proposal kti

29
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN IBU DENGAN STATUS BERAT BAYI LAHIR DI KECAMATAN PINANG KOTA TANGERANG TAHUN 2013 PRAPROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikna pendidikan metode penelitian pada semester IV D3 Gizi Jurusan gizi Oleh : Lucia Indah Safitri Nomor Induk Mahasiswa P2.31.31.0.11.022 POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: dwi-febri-handayani

Post on 24-Apr-2015

177 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

contoh

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal KTI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN IBU DENGAN STATUS BERAT BAYI LAHIR DI KECAMATAN PINANG KOTA TANGERANG TAHUN 2013

PRAPROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikna pendidikan metode penelitian pada semester IV D3 Gizi Jurusan gizi

Oleh :

Lucia Indah Safitri

Nomor Induk Mahasiswa P2.31.31.0.11.022

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

JURUSAN GIZI

2013

KATA PEGANTAR

Page 2: Proposal KTI

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat dan rahmatNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Praproposal Karya

Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.

Penyusunan tugas proposal ini banyak mendapatkan masukan, bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Moesijanti Y.E.S.,MCN.,Ph.D selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberkan saran,

bimbingan dalam penyusunan Praproposal Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Moch. Rahmat, SKM,M.Kes selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian

yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberkan saran,

bimbingan dalam penyusunan Praproposal Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materil.

4. Teman-teman Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan jakarta II

angkatan 2011.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan Praproposal

Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

agar penyusunan Praproposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah sesungguhnya.

Jakarta, 23 April 2013

Penulis,

Lucia Indah Safitri

DAFTAR ISI

Page 3: Proposal KTI

Halaman

DAFTAR ISI ………………………………………………......……………… i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………. 1

1.2 Perumusan Masalah…………………….…………….……………… 2

1.3 Tujuan Penelitian…………………...………………………………… 2

1.4 Hipotesis.....................................................................…..........………. 3

1.5 Manfaat Penelitian……..………………………………………….….. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori……………………………………………….……… 4

2.1.1 Kehamilan…………………………………………….… 4

2.1.2 Kebutuhan Gizi Pada Ibu Hamil…………………………. 4

2.1.3 Gizi Kurang Pada Ibu Hamil……………………………….. 6

2.1.4 Berat Bayi Lahir……………………………………………. 7

2.2 Kerangka Konsep…………………………….…………………….… 14

2.3 Definisi Operasional……………………..……………………………... 15

DAFTAR PUSTAKA………………………..………………..…………………… 17

BAB I

Page 4: Proposal KTI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut WHO (2007)

diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 33%-38% dan

lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara

berkembang. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah

dengan daerah lain yaitu berkisar antara 9% - 30%. 

Menurut Mitayami (2011) faktor penyebab BBLR adalah komplikasi

obstetri, komplikasi medis, faktor ibu dan faktor janin. Faktor ibu diantaranya

adalah dikarenakan penyakit, usia ibu, keadaan sosial ekonomi dan kondisi ibu

saat hamil. Berdasarkan hasil survey di Propinsi Jawa Barat pada tahun 2007

yang mengalami insiden BBLR sebanyak 15,5%-17% dari kelahiran hidup 95%

(Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2007).

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada

masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang

sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi

yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama

hamil.

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat

bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila

tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Bayi yang

dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan

yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan

perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

Page 5: Proposal KTI

Untuk mengetahui status gizi ibu biasanya menggunakan indeks masa

tubuh menurut tinggi badan, dan para ahli dari pusat kesehatan di Universitas

Harvard meyakini bahwa tubuh wanita yang berukuran lebih kecil akan

menyebabkan beberapa komplikasi selama kehamilan mereka dan mempengaruhi

perkembangan bayi dalam rahim, termasuk akan memepengaruhi berat bayi yang

dilahirkan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan

antara tinggi badan ibu dengan status berat bayi yang dilahirkan.

1.2 Perumusan masalah :

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah yang

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut,

Apakah ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan status berat bayi lahir di

Kecamatan Pinang Kota Tangerang tahun 2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum : Mempelajari hubungan antara tinggi badan ibu hamil

dengan status berat bayi lahir.

Tujuan khusus :

1. Mengidentifikasi karakteristik tinggi badan ibu

2. Mengidentifikasi karakteristik berat bayi lahir

3. Mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi berat bayi

lahir

4. Mengidentifikasi status berat bayi lahir yang dilahirkan oleh

ibu yang memiliki tinggi badan berbeda

5. Menganalisis hubungan antara tinggi badan ibu dengan status

berat bayi lahir

Page 6: Proposal KTI

1.4 Hipotesis

H0 : Tidak ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan status bayi yang

dilahirkan.

Ha : Ada hubungan antara tinggi badan ibu dengan status bayi yang

dilahirkan.

1.5 Manfaat penelitian

1. Untuk Peneliti

Mengetahui hubungan antara tinggi badan ibu dengan status berat bayi

yang dilahirkan.

2. Untuk Lokasi Penelitian

Dapat dijadikan informasi kepada ibu, bahwa tinggi badan dapat atau

tidak dapat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Sehingga ibu-ibu dapat

mempersiapkan anak-anaknya untuk memiliki inggi badan yang ideal sesuai

usianya.

Page 7: Proposal KTI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Kehamilan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari haid pertama haid terakhir.

Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama

dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,

triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai

6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai

9 bulan (Saifuddin, 2008; 89).

2.1.2 Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu

kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan

energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan

metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan

saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan,

namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa

mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang

normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari.

Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari

selama hamil (Nasution, 1988).

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir

Page 8: Proposal KTI

kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran

jaringan ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan

payudara, serta penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan

digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil, maka WHO

menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari pada trimester I, 350

Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada, penambahan untuk trimester I

sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk trimester II dan III. Sementara di Indonesia

berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditentukan

angka 285 Kkal perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk

penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan

pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik

selama hamil.

Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga

meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus

tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun

dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Di Indonesia melalui Widya Karya

Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 menganjurkan penambahan protein 12

g/hari selama kehamilan. Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat

mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3

g/kgBB/hari (gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg

BB/hari (di bawah 15 tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein

sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak

berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari

tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan

Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah

yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah

adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang

lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu

sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998,

seorang ibu hamil perlu tambahan zat gizi rata-rata 20 mg perhari. Sedangkan

Page 9: Proposal KTI

kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur

20 – 45 tahun).

2.1.3 Gizi Kurang pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan

masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Perslinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan

persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan

setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.

3. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan

janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam

kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Ada beberapa cara

yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain

memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan

Atas (LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil

sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg,

trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan

ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA

dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi

Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu

apakah menderita anemai gizi.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak

mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.

Page 10: Proposal KTI

Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita

sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu

akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi

kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa

hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang

tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.

2.1.4 Berat Bayi Lahir

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40

minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan

sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Solihin Pudjiadi, 2003:11). Secara

umum berat bayi lahir yang normal adalah antara 3000 gr sampai 4000 gr, dan

bila di bawah atau kurang dari 2500 gr dikatakan Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR). Menurut Jumiarni dkk(1995:73), BBLR adalah neonatus dengan

berat badan lahir pada saat kelahirankurang dari 2500 gram (sampai 2499

gram). Dahulu bayi ini diakatakan prematur kemudian disepakati disebut low

birth weight infant atau Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi

tersebut tidak selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan

maupun lebih bulan.

Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam

pengelolaannyakarena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan

terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh rehingga mudah untuk

menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus,hipoglikomia yang dapat

menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di

istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah

menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi

lahir cukup.WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara

maju terbesarantara 3 – 7 % dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38

%. Untuk Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya

perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14 % dari seluruh koheren hidup

(Sjahmien Moehji, 2003:20).

Page 11: Proposal KTI

Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah

sebagai berikut (Manuaba, 1998):

1. Faktor Lingkungan Internal

Faktor lingkungan internal yaitu faktor yang secara langsung

mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut :

a.   Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah

umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di

bandingkan  dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur.  Pada  umur

yang  masih  muda,  perkembangan  organ-organ reproduksi dan fungsi

fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup

matang, sehingga pada saat kehamilan  ibu  tersebut  belum  dapat

menanggapi  kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.

Selain  itu  semakin  muda  usia  ibu  hamil,  maka  anak  yang

dilahirkan  akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat

berisiko  tetapi  kehamilan  diatas  usia  35  tahun  juga  tidak dianjurkan,

sangat  berbahaya.   Mengingat  mulai  usia  ini  sering muncul  penyakit

seperti  hipertensi,  tumor  jinak  peranakan,  atau penyakit degeneratif pada

persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia

35 tahun ini  yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang

ditakutkan bayi lahir dengan   membawa   kelainan.   Dalam   proses  

persalinan   sendiri, kehamilan  di  usia   lebih  ini  akan  menghadapi

kesulitan  akibat lemahnya kontraksi rahim serta  sering timbul kelainan pada

tulang panggul tengah. Mengingat  bahwa  faktor  umur  memegang  peranan

penting terhadap  derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi,

maka sebaiknya  merencanakan kehamilan pada usia antara 20-30 tahun.

b.  Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga

berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,

kerena  jarak   kelahiran  yang  pendek  akan  menyebabkan seorang  ibu

Page 12: Proposal KTI

belum  cukup  untuk   memulihkan  kondisi  tubuhnya setelah  melahirkan

sebelumnya.  Ini  merupakan  salah  satu  faktor penyebab kelemahan dan

kematian ibu serta bayi yang  dilahirkan. Risiko proses reproduksi dapat

ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun.

c.   Paritas

Paritas secara luas mencakup gravid atau jumlah kehamilan, premature

atau jumlah kelahiran, dan abortus atau jumlah keguguran. Sedang dalam arti

khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan

tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang

wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan  terjadi  kehamilan  lagi  keadaan

kesehatannya  akan  mulai

menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan  lewat

jalan  lahir  dan  letak  bayi   sungsang  ataupun melintang.

d.  Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi

yang dilahirkan. Seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar

hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Hal ini jelas menimbulkan gangguan

pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat

bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah (Depkes RI, 2008).

Keadaan ini disebabkan karena kurangnya suplai  darah  nutrisi akan  oksigen

pada placenta  yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin.

e.   Status Gizi Ibu Hamil

Status  gizi  ibu  pada  waktu  pembuahan  dan  selama  hamil  dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Selain itu  gizi  ibu

hamil  menentukan berat  bayi  yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu

hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah

satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil

yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan

ukuran lingkar  lengan atas (LLA) selama kehamilan. Sebagai ukuran sekaligus

pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di lihat dari kenaikan berat

Page 13: Proposal KTI

badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat

badan yang rendah atau turun   sampai   10   kg,   mempunyai   resiko   paling  

tinggi   untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus

mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat

badan sebelum hamil. Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah

antropometri yang dapat  menggambarkan  keadaan  status  gizi  ibu  hamil

dan  untuk mengetahui  resiko   Kekurangan  Energi  Kalori  (KEK)  atau  gizi

kurang. Ibu yang memiliki  ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5

cm berisiko melahirkan bayi BBLR (Depkes RI, 2008). Pengukuran  LLA

lebih  praktis  untuk  mengetahui  status  gizi  ibu hamil karena alat ukurnya

sederhana dan mudah dibawa  kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu

dengan kenaikan berat badan yang ekstrim.

. Para ahli dari pusat kesehatan di Universitas Harvard menemukan

bahwa bahwa tinggi badan wanita berdampak pada ukuran dari rahim atau

uterus mereka. Tubuh wanita yang berukuran lebih kecil akan menyebabkan

beberapa komplikasi selama kehamilan mereka dan mempengaruhi

perkembangan bayi dalam rahim.

f. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan

mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan

selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan  bayi  dalam  

kandungan  akan  baik  dan  sehat  sampai  saat persalinan. Pemeriksaan

kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi

gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi   yang   dikandung,   sehingga  

dapat   segera   ditolong  tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008).

g.   Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi

lahir  diantaranya  adalah  Diabetes  melitus  (DM),  cacar  air,  dan penyakit

infeksi  torch.  Penyakit  DM  adalah  suatu  penyakit dimana   badan   tidak  

sanggup   menggunakan   gula   sebagaimana mestinya,   penyebabnya   adalah

pankreas  tidak  cukup  produksi insulin/tidak dapat  gunakan insulin yang ada.

Page 14: Proposal KTI

Akibat dari DM ini banyak macamnya diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa

mengalami keguguran, persalinan prematur, kematian dalam rahim, bayi  mati

setelah  lahir  (kematian  perinatal)  karena  bayi  yang dilahirkan  terlalu

besar,  menderita  edem  dan  kelainan  pada  alat tubuh bayi (Manuaba,

1998). Penyakit infeksi torch adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi  yaitu

Toxoplasma,  Rubella,  Cytomegalovirus dan  Herpes. Keempat jenis  penyakit

ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang

dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut  mungkin  akan  terkena  katarak

mata,  tuli,  Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung,

paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal,

keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak,  radang  iris mata, dan

beberapa jenis penyakit lainnya (Manuaba, 1998).

2. Faktor  Lingkungan  Eksternal

Faktor lingkungan eksternal yaitu  meliputi ,

a. Lingkungan

Faktor lingkungan contohnya keadaan emosi yang meninggi

sehingga selama beberapa waktu. tekanan dapat disebabkan karena rasa

takut, marah, sedih atau iri hati, ataupun karena belum siapnya ibu untuk

menghadapi kelahiran anak karena adanya tekanan ekonomi, perkawinan

yang bermasalah, keluarga yang tidak menghendaki, dan lain-lain.

Radiasi, zat-zat kimia dan resiko-resiko lain di dalam

dunia industri modern kita dapat membahayakan janin.

Misalnya radiasi dapat menyebabkan mutasigen, suatu

perubahan tiba-tiba tetapi permanen di dalam bahan

pembawa gen. Ke abnormalan kromosom lebih tinggi di

antara anak yang ayahnya terkena radiasi tingkat tinggi di

tempat kerja.

Polutan lingkungan dan bahan-bahan beracun juga

merupakan sumber bahaya bagi anak-anak yang belum

Page 15: Proposal KTI

lahir. Para peneliti menemukan bahwa berbagai zat buang

(limbah) dan pestisida berbahaya menyebabkan kelainan

pada binatang yang terkena dosisi tinggi.

Masalah lingkungan yang lain

ialah toxoplasmosis,yaitu suatu infeksi ringan yang

menyebabkan gejala flu ringan atau suatu penyakit yang

tidak jelas pada orang dewasa. Akan tetapi, toxoplasmosis

dapat menyebabkan kemungkinan kerusakan mata,

kerusakan otak, dan kelahiran prematur. Penyakit ini

dibawa oleh kucing apalagi kucing liar yang sering makan

daging mentah. Untuk menghindari terkena toxoplasmosis

ibu hamil harus mencuci tangan setelah memegang

kucing, kotak kotoran, dan daging mentah. Selain itu, ibu

hamil harus memastikan bahwa semua daging harus

dimasak sebelum memakannya.

Selain kondisi lingkung, asupan zat gizi dan tingkat sosial

ekonomi ibu hamil juga dapat berpengaruh terhadap berat bayi yang

dilahirkan.

3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi

pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga

mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Dan

menurut Prawirohardjo (2005), pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan

pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan

anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan

mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.

Page 16: Proposal KTI

Dari pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan

tentang pengertian pemeriksaan Antenatal Care yaitu: pemeriksaan ibu

hamil untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,

sehingga keadaan post partum sehat dan normal serta persiapan pemberian

ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

Menurut Sitorus (1999:7) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan

ecaraberkala, yaitu :

1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu

2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu

sampai masa melahirkan.Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas

ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan

kelainan yang ditemukan.

Page 17: Proposal KTI

2.2 Kerangka Konsep

Keterangan :

Penyakit saat hamil

Lingkungan dan sosial ekonomi

Pola Makan Ibu Selama Hamil

Status Gizi Ibu Sebelum Hamil

Genetik

Status Gizi ibu Berdasarkan Indeks TB/U

Berat Bayi Lahir

Kenaikan Berat Badan

Page 18: Proposal KTI

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

2.3 Definisi Operasional

No Nama

variabel

Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1 Pola makan

ibu selama

hamil

Adalah kebiasaan

makan makanan

tertentu yang

dikonsumsi ibu

selama masa

kehamilan

wawancara kuesioner Sering : 5-

6 x

/minggu

Sedang :

2-3 x

/minggu

Jarang :

1x /minggu

Ordinal

2 Penyakit

saat hamil

Adalah suatu

kondisi

terganggunya

kesehatan ibu yang

dialami selama

masa kehamilan

Wawancara Kuesioner Infeksi

Non

infeksi

Nominal

3 Kenaikan

Berat Badan

Adalah peningkatan

massa tubuh ibu

selama

mengandung dari 0

sampai 9 bulan

wawancara keusioner Kurang :

<7 kg

Normal :

7-11,5 kg

Tinggi :

11,5 kg

Ordinal

4 Status gizi Adalah kondisi Pengukuran Mikrotoise Normal : Ordinal

Page 19: Proposal KTI

ibu sebelum

hamil

tubuh ibu sebelum

masa konsepsi yang

dihitung

berdasarkan tinggi

badan menurut

umur

tinggi

badan

dengan

ketelitian

0,1 cm

≥ +2 SD

Pendek :

< - 2 SD

5 Status gizi

ibu selama

hamil

Adalah kondisi

tubuh ibu selama

masa kehamilan

Wawancara

Pengukuran

tinggi

badan

Kuesioner

untuk

wawancara

Mikrotoise

untuk

pengukuran

tinggi

badan

Kurang :

<18,5 kg/m2

Normal :

18,5-25

kg/m2

Lebih :

25 kg/m2

Ordinal

6 Berat bayi

lahir

Adalah massa

tubuh yang dimiliki

bayi pada saat

kelahirannya

Wawancara Kuesioner Rendah :

>2500 gr

Normal :

2500-3200

gr

Tinggi :

3200 gr

Ordinal

Page 20: Proposal KTI

DAFTAR PUSTAKA

I Dewa Nyoman Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: BukuKedokteran EGC

Sunita Almatsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Sunita Almatsier,dkk.2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama

Diposting oleh rulam . Tanggal: December 10th, 2012. Pengaruh Status Gizi Ibu Hamil

terhadap Bayi yang Dilahirkan.

bascommetro.blogspot.com : Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir