proposal k3
TRANSCRIPT
KESADARAN PENGEMUDI PADA KENDARAAN BERODA EMPAT
DALAM PENGGUNAAN DAN PENTINGNYA SABUK PENGAMAN
Tugas Proposal Metode Penelitian
Oleh:
Fauzi Aidil Sukma
12.11.106.701501.0692
FAKULTAS D4- KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya ilmiah yang berjudul ”Kesadaran Pengemudi Pada Kendaraan Beroda
Empat Dalam Penggunaan Dan Pentingnya Sabuk Pengaman” tepat pada
waktunya. Karya Ilmiah ini membahas pemakaian sabuk pengaman oleh
pengendara mobil di Balikpapan. Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Metode Penelitian di Fakultas K3 Universitas Balikpapan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
Metode Penelitian yaitu bpk. dr. didik hadiyanto, SE., M.Si. Selain itu, penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk menjadi masukan yang berarti bagi perbaikan makalah kami
selanjutnya. Besar harapan penulis makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.
Balikpapan,10 Juni 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................2
1.5 Batasan Penelitian.......................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan.................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Sabuk Pengaman...........................................................................4
2.2. Tipe-tipe Sabuk Pengaman.........................................................................4
2.3. Fungsi Sabuk Pengaman.............................................................................5
2.4. Regulasi Mengenai Sabuk Pengaman………………………...……......…6
2.4.1 Peraturan mengenai sabuk pengaman di Indonesia.……………..…...…6
2.4.2 Peraturan mengenai sabuk pengaman di luar negeri……………………7
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Sumber penelitian......................................................................8
3.2 Jenis Penelitian.............................................................................................8
3.3 Sumber data................................................................................................8
3.4 Metode pengumpulan Data..........................................................................8
3.5 Pengolahan dan Analisis Data.....................................................................8
3.5.1 Analisis Multivariat...................................................................................8
3.6 Hasil Penelitian............................................................................................9
3.6.1 Karakteristik Responden...........................................................................9
3.6.2 Hasil Pengisian Angket...........................................................................11
ii
3.6.3 Pembahasan.........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR DIAGRAM
3.1 Jenis Kelamin Responden......................................................................9
3.2 Usia Responden.....................................................................................10
3.3 Pekerjaan Responden............................................................................10
3.4 Pendidikan Terakhir Responden...........................................................11
3.5 Diagram pertanyaan nomor satu...........................................................12
3.6 Diagram pertanyaan nomor dua............................................................12
3.7 Diagram pertanyaan nomor tiga............................................................13
3.8 Diagram pertanyaan nomor empat.........................................................14
3.9 Diagram pertanyaan nomor lima............................................................15
3.10 Diagram pertanyaan nomor enam.........................................................15
3.11 Diagram pertanyaan nomor tujuh.........................................................16
3.12 Diagram pertanyaan nomor delapan.....................................................17
3.13 Diagram pertanyaan nomor sembilan....................................................18
3.14 Diagram pertanyaan nomor sepuluh......................................................19
3.15 Diagram pertanyaan nomor sebelas.......................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara, terutama kendaraan
beroda empat atau yang kita sebut mobil, masih merupakan hal mewah. Banyak
produsen mobil yang mempromosikan produk-produknya dengan menonjolkan
fitur-fitur pengaman dan pemberi rasa nyaman, seperti safety belt, air bag, dan
sebagainya. Dengan adanya fitur-fitur tersebut, mereka bisa menaikkan harga
jual di pasaran sehingga yang bisa membeli mobil tersebut hanya orang-orang
dari kelas menengah ke atas.
Hal seperti itu sangat bertentangan dengan prinsip K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Seharusnya, fitur-fitur pengaman tersebut menjadi fitur
standar di setiap mobil. Hal ini disebabkan karena keselamatan dan kenyamanan
adalah hak konsumen yang membeli mobil meskipun dari kelas menengah ke
bawah.
Namun, sangat disayangkan masih ada sebagian dari mereka yang mampu
membeli mobil yang dilengkapi fitur pengaman belum bisa memaksimalkan fitur
tersebut. Mereka seolah-olah tidak peduli dengan adanya fitur-fitur tersebut.
Mereka hanya mau menggunakan ketika terpaksa, contohnya saat ada polisi
bertugas.
Penulis akan membahas salah satu dari fitur pengaman tersebut, yaitu
sabuk pengaman. Penulis akan memaparkan pengertian, spesifikasi, fungsi,
dan akibat apabila tidak menggunakan sabuk pengaman penulis juga telah
melengkapi data lapangan tentang kesadaran para pengguna mobil dalam
menggunakan sabuk pengaman.
1.2. Perumusan Masalah
Makalah ini berisi beberapa aspek yang berkaitan dengan
penggunaan sabuk pengaman. Oleh, karena itu, hal yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1
1. Apa pengertian sabuk pengaman?
2. Bagaimana bentuk sabuk pengaman yang memenuhi standar keselamatan
dan kenyamanan?
3. Apa saja fungsi sabuk pengaman?
4. Apa saja yang akan terjadi apabila pengendara mobil tidak menggunakan
sabuk pengaman?
5. Bagaimana/sejauh mana para pengendara sadar menggunakan sabuk
pengaman?
1.3. Tujuan Penulisan
Proposal ini ditulis untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Metode
Penelitian dan menjelaskan kegunaan sabuk pengamaan dan akibat yang akan
di timbulkan bila tidak menggunakan sabuk pengaman. Kegunaan tersebut akan
sangat terasa bila pengendara sudah pernah terselamatkan oleh sabuk
pengaman ketika terjadi kecelakaan, begitu juga dengan pengendara yang
mengalami cidera karena mengalami kecelakaan saat tidak menggunakan sabuk
pengaman.
Penulisan proposal ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
para pembaca yang sekaligus para pengendara mobil agar menggunakan sabuk
pengaman, sehingga tidak lagi menganggap remeh sabuk pengaman.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari kriteria tujuan diatas, hasil analisis dapat digunakan untuk
memberikan masukan kearah perbaikan kepada Dinas Perhubungan Kota
Balikpapan dan Kepolisian Kota Balikpapan dalam merumuskan lagi kebijakan
mengenai program keselamatan jalan terutama penggunaan sabuk keselamatan
bagi pengemudi kendaraan beroda empat.
1.5. Batasan Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, dilakukan pembatasan pada analisis dan
pembahasannya, dengan lingkup penelitian sebagai berikut :
2
1. Batasan Wilayah Studi
Batasan wilayah satudi hanya meliputi kota Balikpapan.
2. Batasan subtansi, meliputi :
Data yang digunakan adalah berupa data a n g k e t yang akan diisi oleh
responden
3. Batasan Analisis
Analisis karakteristik pengemudi paramaternya adalah berkaitan dengan umur,
jenis kelamin, pendidikan formal, dan pekerjaan formal. Untuk Analisis
penggunaan sabuk keselamatan pada saat mengemudi.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tesis adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Termasuk di dalam bab ini adalah latar belakang; permasalahan; tujuan
penelitian; manfaat penelitian; batasan penelitian; dan sistematika penulisan
yang digunakan sehingga bab ini berisi tentang gambaran keseluruhan dari
penelitian yang dilakukan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori yang dijadikan dasar analisis dan pembahasan
permasalahan. Bab ini terdiri dari model sistem manusia. kendaraan dan
lingkungan; persepsi dan reaksi; fasilitas keselamatan kendaraan sebagai salah
satu faktor-faktor keamanan jalan raya; sabuk keselamatan dan bantal pengaman
sebagai fasilitas keselamatan kendaraan pada saat terjadi kecelakaan; aspek
legalitas penggunaan sabuk keselamatan di Indonesia; kecelakaan di Indonesia
dan upaya pemberlakuan ketentuan penggunaan sabuk keselamatan serta metode
pendekatan analisis statistik pengolahan data kecelakaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang jenis penelitian dan metode pendekatan; sampel;
pengolahan dan analisis data.
3
BAB II
DASAR TEORI DAN HASIL PENELITIAN
2.1. Definisi Sabuk Pengaman
Definisi sabuk pengaman menurut Keputusan Menteri Perhubungan
No. 37 Tahun 2002 adalah perangkat peralatan yang merupakan bagian dan
terpasang pada kendaraan bermotor, yang berfungsi mencegah benturan terutama
kepala dan dada dengan bagian kendaraan sebagai akibat perubahan gerak secara
tiba-tiba.
Selain itu, sabuk pengaman juga dapat berarti sebuah alat yang dirancang
untuk menahan seorang penumpang mobil atau kendaraan mobil atau kendaraan
lainnya agar tetap di tempat apabila terjadi tabrakan atau lebih lazim terjadi bila
kendaraan itu berhenti mendadak.
Jadi, dapat disimpulkan sabuk pengaman (safety belt) adalah suatu alat
yang dibuat untuk melindungi seseorang dari bahaya tertentu sehingga dapat
mengurangi risiko terluka dan meningkatkan keselamatan seseorang.
2.2. Tipe-tipe Sabuk Pengaman
Sabuk pengaman digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu tipe dua titik, tipe
tiga titik, tipe empat titik3. Namun, pada tipe tiga titik dibedakan lagi menjadi
dua (tipe A dan tipe B) menurut fungsinya, yaitu :
1. Two-point (dua titik)
Sabuk pengaman tipe dua titik berfungsi untuk melindungi badan bagian
bawah dari hentakan mendadak kearah atas.
2. Three-point (tiga titik) Tipe A
Sabuk pengaman tiga titik tipe A yang berfungsi untuk melindungi badan dari
arah depan dan arah samping ini tidak disertai dengan alat penyesuaian panjang.
3. Three-point (tiga titik) Tipe B
Sabuk pengaman tiga titik tipe B ini berfungsi untuk melindungi badan dan
bagian atas badan dari arah depan dan arah samping serta dapat berputar
secara terus-menerus. Berbeda dengan tipe A, pada tipe B sudah disertai alat
penyesuai panjang yang dapat mengunci dengan sendirinya pada saat terjadi
tarikan mendadak.
4. Four-point (empat titik)
Sabuk pengaman yang berfungsi untuk melindungi badan dari bagian atas badan,
dari arah samping ini juga sudah dilengkapi dengan alat penyesuai panjang sabuk
yang dapat mengunci dengan sendirinyapada saat terjadi tarikan mendadak.
2.3. Fungsi Sabuk Pengaman
Pada dasarnya sabuk pengaman berguna untuk mengurangi risiko
kematian atau tabrakan dengan mengarahkan efek kecelakaan pada bagian tubuh
yang paling kuat. Dari sudut pandang ini, dapat dikatakan bahwa fungsi
sabuk pengaman bukan untuk mencegah kecelakaan, tetapi merupakan
mekanisme perlindungan terhadap tubuh.
Oleh karena itu, berikut ini terdapat beberapa fungsi sabuk
pengaman antara lain:
1. Menahan pengemudi atau penumpang dari benturan seperti pada kepala,
bahu, dan dada dengan bagian-bagian dari dalam kendaraan sehingga dapat
mengurangi risiko kematian atau luka fatal atau serius.
2. Bagi penumpang yang duduk dibelakang dapat terhindar dari benturan
pada (kursi) penumpang bagian depan.
3. Memperlambat goncangan pada tubuh akibat kecelakaan.
4. Mencegah terhempasnya tubuh keluar mobil saat kecelakaan yang tiba-
tiba.
5. Mengarahkan efek kecelakaan pada titik terkuat dalam tubuh dan
menyebarkannya pada seluruh tubuh.
4
2.4. Regulasi Mengenai Sabuk Pengaman
2.4.1. Peraturan mengenai sabuk pengaman di Indonesia
Terdapat beberapa Peraturan Pemerintah yang terkait sabuk pengaman,
mulai dari kewajiban melengkapi dan menggunakan sampai dengan persyaratan
teknis yang harus dipenuhi. Adapun peraturan tersebut, antara lain:
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan jalan; di mana pada tahun tersebut kewajiban memakai sabuk
pengaman sudah diberlakukan di Indonesia.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1993 Tentang
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan; di dalamnya terdapat kegiatan
pemeriksaan fisik kendaraan bermotor termasuk sabuk pengaman, sistem
pengaman, posisi roda depan, dan lain-lain.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993
TentangPrasarana dan Lalu lintas Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993 Tentang
Kendaraan dan Pengemudi.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1998 Tentang
Penangguhan Pemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan Menggunakan Sabuk
Keselamatan.
6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2002 Tentang
Persyaratan Teknis Sabuk Keselamatan.
7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 85 Tahun 2002 Tentang
Pemberlakuan Kewajiban Melengkapi dan Menggunakan Sabuk Keselamatan.
8. Terhitung mulai 5 Mei 2004 lalu, kebijakan yang berdasarkan Undang- undang
Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Surat Keputusan Menteri
Nomor 85 Tahun 2002 Tentang Kewajiban Menggunakan Sabuk pengaman
diberlakukan dengan ketentuan pemberian sanksi berupa denda setinggi-
tingginya 1 juta rupiah atau sanksi pidana berupa kurungan selama satu bulan
untuk setiap pelanggaran.
5
2.4.2. Peraturan mengenai sabuk pengaman di luar negeri
Pemerintah di beberapa negara memberlakukan peraturan masing-masing
mengenai sabuk pengaman. Pemerintah di negara-negara Eropa (kecuali Italia,
Portugal, dan Spanyol) mewajibkan pengemudi dan penumpang di sampingnya
(yang berada di depan) untuk menggunakan sabuk pengaman. Pemerintah di
Jerman, Norwegia, dan Swedia, selain memberlakukan peraturan di atas,
juga mewajibkan penumpang yang duduk di belakang untuk menggunakan sabuk
pengaman. Di Amerika Serikat, pemerintah mewajibkan penggunaan kursi
khusus untuk anak balita. Hal-hal di atas terbukti mengurangi risiko cidera
apabila terjadi kecelakaan.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian :
Hari : Senin
Tanggal : 7 Juni 2014
Waktu : Siang hari ( 11.00 - 14.00 )
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian observasional dengan
pendekatan studi kasus (case study) .
3.3. Sumber data
Data bersumber dari data yang telah di peroleh dari hasil pengisian angket oleh responden.
3.4. Metode pengumpulan Data
Penelitian dilakukan dengan cara menyebar angket kepada para responden
yang ada di lokasi penelitian.
3.5. Analisis Data
Setelah dilakukan pengolahan data dengan cara memasukkan data yang di
peroleh dari angket ke diagram data. Kemudian di lakukan analisis dengan
Multivariat adalah analisis untuk mengetahui pengaruh karakteristik
pengemudi dan penumpang secara bersama-sama terhadap
penggunaan sabuk keselamatan.
3.5.1. Analisis Multivariat
Untuk mengetahui pengaruh karakteristik pengemudi terhadap penggunaan
sabuk keselamatan dilakukan dengan uji multiple log regresion, dengan
asumsi variabel penggunaan sabuk keselamatan adalah skala nominal.
Pengujian signifikansi tersebut dengan menggunakan tingkat kepercayaan
7
analisis statistik yang dipakai adalah 95 %.
Rumusan yang akan diteliti adalah :
1. Ada pengaruh karakteristik pengemudi dengan penggunaan sabuk
keselamatan;
Tingkat Kepercayaan analisa statistik yang digunakan adalah 95 %
(α = 0,05) . Kriteria penolakan Ho adalah jika nilai P < 0,05.
Hipotesis pengaruhnya adalah :
H0 : Koofisien multiple log regression tidak signifikan
H1 : Koofisien multiple log regression signifikan
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas, yaitu :
Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak
3.6. Hasil Penelitian
3.6.1. Karakteristik Responden
Diagram 3.1. Jenis Kelamin
Dari total 20 orang responden, 25%, yaitu 5 orang, berjenis
kelamin perempuan, sedangkan 75%, yaitu 15 orang, berjenis kelamin laki-laki.
8
Diagram 3.2. Usia Responden
Dari total 20 reponden, sebanyak 70%, yaitu 14 orang, berusia di atas 40
tahun, sebanyak 20%, yaitu 4 orang, berusia 17—25 tahun, dan sebanyak 10%,
yaitu 2 orang, berusia 26—40.
9
Diagram 3 . 3. Pekerjaan Responden
Dari total 20 responden, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, bekerja
sebagai pegawai negeri, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, bekerja sebagai
pegawai swasta, sebanyak 20%, yaitu 4 orang, masih menyandang status
mahasiswa, dan sebanyak 10%, yaitu 2 orang, bekerja sebagai supir taksi
dan supir pribadi.
3.4. Diagram Pendidikan Responden
Dari total 20 responden, sebanyak 50%, yaitu 10 orang,
merupakan lulusan perguruan tinggi, sebanyak 35%, yaitu 7 orang,
merupakan lulusan SMA, sebanyak 5%, yaitu 1 orang, merupakan
lulusan SMP, sebanyak 5%, yaitu 1 orang, merupakan lulusan SD, dan
sebanyak 5%, yaitu 1 orang, merupakan lulusan akademi.
3.6.2. Hasil Pengisian Angket
Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat di angket:
1. Apakah mobil Anda dilengkapi dengan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui apakah mobil responden
memiliki sabuk pengaman atau tidak.
10
Diagram 3.5. hasil pertanyaan no 1
Dari 20 responden yang mengisi angket, semua mobil responden memiliki
sabuk pengaman.
2. Seberapa sering Anda menggunakan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui frekuensi penggunaan sabuk
pengaman oleh responden.
11
Diagram 3.6. hasil pertanyaan no 2
Dari 20 responden, sebanyak 50%, yaitu 10 orang, selalu
menggunakan sabuk pengaman, sebanyak 35%, yaitu 7 orang, sering
menggunakan sabuk pengaman, dan sebanyak 15%, yaitu 3 orang,
jarang menggunakan sabuk pengaman.
3. Seberapa penting sabuk pengaman bagi Anda?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui seberapa penting sabuk
pengaman bagi para responden.
Diagram 3.7. hasil pertanyaan no 3
Dari 20 responden, sebanyak 45%, yaitu 9 orang, berpendapat
bahwa sabuk pengaman sangat penting, sebanyak 45%, yaitu 9 orang,
berpendapat bahwa sabuk pengaman penting, dan sebanyak 10 %, yaitu 2
orang, berpendapat bahwa pentingnya sabuk pengaman biasa saja.
4. Saat masuk kendaraan, apakah Anda langsung teringat dan
spontan menggunakan sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui kesadaran responden untuk
12
menggunakan sabuk pengaman saat memasuki kendaraan.
13
Diagram 3.8. hasil pertanyaan no 4
Dari 20 responden, sebanyak 55%, yaitu 11 orang, selalu teringat
atau spontan menggunakan sabuk pengaman, sebanyak 25%, yaitu 5
orang, sering teringat untuk mengenakan sabuk pengaman, sebanyak 15%,
yaitu 3 orang, jarang teringat untuk mengenakan sabuk pengaman, dan
sebanyak 5%, yaitu 1 orang, tidak pernah teringat untuk mengenakan sabuk
pengaman.
5. Apakah Anda pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden pernah
mengalami kecelakaan atau tidak.
Diagram 3.9. hasil pertanyaan no 5
Dari 20 responden, sebanyak 75%, yaitu 15 orang,
tidak pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan, sedangkan
25%, yaitu 5 orang, pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan.
6. Apakah Anda mengalami cidera serius dalam kecelakaan itu?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden yang pernah
mengalami kecelakaan pernah mengalami cidera serius dalam kecelakaan
yang dialaminya tersebut.
Diagram 3.10. hasil pertanyaan no 6
14
15
Dari 5 orang responden yang pernah mengalami kecelakaan, semuanya tidak
pernah mengalami cidera serius dalam kecelakaan yang mereka alami.
7. Apakah Anda merasa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden mengenakan sabuk
pengaman secara terpaksa atau tidak.
Diagram 3.11. hasil pertanyaan no 7
Dari 20 responden,sebanyak 75%, yaitu 15 orang, mengenakan sabuk
pengaman tanpa merasa terpaksa, sedangkan sebanyak 25%, yaitu 5 orang, masih
merasa bahwa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa.
8. Faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut? (Jawaban boleh lebih
dari satu)
16
Diagram 3.12. hasil pertanyaan no 8
Dari 5 orang responden yang merasa terpaksa mengenakan sabuk
pengaman, sebanyak 58%, yaitu 4 orang memakai sabuk pengaman karena ada
polisi yang bertugas, sebanyak 14%, yaitu 1 orang, memakai sabuk pengaman
karena orang tua dan teman, sebanyak 14%, yaitu 1 orang, memakai sabuk
pengaman karena sedang berada di jalan tol, dan sebanyak 14% memakai sabuk
pengaman karena merasa tidak nyaman.
9. Menurut Anda, apa fungsi sabuk pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui fungsi sabuk pengaman
menurut masing-masing responden.
Dari 20 responden, 80%, yaitu 16 orang, berpendapat bahwa fungsi
sabuk pengaman adalah alat pengaman saat berkendara dalam situasi
apapun, sebanyak 10%, yaitu 2 orang, fungsi sabuk pengaman adalah alat
yang digunakan saat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, dan
sebanyak 10%, yaitu 2 orang, berpendapat fungsi sabuk pengaman adalah
hanya sebagai aksesoris.
10. Pada saat seperti apa Anda menggunakan sabuk pengaman dalam
berkendara?
Pertanyaan ini bermaksud untuk mengetahui di saat kapan saja responden
mengenakan sabuk pengaman.
Diagram 3.13. hasil pertanyaan no 9
17
Diagram 3.14. hasil pertanyaan no 10
Dari 20 responden, sebanyak 75%, yaitu 15 orang, menggunakan sabuk
pengaman dalam berkendara saat di jalan tol dan jalan raya, sedangkan
sebanyak 25%, yaitu 5 orang, di jalan tol saja.
11. Menurut Anda, seberapa penting Perda tentang penggunaan sabuk
pengaman?
Pertanyaan ini bermaksud mengetahui apakah responden mengatahui
tentang Perda tentang sabuk pengaman atau seberapa penting Perda tentang
sabuk pengaman bagi responden.
18
Diagram 3.15. hasil pertanyaan no 11
Dari 20 responden, sebanyak 70%, yaitu 14 orang, berpendapat
bahwa Perda tentang penggunaan sabuk pengaman penting, sebanyak
10%, yaitu 2 orang, berpendapat Perda tentang penggunaan sabuk
pengaman tidak penting, dan sebanyak 20%, yaitu 1 orang, tidak tahu
tentang Perda tentang penggunaan sabuk pengaman.
3.6.3. Pembahasan
Dari data yang kami peroleh, seluruh responden menggunakan
kendaraan yang dilengkapi sabuk pengaman. Namun, hanya sebagian
(50% atau 10 responden) yang selalu menggunakan sabuk pengaman. Hal
tersebut disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya faktor pendidikan dan
usia.
Faktor pendidikan yang kami maksud di atas adalah hubungan antara
gaya berfikir pengemudi kendaraan bermotor dan tingkat pendidikannya.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula
tingkat kesadarannya. Dari data angket yang kami peroleh, terbukti
bahwa 50% dari jumlah keseluruhan responden adalah lulusan
Perguruan Tinggi.
Responden tersebut selalu memakai sabuk pengaman begitu mereka
memasuki kendaraan (spontan). Jika seseorang mendapatkan pendidikan
yang tinggi, maka ia akan dilatih untuk lebih sering berpikir dan menilai
baik tidaknya sesuatu. Oleh karena itu, mereka akan menyadari dengan
sendirinya bahwa sabuk pengaman itu bermanfaat bagi dirinya.
Selain pendidikan, faktor usia juga mempengaruhi tingkat kesadaran
responden. Semakin bertambahnya usia maka akan semakin banyak
pengalaman dan akhirnya akan membuat seseorang menjadi semakin
berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Hal tersebut teridentifikasi dari
19
hasil temuan kami, bahwa
70% responden berumur 40 tahun ke atas.Dalam kehidupan nyata,
seseorang yang telah mempunyai pengalaman hidup lebih banyak akan
lebih bijaksana dalam menentukan tindakannya.
Pada umumnya semua responden menyadari manfaat sabuk pengaman
tetapi kesadaran dalam penggunaannya masih kurang. Ada sebagian
responden yang menganggap pemakaian sabuk pengaman adalah hal yang
biasa padahal sabuk pengaman bisa menyelamatkan kita dari cidera yang
terjadi akibat kecelakaan. Hal ini sesuai dengan data yang diperoleh.
Sebanyak 25 % atau 5 orang responden pernah mengalami kecelakaan
namun tidak mengalami cidera yang serius. Responden yang pernah
mengalami kecelakaan umumnya lebih berhati-hati dan lebih tanggap
untuk menggunakan sabuk pengaman.
Seandainya para pengendara dan penumpang menggunakan sabuk
pengaman, mereka akan terlindungi karena daya benturan yang muncul
diserap oleh bodi mobil yang ringsek (crumpled zone) dan oleh kerangka
mobil yang diperkuat. Namun, jika tidak menggunakan sabuk pengaman,
akibatnya akan fatal. Jika penumpang tetap waspada, dalam arti tidak
mengantuk, gerak refleksnya mungkin akan bisa menyelamatkannya atau
paling tidak mengurangi kemungkinan terjadinya cidera yang lebih
berat. Yang parah adalah jika penumpang belakang mengantuk atau
malah tertidur. Seandainya hal itu yang terjadi, penumpang akan terlempar
seperti benda mati (mirip dummy atau boneka yang digunakan dalam uji
tabrakan). Badan penumpang mungkin bisa terlempar ke atas sehingga
kepala membentur atap mobil atau terlempar ke depan dan keluar melalui
kaca depan.
Pengendara yang sadar menggunakan sabuk pengaman juga
mempunyai alasan yang berbeda-beda. Alasan itu di antaranya, karena
sedang di jalan tol, ada
polisi yang bertugas, suruhan dari orang tua dan teman, dan
perasaan tidak nyaman. Alasan-alasan tersebut mempengaruhi motivasi
20
pengendara dalam menggunakan sabuk pengaman.
Data yang kami peroleh menunjukkan bahwa pengendara lebih sering
menggunakan sabuk pengaman bila sedang mengemudi di jalan tol. Seperti
yang kita ketahui, kecelakaan di jalan tol dapat dikatakan cukup tinggi. Itu
sebabnya peraturan di jalan tol menetapkan, pada kecepatan 60
kilometer per jam, jarak aman dengan kendaraan yang berada di
depannya sekitar 60 meter atau lebih. Pada kecepatan 80 kilometer per
jam, 80 meter atau lebih, dan kecepatan 100 kilometer per jam, 100 meter
atau lebih. Dalam keadaan hujan atau permukaan jalan basah, jarak aman
itu dikalikan dua.
Hal ini perlu dilakukan mengingat pada saat mobil melaju dengan
kecepatan 80 kilometer per jam, risiko yang menanti juga semakin besar.
Jika pengendara 1 detik saja terlambat menginjak rem, mobil sudah
meluncur sekitar
26 meter. Jika hal itu sampai terjadi di jalan, akibatnya bisa fatal.
Penumpang yang duduk di belakang akan terlempar ke depan. Bahkan
yang lebih parah penumpang akan akan terlempar ke luar mobil dan
menderita cidera yang parah.
Dari 20 responden yang mengisi angket, terdapat lima orang yang
pernah mengalami kecelakaan. Namun, kelima orang tersebut tidak ada
yang mengalami cidera serius. Hal ini disebabkan perilaku mereka yang
sering menggunakan sabuk pengaman. Namun ternyata, banyak dari
mereka yang merasa terpaksa ketika menggunakan sabuk pengaman.
Mereka tidak melakukan itu dengan kesadaran sendiri. Dari responden
yang merasa terpaksa, mereka menuliskan beberapa alasan. Ada yang
terpaksa karena pengaruh orang tua dan teman. Ada juga sebagian dari
mereka yang merasa terpaksa menggunakan sabuk pengaman karena
sedang berada di jalan tol dan merasa tidak nyaman. Namun dari semua
alasan itu, yang paling banyak adalah karena adanya polisi yang
bertugas. Mereka takut ditilang sehingga dengan terpaksa mereka
menggunakan sabuk pengaman.
21
Sebetulnya, mereka yang akan merasakan manfaat dari penggunaan
sabuk pengaman tersebut, bukan polisi. Ketika terjadi kecelakaan, yang
akan menerima resiko cidera bahkan meninggal adalah pengguna jalan
raya itu.
Polisi hanya sebagai pengawas kedisiplinan pengguna jalan raya.
Namun, mereka tidak menyadari hal tersebut dan terus merasa terpaksa
menggunakan sabuk pengaman.
Sebenarnya, hampir semua responden mengetahui fungsi sabuk
pengaman. Dari semua responden, 80%, yaitu 16 orang, berpendapat bahwa
sabuk pengaman itu berfungsi sebagai alat pengaman saat berkendara dalam
situasi apa pun.
Sebanyak 10% dari responden, yaitu 2 orang, berpendapat bahwa
sabuk pengaman berfungsi sebagai alat yang digunakan pada saat
berkendara dengan kecepatan tinggi. Sedangkan, yang menganggap
bahwa sabuk pengaman itu hanya berfungsi sebagai aksesoris sebanyak
10% responden, yaitu 2 orang.
DAFTAR PUSTAKA
World Health Organization. “New Approaches to Improve Road Safety” Report of a WHO Study Group Technical Report Series 781. 1989. Geneva
”Seat Belt” dalam http://en.wikipedia.org/wiki/Seat_belt. Artikel. 2007.
Geller, E. Scott. 2001. Working Safe (Second Edition). Amerika Serikat: Lewis Publishers
Yulianti, Eka. Persepsi Terhadap Sabuk Keselamatan Pada Pengemudi Angkutan Umum Jenis KWK dan APB di Terminal Bus Rawamangun, Tahun 2007. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
Fitriany, Rina Nur. dkk. Kesadaran Pengemudi Kendaraan Beroda
Empat dalam Penggunaan Sabuk Pengaman di jalan Margonda, Tahun
22
2007. Tugas Akhir Penulisan Ilmiah. Depok: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
Wahidin, Ahmad. Pengaruh Penggunaan Sabuk Keselamatan
(Safety Belt) Terhadap Tingkat Fatalitas Kecelakaan dan Tingkan
Keparahan Kecelakaan (Studi Kasus Kecelakaan Jalan Tol Seksi A<B<C
Cabang Semarang) , Tahun 2008. Skripsi. Semarang: Fakultas Teknik Sipil
Universitas Diponogoro, 2008
LAMPIRA
N
Angket
Topik : kesadaran penggunaan sabuk pengaman bagi pengendara mobil
Yth.
Para responden
Dengan hormat,
Penulis saya Fauzi Aidil Sukma, peserta mata kuliah Metode
Penelitian, sedang mengumpulkan data penelitian tentang kesadaran
penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi di Balikpapan. Adapun hasil
penelitian akan digunakan sebagai data responden dalam penyusunan
proposal sebagai syarat kelulusan mata kuliah Metode Penulisan semester
genap 2014/2015.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis meminta Anda untuk
membantu penulis dalam pengumpulan data tersebut dengan mengisi angket
yang telah penulis buat dengan sejujur-jujurnya. Atas perhatian dan
partisipasi Saudara/i, penulis ucapkan terima kasih.
Dengan Hormat,
PenulisJawablah pertanyaan di bawah ini dengan tanda silang ( X )
1. Data responden
a. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
b. Usia
17—25 tahun
26—40 tahun
Lebih dari 40 tahun
c. Pekerjaan
Pelajar
Mahasiswa
Pegawai negeri
Pegawai swasta
Lain-lain (...........................)
d. Pendidikan terakhir
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
2. Apakah mobil Anda dilengkapi dengan sabuk pengaman?
Ya
Tidak
3. Seberapa sering Anda menggunakan sabuk pengaman?
Tidak pernah
Jarang
Sering Selalu
4. Seberapa penting sabuk pengaman bagi Anda?
Biasa saja
Penting
Sangat penting
5. Saat masuk kendaraan, apa Anda langsung teringat dan spontan
menggunakan sabuk pengaman?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
6. Apakah Anda pernah mengalami kecelakaan ketika berkendaraan?
Ya
Tidak
(Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 7. jika tidak lanjutkan ke nomor 8.)
7. Apakah Anda mengalami cidera serius dalam kecelakaan itu?
Tidak pernah
Jarang
Sering
Selalu
8. Apakah Anda merasa menggunakan sabuk pengaman karena terpaksa?
Ya Tidak(Jika ya, lanjutkan ke pertanyaan nomor 9. jika tidak lanjutkan ke nomor10.)
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi hal tersebut? (jawaban boleh lebih
dari satu)
Orang tua atau teman
Banyaknya penumpang
Saat di jalan tol
Adanya polisi
Lain-lain (...............................)
10. Menurut Anda, apa fungsi sabuk pengaman?
Hanya sebagai aksesoris
Alat yang digunakan saat mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi
Alat pengaman saat berkendaraan dalam situasi apa pun
11. Pada saat seperti apa Anda menggunakan sabuk pengaman dalam
berkendaraan?
Di jalan tol saja
Di setiap jalan raya saja
Di jalan tol dan setiap jalan raya
12. Menurut Anda, seberapa penting Perda tentang penggunaan sabuk
pengaman?
Tidak tahu
Tidak penting