proposal · 2020. 7. 11. · cendawan polifag yang dapat merusak berbagai macam tanaman budidaya,...
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS
(DASAR MULTIDISIPLIN) PUD-ITS
Pemanfaatan Biji Sorghum Sp. sebagai Substrat Potensial dalam Produksi Biokatalis Industri Etanolik
Tim Peneliti:
Ketua Dr. techn. Endry Nugroho Prasetyo, MT /NIDN. 0014107303/Biologi/FSAINS
Anggota:
Siti Zullaikah,ST.,MT, Ph.D./NIDN. 0016077807/Teknik Kimia/FTI/ITS
DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
DAFTAR ISI RINGKASAN ........................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Permasalahan ............................................................................................................. 5
1.3. Batasan Masalah ........................................................................................................................ 5
1.4. Tujuan ........................................................................................................................................ 6
1.5. Manfaat ..................................................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 7
2.1. Sorghum sp. ............................................................................................................................... 7
2.2. Amilase .................................................................................................................................... 12
2.3. Pati ........................................................................................................................................... 14
2.4 Botryodiplodia sp. ..................................................................................................................... 15
BAB III METODOLOGI .......................................................................................................................... 18
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................................... 18
3.2 Metode yang Digunakan ........................................................................................................... 18
3.3. Rancangan Penelitian dan Analisis Data................................................................................... 24
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ............................................................................................ 25
4.1. Anggaran Biaya ................................................................................................................... 25
4.2 Jadwal Penelitian ................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 28
Lampiran 1. Dukungan sarana dan prasarana penelitian .................................................................... 33
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas ................................................... 34
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota ............................................................................................. 35
RINGKASAN
Amilase (3.2.1.1) adalah kelompok enzim yang mengkatalis hidrolisis ikatan glikosidik dari pati dan turunannya termasuk dekstrin menjadi monomer glukosa. Salah satu mikroorganisme yang dapat memproduksi amilase adalah Botryodiplodia sp. Botryodiplodia sp. adalah cendawan polifag yang dapat merusak berbagai macam tanaman budidaya, seperti jeruk, ubi kayu, coklat, mangga, pisang, ubi rambat dan lain lain. Botryodiplodia sp. merupakan salah satu yang potensial dalam memproduksi glukoamilase sehingga dapat dimanfaatkan sebagai mikroba penghasil amilase. Glukoamilase memiliki kemampuan dalam menghidrolisis ikatan α-1,4 glikosidik dan ikatan α-1,6 glikosidik pada pati. Salah satu alternatif pengganti substrat komersial yang paling efisien untuk produksi amilase yaitu dengan menggunakan material non bahan pangan pokok salah satunya sorgum. Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan dua varietas lokal sorgum dari pulau Poteran Kabupaten Sumenep yang telah diberi pretreatment dengan menggunakan sodium hidroksida dan papain untuk memproduksi amilase oleh kapang Botryodiplodia sp.
Kata kunci : Amilase, Botryodiplodia sp, Pretreatment, Sorgum, hidrolisis
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Amilase (3.2.1.1) adalah kelompok enzim yang mengkatalis hidrolisis ikatan
glikosidik dari pati dan turunannya termasuk dekstrin menjadi monomer glukosa (Johnson et
al., 2011). Amilase banyak digunakan dalam berbagai industri seperti industri makanan, tekstil,
kertas, farmasi dan detergen (tippheswamy et al., 2006). Meskipun dapat dihasilkan dari
tumbuhan, hewan dan mikroorganisme, namun sebagian besar industri enzim dihasilkan oleh
mikroorganisme (Vardhini et al., 2013).
Salah satu mikroorganisme yang dapat memproduksi amilase adalah Botryodiplodia sp.
Botryodiplodia sp. adalah cendawan polifag yang dapat merusak berbagai macam tanaman
budidaya, seperti jeruk, ubi kayu, coklat, mangga, pisang, ubi rambat dan lain lain (Twumasi
et al., 2014; Banito et al., 2010, dan Salamiah et al., 2008). Botryodiplodia sp. merupakan salah
satu yang potensial dalam memproduksi glukoamilase sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
mikroba penghasil amilase (Navaratnam et al., 1994). Glukoamilase memiliki kemampuan
dalam menghidrolisis ikatan α-1,4 glikosidik dan ikatan α-1,6 glikosidik pada pati (Sauer,
2000).
Kondisi pertumbuhan dan nutrisi mempengaruhi tingginya amilase yang dihasilkan oleh
Botryodiplodia sp. (Oliveira et al., 2007). Salah satu nutrisi yang mempengaruhi hasil produksi
amilase adalah sumber karbon. Namun nutrisi berupa sumber karbon seperti dextrin, fruktosa,
glukosa, laktosa, maltosa dan pati sangat mahal untuk produksi enzim secara komersial
(Unakal et al., 2012), sehingga dibutuhkan substrat yang lebih ekonomis untuk menekan biaya
produksi (Singh et al., 2010). Produk substrat yang mahal dapat diganti dengan produk
pertanian yang bukan bahan pangan pokok seperti jerami padi, umbi, dan biji-
bijian, termasuk biji sorgum (Unakal et al., 2012). Penggunaan biji sorgum di Indonesia
sebagai bahan pangan menurun tajam dan lebih banyak digunakan sebagai ransum pakan
ternak, padahal kandungan patinya cukup tinggi mencapai 68-82% (Iranna et al., 2012; Suarni,
2012). Peluang untuk memanfaatkan sorgum sebagai substrat produksi amilase belum banyak
diteliti. Selain memiliki kandungan pati yang tinggi, biji sorgum memiliki beberapa
keunggunlan yaitu mampu hidup pada tingkat kesuburan rendah, tersebar di berbagai daerah,
produktivitas tinggi dan harga murah. Pada tahun 2015 produksi sorgum di wilayah madura
mencapai 802 ton pada lahan seluas 250 hektar (PTPN, 2015). Namun penggunaan biji sorgum
untuk fermentasi harus didahului dengan pretreatment untuk menghilangkan protein body dan
matrik protein yang membungkus pati agar mudah dihidrolisis (Duodu, 2000). Sehingga
berdasarkan latar belakang penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan biji Sorghum sp. dari
dua varietas yang berbeda yang telah diberi pretreatment untuk memproduksi amilase oleh
Botryodiplodia sp.
1.2. Rumusan Permasalahan
Amilase adalah enzim penting terutama dalam hidrolisis pati. Namun biaya produksi
amilase relatif tinggi dikarenakan harga substrat yang mahal. Substrat yang mahal dapat diganti
dengan produk pertanian yang tidak digunakan sebagai bahan pangan pokok, salah satunya biji
sorgum. Namun kandungan pati pada biji sorgum tidak dapat dipecah oleh amilase dikarenakan
adanya matriks protein dan protein body yang menyelubungi pati. Sehingga dirumuskan
permasalahan dengan memanfaatkan substrat sorgum dari dua varietas lokal sorgum yang telah
diberi pretreatment yang berbeda untuk produksi amilase menggunakan isolat Botryodiplodia
sp.
1.3. Batasan Masalah
Batasan Masalah dari penelitian ini adalah :
1. Substrat yang digunakan merupakan substrat yang terbuat dari biji Sorghum sp. dari
varietas lokal A dan B yang telah diberi pretreatment berbeda yang tumbuh di pulau
Poteran, Kabupaten Sumenep.
2. Biji Sorghum sp. diberi pretreatment dengan menggunakan NaOH, papain, serta
campuran NaOH dan papain
3. Isolat yang digunakan adalah isolat Botryodiplodia sp. koleksi Laboratorium
Mikrobiologi dan Bioteknologi Departemen Biologi ITS yang diisolasi dari makanan
tradisional Gatot (makanan yang terbuat dari ubi).
4. Penelitian ini di lakukan pada skala laboratorium.
5. Karakterisasi amilase dilakukan pada amilase yang memiliki aktivitas tertinggi dengan
melakukan uji kandungan protein, uji titik isoelektrik, uji aktivitas enzim dan SDS-
PAGE.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memanfaatkan biji Sorghum sp. dari varietas A dan B
yang telah diberi pretreatment yang berbeda sebagai substrat produksi amilase oleh
Botryodiplodia sp.
1.5. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai salah satu informasi
memanfaatkan dua varietas lokal sorgum A dan B yang telah diberi pretreatment yang berbeda
untuk memproduksi amilase oleh Botryodiplodia sp.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sorghum sp.
Sorgum merupakan sereal dengan urutan keempat dalam hal produksi setelah beras,
gandum dan jagung, dan kelima setelah gandum, beras, jagung dan barley dalam menjadi
makanan pokok (Reddy et al., 2007). Klasifikasi tanaman sorgum adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Monocotyledonae
Order : Poales
Family : Poaceae
Genus : Sorghum
Spesies : Sorghum sp. (Tjitrosoepomo, 2000 )
Hasil dan kualitas sorgun dipengaruhi faktor biotik dan abiotik (Irrana et al., 2012).
Sorgum akan tumbuh dalam daerah dengan tingkat kesuburan rendah, tanah cukup asam dan
sangat basa, tanah berdrainase pada pH antara 6,0-6,5 namun tidak toleran terhadap embun
beku, tempat teduh, atau tanah yang sering terkena banjir (USDA, 2013).
Prospek penggunaan biji sorgum terbesar adalah untuk pakan yang mencapai 26,63
juta ton untuk wilayah Asia- Australia dan diperkirakan masih terjadi kekurangan sekitar 6,72
juta ton. Pada tahun 1984-1988 di Jawa timur dilakukan budidaya sorghum di atas lahan
seluas 5.963 hektar dengan produksi biji sorghum sebanyak 10.522 ton (Sirrapa, 2003).
Morfologi sorgum meliputi akar, batang, daun, tunas, dan biji. Tanaman sorgum merupakan
tanaman berkeping satu, tidak membentuk akar tunggang, perakaran hanya terdiri dari akar
serabut (Tjitrosoepomo, 2000).
Batang tanaman sorum merupakan rangkaian dari ruas (internodes) dan buku (nodes),
serta tidak memiliki kambium. Pada bagian tengah batang terdapat seludang pembuluh yang
diselubungi oleh lapisan keras (sel parenkim). Tipe batang bervariasi dari solid dan kering
hingga sukulen dan manis. Jenis sorgum manis memiliki kandungan gula yang tinggi pada
batang gabusnya, sehingga berpotensi dijadikan bahan baku gula sebagaimana halnya tebu.
Bentuk batang tanaman sorgum silinder dengan diameter pada bagian pangkal berkisar antara
5-30 mm. Tinggi batang bervariasi, berkisar antara 0,5-4,0 m, bergantung pada varietas
(andriani, 2008 dan Du plessis 2008).
Pada beberapa varietas sorgum, batangnya dapat mengahasilkan tunas baru membentuk
percabangan atau anakan dan dapat tumbuh menjadi individu baru selain batang utama
(House, 1985). Sorgum mempunyai daun berbentuk pita, dengan struktur terdiri atas helai
daun dan tangkai daun. Posisi daun terdistribusi berlawanan sepanjang batang dengan
pangkal daun menempel pada ruas batang. Panjang daun sorgum rata-rata 1 meter dan lebar
5-13 cm. (Arthswager, 1948 dan House 1985). Jumlah daun bervariasi anatar 14-17 helai,
bergantung pada varietas (Arthswager, 1948).
Rangkaian bunga (Raceme) pada umumnya terdiri atas satu atau beberapa spikelet,
dalam setiap spikelet terdapat dua macam bunga, yaitu bunga biseksual pada sessil spikelet
dan bunga uniseksual pada spikelet seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.1 (Andriani,
2008). Rangkain bunga sorgum berada pada malai di bagian ujung tanaman seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.2. Sorgum merupakan tanaman hari pendek, embungaan dipicu
oleh periode penyinaran pendek dan suhu tinggi. Bunga sorgum secara utuh terdiri atas
tangkai malai (peduncle), malai (panicle), rangkaian bunga (raceme), dan bunga (spikelet)
(Hunter dan Anderson, 1997).
Gambar 2.1 : Bagian-bagian Pada Raceme Bunga Sorgum: (a) raceme, (b) spikelet, (c)
bunga biseksual/ hermaprodit (Andriani, 2008).
Gambar 2.2 : Bentuk Malai Sorgum (A) kompak, (B) semi kompak, (C) semi terbuka,
(D) terbuka (Andriani, 2008).
A B C D
A B C
Biji sorgum merupakan bagian dari tanaman memiliki ciri-ciri fisik berbentuk bulat
dengan berat 25-55 mg. Biji sorgum berbentuk butiran dengan ukuran 4 x 2,5 x 3,5 mm.
Berdasarkan bentuk dan ukuranya, sorgum dibedakan amenjadi tiga golongan yaitu biji
berukuran kecil (8-10 mg), sedang (12-24 mg) dan besar (25-35 mg). Biji sorgum tertutup
sekam dengan warna coklat muda, krem atau putih, bergantung pada varietas (Mudjisihono
dan Suprapto, 1987). Biji sorgum terdiri atas 3 bagian yaitu lapisan luar, embrio dan
endosperm. Bagian lapisan luar biji sorhum terdiri atas hilum dan perikarp yang mengisi 7,3-
9,3% dari bobot biji (Du Plessis, 2008). Hilum berada pada bagian dasar biji. Hilum akan
berubah warna menjadi gelap/ hitam pada saat biji memasuki fasa fisiologis (House, 1985).
Perikarp terdiri dari lapisan mesokarp dan endokarp. Mesokarp merupakan lapisan tengah
dan cukup tebal, berbentuk polygonal, dan mengandung sedikit granula pati. Endokarp
tersusun atas sel yang melintang dan berbentuk tabung, pada endokarp terdapat testa dan
aleuron seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.3. Pada lapisan ini terdapat senyawa fenolik
(Andriani, 2008).
Bagian endosperm merupakan 80-84% dari bobot biji. Pada bagian endosperm terdapat
komponen utama berupa pati yang tersimpan dalam bentuk granula, selain itu pada bagian
endosperma dan perikarp terdapat arabinosilan, a-glukan, vitamin, dan mineral (Dicko et al,
2005).
Gambar 2.3 : Struktur Biji Sorgum (Andriani, 2008).
Sorgum merupakan komoditas sumber karbohidrat yang cukup potensial karena
kandungannya mencapai 73g/100g bahan (Suarni, 2012). Sebanyak 75% dari berat biji
sorgum merupakan pati yang teridiri dari amilosa dan amilopektin yang tersusun radial granul
pada pseudokristalin matrik (Sirrapa, 2003). Di Indonesia sorgum merupakan tanaman sereal
pangan ke tiga setelah padi dan jagung. Walaupun potensi sorgum di Indonesia cukup besar
dengan beragam varietas lokal maupun produksi namun pengembangannya bukan hal mudah.
Banyak masalah dihadapi termasuk sosial, budaya, dan psikologis dimana beras merupakan
pangan bergengsi sedang sorgum kurang bergengsi (Suarni, 2012).
Kandungan pati pada biji sorgum sulit diurai dibanding jenis sereal lainya. Hal ini
disebabkan oleh adanya protein body dan matriks protein yang membungkus granula pati
yang sukar luruhkan (Duodu, 2000). Matriks protein berupa glutelin, albumin, dan globulin
sedangkan protein body berupa kafirin. Kafirin teridri 70-80% protein pada biji sorgum
(Taylor et al., 1984).
Masalah utama penggunaan sorgum sebagai bahan pangan adalah kandungan tanin
yang cukup tinggi mencapai 0,40-3,60% serta asam pitat yang akan memberi warna kurang
baik pada produk akhir dengan rasa agak sepat dan merupakan antinutrisi yang merugikan
sistem pencernaan manusia (Suarni, 2012)
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks, tanin juga dapat berfungsi sebagai
antioksidan biologis. Oleh karena itu efek yang disebabkan oleh tanin tidak dapat diprediksi
dan merupakan sifat yang kontroversial. Seperti biji-bijian lainya sorgum juga memiliki
kandungan asam pitat. Kandungan asam pitat terdapat dalam sel aleuron dengan kisaran
konsentrasi 0,3-1% (Suarni, 2012).
Program penelitian dan pengembangan varietas unggul sorgum pada periode 2001-
2013 dilakukan secara khusus oleh Balai Penelitian Tanaman Serealia (Balitsereal) di Maros
(Subagiao dan Aqil, 2013). Varietas sorgum yang ada di Indonesia dapat diketahui melalui
Gambar 2.4 berikut :
Gambar 2.4 : Varietas sorghum di Indonesia (Subagiao dan Aqil, 2013)
Wilayah penghasil sorgum pada tahun 2012 telah menunjukan pergeseran, jika
sebelumnya wilayah penghasil sorgum berpusat dipulau jawa namun dalam 3 tahun terakhir
telah bergeser ke wilayah Sulawesi dan Nusa Tenggara. Pergeseran tersebut disebebkan oleh
peluang pengembangan pada lahan marginal masih tersedia di Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Hingga tahun 2012 – 2013, informasi dan data luas panen sorgum yang terhimpun melalui
laporan dinas pertanian, media Elektronik (Website) dan Media Surat Kabar yang telah
divalidasi diperoleh data seluas 26.306 ha. Dari total luas panen 26.306 ha tersebut berada
pada 9 (sembilan) provinsi dan yang terluas berada di provinsi Nusa Tenggara Timur
sejumlah 58,3 persen, diikuti Sulawesi Tenggara sebesar 15,2 persen, Sulawesi Selatan
sebesar 12,9 persen, Jawa Timur sebesar 8,4 persen sedangkan provinsi yang lain kurang
dari 4 persen. Pergeseran wilayah utama penghasil sorgum dari pulau Jawa kepada wilayah
Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara dan Selatan seperti yang ditunjukan pada
Gambar 2.5. Hal ini disebabkan persaingan antar komoditas terutama tanaman semusim,
kesesuaian agroekologi lahan kering, sistem irigasi terbatas/tadah hujan dan peluang
integrasi dengan sektor peternakan dan bahan baku industri (Subagio dan Aqil, 2013).
Gambar 2.5. : Persebaran dan Produktivitas Sorgum di Sulawesi dan Nusa Tenggara
(Subagio dan Aqil, 2013).
Sementara itu luas panen sorgum di Pulau Jawa hingga tahun 2012 mencapai 3.462 ha.
Wilayah penghasil sorgum di pulau Jawa telah bergeser dari Provinsi Jawa Tengah ke Jawa
Timur. Peningkatan luas panen di Jawa Timur terutama pengembangan sorgum
pada lahan produktif oleh PTPN XII, sedangkan keberadaan tanaman sorgum di Jawa
Barat, Jawa Tengah dan DI Yogjakarta untuk bahan baku industri tepung sebagai
substitusi tepung terigu dan pakan (Subagio dan Suryawati, 2012). Persebaran sorgum di
wilayah sumatra dan jawa terdapat pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Persebaran dan Luas tanam Sorgum di wilayah Jawa dan Sumatra (Subagio dan
Aqil, 2013).
Propinsi Luas
Tanam
(ha)
Propinsi Luas
Tanam
(ha)
Lampung
Selatan
25 Gunung Kidul 870
Garut 5 Pamekasan 5
Ciamis 15 Probolinggo 8
Subang 25 Bondowoso 13
Bandung 213 Bangkalan 15
Demak 10 Pacitan 26
Grobogan 10 Pasuruan 41
Wonogiri 25 Bojonegoro 60
Sleman 6 Sampang 78
Kulon Progo 10 Sumenep 165
Bantul 52 Lamongan 665
Banyuwangi 1145 Total 3487
2.2. Amilase
Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan memecah ikatan glikosida pada
polimer pati. Penggunaan amilase dilaporkan mengalami peningkatan setiap tahunya.
Kelompok enzim ini memiliki banyak variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung
pada tempatnya bekerja (Nangin et al., 2015). Kebanyakan amilase berupa metaloenzim yang
memerlukan ion kalsium untuk aktivitas, struktur dan stabilitasnya (Sunitha et al., 2012).
Beberapa kelompok amilase adalah α, β, dan γ. α amilase dapat dihasilkan oleh
mikroorganisme, tumbuhan dan organisme tingkat tinggi (Kandra, 2003).
α amilase seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.6 merupakan enzim endoamilase
yang mengkatalis hidrolisis ikatan α-(1-4) D glikosidik dari pati menjadi oligosakarida
terpendek (Whitcom dan Lowe, 2007; Souza dan Magalhaes, 2010). Enzim ini memecah
rantai panjang karbohidrat secara acak selain itu enzim ini juga bereaksi lebih cepat dari pada
β amilase dikarenakan dapat bereaksi disegala tempat pada substrat. Pada manusia enzim ini
terletak pada saliva dan pankreas, juga pada tumbuhan, fungi (ascomycetes dan
basidomycetes) dan bakteria (Singh et al., 2011)
Gambar 2.6 : α amilase (Souza dan Magalhaes, 2010).
β amilase (1,4- α-D-glucan maltohydrolase) merupakan enzim yang menghidroliss
amilum menjadi gugus maltos. Enzim ini memecah ikatan α 1,4 glikosidik pada pati dan
gikogen yang terjadi secara bertahap dari arah luar atau ujung rantai gula yang bukan
pereduksi (Lawal et al., 2014). Enzim ini berperan dalam pemasakan buah dengan memcah
pati menjadi maltos. Pada jaringan hewan tidak terdapat β amilase (Singh et al., 2011).
γ amilase disebut juga glukoamilase menghidrolisis ikatan α(1-6) glikosidik, dan ikatan
α(1-4) glikosidik dari bagaian ujung gula non pereduksi secara berurutan. Tidak seperti
amilase tipe lain γ amilase paling efisien pada lingkungan asam dan mempunyai pH optimum
3-5 (Singh, 2011, Winarno, 1986). Glukomailase diklasifikasikan menjadi 2 kelompok,
kelompok pertama total hidrolisis dari pati menghasilkan β-limit dekstrin dan yang kedua
80% hidrolisis dari pati yang 40% dikonversi dari β limit dekstrin menjadi glukosa
(Deshmukh et al., 2011).
amilase yang berasal dari fungi lebih disukai dibanding amilase yang berasal dari
mikroba lain hal ini dikarenakan amilase yang berasal dari fungi berstatus GRAS (generally
regarrded as safe) yaitu aman bila digunakan ( Shalini Singh et al., 2014)
Jenis substrat pati berpengaruh pada aktivitas enzim (Nangin et al., 2015). Sebagian
besar kasus proses enzimatik dihambat oleh harga substart yang tinggi, konsentrasi produk
dan ketidakstabilan enzim pada penggunaan jangka penjang (Saranraj et al., 2012). Substrat
yang sering dipakai dalam produksi amilase seperti dekstrin, α-methyl-Dglycoside, maltosa,
fruktosa harganya sangat mahal. Pada dunia industri sangat dibutuhkan produk yang dapat
mengganti substrat sintetik (olievera et al., 2007 dan Moreira et al., 2000).
2.3. Pati
Pati seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.7 adalah karbohidarat yang terdiri atas
amilosa dan amilopektin (Jacob dan Dalcour, 1998). Amilosa merupakan bagian dari rantai
lurus yang dapat memutar dan membentuk daerah sulur ganda. Pada permukaan luar amilosa
yang bersulur tunggal terdapat hidrogen yang berikatan dengan atom O2 dan O6. Ikatan
hidrogen inter dan intra sulur mengakibatkan terbentunya struktur hidrofobik dengan
kelarutan yang rendah. Oleh karena itu sulur tunggal amilosa mirip siklodekstrin yang berisfat
hidrofobik pada permukaan dalamnya (Herwati 2011).
Gambar 2.7 : (a) struktur amilosa (b) struktur amilopektin (Jacob dan Dalcour, 1998).
Proses hidrolisa pati merupakan pemutusan ikatan glikosidik pada rantrai polimernya
oleh suatu rekatan yang dibantu oleh air. Proses ini digunakan di industri untuk produksi
molekul sederhana seperti glukosa, maltosa dan dekstrin. Ikatan glikosidik pada pati
cenderung stabil pada kondisi basa namun kurang stabil pada kondisi asam. Ikatan tersebut
juga dapat putus oleh adanya enzim pemecah pati. Hasil pemecahan tersebut akan
menghasilkan gugus aldehid yang dikenal sebagai gugus ujung reduksi. Banyknya gugus
ujung reduksi berbanding lurus dengan derajat hidrolisis pati (Nangin dan Sutrisno, 2015).
Karbohidrat, golongan polisakarida ini banyak terdapat di alam, terutama pada sebagian
besar tumbuhan. Pati dapat ditemukan di ubi, daun, batang dan biji-bijian. Pati merupakan
kelompok terbesar karbohidrat cadangan yang dimiliki oleh tumbuhan sesudah selulosa
(Nangin dan sutrisno, 2015).
A
B
2.4 Botryodiplodia sp.
Botryodiplodia (syn. Laiodiplodia) merupakan salah satu genus yang berasal dari famili
Botryosphaeriaceae (Phillips et al., 2013). Genus ini didasarkan pada adanya parafisa yang
membentuk piknida dan striasi yang memanjang pada konidia matang (Adeniyi et al., 2016).
Klasifikasi cendawan Botryodiplodia sp. menurut Alexopoulus et al., 1996 adalah sebagai
berikut :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Fungi
Phylum : Deutermycota
Kelas : Deutermycetes
Ordo : Sphaeropsidales
Famili : Sphaeropsidaceae
Genus : Botryodiplodia
Botryodiplodia sp. tersebar diwilayah tropis maupun sub tropis. Botryodiplodia sp.
merupakan jamur penyebab busuk akar, busuk buah, kerusakan batang, hawar, gumosis,
nekrosis batang, bercak daun dan penyakit witches broom (Pedraza et al., 2013. Sp. berbentuk
pleomorfik dan tersebar dimana-mana sehingga memiliki berbagai macam inang seperti
monokotil, dikotil dan gymnosperm (Munos et al., 2014).
Koloni Botryodiplodia sp. awalnya berwarna putih dan pertumbuhanya aerila, namun
setelah hari ke 4 miselium menjadi abu-abu sampai kehitaman dan setelah 7 atau 8 hari menjadi
berwarna hitam. Secara umum pertumbuhan Botryodiplodia sp. sangat cepat pada medium
ADK. Hifa Botryodiplodia sp. bersekat, hialin dan menjadi kecoklatan sejalan dengan umur
seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.8. Pembentukan klamidospora secara interkalar.
Pertumbuhan piknidium pada medium ADK sangat lamat yaitu +/- 30 hari setelah isolasi.
Ketika koloninya dipindahkan ke medium agar-agar air yang diberi potongan jerami padi steril
maka piknidium dibentuk pada hari ke 14 (Retnosari et al., 2014).
Pembentukan piknidium terjadi secara berkelompok disebut stroma. Piknidium berisi
banyak konidium muda dan konidium matang, keduanya berbentuk ovoid dan elipsoid.
Konidium muda berwarna hialin, dindingnya terdiri atas dua lapisan, berbentuk granular dan
tidak bersekat. Konidium matang berwarna coklat, dinding selnya hanya satu lapisan dan
memiliki satu sekat sehingga membentuk dua sel seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.9.
Ukuran konidium bervariasi dengan panjang 18.8-31.9 µm dan lebar 11.3-18.8 µm (Retnosari
et al, 2014; Munoz, 2015; Godfried, 2012)
Gambar 2.8 : (a) miselia dan piknidia pada media PDA umur 14 hari, (b) matur dan imature
konidia pada umur 14 hari (Munoz, 2015) .
Gambar 2.9 : (a) konidia immatur, bening, uniseluler, (b) konidia
mature, bicelled dan berdinding tebal (Godfried, 2012).
Karakterisasi konfirmasi dari kapang Botryodiplodia sp. dilakukan dengan mengamati
morfologi hifa dan konidia. Morfologi hifa dan konidia dari kapang yang digunakan dalam
penelitian ini ditunjukan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Morfologi Hifa dan Konidia. A. Morfologi hifa bersekat kapang Botryodiplodia
sp. B. Morfologi konidia bersekat kapang Botryodiplodia sp. (Dokumentasi Pribadi, 2017).
Pada Gambar 2.10 terlihat bahwa kapang Botryodiplodia sp. memiliki hifa yang
bersekat-sekat sedangkan konidia pada kapang Botryodiplodia sp. bersekat satu pada bagian
tengah. Hal ini sesuai dengan Retnosari et al., (2014) bahwa hifa Botryodiplodia sp.
A B
A B
A B A
mempunyai sekat-sekat yang terlihat jelas sedangkan konidia Botryodiplodia sp. bersekat satu
sehingga seperti membentuk 2 sel.
Botryodiplodia sp. adalah kapang potensial untuk produksi glukoamilase. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Navaratnam et al., (1994) menyatakan bahwa keuntungan
menggunakan Botryodiplodia sp. sebagai mikroba penghasil amilase adalah masa fermentasi
yang singkat dibandingkan dengan jenis kapang yang lain. Selain itu Botryodiplodia sp. dapat
digunakan secara berulang-ulang tanpa berakibat pada penurunan aktivitas enzim yang
signifikan.
Hifa pada fungi atau kapang banyak digunakan untuk produksi enzim secara komersial.
pada hifa kapang terdapat 3 faktor yang berperan dalam produksi amilase yaitu CCAAT-box
binding protein, Cre A dan AmyR. Sekuens CCAAT-box binding protein mengatur ekspresi
gen penghasil amilase seperti gen Aspergillus nidulans acetamidase (amdS), gen Taka-amilase
pada Aspergillus oryzae (taa) dan lain-lain. CCAAT-box pada kapang homolog dengan
komplek HAP pada yeast. AmyR terhubung pada region CCAAT-box dan SRE (Starch
Responsive element). SRE berfungsi sebagai penerima sinyal adanya amilum atau pati pada
lingkungan. Sedangkan Cre A merupakan gen yang meregulasi CCR atau (Carbon Catabolite
Repressor)(Kato,2005).
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Departemen Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Tropical
Dieses Center (TDC) Universitas Airlangga Surabaya pada bulan Maret sampai November
2020.
3.2 Metode yang Digunakan
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dengan menyiapkan kultur isolat
yang akan digunakan dan melakukan pretreatment biji Sorghum sp. dari 2 varietas, kemudian
dilanjutkan dengan produksi dan isolasi amilase. Amilase yang didapatkan diuji aktivitasnya
dengan menggunakan DNS. Selanjutnya dilakukan karakterisasi berupa kandungan protein,
titik isoelektrik dan SDS-PAGE. Skema penelitian diilustrasikan pada Lampiran 1.
3.2.1 Persiapan Kultur Jamur
Isolat Botryodiplodia sp. merupakan isolat koleksi Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Biologi ITS Surabaya. Persiapan sub kultur diawali dengan mengaklimatisasi
isolat pada suhu kamar. Isolat diinokulasikan pada medium SA (Singkong agar) sebagai sub
kultur awal. Selanjutnya diinkubasi pada suhu kamar selama 6 hari dan simpan untuk
eksperimen berikutnya (Ogbona, 2014).
Medium singkong agar dibuat dengan memasukan 20 gram singkong bubuk dan 30 gram
agar ke dalam Erlenmeyer selanjutnya ditambah 1 Liter akuades dan dilarutkan dengan
menggunakan Hot plate stirrer hingga homogen. Medium yang sudah homogen disterilisasi
dengan menggunakan Autoklaf pada suhu 121°C tekanan 1,5 atm selama 15 menit. Medium
yang telah steril dituang pada cawan petri masing-masing 6 ml (Navaratnam et al., 1994).
3.2.2 Pretreatment Biji Sorgum
Sebelum dilakukan pretreatment biji sorgum dianalisis kandungan patinya. Analisis
kandungan pati dilakukan dengan cara merendam 1 gram biji sorgum yang telah dihaluskan
dengan menggunakan aquades. Kemudian air rendaman dibuang. Biji sorgum yang mengapung
pada air rendaman akan ikut terbuang. Sedangkan biji sorgum yang tidak terbuang di keringkan
dan ditimbang. Berat kering biji sorgum yang tidak terbuang merupakan banyaknya kadar pati
yang terkandung (Sari et al., 2013). Analisis kandungan pati dengan menggunakan aquades
prinsip masa jenis dari kedua bahan. Massa jenis pati sebesar 1,02 gram/cm3 sedangkan massa
jenis air 1 gram/cm3. Sehingga apabila sampel tidak mengandung pati atau bukan pati maka
akan ikut terbuang (Simonyan et al., 2007).
Biji sorgum dari dua varietas berbeda yang diperoleh dari pulau Poteran Madura. Biji
sorgum kemudian dicuci dan dikeringkan di bawah sinar matahari. Selanjutnya dilakukan
proses pretreatment. Pretreatment dilakukan dengan 4 variasi yaitu pretreatment 1 dengan
merendam dalam larutan NaOH 0,15% selama 2 jam, kemudian larutan ditambah dengan HCl
hingga pH mencapai 6 dan kemudian direndam selama 30 menit pada papain 0,25%.
Pretreatment 2 dengan hanya merendam biji pada NaOH 0,15 %. Pretreatment 3 dengan
hanya menambahkan papain 0,25% pada biji dan pretreatment 4 sebagai kontrol tanpa
penambahan NaOH dan papain (Taylor et al., 1984). Biji sorgum yang telah diberi perlakuan
pretreatment dikeringkan kembali dibawah sinar matahari kemudian di haluskan dan diayak.
3.2.3 Persiapan Media Fermentasi
Media fermentasi merupakan media formulasi dari Navaratman et a.l, 1994 yang telah
dimodifikasi. Sumber pati dalam media fermentasi berasal dari 20 gram bubuk sorgum yang
telah diberi pretreatment yang berbeda. Media fermentasi terdiri dari (NH4)3PO4 sebanyak 2
gr/liter, peptone 3 g/liter, K3PO4 2,5g/liter dan CaCO3 3,6 g/liter serta bubuk kedelai 20 g/liter,
diatur pH pada Erlenmeyer hingga menjadi pH 6. Medium di sterilisasi dengan menggunakan
Autoklaf pada suhu 121° C tekanan 1,5 atm selama 15 menit (Navaratman et al., 1994).
3.2.4 Pembuatan Kurva Pertumbuhan
Kurva Botryodiplodia sp. dibuat dengan cara memindahkan sebanyak 5 ml suspensi
spora dengan kisaran kepadatan 107 dalam 50 ml medium yang diformulasikan oleh
Navaratman et al., (1994) yang telah dimodifikasi.
Kultur diinkubasi menggunakan Rotary shaker pada suhu ruang dengan kecepatan 130
rpm selama 7 hari. Setiap 24 jam hasil inkubasi diambil dan disaring dengan kertas saring
Whatman No.1. Filtrat yang diperoleh dioven pada suhu 80°C selama 24 jam untuk analisis
berat kering sel. Data berat kering sel disajikan dalam grafik pertumbuhan (Melgar et al.,
2013).
3.2.5 Aklimatisasi I Botryodiplodia sp.
Aklimatisasi ke I dilakukan dengan menginokulasikan Botryodiplodia sp. dari sub
kultur ke dalam media aklimatisasi yang telah dibuat. Sebanyak 5 ml suspensi spora
Botryodiplodia sp. ditambahkan pada media aklimatisasi berupa 50 ml PDB seperti yang
terlampir pada Lampiran 2. Kultur diinkubasi dengan menggunakan Rotary shaker pada suhu
ruang dengan kecepatan 160 rpm hingga isolat tumbuh yang diindikasi dengan adanya
perubahan warna pada medium PDB.
3.2.6 Aklimatisasi II Botryodiplodia sp.
Aklimatisasi ke II menggunakan medium seperti yang terlampir pada Lampiran 3.
Aklimatisasi dilakukan dengan menginokulasikan sebanyak 5 ml kultur Botryodiplodia sp.
yang berasal dari aklimatisasi ke I pada 50 ml medium aklimatisasi ke II. Kultur diinkubasi
pada Rotary shaker pada suhu ruang dengan kecepatan 160 rpm hingga isolat tumbuh yang
diindikasi dengan adanya perubahan viskositas.
3.2.7 Aklimatisasi III Botryodiplodia sp.
Aklimatisasi ke III menggunakan medium seperti yang terlampir pada Lampiran 4.
Aklimatisasi dilakukan dengan menginokulasikan sebanyak 5 ml kultur Botryodiplodia sp.
yang berasal dari aklimatisasi ke II pada 50 ml medium aklimatisasi ke III. Kultur diinkubasi
pada Rotary shaker pada suhu ruang dengan kecepatan 160 rpm hingga memasuki fase lag.
3.2.8 Produksi dan Ekstraksi Crude Enzim
Amilase diperoleh dengan cara fermentasi cair oleh Botryodiplodia sp. Sebanyak 15 ml
kultur yang telah teraklimatisasi ditambahkan pada media fermentasi sebanyak 135 ml dan
diinkubasi pada Rotary shaker 160 rpm pada suhu 30°C. Crude enzim yang diekstrak berasal
dari media fermentasi yang diambil ketika kultur pada fase stasioner sesuai pada kurva
pertumbuhanya. Campuran disaring dengan menggunakan kertas Whatman No.1. dan
disentrifus 10000 rpm selama 10 menit pada suhu 4°C. Supernatan yang didapat merupakan
crude enzim (Phatak et al., 2014, Navaratnam et al.,1994).
3.2.9 Presipitasi Enzim dengan Amonium Sulfat
Purifikasi dilakukan dengan menggunakan ammonium sulfat (NH4)2SO4 (Savey, 2004).
Purifikasi dilakukan melalui metode presipitasi protein yang terlarut pada supernatan
sehingga senyawa protein dan non protein dapat terpisah (Aziz dan Ali, 2012).
A. Pengendapan 0-30%
Sebanyak 3,52 gram (NH4)2SO4 ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam 20 ml larutan
ekstrak kasar enzim sambil diaduk hingga homogen. Kemudian dibiarkan selama 24 jam dan
disentrifugasi dengan kecepatan 10000 rpm, pada suhu 4°C selama 10 menit. Hasilnya didapat
supernatan ke I dan endapan ke I.
B. Pengendapan 30%-45%
Supernatan ke I dimasukkan dalam gelas beaker 50 ml serta ditambahkan 1,88 g (NH4)2SO4
secara sedikit demi sedikit dengan diaduk menggunakan pengaduk kaca. Setelah (NH4)2SO4 larut
semua, dibiarkan selama 24 jam. Terdapat endapan enzim yang dapat dipisahkan dengan
sentrifugasi 10000 rpm pada suhu 4°C selama 10 menit. Hasilnya terdapat supernatan ke ke II
dan endapan ke II.
C. Pengendapan 45%-60%
Supernatan ke II dimasukkan dalam gelas beaker 50 ml serta ditambahkan 1,97 g (NH4)2SO4
secara sedikit demi sedikit dengan diaduk menggunakan pengaduk kaca. Setelah (NH4)2SO4 larut
semua, dibiarkan selama 24 jam. Terdapat endapan enzim yang dapat dipisahkan dengan
sentrifugasi 10000 rpm pada suhu 4°C selama 10 menit. Hasilnya terdapat supernatan ke III dan
endapan ke III.
D. Pengendapan 60%-75%
Supernatan ke III dimasukkan dalam gelas beaker 50 ml serta ditambahkan 2,06 g
(NH4)2SO4 secara sedikit demi sedikit dengan diaduk menggunakan pengaduk kaca. Setelah
(NH4)2SO4 larut semua, dibiarkan selama 1 jam. Terdapat endapan enzim yang dapat dipisahkan
dengan sentrifugasi 10000 rpm pada suhu 4°C selama 10 menit. Hasilnya terdapat supernatan ke
IV dan endapan ke IV.
E. Pengendapan 75%-90%
Supernatan IV dimasukkan dalam gelas beaker 50 ml serta ditambahkan 2,15 g (NH4)2SO4
secara sedikit demi sedikit dengan diaduk menggunakan pengaduk kaca. Setelah (NH4)2SO4
larut semua, dibiarkan selama 24 jam. Kemudian akan terbentuk endapan enzim yang dapat
dipisahkan dengan sentrifugasi 10000 rpm pada suhu 4°C selama 10 menit. Hasilnya terdapat
supernatan ke V dan endapan ke V. Endapan yang terbentuk mulai dari pengendapan 0-30%
hingga 75%-90% dapat diteruskan untuk uji aktivitas amilase dan karakterisasi enzim
3.2.10 Karakterisasi Protein Amilase
3.2.10.1 Uji kandungan Protein pada Crude Enzim
Penentuan kadar protein dari enzim dapat menggunakan metode Bradford (1976)
dengan BSA (Bovine Serum Albumin) sebagai standar. Awalnya dengan pembuatan pereaksi
Bradford yaitu 100 mg Coomasie Briliant Blue G-250 dilarutkan dalam 50 ml etanol 95% dan
ditambahkan 100 ml asam fosfat 85% (w/v). Selanjutnya ditambahkan aquades hingga volume
1 liter (Bradford, 1975) dan disaring dengan kertas saring Whatman No.1.
Pengukuran kandungan protein yaitu dengan menambahkan 0,1 ml enzim kasar ke
dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml reagen Bradford. Penggunaan blanko hanya berisi
aquades dan reagen Bradford. Sebelum larutan diuji dengan spektrofotometer, didiamkan
dahulu selama 2 menit pada suhu ruang. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang
595 nm. Perhitungan konsentrasi protein berdasarkan kurva standar BSA (Bovine Serum
Albumin) yang dibuat dengan mencampurkan BSA dengan reagen Bradford dan dilakukan
pengenceran untuk mendapatkan absorbansi yang sesuai (Kruger, 1991).
Kurva standar protein dibuat dengan membuat larutan standar. Larutan standar dibuat
dengan melarutkan 100 mg Bovine serum albumin dengan konsentrasi 0,1 hingga 1 mg/ml
pada 50 ml akuades. Larutan dikocok perlahan dan jangan sampai berbusa hingga homogen.
Setelah homogen ditambahkan akuades hingga volume 1000 ml. Konsentrasi larutan standar
adalah 1 mg/ml BSA. Nilai yang diperoleh dibuat grafik dengan persamaan Y= ax + b dimana
Y adalah niali absorbansi dan x adalah nilai konsentrasi protein (Bradford, 1976).
3.2.10.2Uji Titik Isoelektrik
Setiap jenis protein dalam larutan mempunyai pH tertentu yang disebut pH isoelektrik
(berkisar 4-4,5). Pada pH isoeleketrik molekul protein mempunyai muatan positif dan negatif
yang sama, sehingga saling menetralkan atau bermuatan nol. Pada titik isoelektrik, protein
akan mengalami pengendapan koagulasi paling cepat (Triono, 2010).
uji titik isolektrik dilakukan dengan memasukan 1 ml amilase kedalam 6 tabung reaksi
bersih dan kering. Selanjutnya masing-masing tabung reaksi ditambahkan 1 ml buffer asetat
3, 4, 5, 6, 7, dan 8. Campuran dikocok dan dicatat derajat kekeruhan setelah 0, 10, dan 30
menit. Diamati tabung yang terbentuk endapan maksimal. Selanjutnya semua tabung
dipanaskan diatas penangas air. Pembentukan endapan kekeruhan paling cepat atau paling
banyak merupakan pH titik isolektrik (Dubey et al., 2000).
3.2.10.3Uji Aktivitas Amilase
Aktifitas amilase diuji dengan menggunakan metode Dinitrosalicyclic acid (DNS).
Reagen DNS dibuat dengan cara 19,8 gram NaOH, kemudian ditambahkan 10,6 gram DNS,
306 gram NaK-tartrat, 7,6 ml phenol kristal, dan 8,3 gram sodium metabisulfite semua bahan
dicampur dan ditambahkan aquades sampai 1416 mL (Teixeira et al., 2012).
Pembuatan kurva standar glukosa dengan cara membuat larutan induk dengan
konsentrasi glukosa 2x10-2 M kemudian dibuat konsentrasi glukosa dengan variasi 4x10-3,8x10-
3,12x10-3, 16x10-3 dan 20x10-3 M). Larutan glukosa dari tiap variasi diambil sebanyak 0,2 mL
dan ditambah 1,8 mL larutan aquades dalam tabung reaksi. Larutan DNS 3 mL ditambahkan
ke tiap tabung kemudian dikocok homogen dengan vortex. Tabung yang berisi larutan DNS
didihkan selama 10 menit dalam air mendidih kemudian didinginkan ke dalam air dingin
selama 10 menit. Larutan standar glukosa dan DNS yang telah dingin diukur absorbansinya
pada panjang gelombang 540 nm (Lakshmi dan Jyoti, 2014)
Pada tabung yang berisi 1 ml larutan pati dicampur dengan 1 ml buffer potassium
phosphate pH 6,9 dicampur dengan 0,1 ml crude enzim yang berasal dari Erlenmeyer yang
sudah diinkubasi pada suhu ruang selama 15 menit. Setelah diinkubasi, 2 ml reagen DNS
ditambahkan dan reaksi dihentikan dengan cara merendam tabung pada suhu 100 derajat
celsius selama 10 menit. Aktivitas enzim diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 540 nm. Teknik yang sama secara bersamaan diterapkan pada sisa
dari crude enzim. Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang
menghidrolisis 1 mg pati/ menit (Ogbona et al., 2014).
3.2.10.4 Analisis SDS-PAGE
SDS (Sodium Dodecyl Sulfate)-PAGE merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk analisis protein. SDS PAGE mampu memisahkan protein sesuai dengan
berat molekul dan mengetahui kemurnian protein (Corley, 2005). Metode yang digunakan
dalam pembuatan gel adalah metode Edelstein & Bollag (1991). Bahan untuk separating gel
dicampur satu persatu dengan memasukan TEMED (Tetramethyl–ethylenediamine) pada
akhir campuran. Larutan tersebut diaduk dan dipipet perlahan ke dalam plate kaca kemudian
didiamkan seitar 15-20 menit. Proses ini dilakukan perlahan untuk mencegah adanya
pembentukan gelembung udara. Setalah gel memadat, campuran stacking gel dipipet perlahan
ke dalam plate kaca lalu dengan segera dimasukan sisir (10 sumur) sebagai tempat
memasukan sampel.
Sampel dipanaskan pada 100oC selama 3 menit dicampurkan dengan buffer sampel lalu
dilakukan loading sampel ke dalam sumur sebanyak 12 µl. Berbeda halnya dengan sampel,
marker yang diloading ke dalam sumur sebanyak 10 µl. Buffer elektroforesis dimasukkan ke
dalam chamber sebelum running dimulai. Running elektroforesis dilakukan pada tegangan
120 V dan arus 28 A dalam kondisi dingin. Dibutuhkan 1,5 jam untuk running elektroforesis.
Setelah proses running selesai, gel dilepas dari plate kaca kemudian direndam dalam
larutan fiksasi (25% methanol dan 12% asam asetat) selama 1 jam. Selanjutnya gel direndam
dengan larutan enhancer (Larutan Na2S2O3.5H2O) selama 1 menit. Gel tersebut dicuci dengan
aquabides selama 3 x 20 menit dan direndam dalam larutan staining silver nitrat (campuran
larutan AgNO3 dengan formaldehida 37%) selama 30 menit selanjutnya dibilas dengan cepat
selama 2 x 20 detik. Warna pada gel yang berlebihan dapat dihilangkan dengan destaining
(campuran larutan Na2CO3 dengan formaldehid 37%) hingga terlihat pita-pita protein yang
jelas (Baskar et al., 2006)
3.3. Rancangan Penelitian dan Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif. Variabel penelitian yang
digunakan meliputi jenis dua jenis varietas Sorghum sp. dengan pretreatment berbeda.
Variabel terkontrol adalah pH dan suhu sesuai dengan hasil optimum. pH dikontrol
dengan menggunakan buffer. Sedangkan suhu yang digunakan merupakan hasil optimum
penelitian sebelumnya, yaitu pada suhu 30°C. Variabel terikat berupa besarnya aktifitas
enzim yang diukur dengan menggunakan reagen DNS.
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
Uraian Volume Satuan Jumlah (Rp) 1..Belanja bahan 1 paket 103.734.000,- 2. Belanja bahan non operasional lainnya 1 paket 6.266.000,- 3. Belanja perjalanan lainnya - - 4. Belanja Honorarium - -
TOTAL 110,000,000 Adapun rincian anggaran biaya pada penelitian ini tercantum dalam Tabel berikut:
1. Belanja Bahan
Item Bahan Volume Satuan Harga Total Pajak PPh
Satuan (Rp) 21 22 23 PPn
(Rp.) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Potato Dextrose Agar (PDA) 5 kg 770.000 3.850.000
Potato Dextrose Broth (PDB) 5 kg 990.000 4.950.000
NaCl 50 gram 1.000 50.000
Proteose peptone 1% w/v 20 gram 4.000 80.000
Gliserol 20% v/v 20 botol 45.000 900.000
Sodium succinate 1 botol 1.250.000 1.250.000
Sodium acetate 1 botol 1.250.000 1.250.000
Ammonium Sulfat 1 botol 1.250.000 1.250.000
Sodium Sitrat 1 botol 1.250.000 1.250.000
Xilidine 2 botol 3.240.000 6.480.000
Pewarna merah Congo 0.08% w/v 5 botol 341.000 1.705.000
Isolat Botryodiplodia sp 5 kultur 1.000.000 5.000.000
Kertas Whatman No 1 1 boks 890.000 890.000
Bradford Reagent 3 botol 1.200.000 3.600.000
ABTS 1 botol 2.354.000 2.354.000
Sicapic acid 1 botol 1.175.000 1.175.000
Lactose Broth 5 kg 1.320.000 6.600.000
Nutrient agar 3 botol 1.200.000 3.600.000
Nutrient broth 3 botol 1.000.000 3.000.000
Bacto pepton 3 botol 900.000 2.700.000
Yeast extract 3 botol 1.300.000 3.900.000
Aquades 100 liter 2.500 250.000
Lanjutan dari Tabel sebelumnya
Item Bahan Volume Satuan Harga Total Pajak PPh
Satuan (Rp) 21 22 23 PPn
(Rp.) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Aquabidest 100 liter 10.000 1.000.000
Beef extract 1 botol 1.780.000 1.780.000
CaCl2 1 botol 500.000 500.000
MgSO4 1 botol 750.000 750.000
Na2CO3 1 botol 800.000 800.000
bacto agar 1 botol 1.050.000 1.050.000
Asam 3,5-dinitrosalisilat 1 botol 460.000 460.000
EDTA 1 botol 2.000.000 2.000.000
Metanol 95% 3 botol 2.000.000 6.000.000
HCl 3 botol 800.000 2.400.000
Buffer saline water 12 botol 800.000 9.600.000
Bovine serum albumin (BSA) 3 botol 1.500.000 4.500.000
Bradford reagent 3 botol 1.300.000 3.900.000
Coomasssie Brilliant Blue (CBB) G-250 1 botol 3.750.000 3.750.000
Etanol 100% 6 botol 980.000 5.880.000
Asam fosfor 1 botol 180.000 180.000
Gelas porous 2 Kg 1.000.000 2.000.000
Katalase test (hidrogen peroksida) 50 ml 2.000 100.000
Disposable petri 10 kantong 100.000 1.000.000
103.734.000
2. Belanja Bahan Non Operasional Lainnya
Item Barang Volume Satuan Harga Total Pajak PPh
Satuan 21 22 23 PPn
(Rp.) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Seminar Internasional 2 Orang 3.133.000 6.266.000
Sub Total 2 (Rp) 6.266.000
3. Belanja Perjalanan Lainnya
Item Perjalanan Volume Satuan Harga Total Pajak PPh
Satuan 21 22 23 PPn
(Rp.) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Sub Total 3 (Rp) 0
Lanjutan dari Tabel sebelumnya
4. Belanja Honorarium
Item Honor Waktu Satuan Honor/ Total Pajak PPh
Jam 21 22 23 PPn
(Rp.) (Rp.) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
- 0
Sub Total 4 (Rp) 0
Total Keseluruhan (Rp) 110.000.000
4.2 Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal di bawah ini:
Jenis Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Persiapan dan Pembelian bahan kultur
Persiapan kultur jamur Botryodiplodia sp
Analisis kemampuan jamur dalam produksi enzim
Produksi amilase
Purifikasi parsial dan uji aktifitas enzim
Analisis Data
Pembuatan pubikasi
Pembuatan laporan akhir
DAFTAR PUSTAKA
Adelaja, E.Ojo, E.N. Dike dan G.N. Elemo. 2014. Productionand Partial Purification Of Amylase By Aspergillus Niger Isolated from Cassava Peel. Journal of Basic and Applied Scince,. 10.287-291. Adeniyi, D.E., Olufalaji., D.B., dan Joseph, A. 2016. Characteristhic Variation in Lasiodiplodia Theobromae; Phatogen of Inflorescence Dieback of Cashew in Growing Ecologies of Nigeria. Annual research and Review in Biology.10(2):1-6. Alexopoukus, C.J., Mim. C.W dan Blackwell. M.1996. Introductory Mycology. John Wiley and Sons, Inc., Canada. Andriani A. Isnaini, M. 2012. Morfologi dan Fase Pertumbuhan Sorgum. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Arendt, E.K dan Zannini, E. 2013. Cereal Grains For The Food And Beverage Industries. Artschwager, E. 1948. Anatomy and Morphology of The Vegetatif Organs of Sorghum Vulgare. United Satet Departement of Agriculture. Technical bulletin 975.Pp 55. Awika,J.M., dan Rooney. L.W. 2004. Sorghum Phytochemical and Their Potential Impact on Human Health. Journal Phytochemistry 65. 1199.1221. Aziz, G. dan Ali, H.M. Purification and characterisation of Amylase For, Local Isolat Pseudomonas sp. SPH4. Journal of Biothecnology Research Center. Vol.5. No 1 Banito, A., Kpemoua, K., Bissang, B dan Wydra, K., 2010. Assesment Of Cassava Root and Stem Ecozone Of Togo and Evaluation Of The Phatogen Virulence. Pak Journal of Botanical. 42 (3). 2059-2068. Beti, Y.A., Ispandi, dan Sundaryo.1990. Sorgum Monografi No 5. Balai Penelitian Tnaman Pangan, Malang. Bollag dan Edelstein, S.J.1991.Protein Methods. USA. Wiley-liss Bozic, N.,Jordiruiz., Santin, JL dan Vulcic, Z. 2011. Optimation Of Growth And Alpha Amylase Production Of Bacillus subtilis IP 5832 In Shake Flask And Laboratory Fermneter Batch Cultures. Journal Of The Serbian Chemical Society. 76 (7) 965-972. Bradford, M. M. 1976. A Rapid and Sensitive Methode for the Quantitation of Microgram Quantities of Protein Utilizing the Principle of Protein-Dye Binding. Analitical Biochemistry 72, 248-254. Corley, R.B.2005.A Guide To Methods In The Biomedical Sciences. USA. Springer Sciences and Bussines Media. Deshmukh, K.B., Taur, S., Cherekar, M., Kothari, M., dan Pathak, A.2011.Process Optimation, Purification And Characterization Of Glucoamylase From Differnt Sorghum Varietas. Journal Chemistry Pharmaceutical Research. 3(2):732-737. Dicko, M.H., H.Gruppen, A.S. Traore.,W.J.H van Berkel dan A.G.J Voragen. 2005. Evaluation of The Effect of Germination on Content of Phenolic Compound and Antioxidant Activities in Sorghum Varieties. Journal Agriculture Food Chemistry.53;2581-2588 Du Plessis, J. 2008. Sorghum Production Republic of south Africa. Departement of Agriculture .
Dubey. A.K., Suresh.C., Kavitha. R.,Karanth. N.g., Kumar.S.u.2000. Evidence taht Glucoamylase and α Amylse Secreted by Aspergillus niger are Proteolytically Product of a Precusor Enzyme.Federation of European Biochemical Societies Letter.471;251-255. Gardner, B.R,B.L Blad, R.E. Maure and D.G.Watt.1981. Relationship Between Crop Temperature and Physiological and Fenological Development of Differentially Irrigated Corn. Agron. J73;743-747. Godfried. O.M.2012. Characterization of Botryodiplodia theobromae Isolates Affecting Cocoa, Mango, Banana, and Yam Ghana. Kwame Nkrumah University of Scince and Technology Kumasi. Herawati, Heny. 2011. Potensi Pengembangan Produk Pati Tahan Cerna Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian, 30(1). Hoeman, S.2012. Prospek dan Potensi Sorgum Sebagai Bahan Baku Bioetanol. Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) Dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Jakarta Selatan. House, L.R.1985. Aguide To Sorghum Breeding. 2ndEnd. International Horticultural Reviews. Vol. 21 Departement of Agronomi Lowa State University. John Willey and Sons. Inc. Pp 73-104. Hunter, E.L dan I.C. Anderson. 1997. Sweet Sorghum. In J. Janick (Eds.) Horticultural Riviews. Vol.21 Departement of Agronomy Iowa State University . John Willey & Sons. Inc. Pp 73-104. Irrana, S., Udachan., Sahoo, K., Hend G.2012. Extraction and Characterization Oo Sorghum Starch. International Food Research Journal. 19 (1);315-319. Jacob, H. And J.A. Dalcour. 1998. Hydrothermal Modification of Granular Starch With Retention of Grabular Structur; Review. . Agric. Food Chem. 46(8):2895-2905. Johnson F.S., Obeng, K.,Asirifi.2014. Amylase Production By Fungi Isolated From Cassava Processing Site. Journal of Microbiol Biotechnology Research 4(40;23-30. Juan, A.A. 1990. Separation Proccesses in Biotechnology. New York : Marcel Dekker Kandra, L.2003. Α Amylase Of Medical And Industrial Importance. Journal of Molecular Structure (Thechem). 666 667;487-498. Kruger.N.J. 1991. The Bradford Method for Protein Quantitation. Totowa. Humana Press Inc, Lakshmi .M.V.V.C dan Jyothi.P. Production and Optimation of Glucoamylase From Aspergillus Oryzae NCIM 1212 using Wheat Bran, Varying Chemical Parameters Under Solid State Fermentation. International Journal of Current Microbilogy and Applied Science. 3(5);70-76. Lawal., A.K.,A.M. Banjoko., S.O. Olatope., F.A. Alebiousi., F.A. Oriji., Y.L Suberu., E.E. Itoandon, K.A. Shittu, O.D. Liu, H., Chen, W dan Chou, S.N. 2003. Mechanism Of Agregation Of Alpa Amylase And Beta Amylase In Aquous Dispertion. Colloids And Surface B; Biointerface. 28;215-225. Madigan, M. T., Martinko, J.M., Stahl, D.A., dan Clark, D.P. 2012. Brock : Biology of Microorganisms Thirteenth Edition. United States of America : Pearson Education Inc. Martin, J.H.1970.History And Classification of Sorghum in J.S.Wall And W.M Ross (Eds). Sorghum Production and Utilization. The avi Publishing co. Inc. Westport Connection.702p.
Melgar.G.Z., Francisca.V.C., Lenilson .C.R., Silmare.C.F. dan Lara.D.S. 2013. Growth Vurve of Filamnetous Fungi for Utilization in Biocatalys Reduction of Glucoamylase. Global Journal of Science Fronthier Research Chemistry. Vol 13 Issue 5 Mudjisihono dan Suprapto. 1987. Budidaya dan Pengolahan Sorgum. Penebar Swadaya, Jakarta. Munoz., P.A. Estrada. R.S.,Felix, J.L., Molar.A.S.B.R.2015 Lasiodiplodia theobromae in Agricultural Crops in Mexico Taxonomy, Host, Diversity and Control. Revista Mexianan de Fitopalogia.vol.33. No .1 Nangin, D., dan Sutrisno, A.2015. Enzim Pemecah Pati Mentah dari Mikroba; Kajian Pustaka; Jurnal Pangan dan Agroindustri vol.3 No.3p:1032-1039. Navaratnam, P., Arasaratnam, V., Mahendran, S., Balsubramanian, K.1996. Formulation of Medium and Recycling of Biomass for Glucoamylase Production By Botryodiplodia Theobrome. Process Biochemistry. Vol.31 No 1.;77-80 Nkama., gbenyi.D., dan Hanaker, RR.2015. Effect Of Malting And Roasting Of Millet And Sorghum On Protein Digestibility, Mineral Availability, Soluble Sugar Composition And Consumer Acceptability Of Dakuwa. Indian Journal Of Nutrition. Vol 2, Issue 1. Ogbonna, C., Okpokwu, N., Okafor, C., Onyia, C. 2014. Isolation and Screening of Amylase Producing Fungi Obtained from Garri Processing Site. International Journal of Biotechnology and food Science. Vol 2(5), pp88-93 Oliveira, A., Oliveira, L., Adrade, J., Junior, A. 2007. Rhizobia Amylase Production using Various Starch Substance as Carbon Substrat. Brazilian Journal of Microbiologi .38;209-216 Pedraza, J.MT., Aguilera, J.A.M., Diaz, C.N., Ortiz, D.T., Monter. A.V., Mir.S.G.L.2013.Control The Lasiodiplodia Theobromae, The Causal Agent of Dieback of Sapote Mamey (Pouteria sapota). H.E. Mooere and Stearn] Grats in Mexico.Rev. Fitotec. Mex.Vol.36(3):232-238. Phatak, S., Kumar, S., Rajak, R., Sandhu A.2014. Study Of Effect of Temperature On Amylase Production By Soil Mycotic Flora of Jabalpur Region. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science. Vol 3. Issue 9. 2278-4357. Phlilips A.J.l., Alves. A., Abdolazeh, J., Slipper, B., Wingfield, M.J., Groenewald, J.Z., dan Crous.P.W. 2013.The Botryosphaeriaceae: Genera and Species Known From Culture. Stu. In Mycology.76:51-167. Reddy,B., Borikar, R.m., Sahib,K.,2007.ICRISAT-Indian NARS Partnership Sorghum Improvement Research : Strategies And Impacts.Current Science vol.29 N.7 Retnosari, E. R., Henuk. J.B.D dan Sinaga. M.S.2014. Identifikasi Penyakit Penyakit Busuk Pangkal Batang Pada Jeruk. Jurnal Fitopatol Indonesia.vol.10 No.3:93-97. Rismundar.2006. Sorgum Tanaman Serba Guna. Sinar baru. Bandung. 71p. Rolfe, M.D., Rice, C. J., Lucchini, S., Pin, C., Thompson, A., Cameron, A.D.S., Alston, M., Stringer, M.F., Betts, R. P., Baranyi, J., Peck, M. W., dan Hinton, J.C.D. 2012. Lag Phase is a Distinct Growth Phase That Prepares Bacteria for Exponential Growth and Involves Transient Metal Accumulation. Journal of Bacteriology p. 686–701. Sabbarao, K., Datta, R dan Sharma, R. 1998.Amylases Synthesis in Scutelum And Aleuron Layer of Maize Seed. Phytochemistry. Vol.49, No 3, pp657-666.
Safey, E.M., dan Ammar. M.S.2004. Purification and Characterization of α Amylase Isolated from Aspergillus Falvus Var. Columnaris.Ass. Univ. Bull. Environ. Res. Vol. 7 No. 1. Sakai K, Yokota A, Kurokawa H, Wakayama M, Moriguchi M. 1998. Purification and Characterization of Three Thermostable Endochitinase of Nobel Bacillus sp. starin MH-1, Isolated from Chitin Containing Compost Appl. Environ.Microbiol.P.3397-3402. Salamiah, Badruzsaufari dan Arsyad, M., 2008. Jenis Tanaman Inang dan Masa Inkubasi Patogen Botryodiplodia Theobrome Pat. Penyebab Penyakit Kulit Diplodia Pada Jeruk. Jurnal HPT Tropika . vol 8 No.2;123-131. Saldivar, S.O dan Hernandez, C.C.2012. Bioethanol.In tech Publisher. Saranraj, P., dan Senthilkumar, P.K. 2012. Amylase Production by Bacillus Using Cassava as Substrat. International Journal Of Pharmaceutical And Biological Archives 3(2);274-280. Sari, F.K, Nurhayati. Djumarti.2013. Ekstraksi Pati Resisten Dari Tiga Varietas Kentasng Lokal Yang Berpotensi Sebagai Kandidat Prebiotik.Berkala Ilmiah Pertanian. Vol 1 No 2, Halaman 38-42 Sharma, A dan Aatyanarayana, T. 2013. Microbial Acid –Stable Alpha Amylase: Characteristic, Genetic Engeineering And Application. Journal Process Biochemistry 48.201-211 Singh, A., Sharma, V.M., dan Soni, M.L.2011. Biotechnological Aplication of Industrial Important Amylase Enzyme. International Journal of Pharma and Bio Science. Vol 2. Issue 1. Singh, F., K.N. Rai., B.V.C Reddy., and B. Diwakar. 1997. Development of Cultivars and Seed Production Technique in Sorghum and Pear 1 Millet. Training Manual. Training and Fellowship Program and Genetic Enhancement Division, ICRISAT Asia center, India. Patancharu 502-324, Andra Pradeh. International Crop Research for The Semi Adrid Tropic. India. 118pp. Singh, R., Mishra, A., Kumar, N.2010. Optimazion of α Amylase Production on Agricultural by Product by Bacillus Cereus MTCC 1305 Using Solid State Fermentation. Research Journal of Pharmaceutical, Biological and Chemical Science 1 (4).867 Singh, S., Singh, S., Bali, V., Sharma, L., Mangla, J.2014. Production of Fungal Amylase Using Cheap, Readily Available Agriresidues for Potential Application in Textile Industry. Journal Biomedical Research Corporation. Hindawi Publishing Corporation. Sirrapa, M.P.2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas Alternatif untuk Pangan, Pakan, dan Industri. Jurnal Litbang Pertanian, 22(44). Suarni.2012. Potensi Sorgum Sebagai Bahan Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan vol.7 No.1. Subagio, H. dan Aqil., M. 2013. Pengembangan Produksi Sorgum di Indonesia. Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Seralia. Subagio, H. dan Suryawati. 2012. Wilayah Penghasil dan Ragam Penggunaan Sorgum di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Sunitha, V.H., Ramesha, A., Savitha. J., Srinivas, C. 2012. Amylase Production by Endophytic Fungi Cylindrocephalum Sp. Isolated From Medicinal Plant Alpina Calcarata (Haw.) Roscoe.Brazilian Journal of Microbiology:1213-1221 Taylor, J.R.N., Novellie dan Liebenberg N.V.D.W.1984. Sorghum Protein Body Composition and Ultrastructure. Cereal Chemistry. 61 (1);69-73.
Teixeira, R.S.S., Da dilva. A.S, Leitao. V.S, dan Bon.E.P. 2012Amino Acid Interference On Quantitation Reducing Sugars By The 3,5 Dinitrosalicylic Acid Assay Mislead Carbohydrase Activity Measurement. Journal Carbohydrate Research 363. 33-37 Thippeswamy, S., Girigowda, K dan Mulimani, V. 2006. Isolation And Identification Of α Amylase Producing Bacillus sp. From Dhal Industry. Indian Journal of Biochemistry and Biophysics. Tjitrosoepomo, Gembong. 2000. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta . UGM Press. Triyono, Agus.2010. Mempelajari Pengaruh Penambahan Beberapa Asam Pada Proses Protein Terhadap Tepung Protein Isolat Kacang Hijau. Seminar Rekayasa Kimia dan Proses. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna –LIPI Twumasi, P., Mensah, G., Moses E. 2014. The Root Fungus Botryodiplodia Theobromae Strains Cross Infect Cocoa, Mango Banana And Yam With Significant Tissue Damage And Economic Losses. African Journal of Agricultural Research. Vol 9 (6).613-619 Ueda M, Fujiwara A, Kawaguchi T, Arai M. 1995. Purification and Some Properties of Six Chitinase from Aeromonas sp, No.10S-24. Biosci. Biotech. Biochem. 59 (11) : 2162-2164. Unakal, C., Kallur, R dan Kaliwal, B.2012.Production of α Amylase Using Banana Waste By Bacillus Subtilis Under Solid State Fermentation. European Journal of Experimental Biology.2(4);1044-1052 Vardhini, R., Naik, B., Neelima, M., Ramesh, B. 2013. Screening and Production of A Amilase From Aspergillus Niger Using Zero Value Material for Solid State Fermentation. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences.vo 5, issue 1. Waniska.M.C., Rooney, L.W.,Gomesh, .H.Lee.1992. Corn and Soghum Change During Toritilla and Tortilla baking. Journal.Food.Sci.,54(2) Whitcomb, D.C.,dan Lowe, M.E. 2007. Human Pancreatic Digestive Enzyme. Original Paper. 52:1-17. Wilson, K dan Walker, J. 2000. Principles And Techniques Of Biochemistry And Molecular Biology Seventh Edition. Cambridge University Press. New York. Zaroug, M.A.E.E.2008. Antioxidant Activity Of Traditional Sudanese Kisra Prepered From Two Sorghum (Sorhum bicolor Cultival. A Thesis Submitted The University Of Khartoum For The Fulfilment Of the Requirement Of Degree Of Master Of Science In Botany.
Lampiran 1. Dukungan sarana dan prasarana penelitian
Sarana dan prasarana untuk penelitian semua tersedia di Departemen Biologi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Alat yang urgent dan sudah tersedia adalah :
No Nama Alat Lokasi Kondisi
1 Alat gelas ITS Baik 2 Autoclave ITS Baik 3 Inkubator ITS Baik 4 Oven ITS Baik 5 Shaker ITS Baik 6 Spektrofotometer ITS Baik 7 Freeze dryer ITS Baik 8 Laminar air flow ITS Baik 9 Micropipet ITS Baik
10 ICP ITS Baik 11 Sentrifus rpm tinggi ITS Baik 12 Waterbath ITS Baik 13 Vortex ITS Baik 14 Magnetic stirer ITS Baik 15 Water purifier ITS Baik 16 Freezer (-20oC) ITS Baik 17 Oven 200o C ITS Baik 18 Analitical Balance ITS Baik 19 Anaerobic jar ITS Baik 20 Desicator ITS Baik 21 Freeze Dryer ITS Baik 22 Incubator ITS Baik 23 Hot plate ITS Baik 24 Lux sensor ITS Baik 25 Mikroskop cahaya ITS Baik 26 Mikroskop Fotografi ITS Baik 27 pH meter ITS Baik 28 Dan lain-lain ITS Baik
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
No Nama
Alokasi Waktu (Jam/
Minggu)
Kompetensi Uraian Tugas
1 Dr. techn. Endry Nugroho Prasetyo, MT.
5 Bioteknologi 1. Mengkoordinasi program 2. Menganalisa data dan
membuat laporan 2 Siti Zullakiah, ST
MT PhD 3 Teknik Kimia Persiapan dan Operasional
Bioreaktor 3. Dyah Rika Ar
Rosyidah, S.Si. 7 Mahasiswa
S2 Biologi ITS
Membantu mempersiapkan teknis penelitian produksi Enzim
Lampiran 3. Biodata Ketua dan Anggota
Ketua Peneliti :
A. Identitas Diri 1 Nama lengkap Dr. techn. Endry Nugroho Prasetyo, MT 2 Jenis kelamin L 3 Jabatan fungsional Dosen Tetap 4 NIP/NIK 197310142000121001 5 NIDN 0014107303 6 Tempat dan tanggal lahir Sumenep/10 Oktober 1973 7 E-mail [email protected] 8 Nomor telepon/HP 082141129126 9 Alamat kantor Gedung H, Kampus ITS Sukolilo 10 Nomor telepon/Faks (031) 596 3857 11 Lulusan yang telah
dihasilkan S-1 = 20 orang
12 Mata kuliah yang diampu Genetika, Biokimia dan Metodologi Penelitian B. Riwayat Pendidikan S1 S2 S3 Nama Perguruan Tinggi
ITB ITS TU Graz Austria
Bidang Ilmu Biologi Lingkungan Bioteknologi Tahun Masuk-Lulus 1993-1998 2000-2002 2007-2010
Research group : Biomaterial and Enzyme Technology
Office address : Microbiology and Biotechnology. Laboratory, Department of Biology
Faculty of Science,
Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Gedung H 1st Floor, Kampus ITS, Keputih, Sukolilo
Surabaya. Indonesia.
Office phone/fax : +62 31 596 3857
Mobile : +62 82 141 129 126
Email : [email protected], [email protected]
Professional experiences
• Head of Research Scientist and Consultant of Plant Biotechnology Reviving Laboratory and Field Agrotechnology. PT Gudang Garam Tbk. Direktorat Produksi Gempol Pasuruan (2015-2018).
• Research Scientist Coordinator, Corporate Social Responsibility, PT. Husky Madura CNOOC Limited (HCML) Sumenep (2015-2016)
• Research Scientist Coordinator in Student Research Development Team (SR&DT) under cooperation between Wismar University Germany, ITS Surabaya and DAAD Germany (2013-2016)
• Research scientist at TU Graz Austria for developing green catalyst to reduce cigarette smoke toxicants in collaboration with British American Tobacco (BAT), Southampton UK (2010-2013)
• Research Scientist at TU Graz Austria for enzymatic bleaching of cotton EU project (2009-2012).
• Junior researcher at TU Graz Austria for developing tailor-made biocatalysts for renewable polymers in European Union Biorenew Project (2007-2010).
• Project Coordinator of Management in SP4 Grant for Institution's Development, at Sepuluh Nopember Institute of Technology (ITS) Surabaya, Indonesia (2002-2006).
• Research scientist at Urban & Life Environmental Unit Research Center, at Sepuluh Nopember Institute of Technology (ITS) Surabaya, Indonesia (1999-2006).
Publications
Key publications
1. Nugroho Prasetyo, E, Semlitch, S., Lemmouchi, Y., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Laccase oxidation and removal of toxicants released during combustion processes. Chemophere, (2016) 144, 652-660.
2. Nugroho Prasetyo, E, Rodríguez, R.D., Lukesch, B.Weiss, S., Murkovic, M., Katsoyannos, E., Sygmund, C., Ludwig, R., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Laccase–cellobiose dehydrogenase-catalyzed detoxification of phenolic-rich olive processing residues. Int. J. Environ. Sci. Technol. (2015) 12:1343-1352.
3. Thallinger, B., Nugroho Prasetyo, E., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Antimicrobial enzymes: An emerging strategy to fight microbes and microbial biofilms. (2013) Biotechnology Journal. 8(1):97-109.
4. Nugroho Prasetyo E., Kudanga T., Fischer R.,Eichinger R., Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. Enzymatic synthesis of lignin-siloxane hybrid functional polymers (2012)Biotechnology Journal. 7(2):284-92.
5. Silva C, Matamá T, Kim S.Y, Padrão J, Nugroho Prasetyo E, Kudanga T, Nyanhongo G.S, Guebitz G.S, Casal M, Cavaco-Paulo A. Antimicrobial and antioxidant linen via laccase-assisted grafting (2011)Reactive and Functional Polymers, 71( 7), 713-720.
6. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga T, J. Rencoret, Gutiérrez, A, del Río, J., Santos, J.I., Nieto, L., Jiménez-Barbero, J., Martínez, A.T., Li, J., Gellerstedt, G., Lepifre, S., Silva, C., Kim, S.Y., Cavaco-Paulo, A., Klausen, B.S., Lutnaes, B.F., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Polymerisation of lignosulfonates by the laccase-HBT (1-hydroxybenzotriazole) system improves dispersibility(2010)Bioresource Technology.101(14):5054–5062.
Peer review journals
1. Imamsari, M., Koentjoro, M.P., Nurhayati, A.P., Isdiantoni, Nugroho Prasetyo, E. In-vivo preliminary examination of moringa oleifera leaves extract as antiaging candidate in swiss webster male mice (Mus musculus). (2018) International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. 9(9).3638-46.
2. Hidayati, D., Faizah, A., Nugroho Prasetyo, E., Jadid, N., Abdulgani, N. Antioxidant Capacity of Snakehead Fish Extract (Channa striata) at Different Shelf Life and Temperatures. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 1028 (2018) 012021 doi :10.1088/1742-6596/1028/1/012021.
3. Koentjoro, M.P., Nugroho Prasetyo, E., Rahmatullah, A.M. Optimization of keratinase production by Bacillus SLII-I bacteria in chicken feather waste medium. (2018) ARPN Journal of Engineering and Applied Sciences. 13:2. 482-488.
4. Larasati, D., Tsurayya, N., Koentjoro, M.P., Nugroho Prasetyo, E. Keratinase from newly isolated strain of thermophilic Bacillus for chicken feed modification. AIP Conference Proceedings 1854, 020022 (2017); https://doi.org/10.1063/1.4985413.
5. Ermavitalini, D., Sari, I.P., Nugroho Prasetyo, E., Abdulgani, N., Saputro, T.B. Effect of gamma 60Co irradiation on the lipid content and fatty acid composition of Nannochloropsis sp. Microalgae. AIP Conference Proceedings 1854, 020009 (2017); doi: 10.1063/1.4985400
6. Nugroho Prasetyo, E, Semlitch, S., Lemmouchi, Y., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Laccase oxidation and removal of toxicants released during combustion processes. Chemophere, (2016) 144, 652-660.
7. Nugroho Prasetyo, E, Rodríguez, R.D., Lukesch, B.Weiss, S., Murkovic, M., Katsoyannos, E., Sygmund, C., Ludwig, R., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Laccase–cellobiose dehydrogenase-catalyzed detoxification of phenolic-rich olive processing residues. Int. J. Environ. Sci. Technol. (2015) 12:1343-1352.
8. Nyanhongo GS, Rodríguez RD, Nugroho Prasetyo E,Caparrós C, Ribeiro, C, Sencadas, V, Lanceros-Mendez S, HerreroAcero E, Guebitz GM. Bioactive albumin functionalized polylactic acid membranes for improved biocompatibility. (2013) Reactive and Functional Polymers. 73(10): 1399–1404.
9. Nyanhongo G.S., Nugroho Prasetyo E.,Sygmund, C, Ludwig, R, Guebitz G.M. An antioxidant regenerating system for continuous quenching of free radicals inchronic wounds. European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, (2013) 83(3):396-404.
10. Thallinger, B., Nugroho Prasetyo, E., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Antimicrobial enzymes: An emerging strategy to fight microbes and microbial biofilms. (2013) Biotechnology Journal. 8(1):97-109.
11. Quaranta M, Nugroho Prasetyo E.,Koren K, Murkovic M, Klimant, I, Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. Enzyme-based online monitoring and measurementof antioxidant activity using an optical oxygen sensorcoupled to an HPLC system. Analytical and Bioanalytical Chemistry. (2013) 405(7):2371-7.
12. Nugroho Prasetyo E.,Knes O, Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. Developing SyrinOX total antioxidant capacity assay for measuring antioxidants in humans. International Journal of Experimental pathology.(2013), 94, 25–33.
13. Nugroho Prasetyo E., Kudanga T., Fischer R.,Eichinger R., Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. Enzymatic synthesis of lignin-siloxane hybrid functional polymers(2012)Biotechnology Journal. 7(2):284-92.
14. Fu,J., Nugroho Prasetyo, E.,Nyanhongo, GS., Silva, C:S., Cardinale, M., Yu, C., Cavaco-Paulo, A., Guebitz, G:M. Bamboo fibre processing: insights into hemicellulase and cellulase substrate accessibility (2012) Biocatalysis and Biotransformation. 30( 1): 27-37.
15. Nyanhongo GS, Nugroho Prasetyo E, Herrero Acero E, Guebitz GM. Engineering strategies for succesful development of functional polymers using oxidative enzymes. Chemical Engineering and Technology(2012)35(8):1359-1372.
16. Nugroho Prasetyo E.,Wonisch W, Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. A unique two way approach for the validation of total antioxidant capacity of serum samples (2012) European Journal of Clinical Investigation. 42(4):432-8.
17. Silva C, Matamá T, Kim S.Y, Padrão J, Nugroho Prasetyo E, Kudanga T, Nyanhongo G.S, Guebitz G.S, Casal M, Cavaco-Paulo A. Antimicrobial and antioxidant linen via laccase-assisted grafting (2011) Reactive and Functional Polymers, 71( 7), 713-720.
18. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Enzymatically enriching naringenin with hydroxylated and/or methoxylatedphenolics compounds (2011) Process Biochemistry, 46(4):1019-1024
19. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Laccase-generated tetramethoxyazobismethylenequinone (TMAMQ) as a tool for antioxidant activity measurement (2010). Food Chemistry. 118: 437–444.
20. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga T, J. Rencoret, Gutiérrez, A, del Río, J., Santos, J.I., Nieto, L., Jiménez-Barbero, J., Martínez, A.T., Li, J., Gellerstedt, G., Lepifre, S., Silva, C., Kim, S.Y., Cavaco-Paulo, A., Klausen, B.S., Lutnaes, B.F., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Polymerisation of lignosulfonates by the laccase-HBT (1-hydroxybenzotriazole) system improves dispersibility(2010)Bioresource Technology.101(14):5054–5062.
21. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Cellular and plasma antioxidant activity assay using tetramethoxyAzobismethylene Quinone (TMAMQ)(2010)Free Radical Biology & Medicine.49(7):1205-1211.
22. Kudanga,T., Nugroho Prasetyo, E.,Sipilä, J., Nyanhongo, G.S., Guebitz G.M. Chemo-enzymatic functionalisation of lignocellulose materials using oxiranes (2010) Process Biochemistry. 45( 9):1557-1562.
23. Nyanhongo, G. S., Nugroho Prasetyo, E.,Kudanga, T., Guebitz, G.M. Mechanistic insights into laccase mediated functionalization of lignocellulose material Biotechnology and Genetic engineering reviews (2010) 27:305-330.
24. Kudanga,T., Nugroho Prasetyo, E.,Sipilä, J., Nyanhongo, G.S., Guebitz G.M.Reactivity of long chain alkylamines to lignin moieties: Implications on hydrophobicity of lignocellulose materials(2010)Journal of Biotechnology. 149(1-2): 81-87.
25. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E., Weber, H, Heathcote, C., Jury, S., Widsten, P., Kandelbauer, A., Sipila, J., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Laccase catalyzed coupling of fluorophenols to lignin increases wood surface hydrophobicity (2010)Bioresource Technology. 101(8):2793-2799.
26. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E.,Sipila, J., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Enzymatic grafting of functional molecules to the lignin model dibenzodioxocin and lignocellulose material (2010)Enzyme and Microbial Technology. 46(3-4) 272-280.
27. Widsten, P., Kandelbauer, A., Heathcote, C., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T. Enzymatic surface functionalisation of lignocellulosic materials with tannins for enhancing antibacterial properties (2010)Process Biochemistry.45(7):1072-1081.
28. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E.,Sipila, J., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Coupling of functional molecules onto lignin model compound dibenzodioxocin. Lenzinger Berichte. (2009) 87: 90-98.
29. Nugroho Prasetyo, E.,Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. Antioxidant activity assay based on laccase-generated radicals. Analytical and Bioanalytical Chemistry(2009) 393(2): 679-687.
30. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Coupling of aromatic amines onto syringylglycerol β–guaiacylether using Bacillus SF spore laccase(2009)Journal of Molecular Catalysis B: Enzymatic61(3-4): 143-149.
31. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E., Sipilä, J., Nousiainen, P., Widsten, P., Kandelbauer, A., Nyanhongo, G.S., and Guebitz, G.M. Laccase-mediated wood surface functionalization. Engineering in Life Sciences. (2008) 8(3): 297-302.
32. Nugroho Prasetyo, E.,Karnaningroem, N. and Nurhatika, S. Application of root zone system reactor for removing domestic wastewater pollutant and its effect on rice (Oryza sativa. L) blast resistance, (2003) JurnalPurifikasi, Environmental Engineering Department, ITS Surabaya,
Book chapter
1. Nyanhongo GS, Nugroho Prasetyo E,HerreroAcero E, Guebitz GM Advances in the application of oxidative enzymes in biopolymer chemistry and biomaterial research In: Felber and Rosenaueds.“Functional Materials from Renewable Sources”, American Chemical Society Symposium series 1107. (2012) Page 329-349.
2. Nyanhongo G.S., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga T., Guebitz, G. Grafting of functional molecules: insights into peroxidase-derived materials. In: E. Torres and M. Ayala, eds.Biocatalysis based on heme peroxidases” (2010) 1st Edition, Springer, New York.
3. Nyanhongo G.S., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Georg M. Guebitz. Enzymatic polymer functionalization: advances in laccase and peroxidase derived functional polymers in biofunctionalization of polymers and their applications. In:Nyanhongo, G. S., Steiner, W., Guebitz. G.M. (eds.)“Biofunctionalization of polymers and their applications” An Advances in Biochemical Engineering/Biotechnology (2010) seriesSpringer Verlag Germany.
Patent
Nugroho Prasetyo E, Lemmouchi Y, Nyanhongo GS, Guebitz G (2012) Enzymes in Smoking Article Filters. British American Tobacco UA Disclosure #795, P10011711.
Scientific meeting and conferences
1. Ni Wayan Sutraeni Rahayu, Isdiantoni,. Nugroho Prasetyo. E., Hydroextraction Ketapang Leaves (Terminalia Catappa L.) To Control Ice-Ice Disease For Kappaphycus alvarezii Cultivation. International Conference on Mathematics Science and Education 2016
2. Jayanti, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Thermostable Bacillus sp. SK II–5 Endospores Production International Conference on Mathematics Science and Education 2016
3. Tria Ainur Rosyidah, Awik Puji Dyah Nurhayati, Nugroho Prasetyo. E.,.Biocatalysis of Keratin-Based Wastes A Source of Soluble Protein. International Conference on Mathematics Science and Education 2016
4. Asma’ul Karima, Sri Nurhatika, Nugroho Prasetyo. E.,. Enzymatic Modification of Cellulose Based Materials for Promising Substrate of Bioethanol Production. International Conference on Mathematics Science and Education 2016.
5. Kholilah Nur Hidayah Awik Puji Dyah Nurhayati, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E., Visceral Organ Waste As Substrate For Lipase Production By Bacillus sp. SK II-5 International Conference on Mathematics Science and Education 2016
6. Arida Wahyu Barselia, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Enhancing Compost Activator Life Span by Varying Resources of Nitrogen International Conference on Mathematics Science and Education 2016
7. Maharah Huwaina Madini, Isdiantoni, Nugroho Prasetyo. E.,. Dynamic Abundant of Bacterial Related to Ice ice Disease on Seaweed (Kappaphycus alvarezii) International Conference on Mathematics Science and Education 2016
8. Tri Wijayanti Irma Suryani, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nurul Jadid, Nugroho Prasetyo. E.,. Variation of Substrat Sources For Aerobic Compost Production Process to Grow Kelor (Moringa Oleifera) Seedling International Conference on Mathematics Science and Education 2016
9. Siska Ayu Wulandari, Isdiantoni, Nugroho Prasetyo. E.,. Stratification Community of Bacteria Related on Seaweed (Kappaphycus alvarezii ) Ice Ice Disease. International Conference on Mathematics Science and Education 2016
10. Kufah Nur Afifah, Nugroho Prasetyo. E.,. Chitosan Production by Bacillus Isolated Fisheries Waste. International Conference on Mathematics Science and Education 2016
11. Hilman Adzim Ekram, Nugroho Prasetyo. E.,. Beef Tenderization Using Bacterial Collagenase Isolated From Slaughterhouse. International Conference on Mathematics Science and Education 2016
12. Ditya Lasarati, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Enzymatic Modification of Chicken Feathers Waste As Livestock Feed Rich in Nutrients. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 15-23.
13. Qintan Istighfarin Atmaja, Nur Shabrina, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Optimization Production and Characterization of Chitin Deacetylase by Thermophilic Bacillus Sp. Sk II-5. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 57-64.
14. Yunita Permanasari, Elvian Haning Pramesti, Isdiantoni, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nurul Jadid, Endry Nugroho Prasetyo . The Effect of Salicylic Acid and Phenylalanineon the Total Phenolic Acid Contentin Cell Suspension Culture of Moringa oleifera Lam. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 93-101.
15. Elvian Haning Prameisti, Nurul Jadid, Isdiantoni, Maharani Pertiwi, Nugroho Prasetyo. E.,. The Effect of Elicitors (Salicylic Acid and NaCl) on Total Flavonoid and Flavonol Content in Moringa oleifera Lamk. Cell Suspension Culture. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 117-127.
16. Fanindya Citra Ayu Ardian, Isdiantoni, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Selection of Natural Antimicrobial in Poteran Island Based Ethnobotany. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 140-149.
17. Sidratu Ainiyah, Endy Nugroho, Puspita Lisdiyanti, Maharani Pertiwi. Biogrouting: Urease Production From Carbonat Presipitation Bacteria (Oceabobacillus sp.). PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 157-166.
18. Rischa Jayanty, Maharani Pertiwi Koentjoro, Endry Nugroho Prasetyo. Preproduction Chitin Deasetilase from Fisheries Waste. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 229-237.
19. Nur Shabrina, Qintan Istighfarin Atmaja, Isdiantoni, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,.Bacterial Diversity on Red Macroalgae Kappaphycus alvarezii Infected by Ice-Ice Disease. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 244-251.
20. Muhamad Abdul Qorip, Nur Shabrina, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Degradation of Crude Oil-Contaminated Soil by Oxidoreductases. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 264-272.
21. Febrian Mayang Arumingtyas, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Utilization of Wood and Bran Waste for Laccase Production by Pleurotus ostreatus. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015). pp: 273-279.
22. Siti Luthfiyah, Isdiantoni, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,.. Potentiality of Ketapang (Terminalia catappa L.) Leaf Extract as Antimicrobial Agent against Ice-ce Disease. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 306-313.
23. Risanda Martalina Astuti, Maharani Pertiwi Koentjoro, Nugroho Prasetyo. E.,. Effect of Drying Methods on Hygiene Level and Seaweed (Eucheuma cottonii) Quality. PROCEEDING 1st International Seminar on “Natural Resources Biotechnology : From Local to Global. ISSN: 2460-8238 (2015) pp: 314-325.
24. Nugroho Prasetyo,E.,Quaranta,M., Nyanhongo,G.S., Murkovic,M., Klimant,I., Guebitz,G.M. Online laccase-based biosensor for measuring total antioxidant capacity. ÖGMBT meeting. (2012) Graz, Austria.
25. Weiß, S., Nugroho Prasetyo, E.,Martínez, A.T., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Biotechnological exploitation of major industrial production wastes: chitosan and lignin. 15th European Congress on Biotechnology (Bio-crossroads). (2012)Istambul, Turkey.
26. Nyanhongo, G.S., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Guebitz, G.M. Synthesis of multifunctional bioresponsive materials for the management of chronic wounds. European Materials Research Society (E-MRS) (2012) Warsaw, Poland.
27. Schlick A.M., Thallinger B., Nugroho Prasetyo E.,Sygmund C., Ludwig R., Nyanhongo G.S., Guebitz G.M. Novel anti-biofilm system based on cellobiose dehydrogenase.ÖGMBT meeting. (2012) Graz, Austria.
28. Nugroho Prasetyo, E.,Rollet, A., Brzonova, I., Wonisch, W., Zankel, A., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. Fighting oxidative stress on two fronts with the help of enzymes:
synthesis of iron chelators and novel methods for monitoring. 5th International Congress on Pharmaceutical Engineering. (2011),Graz,Austria.
29. Nyanhongo, G.S., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Guebitz, G.M. The enzyme refinery: functional polymers based on lignocellulosic materials. 19th Annual meeting of the bioenvironmental polymer society (BEPS). (2011). Vienna, Austria.
30. Nyanhongo, G.S., Nugroho Prasetyo, E., Guebitz, G.M. Development of strategies and processes for laccase-mediated functionalization of lignocellulose materials. ACS Meeting. (2011), Anaheim, CA, USA.
31. Marold, A., Nugroho Prasetyo, E., Greimel K.J., Herero Acero, A., Ribitsch, D., Trotscha, EM., Yebra, A.O., Nowitch, S., Kleinschek, K.S., Wu, J., Doliska, A., Guebitz, G.M. Improved pet hydrolysis by the use of new fused cutinases. 3rd Annual ÖGMBT meeting. (2011). Puchbei Salzburg, Austria.
32. Nugroho Prasetyo, E., Nyanhongo, G.S., Guebitz, G.M. Enzymatic treatment of calcium lignosulphonates for enhanced miscibility properties. ACS Meeting. (2011), Anaheim, CA, USA.
33. Nugroho Prasetyo, E., Brzonova, I., Wonisch, W., Zankel, A., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. Diagnosis and treatment of oxidative stress related diseases. 3rd Annual ÖGMBT meeting. (2011)Puchbei Salzburg, Austria.
34. Greimel K.J., Nugroho Prasetyo, E., Herero Acero, A., Ribitsch, D., Trotscha, EM.,Freddi, G., Marold, A., Eiteljoerg, I., Schwab, H., Guebitz, G.M. A new cutinase from Thermobifidaalba hydrolyses polyethyleneterephtalate. 3rd Annual ÖGMBT meeting. (2011). Puchbei Salzburg, Austria.
35. Herero Acero, A., Nugroho Prasetyo, E., Greimel KJ., Ribitsch, D., Trotscha, EM., Freddi, G., Guebitz, G.M. Structural differences of Thermobifidafuscacutinases and their relationships with polyethyleneterephtalate hydrolysis. 3rd Annual ÖGMBT meeting. (2011). Puchbei Salzburg, Austria.
36. Santos, J.l., Nieto,L., Jimenez-Barbero, J., Li, J., Gellerstedt, G., Nugroho Prasetyo, E.,Nyanhongo, G.S., Guebitz, Østergaard, L., Rencoret, J., Gutierrez, A., delRio, J.C., Martinez, A.T. NMR study on enzymatic polymerization of spruce lignosulphonate. Proceeding of Oyixative enzymes as sustainable industriaö biocatalyst conference. (2010) Santiago de Compostela, Spain.
37. Nyanhongo, G.S., Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Guebitz, G.M. A new antioxidant activity assay method. Austrian Food Chemists Symposium, (2010) Leibnitz. Austria
38. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. A new antioxidant activity measuring method based on laccase-generated tetramethoxyazobismethylenequinone (TMAMQ). Poster presentation on 237thACS National Meeting & Exposition March 22-26, (2009), Salt Lake City, UT. USA.
39. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Enzymatic functionalisation of lignocellulose materials using laccase. Oral presentation on 237th ACS National Meeting & Exposition March 22-26, (2009), Salt Lake City, UT. USA.
40. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Fischer R., Eichinger, R., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. Laccasecatalysed coupling of functional molecules to lignocellulose: polymers derived from coupling of lignin onto silanes. Proceeding 6th International conference on textile and polymer biotechnology. (2009) Ghent, Belgium.
41. Nugroho Prasetyo, E., Kudanga, T., Steiner, W., Murkovic, M., Nyanhongo, G.S. Guebitz, G.M. Antioxidant activity assay based on laccase-generated radicals. Joint Annual meeting (GemeinsameJahrestagung) 2008 conference. (2008). Graz Austria.
42. Kudanga, T., Nugroho Prasetyo, E.,Sipila, J., Nyanhongo, G. S., Guebitz, G.M. Grafting of Functional Molecules Using Oxidoreductases. Oxizymes Conference. (2008) Helsinki, Finland.
Awards 1. Innovationsscheck prize byÖsterreichische Forschungsförderungsgesellschaft mbH
(FFG). 2012,in TU Graz Austria. 2. North-South Dialogue Grand Program from AustrianAcademic Exchange Service (ÖAD)
for PhDstudy during 2007 until 2010, in TU Graz Austria.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Penelitian Dana
Lokal ITS 2020.
Surabaya, 2 Maret 2020 Pengusul
Dr. techn. Endry Nugroho Prasetyo, MT.
Anggota Peneliti:
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Siti Zullaikah, ST. MT. PhD
2 Jenis Kelamin P
3 NIP/NIK/Identitas lainnya 197807162008122002
4 NIDN 0016077807
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tuban, 16 Juli 1978
6 E-mail [email protected], [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 0813 3200 7027
8 Nama Institusi Tempat Kerja Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
9 Alamat Kantor Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
10 Nomor Telepon/Faks 031-5946240/031-5999282
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
ITS, Indonesia ITS, Indonesia NTUST, Taiwan
Bidang Ilmu Teknik Kimia Teknik Kimia Teknik Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1995-2000 2001-2003 2004-2009
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
ISOLATION AND
PURIFICATION OF
UNKNOWN
COMPOUND AND
BIOACTIVE
COMPOUNDS
FROM RICE BRAN
OIL
Nama
Pembimbing/Promotor
Prof. Sugeng
Winardi
Prof. Sugeng
Winardi
Prof. Yi-Hsu Ju
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2016 Biodiesel production from rice
bran under subcritical water and
ethanol
Penelitian
Unggulan
Perguruan
Tinggi (PUPT)
ITS (2nd year)
2 2016 Development of biorefinery for
energy, pharmaceutical and food
applications
Penelitian
Strategis
Nasional
(STRANAS),
(3rd year).
3 2015 Extraction of -oryzanol from
rice by-product using subcritical
water/alcohol mixture and its
isolation for nutraceutical use
Indonesia
Toray Science
Foundation
4 2015 Bioremediation Penelitian
Unggulan
Perguruan
Tinggi (PUPT)
ITS
5 2015 Development of biorefinery for
energy, pharmaceutical and food
applications
Penelitian
Strategis
Nasional
(STRANAS),
(2nd year).
6 2014 Co-Pyrolysis of Low Rank Coal
and Oil Palm Empty Fruit Bunch
Penelitian
Laboratorium
ITS
7 2014 Development of biorefinery for
energy, pharmaceutical and food
applications
Penelitian
Strategis
Nasional
(STRANAS),
(1st year)
D. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1. Its current status as a potential oil
producer,
Fuel Processing
Technology
177/2018
2. Effect of Light Intensity, CO2 Gas
Concentration, Culturing Period and
Walne Nutrient Concentrations on
Biomass and Lipid Productivity of
Chlorella vulgaris in Sea Water
Media.
MATEC Web of
Conferences
156/03024/2018
3. Effect of blending ratio to the liquid
product on co-pyrolysis of low rank
coal and oil palm empty fruit bunch.
MATEC Web of
Conferences
156/03023/2018
4. A non-catalytic in situ process to
produce biodiesel from a rice
milling by-product using a
subcritical water-methanol mixture
Renewable Energy 111/ 2017
5. Removal of Bioactive Compound
(γ-Oryzanol) from Rice Bran Oil-
Based Biodiesel Using Deep
Eutectic Solvent
Chemical
Engineering
Transactions
56/2017
8. In-situ Biodiesel and Sugar
Production from Rice Bran under
Subcritical Condition
AIP Conference
Proceedings
1699/2015
9. Catalyst-free Ethyl Biodiesel
Production from Rice Bran under
Subcritical Condition
AIP Conference
Proceedings
1699/2015
10. A new approach in maximizing and
direct utilization of whole Jatropha
curcas L. kernels in biodiesel
Renewable Energy 85/2016
production - Technological
improvement
11. Effect of fermenting cassava with
Lactobacillus plantarum,
Saccharomyces cereviseae, and
Rhizopus oryzae on the chemical
composition of their flour
International Food
Research Journal
22/2015
E. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Temu
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
F. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1. Green Separation of Bioactive
Natural Products Using Liquefied
Mixture of Solids, In: Green
Chemistry.
2018 22 In Tech
2. Ecofuel Conversion Technology of
Inedible Lipid Feedstocsk to
Renewable Fuel, In: Advances in
Eco-Fuels for a Sustainable
Environment.
2018 40 Elsevier
G. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID
H. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10
Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Sosial Lainnya yang Telah
Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
I. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi
lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar da dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan penugasan
Surabaya, 1 Maret 2020
Anggota Pengusul,
Siti Zullaikah, ST. MT. PhD.