program insentif untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan
DESCRIPTION
aplikasi dari teori psikologi dalam akuntansi manajemenTRANSCRIPT
![Page 1: Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082319/54e0d77c4a795937758b49e9/html5/thumbnails/1.jpg)
Makalah Seminar Akuntansi
nivers
itas Hasanuddin a
nApril
2013
Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan
![Page 2: Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082319/54e0d77c4a795937758b49e9/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepuasan kerja mempunyai peranan penting terhadap prestasi kerja
karyawan, ketika seorang karyawan merasakan kepuasan dalam bekerja maka
karyawan tersebut akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap
kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan tugasnya, yang akhirnya akan
menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan. Kepuasan
kerja mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas organisasi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kepuasan dapat dirumuskan sebagai respon umum pekerja berupa
perilaku yang ditampilkan oleh karyawan sebagai hasil persepsi mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Seorang pekerja yang masuk dan
bergabung dalam suatu organisasi mempunyai seperangkat keinginan,
kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu dan membentuk
suatu harapan yang diharapkan dapat dipenuhi di tempatnya bekerja. Kepuasan
kerja ini akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan
kenyataan yang didapatkan ditempat bekerja.
Salah satu hal yang bisa menjadi strategi pengembangan untuk
memberikan kepuasan kerja bagi karyawan adalah upaya apresiasi terhadap
hasil kerja dari karyawan. Apresiasi dibutuhkan untuk lebih memotivasi seorang
karyawan terhadap cara kerjanya di perusahaan. Apresiasi yang baik diberikan
kepada mereka yang memang memiliki dedikasi yang baik pada perusahaan,
mampu menyumbangkan ide dan gagasan yang baik serta memiliki loyalitas
terhadap perusahaan. Sementara punishment diberikan guna membuat
karyawan tersadar dari kelalaian atau kesalahan kerjanya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana program
pemberian insentif yang dilakukan oleh perusahaan dapat memberikan kepuasan
kerja bagi karyawan sehingga meningkatkan produktivitas perusahaan.
![Page 3: Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082319/54e0d77c4a795937758b49e9/html5/thumbnails/3.jpg)
PEMBAHASAN
Kinerja perusahaan diharapkan meningkat seiring dengan meningkatnya
kinerja karyawan. Konsep ini menjadi pedoman bagi sebagian besar perusahaan
untuk berlomba-lomba menentukan metode yang paling efektif dalam menilai
kinerja karyawannya. Salah satu alat yang masih dianggap efektif dalam
meningkatkan kinerja organisasi adalah sistem kompensasi, baik langsung
maupun tidak langsung. Hal ini mencerminkan bahwa suatu organisasi akan
memiliki kinerja baik, apabila (salah satunya) sistem kompensasi yang sesuai
dengan harapan sumberdaya manusia di dalamnya. Kompensasi yang diberikan
kepada karyawan dapat berbeda baik dari bentuknya, jumlahnya, serta
mekanismenya.
System kompensasi yang ditetapkan perusahaan bertujuan untuk
mencapai beberapa hal, di antaranya agar kompensasi dapat menarik calon-
calon karyawan yang berkualitas. Semakin banyaknya pelamar yang mendaftar,
akan memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk mengadakan seleksi
yang lebih ketat, sehingga hanya karyawan yang paling memenuhi syaratlah
yang diterima. Bekerjanya karyawan yang berkualitas ini, pada dasarnya
organisasi telah menarik seorang karyawan yang berpotensi untuk memiliki
produktivitas tinggi, yakni kemungkinan untuk mampu menghasilkan kinerja yang
tinggi dibandingkan pelamar lain yang tidak diterima. Dengan sedikitnya jumlah
karyawan yang diterima ini secara langsung organisasi telah menekan sedikit
total biaya organisasi yang diperuntukkan bagi karyawannya.
Selain itu, system kompensasi juga untuk mempertahankan karyawan
yang ada sekarang. Jika sistem kompensasi yang diterapkan kurang kompetitif,
maka banyak karyawan yang memiliki kompetensi tinggi (potensial) akan keluar
untuk mencari pekerjaan lain yang memberikan kompensasi yang lebih baik.
Oleh karena itu, sistem kompensasi yang baik akan membantu manajemen untuk
memberikan kebijakan terhadap struktur penggajian yang setara/sesuai (equity)
dan penyediaan manfaat yang menarik, sehingga karyawan tidak tertarik untuk
keluar.
![Page 4: Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082319/54e0d77c4a795937758b49e9/html5/thumbnails/4.jpg)
Kompensasi diberlakukan perusahaan dengan memberikan insentif
kepada karyawannya. Hal ini mampu memotivasi karyawan dalam meningkatkan
kualitas kerjanya (kinerja). Pemberian insentif ini merupakan suatu bentuk
penghargaan (reward) atas prestasinya, dan dengan insentif ini diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas. Pemberian insentif memungkinkan antar karyawan
untuk saling berlomba untuk meraih level yang sama dengan rekan lainnya
dalam pencapaian produktivitas, sehingga secara keseluruhan akan
menyebabkan kenaikan produktivitas organisasi.
Umumnya, para karyawan mengharapkan bahwa kinerja mereka akan
berhubungan atau berkorelasi dengan imbalan yang diperoleh dari organisasi.
Pengharapan-pengharapan tersebut kemudian akan menentukan tujuan dan
tingkatan kinerja di masa yang akan datang. Selanjutnya, para karyawan yang
mencapai level kinerja yang diinginkan mengharapkan level kompensasi tertentu.
Kemudian, pihak manajemen mengevaluasi dan memberikan imbalan terhadap
pencapaian level kinerja dan level kompensasi tersebut.
Pada langkah selanjutnya, para pegawai atau karyawan
mempertimbangkan hubungan antara kinerja yang telah diberikan kepada
organisasi dengan imbalan yang diterima, dan kesetaraan akan hubungan
tersebut. Sebagai langkah terakhir dari proses ini, karyawan perlu menentukan
tujuan-tujuan dan pengharapan berdasarkan pengalaman sebelumnya di dalam
organisasi. Apabila karyawan melihat bahwa kerja keras dan kinerja yang unggul
diakui dan diberikan imbalan oleh organisasi, mereka akan mengharapkan
hubungan seperti itu berlanjut di masa depan. Dengan demikian, para karyawan
akan menentukan level kinerja yang lebih tinggi mengharapkan level kompensasi
yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila karyawan memperkirakan hubungan yang
lemah antara kinerja dan imbalan maka mereka mungkin akan menentukan
tujuan-tujuan minimal untuk mempertahankan kinerja mereka, tetapi tidak melihat
perlunya untuk menonjol dalam posisi-posisi mereka.
![Page 5: Program Insentif untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Karyawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082319/54e0d77c4a795937758b49e9/html5/thumbnails/5.jpg)
PENUTUP
Masalah kompensasi selalu mendapat perhatian besar dari setiap
karyawan. Hal ini disebabkan karena kompensasi merupakan sumber
pendapatan, merupakan penerimaan yang diperoleh karena pendidikan dan
keterampilan yang dimilikinya, menunjukkan kontribusi kerja mereka, dan
merupakan salah satu elemen kepuasan kerja. Kepuasan terhadap kompensasi
yang diterima dari seorang karyawan merupakan elemen utama terciptanya
kepuasan kerja karyawan tersebut. Artinya, semakin puas seorang karyawan
terhadap kompensasi yang diterimanya, maka akan semakin puas karyawan
tersebut terhadap pekerjaannya, begitu pula sebaliknya. Sedangkan elemen
utama yang akan mempengaruhi kepuasan karyawan terhadap kompensasi
yang diterimanya adalah keadilan yang dirasakannya terhadap kompensasi yang
diterimanya tersebut.
Suatu organisasi menarik dan mempertahankan karyawannya hanya
dengan satu tujuan yaitu mencapai tujuan organisasi melalui prestasi kerja para
karyawan tersebut. Oleh karena itu sistem kompensasi harus didisain untuk
menghargai perilaku karyawan yang memberi kontribusi terhadap pencapaian
tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
________. 2009. Sikap Pekerja dan Kepuasan Kerja. http://ninda-
psikologi.blogspot.com/2009/12/sikap-pekerja-dan-kepuasan-kerja.html
(diakses pada 15 April 2013)
Dewi, Susanti. 2013. Aspek Kunci dalam Strategi Pengembangan SDM.
http://www.hrcentro.com/artikel/Aspek_Kunci_dalam_Strategi_Pengembangan
_SDM_130205.html (diakses pada 15 April 2013)