proposal penelitian chairunisa (109102000018)

26
PROPOSAL PENELITIAN APLIKASI ELISA KIT UNTUK MENDETEKSI ADANYA DAGING BABI DALAM MAKANAN Oleh Chairunisa 109102000018 JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: chairunisanvg

Post on 25-Jul-2015

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

PROPOSAL PENELITIAN

APLIKASI ELISA KIT UNTUK MENDETEKSI ADANYA DAGING BABI DALAM MAKANAN

OlehChairunisa

109102000018

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah S.W.T atas segala rahmat dan hidayah-nya,

sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah proposal Metedologi Penelitian.

Proposal ini bersumber dari jurnal “Aplikasi ELISA KIT Untuk Mendeteksi Adanya Daging Babi

Dalam Makanan” oleh Sri Sumartini, Oman Zuas, Ria Julismardiany, dan Eli Sulistiawati.

Didalam penyusunan proposal ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu

Ismiarni Komala selaku dosen saya yang sudah memberikan ilmu tentang metedologi

penelitian, beserta semua pihak yang telah membantu didalam proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi syarat nilai pengganti UAS Metedologi Penelitian.

Saya menyadari masih banyak sekali kekurangan yang terdapat pada proposal ini, saya

sangat berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi

penulis sendiri.

Ciputat , 06 juli 2012

Chairunisa

Page 2

Page 3: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR............................................................................................................. 2

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3

I. PENDAHULUAN………………………………………………………. 2

I.1 LATAR BELAKANG. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

I.2 RUMUSAN MASALAH. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 3

I.3 TUJUAN PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

I.4 MANFAAT PENELITIAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4

II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 5

II.1 Daging Babi didalam Al-qur’an……………….. . . . . . . . . . . . . . . . . 5

II.2 Aplikasi ELISA ……………... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

II.2.1 Prinsip Teknik ELISA………….……….……. 8

II.2.2 Komponen perangkat ELIS....…………………..10

II.2.3 Perkembangan varian ELISA.…………..…. 11

III. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ……………………………. 12

3.1KERANGKA KONSEP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ……….. 12

3.2 HIPOTESIS. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

IV. METODE PENELITIAN…………………………………………………

IV.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN ………………………….14

IV.2 METODE PENGUMPULAN DATA ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14

IV.3 METODE PENGUMPULAN SAMPEL………………………….14

IV.4 DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL15

IV.5 METODE ANALISA DATA …………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19

Page 3

Page 4: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara yang sebagian besar dari penduduknya memeluk agama

Islam. Dalam ajaran agama Islam, mengatur banyak hal yang ditujukan pada umatnya. Salah

satu ajaran agama Islam yaitu diwajibkan setiap umatnya untuk mengkonsumsi makanan dan

minuman yang dibolehkan oleh ajaran-ajaran agama Islam. Dalam hal ini makanan dan

minuman yang dikonsumsi oleh umat muslim diwajibkan halal.

Sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar yaitu 193.600.000 dari total jumlah

penduduk 220 juta jiwa atau 88% (BPS,2007) sangatlah wajar jika pangan halal menjadi isu yang

cukup menarik untuk dikaji dan diperbincangkan. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya

perkembangan teknologi pangan terutama agroindustri pangan olahan yang mengakibatkan

penggunaan ingredient dalam pengolahan pangan menjadi sangat bervariasi. Perkembangan

penggunaan ingredient ini didorong oleh kebutuhan akan ingredient dengan sifat-sifat tertentu

yang diinginkan dengan harga yang murah. Masalah yang kemudian timbul adalah banyaknya

ingredient pangan baik bahan baku utama maupun bahan aditifnya yang sulit ditentukan

kehalalan asal bahan pembuatnya. Padahal, kejelasan suatu informasi suatu produk pangan

sangat penting agar konsumen mengetahui produk yang dikonsumsi tersebut adalah produk

yang halal atau tidak jelas ketentuan hukumnya (Rikza Saifullah, 2008).

Kalau telah ada seruan kepada seluruh umat manusia agar memakan makanan yang

halal dan baik, niscaya kepada kaum yang beriman perintah ini lebih ditekankan

lagi1(Hamka,1983). Pada dasarnya tiap-tiap barang (zat) di permukaan bumi ini menurut aslinya

adalah halal, terkecuali kalau ada larangan dari syara atau karena mudaratnya.

Page 4

Page 5: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

Sabda Rasulullah saw :

Rasullullah saw. telah ditanya orang dari hal hukum minyak sapi (samin), keju, dan

farwah (kulit) binatang beserta bulunya yang dipakai untuk perhiasan atau tempat duduk.

Jawab beliau: “barang yang halal oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah halal; dan barang yang

haram oleh Allah dalam Kitab-Nya adalah haram; dan sesuatu yang tidak diterangkan-Nya,

maka barang itu termasuk yang di maafkan-Nya, sebagai kemudahan bagi kamu.” (HR Ibnu

Majah dan Tirmidzi).

Dari hadits diatas jelas semua makanan yang boleh dimakan atau makanan yang

dihalalkan sudah tercantum dalam Al qur’an sebagai firman Allah. Dan dilengkapi dengan

hadits-hadits yang ada. Makanan halal atau persoalan halal dan haram bagi umat Islam adalah

sesuatu yang sangat penting, yang menjadi bagian dari keimanan dan ketaqwaan. Perintah

untuk mengkonsumsi yang halal dan larangan menggunakan yang haram sangat jelas dalam

tuntunan agama Islam.

Tercampurnya unsur babi dalam makanan dapat diketahui dengan lemaknya dan dapat

pula diketahui dengan cara menganalisa proteinnya (dagingnya). Untuk mendeteksi adanya

lemak babi dalam makanan dapat dilakukan dengan meng analisa metal-ester asam-asam

lemaknya dengan alat ELISA KIT. Sensitivitas ELISA KIT ini dapat mencapai 0,5% adanya daging

babi dalam sosis,burger, dsb.

Teknik ELISA mempunyai beberapa kelebihan yang didasarkan pada kesederhanaan

dalam proses pengerjaannya, tidak membutuhkan peralatan yang rumit serta tidak

membutuhkan proses ekstraksi, elektroforesis dan pewarnaan seperti yang dilakukan pada

metode PCR. Selama ini, uji serologi dengan menggunakan metode ELISA dikatakan kurang

sensitif jika dibandingkan dengan metode molekuler. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan

pengulangan hingga beberapa kali agar keakuratannya bisa bertambah.

Sertifikat Halal adalah fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan

kehalalan suatu produk sesuai dengan syari’at Islam11. Sertifikat Halal ini merupakan syarat

untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi yang

berwenang.

Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:

Page 5

Page 6: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

1. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi

2. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahanya berasal

dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

3. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariatIslam.

4. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan

transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan

untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan

dengan tata cara yang diatur menurut syariat.

5. Semua makanan dan minuman yang tidak mengandung khamar.(Sertifikasi

Halal MUI,2009)

Dalam khasanah ilmu (tsaqafah) Islam, hukum asal segala sesuatu (benda) yang

diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satu pun yang haram, kecuali ada

keterangan yang sah dan tegas tentang keharaman bahan tersebut. Hal ini berbeda

dengan kaidah perbuatan yang menuntut setiap apapun yang dilakukan manusia dalam

hal ini seorang muslim harus terikat dengan hukum syara’ (wajib, sunah, mubah/boleh,

makruh, haram). Sebagaimana kaidah fiqh yang menyatakan “Hukum asal bagi setiap

benda/barang adalah mubah, selama tidak ada dalil yang mengharamkannya” dan

“Hukum asal bagi perbuatan manusia/muslim adalah terikat dengan hukum syara’/Islam”

(An-nabani,2001).

B. PERUMUSAN MASALAH

Sehubungan dengan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan diajukan

adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat cemaran daging babi pada makanan sosis yang beredar

dipasaran.

2. Bagaimana proses pengaplikasian ELISA KIT dalam mendeteksi daging

babi.

Page 6

Page 7: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk memahami dan mengetahui apakah analisa ELISA KIT dapat digunakan

untuk mendeteksi daging babi pada sosis yang beredar dipasaran

2. Untuk memahami dan mengetahui akurasi teknik ini dalam mendeteksi daging

babi pada sosis yang beredar dipasan.

Page 7

Page 8: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DAGING BABI DALAM AL-QUR’AN

Daging merupakan hasil ternak yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Selain sebagai sumber protein hewani, daging dan produk-produk olahannya disukai karena

kelezatannya. Daging yang digunakan bisa berasal dari sapi, babi dan ayam (Pearson dan

Tauber, 1984)

Babi adalah satu-satunya hewan yang secara langsung diharamkan untuk di konsumsi

oleh umat islam. Hal ini sangat jelas terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-An’aam : 145 yang

berbunyi : “Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang di

sembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang bertanduk, yang

diterkan binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu)

yang disembelih untuk berhala” dan dalam Surat Al-Maa’idah : 3 yang berbunyi : “Katakanlah,

tidaklah aku peroleh wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang

yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau

daging bai karena sesungguhnya semua itu kotor-atau bintang yang disembelih atas nama

selain Allah.

B. ELISA

1. Prinsip teknik ELISA

Prinsip dasar tekhnik ELISA adalah interaksi total antara antigen dan antibodi

yang teradsorpsi secara pasif pada permukaan fase padat (permukaan microwellplate)

yang terbuat dari plastic (polipropilen atau polietilen). Hasil interaksi yang berupa

monomolekuler tersebut kemudian direaksikan dengan enzim peroksidase yang telah

Page 8

Page 9: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

dikonyugasikan dengan avidin. Enzim peroksidase yang terikat kemudian akan bereaksi

dengan larutan 2,2’ azino-bis-3ethylbenzothiazoline-6-sulfonicacid(ABTS) yang di

tambahkan dan membentuk warna hijau. Warna hijau ini intensitasnya dapat diukur

secara visual atau dengan alat spektrofotometer. Makin banyak antigen yang

berinteraksi dengan antibody maka makin tinggi internsitas warnanya.

Sebagai teknik serologi, prinsip dasar ELISA adalah reaksi antigen(ag) dan

antibodi(ab) menjadi molekul Ag-Ab yang lebih besar dan mudah mengendap. Interaksi

antara antigen-antibodi dapat terjadi karena ikatan hidrogen antara gugus-gugus

bermuatan yang terdapat pada keduanya, kemudian selanjutnya kemungkinan terjadi

ikatan elektrostatik yang timbul karena muatan yang listrik yang muncul kemudian

karena interkasi keduanya. Ikatan Wan Der Waals juga timbul karena muatan awan potif

dan negatif antara kelompok gugus pada antigen dan antibody. Hasil interkasi antigen

dan antibodi ini akhirnya menghasilkan molekul air. Jadi agar interaksi terjadi maksimum

maka molekul air dalam microwellplate sedapat mungkin dihindarkan keberadaannya.

Setiap tahapan reaksi tersebut diatas selesai maka selalu diikuti pencucian dengan

larutan garam. Oleh karena itu bila tidak ada antigen dan antibody yang berinteraksi

secara spesifik, reaksi selanjutnya tak akan terjadi dan warna yang diharapkan timbul

tidak ada.

ELISA digunakan dalam bidang imunologi untuk mendeteksi kehadiran antibodi

atau antigen dalam suatu sampel. Penggunaan ELISA melibatkan setidaknya satu

antibodi dengan spesifitas untuk antigen tertentu. Metode ELISA telah berkembang

sampai tingkatan yang sangat sulit untuk membuat generalisasi tentang kemampuan

kinerja berbagai konfigurasi. Namun dalam hal ini, teknik ini dimulai dengan

menggunakan konfigurasi sederhana dengan substrat yang padat. Assai asli

menggunakan permukaan gelas yang sebelumnya telah diperlakukan untuk

meningkatkan adsorbsi baik antigen maupun antibodi. Sekarang komponen plastik telah

hampir secara universal diterima sebagai pilihan dari substrat padat yang hingga kini

Page 9

Page 10: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

telah tersedia plastik dengan berbagai daya adsorbsi yang dapat menyederhanakan

metode ini (Sarmoko, 2008).

2. Komponen perangkat ELISA

a. Antibodi (Ab)

Ab adalah immunoglobulin (Ig) dari hewan yang diimunisasi Ag pathogen

sasaran (AgP). Berdasarkan teknik produksi dan spesifitas reaksinya, Ab

dibedakan menjadi Ab poliklonal (Pab) dan Ab monoclonal (Mab), sedangkan

menurut bentuk molekulnya dibedakanmenjadi Ab dan F (ab’). Ab juga

dibedakan menjadi Ab primer(Abp) dan Ab sekunder (Abs). Abp adlah Ab

yang homolog atau bereaksi dengan Agp, diproduksi dengan mengimunisasi

hewan, seperti mencit dan kelinci, dengan Ag. Abs atau anti-Abp adalah Ab

yang diproduksi dengan mengimunisasi hewan lain seperti kambing (goat)

dengan Abp. Teknik produksi Ab dan modifikasinya diuraikan secara rinci

oleh Ball et.al dan Jordan (Hampton et.al,1990)

b. Antigen

Ag yang digunakan sebagai Agp pada teknik ELISA adalah partikel vrus, sel

bakteri,propagul jamur, atau senyawa protein dan polisakarida patogen yang

antigenic, dapat merangsang timbulnya Ab pada hewan yang diimunisasi.

Agp digunkan sebagai control positif pada uji ELISA.

c. Imunoprob(immunoprobe)

Immunoprob untuk ELISA dibuat dengan mengkonjugasikan Ab dengan suatu

enzim menjadi ‘konjugat Ab-Enzim’. Konjugat ini dapt dibuat dengan

mengkonjugasikan Abp atau Abs dengan enzim tertentu. Enzim yang

digunakan untuk membuat konjugat beragam yang paling umum adalah

Alkalin Phosphatase (AP) dan Hrse-radish peroxidase (Converse dan Martin,

1990). Cara pembuatan immunoprob diuraikan secara rinci oleh

MacKenzie(1990)

Page 10

Page 11: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

d. KIT

KIT yang berisi microwell plate yang terbuat dari plastik (polipropilen atau

polietilen) telah dilapisi dengan antibody poliklonal(Pab) dari babi dan

tersedia juga ekstrak daging bai yang tahan panas biasanya dengan otot

(TSMP = thermostable soluble muscle protein), TSMP dari daging sapi, TSMP

dari daging ayam, dan TSMP lainnya mengikuti pesanan. Tersedia juga

larutan antibody monoklonel (Mab) yang spesifik untuk TSMP babi yang telah

dibiotinilisasi.

3. Perkembangan Varian ELISA

Teknik ELISA dibagi dalam empat bagian besar yaitu Tehnik ELISA langsung (TEL),

Tenhik ELISA tidak langsung (TETL), Tehnik ELISA Kompetisi(TEK) dan Sandwich ELISA.

TEL terdiri dari TEL dengan interaksi antigen dan antibody yang dikonyugasi dengan dan

TEL dengan interaksi antibody dengan antigen yang di konyugasi. Sedangkan TETL

dibandingkan dengan TEL bedanya adalah pada TETL setelah antigen direaksikan dengan

antibody yang dikonyugasikan dnegan antigen spesies. TEL bila dibandingkan dengan

TETL, TEL mempunyai kekurangan hanya dapat dipakai untuk mendeteksi contoh

dengan matrik dalam jumlah yang relative sedikit dan sederhana. Dalam pembuatan KIT

ELISA, TETL yang dipakai ELISA KIT.a

Teknik imunologi ini sangat efektif untuk mengidentifikasi protein dari sampel

daging segar, sedangkan untuk daging yang sudah dimasak atau diproses, teknik ini

kurang akurat karena protein antigen sudah hancur. Teknik ini juga relative sederhana

dan ekonomis untuk digunakan, tapi sangat mahal untuk dikembangkan (carneige et

al.,1997).

BAB III

Page 11

Page 12: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

BAB III

KERANGKA BERFIKIR

A. Kerangka Berfikir

Sebagai negeri dengan penduduk muslim terbesar yaitu 193.600.000 dari total jumlah

penduduk 220 juta jiwa atau 88% (BPS,2007) sangatlah wajar jika pangan halal menjadi isu yang

cukup menarik untuk dikaji dan diperbincangkan. Hal ini dikarenakan semakin pesatnya

perkembangan teknologi pangan terutama agroindustri pangan olahan yang mengakibatkan

penggunaan ingredient dalam pengolahan pangan menjadi sangat bervariasi. Perkembangan

penggunaan ingredient ini didorong oleh kebutuhan akan ingredient dengan sifat-sifat tertentu

yang diinginkan dengan harga yang murah. Masalah yang kemudian timbul adalah banyaknya

ingredient pangan baik bahan baku utama maupun bahan aditifnya yang sulit ditentukan

kehalalan asal bahan pembuatnya. Padahal, kejelasan suatu informasi suatu produk pangan

sangat penting agar konsumen mengetahui produk yang dikonsumsi tersebut adalah produk

yang halal atau tidak jelas ketentuan hukumnya (Apriyanto, 2005).

Tercampurnya unsur babi dalam makanan dapat diketahui dengan lemaknya dan dapat

pula diketahui dengan cara menganalisa proteinnya (dagingnya). Untuk mendeteksi adanya

lemak babi dalam makanan dapat dilakukan dengan meng analisa metal-ester asam-asam

lemaknya dengan alat ELISA KIT. Sensitivitas ELISA KIT ini dapat mencapai 0,5% adanya daging

babi dalam sosis,burger, dsb.

Teknik ELISA mempunyai beberapa kelebihan yang didasarkan pada kesederhanaan

dalam proses pengerjaannya, tidak membutuhkan peralatan yang rumit serta tidak

membutuhkan proses ekstraksi, elektroforesis dan pewarnaan seperti yang dilakukan pada

metode PCR. Selama ini, uji serologi dengan menggunakan metode ELISA dikatakan kurang

sensitif jika dibandingkan dengan metode molekuler. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan

pengulangan hingga beberapa kali agar keakuratannya bisa bertambah.

Page 12

Page 13: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

B. Hipotesis

1. Penggunaan aplikasi ELISA KIT diduga dapat menganalisa cemaran babi pada produk makanan yang

beredar di pasaran

2. Penggunaan aplikasi ELISA KIT diduga dapat membedakan produk pangan yang mengandung atau

tidak mengandung babi.

Page 13

Page 14: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Lokasi & Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bertempat di laboratorium Fakultas Kedokteran dan

Ilmu kesehatan UIN selama dua bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

1. Data sekunder

Data sekunder pada penelitian ini didapatkan dengan metode studi pustaka. Metode

ini dilakukan dengan cara membaca,mempelajari, dan mengutip pendapat dari berbagai

sumber untuk mendapatkan data yang mendukung data penelitian. Data sekunder

diperlukan untuk mengetahui aplikasi ELISA KIT dalam pendeteksian cemaran daging

babi pada makanan yang beredar dipasaran. Data sekunder antara lain mengenai

Penggunaan aplikasi ELISA KIT yang diperoleh dari penelitian terdahulu. Sumber data

sekunder adalah jurnal “Aplikasi ELISA KIT untuk Mendeteksi Adanya Daging Babi Dalam

Makanan” dari penelitian LIPI Serpong, Tanggerang

2. Data primer

Data primer didapatkan melalui beberapa tahapan penelitin. Tahapan pertama

pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pencemaran daging

babi yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian dengan metode aplikasi ELISA KIT.

Metode yang digunakan pada tahapan ini adalah observasi pada bahan makanan yang

berbahan dasar babi, daging babi, daging sapi, dan yang dicurigai mengandung daging babi.

Page 14

Page 15: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

Observasi pada tahapan ini dilakukan pasar swalayan dan pasar seputar tanggerang

danBandung.

C. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode observasi di sekitar

wilayah Bandung dan Tanggerang. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu bahan

makanan yang dicurigai mengandung daging babi

kornet sapi (merek P),

kornet sapi (merek ABC diimpor dari Perancis),

kornet babi (merek GW) (sebagai pembanding data hasil analisa),

kornet sapi (merek GW diimpor dari cina)

kornet sapi (merek Milli diimpor dari Malaysia)

bumbu masak (merek M)

bumbu Tm Yam berbentuk pasta (dimpor dari Thailand)

sosis sapi (untuk pembanding data hasil analisa

sosis babi dan abon babi di beli di pasar swalayan Diamond (untuk

pembaning data hasil analisis)

abon sapi (merek Stn dari Bandung)

kue bapau (Tanggerang)

Bapia (merek GBS dari Tanggerang)

Bapia (merk HS dari Tanggerang)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Definisi operasional yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh

data hasil. Dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pertama pembuatan larutan yang akan

dibuat, tahap kedua pembuatan KIT Selanjutnya dilakukan penelitian analisa produk makanan

yang mengandung babi dengan aplikasi ELISA.

Page 15

Page 16: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

b. Kategori Penelitian

Kategori penelitian dan rancangan percobaan yang digunakan adalah katagori penelitian

eksperimental laboratorium, dalam penelitian ini digunakan 3 macam variabel yaitu :

a) Variable bebas : konsentrasi daging yang akan diuji.

b) Variable tergantung : absorbansi yang didapat

E. Metode Analisa Data

Metode analisa yang digunakan yaitu secara eksperimental dilaboratorium FKIK

UIN.

a) Tahap – tahap pengerjaan

1. Pembuatan Larutan ABTS

Larutan ABTS dengan melarutkan ABTS dalam H2O2 30% dan larutan buffer

sitrat pH=4.

2. Pembuatan larutan PBS (Phosphate Buffer Saline)

PBS dibuat dengan cara mencampurkan 0,1 M asam sitrat, 0,2 M sodium

hydrogen phosphate dengan perbandingan 30:19.

3. Pembuatan buffer antibodi

Buffer antibodi dibuat dengan cara melarutkan 1 % Bovin Serum Albumin

kedalam larutan PBST (0,05 gram Tween20 dalam 100ml larutan PBS.

4. Pembutan Larutan Avidin

Larutan avidin peroksidase konyugat dibuat dengan melarutkan enzim avidin

horseradisperoksidase dalam buffer anti bodi.

5. Persiapan pembuatan KIT

KIT yang berisi microwellplate yang terbuat dari plastic(polipropilen atau

polietilen) yang telah dilapisi dengan antibody poliklinal (Pab) dari babi.

Pembuatan Pab

Pembuatan Pab dengan cara menyuntikkan larutan antigen TSMP babi

dalam larutan garam ke binatang percobaan seperti kelinci, mencit,

Page 16

Page 17: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

ayam, atau kambing. Kemudian Pab yang terbentuk diambil dari serum

binatang percobaan dalam kurun waktu tertentu yang kemudian hasil

isolasi Pab dari serum dimurnikan secara kromatografi. Untuk keperluan

menangkap ekstrak protein babi dalam makanan Pab ini diimpregnesikan

kedalam microwell plate yang kemudian dicuci dengan larutan garan dan

dikeringkan. Pab ini berfungsi untuk menangkap TSMP dalam ekstrak

makanan(mengisolasi dari matriks contoh) sehingga pendeteksian lebih

lanjut dengan Mab lebih sensitive dibandingkan dengan microwellplate

tanpa diimpregnasi dengan Pab.

Pembuatan Mab

Mab dibuat dengan melalui teknik hibridoma sel (sel hasil fusi) yang hasil

Mab nya harus meleati teknik pemurnian dengan kromatografi. Mab ini

untuk mendapakan hasil pengukuran yang lebih sensitive harus

dibiotinilisasi terlebih dahulu.

6. Pembuatan Antibodi dengan Menggunakan TSMP

TSMP(thermostable soluble muscle protein) digunakan untuk keperluan

pembuatan antibodi untuk mendeteksi babi dalam makanan dibuatdengan

cara mengekstraksi daging babi bagian otot yang bebas lemak kemudian

digiling halus dan diaduk dengan larutan garam NaCl 0,15M, disonifikasi,

dipanaskan, disentrifugasi, kemudian supernatannya diambil. Supernatant

yang telah dipisahkan dari padatan kemudian disimpan didalam autoclave

pada temperature 1210C selama 30 menit. Setelah selesai diproses dalam

autoclave, supernatant kemudian diambil dan disaring dengan kerta

Whatman no.1. Filtrate dari hasil penyaringan diambil dan ditambahkan

kedalam etanol 90% (1:3,75 v/v) agar TSMP mengendap. Kemudian endapan

antigen TSMP dikeringkan pada suhu 37OC.

7. Analisa data

Page 17

Page 18: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

Interaksi total antara antigen dan antibodi yang teradsorpsi secara pasif

pada permukaan fase padat (permukaan microwellplate) yang terbuat dari

plastic (polipropilen atau polietilen) akan menghasilkan interaksi antara antigen

dan antibody yang akan membentuk monomolekuler, kemudian direaksikan

dengan enzim peroksidase yang telah dikonyugasikan dengan avidin. Enzim

peroksidase yang terikat kemudian akan bereaksi dengan larutan 2,2’ azino-bis-

3ethylbenzothiazoline-6-sulfonicacid(ABTS) yang di tambahkan dan membentuk

warna hijau. Warna hijau ini intensitasnya dapat diukur secara visual atau

dengan alat spektrofotometer. Makin banyak antigen yang berinteraksi dengan

antibody maka makin tinggi internsitas warnanya.

8. Analisa dilakukan sebanyak 2x (duplo).

Page 18

Page 19: Proposal Penelitian Chairunisa (109102000018)

V. DAFTAR PUSTAKA

1) Hamka, Tafsir Al Azhar Juz II, Ctk.Ketiga, Pustaka panjimas, Jakarta, 1983, hlm. 55

2) Apriyantono, A. 2005. Masalah Halal : Kaitan antara Syar’i, Teknologi dan Sertifikasi.

Penerbit PT Kiblat Buku Utama. Bandung

3) Fur Chi Chen and Y.H Peggy Hshieh, Detection of pork in Heat-Processed Meat Products

by Monoclonal Antibody Based ELISA, JAOAC International, 83 , no.I,2000.

4) John.R.Crowhter, ELISA Theory and Practice, Human Press, Totowa, New Yersey, 1995.

5) http://www.HalalMUI.org - Sertifikasi Halal.htm, 14 Oktober 2009

6) Hall, R.A. 1987. Penggunaan Antibodi Monoklonal Dalam ELISA dalam Goding, J.W.

1986. Monoclonal Antibodies: Principles and practice. Academic Press. New York, edisi ke-2.

7) Lequin, R.M. 2005. Enzyme Immunoassay (EIA)/Enzyme-Linked Immunosorbent Assay

(ELISA). Clinical Chemistry. 51 (12): 2415–2418.

8) Sarmoko. 2008. Tinjauan Tentang ELISA. http://en.Wordpress.com/tag/biot

echnology/

9) converse, RH and R.R Martin. 1990. ELISA methods for plant virusses. In Hampton,

R.,E.Ball, and S.DE boer (Eds.). Serological Methods for Detection and Identification of

Viral and bacterial Palnt Patogens, APS press, St Paul, Minn. p. 179-196

Page 19