proposal draft 1

28
PROPOSAL PENELITIAN TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA BAGI PENYANDANG DISABILITAS (STUDI KASUS PT. TRANS RETAIL INDONESIA) Diajukan Guna Memenuhi Syarat Melakukan Penulisan Hukum Program Sarjana S1 Ilmu Hukum Oleh : SHARA PRIMANDA SAPOETRI 11010111130402

Upload: shara-primanda

Post on 16-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Proposal Draft 1

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENELITIAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA BAGI PENYANDANG DISABILITAS (STUDI KASUS PT. TRANS RETAIL INDONESIA)

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Melakukan Penulisan HukumProgram Sarjana S1 Ilmu Hukum

Oleh :SHARA PRIMANDA SAPOETRI 11010111130402

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2015HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

1. Judul Penelitian:1. Judul Penelitian: Tinjauan Yuridis terhadap Perjanjian Kerjabagi Penyandang Disabilitas (Studi Kasus PT. Trans Retail Indonesia)1. Bidang Ilmu : Ilmu Hukum1. Data Peneliti :1. Nama Lengkap : Shara Primanda Sapoetri1. Jenis Kelamin : Perempuan 1. Jurusan : Ilmu Hukum1. Universitas/Institut : Universitas Diponegoro1. Alamat Rumah : Jl.Talangsari Raya no.42, Bendhan Dhuwur, Gajahmungkur, Semarang1. Alamat Email: [email protected]. Lokasi Penelitian : PT.Trans Retail Indonesia1. Lama Penelitian : 4 bulan

Semarang, 13 Februari 2015Menyetujui,Pembimbing I Pembimbing II

Rinitami Njatrijani, S.H., M.Hum Suradi, S.H., M.Hum

Dekan Fakultas HukumPeneliti,

Prof. Dr. Yos Johan Utama., S.H., M.HumShara Primanda SNIP. 19621110 198703 1 004 NIM. 11010111130402

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPULiHALAMAN PENGESAHANiiDAFTAR ISIiiiPENDAHULUANivLATAR BELAKANG1RUMUSAN MASALAH3KEGUNAAN DAN TUJUAN PENELITAN7METODE PENELITIAN10JADWAL PENELITIAN10PERSONALIA PENELITIAN10PENUTUP10DAFTAR PUSTAKA10LAMPIRAN11Biodata Peneliti11Daftar Pertanyaan11

A. PendahuluanPersoalan Disabilitas hingga kini masih menjadi salah satu isu penting yang harus mendapat perhatian dari pemerintah, terutama mengenai pemenuhan hak-hak para penyandang disabilitas. Di Indonesia, disabilitas dianggap sebagai persoalan orang-perorangan yang memiliki disabilitas. Disabilitas lebih dipahami sebagai urusan pelayanan kesehatan dan sosial, sehingga penanganannya belum meliputi semua lintas bidang, yakni masih merupakan tugas dan tanggung jawab Departemen Kesehatan RI untuk pengobatan dan perawatan serta tugas dan tanggung jawab Departemen Sosial RI untuk pelayanan dan rehabilitasi sosial orang dengan disabilitas. Demikian juga kurangnya perhatian dari pemerintah, mereka seolah olah hanya menjadi warga negara kelas dua, sehingga seringkali hak hak mereka sebagai warga negara diabaikan, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan yang layak dan hak berpolitik. Penyandang disabilitas tetap sulit untuk mendapatkan pekerjaan walaupun sudah ada undang - undang yang mengaturnya. Namun kenyataannya tidak ada tindakan nyata dari pemerintah untuk merealisasikan ketentuan undang - undang tersebut.Rendahnya tingkat partisipasi penyandang disabilitas dalam dunia kerja, menyebabkan sulitnya memutus rantai kemiskinan para penyandang disabilitas. Data dari Pusat Data Informasi Kementerian Sosial tahun 2009 menunjukan hanya 10,2% penyandang disabilitas yang memiliki keterampilan, sisanya 89,8% tidak memiliki keterampilan. Padahal 34,1% dari mereka adalah berusia muda yaitu berkisar usia 15 39 tahun atau masuk dalam usia produktif[footnoteRef:1]. Kenyataan diatas tidak merefleksikan ketentuan yang menyatakan bahwa hak untuk memperoleh pekerjaan merupakan hak dasar yang dijamin oleh konstitusi negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 28D dan Pasal 27 ayat (2). [1: http://m.bisnis.com/quick-news/read/20131203/79/190199/penyandang-disabilitas-harusdibekali-keterampilan-memadai dikutip tanggal 29 Agustus 2014 pukul 23.00]

Lebih lanjut, hak-hak penyandang disabilitas untuk bekerja telah diatur secara jelas dan tegas dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Disabilitas (Undang-Undang Penyandang Disabilitas) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Disabilitas yang pada intinya menyatakan bahwa para penyandang disabilitas memiliki kesempatan untuk bisa bekerja sesuai dengan jenis dan derajat kedisabilitasannya serta kemampuannya disesuaikan dengan jumlah karyawan dan atau kualifikasi perusahaan. Begitu juga dengan perusahaan yang memiliki kewajiban untuk mempekerjakan 1 orang tenaga kerja penyandang disabilitas untuk setiap 100 orang tenaga kerja normal. Persoalan mengenai kesempatan para penyandang disabilitas untuk bekerja menjadi salah satu isu yang menarik untuk dibahas, terutama pengaturan hak bagi para tenaga kerja penyandang disabilitas untuk bekerja dalam perundangundangan Indonesia. Hal ini dikarenakan pengaturan hak tenaga kerja penyandang disabilitas justru tidak diakomodir dalam undang-undang induk tentang ketenagakerjaan, yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. B. Latar BelakangPerlindungan dan pemenuhan hak difabel untuk mendapatkan pekerjaan sudah jelas tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat serta beragam Peraturan Daerah. Meskipun hak bagi penyandang disabilitas dalam memperoleh pekerjaan telah diatur, tetapi masih seringkali mendapatkan perlakuan diskriminatif dalam pemenuhan hak-haknya terutama diskriminasi dalam hak untuk mendapatkan pekerjaan padahal banyak penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan dan intelegensi dan kompetensi baik. Meskipun Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat, Pasal 14 menyatakan bahwa Perusahaan Negara maupun Swasta memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada penyandang disabilitas (difabel) dengan mempekerjakannya di perusahaan sesuai dengan jenis dan derajat kedisabilitasan, pendidikan, dan kemampuannya, namun kenyataannya masih banyak perusahaan yang belum menempatkan tenaga kerja difabel dan hingga saat ini keberadaan tenaga kerja difabel masih belum mendapatkan perhatian maksimal. Padahal apabila diberdayakan, tenaga kerja difabel merupakan aset pembangunan dan merupakan sumber daya manusia yang potensial untuk pembangunan ekonomi. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang penyandang difabel menyebabkan stakeholder unsur pemerintah dan swasta kurang peduli. Kaum difabel sering menghadapi hambatan untuk berpartisipasi dalam setiap aspek kehidupan dalam masyarakat. Hambatan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk dalam kaitan dengan lingkungan fisik, teknologi informasi dan komunikasi, kebijakan yang belum sepenuhnya berpihak, sikap masyarakat dan diskriminasi. Perlindungan kesempatan kerja bagi tenaga kerja penyandang disabilitas juga diakui dalam Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu dalam Pasal 5 yang menyatakan bahwaSetiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan. Indonesia juga telah meratifikasi instrumen pokok dalam hukum internasional yang mengatur hak kerja penyandang disabilitas, yaitu Konvensi PBB UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD), mengenai hak - hak penyandang disabilitas (2006) beserta Optional Protocolnya. Indonesia meratifikasi konvensi PBB tersebut pada November 2011 dan diundangkan dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang Disabilitas. Lebih lanjut sebagai pelaksanaan dari Pasal 14 Undang Undang Nomor 4 Tahun 1997 pemerintah mengeluarkan PP Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat yang diatur dalam Pasal 28 yang berbunyiPengusaha harus memperkerjakan sekurang - kurangnya 1 (satu) orang penyandang cacat yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan sebagai pekerja pada perusahaan untuk setiap 100 (seratus) orang pekerja perusahaanya. Peraturan atau regulasi yang lebih rendah yang terkait dengan pelatihan kerja dan penempatan tenaga kerja penyandang disabilitas, yaitu melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP-205/MEN/1999 tentang Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Cacat, serta mengeluarkan Surat Edaran Menteri No.01.KP.01.15.2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Cacat di Perusahaan. Kehidupan penyandang disabilitas sudah mulai diperhatikan secara lebih baik oleh Pemerintah dan para pihak yang terkait. misalnya dengan adanya Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2011 yakni Pengesahan Konvensi mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas. Selain membuat undang-undang, pemerintah juga memberikan pelatihan-pelatihan kepada para penyandang difabel yang potensial sehingga mereka punya keterampilan yang dapat dimanfaatkan di dunia kerja. Selain itu, pemerintah juga bekerjasama dengan pihak swasta yang bersedia mempekerjakan penyandang difabel sehingga para tunanetra mendapatkan kesempatan untuk bekerja. . Namun pada kenyataannya jumlah perusahaan di Indonesia yang mempekerjakan penyandang disabilitas dapat dikatakan masih minim baik itu instansi pemerintah, perusahaan negara, maupun perusahaan swasta. Padahal idealnya setiap perusahaan harus mempekerjakan sekurang-kurangnya satu orang penyandang disabilitas yang memenuhi persyaratan jabatan dan kualifikasi pekerjaan sebagai pekerja pada perusahaannya untuk setiap 100 orang pekerja di perusahaannya. Data Kementerian Sosial pada 2010 menyebutkan jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 11.580.117 orang namun mayoritas dari mereka tidak bekerja karena peluang kerja bagi para penyandang disabel sangat terbatas, terutama untuk pekerjaan di sektor formal[footnoteRef:2]. [2: http://antarakalbar.com/berita/306372/menakertrans-minta-kesempatan-kerja-penyandang-cacatdiperluas diakses tanggal 17 Desember 2014.]

PT. Trans Retail Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Transmart Carrefour sendiri merupakan salah satu perusahaan yang telah menerapkan kebijakan untuk merekrut pekerja dari kalangan penyandang disabilitas. PT. Trans Retail Indonesia saat ini didukung oleh kurang lebih 11.000 karyawan untuk mengoperasikan Lebih dari 87 gerai (paserba) yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Denpasar, Yogyakarta, Medan, Palembang dan Makassar. Pekerja atau karyawan di PT. Trans Retail Indonesia yang jumlahnya telah mencapai ribuan orang, memenuhi syarat sebagai perusahaan yang wajib mempekerjakan 1 orang penyandang disabilitas disetiap 100 orang pekerja seperti yang diatur dalam penjelasan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan Pasal 28 PP Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat. Kebijakan ini dilakukan oleh PT. Trans Retail Indonesia melalui programnya yang bernama Angkasa yaitu Angkatan Associate Luar Biasa. Program yang dilaksanakan ini membuktikan bawa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang peduli terhadap kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas di Indonesia, kebijakan memberi kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas serta upaya bentuk dukungan terhadap program nasional. Selama ini belum ada kajian yuridis mengenai bagaimana perjanjian atau kontrak kerja bagi penyandang disabilitas yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait, khususnya dalam hal ini kajian yuridis tentang perjanjian atau kontrak kerja yang dilakukan antara penyandang disabilitas dan PT. Trans Retail Indonesia sendiri. Hal inilah yang menarik untuk dibahas dan melatarbelakangi penulis untuk melakukan penulisan hukum atau skripsi dengan didasari untuk menganalisis kelemahan dan kelebihan perjanjian kerja serta memberikan saran bagi penyempurnaan perjanjian kerja tersebut. Berdasarkan uraian singkat diatas sesuai dengan tema Tugas Akhir penulis yaitu, Tinjauan Yuridis terhadap Perjanjian Kerja bagi Penyandang Disabilitas dalam kepentingan penyusunan tugas akhir yang sedang dijalani oleh penulis maka di harapkan bapak/ibu dapat membantu dalam meperoleh data perjanjian atau kontrak kerja tersebut.C. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka wilayah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja penyandang disabilitas dengan PT. Trans Retail Indonesia?2. Bagaimanakah ketentuan-ketentuan perjanjian kerja yang diberlakukan PT. Trans Retail Indonesia bila dibandingkan dengan ketentuan perjanjian kerja yang terdapat dalam KUHPerdata, UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan serta Konvensi yang terkait dengan Konvensi PBB mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas?D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian1. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang pelaksanaan perjanjian kerja bagi pekerja penyandang disabilitas. Dari tujuan tersebut dapat diketahui tujuan-tujuan yang lebih spesifik, yaitu:a. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan perjanjian kerja antara pekerja penyandang disabilitas dengan PT. Trans Retail Indonesia. b. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang kelemahan dan kelebihan perjanjian kerja antara pekerja penyandang disabilitas dan PT. Trans Retail Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan keperdataan dan ketenagakerjaan, serta memberikan saran bagi penyempurnaan perjanjian atau kontrak kerja tersebut. 2. Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:a. Secara teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum.b. Secara Praktis, yaitu hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan antara lain:1) Manfaat bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menambah pandangan dan pengetahuan tentang hukum ketenagakerjaan khususnya dalam ruang lingkup penggunaan hak mogok. 2) Manfaat bagi UniversitasBagi pihak Universitas, khususnya program studi Ilmu Hukum, berguna sebagai literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama. Hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengetahui mengenai kondisi pelaksanaan perjanjian atau kontrak kerja bagi kaum disabilitas dan mengembangkan pedoman pembuatan kontrak kerja khusus pekerja disabilitas di masa depan. 3) Manfaat Bagi MasyarakatDapat berguna bagi masyarakat yang ingin mendapatkan informasimengenai perjanjian kerja bagi pekerja penyandang disabilitas yang dapat digunakan sebelum terjun ke lapangan pekerjaan. Sehingga membentuk sebuah pemahaman bagi masyarakat khususnya para penyandang disabilitas dan masyarakat pada umumnya.4) Manfaat Bagi Pengusaha/InstansiSebagai bahan kajian atau pertimbangan bagi pengusaha atau instansi dalam membuat perjanjian atau kontrak kerja bagi pekerja penyandang disabilitas. Hasil kajian ini juga dapat digunakan sebagai bahan untuk menyempurnakan perjanjian atau kontrak kerja yang telah ada sebelumnya antara pekerja penyandang disabilitas dan perusahaan yang terkait.E. Metode Penelitian1. Metode PendekatanPenelitian ini adalah penelitian hukum dengan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu penelitian yang menekankan pada ilmu hukum tetapi di samping itu juga berusaha menelaah kaidah-kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat.[footnoteRef:3] Dengan demikian akan ditelaah dan dikaji tentang ketentuan perundang-undangan, terutama tentang hukum keperdataan dan ketenagakerjaan. [3: Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, cetakan kelima, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), hlm.106.]

2. Bahan PenelitianPenelitian ini adalah penelitian hukum normatif yang menggunakan data sekunder yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, baik berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah:[footnoteRef:4] [4: Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hlm.13.]

a. Bahan hukum primer, yang terdiri dari:1) Undang-Undang Dasar 1945 beserta seluruh amandemennya; 2) Kitab Undang-undang Hukum Perdata; 3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Disabilitas;4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 5) Konvensi PBB UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities (UNCRPD)6) Peraturan perundang-undangan lainnya.b. Bahan Hukum Sekunder terdiri dari:1) Buku-buku ilmiah;2) Jurnal;3) Makalah-makalah;4) Pendapat para ahli;5) Hasil wawancara.3. Teknik Pengumpulan Bahan Penelitiana. Penelitian KepustakaanData kepustakaan diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber pada data sekunder, baik berupa bahan hukum primer, maupun bahan hukum sekunder.b. Penelitian LapanganSebagai data penunjang diperoleh melalui informasi dan pendapat dari pakar dan praktisi, maupun sumber yang lain, yang memiliki pengetahuan yang luas tentang hukum ketenagakerjaan. 4. Metode Analisis DataSebagai cara untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah terkumpul, akan dipergunakan suatu metode analisa normatif kualitatif.[footnoteRef:5] Normatif, karena penelitian ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang berlaku sebagai norma hukum positif. Sedangkan kualitatif dimaksudkan untuk menganalisa data yang bertitik tolak pada usaha penemuan asas-asas dan informasi-infomasi yang bersifat untuk mengungkapkan suatu permasalahan. [5: Ronny Hanitijo Soemitro, op. cit., hlm.98.]

F. Jadwal PenelitianBerikut adalah rencana jadwal pelaksanaan penelitian, yaitu:

No.KegiatanJanuariFebruariMaretApril

1234123412341234

1.Konsultasi Dosen Pembimbing

2.Persiapan Pengambilan Data kepustakaan

3.Studi kepustakaan

4.Wawancara

5.Analisis data hasil penelitian

6.Evaluasi hasil penelitian

7.Finishing Laporan Penelitian

G. Personalia PenelitianPersonalia atau pelaksana kegiatan penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum Universitas Diponegoro yang berjumlah 1 orang (Curriculum Vitae terlampir)H. PenutupDemikian proposal ini penulis susun sebagai kerangka acuan untuk pelaksanaan penelitian dan permohonan izin mengambil data. Diharapkan respon balik yang konstruktif demi kelancaran penelitian ini. Atas segala bantuan dan kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.

DAFTAR PUSTAKABukuDjumialdji, F.X. 2005. Perjanjian Kerja. Cetakan Pertama. Jakarta: Sinar Grafika.Mariam Darus Badrulzaman. 2006. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku III: Hukum Perikatan Dengan Penjelasan. Cetakan Kedua. Bandung: PT. Alumni.Poerwadarminta, W.J.S. 1987. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.Ronny Hanitijo Soemitro. 1994. Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, cetakan kelima, Jakarta: Ghalia Indonesia.Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. 2006. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.Perundang-undanganUndang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1997 tentang Penyandang CacatUndang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang KetenagakerjaanUndang-Undang Nomor 19 tahun 2011 tentang Pengesahan Konvensi Hak Penyandang DisabilitasPP Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang CacatKeputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor KEP-205/MEN/1999 tentang Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja Penyandang CacatSurat Edaran Menteri No.01.KP.01.15.2002 tentang Penempatan Tenaga Kerja Penyandang Cacat di Perusahaan

LAMPIRANCURRICULUM VITAE

A. Data PribadiNama: SHARA PRIMANDA SAPOETRITempat, tanggal lahir: Semarang, 19 Oktober 1994Jenis Kelamin : PerempuanIPK: 3,67Agama: IslamAlamat Asal: Jl.Talangsari Raya no.42 Bendan Dhuwur, Gajahmungkur, Gunungpati, SemarangNo. HP: 085725700325Email: [email protected]

B. Riwayat PendidikanPendidikanTahun

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro SemarangPeminatan Hukum Perdata2011-sekarang

SMA Negeri 1 Semarang2009-2011

SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang2006-2009

MI Al-Iman Sekaran2001-2006

C. Pengalaman Organisasi 2013-2014Keluarga tim 17 PIMNAS Universitas Diponegoro 2014 2012-2013Staff Departemen Humas UKM Peduli Sosial UNDIP 2012-2013Staff Desain di TriMedia Design Studio 2011-2013Staff Departemen Humas UPK KSHI Fakultas Hukum UNDIP 2010-2011Relawan Youth Muslim Semarang

D. Prestasi yang Pernah Diraih1. Penyaji tingkat Nasional di PIMNAS ke-27 Dirjen Dikti 20142. Lolos Pendanaan Dana Hibah DIKTI PKM-KC 20133. Peserta Terbaik 2 Microsoft Specialist Ceritification 20134. Juara 1 Character Design IMA SC UNDIP 20125. Wisuda Tahfidz juz 1-5 di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah Semarang 2008-20096. Wisuda Tahfidz juz 30 di Pondok Pesantren Roudlotus Saidiyyah Semarang 2006-2007

E. Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat1. Perlindungan Hukum dalam Penggunaan Jasa Transaksi Pembayaran Online melalui Pihak Ketiga2. Game Edukasi Agent of Changes sebagai Solusi Kreatif Media Pembelajaran Hukum yang Menyenangkan3. Esensi Pembuktian dalam Putusan Verstek Di Pengadilan Negeri 4. Student Centered Learning as a new Radical Teaching Method for Geniuses5. Membudayakan Pancasila melalui Metode Student Centered Learning

2