proposal belimbing
TRANSCRIPT
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”
A. Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan kelompok
diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat pasien melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Ruang belimbing adalah salah satu ruangan yang terdapat di Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit. Pasien yang berada di Ruang belimbing
pada umumnya adalah menderita gangguan psikologis. Sebagian besar pasien
di Ruang belimbing dapat melakukan aktivitas secara mandiri, sebagian besar
waktu pasien dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Rumah
Sakit Khusus Daerah Duren Sawit. Di Ruang Belimbing sarana hiburannya
terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan oleh Rumah Sakit
Khusus Daerah Duren Sawit sehingga pasien bisa melakukan kegiatan yang
ingin dilakukan pasien.
Maka dengan data yang ada kami mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta
akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan
eksplorasi perasaan.
B. Topik
Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan mengeksperesikan
perasaan.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Pasien dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh perawat
yaitu musik.
b. Pasien dapat mengekspresikan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan
2. Tujuan Khusus
a. Pasien mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.
b. Pasien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik
c. Pasien merasa tidak bosan dalam melewati hari - harinya di ruang
belimbing.
d. Pasien mampu mengungkapkan perasaannya berupa pengalaman yang
menyenangkan
D. Landasan Teori
Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang mana
salah satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan
sensori persepsi seperti penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas,
dan persepsi mereka dalam menilai dirinya sendiri yang kurang baik. Biasanya
mereka akan beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa,
Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan,
dan pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa
serangan yang ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam.
Gejala yang terjadi umumnya : pandangan kosong, kurang atau hilangnya
perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan, inisiatif menurun,
ketidakmampuan berkonsentrasi, aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan,
mengeluh tidak enak badan, dan kehilangan semangat, sedih, atau cepat lelah
sepanjang waktu, dan mungkin susah tidur di malam hari.
Halusinasi adalah ketidakmampuan diri dalam mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan informasi yang diterima
oleh panca indera (Fotinash, 1995). Halusinasi adalah persepsi sensori yang
salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L
Videbeck, 2000). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang mendekat (baik
yang mulai secara internal atau ekternal) disertai dengan respon yang
berkurang yang dibesar-besarkan, distorsi atau kerusakan rangsang tertentu
(Townsend, 1998). Dari keempat pengertian diatas maka penulis
menyimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi yang timbul karena stimulus
eksternal serta tanpa melibatkan sumber dari luar yang meliputi semua sistem
panca indera.
Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam
kelompok seperti membaca puisi, seni, musik, menari dan literature.
Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus yang
disediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (ini
merupakan stimulus yang disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu
yang menghasilkan proses persepsi pasien yang maladaptif atau destruktif,
misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada
orang,dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi pasien terhadap stimulus.
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart
dan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya
berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan
maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan
saling membantu satu sama lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan
masalah.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika pasien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus dari terapi kelompok adalah membuat perubahan sadar diri,
peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan.
Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien
dengan waktu yang sama , manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar
pasien dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi karena kelompok
ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama
lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh
paparan stimulus kepadanya.
E. Pasien
1. Kriteria
- Pasien yang berada di Ruang belimbing.
2. Proses seleksi
- Pasien yang termasuk dalam katagori pasien mandiri
F. Pengorganisasian
1. Waktu
a. Hari / tanggal : Jum’at, 18 Januari 2013
b. Jam : 14.30-15.00 WIB
c. Acara : 30 menit
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 20 menit
- Fase Terminasi : 5 menit
d. Tempat : Ruang belimbing
e. Jumlah pasien : 21 orang
2. Tim terapis
a. Leader
- Membuka jalannya kegiatan
- Memperkenalkan diri
- Menganalisa dan observasi pola komunikasi dalam kelompok
- Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
- Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
- Motivasi kelompok untuk aktif.
- Memberi reinforcement positif
- Menyimpulkan keseluruhan aktivitas kelompok
b. Penyaji
- Memaparkan materi yang ingin disampaikan
- Memperagakan relaksasi progresif
c. Co leader
- Membantu tugas leader
- Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
- Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
- Mengingatkan pemimpin untuk lamanya waktu kegiatan
- Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik
d. Fasilitator
- Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
- Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif
selama TAK berlangsung
- Menjadi role model selama acara berlangsung
- Menyiapkan alat/media
e. Observer
- Ikut serta sebagai anggota kelompok
- Mengawasi jalannya kegiatan
- Menilai setiap jalannya kegiatan
3. Metode dan media
a. Metode
- Diskusi
- Sharing persepsi
- Mengekspresikan perasaan
- Mendengarkan musik
b. Media
- Alat tulis
- Laptop
c. Setting
Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Observer
: Fasilitator
: Pasien
CL
K
O
K
F
L
CL
O
F
K
F
K
F
K
K
K
K
K
F
F
K
K
KKK
K
K
KK
F
K
K
L
K
G. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
Pada saat ini terapis melakukan :
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai dari terapis, perkenalan nama
dan panggilan terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan pasien saat ini dan terapis
menanyakan tentang sejak kapan pasien mulai tinggal di Ruang
belimbing .
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada pasien yang akan meninggalkan kelompok harus minta
ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan penjelaskan leader,
dapat menanyakan kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum kegiatan berlangsung.
2. Kerja
a. Terapis mengajak pasien untuk saling memperkenalkan diri (nama,
dan nama panggilan) dimulai secara berurutan searah jarum jam.
b. Setiap pasien selesai memperkenalkan diri.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, terapis memberikan
balon kepada pasien 2 orang mendapatkan 1 balon.terapis menjelaskan
apabila balon jatoh pasien di beri hukuman (di persilahkan untuk
memperkenalkan diri : nama , hobi, asal , saat ini ada dimana).
d. 1 pasang tersisa (bola tidak jatuh) akan di berikan hadiah pasien di
persilahkan tepuk tangan atau boleh menari sesuai dengan irama lagu.
(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar diulang beberapa kali.
e. Terapis memberikan pujian, setiap pasien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak pasien bertepuk tangan.
f. Terapis dan pasien bernyanyi bersama.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Mahasiswa menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti
kegiatan
2) Memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
b. Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta pasien untuk mengulang hal yang sama dengan salah
satu teman yang berada di Ruang belimbing menganjurkan klien untuk
mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam
kehidupannya.
c. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada pasien untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di riuang belimbing
4. Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dinilai dan dievaluasi adalah kemampuan pasien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris mendengar
musik, kemampuan pasien yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan,
respons terhadap musik, pendengaran, memberi pendapat tentang musik
yang didengar, dan perasaan saat mendengar musik. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
Terapi Musik dan Eksplorasi Perasaan
No Aspek yang dinilai Nama Klien
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
2. Memberi respons (ikut
bernyanyi/menari/menggerakan
tangan-kaki-dagu sesuai irama
3. Memberi pendapat tentang musik
yang didengar
4. Menjelaskan perasaan setelah
mendengar lagu
Petunjuk :
Untuk tiap pasien, semua aspek di nilai dengan memberi tanda √ (check list) jika
ditemukan pada pasien atau tanda “X” jika tidak ditemukan kemampuan yang
ditemukan. Jika mendapatkan nilai > 2 berarti pasien aktif, jika nilai ≤ 2 berarti
pasien tidak aktif.
a. Evaluasi struktur
Sebelum melakukan kegiatan kami mengumpulkan referensi setelah itu
penulis membaca serta menganalisa kegiatan yang baik untuk pasien di
Ruang berry serta berdiskusi dengan penanggung jawab ruangan. Kemudian
kami membuat proposal kegiatan dengan proses pengkoreksian atau konsul
dengan dosen pembimbing. Setelah di ACC, kami melakukan persiapan untuk
pelaksanaan kegiatan kepada pasien di Ruang berry. Kegiatan dilaksanakan
dengan beranggotakan 6 orang yaitu sebagai leader (penyaji) : Iip Saepidun
Co leader : Wafa Murniati , Fasilitator : Septian Dwi Permana dan Euis
Salsabila Iztti dan Dhita Eka Risdiyanti Observer : Angi pertiwi dan Angi
Pertiwi Dosen pembimbing : Ns. Chandra, Skep. Setelah kegiatan selesai
dilaksanakan kemudian dilanjutkan dengan mengevaluasi kegiatan.
b. Evaluasi proses
TAK yang dilakukan di Ruang belimbing berhasil dilakukan dimana jumlah
mahasisiwa yang melakukan TAK berjumlah 7 orang dan pasien yang hadir
21 orang. Acara di mulai dengan salam pembuka, penjelasan topik yang akan
dilakukan dalam TAK hari ini, dimulai dari leader, co leader, fasilitator, dan
observer serta pendokumentasiannya. Peserta aktif dalam mengikuti kegiatan,
80% pasien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai, leader dan co leader
dapat mengarahkan peserta untuk aktif melaksanakan kegiatan, fasilitator
dapat memotivasi peserta untuk aktif menyelesaikan kegiatan, observer dapat
melaporkan jalannya kegiatan.
c. Evaluasi hasil
Target yang ingin kami capai dalam kegiatan aktivitas kelompok (TAK) yang
dilakukan pada hari Jum’at, 18 Januari 2013 pukul 14.30 – 15.00 WIB di
Ruang belimbing. Target yang ingin kami capai dalam pengembangan
kemampuan pasien untuk melakukan TAK ini sekitar 80 %. Dengan kriteria
hasil :
1) Kemampuan verbal
a) Pasien mampu mengekspresikan isi lagu yang didengar : 80 %
b) Pasien mampu menceritakan pengalaman yang menyenangkan : 80%
c) Pasien mampu mengungkapkan perasaan selama dirawat di ruangan :
80%
2) Kemampuan non verbal
a) Pasien terlihat menggerakkan kaki/tangan/dagu sesuai irama lagu :
80%
b) Kontak mata : 80 %
c) Duduk dengan rapi : 80 %
d) Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir : 80 %
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
“TERAPI MUSIK DAN EKSPLORASI PERASAAN”
DI RUANG BERRY RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DUREN SAWIT
OLEH :
KELOMPOK I
1. Dhita Eka Risdiyanti 1010711017
2. Euis Salsabila Izatti 1010711020
3. Angi Pertiwi 1010711021
4. Iip Saepudin 1010711032
5. Septian Dwi Permana 1010711037
6. Dinda Ayu Alestine 1010711069
7. Wafa Murnianti 1010711106
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2013