proposal nur

89
STRATEGI KAMPANYE PROGRAM PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN SUBANG (Studi Deskriptif Kualitatif Sosialisasi Program PPAUD di desa Cipunagara Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Tesis Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Komunikasi Bisnis Oleh : NUR’AENI NPM : 20080010001

Upload: sopan-supriadi

Post on 08-Aug-2015

131 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Nur

STRATEGI KAMPANYE PROGRAM PENDIDIKAN DANPENGEMBANGAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN

SUBANG (Studi Deskriptif Kualitatif Sosialisasi Program PPAUDdi desa Cipunagara Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang)

PROPOSAL TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan Tesis

Program Studi Ilmu KomunikasiKonsentrasi Komunikasi Bisnis

Oleh :

NUR’AENINPM : 20080010001

PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

B A N D U N G2013

Page 2: Proposal Nur

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1

2. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 5

3. Tujuan penelitian ................................................................................ 5

4. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 6

5. Alasan Penelitian ................................................................................. 7

6. Pembatasan Masalah ............................................................................ 7

7. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

7.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 8

7.2 Kajian Pustaka .............................................................................. 12

7.2.1 Tinjauan Tentang Strategi ................................................. 12

7.2.2 Tinjauan Tentang Kampanye ........................................... 22

7.2.3 Jenis-jenis kampanye ........................................................ 23

7.3 Kerangka Teoritis ......................................................................... 33

7.4 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 35

METODE PENELITIAN

8. Metode Penelitian ................................................................................ 39

8.1 Sumber Data ............................................................................... 39

8.2 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 40

8.3 Analisa Data ............................................................................... 44

8.4 Teknik Validitas Data ................................................................. 47

8.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 49

8.6 Lokoasi Penelitian ...................................................................... 51

8.7 Waktu Penelitian ........................................................................ 51

DAFTAR PUSTAKA

i

Page 3: Proposal Nur

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji kehadirat Allah SWT, Tuhan bagi semesta alam ini yang telah

memberikan kenikmatan hidup dan akal bagi manusia, sehingga manusia dapat

mencari jalan yang benar untuk mencapai derajat paling mulia disisi-Nya.

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena atas segala

karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Penyusunan Tesis ini,

sebagai salah satu syarat ujia usulan penelitian guna melanjutkan penyusunan

Tesis Program Pendidikan Magister Program Studi Komunikasi Bidang Kajian

Utama Komunikasi Bisnis di Universitas Islam Bandung. Kepada keluargaku ,

Kedua orang tuaku, Suami dan kedua anak-anakku, penulis haturkan sembah dan

sujud sebagai rasa terimakasih yang tidak terhingga atas doa, kasih sayang yang

begitu tulus sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian ini.

Terimakasih, banyak sekali pihak yang telah membantu, memberikan

arahan, semangat dan dukungan yang begitu besarnya selama proses

menyelesaikan Penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga

kepada para pihak yang telah membantu Tesis ini kepada ;

1. Ibu Profesor Dr Hj.Neni Yulianita, MS sebagai Ketua Tim Pembimbing,

yang telah memberikan bimbingan, masukan, ilmu dan diskusi yang

menginspirasi.

i

Page 4: Proposal Nur

2. Ibu Dr Dedeh Fardiah, M.Si sebagai Anggota Tim Pembimbing, ditengah

kesibukannya selalu bersedia memberikan waktu untuk bimbingan, ilmu,

dan arahan untuk menyelesaikan Usulan Penelitian ini.

3. Ine Anggraeni M.Si yang telah memberikan gagasan, pencerahan dan

bantuannya selama ini.

4. Teman-teman ”seperjuangan” di Kombis Mami Leli,Teh Diah,Enung,

Suhendra, Teh ina, Agam, Genik, dan Kang Dodi.

5. Segenap Tim Pengelola Program PPAUD Kabupaten Subang.

Semoga penulisan yang akan diteliti dalam Tesis ini memberikan manfaat,

dan memperkaya khazanah pengetahuan ilmu komunikasi, khususnya dalam

bidang strategi kampanye.

Subang, 31 Januari 2013

(Nur’aeni)

i

Page 5: Proposal Nur

I. Latar Belakang Penelitian

Program PPAUD (Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini)

merupakan pengejawantahan strategi pemerintah untuk memastikan bahwa

anak-anak usia 0–6 tahun dari keluarga yang kurang beruntung ekonominya

di wilayah pedesaan dapat berpartisipasi. Anak-anak tersebut akan

menerima manfaat dari layanan PPAUD non-formal yang terintegrasi,

sehingga dapat berkembang sebagaimana layaknya anak-anak dari keluarga

yang mampu.

Program PPAUD ini merupakan penyempurnaan dari program

sebelumnya, yang telah memberikan pelajaran penting tentang program-

program berbasis masyarakat – berupa kerjasama antara pemerintah

Indonesia dengan lembaga donor seperti Bank Dunia. Pelajaran yang

diperoleh adalah bagaimana suatu program dapat berkesinambungan dan

diterima masyarakat sebagai milik mereka sendiri (ownership). Oleh karena

itu, Program PPAUD ini memilih pendekatan Community-Driven

Development (CDD) sebagai pendekatan program yang mengedepankan

proses pelayanan pendidikan anak secara menyeluruh berdasarkan kepada

potensi yang tumbuh dalam masyarakat sendiri yang ditunjang dengan

bantuan kepada masyarakat. Pemerintah berperan untuk memfasilitasinya

dan adanya peran langsung pemerintah daerah selama program dan setelah

program berakhir sebagai mitra-kerja dan pendamping.

Suatu program pendidikan dan pengembangan anak usia dini akan

berlangsung dengan efektif dan berkelanjutan, apabila dalam perencanaan,

1

Page 6: Proposal Nur

pelaksanaan, pemantauan-evaluasi, dan pengelolaan-pemeliharaannya telah

melibatkan semua unsur masyarakat (dari kelompok kaya, miskin, laki-laki

dan perempuan, serta perwakilan dusun, tokoh masyarakat, dan masyarakat

sekolah) dan dilakukan dengan pendekatan yang tanggap terhadap

kebutuhan masyarakat (demand responsive approach). Dengan demikian

berarti bahwa program PPAUD memberikan pilihan kegiatan yang

diinginkan masyarakat, serta ada tanggung jawab masyarakat untuk

berpartisipasi sebelum, selama dan setelah program yang diwujudkan dalam

bentuk kontribusi masyarakat (uang, tenaga, waktu, dan pikiran maupun

dalam bentuk lainnya). ( Kemendiknas, 2007: 1-2).

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan bagi anaka sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Agar anak dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal pelayanan bagi anak tidak hanya terbatas dari

sisi pendidikannya, tetapi harus dilakukan secara terpadu dengan aspek lain

yang mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak,

yaitu aspek kesehatan dan gizi serta aspek pola pengasuhan, perawatan

anak. Dengan demikian apabila inervensi pelayanan bagi anak usia dini

dilakukan secara terpadu (pendidikan, pengetahuan, perawatan, kesehatan

dan gizi) maka akan memberikan hasil yang lebih optimal dalam

mendukung penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa

2

Page 7: Proposal Nur

mendatang. Meskipun selama ini pemerintahan dan masyarakat terus

berupaya meningkatkan akses dan mutu pelayanan pendidikan bagi anak

usia dini, namun pada kenyataannya pada saat ini masih banyak

permasalahan yang harus segera diatasi antara lain :

1. Belum semua anak usia dini memperoleh PAUD.

2. Masih terbatasnya pemberian pelayanan pendidikan bagi anak usia dini

yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan layanan perawatan,

pengasuhan, kesehatan dan gizi.(Kemendiknas, 2007 :1-2)

Salah satu dari desa terpilih yang mendapatkan bantuan untuk

program PPAUD adalah Desa Cupunagara kecamatan cisalak. Karena

Jumlah anak usia dininya sangat banyak yaitu 557 anak sedangkan yang

sudah terlayani hanya 185 anak.(Data posyandu hasil pemetaan

sosial,2013). Jika di lihat dari data di atas maka tempat layanan seperti

PAUD di desa cupunagara masih kurang. Program ini diberikan ke desa

tersebut oleh pemerintah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk

mengatasi berbagai persoalan meskipun dalam kondisi yang sangat

sederhana.

Keberadaan tempat layanan Pendidikan Anak Usia Dini di Desa

Cupunagara diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kesiapan

anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya, selain itu juga diharapkan

kesehatan dan pemenuhan gizi anak-anak usia balita tersebut dapat dikontrol

dan ditunjang dengan fasilitas yang ada serta bantuan dari pihak medis.

3

Page 8: Proposal Nur

Guna menyambut upaya pemerintahan dalam membantu

penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, terutama bagi masyarakat

kurang/tidak mampu di lingkungan desa cupunagara bantuan tersebut

seyogyanya akan digunakan seluruhnya untuk menunjang kelancaran

kegiatan pendidikan sehingga diharapkan hasillnya akan optimal.

Peneliti lebih memilih desa Cupunagara karena desa ini adalah satu

satunya desa terpencil dari desa lain yang mendapat bantuan block grand .

DATA PAUD DESA CUPUNAGARA

Jumlah anak usia dini ( 0-6 ) tahun sampai tahun 2012

Dusun Jumlah Anak Usia Dini ( Tahun )

0-2 2-3 3-4 4-6 Total

1 2 3 4 5 6

Dusun 1 30 25 4 5 127

Dusun 2 45 41 30 42 202

Dusun 3 19 18 52 64 88

Dusun 4 49 30 22 29 140

Total 143 114 29 32 557

Sumber dari data posyandu ( di lihat dari tanggal kelahiran). Hasil pemetaan social ( proses fasilitasi ) Monografi desa dll.

Catatan :Usia 0-2 adalah usia kelahiran satu hari sampai s.d 2 tahun lebih satu hari, usia 2-3 adalah usia 2 tahun lebih satu hari s.d 3 tahun lebih satu hari dst.

Dari kondisi wilayah desa yang jauh dari pusat kota desa

cupunagara yang terisolir, di tambah lagi dengan kondisi jalan yang sangat

rusak sehingga akses pendidikan pun sering terhambat. Di lihat dari data di

4

Page 9: Proposal Nur

atas Jumlah anak usia dini yang ada di desa cupunagara sangat banyak tetapi

sangat sedikit sekali anak yang mengikuti layanan paud. Hal ini dapat di

sebabkan oleh beberapa faktor di antaranya faktor ekonomi masyarakatnya,

jarak tempat layanannya yang sangat jauh sehingga orang tua malas untuk

mengantar anaknya sekolah, dan faktor kesadaran orang tuanya terhadap

pendidikan anak usia dini. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melihat

sosialisassi Program PPAUD di Desa Cupunagara. Fokus dalam penelitian

ini adalah Strategi kampanye program Pendidikan dan Pengembangan anak

usia dini.

2.Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian mengenai program pendidikan dan

pengembangan anak usia dini yang diuraikan di atas, maka dirumuskan

sebagai berikut :

1. Bagaimana Sumber Kampanye program PPAUD?

2. Bagaimana Pesan Kampanye program PPAUD ?

3. Bagaimana Penerima Kampanye program PPAUD ?

4. Bagaimana Efek Kampanye Program PPAUD ?

5. Bagaimana Saluran Kampanye Program PPAUD ?

3.Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

strategi kampanye tentang sosialisasi Program PPAUD, yang meliputi:

5

Page 10: Proposal Nur

1. Mengetahui Sumber Kampanye yang dilakukan dalam Program

PPAUD

2. Mengetahui Pesan Kampanye yang disampaikan dalam program

PPAUD

3. Mengetahui Penerima Kampanye yang dilakukan dalam program

PPAUD

4. Mengetahui Efek Kampanye Program yang dilakukan Program PPAUD

5. Mengetahui Saluran Kampanye Program yang dilakukan Program

PPAUD.

4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa

temuan-temuan yang bermanfaat bagi proses perkembangan ilmu baik

secara teoritis maupun secara praktis ,yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa temuan

temuan yang dapat menjadi titik awal bagi penelitian lebih lanjut dalam

rangka perkembangan pendekatan ilmiah dalam ilmu komunikasi

pendidikan,khususnya pendidikan anak usia dini.

2. Secara praktis, temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan,strategi kampanye

komunikasi dalam mensosialisasikan program PPAUD

5. Alasan Penelitian

6

Page 11: Proposal Nur

Peneliti menggunakan studi kasus dalam penelitian ini dengan

maksud ingin melihat bagaimana Strategi kampanye program PPAUD .

Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat Sosialisasi Program PPAUD di

desa Cupunagara ini karena berbagai alasan, yaitu:

1. Program PPAUD dilaksanakan di desa Cupunagara yang jaraknya

sangat jauh dari kabupaten kota

2. Desa Cupunagara terisolir, jauh dari kabupaten kota serta jalan yang

sangat rusak sehingga tempat layanan Anak usia dini seperti TK tidak

ada.

3. Anak Usia Dini di desa Cupunagara ini lebih banyak yang tidak

terlayani dari pada desa-desa lain.

6. Pembatasan Masalah

- Penelitian ini seputar strategi kampanye yg meliputi sumber kampanye,

pesan, penerima kampanye, efek kampanye dan saluran kampanye.

- Penelitian ini dilakukan di paud binakarya di desa Cupunagara

7. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

7

Page 12: Proposal Nur

7.1 Penelitian Terdahulu

Di bagian ini akan dipaparkan sejumlah penelitian sebelumnya yang

relevan dengan penelitian saat ini. Sehingga dapat dilihat penelitian ini

bukanlah penelitian yang menjiplak atau meniru. Sampai saat ini penulis

tidak menemukan penelitian srategi kampanye mengenenai Sosialisasi

Program PPAUD. Program PPAUD merupakan program yang sudah

berjalan dari tahun 2008-2013 di Kabupaten Subang. Sebagai bahan kajian

pustaka, berikut beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

kampanye. Penelitian-penelitian sejenis ini dapat kita lihat dalam bagan

berikut di bawah ini :

8

Page 13: Proposal Nur

Tabel 1TINJAUAN PERBANDINGAN PENELITIAN SEJENIS TERDAHULU

DENGAN PENELITIAN YANG DILAKUKAN

No

Judul Penelitian

PenelitiLembaga dan tahun

Masalah penelitian

Tujuan penelitian

TeoriMetode peneliti

an

Hasil penelitian

Persamaan : Membahas mengenai Strategi Kampanye Program

Perbedaan Kritik

1 Pendidikan Dan Kontrol Sosial Politik Dalam Pemilu 1999” (Studi Komunikasi Politik Dengan Analisis Isi Tenteng Pemberitaan Kampanye Pemilu 1999 Pada Suratkabar Republika Dan Pikiran Rakyat).

Muhammad Andi Lubis

Fikom Unpad,2001

Pemberitaan Kampanye Pemilu 1999 Pada Suratkabar Republika Dan Pikiran Rakyat)

mengetahui sejauhmana pendidikan dan kontrol sosial politik dalam kampanye.

Model pelapisan pers

Kualitatif

Pendidikan dan kontrol sosial politik yang terefleksikan dalam paragraf ”pendidikan politik” dan kontrol sosial politik masih tergolong rendah dan ada lperbedaan pada suratkabar Republika maupun Pikiran Rakyat dari aspek

Hanya membahas aspek pemberitaan pada suratkabar Republika maupun Pikiran Rakyat

membatasi pada isi suratkabar yang sudah tercetak, tetapi tidak memperhatikan bagaimana proses pengolahan berita sampai berita itu tercetak

9

Page 14: Proposal Nur

pemberitaannya

2 Kampanye sahabat sampah(model kampanye program Bandung Green& Clean 2010

Mia Nurmiarani

Fikom Unpad, 2008

Bagaimana kampanye sahabat sampah melalui model program Bandung Green& Clean 2010

Mengetahui kampanye sahabat sampah melalui model kampanye komponensial

Model kampanye komponensial

Kualitatif; Studi kasus

Menunjukan hasil yang baik melalui model kampanye program Bandung Green& Clean 2010

hanya membahas kampanye serta mendeskripsikannya melalui model kampanye konpensional.

Analisis dari segi strategi kampanyenya tidak ada

3 Strategi Komunikasi Program Kampanye Vote Komodo dalam New Seven Wonders of Nature

Putri Rizki Utami

Fikom Unpad, 2010

Program kampanye Vote Komodo explore Pulau Komodo sebagai salah satu Destinasi wisata unggulan Indonesia.

mengetahui bagaimana bentuk sosialisasi strategi komunikasi yang dilakukan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI

konsep new wave marketing yang dicetuskan oleh Hermawan Kertajaya dengan menerapkan prinsip low budget high impact.

Kualitatif; Studi kasus

menunjukkan bahwa strategi komunikasi dan sosialisasi program "Kampanye Vote Komodo" sudah dikatakan baik.

Media yang digunakan dalam sosialisasi dan komunikasi kampanye program tidak dilakukan melalui iklan dalam media massa konvensional.

Lebih banyak analsis dari sudut Kampanye persuasi

10

Page 15: Proposal Nur

4 Strategi kampanye program Pendidikan dan Pengembangan anak usia dini di Kabupaten Subang

Nur’aeni Unisba. 2013

Bagaimana strategi yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan Kabupaten Subang dan masyarakat desa cupunagara

mengetahui strategi melalui analisis situasi serta perencanaan dalam Program PPAUD

Model kampanye komponensial

Kualitatif; Studi kasus

-

11

Page 16: Proposal Nur

Berdasarkan 3 penelitian sejenis, yaitu penelitian Muhammad Andi

Lubis mengemukakan mengenai strategi kampanye dengan menggunakan

strategi kampanye persuasi serta isi pemberitaan surat kabar. Mia

Nurmiarani dan Putri Rizki Utami dalam penelitiannya menjabarkan proses

strategi kampanye yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Sedangkan penelitian ini tidak hanya menjabarkan proses strategi

kampanye yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tetapi

menjabarkan pula proses strategi kampanye persuasi yang meliputi

Bagaimana menentukan sumber kampanye, menentukan pesan, penerima

kampanye, efek kampanye dan bagaimana saluran kampanye.

7.2 Kajian Pustaka

7.2.1 Tinjauan Tentang Strategi

Sebelum kita membahas tentang kampanye, pertama-tama

yang harus kita ketahui adalah konsep dari strategi, dan untuk

mendukung terbentuknya strategi kampanye maka kita harus

mengetahui konsep dari strategi, komunikasi, strategi komunikasi

dan proses komunikasi. karena dalam melakukan sebuah kampanye

perlu diperhatikan strategi komunikasi dan proses komunikasi.

Dalam melaksanakan suatu kegiatan, hal pertama yang selalu kita

lakukan adalah merancang sebuah strategi. Karena strategi

merupakan suatu perencanaan. Menyusun strategi untuk suatu

rencana adalah bagian tersulit dari proses perencanaan, jika strategi

12

Page 17: Proposal Nur

yang diterapkan tepat maka segalanya akan berjalan dengan lancar.

Dan sebaliknya jika strategi tidak disusun sebaik mungkin maka

hasilnya akan berantakan. Strategi sangat penting karena mampu

memberikan fokus terhadap usaha yang dilakukan, dan sangat

membantu dalam mendapatkan hasil serta melihat jauh kedepan.

Dari pernyataan diatas, maka Strategi dapat didefinisikan sebagai

suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

mencapai suatu tujuan (Effendy, 2000:301). Akan tetapi untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta

yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu

menunjukan bagaimana taktik oprasionalnya. J L Thompson

(1995) mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai

sebuah hasil akhir. Hasil akhir yang dimaksud adalah menyangkut

tujuan dan sasaran organisasi. (David, 2006:17) Dalam arti lain

strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi

penunutun, ide utama, dan pemikiran dibalik program taktis. Jadi

Strategi ditentukan oleh masalah yang muncul dari analisis kita

terhadap informasi yang tersedia. (Gregory, 2004:98) Lima

kegunaan strategi menurut Mintberg :

1. Sebuah rencana, yaitu suatu arah yang tindakan yang diinginkan secara sadar;

2. Sebuah cara, sebuah maneuver spesifik yang dimaksudkan untuk mengecoh lawan atau kompetitor;

3. Sebuah pola, dalam suatu rangkaian tindakan;4. Sebuah posisi, suatu cara menempatkan organisasi dalam

sebuah lingkungan.

13

Page 18: Proposal Nur

5. Sebuah prespektif, suatu cara yang terintegrasi dalam memandang dunia. (Oliver, 2001:2)

Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan

dalam menghadapi perubahan lingkungan. Strategi dapat

memberikan kesatuan arah bagi semua masyarakat. Apabila suatu

konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang diambil akan

bersifat subyektif atau berdasarkan institusi belaka dan

mengabaikan keputusan yang lain. Menurut Quinn dalam (Quinn

dan Mintzberg, 1991:5) definisi strategi adalah “a strategy is the

pattern or plan that integrates an organization’s major goal.

Policies, and action sequences into a cohesives whole”. Strategi

dapat diterjemahkan sebagai suatu pola atau perencanaan yang

menggabungkan tujuan organisasi, kebijakan-kebijakan, dan

rangkaian aksi yang terpadu. Selain itu menurut Quinn strategi

yang efektif meliputi tiga elemen penting, yaitu (Quinndan

Mintzbertg, 1991:8) “Effective formal strategies contain three

essential elements: (1) the most important goals (or objective) to

be achieved, (2) the most significant policies guiding or limiting

action, and (3) the major action sequences (or programs) that are

accomplish the defined goals within the limit set”. Tiga elemen

penting untuk merumuskan strategi yang efektif tersebut,dapat

diterjemahkan sebagai berikut :

1. Tujuan utama organisasi

14

Page 19: Proposal Nur

2. Berbagai kebijakan yang mendorong atau justru membatasi gerak organisasi

3. Rangkaian aktifitas kerja atau program yang mendorong terwujudnya tujuan organisasi yang telah ditentukan dalam berbagai keterbatasan.

Dari beberapa pengertian strategi yang telah di jelaskan

diatas, maka akan menghasilkan konsep strategi yang akan

digunakan dalam strategi kampanya program PPAUD dalam

mengkampanyekan program pendidikan dan pengembangan anak

usia dini dalam tiap kegiatan yang akan di selenggarakan demi

tercapainya seluruh tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.Agar

strategi yang disusun berhasil dan sukses, maka dalam kampanye

PPAUD perlu melakukan pengawasan kepada masyarakat.

Pengawasan lingkungan atau analisis situasi sangat penting

dilakukan sebelum menyusun dan melaksanakan berbagai strategi

komunikasi yang akan dijalankan. Analisis situasi terbagi dalam

dua aktivitas umum yaitu analisis internal dan eksternal. Analisis

internal dilakukan terhadap kekuatan (strength) dan kelemahan

(weakness) perusahaan. Pertimbangan keuangan dan masalah

sumber daya manusia adalah masalah yang sering muncul dalam

analisis internal. Apabila perusahaan memiliki cadangan keuangan

yang kuat serta tim ahli komunikasi yang berbakat maka untuk

mengembangkan program kreatif sangat besar. Lain halnya jika

perusahaan tersebut lemah dalam keuangan dan tim ahli.

Sedangkan analisis eksternal mengawasi faktor-faktor yang

15

Page 20: Proposal Nur

mempengaruhi efektivitas perusahaan dalam melaksanakan strategi

dan program yang telah ditetapkan. Hal itu meliputi aktivitas

kompetitor, perkembangan politik, ekonomi, sosial, budaya dan

keamanan. Faktor-faktor tersebut membagi dua kegiatan umum

analisis eksternal, yaitu peluang (opportunity) dan ancaman

(threats). Aspek penting dari pengawasan lingkungan sering

disebutkan dengan singkatan analisis SWOT (Strength, Weakness,

Opportunity, Threats). (Terrence, 2003:44) Analisis terhadap

lingkungan internal dan ekternal memberikan informasi yang

diperlukan perusahaan atau organisasi untuk mengembangkan

maksud dan misi strateginya.

Selain konsep dari strategi, konsep dari komunikasi sangat

penting dibahas sebelum kita membahas kampanye. Karena

manusia sebagai mahluk sosial, tidak terlepas sebagai pelaku

komunikasi. Sebagai mahluk sosial manusia tidak dapat hidup

sendiri, tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Untuk

mengaktualisasikan kebutuhanya manuasia memerlukan cara.

Dengan berkomunikasi manusia akan dapat menyatu dalam

kehidupan sosialnya. Hakikat dari komunikasi adalah proses

pernyataan antara manusia baik menggunakan bahasa verbal dan

non verbal. Pikiran dan perasaan itu disampaikan oleh komunikator

kepada komunikan selalu bersatu padu. Oleh karena itu dalam

komunikasi selalu ada tujuan untuk menjadi satu atau menyamakan

16

Page 21: Proposal Nur

pendapat dan informasi.Komunikasi Secara etimologis atau

menurut asal katanya, berasal dari bahasa latin, communicatio,

yang bersumber pada kata communis yang artinya adalah sama,

yaitu sama makna mengenai suatu hal. Dan secara terminologis

komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain. Dan pastinya akan melibatkan

sejumlah orang, dimana seseorang akan menyatakan sesuatu

kepada orang lain. Sedangkan secara paradigmatic komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap,

pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak

langsung melalui media. (Effendy, 1992:5) Sedangkan menurut

William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty dalam Business

Communications: Principles and Methods, komunikasi adalah

suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu

sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-

sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Pengertian komunikasi ini

paling tidak melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan

cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang

seperti melalui lisan, tulisan maupun sinyal-sinyal non verbal.

(Purwanto, 2003:3) Benard Berelson dan Garry A, Stainer dalam

(Ruslan, 1997:15) mendefinisikan komunikasi sebagai proses

penyampaian informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan

17

Page 22: Proposal Nur

sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata.

Gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Salah satu tujuan manusia

berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi, mengajak dan

membujuk orang lain atau suatu kelompok. Menurut Aristoteles

(dalam berlo, 1996), menyebutkan “the study of communication as

the search for all available of pertuation” yaitu mempelajari

komunikasi berarti mempelajari segala sesuatu tentang alat untuk

membujuk. Jadi segala sesuatu yang bersifat membujuk termasuk

dalam ruang lingkup komunikasi. Ruang lingkup komunikasi

menurut Aristotle tersebut antara lain

a. Informatif yaitu memberikan informasi (knowledge)b. Persuasif yaitu membujuk yang erat kaitanya dengan emosic. Entertainment yaitu sekedar petunjuk atau hiburan. (Levis,

1996:6)

Dari konsep strategi dan konsep komunikasi diatas, maka

strategi komunikasi dapat diartikan sebagai paduan perencanaan

komunikasi (communication planning) dengan manajemen

komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan.

Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi

harus dapat menunjukan bagaimana oprasionalnya secara taktis

harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach)

bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi.

Strategi komunikasi juga mempunyai fungsi penting, baik secara

makro (planned multi-media strategy) maupun secara mikro

(single communication medium strategy). Fungsi tersebut antara

18

Page 23: Proposal Nur

lain untuk menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat

informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada

sasaran untuk memperoleh hasil optimal. Dan fungsi yang kedua

adalah sebagai jembatan “cultural gap”. Adanya cultural gap

karena kemudahan diperolehnya dan kemudahan

dioperasionalkanya media massa yang begitu ampuh, yang jika

dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya. Komunikasi secara

efektif dan strategis pada prinsipnya adalah

a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)b. Mengubah opini (to change the opinion)c. Mengubah perilaku (to change behavior)d. Mengubah masyarakat (to change the society) (Effendy,

1994:32)

Peristiwa dalam proses komunikasi melibatkan

komunikator dengan segala kemampuanya (communication skill)

untuk mempengaruhi komunikan dengan dukungan berbagai aspek

teknis dan praktis oprasional dalam bentuk taktik dan strategi

untuk mencapai tujuan tertentu. (Ruslan, 1997:29) Agar suatu

strategi komunikasi dapat berjalan dengan baik maka Penyusunan

strategi komunikasi sangat diperlukan. Antara lain:

a. Mengenali sasaran komunikasi

Sebelum melancarkan komunikasi, kita perlu mempelajari

siapa saja yang akan menjadi sasaran komunikasi. Hal tersebut

sangat tergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan

tersebut agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan

19

Page 24: Proposal Nur

metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan

tertentu (metode persuasif atau instruktif). Tetapi apapun

tujuanya, metodenya, dan banyaknya sasaran perlu

diperhatikan fakfor-faktor sebagai berikut :

a) Faktor kerangka referensi, pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka reference (frame of reference).

b) Faktor situasi dan kondisi, yang dimaksud situasi disini adalah situasi komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi yang dapat menghambat jalanya komunikasi dapat diduga sebelumnya. Dapat juga datang pada saat komunikasi dijalankan.

b. Pemilihan Media KomunikasiMedia komunikasi banyak jumlahnya, mulai dari yang tradisional sampai yang modern. Untuk dapat mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan.

c. Pengkajian tujuan pesanPesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu yang menentukan tekhnik yang harus diambil, baik itu teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik intruksi.

d. Peranan komunikator dan komunikasiFaktor penting pada diri komunikator ketika melakukan komunikasi adalah daya tarik sumber (source attractiveness) dan kredibilitas sumber (source credibility).a) Daya tarik sumber

Seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik jika pihak komunikator ikut serta denganya. Maksudnya komunikan merasa ada kesamaan antara komunikator dengan komunikan, bersedia taat pada isi pesan yang dilancarkan oleh komunikator.

b) Kredibilitas sumberKepercayaan komunikan pada komunikator. Yang bersangkutan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki oleh komunikator. (Ruslan 1997:32) Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi komunikasi merupakan cara yang digunakan seseorang/perusahaan untuk mencapai tujuan. Selain untuk

20

Page 25: Proposal Nur

mencapai tujuan, strategi komunikasi merupakan suatu perencanaan komunikasi untuk mengarahkan jalanya kegiatan komunikasi sehingga kegiatan komunikasi dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Menurut Laswell cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What in Which Channel to whom With What Effect?” yaitu siapa mengatakan apa dengan saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana?. Dengan definisi yang diungkapkan oleh Lasswell tersebut, unsur-unsur komunikasi yang dimaksudkan adalah (Mulyana, 2004:62)

a. Sumber (Source)Pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara.

b. PesanApa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal/nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan, atau maksud sumber tadi. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

c. Saluran atau mediaAlat atau wahana yang digunakan untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.

d. Penerima (receiver) atau sasaran tujuanOrang yang menerima pesan dari sumber berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal/non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami.

e. EfekApa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Selain strategi komunikasi, dalam melakukan kampanye juga harus ada proses komunikasi. Karena pada hakikatnya kampanye adalah membujuk, dan dalam membujuk komunikan, komunikator memerlukan komunikasi, karena pada dasarnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Proses komunikasi dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan setiap unsur yang terlibat dalam suatu komunikasi dan bagaimana interaksi antara unsur unsur tersebut. (Levis, 1996:6) Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yaitu secara primer dan skunder.

21

Page 26: Proposal Nur

a. Proses komunikasi secara Primer (primary Process), adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluranya. Lambang itu umumnya adalah bahasa, tetapi dalam situasi-situasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial (gesture), yakni gerak anggota tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya.

b. Proses komunikasi secara skunder, proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. (Effendy, 1994:11)

7.2.2 Tinjauan tentang Kampanye

Menurut “Rogers dan Storey (1987) Venus (2004 : 7)

mendefinisikan kampanye sebagai ”serangkaian tindakan komunikasi yang

terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar

khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu

tertentu”.Menurut Pfau dan Parrot (1993) dalam Venus (2004 : 8)

kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap, dan

berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan

tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah diterapkan. Selanjutnya

Leslie B. Snider (Gudykunst & Modi, 2002) dalam Venus (2004 : 8)

menyatakan bahwa kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi

yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode

waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Masih dalam buku Venus

(2004 : 8) menurut Rajasundaram (1987) kampanye dapat diartikan

sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara

terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk

mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya.

22

Page 27: Proposal Nur

7.2.3 Jenis-jenis Kampanye

Dalam bukunya ”Persuasion; Reception and Responsibility”

Charles U. Larson (1992) membagi kampanye dalam tiga kategori, yaitu :

product-oriented campaigns, candidate-oriented campaigns, ideologically

or cause oriented campaigns ( Venus, 2004 : 11). Penelitian kampanye

program PPAD ini termasuk jenis kategori ideologically or cause oriented

campaigns yaitu jenis kampanye yang beorientasi pada tujuan-tujuan yang

bersifat khusus dan seringkali berdimensi perubahan sosial. Kotler

kemudian menyebut kampanye jenis ini sebagai sosial change campaigns,

yaitu kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial

melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait.

Product-oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada

produk atau biasa disebut sebagai commercial campaign atau corporate

campaign. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan

finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan

melipatgandakan penjualan sehingga diperoleh keuntungan yang

diharapkan. Candidate-oriented campaigns atau kampanye yang

berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi untuk meraih kekuasaan

politik. Karena itu kampanye ini disebut juga sebagai political campaigns

(kampanye politik). Ideologically or cause oriented campaign adalah jenis

kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan

seringkali berdimensi perubahan sosial. Kotler kemudian menyebut

kampanye jenis ini sebagai sosial change campaigns, yaitu kampanye

23

Page 28: Proposal Nur

yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui

perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait (Venus, 2004 : 11).

Kampanye pada hakikatnya adalah tindakan komunikasi yang

bersifat goal oriented. Pada kegiatan kampanye selalu ada tujuan yang

hendak dicapai. Pencapaian tujuan tersebut tentu saja tidak dapat

dilakukan melalui tindakan yang sekenanya, melainkan harus didasari

pengorganisasian tindakan secara sistematis dan strategis. Johnson-Cartee

dan Coeland, menyebut kampanye sebagai an organized behavior, harus

direncanakan dan diterapkan secara sistematis dan berhati-hati. (Venus,

2007:26). Dalam hal ini berarti kegiatan kampanye membutuhkan

sentuhan manajemen yakni kemampuan untuk merancang, melaksanakan,

mengendalikan, dan mengevaluasi suatu program secara rasional, realistis,

efisien dan efektif. Kampanye dapat digambarkan seperti sebuah

perjalanan, yang dimulai dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain.

Untuk mencapai titik tujuan maka seseorang harus bergerak kearah yang

tepat. Untuk bergerak kearah yang tepat seseorang memerlukan peta yang

dapat memandu sampai tujuan. Menurut Sweeney, perencanaan adalah

peta dalam perjalanan kampanye. Fungsi perencanaan dalam kampanye

adalah menciptakan keteraturan dan kejelasan arah tindakan. (Venus,

2007:143)

Sebelum melakukan kampanye hal pertama yang dilakukan adalah

membuat suatu perencanaan. Perencanaan tersebut disusun berdasarkan

lima pertanyaan sederhana, apa yang ingin dicapai? Siapa yang akan

24

Page 29: Proposal Nur

menjadi sasaran? Pesan apa yang akan disampaikan? Bagaimana

menyampaikanya? Bagaimana mengevaluasinya?

Tahap-tahap dari perencanaan tersebut antara lain:

a. Analisis Masalah

Titik tolak untuk merancang suatu perubahan lewat kampanye adalah

dengan membuat suatu perencanaan. Langkah awal dari perencanaan

adalah melakukan analisis masalah. Penyusunan tujuan dalam sebuah

perencanaan pasti ada tujuan yang ingin dicapai, tujuan tersebut di

antaranya adalah menyampaikan sebuah pemahaman baru,

memperbaiki kesalah pahaman, menciptakan kesadaran,

mengembangkan pengetahuan tertentu, menghilangkan prasangka,

menganjurkan sebuah kepercayaan, mengonfirmasi persepsi, serta

mengajak khalayak untuk melakukan tindakan tertentu.

b. Penyusunan Tujuan

Tujuan dari sebuah kampanye harus disusun dan dituangkan dalam

bentuk tertulis dan bersifat realistis. Terdapat berbagai macam tujuan

yang bisa dicapai dengan menggunakan program kampanye,

diantaranya adalah menyampaikan sebuah kesepahaman baru,

memperbaiki kesalahpahaman, menciptakan kesadaran,

mengembangkan pengetahuan tertentu, menghilangkan prasangka,

menganjurkan sebuah kepercayaan, mengonfirmasi persepsi, serta

mengajak khalayak untuk melakukan tindakan tertentu.

25

Page 30: Proposal Nur

c. Identifikasi dan Segmentasi Sasaran

Untuk mempermudah proses identifikasi dan segmentasi sasaran perlu

dilakukan pelapisan sasaran, yaitu sasaran utama, sasaran lapis satu,

sasaran lapis dua, dan seterusnya sesuai tujuan. Sasaran utama adalah

sasaran yang akan “dibidik” sasaran paling potensial, yang dalam

istilah lain disebut ultimate targets.

d. Menentukan pesan

Perencanaan pesan adalah hal penting yang harus dilakukan dalam

perencanaan kampanye. Pesan kampanye merupakan sarana yang akan

membawa sasaran mengikuti apa yang diinginkan dari program

kampanye, yang akhirnya akan sampai pada pencapaian tujuan

kampanye. Agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan

maka pesan harus disusun berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.

e. Strategi dan Taktik

Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan

dalam kampanye, atau dapat diartikan sebagai pendekatan yang

diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini,

yang dibuat berdasarkan analisis masalah dan tujuan yang telah

diterapkan. Sedangkan taktik sangat bergantung pada tujuan dan

sasaran yang akan dibidik program kampanye. Semakin kompleks

tujuan dan sasaran bidik maka taktik yang digunakan harus semakin

kreatif dan variatif.

26

Page 31: Proposal Nur

f. Alokasi Waktu dan Sumber Daya

Kampanye selalu dilaksanakan dalam rentang waktu tertentu. Dan

sumber daya pendukung kampanye terbagi menjadi tiga yaitu sumber

daya manusia, dana oprasional dan peralatan. Ketiga-tiganya

merupakan penyokong agar kampanye dapat terlaksana tepat pada

waktunya.

g. Evaluasi dan Tinjauan

Evaluasi berperan penting untuk mengetahui sejauh mana pencapaian

yang dihasilkan kampanye. Untuk kampanye yang berkelanjutan

evaluasi merupakan bagian yang terus menerus berjalan seiring

dengan kegiatan kampanye tersebut.

h. Menyajikan Rencana Kampanye

Semua perencanaan kampanye yang telah dibuat tentunya akan

dipresentasikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Oleh

karena itu semua harus dituangkan dalam format yang baik, agar pihak

–pihak yang berkepentingan dengan kampanye dapat melihat dan

memahami rencana kampanye dengan mudah. (Venus, 2007:145).

Beberapa alasan mengapa sebuah perencanaan harus dilakukan dalam

sebuah kampanye (Gregory, 2000; Simmon, 1990 dalam Venus,

2007 :144), yaitu:

1. Menfokuskan usaha Perencanaan membuat tim kampanye dapat mengidentifikasi dan menyusun tujuan yang akan dicapai dengan benar hingga akhirnya pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, karena berkonsentrasi pada prioritas dan alur kerja yang jelas.

27

Page 32: Proposal Nur

2. Mengembangkan sudut pandang berjangka waktu panjang Perencanaan membuat tim kampanye melihat semua komponen secara menyeluruh. Hal ini akan membuat tim kampanye tidak berpikir mengenai efek kampanye dalam jangka waktu yang pendek tetapi juga efek ke masa depan, hingga mendorong dihasilkanya program yang terstruktur dalam menghadapi kebutuhan masa depan.

3. Meminimalisasi kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan menghasilkan alur serta tahapan kerja yang jelas, terstuktur dan spesifik serta lengkap dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila ada kegagalan bisa langsung diambil alternatif penyelesaian

4. Mengurangi konflik Konflik kepentingan dan prioritas merupakan hal yang sering terjadi dalam sebuah tim kerja. Perencanaan yang matang akan mengurangi potensi munculnya konflik, karena sudah ada bentuk tertulis mengenai alur serta prioritas pekerjaan untuk tiap-tiap anggota tim.

5. Memperlancar kerja sama dengan pihak lain. Sebuah rencana yang matang akan memunculkan rasa percaya para pendukung potensial serta media yang akan digunakan sebagai saluran kampanye, hingga pada akhirnya akan terjalin kerjasama yang baik dan lancar. Kampanye tidak akan berjalan dengan baik apabila perencanaan yang dilakukan tidak jelas. Kampanye akan berjalan dengan baik apabila perencanaan dibuat dengan matang dan dituangkan secara tertulis atau terdokumentasikan dengan jelas. Dalam buku Manajemen kampanye (Venus, 2007:29) Pfau dan Parrot menjelaskan bahwa Campaigns are inherently persuasive communication activities, yang dapat diterjemahkan sebagai berikut “persuasi secara inheren terkandung dalam kampanye”, yang menyatakan intinya adalah bahwa setiap tindakan kampanye pada prinsipnya adalah tindakan persuasi.

Dalam buku yang sama Venus (2007:30) mengutip Johnston yang

menyatakan bahwa “persuasi adalah proses transaksional diantara dua

orang atau lebih dimana terjadi upaya merekontruksi realitas melalui

pertukaran makna simbolis yang kemudian menghasilkan perubahan

kepercayaan, sikap dan atau perilaku secara sukarela”. Dari definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa persuasi pada prinsipnya adalah setiap

tindakan komunikasi yang ditujukan untuk mengubah atau memperteguh

28

Page 33: Proposal Nur

sikap, kepercayaan dan perilaku khalayak secara sukarela sehingga sesuai

dengan apa yang diharapkan komunikator.

Pada kenyataannya setiap tindakan persuasi selalu ditandai oleh

empat hal:

1. Melibatkan sekurang-kurangnya dua pihak,

2. Adanya tindakan mempengaruhi secara sengaja,

3. Terjadinya pertukaran pesan persuasif,

4. Adanya kesukarelaan dalam menerima atau menolak gagasan yang

ditawarkan.

Disebutkan oleh Michael Pfau & Roxanne Parrot dalam bukunya

Persuasive Communication Campaign (Allyn dan Bacon, 1993 dalam

Ruslan 1997 : 26) yang menjelaskan bahwa ”Campaign are inherently

persuasive communication activities”, dan artinya dengan demikian

aktivitas kamapanye selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif

(komunisuasif). Terdapat empat aspek komunisuasif dalam kegiatan

kampanye, diantaranya adalah :

1. Kampenye secara sistematis berupaya menciptakan ”ruang” tertentu

dalam benak pikiran khalayak mengenai tanggapan produk, kandidat

dan suatu ide atau gagasan program tertentu bagi kepentingan khalayak

sasarannya.

2. Kampanye berlangsung melalui berbagai tahapan yaitu dimulai dari

menarik perhatian, tema kampanye digencarkan, memotivasi dan

29

Page 34: Proposal Nur

mendorong untuk bertindak, serta partisipasi khalayak sasaran

melakukan tindakan yang nyata.

3. Kampanye harus mampu mendramatisasikan tema pesan atau gagasan-

gagasan yang diekspos secara terbuka dan mendorong partisipasi

khalayak sasaran untuk terlibat baik secara simbolis maupun praktis

untuk mencapai tujuan dari tema kampanye tersebut.

4. Keberhasilan atau tidaknya suatu pelaksanaan kampanye tersebut

melalui kerjasama dengan pihak media massa untuk menggugah

perhatian, kesadaran, dukungan dan mampu mengubah periloaku atau

tindakan nyata dari khalayaknya.

Untuk berhasilnya suatu persuasi dalam berkampanye, diperlukan tekhnik

kampanye yang lazim dipergunakan yaitu:

1. Partisipasi (Participasing)

Teknik yang mengikutsertakan (partisipasi) atau peran serta

komunikasi atau audiensi yang memancing minat atau perhatian yang

sama kedalam suatu kegiatan kampanye dengan tujuan untuk

menumbuhkan saling pengertian, menghargai, kerjasama, dan

toleransi.

2. Asosiasi (association)

Menyajikan isi kampanye yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau

obyek yang tengah ramai atau sedang “in” dibicarakan agar

memancing perhatian masyarakat.

30

Page 35: Proposal Nur

3. Teknik integratif (integrative)

Bagaimana untuk menyatukan diri (komunikator) kepada khalayaknya

secara komunikatif dengan mengucapkan kata-kata: “kita, kami, anda

atau untuk anda, dan sebagainya yang mengandung makna bahwa

yang disampaikan pihak komunikator bukan untuk kepentingan

dirinya atau perusahaanya, ataubukan untuk mengambil keuntungan

sepihak, tetapi mengambil manfaat secara bersama, demi untuk

kepentingan bersama.

4. Teknik ganjaran (pay off technique)

Bermaksud untuk mempengaruhi komunikan dengan suatu ganjaran

(pay off)atau menjanjikan sesuatu dengan iming-iming hadiah. Hadiah

tersebut bisa berupa benefit (manfaat), kegunaan, dan bisa juga berupa

ancaman, kekhawatiran dan suatu yang menakutkan.

5. Teknik penataan patung es (icing technique)

Upaya dalam menyampaikan pesan kampanye sedemikian rupa

sehingga enak dilihat, didengar, dibaca, dirasakan.

6. Memperoleh empati (empathy)

Ikut merasakan dan peduli terhadap situasi dan kondisi yang sedang

dialami pihak komunikan.

7. Teknik koersi atau paksaan (coercion technique)

Lebih menekankan paksaan yang dapat menimbulkan rasa takut dan

khawatir bagi komunikan. (Ruslan, 1997:74)

31

Page 36: Proposal Nur

Dalam melakukan kampanye diperlukan saluran kampanye, karena

saluran kampanye merupakan perantara yang memungkinkan pesan

sampai kepada penerima. Klingemann dan Rommele memberikan arti

saluran kampanye sebagai segala bentuk media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan kepada khalayak. Bentuknya dapat berupa kertas

yang digunakan untuk menulis pesan, telepon, internet, radio, televisi, dan

lain-lain. Media massa cenderung ditempatkan sebagai saluran komunikasi

utama karena mampu meraih khalayak dalam jumlah yang besar secara

serentak. Selain itu media juga memiliki kemampuan untuk mempersuasi

(mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku) khalayak.

Sesuai dengan kemampuan media massa dalam mempengaruhi

sikap, pendapat, dan perilaku khalayak klapper membedakan enam jenis

perubahan yang mungkin terjadi akibat penggunaan media massa, antara

lain:

1. Menyebabkan perubahan yang diinginkan (konversi) 2. Menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan 3. Menyebabkan perubahan kecil (baik dalam bentuk maupun intensitas) 4. Memperlancar perubahan (diinginkan atau tidak) 5. Memperkuat apa yang ada (tidak ada perubahan), dan 6. Mencegah perubahan (Venus, 2007:84)

Dalam menggunakan media massa dalam berkampanye ada dua

strategi yang digunakan oleh komunikator, pertama adalah strategi

kampanye satu arah (uni-directional campaign), tindakan mempengaruhi

khalayak dilakukan secara tidak langsung. Pesan-pesan kampanye yang

disampaikan mengalir secara linier dari sumber kepada penerima melalui

32

Page 37: Proposal Nur

media massa. Tidak ada dialog yang terjadi antara pelaku dan penerima.

Dalam hal ini pelaku kampanye sepenuhnya menggunakan media massa

sebagai penyampai pesan. Strategi kampanye ini biasa juga disebut media

oriented campaign. Pada kampanye jenis ini sebagian besar anggaran

dihabiskan untuk menyewa ruang media massa.

Strategi yang kedua adalah strategi kampanye yang bersifat dua

arah (bi- directional campaign). Penyelenggara kampanye dalam konteks

ini menyadari keterbatasan media massa dalam mempengaruhi khalayak

sasaran. Oleh karena itu pemanfaatan saluran komunikasi kelompok atau

antar pribadi sangat dipentingkan untuk mengoptimalkan pesan-pesan

yang disampaikan lewat media massa. Kampanye dua arah ini sering

disebut audience oriented campaign karena menekankan pentingnya

interaksi dan dialog dengan khalayak sasaran. Kampanye jenis ini sangat

menekankan pentingnya pemanfaatan pemuka pendapat yang lewat

jaringan komunikasinya diasumsikan mampu menyebarkan pesan-pesan

kampanye hingga tahap penerimaan pada khalayak sasaran.

7.3 Kerangka Teoritis

Model Komponensial Kampanye

Model ini mengambil komponen-komponen pokok yang terdapat

dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye.

Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya meliputi: sumber kampanye,

saluran, pesan, penerima kampanye, efek dan um-pan balik. Unsur-unsur ini

33

Page 38: Proposal Nur

harus dipandang sebagai satu kesatuan yang mendeskripsikan dinamika

proses kampanye. Model tersebut digambarkan sbb:

Gambar 1.3Model Kampanye Komponensial

(Venus, 2007 : 13)

Model ini dapat dengan mudah diidentifikasi menggunakan

pendekatan transmisi (transmission approach) ketimbang interaction

approach. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa kampanye merupakan

kegiatan komunikasi yang direncanakan, bersifat purposif (bertujuan), dan

sedikit mernbuka peluang untuk saling bertukar informasi dengan khalayak

(interactive). Lebih dari itu kampanye merupakan kegiatan yang bersifat

persuasif dimana sumber /campaigner) secara aktif berupaya mempengaruhi

penerima (campaignee) yang berada dalam posisi pasif. Karena perbedaan

posisi ini maka proses bertukar peran selama kampanye berlang-sung

menjadi sangat terbatas.

Model kampanye dengan pendekatan transmisi yang searah ini, tidak

memandang pendekatan interaktif sebagai hal yang tidak penting. Pada

34

Page 39: Proposal Nur

beberapa setting kampanye yang menggunakan saluran personal,

pendekatan interaktif dianggap lebih efektif dan realistis. Pada situasi yang

demikian maka perlu dikonstruksi model kampanye yang sesuai.

Dalam model kampanye diatas digambarkan bahwa sumber

(campaign makers) memiliki peran yang dominan. la secara aktif

mengonstruksi pesan yang ditujukan untuk menciptakan peru-bahan pada

diri khalayak (campaign receivers). Pesan-pesan tersebut disampaikan

melalui berbagai saluran komunikasi seperti media massa, media tradisional

atau saluran personal. Ketika pesan-pesan diterima khalayak diharapkan

muncul efek perubahan pada diri mereka. Terjadi atau tidaknya efek

perubahan tersebut dapat diidentifikasi dari umpan balik yang diterima

sumber. Umpan balik untuk mengukur efektivitas kampanye dapat muncul

dari pesan itu sendiri, saluran yang digunakan atau respons penerima.

Akhirnya dapat dikatakan bahwa keseluruhan proses kampanye tidak

terlepas dari gangguan (noise). Sumber dapat mengidentifikasi potensi

gangguan tersebut pada semua komponen kampanye yang ada.

7.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian studi deskriptif kualitatif mengenai Kampanye Program

PPAUD dilakukan dengan penyelidikan secara intensif di lokasi penelitian

yaitu di desa cupunagara, yang mana peneliti terlibat secara langsung dan

aktif didalamnya. Program PPAUD sendiri merupakan program

penyempurnaan dari program sebelumnya, yang telah memberikan pelajaran

35

Page 40: Proposal Nur

penting tentang program-program berbasis masyarakat berupa kerjasama

antara pemerintah Indonesia dengan lembaga donor seperti Bank Dunia.

Pelajaran yang diperoleh adalah bagaimana suatu program dapat

berkesinambungan dan diterima masyarakat sebagai milik mereka sendiri

(ownership). Paud Bina Karya adalah salah satu Paud yang di bentuk dari

beberapa desa yang mendapat bantuan Block Grant di Kabupaten Subang.

Oleh karena itu, Program PPAUD ini memilih pendekatan Community-

Driven Development (CDD) sebagai pendekatan program yang

mengedepankan proses pelayanan pendidikan anak secara menyeluruh

( Holistik Integratif ) berdasarkan kepada potensi yang tumbuh dalam

masyarakat sendiri yang ditunjang dengan bantuan kepada masyarakat. yang

dalam programnya menekankan pada pengelolaannya berbasis

pemberdayaan masyarakat. Kampanye merupakan proses penting yang

menunjang keberhasilan suatu program yang bergulir di masyarakat,

menyadari akan pentingnya kampanye dalam program PPAUD, maka

merasa perlu untuk mensosialisasikan program ini kepada masyarakat desa

cupunagara. Adapaun sosialisasi lakukan dengan cara membagikan pamflet,

spanduk, Pengumuman di mesjid atau di pengajian majelis ta’lim atau pada

saat musyawarah desa dan pada saat posyandu. Kampanye ini dilakukan

oleh pengelola lembaga PPAUD bina karya yang pembentukannya

berdasarkan musyawarah desa.

Penelitian mengenai Kampanye Program PPAUD menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif . Seperti yang kita ketahui dalam penelitian

36

Page 41: Proposal Nur

kualitatif peneliti membebaskan diri dari konstruksi teori , namun teori yang

dianggap relevan dijelaskan sebagai suatu arahan, yang akan membantu

mengarahkan fenomena yang terjadi. Teori tidak mengintervensi fenomena

yang terjadi di lapangan. Penelitian yang dilakukan secara intensif selama

masa program di tahun 2012 menggunakan sejumlah teori yang menurut

pertimbangan peneliti relevan dengan konteks dan fokus penelitian

kampanye ini.

37

Page 42: Proposal Nur

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kampanye Program PPAUD 2012

GAMBAR 4

Sumber : Olahan Peneliti

38

Program pemerintah : Pemerataan Layanan

Layanan Holistik :1. Pendidikan2. Kesehtan dan Gizi3. Pendidikan Orang

Dewasa

Program PPAUD Cupunagara Kab. Subang

Strategi Kampanye Program PPAUD melalui Sosialisasi PAUD dan Penyadaran Masyarakat dengan Pelatihan :

Sumber Kampanye Pesan Penerima Kampanye Efek Saluran

Model Kampanye Komponensial

Strategi Komunikasi Persuasif

Page 43: Proposal Nur

8. Metode Penelitian

Penulis dalam melakukan penelitian yang dilakukan di desa

cupunagara Kabupaten Subang ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif. Bogdan dan Taylor (1975 : 5) dalam buku metodologi penelitian

kualitatif (Moleong, 2010 : 4) mendefinisikan metode kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik

(utuh).

Dalam buku penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Denzin

dan Lincoln (Moleong, 2010 : 5) penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami

sikap, pandangan, perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kualitatif

deskriptif, karena tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

menyeluruh secara detail dan pemahaman tentang bagaimana

peristiwa/kejadian proses kegiatan strtegi kampanye program PPAUD yang

dilakukan di Desa Cupunagara Kabupaten Subang.

8.1. Sumber Data

Dalam proses penelitian ini seorang informan dibutuhkan sebagai

“sumber informasi” dalam rangka mengumpulkan dan memperoleh data dan

fakta. Kuswarno, Engkus (2008) menyatakan bahwa seorang informan

39

Page 44: Proposal Nur

adalah seorang “pembicara asli” yang berbicara dengan menggunakan kata-

kata, frase dan kalimat dalam bahasa atau dialeknya sebagai imitasi dan

sumber informasi. Peneliti memilih informan sebagai sumber utama dalam

memperoleh dan mengumpulkan informasi, data serta fakta yang terjadi

dalam kegiatan program PPAUD.

Dalam penelitian Strategi Kampanye Program PPAUD yang

dilakukan, yang menjadi sumber data (informan) adalah Ketua Pengelola

Kegiatan sebagai pelaksana langsung Kampanye Program PPAUD 2012,

pengelola program yang langsung mengelola kampanye/

mengkomunikasikan Kampanye Program PPAUD di Desa Cupunagara.

Selain itu, yang menjadi informan adalah para tenaga pendidik dan Tokoh

masyarakat yang terpilih sebagai Tim Pemantau Program PPAUD.

8.2. Teknik Pengumpulan Data

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa penelitian kualitatif

mempunyai karakteristik yang salah satunya adalah keterlibatan peneliti

sebagai intrument utama penelitian itu sendiri dan peneliti terlibat dekat

dengan orang-orang yang diteliti. Selain itu penelitian kualitatif memiliki

sumber informan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian (purposeful).

Melalui pertimbangan tersebut maka teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi

(observation method), metoda wawancara mendalam (depth interview

method), serta studi dokumentasi (documentation method)

40

Page 45: Proposal Nur

1. Metode observasi (observation method)

Dalam buku Penelitian Kualitatif (Mulyana, 2006 : 163)

mengutip pernyataan Denzin1 “pengamatan berperan-serta adalah

strategi lapangan yang secara simultan memeadukan analisis dokumen,

wawancara dengan responden dan informan, partisipasi dan observasi

langsung dan introspeksi”. Pada subjudul “Taktik Pengamatan Berperan

Serta” masih dalam buku Penelitian Kualitatif (Mulyana, 2006 : 176)

ditemukan pernyataan Denzin yang mengkategorikan pengamatan

berperan serta

“salah satu jenis pengamat adalah peserta sebagai pengamat (participant as observer), dengan membiarkan kehadirannya sebagai peneliti dan mencoba membentuk serangkaian hubungan dengan subjek sehingga mereka berfungsi sebagai responden dan informan; jenis lainnya adalah partisipan penuh (complete participant), yang niatnya untuk meneliti tidak diketahui ketika ia mengamati pihak yang ditelitinya; pengamat sebagai partisipan (observer as participant) yang lazimnya merepresentasikan situasi yang memungkinkan peneliti melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan responden; dan pengamat penuh (complete observer) yang tidak melibatkan interaksi sosial”.

Merujuk pada pernyataan diatas, dalam hal ini peneliti

mengkategorikan diri pengamat sebagai partisipan (observer as

participant). Posisi peneliti berada dalam situasi yang memungkinkan

peneliti untuk melakukan kunjungan atau wawancara dengan

responden. Peneliti terlibat aktif dan terjun ke lapangan secara langsung

dalam Kampanye Program program PPAUD 2012.

1

41

Page 46: Proposal Nur

2. Wawancara Mendalam (depth interview method)

Wawancara mendalam dilakukan peneliti terhadap Ketua

Pengelola kegiatan dan Tokoh masyarakat. Wawancara mendalam

memungkinkan peneliti untuk menyelidiki persepsi dan perspektif

informan. Mengutip Bingham dan Moore (1959) “percakapan dengan

suatu tujuan (conversation with a purpose)” untuk wawancara

kualitatif. Yaitu ketika peneliti dan informan menjadi “mitra

percakapan (conversational partners)”.

Dalam buku Metode-metode Riset Kualitatif (Christine Daymon

dan Immy Holloway, 2008 : 259) terdapat kutipan Lindolf (1995) yang

juga menyatakan istilah yang sama dengan Bingham dan More yaitu

conversation with a purpose. Wawancara lebih dari sekada percakapan.

Didalamnya selalu terdapat tujuan, dan biasanya wawancara memiliki

beberapa bentuk struktur. Tujuan dan derajat struktur dibentuk oleh

peneliti, yang mengorganisir wawancara sedemikian rupa untuk meliput

topik yang diinginkan peneliti sekaligus menggiring diskusi ke arah

yang diinginkan dengan mengajukan sebagian besar pertanyaan. Dalam

melakukan wawancara, peneliti tetap menggunakan pedoman

wawancara, agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Peneliti akan

memberikan pertanyaan yang sama ke setiap informan dengan tujuan

memperoleh pola dari kegiatan kampanye yang dilakukan.

42

Page 47: Proposal Nur

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini melakukan analisis dokumen kampanye

yang dilakukan oleh Ketua pengelola kegiatan. Dokumen berupa

brosur, poster, serta berbagai macam dokumen kampanye lainnya yang

dibuat Ketua Pengelola kegiatan ketika melakukan kampanye di

lingkungannya Desa Cupunagara. Schaztman dan Strauss (dalam

Mulyana, 2006 : 195) menyatakan bahwa dokumen historis merupakan

bahan yang sangat penting dalam sebuah penelitian kualitatif. Dokumen

merupakan bagian dari metode lapangan (field method), peneliti dapat

menelaah dokumen historis dan sumber-sumber data sekunder lainnya,

karena sebagian dokumen yang ditemukan di lapangan sering

menjelaskan sebagian dari aspek situasi yang sebenarnya terjadi. Dalam

hal ini materi kampanye yang dihasilkan Ketua Pengelola Kegiatan dan

Tokoh masyarakat akan bercerita banyak tentang berbagai aspek yang

terjadi ketika melakukan kampanye di lingkungannya.

Data penelitian yang telah ditemukan dan dikumpulkan serta

akan dianalisis dalam penelitian ini adalah mengenai hal sebagai

berikut:

1) Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan Kampanye Program

PPAUD. Menggali informasi bagaimana proses komunikasi terjadi

dan tahapan-tahapan komunikasi dalam kegiatan Kampanye

Program PPAUD di Desa Cupunagara. Data ini digolongkan dalam

data primer.

43

Page 48: Proposal Nur

2) Proses komunikasi yang terjadi dalam kegiatan Kampanye Program

PPAUD yang dilakukan Ketua pengelola Program PPAUD . Data

ini digolongkan dalam data primer.

3) Aspek-aspek komunikasi dalam kegiata Kampanye Program

PPAUD yang dilakukan Tokoh Masyarakat di setiap Dusun.

Menggali dan membahas setiap aspek komunikasi yang terjadi

dalam kegiatan/peristiwa Kampanye Pogram PPAUD. Data ini

golongkan data primer dan data sekunder.

4) Merancang model Strategi kampanye Program PPAUD yang

dilakukan oleh Ketua Pengelola Kegiatan dan Tokoh Masyarakat di

setiap dusun. Data ini digolongkan kepada data primer dan data

sekunder.

8.3. Analisis Data

Didalam penelitian kualitatif, peneliti memperoleh data dari berbagai

sumber dan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi) dan dilakukan secara terus menerus sampai data peneliti

“jenuh”

(Sugiyono, 2008 : 243)

Christine Daymon dan Immy Holloway (2008 : 367) menyatakan

bahwa pada sebagian besar penelitian kualitatif, analisis data tidak

dilakukan dalam satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data

kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung secara terus –

44

Page 49: Proposal Nur

menerus, bersamaan dengan proses pengumpulan data. Beberapa teknik

analisis data kualitatif, meliputi :

Pendekatan umum analisis data kualitatif, yaitu induktif pada awalnya, kemudian deduktif.

Menyusun data sebelum menganalisisnya Melakukan koding (coding) dan kategorisasi (categorizing) terhadap

bukti Menemukan pola dan proposisi kerja Menafsirkan data Mengevaluasi penafsiran, dan menunjukkan validitas serta

reliabilitasnya. Beberapa isu analitis khsus, meliputi analisis berbagai sumber,

dokumen, catatan lapangan dan analisis sekunder Perangkat lunak analisis data

Dalam menganalisis data kualitatif, seperti yang dikutip Sugiyono (2008 :

244) Bogdan menyatakan bahwa

“analisis data adalah suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Proses analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data yang telah ditemukan, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang lain.”

Dalam penelitian ini, peneliti bertujuan untuk menemukan pola dan

model komunikasi sebagai tahapan dari proses Strategi kampanye yang

dilakukan Pogram PPAUD. Berdasarkan model yang ditemukan peneliti di

lapangan, peneliti kemudian mengkonstruksi model yang dianggap ideal

menurut peneliti yang mempunyai tujuan agar model tersebut dapat

dijadikan model standar untuk Strategi kampanye Program PPAUD

berikutnya. Dalam hal ini Spradley (1980) menyatakan

45

Page 50: Proposal Nur

“analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola” (Sugiyono, 2008 : 244).

Selanjutnya Bajari menyatakan bahwa hakekatnya dalam penelitian

kualitatif, mengolah data adalah memberi kategori, mensistematisir, dan

bahkan memproduksi makna oleh si “peneliti” atas apa yang menjadi pusat

perhatiannya. Dalam hal ini temuan data di lapangan oleh peneliti

dikategorikan, sistemarisir, dirangkai menjadi sebuah model kampanye.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat melakukan wawancara , peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis belum terasa memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel. Kemudian Miles and Huberman (1994) seperti

yang dikutip Sugiyono (2008 : 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara intensif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga data mencapai titik jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu data collection, data reduction, data display dan conclusion

drawing/ verification

46

Page 51: Proposal Nur

Gambar 1.4KOMPONEN ANALISIS DATA MODEL INTERAKTIF

Sumber: Miles, Mathew B., & Huberman. (1992:20)

8.4. Teknik Validitas Data

Salah satu tehnik yang sering digunakan dalam teknik validasi data

penelitian kualitatif adalah teknik triangulasi. Moleong (2000) dalam

Kuswarno (2008 : 65) menyatakan tehnik triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu dengan cara pengecekan data melalui sumber yang lain. Menurut

Creswell (1997 : 211) mengemukakan bahwa selain teknik triangulasi ada

satu teknik lain yaitu teknik “respondent validation”, yaitu teknik

47

DATA COLLECTION

DATA DISPLAY

CONCLUSION DRAWING AND

VERIFYING

DATA

REDUCTION

Page 52: Proposal Nur

memeriksa informan dan responden yang diminta bantuannya dalam

penelitian. Informan dan responden yang dipilih benar-benar mewakili

masyarakat yang diteliti, dan memiliki pengetahuan yang bisa

dipertanggungjawabkan mengenai objek penelitian. Penting juga untuk

mengecek informasi yang diberikan, apakah benar-benar murni atau telah

dicampur dengan motif-motif tertentu dari informan atau responden.

Penelitian ini menempuh beberapa prosedur yang disebutkan

Moleong (2000) dalam buku Etnografi Komunikasi (Kuswarno 2008 : 66)

ada beberapa teknik dalam melakukan pemeriksaan keabsahan hasil

penelitian ini, di antaranya adalah :

1. Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari, dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci

2. Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti

kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia.

Disisni jawaban di cross-check dengan dokumen yang ada.

3. Kecukupan referensi, yaitu mengumpulkan data selain data tertulis

selengkap-lengkapnya, seperti dengan rekaman suara video, suara, foto

dan dokumen yang langsung ditemukan dilapangan selama melakukan

penelitian.

48

Page 53: Proposal Nur

8.5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskripsi kualitatif

yaitu metode analisis data dengan menggunakan data-data kualitatif (data

yang berwujud keterangan). (Djarwanto PS, 1990:101). Teknik yang

digunakan dalam menganalisis data dengan menggunakan metode non

statistik yaitu analisis deskriptif. Artinya dari data yang diperoleh melalui

penelitian kemudian dilaporkan apa adanya, kemudian dianalisis secara

deskriptif untuk mendapat gambaran mengenai fakta yang ada (Prajarto,

2004:38). Data yang diperoleh, dibaca, diedit dan dianalisis kemudian

diperoleh suatu kesimpulan yang signifikan. Analisis data adalah proses

pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data (Moloeng 2001:103).

Metode analisis data yang dilakukan adalah pengelolaan data

kualitatif yang menjelaskan tentang eksistensi sebuah permasalahan dengan

menggambarkan secara sistematis terhadap seluruh elemen yang bersifat

kualitatif yang berkaitan dengan permasalahannya. Metode analisis data

yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 komponen seperti

metode yang dikemukakan oleh Miles dan Hubermans Matthew, (Miles,

Hubermans & Michael, 1992:20) :

1. Pengumpulan Data

49

Page 54: Proposal Nur

Pengumpulan data merupakan salah satu teknik penelitian yang

akan diperoleh dengan menggunakan beberapa teknik yang sesuai

dengan model interaktif, seperti wawancara, pengamatan langsung atau

observasi dan dokumentasi yang diperoleh dari penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penilaian dan pemusatan data yang

relevan dengan masalah penelitian. Dalam kegiatan reduksi data,

dilakukan seleksi data, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data

dari field-note (data lapangan). Proses ini berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan penelitian.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan menggambarkan fenomena

atau keadaan sesuai dengan data yang telah direduksi. Dalam penelitian

ini, kegiatan penyajian data dilakukan pengolahan data dan dituliskan

dalam bentuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang

mungkin ditarik kesimpulan.

4. Kesimpulan

Kesimpulan dilakukan dengan menyimpulkan permasalah

penelitian yang menjadi pokok penelitian. Dalam penelitian ini kegiatan

penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengulangan, pengujian,

penelusuran, dan pencocockan data (data cross check) dengan cara

menganalisa setiap peristiwa sehingga dihasilkan data yang mempunyai

validitas tinggi yang sesuai dengan masalah penelitian.

50

Page 55: Proposal Nur

Pada dasarnya penelitian ini berusaha untuk mencari gambaran

mengenai strategi kampanye program PPAUD yang dilaksanakan di

Kabupaten Subang khususnya mensosialisasikan program tersebut di desa

cupunagara. Fokus pembahasannya adalah bagaimana strategi Kampanye

program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini (PPAUD) di

Kabupaten Subang dalam mensosialisasikannya di desa cupunagara.

8.6. Lokasi penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis, berlokasi di PAUD Bina Karya

Desa Cupunagara Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.

8.7. Waktu penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2012 sampai dengan

selesai. Hal ini dapat terlihat dalam tabel di bawah ini :

51

Page 56: Proposal Nur

Tabel 2Waktu Penelitian

No. Kegiatan 2011/2012

Desember Januari Pebruari Maret April

Ket. Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 TAHAP PERSIAPAN

Pengajuan Judul

Penjajagan

Perijinan

Penyusunan

Proposal

Bimbingan

Sidang Proposal

Perbaikan

2 TAHAP PENELITIAN

Wawancara

3 TAHAP PENYUSUNAN

Pengolahan data

Analisis data

Penyusunan

4 TAHAP PENGUJIAN

Sidang Tesis

Perbaikan Sidang

52

Page 57: Proposal Nur

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung : Simbiosa Mekatama Media.

Cresswell, John W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design Choosing Among Five Traditions, Thousands Oaks California: Sage Publications.

Daymon, Holloway, 2008. Metode-metode Riset Kualitatif, Yogyakarta : Bentang.

Denzin, Norman K. The Research Act: A Theoritical Introduction to Sociological Methods. New York: McGraw-Hill,1978

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Professional Books.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Goffman, Erving.1959. The Presentation Of Self In Everyday Life, Newyork : Anchor Books.

Griffin, Emory A. 2003. A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill,

Health, Robert L ,2005.Encyclopedia of Public Relations karya , Thousand Oaks, CA : Sage

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : Kencana Predana Media Group.

Kuswarno, Engkus 2008. Etnografi Komunikasi. Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya, Bandung : Widya Padjadjaran

Melkote, Steeves. 2008. Communication for Development in The Third World, New Delhi : Sage Publications

Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy, 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : Remaja Rosda Karya.

53

Page 58: Proposal Nur

Mulyana, Deddy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosda Karya.

Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ruslan, Rosady. 2008. Kampanye Public Relations. Jakarta : Rajawali Pers.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Venus, Antar 2004. Manajemen Kampanye, Bandung: Simbiosa Mekatama Media.

Rujukan lain :

http://atwarbajari.wordpress.com/2012/09/ artikel berjudul Mengolah Data dalam Penelitian Kualitatif, diunduh pada 22 Nopember 2010, 15:47:26

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php diunduh pada 01 Oktober 2012, 19:25:36

http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, diunduh pada 01 Oktober 2012, 20:53:16

Rogers, Everett, M., “Diffussion of Innovation”, (Canada: The Free Press of Macmillan Publishing Co., 1983) melalui http://mada-wistama.blogspot.com/2012/11/difusi-inovasi.html, diunduh 26 Desember 2012, 15:21:29

http://publikasi.umy.ac.id/index.php/komunikasi/article/viewFile/1388/808, diunduh pada 10 Desember 2012, 23:33:35

54