profil lapaska

3
PROFILE LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA MATARAM Konsep Lembaga Pemasyarakatan Terbuka berawal dari adanya sistem pembinaan Narapidana yang dulu dikenal dengan istilah “ Open Camp “. Seiring dengan perkembangan system pemidanaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM ( UU Nomor 39 Tahun 1999 ), maka konsep pembinaan terhadap Narapidana yang telah memenuhi syarat untuk ditempatkan di open camp.. Selanjutnya disebut Lembaga Pemasyarakatan Terbuka. Lembaga Pemasyarakatana Terbuka adalah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) tempat pembinaan Narapidana dalam keadaan terbuuka tanpa dikelilingi tembok yang tinggi atau jeruji besi, pola pembinaannya merupakan lanjutan dari proses tahap-tahap pembinaan selanjutnya yaitu Asimilasi suatu pola pembinaan yang berfungsi menyiapkan Narapidana agar dapat berintegrasi secara sehat langsung dengan masyarakat. Narapidana yang ditempatkan di LAPAS Terbuka adalah Narapidana yang berasal dari LAPAS/RUTAN yang telah menjalani masa pidananya ½ sampai dengan 2/3, berkelakukan baik, belum pernah mendapat hukuman disiplin dan atas persetujuan Kepala Kantor Wilayah Kementerian hukum dan HAM setempat. Keberadaan LAPAS Terbuka Mataram dibangun pada Tahun 1995/1996 yang merupakan hasil ruislag tanah Rutan Praya yang ada di Kuta Lombok Tengah dengan pihak LTDC. Setelah pembangunan LAPAS Terbuka Mataram selesai tahun 1996, operasinalisasi selanjutnya berada dibawah LAPAS Klas II A Mataram. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor. M.03.PR.07.03 Tahun 2003 tanggal 16 April 2003 tentang

Upload: muhammad-taufiq-hidayat

Post on 13-Jul-2016

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PROFIL LAPAS TERBUKA KLAS IIB MATARAM.

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Lapaska

PROFILE LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERBUKA MATARAM

Konsep Lembaga Pemasyarakatan Terbuka berawal dari adanya sistem

pembinaan Narapidana yang dulu dikenal dengan istilah “ Open Camp “. Seiring

dengan perkembangan system pemidanaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM

( UU Nomor 39 Tahun 1999 ), maka konsep pembinaan terhadap Narapidana yang

telah memenuhi syarat untuk ditempatkan di open camp.. Selanjutnya disebut

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka.

Lembaga Pemasyarakatana Terbuka adalah Lembaga Pemasyarakatan

(LAPAS) tempat pembinaan Narapidana dalam keadaan terbuuka tanpa dikelilingi

tembok yang tinggi atau jeruji besi, pola pembinaannya merupakan lanjutan dari

proses tahap-tahap pembinaan selanjutnya yaitu Asimilasi suatu pola pembinaan yang

berfungsi menyiapkan Narapidana agar dapat berintegrasi secara sehat langsung

dengan masyarakat. Narapidana yang ditempatkan di LAPAS Terbuka adalah

Narapidana yang berasal dari LAPAS/RUTAN yang telah menjalani masa pidananya

½ sampai dengan 2/3, berkelakukan baik, belum pernah mendapat hukuman disiplin

dan atas persetujuan Kepala Kantor Wilayah Kementerian hukum dan HAM

setempat.

Keberadaan LAPAS Terbuka Mataram dibangun pada Tahun 1995/1996

yang merupakan hasil ruislag tanah Rutan Praya yang ada di Kuta Lombok Tengah

dengan pihak LTDC. Setelah pembangunan LAPAS Terbuka Mataram selesai tahun

1996, operasinalisasi selanjutnya berada dibawah LAPAS Klas II A Mataram.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor. M.03.PR.07.03

Tahun 2003 tanggal 16 April 2003 tentang Pembentukan 6 (enam) UPT LAPAS

Terbuka yaitu : LAPAS Terbuka Jakarta, LAPAS Terbuka Kendal, LAPAS Terbuka

Mataram, LAPAS Terbuka Nusa Kambangan, LAPAS Terbuka Pasaman dan LAPAS

Terbuka Waikabubak. Maka sejak saat itu LAPAS Terbuka mataram menjadi UPT

Pemasyarakatan tersendiri yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Nusa Tenggara

Barat. Pada bulan Juli 2012 gedung Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Klas IIB

Mataram dialihfungsikan menjadi Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas III Mataram,

selanjutnya pembangunan gedung baru Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Mataram

dilaksanakan melalui APBNP Tahun 2012 dan pada awal bulan Januari 2013 gedung

Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Mataram dapat dioperasikan. Didalam Lapas

Terbuka Mataram terdapat beberapa program pembinaan Narapidana antara lain :

Page 2: Profil Lapaska

1. Pembinaan Mental Spritual :Berupa : Ceramah Agama, Shalat Fardhu bersama di Mushalla Lapaska, shalat

jum’at bersama masyarakat sekitar.

2. Pembinaan Kemandirian :a. Budidaya Padib. Budidaya tanaman cabe c. Budidaya Kacang Tanahd. Budidaya kangkunge. Budidaya Jamur Tiramf. Budidaya ikan leleg. Budidaya ikan nilah. Ternak ayam pejantan

3. Pembinaan Pengintegrasian dengan masyarakat.Berupa : - Olah Raga Bersama dengan masyarakat

- Shalat Jum’at bersama masyarakat

Dalam pelaksanaan kegiatan Pembinaan Narapidana diatas, dilakukan pula beberapa kegiatan yang melibatkan langsung Narapidana untuk ikut serta dalam kegiatan masyarakat sekitar ataupun melibatkan warga sekitar dalam kegiatan Narapidana. Hal ini dapat dicontohkan dengan kegiatan shalat jumat yang dilaksanakan WBP bersama masyarakat sekitar di Masjid Tojong-Ojong, selain itu pula WBP diikutsertakan pula dalam kegiatan gotong royong di Kampung. Dalam beberapa kegiatan yang ditujukan untuk WBP dilibatkan pula masyarakat sekitar seperti terlihat ketika HUT RI, dengan diadakannya lomba seperti Sepak Bola Mini, Tenis Meja dll. Kegiatan ini melibatkan pula peserta dari Masyarakat sekitar yang diikuti pula oleh WBP.

Kegiatan-Kegiatan sosial bersama masyarakat sekitar merupakan suatu upaya yang dilaksanakan Lapas Terbuka Mataram untuk membina narapidana, dalam upaya mengembangkan kepercayaan diri untuk berani terjun ke masyarakat, walaupun statusnya sebagai WBP sekarang ataupun ketika nanti telah bebas. Masyarakat disekitar pun merespon positif terhadap keberadaan WBP di Lapas Terbuka Mataram yang berkantor di Tojong-Ojong.