proposal skripsi vodka

25

Click here to load reader

Upload: jurnalrofi

Post on 18-Jun-2015

1.548 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi Vodka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal berbagai macam makanan

yang diolah secara fermentasi. Jenis makanan yang diolah secara fermentasi

diantaranya adalah tahu, tempe dan tape. Disini penulis akan membahas mengenai

efekFermentasi merupakan proses produksi energi dalam sel dalam keadaan

anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk

respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang

mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan

tanpa akseptor elektron eksternal.

Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil

fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa

komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan

aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi

untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.

Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak

memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk

fermentasi.

Dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri bahwa masih terdapat

banyak jenis minuman beralkohol di sekitar kita. Bahkan di beberapa tempat

hiburan malam, minuman beralkohol menjadi minuman favorit dan menjadi suatu

daya tarik bagi pengunjungnya. Minuman beralkohol merupakan minuman yang

mengandung etanol dalam kadar tertentu. Etanol adalah bahan psikoaktif yang

memiliki beberapa efek yang merugikan kesehatan. Efek yang mungkin

ditimbulkan dari konsumsi minuman beralkohol antara lain adalah: gangguan

pencernaan, gangguan stimulasi saraf, melemahkan kerja jantung dan

1

Page 2: Proposal Skripsi Vodka

mengganggu fungsi ginjal. Di berbagai negara, penjualan minuman beralkohol

dibatasi ke sejumlah kalangan saja, umumnya orang-orang yang telah melewati

batas usia tertentu.

Minuman beralkohol yang banyak dijual di pasaran memiliki kandungan

etanol tertentu. Kandungan etanol dalam minuman beralkohol biasa dinyatakan

dalam persen berat per berat (% b/b), persen volume per volume (% v/v) atau

dinyatakan dalam proof. Nilai proof merupakan rasio 2:1 dibandingkan

kandungan etanol dalam persen volume.

Di Indonesaia, peredaran minuman beralkohol ini telah diatur dengan

tegas dan jelas. Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

86/Menkes/Per/IV/77 tentang minuman keras. Menurut peraturan tersebut,

minuman beralkohol dikategorikan sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3

golongan berdasarkan persentase kandungan etanol volume per volume pada suhu

20oC. Minuman dengan kadar etanol 1 - 5 % dikategorikan sebagai minuman

keras golongan A, minuman dengan kadar etanol lebih dari 5 % sampai dengan 20

% tergolong minuman keras golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol

golongan C mengandung etanol lebih dari 20 % sampai dengan 55 %.

Salah satu jenis minuman beralkohol yang banyak beredar di pasaran

adalah vodka. Nama vodka bukanlah nama yang asing dalam dunia minuman

beralkohol. Vodka (bahasa Rusia: во́<дка; bahasa Polandia: wódka; bahasa

Ukraina: го́рілка, horilka; bahasa Belarus: гарілка, harilka) adalah sejenis

minuman beralkohol berkadar tinggi, bening, dan tidak berwarna, yang biasanya

disuling dari gandum yang difermentasi. Banyak yang menduga bahwa kata

Vodka merupakan turunan dari kata bahasa Slavia "voda" (woda, во́да) yang

berarti "air," meskipun banyak pendapat-pendapat lain.

Kecuali untuk sejumlah kecil perasa, vodka mengandung air dan alkohol

(etanol). Vodka biasanya memiliki kandungan alkohol sebesar 35 sampai 60%

dari isinya. Vodka Rusia klasik mengandung 40% (80° kandungan murni), angka

tersebut dirumuskan oleh ahli kimia terkenal Rusia, Dmitri Mendeleev. Menurut

Museum Vodka di St. Petersburg, Rusia, Mendeleev berpendapat bahwa

kandungan yang sempurna yaitu 38%, tetapi karena minuman beralkohol pada

2

Page 3: Proposal Skripsi Vodka

waktu itu dikenakan pajak berdasarkan kandungan alkoholnya, persentasenya

dinaikkan menjadi 40 untuk mempermudah penghitungan pajak.

Dari sekian banyak peminum alkohol yang rata-rata berusia dewasa tua,

tentunya tidak sedikit yang telah kehilangan gigi dan memakai gigi tiruan yang

terbuat dari resin akrilik. Di bidang Kedokteran Gigi, bahan resin akrilik yang

digunakan untuk basis gigi tiruan pada umumnya adalah heat-cured. Resin akrilik

memiliki beberapa keuntungan yaitu estetis cukup baik, tidak toksik tidak

menimbulkan iritasi, tidak larut dalam cairan mulut meskipun relatif sedikit

menyerap air, mudah dimanipulasi, warna dapat dibuat mirip gingival, mudah

dipreparasi, perubahan dimensi kecil dan harga relative murah (Combe, 1992).

Kekurangan resin akrilik yakni bersifat porus dan mudah menyerap cairan.

Dengan demikian, kemungkinan akan terjadi penyerapan penyerapan

vodka kedalam resin akrilik tersebut. Resin akrilik dapat dipengaruhi oleh alcohol,

yang merupakan pelarut lemah dan dapat menyebabkan microcrazing pada akrilik

(Phillips, 1991). Crazing adalah pemisahan rantai molekul polimer atau

sekelompok rantai molekul polimer yang disebabkan ileh tekanan mekanis atau

bahan pelarut. Crazing terdiri dari retakan-retakan kecil menyebabkan akrilik

menjadi brittle dan merupakan gejala awal patahnya akrilik. Terjadinya crazing

dimulai dari permukaan akrilik, dan secara bertahap crazing akan berlanjut masuk

ke dalam akrilik dengan lamanya perendaman akrilik dalam alcohol (Intan, 1995).

Dari Hasil penelitian Shen (1989) mendapatkan bahwa desinfektan dengan

buffer yang mengandung alcohol menyebabkan permukaan berlubang (pitting)

dan pelunakan pada permukaan resin akrilik heat-cured setelah 2 hari

perendaman.

Dengan adanya kandungan alcohol dalam vodka yang terserap dalam resin

akrilik diduga akan mempengaruhi kekuatan impaknya. Kekuatan impak adalah

suatu besar energy yang diserap oleh suatu benda ketika benda tersebut tiba-tiba

terjatuh atau dapat juga didefinisikan sebagai suatu energy yang dimiliki oleh

suatu benda untuk menahan benda tersebut dari fraktur. Kekuatan impak telah

banyak digunakan untuk mengevaluasi bahan basis gigi tiruan, karena uji ini lebih

mempresentasikan tekanan dalam rongga mulut. Berdasarkan uraian tersebut, di

3

Page 4: Proposal Skripsi Vodka

atas, penulis ingin meneliti tentang pengaruh perendaman lempeng akrilik dalam

minuman vodka terhadap kekuatan impak.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh perendaman lempeng resin akrilik dalam minuman

vodka terhadap kekuatan impak?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh perendaman lempeng resin akrilik dalam

minuman vodka terhadap kekuatan impak.

1.4 Hipotesa Penelitian

Perendaman lempeng resin akrilik dalam minuman vodka dapat

mempengaruhi kekuatan impak resin akrilik.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pemakai gigi tiruan resin akrilik dan masyarakat pada umumnya mengenai

pengaruh minuman vodka terhadap kekuatan impak resin akrilik.

4

Page 5: Proposal Skripsi Vodka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Resin Akrilik

Resin akrilik polimetil metakrilat (PMMA) telah digunakan secara luas di

bidang kedokteran gigi, tidak hanya untuk basis gigi tiruan tetapi juga bahan

restorasi gigi tiruan dan pemakaian lain. Resin akrilik merupakan bahan yang

paling banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan. Resin akrilik banyak

digunakan karena memenuhi syarat klinis sebagai bahan basis gigi tiruan, antara

lain : kekuatan dan kelenturan yang cukup, dimensi stabil dan akurat, lebih dapat

diterima oleh jaringan sebagai bahan basis gigi tiruan (Craig, 1993).

Menurut Phillips (1991), resin akrilik banyak digunakan sebagai bahan

basis gigi tiruan karena mempunyai beberapa sifat yang menguntungkan, yaitu

dari segi estetik cukup baik yang ditandai dengan warna yang menyerupai

gingival, mudah diolah dan mudah dipreparasi, harganya relatif murah, tidak

mempunyai rasa dan bau, berat jenis rendah, dan mempunyai kekuatan yang

adekuat.

Pada umumnya resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.

Bubuk resin akrilik mengandung : (1) polimer, yaitu poly (methyl methacrylate),

(2) initiator, yaitu benzoil peroksida 0,5 – 1,5 % dan (3) pigmen, yaitu mercuric

sulfide, cadmium sulfide, cadmium selenide, ferric oxide, carbon black.

Sedangkan cairan resin akrilik mengandung : (1) monomer, yaitu methyl

methacrilate, (2) inhibitor, yaitu hidroquinon 0,003 – 0,1 %, (3) cross linking

agent, yaitu ethylene glycoldimethacrylate ± 10 % (Craig & Powers, 2002).

Untuk mendapatkan konsistensi yang baik, maka perbandingan polimer

dan monomer harus benar, yaitu 3:1 dalam ukkuran volume atau 2:1 dalam

ukuran berat. Campuran polimer dan monomer resin akrilik akan membentuk

suatu adonan dengan konsistensi tertentu melalui beberapa fase, yaitu : (1) mula-

mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah, disebut sandy stage, (2)

bahan mulai merekat begitu polimer mulai larut di dalam monomer, konsistensi

macam ini disebut stringly stage, (3) bahan tidak lagi merekat di dinding

5

Page 6: Proposal Skripsi Vodka

mangkok porselen, disebut dough stage dan ini merupakan stadium yang cocok

untuk memasukkan bahan ke dalam cetakan, (4) bila campuran didiamkan terlalu

lama, maka akan menjadi karet dan kaku, disebut rubbery stage (Combe, 1986).

Menurut spesifikasi American Dental Association (A.D.A) no 12 (1974)

tentang persyaratan, prosedur dan evaluasi bahan basis gigi tiruan, dinyatakan

bahwa penggunaan bahan harus sesuai dengan petunjuk pabrik untuk

mendapatkan hasil yang memuaskan, tidak boleh porus dan bebas dari defek

permukaan, mengkilap setelah dipulas, tidak toksik, warna spesifik.

2.2 Minuman Beralkohol

2.2.1 Pembuatan Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol dibuat dengan berbagai cara, salah satunya adalah

dengan cara fermentasi khamir dari bahan baku yang mengandung pati atau gula

tinggi. Bahan baku yang umum dipakai adalah biji-bijian (seperti jagung, beras,

gandum dan barley), umbi-umbian (seperti kentang dan ubi kayu), buah-buahan

(seperti anggur, apel, pear, cherry), tanaman palem (seperti aren, kelapa, siwalan,

nipah), gula tebu dan gula beet, serta molases. Khusus bahan baku biji-bijian,

sebelum proses fermentasi berlangsung, bahan-bahan tersebut diproses terlebih

dahulu dengan cara merendamnya sampai menjadi kecambah, kemudian dirbus

dan diproses menjadi bubur dan dimasak kembali.

Lamanya proses fermentasi tergantung kepada bahan dan jenis produk

yang akan dihasilkan. Proses pemeraman singkat (fermentasai tidak sempurna)

yang berlangsung sekitar 1 - 2 minggu dapat menghasilkan produk dengan

kandungan etanol 3 - 8 %. Sedangkan proses pemeraman yang lebih panjang

(fermentasi sempurna) yang dapat mencapai waktu bulanan bahkan tahunan

seperti dalam pembuatan wine dapat menghasilkan produk dengan kandungan

etanol sekitar 7-18 %.

Secara kimia alkohol terdiri dari hydroxyl (hydrogen dan oksigen karbon

atom). Reaksi kimia dari glukosa menjadi alkohol adalah sebagai berikut:

C2H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + panas Glukosa etanol karbondioksida

6

Page 7: Proposal Skripsi Vodka

Kandungan etanol yang dihasilkan dalam fermentasi minuman beralkohol

biasanya berkisar sekitar 18% karena pada umumnya khamir tidak dapat hidup

pada lingkungan dengan kandungan etanol di atas 18%. Jadi untuk menghasilkan

minuman beralkohol dengan kandungan etanol yang lebih tinggi, dilakukan proses

distilasi terhadap produk yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Kelompok

produk yang dihasilkan dinamakan distilled beverages. Cara produksi yang lain

untuk menghasilkan minuman berkadar etanol tinggi adalah dengan cara

mencampur produk hasil fermentasi dengan produk hasil distilasi. Contohnya

adalah produk port wine dan sherry yang termasuk kelompok fortified wine. Pada

produk tertentu, untuk menghasilkan cita rasa yang diinginkan, dapat dilakukan

penambahan bahan-bahan tertentu seperti herba, buah-buahan, ataupun bahan

flavoring.

2.2.2 Jenis dan Kandungan Minuman Beralkohol

Pada umumnya minuman beralkohol telah banyak beredar di pasaran.

Peredaran berbagai jenis minuman beralkohol di pasaran selalu berada di bawah

pengawasan Pemerintah. Di Indonesia, peredaran minuman beralkohol ini diatur

berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 86/Menkes/Per/IV/77 tentang

minuman keras. Menurut peraturan tersebut, minuman beralkohol dikategorikan

sebagai minuman keras dan dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan persentase

kandungan etanol volume per volume pada suhu 20oC. Minuman dengan kadar

etanol 1 - 5 % dikategorikan sebagai minuman keras golongan A, minuman

dengan kadar etanol lebih dari 5 % sampai dengan 20 % tergolong minuman keras

golongan B sedangkan minuman dengan kadar etanol golongan C mengandung

etanol lebih dari 20 % sampai dengan 55 %.

Beberapa jenis minuman beralkohol yang banyak beredar di pasaran antara

lain adalah bir dengan kandungan etanol sebanyak 3 – 15%, wine dengan

kandungan etanol 9 – 18%, whisky dan brandy dengan kandungan etanol minimal

sejumlah 30%, dan vodka dengan kandungan etanol yang cukup tinggi yaitu

sejumlah 40%.

7

Page 8: Proposal Skripsi Vodka

2.2.3 Vodka

Vodka semula dikenal sebagai minuman khas Rusia. Minuman ini dikenal

sebagai minuman resmi untuk acara-acara seremonial kenegaraan. Bahkan ada

pendapat yang menyatakan bahwa pesta-pesta di Negara Rusia akan terasa hampa

tanpa adanya vodka. Jadi dapat dikatakan bahwa vodka identik dengan Rusia.

Seiring dengan perjalanan waktu, vodka tidak hanya diproduksi di Rusia,

tapi juga di berbagai belahan dunia, terutama Eropa. Dan yang paling terkenal

sekarang adalah yang berasal dari Swedia. Jenis ini dimulai pada abad ke 15

ketika orang-orang Swedia sering menyuling larutan yang mengandung alkohol,

yang disebut branvinn atau brunt wine, yang berarti 'anggur terbakar". Larutan ini

berasal dari padi-padian atau biji-bijian atau buah anggur. Hasil larutan ini tadinya

biasa digunakan untuk obat-obatan atau bahan peledak untuk keperluan perang.

Memasuki abad ke 17, hasil sulingan tersebut berubah fungsi sebagai minuman.

Seni membuat minuman vodka memang terus berkembang. Vodka yang

kita kenal sekarang ini adalah dihasilkan dari wheat (gandum) yang dicampur

dengan sugar beats (gula) dan air. Ada beberapa vodka yang pembuatannya

melalui proses penyulingan beratus-ratus kali. Proses ini dikenal dengan continous

distalation atau penyulingan berganda. Vodka yang baik adalah yang

mengandung rasa yang seimbang antara purity dan rasa lembut dengan sentuhan

aroma gandum yang kuat.

Pada tahun 1970-an Amerika Serikat dikenal sebagai konsumen terbesar di

dunia, sekitar 60% dari konsumsi dunia. Dan kini boleh dibilang Absolut adalah

the best selling imported vodka di AS, mengalahkan produk-produk lain bahkan

yang berasal dari Rusia. Tidak hanya bersaing dengan produk sejenis saja,

Absolut termasuk sepuluh besar dari penjualan minuman beralkohol di dunia

(ME edisi Oktober 2002).

2.3 Kekuatan Impak Resin Akrilik

Dalam bidang kedokteran gigi, penggunaan resin akrilik sudah dimulai

sejak lebih dari 50 tahun lalu. Sebagai bahan basis gigi tiruan, resin akrilik yang

ideal memiliki beberapa sifat mekanis, diantaranya adalah kekuatan impak,

8

Page 9: Proposal Skripsi Vodka

kekuatan transversa, resilience, fatigue strength, ketahanan abrasi dan kekerasan

permukaan (Combe, 1992).

Kekuatan impak adalah suatu besar energy yang diserap oleh suatu benda

ketika benda tersebut tiba-tiba terjatuh atau dapat juga didefinisikan sebagai suatu

energy yang dimiliki oleh suatu benda untuk menahan benda tersebut dari fraktur

(patah).

Pada beberapa pemakaian, kekuatan impak resin akrilik menunjukkan

suatu ketidakpuasan. Meskipun penambahan plasticizing agents dapat

meningkatkan kekuatan impak resin akrilik, tetapi dapat mengurangi modulus

elastic dan kekuatan kompresif. Untuk mengukur kekuatan impak resin akrilik

dapat dilakukan beberapa tes, antara lain Charpy-type impact tester dan Izod

impact tester.

Pada Charpy-type impact tester, batang penguji ditujukan pada kedua

ujung dan diletakkan horizontal dengan arah pukulan searah dengan cekungan.

Sedangkan pada Izod impact tester, batang penguji dijepit pada salah satu

ujungnya dan diletakkan vertical dengan arah pukulan berlawanan dengan

cekungan (Philips, 1982; Taner et.al, 1999; Craig, 2002).

2.4 Pengaruh Minuman Beralkohol Terhadap Resin Akrilik

Resin akrilik polimetil metakrilat memiliki sifat absorbs terhadap pelarut.

Dalam suatu larutan, polimetil metakrilat akan meresorbsi larutan tersebut.

Larutan alkohol, pelarut kuat, chlorinated hydrocarbon serta beberapa jenis

hidrokarbon aromatic dapat merusak resin akrilik (Craig, 2002).

Dalam hal penggunaan basis gigi tiruan dari resin akrilik tidak menutup

kemungkinan untuk kontak dengan alkohol bila pemakai gigi tiruan tersebut

mengkonsumsi minuman beralkohol. Alkohol yang terserap oleh resin akrilik

dapat menyebabkan crazing/cracking pada permukaan resin akrilik yang berupa

celah-celah kecil sehingga kekuatan dan kekerasan akrilik menurun (Anusavice,

dkk. 1996; Craig, 2002).

9

Page 10: Proposal Skripsi Vodka

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris.

3.2 Sampel Penelitian

3.2.1 Bentuk Sampel

Bentuk sampel segiempat dengan ukuran panjang 65 mm, lebar 10 mm,

dan tebal 2,5 mm (A.D.A No.12, 1974).

3.2.2 Kriteria Sampel

Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, diperlukan beberapa

sampel dengan kriteria sebagai berikut:

a. Bentuk dan ukuran sampel harus sesuai ketentuan diatas.

b. Permukaan halus

c. Tidak porous

3.2.3 Pembagian Kelompok Sampel

Sampel dibagi dalam 6 kelompok, dengan besar sampel masing-masing

kelompok sebanyak 6 buah.

Kelompok I : 6 sampel direndam akuades selama 2 hari 4 jam

Kelompok II : 6 sampel direndam akuades selama 6 hari 12 jam

Kelompok III : 6 sampel direndam vodka selama 2 hari 4 jam

Kelompok IV : 6 sampel direndam vodka selama 6 hari 12 jam

10

Page 11: Proposal Skripsi Vodka

3.2.4 Jumlah Sampel

Tiap perlakuan terdiri dari 6 sampel. Jumlah ini didapat berdasarkan

rumus Hulley dan Cummings (1998), yakni :

N = 2 σ 2 (z 1 / 2 α + zβ) 2 (μ1 – μ2)2

N = besar sampel masing-masing kelompok

σ = standart deviasi kelompok control (0,248)

Z α = nilai normal standart pada (α = 0,05) = 1,960

Z β = nilai normal standart pada (β = 0,05) = 1,645

(μ1 – μ2) = selisih rerata kedua kelompok yang bermakna = 0,05

Dari perhitungan di atas didapatkan hasil 6,39, dengan demikian estimasi

besar sampel minimal tiap subkelompok 6. Jadi total sampel yang digunakan 24.

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas

Lama perendaman sampel lempeng resin akrilik dalam vodka sesuai yang

ditentukan, yaitu : 2 hari 4 jam, 6 hari 12 jam.

3.3.2 Variabel Terkendali

- jenis resin akrilik heat-cured

- proses pembuatan sampel

- proses perendaman sampel akrilik

- proses pengujian kekuatan impak sampel

- bentuk dan ukuran sampel

- alat uji kekuatan impak

- kadar alkohol dalam vodka

11

Page 12: Proposal Skripsi Vodka

3.4 Definisi Operasional

- Kekuatan impak adalah suatu besar energy yang diserap oleh suatu benda

ketika benda tersebut tiba-tiba terjatuh atau dapat juga didefinisikan

sebagai suatu energy yang dimiliki oleh suatu benda untuk menahan benda

tersebut dari fraktur (patah).

- Lama perendaman 2 hari 4 jam setara dengan pemakaian gigi tiruan yang

disertai dengan kebiasaan minum vodka selama 1 tahun.

Perhitungannya : 1 tahun (=52 minggu) perendaman dalam vodka setara

dengan 1 x 1 jam x 52 minggu = 52 jam (2 hari 4 jam)

- Lama perendaman 6 hari 12 jam setara dengan pemakaian gigi tiruan yang

disertai dengan kebiasaan minum vodka selama 3 tahun.

Perhitungannya : 3 tahun perendaman dalam vodka setara dengan 3 x 1

jam x 52 minggu = 156 jam (6 hari 12 jam).

3.5 Bahan dan Alat

3.5.1. Bahan

- Resin akrilik heat-cured merk “ADM”

- Minuman Vodka

- Aquabidestilata steril produksi ikapharmindo Putramas

- Gips keras merk “Moldano” dan gips lunak

- Bahan separasi (cold mould seal dan vaselin)

- Kertas cellophane

3.5.2. Alat

- Frank Impact Testing Instrument

- Master model logam dari bahan kuningan ukuran 67 x 11 x 3 mm.

- Hydraulic bench press

- Mangkok karet dan spatula gips.

- Kuvet

- Piau gips, pisau model dan pisau malam

- Kuas

- Pot porselen dan alat pengaduk akrilik

12

Page 13: Proposal Skripsi Vodka

- Vibrator

- Jangka sorong

- Straight hand piece

- Gelas dan tutup

3.6 Cara Kerja

3.6.1 Cara Pembuatan Sampel/Specimen

- Disiapkan master model dari bahan kuningan dengan ukuran 67 x 11 x

3 mm.

- Dilakukan penanaman master model dalam kuvet dengan menggunakan

gips keras dengan perbandingan 100 gram gips keras dan 30 ml air

(sesuai aturan pabrik).

- Gips diaduk selama 30 detik kemudian dimasukkan dalam kuvet dan

diletakkan diatas vibrator, setelah kuvet terisi penuh, master model

ditanam dalam kuvet sebanyak 1 buah untuk masing-masing kuvet,

ditunggu sampai setting. Setelah keras permukaan gips dihaluskan

dengan kertas gosok sampai halus, kemudian diolesi Vaseline.

- Kemudian dilakukan pengisian kuvet lawan dengan gips keras dan

dilakukan pengepresan dengan hydraulic bench press.

- Kuvet bawah dan atas dipisahkan dengan cara mengungkit pertemuan

kuvet dengan pisau gips, master model diambil dan permukaan gips

dibersihkan dari vaselin dengan air panas mengalir. Setelah kuvet

dingin permukaan gips diulasi dengan cold mould seal secara merata

menggunakan kuas dan ditunggu kering.

- Dilakukan pengisian resin akrilik dengan perbandingan 4,8 gr powder

dengan 2 ml liquid (sesuai petunjuk pabrik), pengadukan dilakukan

pada pot porselen sampai mencapai fase dough stage. Adonan

dimasukkan dalam kuvet kemudian dilakukan pengepresan sehingga

kelebihan adonan dapat mengalir keluar. Kuvet dibuka dan

kelebihannya dipotong dengan pisau model kemudian ditutup lagi, lalu

dipres dengan hydraulic bench press / klem.

13

Page 14: Proposal Skripsi Vodka

- Kemudian dilakukan proses curing secara konvensional dengan

temperature kamar 72o C selama 2 jam dan dinaikkan sampai 100o C

selama 2 jam dan dibiarkan dingin.

- Setelah dingin, kuvet dibuka, dan plat akrilik diambil. Kelebihan akrilik

dirapikan dengan straight hand piece dibawah air mengalir dan

dihaluskan dengan kertas gosok no 600 dengan gerakan melingkar

sampai ukuran batang uji sesuai dengan ketentuan ADA no 12 (1974)

yaitu 65 x 10 x 2,5 mm dengan menggunakan jangka sorong, kemudian

dikeringkan.

3.6.2 Cara Perendaman Sampel

Cairan perendaman ditempatkan dalam gelas yang tertutup hingga seluruh

sampel terndam. Lama perendaman disesuaikan dengan kelompok sampel. Pada

kelompok perlakuan, dilakukan penggantian cairan vodka setiap hari.

Kelompok I : 6 sampel direndam akuades selama 2 hari 4 jam

Kelompok II : 6 sampel direndam akuades selama 6 hari 12 jam

Kelompok III : 6 sampel direndam vodka selama 2 hari 4 jam

Kelompok IV: 6 sampel direndam vodka selama 6 hari 12 jam

Setelah perendaman sampel sesuai waktu yang ditentukan, maka masing-

masing sampel dilakukan pengujian kekuatan impak dengan alat Frank Impact

Testing Instrument.

3.6.3 Cara Pengujian Kekuatan Impak Sampel

Dengan menggunakan Frank Impact Testing Instrument, kita letakkan

sampel pada landasan. Kemudian beban dinaikkan setinggi h atau sebesar sudut α.

Selanjutnya diatur posisi jarum penunjuk skala pada posisi nol. Kemudian bandul

dilepas sehingga memukul sampel. Bandul tersebut masih akan berayun setinggi h

atau sebesar sudut β. Kita amati dan catat besar sudut β.

Energi total yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

KI = W x L (cos α – cos β) A

14

Page 15: Proposal Skripsi Vodka

KI = berat bandul x jarak yang ditempuh bandul Luas permukaan spesimen

KI = kekuatan impak vahan (kg cm/cm2)

W = berat bandul (kg)

L = panjang lengan (cm)

A = luas penampang spesimen

α = sudut awal bandul sebelum diayun

β = sudut akhir setelah bandul diayun

Ada dua macam pengukuran kekuatan impak resin akrilik, yaitu dengan

Charpy-type impact tester dan Izod impact tester. Pada penelitian ini digunakan

Charpy tester. Pada Charpy tester, batang penguji ditujukan pada kedua ujung

dan diletakkan horizontal dengan arah pukulan searah cekungan (Craig, 2002).

15

Page 16: Proposal Skripsi Vodka

DAFTAR PUSTAKA

American Dental Association. 1974. Guide to Dental Material and Device, 7th ed.

Chicago Illinois. p. 203 – 208.

Annusavice K.J. 1996. Phillips Science of Dental Material, 10th ed. Philadelphia:

WB Saunders Company.

Basker R. M, Davenport J.C and Tomlin H.R. 1976. Prosthetic Treatment of The

Edentulous Patient, 1st ed. Lomdon : Macmillan Press Ltd.

Boston. 1997. Official Bartender’s and Party Guide, 64th ed. USA: Warner

Brooks.

Budtz – Jorgensen E. 1979. Materials and Methods for Cleaning Denture, 10th

ed. Journal Prosthetic Dental, vol.42 no.6.

Combe E.C. 1992. Notes on Dental Material, 6th ed. London: Churchill

Livingstone Edinburgh.

Craig R.G. 1997. Restorative Dental Material, 10th ed. CV.Saint Louis:Mosby

Co.

Horn, Harold R. DDS. 1976. Practical Consideration of Successful Crown and

Bridge Therapy. Philadelphia : WB. Saunders Company.

Shen C. 1989. The Effect of Glutaraldehyde Base on Denture Base Resin. The

Journal of Prosthetic Dentistry.

www.republika.co.id/halaman/4/10

www.id.wikipedia.org/wiki/Vodka

www.id.wikipedia.org/wiki/Minuman_beralkohol

www.detiker.com/advertising/absolute-vodka-online-campaign.html

16