program studi diii keperawatan politeknik …
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT
PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA
KALIREJO KECAMATAN BANGIL
KABUPATEN PASURUAN
Oleh :
M. ZAINUL ABIDIN
NIM.1801073
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KERTA CENDEKIA SIDOARJO
2021
ii
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT
PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA
KALIREJO KECAMATAN BANGIL
KABUPATEN PASURUAN
Sebagai Prasyarat untuk Memperoleh Gelar
Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep)
Di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Oleh :
M. ZAINUL ABIDIN
NIM.1801073
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN POLITEKNIK
KESEHATAN KERTACENDEKIA SIDOARJO
2021
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : M. Zainul Abidin
NIM : 1801073
Tempat,TanggalLahir : Pasuruan, 25 Mei1999
Institusi : Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.A DENGAN NYERI AKUT
PADA DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI DI DESA KALIREJO
KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN” adalah bukan
Karya Tulis Ilmiah orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.
Pasuruan, 24 Mei 2021
Yang menyatakan,
Pembimbing 1
Mengetahui,
M. Zainul Abidin
NIM. 1801073
Pembimbing 2
Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS
NIDN. 0708078606
Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes
NIDN. 3428098001
iv
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
Nama : M. Zainul Abidin
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa
Medis Hipertensi Di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
tanggal : 24 Mei 2021
Oleh :
Pembimbing 1
Pembimbing 2
Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS
NIDN. 0708078606
Erik Kusuma, S. Kep.Ns, M. Kes
NIDN. 3428098001
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Agus Sulistyowati, S. Kep., M. Kes
NIDN. 0703087801
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah di uji dan di setujui oleh Tim Penguji pada sidang Karya Tulis Ilmiah di
Program Studi DIII Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
Tanggal : 24 Mei 2021
TIM PENGUJI
Tanda Tangan
Ketua : Ns. Kusuma Wijaya Ridi Putra, S.Kep.,MNS .............................
Anggota :
1. Ns. Faida Annisa, S. Kep., MNS .............................
2. Ns. Erik Kusuma, S. Kep.,M.Kes .............................
Mengetahui,
Direktur
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo
Agus Sulistyowati, S.Kep., M.Kes
NIDN. 070308780
vi
MOTTO
Dua musuh terbesar kesuksesan adalah penundaan dan alasan.
-Jaya Setiabudi-
Musuh yang Paling Berbahaya di atas Dunia Ini Adalah Penakut dan Bimbang.
Teman yang Paling Setia, Hanyalah Keberanian dan Keyakinan yang Teguh.
-Andrew Jackson-
Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses. Tuhan hanya menyuruh kita berjuang
tanpa henti.
-Emha Ainun Nadjib-
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Alhamdulillah Hirobbilalamin saya ucapkan kepada Allah S.W.T karena atas
ijinNya tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas akhir ini saya persembahkan kepada :
Untuk Ayah, ibu, dan kakak saya ucapkan banyak terima kasih karena selama ini
telah memberi dukungan, do’a, dan semangat. Semoga Allah S.W.T memberi
saya kesempatan untuk membahagiakan kalian kelak.
Untuk bapak dan ibu dosen terutama ibu Agus Sulistyowati, S.Kep, M.Kes, ibu
Erik Kusuma, S. Kep. Ns., M. Kes., Ibu Faida Annisa, S.Kep.Ns., MNS dan ibu
Ayu Dewi Nastiti, S. Kep. Ns. M. Kep. Terima kasih saya ucapkan atas ilmu,
bimbingan dan pelajaran hidup yang telah diberikan kepada saya tanpa bapak dan
ibu dosen semua ini tidak akan berarti.
Untuk sahabat saya (mega silfia, natasya, syrah nabawiyah, syakira, ika septi,
candra setiawan, zainul akbar,jihan, lubi, yoga, dicky akbar,rizky p, anton,
mustofal dan ismail) terima kasih karena hingga saat ini tetap mensupport dan
saling memberi semangat. Semoga kebersamaan tetap terjalin erat.
Untuk teman seperjuangan saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu saya
ucapkan terima kasih, atas kebersamaan selama ini. Ada suka dan duka yang kita
lewati. Tetapi tak apa semua itu untuk pendewasaan kita masing-masing. Semoga
kita dapat meraih kesusksesan sesuai yang harapan kita. Aamii
viii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillaah kami panjatkan kehadirat Allaah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan
Proposal karya tulis ilmiah dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Ny.A
Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di Desa Kalirejo Kabupaten
Pasuruan” ini dengan tepat waktu sebagai persyaratan akademik dalam
menyelesaikan Program D3 Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Agus Sulstyowati, S. Kep., M. Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan
Kerta Cendekia Sidoarjo yang telahmengesahkan.
2. Ns. Faida Annisa, S.Kep., MNS selaku pembimbing I yang selalu bijaksana
memberikan bimbingan, mencurahkan perhatian, doa dan nasihat serta yang
selalu meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiahini.
3. Ns. Erik Kusuma, S. Kep., M. Kes selaku pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan, nasihat serta waktunya selama penulisan Karya Tulis
Ilmiahini.
4. Para sahabat yang telah mendukung untuk terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah
ini dengan tepat waktu, teman-teman seperjuangan yang telah menemani
selama saya menempuh pendidikan di Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia
Sidoarjo.
5. Pihak-pihak yang turut berjasa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang
tidak bisa disebutkan satupersatu.
Penulis sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum mencapai kesempurnaan,
sebagai bekal perbaikan, penulis akan berterimakasih apabila para pembaca
berkenan memberikan masukan, baik dalam bentuk kritikan maupun saran demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
ix
Penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi teman
sejawat.
Pasuruan,24 Mei 2021
Penulis.
M. Zainul Abidin
NIM.1801073
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan ..........................................................................................................1
Sampul Depan Persyaratan Gelar............................................................................ ii
Surat Pernyataan..................................................................................................... iii
Lembar Persetujun Karya Tulis Ilmiah iv
Halaman Pengesahan ...............................................................................................v
Motto ...................................................................................................................... vi
Lembar Persembahan ............................................................................................ vii
Kata Pengantar ..................................................................................................... viii
Daftar Isi...................................................................................................................x
Daftar Tabel .......................................................................................................... xii
aftar Gambar......................................................................................................... xiii
Daftar Lampiran ................................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 LatarBelakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Umum................................................................................................. 3
1.3.2 Tujuan khusus................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................................. 4
1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................................. 4
1.5 Metode Penulisan......................................................................................... 5
1.5.1 Metode ............................................................................................................. 5
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 5
1.5.3 SumberData .................................................................................................... 5
1.5.4 Studi kepustakaan .......................................................................................... 6
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................................. 6
1.6.1 Bagian awal .................................................................................................... 6
1.6.2 Bagian inti ....................................................................................................... 6
1.6.3 Bagian akhir .................................................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................8
2.1 Konsep Hipertensi ....................................................................................... 8
2.1.1 Definisi Hipertensi ......................................................................................... 8
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi .................................................................................... 8
2.1.3 Etiologi ............................................................................................................ 9
2.1.4 Patofisiologi .................................................................................................... 10
2.1.5 Pathway Hipertensi ........................................................................................ 13
2.1.6 Penatalaksanaan ............................................................................................. 14
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 17
2.1.8 Komplikasi ...................................................................................................... 17
2.1.9 Skala Nyeri ..................................................................................................... 19
2.1.10Definisi Lansia ............................................................................................... 21
2.1.11Tipe-Tipe Batas Umur Lanjut Usia ............................................................. 21
2.1.12Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia ................................................... 22
xi
2.1.13Karakteristik Lansia ...................................................................................... 23
2.2 Konsep Nyeri Akut ...................................................................................... 23
2.2.1 Definisi ............................................................................................................ 23
2.2.2 Tanda dan gejala nyeri akut .......................................................................... 24
2.2.3 Penyebab nyeri akut....................................................................................... 24
2.2.4 Kondisi Klinis................................................................................................. 25
2.2.5 Manajemen nyeri ........................................................................................... 25
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 27
2.3.1 Pengkajian ....................................................................................................... 27
2.3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 37
2.3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................................. 40
2.3.4 Implementasi .................................................................................................. 44
2.3.5 Evaluasi ........................................................................................................... 44
2.4 Konsep Masalah........................................................................................... 45
BAB 4 TINJAUAN KASUS.................................................................................46
3.1.1 Identitas ........................................................................................................... 46
3.1.2 Struktur keluarga ............................................................................................ 47
3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi ..................................................... 47
3.1.4 Riwayat Kesehatan ........................................................................................ 47
3.1.5 Riwayat Tempat Tinggal............................................................................... 49
3.1.6 Rekreasi ........................................................................................................... 49
3.1.7 Pola Fungsi Kesehatan .................................................................................. 50
3.1.8 Pemeriksaan fisik ........................................................................................... 51
3.1.9 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial . 53
3.2 Analisa Data................................................................................................. 58
3.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 60
3.4 Intervensi Keperawatan ............................................................................... 61
3.5 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 63
3.6 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 65
BAB 4 PEMBAHASAN .......................................................................................67
4.1 Pengkajian.................................................................................................... 67
4.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 68
4.3 Intervensi Keperawatan ............................................................................... 69
4.4 Implementasi Keperawatan ......................................................................... 70
4.5 Evaluasi Keperawatan ................................................................................. 71
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................73
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 73
5.2 Saran ............................................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................76
LAMPIRAN .........................................................................................................78
xii
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Tabel Hal
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi......................................................
9
Tabel 2.2 Pengkajian Status Fungsional (Index Katz)..................... 33
Tabel 2.3 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)...... 35
Tabel 2.4 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi ).................. 37
Tabel 2.5 APGAR Keluarga............................................................ 38
Tabel 2.6 Intervensi Berdasarkan SDKI, SLKI, Dan SIKI PPNI.... 40
Tabel 3.1 Struktur Keluarga............................................................. 47
Tabel 3.2 Pengkajian Index Katz..................................................... 53
Tabel 3.3 Short Portable Mental Status Quesioner (Spmsq)........... 55
Tabel 3.4 Geriatric Depression Scale Skala Depresi...................... 56
Tabel 3.5 Pengkajian Apgar Keluarga............................................. 57
Tabel 3.6 Analisa Data..................................................................... 58
Tabel 3.7 Daftar Diagnosis Keperawatan........................................ 60
Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan................................................... 61
Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan............................................. 63
Tabel 3.10 Evaluasi Keperawatan..................................................... 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Gambar Hal
Gambar 2.1
Pathway Hipertensi......................................................
13
Gambar 2.2 Skala Nyeri................................................................... 33
Gambar 2.3 Konsep Masalah............................................................ 45
Gambar 3.1 Genogram ..................................................................... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Judul Lampiran Hal
Lampiran 1
Lembar Permohonan Izin Penelitian .............................
78
Lampiran 2 Lembar Informed Consent ............................................. 79
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 1)........... 80
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Bimbingan (Pembimbing 2)............ 81
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Lansia merupakan usia yang berisiko tinggi terhadap penyakit - penyakit
degeneratif, seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, diabetes melitus,
gout (rematik) dan kanker. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia
adalah hipertensi (Ridwan, 2009). Pada orang lanjut usia, penyebab
hipertensidisebabkan elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadikaku, perubahankemampuan jantung memompa darah, kehilangan
elastisitaspembuluh darah dan meningkatnya resistensi pembuluhh darah perifer
(Aspiani, 2014). Umur insidenhipertensi meningkat seiring dengan pertambahan
umur (Oktora, 2005 dalam Rohimah dan Kurniasih, (2013).Orang dengan
tekanandarah tinggi sering melaporkan adanya nyeri kepala terutama di bagian
belakang kepala pada pagi hari serta pusing (Williams, 2005 dalam Dune, 2013).
Keluhanini dapat menimbulkan masalah keperawatan nyeriakut. Nyeri akut
merupa kan pengalaman sensori dan emosi yang tidakmenyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual (Wilkinson & Ahern, 2011).
Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015, sebanyak 1,13
miliar orang di dunia menderita hipertensi dan sepertiga penduduk Indonesia
menderita hipertensi. Diperkirakan pada tahun 2025 angka penderita hipertensi
bisa mencapai 1,5 miliar orang. Sedangkan menurut Riskesdas tahun 2018 di
Indonesia penderita hipertensi mencapai 34,1 persen orang. Di provinsi Jawa
Timur angka hipertensi pada tahun 2020 mencapai 8,01 persen. Prevalensi
tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan
2
laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%)
dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin meningkat seiring
dengan pertambahan umur (Kemenkes RI, 2019). Teknik studi pendahuluan
terhadap 25 orang lansia di Desa Kalirejo Kabupaten Bangil, didapatkan hasil 16
orang lansia yang mengalami hipertensi.
Setelah usia 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
tiap tahun sehingga menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume. Elastisitas
pembuluh darah menghilang karena terjadi kurangnya efektifitas pumbuluh darah
perifer untuk oksigenasi. Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi
pumbuluh darah terletak dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jelas saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke
kordaspinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
implus yang bergetar ke bawa melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini neouron pre-ganglion ke pumbuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pumbuluh darah. Berbagai
faktor, seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pumbuluh
darah terhadap rangsangan vasokonstriktor. Pasien dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut dapat terjadi (Aspiani, 2014). Gejala yang sering muncul pada hipertensi
salah satunyaadalah nyeri kepala. Nyeri kepala yang diderita oleh pasien
hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami penurunan dan
peningkatan spasme pembuluh darah (Setyawan & Kusuma, 2014). Perubahan
struktur dalamarteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan penyumbatan
3
pembuluhh darah. Bila pembuluhh darah menyempit maka aliran arteri akan
terganggu (Price danWilson, 2006) dalam (Setyawan & Kusuma, 2014). Hal
tersebut mengakibatkan spasme pada pembuluhh darah (arteri) dan penurunan O2
(oksigen) yang akanberujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur di
kepala atau leher (Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012) dalam (Setyawan &
Kusuma,2014).
Intervensi yang dapat dilakukkan untuk mengatasi nyeri dapat berupa
relaksasi napas dalam dan terapi masase. Relaksasi merupakan teknik
pengendoran atau pelepasan ketegangan serta dapat menurunkan intensitas nyeri
(Smeltzer & Bare, 2002 dalam Rahayuningrum,2016). Selain itu untuk
mengurangi nyeri pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan
mempertahankan bed rest selama fase akut, memberikan tindakan kenyamanan
untuk mengurangi sakit kepala seperti masase punggung dan leher,kompres
hangat di dahi atau leher (Udjianti, 2013).
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis ingin meneliti tentang Asuhan
Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di
Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten
Pasuruan.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan Asuhan Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut
4
Pada Diagnosa Medis Hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten
Pasuruan.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mendeskripsikan pengkajian pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa
medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.
1.3.2.2 Mendeskripsikan diagnosa keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut
pada diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil
Kabupaten Pasuruan.
1.3.2.3 Mendeskripsikan intervensi keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut
pada diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil
Kabupaten Pasuruan.
1.3.2.4 Mendeskripsikan implementasi pada pada Ny.A dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten
Pasuruan.
1.3.2.5 Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada
diagnosa medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten
Pasuruan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Meningkatkan ilmu pengetahuan keperawatan terkait dengan asuhan
keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa medis hipertensi
di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan
5
kualitas asuhan keperawatan pada Ny.A dengan nyeri akut pada diagnosa
medis hipertensi di Desa Kalirejo Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.
1.5 Metode Penulisan
1.5.1 Metode
Metode deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa
atau gejala yang terjadi pada waktu sekarang yang meliputi studi kepustakaan
yang mempelajari, mengumpulkan, membahas data dengan studi pendekatan
proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
1.5.2 Teknik Pengumpulan Data
1.5.2.1 Wawancara
Data diambil / diperoleh melalui percakapan baik dengan klien dan
keluarga.
1.5.2.2 Observasi
Data yang diambil melalui pengamatan kepada klien .
1.5.2.3 Pemeriksaan
Meliputi pemeriksaan fisik dan laboratorium yang dapat menunjang
menegakkan diagnosa dan penanganan selanjutnya.
1.5.3 SumberData
1.5.3.1 Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari klien .
1.5.3.2 Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari keluarga atau orang
terdekat klien, catatan medic perawat, hasil-hasil pemeriksaan dan tim
6
kesehatanlain.
1.5.4 Studi kepustakaan
Studi kepustakaan yaitu mempelajari buku sumber yang berhubungan
dengan judul studi kasus dan masalah yang dibahas.
1.6 Sistematika Penulisan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1.6.1 Bagian awal
Memuat halaman judul, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto dan
persembahan, kata pengantar, daftarisi.
1.6.2 Bagian inti
Terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
berikut ini:
1.6.2.1 Bab I : pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat
penelitian, sistematika penulisan studikasus.
1.6.2.2 Bab II : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit dari sudut
pandang medis dan asuhan keperawatan klien dengan diagnose hipertensi
serta kerangkamasalah.
1.6.2.3 Bab III : Tinjauan kasus berisi tentang diskripsi data hasil pengkajian,
diagnose, perencanaan, pelaksanaan danevaluasi.
1.6.2.4 Bab IV : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara teori dengan
kenyataan yang ada dilapangan.
1.6.2.5 Bab V : Penutup, berisi tentang simpulan dansaran.
7
1.6.3 Bagian akhir
Teridiri dari daftar pustaka danlampiran.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluhh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu periode (Udjianti,
2013). Menurut World Health Organization (WHO),batas normal adalah 120-140
mmHg sistolik dan 80-90 mmHg diastolik.Jadi seseorang disebut mengidap
hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥95
mmHg, dan tekanan darah perbatasan bila tekanan darah sistolik antara 140
mmHg - 160 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 90 mmHg-95 mmHg
(Poerwati, 2008)dalam (Hamid,2014).
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
Adapun klasifikasi hipertensi terbagi menjadi :
2.1.2.1 Berdasarkan penyebab
1) Hipertensi primer/hipertensiesensial
2) Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi.
3) Hipertensi sekunder/hipertensi nonesensial
9
4) Hipertensi yang diketahui penyebabnya.Pada sekitar 5-10% pendrita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%
penyebabnya adalah kelainan hormonl atau pemakainan obat tertentu
(misalny pil KB) (Depkes RI,2014).
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII joint national committee on the
prevention, detection, evaluation and treatment of high blood pressure,2003
Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah systole
(mmHg)
Tekanan darah diastole
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-159 90-99
Hipertensi stage II 160 atau >160 100 atau >100
Sumber: (Depkes RI, 2014)
2.1.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang
spesifik.Hipertensi terjadi sebagai respons peningkatan curah jantung atau
peningkatantekanan perifer. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinyahipertensi:
2.1.3.1 Genetik : respon neurologi terhadap stres atau kelainan ekskresi transpor
Na.
2.1.3.2 Obesitas: terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darahmeningkat.
2.1.3.3 Stres karenalingkungan.
2.1.3.4 Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pumbuluhdarah.
2.1.3.5 Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan terjadinya
10
perubahan pada elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah, kehilangan
elastisitas pumbuluh darah, dan meningkatkan resistensi pembuluhh darah
perifer. Setelahusia 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun 1%
tiap tahun sehingga menyebabkan menurunya kontraksi dan volume. Elastisitas
pembuluhh darah menghilang karena terjadi kurangnya efektifitas pembuluhh
darah perifer untuk oksigenasi (Aspiani, 2014).
2.1.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pumbuluh darah
terletak dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jelas saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang bergetar ke bawa melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini neouron pre-ganglion
kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan
konstraksi pumbuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhi respon pumbuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriktor. Pasien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
,mengakibatkan tambahan aktifitas vasokontriksi. Medula adrenal mensekresikan
efinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi
kortisoldan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor
pumbuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke
11
ginjal,menyebabkan pelepasan renin (Aspiani, 2014).
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada akhirnya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan volume intravaskular.
Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan terjadinya hipertensi (Aspiani,
2014).
Peningkatan tekanan darah biasanya tidak teratur serta terjadi peningkatan
secara terus menerus. Hipertensi biasanya dimulai sebagai penyakit yang ringan
lalu perlahan berkembang ke kondisi yang parah atau berbahaya (Williams &
Wilkins, 2011) dalam (Mulyadi, 2016). Gejala yang sering muncul pada
hipertensi salah satunya adalah nyeri kepala. Pada nyeri kepala yang diderita oleh
pasien hipertensi disebabkan karena suplai darah ke otak mengalami penurunan
dan peningkatan spasme pembuluhh darah (Setyawan & Kusuma,
2014).Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah. Bila pembuluh darah menyempit maka aliran
arteriakan terganggu Price dan Wilson, 2006 dalam (Setyawan & Kusuma, 2014).
Hal tersebut mengakibatkan spasme pada pembuluh darah (arteri) dan penurunan
O2(oksigen) yang akan berujung pada nyeri kepala atau distensi dari struktur
dikepala atau leher Kowalak, Welsh, dan Mayer, 2012 dalam (Setyawan
&Kusuma,2014). Nyeri kepala atau sakit kepala merupakan gejala penting dari
berbagai kelainan tubuh organik maupun fugsional. (Ballenger, 2010) dalam
(Mulyadi,2016). Nyeri kepala ini sering ditandai dengan sensasi prodromal
misalnausea, pengelihatan kabur, auravisual, atau tipe sensorik halusinasi. Salah
12
satu teori penyebab nyeri kepala migraine ini akibat dari emosi atau ketegangan
yang berlangsung lama yang akan menimbulkan reflek vasospasme beberapa
pembuluharteri kepala termasuk pembuluh arteri yang memasok ke otak.Secara
teoritis,vasospasme yang terjadi akan menimbulkan iskemik pada sebagian otak
sehingga terjadi nyeri kepala. Hall, (2012) dalam Mulyadi, (2016).
13
Penyumbatan pembuluh darah
Suplai oksigen
ke otak
menurun
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
ke otak
Nyeri Afterload meningkat
Iskemia miokard vasokontriksi
Koroner Sistemik
Fatigue
Intoleransi aktivitas
Hipertensi Tekanan
sistemik darah
meningkat
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Beban kerja
jantung
meningkat
Factor predisposisi: usia, jeni
kelamin, merokok, stress, kurang
olahraga, genetic, alcohol, konsentrasi
garam,
Aliran darah
makin cepat
keseluruh tubuh
sedangkan
nutrisi dalam sel
sudah
mencukupi
kebutuhan
2.1.5 Pathway Hipertensi
Gambar 2.1 Pathway Hipertensi
Pembuluh darah
otak Gangguan sirkulasi
vasokontriksi
Perubahan struktur
14
2.1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dngan menggunakan obat-
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼-11/2 sendok teh (6
gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan
minuman beralkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat
berupa jalan, lari jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5
kali per minggu. Penting juga untuk cukup istirahatt (6-8 jam) dan mengendalikan
stress.Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter keluarga.
2.1.6.1 Terapi nonfarmakologis
Menurut DEPKES, 2014 adapun makanan yang harus dihindari atau
dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa, lemakhewani).
2. Makanan yang dioleh dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
crackers, keripik dan makanan yangasin)
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned,
sayuran, serta buah-buahan dalamkaleng).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur / buah, abon,
ikanasin, pindang, udang kering, telur asin, selaikacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi /
kambing), kuning telur, kulit ayam.
15
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, magi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garamnatrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti, durian,tape
2.1.6.2 Menurut muttaqin, A. (2012), beberapa penelitian menunjukkan bahwa
pendekatan non farmakologi, meliputi hal-hal dibawah ini:
1. Teknik-teknik mengurangi stress
2. Penurunan beratbadan
3. Pembatasan alkohol, natrium, dantembakau
4. Olahraga / latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitastinggi)
5. Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada
setiap terapi antihipertensi.
2.1.6.3 Terapi farmakologi
Menurut muttaqin, A (2012) obat-obat anti hipertensi dapat
digunakan sebagai obat tunggal atau dicampur dengan obat lain.
Klasifikasi obat hipertensi dapat dibagi menjadi lima kategori berikut ini:
1. Diuretic : chlorthalidone, hydromax, lasix, alactone, dyrenium
diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah
jantung dengan mendorong ginjal untuk ekskresi garam dan airnya.
Sebagai diuretic (tiaziid) juga dapat menurunkan TPR (total
peripheral resistance)
2. Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung
atau arteri dengan mengintervensi influx kalsium yang dibutuhkan
untuk kontraksi.Sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih
16
spesifik untuk saluran lambat kalsium otot polos vaskuler. Dengan
demikian, berbagai penyekat kalsium memiliki kemampuan
yangberbeda-beda dalam menurunkan kecepatan denyut jantung,
volume sekuncup dan TPR.
3. Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor ACE
(angiotensin converting enzyme) berfungsi untuk menurunkan
angiostensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk
mengubah angiostensin I menjadi angiostensin I menjadiangiostensi
II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan
TPR, dan secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi
aldosteran, yang akhirnya meningkatnya pengeluaran natrium pada
urine kemudian menurunkan volume plasma dan curah jantung.
Inhibitor ACE juga menurunkan tekanan darah dengan efek bradikinin
yang memanjang, yang normalnya memecah enzim. ACE di
kontraindikasikan untuk kehamilan.
4. Antagonis (penyekat) reseptor beta (blocker), terutama penyekat
selektif, bekerja pada reseptor beta dijantung untuk menurunkan
kecepatan denyut dan curah jantung.
5. Antagonis reseptor alfa (blocker) menghambat reseptor alpha di otot
polosvaskuler yang secara normal berespon terhadap rangsang saraf
simpatis dengan vasokontiksi. Hal ini akan menurunkanTPR.
6. Vasodilatasi arteriol langsung dapat digunakan untuk menurunkan
TPR, misalnya natrium, nitroprusida, nikardipin, hidralazin,
nitrogliserin,dll
17
7. Hipertensi gestasional dan preeklamsi-eklampsi membaik setelah bayi
lahir. (aspiani,R.Y.2014)
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
2.1.7.1 Laboratorium
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkimginjal
2. Kreatinin Serunim dan BUN meningkat pada hipertensi karena
parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut
3. Darah perifer lengkap
4. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, guladarah puasa)
2.1.7.2 Elektrokardiogram(EKG)
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Iskemia atau infarkmiokard
3. Peningkatan gelombang P
4. Gangguan konduksi
2.1.7.3 Foto Rontgen
1. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasiaorta
2. Pembendungan, lebarnya paru
3. Hipertrofi parenkim ginjal
4. Hipertropi vaskuler ginjal
2.1.8 Komplikasi
2.1.8.1 Stroke
dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di otak,
atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri
18
yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan penebalan, sehingga
aliran darah yang menuju ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri
otak yang mengalami aterosklerosis dapat melemah sehingga
meningkatkan kemungkinan terbentuknya aneurisma.
2.1.8.2 Infarkmiokard
dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerosis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus
yang menghambat aliran darah melewati pembulu darah. Pada hipertensi
kronis dan hipertrovi ventrikel kebutuhan oksigen miokardium mungkin
tidak dapat dipenuhi dan dapat menyebabkan terjadinya iskemia jantung
yang menyebabkan infark (Aspiani, R.Y. 2014).
2.1.8.3 Gagal ginjal
Terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya glomerulus aliran darah ke
nefron akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksis dan kematian.
Dengan rusaknya membran glumerulus, protein kluar melalui urine
sehingga tekanan osmotik berkurang dan menyebabkan edema, yang
sering ditemui pada hipertensi kronis (Aspiani, R, Y,2014). Ensefalopati
(kerusakan otak)
Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna. tekanan yang
sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler
dan mendorong cairan keruang interstisil di seluruh susunan sistem syaraf
pusat. Neuron disekitarnya kolaps dan terjadi koma serta kematian.
(Aspiani, R, Y, 2014).
19
2.1.8.4 Kejang
Dapat terjadi pada wanita preeklampsia. Bayi yang lahir mungkin
memiliki berat badan yang kecil akibat perfusi plasenta yang tidak
adekuat. Kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis jika ibu
mengalami kejang selama atau sebelum proses persalianan (Aspiani, R, Y,
2014).
Dampak masalah yang ditimbulkan sangat luas, bahkan dapat
berakhir pada kematian.Hipertensi juga dijuluki sebagai silent killer,
karena dapat mengakibatkan kematian mendadak bagi penderitanya.
Kematian terjadi akibat dampak hipertensi itu sendiri atau penyakit lain
yang diawali oleh hipertensi. Penyakit-penyakit tersebut diantrannya:
kerusakan ginjal,serangan jantung,stroke.
2.1.9 Skala Nyeri
Nyeri atau rasa takut merupakan suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan, biasanya berkaitan dengan adanya
kerusakan jaringan tubuh.Nyeri yang dirasakan seseorang memiliki tingkatan
yakni nyeri ringan, sedang, berat atau yang disebut skala nyeri. Skala nyeri
menurut wong-baker faces pain rating scale.
20
Gambar 2.2 Skala Nyeri
Skala nyeri 0-10 (comparative painscale)
2.1.9.1 0 : tidak ada rasa sakit merasanormal
2.1.9.2 1 : nyeri hampir tak terasa (sangat ringan seperti gigitannyamuk)
2.1.9.3 2 : tidak menyenangkan, nyeri seperti cubitan ringandikulit
2.1.9.4 3 : bisa ditoleransi, nyeri sangat terasa seperti suntikan olehdokter
2.1.9.5 4 : menyedihkan, kuat, nyeri yang dalam seperti sakit gigi/sengatanlebah
2.1.9.6 5 : sangat menyedihkan, kuat, dalam seperti pergelangan kakitergelincir
2.1.9.7 6 : intens, kuat dalam, nyeri, yang menusuk begitu kuat sehingga
tampaknya sebagian mempengaruhiindra
2.1.9.8 7 : sangat intens, sama seperti 6 hingga menyebabkan tidak bisa
berkomunikasi.
2.1.9.9 8 : benar-benar mengerikan, nyeri begitu kuat sehingga tidak bisaberfikir
2.1.9.10 9 : menyiksa tak tertahankan, nyeri begitu kuat, sehingga tidak bisa
ditoleransi
2.1.9.11 10: Sakit tak terbayangkan, tak dapat diungkapkan nyeri begitukuat
2.1.9.12 Tipe Nyeri
1) 1-3: nyeri ringan
2) 4-6: nyeri sedang
21
3) 7-9: nyeri berat
4) 10: sangat bKonsep Lansia
2.1.10 Definisi Lansia
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun keatas.
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secaraperlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu, tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural yang disebut
penyakit degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan
episode terminal (Suryonodkk, 2016).
2.1.11 Tipe-Tipe Batas Umur Lanjut Usia
Menurut pendapat beberapa ahli dalam Efendi (2009), batasan-batasan
umur yang mencakup batasan umur lansia sebagai berikut:
2.1.11.1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 pasal 1 ayat 2
Berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun
(enam puluh) tahun keatas”.
2.1.11.2 Usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria berikut: usia pertengahan
(middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74
tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun , usia sangat tua (very
old) ialah diatas 90 tahun.
2.1.11.3 Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat 4 fasePertama (fase
investus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun,
ketiga (fase presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium)
22
ialah 65 hingga tutup usia.
2.1.11.4 Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyononegoro Masa lanjut usia (geriatric
age): >65 tahun atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri
dibagi menjadi tiga batasan umur, yaitu young old (70-75), old (75-80),
dan very old (>80 tahun) (Efendi,2009 dalam Suryonodkk.,2016).
2.1.12 Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
Menurut (Hardiwinoto dan Setiabudi, 2005 dalam Suryono dkk., 2016),
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan mencapai kesejahteraan lanjut usia,
antara lain:
2.1.12.1 Permasalahan Umum
Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lansia diantaranya:
1) Makin besar jumlah lansia yang berada di bawa gariskemiskinan.
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga
yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai, dan dihormati.
3) Lahirnya kelompok masyarakat industri
4) Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
5) Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia.
2.1.12.2 Permasalahan Khusus
Adapun permasalahan umum yang terjadi pada lansia diantaranya:
1) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik, mental, maupunsosial.
2) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
23
3) Rendahnya produktivitas kerjalansia.
4) Banyak lansia yang miskin, terlantar dancacat
5) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
6) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia (Suryono dkk.,2016).
2.1.13 Karakteristik Lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999) dalam (Jubaedi dkk., 2008) lansia
memiliki karakteristik sebagai berikut:
2.1.13.1 Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UUNo. 13
tentang kesehatan).
2.1.13.2 Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dan rentang sehat sampai sakit
dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaptif hingga kondisi maladaptif.
2.1.13.3 Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
2.2 Konsep Nyeri Akut
2.2.1 Definisi
Menurut Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) nyeri akut
yaitu pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kuarang dari 3 bulan
(PPNI, 2017).
24
2.2.2 Tanda dan gejala nyeri akut
Menurut (PPNI, 2017) dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia tanda dan gejala nyeri akut dibagi menjadi dua yaitu:
2.2.2.1 Tanda dan gejalamayor
1) Subyektif
Klien mengeluh nyeri
2) Objektif
Klien tampak meringis, klien bersikap protektif ( misalnya
waspada , posisi menghindarinyeri), klien tampak gelisah,
frekuensi nadi klien meningkat, sulit tidur.
2.2.2.2 Tanda dan gejalaminor
1) Subjektif :-
2) Objektif
Tekanan darah klien meningkat, pola nafas klien berubah, nafsu
makan klien berubah, proses berpikir terganggu.
2.2.3 Penyebab nyeri akut
Dalam buku Standar Diagnosis Keperawatan (PPNI, 2017) penyebab
dari nyeri akut adalah:
2.2.3.1 Agen pencedraan fisiologis (misalnya inflamasi , iskemia,neoplasma)
2.2.3.2 Agen pencederaaan kimiawi (misalnya terbakar bahan kimiairitan)
2.2.3.3 Agen pencederaan fisik ( misalnya abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat,prosedur oprasi, trauma, lahitan
fisikberlebihan)
25
2.2.4 Kondisi Klinis
2.2.4.1 Kondisi pembedahan
2.2.4.2 Cedera traumatis
2.2.4.3 Infeksi
2.2.4.4 Sindrom coronerakut
2.2.4.5 Glaucoma
2.2.5 Manajemen nyeri
Berdasarkan buku Ilmu Keperawatan Dasar menurut ( wahit iqbal
Mubarak, Indrawati, & Susanto, 2015) ada beberapa cara mengurangi nyeri:
2.2.5.1 Melakukan teknik distraksi
Melakukan teknik distraksi disini yaitu dengan cara mengalihkan
perhatian klien pada hal-hal yang lain sehinggga klien akan lupa
tehadap nyeri yang dialami. Distraksi merupakan mengalihkan
perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat menurunkan
kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri. Teknik distraksi dapat nyeri berdasarkan teori aktivitas retikular,
yaitu menghambat stimulus nyeri sehingga menyebabkan
terhambatnya implus nyeri ke otak (nyeri berkurang atau dirasakan
oleh klien). Contoh teknik distraksi yaitu mendengarkan musik,
menonton TV, membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup
mata.
2.2.5.2 Melakukan teknik relaksasi
Melakukan teknik relaksasi metode ini efektif untuk mengurangi rasa
nyeri. Relaksasi yang sempurna dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
26
jenuh, kecemasan sehingga dapat mencegah menghebatnya stimulasi
nyeri. Jika seseorang melakukan relaksasi, puncaknya adalah fisik yang
segar dan otak yang siap menyala lagi.
2.2.5.3 Melakukan pemijatan (masase)
Dalam Standart Intervensi Keperawatan Indonesia – SIKI (2018)
terdapat beberapa penatalaksanaan atau memanajemen nyeri pada klien
yaitu :
1) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas
nyeri
2) Mengidentifikasi skalanyeri
3) Mengidentifikasi respon nyeri nonverbal
4) Mengidentifikasi factor yang memperberat dan memperingannyeri
5) Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentangnyeri
6) Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap responnyeri
7) Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitashidup
8) Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang sudahdiberikan
9) Memonitor efek samping penggunaan analgetik
10) Memberikan teknik non famakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis.TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, koompres hangat/dingin,
terapibermain)
11) Mengontrol lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri (mis.suhu
ruangan, pencahayaan,kebisingan)
12) Memfasilitasi istirahat tidur
27
13) Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
14) Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicunyeri
15) Menjelaskan strategi meredakan nyeri
16) Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17) Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18) Mengajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
2.3.1.1 Identitas
1. Nama Pasien
2. Umur: Pada umumnya hipertensi menyerang pria pada usia diatas 31
tahun. Tetapi diatas usia tersebut, justru wanita (setelah mengalami
menopause) yang berpeluang lebih besar. Para pakar menduga
perubahan hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi
dikalangan wanitausia lanjut(Lanny Sustrani, 2005:26 dalam Wardani,2016).
Berdasarkarkan pra survey, dari 24 sampel berusia 20-75 tahun,jika diambil
nilai tengahnya atau media,maka didapatkan usia antara dewasa ≤ 45 dan
usia lanjut ≥ 46 tahun menderita hipertensi Novian,2013 dalam Wardani,
(2016).
3. Jenis kelamin : wanita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-
laki.Tetapi wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan
jantung dan pembuluhh darah. Pria lebih banyak mengalami
kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita. Pada pria
hipertensi lebih banyak disebabkan oleh pekerjaan, seperti perasaan
28
kurang nyaman terhadap pekerjaan. Sampaiusia 55 tahun pria beresiko
lebih tinggi terkena hipertensi dibandingka nwanita Novian, 2013
dalam Wardani, (2016). Menurut Stanley dan Beare,(2007) dalam
Styawan dan Muslim, (2014) hipertensi diderita oleh perempuan
diatas usia 45 tahun karena pada usia tersebut perempuan sudah
mengalami siklus menopause. Pada saat menopause estrogen tidak
diproduksilagi atau kadar estrogen sudah mengalami penurunan,
sedangkan salah satu fungsi esterogen dalam tubuh yaitu dapat
meningkatkan HDL (Hight Devisity Lipoprotein) dan merunkan LDL
(Low Devisity Lipoprotein). Sebaliknya jika estrogen dalam tubuh
berkurang atau sudah tidak diproduksi lagi maka kadar LDL akan
meningkat sehingga dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol
plasma, karena LDL mengandung 70% kolesterol plasma. LDL dapat
dikonversi menjadi bentuk teroksidasi yang bersifat merusak dinding
vaskuler dan hal tersebut berperan penting dalam pembentukan
aterosklerosis yang berujung pada hipertensi (Aaronson dan Waed, 2010
dalam Styawan dan Muslim, 2014).
2.3.1.2 Keluhan utama
Neurosensori menunjukkan gejala: keluhan pening atau pusing,
berdenyut sakit kepala, suboksipital terjadi saat bangun dan menghilang
secara spontan setelah beberapa jam, gangguan penglihatan (diplopia,
penglihatan kabur, epiktaksis) (Aspiani, 2014).
2.3.1.3 Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai penyakit
yang diderita oleh pasien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan
29
sampaisaat dibawa kerumah sakit, dan apakah pernah memeriksakan
diri ketempat lain selain rumahsakit umum serta pengobatan apa yang
pernah diberikan dan bagaimana perubahannya dan data yang
didapatkan saat pengkajian (Aspiani, 2014).
2.3.1.4 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat penyakit
kardiovaskuler sebelumnya, riwayat pekerjaan yang berhubungan
dengan peningkatan aktivitas, riwayat penggunaan obat-obatan,
riwayat konsumsi alkohol dan merokok (Aspiani, 2014).
2.3.1.5 Riwayat penyakit keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang menderita
penyakit Pola kebiasaan sehari-hari
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja yang biasa
dilakukkan sehubungan dengan adanya nyeri dada sebelah kiri dan
sesak napas (Aspiani,2014).
2.3.1.6 Pemeriksaan fisik
Menurut Aspian (2014) didapatkan pemeriksaan fisik pada pasien
hipertensi diantaranya:
1) Keadaan umum
Keadaan umum Pasien lansia biasanya lemah.
2) Kesadaran
Kesadaran Pasien biasanya composmetis, apatis sampai somnolen.
3) Tanda-tandavital
Terdiri dari pemeriksaan: suhu normalnya (37˚C), nadi meningkat
30
(N:70-82x/menit), tekanan darah meningkat, pernapasan biasanya
mengalami peningkatan.
4) Pemeriksaan Review Of System (ROS)
((1) Sistem pernafasan (B1:Breathing)
Dapat ditemukan sesak nafas, sesak waktu
beraktivitas,peningkatan frekuensi pernafasan, adanya gangguan
otot bantu pernafasan, adanya gangguan pernafasan(Aspiani,
2014).
((2) Sistem sirkulasi (B2: Bleeding)
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi nadi apikal, sirkulasi
periper, warna dan kehangatan, periksa adanya distensi warna
jugularis (Aspiani, 2014).
((3) Sistem persarafan (B3: Brain)
Kaji adanya hilangnya gerakan / sensasi, spasme otot, telihat
kelemahan /hilang fungsi. Pergerakan mata / kejelasan
melihat, dilatasi pupil. Agitasi (mungkin berhubungan
dengan nyeri/ansietas)(Aspiani, 2014).
((4 ) Sistem perkemihan (B4:Bleder)
Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urun,
disuria,distensi kadung kemih, warna dan bau urin, dan
kebersihannya (Aspiani, 2014).
((5) Sistem pencernaan (B5: Bowel)
Konstipasi, konsistensi fases, frekuensi eliminasi, auskultasi
bising usus, anoreksia, adanya distensi abdomen, nyeri tekan
31
abdomen (Aspiani, 2014).
((6) Sistem muskuloskeletal (B6: Bone)
Nyeri berat tiba-tiba / mungkin terlokalisi pada area
jaringan,dapat berkurang pada imobilisi, kontraktur atrofi otot,
laserasi kulit dan perubahan warna (Aspiani, 2014).
5) Pola fungsikesehatan
MenurutAllen, (1998) dalam Aspiani (2014) didapatkan pola fungsi
kesehatan pada pasien Hipertensi diantaranya:
((1) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penangan
kesehatan.
((2) Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cair, dan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan, mual /muntah
dan makanan kesukaan.
((3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola ekskresi, kandung kemih, defekasi,
adatidaknya masalah defekasi, masalah nutrisi, dan
penggunaan kateter.
((4) Pola tidur dan istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap
energi, jumlah tidur pada siang dan malam, masalah tidur dan
insomnia.
((5) Pola aktivitas dan istirahat
32
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, dan pola pernafasan dan
sirkulasi, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan
kedalaman pernapasan. Pengkajian indeks KATZ.
((6) Pola hubungan dan peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran Pasien
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,pekerjaan,
tidak punya rumah dan masalah keuangan.Pengkajiaan
APGAR keluarga (Tabel APGAR keluarga).
((7) Pola sensori dan kognitif
Menjelaskan sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran, perasaan, dan
pembauaan. Pada Pasien katarak dapat ditemukan gejala
gangguan penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja
dengan merasa ruang gelap. Sedangkan tandanya adalah
tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil, peningkatan air
mata. Pengkajian status mental menggunakan tabel Short
Portable Mental Status Quesionare(SPMSQ).
((8) Pola persepsi dan konsep diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi
terhadap kemampuan konsep diri. konsep diri menggambarkan
gambaran diri, harga diri, peran, identitas diri. manusia sebagai
sistem terbuka dan mahluk bio-psiko- sosio-kultural-spiritual,
kecemasan, ketakutan, dan dampak terhadap sakit. Pengkajian
tingkat depresi menggunakan tabel Inventaris Depresi Back.
33
((9) Pola seksual dan reproduksi
Menggambarkan kepuasan / masalah terhadap seksualitas.
((10) Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress.
((11) Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan
termasuk spiritual.
i. Pengkajian khusus
Menurut Sunaryo, (2016) beberapa pengkajian khusus pada lansia
diantarnya:
1. Pengkajian status fungsional (indexKatz)
Tabel 2.2 Pengkajian Status Fungsional (Index Katz)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1 Mandi Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
√
2 Berpakaian Mandiri :
Mengambil bajudari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
√
3 Ke Kamar Kecil Mandiri :
Masuk dankeluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
√
4 Berpindah Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
√
34
5 Kontinen Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,
pispot, enema dan pembalut (pampers)
√
6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral (NGT)
√
Keterangan :
Beri tanda ( v ) pada point yang sesuai kondisi klien Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK / BAB ), berpindah, ke
kamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B: Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
Nilai E: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, dan satufungsitambahan.
Nilai F: Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, berpindah dan satufungsitambahan
Nilai G: Ketergantungan pada keenamfungsitersebut
Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G
35
2. Pengkajian status kognitif dan afektif
Tabel 2.3 Shorth Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
No Item Pertanyaan Benar Salah
1 Jam berapa sekarang ?
Jawab:……………………………………………………………..
2 Tahun berapa sekarang ?
Jawab:…………………………………………………………….
3 Kapan Bapak/Ibu lahir?
Jawab:……………………………………………………………
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab : ………………………………………………………….
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab :…………………………………………………………..
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu?
Jawab :…………………………………………………………..
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Bapak/Ibu ?
Jawab :………………………………….………………………
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ?
Jawab : …………………………...……………………………
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang ?
Jawab :………………………………………………………….
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?
Jawab :…………………………………………………………
JUMLAH
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual Ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual Sedang
Skore Salah :8-10 : Kerusakan intelektual Berat
36
3. Pengkajian status psikologi
Tabel 2.4 Geriatric Depression Scale ( Skala Depresi )
No Pertanyaan Tidak Ya
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan
kehidupan Anda?
2 Apakah anda telah meninggalkan
banyak Kegiatan dan minat/kesenangan
anda
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong?
4 Apakah anda sering merasa bosan?
5 Apakah anada mempunyai semangat yang
baik Setiap saat?
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang
buruk Akan terjadi pada anda?
7 Apakah anda merasa bahagia untuk
sebagian Besar hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya?
9 Apakah anda lebih sering dirumah daripadapergi
Keluar dan mengerjakan sesuatu hal yangbaru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
Dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan
anda Sekarang menyenangkan?
12 Apakah anda merasa tidak berharga
seperti Perasaan anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat?
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda
tidak Ada harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih
baik Keadaannya daripada anda?
*)Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1“ (satu):
Skor 5-9 : kemungkinan depresi
Skor 10 atau lebih : depresi
37
4. Pengkajian status sosial
Tabel 2.5 Apgar Keluarga
NO Items penilaian Selalu
(2)
Kadang-
kadang
Tidak
pernah ( 1 ) ( 0 )
1 A :Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya
2 P :Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya
Membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya.
3 G :Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima & mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru.
4 A :Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman- teman) saya
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.
5 R :Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama- sama mengekspresikan
afek dan berespon
JUMLAH
Penilaian :
Nilai : 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai : 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai : 7-10 : fungsi keluargabaik
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dibuat oleh perawat
profesional yang memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien, baik aktual ataupun potensial, yang ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data hasil pengkajian. Pernyataan diagnose keperawatan harus jelas,
singkat dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut penyebabnya yang dapat
38
diatasi melalui tindakan keperawatan (Asmadi, 2008) dan yang
kemungkinan muncul yaitu :
2.3.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2.3.2.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
2.3.2.3 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
2.3.2.4 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informas
40
2.3.3 Intervensi Keperawatan
Tabel 2.6 Intervensi berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI
No. Diagnosa SLKI SIKI
Kode Luaran Kode Intervensi
1. Nyeri akut ( D.0077 )
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :Agen pencedera fisiologis ( mis :
inflamasi, iskemia, neoplasma).
Batasan Karakteristik
Gejala dan TandaMayor: Subjektif : mengeluhnyeri.
Objektif : tampak meringis, bersikap
protektif (mis :waspada, posisi menghindar
nyeri),gelisah, frekuensi nadi meningkat,sulit
tidur. Gejala dan Tanda Minor:
Subjektif : tidak ada
Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas
berubah, nafus makan berubah, proses berfikir
terganggu, menarik diri, berfokus pada diri
sendiri, diaforesis.
Kondisi Klinis Terkait :
Kondisi
pembedahan Cedera
traumatis Infeksi
L.08066 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan tingkat nyeri
menurun Kriteria hasil:
Tingkatnyeri
(1) Keluhan nyeri menurun
dari nyeri sedang menjadi
nyeriringan
(2) Wajah menyeringai
menjadirileks
(3) Pasien dapat beristirahat
dengan nyaman
I.08238 Manajemen nyeri Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,
frekuensi, intensitasnyeri (2) Observasi tanda-tandavital
(3) Identifikasi skalanyeri
(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
(5) Identifikasi pengetahuan dan keyaninan
tentangnyeri
(6) Monitor efek samping penggunaananalgesik Terapeutik
(1) Berikan terapi non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis: akupuntur, terapi
musik hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat/dingin)
(2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan)
41
Sindrom koroner akut
Glaukoma
Edukasi
(1) Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi nyeri
2. Intoleransi aktivitas(D.0056)
Definisi : ketidakcukupan energi untuk
melakukan aktivitassehari-hari
Penyebab : imobilitas
Batasan karakteristik :
Gejala dan tanda mayor:
Subyektif : mengeluhlelah
Objektif : frekuensi jantung meningkat >20 %
dan kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor :
Subyektif : dispnea saat / setelah aktivitas ,
merasa tidak nyaman setelah beraktivitas ,
merasa lelah.
Objektif : tekanan darah berubah >20% dari
kondisi istirahat , gambaran EKG menunjukan
aritmia
Gambaran EKG menunjukan iskemia
Sianosis Kondisi Klinis Terkait :
Anemia
Gagal jantung kongesif
Penyakit jantung koroner
Penyakit katup jantung
Aritmia
Penyakit paru obstruktif kronis ( PPOK)
Gangguan metabolic Gangguan musculoskeletal
L.05047 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan toleransi
aktivitasmeningkat
Kriteria Hasil :
Toleransi aktivitas
(1) Kemudahan dalam melakukan
aktivitas sehari-harimeningkat
(2) Pasien mampu berpindah tanpa
bantuan
(3) Pasien mengatakan keluhan lemah
berkurang (4) Tekanan darahmembaik
(5) Frekuensi napasmembaik
I.12392 Manajemen Energi
Observasi :
(1) Monitor kelelahan fisik dan
emosional
(2) Monitor pola dan jamtidur
(3) Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukanaktivitas Terapeutik :
(1) Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus
(mis: cahaya, suara,kunjungan)
(2) Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan
Edukasi :
(1) Anjurkan tirahbaring
(2) Anjurkan melakukan aktifitas
secarabertahan
42
3. Defisit Pengetahuan ( D.0111)
Definisi: ketiadaan atau kurangnya
informasi kognitif yangberkaitan dengan topic tertentu.
Penyebab : kurang terpapar informasi
Batasan Karakteristik :
Gejala Dan Tanda Mayor :
Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif : menunjukan perilaku tidak sesuai
anjuran , menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah. Gejala Dan Tanda Minor :
Subjektif : ( tidak tersedia )
Objektif : menjalani pemeriksaan yang tidak
tepat , menunjukan perilaku berlebihan ( mis .
apatis, bermusuhan, agitasi, hysteria ) Kondisi Klinis Terkait :
Kondisi klinis ysng baru dihadapi oleh klien
Penyakit akut
Penyakit kronis
L.12111 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat Kriteria Hasil :
Tingkat pengetahuan
(1) Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang hipertensi
meningkat
(2) Perilaku sesuai dengan
pengetahuan meningkat. (3) Perilaku sesuai anjuranmeningkat
I.12383 Edukasi kesehatan
Observasi
(1) Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerimainformasi
(2) Identifikasi faktor-faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dansehat Terapeutik
(1) Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
(2) Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatanBerikan kesempatan
untuk bertanya Edukasi
(1) Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhikesehatan
(2) Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
(3) Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dansehat
4. Ansietas ( D.0080)
Definisi : kondisi emosi dan pengalaman
subyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Penyebab : kurang terpapar informasi.
Batasan Karakteristik :
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif: merasa bingung , merasa khawatir
dengan akibat dari kondisi yang dihadapi , sulit
L.09093 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan tingkat
ansietasmenurun Kriteria Hasil :
Tingkat ansietas
(1) Perilaku gelisahmenurun
(2) Perilaku tegangmenurun
(3) Keluhan pusingmenurun
I.09314 Reduksi Ansietas
Observasi
(1) Identifikasi saat tingkat ansietas
berubah (mis. Kondisi, waktu,
stressor) (2) Monitor tanda-tandaansietas
Terapeutik
(1) Gunakan pendekatan yang
tenang dannyaman (2) Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan, jika
43
berkonsentrasi.
Objektif: tampak gelisah , tampak tegang , sulit
tidur . Gejala dan tanda minor:
Subjektif: mengeluh pusing , Anoreksia ,
palpitasi ,merasa tidak berdaya.
Objektif : freuensi nafas meningkat , frekuensi
nadi meningkat, tekanan darah meningkat ,
diaphoresis , tremor , muka tampak pucat ,
suara bergetar , kontak mata buruk, sering
berkemih , berorrientasi pada masa lalu.
Kondisi Klinis Terkait :
Penyakit kronis progresif (mis. Kanker,
penyakitautoimun)
Penyakit akut
Hospitalisasi
Rencana operasi
Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
Penyakit neurologis
Tahap tumbuh kembang
memungkinkan
Edukasi
(1) Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan , danprognosis
44
2.3.4 Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu
klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).
Implementasi merupakan fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan
tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk
melaksanakan intervensi (program keperawatan). Perawat melaksanakan dan
mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun pada tahap
perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan mencatat
tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut (Kozier, Erb,
Berman, & Snyder, 2010).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Asmadi, 2008).
Evaluasi yang diharapkan dapat dicapai pada klien hipertensi dengan nyeri akut
sebagai berikut :
2.3.5.1 Mengenali kapan nyeri terjadi
2.3.5.2 Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik
2.3.5.3 Menggunakan analgesik yang direkomendasikan
2.3.5.4 Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada profesional kesehatan
2.3.5.5 Melaporkan nyeri yang terkontrol
45
Hipertensi
Factor predisposisi: usia, jeni kelamin,
merokok, stress, kurang olahraga, genetic,
alcohol, konsentrasi garam, obesitas
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
Iskemia miokard
Nyeri
koroner
2.4 Konsep Masalah
Gambar 2.3 Konsep Masalah
Penyumbatan pembuluh darah
Perubahan struktur
46
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Hipertensi maka penulis menyajikan suatu kasus
yang penulis amati mulai tanggal 26 Februari 2021 sampai 28 Februari 2021.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
3.1.1.1 Nama : Ny.A
3.1.1.2 Umur : 65 Tahun
3.1.1.3 Jenis Kelamin : Perempuan
3.1.1.4 Pendidikan Terakhir : SD/sederajat
3.1.1.5 Status Perkawinan :kawin
3.1.1.6 Alamat : Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan.
3.1.1.7 Agama : Islam
3.1.1.8 Suku : Jawa
3.1.1.9 Tanggal Pengkajian : 26 Februari 2021 Pukul 09.00 WIB
3.1.1.10 Orang yang paling dekat / bisa dihubungi
1) Nama : Tn.S
2) Alamat : Desa Kalirejo Bangil KabupatenPasuruan.
3) Jenis kelamin : Laki laki
4) Hubungan dengan klien :Suami
47
3.1.2 Struktur keluarga
Tabel 3.1 Struktur keluarga
No Nama Umur Jenis
Kelamin
Hubungan Dg
Klien
Pekerjaan Keterangan
1. Tn. S 69 L Suami Pedagang Menikah
2. Ny. A 65 P Istri IRT Menikah
3. Tn. Y 35 L Anak 1 Wiraswasta Menikah
4. Ny. P 30 P Anak 2 Guru Menikah
3.1.3 Riwayat Pekerjaan dan Status Ekonomi
3.1.3.1 Pekerjaan saat ini : Pedagang
3.1.3.2 Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
3.1.3.3 Sumber Pendapatan : Cukup
3.1.3.4 Kecukupan Pendapatan : Cukup
3.1.4 Riwayat Kesehatan
3.1.4.1 Keluhan Utama : klien merasa nyeri kepala seperti ditusuk tusuk dan
merasa sakit pada bagian tengkuknya serta klien mengatakan kaki
kanannya sakit jika dibuatjalan.
3.1.4.2 Riwayat Penyakit Sekarang:
1) Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : klien mengatakan keluhan utama
dalam satu tahun terakhir sakit kepala, nyeri tengguk terasa berat,dan
badan terasa berat. Klien mengatakan sulit berjalan karena kaki kanan
terasasakit
2) Gejala yang dirasakan : Klien mengatakan gejala yang dirasakan saat
tekanan darah tinggi yaitu sakit kepala, nyeri dibagian tengkuk, cekot-
cekot terasa seperti mencengkram
3) Faktor pencetus : Klien mengatakan keluhan dirasakan secara
mendadak
48
An
Tn.S Ny.A
An An
4) Timbulnya keluhan : klien mengatakan timbulnya keluhan dimulai saat
bangun tidur
5) Upaya mengatasi : klien mengatakan mengurangi nyeri dengan cara
meminum obat
3.1.4.3 Riwayat penyakit dahulu
1) Penyakit yang pernah diderita : klien mengatakan pernah menderita
penyakit hipertensi lebih kurang 5 tahun yanglalu.
2) Riwayat alergi : klien mengatakan tidak mempunyai riwayatalergi
3) Riwayat kecelakaan : klien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan
4) Riwayat pernah dirawat di RS : klien mengatakan tidak pernah dirawat
di rumah sakit
5) Riwayat pemakaian Obat : Ny. A masih mengkonsumsi obat nifedipine
10mg 2x1
3.1.4.4. Riwayat penyakit Keluarga
Ny. A mengatakan bahwa ada anggota keluarganya yang mempunyai sakit
hipertensi atau darah tinggi dan stroke yaitu ibu dan adiknya yang bungsu.
3.1.4.5. Genogram
Keluarga dari pihak Ayah Keluarga dari pihak Ibu
49
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal serumah
: Perempuan : Meninggal
: Klien
: Keturunan
: Ikatan pernikahan
: Menikah
Gambar 3.1 Genogram
3.1.5 Riwayat Tempat Tinggal
3.1.5.1. Jumlah orang yang tinggal dirumah : 4orang
3.1.5.2. Kebersihan dan kerapian ruangan : bersih, rapi
3.1.5.3. Penerangan / sirkulasi udara : penerangan baik, sirkulasi udaracukup
3.1.5.4. Keadaan kamar mandi dan WC :bersih
3.1.5.5. Pembuangan air kotor : klien mengataan pembuangan air kotor
melalui selokan
3.1.5.6. Sumber air minum : klien mengatakan minum dengan air gallon
3.1.5.7. Pembuangan sampah : klien mengatakan membuang sampah ditempat
sampah lalu diambil oleh petugaskebersihan
3.1.5.8. Sumber pencemaran : tidakada
3.1.6 Rekreasi
Keluarga klien mengatakan menonton TV bersama
50
3.1.7 Pola Fungsi Kesehatan
3.1.7.1. Pola tidur / istirahat : klien mengatakan malam tidur jam 21.00 bangun jam
05.00 sering terbangun pada saat merasa nyeri kepala, klien dapat tidur
pada saat suasana tenang dan mudah terbangun karena nyeri timbul secara
tiba tiba
3.1.7.2. Pola eliminasi:Klien mengatakan BAB ± 1x, BAK ± 8xsehari,klien
mengatakan tidak ada kesulitan BAB dan BAK
3.1.7.3. Pola nutrisi : jumlah dan jenis makanan 2x sehari, nasi, lauk, sayur, dank
lien mengatakan suka makan jerohan, serta makan yang asin-asin. waktu
pemberian makan pagi 09.00 WIB sore jam 15.00 WIB
3.1.7.4. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan : klien mengatakan satu bulan
yang lalu tidak minum obat, keluarga mengatakan takut ketergantungan
obat
3.1.7.5. Pola kognitif perseptual
1) Pengelihatan : Baik / tidakbermasalah
2) Pendengaran : Baik / tidakbermasalah
3) Pengecapan : Baik / tidak bermasalah
4) Sensasi / peraba : Baik / tidakbermasalah
3.1.7.6. Persepsi diri-pola konsepdiri
a.) Penyebab stress : Nyeri yang dirasakan meningkat
b.) Penanganan : Istirahat dan minum obat yang telah diresepkan
3.1.7.7. Pola seksualitas : Klien mengatakan mempunyai 2 oranganak.
1.) Pola hubungan peran : Klien mengatakan mempunyai peranan
dengan 2 anak.
51
2.) Pola keyakinan- nilai
a.) Keyakinan akan kesehatan : klien mengatakan yakin setiap
penyakit pasti ada obatnya
b.)Keyakinan spiritual : klien mengatakan beragama islam dan sholat
5 waktu setiaphari
c.) Sesuatu yang bernilai dalam hidupnya : klien mengatakan sesuatu
yang bernilai dalam hidupnya adalah kesehatan karena itu nikmat
yang besar dari Allah swt
d.)Persepsi kesehatan dan pola management kesehatan : klien
menyadari kalau dirinya menderita hipertensi tetapi
pengetahuannya kurang
3.1.7.8. Pola hubungan – peran : klien mengatakan berinteraksi dengan baik di
lingkungansekitarnya
3.1.8 Pemeriksaan fisik
3.1.8.1. Keadaan umum / Kesadaran Umum: Baik /composmentis
3.1.8.2. TTV:
Nadi: 84x / menit
Takanan Darah: 160/110 mmHg
Respirasi: 20x / menit
Tinggi Badan: 152 cm
Berat Badan: 50 kg
3.1.8.3. Kepala dan leher
a) Rambut : rambut beruban, tersebar rata dan terurai sampai leher
b) Mata : kelengkapan dan kesimetrisan mata lengkap simetris kanan
52
kiri, kelopak mata (palpebra) tidak ada oedema pada palpebra,
konjuctiva dan sclera, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor, kornea
dan iris tidak keruh normal, ketajaman penglihatan baik normal,
tekanan bola mata bola simetris tidak ada benjolan
c) Telinga : Simetris, tampak bersih, pendengaran baik, tidak ada
benjolan, tidak cairan yang keluar.
d) Hidung : simetris
e) Mulut : Mulut bersih, gigi bersih
f) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis
3.1.8.4. Integumen : kulit bersih, kehangatan hangat, warna sawo matang, tekstur
lembab, tidak ada kelainan pada kulit
3.1.8.5. Dada dan Thorax : bentuk simetris, irama reguler, tidak ada suara
tambahan
3.1.8.6. Abdomen : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
3.1.8.7. Persyarafan: nervus I : Ovaktorius, Nervus II : Optikus, Nervus III :
Okulomotorius, Nervus IV : Trocealis, Nervus V : Abdusen, Nervus VI :
Trigeminalis, Nervus VII: Kasialis, Nervus VIII : Vestibulokohlear,
Nervus XI : Glosovaringeal, Nervus X : Vagus, Nervus XI : Aksesorius,
Nervus XII :Hipoglosus
3.1.8.8. Ekstremitas: nyeri pada kaki sebelah kanan
3.1.8.9. Genetalia : tidak ada kelainan genetalia
53
3.1.9 Pengkajian Status Fungsional Kognitif, Afektif, Psikologis dan Sosial
3.1.9.1. Pengkajian status fungsional
Tabel 3.2 Pengkajian Index Katz
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1 Mandi Mandiri:
Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu ) atau
mandi sendiri sepenuhnya Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
√
2 Berpakaian Mandiri :
Mengambil bajudari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
√
3 Ke Kamar Kecil Mandiri :
Masuk dankeluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
√
4 Berpindah Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
√
5 Kontinen Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan kateter,
pispot, enema dan pembalut (pampers)
√
6 Makan Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral (NGT)
√
Keterangan :
Beri tanda (√) pada point yang sesuai kondisi klien
54
Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK / BAB ), berpindah, ke
kamar kecil, mandi dan berpakaian.
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu
fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, dan satu fungsitambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke kamar
kecil, berpindah dan satu fungsitambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsitersebut
Lain – lain : ketergantungan sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, G
Nilai akhirnya : Nilai A
55
3.1.9.2. Pengkajian status kognitif dan afektif
Tabel 3.3 Short Portable Mental Status Quesioner (SPMSQ)
No Item
Pertanyaan
Benar Salah
1 Jam berapa sekarang?
Jawab: 10.00 WIB
✓
2 Tahun berapa sekarang?
Jawab : 2021
✓
3 Kapan Bapak/Ibu
lahir?
Jawab : 20 Mei
✓
4 Berapa umur Bapak/Ibu sekarang ?
Jawab : 65 tahun
✓
5 Dimana alamat Bapak/Ibu sekarang?
Jawab : bangil, kalirejo
✓
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
bersama Bapak/Ibu? Jawab : 4 orang
✓
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal
bersama Bapak/Ibu ?
Jawab : suami (Tn.S), anak (Tn.Y dan Ny.P)
✓
8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia?
Jawab : 17 agustus 1945
✓
9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia sekarang?
Jawab : Jokowi
✓
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?
Jawab : 19, 18, 17, 16, 15, 14, 13, 12, 11, 10, 9, 8………
✓
JUMLAH
Analisis Hasil :
Skore Salah : 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Skore Salah : 3-4 : Kerusakan intelektual ringan
Skore Salah : 5-7 : Kerusakan intelektual sedang
Skore Salah : 8-10 : Kerusakan intelektual berat
56
3.1.9.3. Pengkajian status psikologi
Tabel 3.4 Geriatric Depression Scale (GDS) Skala Depresi
No Pertanyaan Tidak Ya
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan Anda? 0
2 Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
dan minat/kesenangan anda
1
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? 0
4 Apakah anda sering merasa bosan? 1
5 Apakah anada mempunyai semangat yang baik setiap saat? 1
6 Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan terjadi
pada anda?
0
7 Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda? 0
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? 0
9 Apakah anda lebih sering dirumah daripada pergi keluar dan
mengerjakan sesuatu hal yangbaru?
0
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
ingat anda dibandingkan kebanyakan orang ?
0
11 Apakah anda pikir bahwa kehidupan anda sekarang menyenangkan? 0
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda saat ini? 0
13 Apakah anda merasa penuh semangat? 1
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada harapan? 0
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain, lebih baik keadaannya
daripada anda?
0
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor “1 “ (satu) :
Skor5-9 : kemungkinan depresi
Skor 10ataulebih : depresi
Nilai 4, jadi Ny. A tidak mengalami depresi.
57
3.1.9.4. Pengkajian status sosial
Tabel 3.5 Pengkajian APGAR Keluarga
NO Items penilaian Selalu
( 2 )
Kadang-
kadang
( 1 )
Tidak
pernah(
0 )
1 A : Adaptasi
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan
saya
✓
2 P : Partnership
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah saya.
✓
3 G : Growth
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman)
saya menerima & mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktifitas atau arah baru.
✓
4 A : Afek
Saya puas dengan cara keluarga (teman-
teman) saya mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau mencintai.
✓
5 R : Resolve
Saya puas dengan cara teman-teman saya
dan saya menyediakan waktu bersama- sama
mengekspresikan afek dan berespon
✓
JUMLAH 8 1 0
Penilaian :
Nilai 0-3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai 4-6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai 7-10 : Fungsi keluarga baik
Nilai 8, jadi fungsi keluarga Ny. A baik.
58
3.2 Analisa Data
Tabel 3.6 Analisa Data
DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH
DS :
1) Klien mengatakan sering
pusing, dan nyeri pada
tengkuknya
P : adanya tekanan
darah tinggi
Q : ditusuk-
tusuk R :
tengkuk
S : 6
T : hilang timbul
DO :
1) Keadaan umum:lemah
2) Kesadaran :
Composmenti
s
3) Wajah klien
tampak meringis 4) Klien tampakgelisah
5) Klien sulittidur
6) Klien berusaha
melindungi bagian yang
nyeri ketika nyeritimbul 7) TTV
TD : 160/100 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20
x/menit
Hipertensi
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Perubahan struktur
Penyumbatan
pembuluh darah
vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
Koroner
Iskemia miokard
Nyeri Akut
Nyeri Akut
59
DS :
1) Klien mengatakan susah
berjalan karena kaki
sebelah kanan sakit, dan
belum bisa banyakgerak
2) Klien mengatakan
badannya terasa lemas
DO :
1) Kebutuhan klien dibantu
oleh keluarga
2) Klien tampaklemas
3) Badan klienlemah
4) TTV:
TD : 160/100 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Hipertensi
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah
Perubahan struktur
Penyumbatan pembuluh
darah
vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
Pembuluh darah
Sistemik
Vasokontriksi
Afterload meningkat
Fatigue
Intoleransi aktivitas
Intoleransi aktivitas
60
3.3 Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.7 Daftar Diagnosis Keperawatan
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tanggal
teratasi
TT
1 26-02-2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencederafisiologis.
28-02-2021
2 26-02-2021 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
imobilitas
28-02-2021
61
3.4 Intervensi Keperawatan
Tabel 3.8 Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI
Kode Dignosa Kode Luaran Kode Intervensi
D.0077
D.0056
Nyeri akut berhubungan
dengan pencedera
fisiologis
Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
imobilitas
L.08066
L.05047
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria
hasil :
Tingkat Nyeri
1) Keluhan
nyerimenurun
2) Meringis menurun
3) Sikap
protektifmenurun
4) Gelisah menurun
5) Frekuensi
nadimembaik
6) Tekanan darah
membaik
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam,
diharapkan intoleransi
aktivitas meningkat
I.08238
1.12392
Manajemen Nyeri
Observasi :
1) Identifikasi lokasi,
karakteristik nyeri,
durasi, frekuensi,
intensitasnyeri
2) Observasi tanda-tandavital
3) Identifikasi skala nyeri
4) Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
Terapeutik :
1) Berikan terapi non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat dan
relaksasi nafas dalam)
Edukasi :
1) Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi nyeri (kompres
hangat dan relaksasi nafas
dalam)
62
dengan kriteria hasil :
Toleransi Aktivitas
1) Kemampuan berjalan
dan melakukan
aktivitas sehari- hari
secara bertahap
meningkat
2) Tekanan darah
membaik
3) Kemampuan
berpindah meningkat
Keluhan lemas
menurun
4) Keluhan lemas
menurun
Manajemen Energi
Observasi :
1) Monitor kelelahan fisik
danemosional
2) Monitor pola dan jamtidur
3) Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan dalam
melakukanaktivitas
Terapeutik :
1) Sediakan lingkungan yang
nyaman dan rendah stimulus
(mis: cahaya, suara,
kunjungan)
Edukasi :
1) Anjurkan tirah baring
2) Anjurkan melakukan aktifitas
secara bertahan
63
3.5 Implementasi Keperawatan
Tabel 3.9 Implementasi Keperawatan
Diagnosis
Keperawatan
26 Februari 2021 27 Februari 2021 28 Februari 2021
Pukul Implementasi Pukul Implementasi Pukul Implementasi
Nyeri akut
berhubungan
dengan
pencedera
fisiologis
09.00WIB
09.05WIB
1) Mengkaji keluhan pasien. Klien mengeluh pusing dan nyeri padaleher
2) Mengkaji nyeripasien
P : adanya tekanan darah
tinggi
Q : ditusuk-tusuk
R : tengkuk
S : 6
T : hilang timbul
3) Mengkaji TTV pasien TD : 160/100 mmHg N : 84x/menit
RR : 20 x/menit
4) Mengajarakan tentang
pengetahuan dan keyaninan
dalam mengontrol atau menguranginyeri
09.00 WIB 1) Mengkaji skalanyeri
P : adanya tekanan darah
tinggi
Q : ditusuk-tusuk
R : tengkuk
S : 5 ( nyeri berkurang)
T : hilang timbul
2) Tanda Tanda Vital TD : 150/100 mmHg N : 83x/menit
RR : 21 x/menit
3) Mengajarkan
cara mengontrol
atau mengurangi
nyeri dengan
kompres hangat
dan relaksasi
napas dalam dan
meminta klien
untuk
mempraktekan
ulang sesuai yang diajarkan
09.00 WIB 1) Mengkaji skala nyeri P : adanya tekanan darah tinggi
Q : ditusuk-tusuk
R : tengkuk
S : 3 ( nyeri berkurang) T
: hilang timbul
2) Tanda-tanda vital: TD : 140/90 mmHg N : 82x/menit
RR : 21 x/menit
3) Meminta klien untuk
mempraktekan ulang cara mengontrol dan
mengurangi nyeri yang
telah diajarkan sebelumnya
09.10 WIB
09.10 WIB
09.15 WIB
09.15 WIB 09.15 WIB
09.20 WIB
64
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
imobilitsas
09. 30 WIB
09.35WIB
09.40WIB
09.50WIB
1) Memonitor kelelahan fisik
dan emosional
Respon : Klien mengatakan
jika dibuat jalan kaki nya
sakit
2) Memonitor pola dan jam tidur
Respon : Klien mengatakan
tidur ± 7-8 jam
3) Menyediakan lingkungan
yang nyaman dengan
mengurangi kebisingan suara
Respon : Klien mengatakan
nyaman dengan suasana
tenang
4) Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
melakukanaktivitas
Respon : Klien mnegatakan
nyeri nya pada kepala,
tengkuk serta sakit pada kaki
sebelahkanan
09.35WIB
09.45WIB
09.55WIB
1) Memonitor pola dan jam
tidur
Respon : Respon : Klien
mengatakan tidur ± 7-8 jam
2) Mempertahankan tirah
baring dalam posisi
berbaring
Respon : Klien mengikuti
sesuai anjuran untuk tirah
baring
3) Anjurkan klien untuk
beristirahat dan
beraktivitas secara
bertahap
Respon : Klien mengikuti
sesuai anjuran untuk
beraktivitas secara
bertahap
09.35WIB
09.45WIB
09.55WIB
10.05WIB
1) Memonitor pola dan
jam tidur
Respon : mengikuti
sesuai anjuran untuk
tirah baring
2) Menyediakan
lingkungan yang
nyaman dengan
mengurangi kebisingan
suara
Respon : Klien
mengatakan nyaman
dengan suasana tenang
3) Memonitor kelelahan
fisik dan emosional
Respon : Klien
mengatakan jika dibuat
jalan kaki nyasakit
4) Anjurkan klien untuk
beristirahat dan
beraktivitas secara
bertahap
Respon : Klien
mengatakan jika dibuat
jalan kaki nya sudah lumayan tidak sakit
65
3.6 Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.10 Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
26 Februari 2021
27 Februari 2021
28 Februari 2021
Nyeri akut
berhubungan
dengan
pencedera
fisiologis
S :
Klien mengatakan nyeri pada kepala dan
tengkuk nya
P : adanya tekanan darah tinggi
Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk
S : 6
T : hilang timbul
O :
1) Keadaan umum : Lemah
2) GCS : Composmentis
3) Wajah klien tampak meringis saat
menahannyeri
4) Klien tampakgelisah
5) Klien tampak memijat bagian yangnyeri
6) Klien berusaha melindungi bagian yang
nyeri ketika akan disentuh oleh orang lain
dan menggunakan teknik relaksasi napas
dalam 7) TTV:
TD : 160/100 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S :
Klien mengatakan masih merasa nyeri
pada kepala dan tengkuk nya
P : adanya tekanan darah tinggi
Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk
S : 5
T : hilang timbul
O :
1) Keadaan umum : Cukup baik
2) GCS : Composmentis 3) Wajah klien tampak sedikitrileks
4) Klien tampakgelisah
5) Klien tampak mengompres hangat
bagian yangnyeri
6) Klien berusaha melindungi bagian
yang nyeri ketika akan di sentuh
oleh oranglain 7) TTV:
TD : 150/100 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 21 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S :
Klien mengatakan kepala dan
tengkuknya sudah tidak nyeri lagi
P : adanya tekanan darah tinggi
Q : ditusuk-tusuk R : tengkuk
S : 3
T : hilang timbul
O :
1) Keadaan umum : Baik
2) GCS : Composmentis 3) Wajah klien tampakrileks
4) Klien sudah tidak tampak gelisah
lagi
5) Klien sudah tidak memegangi
bagian yang nyeri 6) TTV:
TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 21 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
66
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
imobilitsas
S :
1) Klien mengatakan susah berjalan karena
kaki sebelah kanan sakit, dan belum bisa
banyakgerak 2) Klien mengatakan badannya terasalemas
O :
1) Kebutuhan klien dibantu olehkeluarga
2) TTV:
TD : 160/100 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S :
1) Klien mengatakan sedikit
bisa berjalan dan bisa
bergerak mesikpun
dibantukeluarga
2) Klien mengatakan badannya
masih lemas
O :
1) Klien mampu memenuhi
kebutuhan, namun terkadang
dibantukeluarga 2) TTV:
TD : 150/100 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 21
x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S :
1) Klien mengatakan bisa berjalan dan
bisa bergerak mesikpun dibantu
keluarga dan melakukan aktivitas
secarabertahap
2) Klien mengatakan badannya sudah
tidak lemaslagi
O :
1) Klien mampu memenuhi
kebutuhan, namun
terkadang dibantukeluarga
2) TTV: TD : 150/100 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 21 x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
67
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan
yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan
pada pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan nyeri akut di Desa Kalirejo
Bangil Kabupaten Pasuruan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Pada tinjauan kasus, klien bernama Ny.A berusia 65 tahun berjenis
kelamin perempuan. Pada tinjauan pustaka orang yang beresiko hipertensi yaitu
jenis kelamin laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopouse
berisiko tinggi mengalami hipertensi (Ardiansyah, 2018). Dan didapatkan fakta
bahwa klien memiliki riwayat hipertensi kurang lebih 5 tahun. Menurut
Dermawan (2016), penyakit berat seperti hipertensi dapat kambuh kembali.
Menurut penulis tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan
pustaka.
Pada tinjauan kasus didapatkan data bahwa klien mengatakan yang ia
rasakan saat ini yaitu sakit kepala, nyeri dibagian tengkuk, cekot- cekot terasa
seperti mencengkram, dengan pemeriksaan tanda-tanda vital Ny.S didapatkan :
Nadi : 84x / menit, Tekanan Darah: 160/110 mmHg, RR : 20x / menit. Menurut
Setiati (2015), tanda dan gejala yang sering dirasakan pasien hipertensi adalah
mengeluh nyeri pada kepala dan tengkuk leher, tekanan darah diatas kisaran
normal, gelisah, dan sulit tidur.
68
Menurut penulis pada pengkajian tidak mengalami kesenjangan
antara tinjauan pustaka dan tinjuan kasus, dikarenakan klien mengalami tanda dan
gejala penyakit hipertensi. Seperti nyeri bagian kepala dan tengkuk leher, yang
terjadi karena suplai darah ke otak mengalami penurunan, lalu selanjutnya yaitu
tekanan darah meningkat. Tekanan darah Ny.A meningkat kemungkinan
disebabkan karena seiring bertambahnya usia seseorang maka pembuluh darah
cenderung mengalami pengerasan / kekakuan.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Pada tinjauan kasus penulis mengambil 2 diagnosa yaitu, nyeri akut
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, dan Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan imobilitas. Karena dari hasil pengkajian pada klien, penulis
menemukan data yang mengarah pada 2 diagnosa tersebut. Diagnosa 1 ditandai
dengan nyeri pada kepala dan tengkuk, gelisah, susah tidur, klien berusaha
melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri timbul , dan diagnosa ke 2 ditandai
dengan kesulitan bergerak karena kaki sebelah kanan sakit.
Menurut Dermawan (2016), ada beberapa masalah keperawatan yang
muncul untuk penderita hipertensi, seperti :
4.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencederafisiologis
4.2.2 Intoleransi aktifitas berhubungan denganimobilitas
4.2.3 Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparinformasi
4.2.4 Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
Pada kasus ini didapatkan bahwa klien yaitu Ny.A terdapat kesenjangan
antara fakta dan teori dimana ada diagnosa keperawatan yang tidak dimunculkan
yaitu defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi dan
69
ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Hal tersebut
dimungkinkan karena klien sudah memahami tentang penyakitnya sehingga klien
tindak mengalami kecemasan.
4.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh
klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan
pada Ny.A diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan
dengan hipertensi sebagai berikut :
4.3.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam, diharapkan tingkat nyeri menurun
dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1)
identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2)
observasi tanda-tanda vital, 3) identifikasi skala nyeri, 4) identifikasi pengetahuan
dan keyaninan tentang nyeri, 5) ajarkan terapi non farmakologis untuk
mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 6) berikan terapi
non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas
dalam).
Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada
intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi
keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu kolaborasi pemberian analgetik. Hal ini
dikarenakan penulis tidak berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian
analgetik dan penulis hanya mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri seperti kompres hangat dan relaksasi napas dalam.
4.3.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
70
Dilakukan intervensi selama 3 x 24 jam, diharapkan toleransi aktivitas
meningkat dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai
berikut: 1) monitor kelelahan fisik dan emosional, 2) monitor pola dan jam tidur,
3) monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas, 4) sediakan
lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan), 5)
anjurkan tirah baring, 6) anjurkan melakukan aktifitas secara bertahan.
Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada
intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi
keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu Berikan aktifitas distraksi yang
menenangkan. Hal ini dikarenakan klien berusaha melindungi bagian yang nyeri
ketika akan disentuh oleh orang lain.
4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi pada tinjauan pustaka hanya membahas teori asuhan
keperawaan dan pada tinjauan kasus implementasi tersebut diwujudkan langsung
pada klien disertai pendokumentasian tindakan dari intervensi keperawatan.
4.4.1. Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama
3 hari meliputi : 1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,
frekuensi, intensitas nyeri, 2) mengobservasi tanda-tanda vital, 3)
mengidentifikasi skala nyeri, 4) mengidentifikasi pengetahuan dan
keyaninan tentang nyeri, 5) mengajarkan terapi non farmakologis untuk
mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 6)
memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres
hangat, dan relaksasi napasdalam).
71
Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan pengaplikasian
intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnose nyeri akut,
semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua pada tindakan
keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan
pustaka dengan tinjauan kasus.
4.4.2. Pada diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan
imobilitas, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari
meliputi : 1) memonitor kelelahan fisik dan emosional, 2) memonitor pola
dan jam tidur, 3) memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas, 4) menyediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan), 5) menganjurkan tirah baring, 6)
menganjurkan melakukan aktifitas secara bertahan.
Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan
pengaplikasian intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnosa
intoleransi aktivitas, semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua
pada tindakan keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara
tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Setelah melakukan implementasi keperawatan diatas selama 3 kali
kunjungan rumah, didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir
sebagai berikut :
4.5.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
Evaluasi yang didapat yaitu : data subjektif : 1) Klien mengatakan sudah
tidak merasa nyeri pada kepala dan tengkuk. Data objektif meliputi :1) wajah
72
klien tampak rileks, 2) klien sudah tidak tampak gelisah, 3) klien sudah tidak
memegangi bagian yang nyeri, 4) skala nyeri 3, 5) tekanan darah dari 160/100
mmHg menjadi 150/100mmHg.
Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu: 1) Keluhan
nyeri menurun, 2) Rentang skala nyeri menurun dari 6 menjadi 3 ,3) Meringis
menurun, 4) Sikap protektif menurun, 5) Gelisah menurun, 6) Frekuensi nadi
membaik, 7) Tekanan darah membaik.
Berdasarkan data subjektif dan objektif diatas penulis menyimpulkan
bahwa pada masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
sudah teratasi sehingga intervensi selanjutnya dapat dihentikan.
4.5.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
Evaluasi data yang didapatkan meliputi : data subjektif : 1) klien
mengatakan bisa berjalan dan bisa bergerak mesikpun dibantu keluarga dan
melakukan aktivitas secara bertahap, 2) Klien mengatakan badannya sudah tidak
lemas lagi. Untuk data objektif : 1) klien mampu memenuhi kebutuhan, namun
terkadang dibantu keluarga, 2) tekanan darah : TD : 150/100 mmHg.
Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu : 1)
kemampuan berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap
meningkat, 2) tekanan darah membaik, 3) kemampuan berpindah meningkat, 4)
keluhan lemas menurun.
Diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
dapat disimpulkan bahwa masalah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan
rencana yang ditetapkan oleh penulis yaitu meningkatkan toleransi aktivitas.
73
BAB 5
PENUTUP
Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan Asuhan
Keperawatan Pada Ny.A Dengan Nyeri Akut Pada Diagnosa Medis Hipertensi Di
Desa Kalirejo Kabupaten Pasuruan, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan sekaligus saran yang dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Hipertensi.
5.1 Simpulan
Dari hasil uraian yang telah menguraikan tentang asuhan keperawatan
pada Klien dengan diagnosa medis Hipertensi, maka penulis dapatmengambil
kesimpulan sebagaiberikut:
5.1.1 Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian di temukan data Ny. A tampak menyeringai
karena terjadi nyeri kepala, nyeri tengkuk seperti cekot -cekot dan hilang timbul
dengan skala nyeri 6, klien berusaha melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri
timbul, klien gelisah dan sulit tidur. Klien mengatakan bahwa dari anggota
keluarganya juga ada yang memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu ibunya.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa utama yang ditegakkan adalah yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen pencedera fisiologis.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan yang akan dilakukan, dengan cara mengintruksikan
bagaimana agar tingkat nyeri klien menurun serta meningkatkan toleransi aktivitas
klien akibat penyakit hipertensi.
74
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Tindakan untuk diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis dan intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas,
dilakukan 3 kali kunjungan dimulai dari tanggal 26 - 28 Februari 2021 dengan
tujuan agar tingkat nyeri menurun serta toleransi aktivitas klien akibat penyakit
hipertensi meningkat.
5.1.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan dalam bentuk SOAP. Dari dua diganosa keperawatan
yang terjadi pada Ny.A didapatkan dua masalah teratasi, salah satunya karena
keluarga bersikap kooperatif dan terbuka serta tanggapan yang baik dari keluarga.
5.2 Saran
Penulis memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
5.2.2 Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai
pengetahuan, keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan
tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan pada Klien
dengan Hipertensi.
5.2.3 Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah
baiknya diadakan suatu seminar atau suatu pertemuan yang membahas
tentang masalah kesehatan yang ada padaklien.
5.2.4 Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu
ditingkatkan baik secara formal daninformal.
75
5.2.5 Kembangkan dan tingkatkan pemahaman perawat terhadap konsep
manusia secara komprehensif sehingga mampu menerapkan asuhan
keperawatan denganbaik.
76
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, S. J.(2019). Hipertensi Esensial :Diagnosa Dan Tatalaksana TerbaruPada
Dewasa, 46(3),172–178.
Agustina, Gloria. (2012). Peningkatan Pemahaman Matematika Dalam Seriasi
Melalui Praktek Langsung Pada Anak Kelompok A di TK Kusuma 1
Nologaten. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Ilmu
Pendidikan
Andrianto, Heri dan Aan Darmawan. 2016. Arduino Belajar Cepat Pemograman. Bandung: Penerbit Informatika.
Ardiansyah, M, 2018, Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Diva Press
Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Kejadian HipertensiPada
Masyarakat Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekanbaru.
Jurnal Ipteks Terapan, 12 (1), 64.
https://doi.org/10.22216/jit.2018.v12i1.1483
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:EGC
Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien
GangguanKardiovaskular Aplikasi NIC NOC. Jakarta:EGC.
Aspiani, R. yuli. (2016). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular.
Back Massage (SSBM) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi
Di UPT PSTW Jember. 38.
http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?p=fstreampdf&fid=7557&bid=4168
Mulyadi. (2016). Efektifitas Relakasasi Napas Dalam Pada Paisen
HipertensiDengan Gejala Nyeri Kepala Di Puskesmas Baki Sukohajo. 4-5.
Nurma, Arif & Via Monalisa . 2016. Riwayat Penyakit Keluarga Dengan
Kejadian Hipertensi. 4 (1) halaman51-57
PPNI, T, P, 2017, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) : Definisi
dan Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T, P, 2018, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi
dan Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPPPPNI.
PPNI, T, P, 2019, Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPPPPNI.
Probosari, E. (2017). Faktor Risiko Hipertensi Pada Remaja. JNH (Journal of
Nutrition and Health), 5 (1), 18–27.
https://doi.org/10.14710/JNH.5.1.2017.18-27
Setyawan, D., & Kusuma, M. A. (2014). Pengaruh Pemberian Kompres
77
HangatPada Leher Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kepala
PadaPaisenHipertensi Di RSUD Tugerejo Semarang. Pengaruh
PemberianKompres Hangat pada Leher (N, 2014) ,3-4.
Sukarmin, Nurachmach, E, & Gayatri, D, 2013, ‘Penurunan Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Melalui Brisk Walking Exercise’, Jurnal Keperawatan
Indonesia, vol. 16, no. 1, hh. 33-39.
Suryono, Wijayanti. R., dkk. (2016). Asuhan
KeperawatanGerontik.Yogyakarta:ANDI.
Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Kesehatan.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No
26_Th_219_ttg_Peraturan_Pelaksanaan_UU_Nomor_38_Tahun_2014_te
ntang_Kep ra watan.pdf, dilihat pada 11 Maret 2021.
Widayani, W. (2016). Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan Intensitas
NyeriPerineum. JOURNAL NERS , 126.
Wijayanto, T., & Sari, R. (2016). Perbedaan pengaruh terapi masase
denganminyak aromaterapi dan minyak VCO teerhadap penurunan
TekananDarah Hipertensi Primer. T Wijayanto, R Sari - Jurnal
KesehatanMetroSai Wawai, 2016 - poltekkes-tjk.ac.id .
78
Lampi
ran 1
YAYASAN KERTA CENDEKIA POLITEKNIK
KESEHATAN KERTA CENDEKIA Jalan Lingkar Timur, Rangkah Kidul, Sidoarjo 61232 Telepon: 031-
8961496; Faximile : 031-8961497 Email : [email protected]
No. Surat : 225/BAAK/III/2021
Perihal : Surat Pengantar Studi
Penelitian
Kepada Yth.
Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan
Bangil, Kabupaten Pasuruan di
Tempat
Sidoarjo, 19
Maret 202
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Karya Tulis Ilmiah mahasiswa
Politeknik Kesehatan Kerta Cendekia Sidoarjo Tahun Akademik 2020/2021.
Bersama surat ini kami mohon Kepala Desa Kalirejo, Kecamatan Bangil,
Kabupaten Pasuruan mengijinkan mahasiswa kami untuk megambil data dasar
di tempat tersebut. Berikut adalah informasi mahasiswa kami.
Nama Mahasiswa : Mochammad Zainul Abidin
NIM : 1801073
Alamat : Jl Bader no 350 RT 02 RW 03 Kalirejo bangil Kabupaten
Pasuruan
Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan, 25 Mei 1999
No. Hp : 085850142676
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah
KeperawatanNyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten
Pasuruan
Demikian surat permohonan ini kami sampaikan semoga sudi
kiranya memperhatikan untuk dipertimbangkan. Atas perhatian dan
kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Mengetahui,
79
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Judul : “Asuhan Keperawatan pada Pasien Hipertensi dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan”
Tanggal pengambilan studi kasus 26 Februari 2021.
Sebelum tanda tangan dibawah, saya telah mendapatkan informasi tentang
tugas pengambilan studi kasus ini dengan jelas dari mahasiswa M. Zainul Abidin
proses pengambilan studi kasus ini dan saya mengerti semua yang telah dijelaskan
tersebut.
Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini
dan saya telah menerima salinan dari form ini.
Saya, Nyonya Aminah dengan ini saya memberikan kesediaan setelah
mengerti semua yang telah dijelaskan oleh peneliti terkait dengan proses
pengambilan studi kasus ini dengan baik. Semua data dan informasi dari saya
sebagai partisipan hanya akan digunakan untuk tujuan dari studi kasus ini.
Tanda tangan partisipan
(Aminah)
Tanda tangan peneliti
( M. Zainul Abidin )
80
Lampiran 3
LEMBAR KONSULTASI
Nama : M Zainul Abidin
NIM : 1801073
Pembimbing1 : Ns. Faida Annisa, S. Kep., MNS
Judul Studi Kasus : “Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil
Kabupaten Pasuruan”
No. Tanggal
Konsultasi
Data Konsul Tanda tangan
1. 21 Januari 2021 Konsul judul, ACC judul
2. 01 Februari 2021 Konsul BAB 1, Revisi
3. 01 Februari
2021
Konsul BAB 2, Revisi
4. 09 Februari
2021
Konsul BAB 2, ACC ujian
5. 10 Februari
2021
Konsul BAB 1,2. Lanjut BAB 3
6. 25 Februari 2021
Konsul BAB 3, Revisi
7. 10 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data
8. 11 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data
9. 13 Mei 2021 Konsul BAB 3, Revisi analisa data +
implementasi
10. 18 Mei 2021 Konsul BAB 3. Lanjut BAB 4-5
11. 19 Mei 2021 Konsul BAB 4,5. Revisi BAB
pembahsan (F-T-O)
12. 20 Mei 2021 Konsul BAB 4,5. ACC lanjut ujian
81
Lampiran 4
LEMBAR KONSULTASI
Nama : M ZainulAbidin
NIM : 1801073
Pembimbing 2 : Ns. Erik Kusuma, S. Kep., M.Kes
Judul Studi Kasus : “Asuhan Keperawatan Lansia Hipertensi Dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut Di Desa Kalirejo Bangil Kabupaten Pasuruan
No. Tanggal
Konsultasi
Data Konsul Tanda tangan
1 21 Januari 2021 Konsul judul, ACC judul
2 29 Januari 2021 Konsul BAB 1, Revisi
3 05 Februari
2021
Konsul BAB 1, ACC lanjut BAB 2
4 09 Februari
2021
Konsul BAB 2, ACC ujian
5 25 Februari
2021
Konsul BAB 1,2, ACC lanjut BAB 3
6 21 Maret 2021 Konsul BAB 3, revisi
7 28 Maret 2021 Konsul BAB 3, revisi
8 09 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, Revisi
9 11 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, revisi BAB 3
(Analisa data)
10 18 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, revisi BAB 3
(Analisa data)
11 21 Mei 2021 Konsul BAB 1-3, ACC BAB 3.
Lanjut BAB 4-5
12 21 Mei 2021 Konsul BAB 4-5, Revisi BAB 4
13 21 Mei 2021 Konsul BAB 1-5, Revisi tabel
14 22 Mei ACC KTI