proposal penelitian analisis faktor-faktor yang
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU
PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA WANITA USIA SUBUR
(WUS) DENGAN PENDEKATAN TEORI
HEALTH PROMOTION MODEL
Peneliti Utama : Maria Yasintha Goa, S.Kep., Ns., M.Kep
Anggota : Maria Paula Marla Nahak, S.Kep., Ns., MPH
KERJA SAMA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI/BADAN
RISET DAN INOVASI NASIONAL DENGAN UNIVERSITAS
CITRA BANGSA (UCB)
2020/2021
RINGKASAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular dan kronis yang dapat
terjadi sepanjang siklus kehidupan wanita (Wenger et al., 2018). Hipertensi pada wanita
usia subur (WUS) tidak langsung mengancam nyawa, namun peningkatan tekanan
darah dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan komplikasi berbagai penyakit.
Komplikasi hipertensi antara lain hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi diastolik, gagal
jantung, peningkatan kekakuan arteri, diabetes, gagal ginjal kronis, cardiovascular
disease (CVD), infark miokard, ensefalopati dan kejang pada kondisi hipertensi dalam
kehamilan (Benjamin, E. J., Blaha, M. J., Chiuve, S. E., Cushman, M., Das, S. R., Deo,
R, et al., 2017; Benjamin, E. J., Muntner, P., Alonso, A., Bittencourt, M. S., Callaway,
C. W., Carson, A. P, et al., 2019; Ibrahim and Damasceno, 2012).
Hampir 13% di seluruh dunia meninggal karena penyakit hipertensi dan
komplikasinya (WHO, 2013). Data World Health Organization (WHO) pada tahun
2015, sekitar 972 juta orang atau 26,4% yang menderita hipertensi, angka ini
kemungkinan akan terjadi peningkatan menjadi 29,2% di tahun 2025. Prevalensi
hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke atas di tahun 2013 sebanyak 25,8%
(Riskesdas, 2013) sedangkan pada tahun 2018 prevalensi hipertensi meningkat menjadi
34,1%. Hipertensi terkontrol sebesar 13,3% dan hipertensi yang tidak terkontrol sebesar
32,2 % (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2018, jumlah penderita
hipertensi pada usia ≥ 15 tahun, wanita sebanyak 38.951 orang (48,7%) sedangkan
pada pria sebanyak
41.043 orang (51,3%). Rata-rata wilayah kerja puskesmas di kota Kupang menunjukkan
bahwa jumlah penderita hipertensi pada wanita lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 15 orang WUS di kota Kupang didapatkan
bahwa mayoritas menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan untuk mencegah
hipertensi adalah mengurangi konsumsi garam, alkohol dan daging. Selain itu,
mayoritas WUS mengalami hambatan melakukan olahraga karena kesibukan.
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan
tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur (15-49 tahun) di kota Kupang.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 350 orang. Sampel dipilih menggunakan teknik
multistage sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Hypertension
Knowledge-Level Scale (HK-LS), Motivasi, Self-Rated Abilities for Health Practices Scale
(SRAHP), Barriers to Health Promotion Behaviour Scales
Kata kunci maksimal 5 kata
(BAS), Benefits to Health-Promoting Behaviour Scales (BES), Multidimensional Scale of Perceived
Social Support (MSPSS), Situational Influences Questionnaire (SIQ), dan Health-Promoting Lifestyle
Profile II (HPLP II). Data akan dianalisis menggunakan analisis bivariat (uji korelasi pearson) dan
multivariat (uji regression linear). Pertanyaan penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara
pengetahuan, motivasi, self efficacy, hambatan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan,
dukungan sosial dan pengaruh situasional terhadap perilaku pencegahan hipertensi. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pencegahan hipertensi pada
WUS.
Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah tersedianya modul perilaku pencegahan
hipertensi; tersedianya policy document yang berisi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan hipertensi pada WUS di kota Kupang dengan pendekatan
Health Promotion Model. Naskah ini akan diberikan kepada Dinas Kesehatan kota Kupang sehingga
dapat bermanfaat bagi bidang pengendalian penyakit tidak menular. Selain itu, hasil penelitian ini dapat
dipublikasikan pada jurnal nasional terindeks SINTA.
Hipertensi, Perilaku Pencegahan, Wanita usia subur
LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan perempuan menjadi isu global. Persoalan kesehatan perempuan terkait
kemampuan perempuan untuk mempertahankan kesehatannya dari berbagai penyakit (Afiyanti
Y, Pratiwi A, 2016). Hipertensi merupakan penyakit tidak menular dan kronis yang dapat terjadi
sepanjang siklus kehidupan wanita (Wenger et al. 2018). Hal ini memengaruhi semua fase
kehidupan wanita dengan berbagai faktor risiko.
Meskipun hipertensi pada wanita usia subur tidak langsung mengancam nyawa, namun
peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu lama mengakibatkan komplikasi berbagai
penyakit. Secara patofisiologis, komplikasi hipertensi yaitu hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi
diastolik, gagal jantung, peningkatan kekakuan arteri, diabetes, gagal ginjal kronis,
cardiovascular disease (CVD), infark miokard, ensefalopati dan kejang pada kondisi hipertensi
dalam kehamilan (Benjamin, E. J., Blaha, M. J., Chiuve, S. E., et al., 2017; Benjamin, E. J.,
Muntner, P., Alonso, A., et al., 2019; Ibrahim and Damasceno, 2012).
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
Hampir 13% di seluruh dunia meninggal karena penyakit hipertensi dan komplikasinya
(WHO, 2013). Prevalensi hipertensi pada tahun 2015 sekitar 26,4%, angka ini diprediksi akan
terus meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025 (WHO, 2015). Hipertensi terkontrol sebesar
13,3% dan hipertensi yang tidak terkontrol sebesar 32,2 % (Riskesdas, 2018). Berdasarkan data
Dinas Kesehatan Kota Kupang tahun 2018, jumlah penderita hipertensi pada usia ≥ 15 tahun,
wanita sebanyak 38.951 orang (48,7%) sedangkan pada pria sebanyak 41.043 orang (51,3%).
Hasil studi pendahuluan pada 15 orang WUS didapatkan bahwa mayoritas tindakan yang
dilakukan adalah mengurangi konsumsi garam, alkohol, daging dan mengalami hambatan dalam
melakukan olahraga karena kesibukan.
Pasien hipertensi membutuhkan perawatan jangka panjang, manajemen dan
farmakoterapi berkelanjutan. Hal ini berdampak pada kualitas hidup pasien dan peningkatan
biaya kesehatan (Giena, Thongpat, & Nitirat, 2018). Oleh karena itu, diperlukan perilaku
pencegahan hipertensi. Model promosi kesehatan digunakan untuk merencanakan, mengubah
perilaku dan meningkatkan kesehatan (Alligood, 2014). Model promosi kesehatan memberikan
keterlibatan dalam mempromosikan kesehatan serta memodifikasi faktor-faktor meliputi
karakteristik demografis, pengaruh interpersonal, dan faktor perilaku dalam mempengaruhi
proses kognitif maupun proses perseptual (Khodaveisi M, Omidi A, Farokhi S, & Soltanian AR,
2017).
Perilaku pencegahan hipertensi dipengaruhi oleh adalah usia, jenis kelamin, pendidikan,
pendapatan keluarga dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan, hiperlipidemia, self efficacy,
hambatan yang dirasakan, manfaat, dukungan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh
situasional (Giena, Thongpat, and Nitirat 2018; Jaiyungyuen Umakorn, Suwonnaroop Nantawon,
Priyatruk Panudda 2012; Thanavaro, Thanavaro & Delicath, 2010). Namun, beberapa penelitian
menemukan bahwa usia, jenis kelamin, pendapatan dan tingkat pendidikan, perilaku tidak sehat,
manfaat yang dirasakan berkorelasi negatif dengan perilaku kesehatan (Giena, Thongpat, and
Nitirat 2018; Li and Zhang 2013; El Mokadem 2013).
Tujuan Penelitian
Menganalisis terhadap perilaku pencegahan hipertensi pada wanita usia subur (WUS).
Urgensi Penelitian
Kurangnya penelitian terkait penyakit tidak menular lain pada wanita selain kanker (Holton et
al., 2012). Perempuan memiliki fungsi multi peran (reproduksi, produksi serta menjadi caregiver
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
bagi keluarga/teman mereka (Afiyanti Y, Pratiwi A ,. 2016; Chen and Chauhan, 2019; Wenger
et al., 2018). Selain itu, penelitian ini dapat membantu pemerintah dalam memenuhi target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 yaitu meningkatkan pengendalian
penyakit kronik. Penelitian ini dapat membantu tenaga kesehatan dalam merancang intervensi
untuk mengendalikan penyakit hipertensi yang diderita oleh wanita usia subur.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perilaku Pencegahan Hipertensi
World Health Organization (2013) mengatakan hipertensi sebagai suatu keadaan
tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.. Sementara itu, Perilaku
pencegahan hipertensi merupakan respon untuk melakukan pencegahan penyakit hipertensi.
Upaya pencegahan hipertensi perlu dilakukan secara komperhensif, mulai dari upaya
primodial hingga rehabilitasi. Pencegahan primodial dengan meningkatkan derajat kesehatan
dengan gizi dan perilaku hidup sehat. Sedangkan Upaya rehabilitas melalui upaya perbaikan
dampak lanjut hiperensi yang tidak bisa diobat (Bustan, 2015). Pencegahan hipertensi dapak
diklasifikasi dalam tiga bentuk yaitu pencegahaan primer, sekunder dan tersier.
Pencegahan primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang menderita
hipertensi, dimana dilakukan penyuluhan faktor-faktor risiko hipertensi terutama pada
kelompok risiko tinggi Perilaku pencegahan primer hipertensi dapat dilakukan dengan
pengurangan asupan garam,olahraga teratur, berhenti merokok, membatasi konsumsi
alkohol, mengurangi kelebihan berat badan,manajemen stress.
Pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang sudah pernah terjadi
untuk berulang atau menjadi berat. Pencegahan ini ditujukan untuk mengobati para penderita
dan mengurangi akibat- akibat yang lebih serius dari penyakit, yaitu melalui diagnosis
dini dan pemberian pengobatan dalam pencegahan ini dilakukan pemeriksaan tekanan
darah secara teratur dan juga kepatuhan berobat bagi orang yang sudah pernah menderita
hipertensi.
Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau
kematian. Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier yaitu menurunkan tekanan darah
sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yangdapat memperberat hipertensi.
Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan follow up penderita hipertensi yang mendapat
terapi dan rehabilitasi.
2.2. Konsep Teori Health Promotion Model :Nola J. Pender
Health Promotion Modeladalah suatu cara untuk menggambarkan interaksi manusia dengan
lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi. Teori ini mencakup secara
luas untuk menunjukkan perilaku yang dibutuhkan dalam meningkatkan kesehatan dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.Model ini mengintegrasikan bangunan dari
teori nilai harapan (Expectancy-Value) milik Feather (1982)dan teori kognitif sosial (Social
Cognitive Theory) milik Albert Bandura (1977) dalam perspektif keperawatan manusia
dilihat sebagai fungsi yang holistik (Alligood, 2014).
2.2.1 Definisi Komponen Health Promotion Model
Komponen dari Health Promotion Model yang dijelaskan oleh Alligood (2014) dan Pender
(2011) adalah sebagai berikut:
1. Individual Characteristics and Experiences
a. Terkait perilaku sebelumnya yaitu frekuensi perilaku kesehatan yang sama atau
serupa di masa lalu. Efek-efek langsung dan tidak langsung terhadap kecenderungan
menjalankan perilaku yang mempromosikan kesehatan
b. Faktor personal (biologis, psikologis, sosiokultural) yaitu karakteristik umum
individu yang mempengaruhi perilaku kesehatan seperti usia, struktur, kepribadian,
ras, etnisitas, dan status sosial ekonomi.
2. Behavior-Specific Cognitions and Affect
a. Manfaat tindakan yang dirasakan yaitu persepsi tentang konsekuensi positif yang
dapat mendukung perilaku promosi kesehatan.
b. Hambatan yang dirasakan untuk bertindak yaitu persepsi tentang rintangan yang
diantisipasi, dibayangkan, atau yang nyata dan harga yang harus dibayarkan secara
pribadi akibat melakukan perbuatan atau perilaku.
c. Self-efficacy yaitu penilaian tentang kemampuan diri untuk mengatur dan
melaksanakan suatu perilaku promosi kesehatan tertentu; percaya diri dalam
melakukan perilaku sehat dengan baik. Semakin tinggi tingkat keyakinan maka
semakin rendah tingkat halangan yang dirasa terhadap pengerjaan suatu perilaku.
d. Afek yang berpengaruh pada aktivitas yaitu perasaan subjektif atau emosi yang
terjadi sebelum, selama dan setelah menjalankan perilaku kesehatan tertentu.
e. Pengaruh interpersonal (keluarga, teman sebaya, penyedia layanan): norma,
dukungan sosial, model peran yang berkaitam dengan persepsi tentang perilaku,
kepercayaan, atau sikap orang lain berkaitan dengan perilaku kesehatan tertentu.
f. Pengaruh situasional (pilihan, karakteristik permintaan, estetika) yaitu persepsi dan
kognisi personal pada situasi apapun atau konteks yang dapat memfasilitasi atau
menghentikan suatu perilaku.
g. Komitmen terhadap rencana tindakan - keinginan untuk melakukan perilaku
kesehatan tertentutermasuk identifikasi strategi spesifik untuk melakukannya dengan
sukses immediate competing demans and preferences- perilaku alternatif yang dapat
memiliki kendali baik lebih sedikit ataupun lebih banyak untuk melakukan suatu
tindakan perilaku kesehatan terencana.
3. Behavioral Outcome- Health Promoting Behavior
Perilaku mempromosikan kesehatan - titik akhir atau wujud tindakan yang diarahkan
menuju tercapainya kesehaan yang positif seperti kesejahteraan optimal, pemenuhan
personal, dan kehidupan yang produktif.
2.2.2 Asumsi UtamaHealth Promotion Model
Asumsi-asumsi Health Promotion Model mencerminkan perspektif ilmu perilaku dan
menekankan pada peran aktif pasien dalam mengatur perilaku kesehatan mereka dengan
cara memodifikasi lingungan sekitar. Asumsi-asumsi utama Health Promotion Model yang
dijelaskan oleh Pender (2011) adalah sebagai berikut:
1. Manusia mencoba menciptakan kondisi agar mereka bisa mengemukakan potensi
kesehatan yang dimiliki dan dapat mengekspresikan keunikannya.
2. Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya, termasuk
penilaian terhadap kemampuannya.
3. Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba mencapai
keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.
4. Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.
5. Individu merupakan makhluk biopsikososial yang kompleks, berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus, yang secara progresif memberikan perubahan pada
lingkungan dan juga dijadikan perubahan sepanjang waktu.
6. Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang
berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.
Pembentukan kembali konsep pola interaksi antara manusia dengan lingkungan merupakan
hal yang penting bagi perubahan perilaku.
2.3 Theoritical framework dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan
hipertensi
Kerangka pikir dalam penelitian ini menggunakan Health Promotion Model (Nola J.
Pender) untuk memahami faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pencegahan hipertensi.
Model promosi kesehatan memberikan keterlibatan dalam mempromosikan kesehatan serta
memodifikasi faktor-faktor meliputi karakteristik demografis, pengaruh interpersonal, dan
faktor perilaku dalam mempengaruhi proses kognitif maupun proses perseptual. Berdasarkan
teori dan berbagai penelitian sebelumnya, ditemukan berbagai faktor yang memengaruhi
perilaku pencegahan hipertensi yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan keluarga
dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan, hiperlipidemia, self efficacy, hambatan yang
dirasakan, manfaat, dukungan keluarga, dukungan sosial dan pengaruh situasional (Giena,
Thongpat, and Nitirat 2018; Jaiyungyuen Umakorn, Suwonnaroop Nantawon, Priyatruk
Panudda 2012; Thanavaro, Thanavaro & Delicath, 2010). Namun, beberapa penelitian
menemukan bahwa usia, jenis kelamin, pendapatan dan tingkat pendidikan, perilaku tidak
sehat, manfaat yang dirasakan berkorelasi negatif dengan perilaku kesehatan (Giena,
Thongpat, and Nitirat 2018; Li and Zhang 2013; El Mokadem 2013).
Gambar 1. Kerangka Teori Model Promosi Kesehatan
oleh Nola J. Pender (Alligood)
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini dimodifikasi dari teori promosi kesehatan oleh Nola J.
Pender (Alligood, 2014)
2.5 Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pengetahuan, motivasi, self efficacy, hambatan yang dirasakan, manfaat
yang dirasakan, dukungan sosial dan pengaruh situasional terhadap perilaku pencegahan
hipertensi.
METODE
1. Desain penelitian
Desain penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
2. Kerangka Penelitian
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua WUS (15-49 tahun) di kota Kupang. Sampel
sebanyak 350 orang diambil dari 11 wilayah di kota Kupang dengan teknik random sampling.
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah wanita berusia 14-49 tahun, wanita yang
berdomisili di kota Kupang, mampu berbicara dan memahami bahasa indonesia, dan mampu
membaca dan menulis. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mempunyai gangguan
penglihatan dan pendengaran.
4. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel yaitu variabel pengetahuan, motivasi,
self efficacy, hambatan yang dirasakan, manfaat yang dirasakan, dukungan sosial, pengaruh
situasional dan perilaku pencegahan hipertensi.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat yang akan dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pencegahan hipertensi menggunakan uji korelasi
pearson.
c. Analisis Multivariat
Analisis data yang telah dilakukan selanjutnya adalah analisis multivariat. Analisis ini
menggunakan linear regression untuk menganalisis faktor dominan dari perilaku
pencegahan hipertensi.
5. Definisi Operasional
Definisi operasional penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Lanjutan Definisi Operasional
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN
Target luaran dari penelitian ini adalah:
1. Tersedianya modul yang yang berisi data dan informasi kajian tentang perilaku pencegahan
hipertensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi tentang perilaku pencegahan hipertensi yang
dapat dijadikan sebagai referensi bagi mahasiswa.
2. Tersedianya policy document yang berisi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan hipertensi pada WUS di puskesmas-puskemas
kota Kupang dengan pendekatan Health Promotion Model. Naskah ini akan diberikan kepada
Dinas Kesehatan kota Kupang sehingga dapat bermanfaat bagi bidang pengendalian penyakit
tidak menular.
3. Hasil penelitian ini dapat dipublikasikan pada jurnal nasional terakreditasi SINTA dan jurnal
internasional terindeks scopus.
JADWAL
No Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengumpulan proposal
2 Penilaian proposal
3 Penetapan proposal yang di danai
4 Pengumpulan proposal yang didanai
5 Kontrak
6 Pelaksaan penelitian
7 Laporan kemajuan
8 Monitoring dan evaluasi internal PT
9 Monitoring dan evaluasi eksternal
10 Laporan tahunan/akhir
11 Seminar hasil/ penilaian luaran
DAFTAR PUSTAKA
1. Afiyanti Y, Pratiwi A ,. 2016. Seksualitas dan kesehatan : reproduksi perempuan promosi,
permasalahan dan penanganannya dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan. Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada
2. Alligood, M. R. (2014). Nursing theorist and their work (8th ed.). St. Louis: Elsevier.
3. Benjamin, E. J., Blaha, M. J., Chiuve, S. E., Cushman, M., Das, S. R., Deo, R., ... & Isasi,
C. R. (2017). Heart disease and stroke statistics—2017 update.
4. Benjamin, E. J., Muntner, P., Alonso, A., Bittencourt, M. S., Callaway, C. W., Carson, A.
P., ... & Delling, F. N. (2019). Heart disease and stroke Statistics-2019 update a report
from the American Heart Association. Circulation.
5. Bustan N. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka
Cipta
6. Chen, H. Y. and Chauhan, S. P. (2019) ‘Hypertension among women of reproductive
age: Impact of 2017 American College of Cardiology/American Heart Association high
blood pressure guideline’, International Journal of Cardiology: Hypertension. Elsevier
Ltd, 1(May), p. 100007. doi: 10.1016/j.ijchy.2019.100007
7. El Mokadem, N. M. (2013) ‘Health Promoting Lifestyle Behaviors among Women at
High Risk’, Medical Journal of Cairo University, 81(1), pp. 83–88. Available at:
http://scholar.google.com/scholar?start=880&hl=en&as_sdt=0,47&sciodt=0,47&cites=16
530446927985702283&scipsc=&authuser=1#0.
8. Giena, V. P., Thongpat, S. and Nitirat, P. (2018) ‘Predictors of health-promotion
behaviour among older adults with hypertensionin in Indonesia’, International Journal of
Nursing Sciences. Chinese Nursing Association. doi: 10.1016/j.ijnss.2018.04.002.
9. Holton, S. et al. (2012) ‘The Childbearing Concerns and Related Information Needs and
Preferences of Women of Reproductive Age with a Chronic, Noncommunicable Health
Condition: A Systematic Review’, Women’s Health Issues. Jacobs Institute of Women’s
Health, 22(6), pp. e541–e552. doi: 10.1016/j.whi.2012.08.001.
10. Ibrahim, M. M. and Damasceno, A. (2012) ‘Hypertension in developing countries’, The
Lancet. Elsevier Ltd, 380(9841), pp. 611–619. doi: 10.1016/S0140-6736(12)60861-7.
11. Jaiyungyuen, U., Suwonnaroop, N., Priyatruk, P., & Moopayak, K. (2012). Factors
influencing health-promoting behaviors of older people with hypertension. In 1st Mae
Fah Luang University International Conference (Vol. 2012, p. 1).
12. Khodaveisi M, Omidi A, Farokhi S, & Soltanian AR. (2017). The effect of Pender’s
health promotion model in improving the nutritional behaviour of overweight and obese
women. IJCBNM : Vol.5, No.2; 165-174.
13. Li, S. X. and Zhang, L. (2013) ‘Health behavior of hypertensive elderly patients and
influencing factors’, Aging Clinical and Experimental Research, 25(3), pp. 275–281. doi:
10.1007/s40520-013-0051-8.
14. Riset Kesehatan Dasar. (2018). Laporan Rikesdas.
http://dinkes.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/20181228%20-
%20Laporan%20Riskesdas%202018%20Nasional-1.pdf. Diaskes pada tanggal 30
September 2020 jam 05:00 WITA
15. Thanavaro, J. L., Thanavaro, S. and Delicath, T. (2010) ‘Health promotion behaviors in
women with chest pain’, Heart and Lung: Journal of Acute and Critical Care. Elsevier
Inc., 39(5), pp. 394–403. doi: 10.1016/j.hrtlng.2009.10.016.
16. Wenger, N. K. et al. (2018) ‘Hypertension Across a Woman’s Life Cycle’, Journal of the
American College of Cardiology, 71(16), pp. 1797–1813. doi:
10.1016/j.jacc.2018.02.033.
17. World Health Organization (WHO). (2013). A global brief on Hypertension. Silent killer,
Global public Health Crisis. World Health Organization. World HealthDay 2013.
18. World Health Organization (WHO). (2015). A global brief on Hypertension. Silent killer,
Global public Health Crisis. World Health Organization. World HealthDay 2015.