profil - dinkes.sulbarprov.go.id...perempuan. dengan demikian rasio jenis kelamin lebih dari 101...
TRANSCRIPT
PROFIL KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI BARATTAHUN 2008
DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2013
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Jalan Kurungan Bassi No. 19 Mamuju
Telpon : 0426-21027 Fax 0426-22579
Website : dinkes.sulbarprov.go.id
Email : [email protected]; Facebook : Portal Dinkes Sulbar
Diterbitkan oleh :
TIM PENYUSUN
Pengarah Dr.H.Achmad Azis, M.Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Ketua Wahyuddin, SE, M.Kes
Sekretaris Syamsyucri, A.Md.KL
Anggota Rosmianti, SKM
Drg. St. Rahmin Rauf
A. Erieka Novianti, SKM, M.Kes
Wa Ode Nuraisyah, S.Kep
Yulianus Dupa Budi S.Farm
Irham Ibrahim, A.Md.KL
Faisal, ST
`
KATA SAMBUTAN
Saya menyambut gembira dengan terbitnya “Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Edisi Tahun 2010. Meskipun
berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data
untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya bagian data Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berhasil menghimpun data dan
menyusunnya menjadi Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Edisi Tahun 2009.
Sebagai provinsi termuda, Sulawesi Barat dalam rangka
mewujudkan cita-cita perjuangan pembentukan provinsi
dibutuhkan akselarasi pembangunan di segala bidang khususnya
pembangunan yang bersentuhan langsung dengan kehidupan
rakyat seperti di sektor kesehatan guna mengejar ketertinggalan dan
menciptakan kesejahteraan dan kesetaraan. Untuk melaksanakan
program pembangunan yang telah dicanangkan RPJMD 2006-2011,
tentunya dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang integral
disemua bidang pembangunan serta ketersediaan data dan
informasi kesehatan di 5 kabupaten yang akurat, komprehensif serta
bisa diakses dengan cepat dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai
pihak, baik dikalangan aparatur pemerintah maupun masyarakat
pada umumnya, terkhusus bagi perencana, pelaksana dan pengawas
pembangunan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka buku Profil
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Edisi tahun 2009 yang
diterbitkan oleh bagian data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Barat, patut dihargai dan mendapatkan apresiasi guna memenuhi
kebutuhan informasi dan ekspose kesehatan dan permasalahannya
di 5 kabupaten.
Semoga buku ini yang memuat data dan informasi kesehatan
dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan kedepan, mutunya dapat
lebih ditingkatkan lagi.
Mamuju, Mei 2010
Gubernur Sulawesi Barat
H. ANWAR ADNAN SALEH
LAMBANG DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT
Symbol of Sulawesi Barat Province
VISI :
“Terwujudnya kehidupan masyarakat Sulawesi Barat yang produktif dan terpenuhi hak-hak dasarnya secara merata”
MISI :
“Meningkatkan derajat kehidupan yang layak bagi masyarakat Sulawesi Barat, serta meningkatkan
kesetaraan dengan provinsi lainnya”
MELLETE DIATONGANAN
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 1
BAB I
PENDAHULUAN Introduction
isi Pembangunan Kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010
menggambarkan bahwa pada tahun 2010 bangsa Indonesia hidup
dalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta
mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata sehingga memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan adalah salah satu sektor pembangunan daerah
yang sangat penting, mengingat dalam Indikator Pembangunan Manusia
(IPM) kesehatan merupakan faktor penunjang yang sangat vital didalam
kemampuan kualitas manusianya. Dalam konsep pembangunan di Provinsi
Sulawesi Barat yang terdiri dari 4 Strong Point yaitu :
1. Pengentasan kemiskinan,
2. Peningkatan Aksesibilitas Pendidikan dan Kesehatan,
3. Revitalisasi Pertanian,
4.Pembangunan Infrastruktur, pembangunan kesehatan masuk dalam
program utama mengingat kondisi kesehatan masyarakat khususnya di
Sulawesi Barat yang perlu mendapat prioritas.
Untuk mengetahui pembangunan kesehatan yang dilaksanakan, maka
diperlukan adanya sistem yang dikembangkan untuk mengetahui tolak
ukur dalam menilai sejauh mana pembangunan kesehatan. Sistem informasi
kesehatan melalui beberapa kegiatan pengumpulan data baik yang secara
primer maupun secara sekunder dilapangan adalah sistem yang tepat untuk
mengevaluasi sekaligus mengukur sejauh mana keberhasilan pembangunan
kesehatan yang telah dilaksanakan dan sebagai bahan untuk membuat
perencanaan program kegiatan kesehatan ditahun berikutnya.
Profil Kesehatan Provinsi bertujuan untuk mengumpulkan data,
memonitoring, dan mengolah data yang selanjutnya sebagai bahan evaluasi
untuk mengetahui sampai sejauh mana pencapaian program kesehatan.
Selain itu profil provinsi juga merupakan input yang penting bagi
penyusunan profil kesehatan ditingkat nasional untuk penyusunan profil
kesehatan nasional.
V
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 2
Profil kesehatan merupakan gambaran kesehatan di Provinsi selama
periode tahun 2008 melalui pengumpulan, pengolahan, analisis serta
publikasi data. Berbagai program yang dilaksanakan seperti promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam bentuk kegiatan Peningkatan KIA,
Pencegahan penyakit, Perbaikan status Gizi, Penyediaan dan pengawasan
kualitas Air Bersih serta TTU , TPM , kegiatan penyuluhan serta kegiatan
kesehatan lainnya. Untuk menilai hasil kegiatan tersebut mengukur dengan
menggunakan Indikator Angka kematian bayi, balita, Ibu dan Kesakitan
serta Hasil cakupan Program selama setahun.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 3
A. Keadaan Geografi /Geographical condition
1. Letak dan Luas
rovinsi Sulawesi Barat yang beribukota di Mamuju terletak antara 00 12’-
30 38’00’’ Lintang Selatan/South Latitude dan 1180 43’15’’ - 1190 54’3’’
Bujur Timur/East Longitude, Provinsi Sulawesi Barat wilayahnya berbatasan
dengan :
Sebelah Utara/in the Northern side by : Sulawesi Tengah
Sebelah Timur/ in the Eastern side by : Sulawesi Selatan
Sebelah Barat/ in the Western side by : Selat Makassar
Sebelah Selatan/ in the Southern side by : Sulawesi Selatan Luas wilayah Provinsi Sulawesi Barat tercatat 810,405 Km2 yang meliputi
5 (lima) Kabupaten, dimana Kabupaten Polewali Mandar dengan luas wilayah
2,022 Km2, Kabupaten Mamasa dengan luas wilayah 2,985 Km2, Kabupaten
Mamuju Utara dengan luas wilayah 3,044 Km2, Kabupaten Majene 948 Km2,
dan Kabupaten Mamuju 8,222 Km2. Kabupaten Mamuju adalah kabupaten
terluas. Luas kabupaten tersebut 48% dari seluruh wilayah Provinsi Sulawesi
Barat. Sementara kabupaten Majene adalah Kabupaten terkecil dengan luas
wilayah 948 Km2.
Grafik 1.
Sumber : BPS Kabupaten
Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan adalah
masih banyaknya daerah yang sulit dijangkau yang disebabkan oleh medan
yang berat karena melalui sungai, pulau terpencil yang harus ditempuh 2-3 hari
dan ada juga daerah pegunungan yang harus dilewati dengan kuda. Disamping
itu masih ada sekelompok masyarakat yang sukar berinteraksi dengan dunia
BAB II
GAMBARAN UMUM General Perspektif
P
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 4
luar dan menutup diri dari perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan
termasuk intervensi pelayanan kesehatan ke daerah mereka seperti pelayanan
imunisasi, pentingnya hidup bersih dan sehat, pemeriksaan ibu hamil, bayi dan
balita dan pelayanan kesehatan lainnya.
2. Tofografi
Wilayah Provinsi Sulawesi Barat terdiri atas dataran tinggi dan rendah. Di
Sulawesi Barat terdapat 193 buah gunung dan yang tertinggi adalah Gunung
Ganda Dewata dengan ketinggian 3.037 meter diatas permukaan laut. Gunung
ini berdiri tegak di Kabupaten Mamuju. Umumnya ditiap Kabupaten memiliki
beberapa perbukitan dan pegunungan yang berpotensi dijadikan cadangan
untuk ekosistem guna mendukung pembangunan berwawasan lingkungan, juga
memiliki garis pantai yang merupakan daerah dataran rendah yang berpotensi
untuk pengembangan pertanian, perkebunan dan perikanan darat dan laut
seperti di Kabupaten Mamuju, Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten
Majene.
Jumlah sungai yang mengalir di Wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar 8
aliran sungai, dengan jumlah aliran yang terbesar di Kabupaten polewali
Mandar, yakni 5 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada dua yaitu sungai
yakni Sungai Saddang yang mengalir meliputi Kabupaten Tana Toraja,
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 5
Enrekang, Pinrang dan polewali Mandar serta Sungai Karama di Kabupaten
Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing 150 km.
B. Iklim/Climate
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2008 suhu udara maksimum terjadi di Stasiun Meteorologi Kabupaten Majene,
yaitu sebesar 34,2°C , sedangkan suhu udara minimum yaitu sebesar 22,4°C.
Provinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban udara relative tinggi,
dimana pada tahun 2008 rata-rata berkisar antara 76,5 persen sampai 82,8 persen.
Sedangkan kecepatan angin hampir diseluruh wilayah kabupaten di Sulawesi
Barat umumnya merata setiap bulannya, yaitu berkisar 5 km/jam hingga 14
km/jam. Data suhu minimum dan maksimum serta posisi Stasiun Pengamatan,
arah dan kecepatan angin serta kelembaban udara selengkapnya disajikan pada
tabel berikut ini :
Tabel 1. Rata-rata Temperatur, Kelembaban Nisbi dan Rata-rata Penyinaran Matahari tahun 2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 6
Tabel 2. Rata-rata Kecepatan Angin dan Arah Angin Tahun 2008
Dengan Kelembaban udara yang relative tinggi dan adanya 2 musim yaitu
musim hujan dan musim kemarau menjadikan daerah ini masih sering terjadi
penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan seperti DBD, Malaria, TBC, ISPA,
diare dan peyakit lainnya.
C. Pemerintahan/Government
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat menaungi 5 daerah tingkat II dengan
wilayah berstatus Kabupaten. Dari 5 Kabupaten tersebut, didalamnya terdapat
66 wilayah kecamatan dan 602 desa/kelurahan pada tahun 2008. Kabupaten
yang paling banyak kecamatan adalah Kabupaten Mamuju dengan 15
kecamatan, sedangkan Kabupaten yang mempunyai jumlah kecamatan paling
sedikit adalah Kabupaten Majene yang hanya hanya memiliki 8 kecamatan.
Kabupaten Mamuju adalah ibu kota Provinsi Sulawesi Barat. Diantara
Kabupaten, yang paling jauh jaraknya dari Ibu Kota Provinsi adalah Kabupaten
Mamuju Utara dengan jarak 276 Km dan yang terdekat adalah Kabupaten
Majene dengan jarak 143 Km. Lebih lengkapnya Jarak antara Kabupaten ke
Provinsi dan Jarak antar Kabupaten dapat dilihat pada tabel 4 dan tabel 5.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 7
Tabel 3. NAMA IBUKOTA DAN JARAK KE IBOKOTA PROVINSI
No. KABUPATEN NAMA IBUKOTA
KABUPATEN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI
(km)
1 POLMAN Polewali 199
2 MAMASA Mamasa 292
3 MAMUJU UTARA Pasangkayu 276
4 MAJENE Majene 143
5 MAMUJU Mamuju 0 Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Barat
Tabel 4. JARAK ANTAR KABUPATEN DI PROVINSI SULAWESI BARAT (km)
POLMAN MAMASA MATRA MAJENE MAMUJU
POLMAN 0 93 475 56 199
MAMASA 93 0 568 149 292
MATRA 475 568 0 419 276
MAJENE 56 149 419 0 143
MAMUJU 199 292 276 143 0
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Barat
D. Kependudukan/Population
a. Pertumbuhan Penduduk/Population Growth
Pertumbuhan penduduk terus meningkat setiap tahunnya di mana
Pertumbuhan Alami penduduk umumnya dipengaruhi oleh dua faktor yakni
natural increase yaitu jumlah kelahiran dan kematian serta net increase di mana
di dalamnya termasuk juga migrasi masuk dan keluar. Tingginya angka
kelahiran dan migrasi masuk dibandingkan dengan kematian serta migrasi
keluar menjadi penyebab terjadinya peningkatan jumlah penduduk.
Penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses
pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran tetapi juga
menjadi pelaksana dari pembangunan. Dengan demikian pemahaman akan
dinamika kependudukan yang meliputi jumlah, komposisi dan distribusi
penduduk menjadi suatu hal yang penting untuk diketahui sebagai data dasar
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 8
pada tahapan perencanaan pembangunan termasuk pembangunan bidang
kesehatan.
Pada tahun 2008, perkiraan jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Barat
sebesar 1.053.307 jiwa yang tersebar di 5 Kabupaten dengan perkiraan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,8 % (sumber BPS Provinsi Sulbar). Penduduk ini
terdiri dari 529.353 jiwa (50,26 persen) laki-laki dan 523.954 jiwa (49,75 persen)
perempuan. Dengan demikian rasio jenis kelamin lebih dari 101 yang berarti
dari 100 perempuan terdapat 101 laki-laki. Adapun laju pertumbuhan
penduduk selama 6 tahun (2003 – 2008) menurut BPS Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 sebesar 1,8%.
Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Barat dari tahun 2004-2008 mengalami
peningkatan. Keadaan ini nampak dari data Statistik, jumlah penduduk pada
tahun 2004 sebanyak 969,649 jiwa , tahun 2005 sebanyak 969,429 jiwa, tahun
2006 sebanyak 1,001,199 jiwa dan tahun 2007 sebanyak 1,016,663 jiwa
sedangkan tahun 2008 sebanyak 1,053,307 jiwa. Ini berarti sejak tahun 2004 –
2008 mengalami peningkatan sebanyak 83,658 jiwa. Grafik perkembangan
penduduk Sulawesi Barat selama 4 tahun terakhir selengkapnya dapat dilihat
pada grafik 2 di bawah ini :
Grafik 2. Perkembangan Jumlah Penduduk Sulawesi Barat Tahun 2004-2008
Sumber : BPS 5 Kabupaten
b. Kepadatan Penduduk/Population Density
Pertambahan penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
hal ini akan memberikan pengaruh penting bagi kesehatan manusia. Di mana
kondisi lingkungan pemukiman yang padat menyebabkan penghuni
pemukiman tersebut rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan
lingkungan.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 9
Berdasarkan data dari BPS 5 Kabupaten se Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2008 menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk maka Angka Kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan.
Jumlah Rumah Tangga terbagi ke dalam 248,754 rumah tangga, dimana rata-
rata jumlah anggota rumah tangga sebesar 4 – 5 jiwa. Kabupaten Polewali
Mandar merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu
sebesar 371,420 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 183,66 jiwa
per Km2. Sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Mamuju Utara sebesar
103,334 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata di Sulawesi Barat sebesar 61,16
jiwa per Km2.
Tabel 5. Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten tahun 2008
NO
KABUPATEN LUAS
WILAYAH (km2)
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH RUMAH
TANGGA
RATA-RATA JIWA/RUMAH
KEPADATAN PENDUDUK
/km2
1 2 3 4 5 6 7
1 Polewali Mandar
2,022 371,420 79,768 21.48 183.66
2 Mamasa 2,985 124,433 29,645 23.82 41.69
3 Mamuju Utara 3,044 103,334 34,100 33.00 33.95
4 Majene 948 148,647 30,336 20.41 156.83
5 Mamuju 8,222 305,473 74,905 24.52 37.15
JUMLAH (KAB/KOTA)
17,221 1,053,307 248,754 23.62 61.16
Sumber : BPS 5 Kabupaten
c. Struktur Umur dan Sex rasio / Age Compotition & Sex ratio
Pengelompokkan umur ( struktur umur ) sangat penting dalam
informasi perencanaan kesehatan terutama dalam pengalokasian dana,
pelayanan kesehatan guna mengantisipasi berbagai masalah yang terkait
dengan usia seseorang misalnya bayi, balita, remaja, dan Usila.
Perbedaan usia menyebabkan pula perbedaan resiko terhadap
timbulnya penyakit, sehingga pada umur tertentu perlu mendapat perhatian
serius terhadap pelayanan kesehatan.
Penduduk Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2008 berjumlah
1,053,307 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 529,353 jiwa dan perempuan
sebanyak 524,954 jiwa, dengan rasio jenis kelamin (sex ratio) 101 yang berarti
bahwa diantara 100 perempuan, 101 laki-laki.
Sementara itu, untuk mengetahui struktur atau susunan penduduk di
Provinsi Sulawesi Barat dapat dilihat dari komposisi penduduk menurut
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 10
kelompok umur dan jenis kelamin. Berdasarkan piramida penduduk pada
Grafik 3, struktur penduduk Provinsi Sulawesi Barat tergolong penduduk
muda. Persentase penduduk umur muda relative lebih banyak daripada
penduduk umur tua.
Grafik 3.
Sumber : BPS 5 Kabupaten
Dari Grafik Penduduk diatas terlihat, Kelompok umur terbesar berada
pada kelompok umur 5-9 tahun yaitu sebanyak 144,696 jiwa, yang terdiri dari
68,986 perempuan dan 75,710 laki-laki. Sedangkan kelompok umur terkecil
berada pada kelompok umur 65-69 tahun yaitu sebanyak 16,302 jiwa, yang
terdiri dari 8,105 laki-laki dan 8,197 perempuan.
E. Sosial Ekonomi/Social Economics
a. Tingkat Pendidikan/ Education Degree
Salah satu indikator yang di gunakan untuk mengukur tingkat
pembangunan Sumber Daya Manusia dalam suatu daerah adalah tingkatan
pendidikan. Tingkat Pendidikan sebagai faktor predisposing terhadap
perubahan perilaku khususnya bagi pengetahuan tentang kesehatan,
sehingga diharapkan masyarakat yang berpendidikan memiliki kesadaran
yang tinggi pula dalam perilaku hidup sehat . Kondisi Provinsi Sulawesi
Barat dimana pada umumnya tingkat pendidikan masyarakatnya masih
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 11
rendah sehingga menjadi tantangan bagi petugas kesehatan dalam
penyampaian inovasi-inovasi kesehatan.
Data penduduk di Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju
Utara berdasarkan tingkat pendidikan sesuai dengan pendidikan formal,
umumnya tamatan SD/MI menunjukkan angka tertinggi yaitu Mamasa
19,997 jiwa dan Mamuju Utara 19,878 jiwa dan yang terrendah adalah
Kabupaten Majene yaitu 2,796 jiwa. Dua Kabupaten lain yaitu Polewali
Mandar dan Mamuju masih kosong datanya. Sedangkan tingkat pendidikan
tamatan Akademi dan Diploma di 2 Kabupaten yaitu Mamasa dan Majene
yang terrendah yaitu masing-masing 745 jiwa dan 406 jiwa.
Grafik 4. Jumlah Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2008
Sumber : BPS 5 Kabupaten
Data pendidikan penduduk berumur 10 tahun keatas berdasarkan
pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Sulawesi Barat ( sumber
BPS 5 Kabupaten tahun 2008) ; bahwa persentase penduduk yang lulusan
SD adalah terbesar yaitu 43,01%, lulusan SLTP sebesar 15,92% dan lulusan
SLTA sebesar 10,62%, Diploma 1,16% dan Universitas 1,57%. Berikut grafik
jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas menurut pendidikan yang
ditamatkan di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 12
Grafik 5.
Sumber : BPS 5 Kabupaten
b. Angkatan Kerja/Labor Force
Penduduk Usia Kerja (PUK) didefinisikan sebagai penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan Kerja
dan bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk Angkatan Kerja adalah
penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan, sedang bukan
Angkata Kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga
atau melakukan kegiatan lainnya. Penduduk Usia Kerja di Sulawesi Barat
pada tahun 2008 berjumlah 737,861 jiwa. Dari seluruh penduduk usia kerja,
yang termasuk angkatan kerja berjumlah 194,442 jiwa atau 67 persen dari
seluruh Penduduk Usia Kerja.
Dari seluruh angkatan kerja yang berjumlah 494,442 jiwa tercatat
bahwa 19,293 orang dalam status mencari pekerjaan. Dari angka tersebut
dapat dihitung tingkat pengangguran terbuka Sulawesi Barat pada tahun
2008, yakni sebesar 3,90 persen. Angka ini merupakan rasio antara mencari
pekerjaan dan jumlah angkatan kerja. Masih tingginya angka pengangguran
jelas mempengaruhi derajat kesehatan di Sulawesi Barat. Selengkapnya
perbandingan angka pengangguran di 5 Kabupaten tahun 2008 dapat
dilihat pada grafik 6 di bawah ini.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 13
Grafik 6.
Sumber : Dinas tenaga kerja dan transmigrasi Prov.Sulbar tahun 2008
Dilihat dari segi lapangan usaha, sebagian besar penduduk Sulawesi
Barat bekerja di sektor pertanian yang berjumlah 300,504 orang atau 78,52
persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
c. Pendapatan Perkapita/Income percapita
Peningkatan pendapatan baik secara langsung maupun tidak
langsung akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan sehingga derajat kesehatan masyarakat akan semakin
membaik.
Angka perkapita adalah angka yang dapat dijadikan indikator untuk
mengukur tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah. Angka
Perkapita Bruto (atas dasar harga berlaku) Provinsi Sulawesi Barat pada
tahun 2008 adalah sebesar 7,543,953 rupiah. Dalam grafik 7 Angka
Perkapita Bruto di ulawesi Barat sejak tahun 2004 – 2008 terlihat ada
kenaikan, namun dampak dari kebijakan kenaikan BBM Tahun 2008 cukup
berpengaruh terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Kenaikan BBM
ini menyebabkan sebagian besar harga bahan pokok juga ikut naik. Dampak
langsung yang dirasakan masyarakat yaitu menurunnya kualitas gizi
masyarakat khususnya keluarga miskin, enggannya masyarakat berobat ke
sarana pelayanan kesehatan karena tarif transportasi yang juga ikut naik.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 14
Grafik 7. Angka Perkapita Bruto Di Sulawesi Barat (Rupiah) 2004-2008
. Sumber : Bps Sulbar 2008
d. Kemiskinan/Poverty
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita perbulan berada di bawah garis kemiskinan. Jumlah
Penduduk Miskin di Sulawesi Barat sejak Maret 2007 sampai Maret 2009
mengalami penurunan, yakni berturut-turut sebesar 19,03 persen (189,9 ribu
orang); 16,73 persen (171,1 ribu orang); dan 15,29 persen (158,2 ribu orang).
Dibandingkan keadaan Maret 2007 sampai Maret 2009, jumlah penduduk
miskin menurun sekitar 31,700 orang, dengan laju penurunan relative rata-
rata sekitar 1,87 persen pertahun.
Secara relative dalam kurun waktu tiga tahun penduduk miskin
menurun cukup signifikan sekitar 3,74 persen, yaitu dari 19,03 persen pada
Maret 2007 menjadi 15,29 persen pada Maret 2009. Sisa penduduk miskin
sejumlah hampir 158,2 ribu penduduk tersebut masih cukup besar bagi
Sulawesi Barat yang penduduknya masih sangat sedikit (sekitar 1 jutaan).
Jadi merupakan hal yang dapat dimengerti jika derajat kesehatan Sulawesi
Barat masih rendah, selain karena provinsi yang masih muda juga karena
faktor kemiskinan yang cukup besar.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 15
Tabel 6. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Barat (Kota & Desa)
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 16
BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH Regional Development Health
A. Dasar asar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenara dan aturan pokok
yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini merupakan
landasan dalam penyusunan visi, misi, strategi dan sebagai petunjuk pokok
pelaksanaan pembangunan kesehatan :
I. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan, proyek dan program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
II. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan saja obyek
namun sekaligus pula subyek kegiatan, proyek, program kesehatan.
Segenap komponen bangsa bertanggungjawab untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta
lingkungannya. Setiap kegiatan, proyek dan program kesehatan harus
mampu membangkitkan peran serta individu, keluarga dan masyarakat
sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga dan masyarakat dapat
menolong dirinya sendiri. Dengan dasar ini setiap individu, keluarga dan
masyarakat melalui kegiatan, proyek dan program kesehatan difasilitasi
agar mampu mengambil keputusan yang tepat ketika membutuhkan
pelayanan kesehatan. Masyarakat harus mau bahu membahu menolong
siapa saja yang membutuhkan pertolongan agar dapat menjangkau fasilitas
kesehatan yang sesuai kebutuhan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Di
lain pihak, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada perlu terus diberdayakan
agar mampu memberikan pertolongan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau sesuai dengan norma social budaya setempat serta tepat waktu.
III. Adil dan Merata
Kesempatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau dan tepat waktu tidak boleh memandang perbedaan ras,
D
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 17
golongan, agama dan status sosial ekonomi seorang individu, keluarga atau
sekelompok masyarakat. Pembangunan kesehatan yang cenderung urban-
based harus terus diimbangi dengan upaya-upaya pelayanan kesehatan
yang bersifat rujukan, bersifat luar gedung maupun yang bersifat satelit
pelayanan. Dengan demikian, pembangunan kesehatan dapat menjangkau
kantong-kantong penduduk resiko tinggi yang merupakan penyumbang
terbesar kejadian sakit dan kematian. Kelompok-kelompok penduduk
inilah yang sesungguhnya lebih memberikan pertolongan karena selain
lebih rentan terhadap penyakit, kemampuan membayar mereka jauh lebih
sedikit.
IV. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan/atau
kesehatan dalam kegiatan, proyek dan program kesehatan harus
mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan agar
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan dengan penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar
profesi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan kondisi
spesifik daerah.
B. Visi
Visi merupakan cara pandang kedepan dengan memperhatikan factor-faktor
kekuatan, kelemahan dan peluang guna menghadapi ancaman yang menantang
dimasa depan. Visi sangat berguna bagi suatu instansi karena merupakan
gambaran kebijakan kedepan kemana arah instansi harus dibawa agar bisa
eksis, antisipatif dan inovatif.
Dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasar
pembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, yaitu : a.
Perikemanusiaan, b. Pemberdayaan dan Kemandirian, c. Adil dan Merata, d.
Pengutamaan dan Manfaat : Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu
dan mengikuti perkembangan IPTEK.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 18
Dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan tersebut dan
untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2009
tentang Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Kesehatan Yang Berkualitas
dan juga mempertimbangkan perkembangan serta masalah dan kecenderungan
yang dihadapi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, maka visi Dinas
Kesehatan Provinsu Sulawesi Barat adalah “ TERWUJUDNYA MASYARAKAT
SULAWESI BARAT YANG SEHAT MAJU DAN AMANAH”.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat diharapkan dapat dan mampu
mendorong, membimbing, membina, memfasilitasi dan mengembangkan
pelaksanaan pembangunan kesehatan menuju masyarakat yang maju dan
amanah. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat dapat menjadi katalisator
dan dinamisator yang mempercepat pencapaian pembangunan kesehatan dan
dapat memberikan pelayanan yang mampu mengantar masyarakat Sulawesi
Barat untuk siap bersaing secara global.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat juga diharapkan sebagai
pendorong pelayanan terbaik diantara sektor terkait dalam pembangunan
kesehatan di Sulawesi Barat. Peningkatan status kesehatan Sulawesi Barat
diharapkan dapat dan mampu mendongkrak status kesehatan secara nasional.
C. MISI
Misi mencerminkan peran, fungsi dan kewenangan seluruh jajaran
organisasi kesehatan di seluruh wilayah Provinsi Sulawesi Barat, yang
bertanggung jawab secara teknis terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan kesehatan Provinsi Sulawesi Barat. Untuk mewujudkan hal
tersebut ada lima misi yang diemban oleh seluruh jajaran petugas kesehatan
dimasing-masing jenjang administrasi pemerintahan, yaitu :
I. Meningkatkan Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa
memandang perbedaan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonominya. Memeliharan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bahwa salah satu
tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersediannya pelayanan
kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 19
II. Menjamin Pemerataan Sumber Daya Kesehatan
Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna
dan berdaya guna, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat memfasilitasi
upaya pemerataan sumberdaya kesehatan yang diperlukan oleh semua
pelaku pembangunan kesehatan. Keterjaminan sumber daya manusia
kesehatan dilaksanakan dengan memacu keprofesionalisme dan kecukupan
SDM serta standarisasi kepegawaian di setiap kabupaten dan provinsi.
Melalui proses percepatan pengembangan SDM dengan pendidikan teknis
kesehatan yang berkelanjutan dan berkesinambungan, perekrutan tenaga-
tenaga kesehatan tingkat strata dua yang memiliki keahlian mengolah dan
menganalisa data kesehatan. Penyediaan kebutuhan tenaga kesehatan
sesuai dengan indikator-indikator pencapaian tujuan cabinet Indonesia
bersatu hingga tahun 2009, sehingga akan tersedia tenaga kesehatan yang
bermutu dan mencukup, terdistribusi secara adil serta didayagunakan
secara efektif dan efesien untuk mengejar ketertinggalan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan.
III. Memberdayakan Masyarakat Untuk Hidup Sehat
Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat penting dan akan
menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat,
sehingga masyarakat dapat berperan sebagai subyek pembangunan
kesehatan. Diharapkan masyarakat termasuk swasta dapat berpartisipasi
aktif dalam melayani (to serve), melaksanakan advokasi (to advocate) serta
mengkritisi (to watch) pembangunan kesehatan baik secara individu,
kelompok maupun bersama masyarakat luas.
Potensi masyarakat termasuk swasta, baik berupa organisasi, upaya,
tenaga, dana, sarana, teknologi serta mekanisme pengambilan keputusan
merupakan aset yang cukup besar yang perlu digalang. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat menggerakkan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
secara aktif memberdayakan masyarakat.
IV. Mendorong Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Daerah
Tertinggal dan Daerah Perbatasan
Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan pembangunan
kesehatan sesuai keperluan secara nasional dan wilayah. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Barat melakukan pula pelaksanaan pembangunan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 20
pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan masalah
kesehatan akibat bencana, penanggulangan penyakit menular dan
gangguan gizi, promosi kesehatan, pembangunan kesehatan didaerah
terpencil, tertinggal dan daerah perbatasan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan daerah terpencil.
V. Menciptakan Manajemen Kesehatan Yang Akuntabel
Manajemen yang akuntabel merupakan syarat mutlak terselenggaranya
fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggaran secara efektif
dan efesien. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat berupaya
melaksanakan program-programnya berdasar pada siklus perencanaan
dan menciptakan akuntabilitas keuangan dengan menyediakan pelaporan
keuangan secara periodik dan dapat diakses oleh masyarakat.
Penyelenggaraan manajemen kesehatan yang akuntabel dengan
menerapkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good
governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan di Provinsi
Sulawesi Barat dapat dipertanggungjawabkan kepada semua lapisan
masyarakat.
D. TUJUAN
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari visi Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Barat, maka tujuan yang akan dicapai adalah terwujudnya derajat
kesehatan yang optimal, yang ditandai oleh penduduk yang memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas secara
adil dan merata, serta membaiknya perilaku dan lingkungan hidup yang
kondusif menuju Sulawesi Barat yang Maju dan Amanah.
E. STRATEGI
Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Barat pada tahun 2011, dan sesuai misi yang telah ditetapkan, maka dalam
periode 2006-2011 akan ditempuh strategi sebagai berikut :
I. Mewujudkan Komitmen Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Program pembangunan kesehatan harus memberikan kontribusi yang
positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya pada dua hal. Pertama,
terhadap pembentukan lingkungan sehat, adalah amat diharapkan setiap
program kesehatan yang diselenggarakan di Sulawesi Barat dapat
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 21
memberikan kontribusi yang positif terhadap terbentuknya lingkungan dan
perilaku sehat tersebut. Secara mikro, semua program kesehatan yang
sedang atau akan diselenggarakan harus dapat makin mendorong
meningkatnya derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat untuk
pencapaian masyarakat sehat menuju Sulawesi Barat yang maju dan
amanah.
Agar masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi, orientasi,
kampanye dan pelatihan sehingga semua pihak yang terkait (stakeholders)
memahami dan mampu melaksanakan pembangunan berwawasan
kesehatan. Dinas Kesehatan Sulawesi Barat juga melakukan fasilitasi kepada
daerah kabupaten, dalam melaksanakan sosialisasi dan advokasi
pembangunan kesehatan didaerah.
II. Profesionalisme Unit Kerja
Untuk terselenggaranya pelayanan yang berkualitas, perlu didukung
oleh penerapan pelbagai kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran. Untuk
terwujudnya pelayanan kesehatan professional, pengembangan sumber
daya manusia kesehatan mempunyai peranan yang amat penting.
Setiap program yang diselenggarakan oleh masing-masing unit kerja
dilaksanakan secara efesien dan efektif, dengan strategi profesi, dengan
strategi profesionalisme standar pelayanan minimal yang telah ditargetkan
dapat tercapai.
III. Mempercepat Pemerataan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas di Daerah Terpencil dan Kepulauan dengan Strategi Mendekatkan Pelayanan Kepada Masyarakat Mengingat keadaan social-ekonomi dan keadaan geografi Provinsi
Sulawesi Barat yang terdiri dari lima Kabupaten dengan kriteria daerah
terpencil dan tertinggal maka perlu perlu pemerataan pembangunan sarana
dan prasarana kesehatan membangun Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan
penempatan tenaga kesehatan didaerah yang sulit dijangkau oleh pelayanan
kesehatan.
IV. Melaksanakan Jejaring Pembangunan Kesehatan
Permasalahan kesehatan merupakan upaya yang kontinyu dan harus
dikelola secara holistic serta tidak bisa dipisah-pisahkan menurut jenjang
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 22
administrasi kepemerintahan, sehingga perlu dikembangkan Jejaring
pembangunan dan upaya kesehatan secara wilayah.
F. KEBIJAKAN
Untuk tercapainya tujuan dan sasaran menuju terwujudnya Visi Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat maka peran Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Barat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilaksanakan
berdasarkan pada kebijakan sebagai berikut :
I. Peningkatan Kemitraan Lintas Sektor, Program dan Kabupaten
Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan,
diperlukan kerjasama lintas sektor yang mantap. Demikian pula optimalisasi
pembangunan yang berwawasan kesehatan yang mendukung tercapainya
tujuan pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan kemitraan
lintas sektor dan segenap potensi bangsa. Kebijakan dan pelaksanaan
pembangunan sektor lain perlu memperhatikan dampak dan mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Untuk itu upaya sosialisasi masalah-
masalah dan upaya pembangunan kesehatan kepada sektor lain perlu
dilakukan secara intensif dan berkesinambungan. Kerjasama lintas sector
harus dilakukan sejak perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian sampai pada pengawasan dan penilaiannya.
II. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas
Pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi
Sulawesi Barat akan efektif dan efesien bila upaya pengawasan terus
ditingkatkan intensitas dan kualitasnya melalui pemantapan system dan
prosedur pengawasan. Pelaksanaan pengawasan tersebut dilaksanakan
secara komprehensif dan berbasis kinerja.
III. Peningkatan Kemampuan Daerah Kabupaten
Di era desentralisasi dan pelaksanaan kebijakan otonomi daerah,
peran pemerintah daerah sangat penting dan menentukan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Oleh karenanya kemampuan
daerah dalam manajemen kesehatan yang mencakup administrasi
kesehatan, pengembangan system informasi kesehatan, hokum atau
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan, penelitian dan
pengembangan kesehatan perlu ditingkatkan. Pemerintah daerah harus
mampu mengemban tugas-tugas pembangunan kesehatan yang merupakan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 23
urusan rumah tangganya melalui desentralisasi pembangunan kesehatan
dengan sumberdaya sendiri, dana dekonsentrasi dan dana pembantuan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat memfasilitasi pemerintah daerah
kabupaten dalam penyusunan sistem kesehatan daerah, rencana
pembangunan kesehatan, serta penyelenggaraan pembangunan kesehatan
daerah.
IV. Pemberdayaan Masyarakat dan Dunia Usaha
Dalam era reformasi, masyarakat dan dunia usaha harus berperan
aktif dalam pembangunan kesehatan yang dimulai sejak penyusunan
berbagai kebijakan pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat
dilakukan dengan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri
menjamin terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan kesinambungan
pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan swasta diarahkan pada
pengembangan upaya kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan peran
swasta dalam upaya kesehatan masyarakat.
V. Peningkatan Kemampuan Daerah Kabupaten
Agar pembangunan kesehatan dapat terselenggara secara berhasil
guna dan berdaya guna, diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang
bermutu dan berakhlak baik. Dalam pengembangan sumber daya manusia
kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melaksanakan
perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan dalam lingkup
wilayah, da dilakukan secara terintegrasi dan terpadu dengan rencana
pengadaannya, serta pendayagunaannya yang adil dan merata.
Pengembangan sumber daya manusia kesehatan dilakukam melalui
pemantapan kerja sama lintas sektor dan peran aktif masyarakat dan swasta.
Pengebangan sumber daya manusia kesehatan juga diarahkan agar
mempunyai daya saing yanh kuat dalam menghadapi globalisasi yang
merupakan tantangan sekaligus peluang pembangunan kesehatan.
VI. Pengembangan Sumberdaya Pembiayaan dan Sarana dan Prasarana
Guna menjamin ketersediaan sumberdaya pembiayaan kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat melakukan advokasi dan
sosialisasi kepada semua penyandang dana, baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta dalam upaya menggalang sumber-sumber
pembiayaan kesehatan, sehingga dapat tersedia pembiayaan kesehatan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 24
dalam jumlah yang mencukupi dan teralokasikan secara adil serta dapat
dimanfaatkan secara efektif, efisien dan akuntabel.
Anggaran Departemen Kesehatan bersumber APBN, disamping
dipergunakan untuk pembinaan dan pengembangan pembangunan
kesehatan, juga diarahkan untuk pelayanan kesehatan bagi penduduk
miskin, membantu daerah dalam penanggulangan masalah kesehatan
akibat bencana, pembangunan di daerah terpencil, perbatasan,peningkatan
surveilans dan penanggulangan penyakit menular dan gangguan gizi,
promosi kesehatan serta pendayagunaan tenaga kesehatan. Anggaran
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat diharapkan terus meningkat dan
digunakan sesuai prioritas yang ditetapkan. Untuk menjamin sumber daya
obat dan perbekalan kesehatan, dilaksanakan penyediaan dan distribusi
obat dan perbekalan kesehatan, sehingga akan tersedia obat dan perbekalan
kesehatan yang aman, bermutu, dan bermanfaat, serta terjangkau oleh
segenap lapisan masyarakat
VII. Peningkatan Kemampuan Daerah Kabupaten
Sesuai dengan paradigna sehat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Barat harus memberikan pengutamaan pada upaya kesehatan masyarakat
yang dipadukan secara serasi dan seimbang dengan upaya kesehatan
perorangan. Di samping itu upaya kesehatan bagi penduduk miskin,
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, penanggulangan
masalah gizi pada balita dan ibu, serta pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular yang mempunyai komitmen regional dan global, promosi
kesehatan dan pendayagunaan tenaga kesehatan perlu mendapat
pengutamaan dan penanganan secara wilayah, tanpa mengabaikan kerja
sama yang sinergis dengan pemerintah daerah kabupaten dan masyarakat
termasuk swasta. Untuk dapat mencapau sasaran yang ditetapkan,
dipandang penting diadakan percepatan dari upaya-upaya kesehatan
termasuk diatas.
G. PROGRAM DAN KEGIATAN
Dengan mengacu pada visi, misi dan strategi tersebut diatas, maka
untuk mewujudkannya selanjutmnya dijabarkan dalam berbagai program.
Program yang operasional yang dimaksud merupakan proses penentuan
atau penjabaran kebijakan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 25
Sejalan dengan program kegiatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
maka program kerja dan kegiatan Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
sebagai berikut :
1. Program : Obat dan Perbekalan Kesehatan
Kegiatan: Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan
rumah sakit
2. Program : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan: Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup
sehat
3. Program : Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan :
a) Penanggulangan kurang energy protein, anemia gizi zat
besi, gangguan akibat kekurangan yodium, kurang
vitamin A, dan kekurangan zat mikro lainnya
b) Pengadaan KMS dan Balok SKDN
4. Program : Lingkungan Sehat
Kegiatan : Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
5. Program : Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Kegiatan :
a. Advokasi Eleminasi kusta
b. Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan
Penanggulangan Wabah
c. Advokasi dan pertemuan Lintas Sektor Program Kusta
d. Pemantapan pengelolaan dan penatalaksanaan Kasus
Kusta
e. Bimbingan teknis imunisasi kekabupaten
f. Bimbingan Teknis TB ke kabupaten
g. Bimbingan teknis Diare
h. Bimbingan teknis ISPA
i. Pelatihan Jumantik
j. Bimbingan Teknis HIV-AIDS
k. Pengelolaan Vaksin
l. Penyusunan Profil PP & PL
m. Monev Program PP & PL
6. Program : Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 26
Kegiatan : Pemutakhiran data standar pelayanan kesehatan (SIK)
7. Program : Pelayanan kesehatan penduduk miskin
Kegiatan :
a. Pelayanan operasi katarak
b. Pelayanan operasi bibir sumbing
c. Pelayanan sunatan missal
8. Program : Pengadaan,peningkatan prasarana dan perbaikan sarana
puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
Kegiatan : Pembangunan Puskesmas Safe Community
9. Program : Pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana Rumah
Sakit
a. Penyusunan master plan RS
b. Pembersihan lahan (land cliring)
c. Pembangunan cool room
10.Program : Peningkatan Keselamatan Ibu dan Anak
a. Pengadaan,peningkatan dan perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas dan jaringannya (usg)
b. Pengadaan buku KIA
c. Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang
mampu
11.Program : Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Kegiatan : Penyelenggaraan pendidikan D III Akademi Kebidanan
dan DIII Keperawatan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 27
A. DERAJAT KESEHATAN/Degree of Health erajat Kesehatan adalah parameter penilaian indeks pembangunan
kesehatan yang sering dugunakan sebagai indikator keberhasilan
Pembangunan Kesehatan. Indikator utama yang digunakan antara lain :
I. ANGKA KEMATIAN / MORTALITY
Mortalitas atau kematian merupakan indikator derajat kesehatan yang
dapat digunakan untuk menggambarkan fatality penyakit, mutu pelayanan
kesehatan dan kondisi lingkungan. Indikator ini paling sering digunakan
untuk menilai program pembangunan kesehatan. Indikator mortality yang
sering digunakan adalah :
a. Angka Kematian Bayi/Infant Mortality Rate( IMR )
Angka kematian bayi berhubungan dengan status gizi, perilaku,
lingkungan dan pelayanan kesehatan yang ada. Kematian bayi juga
berhubungan dengan penyakit infeksi menular. Untuk menurunkan
angka kematian bayi perlu mempertimbangkan faktor resiko yang ada.
Kelemahan sekarang adalah data yang menyatakan angka kematian bayi
masih merupakan data fasility based bukan community based karena masih
terbatas berasal dari fasilitas kesehatan dan itupun umumnya masih
sebatas laporan petugas KIA yang ada di Puskesmas.
Jumlah kematian Bayi dalam beberapa tahun terakhir dapat
ditekan melalui program-program di bidang kesehatan. Jumlah
kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Barat berdasar dari laporan petugas
kesehatan 5 Kabupaten adalah pada tahun 2006 di laporkan jumlah
kematian bayi sebanyak 225 bayi atau angka kematian bayi sebesar 14,2
per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2007 turun menjadi 209 bayi
atau 10,8 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2008 sedikit
mangalami penurunan yaitu 200 bayi atau angka kematian bayi sebesar
10,3 per 1.000 kelahiran hidup. Selengkapnya jumlah kematian bayi
dalam tiga tahun terakhir berdasarkan kabupaten dapat dilihat pada
tabel 9. Berdasarkan laporan di atas tergambar bahwa angka kematian
bayi dalam tiga tahun terakhir cenderung menurun, dan ini berarti
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN Attainment Of Development Health
D
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 28
jumlah kematian bayi sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan
petugas kesehatan didaerah terutama dokter, bidan dan perawat juga
tergantung pada kualitas pelaksanaan program-program dibidang
kesehatan.
Tabel 7. Jumlah Kematian Bayi di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006, 2007 dan 2008
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten Grafik 8.
Jumlah Kematian Bayi Periode
Tahun 2006-2008
JML 225 209 200
2006 2007 2008
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten.
b. Angka Kematian Balita (AKABA)/Chield Mortality Rate (CMR)
Angka Kematian Anak Balita (usia 1-5 tahun) juga menjadi
perhatian di bidang kesehatan, berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan 5
Kabupaten. Tahun 2006 Jumlah Balita 80,596 dan 53 Balita diantaranya
meninggal dunia atau 3,3 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2007
mengalami peningkatan dari 95,619 Balita diantaranya 125 Balita
NO KABUPATEN JUMLAH BAYI MATI
2006 2007 2008
1 Polewali Mandar 92 47 58
2 Mamasa 10 15 25
3 Mamuju Utara 17 2 28
4 Majene 45 67 16
5 Mamuju 61 78 73
J u m l a h 225 209 200
Angka Kematian 14,2 10,8 10,3
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 29
meninggal dunia atau 6,4 per 1.000 angka kelahiran hidup dan pada
tahun 2008 dari 126,431 Balita diantaranya 21 Balita meninggal dunia
atau 1,1 per 1.000 kelahiran. Hal ini menandakan bahwa angka
kematian Balita tiga tahun terakhir sifatnya fluktuatif. Dan jumlah
kematian di suatu wilayah dapat memberikan gambaran bahwa
indikator status kelangsungan hidup tergantung pada kualitas
pelayanan kesehatan, baik sarana maupun tenaga kesehatan yang
bertugas di suatu wilayah. Jumlah Kematian Balita tiga tahun
terakhir berdasarkan kabupaten dapat dilihat pada tabel 10 di
bawah ini :
Tabel 8. Jumlah Kematian BALITA di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006, 2007 dan 2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten Grafik 9.
Jumlah Kematian BALITA Periode
Tahun 2006-2008
JML 53 125 21
2006 2007 2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
NO KABUPATEN JUMLAH BALITA MATI
2006 2007 2008
1 Polewali Mandar 9 52 3
2 Mamasa - 5 -
3 Mamuju Utara 8 12 5
4 Majene 23 45 4
5 Mamuju 13 11 9
J u m l a h 53 125 21
Angka Kematian 3,3 6,4 1,1
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 30
c. Angka Kematian Ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate(MMR)
Angka Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2006
tercatat 39,45 per 10.000 kelahiran hidup, tahun 2007 Angka Kematian
Ibu tercatat 39,97 per 10.000 kelahiran hidup, tahun 2008 Angka
Kematian Ibu tercatat 29,77 per 10.000 kelahiran hidup. Ini berarti
selama tiga tahun terakhir cenderung fluktuatif. Jumlah Kematian Ibu
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 11, di bawah ini :
Tabel 9. Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006, 2007 dan 2008
NO
KA
BU
PA
TE
N
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL TAHUN 2006
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL TAHUN 2007
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL TAHUN 2008
JUMLAH
LAHIR HIDU
P
KEMATIAN
IBU HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JU
ML
AH
JUMLAH
LAHIR HIDU
P
KEMATIAN
IBU HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JU
ML
AH
JUMLAH
LAHIR HIDUP
KEMATIA
N IBU
HAMIL
KEMATIAN IBU BERSALIN
KEMATIAN IBU NIFAS
JU
ML
AH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 POLMAN 5,991 9 11 2 22 7,420 7 1 7 15 7,204
11 3 3 17
2 MAMASA 542
- 2 - 2 2,042 - 7 - 7 1,635
3 2 4 9
3 MAMUJU UTARA
2,084
5 1 1 7 1,777 2 3 2 7 2,037
2 3 3 8
4 MAJENE 2,918
1 6 - 7 3,643
- 10 4 14 3,196
0 9 0 9
5 MAMUJU 4,436
19 - 6 25 4,530 - 15 6 21 4,951
13 - 2 15
JUMLAH (KAB/KOTA)
15,971 34 20 9 63 19,412 9 36 19 64 19,023 29 17 12 58
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN)
39,45
39,97
29,77
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 31
Grafik 10.
Jumlah Kematian Kematian Ibu
PeriodeTahun 2006-2008
JML 63 64 58
2006 2007 2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
d. Angka Kematian Kasar/Cruide Birth Rate(CBR)
Data-data kematian selama ini belum ditangani dengan baik
sehingga untuk mengetahui angka kematian kasar (keseluruhan) pada
populasi tengah tahun tidak didapatkan. Data BPS Sulawesi Barat yang
yang melakukan survey juga belum bisa memberikan angka kematian
kasar yang ada di Sulawesi Barat.
II. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY
a. Penyakit Demam Berdarah (Dengue Fever)
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang menular yang
bersifat akut dan disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan melalui
perantaraan vektor nyamuk, salah satunya adalah Aedes Aegypti. Penyakit
Demam Berdarah di Provinsi Sulawesi Barat dari tahun 2006 sampai dengan
tahun 2008 masih sifatnya fluktuatif, yaitu tahun 2006 terdapat 15 kasus DBD
dengan Incidence Rate (IR) sebesar 1.49 per 100.000 penduduk, tahun 2007
jumlah kasus mengalami peningkatan yaitu 52 kasus dengan IR 4.78 per
100.000 penduduk dan tahun 2008 jumlah kasus sedikit mengalami
penurunan yaitu 48 kasus DBD dengan IR 4.27 per 100.000 penduduk.
Kabupaten Majene adalah kabupaten yang terbesar kasus DBD ditahun 2008
yaitu 22 kasus. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan Kabupaten
Majene yang tiap tahun terjadi banjir.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 32
Grafik 11. Jumlah Kasus DBD di Sulawesi Barat tahun 2006-1008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten Untuk mengatasi hal ini, berbagai upaya terus di tempuh antara lain dengan
melakukan Fogging Focus, Abatesasi selektif, Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), dan pemantauan jentik berkala.
b. Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit serius yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk. Penyakit Malaria adalah penyakit yang menular dan menyerang
semua golongan umur yaitu bayi, anak-anak dan dewasa.Setiap tahun
terdapat 300-500 juta kasus malaria didunia dan penyebab 1 juta kematian
anak. Didaerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab utama
kematian dan penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70
juta atau 35 % dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang ,
penderita malaria akan meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative
cepat, perubahan lingkungan antara lain karena pembagunan wilayah yang
kurang memperhatikan aspek kualitas lingkungan.
Provinsi Sulawesi Barat mrupakan salah satu daerah endemik malaria
di Indonesia sehingga perlu penanganan serius terutama dalam
mewaspadai siklus penularannya. Tahun 2006 terdapat 15,314 kasus dengan
hasil pemeriksaan laboratorium sebesar 608 positif (terdapat plasmodium).
Tahun 2007 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu 17,329 kasus
dengan hasil pemeriksaan laboratorium sebesar 3,954 positif. Tahun 2008
jumlah kasus malaria terus bertambah sebesar 25,114 kasus dengan hasil
pemeriksaan laboratorium yang dinyatakan positif 545 penderita Malaria.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 33
Grafik 12. Jumlah Kasus Malaria di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006,
2007 dan 2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa Kabupaten Mamuju
adalah kabupaten yang paling banyak terjadi kasus malaria selama tiga
tahun terakhir.
c. Penyakit Filariasis
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan
global WHO tahun 2000 yaitu ”The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”.
Filariasis (penyakit kaki gajah) tetap merupakan masalah kesehatan
masyarakat terutama di daerah pedesaan di luar pulau Jawa, Bali dan NTB.
Dampak dari serangan penyakit ini adalah menurunkan derajat kesehatan
masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta
timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai
vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles dan Culex.
Di Indonesia, sampai dengan tahun 2003 kasus kronis Filariasis telah
menyebar ke 30 provinsi pada lebih dari 231 kabupaten dengan jumlah
kasus kronis 6.635 orang. Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3
spesies cacing filaria, yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia Malayi dan Brugia
Timori.
Di Provinsi Sulawesi Barat, Kabupaten Polewali Mandar menurut
laporan P2P Dinkes Polman tahun 2008, jumlah penderita filariasis
ditangani sebesar 40 kasus. Ini menandakan bahwa Kabupaten Polman
termasuk wilayah endemik filariasis di Provinsi Sulawesi Barat. Sedangkan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 34
Kabupaten Mamuju ditemukan penderita filariasis 5 orang. Tiga Kabupaten
lain sampai dengan tahun 2008 tidak ada laporan atau penemuan Penyakit
Filariasis. Tahun 2007 penderita filariaris kronik di Sulawesi Barat tercatat
12 penderita yang ditemukan di Kabupaten Mamuju 11 orang dan
Kabupaten Mamuju Utara 1 orang. Tahun 2006 penderita filariasis sebesar
59 orang yang ditemukan di Kabupaten Polman dan Mamuju masing-
masing 55 penderita dan 4 penderita.
d. Penyakit Diare
Diare merupakan penyakit menular berbasis lingkungan. Penyakit
ini akan tinggi apabila kondisi sanitasi lingkungan yang rendah dan tindak
memenuhi syarat-syarat kesehatan. Di tahun 2006 penderita diare di
Sulawesi Barat sebesar 16,696 orang. Tahun 2007 jumlah penderita diare
meningkat tajam yaitu 55,309 orang. Tahun 2008 jumlah kasus diare sedikit
mengalami penurunan, jumlah penderita sebesar 47,175 orang.
Angka kesakitan penderita penyakit diare di Provinsi Sulawesi Barat
dalam kurun waktu tiga terakhir adalah tahun 2006, 16.54 per 1,000
penduduk, tahun 2007 angka kesakitan penderita diare sebesar 50.84 per
1,000 penduduk dan di tahun 2008 angka kesakitan penyakit diare sebesar
44.79 per 1.000 penduduk. Dari jumlah kasus diare di tahun 2008 terdapat
23,288 penderita diare pada Balita atau sebesar 49,37%, sedangkan yang
ditangani 21,596 Balita atau 92,73 % penderita pada Balita.
Grafik 13. Perkembangan Penyakit Diare Periode 2006 -2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
e. Penyakit Kusta (lepra)
Penyakit Kusta disebabkan oleh bakteri mycobacterium leprae yang
menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Pada tahun 2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 35
penderita kusta tipe PB sebanyak 85 orang. Jumlah ini meningkat dibanding
tahun 2007 dan 2006 yaitu masing-masing 62 orang dan 55 orang. Penderita
kusta tipe B pada tahun 2008 tertinggi terjadi di Kabupaten Majene dengan
38 orang dan terrendah Kabupaten Mamasa dengan 1 orang penderita.
Angka kesembuhan (RFT Rate) penderita penyakit kusta tipe B di Provinsi
Sulawesi Barat pada tahun 2008 mencapai 91.76% lebih tinggi dibanding
tahun 2007 yang mencapai 64.52% dan tahun 2006 mencapai 78.18%.
sebelumnya.
Penderita penyakit kusta tipe MB di Provinsi Sulawesi Barat pada
tahun 2008 ditemukan sebanyak 183 orang, sedikit lebih rendah dibanding
tahun 2007 sebesar 184 orang. Tahun 2006 lebih tinggi penderita penyakit
kusta tipe MB sebanyak 194 orang. Penderita penyakit kusta tipe MB pada
tahun 2008 tertinggi terdapat di Kabupaten Polewali Mandar dengan 100
orang penderita dan yang terrendah di Kabupaten Mamasa sebanyak 2
orang penderita. Angka kesembuhan penderita penyakit kusta tipe MB di
Sulawesi Barat mencapai 51.91% tahun 2008, di tahun 2007 mencapai 43.48%
dan tahun 2006 yang mencapai 45.36%.
Sumber : Dinkes 5 Kabupaten
Grafik 14. Jumlah Penderita Kusta Tipe PB Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 36
Grafik 15. Jumlah Penderita Kusta Tipe MB Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Sumber : Dinkes 5 Kabupaten
f. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)
Infeksi Saluran Pernafasan bagian atas atau yang lebih dikenal dengan
ISPA lebih banyak mengenai kelompok usia muda yang rawan khususnya
Bayi dan Anak Balita. ISPA merupakan penyakit akut dan kualitas
penatalaksanaannya belum memadai. Sampai saat ini diketahui bahwa 80%-
90% dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pneumonia. Di Provinsi
Sulawesi Barat pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 8,513 penderita penyakit
ISPA/Pneumonia, dari jumlah tersebut ditemukan sebanyak 7,326 balita yang
menderita ISPA/Pneumonia. Angka ini menunjukkan terjadinya penurunan
disbanding tahun 2007 dengan 25,204 penderita ISPA dan diantaranya
terdapat 25,047 adalah balita penderita ISPA. Tahun 2006 jumlah balita yang
menderita ISPA adalah 3,510 balita.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 37
Sumber : Dinkes 5 Kabupaten
g. Penyakit Tubercolosis (TB)
Penyakit Tuberkulosis disebabkan oleh kuman tuberculosis dengan
gejala khas. Pada umumnya diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan
rendah dan menyerang kelompok usia produktif 15 tahun keatas.
Penyakit memiliki daya tular yang tinggi dan untuk mengetahuinya
dideteksi melalui pemeriksaan dahak di laboratorium terhadap kuman BTA
positip. Indikator yang digunakan dalam Progam TB diantaranya Suspek,
penemuan BTA positif , kesembuhan dan angka kesalahan baca. Indikator
ini dapat memberikan gambaran angka prevalensi penyakit TB per 1000
penduduk. Sampai saat ini penyakit tuberculosis masih menjadi masalah
prioritas yang harus ditangani dengan serius. Berbagai upaya yang telah
dilakukan dalam penanggulangan penyakit ini. Salah satunya adalah
kerjasama dengan Unicef, termasuk di provinsi Sulawesi Barat. Di tahun
2008, angka penemuan penderita klinis TBC ditemukan sebanyak 7,263
penderita dengan BTA (+) sebanyak 1,008 orang, di obati 850 orang dan
dinyatakan sembuh sebanyak 550 orang. Jumlah penderita klinis TBC di
tahun 2007 lebih rendah yaitu 5,110 orang dengan BTA (+) sebanyak 744
orang. Ditahun 2006 penderita klinis TBC sebanyak 2,993 orang dengan BTA
(+) sebanyak 1,021 orang. Di Kabupaten Polewali Mandar menunjukkan
bahwa selama periode tahun 2006-2008 kasus penderita klinis TBC terus
meningkat dan yang terbesar ditemukan seperti grafik di bawah ini :
Grafik 16. Jumlah Balita PenderitaPenyakit ISPA Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 38
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
h. Penyakit HIV/AIDS
Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan
merupakan pandemi pada semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini
telah menunjukkan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun
berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin
tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, semakin mudahnya
komunikasi antar wilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra
pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang
tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) melalui suntikan ternyata secara simultan
telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat
epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya
prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya pada
kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Tingkat
epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku beresiko yang cukup aktif
menularkan di dalam suatu sub populasi tertentu. Selanjutnya perjalanan
Grafik 17. Jumlah Penderita TBC Klinis Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Grafik 18. Jumlah Penderita TBC dengan BTA (+) Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 39
epidemi akan ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok
beresiko tinggi dengan populasi umum.
Penyakit yang kemunculannya seperti fenomena gunung es (iceberg
phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil
daripada jumlah penderita yang sebenarnya, ini sudah menyebar di
sebagian besar provinsi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa jumlah pengidap
infeksi HIV/AIDS yang sebenarnya di Indonesia masih sangat sulit diukur
dan belum diketahui secara pasti. Diperkirakan jumlah orang dengan HIV
di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 – 130.000 orang.
Sementara jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai
dengan 31 Desember 2003 sebanyak 4.091 kasus, yang terdiri dari 2.720
kasus infeksi HIV dan 1.371 kasus AIDS, dan 479 kasus diantaranya telah
meninggal dunia. Cara penularan HIV/AIDS yang menonjol adalah melalui
hubungan seks (heteroseksual) yakni sebesar 50,62% dan penyalah-gunaan
NAPZA melalui suntik (IDU = Intravena Drug Use) yakni sebesar 26,26%,
serta melalui hubungan homoseksual, yaitu sebesar 9,34%.
Untuk Provinsi Sulawesi Barat di tahun 2008, Penderita HIV/AIDS
sampai sekarang belum di temukan tapi bukan berarti kita terbebas dari
penyakit yang mematikan ini.
i. Acute Flacid Paralysis (AFP)
Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak).
Sedangkan AFP non polio adalah kasus AFP yang pada pemeriksaan
spesimennya tidak ditemukan virus polio liar atau kasus AFP yang
ditetapkan oleh tin ahli sebagai kasus AFP non polio dengan kriteria
tertentu. Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit polio,
maka pemerintah telah melaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO)
yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara rutin. Salah satu wujud
dari upaya pemerintah memberantas polio adalah dengan pemberian
imunisasi massal pada anak balita melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional)
dan surveilance AFP.
Surveilance AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak dan sifatnya
flacid (layuh), seperti sifat kelumpuhan pada poliomyelitis. Prosedur
pembuktian penderita AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah
sebagai berikut :
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 40
1. Melakukan pelacakan terhadap anak usia sama atau kurang
dari 15 tahun yang mengalami, kelumpuhan layuh mendadak
(< 14 hari) dan menentukan diagnosa awal.
2. Mengambil spesimen tinja penderita tidak lebih dari 14 hari
sejak kelumpuhan, sebanyak dua kali selang waktu
pengambila I dan II > 24 jam.
3. Mengirim kedua spesimen tinja ke Laboratorium Bio Farma
Bandung dengan pengemasan khusus/baku.
4. Hasil pemeriksaan spesimen tinja akan menjadi bukti
virologis adanya virus polio liar didalamnya.
5. Diagnosa akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan.
Pemeriksaan klinis ini dilakukan oleh dokter spesialis anak
atau syaraf untuk menentukan apakah masih ada
kelumpuhan atau tidak.
Hasil pemeriksaan virologis dan klinis akan menjadi bukti yang sah
dan meyakinkan apakah semua kasus AFP yang terjaring termasuk kasus
folio atau tidak sehingga dapat diketahui apakah masih ada polio liar di
masyarakat. Jumlah penderita kelumpuhan AFP tahun 2008 di Provinsi
Sulawesi Barat sebanyak 7 penderita yang ditemukan di Kabupaten
Mamuju 5 penderita, Kabupaten Majene 1 penderita dan 2 orang penderita
AFP di Kabupaten Mamuju Utara. Penderita AFP tahun 2008 lebih tinggi
dibanding penderita di tahun 2007 sebesar 3 orang penderita.
j. Campak
Penyakit campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi. Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai kendala
terutama di karenakan faktor budaya/kepercayaan yang masih ada dalam
masyarakat. Campak merupakan kelompok penyakit menular yang
disebabkan oleh virus campak golongan paramyxiviridae. Penyakit ini
tergolong sangat menular dengan cara penularan melalui batuk dan bersin
(pernafasan). Pada kasus-kasus anak seringkali menjadi fatal akibat
keterlambatan pertolongan terutama apabila ada komplikasi pneumonia
ataupun radang paru lainnya. Jumlah penderita campak pada tahun 2008
sebesar 227 orang. Angka ini mengalami penurunan dibanding tahun 2007
sebesar 302 penderita penyakit campak. Sedangkan ditahun 2006 jumlah
penderita penyakit campak sebanyak 1,017 orang. Selama tiga tahun
terakhir 2006-2008 penyakit campak terus mengalami penurunan di Provinsi
Sulawesi Barat. Ditahun 2008 Kabupaten Polewali Mandar yang terbesar
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 41
penderita penyakit campak yaitu 133 orang, tahun 2007 Kabupaten Mamuju
yang terbesar yaitu 129 orang begitu juga di tahun 2006 Kabupaten Mamuju
yang terbesar penderita campak yaitu 492 orang. Jika dilihat dari grafik di
bawah ini Kabupaten Mamuju selama tiga tahun terakhir mengalami terus
penurunan. Hal ini berarti di kabupaten yang juga menjadi ibu kota
Provinsi Sulawesi Barat, tingkat pelayanan kesehatan kepada masyarakat
khususnya layanan imunisasi sudah berhasil dengan baik.
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
k. Hepatitis
Jumlah penderita penyakit Hepatitis B di Provinsi Sulawesi Barat
fluktuatif dimana pada tahun 2008 sebesar 170 orang. Jumlah ini dibanding
tahun 2007 mengalami peningkatan yaitu sebesar 3 orang penderita dan
tahun 2006 ditemukan penderita sebesar 207 orang. Tahun 2008 penderita
hepatitis B terbanyak ditemukan sebanyak 170 orang, empat kabupaten
lainnya tidak ditemukan penderita hepatitis.
l. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Provinsi Sulawesi
Barat. Disamping menimbulkan korban kesakitan maupun kematian, KLB
merupakan komoditi politis yang kadang-kadang dimanfaatkan oleh orang
yang memerlukannya. Pada tahun 2008 di Provinsi Sulawesi Barat jenis KLB
yang dilaporkan sebanyak 7 jenis penyakit yaitu : Diare berdarah, DBD,
Rabies, Diare,Malaria, Difteri dan AFP. Jumlah KLB tahun 2008 sebesar 273
penderita. Jumlah ini menurun dibanding tahun 2007 sebesar 878 penderita.
Jumlah kecamatan yang terserang KLB adalah 8 kecamatan dan 35 desa.
Sedangkan jumlah kematian yang dilaporkan ada 8 orang.
Grafik 19. Jumlah Penderita Campak Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 42
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
m. Kecelakaan Lalu Lintas
Jumlah kecelakaan lalu lintas di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008
sebanyak 3,461 kasus dengan jumlah korban sebanyak 3,492 orang dengan
rincian jumlah yang meninggal dunia sebanyak 86 orang (2.48%), luka berat
sebanyak 714 orang (20.63%), luka ringan sebanyak 2,692 orang (77.78%).
Kasus kecelakaan lalu lintas tertinggi terjadi di Kabupaten Majene sebanyak
2,548 kasus dan yang terrendah terjadi di Kabupaten Mamasa dengan 23
kasus, sedangkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas terbanyak juga di
Kabupaten Majene yaitu 2,554 orang dan yang terrendah di Kabupaten
Mamasa dengan korban 33 orang. Dengan jumlah tersebut maka incidence
Rate (IR) kecelakaan lalu lintas di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008
sebesar 331.53 per 100,000 penduduk. Pada grafik 22 di bawah ini
menunjukkan korban kecelakaan lalu lintas selama tiga tahun terakhir yang
terus meningkat :
Grafik 21. Jumlah Korban Kecelakaan di Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
Sumber : Laporan Puskesmas/Polres 5 Kab.
Grafik 20. Jumlah Penderita KLB Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 43
III. KEADAAN GIZI/Situation of Gizi
a. Status Gizi Balita
Indikator status kesehatan juga diukur berdasarkan gizi penduduk
menurut : status gizi, Anemia, KEK, BBLR, GAKI . Perkembangan keadaan
gizi yang dapat dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan
program perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dalam hasil
penimbangan balita setiap bulan di Posyandu. Keadaan status gizi
masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2006 menunjukkan
jumlah balita yang ada sebanyak 96,447 balita, dari jumlah tersebut balita
yang datang dan ditimbang di Posyandu sebanyak 51,127 balita dengan
rincian jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 34,305 balita dan
balita yang berada di bawah garis merah (BGM) sebanyak 2,153 balita
sedangkan yang menderita gizi buruk sebanyak 983 balita atau 1,92% dari
balita yang ditimbang. Pada tahun 2007 jumlah balita yang ada sebanyak
136,430 balita dari jumlah tersebut jumlah balita yang datang dan ditimbang
di posyandu sebanyak 62,120 balita dengan rincian jumlah balita yang naik
berat badannya sebanyak 47,451 balita dan balita yang berada di bawah
garis merah (BGM) sebanyak 3,416 balita dan yang masuk gizi buruk 1,778
balita atau sekitar 2.65% dari balita yang ditimbang. Pada tahun 2008 jumlah
balita yang ada sebanyak 133,083 balita, kemudian yang datang dan
ditimbang di Posyandu 75,469 balita dengan rincian jumlah balita yang naik
berat badannya sebanyak 43,913 balita dan yang di bawah garis merah
(BGM) sebanyak 3,761 balita sedangkan yang menderita gizi buruk 856
balita atau sekitar 1,11% dari jumlah balita yang ditimbang.
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Grafik 22. Status Gizi Anak Balita Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 44
Tahun 2008 penderita Gizi Buruk pada balita turun menjadi 836
balita dari 1,778 balita pada tahun 2007. Walaupun demikian terjadinya gizi
buruk ini disebabkan oleh memburuknya keadaan ekonomi keluarga yang
berdampak terhadap kecukupan pangan ditingkat keluarga yang diakibatkan
oleh berbagai faktor seperti kenaikan BBM yang beberapa tahun terakhir ini
terus terjadi, lapangan pekerjaan yang semakin sulit serta jumlah penduduk
yang terus meningkat, hal ini secara tidak langsung sangat terkait dengan
timbulnya kasus gizi buruk.
b. ASI Eksklusif ASI (Air Susu Ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna dan
terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh
bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Oleh sebab itu,
pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan
dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun. Namun demikian, kendala
yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya pemantauan
pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai sistem yang dapat
diandalkan. Untuk mengetahui tingkat pencapaian dalam pemberian ASI
eksklusif dilakukan melalui laporan dari Puskesmas yang diperoleh dari
wawancara pada waktu kunjungan bayi di Puskesmas.
Pada tahun 2008 jumlah bayi sebanyak 25,371 bayi, dari jumlah tersebut
yang mendapat ASI eksklusif sekitar 9,953 bayi atau sekitar 39.23%. Jumlah
bayi yang diberikan ASI eksklusif tahun 2008 menurun dibanding tahun 2007
yaitu 67,06% atau dari 22,895 bayi, sekitar 15,354 bayi yang diberi ASI
eksklusif. Sedangkan tahun 2006 dari 18,223 bayi yang ada yang diberikan ASI
eksklusif adalah 11,002 bayi atau sebesar 60.37%.
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Grafik 23. Perbandingan Jumlah Bayi & Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 45
Rendahnya capaian di tahun 2008 yang hanya mencapai 39,23% dari
target yang diharapkan yaitu 80% bayi mendapat ASI eksklusif dari jumlah
bayi, perlu mendapat perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam
mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang harus dilakukan
oleh provider dibidang kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam
rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Disamping itu, sebagai salah satu pegangan dan pedoman dalam
rangka penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang ASI eksklusif,
ada sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui yaitu :
1. Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu (PP-ASI) yang tertulis dan secara rutin
dikomunikasikan kepada semua petugas.
2. Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dan
keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai
umur 2 tahun termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.
4. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah
melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat
operasi caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.
5. Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara
mempertahankan menyusui meskipun ibu dipisah dari bayi atas indikasi
medis.
6. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi
yang baru lahir.
7. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24
jam sehari.
8. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan
terhadap lama dan frekuensi menyusui.
9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.
10. Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan
rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari rumah
sakit/rumah bersalin/sarana pelayanan kesehatan.
c. Garam Beryodium
Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah masalah
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 46
gangguan pertumbuhan fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan
pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok), kretin (badan
kerdil), gangguan motorik (kesulitan berdiri atau berjalan normal), bisu, tuli
dan mata juling. Sedangkan keterbelakangan mental termasuk berkurangnya
tingkat kecerdasan anak.
WHO/UNICEF/ICCID mengkategorikan endemisitas daerah dalam
empat kategori menurut besar Total Goiter Rater (TGR). TGR digunakan untuk
menilai status GAKY masyarakat sekaligus untuk evaluasi dampak program
terhadap perbaikan status GAKY. Untuk itu, kulaitas garam beryodium yang
beredar di masyarakat harus selalu dipantau sehingga akan diketahui
kandungan yodium yang ada dalam garam konsumsi tersebut memenuhi
syarat atau tidak. Pemantauan terhadap kandungan yodium dalam garam
konsumsi dilakukan pemantauan secara kualitatif dengan menggunakan test kit
yodium, hal ini sangat mudah dilakukan tanpa harus memiliki keterampilan
khusus. Pelaksanaan pemantauan garam beryodium ini di Sulawesi Barat
dilakukan secara rutin setiap tahun sekali dengan pelaksana adalah petugas gizi
dan atau petugas kesahatan yang ada di Puskesmas.
Hasil pemantauan garam beryodium tahun 2008 di Propinsi Sulawesi
Barat dari 646 desa/kelurahan yang disurvei terdapat 204 desa/kelurahan
dengan garam yang beryodium baik atau sekitar 31,58%. Hal ini menunjukkan
bahwa upaya untuk mewujudkan USI (Universal Zalt Iodization) dengan target
90% adalah masih sangat sulit untuk dicapai. Oleh karena itu pemasyarakatan
garam beryodium harus terus ditingkatkan dan diupayakan dengan
menggalang semua komponen masyarakat termasuk lembaga swadaya
masyarakat secara bersama-sama, terpadu dan berkesinambungan.
d. Anemia
Salah satu penyebab kematian pada ibu melahirkan adalah anemia yang
disebabkan kekurangan zat besi (Fe). Dari data PWS KIA tahun 2008 untuk
menekan angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Barat dilakukan upaya
penanggulangan dengan pemberian tablet Fe, dari 28,238 ibu hamil cakupan
pemberian Fe1 pada ibu hamil 21,694 ibu hamil (76.83%) dan cakupan
pemberian Fe3 pada ibu hamil sebesar 16,590 ibu hamil (58.75%).
e. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
BBLR yaitu bayi yang dilahirkan dibawah 2500 gram. gizi ibu hamil
adalah penyebab utama terjadinya BBLR,di antara beberapa faktor lainnya.
Pada masa kehamilan ibu perlu mendapat perhatian khusus oleh karena
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 47
dampak yang ditimbulkan bukan saja pada berat yang tidak cukup, tetapi
dengan bayi BBLR memiliki kemungkinan kecil untuk tumbuh dengan baik,
dan akan lebih mudah terserang penyakit.
Pada tahun 2008 dari 25,371 bayi terdapat 337 bayi BBLR atau 1.12%,
dibanding tahun 2007 jumlah BBLR lebih tinggi yaitu 445 bayi dan tahun 2006
sebesar 248 bayi BBLR.
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
B. PERILAKU MASYARAKAT/Behavior of Society
I. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pola Hidup Bersih dan Sehat berhubungan langsung dengan tingkat
status kesehatan masyarakat. Pada tahun 2008 dari 248,754 rumah tangga
yang ada di Provinsi Sulawesi Barat terdapat sebanyak 63,186 rumah tangga
yang dipantau tentang PHBSnya, dari angka rumah tangga tersebut yang
dipantau terdapat 25,208 rumah tangga di Provinsi Sulawesi Barat yang
menegakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau sekitar 39.89% RT yang
berPHBS dari 25,208 RT yang dipantau. Jumlah rumah tangga berperilaku
hidup bersih dan sehat tertinggi tahun 2008 terdapat dikabupaten Polewali
Mandar yaitu rumah tangga yang dipantau sebanyak 34,782 RT yang
berperilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 16,222 rumah tangga atau
sekitar 46.64%, sedangkan yang terrendah adalah Kabupaten Mamuju Utara
yaitu dari 500 rumah tangga yang dipantau hanya 117 rumah tangga yang
memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat. Berikut perkembangan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat tiap kabupaten di Sulawesi Barat selama
tiga tahun terakhir :
Grafik 24. Jumlah Bayi dengan BBLR Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 48
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
II. Peran Serta Masyarakat
Upaya mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan
kesehatan sangat penting artinya, karena melalui kerjasama yang baik dari
pihak masyarakat pembangunan kesehatan dapat lebih maksimal hasilnya.
UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) merupakan salah satu
wadah peran serta masyarakat untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab
terhadap kondisi kesehatan masyarakat itu sendiri. Kegiatan Posyandu
adalah salah satu bentuk UKBM yang selama ini sudah berjalan dengan baik.
Pada tahun 2008 jumlah Posyandu di Provinsi Sulawesi Barat
sebanyak 1,421 buah mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007
sebanyak 1,347 buah. Sedangkan tahun 2006 jumlah Posyandu sebesar 786
buah. Tahun 2008 Jumlah Posyandu dengan tingkatan Pratama sebanyak 679
(47.78%), tingkatan Madya sebanyak 586 (41.24%), posyandu tingkatan
Purnama sebanyak 156 atau 10.98%.
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
Grafik 25. Jumlah RT ber PHBS Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Grafik 26. Jumlah Posyandu Menurut Strata Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 49
C. KONDISI LINGKUNGAN/Environmental Condition
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
derajat kesehatan masyarakat. Lingkungan sehat akan mendukung masyarakat
untuk hidup sehat demikian sebaliknya lingkungan yang tidak sehat dapat
menimbulkan penyakit terutama penyakit yang berbasis lingkungan.
Lingkungan, penyakit dan masyarakat tidak dapat dipisahkan artinya untuk
meningkatkan derajat kesehatan bukan hanya melakukan pengobatan terhadap
yang sudah sakit tetapi perlu juga intervensi terhadap lingkungan. Di Sulawesi
Barat dengan tingginya perkembangan penduduk dan tingginya arus migrasi
yang dating ke Sulawesi Barat mengakibatkan kondisi lingkungan yang tidak
sehat seiring banyaknya rumah-rumah yang tidak sehat dan semakin padatnya
tingkat hunian rumah dimasyarakat.
Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan lebih diarahkan
pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu melalui kegiatan yang bersifat
preventif, promotif dan protektif. Adapun pelaksanaannya bersama dengan
masyarakat diharapkan secara epidemiologi akan mampu memberikan
kontribusi yang bermakna terhadap kesehatan masyarakat.
Namun demikian pada umumnya yang menjadikan permasalahan
utama adalah masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih banyak
diakibatkan oleh berbagai fatkor antara lain terbatasnya anggaran dan otonomi
daerah yang berpengaruh kepada kebijakan khususnya tentang kesehatan.
Sedangkan permasalahan utama yang dihadapi masyarakat akses terhadap
lingkungan yang masih sangat rendah. Lingkungan sehat merupakan salah satu
pilar utama dalam pencapaian Indonesia Sehat 2010. Beberapa indikator
penting kesehatan lingkungan antara lain :
I. Rumah/Bangunan Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah
haruslah sehat dan nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk
meningkatkan produktivitas. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko sumber penularan
berbagai jenis penyakit khususnya penyakit yang berbasis lingkungan. Tahun
2008, jumlah rumah di Provinsi Sulawesi Barat seluruhnya 181,947 rumah.
Jumlah yang diperiksa 115,621 rumah. Dari hasil pemeriksaan, rumah yang
memenuhi syarat kesehatan sebesar 35,080 rumah atau 30.34%.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi beberapa
kriteria, diantaranya adalah bebas jentik nyamuk aedes aegypti yang merupakan
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 50
vektor penyakit demam berdarah dengue. Penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang
semua orang dan dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak serta
sering menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah. Nyamuk aedes aegypti
hidup berkembang biak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang
tidak langsung berhubungan dengan tanah seperti : bak mandi/WC, minuman
burung, air tendon, air tempayan/gentong, kaleng, ban bekas dan lain-lain.
Di Provinsi Sulawesi Barat nyamuk aedes egypti tersebar luas dipelosok kota dan
desa, kecuali diwilayah yang ketinggiannya lebih dari 1,000 meter diatas
permukaan laut. Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim
hujan, dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti.
Di Provinsi Sulawesi Barat kasus demam berdarah berfluktuasi
jumlahnya setiap tahun dan cenderung meningkat. Demikian pula wilayah
yang terjangkit bertambah luas. Perkembangan yang tidak memuaskan
mengenai wabah demam berdarah ini diduga karena kemudahan penularan
yang dipicu oleh tingkat kepadatan penduduk, semakin meningkatnya arus
transportasi/mobilitas penduduk antar wilayah, angka kepadatan nyamuk
aedes aegypti tinggi. Rendahnya angka bebas jentik dan belum optimalnya
pengorganisasian upaya pengelolaan pemberantasan penyakit demam
berdarah.
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa di Sulawesi Barat sebanyak
55,592 rumah, dari jumlah tersebut rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk
aedes aegypti sebanyak 39,451 rumah. Untuk mencegah dan mengendalikan
populasi nyamuk aedes ini yang menjadi vektor DBD adalah digalakkan upaya
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kegiatan 3 M (Menguras-
Menutup-Mengubur) secara terus menerus yang melibatkan peran serta
masyarakat. Keberadaan nyamuk penular ini sangat erat hubungannya dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat. Guna membina peran serta
masyarakat secara efektif. Kegiatannya pembinaannya perlu dikoordinasikan
oleh Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
(POKJANAL DBD) yang merupakan forum kerja lintas sektoral dengan makna
yang terkandung dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang menekankan
pentingnya prinsip pemerataan, yang didalam pelaksanaannya menuntut
upaya promotif, preventif, kuratif serta rehabilitative, kerjasama lintas sektoral
sebagai strategi untuk mencapai kesehatan bagi semua.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 51
II. Sarana Kesehatan Lingkungan Sehat
Lingkungan fisik dan biologis berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat, terutama terlihat dari masih tingginya kesakitan
penduduk yang disebabkan penyakit berbasis lingkungan . Timbulnya
Penyakit yang berbasis lingkungan diantaranya diare, typhus dan penyakit
parasit serta penyakit lainnya akibat mutu lingkungan yang kurang
sebagai dampak dari pencemaran lingkungan dan pertambahan penduduk
yang tidak terkendali .
Upaya untuk menekan penyakit berbasis lingkungan dengan
penyediaan Air bersih serta pembuangan kotoran manusia yang
memenuhi syarat kesehatan. Pembuangan kotoran baik sampah, air limbah
dan tinja (excreta disposal) yang tidak memenuhi syarat kesehatan
berpengaruh langsung terhadap rendahnya kualitas air, serta dapat
menimbulkan penyakit menular di masyarakat. Jamban, tempat sampah,
pengelolaan limbah dan persediaan air bersih merupakan sarana
lingkungan pemukiman (PLP).
a) Sarana Air Bersih
Penyediaan air bersih (Water Supply) dapat menjadi media
penularan penyakit. Oleh karena sarana yang tidak memenuhi syarat
akan tercemar oleh bakteriologis sehingga berpotensi menimbulkan
penyakit. Untuk menghindari penyakit yang timbul akibat
mengkomsumsi air yang tidak memenuhi syarat kesehatan, maka harus
menggunakan sarana yang menurut standar kesehatan. Berbagai sarana
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi penduduk
baik untuk keperluan air minum, masak, mencuci dan keperluan
lainnya.
Adapun Akses Air Bersih di Provinsi Sulawesi Barat data yang
diperoleh tahun 2006-2008 sebagai berikut :
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
Grafik 27. Jumlah Cakupan Air Bersih Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 52
b) Sarana Sanitasi Dasar
Jumlah sarana sanitasi dasar yang mencakup jamban, tempat
sampah dan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) di Sulawesi Barat
dari tahun 2006-2008 mengalami terus peningkatan. Namun tidak semua
KK yang memiliki sarana sanitasi dasar yang dianggap sehat. Pada
grafik dibawah ini menggambarkan jumlah KK yang memiliki dan
jumlah KK yang sarana sanitasi dasarnya dianggap sehat.
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten Saluran Pembuangan Air Limbah adalah suatu bangunan yang
digunakan untuk membuang air buangan di kamar mandi, tempat cuci,
dapur dan lain-lain bukan dari jamban SPAL yang sehat hendaknya
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Tidak mencemari sumber air bersih (jarak dari air bersih minimal 15
meter)
2) Tidak menimbulkan genangan air yang dapat m,enjadi sarang
nyamuk (diberi tutup yang cukup rapat)
3) Tidak menimbulkan bau
4) Tidak menimbulkan becek atau pandangan yang tidak
menyenangkan (tidak bocor sampai meluap)
Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan limbah
masih rendah, hal inilah yang menyebabkan rendahnya jumlah KK yang
telah memiliki pengelolaan air limbah. Sanitasi merupakan faktor
penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat. Banyaknya
penyakit ditularkan karena tidak dilakukan cara-cara penanganan
sanitasi yang benar.
Upaya peningkatan kualitas air bersih akan berdampak positif
apabila diikuti perbaikan sanitasi. Upaya sanitasi meliputi
Grafik 28. Jumlah Sarana Sanitasi Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 53
pembangunan, perbaikan dan penggunaan sarana sanitasi yang meliputi
jamban, tempat sampah dan saluran pembuangan air limbah
dilingkungan kita.
Sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk di Provinsi
Sulawesi Barat, maka kebutuhan air bersih semakin bertambah.
Pembangunan air bersih dimasing-masing kabupaten di Provinsi
Sulawesi Barat meliputi daerah Pemukiman Perkotaan dan Pedesaan.
Adapun sumber air di Provinsi Sulawsi Barat pada umumnya berasal
dari mata air, sumur dalam, sumur gali dan air permukaan. Sistem yang
digunakan untuk mensuplai air bersih melalui perpipaan dan non
perpipaan. Untuk pengelolaannya pada daerah pemukiman diperkotaan
pada umunya dikelola PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
kabupaten.
Dari perkembangan pelaksanaan program penyehatan
lingkungan selama ini terdapat beberapa kemajuan yang diperoleh,
seperti peningkatan cakupan pelayanan penyehatan lingkungan yang
secara tidak langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Namun masih terdapat beberapa permasalahan yang
dihadapi pada penyediaan prasarana dan sarana penyehatan
lingkungan, yaitu :
1) Kurang efektif dan efesiennya investasi yang telah dilakukan pada
pembangunan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan
2) Air hanya dipandang sebagai benda
3) Keterbatasan kemampuan pemerintah
4) Belum tersedianya kebijakan dan peraturan perundangan yang
mengatur pemanfaatan potensi tersembunyi yang ada dalam
masyarakat
5) Penyehatan lingkungan belum menjadi perhatian dan prioritas
6) Estimasi dalam hal penganggaran sangat jauh dari yang diharapkan
III. Tempat-Tempat Umum Sehat
Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum yang
dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan
kegiatan tetap serta memiliki fasilitas.
Jumlah tempat-tempat umum di Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 yang ada sebanyak 3,149 buah, jumlah yang diperiksa sebanyak 2,012
buah. Hasil pemeriksaan menunjukkan jumlah tempat-tempat umum sehat
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 54
sebanyak 971 (48.26%). Dengan rincian jumlah hotel yang 27 buah, yang
diperiksa 23 buah dan yang sehat 18 buah (78.26%). Jumlah
restoran/rumah makan yang ada sebanyak 247 buah, yang diperiksa 180
buah dan yang sehat sebanyak 112 buah (62.22%). Jumlah pasar yang ada
206 buah, yang diperiksa 87 buah dan yang sehat 20 buah (22.29%).
Sedangkan TUPM lainnya yang ada 2,640 buah, yang diperiksa 1,722 buah
dan yang sehat 826 (47.97%).
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
Pengawasan sanitasi tempat umum bertujuan untuk mewujudkan
kondisi tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat
pengunjung terhindar dari kemungkunan bahaya penularan penyakit serta
tidak menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
disekitarnya. Pengelolaan makanan adalah suatu bangunan yang menetap
dengan segala karyawan dan peralatan yang dipergunakan untuk
membuat dan menjual makanan bagi konsumen yang meliputi restoran,
rumah makan, kantin, warung kopi, tempat penjualan minuman dingin
dan pabrik makanan dan minuman sederhana. Resiko dari pengelolaan
makanan mempunyai peluang yang sangat besar dalam penularan
penyakit karena jumlah konsumen rlatif banyak dalam waktu bersamaan.
Oleh karena itu, perlu teknologi dan metode yang lebih tepat untuk
pembinaan dan pengawasannya.
D. PELAYANAN KESEHATAN/Service of Health
I. Sarana Kesehatan Dasar
a. Puskesmas
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan,
Grafik 29. Jumlah TUPM Sehat Di Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 55
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana
(KB), Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan.
Beberapa Puskesmas yaitu Puskesmas Perawatan, selain menyelenggarakan
pelayanan kesehatan seperti Puskesmas pada umumnya, juga menyediakan
fasilitas pelayanan rawat inap. Dengan demikian Puskesmas perawatan juga
berfungsi sebagai ”Pusat Rujukan Antara” yang melayani penderita gawat
darurat sebelum dirujuk ke rumah sakit.
Jumlah Puskesmas Perawatan di Sulawesi Barat tahun 2008 sebesar 25
buah, Puskesmas Non Perawatan sebesar 50 buah. Sedangkan untuk
Puskesmas Keliling 59 buah dan Puskesmas Pembantu sebanyak 76 buah.
b. Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Jumlah Polindes di Sulawesi Barat tahun 2008 adalah sebanyak 68
buah. Jumlah ini terus bertambah dari tahun 2007 sebanyak 48 buah dan
tahun 2006 di Sulawesi Barat hanya berjumlah 37 buah.
Sumber : Laporan Yankes Dinkes 5 Kabupaten
c. Sarana Kesehatan Dasar Lainnya
Berdasarkan laporan Yankes Dinas Kesehatan di lima Kabupaten Jumlah
Poskesdes di Sulawesi Barat tahun 2008 sebanyak 85 buah, mengalami
peningkatan dibanding tahun 2007 yaitu 47 buah. Sedangkan jumlah
Posyandu tahun 2008 sebanyak 1,421, jumlah ini jauh peningkatannya
dibanding tahun 2007 sebanyak 648 buah.
d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) merupakan cara
mutakhir pemeliharaan kesehatan yang berkembang setelah sistem
pembayaran tunai, asuransi ganti rugi dan asuransi dengan tagihan
menghadapi banyak masalah. JPKM adalah suatu cara penyelenggaraan
Grafik 30.Perkembangan Jumlah Polindes Di Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 56
pemeliharaan kesehatan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha
bersama dan kekeluargaan, yang berkesinambungan dan dengan mutu yang
terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara pra upaya.
JPKM melibatkan 3 pelaku utama, yakni konsumen (peserta), badan
penyelenggara (Bapel) dan Pelaksana Pemelihara Kesehatan (PPK). Untuk
membina ketiga pelaku utama, dibentuk Badan Pembina JPKM baik
ditingkat pusat, provinsi maupun kabupaten. Peserta membayar sejumlah
iuran untuk pemeliharaan kesehatannya kepada Bapel yang kemudian
mengontrak PPK dengan pembayaran pra upaya yang memberikan
pelayanan kesehatan paripurna kepada peserta. Hubungan antara ketiganya
dikukuhkan oleh ikatan kerjasama dan kesepakatan untuk menerapkan jaga
mutu, pemantauan utilisasi pelayanan dan penanganan keluhan peserta.
Berdasarkan laporan dari semua kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat,
jumlah penduduk yang dijamin oleh berbagai Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (termasuk maskin/JPKMM) sebanyak 433,170 orang (41.12%) dari
total jumlah penduduk, dengan rincian sebagai berikut :
1. Peserta Askes : 28,472 jiwa (2.70%)
2. Peserta Kartu Miskin/Askeskin : 401,921 jiwa (38.16%)
3. Peserta Jamsostek : -
4. Peserta Sumber Lainnya : 4,781 jiwa (0.45%)
II. Sarana Kesehatan Rujukan
a. Cakupan Rawat Inap
Cakupan rawat inap di sejumlah sarana kesehatan yang terdapat di
Sulawesi Barat tahun 2008 sebesar 381,990 kunjungan. Jumlah kunjungan
rawat inap terbesar di Kabupaten Polman yaitu di Puskesmas sebanyak 870
kunjungan dan 371,420 kunjungan, sedangkan yang terrendah di Kabupaten
Mamuju Utara sebanyak 212 kunjungan, inipun datanya dari Puskesmas
dan dari Rumah Sakit tidak ada laporannya, selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 12.
b. Cakupan Rawat Jalan
Cakupan rawat jalan di sarana kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2008 sebanyak 781,228 kunjungan. Jumlah kunjungan rawat jalan
terbanyak di Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 178,155 kunjungan dan
42,161 kunjungan masing-masing di Rumah Sakit dan Puskesmas.
Sedangkan yang terendah di Kabupaten Majene sebanyak 21,554 kunjungan
itupun dari data Puskesmas, dari rumah sakit tidak ada laporan.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 57
Tabel 10. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sulawesi Barat Tahun 2008
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
c. Rumah Sakit
Pada tahun 2008 Rumah Sakit Umum di Provinsi Sulawesi Barat
berjumlah 6 buah yang terdiri dari RSUD Mamuju, RSUD Majene, RSUD
Polman dan RS TNI Polman, RSUD Mamuju Utara dan RSUD Mamasa.
Indikator untuk mengukur kinerja rumah sakit terdiri atas :
1. Bed Occupation Rate (BOR)
Bed Occupation Rate adalah jumlah atau tingkat pemakaian tempat
tidur. BOR yang ideal untuk suatu rumah sakit adalah antara 60%
sampai 80%. Presentase rata-rata pemakaian tempat tidur RSUD dan RS-
TNI di Provinsi Sulawsi Barat pada tahun 2008 adalah 62,4%.
2. Average Length Of Stay (ALOS)
Average Length Of Stay adalah rata-rata lama rawat seorang pasien
dimana secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. ALOS
Rumah Sakit di Sulawesi Barat adalah 5 hari.
3. Turn Of Interval (TOI)
Turn of Interval adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati.
Angka ideal untuk TOI adalah 1 – 3 hari. TOI untuk rumah sakit di
Provinsi Sulawesi Barat adalah 3 hari.
4. Net Death Rate (NDR)
NO KABUPATEN SARANA PELAYANAN
KESEHATAN
JUMLAH KUNJUNGAN
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
1 2 3 4 5 6
1
POLEWALI MANDAR
Puskesmas 178,155
870
179,025
RSUD Polman 42,161
371,420
50,258
Sarana Yankes lainnya - - -
2
MAMASA
Puskesmas 52,655
937
53,592
Sarana Yankes lainnya - - -
3
MAMUJU UTARA
Puskesmas 51,653
212
51,865
Sarana Yankes lainnya - - -
4
MAJENE
Puskesmas 21,554
1,843
23,397
Sarana Yankes lainnya - - -
5
MAMUJU
Puskesmas 407,528
1,303
408,831
RSUD 27,522
5,405
32,927
JUMLAH (KAB/KOTA) 781,228 381,990 799,895
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 58
Net Death Rate adalah angka kematian lebih atau sama dengan 48 jam.
Nilai NDR yang dapat ditolerir adalah 25 per 1,000 penderita keluar.
Nilai NDR rumah sakit yang ada di Sulawesi Barat pada tahun 2008
adalah 12 per 1,000 penderita keluar. Dengan demikian nilai rumah sakit
di Sulawesi Barat tahun 2008 tidak melebihi nilai NDR yang dapat
ditolerir.
5. Gross Death Rate (GDR)
Gross Death Rate adalah angka kematian untuk tiap-tiap penderita
keluar. Angka yang ditolerir maksimum 45. GDR rumah sakit di
Provinsi Sulawesi Barat sebesar 43.
Tabel 11. Indikator Pelayanan Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2008
NO NAMA RUMAH SAKIT JENIS PELAYANAN UMUM/KHUSUS
BOR LOS TOI GDR NDR
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Polman
RSU Polman Umum 87.2 5.1 0.7 45.8 11.9
RS Khusus TNI-AD Umum dan Khusus 11.2 2.4 18.6 15.3 0.0
2 Mamasa TIDAK ADA LAPORAN 3 Matra
RSUD Kab.Matra Umum dan Khusus 1.6 1.7 104.2 16.1 16.1
4 Majene
RSU MAJENE Umum dan Khusus 70.4 4.9 2.1 58.5 14.9
5 Mamuju Interna,Bedah,Anak
dan Kebidanan 46.6 3.8 4.4 30.3 12.2
JUMLAH 62.4 4.6 2.8 43.2 12.4
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
III. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
a. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan)
dan dukun bayi (dukun terlatih dan tidak terlatih). Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (profesional, tidak
termasuk oleh dukun bayi meskipun terlatih dan didampingi oleh
bidan) di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2006 sebesar 68.64%. Dari
19,111 jumlah ibu bersalin, ada sekitar 13,117 ibu bersalin tang ditolong
oleh tenaga kesehatan. Tahun 2007 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan meningkat dibanding pada tahun 2006 yaitu dari
22,404 jumlah ibu bersalin terdapat 16,500 ibu bersalin yang ditolong
oleh tenaga kesehatan atau sebesar 73.65%. Sedangkan ditahun 2008
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan turun dibanding
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 59
tahun 2007 yaitu dari 26.959 ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga
kesehatan sekitar 17,019 atau 62.79%. Selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 14.
Tabel 12. Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Sulawesi Barat 2006-2008
Sumber : Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
b. Penanganan Ibu Hamil Resiko Tinggi/Komplikasi
Resiko tinggi pada ibu hamil adalah keadaan ibu hamil yang
mengancam kehidupannya maupun janinnya, misalnya umur, paritas,
interval dan tinggi badan. Sedangkan yang dimaksud dengan
komplikasi pada proses persalinan adalah keadaan dalam proses
persalinan yang mengancam keadaan ibu maupun janinnya, misalnya
perdarahan, preeklamsia(keracunan kehamilan), infeksi jalan lahir, letak
lintang, partus lama dan lain-lain.
Pada tahun 2008 terdapat 28,256 ibu hamil di Sulawesi Barat
dan terdapat sebanyak 4,201 ibu hamil dengan resiko tinggi/komplikasi
atau sebesar 14.87%. Jumlahibu hamil risti/komplikasi yang ditangani
adalah 2,673 ibu hamil atau 63.63%. Kabupaten Mamuju adalah yang
terbesar jumlah ibu hamil dengan risti/komplikasi yaitu 1,682 dari 8,409
ibu hamil. Namun penanganan ibu hamil risti/komplikasi di Kabupaten
ini cukup memprihatinkan yaitu sekitar 17.95% atau hanya 302 yang
ditangani dari 1,682 ibu hamil risti/komplikasi.
c. Penanganan Kasus Bayi dengan BBLR
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,500 gram. Penyebab
terjadinya BBLR bisa karena ibu hamil anemia, kurang suplai gizi waktu
dalam kandungan, ataupun lahir kurang bulan. Bayi yang lahir dengan
berat badan rendah perlu penanganan yang serius karena pada kondisi
NO KABUPATEN
2006 2007 2008 Jumlah
Ibu Bersalin
Ditolong Nakes
% Jumlah
Ibu Bersalin
Ditolong Nakes
% Jumlah
Ibu Bersalin
Ditolong Nakes
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLMAN 6,057 4,956 81.82 9,054 6,132 67.73 8.879 6,048 68.12
2 MAMASA 3,131 214 6.83 2,308 1,592 68.98 3,277 1,634 49.86
3 MATRA 2,640 1,689 63.98 2,707 1,631 60.25 2,876 1,664 57.86
4 MAJENE 2,896 2,388 82.46 3,771 3,233 85.73 3,906 3,148 80.59
5 MAMUJU 4,387 3,870 88.22 4,564 3,912 85.71 8,021 4,525 56.41
JUMLAH 19,111 13,117 68.64 22,404 16,500 73.65 26,959 17,019 63.13
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 60
tersebut bayi mudah sekali mengalami hipotermi yang biasanya menjadi
penyebab utama kematian pada bayi.
Jumlah BBLR dan BBLR ditangani di Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2006 adalah 248 bayi dari 15,847 kelahiran hidup atau sebesar
1.56%. Sedangkan BBLR yang ditangani sejumlah 175 bayi atau sekitar
70.56%. Adapun ditahun 2007, jumlah BBLR 445 bayi dari 18,970
kelahiran hidup atau sebesar 2,35% mengalami peningkatan bila
dibandingkan jumlah BBLR tahun 2006. Presentase bayi BBLR yang
ditangani tahun 2007 sebesar 70.34% atau sebanyak 313. Penanganan ini
lebih rendah dibanding tahun 2006. Tahun 2008 jumlah BBLR adalah 337
bayi dari 19,619 kelahiran hidup (1.72%). Adapun bayi BBLR yang
ditangani ada 317 bayi atau 94.07%. Penanganan bayi BBLR tahun 2008
sudah lebih baik dibanding dua tahun sebelumnya.
Tabel 13. Bayi BBLR Yang ditangani di Sulawesi Barat Tahun 2006 - 2008
NO
KABUPATEN
2006 2007 2008
BAYI LAHIR HIDUP
BBLR BBLR DITA
NGANI
BAYI LAHIR HIDUP
BBLR BBLR DITA
NGANI
BAYI LAHIR HIDUP
BBLR BBLR DITA
N GANI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLMAN 5,991 140 123 6,985 173 107 7,204 151 151
2 MAMASA 542 - - 2,024 56 37 1,773 56 37
3 MATRA 2,084 19 12 1,777 30 8 2,037 21 20
4 MAJENE 2,918 40 40 3,643 105 92 3,654 85 85
5 MAMUJU 4,312 49 - 4,530 69 69 4,951 24 24
JUMLAH 15,847 248 175 18,970 445 313 19,619 337 317
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
d. Neonatal Resiko Tinggi/Komplikasi
Yang dimaksud dengan resiko tinggi/komplikasi pada
neonatal adalah keadaan neonatal yang mengancam kehidupannya,
misalnya asfeksia, BBLR, tetanus, infeksi dan lain-lain. Jumlah neonatal di
Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 adalah 17,617 neonatal. Dari jumlah
tersebut terdapat 2,383 neonatal resiko tinggi/komplikasi atau sebesar
13.53%. Jumlah neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani 1,016
neonatal (42.64%). Jumlah neonatal risti/komplikasi dari tahun 2006
sampai dengan tahun 2008 terus meningkat. Lebih lengkapnya jumlah
neonatal risti/komplikasi selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 61
Grafik 31. Jumlah Neonatal risti/komplikasi di Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
e. Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan neonatus di Provinsi Sulawesi Barat
pada tahun 2006 sebesar 98.63% sedangkan cakupan kunjungan
neonatus di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2007 sebesar 82.28%. Di
tahun 2008 menurun lagi yaitu sebesar 72.79%. Selengkapnya dapat
dilihat pada tabel 16 di bawah ini.
Tabel 14. Cakupan kunjungan Neonatus di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
NO
KABUPATEN
NEONATUS TAHUN 2006 NEONATUS TAHUN 2007 NEONATUS TAHUN 2008
JUMLAH
KN2 % JUML
AH KN2 %
JUMLAH
KN2 %
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 POLMAN 5,720 5,603 97.95 8,766 6,932 79.08 6,932 6,747 79.76
2 MAMASA - 1,079 - 1,347 1,347 100.00 1,347 1,347 100.0
0
3 MATRA 1,086 1,418 75.52 2,577 1,624 63.02 1,624 1,624 63.02
4 MAJENE 2,986 2,388 82.46 3,529 2,960 83.88 2,960 3,575 97.84
5 MAMUJU 4,464 4,194 93.95 4,440 4,115 92.68 4,115 3,947 51.62
JUMLAH 14,886 14,682 98.63 20,659 16,978 82.18 23,683 17,240 72.79
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
f. Kunjungan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatl dapat dipantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali
(K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada
triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan yang
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 62
dilakukan oleh petugas kesehatan kepada ibu hamil yang berkunjung ke
tempat pelayanan kesehatan meliputi :
1. Penimbangan berat badan
2. Pemeriksaan kehamilan
3. Pemberian tablet besi (Fe)
4. Pemberian Imunisasi TT dan Konsultasi
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) di Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2006 adalah 60.56% sedangkan pada tahun 2007 meningkat
sebesar 67.15%. di tahun 2008 kembali turun sejumlah 65.83%.
Tabel 15. Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
NO
KABUPATEN
BUMIL TAHUN 2006 BUMIL TAHUN 2007 BUMIL TAHUN 2008
JUMLAH
K4 % JUML
AH K4 %
JUMLAH
K4 %
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 POLMAN 8,272 5,464 66.05 9,488 6,711 79.08 9,304 6,546 70.36
2 MAMASA 3,380 1,108 32.78 3,470 1,666 100.00 3,428 1,936 56.48
3 MATRA 2,754 1.768 64.20 2,811 1,707 63.02 3,024 1,855 61.34
4 MAJENE 3,787 2,842 75.05 3,814 3,394 83.88 4,091 3,425 83.72
5 MAMUJU 7,305 4,260 58.32 7,652 4,811 92.68 8,409 4,839 57.55
JUMLAH 25,498 15,442 60.56 27,235 18,289 82.18 28,256 18,601 65.83
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
g. Kunjungan Bayi (1-12 bulan)
Kunjungan bayi yang dimaksudkan adalah bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan, paling sedikit empat kali. Cakupan kunjungan bayi tingkat
Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2006 adalah 43.99%, tahun 2007
meningkat presentase kunjungan bayi sekitar 93.65%. Sedangkan
ditahun 2008 presentase kunjungan bayi sejumlah 70.38%. Jumlah Bayi
dan kunjungan bayi selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada grafik
33 dibawah ini :
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 63
Grafik 32. Jumlah Bayi dan Kunjungan Bayi di Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
h. Pelayanan Imunisasi
Untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan bayi serta anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi
baik program rutin maupun program tambahan/suplemen untuk
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti
penyakit TBC, dipteri, pertusis, tetanus, polio, hepatitis B dan campak.
Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari
BCG 1 kali, DPT 3 kali, polio 4 kali, HB 3 kali dan campak 1 kali. Untuk
menilai kelengkapan status imunisasi dasar lengkap bagi bayi dapat
dilihat dari cakupan imunisasi campak karena imunisasi campak
merupakan imunisasi yang terakhir yang diberikan pada bayi dengan
harapan imunisasi sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap.
Cakupan imunisasi campak di Provinsi Sulawesi Barat tahun
2006 sebesar 82.28% lebih tinggi dibandingkan cakupan imunisasi
campak ditahun 2007 sebesar 18,993 bayi atau 77.74%. Sedangkan di
tahun 2008 dari 25,371 bayi, terdapat 19,654 bayi yang telah di imunisasi
campak atau sekitar 77.47%. Dari lima kabupaten di Provinsi Sulawesi
Barat, Kabupaten Polewali Mandar yang terbesar jumlah bayi yaitu
8,459 dan yang telah di imunisasi campak sebanyak 6,524 bayi.
Sedangkan Kabupaten Mamuju Utara yang terrendah jumlah bayi yang
telah diimunisasi cmpak sejumlah 1,393 bayi dari jumlah bayi 2,756 atau
sekitar 63.45%.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 64
Tabel 16. Cakupan Imunisasi Campak di Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2006-2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Selain imunisasi rutin, program imunisasi juga melaksanakan
program imunisasi tambahan seperti Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) DT, BIAS Campak yang diberikan pada semua anak usia kelas I
Sekolah Dasar dan sederajat, sedangkan BIAS TT diberikan pada semua
anak usia kelas II dan III Sekolah Dasar dan sederajat, Pekan Imunisasi
Nasional (PIN), Mopping Up dan Outbreaks Respon Immunization
(ORI) bila terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
Evaluasi cakupan imunisasi dasar lengkap dapat juga
dengan menggunakan indikator pencapaian Universal Child
Immunization (UCI) desa yaitu desa dengan cakupan imunisasi dasar
lengkap bagi bayi minimal 80%. Imunisasi dasar lengkap yaitu bayi
yang mendapat imunisasi BCG : 1 kali, DPT : 3 kali, Polio : 4 kali,
Hepatitis B : 3 kali dan imunisasi Campak 1 kali.
Dari pencapaian dan pemerataan UCI desa/kelurahan di
Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 yang berdasarkan indikator DPT3,
Polio 4 dan Campak, cakupan desa/kelurahan UCI baru mencapai
34.40%. Pencapaian UCI tertinggi adalah di Kabupaten Majene yaitu
85% dan yang terrendah di Kabupaten Mamasa yaitu 16%. Dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2008 capaian UCI untuk Provinsi Sulawesi
Barat berfluktuatif, ini dapat dilihat pada grafik 35 yang mana
tergambar menunjukkan grafik naik turun, tahun 2007 capaian UCI
hanya sekitar 21.64 persen. Adalah tantangan bagi pengelola Imunisasi
NO
KABUPATEN
2006 2007 2008
JUMLAH
BAYI
IMUNI- SASI
CAMPAK %
JUMLAH
BAYI
IMUNI- SASI
CAMPAK %
JUMLAH
BAYI
IMUNI- SASI
CAMPAK %
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 POLMAN 6,754 5,033 74.52 8,455 7,772 91.92 8,459 6,524 77.12
2 MAMASA 2,857 2,139 92,80 3,326 1,935 58.18 2,685 2,202 82.01
3 MATRA 2,515 2,636 104.81 2,309 1,465 63.45 2,756 1,393 63.45
4 MAJENE 3,300 3,066 92.91 3,705 2,949 79.60 3,825 3,591 93.88
5 MAMUJU 6,869 5,472 79.66 6,636 4,872 73.42 7,646 5,944 77.74
JUMLAH 22,295 18,346 82.28 24,431 18,993 77.74 19,654 19,654 77.47
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 65
di Provinsi Sulawesi Barat untuk terus meningkatkan capaian UCI
ditahun berikutnya.
Grafik 33. Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006-2008
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
i. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Pra Sekolah
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
yang dimaksudkan adalah anak umur 1-6 tahun yang dideteksi dini
tumbuh kembang sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, paling
sedikit 2 kali pertahun. Jumlah anak balita dan pra sekolah di Sulawesi
Barat tahun 2008 adalah 82,876 anak. Cakupan deteksi dini tumbuh
kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 18,692 anak atau sekitar
22.55 persen.
IV. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila
Pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut yang
dimaksudkan adalah penduduk usia 45 tahun keatas yang mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan, baik di
Puskesmas maupun di Posyandu/Kelompok Usia Lanjut. Jumlah pra usia
lanjut dan usia lanjut di Sulawesi Barat tahun 2008 sebanyak 72,260 orang
dengan rincian pra usia lanjut (45-59 tahun) sekitar 41,437 orang dan usia
lanjut (60+ tahun) berjumlah 30,823 orang. Cakupan pelayanan kesehatan
pra usila dan usila sebanyak 40,720 orang atau sekitar 56.35 persen.
Kabupaten Majene hanya terdapat data cakupan pelayanan kesehatan pra
usila dan usila tahun 2008, tidak dirinci masing-masing berapa orang
cakupan pelayanan kesehatan untuk pra usila maupun usila. Sementara
satu kabupaten tidak terdapat data cakupan yankes pra usila dan usila yaitu
Kabupaten Mamuju Utara (0.00 persen).
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 66
V. Pelayanan Kesehatan Khusus
a. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Jumlah kunjungan gangguan jiwa di Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 sebanyak 2,814 kunjungan atau sebesar 0.35 persen dari 799,895
kunjungan. Jumlah kunjungan gangguan jiwa terbesar di Kabupaten
Majene yaitu 2,664 kunjungan atau sebesar 11.39 persen. Kunjungan
gangguan jiwa lainnya terdapat di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten
Mamasa, sementara Kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju Utara di
tahun 2008 ini tidak terdapat data kunjungan gangguan jiwa.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah masyarakat
beranggapan bahwa kesehatan jiwa belum menjadi alasan penting untuk
datang berobat ke sarana kesehatan. Dari permasalahan tersebut, upaya
yang perlu dilakukan adalah peningkatan pembinaan program kesehatan
jiwa di sarana kesehatan milik pemerintah ataupun milik swasta,
pelatihan/refreshing bagi dokter dan paramedis puskesmas terutama
upaya promotif dan preventif serta meningkatkan pelaksanaan sistem
monitoring dan evaluasi maupun pencatatan pelaporan program
kesehatan jiwa.
b. Pelayanan Transfusi Darah
Kebanyakan kabupaten tidak memiliki data permintaan dan
penerimaan darah oleh rumah sakit. Unit transfusi darah yang tercatat
hanya dari Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju
kabupaten sedangkan tiga kabupaten lainnya tidak memiliki data. Jumlah
pendonor di Kabupaten Polewali Mandar sejumlah 1,367 orang dan
Kabupaten Mamuju 379 orang, jumlah seluruhnya 1,746 pendonor.
c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah tumpatan gigi tetap di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008
sebesar 1,114. Jumlah tumpatan gigi tetap tertinggi di Kabupaten Majene
sejumlah 471 dan yang terrendah sejumlah 19 di Kabupaten Mamasa.
Sedangkan untuk pencabutan gigi tetap di Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 sebesar 11,918. Pencabutan gigi tetap tertinggi di Kabupaten Mamuju
sebesar 4,223 dan yang terrendah di Kabupaten Mamasa sebesar 500. Data
ini hanya bersumber dari Puskesmas se Provinsi Sulawesi Barat.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah :
Semenjak era otonomi dalam pembinaan pelayanan kesehatan gigi
terjadi kemunduran.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 67
Masyarakat merasa kesehatan gigi dan mulut belum menjadi
alasan penting untuk datang berobat.
Dari permasalahan tersebut, upayan yang perlu dilakukan adalah
peningkatan pembinaan program kesehatan gigi disarana kesehatan
pemerintah dan swasta, pelatihan/refreshing bagi dokter dan paramedis
puskesmas terutama upaya promotif dan preventif serta meningkatkan
pelaksanaan sistem monitoring dan evaluasi maupun pencatatan pelaporan
program kesehatan gigi dan mulut.
VI. Program Keluarga Berencana
a. Jumlah Pasangan Usia Subur
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 sebesar 164,533 pasangan, terjadi peningkatan dbandingkan jumlah
PUS pada tahun 2007 yaitu 141,960 pasangan dan jumlah PUS pada
tahun 2006 yang berkisar 112,548 pasangan.
b. Peserta KB Baru
Jumlah peserta KB baru di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006
sebanyak 14,149 atau 12.57 persen dari jumlah PUS sedangkan jumlah
peserta KB baru tahun 2007 terjadi penurunan yaitu menjadi 11,306 atau
7.96 persen dari jumlah pasangan usia subur. Sedangkan di tahun 2008
terjadi lagi kenaikan peserta KB baru yaitu 17,601 atau 10.70 persen dari
pasangan usia subur. Peserta KB baru menggunakan beberapa jenis alat
kontrasepsi, secara rinci dapat dilihat pada tabel 20 dibawah ini :
Tabel 17. Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Baru di Sulawesi Barat Tahun 2006 - 2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
NO
KABUPATEN
2006 2007 2008
PUS PESERTA KB BARU
% PUS PESERTA KB BARU
% PUS PESERTA KB BARU
%
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 POLMAN 51,632 8,192 15.87 57,413 5,781 10.07 57,413 4,967 8.65
2 MAMASA 2,324 10,330 1,498 14.50 10,330 1,299 12.58
3 MATRA 18,312 2,932 16.01 25,576 1,505 5.88 19,826 2,711 13.67
4 MAJENE 18,275 21,384 2,074 9.70 22,442 3,313 14.76
5 MAMUJU 24,329 701 2.88 27,257 448 1.64 54,522 5,311 9.74
JUMLAH 112,548 14.149 12.57 141,960 11,306 7.96 164,533 17,601 10.70
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 68
Tabel 18. Jenis Kontrasepsi dari Peserta KB Baru di Sulawesi Barat Tahun 2006 - 2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
c. Peserta KB Aktif
Jumlah peserta KB Aktif di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2006
sebanyak 48,602 atau 43.18 persen dari jumlah PUS, tahun 2007 terjadi
peningkatan yaitu 62,143 atau 43.78 persen dari jumlah Pasangan Usia
Subur. Tahun 2008 terjadi lagi peningkatan yaitu 85,025 atau 51.68
persen. Peserta KB aktif menggunakan beberapa jenis alat kontrasepsi,
secara rinci dapat dilihat pada tabel 22 dibawah ini.
Tabel 19. Pasangan Usia Subur dan Peserta KB Aktif di Sulawesi Barat
Tahun 2006 – 2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
NO JENIS
KONTRASEPSI
2006 2007 2008
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pil 6,941 47.98 5,380 42.42 7,158 40.67
2 Suntikan 5,192 35.89 5,838 46.03 8,273 47.00
3 Implant 1,215 8.39 635 5.01 1,311 7.45
4 IUD 681 4.71 408 3.22 472 2.68
5 Kondom 306 2.11 228 1.80 307 1.74
6 MOP/MOW 130 0.89 87 0.69 32 0.18
7 Obat Vagina 30 0.24 30 0.17
8 Lainnya 77 0.61 18 0.10
NO
KABUPATEN
2006 2007 2008
PUS PESERTA
KB AKTIF
% PUS PESERTA
KB AKTIF
% PUS PESERTA
KB AKTIF
%
1 2 3 4 5 3 4 5 3 4 5
1 POLMAN 51,632 33,529 64.94 57,413 31,869 55.51 57,413 29,991 52.24
2 MAMASA TIDAK ADA LAPORAN 10,330 7,995 77.40 10,330 7,105 68.78
3 MATRA 18,312 9,363 51.13 25,576 8,935 34.94 19,826 10,485 52.89
4 MAJENE 18,275 481 2.63 21,384 9,580 44.80 22,442 14,880 66.30
5 MAMUJU 24,329 5,229 21.49 27,257 3,764 13.81 54,522 22,564 41.39
JUMLAH 112,548 48,602 43.18 141,960 62,143 43.78 164,533 85,025 51.68
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 69
Tabel 20. Jenis Kontrasepsi dari Peserta KB Baru di Sulawesi Barat Tahun 2006 - 2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Secara khusus proporsi peserta KB Aktif dan peserta KB Baru di
tahun 2006, 2007 dan 2008 yang menggunakan pil dan suntikan sangat
besar. Hal ini dapat dipahami karena akses untuk memperoleh pelayanan
pil dan suntikan relative lebih mudah, karena jaringan pelayanan tersedia
sampai ditingkat desa/kelurahan, baik melalui pelayanan pemerintah
maupun swasta.
Sedangkan partisipasi pria (bapak) untuk menjadi peserta baik itu
untuk KB Aktif maupun KB Baru dirasakan masih sangat kecil, hal
tersebut karena terbatasnya pilihan kontrasepsi yang disediakan bagi
pria yaitu dengan mengikuti MOP atau menggunakan kondom, dan pada
sebagian pria (bapak) masih mempunyai anggapan bahwa ber KB
merupakan urusan istri, sehingga istri menjadi sasaran utama KB.
VII. Kesehatan Kerja dan Kesehatan Institusi
1. Pemeriksaan Kesehatan SD/MI
Cakupan pemeriksaan kesehatan murid SD/MI oleh Tenaga
Kesehatan/Guru UKS/Kader Kesehatan Sekolah di Provinsi Sulawesi
Barat pada tahun 2008 yaitu dari 96,466 murid SD/MI yang ada terdapat
sebanyak 34,231 murid SD/MI yang diperiksa atau sebesar 35.49 persen.
Kabupaten Polewali Mandar yang terbanyak murid SD/MI yang
diperiksa kesehatannya yaitu 25,423 murid dari 75,871 murid SD/MI.
Dua Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju dan Mamuju Utara tidak ada
laporannya. Persentase cakupan pemeriksaan kesehatan SD/MI tahun
2008 menurun dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 51.68 persen.
NO JENIS
KONTRASEPSI
2006 2007 2008
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Pil 25,881 42.44 28,492 51.90 44,519 52.36
2 Suntikan 24,111 39.54 19,143 34.87 29,167 34.30
3 Implant 5,314 8.71 3,777 6.88 5,994 7.05
4 IUD 2,786 4.57 1,989 3.62 3,176 3.74
5 Kondom 1,659 2.72 905 1.65 1,477 1.74
6 MOP/MOW 1,227 2.01 571 1.04 690 0.81
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 70
2. Pemeriksaan Kesehatan SMP/SMU
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SMP/SMU oleh Tenaga
Kesehatan/Guru UKS/Kader Kesehatan Sekolah di Provinsi Sulawesi
Barat pada tahun 2008 yaitu dari 12,971 siswa SMP/SMU terdapat 9,570
siswa yang diperiksa kesehatannya atau sebesar 73.79 persen.
Kabupaten Majene yang terbesar siswa SMP/SMU yang diperiksa
kesehatannya sejumlah 6,126 siswa atau sebesar 73.78 persen dari 8,414
siswa SMP/SMU, kemudian Kabupaten Polewali Mandar sejumlah
3,329 siswa atau 84.31 persen dari 3,949 siswa SMP/SMU yang ada.
3. Pelayanan Kesehatan Pekerja
Derajat kesehatan pekerja salah satunya ditentukan oleh pelayanan
kesehatan kerja, baik sektor formal maupun informal. Untuk sektor
formal seperti industri besar/pabrik atau perusahaan pada umumnya
telah mendapatkan pembinaan dan pelayanan kesehatan dari klinik
perusahaan. Untuk kelompok masyarakat pekerja sektor informal yang
merupakan sebagian besar atau lebih dari 70 persen jumlah angkatan
kerja, masih belum mendapatkan pelayanan kesehatan kerja yang
memadai. Selama ini mereka hanya mendapatkan pelayanan kesehatan
secara umum, namun belum dikaitkan dengan pekerjaannya. Jumlah
pekerja formal di Sulawesi Barat pada tahun 2008 adalah 8,181 pekerja,
itupun Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Mamuju Utara tidak ada
laporannya masuk. Dari jumlah tersebut yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sejumlah 6,233 pekerja atau sebesar 76.19 persen. Presentase
cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal di Sulawesi
Barat selama tiga tahun terakhir menunjukkan grafik menurun.
Grafik 34. Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal di Sulawesi Barat 2006-2008
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 71
VIII. Ketersediaan Obat Dalam Pemenuhan Pelayanan Kesehatan
1. Kabupaten Mamuju
Instalasi Farmasi Kabupaten Mamuju dipimpin oleh D3
Farmasi, serta dibantu 2 tenaga SMU dan 4 orang tenaga sukarela
dari sukarela dari berbagai disiplin ilmu, sehingga seluruhnya
berjumlah 7 orang. Jika dihitung berdasarkan jumlah penduduk,
maka didapat pembelian obat untuk tahun 2008 sebesar Rp.
11,200/kapita. Jelas ini masih diatas standart nasional sebesar
Rp.5000,-.
Tabel 21. Tingkat ketersediaan obat indikator di IFK Mamuju
No Nama Obat Kemasan Stok Awal
Rata2 Pemakaian
Kecukupan
1 Amox. SK 125 mg/ml Btl 60 ml 681
2 Amox. Kap 250 mg Ktk 120 -
3 Amox. Cap. 500 mg Ktk 100 36,203
4 Antasida DOEN Btl 1000 41,489
5 Antalgin Tab. 500 mg Btl 1000 40,000
6 Dexa.Injk. 5 mg/ml-2 ml Ktk 120 248
7 DMP Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 207
8 DMP Tab. 15 mg Btl 1000 16,784
9 Diphenhidramin Injk. Ktk 20 269
10 GG Tab. 100 mg Btl 1000 48,724
11 Glukosa 5% Infus Btl 500 ml 235
12 Ibuprofen 200 mg Tab Btl 100 1,937
13 Kloramfenikol 250 mg Btl 250 7,358
14 Kotrimokzasol 480 mg Btl 100 8,990
15 Klorfeniramin Maleat 4 mg Btl 1000 56,569
16 NaCl 0,9 % Infus Btl 500 ml 38
17 Paracetamol Tab. 500 mg Btl 1000 56,023
18 RL Infus Btl 500 ml 590
19 Infusion set dewasa Kantong 158
20 Infusian set anak Kantong 106
21 Tetrasiklin 250 mg Btl 1000 25,428
Obat Program
22 Vitamin B Komp.Tablet Btl 1000 80,142
23 Retinol 200.000 IU Btl 30 20
24 Tab.Tambah Darah Bks 30 18,437
25 Garam Oralit Ktk 100 5,340
26 Klorokuin Tab. 250 mg Btl 1000 12,364
27 PPC Injk. Ktk 30 -
28 OAT Kategori 1 Paket/dos -
29 OAT Kategori 2 Paket/dos -
30 OAT Kategori 3 Paket/dos -
31 OAT Kategori Sisipan Paket/dos -
32 OAT Kategori Anak Paket/dos -
33 Prednison Tab. Btl 1000 40,600
34 Asam Askorbat Btl 1000 29,478
Sumber : Laporan IFK Mamuju
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 72
2. Kabupaten Polewali Mandar
Polewali Mandar merupakan Kabupaten induk bersama
Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, sehingga Kabupaten ini
merupakan Kabupaten yang telah cukup maju infrastrukturnya baik
itu sarana maupun prasarana kesehatan.
Instalasi Farmasi Kabupaten Polewali Mandar memiliki
seorang Apoteker sebagai kepala instalasi farmasi dibantu 1 orang
tenaga D3 Farmasi, 1 orang Asisten Apoteker dan 2 orang tenaga
SMA, sehingga seluruhnya berjumlah 5 orang.
Ketersediaan obat di IFK Polewali Mandar sampai dengan
triwulan III, menunjukkan tren yang sedikit membaik, hal ini lebih
banyak dipengaruhi oleh masuknya obat pengadaan APBD 2008
sehingga performance tingkat kecukupan obatnya menjadi lebih baik
disbanding triwulan II. Sebagai bandingan ada beberapa jenis obat
pada triwulan II tingkat kecukupannya kurang seperti pada
Amoxicillin Kap 500 mg, Infusion set Dewasa, Asam Askorbat Tab 50
mg. Pada triwulan III, tingkat kecukupannya menjadi cukup. Hal ini
terjadi setelah adanya penambahan stok IFK Polewali Mandar.
Sementara ada beberapa obat yang pada triwulan II kategori kurang
menjadi lebih pada triwulan III antara lain Prednison Tablet dan
Infusion set anak.
Tabel 22. Beberapa obat yang status kecukupannya berubah dengan adanya penambahan obat dipertengahan tahun 2008 yang berasal dari APBD
No Nama Obat Tingkat Kecukupan Obat
Keterangan Triwulan II Triwulan III
1 Amoxicillin Kap. 500 mg 14,2 (K) 18,3 (C)
2 Antalgin Tab. 500 mg 21,2 (C) 33,4 (L)
3 Asam Askorbat (Vit.C) 2,5 ( K ) 13,3 (C)
4 DMP Tab. 15 mg 9,4 ( K ) 30,7 (L)
5 Gliseril Guaykolat 100 mg
18,2 ( C ) 11,1 (K)
6 Ibuprofen 200 mg 9,6 (K) 0 Obat Habis
7 Infusion set dewasa 6 (K) 17,3 (C)
8 Garam Oralit 19,2 (C) 5,3 (K)
9 Klorokuin Tab. 250 mg 0 150,2 (L) Pemakaian 1000 Tab/triwulan
10 Prednison Tab. 6 (K) 81,8 (L)
11 Tetrasiklin Kap. 500 mg 10,2 (K) Lebih Triw. III tidak ada pemakaian
Sumber : Laporan IFK Polman
Melihat data diatas, jelas ada pengaruh yang cukup
signifikan dengan adanya intervensi penambahan obat yang
dilakukan IFK polewali Mandar melalui dana APBD.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 73
Tabel 23. Tingkat ketersediaan Obat indikator di IFK Polewali Mandar
triwulan III Tahun 2008
No Nama Obat Kemasan Stok Awal
Rata2 Pemakaian
Kecukupan
1 Amox. SK 125 mg/ml Btl 60 ml 6,265 871 7,2
2 Amox. Kap 250 mg Ktk 120 81,906 81,906 6,6
3 Amox. Cap. 500 mg Ktk 100 571,700 31,200 18,3
4 Antasida DOEN Btl 1000 692,400 52,133 13
5 Antalgin Tab. 500 mg Btl 1000 714,400 21,400 33,4
6 Dexa.Injk. 5 mg/ml-2 ml Ktk 120 3,449 263 344,9
7 DMP Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 1,664 263 6,3
8 DMP Tab. 15 mg Btl 1000 911,000 29,667 30,7
9 Diphenhidramin Injk. Ktk 20 84,890 270 320
10 GG Tab. 100 mg Btl 1000 940,000 85,000 11,1
11 Glukosa 5% Infus Btl 500 ml 3,737 188 19,9
12 Ibuprofen 200 mg Tab Btl 100 41,000 13,667 0
13 Kloramfenikol 250 mg Btl 250 82,370 9,880 8,3
14 Kotrimokzasol 480 mg Btl 100 598,000 52,500 11,4
15 Klorfeniramin Maleat 4 mg Btl 1000 2,515,000 117,000 21,5
16 NaCl 0,9 % Infus Btl 500 ml 39 11 3,6
17 Paracetamol Tab. 500 mg Btl 1000 1,625,400 141,533 11,5
18 RL Infus Btl 500 ml 7,191 660 10,9
19 Infusion set dewasa Kantong 2,400 139 17,3
20 Infusian set anak Kantong 6,127 43 142,5
21 Tetrasiklin 250 mg Btl 1000 50,000 0 Lebih
Obat Program
22 Vitamin B Komp.Tablet Btl 1000 1,155,000 87,333 13,2
23 Retinol 200.000 IU Btl 30 - - -
24 Tab.Tambah Darah Bks 30 1,136,910 50,767 22,4
25 Garam Oralit Ktk 100 59,000 11,167 5,3
26 Klorokuin Tab. 250 mg Btl 1000 50,000 333 Lebih
27 PPC Injk. Ktk 30 - - -
28 OAT Kategori 1 Paket/dos - - -
29 OAT Kategori 2 Paket/dos - - -
30 OAT Kategori 3 Paket/dos - - -
31 OAT Kategori Sisipan Paket/dos - - -
32 OAT Kategori Anak Paket/dos - - -
33 Prednison Tab. Btl 1000 900,000 11,000 81,8
34 Asam Askorbat Btl 1000 989,000 74,333 13,3
Sumber : Laporan IFK Polewali Mandar
Dari data diatas, menunjukkan bahwa ketersediaan obat di
IFK Polewali Mandar dengan memakai parameter obat indicator,
obat yang habis atau kosong ada 7 jenis, sementara obat dengan
tingkat kecukupan dengan kategori kurang sebanyak 14 jenis,
sementara kecukupan kategori cukup sebanyak 4 jenis dan untuk
kecukupan kategori lebih sebanyak 8 jenis obat.
Fenomena ini menggambarkan bahwa untuk menjamin
ketersediaan obat dalam jumlah yang cukup jenis maupun jumlah,
IFK Polewali Mandar dapat berkoordinasi dengan Instalasi Farmasi
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 74
Provinsi Sulawesi Barat. Tingkat kecukupan obat di IFK Kabupaten
Polewali Mandar sampai dan triwulan III dengan melihat data diatas,
rata-ratanya = 36.7 atau masuk kategori ketersediaan lebih jika dilihat
rata-rata waktunya, namun kalau dilihat jenisnya masih banyak yang
perlu dibenahi atau dicukupkan ketersediaannya.
3. Kabupaten Mamasa
Instalasi Farmasi Kabupaten Mamasa, selanjutnya disingkat
IFK Mamasa memiliki 7 orang pengelola, dimana pimpinannya
seorang Apoteker, 2 orang Sarjana Farmasi, 2 orang D3 Farmasi dan 2
orang berpendidikan SMU.
Tabel 24. Tingkat ketersediaan obat indikator di IFK Mamasa
No Nama Obat Kemasan Sisa Stok Rata2
Pemakaian/Bln Tingkat
Kecukupan 1 Amox. SK 125 mg/ml Btl 60 ml 11,500 485 23.71
2 Amox. Kap 250 mg Ktk 120 116,680 15,589.5 7.49
3 Amox. Cap. 500 mg Ktk 100 103,300 9,088.5 11.37
4 Antasida DOEN Btl 1000 321,000 14,090 22.78
5 Antalgin Tab. 500 mg Btl 1000 281,000 11,534 24.36
6 Dexa.Injk. 5 mg/ml-2 ml Ktk 120 0 0 0
7 DMP Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 33,475 306 109
8 DMP Tab. 15 mg Btl 1000 205,000 11,666 17.57
9 Diphenhidramin Injk. Ktk 20 0 0 0
10 GG Tab. 100 mg Btl 1000 198,000 20,993 9.43
11 Glukosa 5% Infus Btl 500 ml 0 0 0
12 Ibuprofen 200 mg Tab Btl 100 3,280 2,392 1.37
13 Kloramfenikol 250 mg Btl 250 278,000 6,766 41.09
14 Kotrimokzasol 480 mg Btl 100 149,200 9,762 15.28
15 Klorfeniramin Maleat 4 mg Btl 1000 1,123,000 29,405 38.19
16 NaCl 0,9 % Infus Btl 500 ml 83 18 4.61
17 Paracetamol Tab. 500 mg Btl 1000 199,000 25,535 7.79
18 RL Infus Btl 500 ml 2,029 45 45.09
19 Infusion set dewasa Kantong 130 31 4.19
20 Infusian set anak Kantong 60 19 3.16
21 Tetrasiklin 250 mg Btl 1000 135,000 16,365 8.25
Obat Program
22 Vitamin B Komp.Tablet Btl 1000 165,000 23,600 6.99
23 Retinol 200.000 IU Btl 30 0 0 0
24 Tab.Tambah Darah Bks 30 0 0 0
25 Garam Oralit Ktk 100 20,790 1,505 13.81
26 Klorokuin Tab. 250 mg Btl 1000 13,000 2,529 5.14
27 PPC Injk. Ktk 30 0 0 0
28 OAT Kategori 1 Paket/dos 0 0 0
29 OAT Kategori 2 Paket/dos 0 0 0
30 OAT Kategori 3 Paket/dos 0 0 0
31 OAT Kategori Sisipan Paket/dos 0 0 0
32 OAT Kategori Anak Paket/dos 0 0 0
33 Prednison Tab. Btl 1000 540,000 14,573 37.06
34 Asam Askorbat Btl 1000 58,000 13,075 4.44
Sumber : Laporan IFK Mamasa
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 75
Dari data diatas, dapat digambarkan bahwa ketersediaan
obat indikator di IFK Mamasa yang tidak tersedia atau kosong
sebanyak 11 jenis obat, sementara yang tingkat kecukupannya kurang
13 jenis obat atau sekitar 70.5%, tingkat kecukupan cukup sebanyak 2
jenis obat, sementara tingkat kecukupan kategori lebih sebanyak 8
jenis obat atau sekitar 29.5%.
4. Kabupaten Majene
Instalasi Farmasi Kabupaten Majene dipimpin oleh Sarjana
SKM dengan latar belakang S2 bidang Promkes, serta dibantu 1 orang
tenaga Asisten Apoteker , 2 orang tenaga perawat dan 2 orang tenaga
SMA, sehingga seluruhnya berjumlah 6 orang.
Tabel 25. Tingkat ketersediaan obat indikator di IFK Majene
No Nama Obat Kemasan Sisa Stok Rata2
Pemakaian/Bln Kecukupan
1 Amox. SK 125 mg/ml Btl 60 ml 3,474 480 7.2
2 Amox. Kap 250 mg Ktk 120 7,280 1333 5.5
3 Amox. Cap. 500 mg Ktk 100 284,940 30,977 9.2
4 Antasida DOEN Btl 1000 273,000 11,167 24.5
5 Antalgin Tab. 500 mg Btl 1000 37,000 3,500 10.6
6 Dexa.Injk. 5 mg/ml-2 ml Ktk 120 1,020 133 7.7
7 DMP Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml 550 56 9.8
8 DMP Tab. 15 mg Btl 1000 393,000 27,667 14.2
9 Diphenhidramin Injk. Ktk 20 4,937 398 12.4
10 GG Tab. 100 mg Btl 1000 234,000 30,500 7.7
11 Glukosa 5% Infus Btl 500 ml 1,189 80 14.9
12 Ibuprofen 200 mg Tab Btl 100 14,800 1,783 8.3
13 Kloramfenikol 250 mg Btl 250 34,250 2,958 11.6
14 Kotrimokzasol 480 mg Btl 100 319,700 6,783 47.1
15 Klorfeniramin Maleat 4 mg Btl 1000 206,800 22,833 9.1
16 NaCl 0,9 % Infus Btl 500 ml 1,248 5 249.6
17 Paracetamol Tab. 500 mg Btl 1000 273,000 41,467 6.7
18 RL Infus Btl 500 ml 1,481 1,481 27.9
19 Infusion set dewasa Kantong 199 12 16.6
20 Infusian set anak Kantong 156 12 13
21 Tetrasiklin 250 mg Btl 1000 139,500 9,167 15.2
Obat Program
22 Vitamin B Komp.Tablet Btl 1000 655,500 55,560 11.8
23 Retinol 200.000 IU Btl 30 - - -
24 Tab.Tambah Darah Bks 30 58,910 3,650 16.1
25 Garam Oralit Ktk 100 3,743 609 6.2
26 Klorokuin Tab. 250 mg Btl 1000 298,650 10,667 28
27 PPC Injk. Ktk 30 - - -
28 OAT Kategori 1 Paket/dos - - -
29 OAT Kategori 2 Paket/dos - - -
30 OAT Kategori 3 Paket/dos - - -
31 OAT Kategori Sisipan Paket/dos - - -
32 OAT Kategori Anak Paket/dos - - -
33 Prednison Tab. Btl 1000 386,000 25,667 15
34 Asam Askorbat Btl 1000 91,000 14,302 6.3
Sumber : Laporan IFK Majene
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 76
Dari data diatas, dapat dikatakan bahwa ketersediaan obat di
IFK Majene dengan memakai parameter obat indikator, didapatkan
obat yang habis atau kosong ada 7 jenis dan kesemuanya obat
program, sementara obat dengan tingkat kecukupan dengan kategori
kurang sebanyak 22 jenis. Untuk tingkat kecukupan kategori lebih
sebanyak 5 jenis obat.
5. Kabupaten Mamuju Utara
Kabupaten Mamuju Utara masih tertinggal jauh baik dari
infrastruktur maupun sarana pendukung pelayanan kesehatan. Hal
ini terbukti dengan belum adanya Instalasi Farmasi Kabupaten (IFK)
yang representative untuk menunjang pelayanan obat baik
penyimpanan, pendistribusian apalagi pengadaannya. Hal inilah
yang banyak menyebabkan terganggunya ketersediaan obat di
instalasi farmasi kabupaten Mamuju Utara di unit pelayanan
kesehatan lainnya seperti puskesmas dan pustu. Instalasi Farmasi
Kabupaten Mamuju Utara dipimpin oleh Sarjana Farmasi, serta
dibantu 1 orang tenaga S1 Farmasi dan 1 orang tenaga D3 Farmasi,
sehingga seluruhnya berjumlah 3 orang.
Anggaran obat diperoleh dari APBD dan APBN (Obat
Buffer). Jika dihitung berdasarkan jumlah penduduk, maka didapat
pembelian obat tahun 2008 sebesar : Rp 8,974/kapita, jelas ini sudah
diatas standart nasional sebesar Rp 5000,-.
Ketersediaan obat di IFK Mamuju Utara terlihat terjadi
peningkatan obat kosong dari 68% di triwulan II menjadi 76,5%, pada
triwulan III sementara obat yang ketersediaan kurang pada triwulan II
mencapai 27% pada triwulan III prosentasenya menjadi 23,5%.
Fenomena ini menunjukkan bahwa dinas kesehatan Kabupaten
Mamuju Utara tidak berupaya untuk mencukupkan ketersediaan obat
yang ada di IFK karena meningkatnya obat kosong. Ini terlihat dari
prosentase ketersediaan obat indikator dari triwulan II ke triwulan III.
Sementara obat dengan ketersediaan kurang secara kuantitatif
menurun, tetapi secara kualitatif justru sebenarnya bertambah, karena
pada triwulan II masih ada obat yang ketersediaannya cukup sebesar
5% tetapi ditriwulan III justru sudah tidak ada sama sekali obat yang
ketersediaannya cukup. Hal ini disebabkan tidak adanya penambahan
obat selama kurun waktu 3 bulan ke depan setelah berakhirnya
triwulan II.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 77
Dari hasil analisis data, pengolahan obat di IFK Mamuju
Utara sangat jelek. Hal ini terbukti dari data yang ada, tidak
mencerminkan pengolahan data dan obat yang baik. Gambaran mutasi
yang dilakukan di IFK Mamuju Utara terlihat bahwa hampir 60 % dari
data mutasi obat yang ada kosong.
Upaya kearah perbaikan untuk mencukupkan ketersediaan
obat tidak dilakukan baik dari pengadaan APBD maupun meminta
obat buffer stok di Instalasi Farmasi Provinsi Sulawesi barat.
Diharapkan kedepan ada upaya perbaikan di IFK Mamuju Utara,
sehingga ketersediaan obat dapat lebih terjamin baik mutu maupun
jumlahnya. Upaya yang dapat dilakukan antara lain, meningkatkan
dana pengadaan obat yang untuk tahun 2008 hanya berkisar 800.000,
menigngat untuk mencapai ketersediaan obat dalam jumlah dan
mutu yang terjamin dan mengacu pada standar perkapita yang
ditetapkan Depkes untuk tahun 2009 sebesar $ 1 atau setara dengan
Rp 9000,-., maka seyogyanya pemkab Mamuju Utara menyediakan
dana sebesar = 108,900 (jumlah penduduk) x Rp 9000,-/kapita –
89,098,030 (dana obat buffer tahun 2009) = 891,970.
Tabel 26.Tingkat ketersediaan obat indikator di IFK Mamuju Utara sampai triwulan III Tahun 2008
No Nama Obat Kemasan Stok Awal
Rata2 Pemakaian/Bln
Kecukupan
1 Amox. SK 125 mg/ml Btl 60 ml - - -
2 Amox. Kap 250 mg Ktk 120 - - -
3 Amox. Cap. 500 mg Ktk 100 - - -
4 Antasida DOEN Btl 1000 - - -
5 Antalgin Tab. 500 mg Btl 1000 68 4 17
6 Dexa.Injk. 5 mg/ml-2 ml Ktk 120 - - -
7 DMP Sirup 10 mg/5ml Btl 60 ml - - -
8 DMP Tab. 15 mg Btl 1000 - - -
9 Diphenhidramin Injk. Ktk 20 10 2 5
10 GG Tab. 100 mg Btl 1000 27 5 5.4
11 Glukosa 5% Infus Btl 500 ml - - -
12 Ibuprofen 200 mg Tab Btl 100 25 4 6.3
13 Kloramfenikol 250 mg Btl 250 - - -
14 Kotrimokzasol 480 mg Btl 100 950 65 14.6
15 Klorfeniramin Maleat 4 mg Btl 1000 225 25 9
16 NaCl 0,9 % Infus Btl 500 ml - - -
17 Paracetamol Tab. 500 mg Btl 1000 99 15 6.6
18 RL Infus Btl 500 ml - - -
19 Infusion set dewasa Kantong - - -
20 Infusian set anak Kantong - - -
21 Tetrasiklin 250 mg Btl 1000 - - -
Obat Program -
22 Vitamin B Komp.Tablet Btl 1000 249 31 8
23 Retinol 200.000 IU Btl 30 - - -
24 Tab.Tambah Darah Bks 30 - - -
25 Garam Oralit Ktk 100 82 11 7.5
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 78
26 Klorokuin Tab. 250 mg Btl 1000 - - -
27 PPC Injk. Ktk 30 - - -
28 OAT Kategori 1 Paket/dos - - --
29 OAT Kategori 2 Paket/dos - - -
30 OAT Kategori 3 Paket/dos - - -
31 OAT Kategori Sisipan Paket/dos - - -
32 OAT Kategori Anak Paket/dos - - -
33 Prednison Tab. Btl 1000 54 - -
34 Asam Askorbat Btl 1000 94 7 19.4
Sumber : Laporan IFK Mamuju Utara
Dari data diatas, dapat dikatakan bahwa ketersediaan obat di
IFK mamuju Utara dengan memakai parameter obat indikator,
didapatkan obat yang habis atau kosong ada 25 jenis dan semua obat
program dinyatakan kosong karena pengelolaannya dipegang oleh
pemegang program dan tidak dilaporkan ke IFK.
Tingkat kecukupan obat di IFK Mamuju Utara s/d triwulan
III dengan melihat data diatas, rata-ratanya = 2,7 atau masuk kategori
ketersediaan kurang sehingga perlu dibenahi atau dicukupkan
ketersediaan obatnya. Untuk mengantisipasi ketersediaan obat yang
kurang atau habis dapat berkoordinasi dengan IFP Sulawesi Barat.
E. TENAGA KESEHATAN
Masalah ketenagaan di bidang kesehatan merupakan masalah lama.
Jumlah tenaga kesehatan masih kurang dari kebutuhan serta penyebaran yang
tidak merata dan masih perlunya peningkatan kualitas melalui pendidikan.
Kekurangan tenaga kesehatan tersebut dapat dilihat dari usulan permintaan
kebutuhan akan tenaga kesehatan di pemerintah pusat, provinsi serta
kabupaten yang tiap tahun. Hal ini disebabkan terjadinya pengurangan tenaga
kesehatan karena pensiun, sedang pengangkatan pegawai baru relative kecil
setiap tahunnya.
Untuk mencukupi kebutuhan akan tenaga kesehatan tersebut perlu
dilakukan pemenuhan kebutuhan dengan membuka penerimaan Calon
Pegawai Negeri Sipil/CPNS yang disesuaikan dengan kebutuhan di
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten. Meskipun demikian, kemungkinan
masih belum sepenuhnya terpenuhi mengingat pengangkatan pegawai baru
tersebut menyesuaikan juga dengan kondisi anggaran yang ada.
Untuk membantu pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat serta
dalam upaya mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat, pemerintah telah
mengangkat dokter/dokter gigi dan bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap
dengan masa bakti selama tiga tahun, baik yang diangkat oleh pemerintah
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 79
pusat dalam hal ini adalah Depkes RI atau dengan cara lain. Pemerintah
kabupaten juga diberikan kewenangan untuk mengangkat dokter/dokter gigi
sebagai Pegawai Tidak Tetap Daerah (PTTD) yang dibiayai oleh APBD masing-
masing.
I. Jenis Tenaga Kesehatan
Jenis tenaga kesehatan dibagi menjadi tujuh yaitu :
1. Tenaga Medis yaitu Dokter Umum, Dokter Gigi, dr/drg Spesialis
2. Tenaga Perawat dan Bidan, termasuk lulusan DIII dan SI
3. Tenaga Kefarmasian yaitu Apoteker dan Asisten Apoteker
4. Tenaga Gizi yang terdiri dari lulusan DI dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
5. Tenaga Teknisi Medis terdiri dari Analis, TEM dan Penata Rontgen,
Penata Anestesi, Fisioterapi
6. Tenaga Sanitasi yaitu lulusan SPPH, APK, PAM-SKL, AKL, Poltekkes
Jurusan Kesehatan Lingkungan dan DIV, SI Kesling.
7. Tenaga Kesehatan Masyarakat yaitu SKM,MPH dan lain-lain.
II. Unit Kerja Penempatan Tenaga Kesehatan
1. Puskesmas termasuk Pustu dan Polindes
2. Rumah Sakit (RSU, RSJ, RSB)
3. Institusi Diklat/Diknakes
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Provinsi
III. Persebaran Tenaga Kesehatan di Unit Kerja
a. Dokter Ahli
Jumlah dokter ahli di Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2008
adalah 13 dokter. Rasio dokter ahli per 100,000 penduduk sebesar 2.52.
Rasio tersebut masih sangat jauh di bawah target Indonesia Sehat 2010
sebesar 6 per 100,000 penduduk. Dokter ahli yang ada di Provinsi
Sulawesi Barat tidak tersebar merata disetiap kabupaten, yaitu
Kabupaten Polewali Mandar 10 dokter dan Kabupaten Mamuju 3
dokter.
b. Dokter Umum
Gambaran mengenai jumlah tenaga dokter dapat dilihat dari
indikator jumlah dokter per 100,000 penduduk. Jumlah dokter umum di
Sulawesi Barat pada tahun 2008 adalah 102 dokter, sedangkan rasio
tenaga dokter umum per 100,000 penduduk mencapai 9.68. Bila
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 80
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat 2010 maka rasio tenaga per
100,000 penduduk di Sulawesi Barat masihsangat rendah. Rasio tenaga
kesehatan yang menjadi target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per
100,000 penduduk.
c. Dokter Gigi
Jumlah dokter gigi di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 sejumlah
39 dokter. Rasio tenaga dokter gigi per 100,000 penduduk sebesar 3.70.
Angka ini juga masih sangat jauh dari target Indonesia Sehat 2010
sebesar 11 per 100,000 penduduk.
d. Tenaga Sanitasi
Tenaga Sanitasi (Sanitarian) sangat berperan penting dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama dalam upaya
preventif dan promotif, sehingga untuk tenaga sanitasi di Provinsi
Sulawesi Barat perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu peran
penting tenaga sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap penyakit-
penyakit yang berbasis ligkungan. Jumlah tenaga sanitasi di Provinsi
Sulawesi Barat tahun 2008 adalah 61 orang dengan rincian lulusan DI 12
orang dan DIII 49 orang. Rasio tenaga sanitasi per 100,000 penduduk
sebesar 4.65 per 100,000 penduduk. Angka ini sangat jauh dari target
Indonesia Sehat 2010 sebesar 40 per 100,000 penduduk. Data ini
mestinya menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah khusus di Sulawesi
Barat untuk lebih memprioritaskan tenaga sanitasi pada penerimaan
tenaga kesehatan untuk tahun berikutnya.
e. Tenaga Kefarmasian
Tenaga kefarmasian yang dimaksud adalah apoteker, SI Farmasi,
DIII Farmasi dan Asisten Apoteker. Jumlah tenaga farmasi di Provinsi
Sulawesi Barat tahun 2008 adalah 69 orang, sedangkan rasio tenaga
farmasi sebesar 6.34 per 100,000 penduduk, masih dibawah target
Indonesia Sehat 2010 yaitu 10 per 100,000 penduduk.
f. Tenaga Gizi
Tenaga gizi yang dimaksud adalah D-IV/S-1 Gizi, D-III Gizi dan D-1
Gizi. Jumlah tenaga gizi di Sulawesi Barat tahun 2008 212 orang,
disbanding tahun 2006 jumlah tenaga di Sulawesi Barat hanya sekitar 68
orang. Rasio tenaga gizi tahun 2008 per 100,000 penduduk sebesar 19.49
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 81
Angka ini masih dibawah dari target Indonesia Sehat 2010 yaitu 22 per
100,000 penduduk.
g. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan yang dimaksud adalah sarjana keperawatan,
Diploma III (D-III) perawat dan lulusan SPK. Jumlah tenaga perawat
Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 adalah 897 orang. Rasio tenaga
keperawatan tahun 2008 per 100,000 penduduk sebesar 85.16, bila
dibandingkan dengan target Indonesia Sehat tahun 2010 masih dibawah
yaitu sebesar 117,5 per 100,000 penduduk. Namun bila dibandingkan
rasio tahun 2007 mengalami peningkatan yang mana tahun 2007 sebesar
73.08 per 100,000 penduduk.
h. Tenaga Bidan
Tenaga bidan yang dimaksud adalah D-III bidan dan D-1 bidan.
Jumlah tenaga bidan di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 berjumlah
315 orang, sedangkan rasio tenaga bidan per 100,000 penduduk sebesar
29.91, ada peningkatan disbanding tahun 2007 yang mana rasio tenaga
bidan per 100,000 penduduk sebesar 24.91. Rasio tenaga bidan tahun
2008 yang sebesar 29.91 masih sangat jauh dari target Indonesia Sehat
2010 yang sebesar 100 per 100,000 penduduk.
i. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah sarjana
Kesehatan Masyarakat dan D-III Kesmas. Jumlah tenaga kesehatan
masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008 adalah 102 orang,
sedangkan rasio tenaga kesehatan masyarakat per 100,000 penduduk
sebesar 11.01, terjadi peningkatan bila dibandingkan rasio tenaga
kesmas tahun 2007 sebesar 8.37 per 100,000. Namun rasio tenaga
kesmas tahun 2008 yang sebesar 11.01 per 100,000 penduduk masih
terlalu jauh dibawah target Indonesia Sehat yang sebesar 40 per 100,000
penduduk.
j. Tenaga Teknisi Medis
Tenaga Teknisi Medis disini terdiri atas tenaga analis laboratorium,
teknisi elektromedik, piñata rontgent, penata anastesi dan tenaga
fisioterapi. Jumlah tenaga teknis medis Provinsi Sulawesi Barat tahun
2008 adalah 55 orang atau rasio tenaga teknisi medis per 100,000
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 82
penduduk sebesar 5.06, dibanding tahun 2007 sedikit mengalami
penurunan yang rasionya sebesar 5.15 per 100,000 penduduk. Untuk
tahun 2008, tenaga analis laboratorium yang terbesar yaitu 20 orang atau
dengan rasio 1.84 per 100,000 penduduk sedangkan penata anatesi yang
terrendah yaitu 3 orang atau rasio 0.28 per 100,000 penduduk.
Sedangkan untuk tingkat kabupaten, yang terbesar tenaga teknisi medis
tahun 2008 adalah Kabupaten Polewali Mandar dengan jumlah 17 orang
yang tersebar di Puskesmas dan RSUD Polman dan yang terrendah
adalah Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamasa yang hanya masing-
masing terdapat 6 orang.
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 83
rofil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat disajikan guna memberikan informasi
kondisi kesehatan di Provinsi Sulawesi Barat dan perkembangan pencapaian
pembangunan kesehatan dengan melihat indikator derajat kesehatan masyarakat
dan indikator lainnya serta upaya yang telah dilaksanakan. Evaluasi bidang
kesehatan dengan menilai derajat kesehatan dari beberapa aspek diantaranya angka
kematian, angka kesakitan dan status gizi. Aspek ini dipengaruhi oleh upaya
kesehatan yang dilakukan melalui upaya peningkatan, pemerataan pelayanan
kesehatan
Sedangkan upaya kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
sumber daya manusia, sumber daya sarana dan prasarana dan sumber dana .Diera
Desentralisasi data dan Informasi kesehatan sangat penting artinya baik dalam
menunjang perencanaan kesehatan maupun sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Berdasarkan permasalahan yang ada sehingga beberapa kesimpulan yang
ditarik adalah :
1. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DERAJAT KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sikap,
budaya, pengetahuan. Faktor ini berpengaruh terhadap derajat kesehatan
masyarakat, perilaku masyarakat yang tidak mendukung pola hidup bersih dan
sehat akan menyebabkan timbulnya penyakit. Kebiasaan merokok, buang
sampah sembarangan, minum air yang tidak dimasuk, penggunaan obat
terlarang dsb.merupakan kebiasaan yang berpengaruh negative terhadap
kesehatan. Faktor Perilaku yang ada pada masyarakat terlihat pada uraian
berikut :
a. Diperlukannya pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang
pentingnya pemeriksaan Ibu hamil ke Fasilitas kesehatan, diantaranya
Cakupan K1 dan K4 masih rendah. Hal ini akan berpengaruhi terhadap
kesehatan ibu dan anak.
b. Pola makanan yang tidak seimbang dengan mengkomsumsi makanan yang
berlebihan tanpa memperhitungkan kebutuhan normal tubuh.
c. Penggunaan air bersih dan jamban kelurga yang masih rendah. Hal ini sangat
memudahkan trasmisi beberapa jenis penyakit infeksi Water Born Disease.
BAB V
P E N U T U P Conclusion
P
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 84
d. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya
kegiatan yang melibatkan Peran Serta Masyarakat contohnya POD, Posyandu
dan lain-lain.
e. Kesadaran masyarakat dalam memelihara kesehatannya dengan pembatasan
jumlah anak masih rendah. Kondisi ini tergambar dengan masih kurangnya
peserta KB yang memakai metode MKET.
f. Terdapatnya kebiasaan sebagian masyarakat terhadap ibu-hamil yang bekerja
untuk keluarga dengan tidak memperhatikan kesehatan diri dan anaknya.
B. Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat berperanan terhadap kesehatan terutama pada Negara
yang masih berkembang. Lingkungan meliputi : demografi, geografis , sosial
budaya.
a. Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ketahun menimbulkan masalah
yang berdampak pada kesehatan masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk
yang tidak seimbang dengan lapangan kerja akan meningkatkan angka
pengangguran sehingga ketergantungan meningkat dengan demikian
kesejahteraan menurun. Akibatnya kemampuan untuk berobat bagi
masyarakat menurun sehingga meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
b. Sebagian bagi besar taraf pendidikan masyarakat masih rendah sehingga
menghambat penerimaan terhadap program kesehatan. Oleh karena
pengetahuan merupakan faktor predisposing kearah perubahan perilaku.
c. Pendapatan perkapita masyarakat masih rendah terutama mereka yang
bermukim dipegunungan. Hal berakibat pada rendahnya kunjungan
masyarakat ke Pelayanan kesehatan.
d. Faktor Geografis yang sulit dijangkau terutama wilayah puskesmas
pegunungan. Sehingga mereka jarang kontak petugas kesehatan, bahkan ada
daerah yang belum pernah dikunjungi oleh petugas karena beratnya medan.
C. Faktor Upaya Kesehatan
a. Beberapa program kesehatan terhambat akibat rendahnya /tidak adanya
dana oleh karena keterbatasan kemampuan daerah diera otonomi.
b. Rata-rata tingkat pendidikan tenaga kesehatan masih rendah sehingga
dalam pelaksanaan kegiatannya tidak maksimal.
D. Faktor Pelayanan Kesehatan
a. Untuk meningkatkan pemerataan dan kemudahan pelayanan kesehatan
maka, pembangunan sarana kesehatan sangat penting baik didaerah
Profil Kesehatan Sulawesi Barat Tahun 2008 85
perkotaan maupun didaerah pegunungan. Dengan demikian masyarakat
semakin dekat dengan sarana kesehatan sehingga memudahkan masyarakat
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
b. Sarana Puskesmas Keliling yang dimanfaatkan dalam rangka peningkatan
jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat, umumnya sarana untuk
peningkatan jangkauan pelayanan kesehatan berada dalam kondisi rusak
ringan. Untuk pemeliharan sarana tersebut, sebelumnya masih diperoleh
dari pemerintah pusat dan setelah berjalan otonomi belum ada dana yang
dialokasikan.
Untuk menjawab kepentingan diatas disusunlah Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Barat ini setiap tahunnya dalam bentuk persentase pencapaian Program
kesehatan. Untuk mempermudah dalam Profil ini disajikan dalam bentuk teks, tabel
dan grafik/gambar untuk mempermudah menganalisis masalah kesehatan. Progam
kesehatan di era Desentralisasi terjadi beberapa perubahan terutama dalam hal
perencanaan kesehatan yang semakin di butuhkan. Sementara dalam hal pendanaan
kondisinya masih jauh dari anggaran yang layak untuk bidang kesehatan.
Kedepannya informasi dalam bentuk Profil Kesehatan Sulawesi Barat dapat
disusun lebih baik lagi dengan menggunakan teknologi informasi dan validasi data
yang lebih akurat lagi serta ketepatan pengumpulan data yang setiap tahunnya
selalu menjadi kendala. Semoga Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2008
ini dapat menjadi informasi yang berguna dan referensi utama dalam kepentingan
perencanaan dan pengambilan kebijakan untuk kepentingan Sulawesi Barat
kedepan.
NO INDIKATOR No. Lampiran
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 17,221 Km2
Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 575 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 1,053,307 Jiwa Tabel 1
4 Kepadatan Penduduk /Km2
61.16 Jiwa/Km2
Tabel 1
5 Jumlah Penduduk Laki-laki 529,353 Jiwa Tabel 2
6 Jumlah Penduduk Perempuan 523,954 Jiwa Tabel 2
7 Rasio Beban Tanggungan 68.59 Tabel 2
8 Rasio Jenis Kelamin 101.03 Tabel 2
9 Pddk 10 th keatas Melek Huruf 95.57 % Tabel 5
10 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) 95.56 % Tabel 5
11 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan) 95.58 % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
12 Jumlah Lahir Hidup 19,480 Bayi Tabel 6
13 Jumlah Bayi Mati 200 Bayi Tabel 6
14 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 10 Tabel 6
15 Jumlah Balita Mati 21 Balita Tabel 6
16 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 1 Tabel 6
17 Jumlah Kematian Ibu Maternal 58 Ibu Tabel 7
18 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 298 Tabel 7
B.2 Angka Kesakitan
19 AFP Rate < 15 th 0.22 Tabel 9
20 TB Paru Sembuh 64.71 % Tabel 9
21 Pneumonia Balita Ditangani 99.87730061 % Tabel 9
22 HIV/AIDS ditangani 0 % Tabel 10
23 Infeksi Menular Seksual ditangani 100 % Tabel 10
24 Angka Kesakitan DBD 4.27 Tabel 10
25 DBD ditangani 100.00 % Tabel 10
26 Angka Kesakitan Diare 44,79 Tabel 10
27 Diare pada Balita ditangani 92.73445551 % Tabel 10
28 Angka Kesakitan Malaria 23.84 Tabel 11
29 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (PB) 91.76470588 % Tabel 12
30 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (MB) 51.91256831 % Tabel 12
31 Kasus Penyakit Filariasis ditangani 100 % Tabel 13
32 Jumlah Kasus Difteri 0 Kasus Tabel 14
33 Jumlah Kasus Pertusis 0 Kasus Tabel 14
34 Jumlah Kasus Tetanus 0 Kasus Tabel 14
35 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 2 Kasus Tabel 14
36 Jumlah Kasus Campak 227 Kasus Tabel 14
37 Jumlah Kasus Polio 5 Kasus Tabel 14
38 Jumlah Kasus Hepatitis B 170 Kasus Tabel 14
B.3 Status Gizi
39 Kunjungan Neonatus (KN2) 72.79 % Tabel 15
40 Kunjungan Bayi 70.38 % Tabel 15
41 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 1.72 % Tabel 15
42 BBLR ditangani 94.0652819 % Tabel 15
RESUME PROFIL KESEHATAN
ANGKA/NILAI
KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2008
NO INDIKATOR No. LampiranANGKA/NILAI
43 Balita ditimbang 56.71 % Tabel 16
44 Balita BB Naik 58.19 % Tabel 16
45 BGM 4.98 % Tabel 16
46 Balita Gizi Buruk 1.11 % Tabel 16
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
47 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 91.32 % Tabel 17
48 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 65.83 % Tabel 17
49 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 63.13 % Tabel 17
50 Deteksi Dini Tumbang Anak Balita 22.55 % Tabel 18
51 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI 35.49 % Tabel 18
52 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU 73.78 % Tabel 18
53 Peserta KB Baru 10.70 % Tabel 19
54 Peserta KB Aktif 51.68 % Tabel 19
55 Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) 100 % Tabel 20
56 Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) 100 % Tabel 21
57 Desa/Kelurahan UCI 34.40 % Tabel 22
58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 0.31 % Tabel 23
59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak 8.26 % Tabel 23
60 MP-ASI Bayi BGM 97.32 % Tabel 24
61 Anak Balita Mendapat Vit.A 2x 69.92 % Tabel 24
62 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 66.59 % Tabel 24
63 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 76.78 % Tabel 25
64 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 58.71 % Tabel 25
65 WUS dg imunisasi TT5 6.87 % Tabel 26
66 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk 100 % Tabel 27
67 Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk - % Tabel 27
68 Bumil Risti/Komplikasi 14.87 % Tabel 28
69 Bumil Risti/Komplikasi ditangani 63.63 % Tabel 28
70 Neonatal Risti dirujuk 13.53 % Tabel 28
71 Neonatal Risti dirujuk dan ditangani 42.64 % Tabel 28
72 Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar 30.06 % Tabel 29
73 Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam 76.92 % Tabel 30
74 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 39.23 % Tabel 32
75 Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik 31.58 % Tabel 33
76 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap 9.35 % Tabel 34
77 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 39.54 % Tabel 34
78 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 67.81 % Tabel 34
79 Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar 41.12 % Tabel 36
80 Penduduk Miskin dicakup JPKM 69.48 % Tabel 37
81 Penduduk Miskin Mendapat Yankes 116.37 % Tabel 37
82 Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI 44.94 % Tabel 37
83 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila 56.35 % Tabel 39
84 WUS yang diberi Kapsul Yodium 19.55 % Tabel 40
C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
85 Sarkes yang memiliki Labkes 42.86 % Tabel 43
C.3 Perilaku Hidup Masyarakat
86 Rumah Tangga ber-PHBS 39.89 % Tabel 45
87 Posyandu Aktif 10.98 % Tabel 46
C.4 Keadaan Lingkungan
88 Rumah yang diperiksa kesehatannya 63.55 % Tabel 47
NO INDIKATOR No. LampiranANGKA/NILAI
89 Rumah Sehat 30.34 % Tabel 47
90 Keluarga yang diperiksa air bersihnya 46.15 % Tabel 48
91 Keluarga yang memiliki akses air bersih 100 % Tabel 48
92 KK memiliki Jamban 19.11 % Tabel 49
93 KK memiliki Jamban Sehat 48.17 % Tabel 49
94 KK memiliki Tempat Sampah 15.22 % Tabel 49
95 KK memiliki Tempat Sampah Sehat 35.02 % Tabel 49
96 KK memiliki Pengelolaan Air Limbah 15.43 % Tabel 49
97 KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat 37.96 % Tabel 49
98 TUPM Sehat 48.26 % Tabel 50
99 Institusi dibina Keslingnya 72.84 % Tabel 51
100 Rmh/Bangn diperiksa Jentik Nyamuk Aedes 35.38 % Tabel 52
101 Rmh/Bangn bebas Jentik Nyamuk Aedes 70.97 % Tabel 52
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Tenaga Kesehatan
102 Jumlah Tenaga Medis 153 Orang Tabel 53
103 Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan 1258 Orang Tabel 53
104 Jumlah Tenaga Farmasi 52 Orang Tabel 53
105 Jumlah Tenaga Gizi 73 Orang Tabel 53
106 Jumlah Tenaga Tehnisi Medis 49 Orang Tabel 53
107 Jumlah Tenaga Sanitasi 78 Orang Tabel 53
108 Jumlah Tenaga Kesmas 117 Orang Tabel 53
109 Jumlah Tenaga Kesehatan 1752 Orang Tabel 53
110 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis 13 Orang Tabel 55
111 Jumlah Tenaga Dokter Umum 102 Orang Tabel 55
112 Jumlah Tenaga Dokter Gigi 39 Orang Tabel 55
D.2 Pembiayaan Kesehatan
113 Total Anggaran Kesehatan #REF! Rp. Tabel 60
114 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 100.00 % Tabel 60
115 Anggaran Kesehatan Perkapita 16.95 % Tabel 60
D.3 Sarana Kesehatan
116 Jumlah Desa Siaga 136 Desa Tabel 62
117 Jumlah Polindes 69 Polindes Tabel 62
118 Jumlah Posyandu 1,407 Psyd Tabel 62
TABEL 1
LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA /km
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR 2,022 16 111 21 132 371,420 79,768 21.48 183.66
2 MAMASA 2,985 15 175 11 186 124,433 29,645 23.82 41.69
3 MAMUJU UTARA 3,044 12 59 4 63 103,334 34,100 33.00 33.95
4 MAJENE 948 8 26 14 40 148,647 30,336 20.41 156.83
5 MAMUJU 8,222 15 144 10 154 305,473 74,905 24.52 37.15
JUMLAH (KAB/KOTA) 17,221 66 515 60 575 1,053,307 248,754 23.62 61.16
Sumber : Kantor Statistik Kabupaten/Kota
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH
PENDUDUKDESA+KEL.
JUMLAH
KECAMATANNO KABUPATEN
DESA KELURAHAN
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN
JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN)
0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML 0-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 17 18
1 POLEWALI MANDAR 371,420 25,176 41,158 79,768 26,527 8,134 180,763 23,323 36,343 96,308 24,390 10,293 190,657 63.6 94.8
2 MAMASA 124,433 7,392 18,288 25,921 8,051 3,356 63,008 7,220 16,892 25,359 8,748 3,206 61,425 82.8 102.6
3 MAMUJU UTARA 103,334 5,872 11,777 22,600 11,031 3,534 54,769 5,733 11,394 18,543 10,100 2,795 48,565 66.0 112.8
4 MAJENE 148,647 8,833 17,895 33,875 9,945 3,123 73,671 8,825 16,615 34,512 11,224 3,800 74,976 6,598.0 98.3
5 MAMUJU 305,473 21,728 42,400 71,277 17,870 3,867 157,142 18,919 36,889 71,465 17,302 3,756 148,331 71.7 105.9
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,053,307 69,001 131,518 233,441 73,424 22,014 529,353 64,020 118,133 246,187 71,764 23,850 523,954 68.6 101.0
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota
Catatan : Jumlah kolom 10 + kolom 17 = kolom 3
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
RASIO
BEBAN
TANG-
GUNGAN
RASIO
JENIS
KELAMIN
NO KABUPATENJUMLAH
PENDUDUK
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 0 - 4 21,075 19,473 40,548 7,392 7,220 14,612 9,500 10,079 19,579 8,833 8,825 17,658 21,728 18,919 40,647
2 5 - 9 22,792 20,328 43,120 9,493 9,214 18,707 10,115 9,236 19,351 9,143 9,312 18,455 24,167 20,896 45,063
3 10 - 14 22,552 21,275 43,827 8,795 7,678 16,473 7,561 7,083 14,644 8,752 7,303 16,055 18,233 15,993 34,226
4 15 - 19 17,537 17,341 34,878 4,979 4,467 9,446 6,136 6,123 12,259 8,465 7,153 15,618 13,456 15,315 28,771
5 20 - 24 13,006 15,050 28,056 4,143 3,861 8,004 4,920 6,671 11,591 5,975 6,838 12,813 11,267 11,219 22,486
6 25 - 29 13,099 16,767 29,866 4,095 5,212 9,307 6,722 8,098 14,820 5,054 6,028 11,082 13,289 14,974 28,263
7 30 - 34 12,791 14,688 27,479 5,398 5,258 10,656 5,622 5,252 10,874 4,789 5,571 10,360 9,374 11,666 21,040
8 35 - 39 13,476 14,236 27,712 4,747 3,862 8,609 6,888 4,416 11,304 5,393 5,406 10,799 12,575 11,048 23,623
9 40 - 44 10,947 10,761 21,708 2,559 2,699 5,258 4,341 3,360 7,701 4,199 3,516 7,715 11,316 7,243 18,559
10 45 - 49 7,942 7,465 15,407 1,908 3,025 4,933 3,393 3,202 6,595 2,380 3,509 5,889 6,881 6,169 13,050
11 50 - 54 6,966 10,701 17,667 2,652 2,094 4,746 2,590 1,892 4,482 3,035 2,901 5,936 4,492 5,364 9,856
12 55 - 59 4,676 6,137 10,813 1,675 2,187 3,862 1,802 1,159 2,961 2,114 2,452 4,566 3,918 3,398 7,316
13 60 - 64 5,693 6,050 11,743 1,816 1,442 3,258 1,165 1,001 2,166 2,416 2,362 4,778 2,579 2,371 4,950
14 65 - 69 3,326 3,816 7,142 1,215 972 2,187 586 473 1,059 1,311 1,147 2,458 1,667 1,789 3,456
15 70 + 4,885 6,569 11,454 2,141 2,234 4,375 1,011 521 1,532 1,812 2,653 4,465 2,200 1,967 4,167
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
POLEWALI MANDAR MAMASA
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
MAMUJU
JUMLAH (KAB/KOTA) ###### 190,657 68,566 124,433 63,008 61,425 371,420 ###### 148,331 305,473 ######
MAJENE
73,671 ##### 148,647
MAMUJU UTARA
72,352
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN
LAKI-LAKI PEREMPUAN
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLA
H
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD
SD/MISLTP/
MTs
SLTA/
MA
AK/
DIPLO
MA
UNIVERSIT
ASJUMLAH %
TIDAK/
BELUM
PERNAH
SEKOLAH
TIDAK/
BELUM
TAMAT
SD
SD/MISLTP/
MTs
SLTA/
MA
AK/
DIPLO
MA
UNIVERS
ITASJUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA 11,129 5,496 13,208 5,903 4,695 543 693 41,667 68.74 6,322 3,764 6,789 2,924 1,990 202 172 22,060 57.16
3 MAMUJU UTARA - - 10,637 2,588 796 - - 14,021 23.13 - - 9,241 2,567 919 - - 11,808 30.59
4 MAJENE - 1,063 1,378 892 1,053 201 342 4,929 8.13 - 1,095 1,418 917 1,084 205 354 4,727 12.25
5 MAMUJU
JUMLAH (KAB/KOTA) 11,129 6,559 25,223 9,383 6,544 744 1,035 60,617 100.00 6,322 4,859 17,448 6,408 3,993 407 526 38,595 100.00
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota
NO KABUPATEN
JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
3 MAMUJU UTARA 2,303 2,303 100.00 2,622 2,622 100.00 4,925 4,925 100.00
4 MAJENE 49,701 47,393 95.36 51,165 48,788 95.35 100,866 96,181 95.36
5 MAMUJU
52,004 49,696 95.56 53,787 51,410 95.58 105,791 101,106 95.57 JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Kantor Statistik
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
KABUPATEN
JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS
TABEL 6
LAHIR
HIDUP+% LAHIR MATI
LAHIR MATI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR 16 19 7,204 64 7,268 0.88 58 35,880 3
2 MAMASA 15 15 1,634 11 1,645 0.67 25 0 0
3 MAMUJU UTARA 12 10 2,037 34 2,071 1.67 28 36,975 5
4 MAJENE 8 8 3,654 79 3,733 2.12 16 16,601 4
5 MAMUJU 15 23 4,951 62 5,013 1.24 73 36,975 9
JUMLAH (KAB/KOTA) 66 75 19,480 250 19,730 6.571 200 126,431 21
10.3 1.1
Sumber: Bidang Kesga
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN
JUMLAH JUMLAH
BALITA
MATI
NO KABUPATEN PUSKESMASJUMLAH BAYI
MATILAHIR HIDUP
PROVINSI SULAWESI BARAT
KECAMATANLAHIR MATI
JUMLAH
BALITA
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
TAHUN 2008
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL
KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN
IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 POLEWALI MANDAR 19 7,204 11 3 3 17
2 MAMASA 15 1,635 3 2 4 9
3 MAMUJU UTARA 10 2,037 2 3 3 8
4 MAJENE 8 3,196 0 9 0 9
5 MAMUJU 23 4,951 13 - 2 15
19,023 29 17 12 58
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) 297.74
Sumber: Bidang Kesga
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO PUSKESMASKABUPATENJUMLAH LAHIR
HIDUP
TABEL 8
MATI LUKA BERATLUKA
RINGANJML
% THD TOTAL
KORBANMATI LUKA BERAT LUKA RINGAN JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA 23 4 9 20 33 0.95 12.12 27.27 60.61 143.48 1.43
3 MAMUJU UTARA 823 17 211 595 823 23.57 2.07 25.64 72.30 100.00 1.00
4 MAJENE 2,548 8 482 2,064 2,554 73.14 0.31 18.87 80.81 100.24 1.00
5 MAMUJU 67 57 12 13 82 2.35 69.51 14.63 15.85 122.39 1.22
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,461 86 714 2,692 3,492 100 2.48 20.63 77.78 100.90 1.01
331.53
Sumber: Puskesmas dan Polres 5 Kabupaten
TAHUN 2008
RASIO PER 100.000 PENDUDUK
% KORBANJUMLAH
KEJADIAN
KECELAKAAN
NO KABUPATEN
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK
DIRINCI MENURUT KECAMATAN
JUMLAH KORBAN RASIO KORBAN
PER KEJADIAN
KECELAKAAN
TABEL 9
TB PARU
KLINIS (+) DIOBATI SEMBUH%
SEMBUH
JML
PENDERITA
JML PEND
BALITA
BALITA
DITANGANI
% BALITA
DITANGANI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 POLEWALI MANDAR 16 19 - 3,644 376 221 195 88.24 1,049 305 296 97.05
2 MAMASA 15 15 - - 64 64 16 25.00 4,704 4,704 4,704 100
3 MAMUJU UTARA 12 10 - 423 62 62 20 32.26 30 14 14 100
4 MAJENE 8 8 2 3,196 282 279 234 83.87 - 462 462 100
5 MAMUJU 15 23 - - 224 224 85 37.95 2,730 1,850 1,850 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 7,263 1,008 850 550 64.71 8,513 7,335 7,326 99.88
ANGKA KESAKITAN 0.22
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Setiap Kab.
TAHUN 2008
AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI
PNEUMONIA
PUSKESMASKABUPATENNOAFP <
15 THKECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TABEL 10
HIV/AIDS DBD
JML
KASUSDITANGANI
%
DITANGANI
JML
KASUSDITANGANI
%
DITANGANI
JML
KASUSDITANGANI
%
DITANGANI
JML
KASUS
JML
DIARE
PADA
BALITA
DIARE
PADA
BALITA
DITANGANI
%
DITANGANI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 POLEWALI MANDAR 16 19 - - - - - - 7 7 100 13,348 6,696 5,004 74.73
2 MAMASA 15 15 - - - - - - - - - 3,749 3,749 3,749 100
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - - 5 5 100 16 16 100 2,786 1,902 1,902 100
4 MAJENE 8 8 - - - - - - 22 22 100 11,936 6,554 6,554 100
5 MAMUJU 15 23 - - - - - - - - - 15,356 4,387 4,387 100
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 5.00 5.00 100 45.00 45.00 100 47,175 23,288 21,596 92.73446
4.27 44,79
Sumber: LAPORAN DINKES 5 KABUPATEN
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
ANGKA KESAKITAN
HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
DIARE
NO PUSKESMAS
IMS
KABUPATEN KECAMATAN
TABEL 11
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI
MALARIA
KLINIS POSITIF % POSITIF DIOBATI % DIOBATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 POLEWALI MANDAR 16 19 457 54 12 54 100
2 MAMASA 15 15 599 - 599 100
3 MAMUJU UTARA 12 10 2,576 10 - 2,576 100
4 MAJENE 8 8 510 51 10 510 100
5 MAMUJU 15 23 20,972 430 2 20,972 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 25,114 545 2 24,711 98
ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK 23.84 0.517
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Setiap Kab.
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
NO PUSKESMASKABUPATEN KECAMATAN
TABEL 12
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 POLEWALI MANDAR 16 19 18 17 94.44 100 52 52.00
2 MAMASA 15 15 1 1 100.00 5 2 40.00
3 MAMUJU UTARA 12 10 17 15 88.24 18 4 22.22
4 MAJENE 8 8 38 38 100.00 27 24 88.89
5 MAMUJU 15 23 11 7 63.64 33 13 39.39
85 78 91.76 183 95 51.91
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Setiap Kab.
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA)
KUSTAKABUPATENNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 13
KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI
JUMLAH DITANGANI % DITANGANI
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 16 19 40 40 40
2 MAMASA 15 15 - 0
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - 0
4 MAJENE 8 8 - - 0
5 MAMUJU 15 23 5 5 100
45 45 100
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Setiap Kab.
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDERITA PENY. FILARIASISKABUPATENNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
JUMLAH KASUS PD3I
DIFTERI PERTUSIS TETANUSTETANUS
NEONATORUMCAMPAK POLIO HEPATITIS B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR 16 19 - - - - 133 - -
2 MAMASA 15 15 - - - - - -
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - - 1 20 2 -
4 MAJENE 8 8 - - - 19 - -
5 MAMUJU 15 23 - - - 1 55 3 170
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - 2 227 5 170
Sumber : Bidang P2 Dinas Kesehatan Setiap Kab.
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
NO PUSKESMASKABUPATEN KECAMATAN
TABEL 15
JUMLAH KN2 % JML BAYI KUNJ %
JML
LAHIR
HIDUP
DITIMBANG%
DITIMBANGBBLR % BBLR
BBLR
DITANGANI
% BBLR
DITANGANI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 POLEWALI MANDAR 16 19 8,459 6,747 79.76 8,459 6,245 73.83 7,204 6,552 90.95 151 2.10 151 100.00
2 MAMASA 15 15 1,347 1,347 100.00 2,685 790 29.42 1,773 1,058 59.67 56 3.16 37 66.07
3 MAMUJU UTARA 12 10 2,577 1,624 63.02 2,756 1,281 46.48 2,037 1,281 62.89 21 1.03 20 95.24
4 MAJENE 8 8 3,654 3,575 97.84 3,825 3,589 93.83 3,654 3,654 100.00 85 2.33 85 100.00
5 MAMUJU 15 23 7,646 3,947 51.62 7,646 5,950 77.82 4,951 4,951 100.00 24 0.48 24 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 23,683 17,240 72.79 25,371 17,855 70.38 19,619 17,496 89.18 337 1.72 317 94.07
Sumber : Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI
BAYI BAYI LAHIRNEONATUS
NO KABUPATEN PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 16
JUMLAH BALITA
BALITA
YANG ADADITIMBANG BB NAIK BGM
Gizi
Buruk
DITIMBAN
GBB NAIK BGM
Gizi
Buruk
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 POLEWALI MANDAR 16 19 35,880 22,604 15,957 1,811 461 63.00 44.47 5.05 1.28
2 MAMASA 15 15 10,176 6,301 2,615 537 219 61.92 25.70 5.28 2.15
3 MAMUJU UTARA 12 10 26,864 15,572 2,548 351 36 57.97 9.48 1.31 0.13
4 MAJENE 8 8 16,601 12,405 9,307 356 22 74.72 56.06 2.14 0.13
5 MAMUJU 15 23 43,562 18,587 13,486 706 98 42.67 30.96 1.62 0.22
JUMLAH (KAB/KOTA) 133,083 75,469 43,913 3,761 836 56.71 58.19 4.98 1.11
Sumber : Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
TAHUN 2008
STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI
KAB
BEBAS
RAWAN
GIZI
PUSKESMASNO KABUPATEN
% BALITA
KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TABEL 17
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAHDITOLONG
NAKES% JUMLAH
MENDAPAT
YAN.NIFAS%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 POLEWALI MANDAR 16 19 9,304 8,866 95.29 6,546 70.36 8,879 6,048 68.12 8,879 6,048 68.12
2 MAMASA 15 15 3,428 2,698 78.70 1,936 56.48 3,277 1,634 49.86 3,277 1,420 43.33
3 MAMUJU UTARA 12 10 3,024 2,506 82.87 1,855 61.34 2,876 1,664 57.86 2,876 1,624 56.47
4 MAJENE 8 8 4,091 3,954 96.65 3,425 83.72 3,906 3,148 80.59 3,906 3,480 89.09
5 MAMUJU 15 23 8,409 7,779 92.51 4,839 57.55 8,021 4,525 56.41 8,021 4,355 54.29
JUMLAH (KAB/KOTA) 28,256 25,803 91.32 18,601 65.83 26,959 17,019 63.13 26,959 16,927 62.79
Sumber : Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
IBU NIFAS
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS
IBU BERSALIN
PUSKESMASNO KABUPATEN
IBU HAMIL
KECAMATAN
TABEL 18
JUMLAH DIDETEKSI % JUMLAH DIPERIKSA % JUMLAH DIPERIKSA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 POLEWALI MANDAR 16 19 27,421 9,812 35.78 75,781 25,423 33.55 3,949 3,329 84.31
2 MAMASA 15 15 4,796 2,329 48.56 4,871 2,680 55.02 608 115 18.91
3 MAMUJU UTARA 12 10 1,915 1,915 100.00 - - - - - -
4 MAJENE 8 8 2,887 1,168 40.46 15,814 6,128 38.75 8,414 6,126 72.81
5 MAMUJU 15 23 45,857 3,468 7.56 - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 82,876 18,692 22.55 96,466 34,231 35.49 12,971 9,570 73.78
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU
SISWA SD/MI SISWA SMP/SMU
NO KABUPATEN PUSKESMAS
ANAK BALITA (PRA SEKOLAH)
KECAMATAN
TABEL 19
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PESERTA KB BARU
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 POLEWALI MANDAR 16 19 57,413 4,967 8.65 29,991 52.24
2 MAMASA 15 15 10,330 1,299 12.58 7,105 68.78
3 MAMUJU UTARA 12 10 19,826 2,711 13.67 10,485 52.89
4 MAJENE 8 8 22,442 3,313 14.76 14,880 66.30
5 MAMUJU 15 23 54,522 5,311 9.74 22,564 41.39
JUMLAH (KAB/KOTA) 164,533 17,601 10.70 85,025 51.68
Sumber : Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KABUPATEN PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 20
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
JUMLAH PESERTA KB AKTIF % PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP NON MKJP
IUDMOP/
MOW
IMP
LANTSUNTIK PIL KONDOM
OBAT
VAGINA
LAIN
NYAIUD
MOP/
MOW
IMP
LANTSUNTIK PIL KONDOM
OBAT
VAGINA
LAIN
NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 POLEWALI MANDAR 16 897 373 2,194 10,522 15,304 701 - - 29,991 2.99 1.24 7.32 35.08 51.03 2.34 - - 100
2 MAMASA 15 288 128 447 2,048 4,191 1 2 7,105 4.05 1.80 6.29 28.82 58.99 0.01 0.03 100
3 MAMUJU UTARA 12 529 12 2,424 3,476 3,999 45 - - 10,485 5.05 0.11 23.12 33.15 38.14 0.43 - - 100
4 MAJENE 8 1,121 177 739 6,681 5,977 185 - - 14,880 7.53 1.19 4.97 44.90 40.17 1.24 - 100
5 MAMUJU 15 341 - 190 6,440 15,048 545 - - 22,564 1.51 - 0.84 28.54 66.69 2.42 - - 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 3,176 690 5,994 29,167 44,519 1,477 - 2 85,025 3.74 0.81 7.05 34.30 52.36 1.74 - 0.00 100
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
MKJP +
NON
MKJP
MKJP +
NON
MKJP
NO KABUPATEN KECAMATAN
TABEL 21
JUMLAH PESERTA KB BARU % PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP NON MKJP
IUDMOP/
MOW
IMP
LANTSUN TIK PIL KONDOM
OBAT
VAGINA
LAIN
NYAIUD
MOP/
MOW
IMP
LANTSUN TIK PIL KONDOM
OBAT
VAGINA
LAIN
NYA1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 POLEWALI MANDAR 16 37 5 272 2,219 2,296 138 - - 4,967 0.74 0.10 5.48 44.67 46.23 2.78 - - 100.00
2 MAMASA 15 10 22 41 412 764 2 30 18 1,299 0.77 1.69 3.16 31.72 58.81 0.15 2.31 1.39 100.00
3 MAMUJU UTARA 12 250 3 636 1,257 546 19 - - 2,711 9.22 0.11 23.46 46.37 20.14 0.70 - - 100.00
4 MAJENE 8 90 2 111 1,685 1,330 95 - - 3,313 2.72 0.06 3.35 50.86 40.14 2.87 - - 100.00
5 MAMUJU 15 85 - 251 2,700 2,222 53 - - 5,311 1.60 - 4.73 50.84 41.84 1.00 - - 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 472 32 1,311 8,273 7,158 307 30 18 17,601 2.68 0.18 7.45 47.00 40.67 1.74 0.17 0.10 100.00
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN
MKJP +
NON
MKJP
NO KABUPATEN MKJP +
NON
MKJP
KEC
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 22
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 16 19 132 61 46.21
2 MAMASA 15 15 175 28 16.00
3 MAMUJU UTARA 12 10 63 20 31.75
4 MAJENE 8 8 40 34 85.00
5 MAMUJU 15 23 154 51 33.12
564 194 34.40
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
KECAMATAN
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN
% DESA/KEL UCINO KABUPATEN PUSKESMAS
TABEL 23
IMUNISASI
NO KABUPATEN KECAMATAN PUSKESMAS BCG DPT1+HB1 DPT3+HB3 POLIO3 CAMPAK
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 POLEWALI MANDAR 16 19 8,459 6,571 77.68 6,884 81.38 5,734 67.79 5,117 60.49 6,524 77.12 5.23
2 MAMASA 15 15 2,685 2,505 93.30 2,529 94.19 2,481 92.40 2,529 94.19 2,202 82.01 12.93
3 MAMUJU UTARA 12 10 2,756 1,399 50.76 1,613 58.53 1,571 57.00 1,637 59.40 1,393 63.45 13.64
4 MAJENE 8 8 3,825 3,508 91.71 3,755 98.17 3,730 97.52 3,808 99.56 3,591 93.88 4.37
5 MAMUJU 15 23 7,646 6,551 85.68 6,642 86.87 5,777 75.56 5,889 77.02 5,944 77.74 10.51
JUMLAH (KAB/KOTA) 25,371 20,534 80.93 21,423 84.44 19,293 76.04 18,980 74.81 19,654 77.47 8.26
0.31
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
% BAYI DIIMUNISASI LENGKAP
JUMLAH
BAYI
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN
DO (%)
KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2008
TABEL 24
ANAK BGM 6-24 BLN ANAK BALITA (1-4TAHUN) BALITA GIZI BURUK
JUMLAH MP ASI % JUMLAH MENDAPAT
VIT A 2X% JUMLAH
MENDAPAT
PERAWATAN%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 POLEWALI MANDAR 16 19 1,811 1,811 100.00 32,063 29,991 93.54 725 423 58.34
2 MAMASA 15 15 900 935 103.89 9,353 6,826 72.98 26 20 76.92
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - - 21,150 - - 36 36 100.00
4 MAJENE 8 8 75 75 100.00 12,933 11,270 87.14 22 22 100.00
5 MAMUJU 15 23 605 479 79.17 22,785 20,630 90.54 113 113 100.00
3,391 3,300 97.32 98,284 68,717 69.92 922 614 66.59
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
JUMLAH (KAB/KOTA)
CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NO PUSKESMASKABUPATEN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 25
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Fe1 Fe3
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 POLEWALI MANDAR 16 19 9,304 6,518 70.06 5,396 58.00
2 MAMASA 15 15 3,428 2,698 78.70 1,653 48.22
3 MAMUJU UTARA 12 10 3,024 1,275 42.16 1,245 41.17
4 MAJENE 8 8 4,091 3,899 95.31 3,407 83.28
5 MAMUJU 15 23 8,409 7,304 86.86 4,889 58.14
JUMLAH (KAB/KOTA) 28,256 21,694 76.78 16,590 58.71
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
KABUPATENJUMLAH
IBU HAMILNO PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 26
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TT 4 TT 5
JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 POLEWALI MANDAR 16 19 75,458 9,132 12.10 9,039 11.98 - 0 - - - -
2 MAMASA 15 15 23,599 1,870 7.92 2,667 11.30 3,396 14.39 3,152 13.36 4,837 20.50
3 MAMUJU UTARA 12 10 27,395 2,411 8.80 2,093 7.64 - 0 - - - -
4 MAJENE 8 8 32,381 1,353 4.18 1,159 3.58 - 0 - - - -
5 MAMUJU 15 23 67,135 9,051 13.48 10,988 16.37 9,378 13.969 7,876 11.73 10,683 15.91
JUMLAH (KAB/KOTA) 225,968 23,817 10.54 25,946 11.48 12,774 5.653 11,028 4.88 15,520 6.87
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT
KABUPATEN WUSNO
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
PUSKESMASTT 1 TT 2 TT 3
KECAMATAN
TABEL 27
PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK
MEMERLUKAN
DARAH
MENDAPAT
DARAH%
MEMERLUKAN
DARAH
MENDAPAT
DARAH%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 POLEWALI MANDAR RUMAH SAKIT 47 47 100.00 0 0 0
PUSKESMAS 0 0 0 0 0 0
2 MAMASA RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 0 0 0 0 0 0
3 MAMUJU UTARA RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 0 0 0 0 0 0
4 MAJENE RUMAH SAKIT 0 0 0 0 0 0
PUSKESMAS 0 0 0 0 0 0
5 MAMUJU RUMAH SAKIT 0 107 0 0 0 0
PUSKESMAS 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 47 47 100 0 0 0
Sumber : Laporan Dinkes 5 Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUKJUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUKSARANA
PELAYANAN
KESEHATAN
NO KABUPATEN
TABEL 28
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 POLEWALI MANDAR 16 19 9,304 1,349 14.50 1,349 100.00 8,387 548 6.53 548 100.00
2 MAMASA 15 15 3,428 262 7.64 114 43.51 1,493 6 0.40 5 83.33
3 MAMUJU UTARA 12 10 3,024 532 17.59 532 100.00 2,071 95 4.59 95 100.00
4 MAJENE 8 8 4,091 376 9.19 376 100.00 751 205 27.30 205 100.00
5 MAMUJU 15 23 8,409 1,682 20.00 302 17.95 4,915 1,529 31.11 163 10.66
28,256 4,201 14.87 2,673 63.63 17,617 2,383 13.53 1,016 42.64
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
KECAMATAN PUSKESMAS
BUMIL
RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANIKABUPATENJUMLAH
IBU HAMIL
JUMLAH
NEONATAL
BUMIL RISTI/
KOMPLIKASI
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI
NEONATAL
RISTI/KOMPLIKASI
DITANGANINO
TABEL 29
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR
JUMLAH %1 2 3 4 5 6
RUMAH SAKIT UMUM 5 5 100.00
RUMAH SAKIT JIWA - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS 2 2 100.00
PUSKESMAS 44 44 100.00
SARANA YANKES.LAINNYA 4 4 100.00
RUMAH SAKIT UMUM 2 - -
RUMAH SAKIT JIWA - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - -
PUSKESMAS 15 - -
SARANA YANKES.LAINNYA 61 - -
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.00
RUMAH SAKIT JIWA - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - - -
PUSKESMAS 9 9 100.00
SARANA YANKES.LAINNYA - - -
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.00
RUMAH SAKIT JIWA - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - - -
PUSKESMAS 8 8 100.00
SARANA YANKES.LAINNYA - - -
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100.00
RUMAH SAKIT JIWA - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - - -
PUSKESMAS 23 23 100.00
SARANA YANKES.LAINNYA 150 - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 326 98 30.06
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
5 MAMUJU
3 MAMUJU UTARA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANAKABUPATEN
4 MAJENE
TABEL 30
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
JUMLAHDITANGANI
<24 JAM%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 POLEWALI MANDAR 16 19 132 25 14 56.00
2 MAMASA 15 15 186 - - -
3 MAMUJU UTARA 12 10 63 10 9 90.00
4 MAJENE 8 8 40 17 17 100.00
5 MAMUJU 15 23 154 - - -
575 52 40 76.92
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA)
DESA/KEL TERKENA KLB
NO PUSKESMAS JUMLAH DESA/KELKABUPATEN KECAMATAN
TABEL 31
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN
SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN DESA YANG TERSERANG KLB
YANG TERSERANG
JUMLAH KECJUMLAH
DESA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Diare Berdarah 1 3 150 67 4 44.67 5.97
- -
DBD - 4 - 10 - - -
Rabies - 6 65 1 - 1.54
Diare - 3 - 53 2 - 3.77
Malaria 5 17 85,978 22 - 0.03 -
Difteri 1 1 2,432 1 - 0.04 -
AFP 1 1 1,673 55 1 3.29 1.82
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
ATTACK
RATE (%)CFR (%)
JUMLAH
PENDERITANO
5 MAMUJU
3 MAMUJU UTARA
4 MAJENE
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
JUMLAH
PENDUDUK
TERANCAM
JUMLAH
KEMATIAN
JENIS KEJADIAN LUAR
BIASAKABUPATEN
TABEL 32
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 16 19 8,459 3,241 38.31
2 MAMASA 15 15 2,685 1,639 61.04
3 MAMUJU UTARA 12 10 2,756 509 18.47
4 MAJENE 8 8 3,825 1,447 37.83
5 MAMUJU 15 23 7,646 3,117 40.77
25,371 9,953 39.23
Sumber: Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH BAYI YANG DIBERI
ASI EKSKLUSIFJUMLAH BAYIPUSKESMASNO KABUPATEN KECAMATAN
TABEL 33
1 2 3 4 5 6
1 POLEWALI MANDAR 16 19 115 87 75.65
2 MAMASA 15 15 169 83 49.11
3 MAMUJU UTARA 12 10 0 0 -
4 MAJENE 8 8 19 19 100.00
5 MAMUJU 15 23 343 15 4.37
JUMLAH (KAB/KOTA) 646 204 31.58
Sumber: Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
TAHUN 2008
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN
JUMLAH DESA/KEL
DG GARAM
BERYODIUM YG
BAIK
% DESA/KEL DG
GARAM
BERYODIUM YG
BAIK
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KEL
DISURVEI
KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TABEL 34
PELAYANAN DASAR GIGI UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)
MURID SD/MI DIPERIKSA MURID SD/MI
JUMLAH % PERLU
PERAWATAN
JUMLAH
MENDAPAT
PERAWATAN
%
MENDAPAT
PERAWATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 POLEWALI MANDAR 16 19 396 3,625 4,021 10.92 31,910 17,039 53.40 7,874 4,358 55.35
2 MAMASA 15 15 19 500 519 3.80 5,631 1,072 19.04 502 43 8.57
3 MAMUJU UTARA 12 10 198 658 856 30.09 - - - - - -
4 MAJENE 8 8 471 2,912 3,383 16.17 17,573 5,936 33.78 3,426 3,178 92.76
5 MAMUJU 15 23 30 4,223 4,253 0.71 20,005 5,654 28.26 1,922 1,727 89.85
JUMLAH (KAB/ KOTA) 1,114 11,918 13,032 9.35 75,119 29,701 39.54 13,724 9,306 67.81
Sumber: Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
PUSKESMASKABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TUMPATAN
GIGI TETAP
RASIO
TAMBAL/
CABUT
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS
JUMLAH
MURID SD
PENCABUTAN
GIGI TETAPJUMLAH
KECAMATANNO
TABEL 35
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH
SELURUH
KEGIATAN
PENYULUHAN
KELOMPOK
JUMLAH
KEGIATAN
PENYULUHAN
MASSA
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 16 19 2,071 30 2,101
2 MAMASA 15 15
3 MAMUJU UTARA 12 10 66 15 81
4 MAJENE 8 8 2,008 89 2,097
5 MAMUJU 15 23 1,541 484 2,025
SUB JUMLAH I 5,686 618 6,304
1 -
POLEWALI MANDAR
MAMASA
MAMUJU UTARA 12 11 23
MAJENE
MAMUJU
2 -
POLEWALI MANDAR
MAMASA
MAMUJU UTARA 6 1 7
MAJENE
MAMUJU
JUMLAH (KAB/KOTA) 5,686 618 6,304
Sumber : Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
PUSKESMASKECAMATAN
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Rumah Sakit
N I H I L
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
NO KABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 36
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR
ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN LAINNYA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR 16 19 371,420 - - 138,913 - 138,913 37.40
2 MAMASA 15 15 124,433 11,927 - 29,464 4,781 46,172 37.11
3 MAMUJU UTARA 12 10 103,334 2,004 - 29,785 - 29,785 28.82
4 MAJENE 8 8 148,647 14,541 - 80,403 - 94,944 63.87
5 MAMUJU 15 23 305,473 - - 123,356 - 123,356 40.38
JUMLAH (KAB/KOTA) 1,053,307 28,472 - 401,921 4,781 433,170 41.12
PERSENTASE 2.70 - 38.16 0.45 41.12
Sumber: Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR
TAHUN 2008
NO PUSKESMASJUMLAH
PENDUDUK*KABUPATEN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TABEL 37
JUMLAH %Rawat
Jalan%
Rawat
Inap% JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 POLEWALI MANDAR 16 19 138,913 39,085 28.14 19,537 14.06 74 0.053271 132 132 100.00
2 MAMASA 15 15 102,655 72,295 70.43 336,069 327.38 923 0.90 887 - -
3 MAMUJU UTARA 12 10 29,785 29,785 100.00 29,785 100.00 19 0.06379 351 351 100.00
4 MAJENE 8 8 91,041 72,991 80.17 65,279 71.70 592 0.65 272 223 81.99
5 MAMUJU 15 23 123,356 123,356 100.00 114,596 92.90 947 0.767697 58 58 100.00
JUMLAH (KAB/KOTA) 485,750 337,512 69.48 565,266 116.37 2,555 0.53 1,700 764 44.94
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN
NO KABUPATEN PUSKESMAS JUMLAH
YANG ADA
MENDAPAT YANKES
MASYARAKAT MISKIN
DICAKUP ASKESKINKECAMATAN
BAYI MASY.MISKIN
BGM MENDAPAT MP-
ASIJUMLAH BAYI
MASY.MISKIN
BGM
JUMLAH PEKERJA
FORMAL
JUMLAH YANG
DILAYANI%
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 16 19 4,982 3,753 75.33
2 MAMASA 15 15 3,097 2,378 76.78
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - -
4 MAJENE 8 8 102 102 100.00
5 MAMUJU 15 23 - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 8,181 6,233 76.19
TABEL 38
NO KABUPATEN
Sumber : Laporan Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PUSKESMAS
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 39
JUMLAHDILAYANI
KES% JUMLAH
DILAYANI
KES% JUMLAH
DILAYANI
KES%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 POLEWALI MANDAR 16 19 7,102 4,177 58.81 2,754 1,428 51.85 9,856 5,605 56.87
2 MAMASA 15 15 9,768 3,964 40.58 6,734 2,540 37.72 16,502 6,504 39.41
3 MAMUJU UTARA 4 10 - - - - - - - - -
4 MAJENE 8 8 11,595 - - 11,114 - - 22,709 11,479 50.55
5 MAMUJU 15 23 12,972 9,476 73.05 10,221 7,656 74.90 23,193 17,132 73.87
JUMLAH (KAB/KOTA) 41,437 17,617 42.52 30,823 11,624 37.71 72,260 40,720 56.35
Sumber : Data USILA Dinas Kesehatan Setiap Kabupaten
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
PRA USILA DAN USILA
PUSKESMASNO KABUPATEN
USILA (60TH+)PRA USILA (45-59 TH)
KECAMATAN
TABEL 40
WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT
JUMLAH WUS
JUMLAH YANG
DIBERI KAPSUL
YODIUM
% YANG DIBERI
KAPSUL YODIUM
1 2 3 4 5 6 7 8
1 POLEWALI MANDAR 16 19 47 91,841 31,043 33.80
2 MAMASA 15 15 - - - -
3 MAMUJU UTARA 12 10 - - - -
4 MAJENE 8 8 - - - -
5 MAMUJU 15 23 - 66,952 - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 47 158,793 31,043 19.55
Sumber: Data Puskesmas Se Propinsi Sulawesi Barat
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
NO KABUPATEN PUSKESMAS
JUMLAH
DESA/KEL
ENDEMIS
KECAMATAN
TABEL 41
JUMLAH
PENDONOR
JML SAMPEL
DARAH
DIPERIKSA
JML POSTIF
HIV/AIDS
% POSITIF HIV-
AIDS
1 2 3 4 5 6
1 KABUPATEN POLEWALI MANDAR 1,367 1,367 - -
2 KABUPATEN MAMASA - - - -
3 KABUPATEN MAMUJU UTARA - - - -
4 KABUPATEN MAJENE - - - -
5 KABUPATEN MAMUJU 379 379 - -
JUMLAH 1,746 1,746 - -
Sumber : Unit Transfusi Dara Kabupaten
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
DONOR DARAH
NO UNIT TRANSFUSI DARAH
TABEL 42
JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas 178,155 870 179,025 - -
RSUD Polman 42,161 371,420 50,258 - -
Sarana Yankes lainnya - - - - -
Puskesmas 52,655 937 53,592 16 0.03
Sarana Yankes lainnya - - - - -
Puskesmas 51,653 212 51,865 - -
Sarana Yankes lainnya - - - - -
Puskesmas 21,554 1,843 23,397 2,664 11.39
Sarana Yankes lainnya - - - - -
Puskesmas 407,528 1,303 408,831 134 0.03
RSUD Mamuju 27,522 5,405 32,927 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 781,228 381,990 799,895 2,814 0.35
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1,053,307 1,053,307
JUMLAH PELAYANAN
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 74.17 36.27
Sumber: Puskesmas, RSUD Setiap Kabupaten
5 MAMUJU
2 MAMASA
3 MAMUJU UTARA
4 MAJENE
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1 POLEWALI MANDAR
TABEL 43
JUMLAH YANG MEMILIKI % YANG MEMILIKI
LABKES4 (EMPAT)
SPESIALIS DASARLABKES
4 (EMPAT)
SPESIALIS DASAR
1 2 3 4 5 6 7 8
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 - 100.00 -
RUMAH SAKIT JIWA - - - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS 1 - - - -
PUSKESMAS 19 8 - 42.11 -
RUMAH SAKIT UMUM 2 1 - 50.00 -
RUMAH SAKIT JIWA - - - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - - - - -
PUSKESMAS 15 - - - -
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 1 100.00 -
RUMAH SAKIT JIWA - - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - - -
PUSKESMAS 1 1 100.00
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 1 100.00 -
RUMAH SAKIT JIWA - -
RUMAH SAKIT KHUSUS -
PUSKESMAS 8 8 8
RUMAH SAKIT UMUM 1 1 1 100.00 50.00
RUMAH SAKIT JIWA - - - -
RUMAH SAKIT KHUSUS - -
PUSKESMAS 23 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 21 9 - 42.86
Sumber : Puskesmas, RSUD Setiap Kabupaten
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
NO SARANA KESEHATAN JUMLAHKABUPATEN
4 MAJENE
5 MAMUJU
3 MAMUJU UTARA
TABEL 44.2
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 Amoksisilin syrup 125 mg/5 ml 7,504 8,760 116.7
2 Amoksisilin kaps 250 mg 154,635 638,000 412.6
3 Amoksisilin kaps 500 mg 181,311 477,400 263.3
4 Antalgin tab 500 mg 172,916 638,000 369.0
5 Antasida Doen tab komb 227,391 689,000 303.0
6 Asam Askorbat tab 50 mg 196,675 209,000 106.3
7 Dekstromethorphan syr 10 mg/5 ml 4,277 2,789 65.2
8 Dekstromethorphan tab 15 mg 146,547 174,000 118.7
9 Deksametason inj 5 mg/ml - 1 ml 163 3,000 1840.5
10 Garam Oralit 200 ml 22,247 20,390 91.7
11 Gliseril Guayakolat tab 100 mg 295,897 435,000 147.0
12 Griseofulvin tab 125 mg3 24,735 30,000 121.3
13 Glukosa 5 % 268 502 187.3
14 Ibuprofen tab 200 mg 26,253 43,400 165.3
15 Infuset anak 401 560 139.7
16 Infuset dewasa 472 700 148.3
17 Kloramfenicol kaps 250 mg 121,264 254,000 209.5
18 Klorpheniramin maleat ( CTM ) tab 4 mg 429,220 103,100 24.0
19 Kloroquin tab 150 mg 65,592 105,000 160.1
20 Kotrimoksasol dewasa 480 mg 125,154 366,000 292.4
21 Kaptoril tab 25 mg 58,122 204,400 351.7
22 Natrium clorida lar infuse 0,9 % 337 739 219.3
23 Paracetamol tab 500 mg 432,597 3,141,000 726.1
24 Piridoksin tab 10 mg 190,934 561,000 293.8
25 Prednison tab 5 mg 179,273 251,000 140.0
26 Pirantel Pamoat tab 125 mg 9,375 15,000 160.0
27 Ringer Lactat lar infuse 1,138 2,049 180.1
28 Tetrasiklin kaps 250 mg 175,095 123,000 70.2
29 Tablet Tambah Darah 60,259 60,475 100.4
30 Vit B Compleks Tablet 323,219 747,000 231.1
3,633,271 9,304,264 256.09
Sumber : Gudang Farmasi Kabupaten Mamasa
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2008
NO JENIS OBAT* KEBUTUHANKETERSEDIAAN
J u m l a h
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 Aminofillin Tablet 200 mg - 20 -
2 Aminofillin Hcl Tablet 25 mg 32 488 1,525.00
3 Amoksisillin Kaplet 250 mg 2,119 291 13.73
4 Amoksisillin Kaplet 500 mg 4,230 6,170 145.86
5 Antalgin Tablet 500 mg - 292 -
6 Antasida Doen Tablet 291 879 302.06
7 Antasida Syrup - 250 -
8 Anti Hemoroid Doen 330 375 113.64
9 Asam Mefenamat 980 750 76.53
10 Calsium Lactat 616 304 49.35
11 Captopril Tab 25 mg 275 299 108.73
12 Cimetidin 1,751 879 50.20
13 Clhorfeniramin Maleat 1,063 417 39.23
14 Cloroquin - 48 -
15 Cyproploxaxin Tablet 500 mg 1,336 1,365 102.17
16 Deksametason inj 5 mg / ml 0 18 -
17 Deksametason Tab 0,5 mg 578 655 113.32
18 Dekstrometorfan Syrup - 500 -
19 Dekstrometorfan Tab 15 mg 648 292 45.06
20 Diazepam Tab 2 mg 378 82 21.69
21 Diazepam inj 0 102 -
22 Difenhidramin inj 10 mg/ml - 2 ml 0 200 -
23 Digoksin Tab 0,25 mg 48 352 733.33
24 Doxysyclin tablet - 46 -
25 Efedrin HCL Tab 25 mg 313 157 50.16
26 Ergotamin Coffein - 50 -
27 Erytromicin Tablet 250 mg - 16 -
28 Efedrin (Rivanol) larutan 0.1 % 234 426 182.05
29 Etanol 70 % 219 361 164.84
30 Fenobarbital Tab 30 mg 20 170 850.00
31 Fitomenadion (V.K1) Inj 10 mg/ml 1 ml - 42 -
32 Garam Oralit untuk 200 ml air - 100 -
33 Gentamisin Salep Kulit 1,923 387 20.12
34 Gentian Violet - 500 -
35 Glibenklamid Tab 5 mg 1,477 343 23.22
36 Gliseril Guayakolat Tab 100 mg 807 293 36.31
37 Glukosa Larutan Infus 5 % Steril 4,276 1,664 38.91
38 Griseofulvin Tab 125 mg 468 232 49.57
39 H2O2 - 90 -
40 Hydrokortison 2,5 % Krim 119 219 184.03
41 Ibuprofen 400 mg 165 755 457.58
42 Kloramfenikol Kap 250 mg 550 50 9.09
43 Kloramfenikol Salep Mata 1 % 0 1200 -
44 Cloroquin tab 250 mg - 48 -
45 Cotrimoxaxol Syrup - 1,000 -
46 Kotrimoksasol tab 120 mg - 100 -
47 Kotrimoksasol tab 480 mg 5,112 13,262 259.43
48 Lidokain Kompositum Inj - 200 -
49 Lybex - 250 -
50 Lycalvit Syrup 400 250 62.50
51 Lysmin - 250 -
52 Metilergometrin Maleat tab salut 0.125 mg - 100 -
53 Metilergometrin Maleat inj 0.200 mg - 1 ml 50 150 300.00
54 Metrinidasol 840 200 23.81
55 Mikonasol Krem 2 % 2 2,002 100,100.00
56 Natrium Diklofenat Tab 50 mg 770 530 68.83
57 Natrium Klorida Lar Infus 0,9 % Steril 7,160 200 2.79
58 O B H Cairan - 1,000 -
59 Oksitetrasiklin HCL Salep mata 1% 10 170 1,700.00
TAHUN 2008
TABEL 44.4
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
NO JENIS OBAT* KEBUTUHANKETERSEDIAAN
KABUPATEN MAJENE
60 Oksitetrasiklin HCL salep Kulit 3% - 200 -
61 Oksitosin Inj 10 iu/ml - 1 ml 48 112 233.33
62 Paracetamol Syrup 120 mg/ 5 ml - 2,000 -
63 Paracetamol tab 500 mg 1,285 655 50.97
64 Pedimin Drop - 251 -
65 Pyrantel tab 125 mg 380 100 26.32
66 Piridoksin HCL Tab 10 mg 736 333 45.24
67 Povidon Iodida 10% 30 ml 368 1,492 405.43
68 Povidon Iodida 10% 100 ml 16 116 725.00
69 Prednison Tab 5 mg - 100 -
70 Propiltiourasil Tab 100 mg 95 83 87.37
71 Propanolol HCL tab HCL 40 mg 72 144 200.00
72 RL Larutan Infus Steril 4,600 3,020 65.65
73 Salbutamol Tab 2 mg 114 536 470.18
74 Salep 2 - 4 Kombinasi 82 118 143.90
75 Sianokobalamin (Vit. B12) inj. 500 mcg/ml 600 20 3.33
76 Sianokobalamin (Vit. B12) tab - 100 -
77 Tablet Tambah darah Kombinasi - 100 -
78 Tetrasiklin HCL Kapsul 250 mg 493 147 29.82
79 Tramadol - 100 -
80 Tiamin HCL (Vit. B1) Inj. 100 mg/ml - 1 ml - 112 -
81 Tiamin HCL (Vit. B1) tab. 50 mg 303 309 101.98
82 Vitamin B. Kompleks Tab 1,804 496 27.49
83 Abbocat 22 1,489 4,989 335.06
84 Abbocat 24 1,495 4,814 322.01
85 Catgut/benang bedah no.3/0 - 380 -
86 Infusion set anak 20 1,520 7,600.00
87 Infusion set dewasa 635 1,565 246.46
88 Kapas Pembalut/Absorben 250 mg 2,382 1,878 78.84
89 Kasa Pembalut hidrofil 4 m x 15 cm 200 1,320 660.00
90 Plester 5 yard x 2 inchi 192 592 308.33
91 Reagen Glukosa Darah 16 12 75.00
92 Kolesterol Total 16 10 62.50
93 Trigiserida 17 8 47.06
94 SGOT 18 6 33.33
95 SGPT 18 6 33.33
96 Bilirubin Total 15 13 86.67
97 Asam Urat 14 14 100.00
98 Ureum 12 18 150.00
99 Kreatinin 4 32 800.00
100 Strip Urinalysis HT 10A - 4 -
101 Reagen drabbkins (haemoglobin) 10 20 200.00
102 Reagen Golongan Darah - 14 -
103 Natrium Citrat 3,8 % (u/LED) - 4 -
104 Amonium Oxalat 1% (u/trombosit) - 6 -
105 Larutan Hayem (u/Eritrosit) - 4 -
106 Reagen Widal - 9 -
107 Larutan Fouchet - 6 -
108 Barium Clhorida 10% (u/Birilium manual) - 6 -
109 Spritus 18 6 33.33
110 Albhothyl 29 771 2,658.62
111 Carpulle - 100 -
112 Dentroit - 100 -
113 Etil Klorida 55 725 1,318.18
114 Devitalisasi Pasta - 50 -
115 Eugenol Cairan 8 58 725.00
116 Kalsium Hidroksida Pasta - 100 -
117 Temporary Stopping Pletcher 20 50 250.00
J u m l a h 57,269 71,695 125.19 114,538 143,390
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Majene
TABEL 44
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 Alat suntik 2,5 ml 19560 20360 104.1
2 Alat suntik sekali pakai 5 ml 5,064 11,690 230.8
3 Allopurinol tablet 100 mg 19,404 41,800 215.4
4 Aminofilin injeksi 24 mg - 51,400 0.0
5 Aminofilin tablet 200 mg 56,400 67,400 119.5
6 Amitripilin Hcl tab 25 mg 6,804 10,600 155.8
7 Amoksisilin Kap 250 mg - 192,480 0.0
8 Amoksisilin syr 125 mg/5 ml 5,772 8,360 144.8
9 Amoksisilin Kap 500 mg 1,061,004 1,130,000 106.5
10 Antalgin (Metampiron) tab 500 mg 439,200 739,300 168.3
11 Antasida tab DOEN komb 629,904 1,357,900 215.6
12 Antifungi DOEN komb 1,332 1,302 97.7
13 Antihemoroid DOEN komb 2,280 3,750 208.3
14 Antimigrain DOEN komb 5,904 11,700 198.2
15 Asam Askorbat (Vit C) 50 mg 914,004 1,313,000 143.7
16 Asam mefenamat kaplet 500 mg 124,104 71,200 57.4
17 Asam klorida 0,1 N - 15 0.0
18 Asetosal tab 500 mg 38,100 144,500 379.3
19 Basitrasin salp - 1,920
20 Catgut benang bedah 1,572 1,962 124.8
21 Captopril - 18,900 0.0
22 Ciprolaksasin tab 500 mg - 4,150 0.0
23 Dapson tab100 mg - 41,000 0.0
24 Deksamethazon inj 5 mg/ml 1,116 6,458 560.8
25 Deksamethazon tab 0,5 mg 888,000 694,000 78.2
26 Dekstromethorphan 15 mg 435,996 434,000 99.5
27 Dekstromethorphan syr 2,196 1,165 53.1
28 Diazepam inj 5 mg/ml - 1 ml 576 2,485 431.4
29 Diazepam tab 2 mg 156,000 1,137,000 728.8
30 Diazepam tab 5 mg 7,512 16,000 213.0
31 Dietilkarbamazin sitrat tab 100 mg - 164,800 0.0
32 Difenhidramin Hcl inj 10 mg/ml - 1 ml 6,024 104,935 1741.9
33 Digoksin tab 0,25 mg 2,100 216,000 10285.7
34 Dimenhidrinat tab 50 mg - - 0.0
35 Efedrin Hcl tab 25 mg 207,804 269,000 129.4
36 Ekstrak Belladon tab 10 mg 144,000 676,000 469.4
37 Epinefrin Hcl bitartrain(adrenalin)inj 0,1% 504 18,330 3636.9
38 Etakridin (Rivanol) larutan 0,1 % 564 762 135.1
39 Etanol 70 % 444 274 61.7
40 Etil klorida spray 348 101 29.0
41 Eugenol cairan 132 3,192 2418.2
42 Fenobarbital inj 50 mg/ml - 2 ml - 100 0.0
43 Fenobarbital tab 30 mg 196,596 1,050,000 534.1
44 Fenol Gliserol tetes telinga 10 % - 445 0.0
45 Fitomenadion(vit K 1 ) inj 10mg/ml - 1 ml - - 0.0
46 Fitomenadion(vit K 1) tab salut 10 mg 31,692 64,900 204.8
47 Furosemid tab 40 mg 17,364 32,500 187.2
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KABUPATEN/KOTA POLEWALI MANDAR
TAHUN 2008
NO JENIS OBAT* KEBUTUHANKETERSEDIAAN
48 Gameksan emulsi 1 % - 10 0.0
49 Garam Oralit untuk 200 ml air 65,196 104,400 160.1
50 Gentian violet larutan 1 % 840 511 60.8
51 Glass lonomer cement (gc ix) 144 27 18.8
52 Glibenklamid tab 5 mg 28,500 55,300 194.0
53 Gliseril guayakolat tab 100 mg 937,008 971,000 103.6
54 Glukosa larutan infus 5 % steril 2,604 1,800 69.1
55 Griseofulvin tab 125 mg, micronzed 168,096 113,400 67.5
56 Haloperidol tab 0,5 mg 3,900 14,500 371.8
57 Haloperidol tab 1,5 mg - 100 0.0
58 Hidroklortiazid(Hct) tab 25 mg 94,008 76,000 80.0
59 Hidrokortison krim 2,5 % 5,088 9,429 185.3
60 Ibuprofen tab 200 mg 100,008 96,000 96.0
61 Ibuprofen tab 400 mg 98,064 85,600 87.3
62 Infusion set anak 840 968 115.2
63 Infusion set dewasa 1,968 2,975 1512.0
64 Isosorbit dinitrat tab sublingual 5 mg 600 3,900 650.0
65 I o d i o l - 8,600 0.0
66 Kalium permanganat serbuk - 970 0.0
67 Kalsium hidroksida pasta - 9 0.0
68 Kalsium laktat(kalk) tab 500 mg 363,000 660,000 181.8
69 Kapas lemak - 20 0.0
70 Kapas pembalut/absorben 250 mg 324 2,214 683.3
71 Kaptropril tab 25 mg - 18,900 0.0
72 Karbamazepim tab 200 mg - 8,400 0.0
73 Kasa kompres 40/40 steril 2,784 1,233 44.3
74 Kasa pembalut 4 m x 15 cm 1,068 9,896 926.6
75 Kasa pembalut 40 yard x 80 cm 276 264 95.7
76 Kloramfenikol salep mata 1 % 468 - 0.0
77 Kloramfenikol kapsul 250 mg 121,548 51,750 42.6
78 Kloramfenikol tetes telinga 3 % 1,140 382 33.5
79 Klorfenidramin maleat(CTM) tab 4 mg 2,271,000 1,355,000 59.7
80 klorokuin fosfat tab 250 mg 43,008 215,000 499.9
81 klorpromazin HCL tab salut 25 mg 22,008 180,000 817.9
82 Kodein HCL tab 10 mg - 29,500 0.0
83 Komb Primetamin 25 mg+Sulfadoksin 500 mg 1,200 - 0.0
84 Kotrimoksasol dewasa tab 646,008 326,900 50.6
85 Kotrimoksazol pediatrik tab 93,708 126,300 134.8
86 Kotrimoksazol suspensi 5,832 3,100 53.2
87 Kuinin dihidroksida inj 25 % - 2 ml - 180 0.0
88 Kuinin sulfat tab 222 mg ( 7 H2O ) - 1,320 0.0
89 Larutan truk - 35 0.0
90 Larutan benedict - - 0.0
91 Larutan eosin 2 % - 30 0.0
92 Larutan etanol asam - 31 0.0
93 Larutan giemsa stain - 25 0.0
94 Larutan karbol fuksin - 32 0.0
95 Larutan metil biru - 35 0.0
96 Lidokain Kompositum inj 10,236 7,015 68.5
97 L i s o l 216 495 229.2
98 Mebendasol tab 100 mg 3,000 296,700 9890.0
99 Metanol - 31 0.0
100 Metilergometrin maleat inj. 0,200 mg - 1 ml 3,624 10,200 281.5
101 Metilergometrin maleat tab salut 0,125 mg 38,100 45,200 118.6
102 Metronidazol tab 250 mg 101,808 56,300 55.3
103 Mummifying pasta 12 112 933.3
104 Natrium bikarbonat tab 500 mg 7,008 158,000 2254.6
105 Natrium klorida larutan infus 0,9 % steril 228 275 120.6
106 Nistatin 100.000 iu/g tab vaginal 768 7,500 976.6
107 Nistatin 100.000 iu/g tablet 696 1,400 201.1
108 Obat batuk hitam ( OBH ) cairan 2,652 805 30.4
109 Oksitosin inj IM 50 mg/ml - 10 ml - 3,300 0.0
110 Oksitetrasiklin HCL salep 3 % 3,912 500 12.8
111 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % 1,512 - 0.0
112 Oksitosin inj 10 iu/ml - 1 ml 4,596 5,360 116.6
113 Paraformaldehid tab 1 gram - - 0.0
114 Paracetamol sirup 120 mg/5 ml 4,476 2,717 60.7
115 Parasetamol tab 100 mg 16,344 341,300 2088.2
116 Parasetamol tab 500 mg 1,480,008 958,000 64.7
117 Pirantel pamoat tab 385 mg 44,220 686,660 1552.8
118 Piridoksin HCL tab 10 mg 665,808 1,028,000 154.4
119 Pirioksikam tab 10 mg - 2,680 0.0
120 Plester 5 yard x 2 inch 564 386 68.4
121 Polikresulen 96 186 193.8
122 Prednison tab 5 mg 581,004 817,000 140.6
123 Primakuin tab 15 mg - 4,900 0.0
124 Propiltiurasil tab 100 mg 28,500 9,200 32.3
125 Propranolol Hcl tab 40 mg 11,004 24,000 218.1
126 Reserpin tab 0,25 mg 90,600 308,000 450.3
127 Retinol (vitamin A) kapsul 200.000 iu - - 0.0
128 Rivanol - 762 0.0
129 Ringer laktat cairan infus steril 5,844 5,113 87.5
130 Salbutamol tablet 2 mg 32,400 20,000 61.7
131 Salep 2-4 kombinasi 2,136 7,538 401.1
132 Salisilk bedak 2 % 2,544 1,072 42.1
133 Semen seng fosfat serbuk dan cairan - 114 0.0
134 Sianokobalamin (vit B 12) 500 mg/ml 12,900 11,300 87.6
135 Silk (benang bedah sutra) no. 3/0 720 3,633 504.6
136 Silver amalgam serbuk 65 - 75 % - 16 0.0
137 Simetidin tab 200 mg - - 0.0
138 Spons gelatin cubicles 1x1x1 cm 936 1,046 111.8
139 Sulfidimidin tab 500 mg 115,008 458,000 572.1
140 tablet tambah darah 341,400 279,000 81.7
141 Temporary stopping fletcher serbuk dan cair 48 96 200.0
142 Tetrasiklin Hcl kapsul 250 mg 148,008 414,000 279.7
143 Tetrasiklin Hcl kapsul 500 mg 49,008 0.0
144 Thiamin Hcl ( vit B 1 ) inj. 100 mg/ml - 1 ml 4,764 6,840 143.6
145 Thiamin Hcl mononitrat(vit.B 1) tab 50 mg 596,004 1,092,000 183.2
146 Triheksifenidil hidroksida tab. 2 mg 3,600 6,800 188.9
147 Turk - 35 0.0
148 Trikresol formalin (tkf) cairan - - 0.0
149 Vitamin B Compleks tab 851,004 1,015,000 142.8
150 Yodium povidon larutan 10 % 300 ml 420 409 121.2
15,777,348 23,319,513 147.8
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Polman
JUMLAH
TABEL 44
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 Albendazole tab 600 50 8.3
2 Acyclovir 200 mg tab 300 100 33.3
3 Acyclovir Cream 300 250 83.3
4 Ampicillin S.K 125 mg 1,200 1,000 83.3
5 Pehastan Tab 500 mg 1,500 300 20.0
6 Cefotaxim Injeksi 200 500 250.0
7 Ceftriaxone Injeksi 50 100 200.0
8 Dextrometorphan Syr 1,500 500 33.3
9 Alkohol 70% 400 55 13.8
10 Diphenhidramin Injeksi 100 100 100.0
11 Fitomenadion (Vit.K1) Tab 10 mg 200 50 25.0
12 Fitomenadion (Vit.K1) Inj 400 50 12.5
13 Garam Oralit untuk 200 ml air 300 50 16.7
14 Glibenklamid tab 5 mg - 100 0.0
15 Griseofulvin tab 125 mg, micronzed 600 80 13.3
16 Ibuprofen 400 mg 400 50 12.5
17 Kalsium laktat(kalk) tab 500 mg 200 50 25.0
18 Kaptopril - 700 0.0
19 Klidamisin (150 mg Tab) 100 200 200.0
20 Ketorolac Injeksi 30 ml 50 300 600.0
21 Pehatrim tab 480 mg 700 500 71.4
22 Metilprednison 4 mg 400 300 75.0
23 Na. Diklofenak 25 mg 50 300 600.0
24 Na. Diklofenak 500 mg 50 200 400.0
25 Paracetamol 500 mg 400 100 25.0
26 Paracetamol sirup 120 mg/5 ml 12,000 500 4.2
27 Pehacain Injeksi 500 500 100.0
28 Pehamoxil Tab 500 mg 1,500 7,750 516.7
29 Ranitidin 150 mg tab 900 200 22.2
30 Ranitidin Injeksi 100 200 200.0
31 Thiamin Injeksi 100 100 100.0
32 RL Larutan Injeksi 5,250 1,600 30.5
33 Glukosa larutan infus 5 % steril 1,000 2,000 200.0
34 Natrium Klorida Larutan Infus 0,9% 1,500 1,600 106.7
35 ASSP 2,5/3 ml 500 1,000 200.0
36 ASSP 5 ml 400 800 200.0
37 Catgut no. 2/0-3/0 700 400 57.1
38 Kapas pembalut/absorben 250 mg 500 600 120.0
39 Kasa Pembalut Hidrofil 4 x 3 cm 1,200 1,000 83.3
40 Kasa Pembalut Hidrofil 4 x 15 cm 800 800 100.0
41 Kapas berlemak 500 mg - 800 #DIV/0!
42 Kasa pembalut 2 m x 80 cm 700 500 71.4
43 Infuset Adult 700 7,500 1071.4
44 Infusion set pediatric 500 6,000 1200.0
45 Silk (benang bedah sutra) no. 3/0 500 300 60.0
46 Plester 5 yard x 2 inch 700 300 42.9
15,777,348 23,319,513 147.8
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Matra
JUMLAH
KABUPATEN MAMUJU UTARA
TAHUN 2008
NO JENIS OBAT* KEBUTUHANKETERSEDIAAN
TABEL 44.5
JUMLAH %1 2 3 4 5
1 Albendazol Tablet 400 mg 30 22 73.33
2 Allopurinola injeksi 100 mg 48 35 72.92
3 Aminifillin Injeksi 25 25 100.00
4 Amitriptylin Tablet 25 mg 70 70 100.00
5 Amoksisilin syrup 125 mg/5 ml 4728 0.00
6 Amoksisilin kaps 500 mg 1007 834 82.82
7 Antalgin tab 500 mg 657 633 96.35
8 Antalgin Injeksi 250 mg/ml-2 ml 7 4 57.14
9 Antasida Doen tab komb 199 173 86.93
10 Antibakteri Doen Salep Kombinasi 126 114 90.48
11 Antihermoroid Doen Suppo 10 5 50.00
12 Antifungi Doen Salep 36 30 83.33
13 Asam Askorbat tab 50 mg 250 134 53.60
14 Acyklovir tablet 200 mg 70 70 100.00
15 Acyklovir krim 5 % 450 450 100.00
16 Atropin Sulfat Injeksi 0,25 mg/l 53 53 100.00
17 Atropin Sulfat tetes mata 0,5% 4 4 100.00
18 Ambroxol tablet 129 129 100.00
19 Ambroxol Syrup 600 600 100.00
20 Asam Mefenamat 500 mg 50 50 100.00
21 Betametason Krim 0,1 % 30 11 36.67
22 Cat Gut No.2/0 - 3/Plain / Chromic 410 393 95.85
23 Ciprolaxacin 500 mg 600 547 91.17
24 Cimetidinin 200 mg 357 321 89.92
25 Captopril 25 mg 49 - 0.00
26 Deksametason tablet 0,5 mg 138 103 74.64
27 Dekstrometorfan syrup 2,180 1,675 76.83
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg 300 286 95.33
29 Diazepam Injeksi 5 mg/ml - 2 ml 32 32 100.00
30 Diazepam tablet 2 mg 40 38 95.00
31 Difenhidramin HCL Inj. 10 mg/ml 188 792 421.28
32 Digoxin tablet 0,25 mg 52 45 86.54
33 Dispossible Syringe 1 ml 415 - 0.00
34 Dispossible Syringe 2,5 ml 475 - 0.00
35 Dispossible Syringe 5 ml 212 - 0.00
36 Efedrin HCL tablet 25 mg 38 28 73.68
37 Ekstrac belladon tablet 10 mg 86 72 83.72
38 Efinefrina HCL/Bitartrat Injeksi 0,1 % 2 2 100.00
39 Etakridin (Rivanol) Larutan 0,1 % 672 632 94.05
40 Etyl Klorida Semprot 44 29 65.91
41 Eugenol Cairan 10 10 100.00
42 Fenobarbital tablet 30 mg 165 157 95.15
43 Fitomenadione injeksi 10 mg/ml 28 93 332.14
44 Garam Oralit 200 ml 7 - 0.00
45 Gentian Violet larutan 1% 700 - 0.00
46 Glibenklamida tablet 5 mg 335 318 94.93
47 Gliseril Guayakolat tab 100 mg 708 682 96.33
48 Glukosa larutan infus5 % steril 4,000 3,775 94.38
49 Griseufulvin tablet 125 mg 679 - 0.00
50 Haloperidol tablet 1,5 mg 20 17 85.00
51 Hidroklortiazide (HCT) tablet 25 % 35 24 68.57
52 Hidrokortison Krim 2,5% 21 - 0.00
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KABUPATEN MAMUJUTAHUN 2008
NO JENIS OBAT* KEBUTUHANKETERSEDIAAN
53 Ibuprofen tab 200 mg 50 20 40.00
54 Ibuprofen tab 400 mg 487 432 88.71
55 Isosorbid Dinitrat 77 20 25.97
56 Infus set dewasa 3,000 2,810 93.67
57 Infus set Anak 4,300 4,125 95.93
58 Kalsium Laktat Tablet 500 mg 221 211 95.48
59 Kapas 250 gram 2,000 21,977 1098.85
60 Kasa kompres 40/40 Steril 420 69 16.43
61 Kasa Pembalut 2 m x 80 cm 2,000 1,753 87.65
62 Kasa Pembalut 4 x 3 2,500 2,348 93.92
63 Kasa pembalut 4 x 15 1,750 1,565 89.43
64 Kloramfenikol kapsul 250 mg 433 394 90.99
65 Kloramfenikol Salep mata 1% 40 28 70.00
66 Kloramfeniramin maleat tablet 4 mg 574 544 94.77
67 Kotrimoksasol tablet 120 mg 864 791 91.55
68 Kotrimoksazol suspensi 192 10 5.21
69 Kotrimoksazol tablet 480 mg 495 423 85.45
70 Kuinin Dihidroklorida injeksi 25% 5 5 100.00
71 Lisol 324 312 96.30
72 Metilergometrin tablet 0,125 mg 74 59 79.73
73 Metilergometrin tablet 0,2 mg/ml 288 278 96.53
74 Metrinidazole 500 mg 276 249 90.22
75 Metokklopramide tablet 10 mg 446 20 4.48
76 Myconazole Salep 360 300 83.33
77 No. 18 Abbocath 1,800 1,650 91.67
78 No. 20 Abbocath 4,650 4,495 96.67
79 No. 22 Abbocath 3,550 3,395 95.63
80 No. 24 Abbocath 4,750 4,595 96.74
81 Natrium clorida lar infuse 0,9 % 4,000 3,733 93.33
82 Nistatin 100.000 IU/g Tab. Vaginal 36 - 0.00
83 Oksitetrasiklin HCL Inj. Im 50 mg / 5 ml 50 45 90.00
84 Paracetamol syrup 120 mg/5ml 3,625 2,855 78.76
85 Paracetamol tab 500 mg 653 621 95.10
86 Pirantel Pamoat tab 125 mg 200 - 0.00
87 Piridoksin tab 10 mg 566 546 96.47
88 Primakuin Tablet 5 mg 591 269 45.52
89 Primakuin Tablet 15 mg 70 - 0.00
90 Propltiourasil Tablet 100 mg 143 137 95.80
91 Propanolol HCL Tablet 40 mg 50 36 72.00
92 Papaverin HCL 40 mg 139 129 92.81
93 Piroksicam 20 mg 47 - 0.00
94 Ringer Lactat lar infuse 4,000 3,710 92.75
95 Ranitidin tablet 150 mg 10 10 100.00
96 Salbutamol 4 mg 249 211 84.74
97 Salep 2-4 35 16 45.71
98 Salisil bedak 2% 221 43 19.46
99 Sionokobalamin Injeksi 500 mcg/ml 114 54 47.37
100 Silk (Benang bedah sutera) 3/0 410 398 97.07
101 Tetrasiklin HCL kapsul 250 mg 159 141 88.68
102 Thiamin (Vit B1) Injeksi 100 mg/ml 157 148 94.27
103 Thiamin (Vit B1) tablet 50 mg 488 465 95.29
104 Vitamin B Compleks 2,600 2,573 98.96
105 Yodium Povidan Larutan 10 % 1,608 1,522 94.65
77,724 84,057 108.15
Sumber data: Dinas Kesehatan Kab. Mamuju
Jumlah
JUMLAH
DIPANTAUBER PHBS * %
1 2 2 3 4 5 6
1 POLEWALI MANDAR 16 19 34,782 16,222 46.64
2 MAMASA 15 15 23,552 6,588 27.97
3 MAMUJU UTARA 12 10 500 117 23.40
4 MAJENE 8 8 1,470 767 52.18
5 MAMUJU 15 23 2,882 1,514 52.53
JUMLAH (KAB/KOTA) 63,186 25,208 39.89
TABEL 45
NO KABUPATEN
Sumber : Laporan Bidang P2 Dinkes Setiap Kabupaten
KECAMATAN
RUMAH TANGGA
PUSKESMAS
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 46
JUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU %
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAHPOSYANDU
AKTIF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 POLEWALI MANDAR 16 19 175 235 46 - 456 38.38 51.54 10.09 100 96.27
2 MAMASA 15 15 223 56 17 - 296 75.34 18.92 5.74 - 100 5.74
3 MAMUJU UTARA 12 10 44 61 5 - 110 40.00 55.45 4.55 - 100 4.55
4 MAJENE 8 8 41 98 86 - 225 18.22 43.56 38.22 - 100 38.22
5 MAMUJU 15 23 196 136 2 - 334 58.68 40.72 0.60 100 0.60
679 586 156 - 1,421 47.78 41.24 10.98 - 100 10.98
Sumber: Data Puskesmas Setiap Kabupaten
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH (KAB/KOTA)
NO KABUPATEN PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 47
RUMAH
JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 POLEWALI MANDAR 16 19 57,653 38,865 67.41 12,738 32.77
2 MAMASA 15 15 31,943 27,745 86.86 1,475 5.32
3 MAMUJU UTARA 12 10 28,722 2,624 9.14 1,381 52.63
4 MAJENE 8 8 29,627 29,627 100.00 12,277 41.44
5 MAMUJU 15 23 34,002 16,760 49.29 7,209 43.01
JUMLAH (KAB/KOTA) 181,947 115,621 63.55 35,080 30.34
Sumber : Data Puskesmas Setiap Kabupaten
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN
PUSKESMASNO KABUPATEN KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 48
LE
DE
NG
SP
T
SG
L
PA
H
KE
MA
SA
N
LA
INN
YA
JU
ML
AH
LE
DE
NG
SP
T
SG
L
PA
H
KE
MA
SA
N
LA
INN
YA
JU
ML
AH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 POLEWALI MANDAR 16 19 77,705 19,042 24.51 1,491 - 9,403 - - 3,195 14,200 10.5 0.00 66.22 0 0 22.50 100
2 MAMASA 15 15 32,482 28,566 87.94 3,658 199 860 34 - 2,215 6,966 52.512 2.86 12.35 0.4881 0 31.80 100
3 MAMUJU UTARA 12 10 28,722 1,837 6.40 - 199 12,551 60 - 664 13,474 0 1.48 93.15 0.4453 0 4.93 100
4 MAJENE 8 8 32,349 32,349 100.00 4,022 - 10,985 - - 5,789 20,796 19.34 0.00 52.82 0 0 27.84 100
5 MAMUJU 15 23 66,424 27,886 41.98 50,583 5,476 95,352 1,045 - 130,176 282,632 17.897 1.94 33.74 0.3697 0 46.06 100
JUMLAH (KAB/KOTA) 237,682 109,680 46.15 59,754 5,874 129,151 1,139 - 142,039 337,957 17.681 1.74 38.22 0.337 0 42.03 100
Sumber: Data Puskesmas Setiap Kabupaten
PUSKESMASKECAMATAN
%
KELUARGA
DIPERIKSA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH
KELUARGA
DIPERIKSA
PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH
% AKSES AIR BERSIH
JUMLAH
KELUARGA
YANG ADA
AKSES AIR BERSIH
NO KABUPATEN
TABEL 49
JU
ML
AH
KK
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
KK
ME
MIL
IKI
JU
ML
AH
SE
HA
T
% K
K
ME
MIL
IKI
% S
EH
AT
JU
ML
AH
KK
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
KK
ME
MIL
IKI
JU
ML
AH
SE
HA
T
% K
K
ME
MIL
IKI
% S
EH
AT
JU
ML
AH
KK
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
KK
ME
MIL
IKI
JU
ML
AH
SE
HA
T
% K
K
ME
MIL
IKI
% S
EH
AT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 POLEWALI MANDAR 16 19 78,741 22,806 32,938 13,511 41.831 59.243 19,227 27,655 8,864 35.12 32.05 17,199 29,912 9,329 37.99 31.19
2 MAMASA 15 15 32,482 6,725 6,941 1,096 21.369 16.297 2,093 5,808 2,326 17.88 40.05 4,633 3,618 780 11.14 21.56
3 MAMUJU UTARA 12 10 28,722 1,837 11,581 1,097 40.321 59.717 2,228 14,168 1,445 49.33 10.20 2,136 14,910 1,204 51.91 8.08
4 MAJENE 8 8 30,556 30,556 9,820 7,776 32.138 25.448 30,556 18,729 10,251 61.29 54.73 30,556 13,851 7,235 45.33 52.23
5 MAMUJU 15 23 275,911 32,195 24,024 17,607 8.7072 54.689 32,205 1,570 900 0.57 57.32 32,215 6,580 7,595 2.38 115.43
JUMLAH (KAB/KOTA) 446,412 94,119 85,304 41,087 19.109 48.165 86,309 67,930 23,786 15.22 35.02 86,739 68,871 26,143 15.43 37.96
Sumber: Bidang Kesling Dinkes Tiap Kabupaten
NO JUMLAH KKKABUPATEN PUSKESMAS
JAMBAN
KECAMATAN
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH
TABEL 50
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
% S
EH
AT
JU
ML
AH
YG
AD
A
JU
ML
AH
DIP
ER
IKS
A
JU
ML
AH
SE
HA
T
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 POLEWALI MANDAR 16 19 15 15 11 73.33 110 93 61 65.59 125 23 8 34.78 787 643 342 53.19 1,070 774 417
2 MAMASA 15 15 3 3 3 100.00 58 34 24 70.59 27 16 11 68.75 567 135 87 64.44 655 188 125
3 MAMUJU UTARA 12 10 1 1 1 100.00 52 26 11 42.31 27 21 1 4.76 558 216 120 55.56 638 264 133
4 MAJENE 8 8 4 4 3 75.00 27 27 16 59.26 27 27 - - 728 728 277 38.05 786 786 296
5 MAMUJU 15 23 4 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 27 23 18 78.26 247 180 112 62.22 206 87 20 22.99 2,640 1,722 826 47.97 3,149 2,012 971
Sumber: Bidang Kesling Setiap Kabupaten
RESTORAN/R-MAKAN
KECAMATANKABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH TUPM
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
NO PUSKESMAS
HOTEL PASAR TUPM LAINNYA
% S
EH
AT
24
53.88
66.49
50.379
37.66
0
48.26
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH TUPM
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 POLEWALI MANDAR 16 19 106 100 94.34 197 158 80.20 250 152 60.80 121 94 77.686 13 9 69.23 621 372 59.90
2 MAMASA 15 15 35 32 91.429 64 41 64.063 83 50 60.241 48 29 60.417 - - 0 227 152 66.96
3 MAMUJU UTARA 12 10 57 57 100 79 62 78.481 189 187 98.942 109 107 98.165 10 9 90 44,400 42,200 95.05
4 MAJENE 8 8 139 139 100 387 334 86.305 281 245 87.189 132 132 100 175 175 100 1,114 1,025 92.01
5 MAMUJU 15 23 157 90 57.325 336 138 41.071 522 205 39.272 172 65 37.791 7 7 100 1,194 505 42.29
JUMLAH (KAB/KOTA) 494 418 84.615 1,063 733 68.956 1,325 839 63.321 582 427 73.368 205 200 97.561 3,593 2,617 72.84
SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAINSARANA KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
Sumber : Bidang Kesling Setiap Kabupaten
PUSKESMASKECAMATAN
TABEL 51
NO KABUPATEN
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
JUMLAH
TABEL 52
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
RUMAH/BANGUNAN
DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 POLEWALI MANDAR 16 19 49,113 26,925 54.82 20,306 75.42
2 MAMASA 15 15 28,570 8,580 30.03 7,663 89.31
3 MAMUJU UTARA 12 10 30,017 7,517 25.04 - -
4 MAJENE 8 8 32,756 12,400 37.86 11,320 91.29
5 MAMUJU 15 23 16,670 170 1.02 162 95.29
JUMLAH ( KAB/KOTA) 157,126 55,592 35.38 39,451 70.97
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
Sumber : Bidang Kesling Setiap Kabupaten
RUMAH/BANGUNAN
BEBAS JENTIKNO PUSKESMASKABUPATEN
JUMLAH
RUMAH/BANGUNAN
YANG ADA
KECAMATAN
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA
TENAGA KESEHATAN
JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
32 57.14 247 63.33 2 28.57 22 88.00 0 - 9 52.94 27 84.38 319 63.42
21 37.50 115 29.49 2 28.57 2 8.00 10 100.00 1 5.88 - - 134 26.64
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN 1 1.79 12 3.08 - - - - - - - - - - 13 2.58
DINKES KAB/KOTA 2 3.57 16 4.10 3 42.86 1 4.00 - - 7 41.18 5 15.63 37 7.36
9 60.00 134 76.14 3 27.27 12 92.31 4 66.67 9 90.00 1 8.33 172 70.78
5 33.33 33 18.75 3 27.27 1 7.69 2 33.33 - - 1 8.33 45 18.52
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - -
DINKES KAB/KOTA 1 6.67 9 5.11 5 45.45 - - - - 1 10.00 10 83.33 26 10.70
8 66.67 108 76.60 6 37.50 8 66.67 - - 4 44.44 9 34.62 143 63.56
3 25.00 25 18.75 2 18.75 2 16.67 9 100.00 1 11.57 3 11.54 46 20.44
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - -
DINKES KAB/KOTA 1 8.33 8 5.67 2 43.75 2 16.67 - - 4 53.85 14 53.85 36 16.00
21 100 187 92.51 6 83.33 8 100.00 7 100.00 19 63.16 13 69.23 261 90.04
- - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
DINKES KAB/KOTA 0 0.00 14 7.49 1 16.67 0 0.00 0 0.00 7 37 4 30.77 26 9.96
32 59.52 272 77,71 5 52.00 11 73.33 1 5.88 12 75.00 12 41.38 345 68.23
15 35.71 77 23.43 11 44.00 3 20.00 16 94.12 2 12.50 6 20.69 130 27.74
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES
SARANA KESEHATAN LAIN
DINKES KAB/KOTA 2 4.76 1 0.33 1 4.00 1 6.67 - 2 12.50 12 37.93 19 4.03
153 500 1,258 425 52 500 73 500 49 500 78 510 117 500 1,752 500 Sumber: Dinas Kesehatan, RS Umum dan Swasta, Kab
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
JUMLAH
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
3
4 MAJENE
5 MAMUJU
MAMUJU UTARA
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
3
NO MEDIS
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
SANITASI%
GIZIJUMLAH
PERAWAT & FARMASIKABUPATEN UNIT KERJA
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan
RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT
TEKNISI KESMAS
TABEL 54
TENAGA KESEHATAN
MEDISPERAWAT
& BIDANFARMASI GIZI
TEKNISI
MEDISSANITASI KESMAS JUMLAH
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11
1 POLEWALI MANDAR 32 247 2 22 - 9 27 339
2 MAMASA 9 46 1 11 6 9 2 84
3 MAMUJU UTARA 8 105 6 9 - 5 11 144
4 MAJENE 21 173 5 8 7 12 9 235
5 MAMUJU 32 272 5 11 1 12 12 345
102 843 19 61 14 47 61 1,147
1 POLEWALI MANDAR 21 120 2 2 10 1 - 156
2 MAMASA 4 18 2 1 2 - 1 28
3 MAMUJU UTARA 3 35 11 5 9 6 17 86
4 MAJENE -
5 MAMUJU 15 77 11 3 16 2 6 130
43 250 26 11 37 9 24 400
Sumber: Kepegawaian Dinkes Kabupaten
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Tek. Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapi
Prwt : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
Puskesmas
NO UNIT KERJAKABUPATEN
3
Puskesmas
Puskesmas
Puskesmas
RSUD
RSUD
RSUD
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
Puskesmas
RSUD
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
RSUD
TABEL 55
JUMLAH TENAGA MEDIS
DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI JUMLAHDOKTER
KELUARGA1 2 3 4 5 6 7
Puskesmas - 23 9 32
RSUD,dst 10 7 4 21
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 2 1 3
Puskesmas - 6 2 8
RSUD,dst - 5 - 5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 1 - 1
Puskesmas - 6 2 8
RSUD,dst - 2 1 3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 1 1 2
Puskesmas - 13 8 21
RSUD,dst - 3 1 4
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - -
Puskesmas - 23 9 13
RSUD,dst 3 10 1 14
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 13 102 39 154
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 2,524 9.68 3.70 14.62061868
MAMUJU UTARA
MAJENE
MAMUJU
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
3
NO UNIT KERJAKABUPATEN
1 POLEWALI MANDAR
2
4
5
MAMASA
Sumber: Kepegawaian 5 Dinkes
TABEL 56
TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI
APOTEKER S1 FARMASI D-III FARMASI ASS APOTEKER JUMLAH D-IV/S1 GIZI D-III GIZI D-I GIZI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Puskesmas 1 - - 1 2 5 11 6 22
RSUD,dst 1 2 - - 3 - 2 - 2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 - 1 1 5 - 3 - 3
Puskesmas - - 1 1 2 - 11 - 11
RSUD,dst - - 2 - 2 - 1 - 1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 2 2 - 5 - - - -
Puskesmas - 4 2 - 6 - 5 4 9
RSUD,dst 1 1 1 - 3 - 2 - 2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 4 1 2 8 - 3 - 3
4 Puskesmas 1 - 1 3 5 - 7 1 18
RSUD,dst
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - 1 1 - - - -
Puskesmas 5 6 2 1 14 - 10 - 6
RSUD,dst 4 1 3 3 11 - 3 - 3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 1 1 - - 2 - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 19 21 16 13 69 5 58 11 212
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 1.75 1.93 1.47 1.20 6.34 0.46 5.33 1.01 19.49
Sumber: Kepegawaian Dinkes Prov. Sulbar
MAMUJU UTARA3
MAJENE
MAMUJU5
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
NO UNIT KERJAKABUPATEN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 57
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
TENAGA KEPERAWATAN
PERAWAT BIDAN
SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN BIDAN JUMLAH1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Puskesmas 0 64 84 148 9 89 98
RSUD, dst 0 65 36 101 9 6 15
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
SARANA KESEHATAN LAIN 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 9 4 0 1 1
Puskesmas 1 16 87 104 17 13 30
RSUD, dst - 16 14 30 2 1 3
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 3 5 8 1 1
Puskesmas 1 33 41 75 5 25 30
RSUD, dst - 11 9 20 3 2 5
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - 0
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - 3 3 6 2 2 4
Puskesmas 1 69 55 125 14 34 48
RSUD, dst
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 7 4 1 12 - 2 2
Puskesmas 0 88 114 202 23 45 68
RSUD, dst 2 30 21 53 3 7 10
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0
SARANA KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 12 411 474 884 87 228 310
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 83.93 29.43
Sumber:Kepegawaian Dinkes Prov. Sulbar
MAJENE
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
MAMASA
NO UNIT KERJAKABUPATEN
POLEWALI MANDAR1
MAMUJU5
2
3
4
MAMUJU UTARA
TABEL 58
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
TENAGA KESMAS TENAGA SANITASI
SARJANA KESMAS[a] D-III KESMAS JUMLAH DIII SANITASI DI SANITASI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Puskesmas 27 0 27 2 7 9
RSUD,dst 0 0 0 1 1 2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
SARANA KESEHATAN LAIN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 17 #REF! #REF! 2 0 2
Puskesmas 2 - 2 9 - 9
RSUD,dst 1 - 1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 11 - 11 - - -
Puskesmas 10 - 10 4 1 5
RSUD,dst 3 - 3 1 - 1
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 14 - - 4 1 5
Puskesmas Mamasa 9 - 9 9 - 9
RSUD,dst
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 4 - 4 7 - 7
Puskesmas 12 - 12 9 1 10
RSUD,dst 6 - 6 1 1 2
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK #REF! #REF!
Sumber: Kepegawaian Dinkes Prov. Sulbar
Keterangan: [a]
Termasuk S2 dan S3
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
5 MAMUJU
3 MAMUJU UTARA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
KABUPATENNO UNIT KERJA
4 MAJENE
TABEL 59
TAHUN 2008
TENAGA TEKNISI MEDIS
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI FISIOTERAPIS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
Puskesmas 7 - - - 7 RSUD,dst 2 5 1 2 10 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!SARANA KESEHATAN LAIN #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!DINAS KESEHATAN KAB/KOTA #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!Puskesmas - 4 - - 4 RSUD,dst 1 - - 1 2 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - Puskesmas 1 - - - 1 RSUD,dst 3 2 - 4 9 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - -
Puskesmas 2 - - 4 6
RSUD,dst
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - -
Puskesmas - - - - -
RSUD,dst 4 5 2 5 16
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - -
SARANA KESEHATAN LAIN - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Sumber:Dinas Kesehatan Kab
5 MAMUJU
3 MAMUJU UTARA
4 MAJENE
1 POLEWALI MANDAR
2 MAMASA
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN
DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
NO KABUPATEN UNIT KERJA
TABEL 60
0
0
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
ALOKASI ANGGARAN
KESEHATAN
Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah % Rupiah %
1 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:
1 APBD KAB/KOTA 17,850,000,000 71.17 15,547,928,542 59.74 - - 27,440,650,066 7.18 34,370,211,986 74.17
2 APBD PROVINSI 2,500,000,000 6.7132116 - - - - - - - -
3 APBN :
- Dana Alokasi Khusus (DAK) 8,765,000,000 22.64 6,092,000,000 23.41 - - - 22.64 10,492,000,000 22.64
- ASKESKIN 3.19 1,194,809,000 4.59 - - 1,468,601,933 3.19 1,476,323,000 3.19
- Lain-lain (sebutkan) - - - - - - 125,500,200 0.3370038 - -
-
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
- D H S 2 2,000,000,000 5.37 - - - - - - - -
- WSLIC-2 4,500,000,000 - 3,193,240,000 12.27 - - - - - -
- Unicef 1,000,000,000 - - - - - - - - -
5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 625,000,000 1.6783029 #REF! - - - - - - -
37,240,000,000 100 #REF! #REF! - 0 29,034,752,199 100 46,338,534,986 124.43216
17,850,000,000 15,547,928,542 - 27,440,650,066 34,370,211,986
100.00 100.00 100.00 100.00
16.95
KABUPATEN MAMASA
ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
SUMBER BIAYA
KABUPATEN POLMAN KABUPATEN MAJENE KABUPATEN MAMUJU
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
TOTAL APBD KAB/KOTA
NO
KAB. MAMUJU UTARA
Sumber: Dinas Kesehatan 5 Kabupaten (2008)
TABEL 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PEMILIKAN/PENGELOLA
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 RUMAH SAKIT UMUM - - 5 - - - 5
2 RUMAH SAKIT JIWA - - - - - - -
3 RUMAH SAKIT BERSALIN - - - - - - -
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA - - - 1 - - 1
5 PUSKESMAS PERAWATAN - - 25 - - - 25
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN - - 50 - - - 50
7 PUSKESMAS KELILING - - 59 - - - 59
8 PUSKESMAS PEMBANTU - - 76 - - - 76
9 RUMAH BERSALIN - - - - - - -
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK - - - #REF! - - #REF!
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA - - - - - - -
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - - - - - 118 118
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL - - - - - - -
14 POLINDES - - 68 - - - 68
15 POSKESDES - - 85 - - - 85
16 POSYANDU - - 1,421 - - - 1,421
17 APOTEK - - 22 - - 20 42
18 TOKO OBAT - - - - 13 13
19 GFK - - 4 - - - 4
20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 1 - - - - - 1
21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL 1 - - - - - 1
Sumber: Bidang Yankes Dinkes Kab/KOTA
NO FASILITAS KESEHATAN
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
TABEL 62
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
1 2 3 4 5 6 7
1 POLEWALI MANDAR 132 27 18 20 456
2 MAMASA 186 29 7 9 282
3 MAMUJU UTARA 63 0 3 14 110
4 MAJENE 40 30 4 26 225
5 MAMUJU 154 50 54 - 334
JUMLAH (KAB/KOTA) 575 136 86 69 1,407
Sumber: Dinkes 5 Kabupaten
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
NO KECAMATAN
JUMLAH
POSYANDUDESA/ KELURAHAN DESA SIAGA POLINDESPOSKESDES
TABEL 63
JENIS PELAYANAN
UMUM/KHUSUSKELUAR
(HIDUP + MATI)
MATI
SELURUHNYA
MATI >= 48
JAM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Polman
RSU Polman Umum 130 8,097 371 96 41,386 87.2 5.1 0.7 45.8 11.9
RS Khusus TNI-AD Umum dan Khusus 15 261 4 - 614 11.2 2.4 18.6 15.3 0.0
2 Mamasa
3 Matra
RSUD Kab.Matra Umum dan Khusus 18 62 1 1 107 1.6 1.7 104.2 16.1 16.1
4 Majene
RSU MAJENE Umum dan Khusus 70 3,693 216 55 17,975 70.4 4.9 2.1 58.5 14.9
5 Mamuju Interna,Bedah,Anak 122 5,405 164 66 20,752 46.6 3.8 4.4 30.3 12.2
dan Kebidanan
355 17,518 756 218 80,834 62.4 4.6 2.8 43.2 12.4
Sumber Dinas Kesehatan 5 Kabupaten
Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta
PROVINSI SULAWESI BARAT
TAHUN 2008
JUMLAH
HARI
PERAWATAN
NDRBOR LOS TOI GDR
JUMLAH
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
NO NAMA RUMAH SAKIT[a]
JUMLAH PASIENJUMLAH
TEMPAT
TIDUR
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat
Jalan Kurungan Bassi No. 19 Mamuju
Telpon : 0426-21027 Fax 0426-22579
Website : dinkes.sulbarprov.go.id
Email : [email protected]; Facebook : Portal Dinkes Sulbar
Diterbitkan oleh :