proposal mudzakarah
TRANSCRIPT
PROPOSALFORUM DISKUSI DAN PENGKAJIAN AGAMA YANG BERGERAK DIBIDANG DAKWAH YANG MELIPUTI TIGA ASPEK : AQIDAH, SYARI’AH DAN AKHLAQ.
MOTTO :
“MENGKAJI SUNNAH SECARA KAFFAH”
Diajukan Oleh :
MAJELIS MUDZAAKARAH ASAATIDZAH ( MAJMUAH )
Gedung Pesantren PPI 50 Kp. Ciputri Telp. (022) 70499728, Hp. 083832270720Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
C. Profil Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
D. Tasykil (Pengurus) Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
E. Visi Dan Misi Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
F. Rumusan Metodologi Istinbat Hukum Majelis Mudzakarah Asatidzah
(Majmuah)
G. Program Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
H. Hasil Yang Telah Dicapai Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
I. Dana Dakwah / Jihad Majelis Mudzakarah Asatidzah (Majmuah)
J. Penutup
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rasulullah saw bersabda : “ Pada akhir zaman akan muncul
sekelompok orang yang berusia muda dan jelek budi pekertinya. Mereka
berkata-kata dengan menggunakan firman Allah, padahal mereka telah
keluar dari Islam seperti melesatnya anak panah dari busurnya. Iman
mereka tidak melewati tenggorokannya. Dimanapun kalian menjumpai
mereka, maka bunuhlah mereka. Karena sesungguhynya orang yang
membunuh mereka akan mendapatkan pahala di hari kiamat. “ HR. Al-
Bukhari
Problematika yang kini dihadapi umat Islam semakin beragam, baik
kuantitas maupun intensitasnya, seiring dengan semakin meningkat dan
kompleksnya perkembangan umat, terutama dengan mulai transparannya
isu globalisasi yang cenderung menjadikan perkembangan tersebut tidak
dapat dikendalikan.
Sebuah fakta membuktikan, bahwa umat Islam sudah semakin jauh
dari ajarannya yang hakiki sebagai akibat dari kurangnya ilmu dan iman
untuk membentengi arus globalisasi. Di samping itu, banyak bermunculan
aliran-aliran sesat dan paham-paham yang cenderung mendiskreditkan
Islam dengan istilah-istilah yang fulgar, seperti faham sekularisme,
liberalisme dan pluralisme.
Dengan dalih globalisasi, demokratisasi dan Penegakkan HAM ,
Imperialism culture (Imperialisme budaya ) dan sekulerisasi telah mewarnai
berbagai aspek kehidupan dan mewabah ke berbagai belahan dunia, tak
terkecuali negara-negara berpenghuni mayoriytas muslim, termasuk
Indonesia.
Di Bidang Politik, politik oportunistik. Banyak orang berlomba
mengejar kedudukan dan jabatan politik lebih dalam rangka memenuhi
ambisi pribadi dan memperkaya diri dengan kroni. Sehingga berbagai cara
batil ditempuhnya. Di Bidang Hukum, hukum yang barbaris. Keadilan
menjadi barang langka dan mahal di negri ini. Hukum lebih berpihak
kepada orang kaya dan penguasa. Hukum yang ada ibarat sarang laba-laba
yang hanya bisa menjerat lalat, nyamuk dan capung, sementara kingkong
dan gorilla bisa bebas lepas. Para Koruptor super besar dibiarkan kabur dan
menikmati hasil jarahannya. Di Bidang Pendidikan, pendidikan yang
materialistik. Hasil pendidikan harus terukur secara materi. Para orang
tuapun didorong untuk menuntut pengembalian investasi yang ditanamkan
untuk pendidikan anaknya dalam bentuk gelar, duit atau jabatan.
Pendidikan dinilai gagal melahirkan manuia soleh yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di Bidang Ekonomi, ekonomi kapitalistik.
Sistem ekonomi yang sarat dengan hal-hal yang diharamkan Islam seperti :
Riba, Gharar dan Maisir ( gambling ). Sistem yang telah melahirkan
konglomerasi, monopoli dan oligopoli, yang telah memperlebar jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin. Kekayaan Negara hanya beredar
pada segelintir penguasa dan pengusaha, sebuah kondisi yang kontras
secara diametral dengan yang dikehendaki Allah swt seperti termaktub
dalam QS. Al-Hasyr : 7.
Di Bidang Budaya, Budaya hedonistik dan permisif. Kita
menyaksikan bagaimana pornografi dan pornoaksi yang semakin menggila.
Tampilan-tampilan erotis pamer aurat, yang bukan hanya di TV , majalah
dan tabloid murahan, tapi juga di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Beredarnya VCD jorok yang melibatkan mahasiswa ITENAS, dan VCD
" Bulan Madu " serta film Buruan Cium Gue, dsb. Merajalelanya judi togel
dan sejenisnya, kian luasnya peredaran narkoba , serta bisnis prostitusi
yang kian menggila . Semakin membuat kusam wajah dan jiwa bangsa ini.
Dengan demikian, tantangan dakwah yang dihadapi umat islam
sekarang dan ke depan, bukan hanya TBC ( Takhayul, Bid’ah dan
Churafat ), tapi juga “ Sepilis “ ( Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme).
Sebuah paham atau idiologi yang merelatifkan agama, Semua agama
dinilai benar, bahkan agama seakan dinafikan. Kaum Pluralis liberalis
menolak “ Truth Claim” ( klaim hanya agamanya saja yang benar, agama
yang lain salah ), Semua kitab suci seperti : Al-Qur’an , Taurat, Injil, Weda,
Tripitaka, Su si, Darmogandul, Gatololo, dsb dipandang sama sebagai
mukjizat. Tuhan manusiapun diyakini sama, hanya berbeda sebutan dan
cara memanggil. Mereka bahkan mengajak untuk melakukan “Wisata
Agama “, misalnya ketika umat Islam jum’atan, maka Kristen, Hindu,
Budha, ikut Jum’atan, Waktu Kristen misa Ahad di Gereja, yang lain ikut ke
gereja, dst. Menurut kaum Liberalis semua penganut agama akan
berdampingan di Surga. Sumanto Al-Qurthuby dalam bukunya “ Lobang
Hitam Agama “2005) menyebutkan : “ Jika kelak di akhirat pertanyaan di
atas diajukan kepada Tuhan, mungkin Dia hanya akan tersenyum simpul,
sambil menunjukkan surganya yang maha luas , di sana ternyata telah
menunggu banyak orang antara lain : Yesus, Muhammad, Sahabat Umar,
Ghandi, Luther, Abu Nawas, Romo Mangun, Bunda Teresa, Udin, Baharudin
Lopa dan Munir. “
Dakwah di Indonesia sudah lama dan sudah banyak dilakukan oleh
berbagai kekuatan dakwah, dengan menggunakan berbagai pendekatan
dan media serta sarana. Tapi hasilnya bisa dikatakan belum
menggembirakan apalagi memuaskan, baik dalam proses islamisasi
eksternal ( mengajak non muslim menjadi muslim ) maupun islamisasi
internal ( mengajak dan membina kaum muslimien untuk memahami dan
melaksanakan ajaran Islam dengan baik dan benar ).
Mengapa dinilai belum menggembirakan?
Secara Kwantitatif : kalau kita memperhatikan data demografi baik
local, regional maupun nasional terus bertambah, tapi prosentase kaum
muslimien terus menurun. Tahun 1998 dari 90 % hanya tinggal 78 %.
Secara kwalitatif : Muslim yang benar-benar sadar mau
mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan kesehariannya relatif mash
lebih sedikit, disbanding dengan muslim pengakuan.
Penyebabnya ?
Kondisi Eksternal :
Gerakan pemurtadan khususnya kristenisasi yang semakin intens oleh lk.
38 agen kristenisasi dengan organisasi yang rapih, dan ribuan misionaris
lokal maupun asing, dengan dukungan dana yang besar dari lembaga-
lembaga donor asing, melalui berbagai pendekatan : politis, ekonomis ,
sosial dan budaya.
Kebijakan Penguasa yang karena pertimbangan politis dan sekuritas
sering dirasakan sangat mempersempit ruang dan gerak dakwah.
Dengan alasan melestarikan budaya, kemusyrikan dibesar-besarkan.
Dengan dalih HAM pornograpi, pornoaksi, dan kemaksiatan dilindungi.
Kebijakan ekonomi kapitalistik yang penuh dengan unsur-unsur yang
diharamkan dalam Islam, seperti : Gharar, Riba, Riswah dan maisir, yang
dijalankan sejak zaman penguasa Belanda telah melahirkan :
Konglomerasi, monopoli dan oligopoly, dan berdampak semakin
dalamnya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, dan telah
menjadi problem dakwah tersendiri.
Semakin gencarnya upaya : sekulerisasi, dan liberalisasi bukan hanya di
bidang : ekonomi, sosial , politik, dan budaya; tapi juga liberalisasi
agama. Dengan mengusung jargon dan dalih : Demoratisasi, HAM dan
Gender Equality ( kesetaraan gender ), telah banyak mendistorsi nilai-
nilai : akidah, ibadah, muamalah dan akhlak masyarakat. Kampanye :
Semua agama benar; Tuhan semua agama satuhanya berbeda manggil;
Iblis akidahnya paling bagus, dan di akhirat akan jadi penghuni surga;
Penganut agama apapun akan menjadi penghuni surga; Al-Qur’an
bikinan Utsman bin Affan; dsb. Secara intens terus menerus dilakukan
para pengasongnya.
Kebijakan/kezaliman penguasa negri adidaya Pasca peristiwa 11
September 2001 , dengan mengusung jargon “War Againts Terrorism “
menjadi “ War Againts Islam “ telah sangat berpengaruh terhadap
menurunnya ghirah penerapan syari’at Islam.
Menjamurnya berbagai aliran pemikiran dan pemahaman Islam, yang
tidak sedikit di antaranya tergolong pada aliran dol-Mudil ( Sesat dan
menyesatkan ). Kita menyaksikan bagaimana gigihnya : Ahmadiyyah,
Syi’ah, dan LDII. Kita juga terus mencermati perkembangan : Gerakan
Salafi dengan “ Manhaj Salafus Shalihnya “; HTI dengan issue “
Khilafahnya “ ; Jama’ah Tabligh dengan “ Khurujnya “, dsb.
Kondisi Internal :
Pada Tingkat Da’i :
- Pada tataran konsep dakwah banyak da’i memahaminya sebatas
dakwah bil-lisan.
- Lebih banyak bermodalkan niat dan semangat, dari pada kemampuan
professional dalam menunaikan fungsinya.
- Kondisi tersebut disebabkan a.l : Da’i tidak mendapatkan pendidikan
yang memadai, dan terbatasnya perhatian, waktu dan fasilitas
pendukung, (seperti kepustakaan, dsb. )
Pada Tingkat Pengelola ( DKM, Panitia, dsb ) dan Pusat Dakwah
(Ormas/Lembaga)
- Subjek dakwah yang satu ini sesungguhnya tidak kalah pentingnya
dibanding dengan para da’i. Namun karena kemampuan managerial
yang terbatas, para pengelola dakwah ini seolah-olah hanya jadi
pelengkap saja dari para da’i.
- Pada tingkat lembaga dan pusat dakwah defisiensi nyata terlihat, jika
dibanding dengan lembaga serupa pada agama lain. Ini terjadi antara
lain disebabkan karena fungsionaris lembaga atau pusat dakwah
mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan kondisi para
da’i dan pengelola dakwah, yang juga ditambah oleh status multi
fungsi mereka.
Pada Tingkat Mad’u ( Objek Dakwah )
Objek Dakwah dapat dibedakan dalam : Objek Dakwah Umum dan Objek
dakwah Khusus.
Objek Dakwah Umum bisa dibagi dua : a) Umat Dakwah, yaitu orang-
orang Non-Muslim dan b) Umat Ijabah, yaitu umat Islam
Objek dakwah Khusus : yaitu objek dakwah yang mempunyai sifat yang
khas yang memerlukan pendekatan yang sedikit beda dibanding dengan
objek dakwah umum, seperti : Dunia kampus, birokrat, etnik khusus,
generasi muda, dsb.
Dari sudut sosial dan pendidikannya objek dakwah bisa dikelompokkan
menjadi dua :
a) Populis Awami ( grass root ) : Kalangan menengah ke bawah. Secara
umum kelompok ini dengan tingkat pendidikan rendah dan dengan
ekonomi lemah. Waktu dan perhatian serta tenaga mereka lebih
banyak tersita untuk pemenuhan hajat hidup, sehingga sering
apresiasi terhadap nilai-nilai agama juga menjadi rendah. Kalangan
ini juga rawan terhadap gerakan pemurtadan, gerakan politik, serta
patologi sosial.
b) Elitis Intelektual : Kalangan menengah ke atas. Ada trend pada
kelompok ini ghirah keislaman cukup baik, perlu pendekatan khusus,
terutama dengan da’i-da’i yang berkapasitas memadai untuk
mengimbangi kondisi mereka.
Menghadapi tantangan dakwah yang semakin berat dan kompleks,
kekuatan dakwah dituntut untuk membuat strategi dakwah yang lebih
komprehensif, dengan menyiapkan sumber daya da’i yang mumpuni,
punya komitmen yang kuat dengan tugas dan fungsinya, serta keikhlasan
yang kuat. Serta menejmen yang baik. Supaya memberikan solusi terbaik
bagi setiap persoalan ummat.
Terkait dengan uraian tersebut diatas, tentunya kami pengurus
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) mempunyai salah satu tugas dan
kewajiban memberikan pemahaman yang benar kepada ummat islam agar
tidak tersesat dengan pengkajian yang komprehensif (kaffah) dengan
ladasan utamanya Al-Qurandan As-Sunnah.
Untuk dapat merealisasikan program-program pengkajian tersebut,
tentunya kami pengurus Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) sangat
membutuhkan sekali uluran tangan dari para dermawan / muhsinin /
munfiqqin, menjadi donatur penyandang dana dakwah / jihad kami.
(Lihat : Rencana dana dakwah / jihad).
B. LANDASAN HUKUM MAJELIS MUDZAKARAH ASATIDZAH (MAJMUAH)
a Al-Quran
م% ن%ه' ة, م* ق//. ر% ل* ف2 ر. م2ن ك//' ل.و%ال. ن.ف. ة> ف. % ك.آف= وا ر' ن'ون. ل2ي.نف2 ؤ%م2 ا ك.ان. ال%م' و.م.
م% 2ل.ي%ه2 % إ وا ع//' ج. 2ذ.ا ر. م% إ ه' و%م. وا% ق//. ل2ي'ن//ذ2ر' وا% ف2ي ال//د*ين2 و. ه//' ق= ةR ل*ي.ت.ف. ط.آئ2ف.
ون. { ]التوبة: ذ.ر' م% ي.ح% [122ل.ع.ل=ه'
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara
mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS.
At-Taubah : 122)
و.ات2 ط//' وا خ' ة> و.ال ت.ت=ب2ع//' ل%م2 ك.اف//= ل'وا ف2ي الس//* ن'وا اد%خ' ا ال=ذ2ين. آم. .يdه. ي.ا أ
ب2ينR ] البقرة : 2ن=ه' ل.ك'م% ع.د'وg م' ي%ط.ان2 إ [208الش=
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara
keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan.
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 208)
b Al-Hadits
اذا اراد الله بعبد خيرا فقهوه فى الدين – ر. مسلم
Rasulullah saw bersabda : “ Apabila Allah bermaksud memberi kebaikan
kepada seorang hamba , maka Allah akan jadikan ia faqih ttg agama. “ HR.
Muslim
ن% ه'م% م. dر ق* ال. ي.ض//' ر2ين. ع.ل.ى ال%ح//. اه2 ت2ى ظ//. م=ةR م2ن% أ' ال' ط.ائ2ف//. ز. ال. ت//.
. – ر. مسلم ر' الل=ه2 و.ه'م% ك.ذ.ل2ك. م%%ت2ى. أ. ت=ى ي.أ م% ح. ذ.ل.ه' خ.
Rasulullah saw bersabda : “ Akan senantiasa ada satu golongan dari umatku
yang membela (mendziharkan) kebenaran, tidak dapat membahayakan
mereka orang yang menghianatinya sampai datang pertolongan Allah dan
mereka tetap dalam keadaan seperti itu. “ HR. Muslim
C. PROFIL MAJELIS MUDZAKARAH ASATIDZAH (MAJMUAH)
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) berkedudukan di Bandung.
Bertempat tinggal di Gedung Pesantren Ppi 50 Kp. Ciputri Ds. Langensari
Kec. Lembang Kab. Bandung Barat
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) didirikan di Bandung pada
tanggal 21 Mei 2007 M / 04 jumadil awwal 1428 H untuk waktu yang tidak di
tentukan.
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) Yang menjadi landasan kerjanya
adalah “mengkaji sunnah secara kaffah”.
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) berbentuk bunyanun marsus
(Barisan yang rapih) dalam ikatan ukhuwah islamiyyah. dan bersifat
"Harokah Dakwah Islamiyyah" yang universal.
Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) bergerak dalam bidang dakwah
yang meliputi tiga aspek ; aqidah, syari,ah dan akhlaq,menurut tuntunan Al-
Quran dan As-Sunnah As-Shahihah.
D. TASYKIL (PENGURUS) MAJELIS MUDZAKARAH ASATIDZAH
(MAJMUAH)
Ra’isul Majelis Rofik K
Ibadurrahman
Sekretaris Majelis Muslim Nurdin
Bendahara Majelis Hilman
Mas’uliyah Majelis Zakat, Infaq, Shadaqah Dan Wakaf Wadma Momo
Mas’uliyah Majelis Warits Dan Pengurusan Jenazah Ade Andrian
Mas’uliyah Majelis Pengkajian Ikhtilaf Ad-Diin Ahmad Wandi
Mas’uliyah Majelis Prekonomian Dan Pemberdayaan
Ummat
Dedi M Abduh
Mas’uliyah Majelis Haji Dan Umrah Usman BN
Mas’uliyah Majelis Komunikasi Dan Publikasi Islam Saefudin
Mas’uliyah Majelis Pendidikan Ade A / Hendri
Mas’uliyah Majelis Dakwah Aa. Hakim
Mas’uliyah Majelis Siyasah Yayat
Mas’uliyah Majelis Sosial Dan Kesehatan Iwan Setiawan
Mas’uliyah Majelis Kebudayaan Dan Pariwisata Listiyo Nurdodno
S.Sn
E. VISI DAN MISI MAJELIS MUDZAKARAH ASATIDZAH (MAJMUAH)
Visi :
Terealisasikannya tafaqquh fiddiin secara kaffah dalam semua aspek
kehidupan
Misi :
a. Memberikan solusi terhadap persoalan dan permasalahan umat
b. Menciptakan khazanah keilmuan yang kritis, dinamis dan konstruktif
c. Membina dan menumbuhkan ukhuwah islamiyyah diantara sesama
muslim.
d. Memberikan pemahaman terhadap masyarakat tentang islam secara
kaffah mengenai pokok-pokok agama (aqidah, ibadah dan akhlak) yang
benar menurut al-quran dan as-sunnah.
e. Menyelamatkan aqidah umat dari berbagai penyimpangan, ideology,
pemikiran, khurafat dan takhayul dan Bid’ah.
F. RUMUSAN METODOLOGI ISTINBAT HUKUM MAJELIS MUDZAKARAH
ASATIDZAH (MAJMUAH)
Untuk merealisasikan Visi dan Misi MAJMUAH. MAJMUAH telah
menentukan manhaj (metodologi) dalam memutuskan atau mengambil
keputusan hukum dengan rumusan-rumusan sebagai berikut:
Asas utama adalah al-Quran al-Karim dan Hadits Shahih sebagai
sumber hukum.
a. Beristidlal dengan Al-Quran.
1. Mendahulukan dzohir ayat Al-quran daripada ta'wil dan memilih
cara-cara tafwid dalam hal-hal yang menyangkut masalah I'tiqodiyah;
seperti ayat:
Artinya: "(yaitu) Tuhan yang maha pemurah, yang bersemayam di
atas 'Arsy" (Q.S. Thaha :5).
2. Menerima dan meyakini isi kandungan al-Quran sekalipun tampaknya
betentangan dengan aqli dan 'adiy, seperti masalah Isra dan Mi'raj.
3. Mendahulukan makna hakiki daripada makna majazi, kecuali jika
ada qarinah, seperti kalimat : "Au Lamas tumun Nisaa" dengan
pengertian jima;
4. Apabila ayat al-Qur’an bertentangan dengan hadis, maka di
dahulukan ayat Al-Quran, sekalipun hadis tersebut muttafaq 'alaih,
seperti dalam hal menghajikan orang lain atau badal haji.
5. Menerima adanya nasikh dalam al-Quran dan tidak menerima adanya
ayat-ayat yang mansukh (Naskhu al-Kulli ).
6. Menerima tafsir dari para sahabat dalam memahami ayat ayat al-
Quran (tidak hanya penafsiran Ahlu bait ), dan mengambil penafsiran
sahabat yang lebih ahli seperti ibnu Abbas atau Ibnu Mas'ud, jika
terjadi perbedaan penafsiran di kalangan shahahat.
7. Mengutamakan tafsir bi al-Ma'tsur daripada tafsir bi ar-Ra'yi
8. Menerima hadis-hadis sebagai bayan terhadap Al-Quran, kecuali ayat
yang telah diungkapkan dengan shighat hasr, seperti ayat tentang
makanan yang diharamkan.
b. Beristidial. Dengan Hadits:
1. Menggunakan hadiis sahih dan hasan dalam mengambil keputusan
hukum;
2. Menerima qaidah;
األحاديث الضعيفة يقوي بعضها بعضا
Artinya: "Hadits-hadits dhaif satu sama lain adalah saling
menguatkan."
Dengan catatan apabila dhaif tersebut dari segi dabth (hafalan) dan
tidak bertentangan dengan Al-Quran dan hadits lain yang sahih.
Adapun jika dhaifnya itu dari segi 'Adalah seperti Fisqu ar-Rawi
atau "tertuduh dusta" maka kaidah tersebut tidak dipakai.
3. Tidak menerima qaidah:
األحاديث الضعيفة يعمل في فضائل األعمال
Artinya: "Hadits Dhaif dapat diamalkan dalam hal keutamaan amal."
Karna keutamaan amal juga termasuk sendi-sendi agama yang harus
berdasarkan hadits-hadits shahih.Masih banyak hadits-hadits shahih
yang menunjukkan tentang keutamaan amal.
4. Menerima hadits sahih sebagai tasyri" yang mandiri, sekalipun tidak
merupakan bayan dari al-Quran, seperti aqiqah.
5. Menerima hadits ahad sebagai dasar hukum selama hadits tersebut
shahih sekalipun hal-hal yang menyangkut aqidah.
6. Hadis Mursal Shahabiy dan Mauquf bi Hukmi al Marfu' di pakai
sebagai hujah selama sanad hadis tersebut shahih dan tidak
bertentangan dengan hadits shahih yang lainnya
7. Hadis Mursal Tabi'iy dijadikan hujah apabila hadis tersebut disertai
qarinah yang menunjukkan ittishal-nya hadis tersebut.
8. Menerima gaidah
الجرح مقدم علي التعديل
Artinya: "Anggapan Jarah (cacat terhadap seorang perawi) harus
didahulukan daripada anggapan 'adil/tsigat."
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Jika yang menjarah menjelaskan jarahnya, maka didahulukan jarah
daripada ta' dil.
b) Jika yang menjarah tidak menjelaskan sebab jarahnya, maka
didahulukan ta'dil daripada jarah.
c) Jika yang menjarah tidak menjelaskan sebab jarahnya, tetapi tidak
ada seorang pun yang menyatakan tsiqat, maka jarahnya bisa
diterima.
9. Menerima qaidah:
الصحابة كلهم عدول
Artinya: "Shahabat-shahabat Nabi itu semuanya dinilai adil (dalam
periwayatan hadits)."
10. Riwayat orang yang suka melakukan tadlis diterima jika ia
mnenerangkan bahwa apa ia riwayatkan itu jelas Shigat Tahamul-
nya menunjukan ittishal, seperti menggunakan kata
"Hadzdzatsani".
c. Masalah-Masalah Yang Tidak Ditemukan Nash Yang Shahih
Dalam al-Quran dan Hadits.
Dalam hal ini ditempuh Ijtihad Jama'i dengan rumusan-rumusan
sebagai berikut:
1. Tidak menerima Ijma' secara mutlak dalam urusan ibadah kecuali
Ijma' Shahabat.
2. Tidak menerima Qiyas dalam masalah ibadah mahdhah, sedangkan
dalam masalah ibadah ghaer mahdlah Qiyas diterima selama
memenuhi persyaratan Qiyas.
3. Dalam memecahkan "Ta'arudu al-Adilah" diupayakan dengan cara :
a) Thariqatu al-Jam'i, selama masih mungkin dijam'u.
b) Thariqatu at-Tarjih, dari berbagai sudut dan seginya, misalnya :
1) Mendahulukan Mutsbit daripada Nafi
2) Mendahulukan hadis-hadis yang dalam shahihain (Bukhari-
Muslim) daripada di luar Shahihain.
3) Dalam masalah-masalah tertentu hadis Muslim lebih
didahulukan daripada hadits Bukhari, seperti dalam hal
pernikahan Nabi dengan Siti Maemunah.
4) Meninggalkan sesuatu yang dihawatirkan jatuh pada hukum
bid'ah lebih didahulukan daripadfa mengamalkan sesuatu yang
diragukan sunnahnya
c) Thariqatu an-Naskhi, jika diketahui mana yang dahulu dan mana
yang kemudian.
4. Dalam membahas masalah ljtihad, Majelis Mudzakarah
menggunakan qaidah-qaidah ushul fiqh sebagaimana lazimnya
para fuqaha.
5. Majelis mudzakarah tidak mengikatkan diri pada suatu madzhab.
Pendapat imam madzhab menjadi bahan pertimbangan dalam
mengambil ketentuan hukum, sepanjang sesuai dengan jiwa al-Quran
dan as-Sunnah.
G. PROGRAM MAJELIS MUDZAKARAH ASATIDZAH (MAJMUAH)
MAJMUAH adalah forum pengkajian yang bergerak dibidang dakwah yang
meliputi tiga aspek ; aqidah, syari,ah dan akhlaq, dengan program sebagai
berikut :
a. Bahts Al-Kutub (Pembahasan Kitab-Kitab).
a. TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) mencoba
menggali dan membedah kitab-kitab yang disusun oleh para ulama
terkemuka baik kitab-kitab aqidah, fiqih maupun kitab-kitab yang
lainnya.
b. Dari hasil pengkajian dan pembedahan kitab ini, TIM (thaifah) Majelis
Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) diharapkan mempunyai
pemahaman dan sudut pandang yang benar dalam menilai
keotentikan kitab tersebut, mulai dari pengarangnya, siapa gurunya,
latar belakang penyusunannya, kondisi social politik dan lain
sebagainya.
b. Ta’lif al-Kutub (Penyusunan Buku)
a. TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) yang
mempunyai kapabilitas dan kemampuan untuk menyusun buku
dituntuk untuk dapat menuangkan buah pikirannya dalam sebuah
karya tulis ilmiah yang nantinya disebarkan kepada jamaah dan
masyarakat umum baik secara gratis ataupun dikomersilkan dan
hasilnya atau keuntungannya dijadikan dana dakwah.
b. Dengan program Ta’lif al-Kutub (Penyusunan Buku) ini, diharapkan
TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) dapat
melakukan dakwah Bil Kitabah (dakwah melalui tulisan) baik berupa
buku, buletin, tabloid, majalah dll.
c. Tarjamat Al-Kutub ( Penerjemahan Kitab)
a. TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) dalam
meningkatkan dan memperdalam keilmuan dalam bidang bahasa
arab, mencoba menterjemahkan buku-buku yang berbahasa arab dari
mulai buku kecil (buku saku) hingga buku besar.
b. Dengan program Tarjamat Al-Kutub ( Penerjemahan Kitab) ini,
diharapkan TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH)
dapat membantu memudahkan ikhwan-ikhwan kita yang tidak bisa
membaca bahasa arab untuk dapat memahami kitab-kitab yang
dikarang oleh para ulama timur tengan yang berbahasa arab.
d. Mubahatsah Ikhtilaf Ad-Diin (Mengkaji Persoalan Agama)
a. TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) yang
mempunyai motto : “mengkaji sunnah secara kaffah”, memcoba
memecahkan dan member solusi terhadap permasalahan-
permasalahan yang muncul ditengah-tengah ummat, dengan
menganalisis persoalan dan permasalahan tersebut dari berbagai
aspek dan yang dijadikan sumber utama dan pertama dalam
menyelesaiakn setiap persoalan dan permasalahan terebut yaitu Al-
Quran dan As-Sunnah secara komprehensip.
b. Dengan program Mubahatsah Ikhtilaf Ad-Diin (Mengkaji Persoalan
Agama) ini, TIM (thaMifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH)
dituntuk lebih cerdas, teliti dan hati-hati dalam memutuskan suatu
hokum islam, agar tidak membingungkan dan menyesatkan ummat.
e. Tauqiif Musykilat Al-Ummat (Menjawab Persoalan Umat)
a. TIM (thaifah) Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH) dengan
keberadaannya ditengah-tengah ummat diharapkan dapat jadi
fasilitator atau media yang dapat membantu ikhwan-ikwan kita dalam
mencari solusi atau jawaban dari setiap persoalan dan memahami
agama secara kaffah yang didasarkan kepada al-Quran dan As-
Sunnah dengan pemahaman yang benar sebenar-benarnya.
SCUDLE PROGRAM
a.SCUDLE PROGRAM RUTIN
HARI /Waktu Kegiatan Tujuan
Sabtu
13.00 – 13.30
wib
Menterjemahkan dan
mengkaji kitab min
kunuujis sunnah
Menambah wawasan dan
meningkatkan pemahaman dalam
mengkaji hadits dilihat dari berbagai
disiplin ilmu
Sabtu Menterjemahkan dan Menambah wawasan dan
13.30 – 14.00
wib
mengkaji kitab tafsir
as-sa’di
meningkatkan pemahaman dalam
disiplin ilmu tafsir
Sabtu
14.00 – 15.00
wib
Bahtsul masail
(membahas
permasalahan)
Mencari solusi dengan mengistinbat
hukum dari permasalah yang terjadi
secara kaffah
b.SCUDLE PROGRAM LAINNYA
1. Kajian Bahtsul Kutub (KBK)
Khusus untuk tingkat Bapak-bapak
a) Tafsir Al-Munir karya Prof Dr. Wahbah Al-Juhailiy
b) Al-Hidaayah Fii Masaail Al-Fiqhiyyah Al-Muta’aridhah, karya KH. A.
Zakaria
2. Kajian Study Islam Intensif (KSII)
Khusus tingkat Remaja
a) Memahami Ibadah Rasulullah SAW
b) Memahami Aqidah Islamiyyah
c) Meneladani Akhlaq Rasulullah SAW
3. Bimbingan Belajar Al-Quran dan Al-Hadits (BBQH)
Khusus tingkat Anak-anak
a) Baca Al-Quran metode Iqro
b) Hapalan surat-surat pendek dan pilihan
c) Hapalan do’a-do’a pendek dan pilihan
d) Hapalan hadits-hsdits pendek dan pilihan
4. Bina keluarga Sakinah (BKS)
Khusus Ibu-ibu
a) Tarbiyah annisa (Panduan Wanita Shalihah)
b) Tarbiyah Al-ulad (Panduan membina anak shalih)
c) Panduan Membina keluarga sakinah
H. HASIL YANG TELAH DICAPAI
BUKU-BUKU YANG TELAH DISUSUN DALAM BAHASA ARAB
1. Ushulul Fiqhi Wa Qowaa’idul Fiqhiyyah Ma’a Thuruqil Istinbaatil Ahkaam,
disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
2. Asy-Syaamil Fii ‘Ilmin Nahwi Wa Qawaa’idil Lughah Al-‘Arabiyyah, disusun
oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
3. Asy-Syaamil Fii ‘Ilmin Sharfi Wa Qawaa’idil Lughah Al-‘Arabiyyah, disusun
oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
4. Arrafiiq Fii ‘Uluumil Balaaghah, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
5. Arrafiiq Fii ‘Ilmil Badii’, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
6. Al-Kaamil Fii ‘Ilmit Tajwiid, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
7. Haadzaa ‘Aqiidatunaa Ash-Shahihah Wa Tauhiidunaa Al-Khalishah,
disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
8. Al-Manaar fii Ma’aanii Huruufil Jaar, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
9. Arrifqah Fii ‘Uluumil Qur’an, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
10. Al-Mabaadiy Fii ‘Ilmil Mushthalahil Hadits, disusun oleh : Rofiq K
Ibadurrahman.
11. Al-Kifaayah Fii Usuulil Fiqhi, disusun oleh : Rofiq K Ibadurrahman.
12. Mukhtashar Qawaa’idil Usuuliyyah wal Fiqhiyyah, disusun oleh :
Rofiq K Ibadurrahman.
PERMASALAHAN YANG SUDAH DIBAHAS
1. Batasan antara agama dan budaya, (penyaji : Rofiq K Ibadurrahman)
2. Musafir boleh tidak jumat, (penyaji : Ahmad Wandi)
3. Menimbang kembali fiqih isbal “PERSIS VS SALAFY” , (penyaji : Ahmad
Wandi)
4. Hukum Caesar ditinjau dari segi medis dan pandangan islam, (penyaji :
Muslim Nurdin)
5. Wajibkah shalat dzuhur bagi orang yang tidak melaksanakan shalat
jum’at dihari raya ?, (penyaji : Rofiq K Ibadurrahman)
6. Bolehkah qurban sapi lebih dari tujuh orang ?, (penyaji : Rofiq K
Ibadurrahman)
7. Takhrij hadits (kedudukan hadits) menimbang rambut bayi , (penyaji :
Usman BN dan Ahmad Wandi)
8. Bid’ahkah tarawih dengan kaifiyyat 2+2+2+2+2+1 atau 2+2+2+2+3 ? ,
(penyaji : Ahmad Wandi)
9. Shalat sambil membaca mushhaf, (penyaji : Rofiq K Ibadurrahman)
10. Kedudukan najisnya anjing, (penyaji : Muslim Nurdin)
11. Kedudukan hukum air musta’mal, (penyaji : Rofiq K Ibadurrahman)
12. Kedudukan orang yang junub membaca Al-Quran, (penyaji : Ahmad
Wandi)
PENKAJIAN YANG MASIH DALAM PROSES PENYELESAIAN
a. Menterjemahkan kitab Minkunuji As-Sunnah karya : syekh Ali As-Shobuny
b. Menterjemahkan Tafsir As-Sa’di karya : syekh As-Sa’di
c. Menyusun buku “ Thaharah Rasulullah Saw” Cara Mudah Mengenal
Sunnah”. (oleh: TIM MAJMUAH)
d. Thuruqu Al-Istinbat Al-Ahkam (Metodologi Pengambilan Keputusah
Hukum Islam) MAJMUAH. (oleh: TIM MAJMUAH)
I. DANA DAKWAH / JIHAD
Rencana dana dakwah / jihad yang diperlukan untuk : (1) admiistrasi
umum, (2) program Majelis mudzakarah, (3) sewa kantor / sekretariat, (4)
pengadaan satu unit laptop, (5) pengadaan satu unit proyektor, (6)
Pengadaan 20 Kursi, 20 Bangku. Secara keseluruhan sebesar Rp.
52.060.000,- dengan rincian sebagai berikut :
1. Administrasi Umum
- ATK (Alat Tulis Kantor)
- Kertas A4 1 rim, F4 1 rim
- Belanja operasional lainnya
Rp. 1.600.000,-
Rp. 1000.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 500.000,-
2. Program Majelis Mudzakarah Asatidzah
- Baths Al-Kutub (Pembahasan Kitab-Kitab)
- Ta’lif al-Kutub (Penyusunan Buku)
- Tarjamat Al-Kutub ( Penerjemahan Kitab)
- Mubahatsah Ikhtilaf Ad-Diin (Mengkaji Persoalan
Agama)
- Tauqiif Musykilat Al-Ummat (Menjawab Persoalan
Umat)
- Kajian Bahtsul Kutub (KBK)
- Kajian Study Islam Intensif (KSII)
- Bimbingan Belajar Al-Quran dan Hadits (BBQH)
- Bina keluarga Sakinah (BKS)
Rp. 7.460.000,-
Rp. 400.000,-
Rp. 1000.000,-
Rp. 1000.000,-
Rp. 480.000,-
Rp. 500.000,-
Rp. 480.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 1.200.000,-
3. Sewa Kantor / Sekretariat Rp. 5.000.000,-
4. Pengadaan 1 unit Laptop Rp. 10.000.000,-
5. Pengadaan 1 Unit Proyektor Rp. 20.000.000,-
6. Pengadaan 20 Kursi, 20 Bangku Rp. 8.000.000,-
JUMLAH TOTAL Rp. 52.060.000,-
(Terbilang : Lima Puluh Dua Juta Enam Puluh Ribu Rupiah)
Tadzkirah :Bantuan ikhwatu iman bapak/ibu/Sdr dapat disalurkan melalui :1. Langsung kepada pengurus Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH)
(Rofiq K Ibadurrahman, Telp : (022) 70499728, Hp. 083822370720 / Rais Majlis, atau Wadma Momo, Hp. 081394978983 / Mas’uliyah Majelis Zakat, Infaq, Shadaqah Dan Wakaf.
2. Melalui bank ………………. No, Rek……………….. A/N. Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH).
3. Bantuan ikhwatu iman bapak/ibu/Sdr. Bisa berupa : infaq, shodaqoh, zakat, wakaf atau menjadi donator tetap Majelis Mudzakarah Asatidzah (MAJMUAH).
J. PENUTUP
Demikianlah tekad bulat kami untuk kemajuan dan kemuliaan Islam
dan muslimin. Mudah-mudahan Allah selalu memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada kita semua dalam berjihad di jalannya. Atas segala
perhatiannya kami ucapkan terima kasih teriring du’a “Jazakumullahu
Khoiran Katsira” kepada para muhsinin / sponsor / donatur yang telah
mendermakan sebagian hartanya melalui kegiatan ini.
Lembang, Maret 2010
Ketua
Rofiq K Ibadurrahman
Sekretaris
Muslim Nurdin