proposal bab i,ii,
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar masyarakat yaitu
hak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H
ayat 1 dan Undang-Undang No 36 tahun 2009, maka pembangunan kesehatan diarahkan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. (Mubarak,
2009: 23)
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam dasawarsa terakhir masih
menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Untuk itu diperlukan
pemantapan dan percepatan melalui Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, seperti:
pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025.
Disamping itu secara global terjadi perubahan iklim dan upaya percepatan pencapaian
MDGs, sehingga diperlukan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
SKN 2004 sebagai pengganti SKN 1982, pada hakekatnya merupakan bentuk dan
cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan, penting untuk dimutakhirkan menjadi SKN
2009 agar dapat mengantisipasi berbagai tantangan perubahan pembangunan kesehatan
dewasa ini dan di masa depan.
Dalam mengantisipasi ini, perlu mengacu terutama pada arah, dasar, dan strategi
pembangunan kesehatan yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025 dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) Tahun 2005-2025.
(http://www.depkes.go.id/downloads/SKN%20final.pdf dikutip pada tanggal 25-04-2012).
1
2
Derajat kesehatan masyarakat merupakan pencerminan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat yang digambarkan dengan unsur kualitas hidup,
morbiditas dan status gizi masyarakat. Keberhasilan upaya pembangunan kesehatan dapat
diukur dari indikator derajat kesehatan yaitu Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UUH) dan status gizi. Adapun faktor-faktor yang
berhubungan dengan derajat kesehatan yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
genetik. Perilaku dan lingkungan mempunyai kontribusi besar terhadap upaya-upaya
pencapaian penurunan AKI, AKB, dan peningkatan status gizi karena besar kecilnya angka
indikator tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan keluarga terutama ibu. Pendidikan
ibu yang baik dan lingkungan yang mendukung dapat mempengaruhi status kesehatan
seseorang (Mubarak, 2009: 17).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) yaitu sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan Umur Harapan Hidup
(UUH) yaitu 70.5 tahun. (htpp//www.depkes.go.id diakses pada tanggal 27 April 2011)
Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama dan merupakan penyebab kematian ibu dan anak secara
tidak langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian Bayi serta Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi pada hakekatnya juga
ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami
KEK (Kurang Energi Kronis) cenderung melahirkan bayi BBLR yang dihadapkan pada risiko
kematian yang lebih besar dibanding dengan bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan berat
badan yang normal. (http://etd.eprints.ums.ac.id/10759/1/J500040001.pdf dikutip pada
tanggal 13 April 2012)
Masalah BBLR terkait dengan kondisi kesehatan ibu saat hamil, ialah termasuk satu
ukuran untuk menggambarkan tingkat pencapaian hasil pembangunan suatu negara, termasuk
pembangunan dibidang kesehatan digunakan suatu indikator yang dikenal dengan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). Indikator-indikator tersebut mencakup kesehatan, pendidikan,
dan ekonomi. Dari segi kesehatan, indikatornya adalah umur harapan hidup sebagai salah
satu ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Angka Harapan hidup (AHH) dapat
digunakan untuk menilai status derajat kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu
indikator yang diperhitungkan dalam menilai indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Gambaran AHH di Indonesia selama tahun 2006-2009 menunjukan peningkatan. Dengan
3
fakta ini Indonesia masuk dalam peringkat 108 dari 177 negara di dunia dalam catatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM). (www.depkes.go.id dikutip pada tanggal 27 Maret 2012)
Meski hasil dalam Indeks Pembangunan Manusia tersebut belum tercapai, tapi dalam
perencanaan dan target-target yang dicanangkan oleh pemerintah tetap harus dilihat dengan
kacamata positif. Sehingga untuk memperbaiki kualitas hidup manusia tidak hanya bisa
dilakukan oleh pemerintah saja, tapi tiap individu seharusnya menyadari untuk mendapatkan
hidup yang sehat ia harus memperbaiki pola hidupnya, termasuk pola makannya. Bagaimana
seseorang bisa sehat jika pengetahuan tentang asupan gizi dalam makanannya kurang tepat?
Inilah yang merupakan akar permasalahan mengapa banyak orang mudah sakit, dan
mengalami malnutrisi.
Konteks pendidikan kesehatan tentang gizi pada umumnya dapat dipahami melalui
pendekatan, khususnya pendekatan pengetahuan gizi pada keluarga. Gizi dalam keluarga
tidak terbatas hanya pada persoalan makanan, pengetahuan dan keterampilan tetapi banyak
berkaitan dengan faktor lain. Walaupun demikian perlu ada tingkatan prioritas dalam kaitan
sasaran yang dituju, yakni salah satunya yaitu pengetahuan gizi untuk ibu hamil telah
diketahui secara umum bahwa status gizi pada ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan
janin dalam kandungan. Dengan demikian maka sedini mungkin ibu hamil harus diberikan
pendidikan kesehatan tentang gizi yang dapat memenuhi kebutuhan janin dan dirinya selama
masa kehamilan.(Paath, 2005:92)
Kehamilan ialah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia.
Pada kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami. Para calon ibu harus
sehat dan mempunyai gizi cukup (berat badan normal) sebelum hamil dan setelah hamil. Jika
ibu tidak mendapat gizi yang cukup selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan
menderita kekurangan gizi. (Paath, 2005: 51)
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang
dengan perkembangan masa kehamilan. Ibu hamil sebaiknya menerapkan menu gizi
seimbang. Triwulan I pertumbuhan janin masih lambat sehingga kebutuhan gizi untuk
pertumbuhan janin belum begitu besar. Tetapi pada triwulan II & III pertumbuhan janin
berlangsung lebih cepat sehingga perlu diperhatikan kebutuhan gizinya. (Paath, 2005 : 52).
Kebutuhan gizi terdapat dalam keseimbangan energi seseorang khususnya bagi ibu
pada saat hamil dapat dicapai bila energi yang dikonsumsi melalui makanan sama jumlahnya
dengan energi yang dikeluarkan. Salah satu parameter keseimbangan energi yang dapat
menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil ditentukan oleh Indeks Masa Tubuh (IMT) dan
Lingkar Lengan Atas (LILA). IMT melibatkan pengukuran berat badan dan tinggi badan,
4
sedangkan Lingkar Lengan Atas (LILA) ialah salah satu pengukuran untuk mengetahui
resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) dengan ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di
bawah 23,5 cm. (Depkes RI, 2009:15).
Proses organogenesis bisa dipengaruhi oleh tingkat kesehatan ibu, lebih jauh bahwa
kecerdasan anak yang dilahirkan itu tergantung dari status gizi ibu yang baik, maka sangat
penting sekali bagi seorang ibu hamil harus mampu memiliki status gizi yang baik dengan
indikator-indikator Lingkar Lengan Atas (LILA) lebih dari 23,5 cm, pertambahan Berat
Badan selama hamil sebesar 12-14 kg, Hb (Haemoglobin) dengan batas normal selama hamil
yaitu 11 gr/%.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya
pertumbuhan otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi,
dan dapat mengakibatkan abortus. Status gizi pada ibu hamil dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi.
Dinas Kesehatan Kota Sukabumi merupakan salah satu Instansi Kesehatan Pusat Kota
Sukabumi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi pada
tahun 2011 dari 15 Puskesmas, datanya sebagai berikut :
Tabel 1.1
Cakupan Ibu Hamil Dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK)
Di Kota Sukabumi Tahun 2011
No PuskesmasJumlah
ibu hamilIbu hamil yang KEK
Jumlah Presentase
1 Sukakarya 354 70 19,76 %
2 Lembur Situ 386 43 11,15 %
3 Selabatu 518 44 8,49 %
4 Nanggeleng 390 27 6,93 %
5 Cikundul 482 32 6,65 %
6 Limus nunggal 378 25 6,61 %
7 Sukabumi 1098 53 4,83 %
8 Tipar 484 21 4,34 %
9 Gd. Panjang 348 15 4,32 %
10 Cipelang 463 14 3,02 %
11 Baros 702 19 2,71 %
5
12 Benteng 715 13 1,82 %
13 Karang Tengah 665 12 1,80 %
14 Cibeureum 416 6 1,44 %
15 Pabuaran 369 4 1,08 %
Kota sukabumi 7767 398 5,12 %
Sumber : Laporan Tahunan Program Perbaikan gizi Kota Sukabumi Tahun 2011
Berdasarkan tabel 1.1 diperoleh presentasi ibu hamil yang Kurang Energi Kronis
(KEK) di Kota Sukabumi tahun 2011 paling tinggi yaitu wilayah kerja Puskesmas Sukakarya
sebanyak 19,76 % dibandingkan dengan 14 wilayah Kerja Puskesmas lainnya.
Puskesmas Sukakarya merupakan salah satu Puskesmas di Kota Sukabumi.
Puskesmas Sukakarya terdiri dari satu Kelurahan, mempunyai 16 Posyandu, dan 7 Posbindu.
Puskesmas Sukakarya terdapat 5 bidan (2 Bidan PNS, 3 Bidan PTT), dan terdapat 86 kader
terlatih. Berdasarkan hasil kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi pada tahun 2010 Jumlah ibu hamil yang mengalami
KEK (Kekurangan Energi Kronis) dengan LILA < 23,5 sebanyak 54 ibu hamil dengan
sasaran proyeksi 352 ibu hamil, sedangkan pada tahun 2011 mengalami kenaikan dengan
jumlah 70 ibu hamil dengan sasaran proyeksi 354 ibu hamil. Dengan demikian memerlukan
upaya untuk mengatasi angka kenaikan jumlah ibu hamil yang mengalami KEK (Kekurangan
Energi Kronis) tersebut.
Sehingga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gizi khususnya pada ibu hamil
yaitu umur, berat badan, suhu lingkungan, aktivitas, status kesehatan, pengetahuan zat gizi
dalam makanan, kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, dan status ekonomi.
Berkaitan dengan hal tersebut pengetahuan ibu dalam mengetahui zat gizi dalam makanan
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan gizi.
Adapun peran bidan disini sebagai pendidik (edukator) yaitu memberikan pendidikan
kesehatan tentang asupan gizi pada ibu hamil kepada masyarakat umum untuk menciptakan
lingkungan yang sadar dan peduli akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan tertentu.
Berdasarkan studi pendahuluan dari 6 ibu hamil yang di lakukan wawancara
diantaranya ada 2 ibu hamil yang mengetahui tentang gizi dan ada 4 ibu hamil yang tidak
mengetahui tentang gizi.
Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi ”
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut “Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil
Dengan Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi ?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian karya tulis ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan
ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukakarya Kota Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
b. Untuk mengetahui gambaran status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukakarya Kota Sukabumi.
c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan
status gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan proses belajar menemukan kebenaran dengan cara
memecahkan masalah secara sistematis dan logis, dan dapat menerapkan ilmu yang didapat
selama kuliah dan dapat menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melakukan
penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi
ibu hamil.
2. Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan dapat
menjadi masukan dalam program kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi agar dapat
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi melalui gizi yang baik sehingga dapat menghasilkan
generasi penerus yang berkualitas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan/khasanah di
perpustakaan sebagai perbandingan atau referensi bagi mahasiswa Program Studi D III
7
Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kota Sukabumi dalam mengembangkan
penelitian di bidang kesehatan.
E. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana
seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
dianggap penting untuk masalah (Hidayat. A.A,2011:43)
Gizi ialah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal. Gizi ibu hamil mencakup makanan sehat dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu
selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makanan yang tidak hamil. Sehingga
Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Pada waktu pembuahan dan selama hamil status gizi dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung.
Pada tahap trimester III terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding
trimester sebelumnya. Maka kekurangan makanan dalam periode ini dapat menghambat
pertumbuhannya hingga bayi dilahirkan dengan berat badan dan panjang badan yang kurang
daripada seharusnya
Diharapkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi ibu
hamil membuat Ibu hamil, tergerak untuk memahami betapa pentingnya ibu mengetahui zat
gizi seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama kehamilan agar melahirkan bayi yang sehat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dijelaskan dalam bagan
sebagai berikut :
Bagan 1.1
Kerangka Pikir Penelitian
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil Dengan Status Gizi
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya
Kota Sukabumi
Pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil
Status gizi ibu hamilStatus Ekonomi
Kebiasaan
Status KesehatanUmur
8
Keterangan :
: Faktor yang diteliti
: Faktor yang tidak diteliti
: Hubungan
F. Hipotesis
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis
(pernyataan), yaitu suatu pertanyaan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk
menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta
atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian. Hipotesis juga merupakan sebuah
pernyataan tentang hubungan yang diharapkan antara dua variable atau lebih yang dapat diuji
secara empiris.(Hidayat.AA, 2011:45).
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan antara Pengetahuan
Ibu Hamil Tentang Gizi Ibu Hamil dengan Status Gizi Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi” .
Kriteria hubungan:
H0: Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status
gizi ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
H1: Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi ibu hamil dengan status gizi
ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek
tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2005:1).
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah
kekayaan mental yang secara langsung turut memperkaya hidup kita (Suriasumantri,
2004:25).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan merupakan
hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu, termasuk di dalamnya yaitu
ilmu. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung turut
memperkaya hidup kita dan merupakan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari
oleh seseorang. Sehingga pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang.
2. Tingkat Pengetahuan Dalam Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan dalam kongnitif dibagi dalam beberapa
tingkatan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini yaitu mengingat kembali (Recall) terhadap
suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut.
c. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
pada situasi real (sebenarnya).
d. Analisis (Analilysis)
10
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada
kaitannya antara satu dengan lainnya.
e.Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara
wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari suatu objek
penelitian atau responden.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan berdasarkan:
a. Umur
Umur yaitu suatu variabel yang sudah diperhatikan dalam penyelidikan epidemiologi,
yaitu pada angka kesakitan ataupun angka kematian, hampir semua keadaan menunjukkan
pada keadaan umur seseorang. Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (2002) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi pula tingkat
pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya.
b. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku
manusia melalui pengajaran, sehingga dalam penelitian itu perlu dipertimbangkan umur dan
proses belajar, tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi yang baru, semakin
meningkat batas seseorang, maka akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan
dan pengetahuan. (Notoatmodjo, 2003:6).
c. Pekerjaan
Pekerjaan yaitu aktifitas yang dilakukan sehari-hari. Dimana seluruh bidang pekerjaan
umumnya di perlukan adanya hubungan sosial dan hubungan dengan orang baik, Pekerjaan
dapat menggambarkan tingkat kehidupan seseorang karena dapat mempengaruhi sebagian
aspek kehidupan seseorang termasuk pemeliharaan kesehatan. Dinyatakan bahwa jenis
pekerjaan dapat berperan dalam pengetahuan (Notoatmodjo, 2003:7)
d. Paritas
11
Paritas yaitu jumlah persalinan yang dialami oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati. (Mansjoer, 2003:12).
Kehamilan yang optimal merupakan kehamilan kedua sampai keempat. Kehamilan
pertama dan kehamilan setelah keempat mempunyai resiko yang meningkat. Grande
multipara yaitu istilah yang digunakan untuk wanita dengan kehamilan yang kelima atau
lebih, ibu yang berparitas tinggi mendapatkan informasi dari pengalaman (Manuaba,
2009:32).
e. Sumber Informasi
Sumber informasi yaitu sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan
informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, informasi yang diperoleh dalam
menyampaikan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi, maka cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas (Notoadmodjo, 2005:7).
4. Cara Memperoleh Pengetahuan
a. Cara Tradisional untuk Memperoleh Pengetahuan
Cara ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistimatik dan logis. Cara penemuan
pengetahuan ini antara lain :
1). Cara coba-salah (Trial and Error)
Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah,
upaya pemecahannya dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan
masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.
Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali dengan kemungkinan
ketiga dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-
coba.
2). Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi
yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Misalnya, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu. Dari sejarah kita
ketahui dan kita pelajari bahwa kekuasaan raja zaman dulu yaitu mutlak, sehingga apapun
yang keluar dari mulut raja ialah kebenaran yang mutlak dan harus diterima oleh masyarakat
atau rakyatnya.
12
Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik
formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah dan sebagainya. Dengan kata
lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,
otoritas pemerintah, otoritas atau kekuasaan ahli ilmu pengetahuan.
3). Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman yaitu guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung
maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman
pribadi pun digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan
cara tersebut.
4). Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia. Cara berfikir manusiapun
ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya, baik melalui induksi maupun deduksi.
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara
tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari
hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan
khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi merupakan pembuatan
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. (Notoatmodjo, 2005:10).
b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih popular
disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Balon (1561–
1626). Ia merupakan seorang tokoh yang mengembangkan metode berfikir induktif. Mula-
mula ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan
kemudian hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya
diambil kesimpulan umum. Kemudian metode berfikir induktif yang dikembangkan oleh
Balon dilanjutkan oleh Deobold Van Dollen. Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh
kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat pencatatan-
pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini
mencakup tiga hal pokok, yakni :
13
1). Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan
pengamatan.
2). Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul saat dilakukan
pengamatan.
3). Gejala yang muncul secara Gravitasi, yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada
kondisi-kondisi tertentu (Notoatmodjo, 2005: 18).
B. Kehamilan
1. Pengertian
Masa kehamilan yaitu suatu keadaan yang diawali dengan konsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan permulaan persalinan. Lamanya kurang lebih 280 hari atau 40 minggu atau 9
bulan 7 hari (Prawiroharjo, 2006:89).
”Masa kehamilan dimulai sejak konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan
normal yaitu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung sejak hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga
dari ketujuh sampai 9 bulan”(Saifuddin, 2006 : 89).
Jadi kehamilan yaitu suatu keadaan yang diawali dengan konsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan permulaan persalinan. Lamanya kehamilan normal yaitu 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung sejak hari pertama haid terakhir.
2. Fisiologi Kehamilan
a. Perubahan Maternal
Menurut Asrinah (2010:93), kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun
emosional dari ibu serta perubahan sosial dari keluarga. Adapun perubahan fisik yang
terjadi pada ibu hamil, yaitu :
1) Trimester I
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat yaitu adanya spooting atau perdarahan
yang sedikit terjadi sekitar 11 hari setelah konsepsi (Bertemunya sel sperma dan sel
ovum). Jika ibu mempunyai siklus haid 28 hari, perdarahan ini terjadi sebelum ibu
mendapatkan haidnya. Perdarahan ini disebut perdarahan implantasi. Perdarahan
implantasi ini biasanya berlangsung kurang dari lamanya haid normal. Perubahan
fisik lainnya yaitu adanya nyeri dan pembesaran pada payudara diikuti oleh rasa
kelelahan yang kronis dan seringnya kencing. Sementara itu, Morning Sickness atau
mual muntah di pagi hari biasanya dimulai pada usia kehamilan 8 minggu dan
14
mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pertumbuhan uterus dapat teraba di bawah
simfisis pubis pada usia kehamilan 12 minggu. Adapun kenaikan berat badan yang
terjadi pada trimester I sekitar 1-2 kg.
2) Trimester II
Uterus akan tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya berada
pada pertengahan antara simfisis pubis dan pusat. Penambahan berat badan sekitar 3
kg selama trimester kedua. Pada usia 20 minggu fundus akan berada disekitar pusat.
Payudara akan mulai mengeluarkan colostrom. Ibu mulai merasakan gerakan bayinya.
Akan timbul perubahan kulit seperti cloasma, striae gravidarum dan linea nigra.
3) Trimester III
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus akan berada di sekitar pusat dan
prosesus xhipoideus. Pada usia 32-36 minggu fundus dapat mencapai prosesus
xhipoideus. Penambahan berat badan sekitar 6 kg. Payudara akan terasa nyeri dan
penuh. Keadaan sering kencing akan timbul kembali. Mulai terjadi mules yang
semakin meningkat. Terjadi perasaan nyeri punggung karena tahanan di punggung
semakin besar.
3. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a. Oksigen
Kebutuhan oksigen yaitu yang utama pada manusia termasuk ibu hamil. Berbagai
gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk
mencegah hal tersebut dan untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu :
1) Latihan napas melalui senam hamil.
2) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.
3) Kurangi atau hentikan merokok.
4) Konsul ke dokter bila ada kelainan atau gangguan pernafasan seperti asma dll.
b. Nutrisi
Pada saat hamil ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu
tinggi. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil
seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup
cairan (menu seimbang).
1) Kalori
15
Kebutuhan kalori untuk ibu hamil yaitu sebanyak 2300 kalori dipergunakan untuk
produksi energi.
2) Protein
Bila wanita tidak hamil,konsumsi protein yang ideal yaitu 0,9 gram/kg BB/hari, tetapi
selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein yang
dianjurkan yaitu protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan karena mengandung
komposisi asam amino yang lengkap.
3) Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari
yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan
makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg
perhari dan pada kehamilan kembar atau wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100
mg/hari. Kebutuhan kalsium bisa terpenuhi dengan minum susu, tapi bila ibu hamil tidak bisa
minum susu bisa diberikan suplemen kalsium dengan dosis 1 gram perhari.
4) Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan tetapi
dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat dapat mencegah kecacatan pada
bayi.
5. Kebijakan Program
Menurut Saifuddin (2006:90), Kunjungan antenatal yang dianjurkan sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, yaitu :
a. Satu kali pada trimester pertama
b. Satu kali pada trimester kedua
c. Dua kali pada trimester ketiga
6. Pelayanan atau asuhan Standar
Menurut (Depkes RI, 2009: 45 ), dalam memberikan pelayanan atau asuhan standar
sebaiknya terdapat 10 T, yaitu :
a. Timbang Berat Badan
b. Mengukur Tekanan Darah
c. Mengukur Tinggi Fundus Uteri
d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebanyak dua kali
e. Pemberian tablet Fe (zat besi), minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan.
f. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
g. Tata laksana khusus
16
h. Tes gizi bumil
i. Tentukan persentasi janin
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
7. Pemberian Zat Besi
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari segera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung 200 mg (zat besi) dan asam folat 0,25 mg, minimal masing-
masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan.
C. Gizi Pada Ibu Hamil
1. Pengertian
Gizi ialah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. (Sulistyoningsih, 2011:2).
a. Pengertian ibu hamil
Ibu hamil merupakan seorang wanita yang mengandung atau yang mngalami masa
konsepsi sampai melahirkan janin, lamanya kehamilan yaitu 280 hari (40 minggu) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Wiknjosastro,2008:125).
b. Pengertian Gizi Ibu Hamil
Pada prinsipnya gizi ibu hamil ialah makanan sehat dan seimbang yang harus
dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi dua kali makanan yang tidak hamil
(Paath: 2005:37).
2. Manfaat gizi bagi ibu hamil
Manfaat pemenuhan gizi kebutuhan gizi ibu hamil ialah untuk menghindari masalah
saat hamil, mendapatkan bayi yang sehat dan memperlancar air susu ibu.
3. Pola makanan
Pola makanan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein,
dan lemak serta vitamin dan mineral. Untuk pengganti nasi dapat digunakan : jagung, ubi,
dan roti. Untuk pengganti protein hewani dapat digunakan : daging, ayam, telur.
Makanan yang tidak baik dikonsumsi oleh ibu hamil yaitu makanan kaleng, makanan
manis yang berlebihan, susu berlemak, dan makanan yang sudah tidak segar.
Tabel. 2.1 Menu dengan pola makan yang baik yaitu :
Menu Komposisi
17
Makan pagi 1. Nasi
2. Ikan goreng
3. Tempe / tahu goreng
4. Tumis kacang panjang
5. Buah
6. Susu / the
Makan siang / malam 1. Nasi
2. Ikan goreng
3. Tahu / tempe bacem
4. Sayuran
5. Papaya / pisang
6. Susu
Makanan selingan Pisang rebus / ubi rebus / kue
kering / the manis
4. Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil
Gizi seimbang merupakan makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang
beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat penbangun zat pengatur sesuai dengan
kebutuhan tubuhnya.( Paath, 2005 : 34).
Kebutuhan nutrien meningkat selama hamil. Namun tidak semua kebutuhan nutrien
meningkat secara proporsional. Contohnya, kebutuhan zat gizi tiga kali lipat selama hamil,
sedangkan kebutuhan vitamin B12 meningkat hanya kira-kira 10%.
Ibu yang memerlukan makanan lebih banyak dari biasanya. Selain itu untuk keperluan
dirinya, ibu hamil juga harus makan untuk janin yang dikandungnya, untuk itu sebaiknya ibu
hamil harus memenuhi kebutuhan gizi sebagai berikut :
a. Kebutuhan energi, Selama hamil ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan payudara, dan cadangan lemak.
Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal. Tambahan energi yang
diperlukan selama hamil yaitu 27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan
energi yang dibutuhkan oleh janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang yaitu 50-95
Kkal/kg/hari atau sekitar 175-350 Kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg. Berdasarkan
rekomendasi yang dilakukan NRC (National Research Council) pemberian energi 2000
18
Kkal/hari bagi wanita berumur 25-50 tahun dengan tambahan 300 Kkal/hari bagi ibu yang
sedang hamil. Sumber energi bisa didapat dengan mengkonsumsi beras, jagung, gandum,
kentang, ubi jalar, ubi kayu, dan sagu.
b. Asam folat, pada beberapa minggu sebelum dan setelah awal kehamilan embrio janin
membutuhkan asam folat yang banyak untuk pembentukan sistem syaraf dan sel-sel.
Makanan yang kaya akan asam folat dapat dijumpai pada sayuran hijau, jeruk, asparagus,
brokoli, serealia, kacang-kacangan, jamur, kuning telur, pisang, dan lain-lain.
c. Protein, Selain sebagai sumber kalori, protein juga diperlukan untuk pertumbuhan janin
dan pertumbuhan dan perkembangan plasenta, contoh: susu, keju, telur, daging.
d. Kalsium, Kalsium 100 mg/hari diperlukan untuk menjaga pembentukan tulang dan
rangka janin, pembentukan gigi janin dan kenaikan metabolisme kalsium ibu. Zat ini
didalam susu dan produk susu (keju, yoghurt), ikan yang bisa dimakan tulangnya (ikan
teri, sarden), biji-bijian (biji bunga matahari, wijen), produk kedelai (tempe, tahu),
sayuran hijau, dan buah-buhan kering.
e. Zat besi, sangat penting karena pada masa kehamilan volume darah meningkat 25%, dan
juga penting untuk pembentukan darah. Suplemen 30 mg zat besi dianjurkan untuk ibu
hamil. Kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia berbahaya bagi ibu dan bayinya.
Zat besi dapat dijumpai di daging merah, hati, sayuran hijau, wijen, kuning telur, dan
lain-lain. Penyerapan zat besi dapat terbantu dengan konsumsi vitamin C.
f. Vitamin C, bermanfaat untuk memudahkan penyerapan zat besi oleh tubuh dan
pembentukan jaringan ikat. Contohnya : jeruk manis, buah anggur, tomat, dll.
5. Cara mengolah makanan bagi ibu hamil
Makanan jangan terlalu lama disimpan, terutama untuk jenis sayuran harus segera
dihabiskan setelah dibeli atau diolah, karena sayuran yang terlalu lama disimpan dapat layu
dan kehilangan zat-zat berharganya. Susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya
karena akan menyebabkan hilangnya vitamin B. Jangan digarami daging atau ikan sebelum
dimask dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan terlalu
panas.
Agar zat gizi yang terkandung dalam makanan tidak hilang, maka makanan tersebut
dimasaknya jangan terlalu matang. Sayuran sebaiknya dikukus, bila direbus gunakan air
sedikit mungkin, dan jangan terlalu lama, agar seratnya tidak hilang, air rebusan dapat
dipakai membuat sup, kaldu, atau saus.
6. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester III
19
Ibu yang usia kehamilannya dimulai dari bulan ke 7 sampai 9 bulan, atau usia
kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu (Abdul Bari S, 2000:89). Pada tahap trimester III
terjadi petumbuhan janin yang sangat cepat dibanding trimester sebelumnya. Maka
kekurangan makanan dalam periode ini dapat menghambat pertumbuhannya hingga bayi
dilahirkan dengan berat dan panjang yang kurang daripada seharusnya (Pudjiadi, dkk,
2003:8).
Menurut Sjahmien Moehji (2003:19) kenaikan berat badan Ibu semasa kehamilan
menggambarkan laju pertumbuhan janin dalam kehamilan. Pada usia kehamilan trimester III
laju pertumbuhan janin pesat dan penambahan berat badan ibu juga pesat. Diperkirakan 90%
daripada kenaikan itu merupakan kenaikan komponen janin, seperti pertumbuhan janin,
placenta, dan bertambahnya cairan amnion. Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti
sekali bagi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein
(status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran plasenta lebih kecil dan suplai nutrisi
dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin intra uterin dan
bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).Perbandingan tinggi badan dan berat badan
berkaitan erat dengan tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan
kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan ibu lebih besar
pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan Ibu (Sitorus, 2003:129).
Salah satu cara untuk mengetahui apakah ibu hamil menderita KEK atau tidak bila
ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut dikatakan
KEK atau gizi kurang dan berisiko melahirkan bayi dengan BBLR. Data menunjukkan bahwa
sepertiga (35,65 %) Wanita Usia Subur (WUS) menderita KEK, masalah ini mengakibatkan
pada saat hamil akan menghambat pertumbuhan janin sehingga menimbulkan resiko pada
bayi dengan BBLR (Depkes RI, 2009:7).
7. Beberapa prinsip makanan yang baik selama kehamilan
(Suririnah, 2004:44) :
a. Hindari makanan yang dapat membahayakan ibu dan janin seperti : daging dan telur
mentah, keju lunak, alkohol, juga kafein.
b. Jangan diet selama kehamilan, kehamilan bukan masa yang tepat untuk diet, hanya akan
membahayakan ibu dan bayi.
c. Makan dengan porsi kecil tapi sering, pada trimester pertama biasanya terdapat keluhan
mual muntah (Morning Sickness), cobalah atasi dengan makan dengan porsi kecil tapi
sering, hindari makanan pedas dan berminyak.
d. Minum vitamin ibu hamil secara teratur.
20
e. Minum air yang cukup 8 gelas sehari.
f. Makanlah makanan yang berserat, buah-buahan dan sayuran.
8. Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS)
Departemen Kesehatan RI (2005) dalam buku Sulistyoningsih, mengeluarkan
pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan tertuang dalam 13
pesan dasar sebagai berikut :
a. Konsumsi makanan yang beraneka ragam
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi
yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Mengkonsumsi makanan yang
beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun,
zat pengatur.
b. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat
badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan didalam tubuh berbentuk lemak.
Apabila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan kegemukan, yang biasanya disertai
berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit
kencing manis dan lainnya.
Sebaliknya jika konsumsi energi kurang, maka cadangan energi dalam tubuh yang
berada dalam jaringan otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut.
Apabila hal ini berlanjut maka dapat menurunkan produktivitas kerja.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi
Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi tubuh. Oleh karena
itu konsumsilah karbohidrat setengah dari kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh dan
sisanya dipenuhi oleh protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi
Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15-25% dari
energi. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistem
pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa
kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan
akan mengurangi konsumsi makanan lain sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi yang
lain tidak terpenuhi.
e. Gunakan garam beryodium
Peraturan yang tertunang dalam Keppres No.69 tahun 1994 mengharuskan emua
garam yang beredar di Indonesia mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat
21
dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di
Indonesia. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalah gizi yang
serius karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium
dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasaan seseorang.
f. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah.
Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan
hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua.
g. Berilah air susu ibu (ASI) saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tanpa tambahan MP-
ASI sesudahnya
Penelitian yan membuktikan bahwa kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan dapat
tercukupi hanya dengan ASI. Pemberian ASI harus dilakukan segera setelah bayi dilahirkan
(dalam waktu 30 menit setelah lahir). Setelah enam bulan bayi boleh diberikan makanan
pendamping dan pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun.
h. Biasakan makan pagi
Makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan saat
bekerja, meningkatkan produktivitas kerja meningkatkan konsentrasi dan memudahkan
menyerap informasi. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki resiko menderita gangguan
kesehatan berupa menurunya kadar gula darah dengan tanda-tanda antara lain: lemah, kelua
keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan.
i. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
Mengonsumsi cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh,
dapat risiko penyakit batu ginjal. Mengonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya
dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia
yang terdapat pada air.
j. Lakukan aktifitas fisik dan olahraga secara teratur
Aktivitas fisik dapat meningkatkan, kebugaran, mencegah kelebihan berat badan,
meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan.
k. Hindari minum-minuman beralkohol
Kebiasaan meminum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnyaproses
penyerapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, penyakit gangguan hati, serta
kerusakan saraf otak dan jaringan.
l. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
22
Makanan yang aman yaitu makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia
berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat.
m. Bacalah label makanan yang dikemas
Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang
dikemas harus mencantumkan keterangan
8. Dampak kekurangan gizi pada ibu hamil
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR, terhambatnya pertumbuhan
otak janin, bayi lahir dengan kurang darah (anemia), bayi mudah kena infeksi, dan dapat
mengakibatkan abortus. Status gizi pada bumil dapat ditingkatkan dengan menganjurkan ibu
hamil dengan mengkonsumsi makanan yang memenuhi zat-zat gizi. Namun unsur utama
yang perlu diperhatikan adalah konsumsi protein sebesar 2-2,5 gr/kg berat badan. Protein
yang bermutu ialah protein hewani (telur, susu, ikan, daging) zat penting lainnya yakni asam
lemak omega 3, yang banyak dikandung oleh ikan laut terutama ikan lemuru.
Masalah gizi yang sering terjadi pada ibu hamil :
a. Anemia gizi besi
Kekurangan zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga para bumil kita juga
dianjurkan agar mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (hati ayam, dll)
b. Kenaikan barat badan selama hamil yang rendah
Di negara maju rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sebesar 12-14 kg, bila
bumil kurag gizi, maka pertambahan hanya 7-8 kg yang berakibat melahirkan bayi BBLR.
c. Masalah ngidam (Hiperemesis Gravidarum)
Bila berlebihan (Hiperemesis Gravidarum) itu dikatakan tidak normal sehingga harus
memperhatikan kebutuhan gizi. Keadaan ini berlangsung pada triwulan I ketika janin belum
tumbuh besar sehingga kebutuhan gizi ekstra belum mendesak. Pada triwulan II dan III
emesis jarang terjadi lagi tetapi kebutuhan gizi ekstra untuk pertumbuhan janin sangat
diperlukan.
9. Bahaya Kekurangan Gizi
Masalah hamil ialah masa dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur gizi
yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Disamping untuk
memenuhi kebutuhanya sendiri, berbagai pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada
dalam kandungan (Moehji,2003:15).
Apabila kebutuhan gizi itu tidak dipenuhi maka akan terjadi berbagai gangguan baik
pada ibunya sendiri maupun pada janinnya.
a. Pada ibu
23
Pada setiap tahap kehamilan, seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan
kandungan zat-zat gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan perkembang
janin. Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan dengan cara meningkatkan baik
kualitas maupun kuantitas makanan ibu hamil sehari-hari, bisa juga dengan memberikan
tambahan formula khusus untuk ibu hamil. Apabila makanan selama hamil tidak tercukupi
maka dapat mengakibatkan kekurangan gizi sehingga ibu hamil mengalami gangguan gizi.
Kurang gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
hamil, antara lain anemia, berat badan tidak bertambah secara normal dan terkena
infeksi .Pada saat persalinan gizi kurang dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan setelah pesalinan.
b. Pada Janin
Untuk pertumbuhan janin yang baik diperlukan zat-zat makanan yang adkuat, dimana
peranan plasenta besar artinya dalam trnsfer zat-zat makanan tersebut. Suplai zat-zat
makanan kejanin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir
melalui plasenta dan zat-zat makanan yang diangkutnya. Gangguan suplai makanan dari ibu
mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus), bayi
lahir mati (kematian neonatal), cacat bawaan, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
10. Cara Pencegahan Kekurangan Gizi pada ibu hamil
Makan makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori dan protein, termasuk
makanan pokok seperti nasi, ubi dan kentang setiap hari dan makanan yang mengandung
protein seperti daging, ikan, telur, kacang-kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari
sekali. Minyak dari kelapa atau mentega dapat ditambahkan pada makanan untuk
meningkatkan pasokan kalori, terutama pada pada ibu hamil yang tidak terlalu suka makan.
Pemberian makanan tambahan dan zat besi pada ibu hamil yang menderita KEK dan
berasal dari Gakin dapat meningkatkan konsentrasi Hb walaupun besar peningkatannya tidak
sebanyak ibu hamil dengan status gizi baik.
D. Status Gizi Ibu hamil
1. Pengertian
Status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antra status gizi buruk, kurang, baik, dan lebih.
(Almatsier, 2009:3)
24
Sedangkan menurut Ibnu Fajar dkk (2002), status gizi yaitu ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Contohnya gondok endemik merupakan
keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Menurut Suhardjo (2003), status gizi yaitu keadaan kesehatan individu-individu atau
kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat
gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara
antropometri.
Jadi status gizi merupakan suatu keadaan ekspresi individu dari keadaan
keseimbangan variabel tertentu sebagi akibat dari mengkonsumsi zat-zat gizi yang diperoleh
dari pangan dibedakan menjadi status gizi baik, kurang, buruk, dan lebih.
Menurut Huliana yang dikutip dari buku Erna dkk, (2005:32), bahwa status gizi ibu
hamil pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin
yang sedang dikandung. Seorang ibu yang sedang hamil mengalami kenaikan berat badan
sebanyak 10-12 kg. pada trimester I kenaikan itu ± 1 kg, trimester II ± 3 kg, dan trimester III
± 6 kg. pada trimester II kira-kira 50%, trimester III kira-kira 90%. Kenaikan tersebut
meliputi kenaikan komponen janin : pertumbuhan janin, plasenta, dan cairan ketuban.
Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai usia kehamilan, berat badan
yang bertambah normal akan menghasilkan anak yang normal. Kenaikan berat badan ideal
ibu hamil 7 kg untuk ibu yang gemuk dan 12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Jika kurang
dari normal beresiko keguguran, anak lahir prematur, berat badan lahir rendah, gangguan
kekuatan rahim mengaluarkan anak dan perdarahan setelah persalinan.
2. Cara Mengetahui Status Gizi Ibu Hamil Dengan Menggunakan Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA)
a. Pengukurakarn Lingkar Lengan Atas (LILA)
LILA yaitu suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)
pada ibu hamil, wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek.
Adapun Tujuan dari pengukuran LILA
1) Mengetahui resiko KEK pada wanita usia subur, baik ibu hamil maupun calon ibu,
untuk menapis wanita yang mempunyai resiko melahirkan BBLR.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak
25
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran wanita usia subur yang
menderita KEK.
b. Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan batas
ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Apabila tidak tersedia pita LILA dapat
digunakan pita sentimeter/metlin yang biasa dipakai penjahit pakaian. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya ibu hamil mempunyai
resiko KEK. Bila ibu hamil menderita resiko KEK segera dirujuk ke puskesmas/sarana
kesehatan lain untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut menderita KEK dengan
mengukur IMT. Selain itu ibu hamil tersebut harus meningkatkan konsumsi makanan
yang beraneka ragam.
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang ditetapkan. Ada 7 urutan
pengukuran LILA yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku
2) Letakan pita antara bahu dan siku
3) Tentukan titik tengan lengan
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan
5) Pita jangan terlalu dekat
6) Pita jangan terlalu longgar
7) Cara pembacaan skla yang benar
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri.
2) Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
tegang atau kencang.
3) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat,
sehingga permukaannya sudah tidak rata
3. Faktor yang mempengaruhi Gizi Ibu Hamil
Menurut Proverawati (2009:51), ada banyak faktor yang mempengaruhi gizi ibu
hamil diantaranya yaitu :
a. Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan
gizi dari anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan
perhatian yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi
makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
b. Status Ekonomi
26
Ekonomi seseorang mempengaruhi dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi
sehari-harinya. Seorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka kemungkinan
besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi ditambah lagi adanya pemeriksaan membuat
status gizi ibu terpantau.
c. Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan memepengaruhi dalam
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada prilakunya. Ibu dengan pengetahuan
gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih
lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau
diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika
seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi
kebutuhan gizinya dan juga bayinya.
d. Status kesehatan
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu
makanny. Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang
berbeda dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus tetap ingat, bahwa gizi yang
ia dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya sendiri.
e. Aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin
banyak energi yang diperlukan.
f. Suhu lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,50 – 370C untuk metabolisme yang optimum.
Dengan adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, mkaa tubuh melepaskan
sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar
perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan energy yang
diperlukan.
g. Berat badan
Berat badan yang lebih atau kurang dari pada berat badan rata-rata untuk menentukan
jumlah zat makanan yang harus diberikan agar kehamilannya berjalan lancar. Di negara maju
rata-rata kenaikan berat badan selama hamil sebesar 12-14 kg, bila bumil kurag gizi, maka
pertambahan hanya 7-8 kg yang berakibat melahirkan bayi BBLR.
IMT merupakan salah satu alat ukur untuk menilai status gizi secara umum. Dengan
IMT (Indeks Masa Tubuh) akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal,
rendah, atau tinggi.
27
Kenaikan normal yang dianjurkan oleh Depkes RI yaitu 7-12 Kg, sebaiknya sebelum
mulai hamil seorang wanita beratnya tidak kurang dari 40 kg.
Indeks Masa Tubuh juga digunakan untuk menilai keseimbangan energi seseorang.
Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan WHO. Di Indonesia besaran IMT
menggunakan batas ambang yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yang tertera
pada table di bawah ini :
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT (Indeks Massa Tubuh)
Status gizi dan kenaikan berat badan ibu hamil per Trimester berdasarkan IMT
No. IMT Status GiziKenaikan berat badan Jumlah
(kg)TM I TM II TM III
1 < 18,5 KEK 1,5 – 2,0 4,5 – 6,5 6,5 – 9,5 12,5– 18,0
2 18,5-25 Normal 1,5 – 2,0 5,0 – 6,0 6,0 – 8,0 11,5– 16,0
3 25 – 29 BB lebih 1,0 – 1,5 1,0 – 1,5 3,5 – 6,0 7,0 – 11,5
4 >29 Obesitas 0,5 – 1,0 2,0 – 4,0 3,5 – 5,0 6,0 – 10,5
Sumber : Wiliam Obstetrics 23rd Ed
Rumus yang digunakan untuk menghitung IMT adalah sebagai berikut:
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m2)
h. Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seorang wanita yang sedang hamil, akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang
banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembngan dirinya sendiri juga
harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua
perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guan mendukung
kehamilan yang sedang berlangsung.