proposal ptk pkn 7
TRANSCRIPT
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX-C SMPN 2 CIKEUSIK DALAM PEMBELAJARAN PKN
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
(Suatu Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran PKn Pada Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah di kelas IX-C
Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011
Disusun Oleh:
AINA MULYANA, S.PD
PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG
DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 2 CIKEUSIK
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia, maka perlu
penataan sistem pendidikan yang tentu disesuaikan dengan pembaharuan-
pembaharuan secara menyeluruh, hal ini penting terutama dikaitkan dengan
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19
Tahun 2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Bab II
pasal 3 dinyatakan:
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan Potensi Peserta Didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Untuk mewujudkan tujuan dalam undang-undang tersebut perlu ditindaklanjuti
dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2005, Bab I pasal 1 ayat 6
tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan sebagai berikut:
Standar Proses Pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan.2
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, untuk setiap sekolah/madrasah mengembangkan
1 Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasiona RI 2003, h. 82 Peraturan Pemerintah, Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI 2005, h. 4
Proposal PTK PKn 2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), perlu
memperhatikan kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik.
Model Pembelajaran dengan kurikulum yang disebutkan di atas adalah mengacu
pada Pembelajaran Kreatif, siswa lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan guru
bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Artinya dalam pembelajaran guru
mendorong siswa untuk berkreatif dalam pembelajaran dan guru
menginformasikan materi pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk
mengeksploitasikan (menggali) materi yang sedang dipelajari. Dengan demikian
Model Pembelajaran Konvensional, dimana guru mendominasi dalam
pembelajaran harus sudah ditinggalkan. Oleh sebab itu guru harus dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat menjadikan
proses pembelajaran lebih efektif, dan dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan. Dengan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Tipe Student Team Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian
Tim Siswa, menunjukkan salah satu Model Pembelajaran yang dapat menciptakan
suasana pembelajaran tersebut.
Proses pembelajaran PKn dalam Kompetensi Dasar: 2.1 Mendeskripsikan
Pengertian Otonomi Daerah di kelas IX-C telah penulis lakukan dengan Metode
Diskusi. Namun, hasil belajar siswa umumnya dibawah KKM, motivasi belajar
siswa pun rendah, sebagian siswa tidak menjawab pertanyaan guru ketika ditanya,
jarang ada siswa yang bertanya kepada guru mengenai penjelasan materi yang
diajarkan, ketika guru memberikan ulangan individu masih banyak siswa yang
Proposal PTK PKn 3
menyontek. Selain permasalahan di atas suasana kelas masih cenderung parsial
artinya ada pengelompokkan siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai.
Berdasarkan uraian di atas terungkap bahwa Pembelajaran PKn di kelas
IX-C masih kurang berhasil, minat belajar PKn kurang dan hasil belajar siswa
belum sesuai standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu ada tindakan
untuk mengatasi permasalahan pembelajaran PKn di kelas tersebut, yaitu dengan
tetap menerapkan metode diskusi namun pelaksanaannya menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) atau
Pembagian Pencapaian Tim Siswa.
Student Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu model
pembelajaran yang bercirikan heterogenitas dalam bentuk kelompok belajar.
Model ini dikembangkan bersama-sama oleh Slavin, Leavy dan Madden di
Universitas John Hopkin, selain memprioritaskan kegiatan belajar kooperatif juga
mengetengahkan kemampuan individu, yaitu penilaian dalam belajar kelompok
dan kuis individu.
Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa lebih termotivasi dalam
belajar terutama pelajaran PKn , meminimalisir kepasifan kelas dan menciptakan
suasana kondusif dalam proses belajar mengajar, sehingga pada akhirnya hasil
belajar siswa pada pelajaran PKn dapat meningkat.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX-C
Proposal PTK PKn 4
dalam pembelajaran PKn melalui model pembelajaran Student Team Achievement
Division (STAD ) ?
C. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dan diperoleh melalui penelitian ini
adalah :
1. Bagi guru PKn, memberikan wawasan tentang apa dan bagaimana menerapkan
model pembelajaran tipe STAD.
2. Bagi sekolah, khususnya SMP Negeri 2 Cikeusik , hasil penelitian ini akan
memberikan sumbangan positif dalam rangka meningkatkan proses
pemebelajaran PKn .
3. Bagi pembaca, khususnya para guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai
acuan penelitian selanjutnya.
Proposal PTK PKn 5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.
Belajar adalah kegiatan beproses dan merupakan unsur yang penting dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan keberhasilan pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah
dan di lingkungan sekitarnya.
Belajar memiliki beberapa definisi dan teori yang dikemukakan oleh
beberapa ahli pendidikan. Menurut Syah yang dikutif oleh Jihad mengatakan
bahwa belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif
dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.3 Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar. Menurut
Witting ada tiga tahapan dalam belajar, antara lain:
a. Tahapan Acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi
b. Tahapan Storage, yaitu tahapan menyimpan informasi; dan
c. Tahapan Retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi.4
Menurut Hamalik yang dikutif oleh Jihad ada dua pengertian yang umum tentang
belajar yaitu:
3 Asep Jihad, Evaluas Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Presindo, 2008, h.14 Ibid, h.2
Proposal PTK PKn 6
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (Learning is difined as the modification or streng hening
of behavior through experiencing).
b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dalam diri orang itu terjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Jadi dalam
teori ini siswa belajar akan mendapatkan hasil belajar yaitu berupa perubahan
kepribadian sebagai pola baru, misalnya pemahaman atau pengetahuan yang
didapat dari proses pembelajaran.
Belajar berlangsung sepanjang hayat, karena belajar merupakan kebutuhan
setiap manusia. Prinsip belajar sepanjang hayat yang dibuat oleh Komisi Delors
dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO)
terbagi 4 pilar, yaitu : (a) learning to know, yang berarti juga learning to learn; (b)
learning to do; (c) learning to be; dan (d) learning to live together.
a. Learning to Know
Learning to know atau learning to learn memiliki definisi bahwa
belajar itu pada dasarnya tidak berorientasi kepada produk atau hasil.
Akan tetapi juga harus beroientasi kepada proses belajar.
b. Learning to Do
Learning to do mengandung pengertian bahwa belajar bukan hanya
sekedar mendengar dan melihat dengan tujuan akumulasi pengetahuan,
tetapi belajar untuk berbuat dengan tujuan akhir penguasaan
kompetensi yang sangat diperlukan dalam era persaingan global.
Proposal PTK PKn 7
c. Learning to Be
Learning to be berarti belajar itu membentuk manusia yang “menjadi
dirinya sendiri”. Dengan kata lain, belajar untuk mengaktualisasikan
dirinya sendiri sebagai individu dengan kepribadian yang memiliki
tanggung jawab. Sebagai manusia dan juga memiliki tanggung jawab
sebagai khalifah yang menyadari akan segala kekurangan dan
kelemahannya.
d. Learning to Live Together
Learning to live together adalah belajar untuk kerjasama. Hal ini
diperlukan sesuai dengan tuntutan kebutuhan dalam masyarakat global,
dimana secara individu dan kelompok tidak mungkin bisa hidup
sendiri atau mengasingkan diri bersama kelompoknya.
Dari segi psikologi, menurut Whitetherington psikologi yang dikutip oleh Ngalim
Purwanto, mengemukakan :
Belajar adalah suatu perubahan tindakan di dalam, kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.5
Dalam proses belajar terdapat beberapa hal yang penting yaitu
pengalaman, proses berpikir, dan perubahan tingkah laku. Pada proses belajar,
siswa merupakan subyek sedangkan guru diharapkan sebagai fasilitator dan
pembimbing. Agar terjadi proses belajar yang baik, dituntut adanya suatu
Interaksi Multi Arah antara siswa dan guru. Setiap individu berperan aktif
melibatkan diri dengan segala pemikiran dan kemauan untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.
5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya, 1988, h.86
Proposal PTK PKn 8
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan belajar adalah
suatu aktifitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Setiap pembelajaran bermuara pada suatu hasil, sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Hasil yang didapat dari sekolah harus dapat
digunakan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil belajar yang telah
diperoleh disimpan dalam ingatan untuk kemudian digali dari ingatan bila
dibutuhkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif bila proses pembelajaran
tersebut dapat mewujudkan sasaran atau hasil belajar tertentu. Beraneka ragam
tingkah laku yang diperoleh dalam belajar yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
Pengertian dan konsep hasil belajar yang dikemukakan oleh ahli-ahli
sedikit banyak dipengaruhi oleh aliran/teori yang dianutnya. Skinner dengan teori
kondisioningnya memaparkan bahwa hasil belajar itu berupa respon baru (tingkah
laku) yang baru.6 Dalam hal ini hasil belajar siswa dapat berupa respon atau
tingkah laku baru yang membedakannya dengan sebelum siswa mengalami
pembelajaran.
Menurut Abdurrahman yang dikutip oleh Asep Jihad, hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh kegiatan belajar.7 Dalam pembelajaran guru
menetapkan tujuan belajar, siswa yang berhasil belajar adalah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan permbelajaran. Menurut Benjamin S. Bloom ada tiga
6 Nurdin Ibrahim, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan hasil Belajar Siswa SLTP Terbuka, Jurnal Teknodik, Oktober, 2000, h.487 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Presindo, 2008, h.14
Proposal PTK PKn 9
ranah (domain) hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.8 Dari ketiga
ranah tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
1) Ranah Kognitif
Tujuan kognitif adalah tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan
perilaku dalam aspek berfikir atau intelektual. Ada enam tingkatan dalam domain
kognitif, antara lain :
a. Pengetahuan atau ingatan yang mengacu pada kemampuan mengenal
atau mengingat materi yang sudah dipelajari.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti
bahan (materi) yang dipelajari.
c. Penerapan atau aplikasi, mencakup kemampuan untuk menarapkan
suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
konkrit.
d. Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhannya atau organisasinya
dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis, mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau
pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain sehingga tercipta
suatu bentuk baru.
f. Evaluasi, mengacu pada kemampuan memberikan
pertumbuhan/penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan
norma.
2) Ranah Afektif
8 Nana Sujana, Dasar-dasar Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2004, h.54
Proposal PTK PKn 10
Berkenaan dengan watak perilaku seperti keterampilan dan kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman tertentu. Ranah afektif juga
berkenaan dengan sikap dan nilai, yaitu tujuan-tujuan yang banyak berkenaan
aspek perasaan, nilai, sikap dan minat perilaku siswa. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian siswa, disiplin
dan motivasi dalam pembelajaran.
Ada beberapa tingkatan bidang afektif antara lain :
a. Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleh guru.
b. Pemberian respon yakni reaksi seseorang terhadap stimulasi yang
datang pada siswa.
c. Penghargaan terhadap nilai, mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai
dengan penilaian itu.
d. Pengorganisasian, mencakup untuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
e. Karakteristik nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang
telah di nilai seseorang. Pada tingkat ini siswa bukan saja telah
mencapai perilaku-perilaku tingkah laku rendah, tetapi telah
mengintegrasikan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan yang
konsisten.
3) Ranah Psikomotor
Proposal PTK PKn 11
Tujuan atau ranah psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan dan
kemampuan bertindak seseorang individu, ada tingkatannya antara lain :
a. Gerak refleks atau meniru (imitation) yaitu mencakup kemampuan
untuk meniru perilaku yang dilihatnya.
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c. Kemampuan gerakan di bidang fisik
d. Kemampuan gerakan-gerakan skill
e. Kemampuan yang berkenaan dengan non de cursve
Jadi dapat disimpulkan hakikat hasil belajar PKn adalah suatu kegiatan
yang dilakukan siswa dalam mempelajari PKn untuk menghasilkan perubahan
tingkah laku yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Setelah guru selesai menyampaikan materi tertentu tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar dapat
dilakukan menggunakan alat evaluasi yang berupa tes hasil belajar. Tes hasil
belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah
diberikan oleh guru kepada siswa dalam waktu tertentu.9 Untuk mengukur hasil
belajar dapat digunakan tes hasil belajar yang menurut jenisnya dapat dibagi dua
yaitu tes hasil belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif.
B. Pengetian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran adalah suatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk
siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu
peserta didik melakukan kegiatan belajar.10
9 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : remaja Rosda Karya, 2001, h.3310 Isjoni. Cooperative Learning, Bandung, Alfasindo, 2007, h.1
Proposal PTK PKn 12
Menurut Slavin yang dikuitp oleh Isjoni, Cooperative Learning adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur
heterogen.11
Keberhasilan pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan dan
kelemahan diantaranya :
Keunggulan :
a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak sepenuhnya bergantung
pada guru.
b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide/gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
mendengarkan ide-ide orang lain.
c. Dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari
serta menerima segala perbedaan.
d. Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahaman sendiri.
e. Memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kekurangan :
a. Untuk memahami dan mengerti pembelajaran kooperatif
membutuhkan waktu.
b. Penilaian yang diberikan di dasarkan pada nilai kelompok.
c. Keberhasilan pembelajaran kooperatif merupakan periode yang cukup
panjang.
11 Ibid, h.12
Proposal PTK PKn 13
Dilihat dari tugas penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.12
Dari berbagai tinjauan diatas pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, penerimaan terhadap keragaman.
Model Pembelajaran Kooperatif agar siswa dapat menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang. Perbedaan tersebut antara
lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial, serta
pengembangan ketrampilan sosial yang artinya aktif bertanya, menghargai
pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan idea tau
pendapat.
C. Pengertian Tipe STAD (Student Team Achviement Division)
Ide dasar STAD adalah agar memotivasi siswa untuk saling bekerja sama
dan membantu satu sama lain, baik dalam memahami materi maupun
penyelesaian tugas dalam satu kelompok.13 Tipe ini dirancang untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa secara individual, terutama terhadap siswa-siswi yang di
dalam kinerja akademiknya lemah atau mainstream. STAD terdiri atas lima
komponen utama yaitu :
a. Presentasi kelas
b. Tim
c. Kuis
d. Skor kemampuan individu
12 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta, Multi Presindo, 2008, h. 30-3113 R E Slavin, A Practical Gide To Cooperative Learning, USA : A Division Of Paramount Publishing, 1994, h. 15
Proposal PTK PKn 14
e. Rekognisi Tim14
Presentasi Kelas atau tahap penyajian materi, guru memulai dengan
menyampaikan indikator yang dicapai dan memotivasi siswa tentang materi yang
akan dipelajari. Mengenai teknik penyajian materi dapat dilakukan secara klasikal
atau melalui audiovisual.
Tim terdiri atas empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian kelas
dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari
tim atau kelompok ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar
belajar, tim atau kelompok mengerjakan tugas dalam bentuk lembar tugas. Tiap
anggota tim diharapkan melakukan sesuatu yang terbaik untuk tim atau
kelompoknya.
Kuis, setelah guru memberikan presentasi dan/atau siswa telah
melaksanakan praktek tim atau kerja kelompok (diskusi), para siswa akan
mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling
membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga tiap siswa bertanggung jawab
secara individual untuk memahami atau pencapaian materi.
Skor Kemajuan Individual dihitung berdasarkan skor awal yang diperoleh
dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang
sama atau berdasarkan pada nilai evaluasi semester sebelumnya. Pada skor awal
setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan sumbangan skor
maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang diperoleh. Poin kemajuan
individual diperoleh dari selisih skor tes dengan tes awal.
Rekognisi Tim, akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang
lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Tiga macam
14 Ibid, h. 143
Proposal PTK PKn 15
tingkatan penghargaan didasarkan pada rata-rata skor tim, yakni Tim Baik, Tim
Sangat Baik, Tim Super.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Proposal PTK PKn 16
Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar PKn khusus dalam
Kompetensi Dasar 3.1 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah di SMP Negeri
2 Cikeusik , melalui model pembelajaran kooperatif dengan tipe Student Team
Achievement Division (STAD) atau Pembagian Pencapaian Tim Siswa.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IX-C pada SMP Negeri 2 Cikeusik di
Jalan Raya Umbulan Km. 04 , Kecamatan Cikeusik , Kabupaten Pandeglang.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai September
2011.
C. Populasi Dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas IX pada SMP Negeri
2 Cikeusik yang terdiri dari tiga kelas dari mulai IX-A sampai IX-C. Namun,
yang dipilih sebagai sample hanya kelas IXC dengan jumlah siswa sebanyak 29
orang.
D. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Metode Action Research (Penelitian
Tindakan). Penelitian Tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam
mendeteksi dan memecahkan masalah.
Penelitian ini dilakukan bersama-sama antara peneliti dan kolaborator
yaitu guru PKn . Dalam penelitian tindakan peneliti menggunakan Desain Model
Proposal PTK PKn 17
Kurt Levin, dimana konsep pokok dari penelitian Levin terdiri dari empat siklus
yaitu :
1. Perencanaan (Plain)
2. Tindakan (Action)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflection)15
Siklus proses pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division (STAD), dapat digambarkan dengan diagram di bawah ini :
1. Siklus Pertama ( I )
a. Perencanaan ( Planning )
Langkah yang disusun peneliti bersama guru PKn pada perencanaan awal
yakni mengidentifikasi masalah dan menetapkan jalan keluar dengan
15 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarata : Bumi Aksara, 2004, h.213
Proposal PTK PKn 18
Perencanaan
PelaksanaanRefleksi
Pengamatan
Siklus II
Pengamatan
Siklus IRefleksi
Perencanaan
Pelaksanaan
Perencanaan
PerencanaanSiklus III dst.
model pembelajaran kooperatif tipe Student Team achievement Division
( STAD ), sebagai berikut :
1) Peneliti dan kolaborator merencanakan pembelajaran yang diterapkan
di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Tipe
STAD
2) Mempersiapkan silabus
3) Menentukan Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi
( SI ) PKn Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan
Otonomi daerah
4) Menentukan dulu Kompetensi Dasar ( KD ) yaitu 3.1 2.1
Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah
5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
7) Menyiapkan daftar hadir siswa
8) Menyiapkan lembar kolaborator
9) Melaksanakan tindakan siklus pertama dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD )
b. Tindakan ( Action )
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan :
1) Menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Division ( STAD )
2) Melakukan apersepsi yaitu bertanya kepada siswa apakah ada yang
pernah ke luar negeri
Proposal PTK PKn 19
3) Membagi kelas menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat
sampai lima siswa
4) Memberikan pengenalan topik yang akan dibahas
5) Setiap kelompok diberikan lembar tugas / pertanyaan
6) Selama mengerjakan tugas / pertanyaan setiap anggota harus dapat
menjawab tugas / pertanyaan sekaligus memahami materi ajar
7) Setelah tugas selesai guru memberikan kuis atau pertanyaan sesuai
pada tugas / pertanyaan dalam kelompok
8) Diusahakan setiap kelompok dapat menjawab kuis atau pertanyaan =
berhasil
9) Peneliti memberikan Postest secara individu
c. Pengamatan ( Observation )
Kolaborator mengamati pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division ( STAD
) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar PKn . Sekaligus
pencapaian / pemahaman materi ajar untuk siswa pandai maupun siswa
yang biasa, bahkan pada siswa yang kurang bersemangat belajar (malas-
malas belajar). Dan kolaborator menuliskannya kedalam lembaran yang
sudah disiapkan.
d. Refleksi ( Reflection )
Dari pengamatan pada waktu pembelajaran siklus pertama, peneliti
bersama kolaborator merinci dan menganalisa permasalahan, yang
tentunya harus mengadakan perbaikan dan akan dilaksanakan pada siklus
Proposal PTK PKn 20
kedua. Bila nilai siswa pada siklus pertama masih ada dibawah KKM,
maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus kedua dengan tahapan yang
sama seperti pada siklus pertama.
2. Sikuls Kedua ( II )
a. Perencanaan ( Planning )
Peneliti dan kolaborator merencanakan langkah-langkah pembelajaran siklus kedua sebagai berikut :
1) Peneliti dan kolaborator merencanakan revisi perangkat pembelajaran
yang diterapkan pada siklus sebelumnya dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif Tipe STAD
2) Mempersiapkan silabus
3) Menentukan Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi (SI)
PKn Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan Otonomi
daerah
4) Menentukan dulu Kompetensi Dasar ( KD ) yaitu 3.1 2.1
Mendeskripsikan Pengertian Otonomi Daerah
5) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )
6) Menyiapkan sumber dan media pembelajaran
7) Menyiapkan daftar hadir siswa
8) Menyiapkan lembar kolaborator
9) Melaksanakan tindakan siklus kedua dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Division ( STAD )
b. Tindakan ( Action )
Proposal PTK PKn 21
Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan :
1) Melakukan apersepsi
2) Memotivasi siswa
3) Memberikan penjelasan garis besar materi yang akan dibahas pada hari
itu
4) Membagi kelas menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat
sampai lima siswa
5) Tugas kelompok dibagikan setiap anggota mendapat lembar tugas agar
setiap anggota lebih konsentrasi pada tugas yang diberikan
6) Setelah tugas selesai guru memberikan kuis atau pertanyaan sesuai
pada tugas / pertanyaan dalam kelompok
7) Mengakhiri pembelajaran dilakukan posttest secara individu dan setiap
anggota tidak boleh membantu (memberi jawaban) pada anggota
kelompoknya maupun kelompok alain
c. Pengamatan ( Observation )
Dalam kegiatan pembelajaran siklus kedua, guru PKn sebagai kolaborator
mengamati apakah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Team Achievement Division ( STAD
) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar PKn dapat berhasil / tidak
sesuai dengan KKM yang ditetapkan.
d. Refleksi ( Reflection )
Dari pengamatan pada waktu pembelajaran siklus kedua, peneliti bersama
kolaborator melihat bahwa kerja kelompok siswa belum mengalami
Proposal PTK PKn 22
peningkatan yang signifikan dan sepakat untuk diperbaiki pada siklus
ketiga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Team Achievement Division ( STAD ).
3. Siklus Ketiga ( III )
a. Perencanaan ( Planning )
Peneliti bersama kolaborator merencanakan langkah-langkah pembelajaran
untuk siklus ketiga, sebagai berikut :
1) Merencanakan silabus
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) PKn pada
Standar Kompetensi ( SK ) sesuai dengan Standar Isi ( SI ) PKn
Semester I kelas IX-C yaitu 2. Memahami pelaksanaan Otonomi
daerah; Kompetensi Dasar (KD) yaitu 3.1 2.1 Mendeskripsikan
pengertian otonomi daerah
3) Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu membuat peta negara
berkembang dan menunjukkan negara berkembang
4) Menyiapkan sumber materi dan media pembelajaran
5) Menyiapkan daftar hadir siswa kelas IX-3
6) Menyiapkan lembar kolaborator
7) Melaksanakan tindakan siklus ketiga dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Team Achievement Divison ( STAD ).
b. Tindakan ( Action )
1) Melakukan apersepsi
2) Motivasi Proposal PTK PKn 23
3) Memberikan pengenalan topik atau menjelaskan secara garis besar
materi yang akan dibahas yaitu tentang Perbedaan Antara Fakta Dan
Opini Dalam Teks Iklan Di Surat Kabar. Siswa mengejakan tugas
kelompok yang masing-masing anggota dalam kelompok memahami
tugas tersebut
4) Setelah selesai siswa diberikan kuis / pertanyaan yang secara
kelompok
5) Peneliti menyimpulkan materi
6) Dilakukan postes individu
7) Menutup pembelajaran model kooperatif tipe STAD
c. Pengamatan ( Observation )
Kolaborator mengamati proses pembelajaran PKn dengan model
pembelajaran kooperatif Tipe STAD ( Student Team Achievement
Division ) yang sedang berlangsung dan mendiskripsikan hal-hal yang
terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung lalu menuliskannya
dalam lembar kolaborator.
d. Refleksi ( Reflection )
Bersama kolaborator peneliti merinci dan menganalisa permasalahan yang
terjadi pada siklus pertama, kedua, dan ketiga. Peneliti dan kolaborator
melihat dan mendapatkan bahwa siklus ketiga ini dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Team Achievement
Division ), siswa telah mengalami peningkatan secara signifikan dan
sepakat untuk mencukupkan penelitian pada siklus ketiga dapat
dideskripsikan sebagai hasil penelitian.Proposal PTK PKn 24
Dengan rancangan penelitian yang dilakukan tiga kali siklus diatas dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau pembagian pencapaian tim
siswa yang dimulai dari kegiatan pembagian kelompok kerja kemudian
masuk pada proses kegiatan pembelajaran yaitu guru mempresentasikan
materi ajar, kemudian siswa melakukan tugas kelompok, dilanjutkan
dengan kuis atau posttes. Guru membuat skor kemajuan individual yang
dihitung dari hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tersebut. Dari skor individual ini akan terlihat
kelompok mana yang akan mendapatkan rekognisi tim atau penghargaan,
dengan peringkat tim super, tim sangat baik dan tim baik.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Jihad, 2008, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Pressindo.
Isjono, 2007, Cooperative Learning, Bandung : Alfabeta.
Proposal PTK PKn 25
Nana, Sujana, 2004, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Ngalim Purwanto, 1988, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Karya.
Ngalim Purwanto, 2001, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : Remaja Rosda Karya.
Nurdin Ibrahim, 2000, Hubungan Tempat Tutorial Tatap Muka dengan Hasil Belajar Siswa SLTP Terbuka, Jurnal Teknodik, Oktober.
Peraturan Pemerintah, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI.
R E Slavin, 1994, A Practical Gaide To Cooperative Learning, USA : A Division Of Paramount Publishing.
Sukardi, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI.
Wina, Sanjaya, 2006, Strategi Pembelajaran, Jakarta : Prenada Media.
Proposal PTK PKn 26