proposal kl citra recha sari

15
PROPOSAL KERJA LAPANGAN KERJA LAPANGAN BUDIDAYA TANAMAN BREAK CROP SOYA BEAN / KEDELAI (Glycine max): PENGHAMBAT PERTUMBUHAN GULMA DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU PT. GULA PUTIH MATARAM (SUGAR GROUP COMPANIES), LAMPUNG OLEH CITRA RECHA SARI 10/ 300274/ PN/ 12008 PROGRAM STUDI AGRONOMI JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 1

Upload: kurniadi-nugroho

Post on 16-Feb-2015

106 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kerja praktek, Sugar Group Companiese

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Kl Citra Recha Sari

PROPOSAL KERJA LAPANGAN

KERJA LAPANGAN

BUDIDAYA TANAMAN BREAK CROP SOYA BEAN / KEDELAI (Glycine max):

PENGHAMBAT PERTUMBUHAN GULMA DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU PT.

GULA PUTIH MATARAM (SUGAR GROUP COMPANIES), LAMPUNG

OLEH

CITRA RECHA SARI

10/ 300274/ PN/ 12008

PROGRAM STUDI

AGRONOMI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

1

Page 2: Proposal Kl Citra Recha Sari

LEMBAR PENGESAHAN USULAN KEGIATAN KERJA LAPANGAN

BUDIDAYA TANAMAN BREAK CROP SOYA BEAN / KEDELAI (Glycine max):

PENGHAMBAT PERTUMBUHAN GULMA DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU PT.

GULA PUTIH MATARAM (SUGAR GROUP COMPANIES), LAMPUNG

OLEH

CITRA RECHA SARI

10/ 300274/ PN/ 12008

Usulan kegiatan ini telah disahkan dan diterima sebagai kelengkapan mata kuliah Kerja lapangan

dan persiapan pelaksanaan kerja lapangan di PT Gula Putih Mataram, Lampung.

disetujui untuk dilaksanakan

Pembimbing Utama Tanda tangan Tanggal

Prof. Dr. Ir. Tohari, M.Sc .................................... ………………...

Komisi Kerja Lapangan

Ir. Sri Muhartini, M.S. .................................... ………………...

Ketua Jurusan

2

Page 3: Proposal Kl Citra Recha Sari

Dr. Ir. Taryono, M.Sc ……………………… ………………...

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu tanaman industri sebagai bahan

baku utama penghasil gula. Industri gula merupakan salah satu industri penting

dalam sektor pertanian di Indonesia. Konsumsi masyarakat akan gula selalu

meningkat tiap tahunnya namun pemerintah belum dapat mencukupi secara

keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk per

tahun dan industri yang menggunakan bahan baku gula tanpa diikuti

peningkatan produksi gula yang seimbang.

Pertambahan jumlah penduduk Indonesia, peningkatan pendapatan perkapita dan

semakin berkembangnya industri makanan dan minuman mengakibatkan permintaan gula

semakin meningkat, tapi tingginya konsumsi gula ini tidak diimbangi dengan produksi gula

dalam negeri. Sampai saat ini Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan gula dalam negeri

sebanyak 3.2 juta ton/tahun dengan produksi yang hanya sebesar 2.015 juta ton pada tahun 2004

walaupun produksi ini mengalami peningkatan cukup tinggi daripada musim giling tahun lalu

yang hanya mencapai 1.7 juta ton (Deptan, 2004). Meningkatnya harga gula di Indonesia

disebabkan karena teknik budidaya tanaman tebu yang semakin baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi produksi gula di antaranya karena adanya

gulma pada areal pertanaman. Pada tanaman tebu, gulma akan bersaing dalam hal mendapatkan

air, unsur hara, sinarmatahari dan ruang gerak pertumbuhan tebu. Kadang-kadang ada beberapa

jenis gulma yang mengeluarkan zat racun yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

pertunasan tebu. Kerugian pada tebu akibat dari persaingan tersebut terutama terlihat pada bobot

tebunya, besarnya kerugian akibat gulma ini sangat bervariasi tergantung dari jenis spesies

gulma dan kerapatannya. Untuk menjaga agar pertumbuhan tanaman tebu tidak terganggu dan

mencegah kerugian akibat adanya gulma pada pertanaman tebu, maka perlu dilakukan

3

Page 4: Proposal Kl Citra Recha Sari

pengendalian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah

dengan cara biologi, yaitu pemanfaatan tanaman sela. Tanaman sela berada di antara tanaman

pokok untuk mencegah erosi dan meningkatkan kesuburan tanah, seperti lamtorogung, (yang

tahan kutu loncat), kaliandra, gamal, flemingia, akan tetapi juga rumput-rumputan seperti setaria,

hamilton, dan kacang-kacangan seperti (kedelai, kacang kapri, kacang tanah). Tanaman sela

tidak hanya memberi manfaat pada sumber pendapatan, tetapi juga meningkatkan efektifitas

penggunaan sumber daya lahan, meningkatkan intensitas penanaman per satuan luas, menekan

biaya untuk pemberantasan gulma dan biomasaa tanaman sela dapat berfungsi sebagai bahan

organik untuk pupuk hijau atau mulsa.

B. Tujuan Kegiatan

A. Umum

1. Meningkatkan kemampuan ketrampilan mahasiswa dalam memahami proses kerja

secara nyata.

2. Melatih mahasiswa untuk mendapatkan ketrampilan dan pengalaman praktek dalam

kegiatan pertanian.

3. Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang hubungan antara teori dan

penerapannya di lapangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4. Memberikan bekal pengenalan praktek kepada mahasiswa.

B. Khusus

1. Mengetahui dan mempelajari secara langsung kegiatan budidaya tanaman sela kedelai

(Glycine max) (break crop soya vean) di lahan perkebunan tebu PT. Gula Putih

Mataram (Sugar Group Companies), Lampung.

2. Mengetahui dan mempelajari pemanfaatan kedelai sebagai tanaman sela (break crop

soya bean) sebagai penghambat pertumbuhan gulma pada lahan perkebunan tebu PT.

Gula Putih Mataram (Sugar Group Companies), Lampung.

C. Kegunaan Kerja Lapangan

4

Page 5: Proposal Kl Citra Recha Sari

Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai pemanfaatan budidaya break crop

soya bean / kedelai (Glycine max) sebagai penghambat pertumbuhan gulma pada

lahan perkebunan tebu PT. Gula Putih Mataram (Sugar Group Companies),

Lampung.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai (kadang-kadang ditambah "kacang" di depan namanya) adalah salah satu

tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia

Timur seperti kecap, tahu, dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah

dibudidayakan sejak 3500 tahun yang lalu di Asia Timur. Kedelai putih diperkenalkan

ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok,

sementara kedelai hitam sudah dikenal lama orang penduduk setempat. Kedelai merupakan

sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia

adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di

luar Asia setelah 1910. Persyaratan tumbuh tanaman kedelai adalah pada berbagai jenis tanah

asal drainase (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik, curah hujan 100-400 mm/bulan,

suhu udara 230C – 300C, kelembaban 60% – 70%, pH tanah 5,8 – 7 dan ketinggian kurang dari

600 m dpl (Anonima, 2012).

Leguminosae seringkali disebut sebagai tanaman legum (legume). Anggota suku ini juga

dikenal karena kemampuannya mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui

cairan tanah) karena bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar atau batangnya. Jaringan

yang mengandung bakteri simbiotik ini biasanya menggelembung dan membentuk bintil-bintil.

Setiap jenis biasanya bersimbiosis pula dengan jenis bakteri yang khas pula. Suku besar ini

terbagi menjadi 3 subsuku, yaitu Faboideae (atau Papilionoideae, tumbuhan berbunga kupu-

kupu), Caesalpinioideae, dan Mimosoideae (Anonima, 2012).

Faboideae dapat dikatakan sebagai kelompok kacang-kacangan atau polong-polongan.

Bunganya bertipe kupu-kupu, zigomorf, khas dengan mahkota bunga yang tidak sama

bentuknya. Mahkota termodifikasi menjadi tiga bagian: bendera, sayap (alae), dan lunas

(carina). Bagian lunas melindungi organ seksual benang sari dan putik. Karena terlindungi inilah

tumbuhan kacang-kacangan biasanya merupakan tumbuhan berpenyerbukan sendiri. Bunga

5

Page 6: Proposal Kl Citra Recha Sari

biasanya tunggal dengan polong biasanya berbentuk silinder. Contoh : Kacang tanah (Arachis

hypogaea), kedelai (Glycine max), buncis (Phaseolus vulgaris), kapri (Pisum sativum), orok-

orok (Crotalaria juncea) (Anonima, 2012).

Caesalpinioideae ini dicirikan dari bunganya yang tersusun majemuk membentuk seperti

piramida. Setiap bunga memiliki benang sari dan putik yang relatif panjang. Bunganya tidak

bertipe kupu-kupu. Contoh : kembang merak (Caesalpinia pulcherrima), secang (Caesalpinia

sappan) (Anonima, 2012).

Bunga putri malu menunjukkan bentuk khas bunga Mimosoideae. Subsuku ini dapat

dikatakan sebagai kelompok petai-petaian. Cirinya yang paling jelas adalah bunganya tersusun

majemuk di atas suatu dasar bunga (bongkol) bersama berbentuk bulatan. Akibatnya, bunga

tampak seperti bola berambut. Contoh-contoh : jengkol (Archidendron pauciflorum), jeungjing

(Paraserianthes falcataria), lamtoro (Leucaena glauca), putri malu (Mimosa pudica), petai

(Parkia speciosa), trembesi atau ki hujan (Albizia saman) (Anonima, 2012).

Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

termasuk ke dalam keluarga rumputan. Menurut Roach dan Daniel (1987) cit. Sastrowijono

(1998), tanaman tebu diyakini berasal dari daerah sebelah timur garis Wallace yaitu Sulawesi,

Maluku, Iran Jaya dan Papua Nugini, kemudian menyebar ke Fiji, India, dan Cina. Tebu dari

India menyebar ke Eropa dan Afrika, kemudian Amerika Selatan, dari Indonesia berkembang ke

Madagaskar dan dari Fiji berkembang ke Melanesia dan Mikronesia.

Tanaman tebu adalah tanaman semusim meskipun dikenal sebagai tanaman tropika, tebu

juga tumbuh di daerah sub tropis pada garis lintang 0 – 30oC. Secara umum makin besar

intensitas radiasi, maka produksi gula makin tinggi (Landon, 1984). Tebu merupakan tumbuhan

sejenis rerumputan yang dikelompokkan dalam famili Gramineae.  Seperti halnya padi dan

termasuk kategori tanaman semusim, tanaman tebu tumbuh membentuk anakan, mengelompok

dalam bentuk rumpun dan menghasilkan karbohidrat yang tinggi.  Berbeda  dengan padi yang

satu siklusnya 3-4 bulan, tanaman tebu membutuhkan waktu untuk menghasilkan produksi gula

mencapai 11-12 bulan atau lebih, sehingga memiliki biomassa yang cukup tinggi (Anonimb,

2006).

Klasifikasi dan taksonomi tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut

(Barnes, 1964; Anonimc, 2004):

6

Page 7: Proposal Kl Citra Recha Sari

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Poaceae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum L.

Tanaman sela adalah sistem pertanian di mana tanaman semusim ditanam pada lorong di

antara barisan tanaman pagar yang ditata menurut garis kontur. Jenis tanaman yang cocok untuk

tanaman sela adalah tanaman kacang-kacangan (leguminosa) seperti, gamal (Flemingia congesta

Gliricidia sepium), lamtoro (Leucaena leucocephala), dan Calliandra callothirsus. Jarak antar

baris tanaman pagar berkisar antara 4 sampai 10 m. Semakin curam lereng, jarak antar barisan

tanaman pagar dibuat semakin dekat.

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Pengambilan Data

Langsung

1. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara

langsung kepada pihak terkait yang terkait dengan kegiatan kerja di lapangan.

2. Observasi, merupakan metode pengumpulan data dengan pengamatan secara

langsung di lapangan.

3. Dokumentasi kegiatan terkait dalam bentuk foto.

4. Praktek langsung pada beberapa kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan

kebun bibit.

7

Page 8: Proposal Kl Citra Recha Sari

Tidak Langsung

1. Studi pustaka, yaitu dengan melakukan pengumpulan data dengan mencari beberapa

studi pustaka mengenai kebun bibit tebu lalu mempelajarinya.

2. Pengolahan data sekunder yang diperoleh di lapangan selama kerja lapangan.

B. Tempat Pelaksanaan

Kegiatan kerja lapangan akan di laksanakan di di PT. Gula Putih Mataram (Sugar Group

Companies), Mataran Udik, Bandar Mataram, Lampung Tengah, Lampung.

C. Waktu Dan Rencana Kegiatan

Kegiatan kerja lapangan akan dilaksanakan selama satu bulan, yaitu antara bulan Juli-

Agustus 2012. Jadwal kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan

Juli/ AgustusMinggu ke-

1 2 3 4

1. Pengenalan dan observasi lapangan :  x      

a. Sejarah berdirinya perusahaanb. Struktur organisasic. Manajemen perusahaand. Lokasi, batas wilayah, luas areale. Topografi, sifat-sifat tanah, curah hujan, temperature, kelembaban, dan

keadaan fisik yang lain.    

2. Mengikuti kegiatan budidaya tanaman kedelai sebagai tanaman sela / break corp soya bean di PT Gula Putih Mataram sesuai jadwal yang ada, meliputi:

a. Persiapan lahanb. Penanaman bibit tebuc. Penanaman tanaman sela (kedelai)d. Perawatane. Pengamatan pertumbuhan gulma

x x

3. Wawancara, observasi, dan studi pustaka mengenai persiapan lahan untuk budidaya tanaman kedelai sebgaia tanaman sela kedelai pada pertanaman tebu

x X

8

Page 9: Proposal Kl Citra Recha Sari

di PT. Gula Putih Mataram, meliputi:a. Keasaman optimal tanah untuk budidaya tanaman kedelaib. Aspek khusus dalam persiapan lahan untuk budidaya tanaman kedelai

sebagai tanaman selac. Pengaturan waktu tanamd. Pengaturan jarak tanam

4. Melakukan pengecekan data dan penyusunan laporan X

D. Ruang Lingkup Masalah

A. Umum

1. Keadaan umum PT. Gula Putih Mataram

a. Sejarah berdirinya perusahaanb. Struktur organisasic. Manajemen perusahaand. Lokasi, batas wilayah, luas areal

e. Topografi, sifat-sifat tanah, curah hujan, temperatur, kelembaban, dan keadaan

fisik yang lain.

2. Kegiatan budidaya tanaman kedelai sebagai tanaman sela (berak corp soya bean)

pada lahan perkebunan tebu PT. Gula Putih Mataram (Sugar Group Companies),

Lampung

a. Persiapan lahan

b. Penanaman bibit kedelai

c. Pengairan

d. Pemupukan

e. Pemeliharaan

B. Khusus

1. Pengamatan pertumbuhan gulma di lahan perkebunan tebu di PT Gula Putih Mataram

(Sugar Group Companies), Lampung:

a. Pengamatan keberadaan gulma di sekitar pertanaman break corp soya bean dan

tebu

9

Page 10: Proposal Kl Citra Recha Sari

b. Perhitungan persentase keberadaan gulma di sekitar pertanaman break corp soya

bean dan tebu

DAFTAR PUSTAKA

Andriaty, E., Maksum, Tuti S. Sundari, Siti Rohmah, dan Irfan Suhendra.2008. Hasil Penelitian Pertanian Komoditas Tebu. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Bogor.

Anonima. 2012. Kedelai. <http://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai> Diakses 17 Mei 2012.Anonimb. 2012. Prosiding Seminar Teknologi Inovatif Pasca Panen.

<http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/25896/prosiding_seminar_teknologi_inovatif_pascapanen-1.pdf?sequence=1>. Diakses 9 Maret 2012.

Effendi, H., 2001. Budidaya Tebu Populasi Tinggi (Hight Density Planting) untuk Meningkatkan Produktivitas. Buletin Ilmiah INSTIPER 8(2):52-60.

Landon, J.R.1984. Booker Tropical Soil manual. Longman, New York.

Salisbury, F. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB,Bandung.

Sudiatso, S. 1995. Budidaya tebu pada lahan kering beriklim basah suatu usaha untuk memproduksi alternative pemanis. Buletin Agronomi. 23(2): 34 – 47.

Sutrisno, B. 2009. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat Pendapatan Petani tebu pabrik Gula Mojo Sragen. Jurnal Ekonomi manajemen Sumber Daya (2): 155-164.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

10

Page 11: Proposal Kl Citra Recha Sari

11