proposal (bhiem desig'n)1

Upload: ryan-adam-indra

Post on 13-Jul-2015

327 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LEMBARAN PENGESAHAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS RIAU SEMINAR NASIONAL HARI ANTI KORUPSI UNIVERSITAS RIAU 2011 Ketua Pelaksana Sekretaris Panitia

Edwin Capri Purba NIM. 0909120172 a.n Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Pembantu Dekan II

Tike Murti Sari Devi NIM. 1009120245 Gubernur Mahasiswa

Dodi Haryono,SHi., SH., M.H NIP. 19790124256041002 Pembatu Rektor III Bidang Kemahasiswaan

SYAFRIAL NIM. 0809121372

Drs. H. Rahmad, MT 195712231987021001

I.

PENDAHULUAN Korupsi adalah masalah mendesak yang harus segera diatasi agar tercapai pertumbuhan

ekonomi yang sehat, Berbagai catatan menunjukan adanya peningkatan dan pengembangan modelmodel korupsi. Fakta-fakta yang terjadi menunjukkan bahwa negara-negara industri tidak dapat lagi menggurui negara- negara berkembang soal praktik korupsi karena korupsi sudah merusak sistem ekonomi-sosial baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang. Jika di negara kaya korupsi sudah mencapai tahap serius, di negara miskin korupsi justru sudah berada di tahap yang paling kritis. Menurut Susan Rose-Ackerman (Kasus di Italia), demokrasi dan pasar bebas bukan satu-satunya alat penangkal korupsi. Pergeseran pemerintah otoriter ke pemerintah demokratis tidak serta merta mampu menggusur tradisi suap-menyuap. Korupsi ada di semua sistem sosial - feodalisme, kapitalisme, komunisme dan sosialisme. Dibutuhkan juga upaya penegakan hukum sebagai mekanismesolusi sosial untuk menyelesaikan konflik kepentingan, penumpuk-K menggunakan suap sebagai standar dan strategi mencapai sebuah kepentingan bisnis. Korupsi membuat negara-negara miskin semakin terpuruk. Dalam sebuah laporannya, Biro Audit Nasional Cina mengungkapkan bahwa korupsi menelan seperlima dana yang seharusnya disediakan untuk mengatasi kemiskinan. Selama periode 1997 - 1999 4,3 triliun Yuan (S519) dana untuk mengurangi kemiskinan, 20,4 persennya masuk ke rekening-rekening pribadi. Korupsi makin mudah ditemukan di berbagai bidang kehidupan. Pertama karena melemahnya nilai-nilai sosial, kepentingan pribadi menjadi lebih utama dibanding kepentingan umum, serta kepemilikan benda secara individual menjadi etika pribadi yang melandasi prilaku sosial sebagaian besar orang. Kedua, tidak ada transparansi dan tanggung gugat system integritas publik. Birokrasi pelayanan publik justru digunakan oleh pejabat publik untuk mengejar ambisi politik pribadi, semata-mata demi promosi jabatan dan kenaikan pangkat. Sementara kualitas dan kuantitas pelayanan publik, bukan prioritas dan orientasi yang utama. Pada praktiknya, pemahaman publik tentang korupsi tidak selalu paralel dengan pandangan hukum soal korupsi. Bisa jadi pejabat publik bertindak sesuai dengan pandangan publik, dan pada

saat yang sama melakukan perbuatan melanggar hukum. Ini menunjukkan bahwa perspektif hokum tentang korupsi masih belum sinkron dengan perspektif masyarakat. Korupsi adalah perilaku yang merusak sistem sosial. Berbagai keputusan penting demi kepentingan orang banyak diambil berdasarkan bertimbangan dan kepentingan pribadi, tanpa mempedulikan akibat sosialnya bagi kehidupan masyarakat banyak. Jika tidak dikendalikan, korupsi dapat mengancam lembaga-lembaga demokrasi dan ekonomi pasar. Kebijakan politik dan sistem hokum disusun untuk melindungi elite politik yang korup, sekaligus menja-di alat untuk menghancurkan kekuatan sosial masyarakat yang ingin melawan. Menurut Dieter Frish, bekas Direktur Jenderal Pembangunan Komisi Eropa, korupsi memperbesar biaya untuk barang dan jasa, memperbesar utang suatu negara, dan menurunkan kualitas standar barang. Korupsi selalu mengakibatkan situasi sosial-ekonomi tidak pasti. Ketidakpastian ini tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi dan peluang bisnis yang sehat. Nilai Indonesia seperti dilansir tempo (2/12/11) dalam pemberantasan korupsi masih di bawah 5 dari rentang skor nol sampai 10 berdasarkan Corruption Perceptions Index (CPI) terhadap 183 negara yang diumumkan oleh Transparency International. Transparency International Indonesia dalam rilisnya yang diterima Tempo menerangkan, skor Indonesia dalam CPI adalah 3,0, bersama 11 negara lainnya. Negara-negara tersebut adalah Argentina, Benin, Burkina Faso, Djibouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Sao Tome & Principe, Suriname, dan Tanzania. Dua belas negara itu menempati posisi ke-100 dari 183 negara yang diukur indeksnya. Di kawasan ASEAN, skor Indonesia di bawah Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Tapi Indonesia unggul atas Vietnam, Kamboja, Laos, dan Myanmar. Menilik pemberantasan korupsi di Riau, Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai selama ini institusi penegakan hukum seperti Polda Riau dan Kejaksaan sangat lemah dalam menindak kasus korupsi di wilayahnya. Padahal sangat banyak sekali kasus korupsi besar yang saat ini berada di Riau. Lemahnya penegakan hukum ini salah satunya yang mengundang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyidikan terutama kasus mafia kehutanan. Hasilnya cukup fantastis, KPK berhasil menangkap jaringan mafia kehutana Riau. Dari mulai Bupati Pelalawan Tengku Asmun Jafaar, Bupati Siak Arwin AS, Bupati Kampar Burhanudin Husein dua Kepala Dinas

Kehutan

Asral

Rahman

dan

Suhada

Tasman

menyeret

mereka

ke

ranah

hukum.

Inilah salah satu fakta yang menandakan penegak hukum seperti polisi dan jaksa di Riau sangat lemah. Kehadiran KPK turun tangan di Riau saat ini seharusnya menjadi cermin penegak hukum di Riau ini untuk berbenah diri, kata Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho kepada okezone, Jumat (12/8/2011) di Pekanbaru. Hari ini kasus-kasus besar yang terindikasi aroma kental korupsi pun tak kunjung ada jawaban yang pasti. Kasus seperti bail out Century, pembangunan wisma atlit di Palembang, dan masih banyak kasus-kasus besar lain yang ditunggu jawabannya oleh masyarakat. Karena kasuskasus ini mau tidak mau menjadi tolak ukur dari pemberantasan korupsi di Indonesia. Demikian pula halnya dengan kasus-kasus yang ada di daerah. Seperti, penggerogotan hasil tambang, illegal logging, dan lain sebagainya. Momentual hari anti korupsi internasional tanggal 9 Desember ini seharusnya menjadi momen yang bagus untuk merefleksikan pemberantasan korupsi di Indonesia maupun Internasional. II. NAMA Adapun nama dari kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka memperingati hari anti korupsi Internasional 9 Desember adalah SEMINAR NASIONAL HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL UNIVERSITAS RIAU 2011 III. TEMA KEGIATAN Tema dari kegiatan ini adalah Menilik Pemberantasan di Korupsi Riau, Nasional dan Internasional sebagai refleksi akhir tahun 2011 IV. BENTUK KEGIATAN Bentuk kegiatan yang akan dilakukan adalah Seminar Nasional yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2011

V.

DASAR KEGIATAN Adapun yang menjadi dasar daripada kegiatan ini adalah : 1. Peraturan Pemerintah No. 155 Tahun 1998 tentang Organisasi Kemahasiswaan 2. Puok Universitas Riau BAB VI Pasal 22 3. Puok Fakultas Hukum Universitas Riau 4. Surat 5. Surat Keputusan Keputusan Dekan Fakultas Hukum Universitas Hukum Riau Nomor Riau 555/UN19.1.13/KM/2011 Gubernur Fakultas Universitas Nomor.10/SK/GUBMA/BEM-FH-UR/XII/2011 6. Rapat Pimpinan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum UNversitas Riau tanggal 22 November 2011.

VI. TUJUAN KEGIATAN Adapun tujuan daripada kegiatan ini adalah 1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan generasi muda mengenai pemberantasan Korupsi di Riau khususnya, Indonesia dan internasional. 2. Menanamkan budaya anti korupsi kepada masyarakat dan generasi muda Indonesia. 3. Memberikan kesadaran kepada masyarakat dan generasi muda mengenai peran sertanya dalam upaya pemberantasan korupasi di Indonesia VII. PESERTA KEGIATAN Peserta kegiatan Seminar Anti Korupsi adalah a. delegasi dari Fakultas/Prodi/Jurusan Hukum/Syariah Universitas se-Indonesia, b. delegasi dari Seluruh SMA se-Riau c. delegasi dari Lembaga Swadaya Masyarakat se-Riau d. delegasi dari Organisasi Kepemudaan se-Pekanbaru. VIII. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Hari Tanggal dan waktu : Kamis : 22 Desember 2011, 09.00-15.00

IX. KEPANITIAAN Terlampir 1 X. RINCIAN DANA Terlampir 2 XI. SUSUNAN ACARA Terlampir 3 XII. SUMBER PENDANAAN 1. Bantuan Pihak Universitas 2. Bantuan pihak Fakultas 3. Iuran wajib Peserta 4. Sumbangan pihak lain yang halal dan tidak mengikat (estimasi biaya terlampir) XIII. PENUTUP Proposal ini kami sampaikan sebagai tolak ukur guna melaksanakan kegiatan dan demi untuk mensukseskan kegiatan ini. Demikian proposal ini kami sampaikan semoga dapat dipertimbangkan sebagaimana mestinya. Atas partisipasi dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih. Pekanbaru, 2 Desember 2011 Hormat kami, Ketua Panitia Sekretaris Panitia

Edwin Capri Purba

Tike Murti Sari Devi

LAMPIRAN 1 SUSUNAN KEPANITIAAN PELINDUNG PENASEHAT PENANGGUNG JAWAB PENGARAH : Prof. Dr. Ashaluddin Djalil (Rektor Universitas Riau) : Drs. H. Rahmat, MT (Pembantu Rektor III Universitas Riau) : Rika Lestari, SH., M. Hum (Pembantu Dekan III Fakultas Hukum UR) : Syafrial (Gubernur Mahasiswa Fakultas Hukum UR) Hervana Wahyu Prihatmaka KETUA WAKIL KETUA SEKRETARIS BENDAHARA SEKSI SEKSI : SIE ACARA 1. Harinal Setiawan (1009155724) (KOORDINATOR) 2. Dewi Sinta Dame (0909113479) 3. Armanila Febri (0909120028) 4. M Sadmi al-qayum (1009151920) SIE PERLENGKAPAN DAN DEKORASI 1. Herinaldi 0909 (KOORDINATOR) : Edwin Capri Purba : Eka Gerori Madtra : Tike Murti Sari Devi : Dewi Lisnawati.

2. Ridho Fauzi (1109135106) 3. Sylvia Pratiwi (1109134851) SIE KONSUMSI 1. Syamsinar (0909 (KOORDINATOR) 2. Lepina Rotua Sinaga (1009112135) 3. Siti Rafika Ilhami (1109112515) 4. Rayon Saputra (1109120329) 5. Shelly Novita (1109112111) SIE DOKUMENTASI 1. Andi Widodo (1009132355) 2. Kingkel Panah Grossman (1009120145) 3. Bobby Ferly (1009132406) SIE KEAMANAN 1. Azimu Halim (1109112557) 2. Afrial Syarli (1109112143) 3. Bobi Handoko (1109112411) SIE HUMAS DAN PUBLIKASI 1. Raja Adil Siregar (1109121416) (KOORDINATOR) 2. Angga Kurniawan (1109112213) 3. Haliva Muharosa (1109111508) 4. Rian Kurniawan (1109112271) SIE KESEKRETARIATAN 1. Arif Rahmansyah (1009112182) (KOORDINATOR) 2. Isharawana (1009120296) SIE LIASON OFFICER 1. Jusmar Gian (1009132585)

LAMPIRAN 2 ESTIMASI BIAYAN O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 FREKUENSI (kali/jam) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 HARGA PER-ITEM (Rp) 40000 15000 350000 1500000 400000 400000 350000 300000 300000 1500000 250000 4000000 JUMLAH (Rp) 10000000 3750000 1400000 1500000 400000 400000 350000 300000 1500000 12000000 2000000 8000000 41600000

ITEM Konsumsi Makan Kegiatan Snack Kegiatan Spanduk dan baliho Biaya Fotokopi Honorarium Pengarah Honorarium Penanggungjawab Honorarium Ketua Honorarium Sekretaris Honorarium Anggota Honorarium Pembicara Honorarium moderator Transportasi Pembicara Jumlah

BANYAK 250 250 4 1 1 1 1 1 5 2 2 2

LAMPIRAN 3 Susunan Acara SEMINAR NASIONAL HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL UNIVERSITAS RIAU 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Kegiatan Penyambutan dengan Silat Melayu Penyambutan dengan Tari Persembahan Pembukaan oleh MC Pembacaan ayat suci Al-Qur'an Samburtan Ketua Panitia Sambutan Gubernur Mahasiswa Sambutan Dekan Fakultas Hukum UR Sambutan Rektor Universitas Riau sekaligus membuka acara Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Do'a Penutup oleh MC Seminar Nasional (Pembicara 1) Pembicara II (PUKAT UGM) Pembicara III (KAJATI RIAU) ISHOMA Pembicara 4 (BPK) Sesi Tanya Jawab Penutup dan Kesimpulan Waktu 08.30 - 08.45 08.45 - 09.00 09.00 - 09.15 09.15 - 09.25 09.25 - 09.35 09.35 - 09.45 09.45 - 09.55 09.55 - 10.10 10.10 - 10.25 10.25 - 10.35 10.35 - 10.50 10.50 - 11.20 11.20 - 11.50 11.50 - 12.20 12.20 - 13.30 13.30 - 14.00 14.00 - 15.00 15.00 - 15.30 Keterangan