progres implementasi 6 sasaran rencana aksi … · medan, 25 maret 2015 oleh: ... tata batas...
TRANSCRIPT
PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN
PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT
Medan, 25 Maret 2015
OLEH: IRWAN PRAYITNO Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan
Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan
PENYELESAIAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN, PENATAAN
RUANG DAN WILAYAH ADMINISTRATIF
PELAKSANAAN PENATAAN PERIZINAN KEHUTANAN DAN
PERKEBUNAN
PERLUASAN WILAYAH KELOLA MASYARAKAT
PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN
PENGUATAN INSTRUMENT LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PERLINDUNGAN HUTAN
MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN ANTI KORUPSI
1 2 3
4 5 6
PENYELESAIAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN, PENATAAN RUANG DAN WILAYAH ADMINISTRATIF
1
PENYELESAIAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN
a. Inventarisasi menyeluruh progres pengukuhan kawasan hutan di Sumatera Barat (tata batas, penetapan kawasan hutan) sebagai dasar penyelesaian pengukuhan kawasan hutan
b Melibatkan masyarakat dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam kegiatan tata batas selanjutnya hasil tata batas disosialisasikan kepada masyarakat dan instansi terkait
c. Mendorong dan fasilitasi pelaksanaantata batas kawasan hutan Kabupaten/Kotadi Sumatera Barat
d. Implementasi segera skema pengakuan danpembuktian hak (PPH) dalam penetapanKawasan Hutan di Sumatera Barat
PENYELESAIAN PENATAAN RUANG
a. Mendorong dan fasilitasi penyelesaian tata ruang Provinsi dan Kabupaten/Kotamelalui BKPRD Sumatera Barat
b Mendorong dan fasilitasi penyelesaian rencana detail tata ruang melalui BKPRD Sumatera Barat
PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN SUMATERA BARAT
Penetapan danDesain Penetapan2014 (Ha)
Belum Ditetapkan(Ha)
1.631.916 Ha(68,57 %)
748.141 Ha(31,43
STATUS PENATAAN RUANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT (1)
No Wilayah Perda Keterangan
PROVINSI
1 Provinsi Sumatera Barat No. 13 Tahun 2012
KABUPATEN
2 Kab. Pasaman No. 6 Tahun 2011
3 Kab. Pasaman Barat No. 18 Tahun 2012
4 Kab. Limapuluh Kota No. 7 Tahun 2012
5 Kab. Tanah Datar No. 2 Tahun 2012
6 Kab. Agam No. 13 Tahun 2011
7 Kab. Sijunjung No. 5 Tahun 2012
8 Kab. Solok No. 1 Tahun 2013
9 Kab. Solok Selatan No. 8 Tahun 2012
10 Kab. Dharmasraya No. 10 Tahun 2012
11 Kab. Padang Pariaman No. 5 Tahun 2011
12 Kab. Pesisir Selatan No. 7 Tahun 2011
13 Kab. Kepulauan Mentawai --- Belum Perda
STATUS PENATAAN RUANG DI PROVINSI SUMATERA BARAT (2)
No Wilayah Perda Keterangan
KOTA
14 Kota Padang No. 4 Tahun 2012
15 Kota Pariaman No. 21 Tahun 2012
16 Kota Padang Panjang No. 2 Tahun 2013
17 Kota Bukittinggi No. 6 Tahun 2011
18 Kota Payakumbuh No. 1 Tahun 2012
19 Kota Sawahlunto No. 8 Tahun 2012
20 Kota Solok No. 13 Tahun 2012
Sumber data: Laporan Kegiatan BKPRD Prov Sumbar Tahun 2014
PELAKSANAAN PENATAAN PERIZINAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN2
PELAKSANAAN PERIZINAN KEHUTANAN
a. Perizinan dan non perizinan (rekomendasi, surat keterangan) di bidang kehutanan dan perkebunan yang merupakan wewenang Gubernur di delegasikan kepada Kepala BKPM & PPT Sumatera Barat untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses perizinan.
b. Perizinan dilaksanakan sesuai SOP yang disusun.
b. Pelaksanaan perizinan kehutanan berbasis lahan dengan mempertimbangkan peta kawasan hutan, rencana tata ruang dan peta indikasi penundaan pemberian izin baru.
c. Perizinan kehutanan dilaporkan secara berkala ke Kementeerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
PERLUASAN WILAYAH KELOLA MASYARAKAT3
Arah Kebijakan dalam Pengelolaan Hutan di Sumatera Barat
• Aktifitas kehutanan berbasis nagari
• Mengutamakan partisipasi dan bagi-manfaat
• Meningkatkan tanggung jawab masyarakat lokal
• Memberikan jaminan kelola hutan jangka panjang
Masyarakat merupakan
kunci keberhasilan kelola hutan,
bukan sebagai penyebab kegagalan
HL HP TOTAL
1 KAB. AGAM 21.457,18 10.744,48 32.201,66 25.000
2. KAB. DHARMASRAYA 8.463,60 23.208,01 31.671,62 25.000
3. KAB. KEP. MENTAWAI 7.310,90 116.831,39 124.142,29 20.000
4. KAB. LIMA PULUH KOTA 117.324,71 24.722,35 142.047,05 70.000
5. KAB. PADANG PARIAMAN 15.624,54 - 15.624,54 10.000
6. KAB. PASAMAN 106.931,43 26.297,04 133.228,47 71.000
7. KAB. PASAMAN BARAT 49.555,36 17.816,22 67.371,58 46.500
8. KAB. PESISIR SELATAN 22.743,75 48.103,34 70.847,09 37.500
9. KAB. SIJUNJUNG 73.669,65 23.796,05 97.465,70 50.000
10. KAB. SOLOK 92.616,41 18.097,78 110.714,19 60.062
11. KAB. SOLOK SELATAN 66.506,89 26.127,21 92.634,10 50.000
12. KAB. TANAH DATAR 17.632,72 9.317,98 26.950,70 20.000
13. KOTA BUKITTINGGI - - - -
14. KOTA PADANG 7.225,72 35,54 7.261,26 5.000
15. KOTA PADANG PANJANG 398,44 - 398,44 398
16. KOTA PARIAMAN - - - -
17. KOTA PAYAKUMBUH 347,28 - 347,28 347
18. KOTA SAWAHLUNTO 120,60 8.793,43 8.914,04 8.914
19. KOTA SOLOK 279,74 - 279,74 279
T O T A L 608.208,92 353.890,82 962.099,74 500.000
No. KAB/KOTALUAS AREAL POTENSIAL (HA)
TARGET (HA)
TARGET PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI SUMATERA BARAT
PHBM UNIT LUAS(HA)
HUTAN NAGARI- USULAN- PAK- PENETAPAN
3962
111.54133.056
1.481
HUTAN KEMASYARAKATAN- USULAN- PAK- PENETAPAN
511310
30.1454.1131.511
JUMLAH 901912
141.68637.169
2.992
0
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
KawasanHutan
HutanLindung &
HutanProduksi
Target PHBMHutan Nagari HKm
REALISASI PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DI SUMATERA BARAT TAHUN 2014
PENYELESAIAN KONFLIK KAWASAN HUTAN SUMATERA BARAT4
Identifikasi dan Inventarsasi Permasalahan Tenurial Kawasan Hutan
• Identifikasi dan Inventarisasi diprioritaskan kepada permukiman dan areal pertanian masyarakat di dalam kawasan hutan
• Pembahasan terkait hasil inventarisasi dengan wakil masyarakat dan stake holder terkait
• Melaporkan hasil inventarisasi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pengukuhan Kawaasan Hutan
• Identifikasi dan Inventarisasi hak-hak pihak ketiga di sepanjang batas kawasan hutan pada proses tata batas
• Pelibatan masyarakat dalam semua tahap pengukuhan kawasan hutan
• Optimalisasi Panitia Tata Batas Kawasan Hutan
Implementasi One Map Policy
• Penggunaan kebijakan satu peta dalam proses perizinan berbasis lahan
• Kebijakan satu peta diintegrasikan dengan kegiatan penyusunan baseline data dan pemetaan kadastral yang sedang dalam proses penyusunan saat ini
Memperluas Akses Masyarakat Dalam Pengelolaan Hutan
• Pengembangan Hutan Nagari
• Pengembangan Hutan Kemasyarakatan
• Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat
• Pengembangan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu
PENGUATAN INSTRUMENT LINGKUNGAN HIDUP DALAM PERLINDUNGAN HUTAN
5
MEMBANGUN SISTEM PENGENDALIAN ANTI KORUPSI6
• Neraca Sumber Daya Hutan (NSDH) untuk Tingkat Provinsi Sumatera Barat telah
dilakukan penyusunannya sejak Tahun 2009 untuk data neraca Tahun 2008, sampai
dengan Tahun 2014 untuk data neraca Tahun 2013
• NSDH yang disusun setiap tahun dari Tahun 2009 menggambarkan aktivitas perubahan
(penambahan dan pengurangan) sumber daya hutan di dalam kawasan hutan setiap
tahun
• Penambahan sumber daya hutan berasal dari kegiatan penanaman (input) sedangkan
pengurangan (output) sumber daya hutan berasal dari aktivitas perubahan kawasan
hutan (IPPKH), illegal logging, perambahan hutan dan lain-lain.
• Dalam rangka penguatan Sistem Pengendalian Anti Korupis berbasis NSDH yang
diperlukan adalah:
• updating data
• membangun basis data berdasarkan inventarisasi hutan