proposal karaginan rumput laut

14
1. RANGKUMAN EKSEKUTIF Bagai onggokan serat kusut berwarna hijau kehitaman dan berlendir, wujud rumput laut ketika habis dipanen mungkin tampak menjijikkan. Namun, tumbuhan berderajat rendah ini sesungguhnya merupakan "tambang emas". Budi daya rumput laut harus diikuti dengan pengembangan industri pengolahannya. Karena, sesungguhnya nilai tambah yang tinggi justru pada pengolahan pascapanen. Industri pengolahan bahan baku rumput laut menjadi bahan setengah jadi apalagi bahan jadi belum banyak dilakukan di Indonesia. Sebagian besar produksi rumput laut di ekspor sebagai bahan mentah, yaitu rumput laut yang telah dikeringkan. Padahal bila bahan baku rumput laut diolah dapat memberi nilai tambah beberapa kali lipat. Pengolahan rumput laut yaitu E cottonii menjadi karaginan misalnya, Farid Ma’ruf dari BRKP memberi gambaran dicapai 20 hingga 30 kali lipat peningkatan nilai tambahnya. Bila dijual dalam bentuk bahan baku harganya 0,3 dollar AS perkilogram. Namun, dalam bentuk SRC (semi refined carrageenan) berharga 6 dollar AS/kg dan menjadi 10 dollar AS/kg dalam bentuk jadi sebagai bubuk karaginan. Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. 1

Upload: kemal-bocah-regge

Post on 02-Jan-2016

347 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

rumput laut

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Karaginan Rumput Laut

1. RANGKUMAN EKSEKUTIF

Bagai onggokan serat kusut berwarna hijau kehitaman dan berlendir,

wujud rumput laut ketika habis dipanen mungkin tampak menjijikkan. Namun,

tumbuhan berderajat rendah ini sesungguhnya merupakan "tambang emas".

Budi daya rumput laut harus diikuti dengan pengembangan industri

pengolahannya. Karena, sesungguhnya nilai tambah yang tinggi justru pada

pengolahan pascapanen. Industri pengolahan bahan baku rumput laut menjadi

bahan setengah jadi apalagi bahan jadi belum banyak dilakukan di Indonesia.

Sebagian besar produksi rumput laut di ekspor sebagai bahan mentah, yaitu

rumput laut yang telah dikeringkan. Padahal bila bahan baku rumput laut diolah

dapat memberi nilai tambah beberapa kali lipat. Pengolahan rumput laut yaitu E

cottonii menjadi karaginan misalnya, Farid Ma’ruf dari BRKP memberi gambaran

dicapai 20 hingga 30 kali lipat peningkatan nilai tambahnya. Bila dijual dalam

bentuk bahan baku harganya 0,3 dollar AS perkilogram. Namun, dalam bentuk

SRC (semi refined carrageenan) berharga 6 dollar AS/kg dan menjadi 10 dollar

AS/kg dalam bentuk jadi sebagai bubuk karaginan.

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber

pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai

bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, karaginan

dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri. Indonesia di

samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari

tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Sampai saat ini industri

pengolahan di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi

industri, sedangkan untuk karaginan dan alganit belum diolah di dalam negeri.

Selain jenis rumput laut penghasil agar-agar, terdapat juga jenis lain yang

cukup potensil dan banyak di perairan Indonesia yaitu Eucheuma sp. yang dapat

menghasilkan karaginan dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai kegunanaan,

dimana karaginan tersebut bersifat hidrocolloid, terdiri dari dua senyawa utama,

senyawa pertama bersifat mampu membentuk gel dan senyawa kedua mampu

menyebabkan cairan menjadi kental. Komponen tersebut pada hakekatnya adalah

suatu polisacharida yang terdiri dari ketiga kelompok besar : agar-agar,

1

Page 2: Proposal Karaginan Rumput Laut

carrageenan dan gelans yang memiliki beberapa sifat yang mirip dengan alginat

pada ganggang coklat dan secara kolektif polisacharida dari ganggang tersebut

dikenal sebagai phycocolloid. Polisacharida-polisacharida tersebut terdiri dari

unit-unit Galaktose dan membentuk ikatan Glucosidec secara berselang dengan

α1–3 dan β1–4. Kandungan ester sulfat dapat digunakan sebagai parameter untuk

membedakan berbagai jenis polisacharida dari ganggang merah. Menurut Food

Chemical Codex (1974) yang disebut carrageenan minimal harus mengandung

sulfat 18% dari berat kering, sedangkan agar-agar hanya mengandung sulfat 3–

4%.

Karaginan, biasanya diproduksi dalam bentuk garam Na, K, Ca yang

dibedakan dua macam yaitu Kappa karaginan dan lota karaginan berasal dari

Eucheuma cottonii dan Eucheuma striatum. Iota kagarinan berasal dari Eucheuma

spinosum. Kedua jenis karaginan tersebut dapat berfungsi sebagai stabilizer,

thickener, emulsifer, gelling agent, pengental. Pemakaian karaginan diperkirakan

80% digunakan di bidang industri makanan, farmasi dan kosmetik. Pada industri

makanan sebagai stabilizer, thickener, gelling agent, additive atau komponen

tambahan dalam pembuatan coklat, milk, pudding, instant milk, makanan kaleng

dan bakery.

Untuk industri non food antara lain pada industri :

- farmasi : sebagai suspensi, emulsi, stabilizer dalam pembuatan pasta gigi,

obatobatan, mineral oil.

- Industri-industri lain : misalnya pada industri keramik, cat dan lain-lain.

Untuk itu kami mencoba mengolah rumput laut kering yang ada di KEPRI

menjadi karaginan yang merupakan bahan setengah jadi untuk membuat berbagai

macam produk seperti agar yang banyak dijadikan bahan baku yang sering

digunakan oleh perusaan industri makanan maupun kosmetik. Dengan adanya

produk karaginan rumput laut ini, akan meningkatkan mutu jual dan nilai tambah

dari produk rumput laut tersebut.

2

Page 3: Proposal Karaginan Rumput Laut

2. DESKRIPSI PERUSAHAAN

A. Latar Belakang

UKM Pulau Biru berdiri pada tanggal 26 desember 2010 di

Tanjungpinang. Nama Pulau Biru diambil dari nama sebuah pulau impian di

provinsi KEPRI. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak di sektor

perikanan,dimana perusahaan ini bergerak pada pengolahan hasil perikanan

menjadi barang jadi maupun setengah jadi.

B. Tujuan

Adapun tujuan berdirinya perusahaan ini dengan tujuan sebagai berikut:

1.Meningkatkan nilai komoditi perikanan yang ada di KEPRI sehingga memilki

nilai jual yang lebih tinggi.

2.Meningkatkan kesejahteraan masyarat khususnya masyarakat pesisir

3.Memperkenalkan produk lokal yang ada di KEPRI pada tingkat nasional

maupun internasional.

4.Membuka lapangan pekerjaan.

C. Target

Perusahaan kami ini memiliki target 1000 kg/bulan pengolahan rumput

laut kering menjadi karaginan.

D. Komoditi

UKM Pulau Biru memproduksi Karaginan dari rumput laut yang

merupakan bahan setengah jadi untuk berbagai produk.

E. Bentuk organisasi

Usaha ini memiliki bentuk kerjasama yang saling terikat antara investor

modal, pekerja ahli di bidang pengolahan sumber perikanan serta masyarakat

pembudidaya bahan baku.

3

Page 4: Proposal Karaginan Rumput Laut

F. Jenis Usaha

Perusahaan ini mengkhususkan pada usaha pengolahan sumberdaya

perikanan lanjutan yang menggunakan bahan baku rumput laut hingga

menghasilkan produk olahan berupa karaginan dimana lebih memfokuskan pada

usaha kecil menengah (UKM).

4

Page 5: Proposal Karaginan Rumput Laut

3. RENCANA PRODUKSI

A. Lokasi

UKM Pulau Biru direncanakan akan didirikan di Tanjugpinang, Propinsi

KEPRI.

B. Sumber Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan kami berasal dari rumput

laut yang mana rumput laut yang digunakan dalam pengolahan karaginan adalah

jenis Euchcuna spinosa atau Eucheuma cottonii dan dipasok dari tanjungbalai.

C. Alat dan Bahan

Alat-alat yang diperlukan untuk mendukung produksi antara lain:

peralatan ekstraksi

peralatan pencucian

peralatan pemekatan (evaporator)

peralatan pemisah (filtrasi centrifuge)

tangki pengendapan (precipitator)

alat pengering (roll drum dryer)

grinder (mill)

peralatan pengepakan.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam usaha pengolahan, diantaranya:

rumput laut jenis Eucheuma sp.

Air

NaOH / Ca (OH)2

Isopropil alcohol

Carbon aktif.

5

Page 6: Proposal Karaginan Rumput Laut

D. Proses Produksi

Pengolahan rumput laut menjadi karaginan dilakukan dengan ekstraksi

panas dalam suasana basa. Tahap-tahap proses pengolahan karaginan secara

umum terdiri dari pencucian, perebusan/ekstradisi, penyaringan, pengendapan

filtrat dengan al kohol, pengeringan dan penepungan.

- Pencucian

Rumput laut yang akan diekstraksi dicuci dan dibersihkan dengan air

untuk menghilangkan pasir, garam, kapur, karang, potongan tali dan rumput laut

jenis lainnya yang tidak diinginkan.

- Ekstraksi :

Rumput laut yang telah bersih kemudian direbus/diekstraksi dalam air

dengan volume 40 - 50 kali berat rumput laut kering, pH air ekstraksi diatur

dengan menggunakan larutan NaOH sehingga diperoleh pH 8 - 9. Perebusan

pertama dilakukan selama 30 - 60 menit pada suhu 90 - 95°C. Rumput laut

kemudian dihancurkan sehingga berbentuk bubur rumput laut. Ekstraksi kedua

dilakukan selama 2 sampai beberapa jam tergantung jenis rumput laut yang

diekstraksi. Menurut Marine Colloid Inc untuk rumput laut jenis Eucheuma

cottonii dilakukan selama 18 jam, sedangkan untu jenis Eucheuma spinosum

dilakukan selama 3 jam.

- Penyaringan :

Setelah proses ekstraksi selesai bubur rumput laut ditambah dengan filter

aid (celite atau tanah diatomae) dengan konsentrasi 3-4%. Penyaringan dilakukan

dengan filter press, dalam keadaan panas sehingga memudahkan penyaringan.

Filtrat hasil penyaringan kemudian ditambah dengan 0,05% NaC untuk

memudahkan proses pengendapan.

6

Page 7: Proposal Karaginan Rumput Laut

- Pengendapan :

Pengendapan karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat ke

dalam isopropyl alkohol sambil diaduk-aduk selama 15 menit, sehingga terbentuk

seratserat karaginan. Perbandingan filtrat dan isopropyl alkohol yang digunakan

adalah 1 : 2. Serat-serat karaginan yang diperoleh kemudian direndam kembali

dengan isoprpyl alkohol selama 30 menit sehingga diperoleh serat karaginan yang

lebih kaku.

- Pengeringan dan Penepungan :

Serat-serat karaginan kemudian dikeringkan di dalam oven dengan suhu

60°C sampai kering, kemudian digiling sehingga diperoleh tepung karaginan.

7

Page 8: Proposal Karaginan Rumput Laut

4. RENCANA PEMASARAN

A. Target Market

Usaha pembuatan karaginan rumput laut yang di usahakan oleh UKM

Pulau Biru ditargetkan untuk tujuan pasar lokal dan ekspor industri pasar luar

negeri seperti Singapura, Hongkong, Jepang.

B. Strategi Pemasaran

1). Produk (product)

Karaginan yang diproduksi oleh UKM Pulau Biru merupakan olahan

barang setengah jadi dari rumput laut yang selanjutnya dapat dijadikan berbagai

macam produk oleh industri makanan dan kosmetik. Produk jadi karaginan

dikemas sedemikian rupa menggunakan kemasan yang telah disterilkan sehingga

tetap terjamin mutunya hingga mencapai pasar yang dituju.

2). Harga ( Price )

Dari segi harga, perusahan kami mampu bersaing di pasar nasional

maupun internasional karena bahan baku yang kami pakai tersedia dalam jumlah

yang cukup. Selain itu, untuk ekspor kami memberikan harga relatif lebih murah

dibanding usaha daerah lain yang dikarenakan faktor geografis lokasi perusahaan

kami yang dekat dengan negara tujuan ekspor.

3). Distribusi (Place)

Distribusi karaginan berorientasi lokal maupun ekspor menggunakan

jalur pelabuhan dengan pengangkutan menggunakan jasa kapal distribusi.

4). Promosi (Promotion)

Promosi terhadap produk karaginan dilakukan melalui keikutsertaan

produk kami baik di ajang pameran yang diadakan oleh pihak pemerintah daerah

maupun pemerintah pusat. Selain itu, kami juga mengembangkan usaha melalui

jalur promosi produk di internet.

8

Page 9: Proposal Karaginan Rumput Laut

5. BIAYA PRODUKSI

A. Sumber Biaya

Seluruh biaya yang diperlukan dalam proses produksi karaginan di peroleh

dari pihak investor modal, sedangkan pihak lokal hanya berperan dalam pencarian

lokasi perusahaan dan tenaga ahli terkait.

B. Estimasi Biaya

Biaya bahan baku Rp 9.000,-/kg * 1000kg = Rp 9.000.000,-

Biaya Investasi Rp 1.750.000.000,-

C. Sistem Bagi Hasil

Sistem keuntungan yang diterapkan menggunakan perbandingan 60 : 40,

dimana 60 untuk penanam modal dan 40 untuk perusahaan.

9