profil kesehatan kota batu tahun 2013 - … · kebutuhan dapat meningkatkan kemampuan manajemen ......
TRANSCRIPT
PROFIL KESEHATAN
KOTA BATU
TAHUN 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 1
BBAABB II
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
I.1. Latar Belakang
Visi pembangunan kesehatan di Kota Batu adalah “Masyarakat Sehat yang
Mandiri dan Berkeadilan”. Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, seluruh
upaya kesehatan yang dilakukan oleh sektor kesehatan, non kesehatan, swasta
dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan
upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik
dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan (SIK).
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang evidence base diarahkan untuk
penyediaan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu guna
pengambilan keputusan disemua tingkat administrasi pelayanan kesehatan.
Salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah dokumen Profil
Kesehatan Kota Batu yang merupakan gambaran situasi kesehatan di wilayah
Kota Batu dan diterbitkan setiap tahun.
Profil kesehatan menyajikan berbagai data dan informasi diantaranya meliputi
data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program – program
kesehatan, masalah kesehatan dan lain – lain.
Tersedianya data / informasi yang relevan, akurat, tepat waktu dan sesuai
kebutuhan dapat meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara
berhasilguna dan berdayaguna sebagai upaya untuk menuju Kota Batu yang
sehat.
Data kesehatan dalam Profil Kesehatan Kota Batu terpilah menurut jenis
kelamin. Data yang responsif gender ini diperlukan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya serta besaran kesenjangan mengenai kondisi, kebutuhan, dan
persoalan yang dihadapi laki – laki dan perempuan terkait dengan akses,
partisipasi, control, dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.
Pada akhirnya, Profil Kesehatan Kota Batu diharapkan dapat bermanfaat bagi
pemerintah Kota Batu untuk mengadakan evaluasi program pembangunan
kesehatan di wilayahnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 2
I.2. Sistematika Penyajian
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kota Batu Tahun 2013, maka
diterbitkanlah Buku profil Kesehatan Kota Batu yang disusun dengan sistematika
sebagai berikut.
Bab I – Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan serta
sistematika penyajiannya.
Bab II – Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Batu. Selain uraian tentang
letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya
missal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka
kesakitan dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir
indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta
upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kota Batu.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 3
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Batu.di tahun 2013. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-
hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi tabel resume/angka pencapaian Kota Batu dan 79 tabel
data kesehatan dan yang terkait kesehatan yang responsif gender.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 4
BBAABB IIII
GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM
Kota Batu adalah kota yang baru terbentuk pada tahun 2001 sebagai pemekaran
dari Kabupaten Malang. Sebelumnya wilayah Kota Batu merupakan bagian dari Sub
Satuan Wilayah Pengembangan 1 (SSWP 1) Malang Utara. Sebagai Kota yang baru
terbentuk, Pemerintah Kota Batu terus melakukan upaya untuk mampu melakukan
perencanaan, pelaksanaan serta mengevaluasian proyek-proyek pembangunan
secara mandiri sehingga masyarakat di wilayah ini semakin rneningkat
kesejahterannya.
II.1. Kondisi Geografis, Administratif dan Informasi Umum Lainnya
Kota Batu terletak pada ketinggian 871 m
di atas permukaan laut. Sebagai
layaknya daerah pegunungan yang
wilayahnya subur, Kota Batu dan
sekitarnya juga memiliki panorama alam
yang indah dan berudara sejuk, tentunya
hal ini akan menarik minat masyarakat
kota lain untuk mengunjungi dan
menikmati Batu sebagai kawasan
pegunungan yang mempunyai daya tarik
tersendiri. Secara umum, Kota Batu
terbagi menjadi dua bagian utama yaitu daerah lereng/ bukit dan daerah dataran.
Luas wilayah Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 Ha atau
sekitar 0,42% dari luas wilayah Jawa Timur.
Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kota Batu
terkenal sebagai daerah dingin. Selain potensi wisata alam, Kota Batu juga
memiliki potensi besar di bidang pertanian dan agroindustri.
Ditinjau dari letak astronomi, Kota Batu terletak diantara 122° 17’ - 122° 57’ Bujur
Timur dan 7° 44’ - 8° 26’ Lintang Selatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 5
Adapun batas-batas wilayah Kota Batu adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan
Sebelah Timur : Kabupaten Malang
Sebelah Selatan : Kabupaten Malang dan Blitar
Sebelah Barat : Kabupaten Malang
Kota Batu secara pemerintahan terbagi menjadi 3 (tiga) kecamatan, 24
Desa/Kelurahan, 237 RW dan 1.122 RT. Kecamatan di Kota Batu antara lain
Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji. Kecamatan Batu
adalah kecamatan kota dimana pusat pemerintahan kota berada, sementara
Kecamatan Junrejo dipusatkan sebagai lokasi aktivitas perdagangan
barang/jasa dan Kecamatan Bumiaji sebagai sentra pertanian dan agroindustri.
Kota Batu mengikuti perubahan putaran 2 iklim seperti halnya daerah lain di
Indonesia, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada tahun 2012, hujan
terjadi hampir sepanjang tahun kecuali pada bulan Juli sampai dengan
September. Sejalan dengan tingkat kelembaban daerah lainnya di Jawa Timur,
tingkat kelembaban udara di Kota Batu hampir sama dengan daerah lainnya di
Jawa Timur yaitu sebesar 30% (minimum) pada bulan Nopember serta yang
tertinggi sebesar 99% (maksimum) pada bulan Maret.
II.2. Kondisi Kependudukan
Menurut data Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Timur Tahun 2013 jumlah
penduduk Kota Batu Tahun 2013 sebanyak 196.951 jiwa, dengan penduduk laki
– laki sebanyak 98.880 jiwa (50,2%) dan penduduk perempuan sebanyak
98.071 jiwa (49,8%). Sehingga didapatkan rasio jenis kelamin sebesar 100,82
per 100 penduduk perempuan, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan
ada sekitar 100 penduduk laki – laki. Hal ini menandakan komposisi antara
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota Batu berimbang.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 6
Laki-Laki Perempuan Lk + Pr
Batu 45546 45176 90722
Junrejo 24383 24179 48562
Bumiaji 28951 28716 57667
0100002000030000400005000060000700008000090000
100000
Batu
Junrejo
Bumiaji
Gambar 2.1 Komposisi Penduduk Laki-Laki dan Perempuan
per Kecamatan di Kota Batu Tahun 2013
Pada grafik di atas nampak bahwa jumlah penduduk Kota Batu terbesar berada
di Kecamatan Batu dan yang paling jarang penduduknya adalah di wilayah
Kecamatan Junrejo.
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Kota Batu Tahun 2013
Piramida penduduk di Kota Batu pada tahun 2013 menunjukkan struktur
penduduk di Kota Batu adalah penduduk stasioner dengan ciri-ciri sebagai
berikut :
10 05 00 05 10
< 11 - 45 - 9
10 - 1415 - 1920 - 2425 - 2930 - 3435 - 3940 - 4445 - 4950 - 5455 - 5960 - 64
≥ 65
Laki-laki
Perempuan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 7
a) Penduduk pada setiap kelompok umur hampir sama,
b) Tingkat kelahiran rendah,
c) Tingkat kematian rendah,
d) Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
Sebagian besar penduduk Kota Batu dengan jenis kelamin laki – laki berada
pada golongan umur 15 – 19 tahun. Sedangkan untuk jenis kelamin perempuan
sebagian besar berada pada golongan umur 30 – 34 tahun. Jumlah rumah
tangga sebanyak 53.109. Jadi rata – rata jumlah anggota keluarga adalah 4 jiwa
untuk setiap rumah tangga.
Kepadatan penduduk di Kota Batu rerata 989 orang per Km² dengan wilayah
kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Batu yaitu
sebesar 1995 jiwa per Km². Sedangkan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Bumiaji yaitu sebesar 450,59 jiwa per
Km². Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka beban
tanggungan (dependency ratio) penduduk Kota Batu pada tahun 2013 sebesar
44,12%. Berarti pada tahun 2013 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-
64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 44 penduduk usia belum
produktif (0–14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).
II.3. Situasi Perekonomian
Salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi yang
diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro, biasanya dilihat
dari pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto, baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk Domestik Regional
Bruto didefinisikan sebagai total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi
dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu tahun).
Pertumbuhan ekonomi dapat diukur dari PDRB atas dasar harga konstan 2000.
Sehingga pertumbuhan ini sudah tidak dipengaruhi factor harga atau dengan
kata lain benar – benar murni disebabkan oleh kenaikan produksi sektor
pendukungnya. Pada tahun 2012, perekonomian Kota Batu menunjukkan
proses pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Seluruh sektor kegiatan
memberikan sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2012 yang tumbuh cukup tinggi yakni
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 8
sebesar 8,25 persen, pertumbuhan ini cukup tinggi dibandingkan tahun – tahun
sebelumnya.
Namun, ditinjau dari struktur produksi sektoral, pertumbuhan yang terjadi
kurang mencerminkan fondasi yang menggembirakan bagi pertumbuhan yang
lebih berkelanjutan, terutama mengingat masih rendahnya pertumbuhan Sektor
Industri Pengolahan yang mempunyai keterkaitan hulu-hilir terbesar.
Terlepas dari masih rendahnya angka pertumbuhan Sektor Industri
Pengolahan, kecenderungan laju pertumbuhan yang terus meningkat sejak
tahun 2001 sebenarnya member momentum yang baik bagi proses peningkatan
pertumbuhan ekonomi. Ada beberapa momentum yang dapat menyebabkan
peningkatan laju pertumbuhan yang terus menerus ini. Pertama, sebagai
daerah otonom baru, Kota Batu banyak menarik investor menanamkan modal
karena dianggap mempunyai nilai strategis. Kedua, sebagai Kota Agro Wisata
dan Agro Politan, Kota Batu cukup menarik wisatawan terutama wisatawan
domestic. Momentum pertumbuhan ini juga didukung oleh multiplier effect yang
ditimbulkan sektor pariwisata dalam menggerakkan roda perekonomian. Meski
demikian, tetap saja karena rendahnya sektor industri, banyak permintaan
konsumsi tidak sepenuhnya dapat dipenuhi oleh produksi lokal.
Dengan pola pertumbuhan seperti yang dijelaskan sebelumnya, angka
pertumbuhan yang dihasilkan pada 2012 lebih tinggi dari tahun sebelumnya,
struktur perekonomian masih kurang member pondasi yang kuat bagi
pertumbuhan yang berkesinambungan.
II.4. Pendidikan
Pendidikan di Kota Batu sangat memadai dari segi jumlah sekolah, jumlah guru
dan angka partisipasi sekolah penduduknya. Gambaran nyata mengenai jumlah
sekolah, guru dan murid pada tahun 2012 untuk jenjang pendidikan dasar
sampai menengah dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 9
Tabel 2.1 Komposisi Murid, Guru, dan Sekolah Mulai TK sampai dengan SMA di Kota Batu Tahun 2012
NO KECAMATAN
TK SD SMP SMA
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
MU
RID
GU
RU
SE
KO
LA
H
1 BATU 3183 220 40 7959 447 34 5562 413 16 1747 232 9
2 JUNREJO 1130 85 18 4041 236 17 1093 96 5 639 59 1
3 BUMIAJI 1364 87 26 4583 364 25 1475 127 6 86 18 1
JUMLAH KOTA BATU
5677 392 84 16583 1047 76 8130 636 27 2472 309 11
Sumber : Kota Batu Dalam Angka Tahun 2013
Dari data diatas, nampak bahwa jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam
pendidikan cukup tinggi dengan diimbangi oleh memadainya jumlah sekolah
dan guru di Kota Batu. Hanya saja jumlah penduduk yang berpartisipasi dalam
pendidikan menurun seiring dengan ketinggian jenjang pendidikan. Hal ini
sesuai dengan data persentase penduduk laki – laki dan perempuan berusia 10
tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dimana
semakin tinggi tingkat pendidikan semakin sedikit jumlah penduduk yang
berhasil menamatkan pendidikan. Keadaan ini perlu mendapatkan perhatian
khusus untuk dicari penyebabnya apakah karena kecenderungan masyarakat
untuk mengenyam pendidikan menengah di luar Kota Batu ataukah karena
masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dasar 12
tahun.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 10
Tabel 2.2 Persentase Penduduk Laki – Laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Tingkat
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kota Batu Tahun 2012
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI LAKI – LAKI
PEREMPUAN
TIDAK / BELUM PERNAH SEKOLAH 1,13 5,10
TIDAK / BELUM TAMAT SD / MI 17,01 19,02
SD / MI 32,42 27,48
SMP / MTS 18,76 18,18
SMA / SMK / MA 15,70 16,78
AK / DIPLOMA 9,15 6,62
UNIVERSITAS 5,84 6,82
JUMLAH 100 100
Sumber : BPS Kota Batu Tahun 2013
II.5. Agama
Sebagian besar penduduk Kota Batu memeluk agama Islam yaitu sejumlah
93.97%. Berikutnya agama Kristen 4,02%, agama Katolik 1,48%, agama
Buddha 0,34% dan agama Hindu 0,19%.
Sarana yang dimiliki untuk menunjang kehidupan beragama terlihat dari
banyaknya sarana ibadah. Jumlah masjid dan langgar yang berada di Kota Batu
masing-masing sebesar 146 dan 466 buah. Berikutnya gereja 31 buah, vihara 6
buah dan Pura 2 buah.
II.6. Situasi Pertanian, Industri, Perdagangan, Transportasi dan Pariwisata
Sektor pertanian merupakan sektor yang unik dan mempunyai cirri khas
tersendiri dalam struktur perekonomian. Sektor ini relative merupakan sektor
yang mendapatkan perhatian serius dalam aksi pembangunan mengingat Kota
Batu sebagai Agro Politan. Namun demikian, kontribusi sektor ini terhadap
PDRB tidaklah sebesar sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini
mengingat besarnya tenaga kerja yang ditampung oleh sektor ini juga fungsi
strategis dan besarnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
menyokong pembangunan. Keuntungan tersebut yang harus digali untuk
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 11
meningkatkan peran sektor pertanian pada pendapatan regional namun di sisi
lain kepentingan petani sebagai produsen juga diperhatikan.
Pada tahun 2012, produksi padi di Kota Batu mencapai 7.404,8 ton yang berarti
meningkat sebesar 12,30 persen dibandingkan tahun 2011. Peningkatan
produksi padi diikuti pula dengan peningkatan luas panen, hal ini terjadi juga
pada tanaman palawija.
Sementara itu, pada sub sektor peternakan di Kota Batu terdapat peningkatan
populasi semua jenis ternak dan unggas. Peningkatan ini diikuti meningkatnya
produksi susu sebesar 11,70 persen disbanding tahun sebelumnya namun
produksi daging turun sebesar 16,13 persen dibanding tahun sebelumnya.
mengalami penurunan pada tahun 2011. Pada populasi ternak kecil meliputi
kambing dan domba masing-masing tercatat sebanyak 4.915 ekor dan 6.034
ekor. Ini menunjukkan populasi kambing meningkat sebesar 7,2 persen
sementara populasi domba meningkat sebesar 0,5 persen disbanding tahun
sebelumnya. Populasi ayam, baik ayam buras maupun ayam petelur juga
cenderung tetap.
Kota Batu merupakan salah satu daerah yang kurang cocok untuk dijadikan
daerah kawasan industri mengingat kondisi geografisnya yang kurang
mendukung. Sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur,
keberadaan kawasan industri dikhawatirkan mengganggu kelestarian
lingkungan. Oleh karenanya, profil industri di Kota Batu lebih didominasi industri
kecil.
Sektor perdagangan adalah sektor yang selalu ada dan cukup potensial untuk
ditumbuh kembangkan menjadi sektor andalan suatu daerah. Sektor ini akan
selalu menjadi aktivitas setiap hari oleh penduduk selama berlangsungnya
kehidupan karena sektor ini menunjukkan interaksi antar penduduk yang saling
membutuhkan dan mendukung.
Pada tahun 2012 Kota Batu mencatat 264 usaha telah memiliki SIUP (Surat Ijin
Usaha Perdagangan). Jumlah tersebut terdiri dari 206 usaha kecil, 54 usaha
menengah dan 4 usaha besar.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 12
Perhubungan merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup
strategis dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur berupa jalan sangat
penting dalam rangka meningkatkan mobilisasi penduduk dan barang serta
meningkatnya perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Pada Tahun 2012
sekitar 23,49 persen termasuk dalam kondisi baik, 45,57 persen kategori
sedang , 19,71 persen rusak ringan dan sisanya masuk kategori rusak berat.
Konsep Kota Batu sebagai Kota Wisata rupanya telah memberikan dampak dari
segi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batu, karena pariwisata berhasil
mendongkrak kegiatan perekonomian di sektor lainnya. Beberapa objek
pariwisata di Kota Batu pada tahun 2012 mengalami penurunan jumlah
kunjungan wisatawan. Wisatawan yang mengunjungi BNS, Kusuma Agro dan
Cangar masing-masing meningkat sebesar 8,93 persen, 74,43 persen dan
31,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 13
BBAABB IIIIII
SSIITTUUAASSII DDEERRAAJJAATT KKEESSEEHHAATTAANN
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan. Indikator – indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam
kondisi angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi. Pada bagian ini derajat
kesehatan masyarakat di Kota Batu digambarkan melalui Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), angka kesakitan dari
beberapa penyakit dan status gizi pada balita.
Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor –
faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga
dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor
lainnya.
III.1. Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat
tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun
sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
(AKABA).
III.1.1. Angka Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil dan atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan
karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain - lain per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu tujuan ke 5
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 14
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai
tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu.
Berdasarkan data Jawa Timur Dalam Angka, pada Tahun 2012 angka
kematian ibu adalah sebesar 97,43 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Bila dibandingkan
target RPJMN 2010-2014 118 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014
dan 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sebagai target MDGs
angka kematian ibu di wilayah Jawa Timur Tahun 2012 telah sesuai dengan
target.
Penyebab kematian ibu dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyebab
langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung merupakan
aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Kasus – kasus
tersebut antara lain pendarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi dan
infeksi ( Kementerian Kesehatan RI, 2009 ). Penyebab kematian langsung ibu
di Jawa Timur pada Tahun 2011 adalah pendarahan (29,35%), Pre Eklamsi /
Eklamsi (27,27%), Jantung (15,47%), Infeksi (6,06%), dan lain –lain (21,85%).
Penyebab kematian ibu tidak langsung adalah aspek Non medis yang
merupakan penyebab mendasar antara lain status perempuan dalam
keluarga, keberadaan anak, sosial budaya, pendidikan, sosial ekonomi, dan
geografis daerah.
Data angka kematian ibu di Kota Batu bisa dilihat pada grafik di bawah ini:
2009 2010 2011 2012 2013
Angka Kematian Ibu 92.34 97.06 134.5 107.33 30.2
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Gambar 3.1 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup di Kota Batu
Tahun 2009 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 15
Angka kematian ibu di Kota Batu dari Tahun 2009 sampai dengan Tahun
2011 cenderung mengalami kenaikan. Namun angka kematian Ibu di Kota
Batu sejak tahun 2012 perlahan mengalami penurunan yang signifikan. Angka
ini juga telah sesuai dengan target MDG’s. Kasus kematian ibu di Kota Batu
pada tahun 2013 sebesar 1 kasus dari 3.245 kelahiran hidup yang terjadi
pada masa nifas.
III.1.2. Angka Kematian Bayi dan Balita
Kematian bayi adalah kematian pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun.
AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal,
status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA dan KB, serta kondisi
lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti
status kesehatan di wilayah tersebut rendah.
Menurut data BPS, angka kematian bayi di Jawa Timur terus menunjukkan
penurunan, tahun 2007 mencapai 32,93/1000 kelahiran hidup, tahun 2008
menjadi 31,58/1000, tahun 2009 menjadi 31,41/1000, tahun 2010 menjadi
29,99, dan tahun 2011 menjadi 29,24/1000. Namun, keadaan ini masih jauh
dari angka target MDG’s tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.
Di Kota Batu, angka kematian bayi lima tahun terakhir sempat mengalami
peningkatan dari 2009 ke 2010, namun menunjukkan penurunan di tahun
2011 sampai dengan 2013 ke angka 7,09 per 1000 kelahiran hidup. Angka
tersebut sudah melampaui target MDG’s dan penurunan AKB ini
mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah
satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, khususnya di
Kota Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 16
2009 2010 2011 2012 2013
Angka Kematian Bayi per 1000 LH 7.69 10.35 10.4 10.02 7.09
Gambar 3.2 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup di Kota Batu
Tahun 2009 - 2013
Kematian bayi di Kota Batu sebagian besar diakibatkan karena Berat Badan
Lahir Rendah dan kelainan bawaan. Bayi dengan BBLR lebih rentan
mengalami masalah kesehatan seperti asfiksia, gangguan nafas, suhu tubuh
rendah, kadar gula darah rendah, masalah pemberian ASI, infeksi, ikterik
(kadar bilirubin yang tinggi) dan masalah perdarahan. Seluruh hal tersebut
merupakan faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi
khususnya pada masa perinatal
Sedangkan, Angka Kematian Balita (AKABA) adalah kematian yang terjadi
pada balita sebelum usia 5 (lima) tahun (bayi + anak balita), dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
kecelakaan.
Angka Kematian Balita di Kota Batu mengalami penurunan tajam pada Tahun
2010 sebesar 0,97/ 1000 kelahiran hidup. Kemudian meningkat pada Tahun
2011 sebesar 11,8/1000 dan terus melaju turun hingga angka 7,7/1000
kelahiran hidup di Tahun 2013. Angka Kematian Balita di Kota Batu dapat
dilihat pada grafik berikut ini
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 17
.
Meski belum dapat menggambarkan keadaan dalam populasi penduduk Kota
Batu, tetapi angka ini setidaknya menunjukkan bahwa kematian balita di Kota
Batu berada pada angka yang telah melampaui target MDG’s sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. Laju kematian bayi dan balita di Kota Batu menunjukkan
penurunan yang sama, yang menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan
derajat kesehatan pada kelompok bayi dan anak balita di Kota Batu.
III.2. Morbiditas
Selain menghadapi transisi demografi, Indonesia juga menghadapi transisi
epidemiologi yang menyebabkan beban ganda. Di satu sisi, kasus gizi kurang
serta penyakit-penyakit infeksi, baik re-emerging maupun new-emerging
disease masih tinggi. Namun di sisi lain, penyakit degeneratif, gizi lebih dan
gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak
sehat juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban
ganda masalah kesehatan teratasi.
2009 2010 2011 2012 2013
Angka kematian Balita 8.62 0.97 11.8 10.73 7.7
Gambar3.3 Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup di Kota Batu Tahun 2009-2013
Angka kematian Balita
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 18
Angka kesakitan (Morbiditas) pada penduduk berasal dari community based
data yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans epidemiologi) dan data
sekunder yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem
pencatatan dan pelaporan rutin serta insidentil. Berikut ini akan diuraikan situasi
beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan penyakit
yang memiliki potensi untuk menjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB )
III.2.1. Pola 10 Penyakit Terbanyak
Pola 10 penyakit terbanyak di Kota Batu pada tahun 2013 dapat dilihat di tabel
di bawah ini.
Tabel 3.1 Sepuluh Penyakit Terbanyak di Pelayanan Kesehatan Dasar
Kota Batu Tahun 2013
NO JENIS PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 22938
2 HIPERTENSI 11041
3 GASTRITIS 5370
4 COMMON COLD 4625
5 DIARE 3902
6 KELAINAN DENTO FASIAL TERMASUK MALOKLUSI 3306
7 PENYAKIT PULPA DAN JARINGAN PERIAPIKAL 3075
8 PULPITIS 2445
9 GINGGIVITIS DAN JARINGAN PERIODENTAL 2377
10 MYALGIA 2115
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 19
Dari tampilan tabel III.1, nampak bahwa kasus ISPA masih menduduki tempat
pertama jumlah kasus penyakit yang dilayani di fasilitas pelayanan kesehatan
dasar (Puskesmas) diikuti dengan penyakit hipertensi. Dari data tersebut,
penyakit yang tergolong penyakit menular adalah ISPA, diare dan common cold
sedangkan lainnya termasuk dalam jenis penyakit degeneratif. Hal ini
menggambarkan adanya beban ganda dalam penanganan masalah kesehatan
masyarakat di Kota Batu, dimana penyakit menular kasusnya masih tinggi,
namun penyakit-penyakit degeneratif juga meningkat. Perlu diingat bahwa
hipertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit-penyakit
kardiovaskuler lain dan seringkali kejadian penyakitnya dipengaruhi oleh gaya
hidup atau perilaku yang tidak sehat.
III.2.2. Penyakit Menular
a. Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui
droplet dari orang terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria, HIV/AIDS,
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam MDG’s.
Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289
per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk.
Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang
dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun
sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia.
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA Positif yang
ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam wilayah tersebut.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 20
Propinsi Jawa Timur adalah propinsi dengan jumlah kasus TB Paru yang
besar. Jawa Timur menjalankan strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Short Course) guna menekan jumlah kasus TB. Pada tahun
2012 angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah kasus baru (positif dan
negatif) sebanyak 41.472 penderita dan BTA Positif baru sebanyak 25.618
kasus. Kondisi tersebut masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu
70%. Dengan strategi ini, Success Rate (SR) penderita TB BTA Positif di
Jawa Timur pada tahun 2011 sudah mencapai 93,46%.
Sementara itu, persentase CDR dan Success Rate Kota Batu yang didata
selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Angka penemuan kasus baru BTA Positif (Case Detection Rate)
merupakan proporsi penemuan kasus TB BTA Positif dibanding dengan
perkiraan kasus dalam persen. Pada tahun 2013, jumlah kasus baru BTA
Positif baru sebanyak 59 kasus, dengan angka CDR sebesar 29,06%.
Kondisi ini masih jauh dari target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Angka
CDR Kota Batu dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Untuk
mengatasi hal ini, tenaga kesehatan perlu melakukan proses komunikasi,
informasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan
gejala TB dan bahaya penyebarannya. Sementara itu angka keberhasilan
53.00%
40.29%
30.05%
46.71%
65.09%
52.44%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Gambar 3.4 Perkembangan Persentase CDR dan Success Rate TB Kota Batu
Tahun 2011 - 2013
Case Detection Rate
Success Rate
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 21
pengobatan TB Paru di tahun 2013 juga mengalami penurunan setelah
sempat naik pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan banyak pasien yang
drop out saat pengobatan. Maka untuk selanjutnya perlu peningkatan peran
aktif tenaga kesehatan dalam menjalankan proses komunikasi, informasi
dan edukasi kepada pasien TB Paru dan keluarganya serta meningkatkan
peran PMO dalam rangka meningkatkan angka keberhasilan pengobatan.
b. HIV/AIDS
Pada saat ini perkembangan epidemi HIV di Indonesia termasuk yang
tercepat di Asia. Sebagian besar infeksi baru diperkirakan terjadi pada
beberapa sub populasi beresiko tinggi ( dengan prevalensi > 5% ), yaitu
pada penasun, WPS dan waria. Situasi demikian menunjukkan bahwa
Indonesia berada pada tahap epidemi terkonsentrasi.
Resiko penularan HIV tidak hanya terbatas pada sub-populasi yang
beresiko tinggi tetapi dapat juga menular pada pasangan atau istrinya,
bahkan anaknya. Diperkirakan dalam rentang waktu tahun 2008 – 2015,
secara komulatif akan terdapat sekitar 44.180 anak yang dilahirkan dari ibu
yang positif HIV. Para ibu ini sebagian besar tertular dari pasangannya. Bila
respon yang masih terbatas seperti yang sedang berlangsung saat ini,
dimana cakupan program yang rendah dan belum nampak adanya kegiatan
yang memadai, maka hasil pemodelan epidemi HIV mengindikasikan
tingkat penularan yang akan terus meningkat di Indonesia.
Gambar 3.5
Distribusi estimasi jumlah ODHA 15 - 49 tahun dari populasi yang di estimasi menurut kab/kota di Indonesia , tahun 2009
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 22
Gambar 3.6 Peta Sebaran Epidemi HIV di Indonesia
(Perkiraan Jumlah ODHA 2009 : 333.200)
Data dari Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI sampai
dengan Juni 2011 menyebutkan jumlah kumulatif kasus AIDS yang
dilaporkan sebanyak 26.483 kasus. Sedangkan penularan infeksi baru
sepanjang triwulan 2 tahun 2011 sejumlah 2.001 kasus. Dari 2.001 kasus
baru tersebut, 64,9% berjenis kelamin laki-laki dan sisanya 35,1% berjenis
kelamin perempuan. Apabila dipilah berdasarkan cara penularannya, urutan
tertinggi adalah transmisi melalui hubungan seksual antar jenis kelamin
(heteroseksual) sebesar 76,3% diikuti dengan Injection Drugs User (IDU)
sebesar 16,3% dan diurutan ketiga melalui transmisi perinatal sebesar
4,7%.
Proporsi kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun
(36,4%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (34,5%) dan kelompok umur
40-49 tahun (13,3%).
Pada tahun 2013, dari 33 Propinsi yang ada Jawa Timur berada pada
urutan kedua propinsi dengan jumlah kasus kumulatif AIDS terbanyak.
Untuk wilayah Kota Batu, perkembangan penyakit HIV/ AIDS berjalan
seiring dengan peningkatan mobilitas penduduk dan ditunjang dengan
wilayah Kota Batu sebagai daerah wisata. Secara kumulatif sejak tahun
2003 sampai dengan 2013 di wilayah Kota Batu tercatat 114 kasus
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 23
HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, seluruh penderita telah mendapatkan
penanganan medis.
Jumlah kasus ini bisa jadi belum dapat menggambarkan kondisi
sebenarnya di masyarakat, hal ini dikarenakan keterbatasan data yang ada.
Selain itu, akses ke kelompok beresiko tinggi juga tidak mudah dilakukan
sehingga upaya pencegahan, pengendalian maupun pengobatan tidak
mudah dilakukan. Penemuan kasus HIV / AIDS di Kota Batu per tahun
selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut :
14
20
23
9
1514
20
23
9
15
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 3.7 Penemuan & Penanganan Kasus HIV/ AIDS
di Kota Batu Tahun 2009-2013
Jml Penderita Jml Penderita Ditangani Poly. (Jml Penderita)
15
20
23
9
15
7
1213
8
11
6
11
64 4
0
5
10
15
20
25
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 3. 8 Jumlah Penemuan Kasus HIV, AIDS dan Jumlah Kematian
Tahun 2009 - 2013
HIV + AIDS AIDS MATI
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 24
Data pada gambar diatas menunjukkan peningkatan jumlah penderita HIV/
AIDS di wilayah Kota Batu selama lima tahun terakhir. Penemuan kasus
yang sempat mengalami penurunan pada tahun 2012, pada tahun 2013
kembali meningkat. Data penemuan kasus tersebut berasal dari laporan
surveilans aktif rumah sakit. Pelan namun pasti, masalah ini akan terus
bergulir, kecuali dilakukan langkah pencegahan yang tepat. Karena
permasalahan pokok penyebaran penyakit ini ada pada perilaku yang tidak
sehat, maka sekali lagi program promosi kesehatan menjadi ujung tombak
penyampaian informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar
terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih positif.
c. Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual ( IMS ) merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang cukup menonjol pada sebagian besar wilayah dunia. Insiden kasus
IMS diyakini tinggi di banyak negara serta kegagalan dalam mendiagnosis
dan memberikan pengobatan pada stadium dini dapat menimbulkan
komplikasi serius/berat dan berbagai gejala sisa lainnya, antara lain
infertilitas, akibat buruk pada bayi, kehamilan ektopik, kanker di daerah
anogenital, kematian dini, serta infeksi baik pada neonatus.
Di Indonesia, infeksi menular seksual yang paling banyak ditemukan adalah
syphilis dan gonorrhea. Data kasus IMS di Kota Batu sendiri dari tahun
2010 sampai tahun 2013 juga mengalami peningkatan yang cukup
signifikan yaitu sebesar 95 kasus pada tahun 2010, meningkat menjadi 164
kasus pada tahun 2011, semakin meningkat di tahun 2012 yaitu sebesar
295 kasus, dan penemuan kasus sedikit mengalami penurunan di tahun
2013 yaitu hanya ditemukan sebanyak 203 kasus. Dimana prosentase pada
laki – laki sebesar 8% jauh lebih rendah daripada prosentase kasus pada
wanita yang sebesar 92%. Ini disebabkan masih rendahnya kesadaran dari
para lelaki beresiko tinggi untuk memeriksakan diri ke layanan IMS yang
ada di Kota Batu. Adapun besaran kasus IMS dapat dilihat pada grafik
berikut
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 25
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan jumlah
kasus yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan
upaya pencegahan dan sosialisasi yang lebih komprehensif dan
berkesinambingan untuk menekan laju perkembangan Penyakit Menular
Seksual khususnya di Kota Batu.
d. Pneumonia
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita
(berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar
disebabkan karena pneumonia yaitu sebesar 23,6%. Selama ini digunakan
estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur Balita di I
ndonesia sekitar 10-20%. Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai
jaringan paru – paru (alveoli). Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran
pernapasan dapat berupa: batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorok,
pilek, sakit telinga dan demam. Anak dengan batuk atau sukar bernapas
mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran pernapasan yang berat
lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak batuk yang datang ke
Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya menderita infeksi
saluran pernapasan yang ringan. Petugas kesehatan perlu mengenal anak-
anak yang sakit serius dengan gejala batuk atau sukar bernapas yang
membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, yaitu pneumonia (infeksi
27
68
7
157
15
280
15
188
0
50
100
150
200
250
300
L P L P L P L P
2010 2011 2012 2013
Gambar 3.9 Jumlah Penemuan Kasus IMS Kota Batu Tahun 2010 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 26
paru) yang ditandai dengan napas cepat dan mungkin juga tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam.
Deteksi kasus dan pengobatan sedini mungkin mengurangi kasus yang
harus dirujuk, menghemat waktu dan biaya keluarga. Selain itu perlu
dilaksanakan tatalaksana standar yang mengajarkan agar tenaga
kesehatan memfokuskan perhatian pada pernafasan anak dan bukan pada
keparahan batuknya maupun ada tidaknya demam. Penatalaksanaan
standar pada pneumonia bisa mencegah 40% dari kematian pneumonia.
Untuk cakupan penemuan pneumonia balita mulai tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
Gambar 3.10 Data Temuan Kasus Pneumonia Balita di Kota Batu
Tahun 2010 - 2013
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penemuan
kasus yang signifikan dari 7 kasus di tahun 2010, 10 kasus di tahun 2011,
79 kasus di tahun 2012 dan 170 kasus di 2013. Namun angka ini masih
10,45% dari target sebesar 1316. Peningkatan temuan kasus pneumonia
dari tahun ke tahun ini menandakan bahwa petugas kesehatan sudah mulai
melaksanakan tatalaksana standar pneumonia dengan baik. Hal ini turut
didukung oleh terpenuhinya kebutuhan logistik (ARI timer) sebagai salah
satu alat untuk mendiagnosa pneumonia.
7 10
79
170
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2010 2011 2012 2013
jumlah kasus pneumonia
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 27
Untuk lebih meningkatkan temuan kasus agar dapat memenuhi target pada
tahun mendatang, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi yang
berkesinambungan serta refreshing teknis pada petugas di poli rawat jalan
dan poli rawat inap Puskesmas dan peningkatan kerjasama dengan fasilitas
pelayanan kesehatan swasta yang juga melakukan kontak dengan pasien.
e. Kusta
Meskipun penyakit Kusta dapat diobati dan disembuhkan, bukan berarti
Provinsi Jawa Timur terbebas dari masalah penyakit Kusta karena dari
tahun ke tahun masih ditemukan sejumlah kasus baru. Beban penyakit
Kusta yang paling utama adalah kecacatan yang ditimbulkannya, sehingga
masalah penyakit Kusta sangat kompleks, bukan hanya dari segi medis
tetapi meluas pada masalah sosial dan ekonomi. Penemuan penderita
Kusta di Indonesia merupakan urutan ketiga di bawah India dan Brazil. Dan
secara nasional, Provinsi Jawa Timur merupakan penyumbang penderita
kusta terbanyak di antara provinsi lainnya. Rata-rata penemuan penderita
Kusta di Provinsi Jawa Timur per tahun antara 4.000-5.000 orang.
Kota Batu sendiri sangat sedikit menyumbangkan kasus kusta baru. Pada
tahun 2012, tidak ditemukan penderita kusta baru dan pada tahun 2013
ditemukan 1 kasus baru Kusta MB.
Untuk penderita Kusta yang selesai berobat pada tahun 2013 ini tercatat
sejumlah 3 orang, sesuai dengan jumlah penderita yang tercatat pada
tahun 2011 sebanyak 3 orang. Hal ini berarti RFT MB tahun 2013 sebesar
100%.
III.2.3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Campak
Sidang World Health Assembly ( WHA ) pada bulan Mei 2010
menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada
tahun 2015 yaitu :
Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama > 90 % secara
nasional dan minimal 80 % di seluruh Kabupaten / Kota
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 28
Menurunkan angka insiden campak menjadi < 5 / 1000.000 setiap
tahun dan mempertahankannya
Menurunkan angka kematian campak minimal 95 % dari perkiraan
angka kematian tahun 2000
Upaya mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan
beberapa upaya :
1. Imunisasi :
a. Melaksanakan imunisasi rutin campak anak usia 9 – 11 bulan
dengan cakupan > 90 %, dilakukan sweeping jika cakupan belum
tercapai
b. Back Log Fighting ( BLF ) dilakukan di desa yang tidak mencapai
Universal Child Immunization ( UCI ) selama 2 tahun berturut –
turut
c. Melaksanakan imunisasi campak kesempatan kedua dengan
cakupan > 95 % pada anak usia kuran 5 tahun melalui kegiatan
Crash Program dan pemberian imunisasi campak pada anak saat
masuk sekolah dasar
2. Penyelidikan dan manajemen kasus pada semua KLB campak
3. Melaksanakan surveilans campak berbasis kasus individu ( Case
Based Measles Surveilans ) dengan pemeriksaan serologi terhadap
kasus tersangka campak ( suspect )
Program imunisasi campak di Indonesia dimulai pada tahun 1982, kemudian
pada tahun 1991 berhasil dicapai status imunisasi dasar lengkap atau
Universal Child Immunization ( UCI ) secara nasional. Sejak tahun 2000
imunisasi campak kesempatan kedua diberikan kepada anak sekolah kelas
I – VI ( Catch up ) secara bertahap yang kemudian dilanjutkan dengan
pemberian imunisasi campak secara rutin kepada anak sekolah dasar kelas I
SD ( BIAS ). Untuk mempercepat tercapainya perlindungan campak pada
anak, sejak tahun 2005 sampai Agustus 2007 dilakukan kegiatan Crash
Program Campak terhadap anak usia 6 – 59 bulan dan anak usia sekolah
dasar di seluruh provinsi dalam 5 phase dan follow up campaign dilakukan
bertahap sejak tahun 2009 – 2011.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 29
Berdasarkan cakupan imunisasi rata-rata sejak tahun 1996 – 2000 sebesar
91.8 % di indonesia, maka diperkirakan terdapat 10.336 – 31.000 kematian
karena campak pada tahun 2000.
Dengan dilakukannya berbagai upaya tersebut, angka kematian campak
diharapkan menurun sehingga upaya program dan jumlah wilayah endemis
campak juga berkurang.
Sedangkan Strategi reduksi campak di indonesia meliputi
a. Imunisasi rutin pada bayi 9 – 11 bulan dengan cakupan tinggi ≥ 90 %
(UCI desa)
b. Imunisasi tambahan ( BIAS ) Bulan Imunisasi Anak Sekolah
c. Surveilans dengan kualitas baik (Surveilans rutin, SKD respon KLB dan
PE KLB)
d. Penanggulangan KLB
e. Pemeriksaan Laboratorium pada KLB
Peranan surveilans dalam program reduksi campak sangat penting,
surveilans dapat menilai perkembangan program pemberantasan campak
serta dapat membantu menentukan strategi pemberantasannya di setiap
daerah, terutama untuk perencanaan, pengendalian dan evaluasi program
pemberantasan campak di indonesia.
Di wilayah Kota Batu tahun 2011 ditemukan sebanyak 43 kasus dengan
distribusi 24 kasus di kecamatan Batu, 2 kasus diwilayah kecamatan bumiaji
dan 17 kasus di kecamatan Junrejo. Pada tahun 2012 jumlah kasus campak
sudah mulai menurun sebanyak 26 kasus , dengan distribusi 15 kasus di
kecamatan Batu, 3 kasus di kecamatan Bumiaji dan 8 kasus di kecamatan
Junrejo. Pada tahun 2013 jumlah kasus campak kembali mengalami
peningkatan yaitu sebanyak 43 kasus dengan distribusi 18 kasus di
kecamatan Batu, 3 kasus diwilayah kecamatan Bumiaji dan 22 kasus di
kecamatan Junrejo. Kasus campak selama tiga tahun berturut-turut mulai
tahun 2011 sampai 2013 dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 30
Dari grafik diatas disimpulkan bahwa penemuan kasus campak terjadi
penurunan pada tahun 2012 sebanyak 26 kasus campak, seluruhnya terjadi
pada penderita yang telah memperoleh imunisasi campak. Hal ini didukung
dengan tercapainya cakupan UCI ( Universal Child Immunization ) > 90 %
pada tahun 2012. Sedangkan pada Tahun 2013 kasus campak mengalami
peningkatan menjadi 43 kasus dimana capaian UCI pada tahun yang sama
hanya sebesar 79,16%.
b. Difteri
Diphteri masih menjadi masalah kesehatan
yang cukup serius di Indonesia khususnya di
Jawa Timur. Penyakit Diphteri adalah penyakit
menular akut pada tonsil, faring dan
hidung, kadang-kadang pada selaput mukosa
dan kulit. Timbulnya lesi yang khas
disebabkan oleh cytotoxin spesifik yang
dilepas oleh bakteri. Lesi nampak sebagai
suatu membran asimetrik Keabu - abuan
yang dikelilingi dengan daerah inflamasi.
43
26
43
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2011 2012 2013
Gambar 3.11Kasus Campak di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 31
Pengaruh toksin difteria pada lesi perifer tidak jelas. Difteria sebaiknya selalu
dipikirkan dalam membuat diferensial diagnosa pada infeksi bakteri
(khususnya Streptococcus) dan viral pharingitis, Vincent’s angina,
mononucleosis infeksiosa, syphilis pada mulut dan candidiasis. Tenggorokan
terasa sakit, diikuti dengan kelenjar limfe yang membesar dan melunak. Masa
Inkubasi Difteri 3 – 7 hari. Pada kasus-kasus yang sedang dan berat ditandai
dengan pembengkakan dan oedema di leher dengan pembentukan membran
(pseudomembran) pada trachea secara ekstensif dan dapat terjadi obstruksi
jalan napas. Difteri hidung biasanya ringan dan kronis dengan salah satu
rongga hidung tersumbat dan terjadi ekskorisasi (ledes). Infeksi subklinis (atau
kolonisasi) merupakan kasus terbanyak. Toksin dapat menyebabkan
myocarditis dengan heart block dan kegagalan jantung kongestif yang
progresif, timbul satu minggu setelah gejala klinis difteri.Penyebab penyakit
adalah Corynebacterium diphtheria dari biotipe gravis, mitis atau intermedius.
Bakteri membuat toksin bila bakteri terinfeksi oleh coryne bacteriophage yang
mengandung diphtheria toxin gene tox. Strain non toksikogenik jarang
menimbulkan lesi lokal, namun strain ini dikaitkan dengan kejadian
endokarditis infektif.
Kasus Suspek Diphteri : adalah orang dengan gejala Laringitis,
Nasofaringitis atau Tonsilitis ditambah pseudomembrane putih keabuan
yang tak mudah lepas dan mudah berdarah di faring, laring, tonsil.
Kasus Probable Difteri : adalah orang dengan suspek difteri ditambah
salah satu dari :
a) Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu)
b) Ada didaerah endemis difteria
c) Stridor , Bullneck
d) Pendarahan Submucusa atau petechiae pada kulit
e) Gagal jantung toxic, Gagal ginjal akut
f) Myocarditis and/or kelumpuhan motorik 1 s/d 6 minggu setelah
onset
g) Mati
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 32
Kasus konfirmasi Diphteri : adalah orang kasus probable yang hasil
isolasi ternyata positiv C difteriae yang toxigenic (dari usap hidung,
tenggorok, ulcus kulit, jaringan, conjunctiva, telinga, vagina) atau serum
antitoxin meningkat 4 kali lipat atau lebih ( hanya bila kedua sampel
serum diperoleh sebelumpemberian toxoid difteri atau antitoxin)
Dengan masa penularan yang beragam, penyakit diphteri dapat tetap
menular sampai tidak ditemukan lagi bakteri dari discharge dan lesi;
biasanya berlangsung 2 minggu atau kurang bahkan kadangkala dapat lebih
dari 4 minggu. Terapi antibiotik yang efektif mampu mengurangi penularan
penyakit. Carrier kronis dapat menularkan penyakit sampai 6 bulan. Kasus
Diphteri di Jawa Timur cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Tahun 2003 (5 kasus), Tahun 2004 (15 kasus), Tahun 2005 (33 kasus),
Tahun 2006 (43 kasus), Tahun 2007 (86 kasus), Tahun 2008 ( 77 kasus),
Tahun 2009 (140 kasus), Tahun 2012 ( 955 kasus) dan tahun 2013 ( 653
kasus ). CFR karena Diphteri masih tinggi (2.9%), bahkan di tempat tertentu
bisa mencapai 50%. Kasus Diphteri di Jawa Timur 74% nya terjadi pada
kelompok umur Balita & anak TK-SD (<9 th).
KLB Diphteri yang terus meningkat dari tahun ke tahun di Jawa Timur
membutuhkan penanganan yang baik, serius dan benar pada semua
kejadian sehingga KLB dapat ditanggulangi dan dicegah. Untuk menangani
KLB Diphteri dengan baik, serius dan benar diperlukan suatu petunjuk,
prosedur tetap yang secara operasional layak digunakan di seluruh jajaran
kesehatan di Propinsi Jawa Timur.
Kasus difteri selama tiga tahun berturut-turut mulai tahun 2011 sampai 2013
dapat diamati pada gambar berikut ;
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 33
Dengan adanya peningkatan kasus pada tahun 2011 s/d 2012, saat ini
Propinsi Jawa Timur masih menetapkan diphteri sebagai Kejadian Luar
Biasa. Kota Batu sendiri juga masih menetapkan status Kejadian Luar
Biasa (KLB) untuk penyakit difteri walaupun pada tahun 2013 kasusnya
sudah jauh menurun. Penanganan KLB difteri dilaksanakan bekerjasama
dengan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur melalui program ORI
(Outbreak Response Imunization). Upaya penanganan yang tepat dan
cepat tentunya sangat diperlukan agar KLB difteri dapat segera diatasi.
Pembenahan dan peningkatan kualitas program imunisasi juga menjadi
faktor kunci untuk keberhasilan penanganan KLB difteri tersebut.
III.2.4. Penyakit Potensial KLB
a. Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah dengue ialah penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Pada penyakit ini demam terjadi secara akut. Demam
biasanya berlangsung selama 3 – 5 hari (jarang lebih dari 7 hari dan
kadang-kadang bifasik), disertai dengan sakit kepala berat, mialgia,
artralgia, sakit retro orbital, tidak nafsu makan, gangguan gastro intestinal
dan timbul ruam.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2011, kasus DBD,
angka kematian penduduk atau case fatality rate (CFR) dan penularan atau
inciden rate (IR) secara nasional cenderung menurun jika dibandingkan
11
16
30
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2011 2012 2013
Gambar 3.12 Kasus Difteri di Wilayah Kota Batu Tahun 2011 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 34
tahun sebelumnya. Pada 2009 jumlah kasus 158.912 dengan korban
meninggal 1.420 orang. Sedangkan IR 68,22/100.000 penduduk dan
CFR0,89%. Pada 2010, jumlah kasus hanya 156.086 dengan korban
meninggal 1.358 orang. IR sebesar 65,70/100.000 penduduk dan CFR 0,87
persen. Sementara hingga Oktober 2011, jumlah kasus 49.486 dengan
korban meninggal 403 orang. IR 20,83/100.000 penduduk dan CFR 0,81
persen.
Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Jawa Timur, mengingat DBD telah menyebar ke seluruh
Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dan Kejadian Luar Biasa masih seringkali
terjadi. Jumlah penderita DBD tahun 2012 : 8.215 (IR : 121,59/100.000
penduduk), dengan 116 kematian (CFR : 1,41 %). Sedangkan jumlah
kematian mengalami kenaikan yang cukup banyak yaitu dari 65 penderita
yang meninggal naik menjadi 116, jadi angka kematian (CFR) nya
mengalami peningkatan dari 1,21 % meningkat menjadi 1,41 %. Hal ini
menunjukkan bahwa kewaspadaan terhadap penderita DBD harus terus
dilakukan, karena angka kematian masih meningkat dan masih berada
diatas target yang diharapkan yaitu ≤ 1 %.
Pencegahan diarahkan pada upaya pengendalian vektor penyakit yaitu
nyamuk aedes aegypti maupun aedes albopticus melalui gerakan 3M Plus
yaitu menguras, menutup, dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang
bekas. Plusnya adalah membubuhkan larvasida, memelihara ikan pemakan
jentik, dan mencegah gigitan nyamuk. Caranya memasang kawat kasa,
menggunakan kelambu, mengoleskan repelant.
Perkembangan kasus penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Batu
dapat dilihat dalam grafik berikut ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 35
Dalam satu dasawarsa terakhir, kasus demam berdarah di Kota Batu
tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 282 kasus, lalu terjadi
penurunan signifikan di tahun 2011 dan diikuti tahun 2012 hanya terjadi 17
kasus. Dibanding tahun 2012 yang hanya 17 kasus, DBD tahun 2013
mengalami peningkatan yang signifikan menjadi140 kasus. Apabila merujuk
pada Angka Bebas Jentik yang tinggi yaitu 95,95%, bisa diindikasikan
kasus-kasus yang ditemukan bersifat import atau didapat dari luar wilayah
kota Batu. Hal ini erat kaitannya dengan status Kota Batu sebagai Kota
tujuan wisata dimana meningkatnya mobilitas warga, kemudahan
transportasi, dan keadaan iklim yang tidak menentu menjadi faktor
pendukung peningkatan kasus DBD. Disamping fogging yang dilakukan
saat terjadi KLB, PSN tetap menjadi pilihan utama untuk mencegah dan
membatasi perkembangan kasus DBD.
b. Diare
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Berdasarkan hasil survei Sub Direktorat Diare dan Infeksi
Saluran Pencernaan (ISP) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Angka
Kesakitan Diare semua umur tahun 2010 adalah 411 per 1.000 penduduk,
sedangkan pada tahun 2012 sebesar 214 per 1.000 penduduk. Dan
berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, Diare
merupakan penyebab kematian nomor empat (13,2%) pada semua umur
dalam kelompok penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
136
282
3417
140
0
50
100
150
200
250
300
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 3.13 Jumlah Kasus DBD di Kota Batu Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 36
nomor satu pada bayi post neonatal (31,4%) dan pada anak balita (25,2%).
Oleh karena itu, diare yang menyerang bayi dan balita patut diwaspadai
dan apabila telah terjadi perlu segera dilakukan tindakan yang adekuat
untuk mencegah dehidrasi yang berakibat kematian.
Di Jawa Timur cakupan pelayanan penderita Diare tahun tahun 2011
sebesar 69%, sedangkan tahun 2012 sebesar 72,43% (masih di bawah
target Nasional 100%).
Data kasus diare yang ditangani di wilayah Kota Batu dapat diamati pada
diagram berikut :
Gambar 3.14 Kasus Diare yang Ditangani di Kota Batu Tahun 2010 – 2013
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa kasus diare yang ditangani
cenderung menurun dari tahun ke tahun. Namun pada tahun 2013, terjadi
peningkatan persentase kasus diare yang ditangani dari target yang
ditetapkan yaitu sebesar 10 % dari angka kesakitan (214/1.000 penduduk).
Kasus diare yang ditangani pada tahun 2013 sebesar 4521 kasus dari
target 4215 kasus.
67646375
4707 4521
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Kasus diare ditangani
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 37
III.3. Status Gizi Masyarakat
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain Bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Status gizi balita, anemia gizi besi
pada ibu dan pekerja wanita, serta Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY).Status gizi balita merupakan salah satu indikator MDGs yang perlu
mendapatkan perhatian dan akan banyak dibahas (di samping BBLR) pada sub
bagian berikut ini.
.
III.3.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir
rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir
lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan
mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak serta
memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan.
Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi. Berdasarkan hasil riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007, secara keseluruhan prevalensi
BBLR di Indonesia sebesar 11.5%.
Dari Profil Kesehatan jawa Timur tahun 2012, diketahui bahwa jumlah bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Jawa Timur mencapai 3,32%
yang diperoleh dari persentase 19.712 bayi dari 594.461 bayi baru lahir yang
ditimbang.
Jumlah kasus BBLR di Kota Batu dari tahun ke tahun kecenderungannya
meningkat. Pada tahun 2010 jumlah kasus BBLR ada 63 kasus, tahun 2011
jumlah kasus BBLR 67 kasus, tahun 2012 jumlah kasus BBLR 96 kasus dan
pada tahun 2013 jumlah kasus BBLR 135 kasus .
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 38
Berikut ini adalah tabel perkembangan kasus BBLR di Kota Batu selama lima
tahun terakhir.
Grafik menunjukkan bahwa kasus BBLR di Kota Batu terus meningkat setiap
tahunnya. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh faktor gizi ibu seperti
Kekurangan Energi Kalori / KEK dan anemia serta faktor resiko pada ibu hamil
seperti gemeli, Preeklamsia/eklamsia, Primimuda dan Grandemulti. Selain itu,
kejadian BBLR juga dapat terjadi karena pencemaran pestisida di tanah dan
air serta produk pertanian yang ada di wilayah Kota Batu.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani kasus BBLR diantaranya :
Penyuluhan pada ibu hamil
Pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil (Susu Ibu Hamil)
Pemberian tablet besi (FE) untuk ibu hamil
Pemeriksaan pada ibu hamil
Kelas ibu hamil
Pelayanan KB nifas
Kerjasama lintas sektor untuk meningkatkan usia perkawinan
Pelatihan penanganan kasus BBLR untuk petugas kesehatan
Pengendalian pencemaran lingkungan
Jumlah Kasus BBLR
39
63 67
96
135
Gambar 3.15 Jumlah Kasus BBLR di Kota Batu Tahun 2009 - 2013
2009 2010 2011 2012 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 39
III.3.2. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara mengetahui status gizi
balita adalah dengan menggunakan metode antropometri. Dalam metode
antropometri, indeks yang umum dipakai adalah Berat Badan menurut Umur
(BB/ U) yang kemudian dikategorikan dalam gizi lebih (Z score> +2 SD), gizi
baik (Z score -2 SD sampai +2 SD), gizi kurang (Z score < -2 SD sampai -3
SD) dan gizi buruk (Z score < - 3 SD).
Gambaran status gizi balita berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U) di
Kota Batu 2013, dapat dilihat pada gambar 4.23 berikut ini.
Dari gambar, diketahui bahwa berdasarkan indikator BB/U, persentase balita
Gizi Buruk (BB Sangat Kurang) sebesar 0,68% dan persentase balita Gizi
Kurang sebesar 3,78%, sehingga persentase balita kurang gizi (Gizi Kurang +
Gizi Buruk) sebesar 4,46%. Jika dibandingkan dengan target MDGs tahun
2014 sebesar 3.6%, maka angka prevalensi gizi buruk di Kota Batu sudah
cukup aman (0,67%).
0.88
94.65
3,76
0.68
Gambar 3.16 Prevalensi Angka Kurang Energi dan Protein (KEP) Kota Batu Tahun 2013
% Gizi lebih ( BB lebih )
% Gizi baik (BB normal)
% Gizi kurang ( BB kurang)
% Gizi buruk (% BB sangat kurang)
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 40
Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) dapat diketahui dengan membandingkan
balita yang ditimbang (D) dengan semua sasaran balita (S). Sasaran balita (S)
yang digunakan adalah data Supas dari BPS bukan data riil.
Dari laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Batu, pada tahun 2013
terdapat 16.329 balita. Dari jumlah balita tersebut, yang ditimbang di
posyandu sebanyak 10.919 balita (66,87%). Jumlah ini menurun dibandingkan
tahun 2012 sebesar 67,52%. Tingkat partisipasi balita di posyandu Kota Batu
mulai tahun 2010 sampai 2013 dapat diamati pada grafik berikut ;
Dari tahun ke tahun tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu
cenderung stagnan dan belum dapat mencapai target 80%. Hal ini salah
satunya dikarenakan banyak ibu balita yang bekerja sehingga balitanya tidak
rutin ke posyandu. Selain itu bayi yang telah mendapatkan imunisasi campak
enggan untuk datang ke posyandu sehingga partisipasi masyarakat di tahun
2013 belum dapat mencapai 80% seperti yang ditargetkan.
Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat perlu terus dilaksanakan KIE oleh
petugas kesehatan tidak hanya di kegiatan posyandu namun dapat juga
dilaksanakan pada saat pengajian, arisan, atau pertemuan PKK tingkat
RT/RW. Selain itu, balita yang sudah bersekolah di PAUD/PG/TK bisa diajak
ke Taman Posyandu melalui kerjasama dengan guru / lembaganya supaya
data timbangnya tercatat di posyandu dan dapat meningkatkan cakupan
partisipasi masyarakat.
2010 2011 2012 2013
Jumlah Balita 15813 15813 16586 16329
Jumlah Balita Ditimbang 11477 11201 10658 10919
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
Gambar 3.17Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Kota Batu Tahun 2010 - 2013
Jumlah Balita Jumlah Balita Ditimbang
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 41
Adapun untuk menggambarkan status gizi balita di wilayah Kota Batu, salah
satu ukuran yang digunakan adalah dari kenaikan berat badan. Dari seluruh
balita yang ditimbang di posyandu, pada tahun 2013 tercatat 6.998 (78,80%)
balita yang naik berat badannya. Gambarannya dapat dilihat pada diagram
berikut :
Tingkat keberhasilan program (N/D’) dapat diketahui dengan membandingkan
balita yang naik timbangannya (N) dengan balita yang ditimbang (D’) dikalikan
100. Untuk pembandingnya menggunakan data D’ dimana definisi
operasionalnya adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya di bulan
ini dan ditimbang di bulan sebelumnya di sarana pelayanan kesehatan
termasuk di posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Pencapaian N/D’
dari tahun 2010 sampai dengan 2013 sudah melampaui targetnya yang
sebesar 60%.
Hasil penimbangan balita dipengaruhi oleh 2 (dua) hal secara langsung yaitu
asupan makanan dan ada tidaknya penyakit infeksi. Oleh karena itu dalam
rangka meningkatkan keberhasilan program perlu senantiasa dilakukan
pemberian pengetahuan dan keterampilan secara berkelanjutan kepada kader
posyandu dan ibu balita oleh petugas kesehatan.
Sedangkan balita yang berat badannya berada di bawah garis merah (BGM)
pada tahun 2013 tercatat sejumlah 74 balita atau 0,67% dari seluruh balita
yang ditimbang. Gambarannya dapat diamati pada grafik berikut :
2010 2011 2012 2013
Jumlah Balita Ditimbang 11477 11201 9391 8884
Jumlah Balita BB Naik 8989 8388 7124 6998
0
5000
10000
15000
20000
Gambar 3.18Jumlah Balita Ditimbang di Posyandu Yang Mengalami Kenaikan Berat
Badan Tahun 2010 - 2013
Jumlah Balita Ditimbang Jumlah Balita BB Naik
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 42
2011 2012 2013
Balita BGM 97 83 74
97
8374
0
20
40
60
80
100
120
Gambar 3.19 Jumlah Balita BGM di Wilayah Kota Batu Tahun 2011- 2013
Balita BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita dengan berat badan menurut
umur berada pada dan dibawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat).
Mulai tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan
bahwa balita BGM tidak boleh lebih dari 5% (< 5%). Pencapaian BGM/D di
Kota Batu selama 3 tahun terakhir masih berada di bawah standar tersebut.
Keberhasilan menekan angka BGM salah satunya dikarenakan masifnya
upaya penyuluhan yang dilakukan dan disertai program pemberian MP – ASI
bagi balita, terutama balita BGM keluarga miskin yang didanai dari APBD Kota
Batu.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 43
BBAABB IIVV
SSIITTUUAASSII UUPPAAYYAA KKEESSEEHHAATTAANN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah
setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta,
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan
masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan
jiwa dan pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Sedangkan, upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Puskesmas adalah unit pelayanan strata satu yang menjalankan pelayanan
kesehatan primer atau dasar dimana terjadi kontak pertama antara masyarakat
dengan tenaga kesehatan.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar
masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Pelayanan kesehatan yang
termasuk dalam pelayanan kesehatan dasar dan dibahas dalam bagian ini antara
lain adalah pelayanan kesehatan ibu dan bayi, pelayanan kesehatan anak pra
sekolah, usia sekolah dan remaja, pelayanan keluarga berencana, pelayanan
imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan
serta pelayanan kesehatan pra-usia lanjut dan usia lanjut. Selain pelayanan dasar,
pelayanan penunjang yaitu pelayanan kefarmasian serta pelayanan kesehatan
rujukan atau pelayanan kesehatan di Rumah Sakit juga akan dibahas dalam bab ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 44
IV.1. Pelayanan Kesehatan Dasar
Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan
secara cepat dan tepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat.
IV.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36/2009 mengamanatkan bahwa upaya
kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu
melahirkan generasi sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian
ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-
Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan
bayi diantaranya adalah sebagai berikut :
A. Pelayanan Antenatal ( K1 dan K4)
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional baik itu dokter spesialis kandungan dan
kebidanan, dokter umum, maupun bidan kepada ibu hamil selama masa
kehamilanya sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal yang ada.
Titik berat kegiatan ini adalah upaya preventif dan promotif sedangkan
hasilnya dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4 (Wiyono, 1997).
Cakupan K1 atau disebut juga akses pelayanan ibu hamil,
menggambarkan besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan
pertama/ kontak pertama dengan tenaga kesehatan/ fasilitas kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Indikator akses ini digunakan
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta kemampuan
program dalam menggerakkan masyarakat.
Sedangkan cakupan K4 adalah besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar minimal empat kali
kunjungan selama masa kehamilannya dengan distribusi satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua kali pada
trimester ketiga. Kunjungan ibu hamil dikatakan telah memenuhi standar
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 45
apabila telah mencakup pelayanan timbang badan & ukur tinggi badan,
ukur tekanan darah, ukur lingkar lengan atas, skrining status imunisasi
tetanus & pemberian vaksin tetanus toksoid, ukur tinggi fundus uteri,
pemberian tablet zat besi, komunikasi interpersonal & konseling, serta
tes laboratorium sederhana.
Berikut ini adalah grafik kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil selama kurun
waktu lima tahun terakhir di Kota Batu.
Terjadi kenaikan kunjungan K1 dan K4 di tahun 2013 dibandingkan
dengan tahun 2012. Namun adanya kesenjangan antara kunjungan K1
dan K4 masih perlu mendapat perhatian. Hal ini menandakan masih ada
drop out pelayanan ANC atau ibu hamil yang tidak terpantau kondisi
kehamilannya sesuai standar oleh tenaga kesehatan. Tidak terpantaunya
kondisi kehamilan akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
maupun kematian maternal. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
pemeriksaan kehamilan K4 adalah tingkat pendidikan, jenis pekerjaan
ibu, serta tingkat sosial ekonomi.
B. Pertolongan Persalinan oleh Nakes
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu
dari enam indikator pemantauan program KIA. Dengan indikator ini dapat
diperkirakan proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan
sekaligus menggambarkan kemampuan manajemen program KIA dalam
menangani persalinan secara profesional.
2009 2010 2011 2012 2013
K1 95.77 98.08 96.6 81 97.22
K4 93.59 95.83 89.9 74.87 90.21
Gambar 4.1Persentase Pencapaian Kunjungan K1 dan K4 Ibu Hamil di Kota Batu
Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 46
Adapun pertolongan persalinan sendiri adalah tindakan yang dilakukan
oleh bidan/ tenaga kesehatan lain dengan kompetensi sesuai dalam
proses lahirnya janin dari kandungan yang dimulai dari tanda-tanda
lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta.
Pertolongan persalinan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih
merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menurunkan AKI di
Indonesia. Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih meningkat dari 66,7% pada tahun 2002 menjadi 77,34 % pada
tahun 2009 (Susenas).
Capaian cakupan Linakes untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012
adalah 89,14%. Angka ini di bawah target yang telah ditentukan, yakni
94%. Salah satu penyebab ketidaktercapaian target adalah karena
perubahan sasaran Ibu Bersalin (Bulin) yang disesuaikan dengan data
sasaran BPS Provinsi Jawa Timur. Namun, dari sisi angka absolut
(jumlah) capaian Jawa Timur mengalami kenaikan dibandingkan tahun
sebelumnya.
Data dari bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Batu
menyebutkan pada tahun 2013 terdapat 3.403 sasaran ibu bersalin. Dari
jumlah tersebut, yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 3251
atau 95,53%. Trend cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dari tahun 2009 sampai 2013 dapat diamati pada grafik
berikut;
2009 2010 2011 2012 2013
Linakes 91.87 97.87 94.6 81.29 95.53
91.87 97.87 94.681.29
95.53
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
Gambar 4.2 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota
Batu Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 47
Dari grafik tersebut terlihat bahwa pada tahun 2013 cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Batu mengalami peningkatan
dari 81,3 % pada Tahun 2012 menjadi 95,5 pada Tahun 2013.
C. Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas
dengan komplikasi yang mendapatkan pelayanan sesuai standar pada
tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas
PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK). Perhitungan
jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama dihitung berdasarkan angka estimasi 20% dari
total sasaran ibu hamil di satu wilayah pada kurun waktu yang sama.
Komplikasi dalam kehamilan diantaranya : abortus, hiperemesis
gravidarum, perdarahan per vaginam, hipertensi dalam kehamilan
(preeklamsia, eklamsia), kehamilan lewat waktu, ketuban pecah dini.
Komplikasi dalam persalinan diantaranya : kelainan letak/presentasi
janin, partus macet/ distosia, hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia
eklampsia), Infeksi berat/ sepsis, kontraksi dini/persalinan premature,
kehamilan ganda.
Komplikasi dalam nifas : hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia,
eklampsia), Infeksi nifas, pendarahan nifas.
Grafik cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani di Kota Batu dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
0
20
40
60
80
Kota Batu
61.97 66.9279.66
Gambar 4.3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Tahun 2011-2013
2011 2012 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 48
Jumlah sasaran ibu hamil di Kota Batu pada tahun 2013 adalah
sebanyak 3565 orang dimana 20 persennya atau 713 ibu hamil adalah
ibu hamil dengan komplikasi. Dari sasaran 713 tersebut, jumlah ibu hamil
dengan komplikasi yang ditangani adalah 568 orang atau sebesar
79,66% naik dari capaian tahun 2012 sebesar 66,92%.
D. Pelayanan Nifas
Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan dimana organ
reproduksi mengalami pemulihan untuk kembali normal. Akan tetapi,
pada umumnya, organ-organ reproduksi akan kembali normal dalam
waktu tiga bulan pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu diharuskan
memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi
umum, pemeriksaan kondisi payudara dan puting, pemeriksaan dinding
perut, perineum, kandung kemih dan rectum, secret yang keluar serta
organ kandungan. Selain itu bagi ibu nifas dilakukan konseling untuk
pelayanan KB pasca kehamilan serta pemberian kapsul vitamin A
200.000 IU sebanyak 2 x 24 jam. Perawatan nifas yang tepat akan
memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas.
Di wilayah Kota Batu, pada tahun 2013 terdapat 3403 sasaran ibu nifas.
Dari jumlah tersebut sebanyak 3112 orang atau 91,45% mendapatkan
pelayanan nifas. Cakupan pelayanan nifas ini meningkat dari tahun 2012
yang tercatat sebesar 80,36%.
Kota Batu
98.1 92.9
80.491.45
Gambar 4.4 Pelayanan Nifas di Kota Batu Tahun 2010-2013
2010
2011
2012
2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 49
E. Pelayanan Kesehatan Neonatus
Neonatus atau bayi sampai dengan usia 28 hari merupakan kelompok
umur yang paling rentan terkena gangguan kesehatan. Untuk
meminimalkan resiko kesakitan dan kematian bayi pada usia tersebut
dilakukan kunjungan neonatus oleh tenaga kesehatan. Dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan pada neonatus, disamping
melakukan pemeriksaan kesehatan bayi, dilakukan juga konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan kesehatan neonatus meliputi
pelayanan kesehatan neonatal dasar, pemberian vitamin K, manajemen
terpadu balita muda serta penyuluhan perawatan neonatus di rumah
dengan menggunakan buku KIA.
Sejak tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan
kunjungan neonatus, dari yang semula sebanyak minimal dua kali
menjadi tiga kali. Istilah yang dipergunakan juga tidak lagi KN1 dan KN2
melainkan KN lengkap. Angka yang diperoleh dari kunjungan neonatus
dapat digunakan untuk mengetahui jangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan neonatus.
Data pencapaian KN yang diperoleh dari seksi KIA Dinkes Kota Batu
selama lima tahun terakhir dapat dilihat dalam diagram berikut ini.
Dari diagram diatas terlihat bahwa pencapaian KN lengkap pada tahun
2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012. Hal ini
2009 2010 2011 2012 2013
KUNJUNGAN NEONATUS 2924 3022 2877 2759 3131
JML BAYI 3178 3118 3118 3185 3164
Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus di Kota Batu Tahun 2009-2013
KUNJUNGAN NEONATUS
JML BAYI
Poly. (KUNJUNGAN NEONATUS)
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 50
berarti bahwa peran aktif tenaga kesehatan untuk melaksanakan
kunjungan neonatus perlu untuk dipertahankan.
F. Kunjungan Bayi.
Kunjungan bayi adalah kunjungan anak umur 29 hari - 11 bulan di sarana
pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu dan tempat lain untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan oleh dokter, bidan atau perawat.
Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi pemberian imunisasi dasar,
stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi. Indikator ini bermanfaat untuk mengukur
kemampuan manajemen program KIA dalam melindungi kesehatan bayi.
Trend cakupan kunjungan bayi selama lima tahun terakhir di Kota Batu
dapat diamati pada grafik berikut.
Data yang dimiliki di tingkat Kota menyebutkan pada tahun 2013 terdapat
3.164 sasaran bayi. Dari jumlah tersebut, yang dilakukan kunjungan
sebanyak 2.889 bayi atau 91,31%. Cakupan kunjungan bayi ini
meningkat dibandingkan dengan tahun 2012.
IV.1.2 Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Anak balita adalah anak umur 12-59 bulan. Pelayanan kesehatan anak balita
meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.
Pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan melalui pengukuran berat
badan, tinggi/ panjang badan yang umumnya dilaksanakan melalui kegiatan
2009 2010 2011 2012 2013
Kunjungan Bayi 2858 3086 2803 2786 2889
2600
2650
2700
2750
2800
2850
2900
2950
3000
3050
3100
3150
Gambar 4.6Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Batu Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 51
posyandu maupun pos PAUD. Sedangkan pemantauan perkembangan balita
meliputi penilaian perkembangan motorik kasar, motorik halus, kemampuan
bahasa dan bicara, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, daya dengar
maupun penglihatan. Kegiatan pemantauan tersebut dapat mendeteksi secara
dini masalah kesehatan anak. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dilakukan minimal dua kali per tahun oleh dokter, bidan, atau perawat dan
dicatat pada kohort anak balita.
Jumlah anak balita yang ada di Kota Batu pada tahun 2013 mencapai 13.165
anak. Dari jumlah tersebut, cakupan anak balita yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali pada tahun 2013 tersebut tercatat
sebanyak 11.394 atau 86,55% meningkat dari cakupan tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 78,05%.
IV.1.3 Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan kesehatan untuk anak usia sekolah difokuskan pada Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS). Dalam pelaksanaan program UKS selama ini
masih dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pendidikan
kesehatan lebih bersifat pengajaran, penambahan pengetahuan dan kurang
menekankan pada segi praktis yang dapat diaplikasikan pada kehidupan
sehari-hari. Pelayanan kesehatan pada peserta didik meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah
sehat lebih ditekankan pada lingkungan fisik, mental dan sosial. Disamping itu,
Kota Batu
82.8
78.05
86.55
Gambar 4.7 Cakupan Anak Balita yang Memperoleh Pelayanan Tahun 2011 - 2013
2011
2012
2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 52
koordinasi dalam pelaksanaan program belum terjalin dengan baik pada
setiap jenjang Tim Pembina UKS. Oleh karena itu, perlu pemberdayaan Tim
Pembina UKS dan Tim Pelaksana dalam rangka memantapkan pelaksanaan
program UKS ke depan.
Pada level pelaporan dalam profil kesehatan, UKS hanya mencakup
pemeriksaan kesehatan siswa kelas 1 SD/MI. Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa kelas 1 SD/ MI oleh tenaga kesehatan/ tenaga terlatih/ guru
UKS/ dokter kecil pada tahun 2013 mencapai 100%. Hasil pemeriksaan
selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ;
Dari grafik diatas dapat diamati bahwa cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
SD/ MI di Kota Batu pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibandingkan
dengan capaian pada tahun 2012.
IV.I.4 Pelayanan Keluarga Berencana
Dalam Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, disebutkan bahwa
Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Apabila dikaitkan dengan
pelayanan keluarga berencana, yang diamati adalah peserta KB aktif, yaitu
akseptor yang sedang memakai alat kontrasepsi untuk menjarangkan
kehamilan atau mengakhiri kesuburan (Wiyono, 1997).
3300 3215 30312847
3119
0500
100015002000250030003500400045005000
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 4.8 Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/ MI
Kota Batu Tahun 2009 - 2013
Jumlah Siswa Siswa SD/MI diperiksa
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 53
Pada tahun 2013, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kota Batu tercatat
sebanyak 37.228 orang. Dari jumlah PUS tersebut, peserta KB baru tercatat
sebanyak 3.282 orang (8,82%) dan peserta KB aktif sejumlah 25.208 orang
(67,71%) dari seluruh PUS yang ada. Hasil ini masih jauh dari target KB aktif
yang ditetapkan sebesar 70% dari PUS, namun pada tahun 2013 terjadi
peningkatan daripada tahun 2012 yang hanya sebesar 62,68%.
Apabila peserta KB aktif tersebut dipilah menurut jenis kontrasepsi yang
digunakan, hanya 13,83% akseptor memilih menggunakan metode
kontrasepsi jangka panjang, diantaranya IUD, implan, maupun metode
kontrasepsi mantap. Angka ini menurun dibandingkan pada tahun 2012 yang
sebesar 15,86%. Sebagian besar dari seluruh peserta KB aktif masih memilih
untuk mempergunakan metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil, suntik,
maupun kondom sebesar 86,17%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
faktor biaya yang lebih rendah dan kemudahan pemakaian alat kontrasepsi
jangka pendek.
IV.I.5 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
Jumlah penduduk usia lanjut menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Hal ini sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup serta menjadi tanda
membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dilain sisi, peningkatan
jumlah penduduk usia lanjut juga berdampak pada perubahan pola penyakit di
masyarakat serta perubahan orientasi pelayanan kesehatan. Penyakit
degeneratif cenderung terjadi pada penduduk pra usila dan usila. Tanpa
diimbangi dengan upaya promotif dan preventif sedari awal, beban sosial yang
ditimbulkan maupun biaya yang akan dikeluarkan untuk pelayanan kesehatan
akan cukup besar. Upaya promotif dan preventif tersebut salah satunya
dilaksanakan melalui posyandu lansia.
Selama beberapa tahun ini, pola demografi di wilayah Kota Batu cenderung
mengarah pada penduduk berusia muda. Hal ini sejalan dengan rendahnya
cakupan peserta KB. Akan tetapi disisi lain, jumlah penduduk lanjut usia juga
cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan juga harus
diarahkan untuk mempertahankan kualitas hidup penduduk lanjut usia, karena
dengan meningkatnya kualitas hidup para lanjut usia maka beban
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 54
ketergantungan dan beban biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan makin
berkurang.
Jumlah warga lanjut usia dan pra lanjut usia di wilayah Kota Batu pada tahun
2013 tercatat sebesar 55.927 orang dan yang memperoleh pelayanan
kesehatan sebanyak 42.701 orang atau 76,35%. Cakupan pelayanan
kesehatan untuk usila dan pra usila di wilayah Kota Batu selama lima tahun
berturut-turut dapat diamati pada gambar berikut ;
Grafik cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut pada tahun 2013 kembali
naik dari tahun 2011, karena jumlah penduduk pra usila kembali ikut dihitung
di tahun 2012. Selain itu, posyandu lansia yang ada didukung juga dengan
adanya Puskesmas Santun Usila, sehingga cakupan pelayanan usila dan pra
usila kembali meningkat.
IV.I.6 Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya pencegahan dan
pemutusan mata rantai penularan Penyakit - Penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I). Secara nasional kebijakan yang ditempuh antara
lain adalah mengupayakan pemerataan jangkauan pelayanan baik terhadap
sasaran masyarakat / wilayah, mengupayakan kualitas pelayanan yang
bermutu, serta mengupayakan kesinambungan dan keterpaduan program.
2009 2010 2011 2012 2013
JML PRA USILA DAN USILA 37968 45758 19023 43164 55549
JML DILAYANI KESEHATAN 20026 22909 9132 31421 42701
Gambar 4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila dan Pra Usila Tahun 2009-2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 55
Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan program imunisasi
secara nasional adalah angka UCI (Universal Child Immunization). Awalnya
UCI dijabarkan sebagai tercapainya cakupan imunisasi lengkap minimal 80%
untuk tiga jenis antigen yaitu DPT 3, Polio dan campak. Namun dalam
perkembangannya, tidak hanya ketiga jenis antigen itu saja yang
diperhitungkan tetapi seluruh jenis antigen yaitu BCG, DPT-HB, Polio,
campak. Sasaran program imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil,
Wanita Usia Subur (WUS) dan murid SD kelas 1, 2 dan 3. Sejak tahun 2003,
indikator penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen. Gambaran
pencapaian UCI di wilayah Kota Batu selama delapan tahun terakhir adalah
sebagai berikut.
Gambar 4.10 Pencapaian Desa / Kelurahan UCI di wilayah Kota Batu
Tahun 2009 - 2013
Dari grafik diatas, terlihat bahwa capaian UCI untuk semua jenis antigen di
Kota Batu pada tahun 2013 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
tahun 2012. Hal ini tentunya menjadi faktor resiko terjadinya kasus-kasus
PD3I, terbukti dengan kejadian KLB difteri dan campak. Adapun tingkat drop
out imunisasi DPT 1 – campak pada tahun ini sebesar 0,28%, menurun
dibandingkan tahun 2012. Kecenderungan angka drop out imunisasi ini
selama lima tahun terakhir dapat diamati pada grafik berikut :
24 24 24 24 242423
18
23
19
0
5
10
15
20
25
30
2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah Desa
Jumlah Desa UCI
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 56
Untuk mengendalikan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, peningkatan kualitas program imunisasi yang diantaranya berupa
peningkatan skill petugas imunisasi, peningkatan kualitas penyimpanan
vaksin, sweeping sasaran maupun kampanye intensifikasi program imunisasi
perlu terus dilakukan. Selain itu perlu digalang kemitraan dengan penyedia
layanan persalinan seperti polindes, bidan praktek swasta, rumah bersalin
maupun Rumah Sakit guna mengurangi miss opportunity dalam pemberian
imunisasi pada bayi. Kerjasama lintas program juga perlu terus ditingkatkan
agar di level pengambil kebijakan sampai pelayanan primer, pelayanan
imunisasi terus mendapat perhatian bersama. Tidak kalah penting adalah
program komunikasi, informasi dan edukasi terus menerus pada masyarakat
agar masyarakat memperoleh pemahaman yang benar mengenai program
imunisasi.
4.81
5.74
3
1.79
0.28
0
1
2
3
4
5
6
7
2009 2010 2011 2012 2013
Gambar 4.11Rasio Drop Out Imunisasi di Kota Batu Tahun 2009 - 2013
Rasio Drop Out Imunisasi
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 57
IV.I.7 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesadaran anak sekolah SD/MI dengan pemantauan melalui program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) terhadap kesehatan gigi semakin baik dari
tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari hasil program pelayanan kesehatan
gigi dan mulut Kota Batu pada grafik di bawah ini.
Dari grafik di atas terlihat penurunan angka tumpatan gigi tetap tahun 2012
sebesar 1605 anak pada tahun 2012 dan 1575 anak pada tahun 2013.
Sedangkan angka pencabutan gigi tetap juga mengalami penurunan angka
yakni pada tahun 2012 sebesar 1567 anak menjadi 1405 pada tahun 2013.
Dengan rasio tumpatan gigi tetap terhadap pencabutan gigi tetap pada tahun
2013 sebesar 1,12 %, kondisi ini menggambarkan bahwa masyarakat
semakin sadar bahwa mempertahankan gigi lebih utama dari pada
pencabutan, sehingga mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Sedangkan pemeriksaan gigi terhadap anak SD/MI untuk memerlukan
tindakan perawatan gigi mengalami penurunan dari tahun 2012 ke 2013. Pada
tahun 2012 anak yang memerlukan perawatan gigi sebanyak 5.512 anak,
sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 4.700 anak.
Dengan adanya anak yang memerlukan perawatan di Puskesmas dari hasil
kegiatan UKGS, perlu dilakukan rujukan untuk mendapatkan perawatan di
PuskesmasPerkembangan hasil perawatan gigi dibandingkan dengan yang
memerlukan perawatan di Kota Batu kurun waktu 2011 sampai dengan tahun
2013 disajikan pada grafik berikut ini.
2011 2012 2013
Tumpatan gigi tetap 1270 1605 1575
Pencabutan gigi tetap 1576 1567 1405
1270
160515751576
1567 1405
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
Gambar 4.12 Hasil Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Batu
Tahun 2011 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 58
Dari data yang diperoleh terdapat penurunan jumlah anak yang perlu
perawatan dan yang mendapatkan perawatan. Pada tahun 2012 data yang
mendapatkan perawatan sebesar 3.990 anak terhadap yang memerlukan
perawatan sebanyak 5.512 anak, sedangkan untuk tahun 2013 yang
mendapatkan perawatan sebesar 3.807 anak terhadap yang perlu perawatan
sebesar 4.700 anak. Hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat kesadaran
orang tua terhadap kesehatan gigi anak dan adanya ketakutan dari anak
terhadap alat kesehatan gigi.
IV.I.8 Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat di Kota Batu secara rutin dilakukan melalui
distribusi kapsul vitamin A, distribusi tablet Fe pada ibu hamil, dan pemberian
makanan pendamping ASI pada balita Bawah Garis Merah (BGM).
Untuk distribusi kapsul vitamin A, sasarannya adalah bayi 6-11 bulan, balita
dan ibu nifas. Cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A sebanyak dua
kali setahun (Februari dan Agustus) pada tahun 2013 sebanyak 83,43% dari
13.165 anak balita 1-4 tahun. Hasil ini mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya. Gambaran cakupan anak balita yang memperoleh vitamin A
sebanyak 2 kali setahun dalam lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar
berikut ;
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Perlu mendapat perawatan 3,538 5,512 4,700
Mendapat perawatan 2,885 3,990 3,807
0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Gambar 4.13 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat
di Kota Batu Tahun 2011 - 2013
Perlu mendapat perawatan Mendapat perawatan
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 59
Pencapaian cakupan vitamin A 200.000 IU pada balita di tahun 2012
mengalami penurunan dari tahun 2011. Hal ini dikarenakan angka supas yang
digunakan pada tahun 2012 lebih tinggi dibanding dengan tahun 2011
sehingga mempengaruhi hasil yang diperoleh. Selain itu, dikarenakan
sweeping oleh petugas kesehatan yang kurang merata di beberapa wilayah
puskesmas sehingga balita yang seharusnya mendapat vitamin A 200.000 IU
di bulan Februari atau Agustus itu ada yang tidak terdata. Tahun 2013
mengalami kenaikan dari tahun 2012 dan masih diatas target sebesar 83%.
Salah satu masalah gizi yang masih dihadapi Kota Batu sampai dengan saat
ini adalah masalah gizi mikro seperti anemia gizi besi (AGB) dan gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY). Untuk menanggulangi anemia zat besi
terutama pada ibu hamil, dilaksanakan program distribusi tablet Fe. Hasilnya
sampai dengan akhir tahun 2012 tercatat 2.705 (75,26%) ibu hamil yang
memperoleh 90 tablet Fe dari 3.594 sasaran ibu hamil. Hasil program
distribusi tablet Fe di Kota Batu selama lima tahun terakhir dapat diamati pada
gambar berikut ;
2011 2012 2013
Jumlah Anak Balita 12,695 13,401 13,165
Anak Balita Dapat Vitamin A 11,440 10,481 10,983
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Gambar 4.14 Cakupan Balita Mendapatkan Vitamin A di Kota Batu Tahun
2011- 2013
Jumlah Anak Balita Anak Balita Dapat Vitamin A
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 60
Pada tahun 2013 pencapaian pemberian tablet Fe3 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebanyak 3.149 ibu hamil dari sasaran
3.565 atau sebesar 90,21%. Hal ini dikarenakan adanya kesadaran ibu hamil
untuk periksa secara paripurna yang tujuannya mengetahui ibu hamili tersebut
anemia atau tidak.
IV.I.9 Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi
sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman
lain, kecuali obat, vitamin dan mineral. Bayi dikatakan mendapatkan ASI
Eksklusif, jika pada saat survei dilakukan (di Bulan Februari dan Agustus)
masih diberi ASI secara eksklusif.
2011 2012 2013
Jumlah Bumil 3,429 3,594 3,565
Bumil Dapat 90 Tablet Fe 3,084 2,705 3,149
0500
1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,000
Gambar 4.15Cakupan Ibu Hamil Mendapatkan 90 Tablet Fe
di Kota Batu Tahun 2011 - 2013
Jumlah Bumil Bumil Dapat 90 Tablet Fe
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 61
Pada tahun 2013 pencapaian ASI Eksklusif mengalami kenaikan
dibandingkan tahun 2012. Sedangkan pada tahun 2012 mengalami
penurunan dari tahun 2011 karena bayi yang mendapat ASI Eksklusif pada
saat disurvei lebih sedikit. Target tercapai di tahun 2011 tetapi di tahun 2012
tidak dapat mencapai 70%, begitu juga di tahun 2013 tidak dapat mencapai
target sebesar 75%. Kemungkinan hal ini dikarenakan kurang digalakkannya
pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) di Rumah Sakit Bersalin atau tempat
pelayanan kesehatan yang menolong persalinan. Selain itu, masih gencarnya
promosi susu formula ke petugas kesehatan terutama bidan yang menangani
persalinan dengan pemberian bonus atau imbalan yang menggiurkan.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan KIE tentang pentingnya ASI Eksklusif bagi
bayi usia 0-6 bulan kepada ibu nifas dan ibu hamil. Pemberian KIE itu tidak
hanya di bagian program gizi saja tetapi harus lintas program dan lintas
sektor. Saat ini sudah bekerjasama dengan program promkes, PKK Kota
Batu, Muslimat NU, Aisyiyah Muhammadiyah dan sebagainya. Selain itu
perlunya pemberian vitamin A untuk ibu nifas sebanyak 2x yang secara tidak
langsung untuk menambah kelancaran produksi ASI. Di tahun 2014 ini
rencananya akan diadakan Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
di 5 (lima) wilayah puskesmas se-Kota Batu.
67
7075
73.87
56.27
68.7
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2011 2012 2013
Gambar 4.16Trend Capaian ASI Eksklusif di Kota Batu Tahun 2011 - 2013
% Target
% Capaian
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 62
IV.1.10 Perilaku Masyarakat
Menurut teori Blum, salah satu faktor yang berperan penting dalam
menentukan derajat kesehatan adalah perilaku. Perilaku dianggap penting
karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan
maupun genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Selain
itu, banyak penyakit yang muncul pada saat ini disebabkan karena perilaku
yang tidak sehat. Perubahan perilaku tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi
mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk
itu, upaya promosi kesehatan harus terus menerus dilakukan untuk
mendorong masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat. Penerapan
perilaku hidup bersih dan sehat sendiri dapat dimulai dari unit terkecil
masyarakat yaitu rumah tangga.
A. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS di rumah tangga diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat. Pencapaian PHBS di rumah tangga dapat
diukur dengan 10 indikator yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 63
Dari hasil survey PHBS yang dilakukan di wilayah Kota Batu pada tahun
2013, dari 5.808 rumah tangga yang disurvey, yang dikategorikan sebagai
rumah tangga ber-PHBS hanya sebanyak 1.338 rumah tangga atau
sekitar 22,42%. Cakupan rumah tangga sampling yang disurvei dengan
metode simple random sampling sebesar 10,9% dari total rumah tangga
yang ada.
Jumlah ini menurun dibandingkan dengan rumah tangga ber-PHBS pada
tahun 2012 sebesar 31,48%. Prioritas masalah dalam survei PHBS yaitu
tidak merokok di dalam rumah, ASI ekslusif, dan jamban sehat. Solusi
untuk meningkatkan cakupan rumah tangga sehat diantaranya dengan
menaikkan kajian PHBS untuk rumah tangga dari 10% menjadi 20% dari
total KK, serta mengadakan penyuluhan tentang bahaya merokok,
pentingnya ASI eksklusif, dan membentuk kelompok pendukung ASI.
B. Posyandu Aktif
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat (UKBM). Persentase posyandu yang aktif merupakan
salah satu indikator yang menunjukkan peran serta dan kemandirian
masyarakat untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang
muncul di wilayahnya. Jumlah posyandu di wilayah Kota Batu sebanyak
189 pos. Seluruh posyandu tersebut merupakan posyandu aktif dan 110
posyandu atau 58,20% tergolong sebagai posyandu purnama dan
mandiri, meningkat dari tahun 2012 yang hanya sebesar 104.
C. Desa Siaga Aktif
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya, kemampuan dan kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana, dan kegawat daruratan secara
mandiri. Sedangkan desa siaga aktif didefinisikan sebagai ”Desa yang
mempunyai Poskesdes yang telah berfungsi dan berada pada tahap
tumbuh, kembang dan Paripurna”. Kondisi di Kota Batu sampai dengan
tahun 2013, terdapat 24 desa siaga aktif dengan 6 desa yang sudah
masuk dalam strata Purnama.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 64
IV.1.11 Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Kesadaran tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus
berkembang sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2,
bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Ditetapkannya UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) pada tahun 2004 dan UU No. 24 tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) pada tahun 2011 serta
rencana pencapaian Universal Coverage Insurance (UCI) pada tahun 2019
yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2014 meniscayakan adanya
langkah dan upaya untuk mencapai target tersebut. Pola pembiayaan
pelayanan kesehatan fee for service dimana masyarakat membayar kepada
penyedia pelayanan kesehatan setiap selesai mendapatkan pelayanan
kesehatan saat ini masih menjadi pilihan utama masyarakat saat. Pola
pembiayaan fee for service pasti akan membebani masyarakat dikarenakan
kejadian sakit merupakan suatu hal yang tidak dapat diprediksi oleh
masyarakat demikian pula berapa besar dana yang harus disediakan ketika
berada dalam kondisi sakit. Oleh karena itu seharusnya pola pembiayaan
kesehatan dari fee for service harus dialihkan ke arah prospective payment
atau pola pembiayaan kesehatan prabayar. Beberapa bentuk prospective
payment yang saat ini mulai dikembangkan dan dikenal masyarakat antara
lain Program Pemerintah Jamkesmas dan Jamkesda, program Asuransi
Kesehatan oleh PT. ASKES (Persero), program pemeliharaan kesehatan
bagi tenaga kerja oleh PT. Jamsostek maupun asuransi kesehatan yang
dikelola oleh pihak swasta. Sedangkan yang dikelola oleh masyarakat dalam
bentuk pemberdayaan masyarakat seperti Dana Sehat, Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin) dan yang lainnya masih terdapat dalam masyarakat meski
mulai berkurang.
Pembangunan kesehatan yang “pro poor” dilaksanakan oleh Pemerintah
Pusat dalam bentuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial. Program ini
diselenggarakan secara nasional dengan tujuan mewujudkan portabilitas
pelayanan sehingga pelayanan rujukan tertinggi sesuai dengan indikasi
medis dapat diakses oleh seluruh peserta dari seluruh wilayah Indonesia dan
subsidi silang pembiayaan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 65
masyarakat miskin. Kepesertaan masyarakat miskin Kota Batu yang tercatat
sejak bulan Nopember 2013 dalam program Jamkesmas sebanyak 39.883
jiwa. Manfaat pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Program
Jamkesmas meliputi :
1. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat dasar di Puskesmas dan
jaringannya,
2. Pelayanan rawat jalan dan rawat inap tingkat lanjutan di Rumah Sakit dan
Balai Kesehatan.
Selain 39.883 jiwa penduduk miskin di Kota Batu yang memperoleh jaminan
pemeliharaan kesehatan yang dibiayai APBN melalui program Jamkesmas,
masih terdapat 6.000 jiwa masyarakat miskin di wilayah Kota Batu
pembiayaannya menjadi tanggungan Pemerintah Kota Batu melalui
Jamkesda. Sehingga total masyarakat miskin yang menjadi peserta
Jamkesmas maupun Jamkesda di Kota Batu pada tahun 2013 adalah 45.882
jiwa.
Adapun persentase penduduk miskin mendapatkan pelayanan kesehatan
pada tahun 2013 tercatat sebesar 38,37%. Sedangkan cakupan pelayanan
kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada tahun 2013 adalah sebesar
0,37% dan untuk cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat
miskin pada tahun 2013 adalah sebesar 4,39%.
IV.I.12 Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, Dinas Kesehatan Kota
Batu telah mengkoordinir berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas
lingkungan, diantaranya dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada
institusi, pengawasan tempat-tempat umum dan pengendalian vektor.
Adapun untuk lebih menggambarkan keadaan lingkungan di Kota Batu,
berikut ini disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat, tempat
makanan & depot air minum sehat, serta sarana sanitasi dasar seperti air
bersih, pembuangan air limbah tempat sampah dan kepemilikan jamban.
Selain itu disajikan pula data sarana pengolahan limbah di sarana pelayanan
kesehatan.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 66
A. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memiliki minimal
sarana sanitasi dasar seperti kepemilikan jamban, air bersih, kepemilkan
tempat sampah, dan saluran pengelolaan air limbah yang memenuhi
syarat kesehatan.
Data dari seksi penyehatan lingkungan pada tahun 2013 menyebutkan
terdapat 44.175 rumah dan jumlah rumah sehat sebanyak 16.393 rumah
atau sebesar 37,11%.
B. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan
Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TUPM)
merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang sehingga
dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran penyakit. Yang
termasuk TUPM antara lain adalah hotel, restoran, pasar dan lain-lain.
Adapun TUPM yang dapat dikategorikan sehat adalah TUPM yang
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana
pembuangan limbah, ventilasi yang baik serta luas yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung.
Data yang diperoleh dari seksi penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan
Kota Batu, menyebutkan terjadi peningkatan jumlah TUPM dari 520 pada
tahun 2012 menjadi 578 di tahun 2013 di Kota Batu. Tempat umum yang
telah diidentifikasi tersebut meliputi sarana pendidikan formal, hotel,
Rumah Sakit, pondok pesantren, pasar, tempat wisata, dan terminal.
Berikut grafik hasil pemeriksaan TTU di Kota Batu selama lima tahun
terakhir.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 67
C. Akses Air Minum
Sumber air minum yang digunakan di rumah tangga dibedakan menurut
ledeng, sumur gali, sumur pompa dan penampungan air hujan. Dari data
yang ada, sebagian besar rumah tangga di Kota Batu sudah
memanfaatkan air dari sumber yang terlindung, baik PDAM, sumur
pompa, sumur terlindung maupun mata air terlindung. Pada tahun 2013
terjadi peningkatan pemanfaatan air dari mata air terlindung dibandingkan
tahun 2012. Hal ini antara lain disebabkan adanya HIPAM di beberapa
desa yang memanfaatkan sumber mata air setempat untuk disalurkan
pada warganya.
Apabila ditilik dari segi akses air bersih, masyarakat Kota Batu hampir
seluruhnya tidak ada yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Namun hal tersebut belum menjamin kualitas air yang dikonsumsi
masyarakat, karena walaupun telah dilakukan uji petik untuk memeriksa
kualitas air di beberapa titik mata air, namun kualitas air yang sampai ke
konsumen juga sangat ditentukan oleh banyak hal seperti kualitas jaringan
perpipaan dan pengolahan air dari PDAM atau HIPPAM. Sehingga untuk
menjamin mutu air yang dikonsumsi harus dilaksanakan kerja sama
dengan lintas sektor terkait.
0
100
200
300
400
500
600
2009 2010 2011 2012 2013
JML SARANA 218 221 423 520 578
JML DIPERIKSA 154 140 187 279 385
JML SEHAT 135 132 215 244 337
Gambar 4.17 Hasil Pemeriksaan TTU & TPM di Wilayah Kota Batu
Tahun 2009 - 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 68
D. Sarana Sanitasi Dasar
Sarana sanitasi dasar yang dimaksudkan disini meliputi kepemilikan
tempat sampah dan sarana pembuangan limbah. Pada tahun 2013 dari
22.274 rumah tangga yang memiliki tempat sampah 89,57% telah
memenuhi kriteria sehat. Untuk Pembuangan air limbah hanya 92,92%
rumah yang sudah mengelola air limbah dengan sehat. Sedangkan untuk
kepemilikan jamban yang memenuhi kriteria sehat telah mencapai 89,57%
dari keluarga yang memiliki jamban. Namun demikian, untuk masyarakat
yang memiliki jamban, tapi belum memenuhi kriteria sehat dan
masyarakat yang belum memiliki jamban harus terus dipersuasi dan
didorong untuk memiliki jamban dan meningkatkan kualitas jamban demi
kualitas air dan lingkungan mereka sendiri. Kegiatan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu strategi yang dimunculkan
untuk mendorong kepemilikan jamban dan memenuhi kriteria sehat.
Dalam program STBM ini lebih menekankan pada perubahan perilaku
masyarakat. Untuk mendukung peningkatan akses jamban sehat oleh
masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Batu juga memiliki program
Wirausaha Sanitasi yang sudah berjalan sejak tahun 2013 di 4 desa
dalam bentuk penawaran jamban sehat dan murah kepada masyarakat.
IV.1.13 Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang ditampilkan
dalam profil ini meliputi pengadaan obat esensial dan generik sampai
dengan pemanfaatan obat generik. Pada tahun 2013, ketersediaan obat
sesuai kebutuhan mencapai 125,59%. Jumlah ini meningkat cukup signifikan
dari tahun 2012 yang hanya sebesar 76,47%. Informasi ketersediaan per
item obat dapat dilihat pada tabel 69 lampiran profil ini.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 69
IV.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan
yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik terhadap
suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari
unit yang berkemampuan kurang kepada kepada unit yang lebih mampu atau
secara horisontal antar unit-unit yang setara kemampuannya. Pelayanan
kesehatan rujukan dan penunjang keduanya merupakan bagian dari upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Wiyono, 1997).
Saat ini di wilayah Kota Batu terdapat lima Rumah Sakit dengan spesifikasi 2
(dua) RS khusus yaitu RS Paru yang merupakan UPT Propinsi Jawa Timur dan
RSIA IPHI milik swasta. Kemudian ada 3 (tiga) RS umum yaitu RS Dr. Etty
Asharto dan RS Baptis Batu yang kepemilikannya oleh swasta, serta RS
Bhayangkara Hasta Brata milik Polri.
Untuk memantau efektivitas dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit
dipergunakan beberapa indikator seperti Bed Occupancy Rate (BOR), Length
Of Stay (LOS), Turn Over Internal (TOI). Gambaran indikator pelayanan seluruh
rumah sakit yang ada di Kota Batu pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini
Tabel 4.1 Indikator Pelayanan Rumah Sakit di Wilayah Kota Batu
Tahun 2013
NO NAMA RUMAH
SAKIT JENIS
RS BOR LOS TOI
1 RS PARU BATU Umum 38.6 3.5 5.5
2 RS BAPTIS Umum 37.6 3.0 4.9
3 RS HASTA BRATA Umum 36.8 3.5 6.0
4 RS DR. ETTY Umum 40.4 3.2 4.8
5 RS IPHI Khusus
30.5 3.9 9.0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 37.5 3.3 5.5
Sumber : Laporan Rumah Sakit 2013
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 70
Indikator Bed Occupancy Rate (BOR) digunakan untuk menggambarkan tinggi
rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Idealnya BOR berada di
kisaran 70-80%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rumah sakit
yang ada di Kota Batu memiliki BOR dibawah nilai ideal. Hal ini berarti
rendahnya kunjungan rawat inap di RS. Rendahnya BOR kemungkinan
dikarenakan rasio jumlah tempat tidur RS se-Kota Batu jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk sangat jauh dibawah ideal. WHO mensyaratkan
rasio yang ideal adalah 1 : 1000, sementara di Kota Batu saat ini rasio
tersebut adalah 1 : 600. Rasio diatas masih belum termasuk tempat tidur di
Puskesmas Rawat Inap di Kota Batu. Ini berakibat kepada longgarnya tingkat
hunian di RS se-Kota Batu. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu,
beberapa RS seperti RS. Baptis, RS. Hasta Brata, dan RS. Dr. Etty Asharto
mengalami peningkatan yang cukup baik. Indikator yang juga berhubungan
dengan BOR adalah TOI. Indikator Turn Over Interval atau rata-rata hari
tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi berikutnya. Indikator
ini memberikan gambaran tingkat perputaran penggunaan tempat tidur.
Idealnya tempat tidur kosong dalam waktu 1-3 hari. Dari lima rumah sakit yang
ada di Kota Batu, tidak ada yang mencapai nilai ideal di tahun 2013 karena
tempat tidur kosong berkisar 4-9 hari.
Indikator Average Length of Stay (ALOS) atau rata-rata lama hari perawatan
digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan.
Idealnya nilai ALOS antara 6-9 hari, dan di semua RS pencapaian ALOS
masih dibawah standar. Rendahnya nilai ALOS ini berarti masa rawat inap
rata-rata seluruh pasien selama satu tahun terlalu singkat yaitu sekitar 3 hari.
Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit masih belum sepenuhnya
menjalankan fungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan, dimana
kasus-kasus yang semestinya dapat ditangani di level pelayanan dasar pada
kenyataannya ditangani di rumah sakit. Hal ini tentu tidak efisien dari segi
mutu dan biaya.
Sedangkan, catatan cakupan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit
maupun Puskesmas di Kota Batu adalah sebagai berikut
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 71
Tabel 4.2 Jumlah Kunjungan Rawat Inap, Rawat Jalan & Kasus Jiwa di
Puskesmas dan Rumah Sakit Se-Kota Batu Tahun 2013
Tabel 4.2 diatas menggambarkan bahwa total penduduk yang menggunakan
fasilitas rawat jalan antara puskesmas dengan RS hampir sama banyak. Ini
menggambarkan tingkat kepercayaan pasien untuk pelayanan rawat jalan di
puskesmas sama tingginya dengan yang ada di RS. Dengan demikian ini
merupakan peluang dan tantangan bagi Puskesmas untuk semakin
NO SARANA
PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN
GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Puskesmas Batu
15017 20329 35346 185 225 410
Puskesmas Sisir
8130 12244 20374 0 0 0
Puskesmas Bumiaji
12698 21310 34008 32 34 66
Puskesmas Beji 8093 12420 20513 72 53 125
Puskesmas Junrejo
7209 13819 21028 0 0 0
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS
51247 80122 131269 289 312 601
2 RS PARU BATU 19542 21249 40791 2079 2446 4525
RS BAPTIS 14664 20706 35370 2003 2619 4622 406 532 938
RS HASTA BRATA
5497 6718 12215 863 1055 1918
RS DR. ETTY 10634 14151 24785 1043 1233 2276
RS IPHI 8895 10916 19811 433 554 987
SUB JUMLAH II – RS
59232 73740 132972 6421 7907 14328 406 532 938
JUMLAH KAB/KOTA
59232 73740 132972 6421 7907 14328 406 532 938
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
98880 98071 196951 9888
0 98071 196951
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
59.90 75.19 67.52 6.49 8.06 7.27
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 72
meningkatkan kualitas layanannya sehingga dapat menekan biaya berobat
pasien dan mengefisienkan pelayanan kesehatan.
Sementara untuk pelayanan rawat inap, penduduk lebih banyak
memanfaatkan fasilitas di RS. hal ini kemungkinan bisa disebabkan karena
RS memang menjalankan fungsinya sebagai layanan rujukan bagi pasien
yang membutuhkan rawat inap.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 73
BBAABB VV
SSIITTUUAASSII SSUUMMBBEERR DDAAYYAA KKEESSEEHHAATTAANN
V.1 Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan, faktor penggerak utamanya adalah sumber
daya manusia. SDM kesehatan yang berkualitas menentukan keberhasilan dari
seluruh proses pembangunan tersebut. Pada tahun 2013, jumlah tenaga
kesehatan di Kota Batu baik yang berada di instansi pemerintah maupun
swasta seluruhnya sebanyak 710 orang. Hasil pendataan dan pelaporan
tentang jenis tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.1 Rekapitulasi SDM Kesehatan Berdasarkan Jenis Tenaga
di Wilayah Kota Batu Tahun 2013
Dari data tersebut di atas terlihat bahwa jenis tenaga yang ada di sektor
kesehatan dari tahun ke tahun masih didominasi oleh tenaga perawat dan
bidan. Adapun untuk menilai kecukupan tenaga kesehatan, berikut rasio tenaga
kesehatan di wilayah Kota Batu per 100.000 penduduk adalah sebagai berikut.
NO. JENIS TENAGA JUMLAH %
1 Medis 144 20.3
2 Perawat dan Bidan 430 60.6
3 Farmasi 50
7.1
4 Kesehatan Masyarakat 16 2.3
5 Gizi 16 2.1
6 Teknisi Medis 41 5.8
7 Sanitasi 10 1.4
8 Terapi fisik 3 0.4
Jumlah 710 100.0
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 74
Tabel 5.2 Perbandingan Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk
di Wilayah Kota Batu Tahun 2013 dengan Standar Indonesia Sehat 2010
Dari tabel diatas, terlihat bahwa di wilayah Kota Batu, tenaga dokter spesialis
rasionya melebihi standar, namun dari jenis spesialisasinya, masih belum
sesuai dengan kebutuhan dan tenaga dokter spesialis yang ada kebanyakan
adalah dokter tamu. Sedangkan, jenis tenaga yang masih jauh dibawah standar
antara lain bidan, apoteker, tenaga ahli kesehatan masyarakat, ahli gizi dan
sanitarian.
V.2 Sarana dan Prasarana
Selain ketersediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi yang cukup,
diperlukan juga dukungan sarana dan prasarana yang memadai agar
pelaksanaan pembangunan kesehatan dapat berjalan dengan baik. Situasi
sarana kesehatan di Kota Batu pada tahun 2013 akan diuraikan dalam sub bab
berikut.
Pada tahun 2013 di Kota Batu telah berdiri lima puskesmas dan tiga
diantaranya adalah puskesmas dengan perawatan. Untuk memperluas
jangkauan pelayanan puskesmas, dikembangkan puskesmas pembantu (Pustu)
yang pada tahun 2013 berjumlah 6 buah. Penambahan unit Pustu dilakukan
pada tahun 2008 dengan peningkatan status polindes Temas dan Giripurno
menjadi Pustu. Selain itu, terdapat sarana puskesmas keliling roda empat
sebanyak 8 unit yang dapat menjangkau seluruh daerah di wilayah Kota Batu.
No. Jenis Tenaga Indonesia Sehat
2010
Kota Batu
2013
1 Dokter spesialis
6 26,9
2 Dokter Umum 40 38,07
3 Dokter Gigi 11 8,12
4 Perawat 117,5 152,79
5 Bidan 100 65,4
6 Apoteker 10 5.08
7 Ahli Kesehatan Masyarakat 40 8,12
8 Ahli gizi 40 7,16
9 Ahli Sanitasi 22 5,07
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 75
Untuk pelayanan kesehatan rujukan, di Kota Batu sudah berdiri lima rumah
sakit yaitu RS Paru Batu, RS Baptis Batu, RS Hasta Brata, RS dr. Etty Asharto
dan RS IPHI Batu. RS Paru merupakan UPT Propinsi Jawa Timur yang
berstatus RS Khusus Paru, akan tetapi juga membuka pelayanan untuk umum.
Empat rumah sakit lainnya merupakan rumah sakit swasta.
Dengan jumlah penduduk 196.951 jiwa dan perkiraan angka kesakitan kasar
tidak lebih dari 20% per-tahun serta lokasi Kota Batu yang dekat dengan Kota
Malang yang telah lebih dahulu mengembangkan pelayanan kesehatan dasar
maupun rujukan, dapat dikatakan bahwa sarana pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta yang ada di Kota Batu sudah cukup lengkap
apabila dibandingkan dengan pesaing dari Kota Malang.
Walaupun demikian pelayanan kesehatan di Kota Batu masih dapat
dikembangkan lagi dengan memunculkan pelayanan unggulan di masing-
masing institusi, sehingga jenis pelayanan yang ditawarkan ke masyarakat
selain lebih beragam dan bermutu, juga dapat menekan persaingan tidak sehat
antara pemberi pelayanan. Selain itu, pelayanan kesehatan yang masih
memiliki peluang besar untuk dikembangkan adalah pelayanan kesehatan
dasar di puskesmas dan pelayanan kesehatan yang bersumber daya
masyarakat. Kedua pelayanan ini dapat dikembangkan sesuai dengan
karakteristik wilayah dan permasalahan kesehatan lokal.
V.3 Pembiayaan
Pembiayaan untuk program dan kegiatan Dinas Kesehatan Kota Batu beserta
jajarannya diperoleh dari beberapa sumber, diantaranya Dana APBD, Dana
dekonsentrasi, Dana BLN, Dana Askeskin dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pada tahun 2013, pemerintah daerah Kota Batu menganggarkan dari Dana
Alokasi Umum (DAU) dana untuk belanja langsung bidang kesehatan di luar
gaji sebesar Rp. 12.662.524.516,- dari total APBD Rp. 670.557.782.777,-.
Sedangkan, belanja tidak langsung pada tahun 2013 tercatat sebesar Rp.
11.130.716.921,-.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 76
Apabila jumlah belanja langsung kesehatan dipersentase terhadap total
anggaran belanja Kota Batu, alokasi APBD II (DAU) untuk belanja langsung
pembangunan kesehatan selama sepuluh tahun terakhir sebagai berikut :
2004 Rp.2.268.211.500 1,62% dari APBD II
2005 Rp.2.512.995.500 1,57% dari APBD II
2006 Rp.4.539.582.000 2,01% dari APBD II
2007 Rp.7.787.550.000 2,66% dari APBD II
2008 Rp.8.761.137.801 2,38% dari APBD II
2009 Rp.9.710.570.000 2,19% dari APBD II
2010 Rp.9.711.721.117 2,28% dari APBD II
2011 Rp.9.711.721.117 2,06% dari APBD II
2012 Rp.7.200.000.000 1,38% dari APBD II
2013 Rp.12.662.524.516 3,55% dari APBD II
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan mengamanatkan
Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran pembangunan kesehatan diluar
gaji pegawai minimal sebesar 10% dari total anggaran belanja. Apabila dilihat
dari persentase alokasi APBD II Kota Batu untuk pembangunan kesehatan,
nampak bahwa alokasi anggaran APBD II (DAU) yang diperuntukkan kegiatan
pembangunan kesehatan masih sangat jauh dari yang digariskan dalam
undang-undang kesehatan.
Selain APBD II (DAU), ada juga pendanaan dari APBD I Propinsi Jawa Timur
sebesar Rp. 55.173.100,-. Anggaran lainnya yang bersumber hibah luar negeri
dan bantuan luar negeri pada tahun 2013 dengan total sebesar Rp.
10.853.500,- untuk kegiatan HDL (Hospital Dots Link) dan kegiatan pelacakan
KLB (Kejadian Luar Biasa). Sedangkan, anggaran APBN tahun 2013 yang
dialokasikan berupa Dana Dekonsentrasi, BOK, Jamkesmas dan Jampersal
tercatat sebesar Rp. 999.905.500,-. Total anggaran kesehatan untuk Kota Batu
pada tahun 2013 dari semua sumber sebesar Rp. 24.854.630.037,-. Apabila
dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun 2013, maka anggaran kesehatan
per kapita tahun ini sebesar Rp. 126.197,02 Nilai ini lebih tinggi dibandingkan
tahun 2012 yang sebesar Rp. 113.177,46 per kapita.
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 77
BBAABB VVii
ppeennuuttuupp
Penyusunan profil kesehatan sebagai salah satu instrumen dalam Sistem Informasi
Kesehatan memegang peran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam
pembangunan kesehatan. Hal ini karena data dan informasi merupakan sumber
daya strategis bagi organisasi maupun individu dalam menjalankan sistem
manajemen mulai dari proses perencanaan sampai pengambilan keputusan.
Keputusan yang baik dapat dihasilkan apabila ditunjang dengan data yang tepat,
akurat dan validitasnya tidak diragukan.
Sangat disadari bahwa pemenuhan kebutuhan akan data dan informasi kesehatan
merupakan tantangan tersendiri demi memperoleh potret terinci dari situasi
kesehatan di sebuah wilayah. Oleh karena itu, dari seluruh pemaparan dalam profil
ini diharapkan dapat diperoleh gambaran secara umum akan situasi dan kondisi
pembangunan kesehatan di Kota Batu selama tahun 2013. Implikasi yang
diharapkan setelah mengetahui gambaran umum situasi kesehatan Kota Batu, dapat
dipergunakan sebagai masukan terutama bagi pembuat kebijakan untuk melakukan
perencanaan yang lebih tepat sasaran dan penyusunan strategi pencapaian kinerja
sampai di tingkat pemegang program di Puskesmas sehingga pencapaian
pembangunan kesehatan di tahun-tahun mendatang dapat lebih baik dari
pencapaian saat ini.
Dari seluruh indikator derajat kesehatan maupun kinerja sektor kesehatan
pada tahun 2013, ada beberapa indikator yang mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun sebelemnya. Meski demikian, penurunan cakupan tidak selalu berarti
bahwa kinerja pengelola program mengalami penurunan, tetapi menurunnya
cakupan seharusnya menjadi bahan evaluasi tersendiri untuk dapat mengetahui
faktor-faktor penyebab penurunan tersebut dan selanjutnya dilakukan upaya yang
tepat untuk meningkatkan kembali cakupan maupun kinerja program.
Hal-hal yang masih perlu mendapat perhatian dari pencapaian pembangunan
kesehatan pada tahun 2013 diantaranya adalah perlunya peningkatan koordinasi
lintas program dan lintas sektor terutama untuk menangani kasus BBLR di wilayah
Kota Batu, serta peran aktif masyarakat dan pihak swasta untuk membantu
Profil Kesehatan Kota Batu 2013 Page 78
meningkatkan temuan kasus penyakit menular seperti TB, Kusta, dan pneumonia
balita agar dapat segera memperoleh penanganan sehingga tidak menunjadi sumber
penularan. Selain itu, perlu penguatan kelembagaan dan advokasi secara intensif
untuk meningkatkan pembiayaan di bidang kesehatan. Upaya peningkatan
partisipasi masyarakat dibidang kesehatan juga masih sangat perlu untuk
ditingkatkan pelaksanaannya sekaligus untuk menyadarkan masyarakat bahwa
sektor kesehatan paradigmanya adalah pencegahan dan perubahan perilaku ke arah
perilaku hidup bersih dan sehat.
Kedepan, berangkat dari permasalahan yang dihadapi dari penyusunan profil
kesehatan Kota Batu tahun 2013 ini, diharapkan kesadaran dan peran serta aktif dari
semua pihak untuk membenahi sistem manajemen data agar kinerja dari masing-
masing bidang dapat lebih terukur dan memberikan gambaran yang lebih rinci dari
pencapaian masing-masing program serta kontribusinya bagi pencapaian visi dan
misi pembangunan kesehatan di Kota Batu.
KABUPATEN/KOTA BATUTAHUN 2013
L P L + P
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 199
2 Jumlah Desa/Kelurahan 24
3 Jumlah Penduduk 98,880 98,071 196,951
4 Rata-Rata Jiwa/Rumah Tangga 4.00
5 Kepadatan Penduduk/KM2 989.26
6 Rasio Beban Tanggungan 44.12
7 Rasio Jenis Kelamin 100.82
8 Penduduk 10 Tahun ke Atas Melek Huruf 67.68 68.59 69.50
9 Penduduk 10 Tahun ke Atas dengan Pendidikan Tertinggi SMP+ 49.44 48.40 48.92
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 1,647 1,598 3,245
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 9.03 6.22 7.65
12 Jumlah Bayi Mati 18 5 23
13 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10.93 3.13 7.09
14 Jumlah Balita Mati 20 5 25
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
15 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 12.14 3.13 7.70
16 Jumlah Kematian Ibu 1
17 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 30.82
B.2 Angka Kesakitan
18 AFP Rate (non Polio) < 15 th 4.26
19 Angka Insidens TB Paru 85.96 70.36 78.19
20 Angka Prevalensi TB Paru 85.96 71.38 78.70
21 Angka Kematian Akibat TB Paru 0.00 0.00 -
22 Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) #DIV/0! #DIV/0! 29.06
23 Success Rate TB Paru 50.00 55.00 52.44
24 Pneumonia Balita Ditemukan dan Ditangani #REF! #REF! 10.41
25 Jumlah Kasus Baru HIV 0 4 4
26 Jumlah Kasus Baru AIDS 6 5 11
27 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya 11 172 183
28 Jumlah Kematian Karena AIDS 3 1 4
29 Donor Darah Diskrining Positif HIV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
30 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani #DIV/0! #DIV/0! 107.27
31 Jumlah Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler) 0 0 0
32 Jumlah Kasus Baru Kusta (Multi Basiler) 1 0 1
33 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) 1 0 0.51
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
34 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 0.00 #DIV/0! 0.00
35 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.00 #DIV/0! 0.00
36 Angka Prevalensi Kusta 0.10 0.00 0.05
37 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
38 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 100.00 100.00 100.00
39 Jumlah Kasus Difteri 1 2 3
40 Case Fatality Rate Difteri 0
41 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0
42 Jumlah Kasus Tetanus (non Neonatorum) 0 0 0
43 Case Fatality Rate Tetanus (non Neonatorum) #DIV/0!
44 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0
45 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0!
46 Jumlah Kasus Campak 26 17 43
47 Case Fatality Rate Campak 0
48 Jumlah Kasus Polio 0 0 0
49 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0
50 Incidence Rate DBD 70.79 71.38 71.08
51 Case Fatality Rate DBD 0.00 1.43 0.71
52 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0.00 0.00 0.00
53 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
54 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
B.3 Status Gizi
55 Bayi Baru Lahir Ditimbang 100 100 100
56 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 3.46 4.88 4.16
57 Balita Gizi Baik 94.65 94.65 94.65
58 Balita Gizi Kurang 3.76 3.81 3.78
59 Balita Gizi Buruk 0.67 0.69 0.68
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
60 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97
61 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 90.21
62 Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (Linakes) 95.53
63 Pelayanan Ibu Nifas 91.45
64 Ibu hamil dengan Imunisasi TT2+ 2.86
65 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90.21
66 Bumil Risti/Komplikasi Ditangani 79.66
67 Neonatal Risti/Komplikasi Ditangani 84.99 94.69 89.76
68 Bayi Mendapat Vitamin A 103.92 105.78 104.84
69 Anak Balita Mendapat Vitamin A 80.93 86.03 83.43
70 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 90.36
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
71 Peserta KB Baru 8.82
72 Peserta KB Aktif 67.71
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 105.53 99.49 102.56
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 100.50 97.37 98.96
75 Kunjungan Bayi (minimal 4 kali) 94.03 88.50 91.31
76 Desa/Kelurahan UCI 79.17
77 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 102.60
78 Drop-Out Imunisasi DPT1 - Campak 0.28
79 Bayi yang Diberi ASI Eksklusif 69.03 68.36 68.70
80 Pemberian MP-ASI pada Anak 6-23 Bulan dari Gakin 52.59 51.91 52.26
81 Cakupan Pelayanan Anak Balita (minimal 8 kali) 86.41 86.69 86.55
82 Balita Ditimbang 65.46 68.98 67.19
83 Balita Berat Badan Naik 78.14 79.43 78.80
84 Balita Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) 0.66 0.69 0.67
85 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00
86 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00
87 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 45.33 39.54 42.53
88 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 58.63 93.42 76.87
89 Sarkes dengan Kemampuan Pelayanan Gadar Level 1 50.00
90 Desa/Kelurahan Terkena KLB Ditangani < 24 jam 100.00
91 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.02 1.18 1.12
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
92 SD/MI yang Melakukan Sikat Gigi Massal 75.00
93 SD/MI yang Mendapat Pelayanan Gigi 80.68
94 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 33.56 36.30 34.89
95 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 81.51 80.57 81.00
96 Siswa SD dan Setingkat Mendapat Perawatan Gigi dan Mulut 81.51 80.57 81.00
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
97 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar - - 26.45
98Penduduk Miskin (dan Hampir Miskin) Dicakup
Askeskin/Jamkesmas - - 20.25
99Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 1 1.91 3.16 2.53
100Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Jalan di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 - - 4.52
101Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Inap di Sarana Kesehatan Strata 1 0.05 0.11 0.08
102Pasien Maskin (dan Hampir Miskin) Mendapat Pelayanan Rawat
Inap di Sarana Kesehatan Strata 2 dan 3 - - 0.90
103 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 120.16 175.14 147.54
104 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 6.79 8.85 7.82
105 Gross Death Rate (GDR) di RS 1.62 1.45 2.98
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
106 Nett Death Rate (NDR) di RS 0.69 0.56 1.35
107 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 37.49
108 Length of Stay (LOS) di RS 3.31
109 Turn of Interval (TOI) di RS 5.51
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
110 Rumah Tangga ber-PHBS 22.42
C.4 Keadaan Lingkungan
111 Rumah Sehat 37.31
112 Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes 95.95
113 Keluarga dengan Sumber Air Minum Terlindung 41.99
114 Keluarga Memiliki Jamban Sehat 89.57
115 Keluarga Memiliki Tempat Sampah Sehat 89.57
116 Keluarga Memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 92.58
117 TUPM Sehat 87.53
118 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya 75.00
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
119 Jumlah Rumah Sakit Umum 3
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
120 Jumlah Rumah Sakit Khusus 2
121 Jumlah Puskesmas Perawatan 3
122 Jumlah Puskesmas non-Perawatan 2
123 Jumlah Apotek 12
124 Sarkes yang Memiliki Laboratorium Kesehatan 100.00
125 Sarkes yang Memiliki 4 Spesialis Dasar 80.00
126 Jumlah Posyandu 189
127 Posyandu Aktif 58.20
128 Rasio Posyandu per 100 Balita 1.16
129 Jumlah Desa Siaga 24
130 Desa Siaga Aktif 100.00
131 Jumlah Poskesdes 24
D.2 Tenaga Kesehatan
132 Jumlah Dokter Spesialis 32 22 54
133 Rasio Dokter Spesialis 32.36 22.43 27.42
134 Jumlah Dokter Umum 26 53 79
135 Rasio Dokter Umum 26.29 54.04 40.11
136 Jumlah Dokter Gigi 2 15 17
137 Jumlah Bidan 7 122 129
138 Rasio Bidan per 100.000 Penduduk 65.50
L P L + P
ANGKA/NILAINO INDIKATOR
139 Jumlah Perawat 93 208 301
140 Jumlah Tenaga Kefarmasian 7 41 48
141 Jumlah Tenaga Gizi 7 12 19
142 Jumlah Tenaga Kesmas 2 14 16
143 Jumlah Tenaga Sanitasi 4 7 11
144 Jumlah Tenaga Teknisi Medis 18 22 40
145 Jumlah Fisioterapis 1 2 3
D.3 Pembiayaan Kesehatan
146 Total Anggaran Kesehatan 25,245,309,421.00
147 APBD Kesehatan Terhadap APBD Kabupaten/Kota 3.61
148 Anggaran Kesehatan Perkapita 128,180.66
Satuan
KM2 Tabel 1
Desa/Kel Tabel 1
Jiwa Tabel 2
Jiwa Tabel 1
Jiwa/KM2 Tabel 1
Tabel 2
Tabel 2
% Tabel 4
% Tabel 5
Bayi Tabel 6
Tabel 6
Bayi Tabel 7
per 1.000 KH Tabel 7
Balita Tabel 7
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAINo. Lampiran
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
per 1.000 KH Tabel 7
Ibu Tabel 8
per 100.000 KH Tabel 8
per 100.000 Penduduk < 15 tahun Tabel 9
per 100.000 Penduduk Tabel 10
per 100.000 Penduduk Tabel 10
per 100.000 Penduduk Tabel 10
% Tabel 11
% Tabel 12
% Tabel 13
Kasus Tabel 14
Kasus Tabel 14
Kasus Tabel 14
Jiwa Tabel 14
% Tabel 15
% Tabel 16
Kasus Tabel 17
Kasus Tabel 17
per 100.000 Penduduk Tabel 17
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
% Tabel 18
% Tabel 18
per 10.000 Penduduk Tabel 19
% Tabel 20
% Tabel 20
Kasus Tabel 21
% Tabel 21
Kasus Tabel 21
Kasus Tabel 21
% Tabel 21
Kasus Tabel 21
% Tabel 21
Kasus Tabel 22
% Tabel 22
Kasus Tabel 22
Kasus Tabel 22
per 100.000 Penduduk Tabel 23
% Tabel 23
per 1.000 Penduduk Tabel 24
% Tabel 24
per 100.000 Penduduk Tabel 25
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
% Tabel 26
% Tabel 26
% Tabel 27
% Tabel 27
% Tabel 27
% Tabel 28
% Tabel 28
% Tabel 28
% Tabel 28
% Tabel 29
% Tabel 30
% Tabel 31
% Tabel 31
% Tabel 32
% Tabel 32
% Tabel 32
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
% Tabel 35
% Tabel 35
% Tabel 36
% Tabel 36
% Tabel 37
% Tabel 38
% Tabel 39
% Tabel 39
% Tabel 41
% Tabel 42
% Tabel 43
% Tabel 44
% Tabel 44
% Tabel 44
% Tabel 45
% Tabel 46
% Tabel 47
% Tabel 48
% Tabel 49
% Tabel 51
Tabel 52
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
Sekolah Tabel 53
Sekolah Tabel 53
% Tabel 53
% Tabel 53
% Tabel 53
% Tabel 55
% Tabel 56
% Tabel 56
% Tabel 56
% Tabel 57
% Tabel 57
% Tabel 58
% Tabel 58
per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
per 100.000 Pasien Keluar Tabel 59
% Tabel 60
Hari Tabel 60
Hari Tabel 60
% Tabel 61
% Tabel 62
% Tabel 63
% Tabel 65
% Tabel 66
% Tabel 66
% Tabel 66
% Tabel 67
% Tabel 68
Tabel 70
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
Tabel 70
% Tabel 71
% Tabel 71
Posyandu Tabel 72
% Tabel 72
per 100 Balita Tabel 72
Desa Tabel 73
% Tabel 73
Poskesdes Tabel 73
Orang Tabel 74
per 100.000 Penduduk Tabel 74
Orang Tabel 74
per 100.000 Penduduk Tabel 74
Orang Tabel 74
Orang Tabel 75
Tabel 75
Satuan
ANGKA/NILAINo. Lampiran
Orang Tabel 75
Orang Tabel 76
Orang Tabel 76
Orang Tabel 77
Orang Tabel 77
Orang Tabel 78
Orang Tabel 78
Rupiah Tabel 79
% Tabel 79
Rupiah Tabel 79
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH KECAMATAN, DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
(km 2) per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7/8 10 = 7/3
1 BATU 45.46 4 4 8 90,722 23,561 4.00 1,995.64
2 BUMIAJI 127.98 9 0 9 57,667 15,879 4.00 450.59
3 JUNREJO 25.65 6 1 7 48,562 13,669 4.00 1,893.26
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 199 19 5 24 196,951 53,109 4.00 989.26
Sumber:
- BPS Kota Batu (Kecamatan Dalam Angka 2013)
- Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
KEPADATAN
PENDUDUKRATA-RATA JIWA
/ RUMAH
TANGGA
LUAS
WILAYAH JUMLAH
PENDUDUK
JUMLAH
NO KECAMATANKELURAHAN DESA+KEL.DESA
JUMLAH
RUMAH
TANGGA
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
< 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH < 1 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 ≥ 65 JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 = SUM(4:18) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 = SUM(20:34) 36 = … 37 = (19/35)*100
1 BATU 90,722 723 3,117 3,679 3,630 3,886 3,685 3,556 3,721 3,534 3,573 3,220 2,880 2,251 1,454 2,639 45,548 699 2,927 3,499 3,581 3,753 3,583 3,537 3,706 3,552 3,544 3,263 2,736 2,102 1,403 3,290 45,175 44.14 100.83
2 BUMIAJI 57,667 470 1,877 2,289 2,167 2,250 2,096 2,289 2,390 2,372 2,303 2,044 1,843 1,537 1,104 1,921 28,952 461 1,880 2,194 2,142 2,288 2,108 2,289 2,342 2,286 2,219 2,144 1,835 1,388 952 2,187 28,715 43.88 100.83
3 JUNREJO 48,562 415 1,703 1,935 1,827 2,053 2,121 1,763 2,065 1,857 1,953 1,692 1,547 1,170 803 1,476 24,380 396 1,659 1,920 1,744 1,834 1,804 1,912 1,998 1,944 1,952 1,799 1,464 1,065 840 1,850 24,181 44.37 100.82
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 196,951 1,608 6,697 7,903 7,624 8,189 7,902 7,608 8,176 7,763 7,829 6,956 6,270 4,958 3,361 6,036 98,880 1,556 6,466 7,613 7,467 7,875 7,495 7,738 8,046 7,782 7,715 7,206 6,035 4,555 3,195 7,327 98,071 44.12 100.82
Sumber:
- Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
RASIO BEBAN
TANGGUNGAN
RASIO JENIS
KELAMINNO KECAMATAN
JUMLAH
PENDUDUK
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
KABUPATEN/KOTA
TAHUN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI +
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 = 3+4
1 < 1 1,608 1,556 3,164
2 1 - 4 6,697 6,466 13,163
3 5 - 9 7,903 7,613 15,516
4 10 - 14 7,624 7,467 15,091
5 15 - 19 8,189 7,875 16,064
6 20 - 24 7,902 7,495 15,397
7 25 - 29 7,608 7,738 15,346
8 30 - 34 8,176 8,046 16,222
9 35 - 39 7,763 7,782 15,545
10 40 - 44 7,829 7,715 15,544
11 45 - 49 6,956 7,206 14,162
12 50 - 54 6,270 6,035 12,305
13 55 - 59 4,958 4,555 9,513
14 60 - 64 3,361 3,195 6,556
15 ≥ 65 6,036 7,327 13,363
98,880 98,071 196,951
Sumber:
- Proyeksi Jumlah Penduduk BPS Propinsi Jawa Timur
BATU
2013
JUMLAH
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %
1 2 3 4 5 = (4/3)*100 6 7 8 = (7/6)*100 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = (10/9)*100
1 BATU 45,508 31,726 69.72 45,117 31,098 68.93 90,625 62,824 69.32
2 BUMIAJI 28,927 16,887 58.38 28,679 15,736 54.87 57,606 32,623 56.63
3 JUNREJO 24,361 20,052 82.31 24,152 19,453 80.54 48,513 39,505 81.43
98,797 68,665 69.50 97,948 66,287 67.68 196,744 134,952 68.59
- BPS yang direkap ulang Dinas Pendidikan Kota Batu
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
Sumber:
LAKI-LAKI PEREMPUANNO
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
TABEL 5
JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS
MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MISMP/
MTs
SMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMA
UNIVERS
ITASJUMLAH
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MISMP/
MTs
SMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMA
UNIVERS
ITASJUMLAH
TIDAK/ BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD/MI
SD/MI SMP/ MTsSMA/ SMK/
MA
AK/
DIPLOMAUNIVERSITAS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = SUM(3:9) 11 12 13 14 15 16 17 18 = SUM(11:17) 19 = 3+11 20 = 4+12 21 = 5+13 22 = 6+14 23 = 7+15 24 = 8+16 25 = 9+17 26 = SUM(19:25)
1 BATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BUMIAJI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,116 16,818 32,055 18,548 15,523 9,046 5,774 98,880 5,002 18,653 26,950 17,829 16,456 6,492 6,689 98,071 6,118 35,471 59,005 36,377 31,979 15,538 12,463 196,951
- BPS Kota Batu
Sumber:
NO KECAMATAN
TABEL 6
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 10+11
1 BATU BATU 378 6 384 374 3 377 752 9 761
2 BATU SISIR 366 3 369 339 1 340 705 4 709
3 BUMIAJI BUMIAJI 525 2 527 476 5 481 1,001 7 1,008
4 JUNREJO BEJI 232 4 236 260 1 261 492 5 497
5 JUNREJO JUNREJO 146 0 146 149 0 149 295 0 295
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,647 15 1,662 1,598 10 1,608 3,245 25 3,270
ANGKA LAHIR MATI (DILAPORKAN) 9.03 6.22 7.65
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
HIDUP
NOHIDUP +
MATI
KECAMATAN
MATI
JUMLAH KELAHIRAN
HIDUP +
MATI
JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
MATIHIDUP +
MATI
LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN
HIDUP MATI
NAMA
PUSKESMASHIDUP
PEREMPUAN
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9
1 BATU BATU 4 0 4 2 0 2 6 0 6
2 BATU SISIR 3 0 3 1 1 2 4 1 5
3 BUMIAJI BUMIAJI 7 2 9 0 0 0 7 2 9
4 JUNREJO BEJI 3 0 3 1 0 0 4 0 3
5 JUNREJO JUNREJO 1 0 1 1 0 1 2 0 2
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 18 2 20 5 1 5 23 3 25
10.93 12.14 3.13 3.13 7.09 0.92 7.70
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
BAYI BALITA
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
BAYI ANAK
BALITABALITA
LAKI - LAKINO KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH KEMATIAN
PEREMPUAN
BALITA ANAK
BALITABAYI
ANAK
BALITA
TABEL 8
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH < 20 Thn 20-34 Thn ≥35 Thn JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 = 5+6+7 9 10 11 12 = 9+10+11 13 14 15 16 = 13+14+15 17 = 5+9+13 18 = 6+10+14 19 = 7+11+15 20 = 17+18+19
1 BATU BATU 752 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
2 BATU SISIR 705 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,001 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 492 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 295 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,245 0 0 1 0 0 0 1
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 30.82
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
KEMATIAN IBU BERSALIN KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH LAHIR
HIDUPKEMATIAN IBU HAMILKECAMATAN
TABEL 9
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
<15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP
(NON POLIO)
AFP RATE (NON
POLIO)
1 2 3 4 5 6 = (5/4)*100000
1 BATU BATU 12,943 1 7.73
2 BATU SISIR 10,567 0 0.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 13,480 1 7.42
4 JUNREJO BEJI 4,804 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 4,627 0 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 46,934 2 4.26
Sumber:
- RS Baptis dan RS Paru Batu
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada Tabel 3
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) DAN AFP RATE (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN
TABEL 10
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 55 38 93 0 1 1 55 39 94 233.06 166.49 199.90 0 0 0
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 3 5 8 0 0 0 3 5 8 13.67 22.99 18.31 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 7 10 17 0 0 0 7 10 17 24.18 34.82 29.48 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 4 5 9 0 0 0 4 5 9 27.09 34.06 30.57 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 16 11 27 0 0 0 16 11 27 166.37 115.79 141.24 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 85 69 154 0 1 1 85 70 155 85.96 71.38 78.70 0 0 0
ANGKA INSIDENS PER 100.000 PENDUDUK 85.96 70.36 78.19 KEMATIAN PER 100.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
JUMLAH PENDUDUKKECAMATAN
NAMA
PUSKESMASKASUS BARU KASUS LAMA
KASUS BARU +
KASUS LAMA
RS PARU BATU
RS DR ETTY
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
JUMLAH KASUS BARU TB PARU DAN KEMATIAN AKIBAT TB PARU MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
JUMLAH KASUS TB PARUPREVALENSI (PER
100.000 PENDUDUK)
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
TB PARUNO
TABEL 10 A
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 = 7+10 14 = 10+11 15 = 13+1416 = (13/4)
* 100000
17 = (14/5)
* 100000
18 = (15/6)
* 10000019 20
21 =
19+20
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 13 15 28 41 23 64 54 38 92 228.82 162.22 195.64 3 1 4
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 3 3 6 0 2 2 3 5 8 13.67 22.99 18.31 0 1 1
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 6 8 14 1 2 3 7 10 17 24.18 34.82 29.48 2 0 2
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 2 2 4 2 3 5 4 5 9 27.09 34.06 30.57 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 6 3 9 10 8 18 16 11 27 166.37 115.79 141.24 1 0 1
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 30 31 61 54 38 92 84 69 153 84.95 70.36 77.68 6 2 8
Sumber: Data TB 03
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1
JUMLAH KASUS BARU TB DAN KEMATIAN PENDERITA TB MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KASUS BARU TB CASE NOTIFICATION RATE (PER
100.000 PENDUDUK)
RS PARU BATU
RS DR ETTY
JUMLAH KEMATIAN
PENDERITA TBKASUS BARU BTA +KASUS BARU BT A - Ro +
Dan EPTOTAL KASUS BARU TB
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
TABEL 11
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 11+10 14 1516 = (12/6) *
100
1 BATU BATU 49 13 14 27 55.10
2 BATU SISIR 46 3 3 6 13.04
3 BUMIAJI BUMIAJI 60 5 8 10 16.67
4 JUNREJO BEJI 30 2 2 4 13.33
5 JUNREJO JUNREJO 18 6 3 9 50.00
6
7
8
9
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 203 0 0 0 29 30 59 #DIV/0! #DIV/0! 29.06
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
RS PARU BATU
RS DR ETTY
TB PARU
ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)BTA (+)NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARUKLINISKECAMATAN
JUMLAH SUSPEK DAN KASUS TB SERTA ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 1415 = (12/6) *
100
1 BATU BATU 49 1,113 13 15 28 57.14
2 BATU SISIR 46 134 3 3 6 13.04
3 BUMIAJI BUMIAJI 60 272 6 8 14 23.33
4 JUNREJO BEJI 30 104 2 2 4 13.33
5 JUNREJO JUNREJO 18 159 6 3 9 50.00
6 0 0 0 #DIV/0!
7 0 0 0 #DIV/0!
8 0 0 0 #DIV/0!
9 0 0 0 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA0 0 0 0 203 0 0 1,782 30 31 61 #DIV/0! #DIV/0! 30.05
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11A
RS PARU BATU
RS DR ETTY
RS HASTA BRATA
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PERKIRAAN KASUS BARU
RS BAPTIS BATU
TB PARU
SUSPEK BTA (+) ANGKA PENEMUAN KASUS (CDR)
TABEL 12
JUMLAH KASUS DAN KESEMBUHAN TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P
JUMLAH JUMLAH JUMLAH JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017
18 =
(17/6) *
100
19 =
((7+13)/4)
* 100
20 =
((9+15)/5)
* 100
21 =
((11+17)/6
) * 100
1 BATU BATU 27 25 52 10 37.04 9 36.00 19 36.54 3 11.11 7 28.00 10 19.23 48.15 64.00 55.77
2 BATU SISIR 3 3 6 3 100.00 1 33.33 4 66.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 33.33 66.67
3 BUMIAJI BUMIAJI 4 8 12 1 25.00 4 50.00 5 41.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 25.00 50.00 41.67
4 JUNREJO BEJI 1 1 2 1 100.00 0 0.00 1 50.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 0.00 50.00
5 JUNREJO JUNREJO 7 3 10 2 28.57 1 33.33 3 30.00 1 14.29 0 0.00 1 10.00 42.86 33.33 40.00
6 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
7
8
9 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 42 40 82 17 40.48 15 37.50 32 39.02 4 9.52 7 17.50 11 13.41 50.00 55.00 52.44
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
L + P
KESEMBUHAN
L L + P
PENGOBATAN LENGKAP
L P
TB PARU
KECAMATAN
RS PARU BATU
RS DR ETTY
NONAMA
PUSKESMAS
BTA (+) DIOBATI ANGKA KESUKSESAN
(SUCCESS RATE/SR)P
TABEL 13
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *
4
8 = 10% *
5
9 = 10% *
610
11 = (10/7)
* 10012
13 = (12/8)
* 10014
15 = (14/9) *
100
1 BATU BATU 2,012 1,871 3,883 201 187 388 25 12.43 20 10.69 45 11.59
2 BATU SISIR 1,827 1,805 3,632 183 181 363 14 7.66 12 6.65 26 7.16
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,348 2,338 4,686 235 234 469 58 24.70 41 17.54 99 21.13
4 JUNREJO BEJI 1,256 1,173 2,429 126 117 243 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 863 836 1,699 86 84 170 0 0.00 0 0.00 0 0.00
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8,306 8,023 16,329 831 802 1,633 97 11.68 73 9.10 170 10.41
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH BALITA
PNEUMONIA PADA BALITA
JUMLAH PERKIRAAN
PENDERITA
PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
L P L + P
TABEL 14
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14
1 BATU BATU 0 1 1 1 2 3 4 56 60 1 1 2
2 BATU SISIR 0 0 0 1 2 3 0 24 24 1 0 1
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 2 2 4 0 4 1 1 2 1 0 1
4 JUNREJO BEJI 0 1 1 0 1 1 6 87 93 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 4 4 0 0 0
6 0 0 0 0
7 0 0 0 0
8 0 0 0 0
9 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 4 4 6 5 11 11 172 183 3 1 4
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
RS DR ETTY
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT
AIDS
RS BAPTIS BATU
RS PARU BATU
KECAMATAN NO H I V
RS HASTA BRATA
JUMLAH KASUS BARU HIV, AIDS, DAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINNYA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
INFEKSI MENULAR SEKSUAL
LAINNYAA I D S
JUMLAH KASUS BARU
TABEL 15
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 = 3+4 67 = (6/3) *
1008
9 = (8/4) *
10010
11 = (10/5)
* 10012
13 = (12/6)
* 10014
15 = (14/8)
* 10016
17 = (16/10)
* 100
1 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Sumber:
-Dinas Kesehatan Kota Batu Tahun 2013
Keterangan : Kota Batu tidak mempunyai UPTD
POSITIF HIV
L + P L P L + PJUMLAH PENDONOR
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA
L P
TABEL 16
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+57 = 10% *
214/1000 * 4
8 = 10% *
214/1000 * 5
9 = 10% *
214/1000 * 610
11 = (10/7)
* 10012
13 = (12/8)
* 10014 = 10+12
15 = (14/9)
* 100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 1,006 932 92.62
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 935 594 63.52
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 1,234 1,626 131.76
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 630 714 113.31
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 409 655 160.11
6
7
8
9
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 0 0 4,215 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 4,521 107.27
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
RS PARU BATU
RS DR ETTY
L + PLNO
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK
DIARE
TARGET PENEMUAN PENDERITADIARE DITANGANI
KECAMATANP
TABEL 17
JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10= 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 = 13+16 20 = 14+17 21 = 15+18 22 = 10+19 23 = 11+20 24 = 12+21
1 BATU BATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1.01 0.00 0.51
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
NONAMA
PUSKESMAS
Pausi Basiler (PB) / Kusta kering
0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN
KASUS BARU
PB + MBMulti Basiler (MB) / Kusta Basah
JUMLAH
RS PARU BATU
RS DR ETTY
KECAMATAN0-14 TAHUN ≥ 15 TAHUN JUMLAH
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4)
* 1009
10 = (9/5)
* 10011
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 100
17 =
13+15
18 = (17/6)
* 100
1 BATU BATU 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 BATU SISIR 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0.00 #DIV/0! 0 0.00
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1 0 1 0 0.00 0 #DIV/0! 0 0.00 0.00 #DIV/0! 0 0.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
TABEL 18
RS HASTA BRATA
NONAMA
PUSKESMAS
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PENDERITA KUSTAPENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
L P
RS DR ETTY
L+PKECAMATAN
P L+P
CACAT TINGKAT 2
RS PARU BATU
KASUS BARU
L
RS BAPTIS BATU
TABEL 19
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4+7 11 = 5+8 12 = 6+9
1 BATU BATU 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 1 1 1 0 1
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0
7 0 0 0 0 0
8 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 1 0 1 1 0 1
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0.10 0.00 0.05
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
KASUS TERCATAT
PB MB JUMLAHKECAMATAN
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
RS PARU BATU
RS DR ETTY
NONAMA
PUSKESMAS
TABEL 20
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013 14
15 =
13+1416
17 = (16/13)
* 10018
19 = (18/14)
* 100
20 =
16+18
21 = (20/15)
* 100
1 BATU BATU 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 BATU SISIR 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 1 100.00 #DIV/0! 1 100.00
4 JUNREJO BEJI 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 2 1 100.00 1 100.00 2 100.00
5 JUNREJO JUNREJO 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
8 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 1 3 2 100.00 1 100.00 3 100.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2
RFT MBPENDERITA PB
RS DR ETTY
RS BAPTIS BATU
RS HASTA BRATA
RS PARU BATU
KUSTA (MB)
L + P2011L2012 P PL
PENDERITA MBNO
NAMA
PUSKESMAS
RFT PB
L + PKECAMATAN
KUSTA (PB)
TABEL 21
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH KASUS PD3I
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 17 = 15+16 18
1 BATU BATU 1 1 0 0 0
2 BATU SISIR 2 2 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.00 #DIV/0! #DIV/0!
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
PERTUSISNONAMA
PUSKESMAS
DIFTERI
JUMLAH KASUSMENINGGAL
KECAMATANJUMLAH KASUS
MENINGGAL
TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
JUMLAH KASUSMENINGGAL
TABEL 22
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 10 = 8+9 11 12 13 = 11+12 14 15 16 = 14+15
1 BATU BATU 10 4 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 2 2 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 3 6 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 9 4 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 26 17 43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CASE FATALITY RATE (%) 0.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
HEPATITIS KLINISHEPATITIS BNONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
CAMPAK
JUMLAH KASUSMENINGGAL
POLIO
JUMLAH KASUS PD3I
TABEL 23
JUMLAH KASUS DBD MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = (7/4) * 100 11 = (8/5) * 100 12 = (9/6) * 100
1 BATU BATU 9 15 24 0 0 0 0.00 0.00 0.00
2 BATU SISIR 30 30 60 0 1 1 0.00 3.33 1.67
3 BUMIAJI BUMIAJI 6 2 8 0 0 0 0.00 0.00 0.00
4 JUNREJO BEJI 10 11 21 0 0 0 0.00 0.00 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 15 12 27 0 0 0 0.00 0.00 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 70 70 140 0 1 1 0.00 1.43 0.71
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 70.79 71.38 71.08
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja Puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
NO MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUSNAMA
PUSKESMAS
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
KECAMATAN
TABEL 24
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
MALARIA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+1113 =
10/(4+7) *
100
14 =
11/(5+8) *
100
15 =
12/(6+9) *
100
1 BATU BATU 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 BATU SISIR 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 JUNREJO BEJI 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
ANGKA KESAKITAN (API) PER 1.000 PENDUDUK 0.00 0.00 0.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
Keterangan : Tidak ada kasus karena Kota Batu bukan daerah endemis malaria
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PENDERITA
DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
TANPA PEMERIKSAAN SEDIAAN
DARAH
NONAMA
PUSKESMASCFRMENINGGAL KECAMATAN
TABEL 24A
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 9 10 = 8+9 11=8/5*100 12 = 9/6 * 10013=10/7*10
0
14=7/4*100
0
1 BATU BATU 47024 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
2 BATU SISIR 43698 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 57667 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
4 JUNREJO BEJI 29445 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
5 JUNREJO JUNREJO 19117 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 196,951 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
KECAMATAN NAMA
PUSKESMAS DENGAN PEMERIKSAAN
SEDIAAN DARAH (positif)
PENDUDUK
BERESIKO
PENDERITA
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
MENINGGAL CFR
MALARIA
APINO
TABEL 25
PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8
1 BATU BATU 0 0 0 0 0 0
2 BATU SISIR 0 0 0 0 0 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 0 0 0 0
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 0 0
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0 0 0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA0 0 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0.00 0.00 0.00
Sumber:
- Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Tahun 2013
JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNONAMA
PUSKESMAS
PENDERITA FILARIASIS
KECAMATAN
TABEL 26
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/7) *
10015
16 = (15/9) *
10017 = 13+15
18 = (17/11)
* 100
1 BATU BATU 378 374 752 378 100.00 374 100.00 752 100.00 9 2.38095238 18 4.81 27 3.59
2 BATU SISIR 366 339 705 366 100.00 339 100.00 705 100.00 13 3.55 20 5.90 33 4.68
3 BUMIAJI BUMIAJI 525 476 1,001 525 100.00 476 100.00 1,001 100.00 21 4.00 27 5.67 48 4.80
4 JUNREJO BEJI 232 260 492 232 100.00 260 100.00 492 100.00 10 4.31 9 3.46 19 3.86
5 JUNREJO JUNREJO 146 149 295 146 100.00 149 100.00 295 100.00 4 2.74 4 2.68 8 2.71
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,647 1,598 3,245 1,647 100.00 1,598 100.00 3,245 100.00 57 3.46 78 4.88 135 4.16
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
NONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P LL + P L + P
BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP
L
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG
P
TABEL 27
STATUS GIZI BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/5)
* 10023 = 19+21
24 = (23/6)
* 10025
26 = (25/4)
* 10027
28 = (27/5)
* 10029 = 25+27
30 = (29/6)
* 100
1 BATU BATU 1,019 1,146 2,165 16 1.57 17 1.48 33 1.52 972 95.39 1,094 95.46 2,066 95.43 25 2.45 29 2.53 54 2.49 6 0.59 6 0.52 12 0.55
2 BATU SISIR 1,325 1,334 2,659 16 1.21 13 0.97 29 1.09 1,276 96.30 1,296 97.15 2,572 96.73 28 2.11 22 1.65 50 1.88 5 0.38 3 0.22 8 0.30
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,844 1,826 3,670 7 0.38 8 0.44 15 0.41 1,788 96.96 1,761 96.44 3,549 96.70 37 2.01 45 2.46 82 2.23 12 0.65 12 0.66 24 0.65
4 JUNREJO BEJI 777 767 1,544 5 0.64 5 0.65 10 0.65 669 86.10 656 85.53 1,325 85.82 93 11.97 95 12.39 188 12.18 10 1.29 10 1.30 20 1.30
5 JUNREJO JUNREJO 438 443 881 5 1.14 4 0.90 9 1.02 409 93.38 414 93.45 823 93.42 20 4.57 19 4.29 39 4.43 3 0.68 7 1.58 10 1.14
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 5,403 5,516 10,919 49 0.91 47 0.85 96 0.88 5,114 94.65 5,221 94.65 10,335 94.65 203 3.76 210 3.81 413 3.78 36 0.67 38 0.69 74 0.68
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
NONAMA
PUSKESMAS
BALITA DITIMBANG
BALITA
GIZI BAIK (BERAT BADAN NORMAL)
L+PL+PKECAMATAN
LLL
GIZI LEBIH (BERAT BADAN LEBIH)
L+P PP
GIZI KURANG (BERAT BADAN KURANG) GIZI BURUK (BERAT BADAN SANGAT KURANG)
P L+P P L
TABEL 28
MENURUT KECAMATAN
BATU
2013
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT
YANKES%
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009 10
11 = (10/9) *
10012 13
14 = (13/12)
* 100
1 BATU BATU 857 814 94.98 750 87.51 818 756 92.42 818 708 86.55
2 BATU SISIR 796 757 95.10 709 89.07 760 705 92.76 760 691 90.92
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,043 1,049 100.58 990 94.92 995 1,002 100.70 995 955 95.98
4 JUNREJO BEJI 527 521 98.86 455 86.34 503 493 98.01 503 462 91.85
5 JUNREJO JUNREJO 342 325 95.03 312 91.23 327 295 90.21 327 296 90.52
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,565 3,466 97.22 3,216 90.21 3,403 3,251 95.53 3,403 3,112 91.45
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
KABUPATEN/KOTA
TAHUN
IBU BERSALINNAMA
PUSKESMASNO
IBU HAMIL
KECAMATAN
TABEL 29
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/4)
* 100
1 BATU BATU 857 2 0.23 0 0.00 2 0.23 0 0.00 2 0.23 4 0.47
2 BATU SISIR 796 0 0.00 0 0.00 0 0.00 10 1.26 28 3.52 38 4.77
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,043 0 0.00 0 0.00 0 0.00 12 1.15 43 4.12 55 5.27
4 JUNREJO BEJI 527 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 342 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 0.29 4 1.17 5 1.46
JUMLAH KABUPATEN/KOTA0 0 3,565 2 0.06 0 0.00 2 0.06 23 0.65 77 2.16 102 2.86
Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013
*Data Sasaran
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU
HAMILNO
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 30
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 BATU BATU 857 814 94.98249708 750 87.51458576
2 BATU SISIR 796 757 95.10 709 89.07
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,043 1,049 100.58 990 94.92
4 JUNREJO BEJI 527 521 98.86 455 86.34
5 JUNREJO JUNREJO 342 325 95.03 312 91.23
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,565 3,466 97.22 3,216 90.21
Sumber:
- Seksi Gizi dan Promkes Tahun 2013
*Data Sasaran
JUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMASKECAMATAN
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3
MENURUT KECAMATAN
TABEL 31
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
S % L P L + P L P L + P S % S % S %
1 2 3 4 5 = 20% * 4 67 = (6/5) *
1008 9 10 = 8+9
11 = 15% *
8
12 = 15% *
9
13 = 15% *
1014
15 = (14/11)
* 10016
17 = (16/12)
* 10018 = 14+16
19 = (18/13)
* 100
1 BATU BATU 857 171 112 65.34 362 345 707 54 52 106 36 66.30 48 92.753623 84 79.21
2 BATU SISIR 796 159 124 77.89 361 354 715 54 53 107 43 79.41 57 107.34 100 93.24
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,043 209 188 90.12 470 461 931 71 69 140 59 83.69 64 92.55 123 88.08
4 JUNREJO BEJI 527 105 99 93.93 235 234 469 35 35 70 47 133.33 36 102.56 83 117.98
5 JUNREJO JUNREJO 342 68 45 65.79 180 162 342 27 24 51 20 74.07 16 65.84 36 70.18
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 3,565 713 568 79.66 1,608 1,556 3,164 241 233 475 205 84.99 221 94.69 426 89.76
Sumber:
-Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
L + PL P
KOMPLIKASI KEBIDANAN
DITANGANIKECAMATAN
JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH IBU
HAMIL
SASARAN BAYI20%
JUMLAH IBU
HAMIL
15% SASARAN BAYI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
TABEL 32
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % S %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 =7+9
12 = (11/6) *
10013 14 15 =13+14 16
17 = (16/13)
* 10018
19 = (18/14)
* 10020 =16+18
21 = (20/15)
* 10022 23
24 = (23/22)
* 100
1 BATU BATU 362 345 707 350 96.7 393 113.9 743 105.09 1,650 1,526 3,176 1209 73.272727 1340 87.811271 2,549 80.26 818 631 77.14
2 BATU SISIR 361 354 715 344 95.3 318 89.8 662 92.59 1,466 1,451 2,917 1248 85.129604 1268 87.388008 2,516 86.25 760 690 90.79
3 BUMIAJI BUMIAJI 470 461 931 464 98.7 445 96.5 909 97.64 1,878 1,877 3,755 1614 85.942492 1691 90.09057 3,305 88.02 995 1,002 100.70
4 JUNREJO BEJI 235 234 469 344 146.4 320 136.8 664 141.58 1,021 939 1,960 747 73.163565 712 75.825346 1,459 74.44 503 461 91.65
5 JUNREJO JUNREJO 180 162 342 169 93.9 170 104.9 339 99.12 683 674 1,357 602 88.140556 552 81.89911 1,154 85.04 327 291 88.99
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,608 1,556 3,164 1,671 103.9 1,646 105.8 3,317 104.84 6,697 6,466 13,165 5420 80.93176 5563 86.034643 10,983 83.43 3,403 3,075 90.36
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
*Data Sasaran
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
L P L + P
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A
VIT A
MENDAPAT JUMLAH
L PNO
NAMA
PUSKESMAS JUMLAHL + PJUMLAH
MENDAPAT VIT A 2XKECAMATAN
TABEL 33
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PESERTA KB AKTIF
MKJP
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KON DOM %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/26)
* 1006
7 = (6/26)
* 1008
9 = (8/26)
* 10010
11 = (10/26)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 = (12/26)
* 10014
15 = (14/26)
* 10016
17 = (16/26)
* 10018
19 = (18/26)
* 10020
21 = (20/26)
* 10022
23 = (22/26)
* 100
24 =
14+16+18+20
+22
25 = (24/26)
* 10026 = 12+24 27 = 13+25
1 BATU BATU 316 4.98 4 0.06 59 0.93 333 5.24 712 11.21 4,748 74.77 761 11.98 129 2.03 0 0.00 0 0.00 5,638 88.79 6,350 100.0
2 BATU SISIR 408 10.43 0 0.00 66 1.69 312 7.98 786 20.10 2,754 70.42 307 7.85 64 1.64 0 0.00 0 0.00 3,125 79.90 3,911 100.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 702 8.46 35 0.42 104 1.25 1,228 14.80 2,069 24.93 5,158 62.14 876 10.55 197 2.37 0 0.00 0 0.00 6,231 75.07 8,300 100.0
4 JUNREJO BEJI 256 6.48 10 0.25 126 3.19 226 5.72 618 15.65 2,839 71.91 485 12.28 6 0.15 0 0.00 0 0.00 3,330 84.35 3,948 100.0
5 JUNREJO JUNREJO 389 14.41 9 0.33 122 4.52 398 14.75 918 34.01 1,341 49.69 358 13.26 82 3.04 0 0.00 0 0.00 1,781 65.99 2,699 100.0
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 2,071 8.22 58 0.23 477 1.89 2,497 9.91 5,103 20.24 16,840 66.80 2,787 11.06 478 1.90 0 0.00 0 0.00 20,105 79.76 25,208 100.0
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
MKJP + NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NONAMA
PUSKESMAS
NON MKJPKECAMATAN
TABEL 34
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
MKJP
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % SUNTIK % PIL % KONDOM %OBAT
VAGINA%
LAIN
NYA% JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/26)
* 1006
7 = (6/26)
* 1008
9 = (8/26) *
10010
11 = (10/26)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 = (12/26) *
10014
15 =
(14/26) *
100
1617 = (16/26)
* 10018
19 = (18/26)
* 10020
21 = (20/26)
* 10022
23 = (22/26)
* 100
24 =
14+16+18+20
+22
25 =
(24/26) *
100
26 = 12+24 27 = 13+25
1 BATU BATU 44 5.65 0 0.00 15 1.93 41 5.26 100 12.84 544 69.83 124 15.92 11 1.41 0 0.00 0 0.00 679 87.16 779 100.00
2 BATU SISIR 33 8.23 0 0.00 11 2.74 15 3.74 59 14.71 331 82.54 11 2.74 0 0.00 0 0.00 0 0.00 342 85.29 401 100.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 95 6.71 0 0.00 13 0.92 96 6.78 204 14.41 898 63.42 269 19.00 45 3.18 0 0.00 0 0.00 1,212 85.59 1,416 100.00
4 JUNREJO BEJI 18 4.31 0 0.00 7 1.67 14 3.35 39 9.33 377 90.19 2 0.48 0 0.00 0 0.00 0 0.00 379 90.67 418 100.00
5 JUNREJO JUNREJO 25 9.33 4 1.49 6 2.24 17 6.34 52 19.40 196 73.13 20 7.46 0 0.00 0 0.00 0 0.00 216 80.60 268 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 215 6.55 4 0.12 52 1.58 183 5.58 454 13.83 2,346 71.48 426 12.98 56 1.71 0 0.00 0 0.00 2,828 86.17 3,282 100.00
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI MENURUT KECAMATAN
NON MKJPMKJP + NON
MKJP
% MKJP +
NON MKJP
NONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 35
JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 BATU BATU 8,974 779 8.68 6,350 70.76
2 BATU SISIR 7,561 401 5.30 3,911 51.73
3 BUMIAJI BUMIAJI 11,843 1,416 11.96 8,300 70.08
4 JUNREJO BEJI 5,275 418 7.92 3,948 74.84
5 JUNREJO JUNREJO 3,575 268 7.50 2,699 75.50
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 37,228 3,282 8.82 25,208 67.71
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 36
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7++9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 100
1 BATU BATU 362 345 707 394 108.84 355 102.90 749 105.94 361 99.72 348 100.87 709 100.28
2 BATU SISIR 361 354 715 364 100.83 337 95.20 701 98.04 352 97.51 337 95.20 689 96.36
3 BUMIAJI BUMIAJI 470 461 931 525 111.70 476 103.25 1,001 107.52 511 108.72 456 98.92 967 103.87
4 JUNREJO BEJI 235 234 469 259 110.21 235 100.43 494 105.33 252 107.23 241 102.99 493 105.12
5 JUNREJO JUNREJO 180 162 342 155 86.11 145 89.51 300 87.72 140 77.78 133 82.10 273 79.82
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,608 1,556 3,164 1,697 105.53 1,548 99.49 3,245 102.56 1,616 100.50 1,515 97.37 3,131 98.96
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
KUNJUNGAN NEONATUS 3 KALI (KN LENGKAP)
P L + PL
KUNJUNGAN NEONATUS 1 KALI (KN1)
LJUMLAH BAYI
NONAMA
PUSKESMASP L + PKECAMATAN
TABEL 37
CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 BATU BATU 362 345 707 336 92.82 297 86.09 633 89.53
2 BATU SISIR 361 354 715 346 95.84 298 84.18 644 90.07
3 BUMIAJI BUMIAJI 470 461 931 488 103.83 452 98.05 940 100.97
4 JUNREJO BEJI 235 234 469 195 82.98 180 76.92 375 79.96
5 JUNREJO JUNREJO 180 162 342 147 81.67 150 92.59 297 86.84
JUMLAH PROVINSI 1,608 1,556 3,164 1,512 94.03 1,377 88.50 2,889 91.31
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
P L + PLNO NAMA PUSKESMASJUMLAH BAYI
KUNJUNGAN BAYI (MINIMAL 4 KALI)
KECAMATAN
Tabel 38
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100
1 BATU BATU 5 4 80.00
2 BATU SISIR 3 3 100.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 9 100.00
4 JUNREJO BEJI 4 3 75.00
5 JUNREJO JUNREJO 3 - 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 24 19 79.17
Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
% DESA/KEL UCINONAMA
PUSKESMASJUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI KECAMATAN
TABEL 39
CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/5) *
10017 = 13+15
18 = (17/6) *
10019
20 = (19/4) *
10021
22 = (21/5) *
10023 = 19+21
24 = (23/6) *
100
25 = (7-19) / 7
* 100
26 = (9-21) / 9
* 10027 = 25+26
1 BATU BATU 352 335 687 366 103.98 361 107.76 727 105.82 387 109.94 371 110.75 758 110.33 380 107.95 372 111.04 752 109.46 -3.83 -3.05 -3.44
2 BATU SISIR 355 348 703 345 97.18 351 100.86 696 99.00 326 91.83 343 98.56 669 95.16 359 101.13 316 90.80 675 96.02 -4.06 9.97 3.02
3 BUMIAJI BUMIAJI 452 443 895 497 109.96 489 110.38 986 110.17 510 112.83 474 107.00 984 109.94 493 109.07 493 111.29 986 110.17 0.80 -0.82 0.00
4 JUNREJO BEJI 227 229 456 225 99.12 237 103.49 462 101.32 261 114.98 244 106.55 505 110.75 218 96.04 237 103.49 455 99.78 3.11 0.00 1.52
5 JUNREJO JUNREJO 174 158 332 133 76.44 158 100.00 291 87.65 123 70.69 164 103.80 287 86.45 145 83.33 140 88.61 285 85.84 -9.02 11.39 2.06
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,560 1,513 3,073 1,566 100.38 1,596 105.49 3,162 102.90 1,607 103.01 1,596 105.49 3,203 104.23 1,595 102.24 1,558 102.97 3,153 102.60 -1.85 2.38 0.28
Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013
*Data Sasaran
KECAMATANL + P L P L + P
NOL P
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH SURVIVING INFANT
L P L + P
DO RATE (%)
L P L + P
TABEL 40
CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
BAYI DIIMUNISASI
BCG POLIO3
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9= 7+8 1011 = (10/4)
* 10012
13 = (12/5)
* 10014 = 10+12
15 = (14/6)
* 10016
17 = (16/7)
* 10018
19 = (18/8)
* 10019 = 16+18
20 = (19/9)
* 100
1 BATU BATU 362 345 707 352 335 687 369 101.93 374 108.41 743 105.09 373 105.97 382 114.03 755 109.90
2 BATU SISIR 361 354 715 355 348 703 355 98.34 340 96.05 695 97.20 335 94.37 329 94.54 664 94.45
3 BUMIAJI BUMIAJI 470 461 931 452 443 895 531 112.98 489 106.07 1,020 109.56 519 114.82 491 110.84 1,010 112.85
4 JUNREJO BEJI 235 234 469 227 229 456 229 97.45 235 100.43 464 98.93 247 108.81 264 115.28 511 112.06
5 JUNREJO JUNREJO 180 162 342 174 158 332 138 76.67 160 98.77 298 87.13 127 72.99 162 102.53 289 87.05
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,608 1,556 3,164 1,560 1,513 3,073 1,622 100.87 1,598 102.70 3,220 101.77 1,601 102.63 1,628 107.60 3,229 102.05
Sumber:
- Laporan Bulanan Puskesmas tahun 2013
*Data Sasaran
L + PL P L + P LKECAMATAN
JUMLAH SURVIVING INFANTNO
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH BAYI
P
TABEL 41
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 BATU BATU 175 174 349 143 81.7 147 84.5 290 83.09
2 BATU SISIR 333 308 641 202 60.7 189 61.4 391 61.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 393 389 782 249 63.4 243 62.5 492 62.92
4 JUNREJO BEJI 224 217 441 162 72.3 143 65.9 305 69.16
5 JUNREJO JUNREJO 102 110 212 91 89.2 97 88.2 188 88.68
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,227 1,198 2,425 847 69.0 819 68.4 1,666 68.70
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
NOJUMLAH BAYI (YANG DIPERIKSA)NAMA
PUSKESMASL P L + PKECAMATAN
TABEL 42
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+810 = (7/4) *
100
11 = (8/5) *
100
12 = (9/6) *
100
1 BATU BATU 9 8 17 9 8 17 100.00 100.00 100.00
2 BATU SISIR 4 4 8 3 2 5 75.00 50.00 62.50
3 BUMIAJI BUMIAJI 97 94 191 41 40 81 42.27 42.55 42.41
4 JUNREJO BEJI 9 9 18 5 5 10 55.56 55.56 55.56
5 JUNREJO JUNREJO 16 16 32 13 13 26 81.25 81.25 81.25
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 135 131 266 71 68 139 52.59 51.91 52.26
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
NO
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA 6-23 BULAN KELUARGA MISKIN
%NAMA
PUSKESMAS
ANAK 6-23 BULAN
DARI KELUARGA MISKIN MENDAPAT MP-ASI
MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KECAMATAN
TABEL 43
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
ANAK BALITA (12-59 BULAN)
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 BATU BATU 1,650 1,526 3,176 1,402 84.97 1,354 88.73 2,756 86.78
2 BATU SISIR 1,466 1,451 2,917 1,321 90.11 1,294 89.18 2,615 89.65
3 BUMIAJI BUMIAJI 1,878 1,877 3,755 1,797 95.69 1,728 92.06 3,525 93.87
4 JUNREJO BEJI 1,021 939 1,960 772 75.61 741 78.91 1,513 77.19
5 JUNREJO JUNREJO 683 674 1,357 496 72.62 489 72.55 985 72.59
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6,698 6,467 13,165 5,788 86.41 5,606 86.69 11,394 86.55
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
*Data Sasaran
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P L + P
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
LNO
NAMA
PUSKESMASJUMLAHKECAMATAN
TABEL 44
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011= 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/7)
* 10015
16 = (15/9)
* 10017 = 13+15
18 =
(17/11) *
100
1920 = (19/7)
* 10021
22 = (21/9) *
100
23 =
19+21
24 = (23/11)
* 100
1 BATU BATU 2,012 1,871 3,883 1,042 51.8 1,139 60.9 2,181 56.17 0.0 0.0 0 0.00 6 0.6 6 0.5 12 0.55
2 BATU SISIR 1,827 1,805 3,632 1,324 72.5 1,331 73.7 2,655 73.10 0.0 0.0 0 0.00 5 0.4 3 0.2 8 0.30
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,348 2,338 4,686 1,844 78.5 1,826 78.1 3,670 78.32 0.0 0.0 0 0.00 12 0.7 12 0.7 24 0.65
4 JUNREJO BEJI 1,256 1,173 2,429 772 61.5 772 65.8 1,544 63.57 0.0 0.0 0 0.00 10 1.3 10 1.3 20 1.30
5 JUNREJO JUNREJO 863 836 1,699 455 52.7 466 55.7 921 54.21 0.0 0.0 0 0.00 3 0.7 7 1.5 10 1.09
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8,306 8,023 16,329 5,437 65.5 5,534 69.0 10,971 67.19 0 0.0 0 0.0 0 0.00 36 0.7 38 0.7 74 0.67
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
L+P
BALITA
BGM
L+P L P
D = DITIMBANG ( N + T + O + B ) BB NAIK
L PNO
NAMA
PUSKESMAS P BALITA YANG ADA
LL+PKECAMATAN
JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011= 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/7)
* 10015
16 = (15/9)
* 10017 = 13+15
18 =
(17/11) *
100
1920 = (19/7)
* 10021
22 = (21/9) *
100
23 =
19+21
24 = (23/11)
* 100
1 BATU BATU 2,012 1,871 3,883 835 41.5 1,001 53.5 1,836 47.28 716 85.7 880 87.9 1,596 86.93 0.0 0.0 0 0.00
2 BATU SISIR 1,827 1,805 3,632 989 54.1 1,002 55.5 1,991 54.82 836 84.5 851 84.9 1,687 84.73 0.0 0.0 0 0.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,348 2,338 4,686 1,565 66.7 1,555 66.5 3,120 66.58 1,167 74.6 1,168 75.1 2,335 74.84 0.0 0.0 0 0.00
4 JUNREJO BEJI 1,256 1,173 2,429 612 48.7 612 52.2 1,224 50.39 467 76.3 478 78.1 945 77.21 0.0 0.0 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 863 836 1,699 350 40.6 360 43.1 710 41.79 214 61.1 221 61.4 435 61.27 0.0 0.0 0 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8,306 8,023 16,329 4,351 52.4 4,530 56.5 8,881 54.39 3,400 78.1 3,598 79.4 6,998 78.80 0 0.0 0 0.0 0 0.00
Sumber:
- LB3 GIZI 2013
*Data Sasaran
NO KECAMATANNAMA
PUSKESMAS
BALITA
BALITA YANG ADAD' = DITIMBANG ( N + T ) BB NAIK BGM
L P L+PL+P L P L+P L P
TABEL 45
CAKUPAN BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
BALITA GIZI BURUK
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 BATU BATU 2 3 5 2 100.0 3 100.0 5 100.00
2 BATU SISIR 1 0 1 1 100.0 0 #DIV/0! 1 100.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 3 2 5 3 100.0 2 100.0 5 100.00
4 JUNREJO BEJI 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 0 1 1 0 #DIV/0! 1 100.0 1 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 6 6 12 6 100.0 6 100.0 12 100.00
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- LB3 GIZI 2013
P L + P
MENDAPAT PERAWATANNO
NAMA
PUSKESMAS LJUMLAH (KASUS)KECAMATAN
TABEL 46
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 BATU BATU 442 375 817 442 100.00 375 100.00 817 100.00
2 BATU SISIR 481 384 865 481 100.00 384 100.00 865 100.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 374 362 736 374 100.00 362 100.00 736 100.00
4 JUNREJO BEJI 225 275 500 225 100.00 275 100.00 500 100.00
5 JUNREJO JUNREJO 118 83 201 118 100.00 83 100.00 201 100.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,640 1,479 3,119 1,640 100.00 1,479 100.00 3,119 100.00
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 100.00 100.00 100.00
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASJUMLAH
MENDAPAT PENJARINGAN KESEHATAN
L P L + PKECAMATAN
TABEL 47
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
MURID SD DAN SETINGKAT
L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 = (7/4) * 100 9 10 = (9/5) * 100 11 = 7+9 12 = (11/6) * 100
1 BATU BATU 2,524 2,275 4,799 1,400 55.47 781 34.33 2,181 45.45
2 BATU SISIR 2,769 2,526 5,295 1,471 53.12 1,330 52.65 2,801 52.90
3 BUMIAJI BUMIAJI 2,479 2,380 4,859 1,037 41.83 1,009 42.39 2,046 42.11
4 JUNREJO BEJI 1,461 1,494 2,955 214 14.65 230 15.39 444 15.03
5 JUNREJO JUNREJO 751 684 1,435 404 53.79 351 51.32 755 52.61
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 9,984 9,359 19,343 4,526 45.33 3,701 39.54 8,227 42.53
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
NONAMA
PUSKESMAS
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN SISWA SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
P L + PJUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
LKECAMATAN
TABEL 48
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 100
1 BATU BATU 5,650 7,450 13,100 4,763 84.30 7,868 105.61 12,631 96.42
2 BATU SISIR 5,962 6,171 12,133 3,271 54.86 7,599 123.14 10,870 89.59
3 BUMIAJI BUMIAJI 8,246 8,589 16,835 4,134 50.13 6,113 71.17 10,247 60.87
4 JUNREJO BEJI 3,967 4,280 8,247 2,097 52.86 3,364 78.60 5,461 66.22
5 JUNREJO JUNREJO 2,595 2,639 5,234 1,224 47.17 2,268 85.94 3,492 66.72
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 26,420 29,129 55,549 15,489 58.63 27,212 93.42 42,701 76.87
Sumber:
- Seksi Kesehatan Keluarga Tahun 2013
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
PRA LANSIA DAN LANSIA (60TAHUN+)
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA LANSIA DAN LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 49
JUMLAH %
1 2 3 4 5 = (4/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.00
2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 #DIV/0!
3 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA 2 1 50.00
4 PUSKESMAS PERAWATAN 3 0 -
5 SARANA YANKES.LAINNYA #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 4 50.00
Sumber:
- Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Tahun 2012
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) LEVEL
I
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR
LEVEL I
TABEL 50
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KLB
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
YANG TERSERANG
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 AFP 2 2 74,497 73,892 148,389 2 0 2 0.00 - 0.00 0 - #DIV/0! -
2 DIPTHERI 1 2 13,305 12,922 26,227 1 1 2 0.01 0.01 0.01 0 - - -
Sumber:
- RS Baptis dan RS Saiful Anwar Malang
JUMLAH DESA
CFR (%)NO
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASA
ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH KEC
TABEL 51
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH
RATA2 KEJADIAN
DESA/KELURAHAN
KLB PER JUMLAH
DESA/KELURAHAN
DITANGANI <24
JAM%
1 2 3 4 5 6 = 5/4 7 8 = (7/5) * 100
1 BATU BATU 2 2 1.00 2 100.00
2 BATU SISIR 1 1 1.00 1 100.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 1 1 1.00 1 100.00
4 JUNREJO BEJI 4 0 0.00 0 #DIV/0!
5 JUNREJO JUNREJO 3 0 0.00 0 #DIV/0!
0 #DIV/0!
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 11 4 0.36 4 100.00
Sumber:
- RS Baptis dan RS Dr.Saiful Anwar Malang
DESA/KELURAHAN TERKENA KLB
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KELURAHANKECAMATAN
TABEL 52
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 = 4/7 11 = 5/8 12 = 6/9
1 BATU BATU 133 219 352 162 266 428 0.82 0.82 0.82
2 BATU SISIR 94 159 253 113 177 290 0.83 0.90 0.87
3 BUMIAJI BUMIAJI 205 486 691 121 234 355 1.69 2.08 1.95
4 JUNREJO BEJI 40 83 123 71 123 194 0.56 0.67 0.63
5 JUNREJO JUNREJO 54 102 156 48 90 138 1.13 1.13 1.13
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 526 1,049 1,575 515 890 1,405 1.02 1.18 1.12
Sumber:
- Laporan LB4 Puskesmas
PENCABUTAN GIGI TETAPRASIO TUMPATAN/
PENCABUTAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMASTUMPATAN GIGI TETAPKECAMATAN
TABEL 53
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100 9 10 11 = 9+10 12 13 = (12/9) * 100 1415 = (14/10) *
10016 = 12+14
17 = (16/11) *
10018 19 20 = 18+19 21
22 = (21/18) *
10023
24 = (23/19) *
10025 = 21+23
26 = (25/20) *
100
1 BATU BATU 22 12 54.55 12 54.55 2,525 2,274 4,799 877 34.73 881 38.74 1,758 36.63 758 752 1,510 595 78.50 604 80.32 1,199 79.40
2 BATU SISIR 20 13 65.00 13 65.00 2,769 2,526 5,295 931 33.62 797 31.55 1,728 32.63 410 497 907 382 93.17 478 96.18 860 94.82
3 BUMIAJI BUMIAJI 26 26 100.00 26 100.00 2,588 2,519 5,107 572 22.10 647 25.68 1,219 23.87 50 80 130 161 322.00 210 262.50 371 285.38
4 JUNREJO BEJI 14 14 100.00 14 100.00 1,461 1,482 2,943 431 29.50 475 32.05 906 30.78 663 898 1,561 445 67.12 568 63.25 1,013 64.89
5 JUNREJO JUNREJO 6 1 16.67 6 100.00 751 684 1,435 577 76.83 643 94.01 1,220 85.02 245 347 592 150 61.22 214 61.67 364 61.49
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 88 66 75.00 71 80.68 10,094 9,485 19,579 3,388 33.56 3,443 36.30 6,831 34.89 2,126 2,574 4,700 1,733 81.51 2,074 80.57 3,807 81.00
Sumber:
- Laporan LB4 Puskesmas
%
MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATANNO
NAMA
PUSKESMAS
JUMLAH MURID SD/MI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
JUMLAH SD/MIJUMLAH SD/MI
DGN SIKAT GIGI
MASSAL
JUMLAH SD/MI
MENDAPAT YAN.
GIGI
%KECAMATAN
TABEL 54
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN
PENYULUHAN MASSA
1 2 3 4 5
1 BATU BATU 90 0
2 BATU SISIR 531 0
3 BUMIAJI BUMIAJI 54 0
4 JUNREJO BEJI 142 0
5 JUNREJO JUNREJO 540 0
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 1,357 0
SUB JUMLAH II - DINAS KESEHATAN
SUB JUMLAH III - RUMAH SAKIT
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 1,357 0
Sumber:
- Laporan Profil Puskesmas
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO NAMA PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 55
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 = 4+5 7 8 9 = 7+8 10 11 12 = 10+11 13 14 15 = 13+14 16 17 18 = 16+17 19 20 21 = 19+2022 =
7+10+13+16+1
9
23 =
8+11+14+17+2
0
24 =
9+12+15+18+21
25 = (22/4)
* 100
26 = (23/5)
* 100
27 = (24/6)
* 100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 3,659 0 10,414 1,448 0 0 0 15,521 0.00 0.00 33.01
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 161 0 7,265 1,354 0 0 0 8,780 0.00 0.00 20.09
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 587 0 15,336 1,747 0 0 0 17,670 0.00 0.00 30.64
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 864 0 3,992 832 0 0 0 5,688 0.00 0.00 19.32
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 934 0 2,876 619 0 0 0 4,429 0.00 0.00 23.17
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 0 0 6,205 0 0 0 0 0 39,883 0 0 6,000 0 0 0 0 0 52,088
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA 3.15 0.00 20.25 96.70 0.00 26.45 0.00 0.00 26.45
Sumber:
- Rekap Data penerima Jamkesmas 2013
- Rekap Data penerima Jamkesda 2010
- SK Kepala PT Askes ( Persero ) Cabang Malang No. 053 Tahun 2013 tentang Penetapan Jumlah Peserta pada Pemberi Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama
*Data Sasaran
KECAMATANNAMA
PUSKESMAS JAMKESDAJAMSOSTEK ASKESKIN/JAMKESMAS LAINNYA JUMLAH
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR MENURUT JENIS JAMINAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
%JUMLAH PENDUDUK
ASKESNO
TABEL 56
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/5) *
10017 = 13+15
18 = (17/6) *
10019
20 = (19/4) *
10021
22 = (21/5) *
10023 = 19+21
24 = (23/6) *
100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 0.00 0.00 10,414 22.15 1,071 4.54 1,383 5.90 2,454 5.22
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 0.00 0.00 7,265 16.63 178 0.81 293 1.35 471 1.08
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 0.00 0.00 15,336 26.59 292 1.01 735 2.56 1,027 1.78
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 0.00 0.00 3,992 13.56 162 1.10 310 2.11 472 1.60
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 0.00 0.00 2,876 15.04 186 1.93 377 3.97 563 2.95
6 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2,187
7 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 6,715
8
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 0 0.00 0 0.00 39,883 20.25 1,889 1.91 3,098 3.16 4,987 2.53 0 0.00 0 0.00 8,902 4.52
Sumber:
- Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013
- Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013
- Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS
- Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
L L + P
DICAKUP ASKESKIN/JAMKESMASPELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
PL
RS Bhayangkara Hasta Brata
KECAMATAN
P
RS Paru
RS Baptis
JUMLAH YANG ADA
L + PPL L + P
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2 DAN
STRATA 3)
TABEL 56 A
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5) *
10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/5)
* 10023 = 19+21
24 = (23/6)
* 100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 0.00 0.00 1,448 3.08 260 1.10 325 1.39 585 1.24
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 0.00 0.00 1,354 3.10 96 0.44 83 0.38 179 0.41
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 0.00 0.00 1,747 3.03 11 0.04 13 0.05 24 0.04
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 0.00 0.00 832 2.83 20 0.14 40 0.27 60 0.20
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 0.00 0.00 619 3.24 137 1.42 276 2.91 413 2.16
6 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 244.00
7 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2,214.00
8 0.00
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 0 0.00 0 0.00 6,000 3.05 524 0.53 737 0.75 1,261 0.64 0 0.00 0 0.00 2,458 1.25
Sumber:
- Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013
- Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013
- Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS
- Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
RS Bhayangkara Hasta Brata
P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT JALAN
P
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA
1)
P
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT JALAN MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN)
L
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
L L + P
DICAKUP JAMKESDA
L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
L + PL
RS Paru
RS Baptis
KECAMATAN
Tabel 57
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 10017 = 13+15
18 = (17/6)
* 100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 34 0.14 78 0.33 112 0.24
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 10 0.03 20 0.07 30 0.05
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 7 0.05 10 0.07 17 0.06
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 0 0.00 0 0.00 0 0.00
6 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 782 #DIV/0!
7 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 981 #DIV/0!
8 9
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 51 0.05 108 0.11 159 0.08 0 0.00 0 0.00 1,772 0.90
Sumber:
- Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013
- Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013
- Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS
- Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
RS Bhayangkara Hasta Brata
RS Paru
RS Baptis
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)
L P L + P
PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 2
DAN STRATA 3)NO
NAMA
PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
KECAMATAN
L P L + P
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
Tabel 57 A
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = 4+5 78 = (7/4) *
1009
10 = (9/5)
* 10011 = 7+9
12 = (11/6)
* 10013
14 = (13/4)
* 10015
16 = (15/5)
* 100
17 =
13+15
18 = (17/6)
* 100
1 BATU BATU 23,599 23,425 47,024 6 0.03 5 0.02 11 0.02
2 BATU SISIR 21,947 21,751 43,698 0 0.00 0 0.00 0 0.00
3 BUMIAJI BUMIAJI 28,951 28,716 57,667 0 0.00 2 0.01 2 0.00
4 JUNREJO BEJI 14,766 14,679 29,445 0 0.00 0 0.00 0 0.00
5 JUNREJO JUNREJO 9,617 9,500 19,117 0 0.00 0 0.00 0 0.00
6 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 33 #DIV/0!
7 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 209 #DIV/0!
8
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 6 0.01 7 0.01 13 0.01 0 0.00 0 0.00 242 0.12
Sumber:
- Laporan Puskesmas Pelayanan Jamkesmas ( Form PPK - 1A ) bulan Januari s/d Desember 2013
- Laporan Puskesmas Pelayanan Kesehatan dan Pendanaan Peserta Jamkesda da SPM Kota Batu bulan Januari s/d Desember 2013
- Rekapitulasi klaim Jamkesda da SPM RS
- Klaim Jamkesmas dan Jampersal RS
RS Bhayangkara Hasta Brata
P L + PL
RS Paru
RS Baptis
P L + P L
YANG DICAKUP MELALUI PROGRAM JAMKESDA
KECAMATAN
CAKUPAN PELAYANAN RAWAT INAP MASYARAKAT MISKIN (DAN HAMPIR MISKIN) MENURUT STRATA SARANA KESEHATAN, JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN
NO NAMA PUSKESMAS
MASYARAKAT MISKIN DAN HAMPIR MISKIN
JUMLAH YANG ADA
MENDAPAT YANKES RAWAT INAP
PELAYANAN KESEHATAN DASAR (PASIEN MASKIN DI SARKES STRATA 1)PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN (PASIEN MASKIN DI SARKES
STRATA 2 DAN STRATA 3)
Tabel 58
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10
1 Puskesmas Batu 15,017 20,329 35,346 185 225 410 1,679 2,690 4,369
2 Puskesmas Beji 8,093 12,420 20,513 72 53 125 21 30 51
3 Puskesmas Bumiaji 12,698 21,310 34,008 32 34 66 680 1,297 1,977
4 Puskesmas Junrejo 7,209 13,819 21,028 0 0 0 28 64 92
5 Puskesmas Sisir 8,130 12,244 20,374 0 0 0 29 16 45
SUB JUMLAH I - PUSKESMAS 51,147 80,122 131,269 289 312 601 2,437 4,097 6,534
1 RS PARU BATU 19,542 21,249 40,791 2,079 2,446 4,525 0
2 RS BAPTIS 14,664 20,706 35,370 2,003 2,619 4,622 406 532 938
3 RS HASTA BRATA 5,497 6,718 12,215 863 1,055 1,918 0
4 RS DR. ETTY 10,634 14,151 24,785 1,043 1,233 2,276
5 RS IPHI 8,895 10,916 19,811 433 554 987 0
SUB JUMLAH II - RS 59,232 73,740 132,972 6,421 7,907 14,328 406 532 938
1 NU 1,135 4,794 5,929 0 185 185 0
2 Hilmy Rasyad 12 12 24 0 0
3 Agrohusada 82 1,514 1,596 0 0
4 Margi Rahayu 6,330 10,531 16,861 0 279 279 0
5 RB / BP Punten 876 1,045 1,921 289 233 522 0
6 PR Doulos 0 0 0 45 19 64 18 7 25
SUB JUMLAH III - SARKES LAINNYA 8,435 17,896 26,331 0 464 464 0 0 25
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 118,814 171,758 290,572 6,710 8,683 15,393 2,843 4,629 7,497
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA 98,880 98,071 196,951 98,880 98,071 196,951
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 120.16 175.14 147.54 6.79 8.85 7.82
Sumber:
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
- Laporan Kesehatan Jiwa Puskesmas Tahun 2013
- Laporan LB4 Puskesmas Tahun 2013
*Data Sasaran
Tabel 59
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 RS PARU BATU Umum 111 2,079 2,446 4,525 0 0 209 0 0 105 - - 46.2 - - 23.2
2 RS BAPTIS Umum 100 1,998 2,615 4,613 55 73 128 21 27 48 27.5 27.9 27.7 10.5 10.3 10.4
3 RS HASTA BRATA Umum 50 674 1,244 1,918 12 15 27 5 6 11 17.8 12.1 14.1 7.4 4.8 5.7
4 RS DR. ETTY Umum 50 1,043 1,233 2,276 33 27 60 17 12 29 31.6 21.9 26.4 16.3 9.7 12.7
5 RS IPHI Khusus 35 433 554 987 1 2 3 0 0 0 2.3 3.6 3.0 - - -
346 6,227 8,092 14,319 101 117 427 43 45 193 1.6 1.4 3.0 0.7 0.6 1.3
Sumber:
- Data RS
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
GDR NDRJENIS RS
bPASIEN KELUAR MATI
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI
≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa
TABEL 60
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PASIEN KELUAR
(HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR
MATI
PASIEN KELUAR
MATI ≥ 48 JAM
DIRAWAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 RS PARU BATU Umum 111 4,525 209 105 15,654 14,564 38.6 3.5 5.5
2 RS BAPTIS Umum 100 4,613 128 48 13,707 12,805 37.6 3.0 4.9
3 RS HASTA BRATA Umum 50 1,918 27 11 6,712 4,794 36.8 3.5 6.0
4 RS DR. ETTY Umum 50 2,276 60 29 7,375 7,198 40.4 3.2 4.8
5 RS IPHI Khusus 35 987 3 - 3,896 4 30.5 3.9 9.0
346 14319 427 193 47,344 37.5 3.3 5.5
Sumber:
- Data RS
Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
b Jenis rumah sakit RS umum atau RS khusus, untuk RS khusus sebutkan jenis kekhususannya (RS Jiwa, RS TB Paru, RS Kusta, dll)
TOI
JUMLAH KABUPATEN/KOTA
INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKITa
JENIS RSb
JUMLAH
TEMPAT
TIDUR
JUMLAH PASIEN
JUMLAH HARI
PERAWATAN
LAMA
DIRAWATBOR LOS
TABEL 61
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAHJUMLAH
DIPANTAU% DIPANTAU BER PHBS %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100
1 BATU BATU 11,322 900 7.95 180 20.00
2 BATU SISIR 12,239 820 6.70 213 25.98
3 BUMIAJI BUMIAJI 15,879 1,515 9.54 420 27.72
4 JUNREJO BEJI 8,676 1,735 20.00 278 16.02
5 JUNREJO JUNREJO 4,993 999 20.01 247 24.72
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 53,109 5,969 11.24 1,338 22.42
Sumber:
- Laporan Profil Puskesmas
RUMAH TANGGA
NONAMA
PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MENURUT KECAMATAN
KECAMATAN
TABEL 62
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH YANG
ADA
JUMLAH YANG
DIBINA/DIPERIKSA% DIBINA/DIPERIKSA
JUMLAH YANG
SEHAT
% RUMAH
SEHAT
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/4) * 100
1 BATU BATU 9,112 6,118 67.14 5,576 61.19
2 BATU SISIR 10,273 2,561 24.93 2,005 19.52
3 BUMIAJI BUMIAJI 13,684 7,839 57.29 4,592 33.56
4 JUNREJO BEJI 6,815 2,511 36.85 1,860 27.29
5 JUNREJO JUNREJO 4,291 3,245 75.62 2,447 57.03
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 44,175 22,274 50.42 16,480 37.31
- Laporan Tribulan Puskesmas
Sumber:
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
RUMAH
KECAMATAN
TABEL 63
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100
1 BATU BATU 9,112 6,423 70.49 6,135 95.52
2 BATU SISIR 10,273 1,944 18.92 1,740 89.51
3 BUMIAJI BUMIAJI 13,684 10,934 79.90 10,686 97.73
4 JUNREJO BEJI 6,815 4,780 70.14 4,610 96.44
5 JUNREJO JUNREJO 4,291 3,727 86.86 3,510 94.18
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 44,175 27,808 62.95 26,681 95.95
Sumber:
- Laporan Tribulan Puskesmas
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
KECAMATAN
TABEL 64
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/4) *
10017
18 = (17/4) *
10019
20 = (19/4) *
100
21 =
7+9+11+13+15+17+19
22 = (21/4) *
100
1 BATU BATU 11,322 6,118 54.04 0 0.00 6,118 54.04 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 6,118 54.04
2 BATU SISIR 12,239 2,561 20.92 0 0.00 923 7.54 0 0.00 8 0.07 3,959 32.35 0 0.00 0 0.00 4,890 39.95
3 BUMIAJI BUMIAJI 15,879 7,839 49.37 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7,839 49.37 0 0.00 0 0.00 7,839 49.37
4 JUNREJO BEJI 8,676 2,511 28.94 0 0.00 1,101 12.69 0 0.00 18 0.21 1,392 16.04 0 0.00 0 0.00 2,511 28.94
5 JUNREJO JUNREJO 4,993 3,245 64.99 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,245 64.99 0 0.00 0 0.00 3,245 64.99
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 53,109 22,274 41.94 0 0.00 8,142 15.33 0 0.00 26 0.05 16,435 30.95 0 0.00 0 0.00 24,603 46.33
Sumber:
- Laporan Tribulan Puskesmas
SGL MATA AIRNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARGA YANG
ADA
JUMLAH KELUARGA
DIPERIKSA SUMBER
AIR BERSIHNYA
%
KELUARGA
DIPERIKSA
KECAMATANNO
PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
KEMASAN JUMLAH
JENIS SARANA AIR BERSIH
LEDENG SPT PAH LAINNYA
TABEL 65
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007
8 = (7/4) *
1009
10 = (9/4) *
10011
12 = (11/4) *
10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/4) *
10017
18 = (17/4) *
10019
20 = (19/4) *
10021
22 = (21/4) *
10023
24 = (23/4) *
10025
26 = (25/4) *
10027
28 = (27/4) *
100
29 =
5+7+9+11+13
+15+17
30 = (29/4) *
100
1 BATU BATU 6,118 0 0.00 8 0.13 6,118 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 6,126 54.11
2 BATU SISIR 2,561 0 0.00 4 0.16 922 36.00 0 0.00 0 0.00 8 0.31 1,631 63.69 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,565 20.96
3 BUMIAJI BUMIAJI 7,839 0 0.00 4 0.05 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7,839 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 7,843 49.39
4 JUNREJO BEJI 2,511 0 0.00 4 0.16 1,101 43.85 0 0.00 0 0.00 18 0.72 1,392 55.44 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 2,515 28.99
5 JUNREJO JUNREJO 3,245 0 0.00 4 0.12 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,245 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3,249 65.07
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 22,274 0 0.00 24 0.11 8,141 36.55 0 0.00 0 0.00 26 0.12 14,107 63.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 22,298 41.99
Sumber:
- Laporan Tribulan Puskesmas
MATA AIR TAK
TERLINDUNGAIR SUNGAIAIR HUJANLEDING METERAN LEDING ECERAN POMPA SUMUR TERLINDUNG
SUMUR TAK
TERLINDUNG
MATA AIR
TERLINDUNGKECAMATAN
PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN PER KECAMATAN
NONAMA
PUSKESMAS
JUMLAH KELUARGA
DIPERIKSA SUMBER AIR
MINUMNYA
AIR KEMASAN LAIN-LAINAIR ISI ULANG
SUMBER AIR MINUM KELUARGAKELUARGA DENGAN SUMBER
AIR MINUM TERLINDUNG
TABEL 66
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 56 = (5/4)
* 1007
8 = (8/7)
* 1009
10 = (9/7)
* 10011
12 = (11/5)
* 10013
14 = (13/4) *
10015
16 = (15/13)
* 10017
18 = (17/15)
* 10019
20 = (19/4)
* 10021
22 = (21/19)
* 10023
24 = (23/21) *
100
1 BATU BATU 11,322 6,118 54.04 6,020 98.40 5,806 96.45 6,020 98.40 6,118 54.04 6,118 100.00 6,020 98.40 6,118 54.04 6,183 101.06 6,020 97.36
2 BATU SISIR 12,239 2,561 20.92 2,306 90.04 2,231 96.75 2,306 90.04 2,561 20.92 2,561 100.00 2,306 90.04 2,561 20.92 2,498 97.54 2,231 89.31
3 BUMIAJI BUMIAJI 15,879 7,839 49.37 6,481 82.68 6,222 96.00 6,481 82.68 7,839 49.37 7,839 100.00 6,481 82.68 7,839 49.37 7,223 92.14 6,461 89.45
4 JUNREJO BEJI 8,676 2,511 28.94 2,219 88.37 2,117 95.40 2,219 88.37 2,511 28.94 2,511 100.00 2,219 88.37 2,511 28.94 2,400 95.58 2,232 93.00
5 JUNREJO JUNREJO 4,993 3,245 64.99 2,925 90.14 2,925 100.00 2,925 90.14 3,245 64.99 3,245 100.00 2,925 90.14 3,245 64.99 3,259 100.43 3,018 92.61
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 53,109 22,274 41.94 19,951 89.57 19,301 96.74 19,951 89.57 22,274 41.94 22,274 100.00 19,951 89.57 22,274 41.94 21,563 96.81 19,962 92.58
Sumber:
- Laporan Tribulan Puskesmas
PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
NO SEHATKELUARGA MEMILIKISEHAT BERDASARKAN KK
DIPERIKSA
JAMBAN TEMPAT SAMPAH
KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKIKECAMATANNAMA
PUSKESMAS
JUMLAH
KELUARGA
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KELUARGA MEMILIKI SEHATKELUARGA DIPERIKSA KELUARGA DIPERIKSASEHAT BERDASARKAN KK
MEMILIKI
TABEL 67
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
JUMLAH
YG ADA
JUMLAH
DIPERIKSA
JUMLAH
SEHAT % SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 = (6/4) * 100 8 9 1011 = (10/8)
* 10012 13 14
15 =
(14/12) *
100
16 17 1819 = (18/16)
* 100
20 =
4+8+12+16
21 =
5+9+13+17
22 =
6+10+14+18
23 = (22/20)
* 100
1 BATU BATU 34 31 29 85.29 27 24 24 88.89 0 0 0 0.00 90 76 73 81.11 151 131 126 96.18
2 BATU SISIR 9 2 2 22.22 27 17 13 48.15 1 0 0 0.00 95 33 27 28.42 132 52 42 80.77
3 BUMIAJI BUMIAJI 15 15 10 66.67 8 8 7 87.50 0 0 0 0.00 88 70 46 52.27 111 93 63 67.74
4 JUNREJO BEJI 4 3 3 75.00 8 6 6 75.00 0 0 0 0.00 105 46 48 45.71 117 55 57 103.64
5 JUNREJO JUNREJO 0 0 0 0.00 4 4 4 100.00 0 0 0 0.00 63 50 45 71.43 67 54 49 90.74
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 62 51 44 70.97 74 59 54 72.97 1 0 0 0.00 441 275 239 54.20 578 385 337 87.53
Sumber:
- Laporan Tribulan Puskesmas
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
JUMLAH TUPM
NONAMA
PUSKESMAS
HOTEL PASAR TUPM LAINNYARESTORAN/R-MAKAN
KECAMATAN
TABEL 68
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 56 = (5/4) *
1007 8
9 = (8/7) *
10010 11
12 =
(11/10) *
100
13 14
15 =
(14/13) *
100
16 17
18 =
(17/16) *
100
19 20
21 =
(20/19) *
100
22 =
4+7+10+13
+16+19
23 =
5+8+11+1
4+17+20
24 =
(23/22) *
100
1 BATU BATU 8 8 100.00 #DIV/0! 31 30 96.77 32 27 84.38 #DIV/0! #DIV/0! 71 65 91.5
2 BATU SISIR 2 0 0.00 #DIV/0! 41 31 75.61 18 5 27.78 #DIV/0! #DIV/0! 61 36 59.0
3 BUMIAJI BUMIAJI 0 0 #DIV/0! #DIV/0! 33 32 96.97 54 40 74.07 #DIV/0! #DIV/0! 87 72 82.8
4 JUNREJO BEJI 1 1 100.00 #DIV/0! 19 19 100.00 20 3 15.00 #DIV/0! #DIV/0! 40 23 57.5
5 JUNREJO JUNREJO 2 1 50.00 #DIV/0! 11 10 90.91 24 15 62.50 #DIV/0! #DIV/0! 37 26 70.3
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 13 10 76.92 0 0 #DIV/0! 135 122 90.37 148 90 60.81 0 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 296 222 75.0
- Laporan Tribulan Puskesmas
Sumber:
NAMA
PUSKESMAS
SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAHINSTALASI PENGOLAHAN
AIR MINUM
SARANA PELAYANAN
KESEHATANNO
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA MENURUT KECAMATAN
JUMLAHSARANA LAINPERKANTORANKECAMATAN
TABEL 69
KETERSEDIAAN OBAT MENURUT JENIS OBAT
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
NO NAMA OBAT KEMASANKEBUTUHAN
TAHUN 2013
TOTAL PENGGUNAAN
BULAN DESEMBER 2012
S/D BULAN NOVEMBER
2013
SISA STOK PER 30
NOVEMBER 2013
JUMLAH
OBAT DAN
VAKSIN
%
KETERSEDIAAN
1 2 3 4 5 6 7 = 5+6 8 = (7/4) * 100
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet - 10,500 14,300 24,800 #DIV/0!
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 13,000 68,000 3,000 71,000 546.15
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 30 450 - 450 1,500.00
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 4,600 4,000 1,400 5,400 117.39
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - - - - #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet - 316,300 72,700 389,000 #DIV/0!
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 3,000 3,800 900 4,700 156.67
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 15,000 20,000 3,000 23,000 153.33
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - - - #DIV/0!
10Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium Hidroksida
200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mgtablet - 76,000 21,000 97,000 #DIV/0!
11Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +
polimiksin 10.000 IU/gtube - 998 52 1,050 #DIV/0!
12Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +
Heksaklorofen 250 mgsupp 1,000 900 340 1,240 124.00
13Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam Salisilat
3%pot - - 1,608 1,608 #DIV/0!
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 1,600 2,100 500 2,600 162.50
15Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +
Levodopa 250 mgtablet - - - - #DIV/0!
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial - 2,400 27,350 29,750 #DIV/0!
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 25,000 43,000 - 43,000 172.00
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 2,500 2,000 700 2,700 108.00
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - - - #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - - - #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul - - - - #DIV/0!
23 Betametason krim 0,1 % krim 1,700 2,000 450 2,450 144.12
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul - 300 - 300 #DIV/0!
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 70,000 53,000 19,000 72,000 102.86
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - - #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 2,200 1,700 800 2,500 113.64
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 90,000 88,000 22,000 110,000 122.22
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul - - - - #DIV/0!
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 5,000 3,000 2,000 5,000 100.00
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 2,000 1,000 1,000 2,000 100.00
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 990 840 150 990 100.00
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet - 3,100 - 3,100 #DIV/0!
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 25,000 24,000 4,000 28,000 112.00
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet - 21,000 - 21,000 #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 150 150 - 150 100.00
37 Etakridin larutan 0,1% botol - - 24 24 #DIV/0!
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 18,000 - - -
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul - - - - #DIV/0!
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 6,000 4,500 1,500 6,000 100.00
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - - #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - 648 672 1,320 #DIV/0!
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 210 600 125 725 345.24
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet - - 4,000 4,000 #DIV/0!
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 2,600 5,400 1,000 6,400 246.15
47 Gameksan lotion 1 % botol - - - - #DIV/0!
48Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g ,Kalium klorida
0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g sach - 14,400 - 14,400 #DIV/0!
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol - 330 70 400 #DIV/0!
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 12,000 28,000 2,000 30,000 250.00
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 192,000 135,000 60,000 195,000 101.56
52 Gliserin botol - - - - #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol - 780 900 1,680 #DIV/0!
54 Glukosa larutan infus 10% botol - - - - #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - 5 355 360 #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet - - 500 500 #DIV/0!
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 15,000 10,000 5,800 15,800 105.33
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 10,400 8,000 4,400 12,400 119.23
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 14,000 10,000 4,800 14,800 105.71
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 32,000 25,000 10,000 35,000 109.38
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 4,800 3,456 1,464 4,920 102.50
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 40,000 27,000 13,000 40,000 100.00
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 202,000 140,800 61,200 202,000 100.00
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 2,200 2,100 700 2,800 127.27
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 70,000 66,000 21,000 87,000 124.29
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet - - - #DIV/0!
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 70,000 66,600 23,400 90,000 128.57
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 15,000 10,000 5,000 15,000 100.00
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul - 1,000 60,000 61,000 #DIV/0!
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 900 924 120 1,044 116.00
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 310,000 245,000 115,000 360,000 116.13
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - 60 - 60 #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - - - - #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 35,000 26,250 10,000 36,250 103.57
78Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + Sulfadoxin 500
mgtablet - - - - #DIV/0!
79Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg +
Trimetoprim 40 mg/ 5 mlbotol - 1,550 700 2,250 #DIV/0!
80Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol 400
mg, Trimetoprim 80 mgtablet - 18,100 131,500 149,600 #DIV/0!
81Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : Sulfametoksazol 100
mg, Trimetoprim 20 mgtablet - - - - #DIV/0!
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - - #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - - #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial - 1,740 3,450 5,190 #DIV/0!
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 5 5 - 5 100.00
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 5 5 - 5 100.00
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - - #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - 150 - 150 #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 mg tablet 2,500 3,800 1,000 4,800 192.00
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul - 210 180 390 #DIV/0!
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet - 6,000 - 6,000 #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 720 540 340 880 122.22
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 200 200 - 200 100.00
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet - 2,400 10,100 12,500 #DIV/0!
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 6,000 3,840 2,520 6,360 106.00
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 288 200 113 313 108.68
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - 20 20 #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul - 870 - 870 #DIV/0!
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 8,000 5,700 2,300 8,000 100.00
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 25,000 14,000 11,000 25,000 100.00
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 300,000 300,000 - 300,000 100.00
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - - #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet - 600 1,400 2,000 #DIV/0!
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 80,000 52,000 28,000 80,000 100.00
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol - 178 14 192 #DIV/0!
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol - - 78 78 #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet - - - - #DIV/0!
112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - - - #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet - - - - #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - - #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - - #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 600 520 100 620 103.33
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap 4% tube 1,320 964 504 1,468 111.21
119 Salisil bedak 2% kotak 870 600 270 870 100.00
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - - - - #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - - #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul - - - - #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - - #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul - 400 - 400 #DIV/0!
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 48 4,104 48 4,152 8,650.00
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul - - - - #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul - - - - #DIV/0!
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul - 30 30 60 #DIV/0!
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 70,000 109,000 - 109,000 155.71
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - - #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 41,000 25,000 17,900 42,900 104.63
134 Vaksin Rabies Vero vial - - - - #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 400,000 276,000 124,000 400,000 100.00
VAKSIN
136 BCG vial 870 826 138 964 111
137 T T vial 464 684 270 954 206
138 D T vial 210 400 400 190
139 CAMPAK 10 Dosis vial 747 699 117 816 109
140 POLIO 10 Dosis vial 1,797 2132 246 2,378 132
141 DTP-HB vial 2,549 2450 270 2,720 107
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 3,164 2952 327 3,279 104
143 POLIO 20 Dosis vial - 208 208
144 CAMPAK 20 Dosis vial - 187 30 217
TT (BIAS) vial 1,496 801 9 810 54
TABEL 70
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
PEMILIKAN/PENGELOLA
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 = SUM(3:8)
1 RUMAH SAKIT UMUM 1 2 3
2 RUMAH SAKIT JIWA 0
3 RUMAH SAKIT BERSALIN 0
4 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 2
5 PUSKESMAS PERAWATAN 3 3
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN 2 2
7 PUSKESMAS KELILING 8 8
8 PUSKESMAS PEMBANTU 6 6
9 RUMAH BERSALIN 3 3
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 6 6
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 8 8
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 50 50
13 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 310 310
14 POSKESDES 24 24
15 POSYANDU 189 189
16 APOTEK 12 12
17 TOKO OBAT 1 1
18 GFK 1
19 INDUSTRI RUMAH TANGGA MAKANAN (PM-IRT) 475
20 PEDAGANG BESAR FARMASI (PBF) 2 2
21 PENYALUR ALAT KESEHATAN (PAK) 1 1
22 CABANG PENYALUR ALAT KESEHATAN (CABANG PAK) 0
23 INDUSTRI FARMASI 0
24 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL (IOT) 0
25 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL (IKOT) 1 1
26 INDUSTRI ALAT KESEHATAN 0
27 INDUSTRI PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA (PKRT) 0
28 INDUSTRI KOSMETIKA 1 1
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Seksi Yankesdasjuk dan Farmakmin dan Alat Kesehatan Tahun 2013
1 Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Bersalin dimasukkan Rumah Sakit Khusus
NO FASILITAS KESEHATAN
KETERANGAN :
TABEL 71
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 = (4/3) * 100 6 7 = (6/3) * 100
1 RUMAH SAKIT UMUM 3 3 100.00 3 100.00
2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 2 100.00 1 50.00
4 PUSKESMAS 5 5 100.00 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 10 10 100.00 4 80.00
Sumber:
- Seksi Yankesdasjuk Tahun 2013
SARANA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN LABORATORIUM DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
LABORATORIUM KESEHATAN 4 (EMPAT) SPESIALIS DASARNO SARANA KESEHATAN JUMLAH
TABEL 72
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 45 = (4/12) *
1006
7 = (6/12) *
1008
9 = (8/12) *
10010
11 = (10/12)
* 100
12 =
4+6+8+10
13 =
5+7+9+1114 = 8+10
15 = (14/12)
* 100
1 BATU BATU 2 4.17 28 58.33 16 33.33 2 4.17 48 100.00 18 37.50
2 BATU SISIR 2 4.88 2 4.88 34 82.93 3 7.32 41 100.00 37 90.24
3 BUMIAJI BUMIAJI 4 7.69 18 34.62 27 51.92 3 5.77 52 100.00 30 57.69
4 JUNREJO BEJI 0 0.00 13 48.15 14 51.85 0 0.00 27 100.00 14 51.85
5 JUNREJO JUNREJO 0 0.00 10 47.62 11 52.38 0 0.00 21 100.00 11 52.38
JUMLAH KABUPATEN/KOTA 8 4.23 71 37.57 102 53.97 8 4.23 189 100.00 110 58.20
1.16
Sumber:
- Laporan Profil Puskesmas
POSYANDU PURINO KECAMATAN
NAMA
PUSKESMAS
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA PER KECAMATAN
POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
TABEL 73
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 = (5/4) * 100 7 8 = (7/5) * 100 9 10
1 BATU BATU 5 5 100.00 5 100.00 5 48
2 BATU SISIR 3 3 100.00 3 100.00 3 41
3 BUMIAJI BUMIAJI 9 9 100.00 9 100.00 9 52
4 JUNREJO BEJI 4 4 100.00 4 100.00 4 27
5 JUNREJO JUNREJO 3 3 100.00 3 100.00 3 21
JUMLAH KABUPATEN/KOTA0 0 24 24 100.00 24 100.00 24 189
Sumber:
- Laporan Profil Puskesmas
DESA SIAGA DESA SIAGA AKTIFPOSYANDU
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN
NO
JUMLAH
DESA/
KELURAHANPOSKESDES
NAMA
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 74
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
DR SPESIALIS a DOKTER UMUM
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 12 = 3+6 13 = 4+7 14 = 5+8 9 10 11 = 9+10
1 RS PARU BATU 5 7 12 4 8 12 9 15 24 1 1 2
2 RS BAPTIS 3 3 6 3 7 10 6 10 16 1 1 2
3 RS HASTA BRATA 8 3 11 3 5 8 11 8 19 0 1 1
4 RS DR. ETTY 7 5 12 0 11 11 7 16 23 0 1 1
5 RS IPHI 4 1 5 2 2 4 6 3 9 0 1 1
6 Dinas Kesehatan 0 0 0 1 4 5 1 4 5 0 0 0
7 Puskesmas Batu 1 0 1 1 4 5 2 4 6 0 1 1
8 Puskesmas Beji 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 1 1
9 Puskesmas Bumiaji 0 0 0 3 1 4 3 1 4 0 2 2
10 Puskesmas Junrejo 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 2 2
11 Puskesmas Sisir 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1
12 NU 0 1 1 0 2 2 0 3 3 0
13 Hilmy Rasyad 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
14 Agrohusada 0 0 0 2 2 4 2 2 4 0 0 0
15 Margi Rahayu 1 0 1 1 1 2 2 1 3 0 0 0
16 RB / BP Punten 2 1 3 2 0 2 4 1 5 0 1 1
17 PR Doulos 0 1 1 1 0 1 1 1 2 0 1 1
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 32 22 54 26 53 79 58 75 133 2 15 17
- Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
Keterangan : a termasuk S3
b termasuk Dokter Gigi Spesialis
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
JUMLAH
Sumber:
DOKTER GIGI b
NO UNIT KERJA
TABEL 75
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
BIDAN PERAWAT
L P L+P L P L + P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 6+9 13 = 7+10 14 = 8+11
1 RS PARU BATU 0 13 13 11 3 14 21 45 66 32 48 80
2 RS BAPTIS 1 9 10 1 2 3 12 58 70 13 60 73
3 RS HASTA BRATA 1 10 11 3 4 7 8 7 15 11 11 22
4 RS DR. ETTY 0 8 8 2 1 3 10 16 26 12 17 29
5 RS IPHI 0 6 6 0 0 0 2 6 8 2 6 8
6 Dinas Kesehatan 2 6 8 0 1 1 3 5 8 3 6 9
7 Puskesmas Batu 0 8 8 0 1 1 4 11 15 4 12 16
8 Puskesmas Beji 3 9 12 0 3 3 7 7 14 7 10 17
9 Puskesmas Bumiaji 0 14 14 0 5 5 4 5 9 4 10 14
10 Puskesmas Junrejo 0 8 8 1 1 2 1 3 4 2 4 6
11 Puskesmas Sisir 0 8 8 0 2 2 2 4 6 2 6 8
12 NU 0 14 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Hilmy Rasyad 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Agrohusada 0 1 1 0 0 0 0 3 3 0 3 3
15 Margi Rahayu 0 6 6 0 1 1 0 5 5 0 6 6
16 RB / BP Punten 0 2 2 0 0 0 1 6 7 1 6 7
17 PR Doulos 0 0 0 0 0 0 0 3 3 0 3 3
7 122 129 18 24 42 75 184 259 93 208 301
Sumber:
- Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
b termasuk SLTA, D-I, dan D-III
JUMLAH
JUMLAH TENAGA BIDAN/ KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
BIDAN DIII BIDAN JUMLAHSARJANA KEPERAWATAN
aPERAWAT
bNO UNIT KERJA JUMLAH
TABEL 76
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER DAN
SARJANA FARMASI a
D-III FARMASI DAN
ASS APOTEKERD-IV/SARJANA GIZI
a DI DAN D-III GIZI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13 15 16 17 = 15+16 18 = 12+15 19 = 13+16 20 = 14+17
1 RS PARU BATU 1 2 3 1 8 9 2 10 12 1 1 2 2 1 3 3 2 5
2 RS BAPTIS 0 3 3 2 8 10 2 11 13 0 1 1 0 2 2 0 3 3
3 RS HASTA BRATA 0 1 1 0 2 2 0 3 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 RS DR. ETTY 0 1 1 0 5 5 0 6 6 0 0 0 0 1 1 0 1 1
5 RS IPHI 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Dinas Kesehatan 1 0 1 0 3 3 1 3 4 0 1 1 1 0 1 1 1 2
7 Puskesmas Batu 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 Puskesmas Beji 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 Puskesmas Bumiaji 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
10 Puskesmas Junrejo 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
11 Puskesmas Sisir 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1 1 2
12 NU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Hilmy Rasyad 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Agrohusada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Margi Rahayu 0 1 1 0 1 1 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RB / BP Punten 0 0 0 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 PR Doulos 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 2 8 10 5 33 38 7 41 48 1 4 5 6 8 14 7 12 19
Sumber:
- Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
Keterangan : a termasuk S2 dan S3
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH JUMLAH
TABEL 77
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
TENAGA KESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 =3+4 6 7 8 = 6+7 9 = 3+6 10 = 4+7 11 = 5+8 12 13 14 = 12+13
1 RS PARU BATU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 RS BAPTIS 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1
3 RS HASTA BRATA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 RS DR. ETTY 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 RS IPHI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Dinas Kesehatan 0 8 8 0 0 0 0 8 8 0 3 3
7 Puskesmas Batu 0 2 2 0 0 0 0 2 2 1 0 1
8 Puskesmas Beji 0 2 2 0 0 0 0 2 2 1 1 2
9 Puskesmas Bumiaji 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 2 2
10 Puskesmas Junrejo 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
11 Puskesmas Sisir 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1
12 NU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Hilmy Rasyad 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Agrohusada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Margi Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RB / BP Punten 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 PR Doulos 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 14 16 0 0 0 2 14 16 4 7 11
Sumber:
- Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
Keterangan: a termasuk S2 dan S3
b termasuk D-I
JUMLAH
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJA JUMLAH SARJANA KESMAS a
D-III KESMAS b
TENAGA SANITASI
TABEL 78
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI
L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P
1 2 3 4 5 = 3+4 6 7 8 = 6+7 9 10 11 = 9+10 12 = 3+6+9 13 = 4+7+10 14 = 5+8+11 15 16 17 = 15+16
1 RS PARU BATU 3 4 7 2 2 4 1 0 1 6 6 12 0 1 1
2 RS BAPTIS 2 3 5 2 2 4 1 1 2 5 6 11 1 1 2
3 RS HASTA BRATA 0 2 2 1 0 1 0 0 0 1 2 3 0 0 0
4 RS DR. ETTY 0 3 3 1 0 1 0 0 0 1 3 4 0 0 0
5 RS IPHI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Dinas Kesehatan 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 2 0 0 0
7 Puskesmas Batu 1 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0
8 Puskesmas Beji 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
9 Puskesmas Bumiaji 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
10 Puskesmas Junrejo 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
11 Puskesmas Sisir 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0
12 NU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Hilmy Rasyad 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Agrohusada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Margi Rahayu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 RB / BP Punten 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0
17 PR Doulos 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 17 26 7 4 11 2 1 3 18 22 40 1 2 3
Sumber:
- Bagian Umum dan Kepegawaian Tahun 2013
JUMLAH
NO UNIT KERJA
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI SARANA KESEHATAN
TENAGA TEKNISI MEDISFISIOTERAPIS
JUMLAH
KABUPATEN/KOTA BATU
TAHUN 2013
Rupiah %
1 2 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA
A. RUMAH SAKIT - 0.00
a. Belanja Langsung -
b. Belanja Tidak Langsung -
B. DINAS KESEHATAN 24,183,920,821 95.80
a. Belanja Langsung 12,662,524,516
b. Belanja Tidak Langsung 11,521,396,305
2 APBD PROVINSI 55,173,100 0.22
a. Belanja Langsung 55,173,100
b. Belanja Tidak Langsung -
Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan -
3 APBN : 999,905,500 3.96
a. Dana Dekonsentrasi 203,382,500
b. Tugas Pembantuan -
c. Jamkesmas dan Jampersal 302,973,000
f. Lain-Lain (BOK) 493,550,000
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 10,853,500 0.04
a. Pertemuan HDL 10,053,500
b. Kusta 800,000
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN - -
6 BANTUAN LUAR NEGERI (BLN) 6,310,000 0.02
a. Pelacakan KLB 6,310,000
25,245,309,421
670,557,782,777
3.61
128,180.66
Sumber:
- Bagian Penyusunan Program tahun 2013
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
TOTAL APBD KAB/KOTA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN KAB/KOTA PERKAPITA
NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA : BATU
TRIWULAN : IV
NO NAMA INDIKATOR
HASIL/
REALISASI
(A)
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 3,216
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 568
3 3,251
4 Cakupan pelayanan nifas 3,112
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 426
6 Cakupan kunjungan bayi 2,889
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization 19
8 Cakupan pelayanan anak balita 11,394
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan 139
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 12
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 3,119
12 Cakupan peserta KB aktif 25,208
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP 2
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita 170
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif 59
d. Penemuan dan penanganan DBD 140
e. Penanganan penderita diare 4,521
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 6,420
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 13,374
16 3
17 4
18 Cakupan desa siaga aktif 24
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2013
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
TARGET/
SASARAN
SETAHUN (B)
(A)/(B)
( %)KETERANGAN
3,565 90.21
713 79.66
3,403 95.53
3,403 91.45
475 89.76
3,164 91.31
24 79.17
13,165 86.55
266 52.26
12 100.00
3,119 100.00
37,228 67.71
46,934 0.00
1,633 10.41
203 29.06
140 100.00
4,215 107.27
196,951 3.26
196,951 6.79
3 100.00
4 100.00
24 100.00
…………………, ………………………………..
KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
……………………………………………..
………………………………………..
NIP. ……………………………….
INDIKATOR KINERJA SPM TAHUN 2013
LINK INDIKATOR SPM DAN PROFIL
NO NAMA INDIKATOR BIDANG
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 Bina Yankes
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Bina Yankes
3
Bina Yankes
4 Cakupan pelayanan nifas Bina Yankes
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani Bina Yankes
6 Cakupan kunjungan bayi Bina Yankes
7 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization Bina PPMK
8 Cakupan pelayanan anak balita Bina Yankes
9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan PPKM
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan PPKM
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat Bina Yankes
12 Cakupan peserta KB aktif Bina Yankes
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit :
a. Penemuan penderita AFP Bina PPMK
b. Penemuan dan penanganan penderita Pneumonia balita Bina PPMK
c. Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA positif Bina PPMK
d. Penemuan dan penanganan DBD Bina PPMK
e. Penanganan penderita diare Bina PPMK
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin PSDK
A. Cakupan kunjungan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin PSDK
16
Bina Yankes
17Bina PPMK
18 Cakupan desa siaga aktif PPKM
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan (RS) di Kab/Kota
Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
SEKSI
TABEL KOLOM KURSOR TABEL KOLOM KURSOR
Yankesga 28 7 G 35 28 4 D 35
Yankesga 31 6 F 36 31 5 E 36
Yankesga 28 10 J 35 28 9 I 35
Yankesga 28 13 M 35 28 12 L 35
Yankesga 31 18 R 36 31 13 M 36
Yankesga 37 11 K 34 37 6 F 34
P3PMK 38 5 E 34 38 4 D 34
Yankesga 43 11 K 36 43 6 F 36
Gizi 42 9 I 37 42 6 F 37
Gizi 45 11 K 36 45 6 F 36
Yankesga 46 11 K 36 46 6 F 36
Yankesga 35 7 G 32 35 4 D 32
P3PMK 9 5 E 33 9 4 D 33
P2 13 14 N 36 13 9 I 36
P2 11 12 L 36 11 6 F 36
P2 23 6 F 35 23 6 F 35
P2 16 14 N 36 16 9 I 36
Biakes 56+56A+57+57A 17+17+11+11 Q37+Q37+K37+K37 56 6 F 37
Biakes 56+56A+57+57A 23+23+17=17 W37+W37+Q37+Q37 56 6 F 37
Yankesjuksus 49 4 D 12 49 3 C 12
P3PMK 51 7 G 33 51 5 E 33
Promkes 73 7 G 33 73 5 E 33
TARGET/SASARAN PADA HASIL/REALISASI PADA PROFIL