proposal pkm
DESCRIPTION
Proposal PKMTRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGARUH LAMA PENGERINGAN & PERENDAMAN TERHADAP
ABSORPSI ANTIBIOTIK TETRASIKLIN DENGAN ADSORBEN LIMBAH
SISIK IKAN GURAMI (Osphronemus Gouramy)
BIDANG KEGIATAN:
PKM-PENELITIAN
Diusulkan oleh:
Sabrina Pratama angkatan 2012
Retno Widyastuti angkatan 2012
Ghiza Jibrila angkatan 2012
Rizka Nuzula Wardani 122010101003 angkatan 2012
Dear Farah Sielma 122010101092 angkatan 2012
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2014
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Pengaruh Lama Pengeringan &
Perendaman Terhadap Absorpsi Antibiotik Tetrasiklin Dengan Adsorben Limbah
Sisik Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy)
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan :
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Jember
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Alamat Email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp ...............
b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 16 minggu
Jember, September 2014
Menyetujui,
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan
Fakultas Kedokteran Universitas Jember
(dr. Ihwan Narwanto, M.Sc) (Sabrina Pratama)
NIP. 19800218 200501 1 001 NIM.
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping
Universitas Jember
(Prof. Dr. Mohammad Saleh, S.E., M.Sc) (___________________)
NIP. 19560831 198403 1 002 NIDN.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. i
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
Daftar Tabel...................................................................................................... iv
Ringkasan ...........................................................................................................
A. Judul………………………………………………………………………
B. Latar Belakang ............................................................................................
C. Perumusan Masalah ....................................................................................
D. Tujuan ........................................................................................................
E. Luaran yang diharapkan .............................................................................
F. Kegunaan ...................................................................................................
G. Tinjauan Pustaka
G.1 Sisik Ikan Gurami (Osphronemus Gouramy) ....................................
G.2 Tetrasiklin ..........................................................................................
1. Mekanisme Aksi………………………………………………….
2. Penggunaan dalam Terapi…………………………………….....
G.3 Spektofotometri...................................................................................
1. Analisis kuantitatif Secara Spektrofotometri Ultraviolet…………
2. Metode Adisi Standar ……………………………………………...
H. Metode Pelaksanaan
H.1Kerangka Konseptual Penelitian………………………………………..
H.2Tempat Penelitian .....................................................................................
H.3 Variabel Penelitian ...................................................................................
H.4 Model Penelitian ......................................................................................
H.5 Rancangan Penelitian ...............................................................................
H.6 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
H.7 Alat dan Bahan ………………………………………………………...
H.8 Cara Kerja………………………………………………………………
H.9 Analisis Data…………………………………………………………….
Bab 4 Biaya dan Jadwal Kegiatan ...................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kriteria inklusi dan ekslusi sampel ...............................................................
Tabel 2. Kriteria inklusi dan eksklusi penelitian ........................................................
Tabel 4.1. Biaya ..........................................................................................................
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
A. JUDUL
Pengaruh Lama Pengeringan & Perendaman Terhadap Absorpsi Antibiotik
Tetrasiklin dengan Adsorben Limbah Sisik Ikan Gurami.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang sebagian besar
wilayahnya merupakan kawasan perairan memiliki potensi budidaya perikanan yang
sangat luas. Menurut Food and Agriculture Organization (2010), ikan air tawar
mendominasi produksi ikan di Indonesia sebesar 46%. Gurami (Osphronemus
gourami) merupakan satu di antara beberapa spesies asli Indonesia yang banyak
dibudidayakan. Produksi gurami bahkan sebesar 7,68% dari total produksi ikan air
tawar. Pengolahan ikan gurami baik skala industri besar maupun skala rumah
tangga, sebagian besar menggunakan daging ikan sebagai bahan utama. Begitu pula
dengan konsumsi ikan gurami, rata-rata bagian daging yang dimakan (edible portion)
hanyalah 40-50% (Trilaksani, 2004). Sisanya akan menjadi limbah, termasuk kulit
dan sisik ikan gurami.
Jumlah yang cukup melimpah dan nilainya yang tidak ekonomis membuat
limbah kulit dan sisik ikan gurami mulai dieksplorasi. Sisik ikan gurami mengandung
kadar protein yang cukup tinggi sebesar 29,8 - 40,9%, dengan kemungkinan besar
protein berupa kolagen dan keratin sehingga berpotensi sebagai sumber alternatif
kolagen (Nagai et al, 2004). Sisik ikan gurami juga memiliki potensi sebagai
bioadsorben (bahan penyerap alami) logam berat seperti tembaga yang ditemukan di
dalam air tanah maupun air minum. Kolagen yang terdapat dalam sisik ikan tersusun
atas beberapa gugus fungsional seperti fosfat, karboksil, amina dan amida yang
berperan dalam absorbsi logam berat (Huang, 2007). Namun sampai saat ini, belum
ada penelitian yang mengungkap potensi sisik ikan gurami dalam aplikasi biomedis.
Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki urutan kedua setelah karies
dan masih merupakan masalah di masyarakat (Melok, 2009). Tetrasiklin merupakan
antibiotik spektrum luas, memiliki kemampuan untuk berkonsentrasi dalam jaringan
penyangga gigi (periodontal) dan menghambat pertumbuhan dari
Actinobacillusactinomycetem comitans yang merupakan penyebab periodontitis, yaitu
infeksi pada jaringan periodontal yang menyebabkan kerusakan ligamen periodontal,
tulang alveolar, membentuk poket, resesi atau keduanya (Carranza et al, 2006).
Tetrasiklin dalam bentuk fiber yang diaplikasikan secara lokal pada poket
periodontal, efektif baik sebagai terapi tunggal maupun kombinasi perawatan
penyakit periodontal (Mc Coll et al, 2006).
Dalam beberapa dekade terakhir, inovasi aplikasi antibiotik secara lokal
dengan menggunakan kolagen sebagai sistem penghantar obat banyak dikembangkan.
Menurut Buranapanitkit et al., (2004) dan Hillig et al., (2008), kolagen merupakan
material bio-degradable dan bio-compatible yang dapat digunakan sebagai sistem
penghantar antibiotik karena memiliki beberapa keuntungan yaitu kompatibel dengan
jaringan sekitarnya, kadar antibiotik pada target infeksi lebih tinggi dari MIC
(Minimum Inhibitory Concentration), dan antibiotik dapat dilepaskan secara bertahap
dalam jangka waktu lama (Budiatin, 2014). Kekurangannya, sesuai sifat protein,
kolagen yang merupakan protein struktural utama dari jaringan ikat dapat
terdenaturasi oleh panas.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa kandungan kolagen yang
terdapat pada sisik ikan gurami merupakan material bio-degradale, bio-compatible,
dan bersifat bio-adsorben. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
jauh potensinya dalam aplikasi biomedis dengan melakukan penelitian mengenai
pengaruh lama pengeringan dan perendaman terhadap absorbsi antibiotik tetrasiklin
dengan adsorben limbah sisik ikan gurami. Penelitian ini menggunakan sisik ikan
gurami yang diambil dari bagian badan, karena bentuknya lebih simetris dan
permukaannya lebih luas.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimana potensi absorbsi limbah sisik ikan gurami terhadap antibiotik
tetrasiklin?
b. Seberapa besar kadar absorbsi limbah sisik ikan gurami terhadap antibiotic
tetrasiklin?
c. Bagaimana pengaruh lama pengeringan dan lama perendaman limbah sisik
ikan gurami terhadap absorbsi antibiotik tetrasiklin?
D. Tujuan Program
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini
adalah:
a. Mengetahui potensi absorbsi limbah sisik ikan gurami terhadap antibiotik
tetrasiklin.
b. Mengetahui seberapa besar kadar absorbsi limbah sisik ikan gurami terhadap
antibiotik tetrasiklin.
c. Mengetahui pengaruh lama pengeringan dan lama perendaman limbah sisik
ikan gurami terhadap absorbsi antibiotik tetrasiklin.
E. Luaran Yang Diharapkan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dibuat suatu artikel ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Lama Pengeringan & Perendaman Terhadap Absorpsi Antibiotik
Tetrasiklin dengan Adsorben Limbah Sisik Ikan Gurami” yang dipublikasikan
baik secara nasional maupun internasional, sehingga dapat memberikan informasi
ilmiah kepada masyarakat dan pemerhati kesehatan mengenai potensi absorbsi
limbah sisik ikan gutami terhadap antibiotic tetrasiklin.
Artikel ilmiah ini dapat dijadikan acuan untuk pengkajian lebih lanjut
mengenai potensi sisik ikan sebagai agen serta teknik aplikasi lokal yang efektif
dan inovatif pada perawatan periodontitis, dalam hal ini berupa gourami scale
tetracycline chip. Tetracycline yang menghambat pertumbuhan dari
A.Actinomycetemcomitans dan bentuk sisik ikan yang kompatibel dapat dibuat
dalam media chip, sehingga dapat memberikan inovasi dalam dalam bidang
kedokteran, khusunya kedokteran gigi.
F. Kegunaan Program
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya di bidang kesehatan. Adapun manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis:
Penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran dan bukti ilmiah awal bahwa
limbah sisik ikan gurami memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam bidang
biomedis, sehingga diharapkan dapat memperkaya pengetahuan di bidang
biomedis dan ilmu-ilmu yang terkait.
2. Manfaat aplikatif:
Penelitian ini memberikan informasi kepada masyarakat terutama pemerhati
di bidang kesehatan tentang potensi limbah sisik ikan gurami sebagai bio-
adsorben antibiotik tetrasiklin serta sebagai bahan acuan untuk penelitian
selanjutnya dalam rangka mengembangkan potensi sisik ikan sebagai agen
serta teknik aplikasi lokal yang efektif dan inovatif pada perawatan
periodontitis, dalam hal ini berupa gourami scale tetracycline chip.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1 Sisik Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
Sebagian besar tubuh ikan tertutupi oleh sisik yang berasal dari lapisan
kulit dermis. Sisik ikan adalah jaringan yang mengandung sel osteoklas
dan osteoblas yang ditemukan pada tingkat vertebrata yang lebih tinggi,
namun regulasi sel tersebut dalam jaringan masih diteliti lebih jauh. (Yano
et al. 2013). Jenis sisik ikan gurami adalah sisik stenoid yang bentuknya
bulat, kecil, tipis dan ringan. Sisik stenoid terdiri dari dua lapisan utama,
yaitu lapisan terluar dari komponen mineral (hidroksiapatit) dan kalsium
karbonat, dan lapisan dalam dari protein organik dan kolagen. (A. Marino,
2011). Sisik gurami juga mengandung bahan lain seperti air, abu, lemak
dan karbohidrat. Kadar protein sisik gurami adalah yang terbesar di antara
empat kadar lainnya, yaitu 29,8-40,9%, dan kemungkinan besar protein
berupa kolagen dan keratin. Selain itu, sisik gurami juga mengandung 5,0-
8,6 % kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit, 0,4-3,7 % kitin, 30,0–
36,8 % air, 18,7-26,3% abu, 0,1-1,0 % lemak. (Yogaswari, 2009).
Sisik ikan memiliki potensi sebagai bioadsorben (bahan penyerap
alami) logam berat seperti tembaga yang ditemukan di dalam air tanah
maupun air minum. Kolagen yang terdapat dalam sisik ikan tersusun atas
beberapa gugus fungsional seperti fosfat, karboksil, amina dan amida yang
berperan dalam absorbsi logam berat. Sisik ikan nila (Tilapia nilatica)
terbukti dapat menyerap 97,02% tembaga dalam waktu 8 hari dan
penyerapan tertinggi terjadi pada dua jam pertama setelah diaplikasikan
pada air dengan kandungan tembaga. (Huang, 2007). Kemampuan
absorpsi sisik ikan terhadap logam berat ini dibantu kitin, suatu senyawa
karbohidrat golongan polisakarida yang memiliki gugus asetamida dan
hidroksil yang terdapat dalam sisik ikan. Gugus tersebut memiliki
pasangan elektron bebas sehingga dapat berikatan dengan ion logam.
(Deden, 2009).
G.2 Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan kelompok antibiotika yang dihasilkan oleh
jamur Streptomyces aureofaciens atau S. rimosus. Tetrasiklin merupakan
derivat dari senyawa hidronaftalen, dan berwarna kuning. Tetrasiklin
merupakan antibiotika berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri gram-
positif maupun gram-negatif yang bekerja merintangi sintesa protein (Tan
dan Rahardja, 2008).
1. Mekanisme Aksi
Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri dengan cara berikatan
dengan ribosom bakteri dan menghalangi akses dati tRNA ke
penerima dari mRNA kompleks ribosom. Obat ini memasuki bakteri
gram negate dengan cara difusi pasif melalui channel hidrofilik yang
terbuat dari protein porin pada luar membrane sel dan dengan transport
aktif melalui system energy-dependent yang memompa seluruh
tetrasiklin melewati membrane sitoplasma. Jalan masuk obat ini pada
gram positif adalah melalui energy metabolic, namun tidak terlalu
dimengerti.
2. Penggunaan dalam Terapi
Tetrasiklin telah digunakan secara ekstensif untuk mengobat penyakit
infeksius dan sebagai bahan aditif untuk makanan hewan yang
memfasilitasi pertumbuhan. Penggunaan ini telah membuat bakteri
resisten terhadap tetrasiklin, namun obat ini sangat berguna untuk
infeksi yang disebabkan rickettsiae, mycoplasmas, dan chlamydiae.
G.3 Spektofotometer
Spektrofotometri ultraviolet adalah suatu teknik pengukuran serapan
radiasi elektromagnetik yang diserap oleh zat pada daerah ultraviolet
(panjang gelombang 190 nm - 380 nm) (Ditjen POM, 1979). Radiasi
ultraviolet diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang
mengandung elektron-π terkonjugasi dan/ atau atom yang mengadung
elektron-n, menyebabkan transisi elektron di orbit terluarnya dari tingkat
energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi
(Satiadarma, 2004).
Gugus atau atom dalam molekul organik yang mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak disebut kromofor (misalnya C=C, C=O, dan
NO2). Sedangkan auksokrom (misalnya –OH, –NH2 dan –OCH3)
merupakan gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas sehingga
mampu memberikan transisi n→π*. Terikatnya gugus ini pada gugus
kromofor akan mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke
panjang gelombang yang lebih besar (pergeseran merah atau pergeseran
batokromik) disertai dengan peningkatan intensitas (efek hiperkromik)
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Untuk mengukur banyaknya radiasi yang diserap oleh suatu molekul
dapat dibuat suatu grafik (spektrum absorpsi) yang menghubungkan
banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi (atau panjang gelombang)
sinar. Transisi yang dibolehkan untuk suatu molekul dengan struktur
kimia yang berbeda adalah tidak sama sehingga spektrum absorpsinya
juga berbeda. Dengan demikian, spektrum absorpsi dapat digunakan
sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif.
Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu
sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi. Dengan
demikian spektrum absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif (Gandjar dan Rohman, 2007).
Pada penentuan analit yang terdapat dalam suatu matriks diperlukan
pengukuran dari blanko matriks untuk meralat kesalahan yang disebabkan
oleh matriks. Bila komponen matriks untuk blanko tidak dapat diperoleh,
maka dapat digunakan metode adisi standar, yaitu dengan menambahkan
standar ke dalam larutan sampel yang diukur dengan konsentrasi yang
meningkat secara teratur (Satiadarma, 2004).
1. Analisis kuantitatif Secara Spektrofotometri Ultraviolet
Penggunaan utama spektroskopi ultraviolet-sinar tampak adalah dalam
analisis kuantitatif. Apabila terdapat senyawa yang mengabsorpsi
radiasi, maka akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang
mencapai detektor. Parameter kekuatan energi radiasi khas yang
diabsorpsi oleh molekul adalah absorbansi (A) yang nilainya
sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi dan
merupakan dasar analisis kuantitatif. Senyawa yang tidak
mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dapat juga ditentukan
dengan spektroskopi ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi kimia
yang dapat mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan
dengan suatu pereaksi kromofor (Satiadarma, 2004).
2. Metode Adisi Standar
Metode adisi standar dipakai secara luas karena mampu
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi
lingkungan (matriks) sampel dan standar (Anonim b, 2010). Idealnya
kalibrasi standar seharusnya mendekati komposisi dari sampel yang
dianalisis, tidak hanya pada konsentrasi analit tetapi juga dalam hal
konsentrasi dari elemen lain yang ada dalam matriks sampel, sehingga
dapat meminimalkan pengaruh dari berbagai komponen dalam sampel
terhadap absorbansi yang terukur (Skoog dan West, 1996).
Pemanfaatan teknik adisi standar sangat membantu terutama untuk
analisa senyawa yang kadarnya kecil (Ramette, 1981).
Dalam metode ini, sejumlah volume dari sampel dipindahkan ke
dalam beberapa labu ukur. Satu larutan diencerkan sampai volume
tertentu (tidak ditambah dengan larutan standar) kemudian larutan
yang lain ditambahkan terlebih dahulu sejumlah larutan standar
sehingga diperoleh serangkaian konsentrasi larutan standar. Kemudian
larutan tersebut diukur, dan hasilnya dibuat grafik absorbansi versus
konsentrasi standar yang ditambahkan (Anonim b, 2010), seperti
terlihat pada Gambar 3.
Seperti terlihat pada Gambar 3, sumbu X merupakan konsentrasi
standar yang ditambahkan sementara sumbu Y menunjukkan nilai
absorbansinya. Ekstrapolasi garis pada sumbu X (titik potong pada
sumbu X, mensubstitusikan nilai Y = 0 pada persamaan regresi) inilah
yang setara dengan konsentrasi analit (concentration of unknown)
yang terkandung dalam larutan sampel yang diukur (Harris, 1987).
Berdasarkan hukum Beer akan berlaku hal – hal berikut:
Ax = k. Ck
At = k ( Cs + Ck )
Dimana : Cx = kadar zat sampel
Cs = kadar zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel
Ax = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
At = absorbansi zat sampel + zat standar
Jika kedua rumus digabung maka diperoleh Cx=Cs × AxAt−Ax
Konsentrasi analit dalam sampel dapat dihitung dengan
membuat grafik At lawan Cs seperti pada Gambar 3. Dengan
mengekstrapolasi At = 0 pada grafik atau mensubstitusikan nilai Y = 0
(absorbansi = 0) akan diperoleh kadar analit dalam sampel, sehingga
diperoleh :
Cx=Cs × Ax0−Ax
Cx=Cs × Ax−Ax
Cx=−Cs
H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM
H.1 Kerangka Konseptual Penelitian
H.2 Tempat Penelitian
Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Jember jalan
Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember.
H.3 Variabel Penelitian
1. Variabel bebas:
Lama perendaman dan lama pengeringan sisik ikan gurami.
2. Variabel terikat:
Kadar absorpsi antibiotik tetrasiklin.
H.4 Model penelitian
Direndam dalam larutan antibiotik
24 jam
Dijemur
2 C47 jam
2 B15 jam
2 A5 Jam
Direndam dalam larutan antibiotik
1 C47 jam
1 B15 jam
1 A5 Jam
Kelompok 2(Dengan
Pengeringan)
Kelompok 1(Tanpa
Pengeringan)
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu
berdasarkan karakteristik subjek yang telah ditentukan peneliti.
Karakteristik sampel penelitian adalah sisik ikan gurami segar yang sejenis
pada badan ikan gurami dengan bobot ikan rata-rata 1,2 kg.
H.5 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan
design eksperimen post test dengan kelompok control (post test only
control group design ). Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya
pengelompokan anggota-anggota kelompok control dan kelompok
eksperimen dilakukan berdasar acak atau random. Dengan rancangan ini
memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan (intervensi) pada
kelompok eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut
dengan kelompok control, tetapi tidak dilakukan pretest.
H.6 Teknik pengumpulan data
Pengambilan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara :
1. Teknik observasi
2. Teknik kepustakaan
H.7 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain; spektofotometer, tabung
cuvet, seperangkat tabung reaksi, pipet, spuit, seperangkat alat untuk
preparasi sisik ikan gurami, labu takar, nampan, cawan petri, oven, blender,
ayakan 125 mesh, larutan EDTA dan buffer McIlvaine pH 4.
Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain; sisik ikan gurami pada
bagian badan, antibiotik tetrasiklin, larutan standart, aquades, methanol.
H.8 Cara Kerja
1. Persiapan alat dan bahan
2. Preparasi sisik ikan gurami
Ikan gurami segar yang sudah mati diambil sisiknya pada bagian badan,
dipilih yang ukurannya ……. Setelah itu sisik ikan gurami direndam
dalam aquades selama 24 jam, selanjutnya dibilas 3x dengan aquades.
Setelah itu sisik dipindahkan ke nampan lalu dipanaskan dengan udara
kering selama 2 hari. Setelah 2 hari disimpan dalam tempat dengan
suhu kamar.
3. Preparasi antibiotik tetrasiklin
Antibiotik tetrasiklin dosis standart 10 mg dilarutkan dengan methanol
lalu dimasukkan ke dalam labu takar dan ditepatkan hingga 10 mg
untuk mendapatkan konsentrasi larutan standart 1000 mg/l sebanyak
500µl dimasukkan kedalam labu takar 5 ml. Kemudian ditepatkan
dengan methanol sehingga didapatkan konsetrasi larutan standart.
4. Pembagian Kelompok Sisik Ikan
Sisik ikan dibagi menjadi dua kelompok besar, kelompok I yang
direndam secara langsung dan kelompok II yang dikeringkan terlebih
dahulu lalu direndam. Satu kelompok terdiri atas tiga kelompok kecil
yang diberi perlakuan sesuai rancangan penelitian.
5. Pengeringan sisik ikan gurami
Sisik ikan gurami pada kelompok II dikeringkan dengan sinar matahari
dengan lama pengeringan sesuai rancangan penelitian.
6. Perendaman sisik ikan gurami dengan larutan antibiotik
tetrasiklin
Larutan antibiotik tetrasiklin diambil dengan volume yang sama
dipindahkan ke 6 buah cawan petri yang sudah diberi tanda waktu
perlakuan sesuai dengan kerangka penelitian. Lalu sisik ikan gurami
pada kelompok I dan II dilakukan perendaman pada larutan antibiotik
tetrasiklin. Selanjutnya didiamkan sesuai waktu perlakuan.
7. Pembuatan Ekstrak Sisik Ikan Gurami
a. Sisik ikan gurami diblender hingga halus, lalu diayak
menggunakan ayakan 125 mesh.
b. Serbuk sisik ikan diberikan pereaksi pengendap protein seperti
EDTA untuk mendenaturasi protein.
c. Tambahkan buffer McIlvaine pH 4 dan metanol pada proses
ekstraksi awal dengan perbandingan 3:7
d. Adapun 4 langkah utama dalam penggunaan ekstraksi fase
padat:
i. Tahap pertama yaitu pengkondisian (conditioning),
merupakan tahapan yang dilakukan dengan penambahan
pelarut yang mampu mengaktifkan penjerap serta
mampu membasahi permukaan penjerap sehingga analit
yang terdapat dalam larutan sampel dapat berinteraksi
dengan penjerap.
ii. Tahap kedua yaitu retensi (retention/loading)
merupakan proses pemasukan larutan sampel, dimana
pada proses ini analit yang diinginkan akan tertahan
pada penjerap sementara komponen lain dari matriks
yang tidak diinginkan akan keluar dari cartridge.
iii. Tahap ketiga dilanjutkan dengan pembilasan (washing)
yang dilakukan dengan penambahan larutan yang
mampu menghilangkan sisa matriks yang tertinggal
tetapi tidak mempengaruhi interaksi analit dengan
penjerap.
iv. Tahap terakhir yaitu pengelusian (elutioning) yang
dilakukan dengan penambahan larutan yang mampu
memutuskan ikatan analit dengan penjerap (Anonim a,
1988) .
8. Pengukuran kadar adsorbansi tetrasiklin dengan
spektrofotometer
Kadar adsorbansi tetrasiklin diukur dengan spektrofotometer
kemudian dibandingkan dengan hasil spektrofotometer dari larutan
standar dengan hukum Beer :
Ax = k. Ck
At = k ( Cs + Ck )
Dimana : Cx = kadar zat sampel
Cs = kadar zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel
Ax = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
At = absorbansi zat sampel + zat standar
Jika kedua rumus digabung maka diperoleh Cx = Cs ×-
I. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan -
Tahun Masuk
– Lulus
C. Pemakalah Seminar ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah
/ SeminarJudul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 - - -
2 - - -
3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah …..………………………………………..
Jember, Oktober 2013
Pengusul,
2. Anggota Pelaksana II
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk –
Lulus
C. Pemakalah Seminar ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah
/ SeminarJudul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 - - -
2 - - -
3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah …..………………………………………..
Jember, Oktober 2013
Pengusul,
3. Anggota Pelaksana III
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk -
Lulus
C. Pemakalah Seminar ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah
/ SeminarJudul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 - - -
2 - - -
3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah …..………………………………………..
Jember, Oktober 2013
Pengusul,
4. Anggota Pelaksana IV
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap (dengan gelar)
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat dan Tanggal Lahir
6. E-mail
7. No Telepon/Hp
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk –
Lulus
C. Pemakalah Seminar ilmiah (Oral Presentation)
NoNama Pertemuan Ilmiah
/ SeminarJudul Artikel Ilmiah
Waktu dan
Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi
lainnya)
No Jenis PenghargaanInstitusi Pemberi
PenghargaanTahun
1 - - -
2 - - -
3 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah …..………………………………………..
Jember, Oktober 2013
Pengusul,
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas
Harga Satuan
(Rp)Keterangan
Sewa kandang
Untuk
pemeliharaan
hewan coba
40 Rp 25.000,00 Rp 1.000.000,00
HandscoonAlat pelindung
diri3 box Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
MaskerUntuk
pelindung diri1 Rp 20.000,00 Rp 20.000,00
Alat makan dan
minum
Pemeliharaan
hewan coba10 Rp 15.000,00 Rp 150.000,00
Blender+pisauPembuatan
susu edamame1 Rp 640.000,00 Rp 640.000,00
Minor set
Untuk
pembedahan
hewan coba
2 Rp 250.000,00 Rp 400.000,00
Benang
Untuk
pembedahan
hewan coba
2 box Rp 50.000,00 Rp 100.000,00
Spuit Untuk injeksi 70 Rp 6.000,00 Rp 420.000,00
anestesi dan
antibiotik
Sonde
Untuk
perlakuan
hewan coba
30 ? ?
Label
Untuk
penamaan
hewan coba
1 pack Rp 5.000,00 Rp 5.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp 2.835.000,00
2. Bahan Habis Pakai
MaterialJustifikasi
Pemakaian
Kuantita
s
Harga Satuan
(Rp)
Keterangan
Tikus WistarSebagai hewan
coba40 Rp 40.000,00 Rp 1.600.000,00
Pakan TernakPemeliharaan
hewan coba30 Rp.20.000,00 Rp 600.000,00
Sekam
Untuk
pemeliharaan
hewan coba
40 Rp 30.000,00 Rp 1.200.000,00
EdamameKomponen
susu5 kg Rp 30.000,00 Rp 150.000,00
Alkohol 100 ml Untuk
sterilisasi
1 Rp 10.000,00 Rp 10.000,00
sebelum
pembedahan
TisuUntuk
membersihkan4 rol Rp 10.000,00 Rp 40.000,00
KasaUntuk
menutup luka1 box Rp 25.000,00 Rp 25.000,00
KetaminUntuk anestesi
hewan coba2 vial Rp 180.000,00 Rp 360.000,00
NabacetinUntuk luka
insisi2 bks Rp 30.000,00 Rp 60.000,00
Gentamycin
Antibiotik
pasca
ovariektomi
2 Rp 35.000,00 Rp 70.000,00
Novalgin
Antibiotik
pasca
ovariektomi
2 Rp 60.000,00 Rp 120.000,00
Natrium
bicarbonat 0,5%
Untuk
pembuatan
bubuk
edamame
2 kg Rp 5.000,00 Rp 10.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp 4.242.000,00
3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Keterangan
Pemakaian (Rp)
Transportasi Mobilisasi
peneliti
5 Rp 50.000,00 Rp 250.000,00
Transportasi Mobilisasi
hewan coba
1 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp 450.000,00
4. Lain-lain
MaterialJustifikasi
PemakaianKuantitas
Harga Satuan
(Rp)Keterangan
Sewa
laboratorium
(biokimia, faal,
farmakologi, PK)
Pemeliharaan
hewan coba
dan
4 bulan Rp 500.000,00 Rp 2.000.000,00
Cek
Laboratorium
30 Rp 50.000,00 Rp 1.500.000,00
Pembuatan
preparat
20 Rp 40.000,00 Rp 800.000,00
Administrasi,
print, fotocopy
Rp 200.000,00
SUB TOTAL (Rp) Rp 4.500.000,00
Total (Keseluruhan) Rp 12.027.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti