program diploma iv kesehatan kerja · pdf filetabel 10. hasil pengukuran tekanan darah...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN
SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI,
KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan
Hartati R.0207075
PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, .............................
Hartati
NIM. R0207075
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Hartati, R0207075, 2011. PERBEDAAN TEKANAN DARAH TENAGA KERJA SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR KEBISINGAN MELEBIHI NAB DI UNIT BOILER BATUBARA PT. INDO ACIDATAMA, Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh sehingga populasi yang menjadi subjek penelitian adalah semua anggota populasi yang berjumlah 20 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui karakteristik responden, mengukur kebisingan dan tekanan darah responden. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16.0. Hasil Penelitian : Hasil analisis dengan uji Paired T-Test, uji perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB diketahui bahwa nilai p sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05). Sedangkan uji perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB diketahui bahwa nilai p sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05). Simpulan Penelitian : Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Kata Kunci : Kebisingan, Tekanan Darah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Hartati, R0207075, 2011. THE DIFFERENCE OF WORKER’S BLOOD PRESSURE BEFORE AND AFTER EXPOSED TO NAB- EXCEEDING NOISE IN COAL BOILER UNIT IN PT. INDO ACIDATAMA, TBK. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR. Objective : To find out and to study the difference of worker’s blood pressure before and after exposed to nab- exceeding noise in Coal Boiler Unit in PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Method : This study employed an analytical observational method using cross sectional approach. The sampling technique used was non probability sampling using saturated sampling so that the population becoming the subject of research is all members of population consisting of 20 workers. The data collection was done using questionnaire to find out the characteristics of respondent, to measure noise and the respondents’ blood pressure. Technique of processing and analyzing data was done with paired T-test using SPSS version 16.0 computer program. Result : From the analysis conducted using Paired T-Test, the difference of systolic blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise, it can be found that p value of 0.000 or less than 0.05 (p ≤ 0.05). Meanwhile the systolic blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise, it can be found that p value of 0.006 or les than 0.05 (p ≤ 0.05). Conclusion : From the result of research, it can be concluded there is a significant difference of blood pressure before and after exposed to NAB-exceeding noise in Coal Boiler Unit in PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar . Keyword : Noise, Blood Pressure
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PRAKATA
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan studi Diploma IV untuk mencapai gelar Sarjana Sains Terapan. Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Periode 2011. 2. Bapak Putu Suriyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok selaku Ketua Program Diploma
IV Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Susilowati, S.Sos, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Sarsono, Drs., M.Si selaku penguji yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.
6. Ibu Lusi Ismayenti, ST., M.Kes selaku tim skripsi yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian ini.
7. Bapak Budi Mulyono selaku pimpinan PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak Ir. Edy Darmawan, MM., selaku Vice Exc. Off to Coorporate yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan penelitian.
9. Bapak Setyo Budi, selaku Safety Inspector yang telah membimbing dan mengarahkan dalam melaksanakan penelitian.
10. Bapak Purwanto, Edi Saptono, Kristanto selaku safety man yang telah meluangkan waktunya untuk mendampingi penulis dalam pengambilan data.
11. Seluruh karyawan PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan.
12. Bapak, Ibu, kakak yang telah memberikan doa, dukungan dan kasih sayang selama ini. Tidak ada kata yang bisa kuucapkan, tidak ada perbuatan yang sanggup kuberikan untuk membalas segala cinta dan pengorbanan yang telah diberikan. Mas Joko yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasinya selama ini.
13. Sahabatku Cha Rose, Necha, Dean, Deenar, Oneng, Tri Hartanto yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Semua teman-teman angkatan 2007 yang saya cintai terimakasih atas kerjasama dan dukungannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan skripsi ini. Tetapi besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Mei 2011
Hartati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iii
ABSTRAK........................................................................................................ iv
ABSTRACK..................................................................................................... v
PRAKATA........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka..................................................................... 7
1. Intensitas Kebisingan...................................................... 7
2. Tekanan Darah................................................................. 15
B. Kerangka Pemikiran................................................................ 22
C. Hipotesis.................................................................................. 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian......................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penellitian.................................................. 24
C. Populasi Penelitian................................................................... 24
D. Teknik Sampling...................................................................... 24
E. Sampel Penelitian.................................................................... 24
F. Desain Penelitian..................................................................... 25
G. Identifikasi Variabel Penelitian............................................... 25
H. Definisi Operasional Variabel Penelitian................................ 26
I. Instrumen Penelitian............................................................... 26
J. Cara Kerja Penelitian.............................................................. 29
K. Teknis Analisis Data.............................................................. 30
BAB IV. HASIL
A. Gambaran Umum Perusahaan................................................. 31
B. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................ 32
C. Kebisingan ........................................................................... 35
D. Tekanan Darah ..................................................................... 36
BAB V. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian............................................... 40
B. Analisa Univariat ................................................................. 41
C. Analisa Bivariat ................................................................... 47
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Saran ................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 54
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran ................................................................. 22
Gambar 2. Desain Penelitian ...................................................................... 25
Gambar 3. Sound Level Meter merk Rion type NA-20 ............................... 28
Gambar 4. Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN ............................ 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan ................................................... 11
Tabel 2. Standar Tekanan Darah Normal menurut Pearce ........................... 15
Tabel 3. Standar Tekanan Darah Normal menurut Sani ............................... 16
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ...................... 32
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja ............. 33
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi/IMT ...... 33
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit..... 34
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok.. 35
Tabel 9. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan........................................... 36
Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ............... 36
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
.......................................................................................................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Responden Pekerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
Lampiran 2. Hasil Pengukuran Intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara PT.
Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Intensitas Kebisingan rata-rata di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar
Lampiran 4. Hasil Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran 5. Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6. Uji Statistik Tekanan Darah Sistolik
Lampiran 7. Uji Statistik Tekanan Darah Diastolik
Lampiran 8. Dokumentasi
Lampiran 9. Hasil Uji Korelasi Variabel Pengganggu dengan Tekanan Darah
Lampiran 10. Surat Persetujuan Sampel dan Kuesioner Karakteristik Sampel
Lampiran 11. Uji Normalitas Tekanan Darah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri yang semakin pesat dewasa ini selain
memberi dampak positif berupa peningkatan taraf hidup masyarakat, juga
dapat menimbulkan berbagai permasalahan bagi para pelaku dalam sektor
industri itu sendiri maupun masyarakat pada umumnya. Manusia sebagai
tenaga kerja merupakan pelaksana diberbagai sektor industri, supaya tenaga
kerja mampu bekerja dengan produktif dan aman maka perlu pengerahan
tenaga kerja secara efektif dan efisien. Menurut teori Blum yang dikutip
oleh Budiono (2003) bahwa status kesehatan sangat dipengaruhi oleh faktor
keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan. Hal tersebut
berlaku pula pada kesehatan tenaga kerja.
Dalam setiap proses produksi tenaga kerja tidak bisa lepas dari
kebisingan baik yang berasal dari suara mesin, peralatan kerja, suara-suara
teman kerja yang dapat mengganggu kepuasan dalam bekerja. Kebisingan
diartikan sebagai semua suara atau bunyi yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada
tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Suma’mur,
2009).
Gangguan terhadap pemajanan kebisingan sangat bervariasi
tergantung dari tingkat intensitas dan karakteristik kebisingan. Dari sudut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pandang ergonomi, pengaruh pemajanan kebisingan pada intensitas yang
rendah umumnya yang berupa gangguan komunikasi, ketidaknyamanan,
dan gangguan performansi kerja. Tetapi pada pemajanan kebisingan dengan
intensitas yang lebih tinggi khususnya yang melebihi Nilai Ambang Batas
(NAB > 85 dB) dan dalam waktu yang lama dapat menurunkan fungsi
pendengaran yang bersifat sementara kemudian berlanjut permanen
(Tarwaka, 2004).
Lingkungan kerja bising perlu mendapat perhatian yang lebih
karena tenaga kerja yang terpapar bising akibat proses produksi dapat
menimbulkan gangguan kesehatan dan kenyamanan kerja. Untuk efisiensi
dan produktivitas kerja maupun untuk proteksi tenaga kerja, keseimbangan
yang optimal antara beban langsung dan beban tambahan oleh lingkungan
kerja dan kapasitas kerja perlu dicapai. Beban tambahan akibat kerja
disebabkan oleh faktor–faktor antara lain faktor fisik, faktor kimia, faktor
biologi, faktor fisiologis, faktor psikologis (Suma’mur, 2009).
Keterpaparan terhadap kebisingan yang melebihi nilai ambang
batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan
pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan
ketulian permanen. Selain itu juga menimbulkan gangguan emosional yang
memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan yang tinggi
mampu juga menimbulkan efek seperti perubahan frekuensi detak jantung,
perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Dapat juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terjadi efek psikososial dan psikomotor jika seseorang berada di lingkungan
yang bising (Harrington dan Gill, 2005).
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
merupakan perusahaan agrochemical yang mengolah tetes tebu menjadi
berbagai bahan kimia yang salah satu produk utamanya adalah ethanol.
Disetiap proses produksinya banyak menggunakan mesin-mesin yang dapat
menimbulkan kebisingan, salah satunya Boiler Batubara yang digunakan
untuk mensuplai uap ke plant. Berdasarkan pengukuran kebisingan di lima
titik dari ruang mesin boiler didapat hasil pengukuran pada titik pertama 88
dB, titik kedua 87 dB, titik ketiga 86 dB, titik keempat 89 db, titik kelima 88
dB. Dengan rata-rata intensitas kebisingannya 87,71 dB dengan perhitungan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Intensitas Bising Ruangan
Tl = 20 log P/Po
Keterangan:
TI : Intensitas kebisingan ruangan
P : Tekanan suara
Po : Tekanan suara dasar
Untuk perhitungan rata-rata kebisingan sesaat :
Leq = 10 log 1/N (n1 x 10L1/10 + n2 x 10L2/10 + n3 x 10L3/10 + n4 x10L4/10 + n5
x 10L5/10)
Keterangan:
Leq : rata-rata kebisingan yang diterima tenaga kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N : jumlah kejadian/jumlah data pengukuran
n : frekuensi kemunculan Ln
Ln : intensitas kebisingan dari hasil pengukuran
(Menteri Lingkungan Hidup, 1996).
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dB selama 8 jam kerja dalam
sehari. Sehingga Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya melebihi ambang batas.
Dari hasil pengukuran kebisingan yang melebihi NAB tersebut,
dapat berpengaruh terhadap fisiologis tenaga kerja salah satunya perubahan
tekanan darah. Dari uraian diatas penulis ingin mengkaji teori tersebut
dengan mengadakan penelitian tentang Perbedaan Tekanan Darah Tenaga
Kerja Sebelum dan Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Adakah
perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama,
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan mengkaji perbedaan tekanan darah
tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di
Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karangnayar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara PT.
Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
b. Untuk mengetahui tekanan darah tenaga kerja di Unit Boiler Batubara
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Diharapkan dapat mengkaji teori bahwa ada perbedaan tekanan
darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar.
2. Aplikatif
a. Bagi tenaga kerja
Diharapkan tenaga kerja mengetahui pengaruh kebisingan
terhadap tekanan darah, dan dengan penuh kesadaran untuk
melakukan upaya mengurangi ketidaknyamanan dan gangguan
kesehatan yang yang dialami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam kaitannya
dengan lingkungan kerja serta tindakan pengendalian, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas dan derajat kesehatan
tenaga kerja secara optimal.
c. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang kebisingan
dan tekanan darah tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Intensitas Kebisingan
a. Pengertian kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki
yang bersifat mengganggu pendengaran bahkan dapat menurunkan
daya dengar seseorang yang terpapar (Tarwaka, 2004). Sedangkan
Budiono (2003) bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan.
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran
(Kepmenaker No.Kep-51 MEN/1999). Priatna dan Utomo (2002)
mengemukakan kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki
bagi manusia. Jadi kebisingan secara umum adalah suara yang tidak
dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau
alat-alat kerja yang bersifat mengganggu pendengaran.
b. Jenis kebisingan
Jenis kebisingan menurut Suma’mur (2009):
1) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas
(Steady state, Wide band noise).
Misal: mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (Steady
state, narrow band noise).
Misal: gergaji sirkuler, katup gas.
3) Kebisingan terputus-putus (intermittent).
Misal: lalu lintas, suara kapal terbang.
4) Kebisingan impulsif (impact impulsive noise).
Misal: tembakan bedil, meriam, ledakan.
5) Kebisingan impulsif berulang.
Misal: mesin tempa, pandai besi.
Menurut Haryono dan Subaris (2007), bising diberbagai
industri dalam garis besar dapat digolongkan dalam 2 golongan, yaitu:
1) Bising-bising impulsif
Kebisingan impulsif (impact/impulse noise) adalah
kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber tunggal atau bunyi
yang pada saat tertentu terdengar secara tiba-tiba, misal
kebisingan yang ditimbulkan oleh ledakan bom, meriam.
Sedangkan impulsif berulang terjadi pada mesin produksi di
industri. Kebisingan impulsif yang berintensitas tinggi dapat
menyebabkan rusaknya alat-alat pendengaran. Kerusakan dapat
terjadi pada gendang pendengaran dan tulang-tulang halus di
telinga tengah. Getaran-getaran yang menyebabkan kerusakan ini
dapat melalui udara maupun melalui tulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Intermittent/Interutted Noise
Adalah kebisingan dimana suara mengeras dan kemudian
melemah secara perlahan-lahan. Sebagai contoh, kebisingan yang
ditimbulkan oleh kendaraan lalu lintas atau pesawat udara yang
tinggal landas.
c. Sumber kebisingan
Menurut Dirjen PPM dan PL., DEPKES & KESSOS RI.
dalam Haryono dan Subaris (2007), sumber kebisingan dibedakan
menjadi :
1) Bidang industri
Industri besar termasuk didalamnya pabrik, bengkel dan
sejenisnya. Bidang industri dapat dirasakan oleh tenaga kerja
maupun masyarakat disekitar industri.
2) Bidang rumah tangga
Umumnya disebabkan oleh alat-alat rumah tangga dan
tidak terlalu tinggi tingkat kebisingannya.
3) Bidang spesifik
Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus,
misalnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.
Bila sumber kebisingan dilihat dari sifatnya dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Sumber kebisingan statis : pabrik, mesin, tape, dan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Sumber kebisingan dinamis : mobil, pesawat terbang, kapal laut
dan lainnya (Wisnu, 1996).
Sedangkan sumber bising yang dilihat dari bentuk sumber
suara yang dikeluarkannya, ada dua macam yaitu:
1) Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu titik/bola/lingkaran.
Contoh: sumber bising dari mesin-mesin industri/mesin yang tak
bergerak.
2) Sumber bising yang berbentuk sebagai suatu garis, misalnya:
kebisingan yang timbul karena kendaraan-kendaraan yang bergerak
dijalan. (Men. KLH, 1989)
d. Nilai Ambang Batas (NAB)
Nilai ambang batas adalah standar faktor tempat kerja yang
dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. (Kepmenaker No. 51
MEN/1999). NAB kebisingan di tempat kerja adalah intensitas suara
tertinggi yang merupakan nilai rata-rata, yang masih dapat diterima
tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang
menetap untuk waktu kerja terus menerus tidak lebih dari 8 jam sehari
dan 40 jam seminggu (Budiono dkk, 2003). Nilai ambang batas yang
diperbolehkan untuk kebisingan ialah 85 dB, selama waktu pemaparan
8 jam berturut-turut (Priatna dan Utomo, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 1. Nilai Ambang Batas Kebisingan
Waktu pemajanan per hari Intensitas kebisingan dalam dBA
8 Jam
4
2
1
85
88
91
94
30 Menit
15
7,5
3,75
0,94
97
100
103
106
112
28,12 Detik
14,06
1,88
7,03
3,52
1,76
0,88
0,44
0,22
0,11
Tidak Boleh
115
118
109
121
124
127
130
133
136
139
140
(Sumber: Budiono dkk, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. Efek kebisingan terhadap kesehatan
Pengaruh pemaparan kebisingan menurut Sandes, dkk.
dalam Tarwaka (2004) secara umum dapat dikategorikan menjadi dua
berdasarkan pada tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan lama
waktu pemaparan. Pengaruh pemaparan kebisingan antara lain adalah:
1) Pengaruh kebisingan intensitas tinggi (di atas NAB) adalah
terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat
menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat permanen
atau ketulian maupun bersifat sementara, pengaruh kebisingan akan
sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-putus dan
sumbernya tidak diketahui. Secara fisiologis kebisingan dengan
intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti,
meningkatnya tekanan darah dan denyut jantung, resiko serangan
jantung meningkat, gangguan pencernaan, gangguan dalam
bekerja, peningkatan kelelahan, dan resiko masyarakat, apabila
kebisingan akibat suatu proses produksi demikian hebatnya
sehingga masyarakat sekitarnya protes menuntut agar kegiatan
tersebut dihentikan.
2) Pengaruh kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB) adalah
dapat menyebabkan stress pada karyawan yang secara spesifik
dapat mengakibatkan stress menuju keadaan cepat marah, sakit
kepala, gangguan tidur, gangguan reaksi psikomotor, kehilangan
konsentrasi, gangguan komunikasi antar lawan bicara dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
penurunan perfomansi kerja yang kesemuannya itu akan bermuara
pada kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja.
f. Pengendalian kebisingan
Kebisingan dapat dikendalikan dengan :
1) Pengendalian Secara Teknis
a) Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan bising menjadi
berkurang suara yang menimbulkan bisingnya.
b) Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap
suara.
c) Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan.
d) Substitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising.
e) Menggunakan fondasi mesin yang baik agar tidak ada
sambungan yang goyang, dan mengganti bagian-bagian logam
dengan karet.
f) Modifikasi mesin atau proses.
g) Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik sehingga
dapat mengurangi suara bising (Budiono dkk, 2003).
2) Pengendalian secara administratif:
a) Pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu (misalnya bagian
diesel).
b) Tenaga kerja di bagian tersebut hanya melihat dari ruang
berkaca yang kedap suara dan sesekali memasuki ruang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
berbising tinggi, dalam waktu yang telah ditentukan, serta
menggunakan APD (ear muff).
c) Pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada.
d) Cara ini dilakukan untuk mengurangi waktu pemajanan dan
tingkat kebisingan, sehingga suara yang diterima organ
pendengaran pekerja, masih dalam batas aman (Budiono dkk,
2003).
3) Pengendalian secara medis
Pemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat
awal masuk kerja, secara periodik, secara khusus, dan pada akhir
masa kerja (Budiono dkk, 2003).
4) Penggunaan Alat Pelindung Diri
Apabila pengendalian secara teknis dan administratif
belum dapat mereduksi tingkat dan lama kebisingan yang diterima
maka digunakan alat pelindung kebisingan yaitu ear plug atau ear
muff disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi, dan penurunan
intensitas kebisingan yang diharapkan (Budiono dkk, 2003).
2. Tekanan Darah
a. Pengertian tekanan darah
Darah termasuk golongan jaringan ikat dan merupakan media
komunikasi antar sel dari berbagai bagian tubuh dan dengan dunia luar
(Jan Tambayong dalam Tahang, 2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tekanan darah adalah tekanan yang didesakkan dengan
mensirkulasi darah pada dinding pembuluh darah (Ramadhan, 2010).
Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik
dimana denyut dapat dirasakan. Sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan di atas arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi
jantung atau denyut arteri dengan jelas dapat didengar dan titik dimana
bunyi mulai menghilang (Tahang, 2004). Perbedaan tekanan antara
sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi dan normalnya adalah 30-50
mmHg (Pearce, 2009).
b. Penggolongan tekanan darah
Tabel 2. Standar Tekanan Darah Normal
No Usia Diastole Sistole
1 Pada masa bayi 50 70-90
2 Pada masa anak 60 80-100
3 Masa remaja 60-70 90-110
4 Dewasa muda 60-70 110-125
5 Umur lebih tua 80-90 130-150
(Sumber : Pearce, 2009).
Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII dalam
Hermawati (2005) adalah sebagai berikut:
1) Tekanan darah normal: tekanan sistolik < 120 mmHg dan tekanan
diastole 80 mmHg.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Pre hipertensi: tekanan sistolik 120-139 mmHg dan tekanan diastolik
80-90 mmHg.
3) Hipertensi, ada dua macam yaitu:
a) Stadium I: tekanan sistolik 140-159 mmHg dan tekanan diastolik
90-99 mmHg.
b) Stadium II: tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 100
mmHg.
Tabel 3: Kategori Tekanan Darah
Kategori Sistolik Diastolik
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat 1 (hipertensi ringan)
Sub-group : perbatasan
140-159
140-149
90-99
90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥180 >110
Hipertensi sistolik terisolasi
Sub-group: perbatasan
≥ 140
140-149
<90
<90
(Sumber : Sani, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Tekanan darah rata-rata
Menurut Guyton dan Hall dalam Hermawati (2005) antara
tekanan sistole dan diastole ada yang dinamakan tekanan darah rata-rata,
yang angkanya lebih mendekati tekanan diastolik dari pada tekanan
sistolik. Karena tekanan sistolik lebih pendek daripada diastole. Tekanan
darah rata-rata sedikit kurang daripada nilai-nilai tengah antara tekanan
sistole dan diastole. Tekanan rata-rata menurun dengan cepat sampai
kira-kira 5 mmHg pada akhir arteriol. Besarnya penurunan tekanan
sepanjang arteriol sangat berbeda-beda tergantung apakah mereka
kontriksi/dilatasi. Besar nilai pada orang dewasa kira-kira 90 mmHg
yang sedikit lebih kecil dari rata-rata tekanan sistole 120 mmHg dan
tekanan diastole 80 mmHg. Tekanan arteri rata-rata dirumuskan sebagai
berikut :
TR = TD + 1/3 (TS - TD) mmHg
Keterangan:
TR : tekanan arteri rata-rata dengan satuan mmHg
TD : tekanan diastolik dengan satuan mmHg
TS : tekanan sistolik dengan satuan mmHg
Tekanan rata-rata inilah yang sesungguhnya menjadi pendorong
mengalir darah lebih lama terpengaruh untuk tekanan diastolik daripada
tekanan sistolik. Peningkatan atau penurunan darah rata-rata akan
mempengaruhi homeostatis dalam tubuh. Jika sirkulasi darah menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
tidak memadai lagi, maka terjadilah gangguan pada sistem transpor
oksigen, karbondioksida dan hasil metabolisme lainnya.
d. Resistensi Aliran Darah
Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh,
tetapi tidak dapat diukur secara langsung dengan cara apapun.
Sebaliknya, resistensi harus dihitung dari pengukuran aliran darah dan
perbedaan tekanan darah dua titik di dalam pembuluh.
Bila perbedaan tekanan antara dua titik adalah 1 mmHg dan
aliran darah adalah 1 ml/detik, resistensinya dikatakan sebesar 1 satuan
resistensi perifer, biasanya disingkat PRU (Peripheral Resistance Unit)
(Guyton&Hall, 2008).
Satuan fisik dasar yang disebut satuan CGS (sentimeter, gram,
detik) dipakai untuk menyatakan resistance. Resistensi untuk satuan ini
dapat dihiting dengan rumus : R = 1333݃ܪ݉݉ݔ݇݅ݐ݁݀/݈݉
Keterangan :
R : resistensi aliran darah dalam dyne detik/cm5
mmHg : menyatakan tekanan darah
ml/detik : menyatakan kecepatan aliran darah
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Menurut Parsudi dalam Subagiya (2007) tekanan darah normal
sangat bervariasi tergantung pada:
1) Olah raga terutama yang menggunakan otot lengan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2) Latihan kerja yang lama akan menurunkan tekanan sistolik yang
progresif sehingga mudah lelah.
3) Umur, semakin tua tekanan sistolik semakin tinggi biasanya
dihubungkan dengan timbulnya arteriosklerosis kira-kira
sepersepuluh dan orang tua meningkat di atas 200 mmHg.
4) Seks, pada wanita sebelum menopause 5-10 mmHg lebih rendah dari
pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya tinggi.
5) Anemia berat akan menyebabkan viskositas darah turun 1-2,5 kali
viskositas normalnya 3 kali sehingga menyebabkan meningkatkan
beban kerja jantung yang akan menaikkan tekanan arteri.
6) Emosi, takut, cemas biasanya tekanan darahnya akan naik.
7) Penyakit ginjal, penyakit hipertensi akan menyebabkan suplai
vaskuler berkurang atau berkurangnya filtrasi glomerolus yang akan
menyebabkan hipertensi.
8) Merokok, meskipun tidak terdapat hubungan merokok dalam
hipertensi namun merokok merupakan faktor risiko mayor terhadap
penyakit kardiovaskuler.
9) Minum alkohol, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan resistensi terhadap
otot anti hipertensi.
10) Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut namun secara
cepat ditoleransi oleh procesor effect.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11) Pemakaian obat-obatan tertentu seperti kontrasepsi oral dekongestan
hidung, obat anti flu karena jenis obat ini dapat meningkatkan
tekanan darah.
12) Faktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap tekanan darah
seperti suhu ruangan dan kebisingan karena dapat mempengaruhi
gangguan tidur dan efek syaraf otonom.
3. Hubungan paparan kebisingan dengan tekanan darah
Pada saat bekerja terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot
sehingga aliran darah meningkat untuk memindahkan zat–zat makanan dari
darah yang dibutuhkan jaringan otot. Semakin tinggi aktivitas maka semakin
meningkat metabolisme otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk
mensuplai kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah (Pulung
dan Setya, 2005).
Kebisingan dapat terjadi di mana-mana termasuk di tempat kerja.
Kebisingan di tempat kerja mempunyai efek terhadap pekerja. Gangguan
kesehatan merupakan salah satu efek negatif yang disebabkan oleh
kebisingan. Menurut Cohen dan Jensen dalam Kusmindari (2008) kebisingan
yang tinggi akan menimbulkan gangguan pada kardiovaskuler, alergi, sakit
tenggorokan, dan dapat meningkat tekanan darah. Terdapat perbedaan
tekanan darah antara kebisingan yang tinggi dan rendah.
Kebisingan berhubungan dengan terjadinya peningkatan tekanan
darah. Masyarakat yang terpapar kebisingan cenderung memiliki emosi yang
tidak stabil, ketidakstabilan tersebut akan mengakibatkan stress. Stress yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
cukup lama akan akan menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah
sehingga memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah
keseluruh tubuh, dalam waktu lama tekanan darah akan naik (Haryoto, 2005).
Kebisingan dapat mempengaruhi kesehatan terhadap fungsi tubuh
yang menyebabkan peningkatan tekanan darah dan peningkatan sensitivitas
tubuh seperti meningkatnya sistem kardiovaskuler dalam bentuk kenaikan
tekanan darah dan peningkatan denyut jantung (Candra, 2007).
Pada umumnya kebisingan bernada tinggi sangat mengganggu,
lebih-lebih yang terputus atau yang datangnya secara tiba-tiba (mendadak)
dan tidak terduga dapat menimbulkan reaksi fisiologis berupa peningkatan
tekanan darah ± 10 mmHg (Moeljosoedarmo, 2008).
Reaksi peningkatan tekanan darah terjadi pada permulaan pemajanan
terhadap bising, yang kemudian akan kembali kepada keadaan semula.
Apabila terpajan bising terus-menerus maka akan terjadi adaptasi sehingga
perubahan tekanan darah tersebut tidak nampak lagi (Moeljosoedarmo, 2008).
Rangsangan (stimulasi) kebisingan bermula melalui serabut saraf
yang secara tidak langsung mengenai kardiovasculer yang akan menimbulkan
konstriksi pada pembuluh darah, tekanan sistole akan meningkat dan tekanan
arteri semakin kuat. Pengaruh tersebut bersifat sementara dan sampai derajat
tertentu terjadi adaptasi dan dari proses adaptasi tersebut adalah indikasi dari
adanya perubahan tekanan darah. (Moeljosoedarmo, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Kerangka pemikiran
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis
Ada perbedaan tekanan darah tenaga kerja sebelum dan sesudah
terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
Kebisingan
Efek pada saraf otonom
Fungsi jantung (jantung kontraksi
lebih cepat)
Perubahan tekanan darah
Tekanan sistole meningkat dan tekanan arteri semakin kuat
Kontriksi pembuluh darah
Faktor internal: 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Kondisi Kesehatan
dan Riwayat Penyakit (anemia berat, penyakit ginjal, penyakit hipertensi)
4. Kondisi psikologis (emosi, cemas, takut)
5. Olah Raga 6. Merokok 7. Kafein 8. Obat-obatan 9. Latihan kerja
Faktor eksternal: 1.Tekanan panas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional
analitik. Menggunakan pendekatan cross sectional, karena variabel bebas
dan variabel terikat diobservasi hanya sekali pada saat yang sama
(Taufiqurahman, 2004).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, pada bulan Februari
2011.
C. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar yang berjumlah 20 orang.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian adalah non
probability sampling dengan pendekatan sampling jenuh yang merupakan
teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Sumardiyono, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
E. Sampel Penelitian
Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 orang yang
merupakan populasi pekerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama,
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
F. Desain Penelitian
Gambar 2. Bagan Desain Penelitian
G. Identifikasi Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebisingan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tekanan darah.
Populasi
Sampel
Sampling jenuh
Sesudah terpapar kebisingan
Sebelum terpapar kebisingan
Paired
sample t-test
Tekanan Darah sebelum terpapar
kebisingan
Tekanan Darah sesudah terpapar
kebisingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Variabel Pengganggu
1) Variabel pengganggu terkendali : umur, jenis kelamin, kondisi
kesehatan, riwayat penyakit, konsumsi kafein, kebiasaan merokok dan
konsumsi obat-obatan, tekanan panas.
2) Variabel pengganggu tidak terkendali : kondisi psikologis, olah raga.
H. Definisi Operasional Variabel
a. Variabel bebas : Kebisingan
1) Definisi
Kebisingan adalah suara yang ditimbulkan oleh mesin Boiler Batubara
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar yang
intensitasnya melebihi ambang batas sehingga mengganggu kesehatan
tenaga kerja.
2) Alat Ukur : Sound Level Meter merk Rion type Na-20
3) Satuan : decibel (dB)
4) Hasil : Kebisingan sebelum dan sesudah bekerja
5) Skala Pengukuran : Nominal
b. Variabel terikat : Tekanan Darah
1) Definisi
Tekanan darah adalah kekuatan yang diciptakan oleh jantung ketika
memompa darah menuju pembuluh arteri dan kekuatan pembuluh
arteri ketika mendesak darah ke jantung.
2) Alat Ukur : Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN
3) Satuan : mmHg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Hasil : Data hasil pengukuran tekanan darah
5) Skala Pengukuran : Rasio
I. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan peralatan untuk mendapatkan data
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peralatan yang
digunakan untuk pengambilan data beserta pendukungnya adalah:
1. Kebisingan
Untuk mengukur kebisingan digunakan alat Sound Level Meter
merk RION type NA-20
Teknik pengukurannya adalah :
a. Pasang baterai pada tempatnya
b. Putar switch ke BATT untuk mengecek kondisi baterai
c. Putar switch ke A
d. Putar FILTER-CAL-INT ke arah INT
e. Putar level switch sesuai dengan tingkat kebisingan yang terukur
f. Gunakan meter dynamic characteristic selector switch “FAST”
karena jenis kebisingannya continue.
g. Arahkan mikrofon pada sumber kebisingan
h. Jarak sound level meter dengan sumber bising adalah sesuai dengan
posisi tenaga kerja selama kerja
i. Pengukuran di lima titik, masing-masing titik diukur sebanyak 5 kali
dan diambil hasil yang paling tinggi
j. Angka skala dibaca setelah panah penunjuk dalam keadaan stabil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 3. Sound Level Meter merk RION type NA-20
2. Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah digunakan alat
Sfigmomanometer dan Stetoskop Merk ABN.
Teknik pengukurannya adalah :
a. Tenaga kerja dalam posisi duduk tegak, lengan kiri diletakkan diatas
meja
b. Lengan bagian atas dibalut dengan manset lalu digelembungkan
sampai nadi dalam lengan atas tidak terasa
c. Dicari pembuluh darah arteri yang dekat dengan lengan yang dibalut
manset dan pada pembuluh darah arteri tersebut stetoskop diletakkan
d. Tekanan udara dalam manset dikeluarkan dengan memutar katup pada
bladder dengan perlahan lalu mendengarkan suara yang dihasilkan
dari aliran darah, waktu pertama kali terdengar suara denyut itu
disebut tekanan sistolik
e. Manset terus dikempiskan secara perlahan sampai suara denyut
berhenti, inilah yang disebut tekanan diastolik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4. Sfigmomanometer dan Stetoskop merk ABN
3. Kuesioner, yaitu untuk mengetahui kesediaan tenaga kerja menjadi
responden dan mengetahui identitasnya.
4. Alat tulis, yaitu untuk mencatat hasil pengukuran.
5. Timbangan berat badan, yaitu alat untuk mengukur berat badan
seseorang.
6. Microtoice, yaitu alat untuk mengukur tinggi badan.
J. Cara Kerja Penelitian
Cara kerja penelitian meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
a. Mempersiapkan lembar isian data subjek penelitian
b. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran
c. Survei pendahuluan ke tempat penelitian untuk melihat kondisi
tempat kerja, proses kerja, kondisi tenaga kerja serta melakukan
pengukuran kebisingan dan tekanan darah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengisi lembar isian data meliputi umur, masa kerja dan tingkat
pendidikan.
b. Mengukur berat badan, tinggi badan untuk menghitung status
gizi/IMT.
c. Mengukur kebisingan dengan Sound Level Meter merk RION type
NA-20.
d. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB dengan Sfigmomanometer dan Stetoskop merk
ABN. Pengukuran sebelum terpapar kebisingan dilakukan saat
tenaga kerja sampai di tempat kerja lalu di istirahatkan ± 10 menit,
sedangkan setelah terpapar kebisingan tenaga kerja langsung
diukur tekanan darahnya sebelum berganti pakaian untuk pulang.
3. Tahap Penyelesaian
Mengumpulkan semua data, mengolah, menganalisa dan
menyimpulkan.
K. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan uji statistik Paired T-Test dengan menggunakan program komputer
SPSS versi 16.0, dengan syarat data berdistribusi normal. Normalitas data
menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Nilai signifikasi
(Asymp.sig.) apabila nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05) maka data dalam
distribusi normal (Riwidikdo, 2008).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Interpretasi hasil uji statistik Paired T-Test sebagai berikut:
a. Jika p value ≤ 0,01 maka hasil uji dinyatakan sangat signifikan.
b. Jika p value > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.
c. Jika p value > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
terletak + 15 km ke arah timur laut dari Surakarta atau 110 Km sebelah
selatan ibu kota Jawa Tengah Semarang tepatnya di Desa Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar. Dari segi ekonomi, lokasi PT. Indo Acidatama,
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar cukup mudah mendapatkan bahan
baku yang berupa tetes tebu (molasses) yang diperoleh dari pabrik gula di
sekitarnya.
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar mulai
beroperasi tahun 1989 dengan peralatan yang serba modern dan canggih,
sehingga mampu mengolah tetes tebu (molasses) sebagai hasil samping
pabrik gula menjadi produk-produk kimia yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi. Produk utama yang dihasilkan di PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri,
Kebakkramat, Karanganyar antara lain Ethanol 96,0%, Acetic Acid 99,80%,
dan Ethyl Acetate 100%. Kadar tersebut merupakan kadar minimal yang
diproduksi, sedangkan produk yang keluar kadarnya disesuaikan dengan
permintaan konsumen.
Penelitian ini dilaksanakan di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Pada unit ini terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ruang operator yang kedap suara dan ruang mesin yang kurang kedap
terhadap kebisingan karena ruang Boiler ini selain menghasilkan kebisingan
dari mesin Boiler sendiri juga lokasinya tidak jauh dari ruang mesin Boiler
Biogas dan ruang mesin Compressor yang mana mesin tersebut menimbulkan
kebisingan yang melebihi nilai ambang batas (NAB). Mesin Boiler ini
bertugas mensuplai uap ke plant untuk proses produksi dan juga untuk
menggerakkan alat-alat dalam proses produksi. Di PT. Indo Acidatama, Tbk.
Kemiri, Kebakkamat, Karanganyar terdapat 2 buah Boiler Batubara yaitu
Alstom dan Basuki.
B. Karakteristik Subjek Penelitian
1. Umur
Distribusi responden berdasarkan umur tenaga kerja di Unit
Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar, tahun 2011 dapat digambarkan pada tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 34-39 4 20
2 40-45 8 40
3 46-52 8 40
Total Rata-rata = 43,75 20 100
Sumber : Data primer tahun 2011
Berdasarkan tabel 4 diperoleh umur responden yang terendah
adalah 34 tahun dan tertinggi adalah 52 tahun, rata-rata umur tenaga kerja
43,75 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Masa Kerja
Masa kerja karyawan di Unit Boiler Batubara lebih dari 10 tahun,
adapun distribusi frekuensi masa kerja responden di Unit Boiler Batubara
PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar tahun 2011
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Responden
No Masa Kerja
(tahun) Frekuensi Persentase (%)
1 11-15 4 20
2 16-20 9 45
3 21-24 7 35
Total Rata-rata = 19 20 100
Sumber : Data primer tahun 2011
Berdasarkan tabel 5 diperoleh masa kerja responden terendah
adalah 11 tahun dan tertinggi 24 tahun, rata-rata masa kerja responden
adalah 19 tahun.
3. Status gizi/IMT
Hasil perhitungan status gizi/IMT terhadap 20 responden di unit
boiler batubara diperoleh sebaran status gizi/IMT sebagai berikut :
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi/IMT
No IMT Frekuensi Persentase (%)
1 < 18,5 0 0
2 18,5 – 22,9 7 30
3 23 – 27,4 13 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 27,5 > 0 0
Total Rata-rata = 23,46 20 100
Sumber : Data primer tahun 2011
Dari hasil pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) diperoleh IMT
terendah 19,31 dan IMT tertinggi 27,34 dengan rata-rata IMT responden
23,46.
4. Kondisi Kesehatan
Dari hasil pengisian kuesioner tenaga kerja yang menjadi sampel
penelitian dalam kondisi sehat. Hal ini ditandai dengan tidak adanya
tenaga kerja yang sedang mengkonsumsi obat-obatan yang dapat
menaikkan tekanan darah seperti obat flu.
5. Riwayat Penyakit
Dari hasil pengisian kuesioner diketahui tenaga kerja yang
menjadi sampel penelitian ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi
dan hipotensi. Adapun distribusi frekuensi untuk riwayat penyakit sebagai
berikut :
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Riwayat Penyakit
No Riwayat penyakit Frekuensi Presentase
(%)
1 Hipertensi 1 5
2 Hipotensi 4 20
3 Tidak ada riwayat penyakit 15 75
Total 20 100
Sumber : Data primer tahun 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasil pendataan riwayat penyakit diketahui 1 responden (5%)
memiliki riwayat penyakit hipertensi, 4 responden (20%) memiliki riwayat
penyakit hipotensi, dan 25 responden (75%) tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi maupun hipotensi.
6. Kebiasaan Merokok
Dari hasil pengisian kuesioner diketahui tenaga kerja ada yang
memiliki kebiasaaan merokok, adapun distribusi frekuensinya sebagai
berikut :
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok
No Kebiasaan Merokok Frekuensi Presentase (%)
1 Perokok 8 40
2 Bukan Perokok 12 60
Total 20 100
Sumber : Data primer tahun 2011
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui 8 responden (40%) memiliki
kebiasaan merokok dan 12 responden (60%) tidak memilki kebiasaan
merokok.
C. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan Tempat Kerja
Berdasarkan pengukuran intensitas kebisingan dengan alat Sound
Level Meter pada tempat kerja dilakukan di 5 titik pengukuran di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
diperoleh hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 9. Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan
Titik
pengukuran
Intensitas
kebisingan
(dB)
NAB (dB) Batas NAB
1 88 85 >NAB
2 87 85 >NAB
3 86 85 >NAB
4 89 85 >NAB
5 88 85 >NAB
Rata-rata 87,71
Sumber : Data primer tahun 2011
Dari tabel 9 dapat diketahui bahwa intensitas kebisingan terendah
adalah 86 dB, intensitas kebisingan tertinggi adalah 89 dB dan rata-rata
intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara adalah 87,71 dB
D. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja
Sebanyak 20 sampel penelitian di Unit Boiler Batubara dilakukan
pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB. Untuk lebih jelas hasil pengukuran tekanan darah dapat dilihat pada
tabel 10 sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Pengukuran Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan
Sesudah Terpapar Kebisingan Melebihi NAB
Nama Subjek
Penelitian
Tekanan Darah Sistolik Diastolik
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah A 95 110 75 80 B 122 140 90 95 C 120 145 80 94 D 110 126 75 70 E 100 115 70 80
bersambung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
F 120 110 80 80 G 110 120 80 85 H 110 125 80 90 I 110 120 80 80 J 125 130 80 85 K 100 110 70 80 L 120 140 90 100 M 120 130 80 100 N 120 120 80 80 O 125 120 80 80 P 110 125 80 90 Q 125 130 90 90 R 120 110 80 80 S 125 130 79 70 T 140 150 90 95
Jumlah 2327 2506 1609 1704 Rata-rata 116,3 125,3 80,4 85,2
Sumber : Data primer tahun 2011
Dari hasil pengukuran tekanan darah subjek penelitian di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar
diperoleh rata-rata tekanan darah sistolik sebelum terpapar kebisingan
melebihi NAB 116,3 mmHg sedangkan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB adalah 125,3 mmHg. Selisih sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB sebesar 9 mmHg, sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik
sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 80,4 mmHg sedangkan
sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 85,2 mmHg. Selisih
sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB 4,8 mmHg.
Distribusi frekuensi perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB pada subjek
penelitian dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini.
sambungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Perubahan Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Responden
Tekanan Darah
Perubahan Tekanan Darah Meningkat Menurun Tetap
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Sistolik 16 80 % 3 15 % 1 5 %
Diastolik 12 60 % 2 10 % 6 30 % Sumber : Data primer tahun 2011
Dari hasil pengukuran tekanan darah sistolik menunjukkan bahwa
dari ke 20 subjek penelitian di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama,
Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar terdapat 16 orang (80%) mengalami
peningkatan, 3 orang (15%) mengalami penurunan, dan 1 orang (5%) tekanan
darah sistoliknya tetap. Sedangkan untuk tekanan darah diastolik
menunjukkan bahwa terdapat 12 orang (60%) mengalami peningkatan, 2
orang (10%) mengalami penurunan, dan 6 orang tekanan diastoliknya tetap.
Dari hasil tersebut di atas, untuk normalitas data tekanan darah
digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test dengan hasil normalitas data tekanan
sistolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,224 dan
nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,788. Sedangkan
tekanan diastolik nilai p sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB adalah
0,025 dan nilai p sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB adalah 0,269.
Hasil ini menunjukkan bahwa data tersebut berdistribusi normal karena nilai p
> 0,05.
Hasil uji statistik tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p
sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah
sistolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
Hasil uji statistik tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan melebihi NAB dengan Paired T-Test diketahui bahwa nilai p
sebesar 0,006 atau kurang dari 0,05 (p ≤ 0,05), maka Ho ditolak. Hasil ini juga
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah
diastolik sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
Keseluruhan tenaga kerja di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar berjumlah 20 orang,
kemudian digunakan teknik sampling non probability dengan pendekatan
sampling jenuh maka seluruh tenaga kerja dijadikan sampel penelitian.
Kemudian dilakukan penyebaran kuesioner untuk mengetahui identitas
tenaga kerja yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi
badan, status gizi, pendidikan, masa kerja, kondisi kesehatan dan riwayat
penyakit.
Dalam penelitian ini subjek penelitian berumur antara 34 – 50
tahun, menurut Buckman dan Westcott (2010) tekanan darah mulai
meningkat pada umur sekitar 35 tahun. Seluruh sampel dalam penelitian ini
adalah laki-laki. Kondisi kesehatan yang baik, dari hasil pengisian
kuesioner tenaga kerja berada dalam kondisi sehat dan tidak sedang
mengkonsumsi obat-obatan, menurut Depkes RI (2003) seseorang yang
mengkonsumsi obat-obatan seperti oral dekongestan hidung, obat-obat
hidung, obat supresi nafsu makan dapat meningkatkan tekanan darah.
Masa kerja minimal 11 tahun dan maksimal 24 tahun, gangguan
akibat bising akan mudah dialami oleh tenaga kerja yang bekerja dengan
masa yang lebih lama, karena semakin lama tenaga kerja bekerja pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bagian dengan tingkat kebisingan yang tinggi, maka semakin tinggi resiko
terpapar oleh kebisingan (Tarwaka, 2004). Status gizi sampel penelitian
berkisar antara 19,31 - 27,34 yang termasuk dalam kategori status gizi
normal dan overweight. Status gizi dalam kategori obesitas disebabkan
jaringan lemak yang jumlahnya berlebihan, jaringan ini meningkatkan
kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen secara menyeluruh sehingga
curah jantung bertambah untuk memenuhi kebutuhan metabolik yang lebih
tinggi, berat badan semakin tinggi akan mempunyai kecenderungan tekanan
darahnya semakin tinggi juga (Basha dalam Rusli, 2009).
B. Analisis Univariat
Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan sebaran
dari hasil penelitian yang diperoleh secara kuantitatif dengan menggunakan
daftar distribusi dan dibuat presentase.
1. Umur
Seluruh populasi yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini yang berumur 34 – 39 tahun sebanyak 4 orang tenaga
kerja dengan presentase 20 %, yang berumur 40 – 45 tahun sebanyak 8
orang tenaga kerja dengan presentase 40 %, sedangkan yang berumur
46 – 52 sebanyak 8 orang tenaga kerja dengan frekuensi 40 %.
Menurut Vitahealth (2006) tekanan darah akan cenderung
tinggi bersama dengan peningkatan usia. Umumnya sistolik akan
meningkat sejalan dengan peningkatan usia, sedangkan diastolik akan
meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sehingga dapat diketahui bahwa umur sampel penelitian masih dalam
keadaan normal untuk peningkatan dan penurunan tekanan darah.
2. Masa Kerja
Dari hasil penelitian masa kerja responden antara 11 – 15
tahun sebanyak 4 orang tenaga kerja dengan presentase 20 %, masa
kerja 16 – 20 tahun sebanyak 9 orang tenaga kerja dengan presentase 45
%, sedangkan masa kerja 21 – 24 tahun sebanyak 7 orang tenaga kerja
dengan presentase 3%.
Gangguan akibat bising akan mudah dialami oleh tenaga kerja
yang bekerja dengan masa yang lebih lama, karena semakin lama
tenaga kerja bekerja pada bagian dengan tingkat kebisingan yang tinggi,
maka semakin tinggi resiko terpapar oleh kebisingan (Tarwaka, 2004).
Sehingga masa kerja responden berpengaruh terhadap tekanan darah.
3. Status Gizi/IMT
Dalam penelitian ini status gizi/IMT subjek penelitian berkisar
antara 19,31 - 27,34 dengan rata-rata 23,46.
Indeks Massa Tubuh yang kurang dari 18,5 termasuk dalam
kategori kurus, untuk IMT antara 18,5 - 22,9 termasuk dalam kategori
normal, untuk IMT 23,0 - 27,4 termasuk dalam kategori over weight
dan untuk IMT lebih dari 27,5 termasuk dalam kategori obesitas.
Dari kategori IMT di atas dapat diketahui bahwa status
gizi/IMT 20 subjek penelitian 7 orang tenaga kerja termasuk dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kategori normal, sedangkan 23 orang tenaga kerja termasuk dalam
kategori over weight.
Menurut Buckman dan Westcott status gizi (obesitas) akan
menambah beban kerja jantung sehingga terjadi peningkatan tekanan
darah. Subjek penelitian dalam penelitian ini mempunyai status gizi
atau indeks massa tubuh yang normal dan over weight, sehingga dapat
dikatakan bahwa status gizi/IMT subjek penelitian tidak mempengaruhi
tekanan darah.
4. Jenis kelamin
Dalam penelitian ini semua tenaga kerja yang menjadi sampel
penelitian adalah laki-laki. Karena populasi di Unit Boiler Batubara
semua berjenis kelamin laki-laki.
5. Keadaan fisik
Kondisi kesehatan tenaga kerja di Unit Boiler Batubara dalam
keadaan sehat. Tenaga kerja yang menjadi sampel penelitian dinyatakan
sehat diperoleh dengan pengisian kuesioner dan wawancara langsung
dengan tenaga kerja. Untuk mengetahui riwayat penyakit tenaga kerja
juga diketahui dari pengisian kuesioner.
Menurut Budiono (2003) pengertian sehat senantiasa
digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental, dan sosial seseorang
yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan
juga menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan
dan pekerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6. Kebisingan
Kebisingan di Unit Boiler Batubara termasuk jenis kebisingan
kontinyu dengan spektrum frekuensi luas yang dihasilkan oleh mesin
boiler merk alstom dan basuki. Dari hasil pengukuran kebisingan di
ruang Boiler Batubara didapatkan hasil pengukuran intensitas
kebisingan terendah 86 dB dan intensitas kebisingan tertinggi 89 dB.
Rata-rata intensitas kebisingan di ruang mesin Boiler Batubara adalah
87,71 dB, jadi intensitas kebisingan di Unit Boiler Batubara termasuk
dalam range 85 dB - 88 dB.
Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja menyebutkan bahwa intensitas kebisingan 85 dB selama 8 jam
kerja dalam sehari. Sehingga di Unit Boiler Batubara PT. Indo
Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar intensitasnya
melebihi ambang batas. Dengan intensitas kebisingan yang melebihi
ambang batas tersebut maka tenaga kerja hanya diperkenankan 4 jam
berada di tempat kerja, tetapi kenyataan sebagian besar tenaga kerja
lebih banyak berada di ruang mesin Boiler Batubara dan di bagian luar
ruang mesin Boiler Batubara daripada di ruang operator yang kedap
suara. Tetapi untuk operator mesin Boiler Batubara lebih banyak berada
di ruang kedap suara tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tenaga kerja dapat bekerja di tempat bising dengan waktu
pemaparan 8 jam/hari harus dengan memakai alat pelindung telinga
yaitu ear plug atau ear muff. Dengan memakai ear plug saja tenaga
kerja dapat mengurangi paparan bising yang diterima sehingga dapat
meminimalkan pengaruh kebisingan yang ditimbulkan dari mesin
Boiler Batubara. Tetapi kenyataan di lapangan tenaga kerja tidak
memakai ear plug, hal ini dikarenakan tenaga kerja merasa tidak
nyaman dalam bekerja jika harus memakai ear plug.
7. Tekanan darah
Tekanan darah dapar diukur dengan beberapa metode salah
satunya dengan metode auskultatori yaitu dengan menggunakan sebuah
Stetoskop dan Sphygmomanometer (Ramadhan, 2010). Pengukuran
tekanan darah dilakukan sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tekanan
darah tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi
NAB.
Pengukuran tekanan darah sistolik dari 20 subjek penelitian, 16
subjek penelitian (80%) mengalami peningkatan dan 3 subjek penelitian
(15%) mengalami penurunan, dan 1 subjek penelitian (5%) tekanan
darah sistoliknya tetap. Pengukuran tekanan darah diastolik dari 20
subjek penelitian, 12 subjek penelitian (60%) mengalami peningkatan
dan 2 subjek penelitian (10%) mengalami penurunan, dan 6 subjek
penelitian tekanan diastoliknya tetap (30%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan ada yang meningkat, menurun, dan stabil. Tekanan darah
yang meningkat disebabkan intesitas kebisingannya masih tinggi yang
akan meningkatkan tekanan darah pada tenaga kerja, hal tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Melamed dalam Vano (2010)
bahwa kebisingan yang melebihi ambang batas memiliki pengaruh
terhadap fisiologi (detak jantung) dan akan menaikan tekanan darah
seseorang. Selain itu peningkatan tekanan darah terjadi karena jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada
setiap detiknya dan arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku
sehingga tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut (Aditama, 2005).
Untuk subjek penelitian yang mengalami penurunan tekanan
darah sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB disebabkan paparan
bising yang tinggi mempengaruhi kerja jantung tenaga kerja sehingga
akan menurunkan tekanan darah. Hal tersebut sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Aditama (2005) bahwa tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil karena aktivitas jantung untuk memompa darah
berkurang, arteri mengalami pelebaran dan banyak cairan keluar dari
sirkulasi. Sedangkan hasil pengukuran tekanan darah yang tidak
mengalami perubahan, hal ini disebabkan tenaga kerja terpapar
kebisingan dalam waktu yang lama sudah mampu beradaptasi dengan
kondisi yang ada di unit boiler batubara sehingga kebisingan yang di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hasilkan oleh mesin boiler batubara tidak begitu berdampak pada tenaga
kerja. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Moeljosoedarmo (2008) apabila terus-menerus terpajan bising, maka
akan terjadi adaptasi sehingga perubahan efek fisiologis itu tidak
tampak lagi.
C. Analisis Bivariat
Hasil uji statistik dengan uji Paired T-Test menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik dan diastolik
sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB.
Hal tersebut dapat diketahui dari uji Paired T-Test yang telah
dilakukan dengan program SPSS versi 16.0 dengan hasil t hitung – 4,228
untuk tekanan sistolik dan – 3,129 untuk tekanan diastolik. Dimana dengan
hasil negatif (-) menunjukkan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum
terpapar kebisingan lebih kecil daripada setelah terpapar kebisingan. Dan
besar nilai p = 0,000 untuk tekanan sistolik dan p = 0,006 untuk tekanan
diastolik, dimana nilai tersebut ( p ≤ 0,05) maka ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB baik tekanan sistolik maupun diastoliknya.
Tenaga kerja sebelum terpapar kebisingan melebihi NAB tekanan
darahnya lebih rendah daripada setelah terpapar kebisingan melebihi NAB
yang tekanan darahnya cenderung meningkat. Hasil uji dinyatakan
signifikan, berdasarkan analisis data diketahui bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
melebihi NAB. Adapun penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi
dalam hasil penelitian ini adalah Haryo Nugroho (2004) yang menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan
sesudah terpapar bising. Hal serupa juga dilakukan oleh Endah Sri Lestari
(1997), Rizka Meilinasari Nuzla (2005), dan Indra (2006) bahwa ada
perbedaan yang bermakna tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar
kebisingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari analisis dengan uji statistik Paired T-Test nilai p sebesar 0,000
untuk tekanan darah sistolik. Dengan nilai p sebesar 0,000 berarti p ≤
0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sistolik tenaga kerja
sebelum dan sesudah terpapar kebisingan melebihi NAB di Unit Boiler
Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk. Kemiri, Kebakkramat,
Karanganyar.
2. Besar nilai p untuk tekanan darah diastolik adalah 0,006. Dengan nilai p
0,006 berarti p ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara tekanan
darah diastolik tenaga kerja sebelum dan sesudah terpapar kebisingan
melebihi NAB di Unit Boiler Batubara PT. Indo Acidatama, Tbk.
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar.
B. Saran
1. Seharusnya perusahaan meningkatkan budaya pemakaian ear plug di
lingkungan kerja yang bising.
2. Seharusnya tenaga kerja diberikan sanksi yang tegas apabila tidak
memakai alat pelindung diri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Seharusnya perusahaan memberikan penyuluhan kepada tenaga kerja
tentang dampak kebisingan terhadap kesehatan agar selama bekerja
selalu memakai alat pelindung telinga dan selalu menjaga
kesehatannya.
4. Bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengendalikan status gizi tenaga
kerja karena dalam penelitian ini status gizi tenaga kerja belum bisa
dikendalikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Aditama Tj.Y. 2005. Mayo Clinic Hipertensi. PT. Duta Prima. Jakarta: UI Press.
Babba J. 2007. Hubungan antara Intensitas Kebisingan di Lingkungan Kerja dengan Peningkatan Tekanan Darah pada Karyawan PT Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Semarang, Universitas Diponegoro Semarang. Tesis.
Buckman R., Westcoot P. 2010. Apa yang Seharusnya Anda Ketahui tentang
Tekanan darah Tinggi. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. pp:20-23 Budiono S, Jusuf, dan Pusparini A. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK,
Higiene Perusahaan Ergonomi, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja. Semarang: Universitas Diponegoro. pp:32-34
Candra B. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit EGC. Jakarta. Depkes RI. 2003. Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Depkes RI:
Pusat Kesehatan Kerja. Guyton, Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. p: 173 Haryono, Subaris H. 2007. Hygene Lingkungan Kerja. Jogjakarta: Mitra Cendekia
Press. Haryoto. 2005. Hipertensi Akibat Bising.
http://hipertensi.blogspot.com/2005/11/01/archive.html. (23 Maret 2011) Harrington, Gill F.S. 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta: EGC. Hermawati E. 2006. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja pada Intensitas
Kebisingan yang Berbeda di PT. Purinusa Eka Persada Semarang. Semarang, Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Indra. 2006. Perbedaan Tekanan Darah dan Denyut Nadi Sebelum dan Sesudah
Terpapar Kebisingan di Bagian Sand Blasting PT. Sai Apparel Industries Semarang. Semarang, Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Kusmindari D. 2008. Pengaruh intensitas kebisingan pada proses sugu dan
proses ampelas terhadap tekanan darah tenaga kerja di bengkel kayu x. Jurnal imiah TEKNO. 5:87-96. (5 Maret 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lestari E.S. Studi tentang Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Bekerja di Ruang Penenunan pada Intensitas Kebisingan Di Atas Nilai Ambang Batas di Perusahaan Tekstil Sandratex Semarang. Semarang, Universitas Diponegoro Semarang. Tesis.
Moeljosoedarmo S. 2008. Higene Industri. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
p:340 Notoadmodjo S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. pp:112-113 Nugroho H. 2004. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terpapar
Bising pada Tenaag Kerja Bagian Weaving (Loom) di PT. Primissima Medari Sleman. Semarang, Universitas Negeri Semarang. Skripsi.
Nuzla R.M. 2005. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga Kerja Sebelum dan
Sesudah Pemaparan Bising di Depo Lok SMC PT. Kereta Api (Persero) Daop IV Semarang. Semarang, Universitas Diponegoro Semarang. Tesis.
Pearce E.C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama. pp: 169-171. Priatna B.L., Utomo A.A. 2002. Green Company Pedoman Pengelolaan
Lingkungan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LK3), Jakarta: PT Astra International Tbk.
Pulung dan Setya I.P. 2005. Efek fisiologis pada pekerja sebelum dan sesudah
bekerja di lingkungan kerja panas. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2:163-172. (1 Maret 2011)
Ramadhan A.J. 2010. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan
Pembuluh Darah. Jogjakarta: DIVA Press. pp:31-33 Riwidikdo H. 2008. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. pp:55-
60 Rusli M. 2009. Perubahan Tekanan Darah Masyarakat yang Tinggal di pinggiran
Rel Kereta Api Lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai. Sumatra Utara, Universitas Sumatra Utara. Tesis.
Sani A. 2008. Clinical Practice Pocket Book Cardiovascular Disease Series.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2:9. (26 Februari 2011) Subagiyo E. 2007. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terpapar
Panas Pada Pekerja Bagian Moulding Perum perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Skripsi. Semarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: VC Alfabeta. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung
Agung. pp: 118-119 Sumardiyono. 2010. Biostatistik Penelitian Bidang Hiperkes. Surakarta: UNS
Press. pp: 39-46 Tahang A.S. 2004. Profil tekanan darah P.G Krebet Malang terhadap kebisingan
di tempat kerja dan beberapa faktor yang diduga berperan. Jurnal Saint dan Teknologi. 2:1-3. (26 Februari 2011)
Tarwaka, Bakri S, Sudiajeng L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas. Surakarta: UNIBA PRESS. pp: 41-42 Taufiqurahman A, M. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu
Kesehatan, Jakarta: CSGF. p:71 Vano. 2010. Kebisingan dan Kesehatan.
http://vano2000.wordpress.com/2010/10/09/181/. ( 23 Maret 2011)
Vitahelth. 2006. Hipertensi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.