program studi teknik mesin d-3 fakultas teknik … · gambar 4. 1 posisi-posisi pengukuran gigi...
TRANSCRIPT
ANALISIS KEAUSAN SPROKET PADA RODA BELAKANG SEPEDA MOTOR VEGA ZR
TUGAS AKHIR
Oleh.
Nama Mahasiswa NPM
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN D-3 FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM “45” (UNISMA) BEKASI 2017
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Batasan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Perumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 2
1.5. Pengujian Hipotesis ............................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1. Roda Gigi (Sproket) ........................................................................................... 3
2.2. Klasifikasi Roda gigi .......................................................................................... 3
2.3. Nama-nama Bagian Roda Gigi .......................................................................... 4
2.4. Keausan Sproket................................................................................................. 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................... 10
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................................... 10
4.2. Bahan, Variabel, dan Alat Penelitian ............................................................... 10
4.3. Tahapan Analisis Data ..................................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 12
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 12
4.1.1. Pengumpulan Data Lapangan ............................................................... 12
4.1.2. Data Pengukuran Sproket ...................................................................... 12
4.1.3. Pemeriksaan Visual ............................................................................... 13
4.1.4. Umur Pakai Sproket yang Diteliti ......................................................... 14
4.1.5. Umur Pakai Sproket Sampai Diganti .................................................... 14
4.2 Pembahasan ...................................................................................................... 16
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 17
iii
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 17
5.2 Saran ................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18
iv
ABSTRAK
Pada penelitian kali ini, objek yang kami jadikan bahan penelitian adalah sproket
Sepeda Motor Yamaha Vega ZR. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan
analisis tentang keausan yang terjadi pada komponen sproket rantai rol sepeda
motor, mengetahui umur pakai dari komponen sproket rantai rol sepeda motor, dan
mendapatkan analisis mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada
komponen sproket rantai rol sepeda motor. Penelitian ini dilakukan dengan
pengujian dan komparasi pada dua buah sproket (lama dan baru). Dari
membandingkan dua buah sproket tersebut dari sisi berat dan volume serta
parameter lainnya dapat diketahui tingkat keausan dan umur sproket. Umur sproket
dapat ditinjau dari sisi daya cengkeram sproket terhadap rantai sehingga rantai
tidak mudah terlepas dari sproket.
.
Keyword: Sproket, umur sproket, keausan
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Keausan Metode Adhesive ....................................................................... 6
Gambar 2. 2 Keausan Metode Abrasive ....................................................................... 7
Gambar 2. 3 Mekanisme Keausan Lelah ...................................................................... 8
Gambar 2. 4 Mekanisme Keausan Oksidative .............................................................. 8
Gambar 2. 5 Skema Pengujian Keausan Erosi .............................................................. 9
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 11
Gambar 4. 1 Posisi-posisi pengukuran gigi sproket .................................................... 12
Gambar 4. 3 Pelepasan Sproket .................................................................................. 13
Gambar 4. 4 Komponen sproket aus (kiri) dan baru (kanan) ...................................... 13
Gambar 4. 2 Posisi komponen sproket pada sepeda motor (panah) ........................... 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sepeda motor merupakan kendaraan yang cocok digunakan untuk
menjangkau berbagai daerah dan tempat terpencil dengan pertimbangan
ongkos yang murah. Harga satu unit kendaraan bermotor yang terjangkau
oleh sebagian besar masyarakat, menyebabkan kendaraan bermotor paling
banyak digunakan dan dijumpai di jalan-jalan raya. Oleh karena itu,
keamanan dan keselamatan merupakan prioritas utama saat kendaraan ini
bergerak.
Sepeda motor dituntut mampu bergerak cepat dengan tidak
menyebabkan terlepasnya rantai dari gearnya (sprocket). Apabila rantai
terlepas dari gear pada kondisi di mana jalanan ramai, maka hal ini akan
sangat berbahaya bagi keamanan dan keselamatan pengendara. Demikian
pula, pengendara kendaraan bermotor lainnya.
Dalam pengoperasiannya, komponen sproket selalu bergesekan dengan
rantai dari sepeda motor. Gesekan dari kedua komponen tersebut
mengakibatkan terjadinya getaran dan tumbukan
yang terus menerus sehingga komponen sproket tersebut akan mengalami
keausan.
Dengan demikian, terjadinya keausan pada komponen sproket akan
berpengaruh atau akan mengurangi umur pakai dari komponen sproket.
Mengingat vitalnya fungsional sproket pada sepeda motor maka akan
dilakukan penelitian terhadap komponen sproket tersebut.
1.2. Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian dibatasi pada perhitungan keausan, umur
pakai dan faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada komponen sproket
sepeda motor Yamaha Vega ZR.
2
1.3. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian ini adalah:
a) Seberapa besar keausan yang terjadi pada komponen sproket rantai rol
sepeda motor.
b) Berapa umur pakai dari komponen sproket rantai rol sepeda motor.
c) Apa faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada komponen sproket
rantai rol sepeda motor.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a) Mendapatkan nilai keausan yang terjadi pada komponen sproket pada
roda belakaang sepeda motor.
b) Mengetahui umur pakai dari komponen sproket rantai rol sepeda motor
c) Mendapatkan analisis faktor-faktor penyebab terjadinya keausan pada
komponen sproket rantai rolsepeda motor.
1.5. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan kami lakukan adalah:
a) Tingkat keausan pada komponen sproket pada roda belakang sepeda
motor ditandai dengan seberapa besar berat dan profil sproket lama
yang diuji dibandingkan dengan berat dan profil sproket yang baru.
b) Umur pakai dari komponen sproket ditentukan berdasarkan kelayakan
fungsi sprocket yang ditandai oleh bunyi pergerakan rantai dan tingkat
kekencangan rantai yang tidak sama.
c) Faktor-faktor penyebab tingkat keausan pada sproket di antaranya
adalah gaya berkendara dan perawatan berkalanya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Roda Gigi (Sproket)
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran
yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan
daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Rodagigi
sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya yang lebih
bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi yang
lainnya, selain itu roda gigi juga memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang
besar.
Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip
sangat kecil.
Kecepatan transmisi rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat
digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara
dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi yang perbandingan
kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan putaran yang
terputus-putus. Dalam teori, roda gigi pada umumnya dianggap sebagai
benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka
waktu lama. (Peter Oghenekaro, 2014)
2.2. Klasifikasi Roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
Menurut letak poros.
Menurut arah putaran.
Menurut bentuk jalur gigi
4
2.3. Nama-nama Bagian Roda Gigi
Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam
perancangan roda gigi yang perlu diketahui yaitu :
a) Lingkaran pitch(pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran
ini merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigiseperti tebal
gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
b) Pinion
Roda gigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan rodagigi.
c) Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch.
d) Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitchdiameter
e) Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitchantara profil dua gigi yang berdekatan
atau keliling lingkaran pitchdibagi dengan jumlah gigi.
f) Modul (module)
perbandingan antara diameter lingkaran pitchdengan jumlah gigi.
g) Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitchdengan lingkaran
pitch diukur dalam arah radial.
h) Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitchdengan lingkaran kaki yang diukur dalam
arah radial.
i) Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak
dikurangi dengan jarak poros.
j) Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi
yang berpasangan.
k) Pitch point
5
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang
berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerjadan garis
pusat.
l) Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigiyang berkontak dan
jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
m) Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
n) Dedendum circle
2.4. Keausan Sproket
Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya permukaan padatan,
umumnya melibatkan kehilangan material yang progesif akibat adanya
gesekan (friksi) antar permukaan padatan. Keausan bukan merupakan sifat
dasar material, melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak
permukaan). Keausan merupakan hal yang biasa terjadi pada setiap material
yang mengalami gesekan dengan material lain. Keausan bukan merupakan
sifat dasar material , melainkan respon material terhadap sistem luar (kontak
permukaan). Material apapun dapat mengalami keausan disebabkan oleh
mekanisme yang beragam. Di antara mekanisme tersebut adalah pembebenan
gesek. Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan
yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material
pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek
itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat keausan pada material.
Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume
material yang terkelupas dari benda uji.
Mekanisme keausan terdiri dari :
1. Keausan adhesive (Adhesive wear)
Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih
mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lainnya (adhesive) serta
6
deformasi plastis dan pada akhirnya terjadi pelepasan / pengoyakan salah
satu material seperti di perlihatkan pada gambar 2 di bawah ini :
Gambar 2. 1 Keausan Metode Adhesive
Faktor yang menyebabkan adhesive wear :
a) Kecenderungan dari material yang berbeda untukmembentuk larutan
padat atau senyawa intermetalik.
b) Kebersihan permukaan.
Jumlah wear debris akibat terjadinya aus melalui mekanismeadhesif ini
dapat dikurangi dengan cara ,antara lain :
a) Menggunakan material keras.
b) Material dengan jenis yang berbeda, misal berbedastruktur kristalnya.
2. Keausan Abrasif (Abrasive wear)
Terjadi bila suatu partikel keras ( asperity ) dari material tertentu
meluncur pada permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi
penetrasi atau pemotongan material yang lebih lunak, seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.2. Tingkat keausan pada mekanisme ini
ditentukan oleh derajat kebebasan (degree of freedom) partikel keras atau
asperity tersebut.
Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan keausan
yang lebih tinggi ketika diikat pada suatu permukaan seperti pada kertas
amplas, dibandingkan bila pertikel tersebut berada di dalam sistem slury.
Pada kasus pertama, partikel tersebut kemungkinan akan tertarik
sepanjang permukaan dan akhirnya mengakibtakan pengoyakan.
7
Sementara pada kasus terakhir, partikel tersebut mungkin hanya berputar
(rolling) tanpa efek abrasi.
Faktor yang berperan dalam kaitannya dengan ketahanan material
terhadap abrasive wear antara lain:
1. Material hardness
2. Kondisi struktur mikro
3. Ukuran abrasif
4. Bentuk abrasif
Bentuk kerusakan permukaan akibat abrasive wear, antaralain :
1. Scratching
2. Scoring
3. Gouging
Gambar 2. 2 Keausan Metode Abrasive
Keausan metode abrasive terjadi akibat interaksi permukaan dimana
permukaan yang mengalami beban berulang akan mengarah pada
pembentukan retak-retak mikro. Retak-retak mikro tersebut pada
akhirnya menyatu dan menghasilkan pengelupasan material. Tingkat
keausan sangat bergantungpada tingkat pembebanan. Gambar 2.3
memberikan skematis mekanisme keausan lelah :
8
Gambar 2. 3 Mekanisme Keausan Lelah
3. Keausan Oksidasi/Korosif (Corrosive wear)
Proses kerusakan dimulai dengan adanya perubahan kimiawi
material di permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan
lingkungan ini menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan
dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai
konsekuensinya, material akan mengarah kepada perpatahan interface
antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh
lapisan permukaan itu akan tercabut.
Gambar 2. 4 Mekanisme Keausan Oksidative
4. Keausan Erosi (Erosion wear)
Proses erosi disebabkan oleh gas dan cairan yang membawa partikel
padatan yang membentur permukaan material. Jika sudut benturannya
9
kecil, keausan yang dihasilkan analog dengan abrasive. Namun, jika
sudut benturannya membentuk sudut gaya normal (90 derajat), maka
keausan yang terjadi akan mengakibatkan brittle failure pada
permukaannya, skematis pengujiannya seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 2. 5 Skema Pengujian Keausan Erosi
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini diawali dengan tahapan-tahapan pengumpulan bahan,
pengukuran, verifikasi dan akuisisi data sehingga membutuhkan waktu paling
sedikit selama 6 bulan terhitung sejak proposal ini dibuat. Semua tahapan
akan dilakukan di Workshop Fakultas Teknik UNISMA Bekasi.
4.2. Bahan, Variabel, dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan adalah dua buah komponen sproket. Masing-
masing adalah sproket aus dan sproket baru. Data yang digunakan adalah data
primer yakni data pengukuran dimensi dan berat kedua buah sproket.
Kemudian data yang sudah diperoleh (variable bebas) dihitung dalam Ms.
Excel untuk mendapatkan variable terikat yakni nilai keausan yang ditandai
dengan pengurangan berat sproket dan umur sproket sampai sproket
direkomendasikan untuk diganti.
4.3. Tahapan Analisis Data
Mencari data-data spesifikasi Sproket. Selanjutnya mencari atau
mengidentifikasi variabel-variabel yang diketahui dan tidak diketahui (akan
dicari).
Terakhir, menentukan formulasi yang tepat untuk mencari variabel-
variabel yang tak diketahui. Langkah-langkah diatas secara lebih jelas bisa
digambarkan dalam sebuah diagram alir (flowchart) berikut:
11
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian
Tinjauan Pustaka
Data Sproket Kendaraan:
Berat Sproket aus/lama dan baru
Beban kerja
Diameter luar dan diameter dalam
Tinggi gigi-gigi sproket
Tebal sproket
Pengukuran dan Perhitungan:
Kehilangan volume dan berat
Umur Sproket
Analisis
Kesimpulan
Mulai
Selesai
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Pengumpulan Data Lapangan
Tabel 4. 1 Data Komponen Sproket
Data awal Sproket aus (A) Sproket baru (B)
Nama komponen Sproket Sproket
Pemakaian terakhir 52.632 km
Fungsi Mentransmisikan daya dari mesin penggerak ke
roda belakang
4.1.2. Data Pengukuran Sproket
Tabel 4. 2 Ukuran Komponen Sproket Aus dan Baru
Posisi Pengukuran Sproket Aus Sproket Baru
Tebal sproket 5.9 mm 6 mm
Diameter luar 164 167
Diameter dalam 154 154
Berat Sproket 570 gram 581 gram
Gambar 4. 1 Posisi-posisi pengukuran gigi sproket
13
4.1.3. Pemeriksaan Visual
Gambar 4. 3 Pelepasan Sproket Aus (lama)
Gambar 4. 4 Komponen sproket aus (kiri) dan baru (kanan)
Gambar 4. 2 Posisi komponen sproket pada sepeda motor (panah)
14
4.1.4. Umur Pakai Sproket yang Diteliti
Berat sproket baru = 581 Gram
berat sproket aus = 570 Gram
Selisih berat kedua sproket = 11 Gram
Penggantian sproket sebelumnya = Agustus 2012
Penelitian terhadap Sproket = Agustus 2016
Jadi motor telah digunakan selama = 4 tahun
48 bulan
1440 hari
Dalam waktu 1440 hari sproket mengalami kehilangan berat = 11 gram
Dengan asumsi pemakaian dalam satu hari selama1 jam atau 60 menit, jadi:
60 x n (rpm)
dimana, n:
D (roda) = 560 mm
V = 50 km/jam = 833333.3 mm/menit
rpm
Jadi untuk satu hari 60 x 473,91 = 28420,53 siklus/hari
Jadi untuk 1440 hari = 40.925.556,80 siklus
4.1.5. Umur Pakai Sproket Sampai Diganti
15
Diketahui: a = 1,3 mm
t = 8 mm
tinggi limas = 5,25 mm
jumlah gigi = 40
Luas Segitiga = 1/2. a.t = 5,2 mm2
Volume Limas = L.alas x tinggi = 27,3 mm2
Vtot Gigi = 54,6 mm3
Vtot Sproket = 2186 mm3
m = V x ρ = 17,04 gram
Perbandingan hari:
1440 hari = 11 gram
x hari = 17,04 gram
x = 2230,06 hari
2230,06 hari = 74,34 bulan
74 bulan = 6,2 tahun
Jadi, untuk 2230,06 hari:
63.379.549,56 siklus
16
4.2 Pembahasan
Dari pengamatan secara visual dapat dilihat dengan jelas perbedaan
kondisi fisik sproket aus dan sproket baru. Pada gambar 4.4 dapat dilihat
bahwa sproket aus tampak kusam pada bagian gigi-giginya disebabkan
pengaruh pelumas yang sudah sekian lama mengering, dibersihkan dan
diganti dengan yang baru ditambah dengan gesekan permukaan dengan
rantai. Disamping itu beberapa titik pada lembah gigi terdapat goresan-
goresan sebagai akibat gesekan yang terus menerus terhadap rantai atau
partikel abrasif pada kondisi operasi. Sedangkan sproket baru tampak lebih
bersih, mengkilap dan tanpa goresan.
Pengukuran pada sproket dilakukan pada semua bagian komponen
sproket yaitu diameter luar, diameter dalam, serta setiap bagian gigi dari
komponen sproket dari mulai lebar gigi,
lingkar kepala, tinggi lembah, dan puncak kepala. Dari tabel 4.2 dapat
ditunjukkan bahwa selain perbedaan tebal sproket sebesar 0,1 mm antara
sproket baru dan sproket lama, juga terdapat perbedaan diameter luar antara
sproket aus dan baru yakni sebesar 3 mm. Kondisi demikian disebabkan
karena pengikisan bagian permukaan sproket terutama bagian gigi sproket.
Pengikisan ini disebabkan karena gesekan yang terus menerus antara dua
permukaan sproket dan rantai ketika sepeda motor dijalankan selain juga
partikel lain dari kondisi operasi di lapangan.
Dari hasil perhitungan untuk umur pakai sproket diperoleh hasil bahwa
untuk komponen sproket yang diteliti mengalami kehilangan berat 11 gram
untuk pemakaian selama 1440 hari atau 48 bulan atau 4 tahun. Untuk umur
sproket sampai kondisi harus diganti mengalami kehilangan berat sebesar
17,04 gram, untuk pemakaian selama 2230,06 hari atau 6,2 tahun.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Komponen sproket yang diteliti mengalami kehilangan berat sebesar 11
gram untuk pemakaian selama 1440 hari atau 48 bulan atau 4 tahun.
2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa umur sproket yang diteliti yaitu
40.925.556,80 siklus atau 1440 hari atau 4 tahun. Sedangkan umur sproket
sampai harus diganti yaitu 63.379.549,56 siklus atau 2230,06 hari atau 6,2
tahun.
3. Faktor penyebab terjadinya keausan yaitu kurangnya pelumasan terhadap
komponen sproket, juga partikel abrasif dari kondisi operasi.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kesempurnaan
penelitian ini:
1. Dapat dilakukan pengujian kekerasan untuk mengetahui nilai kekerasan dan
ketahanan permukaan komponen sproket terhadap goresan baik akibat
gesekan terhadap rantai maupun partikel abrasif dari kondisi operasi.
2. Setelah mengetahui nilai kekerasan pada komponen sproket, maka dapat
dilakukan perlakuan panas (hardening) untuk meningkatkan nilai
kekerasannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Williams S Ebhota, Emmanuel Ademola, Peter Oghenekaro, 2014, Fundamentals
of Sprocket Design and Reverse Engineering of Rear Sprocket of a Yamaha
CY80 Motorcycle, International Journal of Engineering and Technology
Volume 4 No. 4
Soeleman, Hutama Putra M. Isahudin, 2008, Analisis Karakteristik Gear Sproket
Standard dan Racing Pada Sepeda Motor, Jurnal Sintek UMJ Vol. 2, No.2
Awad S. Bodalal, Sayed A. Abdul_Mounem, Hamid S. Salama, 2010, Dynamic
Modeling and Simulation of MSF Desalination Plants, Jordan Journal of
Mechanical and Industrial Engineering, 394 - 403
C.Chapra, Steven, 1988, Metode Numerik, Erlangga, Jakarta
Daryanto, 1985, Ikhtisar Praktis Teknik Mesin, Tarsito, Bandung
Heywood, John, Internal Combustion Engine Fundamentals, McGraw Hill
International New York
Jl Meriam, L Krige/ Tjahjana Adhi – Subagio, 1993, Mekanika Teknik Dinamika,
Erlangga, Jakarta
Martin, George H, 1982, Kinematika dan Dinamika Teknik, Erlangga,
Jakarta
Munir, Rinaldi, 2008, Metode Numerik, Informatika, Bandung
R. Tooley, John, 1986, Numerical Methods in Engineering Practice, Holt Rinehart
And Winston, Inc, Newyork
Saleh A. Al-Jufout, Kamal A. Khandakji, 2010, Computational Modelling for
Solid-State Variable-Frequency Induction Motor Drive – II, Jordan Journal of
Mechanical and Industrial Engineering(JJMIE) 286 - 291
Sularso, 2008, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
Paramita, Jakarta
Wark Kenneth, Jr. 1992, Thermodynamics, McGraw Hill International New York
Winther, J.B, ”Dynamometer Handbook of Basic Theory and
Aplications”,Cleveland,Ohio:Eaton Corporation.(1975)