profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva …
TRANSCRIPT
PROFIL PEMIJAHAN DAN PERKEMBANGAN MORFOLOGI LARVA DANYUWANA IKAN CLOWN HITAM (Amphiprion percula)
Daniar Kusumawati dan Ketut Maha Setiawati
Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut
Jl. Br. Gondol, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Kotak Pos 140, Singaraja-Bali 81101
E-mail: [email protected]
(Naskah diterima: 20 Agustus 2009; Disetujui publikasi: 25 Januari 2010)
ABSTRAK
Amphiprion percula (ikan clown hitam atau clown Biak) merupakan salah satu spesiesikan hias laut yang umumnya ditangkap untuk tujuan komersial. Di samping itu, indikasimenurunnya jumlah ikan clown hitam disebabkan oleh kematian secara alami di alamsebesar 75% akibat tingkat agresivitas ikan clown hitam dalam mempertahankanwilayahnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pemijahan danperkembangan morfologi larva dan yuwana ikan clown hitam. 10 pasang koleksi indukdiperoleh dari Biak. Pengamatan dilakukan selama 1 tahun yang meliputi pengamatanreproduksi biologis dan aspek morfologi dan perkembangan larva dan yuwana ikanclown hitam. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa 70% dari populasi induk ikanclown hitam telah berhasil bertelur dengan periode pemijahan 9-30 hari. Jumlah produksitelur yang diperoleh 25 hingga 2.244 butir. Jumlah telur dengan bobot induk betinaberkorelasi positif. Masa inkubasi telur terjadi selama 6 hingga 7 hari. Sesaat setelahmenetas, larva (D0) dapat mengkonsumsi rotifer. Artemia dan pakan pelet yangdiberikan mulai dari D6 dan D17. Periode perkembangan larva sangat singkat yaitu 17hari. Selama pengamatan ikan clown hitam menunjukkan pertumbuhan yang relatiflambat.
KATA KUNCI: Amphiprion percula, clown hitam, morfologi, larva, pemijahan
ABSTRACT: Spawning profile and morphology development of larvae andjuvenile of black clown fish, Amphiprion percula. By: DaniarKusumawati and Ketut Maha Setiawati
Amphiprion percula (black clown fish or clown Biak) is one of marine ornamentalfish species captured mostly for commercial purposes. The depletion of black clownfish wild stock is caused by natural death. About 75% mortality were caused byaggressiveness of black clown fish to each other in defending their territory. Theresearch purposes were to know spawning profile and morphology development oflarvae and juvenile of black clown fish. 10 pairs of broodstock were obtained from Biakcoastal waters. Observations were conducted regularly for 1 year period to study thereproduction and biological aspects of the broodstock and morphological developmentof larvae and juvenile of black clown fish. The result showed that, 70% of population ofblack clown fish broodstock spawned successfully with spawning period from 9 to 30days. The number of produced eggs was from 25 to 2,244. The number of eggs andweight of female broodstocks were correlated positively. The period of incubation ofeggs lasted for 6 to 7 days. Newly hatched larvae (D0) can immediately feed onrotifer. Brine shrimp and commercial feed were given at D6 and D17. Period of larvaedevelopment was very short which lasted for17 days. Black clown fish showed arelatively slow growth during the observation period.
Profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva ..... (Daniar Kusumawati)
59
PENDAHULUAN
Pada tahun 2005, ekspor global dan imporglobal ikan hias masing-masing tercatatsenilai US$237.636.000 dan US$282.549.000dengan komposisi 10% adalah ikan hias lautdan 1%-10% dari total tersebut diperoleh darihasil budidaya (WCMC, 2008). Perkembanganperdagangan ikan hias laut yang sangat pesatakan berdampak pada populasinya di alam.Dihadirkannya program perbenihan secaraterkontrol dengan kesempatan dapatmemasuki dunia perdagangan dengankontinuitas yang terjamin, menjadi upayapreventif mengurangi penangkapan di alam(Fernando et al., 2006).
Amphiprion percula atau ikan clown hitamatau clown Biak merupakan salah satu jenis ikanhias laut yang banyak ditangkap untuk tujuankomersial. Selain akibat dari penangkapan liar,indikasi menurunnya jumlah eksistensi ikanclown hitam di perairan juga disebabkankematian secara alami. Ikan clown hitam bersifatagresif untuk mempertahankan daerahnya.Dalam 1 tahun populasi ikan clown hitamberkurang menjadi 25% (Buston, 2003).Mengingat sifatnya yang sangat dinamis,banyak faktor yang akan mempengaruhieksistensi ikan clown hitam di laut. Upayaperbenihan terkontrol perlu dilakukan untukkesinambungan eksistensi ikan clown hitam.Untuk itu perlu dilakukan sebuah kajianmendalam tentang karakteristik ikan clownhitam sebagai informasi yang harusdiperhatikan berkaitan dengan upayaperbenihan yang akan dilakukan nantinya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuiprofil pemijahan dan perkembangan morfologilarva dan yuwana ikan clown hitam.
BAHAN DAN METODE
Penelitian terdiri atas 2 kegiatan, pertamaadalah pengamatan aspek reproduksi dankedua adalah pengamatan perkembanganmorfologi larva dan yuwana ikan clown hitamhasil pemijahan di dalam akuarium.
Profil Aspek Biologi ReproduksiInduk
Induk yang diamati merupakan induk ikanclown hitam yang berasal dari Biak. Sepuluhpasang induk diletakkan dalam wadah
akuarium ukuran 60 cm x 40 cm x 30 cmdengan sistem pemasukan dan pengeluaranair secara mengalir. Pemberian pakan padainduk berupa pelet komersil yang divariasikandengan pakan tambahan berupa cacing laut(Nereis sp.), mysid, dan udang. Pemberianpakan dilakukan dengan frekuensi 2 kali seharisecara ad libitum. Kandungan utama peletkomersil terdiri atas 55%-60% protein, 10%-15% lemak, >1,9% serat. Parameter yang di-amati adalah aspek biologi reproduksi danproduktivitas induk yang meliputi frekuensidan jumlah telur, serta daya tetas telur.
Morfologi Larva dan Yuwana
Dari hasil pemijahan induk-induk ikanclown hitam, pengamatan berlanjut padaperkembangan larva dan yuwana. Telur-teluryang diperoleh berasal dari pemijahan alamidi dalam akuarium. Telur dipanen pada harike-6 kemudian dipindahkan ke dalam bakpolikarbonat kapasitas 200 L dengan volumeair 150 liter yang sebelumnya telah diukurdengan menggunakan program winroof V 5.0yang terhubung dengan mikroskop Nikon SMZ1000 dengan perbesaran 4x yang dilengkapidengan Nikon Digital Kamera Dxm 1200F.Pemberian pakan pada larva dan benih berupafitoplankton, rotifer, dan artemia (Tabel 1)dengan konsentrasi masing-masing 2-4 x 102
sel/mL, kisaran minimal 20 ekor/mL, dankisaran minimal 10 ekor/ind. benih. Pemanenanyuwana dilakukan pada umur 20 hari.
Parameter yang diamati adalah per-tumbuhan panjang dan bobot, isi perut, danperkembangan lenturan notochord. Penga-matan pertumbuhan panjang pada larva D0-D20 dilakukan dengan mengukur panjang totalbadan menggunakan mikroskop NikonMZ 1000 dengan perbesaran yang disesuaikandengan panjang larva. Sedangkan larva umurlebih dari D20 diukur dengan menggunakanmistar. Penimbangan bobot yuwana dilakukanmulai umur D35 dengan menggunakantimbangan digital Ohauss Scout Pro-2000x0,1g. Pengamatan isi perut dilakukansetiap hari mulai D0-D10 kemudian dilanjutkandengan selang hari tertentu hingga D17.Masing-masing pengamatan menggunakansampel sebanyak 5-10 ekor. Pengamatan isiperut dilakukan dengan cara pembedahanmenggunakan jarum untuk mengetahui
KEYWORDS: Amphiprion percula, black clownfish, morphology, spawning
J. Ris. Akuakultur Vol.5 No.1 Tahun 2010: 59-67
60
kemampuan larva dalam mengkonsumsi pakanyang diberikan sekaligus sebagai penentuanfeeding schedule yang tepat. Pengamatanperkembangan lenturan notochord dilakukandengan mengukur sudut yang terbentukhingga notochord lenyap. Pengukuran sudutnotochord menggunakan program winroof V5.0, di mana sampel terlebih dahulu telah difotodengan menggunakan Nikon Digital KameraDxm 1200F yang terhubung langsung denganprogram ACT1 di komputer.
Analisis Data
Analisis data tingkah laku pemijahandilakukan secara deskriptif. Sedangkan dataproduktivitas induk dan perkembanganmorfologi larva dan yuwana dilakukan analisisregresi untuk mendapatkan korelasi tiap-tiapperkembangannya (Snedecor & Cochran,1989). Laju pertumbuhan bobot dan panjangdihitung menurut rumus SGR (Specific GrowthRate) (%bw/day):
Tabel 1. Jenis-jenis pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva benih ikan clown hitamAmphiprion percula
Table 1. Types of feed for larval rearing of Amphiprion percula
Jenis pakanTypes of feed
Umur (hari)Age (days)
Nannochloropsis sp.
Rotifer
Artemia
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
25……..
PeletCommercial feed
Sedangkan h (%) =
di mana Wo dan Wt merupakan bobot rata-ratabiomassa awal dan akhir penelitian (initial and finalaverage body weights) pada waktu t.
di mana ho dan ht merupakan panjang rata-ratabiomassa awal dan akhir penelitian (initial and finalaverage body length) pada waktu t (Effendi, 1997).
HASIL DAN BAHASAN
Profil Aspek Biologi ReproduksiInduk
Tingkah laku pemijahan
Pasangan induk yang mulai menunjukkanadanya tanda-tanda pemijahan, terlihat daripejantan yang membersihkan sarangnya yangmasing-masing berupa segitiga semen, pipaparalon atau sudut akuarium. Pada indukbetina, pada bagian abdomen semakin mem-besar dan berwarna pucat. Saat tiba waktupemijahan pada posterior muncul urogenitalpapilla. Tidak seperti ikan laut pada umumnyayang selalu memijah pada dini hari, ikan clownmemijah baik pagi, siang, sore, maupun malamhari. Betina yang memijah akan menempelkantelur pada sarang dan pejantan akan mengikutiinduk betina untuk kemudian segera mem-buahi telur. Telur kemudian dijaga olehpejantan dengan mengibaskan ekor dansesekali membersihkan telur menggunakanmulutnya hingga telur menetas. Masa inkubasitelur adalah 6 hingga 7 hari. Pemanenandilakukan pada hari keenam untuk meng-hindarkan kanibalisme induk terhadap larvayang menetas dalam akuarium.
di mana l dan h adalah panjang dan tinggi kuningtelur (length and height of egg yolk) sedangkan radalah jari-jari butir minyak (Bonislawska et al.,2004).
SGR =ln Wt - Ln Wo
tx 100%
ht - ho
tx 100%
Volume kuning telur dan butir minyak dihitungmenurut rumus:
danVe =6
x l x h V =4
3x x r3
Profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva ..... (Daniar Kusumawati)
61
Produktivitas induk
Dari koleksi 10 pasangan induk ikan clownhitam, terdapat 7 pasang induk yang memijahdengan rata-rata ukuran induk betina 6,89 ±0,74 cm dan bobot 7,28 ± 2,83 g sedangkanukuran induk jantan 5,35 ± 0,57 cm dan bobot3,35 ± 0,96 g (Tabel 2). Berdasarkan frekuensipemijahannya, nampak ikan clown hitammerupakan jenis ikan yang bertelur sepanjangtahun dengan periode siklus reproduksi 9-30hari.
Masing-masing induk memiliki performaproduktivitas yang berbeda-beda. Pasanganinduk yang cukup produktif yaitu pasanganinduk PT 2, PT 5, PT 7, dan PT 10 di mana indukini mampu memijah dengan frekuensi rata-rata2-3 kali dalam sebulan dan memijah sepanjangtahun dengan jumlah rata-rata telur yangdipijahkan sebesar 640 butir/ind. tiap satu kalipemijahan dengan derajat tetas yang jugacukup tinggi (>60%). Pasangan induk PT 3, PT8, dan PT 9 merupakan pasangan induk yangkurang produktif dengan pola pemijahan yangtidak kontinu dengan jumlah rata-rata teluryang dipijahkan sebesar 112 butir/ind. tiapsatu kali pemijahan dan derajat tetas telurrendah (<25%). Pada pasangan induk PT 8 danPT 9, tercatat adanya indikasi kanibalismeinduk terhadap telur sehingga pemanenantidak dapat dilakukan. Indikasi kanibalismedisebabkan telur terlepas dari sarang ketikainduk jantan mengibaskan ekor sebagai bagiandari penjagaan telur.
Terdapat korelasi yang rendah antarajumlah telur dengan daya tetas telur (R = 0,031)dengan nilai persamaan logaritma y = 4,537ln(x) + 37,66 (Gambar 1). Apabila jumlah teluryang dihasilkan dikorelasikan dengan bobotbadan induk betina, nampak hubunganpolynomial dengan persamaan y=302,8x2-4613x + 18406 dengan nilai R2= 0,504 (Gambar2). Berdasarkan korelasi tersebut diketahuibahwa pasangan induk yang memijah denganukuran bobot 6,87 g akan menghasilkan jumlahtelur minimal 1.003 butir. Nampaknya adafaktor lain yang perlu dipertimbangkan selainukuran bobot induk betina yang mampumempengaruhi produktivitas ikan clown hitamyaitu umur dan fertilitas dari pasangan induk(Rattanayuvankorn et al., 2005). Mengingatinduk berasal dari alam, korelasi umur maupuntingkat fertilitas pasangan induk terhadaptingkat produktivitas belum dapat diketahui.
Profil Perkembangan Morfologi Larvadan Yuwana
Morfologi larva
Telur yang dipijahkan berbentuk lonjongdengan kisaran ukuran panjang 2,21 ± 0,03mm dan lebar telur 0,89 ± 0,01 mm, panjangkuning telur 0,84 ± 0,04 mm dan lebar 0,60 ±0,03 mm serta diameter butir minyak 0,19 ±0,07 mm. Volume kuning telur dan butir minyakmasing-masing 0,15 mm3 dan 0,03 mm3. Masainkubasi telur ikan clown hitam dari awal
Gambar 1. Korelasi antara jumlah telur dengan daya tetas
Figure 1. Correlation between number of eggs and hatchingrate
Jumlah telur (butir) / Total egg (grain)
Day
a te
tas
Hatc
hin
g r
ate
(%
)
0
100
30
90
80
70
60
50
y = 4.5378 ln (x) + 37.667
R2 = 0.0317
40
0
20
10
500 1,000 1,500 2,000 2,500
J. Ris. Akuakultur Vol.5 No.1 Tahun 2010: 59-67
62
Tab
el 2
.D
ata
pem
ijahan
induk-
induk ik
ancl
own h
itam
Am
phip
rion
per
cula
Table
2.
Spaw
nin
g d
ata
of
Am
phip
rion p
ercu
la b
rood
stoc
k
Ket
era
ng
an:
SF:
Frekuen
si p
emijah
an (kali) /
Spaw
nin
g f
requen
cy(t
imes
)T
E:
Jum
lah
tel
ur
(bu
tir)
/T
otaleg
g (gra
in)
HR
:D
aya t
eta
s (%
) /
Hatc
hin
g r
ate
(%)
TL
:Pa
nja
ng
tota
l (c
m) /T
otal le
ngth
(cm
)W
:Bob
ot
bad
an (g)
/Bod
y w
eight
(g)
Profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva ..... (Daniar Kusumawati)
63
dipijahkan sampai dengan menetas samadengan masa inkubasi telur dari jenis ikan clownbiasa (Amphiprion ocellaris) (Kusumawati et al.,2008; Liew et al., 2006) dan Amphiprionpolymnus (Rattanayuvakorn et al., 2005) yaitu6 hingga 7 hari. Pada awal pemijahan telurakan berwarna orange dan terus berubahhingga menjadi perak seiring dengan lamanyainkubasi. Warna silver yang muncul meng-indikasikan bintik mata telah terbentuk, danpada hari ke-6 hingga 7 warna silver semakinbening yang mengindikasikan telur harussegera dipanen.
Larva yang baru menetas (D0) memilikicadangan makanan berupa kuning telur danbutir minyak yang terserap habis hingga umurD2. Penyerapan kuning telur dan butir minyakini masing-masing mengikuti hubungan poly-nomial dengan mengikuti persamaan y=0,021x2-0,066x+0,046 dengan nilai R2=1 dany= 0,030x2-0,133x+0,145 dengan nilai R2=1(Gambar 3). Pigmentasi pada kulit larva berupabintik hitam yang muncul pada umur D0 hinggaD15. Pigmentasi bintik hitam terus mengalamipemudaran dan hilang sempurna pada umurD17. Pada umur D17 inilah pigmentasi banputih pada bagian kepala mulai muncul danterus menguat seiring dengan bertambahnyaumur yuwana. Perubahan metamorfosisfase larva menjadi yuwana ditentukan dari
hilangnya notochord pada bagian ekor. Hal inidiasumsikan bahwa yuwana telah mampuberenang dengan sempurna. Hilangnya noto-chord pada bagian ekor terjadi ada umur D17.Korelasi umur dan perkembangan derajatlenturan notochord mengikuti hubungan lineardengan persamaan y= -5,508x + 171,2 dengannilai R2=0,547 (Gambar 4a). Sedangkan korelasipanjang total dengan perkembangan derajatlenturan notochord juga mengikuti hubunganlinear dengan persamaan y= -158,3x + 229,6dengan nilai R2=0,478 (Gambar 4b).
Pertumbuhan Panjang dan Bobot
Laju pertumbuhan panjang larva danyuwana mulai D0 hingga D150 hari (5 bulan)mengikuti hubungan polynomial denganpersamaan y= -7E-05x2 + 0,020x + 0,481dengan nilai R2= 0,967 (Gambar 5a). Sedang-kan pertumbuhan bobot badan mengikutihubungan logaritma dengan persamaan y=0,029e0,013x dengan nilai R2= 0,816 (Gambar 5a).Laju pertumbuhan bobot dan panjang ikanclown relatif sangat lambat apabila di-bandingkan dengan ikan-ikan lain sepertikerapu pasir dengan laju pertumbuhan panjang4,50%/hari (Hutapea & Slamet, 2007). Lajupertumbuhan panjang dan bobot ikan clownadalah 1,18%/hari dan 1,25%bw/hari.
Gambar 2. Korelasi antara bobot induk betina dengan jumlah teluryang dipijahkan
Figure 2. Correlation between weight of female and number of eggsproduced
Bobot induk betinaBody weight of maternal broodstock (g)
Jum
lah tel
ur
(buti
r)Tot
al
egg
(gra
in)
0
14,000
y = 302.87x2 - 4613.6x + 18406
R2 = 0.5045
5 10 15
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
J. Ris. Akuakultur Vol.5 No.1 Tahun 2010: 59-67
64
Gambar 4. Perkembangan lenturan sudut notochord (a). Korelasi antara lenturan sudut notochorddengan panjang badan ikan clown hitam Amphiprion percula (b)
Figure 4. Notochord angle development (a). Correlation between the notochord angle and totallength of Amphiprion percula (b)
Sud
ut
not
ochor
dA
ngle
of
not
ochor
d(o
)
200
0
Umur (hari) / Age (days)
0
180160140120100
80604020
2 4 6 8 10 12 14 1816
y = -5.5082x + 171.23
R2 = 0.5462 Sud
ut
not
ochor
dA
ngle
of
not
ochor
d(o
)
200
0
Panjang total (Total lenght) (cm)
0
180160140120100
80604020
0.2 0.4 0.6 10.8
y = -158.3x +229.63 R2 = 0.4785
A B
Gambar 5. Kecenderungan pertumbuhan larva dan benih ikan clown hitam Amphiprion percula(a). Korelasi panjang dengan bobot badan ikan clown hitam Amphiprion percula (b)
Figure 5. Trend of larvae and yuwana development of Amphiprion percula (a). Correlationbetween the total length and body weight of Amphiprion percula (b)
Bobot badan (Body weight) (g/ind.)
Panja
ng b
adan
Tot
al
lenght
(cm
)
0.250
0.00 0.50
y = 0.0067e1.6003x
R2 = 0.9276B
1.00 1.50 2.00 2.50
y = 0.0962x2 - 0.1575x + 0.0953 R2 = 0.9635
0.200
0.150
0.100
0.050
0.000
Gambar 3. Laju penyerapan endogenus larva dan benih ikan clown hitamAmphiprion percula
Figure 3. The rate of endogenous absorption of Amphiprion percula
Umur (hari) / Age (days)
Volu
me
(cm
3)
0
0.15
0.11
0.07
0.03
-0.011 2 3
Kuning telur (Yolk sac)Butir minyak (Oil globule)y = 0.0215x2 - 0.0664x + 0.0468
R2 = 1
y = 0.0306x2 - 0.1338x + 0.1451 R2 = 1
Umur (hari) / Age (days)
0 20
y = 0.0117x +0.5989
R2 = 0.9159
40 60 80 160
y= -7E-05x2 + 0.0208x + 0.4818
R2 = 0.9674
y= 0.0294e0.0233x
R2 = 0.8161
140120100
A
TL
W
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
Profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva ..... (Daniar Kusumawati)
65
Korelasi antara pertumbuhan panjang danbobot yuwana ikan clown hitam mengikutihubungan polynomial dengan persamaan y=0,096x2 – 0,157x + 0,095 dengan nilai R2= 0,963(Gambar 5b). Pada umumnya hubungan panjangbobot ikan mengikuti hubungan eksponensialyaitu W=aLb (W= weight, L= length, a dan b=konstanta), tetapi tidak demikian dengan ikanclown hitam. Namun mengingat pertumbuhanmerupakan transformasi dari garis lurus yangterus naik dan hingga pada waktu tertentu akanterus stabil, maka rumus eksponensial harusdigunakan (Petrakis & Stergiou, 1995).Hubungan panjang bobot ikan clown di-dapatkan y=0,0006e1,6x dengan nilai R2=0,927,nilai b= 1,6 dan a=0,0006. Pertumbuhan bobotikan clown hitam hingga D150 lebih cepatdibandingkan pertumbuhan panjangbadannya. Permintaan benih ikan clown hitamdi pasaran umumnya berkisar antara 2 hingga3 cm. Untuk mencapai ukuran tersebutmemerlukan waktu 130 hingga 200 hari atauberkisar antara 4 hingga 7 bulan pemeliharaan.
Isi perut larva dan yuwana
Larva D0 sudah dapat mengkonsumsipakan alami berupa rotifer hal ini terlihat darihasil pembedahan perut di mana besar bukaanoptimal mulut larva berkisar 75o. Sifat ini sangatberbeda dibandingkan dengan jenis-jenis ikanlaut khususnya ikan konsumsi seperti ikan
kerapu pasir yang baru dapat mengkonsumsirotifer pada umur D3 (Hutapea & Slamet, 2007),atau ikan napoleon yang mulai mengkonsumsirotifer pada D15 (Hutapea & Slamet, 2006).Kemampuan tersebut berkaitan denganperkembangan morfologi dari ikan clown, dimana perkembangan larva dimulai saat di dalamtelur, sementara ikan laut lain perkembanganlarva dimulai ketika menetas. Selain itu, tingkatlaju penyerapan endogenous larva ikan clownrelatif cepat dibandingkan dengan ikan lautlainnya, di mana cadangan makanan berupakuning telur terserap habis pada umur D1,sehingga rotifer sudah harus diberikan padasaat larva D0.
Mulai D0 hingga D5 jumlah rotifer yangdimakan terus meningkat. Memasuki umur D6,jumlah rotifer yang terdapat dalam perut mulaiberkurang. Titik optimum jumlah rotifer dalamisi perut larva berada pada level umur D5, halini menunjukkan bahwa di atas umur D6, larvadapat diberikan artemia sebagai penggantirotifer (Gambar 6). Sementara itu, pada umurD4, di dalam isi perut larva mulai ditemukanartemia dalam jumlah kecil dan terus meningkatseiring dengan bertambahnya umur larva. Titikoptimum jumlah artemia yang ditemukan dalamperut larva ikan clown hitam berada pada umurD13 (Gambar 6). Hal ini menunjukkan bahwapada umur di atas D14 ikan clown hitam mulaidapat diberikan pakan pelet.
Gambar 6. Isi perut pada larva dan yuwana ikan clown hitam Amphiprionpercula
Figure 6. Stomach content of larvae and yuwana of Amphiprionpercula
Umur (hari) / Age (days)
Tota
l /
Am
ount
(ind.)
0
250
200
150
100
50
02 4 6 8 10 12 14 16 18
Rotifer
Artemia
y = -6.4286x2 + 70.571x + 1.8571 R2 = 0.97
y = -0.2254x2 + 6.087x - 21.568R2 = 0.5713
J. Ris. Akuakultur Vol.5 No.1 Tahun 2010: 59-67
66
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, 70% daritotal populasi induk telah berhasil memijah.Periode pemijahan berlangsung 9 hingga 30hari. Jumlah telur yang dipijahkan bervariasimulai 25 hingga 2.244 butir. Jumlah telur yangdipijahkan berkorelasi positif dengan bobotinduk betina. Masa inkubasi telur terjadi selama6 hingga 7 hari. Larva yang menetas (D0) dapatmengkonsumsi makanan alami berupa rotifer.Pemberian pakan tambahan berupa artemia danpelet dimulai pada masing-masing umur D6 danD14. Masa perkembangan larva relatif singkatyaitu 17 hari, kemudian larva berubah menjadiyuwana. Selama pengamatan, ikan clown hitamini menunjukkan laju pertumbuhan yang relatifsangat lambat. Pertumbuhan bobot ikan clownlebih cepat dibandingkan pertumbuhanpanjangnya.
DAFTAR ACUAN
Bonislawska, M., Korzelecka-Orkisz, A.,Winnicki, A., Formicki, K., & Szaniawska, D.2004. Morpho-physiological aspects of theembryonic development of ruffe,Gymnocephalus cernuus (L.) under differ-ent thermal conditions. Actha IchtyologicaEt Piscatoria, 34(1): 51-72. http://www.aiep.pl.34.1.6. Diunduh pada tanggal22-8-2007.
Buston, P.M. 2003. Mortality is associated withsocial rank in the Clown Anemonfish(Amphiprion percula). Marine Biology, 143:811-815. http://ieg.ebd.csic.es. Diunduhpada tanggal 23-3-2009.
Effendi, M.I. 1997. Biologi perikanan. YayasanPustaka Nusatama. Yogyakarta, 163 pp.
Fernando, O.J, Raja, K., & Balasubramanian, T.2006. Studies on Clown fish Amphiprionsebae with various feed combinations un-der recirculating aquarium condition. In-ternational Journal of Zoological Research,2(4): 376-381. http://www.scialert.net.Diunduh pada tanggal 23-3-2009.
Hutapea, J.H. & Slamet, B. 2006. Morphologicaldevelopment of Napoleon Wrasse Cheilinusundulates larvae. Indonesian AquacultureJournal, 1(2): 145-151.
Hutapea, J.H. & Slamet, B. 2007. Perkembanganmorfologi larva ikan kerapu pasir Epinepeluscorallicola (Valenciennes, 1828). ProsidingSeminar Nasional Kelautan III. PembangunanKelautan Berbasis IPTEK dalam RangkaPeningkatan Kesejahteraan MasyarakatPesisir. Universitas Hang Tuah. Surabaya.hlm. 27-34.
Kusumawati, Wardoyo, D., & Setiawati, K.M.2008. Perkembangan embrio ikan ClownAmphiprion ocellaris pada suhu dansalinitas inkubasi berbeda. Prosiding Semi-nar Nasional Tahunan V. Hasil PenelitianPerikanan dan Kelautan. Universitas GadjahMada. Yogjakarta, hlm. 1-6.
Liew, H.J., Ambak, M.A., & Abol-Munafi, A.B. 2006.Embryonic development of Clown fishAmphiprion ocellaris under laboratory con-ditions. Journal of Sustainability Scienceand Management, 1(1): 64-73.
Petrakis, G. & Stergiou, K.I. 1995. Weight-lengthrelationships for 33 fish species in Greekwaters. Fisheries Research, 21: 465-469.http://ichtyology.bio.auth.gr. Diunduhpada tanggal 31-3-2009.
Rattanayuvakorn, S., Mungkornkarn, P.,Thongpan, A., & Chatchavalvanich. 2005.Embryonic development of saddlebackanemonfish, Amphiprion polymnus ,Linnaeus (1758). http://genetics.sci.ku.ac.th. Diunduh pada tanggal 19-11-2008.
Snedecor, G.W. & W.G. Cochran. 1989. Statisti-cal method. Eight Edition. Wiley-Blackwell,503 pp.
WCMC. 2008. Monitoring of international tradein ornamental fish. European Cominission.http://www.unep.wcmc.org. Diunduh padatanggal 3-3-2009.
Profil pemijahan dan perkembangan morfologi larva ..... (Daniar Kusumawati)
67