proposal penyusunan tugas akhir - web viewserpong tangerang sebagai pusat dari pengembangan...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK PADA PROYEK PERUMAHAN
SUMMARECON SERPONG
Diajukan sebagai syarat dalam menempuh ujian Kesarjanaan
jenjang pendidikan Strata Satu (S1)
Disusun oleh :YUSUF RIDAR2011731150042
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPILFAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS JAYABAYAJ A K A R T A
2012
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK PADA PROYEK PERUMAHAN
SUMMARECON SERPONG
yang dipersiapkan dan disusun oleh :Yusuf Ridar
2011731150042
telah dipertahankan di depan Dewan Pengujipada tanggal ..............
telah dinyatakan lulus dan memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Pembimbing : Anggota Tim Penguji :
(Ir.H.IndartonoRivai, MM) (Ir. Eri S. Romadhon, MT)
Anggota Tim Penguji :
(Ir. Ari Sudaryanto)
Jakarta, .................2012Universitas Jayabaya
Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanDekan,
(Ir. Eri S. Romadhon, MT.)
ii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan tinggi
manapun. Sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat karya, atau pendapat
yang pernah ditulis, atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini, dan telah disebutkan dalam daftar pustaka.
Jika dikemudian hari diketahui saya telah melakukan plagiat, maka saya
secara suka rela akan melepaskan gelar kesarjanaan saya dan menerima sanksi
hukum yang berlaku.
Jakarta,.................2012
Yusuf Ridar 2011731150042
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun,
sehingga berkat ridho-Nya Laporan Tugas Akhir dapat diselesaikan dengan baik .
Judul Tugas Akhir ini adalah “PERENCANAAN PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR DOMESTIK PADA PROYEK PERUMAHAN SUMMARECON
SERPONG“. Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat menempuh jenjang
pendidikan Strata Satu (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Jayabaya, Jakarta.
Harapan penyusun semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kami sendiri dan keluarga besar Universitas Jayabaya khususnya jurusan
Teknik Sipil, serta seluruh masyarakat Indonesia pada umumnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bpk Ir. Eri S. Romadhon, MT yang membimbing kami sampai terselesaikannya
skripsi ini. Tak lupa kami juga sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Eri S. Romadhon, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan.
2. Bapak Ir. Indartono Rivai, MM. selaku Ketua Program Teknik Sipil
dan Perencanaan.
3. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing dan mengajarkan
seluruh mata kuliah untuk Program Lanjutan mulai dari cawu 1, cawu
2 dan cawu 3 diantaranya :
iv
- Bpk. Ir. Eri S. Romadhon, MT (Struktur beton, Perencanaan
&Penjadwalan dan Sruktur Beton lanjut).
- Bpk. Ir. Indartono Rivai, MM (Mekanika Rekayasa V, Analisa
Struktur Metode Matrik dan Beton Prategang).
- Bpk. Ir. Ari Sudaryanto (Drainase perkotaan, Rekayasa jalan
raya dan Rekayasa Tebal Perkerasan).
- Bpk. Ir. Hurip Hidayat (Manajemen Konstruksi, Estimasi dan
Rekayasa Ekonomi).
- Bpk. Drs. Amirudin Kurdi (Etika Rekayasa)
- Bpk Ir. Darmadi, MM ( Aplikasi Komputer )
- Ibu Ir. Hj. Fatmawati Oemar (Struktur Baja dan Rekayasa
Jembatan ).
- Ibu Ir. Sudarwati (Rekayasa Pondasi dan Metode Konstruksi )
4. Bapak dan Ibu staff dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Jayabaya.
5. Istri (Novi Savarianti Fahrani, SH. MH dan kedua anak-anak kami
tercinta ( Annisa Yuri dan Amira Yuri ) yang telah memberikan
dorongan, semangat dan doa secara terus menerus hingga selesainya
penulisan tugas akhir ini.
v
Akhir kata kami menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini mungkin
masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu segala kritik, saran dan koreksi akan
kami terima dengan rendah hati dan pikiran terbuka guna perbaikan dan
memberikan manfaat bagi penyusun dikemudian hari.
Jakarta, ............ 2012
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Lembar judul............................................................................................... iLembar pengesahan..................................................................................... iiSurat pernyataan.......................................................................................... iii Kata pengantar............................................................................................. ivDaftar isi...................................................................................................... viiDaftar gambar.............................................................................................. ixDaftar tabel.................................................................................................. xABSTRAK.................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…….. 1
1.1. Latar Belakang ………………………………….. 1
1.2. Tujuan…………………………………………… 3
1.3. Batasan Masalah………………………………… 3
1.4. Metodologi Penulisan…………………………… 4
1.5. Sistematika Pembahasan ..……………………… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………… 6
2.1.Pengertian Umum……………………………….. 6
2.2.Dasar Teknik Pengelolaan Air Limbah…………. 7
2.2.1. Pengertian air limbah domestik………… 7
2.2.2. Sumber air limbah domestik……………. 7
2.2.3. Karakteristik dan dampak air limbah…… 8
2.2.4. Komposisi air limbah domestik………… 10
2.3.Sistem Pengelolahan Air Limbah………………. 11
2.4.Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah………. 13
BAB III LANDASAN TEORI………………………………………. 17
3.1. Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair
Domestik………………………………………. 17
3.2. Perencanaan Plat Beton……………………….. 18
3.3. Analisa Daya Dukung Tanah………………….. 21
vii
BAB IV PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
DOMESTIK………………………………………………… 24
4.1 Perencanaan Desain Pengelolaan Limbah Cair
Domestik………………………………………. 24
4.2 Perencanaan Instalasi Jaringan Pengelolaan Limbah Cair
Domestik……………………………………….. 26
4.3.Kapasitas Pengelolaan Limbah Cair Domestik…28
4.3.1. Perhitungan kapasitas pengelolaan limbah cair
domestik……………………………….. 28
4.3.2. Tahapan proses pengelolaan limbah cair domestik
ex. Biocomp……………………………. 30
4.3.3. Perhitungan plat lantai pengelolaan limbah cair
domestik……………………………….. 32
4.4.Perencanaan Bak Penampung…………………..36
4.5.Analisa Daya Dukung Tanah………………….... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………….. 43
5.1. Kesimpulan……………………………………… 43
5.2. Saran…………………………………………….. 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
- Gambar Brosur Pengelolaan Limbah ex.Biocomp.- Hasil Soil Test
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram komposisi air limbah…………………………. 10
Gambar 2.2 Diagram pengolahan individual………………………... 11
Gambar 2.3 Diagram pengolahan individual pada lingkungan terbatas 12
Gambar 2.4 Diagram pengolahan komunal………………………….. 12
Gambar 3.1 Grafik debit puncak air limbah menurut Hindarko……… 18
Gambar 4.1 Proses pengelolaan limbah cair domestik……………...... 24
Gambar 4.2 Grase Trap……………………………………………...... 25
Gambar 4.3 Septictank……………………………………………...... 25
Gambar 4.4 Bak kontrol…………………………………………….... 26
Gambar 4.5 Rencana jaringan pengelolaan limbah cair domestik….... 27
Gambar 4.6 Detail pemasangan perencanaan instalasi jaringan pengelolaan
limbah cair domesti…........................................................ 28
Gambar 4.7 Desain pengelolaan limbah cair domestik………………. 30
Gambar 4.8 Pengelolaan limbah cair domestic ex.Biocomp…………. 30
Gambar 4.9 Rencana perhitungan plat lantai ……………………….... 32
Gambar 4.10 Detail penulangan plat lantai ………………………......... 35
Gambar 4.11 Perencanaan bak penampung……………………………. 36
Gambar 4.12 Rencana perhitungan plat lantai bak penampung……....... 36
Gambar 4.13 Detail penulangan lantai bak penampung…………........... 40
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Prakiraan tingkat aliran limbah cair……………….. 17
Tabel 3.2 Tebal minimum plat………………………….…….. 20
Tabel 3.3 Momen di dalam plat persegi yang menumpu pada keempat
tepinya akibat beban merata………………………… 20
Tabel 3.4 Koefisien daya dukung dari Terzaghi…....………… 23
Tabel 4.1 Kemiringan minimum yang dianjurkan untuk setiap ukuran
diameter saluran…....………………………………. 27
x
ABSTRAK
Memanfaatkan air limbah menjadi sesuatu yang berguna adalah tindakan yang sangat bijaksana. Berawal dari latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang “Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik Pada Proyek Perumahan Summarecon Serpong”.
Dalam rangka mencapai tujuan dari penulisan maka metode yang dilakukan adalah mencari acuan dari literature-literatur yang berhubungan dengan perencanaan pengelolaan limbah cair domestik, melakukan wawancara dengan Site Engineer PT. Summarecon, melakukan perencanaan pengelolaan limbah cair domestik pada proyek perumahan summarecon Serpong ,melakukan analisa dan perhitungan perencanaan pengelolaan limbah cair domestik pada proyek perumahan Summarecon Serpong, dan mengambil kesimpulan dari analisa yang sudah dilakukan.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah menghitung kapasitas pengelolaan limbah cair domestik, menghitung plat lantai sebagai landasan pengelolaan limbah cair domestik, menghitung daya dukung tanah terhadap bangunan pengelolaan limbah cair domestik.
Dengan jumlah hunian 153 unit, per unit direncanakan jumlah orang 5 didapat kapasitas pengelolaan limbah cair domestik adalah 39,39 m3
. Desain bangunan pengolahan limbah cair domestik menggunakan ex.Biocomp dan bangunan pengolahan limbah cair domestik berlandasan plat beton dengan ukuran 3m x 9m, tebal = 30 cm dan penulangan arah memanjang (Ly) menggunakan D13-15, penulangan arah melintang (Ly) menggunakan D13-15. Pengecekan stabilitas tanah terhadap bangunan dari data-data penyelidikan tanah didapat qall=10,478 ton/m2 > wu=4,3 ton/m2 ( beban total bangunan pengelolahan limbah cair domestik ) adalah aman.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serpong Tangerang sebagai pusat dari pengembangan kawasan
perumahan oleh berbagai pengembang (developer) berskala besar pada
beberapa tahun belakangan ini telah mengalami perubahan yang sangat
pesat. Hal ini terlihat dari tingkat pembangunan unit rumah serta komersial
dalam jumlah yang fantastis, terlebih lagi dilengkapi dengan pembangunan
sejumlah trade center ataupun mal sebagai pusat perbelanjaan, golf course,
rumah sakit, berbagai sarana pendidikan.
Summarecon Serpong sebagai bagian dari grup Summarecon yang
memiliki slogan “BETTER LIVING BETTER FUTURE”, merupakan
pengembang kawakan dengan pengalaman membangun selama lebih dari 30
tahun di kawasan Summarecon Kelapa Gading, juga turut menyemarakkan
pembangunan kawasan Serpong dengan menyediakan berbagai fasilitas
penunjang seperti: Exit Tol "Private & Direct", Fasilitas Pendidikan (Pahoa,
BPK Penabur,Stella Maris, Tarakanita, Tunas Bangsa, Universitas
Multimedia Nusantara), Fasilitas olahraga (18-hole Gading Raya Golf,
Gading Sport Center), Sentra Bisnis (Sinpasa, Bursa Mobil, Salsa Foodcity,
dll), Perkantoran (Plaza Summarecon Serpong), Shopping Mal -
1
Summarecon Mal Serpong, Taman Hijau Kota - Parkland, Scientia Square,
Fasilitas Penunjang - Shuttle Bus
Di setiap cluster hunian Summarecon Serpong, dilengkapi dengan
club house, swimming pool dan children playground yang hanya dapat
digunakan oleh warga cluster tersebut menerapkan konsep Go Green
dengan suatu langkah awal yaitu berfikir Green yang dimulai dari 3R yaitu
Reduce, Reuse, dan Recycle. Salah satu bentuk nyata penerapan Go Green
tersebut, Summarecon menerapkan system pengelolaan limbah cair
domestik yang berasal dari air limbah rumah tangga yang kemudian bisa
dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau di buang kesungai tanpa
mencemari air sungai. Air hasil olahan ini bukan untuk dikonsumsi oleh
manusia, tetapi untuk dibuang. Sebelum limbah dapat di buang ke
lingkungan, air hasil olahan harus memenuhi standar limbah yang aman
bagi lingkungan.
Memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang berguna, adalah tindakan
yang sangat bijaksana. Reuse atau menggunakan kembali hasil olahan
limbah, ternyata dapat dilakukan tidak hanya untuk limbah kering saja,
tetapi juga limbah cair. Merujuk Peraturan Undang-undang Nomor 23
Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air maka pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan
pendekatan ekosistem dilakukan pada tahap perencanaan, salah satunya
2
melalui pengelolaan limbah cair domestik. System tersebut merupakan
bagian dari komitmen pengembang untuk membenahi dan melengkapi
fasilitas yang ada di kawasan Summarecon Serpong sehingga tercipta
kawasan untuk tinggal dan berbisnis yang ideal guna mencapai kehidupan
yang lebih baik kedepan.
Berawal dari latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan
penelitian tentang “Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik Pada
Proyek Perumahan SUMMARECON SERPONG”.
1.2 Tujuan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, tujuan dari tugas akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Menghitung kapasitas pengelolaan limbah cair domestik?
2. Menghitung plat lantai sebagai landasan pengelolaan limbah cair
domestik?
3. Menghitung daya dukung tanah terhadap bangunan pengelolaan
limbah cair domestik?
1.3 Batasan Masalah
Secara garis besar, batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah
1. Menghitung kapasitas pengelolaan limbah cair domestik.
2. Menghitung plat lantai sebagai landasan pengelolaan limbah cair
domestik.
3
3. Menghitung daya dukung tanah terhadap bangunan pengelolaan
limbah cair domestik.
1.3 Metodologi Penulisan
Dalam rangka mencapai tujuan dari penulisan yang telah tercantum
dalam Bab I maka metode yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mencari acuan dari literature-literatur yang berhubungan dengan
perencanaan pengelolaan limbah cair domestik.
2. Melakukan wawancara dengan Site Engineer PT. Summarecon
3. Melakukan perencanaan pengelolaan limbah cair domestik pada
proyek perumahan summarecon Serpong.
4. Melakukan analisa dan perhitungan perencanaan pengelolaan limbah
cair domestik pada proyek perumahan Summarecon Serpong.
5. Mengambil kesimpulan dari analisa yang sudah dilakukan.
1.4 Sistematika Pembahasan
1. Bab 1 Pendahuluan
Berisi uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, batasan
masalah, metodologi penulisan dan sistematika pembahasan.
2. Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi mengenai uraian sistematika tentang cara-cara
Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik.
4
Bab 3 Landasan teori
Bab ini berisi landasan teori yang menjadi referensi utama dalam
tugas akhir ini.
3. Bab 4 Analisis
Dalam bab ini akan membahas tentang analisis perencanaan
pengelolaan limbah cair domestik yang disajikan dalam bentuk yang
mudah dimengerti misalnya table, gambar dan ditempatkan sesuai
dengan uraian perencanaan.
4. Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Dalam bab ini berisi atas kesimpulan dan saran sebagai bahan
pertimbangan dalam perencanaan pengelolaan limbah cair domestik
pada suatu perumahan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Umum
Berikut ini beberapa istilah yang sering dipergunakan pada
pengelolaan air limbah :
1. BOD (Biochemical oxygen Demand)
Banyaknya oksigen dalam milligram/perliter (mg/lt) yang diperlukan
untuk menguraikan benda organic oleh bakteri, sehingga limbah
tersebut menjadi jernih kembali.
2. COD (Chemical oxygen Demand)
Banyaknya oksigen dalam milligram/perliter (mg/lt) yang diperlukan
dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organic secara
kimiawi.
3. STP (Sewage Treatment Plant)
Kelompok bangunan yang dipergunakan untuk mengolah/memproses
air limbah menjadi bahan-bahan yang berguna lainnya, serta tidak
berbahaya bagi sekililingnya.
4. Secara Anaerobik
Bahan organik terlarut akan dirombak/diuraikan oleh bakteri
Anaerobe (yang dapat hidup tanpa adanya oksigen).
6
5. Secara Aerobik
Bahan organic terlarut akan dirombak/diuraikan oleh bakteri
Anaerobe (hidupnya memerlukan oksigen).
6. Secara Anoxic
Pengolahan bahan organik dengan Nitrogen dan Fosfor.
7. Degradation
Menguraikan senyawa organik
2.2 Dasar Teknik Pengelolaan Air Limbah
2.2.1 Pengertian Air Limbah Domestik
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan
atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran),
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama (KepmenLH no
112/2003). Air Limbah domestik adalah air yang telah
dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau pemukiman
termasuk didalamnya air buangan yang berasal dari WC, kamar
mandi, tempat cuci, dan tempat memasak (Sugiharto, 1987).
2.2.2 Sumber Air Limbah Domestik
Air limbah domestik dapat bersumber dari pemukiman (rumah
tangga), daerah komersial, perkantoran, fasilitas rekreasi,
apartemen, asrama dan rumah makan.
7
2.2.3 Karakteristik dan Dampak Air Limbah
Air limbah memiliki karakteristik fisik (bau, warna, padatan, suhu,
kekeruhan), karakteristik kimia (organik, anorganik dan gas) dan
karakteristik biologis mikroorganisme). Karakteristik air limbah
beserta dampak masing-masing terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia seperti dijelaskan berikut ini:
1. Kekeruhan
Kekeruhan dapat disebabkan oleh hadirnya bahan-bahan
organic dan anorganik, misalnya, lumpur. Dari segi estetika,
kekeruhan dirasakan sangat mengganggu. Selain itu
kekeruhan juga merupakan indikator adanya kemungkinan
pencemaran.
2. Warna
Sebagaimana halnya kekeruhan, warna yang hadir dalam air
dengan intensitas yang melebihi batas, tidak bias diterima
karena alasan estetika. Warna dapat juga merupakan indicator
pencemaran limbah industri. Hal ini dapat pula dikaitkan
dengan kesehatan manusia.
3. Bau dan Rasa
Penyebab bau dan rasa dapat berupa mikroorganisme seperti
algae, oleh adanya gas seperti H2S dsb. Dari segi estetika, air
yang memiliki rasa dan bau dipandang mengganggu.
8
4. Suhu dan residu
Suhu berpengaruh pada pemakaiannya, misalnya, air yang
mempunyai suhu 0oC tidak mungkin dapat diterima, begitu
pula untuk suhu air yang terlalu tinggi. Kadar residu yang
tinggi dapat menyebabkan rasa tidak enak dan mengganggu
pencernaan manusia.
5. Derajat pH
Dalam pemakaian air minum, pH dibatasi dikarenakan
mempengaruhi rasa, korosifitas, dan efisiensi khlorinasi.
6. Kesadahan Ca dan Mg
Kesadahan berpengaruh pada pemakaian sabun, ketel
pemanas air, ketel uap, pipa air panas dalam sistem plambing
dan sebagainya. Mg dapat bersifat toksik, memberikan efek
demam metal, iritasi pada kulit akan susah sembuh, dan
lainnya.
7. Besi dan Mangan
Kehadiran Fe dan Mn dalam air dapat menimbulkan berbagai
gangguan,misalnya, rasa dan bau logam, merangsang
pertumbuhan bakteri besi, noda-noda pada pakaian, efek
racun pada tubuh manusia seperti susunan syaraf pusat;
koordinasi gerak otot kerusakan sel hati; fibriosis; iritasi
usus; kerusakan sel usus.
9
8. Nitrogen
Nitrogen dalam air hadir dalam berbagai bentuk sesaui
dengan tingkat oksidasinya diantaranya Nitrogen netral,
amoniak, nitrit dan nitrat. Efek terhadap kesehatan anatara
lain: iritasi kulit, oedema paru-paru, kejang, pernapasan,
mengancam keseimbangan asam basa dalam darah, stimulasi
susunan syaraf pusat, kerusakan saluran pencernaan, dsb.
Terhadap lingkungan kelebihan nitrogen dapat menyebabkan
eutrofikasi.
9. Bahan anorganik lain
Bahan anorganik dalam air dapat berupa Ag, AL. As, Ba, Br,
Cd, Cl, Cr, Cu, F, Hg, H2S, PO4, Pb, Se, Zn, dan lain-lain.
2.2.4 Komposisi Air Limbah Domestik
Komposisi air limbah domestik hampir lebih dari 99% berisi air itu
sendiri sisanya adalah kandungan pencemar dengan kuantitas
sebagaimana digambarkan dalam skema berikut.
Gambar 2.1 Diagram komposisi Air limbah (sumber: Sugiharto, 1987)
10
Organik
Lemak(10%
Protein(65
Karbohidar(25%)
Anorganik
Metal
Butiran
Garam
Bahan Padat Air (99,9%)
Limbah
2.3 Sistem Pengolahan Air Limbah
Pembuangan air limbah dilakukan melalui proses pengolahan secara:
1. Pengolahan Individual
Pengolahan air limbah individual adalah pengolahan yang
dilakukan secara sendiri-sendiri pada masing-masing rumah
terhadap limbah domestic yang dihasilkan. Sistem penanganan /
pengolahan air limbah domestic secara individual diuraikan dalam
diagram sebagai berikut :
Gambar.2.2 Diagram Pengolahan Individual
2. Pengolahan Individu pada Lingkungan Terbatas
Pengolahan air limbah domestik secara individu pada lingkungan
terbatas dilakukan secara terpadu dalam wilayah yang
kecil/terbatas, seperti hotel, rumah sakit, bandar udara, pelabuhan
dan fasilitas umum. Sistem penanganan / pengolahan air limbah
domestik secara individual diuraikan dalam diagram sebagai
berikut :
11
Peresapan tanahBak
kontrolLemak
Lemak
Bahan organik
Septic tank
Bak kontrol
Air kotor ( WC)
Dapur
Kamar mandi
Gambar 2.3 Diagram pengolahan Individual pada lingkungan terbatas
3. Pengolahan Komunal
Pengolahan air limbah komunal adalah pengolahan air limbah yang
dilakukan pada suatu kawasan pemukiman, industri, perdagangan
seperti kota-kota besar (Jakarta, Bandung, Yogayakarta) yang ada
pada umumnya dilayani/dibuang melalui jaringan riool kota
kemudian dialirkan menuju ke suatu Instalasi Pengolahan Air
Limbah dengan kapasitas besar.
Pada umumnya Instalasi Pengolahan ini dikelola oleh Pemerintah
Daerah atau Departemen terkait.
Sistem penanganan/pengolahan air limbah secara komunal
diuraikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 2.4 Diagram pengolahan komunal
12
Air kotor/tinja dari bangunan-bangunan
Air limbah kamar mandi dari bangunan-bangunan
Peresapan tanahBak kontrol Lemak
Lemak
Bahan organik Septic tank
Bak kontrolAir limbah dapur dari bangunan-bangunan
Bak
Bak
Bak
Daerah pendidikan
Daerah perdagangan
Daerah industri
Bak Daerah pemukiman
Badan Air atau peresapan tanah
Instalasi pengelolaan lingkungan
Jaringan riool kota
2.4 Kriteria Teknik Pengelolaan Air Limbah
Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan air limbah
domestik/permukiman yaitu:
1. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site
Yaitu system dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam
persil atau batas tanah yang dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas
sanitasi individual seperti septik tank atau cubluk.
Kelebihan sistem setempat:
a. Menggunakan teknologi sederhana.
b. Memerlukan biaya yang rendah.
c. Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakannya
sendiri.
d. Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat.
e. Manfaat dapat dirasakan secara langsung.
Kekurangan sistem setempat:
a. Tidak dapat diterapkan pada semua daerah misalnya
tergantung permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-
lain.
b. Fungsi terbatas pada buangan kotoran manusia dan tidak
menerima limbah kamar mandi dan air limbah bekas
mencuci.
13
c. Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan.
Sistem on site diterapkan pada:
a. Kepadatan < 100 org/ha.
b. Kepadatan > 100 org/ha sarana on site dilengkapi pengolahan
tambahan seperti kontak media dengan atau tanpa aerasi.
c. Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m.
d. Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani
penduduk urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan
kawasan urban lainnya.
2. Sanitasi sistem terpusat atau dikenal dengan istilah sistem off-site
atau system sewerage.
Yaitu sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada diluar
persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang
menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-
rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.
Kelebihan sistem ini adalah:
a. Menyediakan pelayanan yang terbaik.
b. Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi.
c. Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari.
d. Memiliki masa guna lebih lama.
e. Dapat menampung semua air limbah.
14
Kekurangan sistem terpusat:
a. Memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang
tinggi.
b. Menggunakan teknologi yang tinggi.
c. Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan.
d. Manfaat secara penuh diperolah setelah selesai jangka
panjang.
e. Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan.
f. Memerlukan pengelolaan, operasi dan pemeliharaan yang
baik.
Sistem off site diterapkan pada kawasan
a. Kepadatan > 100 org/ha.
b. Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan
sistem septik tank komunal (decentralized water treatment)
dan pengaliran dengan konsep perpipaan shallow sewer.
Dapat juga melalui sistem kota/modular bila ada subsidi tarif.
c. Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 500–1000
sambungan rumah disarankan menggunakan basis modul.
Sistem ini hanya menggunakan 2 atau 3 unit pengolahan
limbah yg parallel.
15
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pengolahan air limbah
adalah:
1. Kepadatan penduduk
2. Sumber air yang ada
3. Permeabilitas tanah
4. Kemiringan tanah
5. Kemampuan membiayai
16
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik
Menurut Jimmy S.Juwanda dalam buku Panduan Sistem Bangunan
Tinggi. Air kotor yang dihasilkan oleh suatu bangunan ditampung dalam
unit pengolahan limbah. Tabel 1 Menunjukkan prakiraan volume dengan
pendekatan jumlah orang yang ada dalam bangunan.
Fungsi Banguna Liter per hari per orang
Sekolah
-Hanya wastafel dan WC 56-Ditambah dengan kafetaria 94-Ditambah dengan kafetaria dan shower 132-Pekerja harian 56
Hunian-Perumahan mewah 567
-Rumah tinggal 283
-Asrama 189-Hotel ( satu kamar dua orang ) 378
-Sekolah berasrama 378
-Rumah sakit umum 567
-Asrama perawat 283Tabel 3.1 Prakiraan tingkat aliran limbah cair
17
Besarnya debit puncak menurut Hindarko untuk air limbah yang
berasal dari perumahaan. Secara umum akan membentuk pola bahwa debit
puncak terjadi 2 (dua) kali, yaitu pada saat pagi dan sore hari, seperti pada
gambar berikut ini :
Gambar 3.1 Grafik debit puncak air limbah menurut Hindarko (2003)
3.2 Perencanaan Plat Beton
Sistem lantai yang memiliki perbandingan bentang panjang terhadap
bentang pendek berkisar antara 1,0 s.d. 2,0 sering ditemui.
Dalam PBI-71 diberikan tabel koefisien momen lentur yang
memungkinkan penentuan nilai momen-momen dari masing-masing
arah. Setiap panel pelat dianalisis tersendiri, berdasarkan kondisi
tumpuan bagian tepinya. Tepi-tepi ini dapat dianggap terletak:
18
1. Terjepit Bebas
Tepi-tepi pelat yang menumpu atau tertanam didalam tembok
bata, harus dianggap sebagai tepi yang terletak bebas.
2. Terjepit Penuh
Terjadi bila penampang pelat diatas tumpuan tersebut tidak
dapat berputar akibat pembebanan pada pelat.
Misalnya:
a. Apabila bagian tepi pelat menjadi satu kesatuan monolit
dengan balok pemikul yang relatif sangat kaku.
b. Apabila penampang pelat diatas tumpuan itu merupakan
bidang simetri terhadap pembebanan dan terhadap dimensi
pelat.
3. Terjepit Elastis
Terjadi bila bagian pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit
dengan balok yang relative tidak kaku dan sesuai dengan
kekakuannya memungkinkan pelat tersebut untuk berputar pada
tumpuannya.
19
skema momen per meter lebar jalur 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5Mlx = +0,001.qu.lx².X 44 59 73 84 93 100 112Mly = +0,001.qu.lx².X 44 45 44 41 39 37 32Mlx = +0,001.qu.lx².X 21 28 34 37 40 41 42Mly = +0,001.qu.lx².X 21 20 18 16 13 12 10Mtx = -0,001.qu.lx².X 52 64 73 79 82 83 83Mty = -0,001.qu.lx².X 52 56 57 57 57 57 57Mlx = 0,001.qu.lx².X 28 38 45 51 55 58 61Mly = 0,001.qu.lx².X 28 28 26 23 22 19 16Mtx = 0,001.qu.lx².X 68 85 98 107 113 118 122Mty = 0,001.qu.lx².X 68 74 77 78 78 79 79Mlx = 0,001.qu.lx².X 22 34 49 62 74 85 103Mly = 0,001.qu.lx².X 32 37 40 41 41 39 21Mty = 0,001.qu.lx².X 70 87 100 109 115 119 112= terletak bebas= terjepit penuh
Ly / Lx
Menentukan tebal plat sesuai dengan persyaratan lentur, menurut
SKSNI 2002:
Teganga
n Leleh
Fy
Tanpa Penebalan Dengan Penebalan
Panel exterior Panel interior Panel exterior Panel interior
Balok pinggir Balok pinggir
ya tidak ya tidak
300 Ln /
33
Ln /
36
Ln / 36 Ln /
36
ln /
40
ln / 40
400
Ln /
30
Ln /
33
Ln / 33 Ln /
33
Ln /
36
Ln / 36
Tabel 3.2 Tebal minimum plat
Untuk plat menggunakan metode koefisien untuk menentukan momen
Tabel.3.3 Momen di dalam pelat persegi yang menumpu pada keempat tepinya akibat beban terbagi rata
20
3.3 Analisa daya dukung tanah
Analisis daya dukung tanah diperlukan untuk mempelajari
kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi struktur yang terletak
di atasnya. Daya dukung tanah (bearing capacity) adalah kemampuan tanah
untuk mendukung beban baik dari segi struktur pondasi maupun bangunan
di atasnya tanpa terjadinya keruntuhan geser. Daya dukung batas (ultimate
bearing capacity) adalah daya dukung terbesar dari tanah dan diberi simbol
qult. Daya dukung ini merupakan kemampuan tanah untuk mendukung
beban, dimana diasumsikan tanah mulai mengalami keruntuhan. Besarnya
daya dukung tanah yang diijinkan sama dengan daya dukung batas dibagi
angka keamanan.
Perencanaan pondasi harus dipertimbangkan terhadap keruntuhan
geser dan penurunan yang berlebihan. Untuk terjaminnya stabilitas jangka
panjang, perhatian harus diberikan pada peletakan dasar pondasi. Pondasi
harus diletakkan pada kedalam yang cukup untuk menanggulangi resiko
adanya erosi permukaan, gerusan, kembang susut tanah, dan gangguan
tanah di sekitar pondasi.
Ada beberapa jenis pondasi dangkal antara lain adalah :
1. Pondasi telapak
2. Pondasi lajur
3. Pondasi rakit
21
Suatu pondasi disebut sebagai pondasi dangkal apabila
kedalaman podasi lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi .
Menurut Terzaghi, podasi dangkal adalah
1. Apabila kedalaman pondasi lebih kecil atau sama dengan lebar
pondasi.
2. Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi
ke tanah bawahnya yang berupa lapisan penyangga lebih kecil
atau sama dengan lebar pondasi
Umumnya pondasi dangkal berupa pondasi telapak yaitu
pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah
pondasi. Pondasi ini biasanya bersatu dengan bagian utama bangunan
sehingga merupakan suatu konstruksi yang monolit.
Rumus Terzaqi untuk pondasi menerus
q ult = c.Nc + q.Nq + 0,5 . tnh . B.N
dengan notasi :
q ult = daya dukung tanah ultimit
B = lebar pondasi
D = kedalaman pondasi
tnh = besar volume tanah
q = tnh x D ( surcharge load )
c = kohesi tanah
Nc, Nq dan N adalah faktor daya dukung tanah (bearing capacity
factors) yang besarnya tergantung dari sudut geser tanah (Ø).
22
Ø Nc Nq N N'c N'q N'
0° 5,71 1,00 0 3,81 1,00 0
5° 7,32 1,64 0 4,48 1,39 0
10° 9,64 2,70 1,2 5,34 1,94 0
15° 12,8 4,44 2,4 6,46 2,73 1,2
20° 17,7 7,43 4,6 7,90 3,88 2,0
25° 25,1 12,7 9,2 9,86 5,60 3,3
Tabel 3.4 koefisien daya dukung dari Terzaghi
23
BAB IV
PERENCANAAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK
4.1 Perencanaan Desain Pengelolaan Limbah Cair Domestik.
Gambar 4.1 Proses Pengelolaan Limbah Cair Domestik
Dilihat dari gambar diatas tahapan proses pengelolaan limbah cair
domestik semuanya di tampung dulu kedalam bak kontrol. Dilihat dari sumber air
limbah berasal, air limbah dari masing-masing rumah sudah cukup baik
pengelolaanya.
Air limbah dari dapur karena disini banyak terkandung lemak dan minyak
sebelumnya dipisahkan dulu kadarnya dengan melalui Grase trap.
24
Gambar. 4.2 Grase Trap
Air limbah yang berasal dari closet diolah dulu dalam septiktank, pada
pengolahan ini akan terjadi pengendapan dan penguraian bahan-bahan organik.
Gambar 4.3 Septictank
25
Untuk air limbah yang berasal dari wastafel dan Floor drain kamar mandi
dialirkan langsung ke bak kontrol.
Gambar 4.4 Bak Kontrol
4.2 Perencanaan Instalasi Jaringan Pengelolaan Limbah Cair
Domestik.
Pada perencanaan instalasi jaringan pengelolaan limbah cair
domestik ini. Rencana pemilihan diameter pipa berdasakan tabel dari
Parker, P.E, Homer. Pipa yang digunakan pada perencanaan ini ber jenis
PVC. Polyvinyl chloride (PVC) merupakan pipa yg terbuat dari plastik dan
dgn kombinasi vinyl lainnya.
26
Ukuran Pipa Minimum kemiringan pipa dalam satuan feet untuk setiap 100 feet jarak
8 inci
10 inci
12 inci
14 inci
15 inci
16 inci
0,40
0,28
0,22
0,17
0,15
0,14
Tabel 4.1 Kemiringan minimum yang dianjurkan untuk setiap ukuran diameter saluran
Dari tabel diambil untuk perencanaan minimum pipa berdiameter 10 inci dengan
kemiringan 0,28 % .
27
Gambar. 4.5 Rencana jaringan pengelolaan limbah cair domestik.
Gambar 4.6 Detail pemasangan perencanaan instalasi jaringan pengelolaan limbah cair domestik.
4.3 Kapasitas Pengelolaan Limbah Cair Domestik.
4.3.1 Perhitungan kapasitas pengelolaan limbah cair domestik
Data-data :
Jumlah rumah = 153 unit
Per rumah dihuni = 5 orang
Perkiraan limbah yang di hasilkan per orang = 567 liter per hari per
orang (Menurut Jimmy S.Juwanda dalam buku Panduan Sistem
Bangunan Tinggi)
= jumlah rumah x jumlah orang per rumah x perkiraan limbah yang di
hasilkan per orang
= 153 x 5 x 567
28
= 433.755 liter per hari x 1/ 24000 18,1 m3 / per jam
Menurut Hindarko (2003), bahwa flutuasi harian untuk air limbah
yang berasal dari perumahan juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk
dan panjang jaringan pipa/saluran yang ada. Namun demikian, secara
umum akan membentuk pola bahwa debit puncak terjadi 2 (dua) kali,
yaitu pada saat pagi dan sore hari.
Jadi beban puncak yang direncanakan yaitu 2 jam.
Kapasitas pengelolaan limbah cair domestik yaitu :
= 18,1 m3 / jam x 2 jam
= 36,2 m3
Dalam hal ini direncanakan menggunakan ex .Biocomp dengan
dimensi :
Total volume tank = 39, 39 m3
Diameter tank = 2, 5 m
Panjang tank = 8,861 m
29
Gambar 4.7 Desain pengelolaan limbah cair domestik
4.3.2 Tahapan proses pengelolaan limbah cair domestik ex.Biocomp
Gambar 4.8 Pengelolaan limbah cair domestik ex.Biocomp
30
Blow
Air limbah akan melalui proses sesuai dengan pada tahap pada
gambar. Mulai dari C1 sampai dengan C6, untuk penjelasannya
sebagai berikut:
Keterangan:
1. C1 (Degradation Compartment)
Pada tahapan ini air limbah akan diuraikan senyawa organik
2. C2 (Anaerobe Compartment)
Pada tahapan ini bahan organik terlarut akan dirombak/diuraikan oleh
bakteri Anaerobe (yang dapat hidup tanpa adanya oksigen).
3. C3 (Anoxic Compartment)
Pada tahapan ini tidak adanya kandungan oksigen pada bahan organik
4. C4 = C5 (Aerobe Compartment)
Pada tahapan ini Bahan organic terlarut akan dirombak/diuraikan oleh
bakteri Anaerobe (hidupnya memerlukan oksigen). Karena
memerlukan oksigen dipasang blower pada tahapan ini
5. C6 (Filtering Compartment)
Pada tahapan ini hasil olahan air limbah akan disaring terlebih dahulu.
31
4.3.3 Perhitungan plat lantai pengelolaan limbah cair domestik
Gambar 4.9 Rencana perhitungan plat lantai
Data:
Mutu beton = K 300 (Fc’= 25 Mpa)
Mutu besi = besi beton BJTD - 40 ulir (Fy = 400 Mpa)
Plat direncanakan terletak bebas
Tebal selimut beton = 7,5 cm ( menurut SNI 03-2847-2002 )
Pembebanan:
Beban mati (D)
W sendiri = 0,3 x 2400 = 720 kg /m2
W stp = 2.5x 1000 = 2500 kg /m 2
W total = 3.220 kg / m2
Beban hidup (L) = 250 kg / m2
32
Wu = 1,2 D + 1,6 L
= 1,2 ( 3.220 ) + 1,6 ( 250 )
= 4.264 kg / m2 4,3 ton / m2
Perhitungan momen berdasarkan metode koefisien
Plat terjepit penuh dengan ly/lx = 3/3 =1, plat direncanakan terletak
bebas
M lx = 0,001 .wu .Lx2 .lx
= 0,001 x 4,3 x 32 x 41
= 1,587 kg m 15.564 Nmm
M ly = 0,001 .wu .Ly2 .lx
= 0,001 x 4,3 x 32 x 41
= 1,587 kg m 15.564 Nmm
Perancangan beton
Dx = Dy = 13 mm
dx = h - t - ½Øx = 300 – 75 - ½x13 = 218,5 mm
dy = dx –Dx = 218,5 – 13 = 205,5 mm
33
fc’=25 Mpa< 30 Mpa digunakan β1 = 0,85
ρ min ¿ 1,4400
=0,0035
ASx min ¿ ρ min.b . dx=0,0035 x 1000 x 218,5=764,75 mm2 ASy min¿ ρmin .b .dy=0,0035 x1000 x 205,5=719,25 mm2
Tulangan lapangan arah sumbu x
ρ=[ fc '1,176. fy ] [1−√1− 2,94. Mu
f c ' . b . d2 ]=[ 251,176 x 400 ] [1−√1− 2,94 x 15.564
25 x 1000 x 218,52 ]=0,000
Karena ρ< ρmin maka di gunakan Asx min jika di pakai D13, luas
tampang tulangan
A13 126,7 mm2
Sehingga jarak antar tulangan ( x ) dengan persamaan :
x=b . A 13As
=1000 x126,7764,75
=165,7 dipakai D13-15
Tulangan lapangan arah sumbu y
ρ=[ fc '1,176. fy ] [1−√1−2,94. Mu
f c ' . b . d2 ]=[ 251,176 x 400 ] [1−√1− 2,94 x15.564
25 x 1000 x 218,52 ]=0,000
Karena ρ< ρmin maka di gunakan Asx min jika di pakai D13, luas
tampang tulangan
34
A13 126,7 mm2
Sehingga jarak antar tulangan ( x ) dengan persamaan :
x=b . A 13As
=1000 x126,7764,75
=165,7 dipakai D13-15
Gambar 4.10 Detail penulangan plat lantai
4.3 Perencanaan Bak Penampung
Direncanakan kapasitas bak penampung sama dengan kapasitas
bangunan pengelolaan limbah cair domestik. Bak penampung adalah tempat
35
penampungan hasil pengolahan limbah sebelum didistribusikan dengan
mobil tank. Adapun kapasitas bak penampung yaitu 39,39 m3.
Gambar 4.11 Perencanaan bak penampung
Perhitungan plat lantai bak penampung
Gambar 4.12 Rencana perhitungan plat lantai bak penampung
Data-data:
Mutu beton = K 300 ( Fc’= 25 Mpa )
36
Mutu besi = besi beton BJTD -40 ulir ( Fy = 400 Mpa )
Plat direncanakan terletak bebas
Tebal selimut beton = 7,5 cm ( menurut SNI 03-2847-2002 )
Pembebanan:
Beban mati (D)
W sendiri = 0, 3 x 2400 = 720 kg /m2
W recycle tank = 2.5 x 1000 = 2500 kg /m2
W total = 3.220 kg / m2
Beban hidup (L) = 250 kg / m2
Wu = 1, 2 D + 1, 6 L
= 1, 2 (3.220) + 1, 6 (250)
= 4.264 kg / m2 4, 3 ton / m2
4.4.1 Perhitungan momen berdasarkan metode koefisien
37
Plat terjepit penuh dengan ly/lx = 3/3 =1, plat direncanakan terletak
bebas
M lx = 0,001 .wu .Lx2. lx
= 0,001 x 4, 3 x 32 x 41
= 1,587 kg m 15.564 Nmm
M ly = 0,001 .wu .Ly2.Lx
= 0,001 x 4, 3 x 32 x 41
= 1,587 kg m 15.564 Nmm
4.4.2 Perancangan beton
Dx = Dy = 13 mm
dx = h - t - ½Øx = 300 – 75 - ½x13 = 218,5 mm
dy = dx –Dx = 218,5 – 13 = 205,5 mm
fc’=25 Mpa< 30 Mpa digunakan β1 = 0,85
38
ρ min ¿ 1,4400
=0,0035 ASx min¿ ρmin . b . dx=0,0035 x1000 x218,5=764,75 mm2 ASy min ¿ ρ min . b . dy=0,0035 x1000 x205,5=719,25 mm2
Tulangan lapangan arah sumbu x
ρ=[ fc '1,176. fy ] [1−√1−2,94. Mu
f c ' . b . d2 ]=[ 251,176 x 400 ] [1−√1− 2,94 x15.564
25 x 1000 x 218,52 ]=0,000
Karena ρ< ρmin maka di gunakan Asx min jika di pakai D13, luas
tampang tulangan
A13 126,7 mm2
Sehingga jarak antar tulangan ( x ) dengan persamaan :
x=b . A 13As
=1000 x126,7764,75
=165,7 dipakai D13-15
Tulangan lapangan arah sumbu y
ρ=[ fc '1,176. fy ] [1−√1− 2,94. Mu
f c ' . b . d2 ]=[ 251,176 x 400 ] [1−√1− 2,94 x 15.564
25 x 1000 x 218,52 ]=0,000
39
Karena ρ< ρmin maka di gunakan Asx min jika di pakai D13, luas
tampang tulangan
A13 126,7 mm2
Sehingga jarak antar tulangan ( x ) dengan persamaan :
x=b . A 13As
=1000 x126,7764,75
=165,7 dipakai D13-15
Gambar 4.13 Detail penulangan lantai bak penampung
4.5 Analisa daya dukung tanah
Data dari hasil soil tes
c = 0
tnh = 1,553 t/m3
40
Ø = 24,5⁰
Untuk mencari Nc,Nq dan N menggunakan interpolasi
Ø= 20Nc=17,7 Nq = 7,43 N = 4,6
Ø= 25Nc=25,1 Nq = 12,7 N = 9,2
Ø= 25?
25 - 24,5 = 0,5
25 - 20 = 5
Nc = 17,7 – (0,5 / 5)x(17,7-25,1) = 18,44
Nq = 7,43 – (0,5 / 5)x(7,43-12,7) = 7,957
N = 4,6 – (0,5 / 5)x(4,6-9,2) = 5,06
Untuk pondasi menerus menurut Terzaghi:
q ult = c.Nc + q.Nq + 0,5 . tnh . B.N
= (0x18,44) +((1,553x2,5)x5,06) + 0,5 x 1,553 x 3 x 5,06
41
= 31,433 ton / m2
Fs = diambil 3
q all = 31,433 / 3
= 10,478 ton/m2
Kontrol
Wu = kg /m2 4, 3 ton / m2 < q all = 10,478 ton/m2 Aman
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik pada proyek perumahan
summarecon serpong dapat diambil kesimpulan:
42
1. Dengan jumlah hunian 153 unit, per unit direncanakan jumlah orang 5 didapat
kapasitas pengelolaan limbah cair domestik adalah 39,39 m3.
2. Desain bangunan pengolahan limbah cair domestik menggunakan landasan
plat beton dengan ukuran 3m x 9m, tebal = 30 cm dan penulangan arah
memanjang (Ly) menggunakan D13-15, penulangan arah melintang (Ly)
menggunakan D13-15.
3. Pengecekan stabilitas tanah terhadap bangunan dari data-data penyelidikan
didapat qall=10,478 ton/m2 > wu=4,3 ton/m2 ( beban total bangunan
pengelolahan limbah cair domestik ) adalah aman.
Saran dari hasil Perencanaan Pengelolaan Limbah Cair Domestik pada proyek
perumahan summarecon serpong.
1. Dengan jumlah orang 5 perunit rumah bisa dijadikan minimum dalam
perencanaan pengelolaan limbah cair domestik.
43
2. Desain bangunan pengolahan limbah cair domestik menggunakan
landasan plat beton bisa dikembangan dengan desain bangunan
pengolahan limbah cair domestik lain yang disesuaikan dengan keadaan.
3. Pengecekan stabilitas tanah terhadap bangunan pengolahan limbah cair
domestic tentunya ditentukan berdasarkan hasil dari penyelidikan tanah
setempat.
44
DAFTAR PUSTAKA
Ananth S. Kodavasal, 2011, The STP Guide – Design, Operation and
Maintenance, First Edition, Karnataka State Pollution Control Board
(KSPCB), Bangalore, India.
Hindarko, S, 2003, Mengolah Air Limbah Supaya Tidak Mencemari Orang Lain,
Penerbit Esha. Jakarta
Jimmy S. Juwanda, 2010, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Joetata Hadihardaja, 1997, Rekayasa Pondasi II, Penerbit Gunadarma, Jakarta
Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan, 1981
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
Purwono, Rachmat, 2007, Tatacara Perhitungan Struktur Beton, ITS Press,
Surabaya
s.n, 1997, Rekayasa Lingkungan, Penerbit Gunadarma, Jakarta
Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, UI Press, Jakarta.
LAMPIRAN-LAMPIRAN