proposal ptk 1 erma
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN PEMBIASAAN BERBICARA SOPAN
SANTUN DENGAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA
PELAJARAN PKN KELAS V SDN 01 JOSENAN MADIUN
PROPOSAL
Oleh:
ERMA YULITA SARI
09141072
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2012
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah seru sekalian alam yang telah melimpahkan rahmat,
taufik serta hidayah- Nya , sehinnga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan
judul “ Upaya Meningkatkan Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode
Role Playing Pada Mata Pelajaran PKN kelasV SDN 01 Josenan Madiun ”.
Proposal ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan guru
serta peneliti lain pada umumnya untuk menggunakan dan mengembangkan metode
role playing pada pembelajaran berlangsung.
Proposal ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang dalam dan tulus kepada semua
pihak yang telah membantu khususnya kepada Drs. Edy Siswanto, M.Pd. selaku dosen
Penelitian Tindakan Kelas serta rekan – rekan mahasiswa yang telah banyak
membantu dan memberikan dorongan dalam penyusunan proposal ini.
Proposal yang sangat sederhana ini sudah barang tentu masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga Allah SWT memberikan rahmat, taufik dan hidayah –NYA
serta memberikan maaf atas segala kesalahan penulis dan semoga proposal ini ada
gunannya dan manfaatnya bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya. Amiin.
Madiun, 21 Desember 2012
Penulis
18
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................
A. Latar Belakang........................................................................
B. Batasan Masalah.....................................................................
C. Rumusan Masalah......................................................................
D. Tujuan Penelitian.......................................................................
E. Hipotesis Penelitian....................................................................
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
G. Asumsi Penelitian..........................................................................
H. Ruang Lingkup................................................................................
I. Definisi Penelitian......................................................................
BAB II : Kajian Teori...............................................................................................
A. Konsep Keterampilan Berbicara....................................................
B. Konsep Metode Role Playing..............................................................
C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role
Playing..........................................................................................
BAB III : Metode Penelitian ..................................................................................
A. Rancangan Penelitian....................................................................
B. Populasi dan Sampel..........................................................................
C. Variabel Penelitian........................................................................
iii
D. Teknik Pengumpulan Data........................................................
E. Instrumen Penelitian....................................................................
F. Teknik Analisis Data........................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar adalah seni dan ilmu pengetahuan. Jika suatu seni maka pengajaran
memerlukan inspirasi, intuisi, bakat dan kreativitas, sehingga sangat sedikit yang
betul-betul dapat diajarkan. Jika pengajaran adalah suatu ilmu pengetahuan, maka
mengajar memerlukan pengetahuan dan keterampilan, dan ini sesungguhnya dapat
dipelajari. Salah satunya adalah perkembangan bahasa verbal atau bahasa yang
diucapkan tidak hanya memerlukan belajar kata-kata, tetapi juga belajar tata bahasa
dan aturan-aturan dalam berbicara.
Tidak terlepas dari peran seorang pendidik sebagai konselor diharapkan harus
sensitif dalam mengobservasi tingkah laku siswa. Seorang pendidik harus mencoba
merespons secara konstruktif ketika emosi siswa mulai berbicara tidak sopan dan
menyebut perbuatannnya supaya menarik perhatian kelas, sehingga merupakan bagian
dari kenakalan anak-anak pada tingkat SD, terutama di SDN 01 Josenan Madiun.
Seorang pendidik harus bisa mengenal kebutuhan sosial dan emosi anak-anak pada
tingkat perkembangan yang berbeda, mengidentifikasi perbedaan individu dalam
kelas, dan menyadari beberapa materi yang tidak tepat untuk siswa tertentu.
Satu prinsip yang penting adalah bahwa sebagian besar anak-anak di SDN 01
Josenan Madiun masih dalam tahap perkembangan operasional konkret. Pelajaran
ilmu pengetahuan sebaiknya meliputi meraba, membentuk, memanipulasi, mengalami
dan merasakan. Peranan ilmu sosial sebaiknya meliputi karya wisata, mengundang
ahli, bermain peran, dan berdiskusi. Seni bahasa dan aktivitas membaca, berbicara
sebaiknya meliputi mencipta, membayangkan, menulis.
iii
Bersamaan dengan keterampilan dasar, hal yang paling penting pada siswa-
siswa SD yang sedang belajar adalah konsep diri. Konsep diri seseorang dibentuk
terutama pada usia dini, pengeruh sekolah pada konsep diri anak dapat menjadi dalam
(Sri Esti,2006;87) dapat dilihat bahwa anak-anak SDN 01 Josenan Madiun dalam
menggunakan segi bahasa berbicara yang kurang sopan santun terhadap guru, teman
sebaya, bahkan orang lain disekitarnya namun tidak terlepas dari sikap perilaku guru
yang tak pantas dilihat anak-anak.
Anak-anak SDN 01 Josenan Madiun melakukan kegiatan dengan cara yang
berbeda, sesuai dengan kemampuan mereka dan tidak menjadi soal apa yang seorang
pendidik lakukan.seorang pendidik dapat membantu perkembangan sosial anak
didiknya dengan menunjukkan keterbukaan, kekonsistenan, kesopanan, kebijaksanaan,
dan tingkah laku lain yang tepat. Demikian juga dalam bertutur kata atau berbicara
sopan santun, seorang pendidik sebaiknya menjelaskan mengapa perlu berbicara sopan
santun dan menerapkannya kepada teman sebaya, guru, atau orang tua serta orng lain
disekitarnya sehingga berguna untuk kehidupan yang akan datang.
Maka dengan adanya permasalahan tersebut diatas peneliti mengambil judul
“Pengaruh Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Motode Role Playing Pada
Mata Pelajaran PKN Kelas V SDN 01 Josenan Madiun Tahun 2012/2013”
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ditemukan ditas maka penulis dapat
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran berbicara rendah terbukti dengan
siswa berbicara tidak sopan saat diberi tugas oleh guru. Hal ini disebabkan oleh
guru hanya monoton memberikan tugas dan ancaman melalui pemberian tugas.
2. Terdapat emosi yang tidak terkendali. Terbukti dari sikap siswa saat
pembelajaran berlangsung, sebabnya karena siswa kurang menguasai dan
memaknai keterampilan berbicara sopan santun yang seharusnya menjadi
pembiasaan untuk mereka.
18
3. Model pembelajaran kurang menarik minat siswa, ini disebabkan guru kurang
kreatif dalam melaksanakan pembelajaran berbicara tidak sopan karena mersa
jenuh dan kurang termotivasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan diatas, selanjutnya
ditemukan rumusan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran
PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
2. Bagaimana deskripsi metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V
SDN 01 Josenan Madiun?
3. Adakah upaya dalam pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran
PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
4. Apakah ada pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role
playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode role
playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
2. Mendeskripsikan metode role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01
Josenan Madiun.
3. Mengupayakan pembiasaan berbicara sopan santun pada mata pelajaran PKN
kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
4. Mendeskripsikan pengaruh pembiasaan berbicara sopan santun dengan metode
role playing pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis ialah suatu jawaban sementara terhadap suatu permasalahan penelitian
sampai terbukti melaui data yang terkumpul. Hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Adanya upaya pembiasaan metode bermain peran terhadap keterampilan
berbicara sopan santun pada pelajaran PKN V SDN 01 Josenan Madiun.
iii
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang antara lain sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi sekolah
Penelitian yang dilakukan akan bisa lebih memudahkan dalam membina
interaksi dengan para siswa dilingkungan sekolah dimana siswa berada.
2. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan fakta bahwa dengan menerapkan model role playing
dalam pembelajaran berbicara dapat meningkatkan keterampilan berbicara
secara sopan santun.
3. Bagi peneliti lain
Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian masalah
yang sama.
G. Asumsi Penelitian
Berdasarkan pemikiran yang matang, maka diasumsikan bahwa:
1. Seorang pendidik harus dapat mengelola proses belajar mengajar yang efektif
dan tepat memilih metode-metode pembelajaran sesuai kebutuhan siswa.
2. Seorang pendidik harus bisa membentuk watak dan kepribadian siswa yang baik
sehingga berguna untuk dirinya sendiri, orang lain dan bangsa Indonesia.
H. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi : (1) Lokasi dan subjek penelitian,
dan (2) variabel penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Josenan Madiun
tahun 2012/2013 dengan subjek siswa. Penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu
Metode role playing (variabel bebas), berbicara sopan santun (variabel terikat).
18
I. Definisi Operasional
Ada beberapa definisi operasional yang perlu disajikan dalam penelitian ini, agar
tidak terjadi kesalahpahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud
peneliti:
1. Metode role playing (bermain peran) adalah mengekplorasikan perasaan-
perasaan, sikap-sikap, nilai-niai dan strategi pemecahan masalah dengan cara
memperagakan secara bersama-sama sehingga tercipta interaksi yang baik.
2. Berbicara sopan santun adalah berbicara / berkomunikasi secara baik dengan
menggunakan kata-kata yang sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan,
dan kejelasan struktur yang jelas.
iii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Konsep Keterampilan Berbicara
1. Proses Berbicara
Keterampilan berbicara tentu didapat melaui proses sehingga seseorang
akan mampu menguasai keterampilan berbicara tersebut dengan fasih dan baik.
Dalam proses belajar berbahasa disekolah, anak-anak mengembangkan
keterampilan berbicaranya secara vertikal tidak secara horizontal. Maksudnya,
mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum
sempurna.
Ellis dan Numan dalam (Y.Slamet.2008:122) mengemukakan adanya
tiga cara untuk mengembangkan secara vertikal dalam meningkatkan
kemampuan berbicara: (1) menirukan pembicaraan orang lain ; (2)
mengembangkan bentuk-bentuk ujaran yang telah dikuasai ; dan (3)
mendekatkan atau menyejajarkan dua bentuk ujaran, yaitu bentuk ujaran sendiri
yang belum benar dan ujaran orang lain yang sudah benar.
Interaksi lisan ditandai oleh rutinitas informasi. Ciri lain adalah
diperlakukannya seorang pembicara mengasosiasikan makna, mengatur
interaksi;siapa harus mengatakan apa, kepada siapa, kapan, dan tentang.
Keterampilan berbicara mensyaratkan adanya pemahaman minimal dari
pembicara dalam membentuk kalimat. Sebuah kalimat, betapapun kecilnya,
memiliki struktur dasar yang saling bertemali sehingga mampu menyajikan
sebuah makna.
Salah satu faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah
yang datang dari teman berbicara. Seringkali banyak dijumpai dalam setiap
kegiatan berbicara teman berbicara menafsirkan makna pembbicaraan agar
komunikasi dapat berlangsung terus sampai tujuan pembicaraan tercapai.
18
Apabila teman berbicara tidak dapat menangkap makna pembicaraan , maka
komunikasi terputus atau dengan kata lain tujuan komunikasi tedak tercapai.
Dengan contoh anak-anak diarahkan untuk bertindak sopan santun dalam
melakukan percakapan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara sopan santun adalah
berbicara / berkomunikasi secara baik dengan menggunakan kata-kata yang
sopan dan baik menggunakan intonasi, pelafalan, dan kejelasan struktur yang
jelas.
2. Strategi Pembelajaran keterampilan berbicara
Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan keterampilan
mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,
kebutuhan perasaan dan keinginan kepada orang lain. Dalam hal ini ,
kelengkapan alat ucap seseorang merupakan persyaratan alamiah yang
memungkinkannya untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,
tekanan, nada, kesenyapan dan lagu bicara. Keterampilan ini juga didasari oleh
kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar , jujur, benar dan
bertanggungjawab dengan menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu,
rendah diri, ketegangan , berat lidah , dan lain-lain.
Syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbicara
ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbicara, serta dapat
mengajarkannya kepada siswa. Cara pembelajaran berbicara sopan santun
merupakan hal penting bagi seorang pendidik. Seorang pendidik yang
mengajarkan berbicara sopan santun hendaknya jangan tenggelam dalam cara
yang monoton, dan tanpa bervariasi.
Pemilihan strategi atau gabungan metode dan teknik pembelajaran
terutama pada mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun didasarkan
pada tujuan dan materi yang telah ditetapkan pada satuan-satuan kegiatan
belajar.Salah satunya penggunaan metode role playing (bermain peran) dimana
dalam kegiatan ini siswa berlaku, bertindak , dan berbahasa seperti peran orang
iii
yang dibawakannya. Dari segi bahasa, siswa harus mengenal dan menggunakan
ragam-ragam bahasa serta etika berbicara yang baik dan benar.
Menurut Iskandarwassid (2011;242) program pengajaran keterampilan
berbicara harus mampu memberikan kesempatan kepada setiap individu
mencapai tujuan yang dicita-citakan. Tujuan keterampilan berbicara meliputi
kemudahan berbicara , kejelasan , bertanggung jawab, dan membentuk
pendengaran yang kritis dan membentuk kebiasaan.
a. Kemudahan berbicara
Peserta didik harus mendapat ksempatan yang besar untuk berlatih
berbicara sampai mereka mengembangkan keterampilan ini secara wajar,
lancar, dan yang lebih besar jumlahnya. Pada peserta didik perlu
mengembangkan kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.
b. Kejelasan
Peserta didik berbicara dengan tepat dan jelas, baik artikulasi maupun
diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan
baik. Dengan latihan yang mengatur cara berfikir yang logis dan jelas,
kejelasan berbicara tersebut dapat dicapai.
c. Bertanggung jawab
Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara untuk
bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan
sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik pembicaraan, tujuan
pemmbicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi
pembicaraan serta momentumnya.
d. Membentuk pendengaran yang kritis
Dalam latihan berbicara sopan santun peserta didik perlu belajar untuk
dapat meevaluasi kata-kata , niat, dan tujuan pembicara yang secara emplisit
mengajukan pertanyaan :
-siapakah yang berkata
-mengapa ia berkata demikian
-apa tujuannnya
18
-apa kewenagannya ia berkata begitu?
e. Membentuk kebiasaan
Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan berinteraksi
dalam bahasa yang dipelajari atau bahkan dalam bahasa ibu. Faktor ini
demikian penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku
seseorang.
Didalam membentuk kebiasaan berbicara sopan santu ini harus
dibentuk sejak dini, faktor yang mendukung karena siswa berbicara tidak sopan
ini adalah faktor dari keluarga, sekolah, teman sepermainan, dan masyarakat.
B. Konsep Metode Role Playing
1. Pengertian
Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur
maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian
yang akan dilaksanakan (Suyono, 2011;19). Sehingga metode pembelajaran
dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara
yang teratur untuk melakukan pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditegaskan bawha metode pengajaran
atau pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan merupakan bagian dari
pembelajaran untuk menemukan,menguji, dan menyusun data untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Salah satunya adalah metode pembelajaran konvensional dalam metode
bermain peran (role playing). Metode ini adalah metode pembelajaran sebagai
bagian simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi
peristiwa-peristiwa aktual yang muncul pada masa mendatang (Wina
Sanjaya,2008;161) sedangkan metode sosiodrama dan role playing (bermain
peran) dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering
disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku
dalam hubungannya dengan masalah sosial menurut (Aswan Zain,2010;88),
berbeda lagi menurut pendapat Nana Sudjana (1989;63) bahwa bermain peran
iii
(role playing) adalah permainan peranan untuk mengkreasi kembali peristiwa-
peristiwa yang telah terjadi atau akan terjadi.
Maka dapat didefisinikan bahwa metode bermain peran (role playing)
adalah mengeksplorasikan perasaan–perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai dan
strategi pemecahan masalah dengan cara memperagakan secara bersama-sama
sehingga tercipta interaksi yang baik. Sedangkan definisi dari peran itu sendiri
adalah suatu rangkaian perasaan, ucapan, dan tindakan, sebagai suatu pola yang
hubungan unit yang ditujukan oleh individu terhadap individu lain. Bermain
peran berusaha membantu individu untuk memahami perannya sendiri dan peran
yang dimainkan orang lain sambil mengerti perasaan, sikap dan nilai-nilai yang
mendasari terutama dalam berbicara sopan santun kepada orang lain.
2. Tujuan metode role playing
Selama pembelajaran berlangsung, setiap pemeran dapat melatih sikap
empati, simpati, rasa benci, marah, senang dan peran-peran lainnyadengan
keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pelafalan yang jelas dan tertur.
Hakikatnya pembelajaran bermain peran terletak pada keterlibatan emosional
pemeran dan pengamat dalam situasi masalah yang sangat nyata dihadapi.
Melalui bermain peran dalam pembelajaran,diharapkan para peserta didik dapat :
1. Mengeksplorasi perasaan-perasaannya
2. Memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, persepsinya
3. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang
dihadapi
4. Mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui beberapa cara
(Hamid Darmadi,2010;105).
Ada pendapat lain dari (Aswan,2010;88)menyebutkan bahwa tujuan
penggunaan metode sosiodrama / bermain peran antara lain adalah:
a. Agar siswa dapat menghayati perasaan dan menghargai perasaan orang lain.
b. Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
c. Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
18
d. Merangsang kelas untuk berfikir dan memecahkan masalah.
C. Upaya Pembiasaan Berbicara Sopan Santun Dengan Metode Role Playing
Sebagaimana metode role playing pada mata pelajaran PKN SDN 01
Josenan Madiun kelas V bertujuan untuk membiasakan berbicara sopan santun
kepada siapa saja yang diajak berbicara, selain itu untuk menumbuhkan watak
dan karakter siswa yang baik.
1. Pelaksanaan pembelajaran
Ada tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan metode role
playing sebagai model pembelajaran adalah :
a. Kualitas pemeran
b. Analisis dalam diskusi
c. Pandangan siswa terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan
situasi kehidupan nyata.
2. Tahap pembelajaran
Menurut Shafel dalam Hamid Darmadi (2010;157) mengemukakan
sembilan tahap bermain peran (role playing) yang dijadikan pedoman dalam
pembelajaran yaitu:
a. Menghangatkan suasana memotivasi siswa
b. Memilih partisipasi peran
c. Menyusun tahap- tahap peran
d. Menyiapkan pengamat
e. Tahap pemeran
f. Diskusi dan evaluasi
g. Pemeranan ulang
h. Diskusi dan evaluasi tahan dua
i. Membagi pengalaman dan mengambil keputusan
iii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Pra-test Perlakuan Post-test
O1 X1 O2
Keterangan :
O1 = pre test (tes awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan)
O2 = post test (tes akhir sesudah diberikan perlakuan)
X1= perlakuan (pembelajaran PKN dengan metode investigasi kelompok)
Strategi pembelajaran ini diterapkan pada satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lainnya sebagai kelas kontrol. Perlakuan pada kelas
eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan. Sebelum dilakukan perlakuan,
siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol mengerjakan soal tentang materi
gaya dapat mengubah bentuk benda yang sudah diuji cobakan dan dianalisis.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut sugiono (2009:117) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/ subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah
semua siswa kelas V SDN 01 Josenan kabupaten Madiun.
18
2. Sampel
Sugiyono (2009:118) mengemukakan bahwa, sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang yang dimiliki oleh populasi tersebut. Lebih
lanjut Suharsimi Arikunto (2002 ; 134) mengemukakan bahwa apabila subyek
penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua ehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, apabila subyeknya besar
atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Oleh
karena sampel dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 sehingga kurang dari
100, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian
populasi.
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiono (2009:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau
kegiatan tertentu. Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel independen dan
satu variabel dependen, yaitu metode role playing (x) dengan prestasi belajar
siswa pada pelajaran PKN (y).
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data data dapat
dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan
metode eksperimen, disekolah dengan tenaga pendidikan dengan kependidikan
dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan
lain-lain, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan
gabungan keempatnya, Sugiono (2009:308-309).
iii
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi
(pengamatan) dan dokumentasi, untuk mengetahui pengaruh metode pbl terhadap
prestasi belajar berhitung siswa SD kelas V pada mata pelajaran PKN.
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan teknik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan)
dan dokumentasi, yang menurut sugiono (2009:310) bahwa observasi
(pengamatan) adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Sedangkan dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya dari seseorang. Maka instrumen dalam penelitian ini
adalah hasil dari pengamatan penggunaan metode role playing dan dokumentasi
dari nilai-nilai setelah dan sebelum menggunakan metode role playing.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji normalitas data
Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data populasi
berdistribusi normal tau tidak. Uji normalitas ini ditempuh memakai rumus Chi-
kuadrat
.X2=∑i=1
k (fo−f h)2
f h
Keterangan :
X2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuensi yang diharapkan
(Sugiyono, 2010: 107)
2. Uji linearitas
Uji asumsi dasar kedua adalah uji linearitas. Maksudnya apakah garis
regresi antar variabel membentuk garis linear atau tidak.
Keterangan :
18
= Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok
= Rata-rata jumlah kuadrat eror
(Sambas Ali & Abdurrahman, 2009: 90)
3. Uji homogenitas
Uji homogenitas untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari
sejumlah populasi sama atau tidak. Uji homogenitas data pada penelitian ini
menggunakan uji Bartlett dengan rumus :
(
(Budiyono, 2004: 176)
4. Uji hipotesis penelitian
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan jalur korelasi
seperti yang dikemukakan oleh Ibadullah Malawi (2011:35) korelasi adalah
teknik analisis statistik yang menguji ada atau tidak adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih.
5. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari
uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Perhitungan uji t menggunakan rumus : t hitung = bi-(βi)
Se(bi)
wahid (2004 ; 87)
iii
Dimana ;
bi= koefisien regresi variabel
Se= standar error/ kesalahan standar koefisien regresi variable (bi )
βi= koefisien beta/parameter ke I yang dihipotesakan
Setelah dilakukan analisis dan diketahui hasil perhitungannya, maka
langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai thitungd dengan ttabel.
Kemudian untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis nol diterima atau ditolak
digunakan criteria pengujian sebagai berikut:
a. Apabila thitung,< - ttabel atau thitung > ttabel maka Ha diterimadan Ho ditolak,
yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Bimbingan dan
Fasilitas Belajar secara parsial terhadap prestasi belajar PKN siswa kelas
V SDN 01 Josenan Madiun.
b. Apabila thitung, < ttabel atau thitung > - ttabel maka Ho diterima dan
Ha ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara media kartu angka terhadap prestasi belajar berhitung siswa pada
mata pelajaran PKN kelas V SDN 01 Josenan Madiun.
6. Uji F
Uji F digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara
keseluruhan, yaitu yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (X1,X2,…
Xn) yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau simultan yang
signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau untuk mengetahui apakah model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Penghitungan uji F : Fhitung = Fh=
R2/k(1−R2) / (n−k−1 )
(Sugiyono, 2003:223)
Keterangan:
R2= koefisien determinasi
k= jumlah variabel bebas
n= jumlah sampel
18
Dari hasil analisis dan perhitungannya, maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau menggunakan kriteria
pengujian sebagai berikut:
a) Nilai Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha yang artinya
variabel metode PBL tidak mempengaruhi prestasi belajar pada
pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.
b) Nilai Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha yang artinya
variabel metode role playing tidak mempengaruhi prestasi belajar pada
pelajaran PKN siswa SDN 01 Josenan Madiun.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.1984.Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta:Bima Aksara
Arikunto, S.2002.Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka
Cipta
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta
Baharuddin H.B. dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia.
E. Mulyasa. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan: Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hamid Darmadi.2010.Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan Konsep dan
Implementasi).Bandung:Alfabeta
Iskandarwassid.2011.Strategi Pembelajaran Bahasa.Bandung:Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana.1989.Cara Belajar Siswa Aktif (dalam proses belajar
mengajar).Bandung:Sinar Baru
Nurkancana, Wayan dan P.P.N.Sumartana.1986. Evaluasi Pendidikan.Surabaya:Usaha
Nasional
Noehi Nasution dan Adi Suryanto. 2008. Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Universitas
terbuka
Oemar Hamalik. 2007. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya
Sri Esti Wuryani.2006.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia
Sugiyono.2003.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta
Suyono.2011.Belajar dan Pembelajaran (Teori dan Konsep Dasar).Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Wina Sanjaya.2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta:Prenada Media
Y.Slamet.2008.Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia disekolah
dasar.Surakarta:LPP UNS dan UNS Press.
18