentifikasi sebanyak 20 Kecamatan dan 4 (empat) Kabupaten yang pembentukannya didorong melalui pembangunan transmigrasi.
Jadi faktor-faktor keberhasilan transmigran di lokasi, berkembangnya UPT, dan terbentuknya pusat pertumbuhan ekonomi tidak berdiri sendiri. Ketiga faktor
Halaman 146
di atas saling terkait dalam memperkuat keberhasilan/kesuksesan program transmigrasi dengan pernyataan bahwa permukiman-permukiman yang dibangun dapat lebih cepat berkembang apabila pembangunannya di rancang sebagai bagian dari suatu rencana jangka panjang yaitu pengembangan wilayah.
Secara persentase, di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Nagan Raya, Aceh Jaya dan Kota Subulussalam jumlah desa-desa bentukan transmigrasi mempunyai kontribusi yang relatif besar terhadap pengembangan pembangunan Kabupaten/Kota. Banyak lagi kontribusi pembangunan transmigrasi seperti penyediaan fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, lembaga-lembaga ekonomi, transportasi perhubungan, layanan komunikasi, pertanian dan perkebunan serta sarana produksi pertanian. Dalam konteks otonomi daerah sejalan dengan program transmigrasi berparadigma baru, peran kaum transmigran dapat diposisikan sebagai pioneer pembangunan daerah. Sebagai contoh berbagai upaya dan peran yang telah dilakukan para transmigran selama ini adalah dapat menjadikan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru sehingga setelah mengalami perkembangan terutama karena pada awalnya ditunjang dengan produktivitas sektor pertanian yang maju mereka mampu menyulap kawasan transmigrasi tersebut sebagai desa-desa baru dan tidak sedikit berubah fungsi menjadi kota kecamatan bahkan Ibukota Kabupaten.
Halaman 147
Halaman 148
b. Paradigma Baru Pembangunan Program Transmigrasi Pembangunan bidang ketransmigrasian melalui Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh selain menjadi alternatif dalam mengurangi kesenjangan wilayah, dapat berkonstribusi dalam memperkuat ketahanan pangan daerah, memperkuat pilar ketahanan daerah, mendukung kebijakan pengembangan energi alternatif, mendukung pemerataan investasi secara berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Untuk mendukung program tersebut di atas, terdapat sejumlah kawasan transmigrasi yang potensial untuk direvitalisasi dan kawasan baru yang potensial untuk dikembangkan guna mempercepat tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan baru.
Halaman 149
Di Aceh saat ini melalui Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh mempunyai total cadangan areal untuk permukiman transmigrasi seluas ± 508.241,61 Ha dengan berbagai aspek legalitas. Areal yang telah dimanfaatkan untuk permukiman transmigrasi seluas ± 74.157,55 Ha dan areal yang masih potensial untuk dikembangkan sebagai permukiman adalah seluas ± 225.169,50 Ha. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.1.2.2.
Tabel 6.1.2.2 Luas Areal Cadangan untuk Permukiman Transmigrasi
Berdasarkan Kabupaten/Kota di Aceh
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013
PEMANFAATAN SISA AREAL AREAL YANGNO KABUPATEN/LOKASI LAHAN POTENSIAL TDK POTENSIAL
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha)1 2 3 4 5 6
I ACEH BESAR 7,850.00 2,877.50 4,972.50 -
II NAGAN RAYA 54,122.59 10,978.50 10,304.50 32,839.59
III GAYO LUES 25,362.50 3,455.05 3,150.00 18,757.45
IV ACEH TENGAH 23,300.00 3,844.00 2,800.00 16,656.00
V BENER MERIAH 7,700.00 850.00 3,070.00 3,780.00
VI ACEH TAMIANG 11,678.00 250.00 11,228.00 200.00
VII ACEH UTARA 19,123.00 5,700.00 2,210.00 11,213.00
VIII BIREUEN 12,029.50 2,239.50 1,100.00 8,690.00
IX ACEH SINGKIL 91,285.00 19,045.00 30,005.00 42,235.00
X ACEH BARAT 28,915.00 500.00 21,772.50 6,642.50
XI ACEH BARAT DAYA 3,100.00 - - 3,100.00
XII ACEH SELATAN 16,500.00 3,200.00 550.00 12,750.00
XIII SIMEULUE 29,950.00 825.00 20,950.00 8,175.00
XIV PIDIE 46,510.52 4,020.00 41,135.00 1,355.52
XV PIDIE JAYA 9,580.00 710.00 5,350.00 3,520.00
XVI ACEH TIMUR 35,595.50 7,546.00 23,832.00 4,217.50
XVII ACEH TENGGARA 20,140.00 230.00 2,150.00 17,760.00
XVIII ACEH JAYA 65,500.00 7,887.00 40,590.00 17,023.00
74,157.55 225,169.50 208,914.56
ASPEK LEGAL
JUMLAH 508,241.61
Halaman 150
Sejak diimplementasi kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 yang diubah terakhir dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi peningkatan jumlah kabupaten/kota, kecamatan dan desa yang cukup signifikan. Pembangunan perdesaan terutama di daerah tertinggal, terluar, terdepan dan paska konflik, yang selama ini cenderung mengabaikan potensi sinergi dengan kawasan perkotaan dalam suatu konsep pengembangan wilayah dapat mengakibatkan hasil pembangunan perdesaan justru terserap ke perkotaan baik dari sisi sumberdaya manusia, alam, bahkan modal. Kondisi kawasan perdesaan tersebut pada umumnya memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup besar, namun belum didukung dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai sehingga merupakan peluang cukup besar untuk pengembangan pembangunan ekonomi melalui program ketransmigrasian
Akibat kesenjangan antar wilayah yang cukup besar, maka disatu sisi Pemerintah Daerah dalam hal ini Kabupaten/Kota mempunyai masalah dalam hal keterbatasan sumberdaya manusia untuk mengelola dan mengembangkan wilayahnya, sehingga dalam melaksanakan pembangunan belum sesuai dengan perencanaan. Namun disisi lain terdapat Pemerintah Kabupaten/ Kota yang menghadapi tekanan kependudukan cukup berat akibat keterbatasan potensi sumberdaya alam wilayahnya.
Halaman 151
Dengan adanya masalah berbeda yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut, pada dasarnya merupakan potensi sinergis yang saling mendukung dan melengkapi kekurangan tersebut melalui kerjasama antar daerah di bidang ketransmigrasian terutama di Provinsi Aceh.
c. Rencana Pembangunan Transmigrasi
Sejak ditandatanganinya MoU Helsinki pada tahun 2005, program transmigrasi lebih memprioritaskan pembangunan yang diperuntukkan kepada kaum dhuafa, masyarakat tertinggal/terisolir,masyarakat perbatasan, masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS), masyarakat korban bencana, masyarakat yang terkena abrasi laut, masyarakat perambah hutan, mantan kombatan GAM dan korban konflik untuk diberdayakan dan ditempatkan di lokasi transmigrasi sebagai transmigrasi lokal (Translok).
Sampai dengan tahun 2012, perencanaan tata ruang yang telah disurvey sebagai calon lokasi permukiman transmigrasi berjumlah 61 lokasi pada 16 Kabupaten/Kota berdasarkan usulan masyarakat melalui Bupati/Walikota dan Dinas teknis terkait di Kabupaten/Kota.
Halaman 152
Didukung dengan adanya ketersediaan Pencandangan Areal yang diperuntukkan bagi pembangunan kawasan transmigrasi yang ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati/Walikota. Adapun informasi jumlah lokasi yang telah dilakukan survey tata ruang berdasarkan Kabupaten/Kota seperti yang disajikan pada Tabel 6.1.2.3.
Untuk mendukung aktivitas sosial ekonomi, kepada transmigran disediakan lahan usaha yang nantinya apabila telah memenuhi persyaratan akan menjadi status hak milik. Lahan usaha tersebut diperuntukkan sebagai modal untuk mengembangkan berbagai usaha sesuai dengan pola permukiman. Selain itu transmigran juga menerima bantuan lainnya dari pemerintah untuk jangka waktu tertentu seperti Jadup (Jaminan Hidup), sarana produksi pertanian, pembinaan serta perlindungan dalam pengembangan kemitraan usaha seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian. Dengan berbagai bantuan ini diharapkan transmigran dapat mengembangkan usaha pokok yang berupa usaha primer sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya dibandingkan dengan sebelumnya.
Halaman 153
Tabel 6.1.2.3 Jumlah Lokasi yang Telah dilakukan survey Tata Ruang
Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013
JUMLAH DESIGN DAYA TELAH TATA RUANG TAMPUNG DI BANGUN
1 2 3 4 5 6
1 PIDIE JAYA 5 500 200 2 ACEH BARAT 5 1,175 100 3 ACEH TENGAH 3 600 53 4 ACEH TAMIANG 2 700 - 5 BENER MERIAH 3 550 150 6 GAYO LUES 6 450 - 7 SIMEULUE 3 979 - 8 ACEH UTARA 3 600 - 9 BIREUEN 3 475 - 10 NAGAN RAYA 7 960 - 11 PIDIE 7 800 50 12 ACEH SINGKIL 1 100 - 13 ACEH JAYA 5 870 - 14 KOTA SUBULUSSALAM 5 870 - 15 ACEH SELATAN 1 100 - 16 ACEH BESAR 2 250 -
61 9,979 553
NO KAB/KOTA KET
JUMLAH
Halaman 154
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2013
Halaman 155
6.2. PENCAPAIAN PROGRAM TERHADAP PELAYANAN PUBLIK
Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh memiliki tugas secara umum memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya dalam hal ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Pelayanan yang telah dilakukan dan diberikan kepada masyarakat selama kurun waktu tahun 2008 – 2012 dengan dukungan anggaran biaya baik melalui dana APBA dan APBN dapat digambarkan melalui spesifikasi bidang dan program adalah sebagai berikut :
Tabel 6.2.1 Jumlah Alokasi dan Realisasi Dana
Pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh Dari Tahun 2008-2012
APBA : APBN :
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Tabel 6.2.2 Alokasi dan Realisasi Dana APBA
Berdasarkan Bidang Kerja Dari Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012 (*Dana Tidak termasuk Sekretariat)
ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp)1 2 3 4 5
2008 43,874,858,900 20,860,099,026 67,123,849,100 28,529,206,017 2009 20,813,430,000 16,317,095,270 54,467,825,000 42,634,755,500 2010 28,536,301,648 25,717,020,375 43,613,713,408 38,140,374,588 2011 22,877,930,398 21,089,059,100 50,982,635,424 43,804,720,293 2012 23,411,076,833 - 37,780,729,250 -
BIDANG KERJATAHUN KETENAGAKERJAAN KETRANSMIGRASIAN
1 2 3
2008 134,871,651,956 68,178,690,166 2009 104,727,754,000 83,007,887,012 2010 101,672,685,519 88,558,841,898 2011 103,714,627,998 91,112,762,204 2012 93,684,508,292 -
TAHUN ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp)
1 2 32007 #REF! #REF!2008 12,355,586,000 10,049,787,450 2009 12,916,694,000 11,012,311,260 2010 29,142,156,000 23,885,666,356 2011 34,581,826,000 24,456,152,062 2012 65,051,781,000 -
TAHUN ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp)
Halaman 156
Tabel 6.2.3 Alokasi dan Realisasi Dana APBN
Berdasarkan Bidang Kerja Dari Tahun 2008-2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012 (Termasuk Kab/Kota) Dari gambaran ketersediaan dana seperti pada Tabel di atas dari tahun 2008-2012 pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah merealisasikan penggunaan anggaran pada berbagai program dan kegiatan. Adapun kegiatan yang telah diterapkan didasarkan pada indikator kinerja utama pada masing-masing program seperti yang disajikan di bawah ini : a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja
Indikator Kinerja Utama dari program ini adalah angka peserta pelatihan yang kompeten, yang diukur melalui : - Jumlah SKKNI yang ditempatkan - Jumlah lembaga pelatihan kerja - Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan di perusahaan - Jumlah instruktur yang ditingkatkan kompetensinya - Jumlah calon wirausaha baru yang dilatih - Jumlah tenaga kerja yang disertifikasi
ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp) ALOKASI (Rp) REALISASI (Rp)1 2 3 4 5
2007 #REF! #REF! #REF! #REF!2008 7,065,291,000 5,077,108,325 5,290,295,000 4,972,679,125 2009 7,576,759,000 6,386,549,910 5,339,935,000 4,625,761,350 2010 14,103,969,000 10,619,359,158 15,038,187,000 13,266,307,198 2011 19,762,333,000 13,106,735,388 14,819,493,000 11,349,416,674 2012 26,587,160,000 - 38,464,621,000 -
BIDANG KERJATAHUN KETENAGAKERJAAN KETRANSMIGRASIAN
Halaman 157
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. BLKI BANDA ACEH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35 1
2. BLK ACEH BARAT 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 - 10 1
3. BLK LHOKSEUMAWE 1 1 1 1 - - - - - - - - - -
4. BLK BENER MERIAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 1 10 -
5. BLK ACEH TIMUR 1 1 1 1 1 1 1 1 - 1 - - 10 1
1. Lembaga Pelatihan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh telah melakukan
reformasi dan revitalisasi berbagai infrastruktur ketenagakerjaan seperti pembangunan BLK hampir di seluruh Kabupaten/Kota untuk peningkatan kualitas dan penempatan tenaga kerja. Keberadaan BLK di Provinsi berdasarkan Sumber Dana dapat dilihat pada penyajian seperti Tabel di bawah ini.
Tabel 6.2.4 Gedung Administrasi dan Workshop BLK
Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Sumber Dana
a. BLK Sumber Dana UNDP – Tahun 1980
Halaman 158
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. BLK ACEH BESAR 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - - - 1
2. BLK ACEH TENGGARA
1 1 1 1 1 - - 1 - - - - - -
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. BLK ACEH TENGAH - - 1 - - - - - - - - - - -
2. BLK ACEH UTARA 1 1 1 - - - - - - - - - - -
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
7. BLK SUBULUSSALAM
1 - 1 1 1 1 - 1 - 1 - 2 1 1
8. BLK SINGKIL 1 - 1 - - - - - - - - - - -
9. BLK GAYO LUES 1 - 1 - - - - - - - - - - -
10. BLK PIDIE JAYA - - 1 - - - - - - - - - - -
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. BLK KOTA SABANG 1 1 - 1 1 - - - - - - - - 1
2. BLK KOTA BANDA ACEH
- - 1 - - - - - - - - - - -
3. BLK BIREUEN 1 1 1 1 - - - 1 - - 1 - 2 1
4. BLK ACEH SELATAN 1 1 1 1 - - - - - - - - - 1
5. BLK ACEH JAYA 1 - - 1 - - - - - - - 1 - 1
6. BLK SIMEULUE 1 - 1 1 - - - - - - - - - -
NO
KAB/KOTA SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. BLK ACEH BARAT DAYA
1 1 1 1 - - 1 1 - - - - - -
b. BLK Sumber Dana BRR
c. BLK Sumber Dana APBN/TP
d. BLK Sumber Dana OTSUS/TDBH-MIGAS
e. BLK Sumber Dana HIBAH ASSET
Halaman 159
TOTAL (A+B+C+D+E)
SARANA DAN PRASARANA (UNIT) KET1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 12 18 14 8 6 6 9 2 4 4 5 68 9
Keterangan :
1. Gd. Administrasi2. Gd. Ruang Teori3. WS. Otomotif4. WS. Teknologi Mekanik5. WS. Listrik6. WS. Bangunan7. WS. Tata Niaga
8. WS. Aneka Kejuruan9. WS. Pertanian10.Gd. Serbaguna11.Gd. Mushalla12.Asrama Putra/Putri13.Rumah Kepala/Instruktur14.Fasilitas Umum
f. Total Bangunan Gedung Sarana dan Prasarana BLK
Berdasarkan Sumber Dana
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Bila melihat perkembangan lembaga pelatihan swasta yang terbentuk di
Provinsi juga mengalami kemajuan yang signifikan dimana jumlahnya telah mencapai 73 Lembaga dengan 487 Instruktur dan diharapkan mampu menyediakan tenaga kerja yang handal dan berdaya saing.
Adapun Jumlah Lembaga Pelatihan Kerja dan Instruktur Swasta di Aceh
dapat dilihat pada Tabel 6.2.5 di bawah ini.
Halaman 160
Tabel 6.2.5
Lembaga Pelatihan Kerja dan Instruktur Swasta di Aceh Berdasarkan Kabupaten/Kota
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
2. Pemagangan
Jumlah peserta yang mengikuti pemagangan dalam negeri untuk Provinsi Aceh hingga tahun 2011 adalah 1.200 orang seperti yang disajikan pada Tabel 6.2.6 Di bawah ini.
Tabel 6.2.6 Jumlah Peserta Pemagangan Dalam Negeri
Untuk Provinsi Aceh Periode Tahun 2008 - 2011
NO KABUPATEN/KOTA LEMBAGA INSTRUKTUR (Orang)
1 2 3 4
1 Kota Banda Aceh 21 180Kab. Aceh Besar 2 4Kab. Pidie 6 49Kab. Bireuen 11 73Kab. Aceh Tengah 2 5Kab. Aceh Utara 2 12Kota Lhokseumawe 7 46Kota Langsa 4 33Kab. Aceh Timur 3 12Kab. Aceh Tamiang 1 3Kab. Aceh Jaya 1 8Kab. Aceh Barat 5 24Kota Subulussalam 8 38
73 487JUMLAH
TAHUN JUMLAH
1 2
2008 22009 8802010 2782011 40
JUMLAH 1200
Halaman 161
Sumber : Direktorat Bina Pemagangan, Ditjen Binalattas Tahun 2011
3. Peningkatan Kompetensi Instruktur
4. Calon Wirausaha Baru yang Dilatih
5. Sertifikasi Kompetensi Kerja
b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
Indikator Kinerja Utama dari program ini adalah Jumlah fasilitasi pelayanan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja yang diukur melalui:
- Jumlah penempatan tenaga kerja melalui antar kerja antar daerah (AKAD)/antar kerja lokal dan kelembagaan tenaga kerja.
- Jumlah penempatan tenaga kerja khusus. - Jumlah bursa kerja yang memenuhi standar pelayanan umum - Jumlah PPTKIS yang beroperasi - Jumlah Penempatan TKI ke LN - Jumlah penganggur yang memperoleh pekerjaan sementara - Jumlah wirausaha baru yang tercipta - Jumlah terapan teknologi tepatguna di daerah yang bersinergi untuk
perluasan kesempatan kerja - Jumlah pemberdayaan pendampingan perluasan kesempatan kerja - Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan program pengurangan
pengangguran sementara (Padat Karya) – APBN/TP Prog. PPKK - Analisis dan perizinan penggunaan TKA - Jumlah wirausaha baru dan pendamping masyarakat yang mampu
memanfaatkan potensi daerah.
Halaman 162
c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Indikator Kinerja Utama dari program ini adalah Meningkatnya syarat-syarat kerja dan menguatnya kelembagaan hubungan industrial serta jumlah perusahaan yang menerapkan sistem manajemen K3, yang diukur melalui :
- Jumlah peraturan perusahaan yang disahkan - Jumlah perjanjian kerja bersama yang didaftarkan - Jumlah pembentukan lembaga kerjasama bipartit di perusahaan - Rasio penyelesaian perselisihan hubungan industrial di luar pengadilan
hubungan industrial terhadap jumlah kasus dalam bentuk perjanjian bersama
- Jumlah tenaga kerja yang bekerja di dalam dan di luar hubungan kerja yang menjadi peserta jamsostek
- Jumlah pembentukan lemabaga kerjasama tripartit di Kabupaten/Kota - Jumlah peraturan ketenagakerjaan bidang hubungan industrial dan
jamsostek yang disempurnakan - Advokasi penerapan norma kerja perempuan dan anak - Pekerja yang memperoleh hak jaminan sosial tenaga kerja - Jumlah perusahaan yang menerapkan system K3 - Kualitas pengawas ketenagakerjaan - Kajian peraturan perundang-undangan
1. Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama
Melindungi nasib buruh dalam hubungan kerja dapat diantisipasi melalui peraturan perusahaan yang disahkan dan perjanjian kerja bersama yang didaftarkan. Hal ini sangat penting disaat nasib para buruh tertindas oleh pengusaha. Di Aceh pada kondisi sekarang ini telah memfasilitasi berbagai permasalahan tersebut di atas dengan menjalankannya pada berbagai kegiatan dengan hasil seperti terlihat pada Tabel 6.2.7 di bawah ini.
Halaman 163
Tabel 6.2.7 Syarat-Syarat Kerja Hubungan Industrial di Aceh
Gejolak unjuk rasa/pemogokan dan penyelesaian masalah hubungan industrial yang berlarut-larut (PHK dan tuntutan upah) masih menjadi agenda penting di Aceh khususnya pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk. Berbagai tuntutan yang diajukan, utamanya terkait dengan aspek rekrutmen yang dikenal dengan sistem outsourcing dan sistem pengupahan.
SWASTA BUMN JUMLAH SWASTA BUMN JUMLAH1 2 3 4 5 6 7 8
1 KOTA BANDA ACEH 75 16 91 14 6 202 KAB. ACEH UTARA 61 37 98 7 20 273 KAB. ACEH TIMUR 4 2 6 6 - 64 KAB. ACEH BARAT DAYA - - - - - -5 KAB. ACEH TAMIANG 27 10 37 8 18 266 KAB. ACEH BARAT 11 1 12 5 - 57 KAB. BIREUN 1 6 7 8 5 138 KAB. PIDIE 1 - 1 - - -9 KOTA LANGSA 3 1 4 2 2 410 KAB. ACEH TENGAH - - - 10 1 1111 KOTA LHOKSEUMAWE 42 18 60 20 23 4312 KAB. ACEH SELATAN - - - - - -13 KOTA SABANG 1 - 1 - - -14 KAB. ACEH BESAR 9 3 12 1 - 115 KAB. ACEH SINGKIL 1 - 1 2 - 216 KAB. NAGAN RAYA 7 1 8 5 2 717 KAB. ACEH TENGGARA - - - - - -18 KAB. GAYO LUWES - 1 1 - - -19 KAB. SIMEULEU - 1 1 - - -20 KAB. ACEH JAYA 1 1 2 - - -21 KAB. BENER MERIAH 6 - 6 - - -22 KAB. PIDIE JAYA - - - - - -23 KOTA SUBULUSSALAM 7 1 8 - - -
257 99 356 88 77 165JUMLAH
NO. KABUPATEN / KOTASYARAT-SYARAT KERJA
PERATURAN PERUSAHAAN (PP) PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB)
Halaman 164
Tabel 6.2.8 Perkara Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Di Aceh Tahun 2011 s/d Periode Maret 2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Setiap orang dalam hubungan kerja berhak mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak. Dalam bidang ketenagakerjaan dan hubungan industrial dalam menghadapi era globalisasi, peran organisasi serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB) sangat diperlukan yang bertujuan sebagai sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerja/serikat buruh dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. Jumlah Organisasi serikat Pekerja (SP) dan Anggotanya di Aceh Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 6.2.9.
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH1 2 3 4 5 6 7
- Indisipliner - Perjanjian Bersama- Habis Kontrak - Indisipliner - Perjanjian Bersama- PHK Sepihak- Habis Kontrak
3 KAB. ACEH UTARA
4 KAB. ACEH TIMUR
5 KAB. ACEH BARAT DAYA6 KAB. ACEH TAMIANG 4 - Indisipliner - Perjanjian Bersama 4 - 47 KAB. ACEH BARAT 2 - Indisipliner - Perjanjian Bersama 1 1 28 KAB. BIREUN - - - -9 KAB. PIDIE - - -10 KOTA LANGSA 10 - Indisipliner - Perjanjian Bersama 8 2 1011 KAB. ACEH TENGAH - - -12 KOTA LHOKSEUMAWE 6 - Indisipliner - Perjanjian Bersama 4 2 613 KAB. ACEH SELATAN - - - -14 KOTA SABANG - - - - -
- indisipliner Bersama- PHK Sepihak- Menuntut Peusangon- Menuntut Pembayaran Upah
16 KAB. ACEH SINGKIL - - - - -17 KAB. NAGAN RAYA - - - - -18 KAB. ACEH TENGGARA - - - - -19 KAB. GAYO LUWES - - - - -20 KAB. SIMEULEU - - - - -21 KAB. ACEH JAYA - - - - -22 KAB. BENER MERIAH - - - - -23 KAB. PIDIE JAYA - - - - -24 KOTA SUBULUSSALAM - - - - -
207 - 183 24 207
5 3 8
15 KAB. ACEH BESAR 15 9 6 15
2
ALASAN PHKPEKERJA YANG TER PHK
152 10 1621 162
8
PROVINSI ACEH
KOTA BANDA ACEH
JUMLAH
NO. KABUPATEN / KOTA PEKERJA / BURUH YANG TERKENA PHK
JUMLAH PERKARA
Halaman 165
Tabel 6.2.9 Jumlah Organisasi Serikat Pekerja (SP) dan
Anggotanya di Aceh Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011
LAPANGAN USAHA JUMLAH SERIKAT PEKERJA
JUMLAH ANGGOTA
1. Pekerjaan Umum dan Bangunan 21 775 2. Perkayuan dan Perhutanan 11 435 3. Niaga, Bank dan Asuransi 8 200 4. Percetakan dan Penerbitan 23 551 5. Pariwisata 30 810 6. Rokok, Makanan dan Minuman 20 331 7. Kimia, Energi dan Pertambangan 8 323 8. Logam, elektronik
dan Pertambangan 15 211
9. Tekstil, Sandang dan Kulit 11 75 JUMLAH 147 3.711 Tahun 2010 138 3.430
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012 Selain itu permasalahan hubungan industrial sebenarnya berpusat pada
lembaga-lembaga kolektif dan kaitannya dengan pertukaran yang terjadi diantara mereka. Dalam hal ini selain serikat pekerja, pengusaha/asosiasi pengusaha dan pemerintah juga mempunyai peran.
Di beberapa daerah sarana hubungan industrial belum terbentuk sepenuhnya dan terbatasnya tenaga pengawas ketenagakerjaan, khususnya di wilayah pemekaran daerah otonom. Kondisi ini mempunyai potensi menurunkan ketenangan berusaha dan kerja, yang lebih jauh berdampak pada menurunnya kesejahteraan pekerja dan produktivitas pekerja maupun perusahaan.
Halaman 166
NO WILAYAH KERJA
TAHUN (Jiwa)KET2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. BANDA ACEH 7.540 10.410 14.992 14.992 14.912 9.338
2. LHOKSEUMAWE 5.903 6.111 6.110 11.983 11.983 8.852
3. MEULABOH 7.427 7.419 7.144 10.601 10.601 13.301
4. LANGSA 6.662 7.675 9.091 18.984 18.984 10.090
JUMLAH 27.532 31.615 37.337 56.560 56.560 41.581
Tabel 6.2.10 Kepesertaan Aktif Jamsostek
Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007-2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Bila melihat Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Per Sektor hingga Tahun
2012 di Aceh dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 6.2.11 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Per Sektor
Di Aceh Periode Juli Tahun 2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
JUMLAH JUMLAH
KLUI PERUSAHAAN TENAGA
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN KERJA
1 PERTANIAN, KEHUTANAN, 1 172 27,441 5,940 2 - 32,879
PERIKANAN DAN PETERNAKAN
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2 54 1,049 78 16 2 1,110
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 3 400 7,046 1,142 15 - 8,661
4 LISTRIK, GAS DAN AIR 4 37 2,190 425 48 4 2,667
5 BANGUNAN 5 1,176 9,277 760 27 - 10,064
6 PERDAGANGAN BESAR, ECERAN, 6 1,621 10,300 3,222 2 - 13,524
SERTA RUMAH MAKAN DAN HOTEL
7 ANGKUTAN PERGUDANGAN DAN 7 74 1,145 188 - - 1,333
KOMUNIKASI
8 KEUANGAN, ASURANSI, USAHA 8 539 7,362 2,232 2 1 9,597
PERSEWAAN BANGUNAN & TANAH
SERTA JASA PERUSAHAAN
9 JASA KEMASYARAKATAN SOSIAL 9 341 8,667 3,625 90 35 12,417
DAN PERORANGAN
JUMLAH 4,414 74,477 17,612 202 42 92,252
KETERANGANNO. SEKTORWNI WNA
JUMLAH BURUH
Halaman 167
Tabel 6.2.12 Perusahaan yang Mempergunakan Peralatan/Pemesinan
Terkait dengan Norma K3 Per Sektor di Aceh Periode Juli Tahun 2012
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Tabel 6.2.13
Jumlah Perusahaan Berdasarkan wajib Lapor Ketenagakerjaan di Aceh Periode Juli Tahun 2012
.
1 PERTANIAN, KEHUTANAN, 10 33 34 8 2 19 0 0
PERIKANAN DAN PETERNAKAN
2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 8 29 7 21 3 3 4 2
3 INDUSTRI PENGOLAHAN 23 155 147 41 9 120 0 5
4 LISTRIK, GAS DAN AIR 2 21 18 2 1 22 0 1
5 BANGUNAN 2 42 165 0 0 44 12 5
6 PERDAGANGAN BESAR, ECERAN, 4 58 220 3 3 97 0 0
SERTA RUMAH MAKAN DAN HOTEL
7 ANGKUTAN PERGUDANGAN DAN 0 10 12 0 0 4 3 0
KOMUNIKASI
8 KEUANGAN, ASURANSI, USAHA 9 45 171 0 0 68 0 0
PERSEWAAN BANGUNAN & TANAH
SERTA JASA PERUSAHAAN
9 JASA KEMASYARAKATAN SOSIAL 1 11 33 5 3 11 0 1
DAN PERORANGAN
JUMLAH 59 404 807 80 21 388 19 14
PERANCAH BANGUNAN
NO. SEKTOR
DATA-DATA UNTUK PNKK YANG MEMPERGUNAKAN
JUMLAH
BAHAN MUDAH
MELEDAK DAN
TRBAKAR
LIFTINSTALASI PEMADAM
KEBAKARAN
PESAWAT / KETEL, UAP
MESIN/ MOTOR
INSTALASI LISTRIK
BAHAN BERBAHAYA
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1 Kota Banda Aceh 921 12,656 4,653 17,309
2 Kab. Pidie 626 3,550 401 3,951
3 Kab.Bireuen 474 3,256 797 4,053
4 Kab.Aceh Tengah 38 606 354 960
5 Kab. Aceh Utara 571 8,152 777 8,929
6 Kab.Aceh Timur 388 10,804 1,568 12,372
7 Kota Langsa 44 3,641 776 4,417
8 Kab. Aceh Tamiang 236 9,744 1,798 11,542
9 Kab. Aceh Barat 88 3,017 814 3,831
10 Kota Lhokseumawe 584 8,696 790 9,486
11 Kab. Aceh Besar 147 3,044 652 3,696
12 Kab.Nagan Raya 22 3,693 829 4,522
13 Kab.Bener Meriah 78 425 126 551
14 Kab. Aceh Tenggara 10 145 18 163
15 Kota Subulussalam 28 1,315 321 1,636
16 Kota Sabang 25 608 69 677
17 Kab. Aceh Barat Daya 38 655 124 779
18 Kab. Aceh Singkil 5 3,297 1,047 4,344
19 Kab. Gayo Lues 2 35 3 38
20 Kab. Simeulue 9 324 76 400
21 Kab. Pidie Jaya 68 427 80 507
22 Kab. Aceh Jaya 61 1,151 221 1,372
23 Kab. Aceh Selatan 96 1,019 211 1,230
JUMLAH 4,559 80,260 16,505 96,765
No. KABUPATEN / KOTAJUMLAH
PERUSAHAAN
JUMLAH PEKERJA
Halaman 168
d. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi
Indikator Kinerja Utama dari program ini adalah Jumlah permukiman transmigrasi yang dibangun dan transmigran yang ditempatkan pada kawasan transmigrasi serta jumlah transmigrasi yang mandiri dan kawasan transmigrasi yang berkembang, yang diukur melalui :
- Penduduk yang tertata terintegrasi dalam kawasan transmigrasi - Infrastruktur permukiman yang dibangun - Lahan yang tersedia - Rencana pembangunan kawasan transmigrasi - Jumlah kawasan yang dikembangkan sarana dan prasarananya - Jumlah luasan lahan yang produktif dan produktivitas lahan - Jumlah kepala keluarga yang mendapatkan layanan sosial budaya dan
kelembagaan di permukiman transmigrasi (Kimstrans) yang berfungsi
Bila di lihat pembangunan transmigrasi sejak tahun 2006-2012, lokasi yang telah dibangun sebagai permukiman transmigrasi berjumlah 26 lokasi di 14 Kabupaten/Kota di Aceh dengan pembangunan rumah sebanyak 2.833 Unit seperti yang disajikan pada Tabel 6.2.14.
Halaman 169
Memperhatikan berbagai potensi dan peluang tersebut, maka pembangunan transmigrasi berbasis kawasan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah pada dasarnya merupakan peluang yang cukup besar bagi badan usaha untuk berinvestasi dan terintegrasi dengan pembangunan kawasan transmigrasi, yang perlu didukung dengan sumberdaya masyarakat transmigrasi yang produktif, mandiri dan berdaya saing serta didukung dengan kelembagaan masyarakat dan ekonomi yang kuat.
Untuk melanjutkan prestasi pembangunan di daerah transmigrasi, kebijakan otonomi daerah harus mampu memacu pertumbuhan kawasan transmigrasi dengan memberdayakan penduduk lokal sehingga kemandirian daerah dapat diukur dari keseriusan usaha untuk meningkatkan produktifitas pangan masyarakat.
Dari penjelasan di atas terhadap berbagai program, dapat terlihat bahwa struktur program teknis andalan pada Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh terdiri dari 4 (empat) program yang pada dasarnya sudah cukup akomodatif terhadap berbagai arah dan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis kinerja serta tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam bidang ketenagakerjaan dan mobilitas penduduk pada era globalisasi dan otonomi daerah.
Halaman 170
Halaman 171
Tabel 6.2.14 Jumlah Lokasi Permukiman Transmigrasi di Aceh
Yang Dibangun Periode Tahun 2006-2012 Berdasarkan Sumber Dana
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk Aceh, 2012
Halaman 172
Halaman 173
Halaman 174
KEGIATAN DINAS DALAM GAMBAR
DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
REKAP
Pagu : Rp. 128.889.789.374,- Realisasi : - Keuangan : 86.71% : - Fisik : 92.31%
RESUME Kegiatan Strategis APBA 2013
Halaman 175
Grafik Kegiatan Strategis APBA 2013 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH
Halaman 176
Design RTSP-RTJ
Halaman 177
Design RTSP-RTJ
Halaman 178
PENYUSUNAN MASTER PLAN KTM
Penyusunan UKL/UPL
Halaman 179
PEMBANGUNAN GEDUNG BLK
Rehabilitasi Sarana dan Prasarana BLK
Halaman 180
Gedung BLK Gayo Lues
Gedung BLK Sabang
Halaman 181
Gedung Kantor dan Workshop BLK Simeuleu
Gedung Serbaguna & BKOL Aceh Selatan
Halaman 182
Workshop Otomotive BLK Bireuen
Gedung Mushalla BLK Gayo Lues
Halaman 183
PENGADAAN PERALATAN PELATIHAN BLK
Peralatan BLK Subulussalam
Halaman 184
PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN
Halaman 185
PENYEDIAAN PRASARANA DAN SARANA PERMUKIMAN
Halaman 186
Sarpras Kr. Isep Nagan Raya
Sarpras Relas Pameu Aceh Tengah
Halaman 187
Penyiapan Translok Lango - Aceh Barat
Translok Krueng Isep Pante Ara - Nagan Raya
Halaman 188
Sarana Air Bersih Lokasi Mampreh Kab. Pidie
Halaman 189
Pengadaan Sarana Produksi Pertanian (Saprotan)
Halaman 190
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Pelatihan Industri Kreatif/Batik
Halaman 191
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI Pelatihan Kejuruan Menjahit di Kabupaten Bener Meriah
Halaman 192
PELATIHAN BERBASIS MASYARAKAT Pelatihan Kejuruan Instalasi Penerangan di Kabupaten Bener Meriah
Halaman 193
PELATIHAN BERBASIS MASYARAKAT Pelatihan Kejuruan Las Listrik di Kabupaten Pidie
Halaman 194
PELATIHAN BERBASIS MASYARAKAT Pelatihan Kejuruan Sepeda Motor di Kabupaten Aceh Besar
Halaman 195
PELATIHAN BERBASIS MASYARAKAT Pelatihan Kejuruan Menjahit di Kabupaten Bener Meriah
Halaman 196
PELATIHAN BERBASIS MASYARAKAT Pelatihan Pelatihan Kewirausahaan Produktif
Halaman 197
PELATIHAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS
Halaman 198
PELATIHAN USAHA TANI PETERNAKAN
Halaman 199
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI PERUSAHAAN
Halaman 200
PEMBINAAN KESETARAAN GENDER BAGI MASYARAKAT PEKERJA DAN PRA KERJA
Halaman 201
SOSIALISASI PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI PERUSAHAAN
Halaman 202
PELATIHAN INFOSMA
Halaman 203
BIMTEK PRA PENEMPATAN NAGAN RAYA
Halaman 204
KEGIATAN PADAT KARYA JALAN DESA
Halaman 205
KEGIATAN PADAT KARYA JALAN DESA
Halaman 206
TIM PENYUSUN
Pengarah : Ir. Zulkifli, MM Penanggung Jawab : Putut Rananggono, S.ST, M.Si Koordinator : T. Zulfikar, S.Sos Penulis : Muhammad Ismuali N., ST Afriadi Ihsan, SP Tarekat, SE Irfani, SE, M.Si Pengolah Data : Muhammad Ismuali N., ST Mustafa kamal, ST Safriadi Edi Saputra, SP Arman Yusuf ST, M.Si Edi Candra, A.Md Narasumber : Ir. Helvizar Ibrahim, M.Si Putut Rananggono, S.ST, M.Si Hasballah, SH Zulkifli M., SH Drs. Mahdi Ir. T. Bahagia, MP Drs. Sofyan M.Si Asnawi A., SE Ir. T. Sabirin TOB Ir. Marlaini Ir. Surahwardi Tim Teknis : Bidang Program dan Pelaporan Disnakermobduk Seksi Data dan Informasi Editor : Muhammad Ismuali N., ST