prognosis dan edukasi

7
Prognosis Prognosis merupakan prediksi dari kemungkinan perjalanan penyakit, lama (durasi), dan hasil akhir dari penyakit berdasarkan pengetahuan tentang patogenesis dan keberadaan faktor risiko dari suatu penyakit. Prognosis diegakkan setelah dianosis dibuat dan sebelum rencana perawatan ditegakkan. Prognosis berdasarkan pada informasi yang spesifik tentang penyakit dan cara penyakit tersebut dapat dilakukan perawatan, tetapi hal ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman dokter sebelumnya terhadap hasil perawatan (sukses atau gagal) yang berhubungan dengan kasus tersebut. (Newman, dkk., 2006) Praktisi dapat menentukan kategori prognosis secara klinis sebagai berikut : a. Excellent prognosis ( prognosis sempurna) Tidak ada kehilangan tulang (bone loss), kondisi gingival yang sangat baik, pasien sangat kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan. b. Good prognosis ( prognosis bagus ) Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang yang adequat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan pemeliharaan gigi yang adequat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan, (jika ada) faktor sistemik tersebut terkontrol. c. Fair prognosis ( prognosis sedang )

Upload: almas-royhan

Post on 11-Apr-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

prognosis dan edukasi kasus kedokteran gigi anak

TRANSCRIPT

Page 1: Prognosis dan Edukasi

Prognosis

Prognosis merupakan prediksi dari kemungkinan perjalanan penyakit, lama

(durasi), dan hasil akhir dari penyakit berdasarkan pengetahuan tentang patogenesis

dan keberadaan faktor risiko dari suatu penyakit. Prognosis diegakkan setelah

dianosis dibuat dan sebelum rencana perawatan ditegakkan. Prognosis berdasarkan

pada informasi yang spesifik tentang penyakit dan cara penyakit tersebut dapat

dilakukan perawatan, tetapi hal ini dapat dipengaruhi oleh pengalaman dokter

sebelumnya terhadap hasil perawatan (sukses atau gagal) yang berhubungan dengan

kasus tersebut. (Newman, dkk., 2006)

Praktisi dapat menentukan kategori prognosis secara klinis sebagai berikut :

a. Excellent prognosis ( prognosis sempurna)

Tidak ada kehilangan tulang (bone loss), kondisi gingival yang sangat baik,

pasien sangat kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan.

b. Good prognosis ( prognosis bagus )

Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang yang

adequat, kemungkinan kontrol faktor etiologi dan pemeliharaan gigi yang

adequat, pasien kooperatif, tidak ada faktor sistemik/ lingkungan, (jika ada)

faktor sistemik tersebut terkontrol.

c. Fair prognosis ( prognosis sedang )

Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: dukungan tulang yang

sedikit adequat, beberapa gigi goyang, furcation involvolment grade I,

kemungkinan pemeliharaan yang adequat, kerja sama pasien diterima, terdapat

faktor sistemik/ lingkungan yang terbatas.

d. Poor prognosis ( prognosis jelek )

Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: kehilangan tulang yang

moderat-cepat, terdapat kegoyangan gigi, furcation involvolment grade I dan II,

kesulitan dalam pemeliharaan dan atau kerja sama pasien yang ragu-ragu,

terdapat faktor sistemik/ lingkungan.

e. Questionable prognosis ( prognosis yang dipertanyakan )

Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: Kehilangan tulang yang

cepat, furcation involvolment grade II dan III, kegoyangan gigi, daerahnya sulit

dijangkau, terdapat faktor sistemik/ lingkungan.

Page 2: Prognosis dan Edukasi

f. Hopeless prognosis ( prognosis tanpa harapan)

Apabila terjadi satu atau lebih hal-hal sebagai berikut: kehilangan tulang yang

cepat, daerahnya tidak dapat dilaukan pemeliharaan, indikai pencabutan, terdapat

faktor sistemik/ lingkungan yang tidak terkontrol.

(Newman, dkk., 2006)

Prognosis dari perawatan kasus yang telah dipaparkan adalah good prognosis

karena tidak ada faktor sistemik yang akan mengganggu jalannya perawatan dan

pasien kooperatif.

Page 3: Prognosis dan Edukasi

Edukasi

Anak pada usia lima tahun ke bawah belum dapat menjaga kebersihan mulutnya

secara benar dan efektif sehingga orang tua harus melakukan penyikatan gigi anak

tersebut hingga berumur 6 tahun kemudian mengawasi prosedur ini secara terus

menerus. Anak sebaiknya menyikat gigi tiga kali sehari segera sesudah makan dan

sebelum tidur malam. Selain itu juga dapat dilakukan pengurangan konsumsi dan

pengendaliain frekuensi asupan gula yang tinggi. Diet yang dianjurkan adalah

memakan makanan yang cukup jumlah protein dan fosfat yang dapat menambah sifat

basa dari saliva, memperbanyak makan sayuran dan buah-buhan yang berserat dan

berair sehingga dapat merangsang sekresi saliva, dan menghindari makanan manis

dan lengket (Angela, 2005).

The american academy of pediatric dentistry (AAPD) mengkategorikan karies

sebagai penyakit kronis akibat dari ketidakseimbangan beberapa faktor resiko dan

faktor proteksi dalam jangka waktu tertentu. Untuk menurunkan resiko

berkembangnya early childhood caries (ECC), AAPD merekomendasikan

pencegahan professional dirumah yang meliputi :

1. Mengurangi MS level pada keluarga untuk mengurangi transmisi bakteri

kariogenik.

2. Meminimalisir aktivitas yang melibatkan pertukaran saliva ( seperti bertukar

peralatan makan ) untuk mengurangi transmisi dari bakteri kariogenik.

3. Menjaga standar oral hygine lebih awal mulai dari erupsi gigi permanen pertama.

Menyikat gigi harus dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya minimal dua kali

dalam sehari, menggunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut dan sesuai

dengan umur anak. Untuk anak-anak dibawah 3 tahun digunakan pasta gigi

berflouride dengan ukuran “rise-sized”. Pada anak-anak 3 – 6 tahun ukuran pasta

gigi yang digunakan adalah seukuran “pea-sized”.

4. Menyediakan perawatan pelapisan fluoride secara professional untuk anak-anak

yang memiliki resiko ECC.

5. Membuat janji dengan dokter gigi untuk pemeriksaan kesehatan gigi minimal 6

bulan sekali atau kurang dari 12 bulan sejak pertama kali gigi erupsi untuk

eduskasi kepada orang tua dalam mencegah dan mengantisipasi terhadap

penyakit mulut.

Page 4: Prognosis dan Edukasi

6. Menghindari konsumsi cairan dan / atau makanan padat yang mengandung gula.

Khususnya:

• Minuman yang mengandung gula (misalnya, jus, minuman ringan, teh

manis, susu dengan tambahan gula) pada bayi botol harus dihindari.

• Balita tidak harus tidur dengan botol berisi susu atau cairan yang

mengandung gula.

• Bayi harus disapih dari botol antara 12 sampai 18 bulan.

7. Bekerja sama dengan tenaga medis untuk memastikan semua bayi dan balita

memiliki akses ke screening , konseling, dan berbagai prosedur pencegahan.

(ECC, 2014)

Page 5: Prognosis dan Edukasi

Angela, A., 2005, Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi, Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal), vol 38, no 3, hal 130-134

Newman, M.G., Takei, H.H., dan Klokkevold, P.R., 2006, Carranza's clinical periodontology, Ed.10, W.B. Saunders Co, Philadelphia, hal 475-483.

Policy on Early Childhood Caries (ECC), 2014, Classifications, Consequences, and Preventive Strategies, Jurnal The American Academy of Pediatric Dentistry, vol. 36 (6).