prosedur akuntansi pajak pertambahan nilai dan pajak ......selain itu pajak penghasilan pasal 23...

89
i PROSEDUR AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA SEMARANG JAWA TENGAH Halaman Judul Halaman judul Oleh: AGUSTINUS ZULIYANTO 232008158 LAPORAN MAGANG Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2013

Upload: others

Post on 19-Feb-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PROSEDUR AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK

    PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT COCA-COLA AMATIL

    INDONESIA SEMARANG JAWA TENGAH

    Halaman Judul

    Halaman judul

    Oleh:

    AGUSTINUS ZULIYANTO

    232008158

    LAPORAN MAGANG

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

    Guna Memenuhi Sebagian dari

    Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

    Gelar Sarjana Ekonomi

    FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

    PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2013

  • ii

  • iii

  • iv

    ABSTRACT

    PT. Coca Cola Amatil is one company that is engaged in the production of

    beverages. In conducting its business involves many processes necessary to support

    the smooth operation of the production and distribution. Tax accounting is very well

    used in operating activities in the production and distribution. In this study, research

    or internship will be done about the accounting procedure for value added tax and

    income tax article 23 at PT Coca Cola Amatil Indonesia Semarang, Central Java. Of

    this apprenticeship can be concluded that the accounting procedures VAT PT. Coca

    Cola Amatil in accordance with Indonesian Government Regulation No. 1 of 2012 on

    the implementation of Law No. 8 of 1983 on Value Added Tax on Goods and Services

    and Sales Tax on Luxury Goods amended by Act No. 42 of 2009 third Amendment to

    Act No. 8 of 1983 on Value Added Tax on goods and services and sales tax on luxury

    goods. As for withholding tax in accordance with article 23 Regulation of the

    Director General of Taxation No. PER-70/PJ/2007.

    Keywords: Value Added Tax, Act No. 42 of 2009, Article 23 Income Tax, Government

    Regulation No. PER-70/PJ/2007.

  • v

    SARIPATI

    PT. Coca Cola Amatil merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam

    bidang produksi minuman. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perlu

    membutuhkan banyak proses kegiatan operasi untuk menunjang kelancaran dalam

    produksi dan distribusinya. Akuntansi perpajakan sangat baik digunakan dalam

    kegiatan operasi dalam produksi maupun distribusi. Pada penelitian ini akan

    dilakukan penelitian atau magang tentang Prosedur Akuntansi Pajak Pertambahan

    Nilai dan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Semarang

    Jawa Tengah.

    Selama 3 bulan magang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur

    akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PT. Coca Cola Amatil telah sesuai dengan

    Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan

    Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan

    Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah

    terakhir dengan Undang-Undang No 42 Tahun 2009 tentang Perubahan ketiga atas

    Undang-undang No 8 tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan Jasa

    dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sedangkan mengenai pemotongan Pajak

    Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor

    PER-70/PJ/2007.

    Kata kunci : Pajak Pertambahan Nilai, Undang-Undang No 42 Tahun 2009, Pajak

    Penghasilan Pasal 23, Peraturan Pemerintah No. PER-70/PJ/2007.

  • vi

  • vii

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan tuntunan-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik. Penulis

    menyadari bahwa penulisan laporan magang ini dapat terselesaikan berkat bantuan

    serta dorongan dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Keluarga tercinta, ibu, dan kakak kakak yang telah memberikan

    dukungan doa dan motivasi dalam menyelesaikan laporan magang ini.

    2. Ibu Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA., yang telah membimbing,

    mengarahkan, dan mendukung penulis selama kegiatan magang

    dilakukan hingga laporan magang ini dapat terselesaikan dengan baik.

    3. Bapak Hari Sunarto, SE, M.Com, Ph.D., selaku dekan Fakultas

    Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

    4. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku kepala program studi

    akuntansi.

    5. Ibu Supatmi, SE selaku wali studi.

    6. Dosen – dosen FEB UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu

    pengetahuan selama menempuh studi di Universitas Kristen Satya

    Wacana.

    7. Ibu Ida Lukitowati yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga

    dapat melaksanakan kegiatan magang di PT. Coca Cola Amatil

    Indonesia Semarang Jawa Tengah.

    8. Bapak Nurochman selaku Tax Manager yang telah membimbing selama

    proses magang berkenan memberikan data.

    9. Veronika Vera Syuliyanti yang selalu menemani, memberikan

    semangat, dan dukungan doa.

  • viii

    10. Teman – teman seperjuangan, Yustinus, Ucok, Candra, Yosef, Ivan dan

    teman – teman angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

    11. Teman – teman maupun pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan

    satu per satu, terimakasih untuk segala dukungan dan doa yang

    diberikan.

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul……………………………………………………………………. i

    Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii

    Surat Pernyataan Keaslian Laporan Magang ......................................................... iii

    Abstract .................................................................................................................. iv

    Saripati ................................................................................................................... v

    Kata Pengantar ....................................................................................................... vi

    Ucapan Terimakasih............................................................................................... vii

    Daftar Isi................................................................................................................. ix

    Daftar Lampiran ..................................................................................................... xi

    Daftar Bagan………………………………………………………………………xii

    Bab I Pendahuluan ................................................................................................. 1

    A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1

    B. Target Magang……………………………………………………….. 3

    C. Manfaat dan Tujuan Magang………………………………………… 3

    Bab II Tinjauan Pustaka…………………………………………………………... 5

    A. Pengertian Akuntansi…………………………………………………. 5

    B. Perpajakan…………………………………………………………….. 5

    C. Jenis Pajak…………………………………………………………….. 6

    D. Pajak Penghasilan pasal 23…………………………………………… 7

    E. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)………………………………………..9

    F. Pajak Keluaran dan Pajak Masukkan………………………………… 12

    G. Pelaporan dan penyetoran PPN………………………………………. 13

    H. Faktur pajak ………………………………………………………….. 13

    I. Nota retur………………………………………………………………16

    Bab III Metode Magang……………………………………………………………17

    A. Objek magang………………………………………………………….17

  • x

    B. Pelaksanaan program kerja dan data yang digunakan…………………17

    C. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 19

    Bab IV Analisis Dan Pembahasan……………………………….……………….. 20

    A. Sejarah Singkat Coca-Cola………………………….…………………. 20

    B. Visi dan Misi PT Coca Cola Amatil………………….…………………22

    C. Jenis-jenis jasa yang terdapat pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia

    Central Java……………………………………………………………..23

    D. Struktur Organisasi Finance Departement……………………….……...23

    E. Unit kerja magang………………………………………………….……23

    F. Perhitungan dan pembayaran PPh Ps.23 dan PPh Ps.4 ( 2 ) Final…….. 31

    Bab V PENUTUP…………………………………………………………………. 34

    A. Kesimpulan……………………………………………………………. 34

    B. Saran…………………………………………………………………....35

    Daftar Pustaka………………………………………………………………………37

    Lampiran………………………………………………….…………………………38

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Tarif Pajak Penghasilan pasal 23 ...................................................... 41

    Lampiran 2: Faktur Pajak keluaran ....................................................................... 45

    Lampiran 3: NOTA RETUR ................................................................................. 46

    Lampiran 4 : Struktur Organisasi Finance Departement....................................... 47

    Lampiran 5 : Kuitansi............................................................................................ 48

    Lampiran 6: Purchase Order (PO)......................................................................... 49

    Lampiran 7: Faktur Pajak Masukan ...................................................................... 50

    Lampiran 8: Surat Jalan ........................................................................................ 51

    Lampiran 9: Sales Invoice untuk Penjualan Produk ............................................ 52

    Lampiran 10 : Bukti Potong PPh pasal 23 ............................................................ 53

    Lampiran 11: Unduhan Data ................................................................................. 54

    Lampiran 12 a: Tanda Terima SKPD.................................................................... 55

    Lampiran 12 b: Bukti Pembayaran Pajak Air ke PEMDA ................................... 56

    Lampiran 12 c: Jumlah Pembayaran Pajak Air (ABT .......................................... 57

    Lampiran 12 d: Rekapan Bulanan Pajak Air......................................................... 58

    Lampiran 12 e: SKPD (SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH .................... 59

    Lampiran 13 a: Dokumen PPN pada Delivery Order ........................................... 60

    Lampiran 13 b: Invoice untuk Delivery Order ...................................................... 61

    Lampiran 13 c: Kuitansi Delivery Order .............................................................. 62

    Lampiran 14 a: Kuitansi penjualan barang bekas (Receipt Voucher .................... 63

    Lampiran 14 b: Rekapan penjualan barang bekas................................................ 64

    Lampiran 14 c : Sales Invoice untuk barang bekas ............................................... 65

    Lampiran 15: SPT MASA PPN ............................................................................ 66

    Lampiran 16: Laporan Kegiatan Magang ............................................................. 67

    Lampiran 17 : Surat Keterangan Magang ............................................................. 76

    Lampiran 18: Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 77

  • xii

    DAFTAR BAGAN

    Bagan 1 : Bagan perhitungan dan pembayaran PPh pasal 23 ............................... 33

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pajak merupakan suatu sumber pendapatan pada suatu negara yang sampai

    sekarang menjadi bagian yang paling utama bagi kesejahteraan masyarakat di

    Indonesia. Semakin lama pajak menjadi andalan yang digunakan untuk masukkan

    negara. Pajak adalah kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik pribadi

    maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada pemerintah yang

    ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang disektor publik. Sektor

    perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan dalam negeri yang utama bagi

    Indonesia, untuk itu Negara Indonesia menghimpun dana tarsebut mengingat sangat

    banyaknya penduduk Indonesia dan potensial sebagai sumber pajak. Dari segi

    ekonomi, pajak merupakan suatu pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke

    sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi arus dana, daya

    beli dan kemampuan belanja pada suatu perusahaan.

    Sistem perpajakan yang terdahulu adalah official assesment system dimana

    petugas pajak atau fiskus berhak sepenuhnya terhadap pajak tersebut. Sistem

    pemungutan pajak yang dianut di Indonesia pada saat ini adalah self assesment

    system. Jadi pada sistem pemungutan ini wajib pajak diberikan kepercayaan penuh

    oleh direktorat jenderal pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri

    jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku. Tujuan dari system ini adalah untuk meningkatkan partisipasi rakyat agar

    melaksanakan kewajiban membayar pajak sebagai penerimaan Negara.

  • 2

    Peran dan fungsi pajak sangatlah penting dalam menunjang pengeluaran

    Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam pembiayaan pengeluaran

    pemerintah maupun dalam pengelolaan dan pengendalian kebijakan ekonomi makro.

    Pajak penjualan telah ada sejak zaman dahulu, pajak pada penjualan

    dikenakan terhadap barang-barang yang dijual dipasar atau melalui pelanggan-

    pelanggan setelah Perang Dunia Pertama, pajak pada penjualan mulai berkembang

    dengan pesat dan menjadi pajak yang sangat diperlukan oleh seluruh negara di dunia.

    Dari berbagai jenis pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah, Pajak

    Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang diharapkan dapat

    memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan negara. Pajak

    Pertambahan Nilai (PPN) mulai diperkenalkan di Indonesia sejak 1 April 1985 untuk

    menggantikan pajak penjualan (PPn). Hal ini dituangkan dalam UU No. 8 tahun

    1983. Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan

    barang atau jasa kena pajak didaerah pabean yang dilakukan oleh pabrikan, penyalur

    utama atau agen utama, importir, pemegang hak paten atau merek dagang dari suatu

    barang atau jasa kena pajak tersebut. Setiap pembelian barang yang ada hubungannya

    secara langsung dengan barang yang akan dihasilkan atau dijual, maka atas pajak

    yang dikenakan terhadap barang tersebut, oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)

    merupakan pajak masukan yang besarnya 10% dari harga beli barang, sedangkan bila

    barang tersebut akan menambahkan 10% dari harga jual sebelum pajak sebagai PPN

    yang merupakan pajak keluaran untuk masa pajak yang bersangkutan.

    PT. Coca-Cola Amatil merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam

    bidang produksi dan pemasaran minuman. Dalam proses memproduksi minuman

    tersebut, PT. Coca-Cola Amatil membutuhkan banyak bahan untuk minuman,

    peralatan seperti mesin-mesin dan juga kaleng dan botol untuk mengemas minuman

    coca cola. Bahan-bahan itu dihasilkan dari pembelian atau persewaan atas kontrak

  • 3

    dengan supliyer. Mulai dari pembelian bahan untuk produksi itulah terjadi suatu

    Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Negara.

    Selain itu pajak penghasilan pasal 23 juga akan memberikan banyak

    kontribusi pada negara, dimana banyak perusahaan jasa yang memberikan jasanya

    untuk keperluan perusahaan perusahaan lain. PPH pasal 23 mengatur mengenai

    pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri

    dan badan usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan modal, penyerahan jasa,

    atau penyelenggaraan kegiatan selain yang dipotong pada pajak PPH 21. Sebagai

    contoh pada perusahaan membutuhkan jasa untuk memperbaiki komputer yang rusak

    atau reparasi AC. Dari perbaikan / reparasi itu makan pendapatan perusahaan jasa

    langsung dikurangi pajak atas jasa yang dilakukannya. Pajak akan langsung dipungut

    oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya utnuk mengurangi penghasilan dari

    perusahaan jasa.

    B. Target Magang

    Target magang dalam melaksanakan kegiatan magang adalah:

    a) Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai

    dan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia

    Semarang secara spesifik.

    b) Untuk mengetahui proses perhitungan dan pencatatan ke dalam SPT sesuai

    dengan kondisi perusahaan.

    c) Mengetahui perkembangan dalam praktik perpajakan dunia kerja.

    C. Manfaat dan Tujuan Magang

    Adapun manfaat dan tujuan dari magang adalah sebagai berikut :

  • 4

    1) Pemagang dapat menerapkan ilmu dan mengetahui masalah masalah yang ada

    dalam dunia kerja secara nyata dan juga dapat beradaptasi didalam lingkungan

    kerja agar pemagang dapat bersosialisasi dengan mudah dilingkungan yang

    baru.

    2) Manfaat yang didapat oleh perusahaan adalah pengalaman pemagang dalam

    dunia perkuliahan dan dunia kerja pasti berbeda sehingga dapat terjadi tukar

    menukar pikiran antara perusahaan dan pemagang. Dan biasanya dengan

    adanya pemagang dapat lebih meringankan pekerjaan perusahaan.

    3) Tujuan kegiatan magang ini adalah untuk memahami dan praktik langsung ke

    dunia yang nyata proses akuntansi Pajak pertambahan Nilai dan Pajak

    Penghasilan pasal 23 pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Semarang dan

    pemagang mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja yang tidak didapatkan

    dalam proses perkuliahan.

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengertian Prosedur Akuntansi

    Menurut Mulyadi (2008 : 45) menerangan bahwa “Prosedur adalah suatu

    urutan klerikal (tulis menulis, menggandakan, mengitung, membandingakan antara

    sumber dengan data pendukung kedua belah pihak), biasanya melibatkan beberapa

    orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penaganan

    secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

    Mardiasmo (2000 : 1) mengemukakan bahwa “Akuntansi adalah suatu proses

    mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk dilakukannya

    penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang

    menggunakan informasi keadaan suatu perusahaan”.

    Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prosedur akuntansi

    merupakan suatu urutan klerikal yang melibatkan beberapa orang atau departemen

    secara seragam dan terjadi berulang-ulang untuk melakukan proses mengidentifikasi,

    mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk dilakukan suatu pengambilan

    keputusan secara jelas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi perusahaan.

    Tujuan dari akuntansi yang utama adalah menghasilkan atau menyajikan

    informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang

    berkepentingan. Akuntansi pada umumnya menyajikan informasi ekonomi kepada

    banyak pihak yang memerlukan, sehingga akuntansi akuntansi juga sering disebut

    dengan bahasa dunia usaha karena akuntansi merupakan alat komunikasi dan

    informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya seperti investor.

    Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu tujuan dari akuntansi yang utama

    adalah menghasilkan atau menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan

  • 6

    ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi pada umumnya

    menyajikan informasi ekonomi kepada banyak pihak yang memerlukan, sehingga

    akuntansi akuntansi juga sering disebut dengan bahasa dunia usaha karena akuntansi

    merupakan alat komunikasi dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya

    seperti investor.

    B. Perpajakan

    Drs. Muda Markus (2005) mengemukakan bahwa: pajak adalah sebagian

    harta kekayaan rakyat (swasta) yang berdasarkan undang-undang, wajib diberikan

    oleh rakyat kepada Negara tanpa mendapat kontra prestasi secara individual dan

    langsung dari Negara, serta bukan merupakan pinalti, yang berfungsi sebagai:

    1. Dana untuk penyelenggaraan Negara dan sisanya, jika ada, digunakan

    untuk pembangunan, serta

    2. Sebagai instrument atau alat untuk mengatur kehidupan social ekonomi

    rakyat.

    Dalam bukunya Wirawan B. Ilyas (1990:5) menurut Prof. DR. Rochmat

    Soemitro menyatakan bahwa: pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan

    Undang-Undang dengan tidak mendapat kontraprestasi, yang langsung dapat

    ditunjuk dan diggunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran Negara.

    Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat pajak

    adalah sebagai berikut:

    Harta kekayaan rakyat

    Berdasarkan undang-undang

    Sebagian wajib diberikan Negara

    Tanpa mendapat kontra prestasi secara langsung

    Bukan merupakan pinalti

    Selain itu pajak mempunyai fungsi budgeter yaitu mengisi kas Negara untuk

    membiayai penyelenggaraan Negara dan bila ada sisanya digunakan untuk

  • 7

    membiayai pembangunan. Fungsi regulair yaitu sebagai alat untuk mengatur

    kehidupan social ekonomi dan budaya rakyat.

    C. Jenis Pajak

    Menurut lembaga pemungutnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

    Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

    untuk membiayai rumah tangga Negara.

    Pajak daerah, merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

    digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah meliputi:

    a) Pajak provinsi, contoh pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan

    bakar kendaraan bermotor.

    b) Pajak kabupaten atau kota, contoh: pajak hotel, pajak restoran, pajak

    hiburan.

    Jadi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang proses

    pungutannya langsung oleh pemerintah pusat pada suatu Negara. Negara akan

    langsung mengambil tanpa melewati daerah yang bersangkutan. PPN dipungut oleh

    bendaharawan, kantor pembendaharawan dan kas Negara yang telah ditetapkan oleh

    Direktorat Jenderal Pajak.

    Pemungutan pajak dapat dilakukan kepada orang pribadi/ perseorangan

    ataupun badan usaha yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sebagai wajib

    pajak, dan secara langsung mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

    ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan (UU No. 28 tahun 2009 pasal

    2).

    Setiap wajib pajak berhak untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak

    untuk mendapatkan NPWP, yang berfungsi sebagai tanda pengenal atau identitas bagi

    wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan dan mendapatkan

    fasilitas-fasilitas yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

  • 8

    Dengan adanya sistem self assesment, memberikan kemudahan serta

    kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang

    terutang, memperhitungkan jumlah pajak yang telah dibayar sendiri, melunasi

    kekurangan dan melaporkan pemenuhan kewajiban perpajakan di Kantor Direktorat

    Jenderal Pajak. Dalam system ini WP bersifat lebih aktif, sedangkan fiskus atau

    pemerintah hanya sebagai pengawas. Begitu juga yang diterapkan pada PT. Cola Cola

    Amatil Indonesia Semarang.

    D. Pajak Penghasilan pasal 23

    Thomas Sumarsan, SE., MM. (2012 : 301) mengemukakan bahwa Pajak

    Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari

    modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh

    21.

    1) Pemotong PPh pasal 23

    Pajak penghasilan 23 dipotong atas penghasilan yang terdiri dari deviden,

    bunga, royalti, hadiah dan penghargaan, sewa, dan imbalan yang sehubungan dengan

    jasa teknik.

    Dalam bukunya Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010: 85) pemotong PPh

    23 terdiri dari:

    1. Badan pemerintah,

    2. Subjek pajak badan dalam negeri,

    3. Penyelenggara kegiatan,

    4. Bentuk Usaha Tetap (BUT),

    5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya,

    6. Orang pribadi tertentu yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan pajak

    sebagai pemotong pph 23 yaitu akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat

    Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali (PPAT) tersebut adalah camat,

    pengacara dan konsultan yang melakukan pekerjaan bebas, serta orang pribadi

  • 9

    yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas

    pembayaran berupa sewa.

    2) Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23

    Adapun subjek pajak yang menjadi penerima dari penghasilan tersebut adalah:

    Wajib pajak (WP) dalam negeri.

    Badan Usaha Tetap (BUT).

    3) Tarif pajak penghasilan pasal 23:

    Tarif pajak penghasilan pasal 23 dari Peraturan Dirjen Pajak nomor PER-

    70/PJ./2007 dapat dilihat pada lampiran 1.

    Drs. Muda Markus (2005:153), mengatakan bahwa peristiwa peristiwa yang

    mendapat menimbulkan terjadinya pajak penghasilan pasal 23 adalah sebagai berikut:

    1) Penghasilan dari modal atau penggunaan harta,

    2) Penghasilan dari jasa tertentu,

    3) Penghasilan berupa hadiah atau penghargaan, dimana semua penghasilan

    tersebut adalah objek PPh yang dikenai PPh bersifat final.

    Jenis-jenis penghasilan yang dapat dipotong pajak oleh pihak yang wajib

    membayarkan yaitu:

    1. Deviden,

    2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

    pengembalian hutang,

    3. Royalty, atau imbalan atas penggunaan hak,

    4. Hadiah , penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak

    penghasilan pasal 21,

  • 10

    5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali

    dikenai pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dengan pasal 4 ayat (2),

    6. Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa

    konsultan dan jasa lain selain jasa yang dipotong PPh pasal 21.

    E. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

    Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 2010 menyatakan bahwa:

    Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi barang dan jasa di Daerah pabean

    yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan

    Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta

    oleh konsumsi masyarakat yang merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai.

    PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap nilai tambah suatu barang

    atau jasa dari kegiatan ekonomi disuatu Negara, yang di dalam Undang-Undang

    disebut Daerah Pabean. Walaupun secara ekonomi makro pendekatan yang

    digunakan didalam perhitungan nilai tambah ada beberapa metode, tetapi secara

    sederhananya nilai tambah dapat dirumuskan nilai penjualan output dikurangi dengan

    pembelian atau input. PPN merupakan pajak objektif yaitu PPN dikenakan terhadap

    suatu peristiwa, kegiatan atau transaksi (objeknya), PPN dikenakan tanpa melihat

    orang ataupun badan (subjek) yang melakukan peristiwa, kegiatan atau transaksi.

    1) Subjek Pajak Pertambahan Nilai

    Pemungut pajak pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau

    instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri keuangan untuk memungut,

    menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh pengusaha kena pajak atas

    penyerahan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak kepada bendahara

    pemerintah, badan, instansi pemerintah.

  • 11

    Subjek Pajak pertambahan Nilai merupakan Pengusaha Kena Pajak yang

    menjadi pemungut PPN. Pengertian pengusaha kena pajak diatur dalam UU no. 8

    tahun 1983 dan telah diubah terakhir UU no. 42 tahun 2009 yaitu sebagai berikut :

    Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kenan

    pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan

    Undang-Undang ini.

    2) Prinsip pengenaan PPN

    Rudy Suhartono (2007:5) mengemukakan bahwa PPN merupakan pajak atas

    suatu konsumsi didalam negeri, maka dapat ditarik suatu prinsip pengenaan pajak

    yaitu:

    a) Prinsip asal (Origin Principle) yaitu PPN dikenakan di Negara tempat barang

    atau jasa dihasilkan atau ditransaksikan itu berasal, sehingga ditempat tujuan

    dari barang atau jasa yang dijual itu dipakai atau dikonsumsi tidak dikenakan

    PPN.

    b) Prinsip tujuan (Destination Principle) yaitu PPN dikenakan di Negara tempat

    barang atau jasa yang ditransaksikan itu dimanfaatkan atau digunakan atau

    dikonsumsi, sehingga di Negara tempat asal barang atau jasa tidak dikenakan

    PPN.

    3) Tarif Pajak Pertambahan Nilai

    Menurut Drs. Muda markus (2005 : 344) tarif PPN diatur pada pasal 7

    Undang-Undang PPN yaitu:

    Tarif PPN adalah 10% (sepuluh Persen)

    Tariff 10% dikenakan atas setiap penyerahan BKP di dalam daerah pabean/

    impor BKP/ penyerahan JKP di dalam daerah pabean / pemanfaatan BKP

    tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam pabean / pemanfaatan JKP

    dari luar daerah pabean didalam daerah pabean.

  • 12

    Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas ekspor barang kena pajak berwujud,

    ekspor barang kena pajak tidak berwujud, ekspor jasa kena pajak.

    4) Barang Kena Pajak:

    Barang kena pajak adalah barang berwujud yang menurut sifatnya atau

    hukumnya dapat berupa barang bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan

    pajak berdasarkan UU PPN.

    Jenis barang yang tidak dikenakan PPN ditetapkan dalam Undang-Undang

    No. 42 tahun 2009 pasal 4A atas dasar kelompok barang sebagai berikut:

    Barang dari tambang atau hasil pengeboran yang langsung diambil dari

    sumbernya.

    Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak,

    Makanan dan minuman yang disediakan dihotel, restoran, rumah makan,

    warung dan sejenisnya,

    Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

    5) Jasa Kena Pajak:

    Jasa kena pajak adalah suatu kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan

    atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan

    atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk penghasilan

    barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan

    yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN.

    Jenis-jenis jasa yang tidak dikenakan pajak berdasarkan UU No. 42 tahun 2009 pasal

    4A yaitu:

    Jasa bidang pelayanan kesehatan medik,

    Jasa bidang pelayanan sosial,

    Jasa bidang pengiriman surat dengan perangko,

  • 13

    Jasa bidang perbankan, asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi,

    Jasa bidang keagamaan,

    Jasa bidang pendidikan,

    Jasa bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan,

    Jasa bidang penyiaran yang bukan iklan,

    Jasa bidang angkutan umum di darat dan di air,

    Jasa bidang tenaga kerja

    Jasa bidang perhotelan,

    Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

    pemerintahan secara umum.

    F. Pajak Keluaran dan Pajak Masukkan

    Pengertian Pajak Keluaran dan Pajak Masukan

    1. Pajak Keluaran

    Pajak keluaran merupakan PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP

    yang melakukan penyerahan BKP atau Penyerahan JKP,atau ekspor BKP,

    ekspor BKP tidak berwujud dan ekspor jasa kena pajak. (UU no 42 tahun

    2009 pasal 1).

    2. Pajak masukan

    Pajak masukan adalah PPN yang seharusnya dibayarkan oleh PKP karena

    perolehan BKP dan atau penerimaan JKP atau pemanfaatan BKP tidak

    berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar

    daerah pabean dan atau impor BKP. Perolehan BKP oleh pembeli (PKP)

    dari Penjual (PKP), maka transaksi tersebut dibuat faktur pajak standar,

    besar pajak masukan adalah 10% X harga beli atau perolehan. (UU no 42

    tahun 2009 pasal 1).

  • 14

    G. Pelaporan dan penyetoran PPN

    Perusahaan diwajibkan melaporkan seluruh perkreditan pajak keluaran dan

    pajak masukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa

    PPN). SPT Masa PPN disampaikan sendiri oleh perusahaan ke Kantor Pelayanan

    Pajak, yang dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak

    diperiksa dan ditandatangani oleh Direktur Manager. (Seperti pada lampiran 15)

    Resiko akan ditanggung oleh perusahaan bila tidak melakukan pemungutan

    PPN, sanksi akan diterbitkan berupa Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

    ditambah denda bungan keterlambatan 2% dari nilai dasar pengenaan pajak perbulan

    maksimal 24 bulan.

    Laporan mengenai pajak yang dipungut oleh perusahaan yang dikreditkan

    dengan pajak masukan menimbulkan status kurang bayar (PPN keluaran > PPN

    masukan) sehingga perusahaan membayar pajak melalui Bank dalam satu masa pajak

    dilakukan dengan Surat pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

    Proses penyetoran Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Coca Cola Amatil sudah

    dilakukan oleh kantor pusat Jakarta yang sudah dilakukan sentralisasi. Hanya dalam

    perhitungan-perhitungan pajak dilakukan oleh PT. Coca Cola Amatil secara

    tersendiri. Jumlah terutang akan dicatat dalam E-SPT yang selanjutnya dikirim ke

    kantor pusat.

    H. Faktur pajak

    Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena

    Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan BKP atau Penyerahan JKP, atau bukti

    pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan

    Cukai. (UU no 42 tahun 2009 pasal 1).

    Mekanisme PPN dikenal dengan 3 macam faktur pajak yaitu:

    1. Faktur Pajak Standar

  • 15

    Faktur pajak standar merupakan faktur pajak yang dibuat untuk

    masing-masing penyerahan BKP atau JKP. Dokumen- dokumen lain yang

    diperlukan sebagai faktur pajak standar sepanjang memenuhi persyaratan

    antara lain seperti:

    Pemberitahuan impor barang (PIB) yang dilampiri Surat Setoran

    Pajak Bea Cukai.

    Pemberitahuan Ekspor barang dilampiri dengan Invoice.

    Surat Perintah Penyerahan Barang oleh BULOG/ DOLOG.

    Faktur Nota Bon Penyerahan yang dibuat oleh PERTAMINA atas

    penyerahan BBM/ bukan BBM.

    Tanda pembayaran untuk penyerahan jasa telekomunikasi.

    Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill) / Delivery Bill

    atas penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri.

    Surat Setoran pajak (SSP) untuk pembayaran PPN atas

    pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah

    pabean.

    Nota penjualan Jasa yang dibuat untuk penyerahan jasa ke

    pelabuhan.

    Tanda pembayaran / kuitansi listrik.

    Faktur pajak pada PT. Coca Cola Amatil memiliki rangkap 2 yaitu:

    (seperti pada lampiran 2)

    Lembar ke-1 : Berwarna putih untuk Pembeli Barang Kena Pajak

    atau Penerima Jasa Kena Pajak.

    Lembar ke-2 : Berwarna ungu untuk Penjual Barang Kena Pajak

    atau Pemberi Jasa Kena Pajak sebagai bukti Pajak Keluaran.

  • 16

    Dalam faktur pajak milik PT. Coca Cola Amatil harus dicantumkan

    keterangan tentang penyerahan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena

    pajak (JKP) yang paling sedikit memuat:

    a) Nomor penjualan,

    b) Kode, nomor seri faktur pajak,

    c) Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP / JKP,

    d) Nama, alamat, NPWP yang merupakan pembeli BKP /JKP,

    e) Nomor outlet supplier,

    f) Jenis barang atau jasa, jumlah harga atau penggantian dan

    potongan harga,

    g) PPN yang dipungut,

    h) PPNBm yang dipungut.

    i) Alamat, tanggal, nama, stempel, dan tanda tangan yang berhak

    menandatangani faktur pajak.

    2. Faktur Pajak Gabungan

    Faktur pajak gabungan merupakan faktur pajak standar yang dibuat

    oleh PKP atas beberap kali penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli

    atau penerima jasa yang sama yang dilakukan pada satu masa pajak.

    Faktur pajak ini harus dbuat selambat lambatnya pada akhir bulan

    berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan BKP atau JKP. Tanggal

    penyerhan pembayaran pada faktur pajak diisi dengan tanggal awal

    penyerahan BKP atau JKP dengan melampirkan daftar tanggal penyerahan

    dari masing-masing faktur penjualan.

    3. Faktur Pajak Sederhana

    Faktur pajak sederhana merupakan dokumen yang fungsinya

    disamakan dengan faktur pajak. Faktur pajak sederhana diterbitkan oleh

    PKP karene penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli terakhir yang

    dilakukan secara langsung. Bentuk faktur pajak sederhana dapat berupa

  • 17

    bon kontan, faktru penjualan, karcis, kuitansi, yang dipakai sebagai tanda

    bukti penyerahan atau pembayaran atas penyerahan BKP atau JKP oleh

    PKP. Dalam PP-24/2002, PP-143/2000 pasal 13 faktur pajak sederhana

    sedikitnya memuat:

    Nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan

    Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

    Jenis dan kuantum.

    Jumlah Harga Jual atau Penggantian yang sudah termasuk pajak atau

    besarnya pajak dicantumkan secara terpisah.

    Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.

    I. Nota retur

    Apabila dalam suatu penjualan terjadi barang rusak akan terjadi proses

    pengembalian. Proses pengembalian tersebut mengakibatkan suatu pengurangan

    pajak keluaran bagi pengusaha kena pajak karena barang yang sudah keluar tidak jadi

    dibeli oleh konsumen. Nota retur harus dibuat pada saat pengembalian barang kena

    pajak atau pembatalan JKP. (Dapat dilihat pada lampiran 3)

    Nota retur memuat:

    a. Nama, alamat, dan NPWP pembeli,

    b. Nomor nota retur

    c. Nomor seri dan tanggal faktur pajak dari BKP yang dikembalikan

    d. Nama, alamat, NPWP PKP penjual, tanggal pengukuhan PKP yang

    menerbitkan faktur pajak.

    e. Jenis barang dan jumlah harga jual BKP yang dikembalikan.

    f. PPN atas BKP yang dikembalikan.

    g. PPnBM atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan.

    h. Alamat dan tanggal pembuatan nota retur.

    i. Nama, stempel dan tanda tangan yang berhak menandatangani nota retur.

  • 18

    BAB III

    METODE MAGANG

    A. Objek magang

    Objek yang akan menjadi tempat pelaksanaan magang adalah PT. Coca-Cola

    Amatil Indonesia Jawa Tengah. Pada saat melakukan konfirmasi, pemagang

    ditempatkan pada finance office pada bagian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

    PPH 23.

    Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Jawa Tengah

    Alamat : Jl. Soekarno-Hatta Km. 30 Harjosari Bawen Kab.

    Semarang

    Contact person (finance) : Bapak Nurochman (Tax Manager)

    Phone : (0298) 523333, (0298) 521766

    B. Pelaksanaan program kerja dan data yang digunakan

    Pemagang melaksanakan program kerja untuk proses pemagangan yang

    dilaksanakan selama kurang lebih 12 minggu. Dimulai dari tanggal 2 januari sampai

    28 maret 2013.

    Table kegiatan selama kerja praktek.

    No.

    KEGIATAN

    JANUARI FEBRUARI MARET

    Minggu ke Minggu ke Minggu ke

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1. Pengenalan lingkungan

    perusahaan

    V

  • 19

    No. KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET

    Minggu ke Minggu ke Minggu ke

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    2. Mengamati dan

    memahami kegiatan

    yang dilakukan bagian

    akuntansi dan ruang

    lingkupnya.

    V

    3.

    Mengamati ruang

    lingkup perpajakan

    pada PT. Coca Cola

    Amatil

    V

    4.

    Mengisi nota retur

    untuk pajak

    V

    5.

    Mengisi faktur pajak

    Pertambahan Nilai

    (PPN)

    V V V V V V V V V V

    6. Mengisi sales invoice

    dengan Ms. Excel

    V V V V V V V V V V

    7.

    Menuliskan nomor seri

    faktur pajak ke dalam

    kwintansi.

    V V V V V V V V V V V V

    8. Mengecek faktur pajak

    keluaran

    V V V V V V

  • 20

    No.

    KEGIATAN

    JANUARI FEBRUARI MARET

    Minggu ke Minggu ke Minggu ke

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    9 Mengkroscek faktur

    pajak sesuai tanggal,

    nomor seri, dan jumlah

    PPN.

    V V V V V V V V V V V V

    10. Mengecek konfirmasi

    pembayaran pajak

    dengan Ms. Excel

    V V V V V

    11. Melakukan

    perhitungan pajak

    pertambahan nilai dari

    air ABT (air bawah

    tanah)

    V V V V

    12.

    Melakukan pengecekan

    terhadap data delivery

    order.

    V V V V V V V

    C. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh dan

    mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

    a. Observasi

  • 21

    Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang akan

    diteliti dalam suatu periode waktu singkat dengan tujuan untuk memperoleh suatu

    gambaran mengenai objek penelitian.

    b. Wawancara

    Wawancara adalah alat atau cara untuk memperoleh data dan informasi

    dengan mengajukan pertanyaan langsung (secara lisan) kepada seseorang yang

    berwenang dalam bidangnya.

    c. Studi Pustaka

    Menggunakan referensi buku-buku dan Undang-Undang yang berkaitan

    dengan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23.

  • 22

    BAB IV

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Sejarah Singkat Coca-Cola

    Coca Cola diperkenalkan oleh John Styth Pemberton dari Atlanta, Georgia,

    Amerika serikat. Sirup karamel berwarna dalam sebuah ketel kuningan dibuat oleh

    John S Pemberton, seorang ahli farmasi dikebun belakang rumahnya pada bulan mei

    1886. Produk baru tersebut di distribusikan oleh John S. Pemberton pertama kali

    dijalan Jacobs Phamachy (Rumah obat Jacobs) dengan menempatkan sirup tersebut

    dalam sebuah teko. Minuman baru tersebut dijual dengan harga 5 sen per gelas. Air

    berkarbonasi bercampur dengan sirup karamel tersebut, kemudian dikenal sebagai

    minuman yang “Nikmat dan Menyegarkan”.

    Rekan kerja dan pengurus keuangan bisnis Dr. Pemberton, yaitu Frank M

    Robinson, kemudian menyarankan untuk mamakai nama dan tulisan “Coca Cola”

    dengan huruf miring mengalir, yang sekarang menjadi terkenal diseluruh dunia.

    Robinson berfikir bahwa dua huruf C akan terlihat bagus dalam iklan.

    Tahun pertama, Dr. Pemberton menjual 25 galon sirup yang diangkut dalam

    tong kayu berwarna merah menyala. Warna merah kemudian menjadi warna khusus

    yang dihubungkan denga merk minuman nomor satu ini. Dr. Pemberton memperoleh

    keuntungan kotor sebesar $50 dan menghabiskan $73.96 untuk iklan.

    Tahun 1891, seorang Atlanta bernama Asa G.Ghandler, mengambil alih

    kepemimpinan penu atas bisnis Coca Cola dan berhasil memperluas konsumsi Coca

    Cola disetiap negara bagian dan wilayah Amerika.

    Tahun 1919, the Coca Cola Company dijual pada kelompok investor denga

    harga 25 juta Dollar. Robert W. Woodruff diangkat menjadi presiden The Coca Cola

    Company pada tahun 1923, dan kepemimpinannya selama lebih dari 6 dekade telah

    membawa bisnis mencapai sukses dagang yang produknya terkenal diseluruh dunia.

  • 23

    Produk minuman ringan

    The Coca Cola memperhatikan keinginan konsumennya yang berbedaa

    dimasing-masing negara dimana perusahaan tersebut beroperasi, dengan menciptakan

    dan memperkenalkan produk-produk baru.

    Diet Coke : diperkenalkan pada tahun 1982, merupakan Coca Cola diet nomot satu di

    USA dan seluruh dunia. Oleh Advertising Agedgelari sebagai “Brand of

    Dekade”(merk abad ini) pada tahun 1990. Di Indonesia diluncurkan pada tahun 1986.

    Sprite : diperkenalkan pada tahun 1961, masuk kategori minuman ringan dengan

    penjualan terbaik nomor lima terbaik dunia. Di Indonesia diluncurkan pada tahun

    1975 dan hingga saat ini telah menjadi minuman ringan dengan penjualan tertinggi

    diantara kelompok produk Coca Cola di Indonesia.

    Fanta : dikembangkan di Eropa selama perang dunia, merupakan minuman ringan

    dengan penjualan terbaik nomor 4 diseluruh dunia. Diperkenalkan di Indonesia pada

    tahun 1973 dan sekarang menjadi salah satu minuman favorit remaja Indonesia.

    Coca Cola di Indonesia

    Coca cola mulai diperdagangkan pada tahun 1932 oleh De Netherlands

    Indische Mneral Water pabrik jakarta dibawah manajemen Bernie Vonings dari

    Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan dan masuknya para pemegang saham dari

    Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesi Beverages Limited (IBL).

    Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang : Mitsui Toatsu

    Chemical Inc. Mitsui dan Mikuni Coca Cola Bottling Co. Membentuk PT. Djaya

    Beverages Bottling Company (DBBC).

    Tanggal 12 oktober 1993, Coca Cola Amatil Indonesia Limited (CCA) sebuah

    perusahaan publik dari australia yang merupakan pabrik pembotolan Coca Cola

    tersebar didunia untuk pabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk the Coca Cola

    Company telah mengganti alih kepelikan DBBC dan berubah nama menjadi Coca

    Cola Amatil Indonesia, Jakarta.

  • 24

    CCA sampai saat ini didukung oleh 11 pabrik pembotolan dan sekitar 9000

    karyawan, melayani dari 400.000 pelanggan diseluruh Nusantara. Coca Cola

    merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan

    produk dan sistem pemasarannya serta pemahamannya terhadap pasar lokal atau

    bidaya lokal.

    CCA memiliki 11 pabrik pembotolan di Indonesia yang terdapat di :

    Semarang, Bandar Lampung, Ujung Pandang, Medan, Surabaya, Bandung, Bali,

    Jakarta, banjarmasin, dan Manado.

    Coca Cola di Jawa Tengah

    Perusahaan Coca Cola dijawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha yaitu

    Bapak Partogius Hutabarat dan Bapak Mugiyanto. Nama yang dipilih adalah PT. Pan

    Java Bottling Company, resmi didirikan tanggal 1 November 1974 : diatas lahan

    seluas 8,5 ha, dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976.

    Pada bulan april 1992 PT. Pan Java Bottling Company bergabung dengan

    Coca Cola Amatil Limited Australia, sehingga sejak itu berubah namanya menjadi

    PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. Namun sejak tanggal 1 juli 2002

    berubah menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) dan untuk membedakan

    pada bagian distributor diberikan nama PT Coca Cola Distribution Indonesia (CCDI).

    Lokasi perusahaan

    Kantor pusat PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java berlokasi di Jl.

    Raya Soekarno-Hatta Km. 30 Ungaran 50501, telp : (0298) 523 3333, Fax : (0298)

    522 303.

    B. Visi dan Misi PT. Coca Cola Amatil Indonesia

    1) Visi Coca Cola Amatil Indonesia

    Coca cola Amatil Indonesia memiliki visi menjadi perusahaan produsen

    minuman ringan yang terbaik di Asia Tenggara.

  • 25

    2) Misi Coca Cola Amatil Indonesia

    Misi yang dimiliki oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia :

    a) Menjadi perusahaan terkemuka dan berkembang pesat di dunia dan

    khususnya di pasar Indonesia dengan mengembangkan kemitraan yang

    sejati dengan para pelanggan setianya.

    b) Memberi nilai yang terbaik bagi pemegang saham dengan menjadi

    perusahaan terdepan dalam pasar minuman non alkohol secara global.

    c) Menghargai karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawannya

    dengan berdedikasi serta berdisiplin sebagai merk dari The Coca Cola

    Company memberikan Coca Cola Amatil Indonesia Centra Java suatu

    keunggulan bersaing secara berkesinambungan.

    C. Jenis-jenis jasa yang terdapat pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia

    Central Java

    a) Jasa perawatan / pemeliharaan / perbaikan bangunan

    b) Jasa instalasi / pemasangan/ perbaikan mesin, listrik, telephone, air, gas, AC,

    TV Kabel

    c) Terkait dengan pajak penghasilan pasal 23 yang terdapat pada PT. Coca Cola

    Amatil ini banyak perusahaan yang memberikan jasanya untuk kegiatan jasa

    seperti diatas. Sebagai contoh PT. X memberikan jasa perbaikan mesin pada

    PT. Coca Cola Amatil. Dari hal tersebut maka, PT X akan mendapatkan

    imbalan atas jasa yang diberikan kepada PT. Coca Cola Amatil. PT. Coca

    Cola Amatil sudah menikmati jasa atas PT X maka berhak untuk melakukan

    pemotongan atas penghasilan yang diterima PT X yang berupa pajak

    penghasilan pasal 23. Setelah PT. Coca Cola Amatil melakukan pemotongan

    maka harus melakukan pembayaran pajak penghasilan kepada pemerintah.

  • 26

    D. Struktur Organisasi Finance Departement

    Struktur organisasi Finance Departement dapat dilihat pada lampiran 4.

    E. Unit kerja magang

    Dalam proses magang, pemagang masuk pada Finance Office/ Departement.

    Yang didalamnya pemagang dimasukkan dalam bagian pajak. Bagian perpajakan

    dipimpin oleh Manager Pajak yang bertanggung jawab pada proses pelaporan Pajak

    Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23 PT. Coca Cola Amatil

    Indonesia Central Java Semarang.

    Manajer pajak mempunyai fungsi utama dalam penentuan kebijakan atas

    perekapan invoice dan faktur pajak atas jasa yang digunakan terhadap perusahaan

    lain.

    Tugas Tax Manager

    Tugas dari bagian pajak terhadap semua yang telah dihitung dari pemungutan

    pajak sampai dengan pembayaran dan pelaporan pajak adalah:

    Melakukan rekonsiliasi data yaitu antara jumlah total yang harus dibayarkan

    dengan yang telah dibayarkan dengan data dari arsip pada setiap faktur pajak.

    Apabila terdapat selisih maka harus bisa menjelaskan selisih tersebut.dalam

    melakukan rekonsiliasi dokumen yang dibutuhkan adalah bukti penjualan dari

    system SAP 180 dan AS 400 yang berisi total penjualan, meminta data dari

    AP (Account Payable) yaitu pajak masukkan. Total penjualan dan pajak

    masukan ditotal dan di cek dengan jumlah total pada arsip faktur pajak.

    Untuk melakukan fungsinya, Manager Pajak mempunyai tugas dan

    wewenang, dari situ pemagang membantu kegiatan-kegiatannya seperti :

    1. Melakukan pengecekkan dan memisahkan antara faktur pajak dengan invoice

    tagihan, perusahaan mendapat kiriman invoice tagihan beserta faktur pajak

  • 27

    dari supplier yang kemudian invoice dan faktur pajak dipisahkan. Invoice

    tagihan diserahkan kepada AP officer sedangkan faktur pajak diserahkan pada

    Tax Manager untuk proses lebih lanjut. Faktur pajak ini digunakan untuk arsip

    pajak masukan.

    Dokumen yang harus ada dalam proses ini adalah:

    Kuitansi/ invoice terdiri dari nomor kuitansi, stempel Bank yang telah

    ditunjuk, nama perusahaan pembayar dan penerima, kegunaan, jumlah

    tagihan dan PPN 10%, tempat dan tanggal, terbilang (rupiah), stempel

    dan tanda tangan yang bertanggung jawab dan materai dan juga telah

    di beri stempel oleh kasir. (Seperti pada lampiran 5)

    Purchase Order terdiri dari nomor PO, nama perusahaan pemberi PO,

    nama perusahaan penerima barang, nomor suplier, penjelasan, nomor

    item, tanggal PO, kuantitas, satuan, harga satuan, total harga, jumlah

    uang, syarat waktu pembayaran, nama pembeli atau yang bertanggung

    jawab, invoice dikirim ke, invoice atas nama, barang dikirim ke,

    tanggal approval dan catatan. (Seperti pada lampiran 6).

    Faktur pajak terdiri dari kode dan nomor seri faktur pajak, nama PKP,

    alamat PKP dan NPWP PKP,nama pembeli, alamat pembeli, NPWP

    pembeli, nomor kuitansi, nama barang/ jasa kena pajak, kuantum,

    harga satuan, jumlah, total harga jual, dikurangi potongan harga,

    dikurangi uang muka yang telah diterima, dasar pengenaan pajak

    (DPP), jumlah PPN 10%, pajak penjualan atas barang mewah, tempat

    dan tanggal, nama dan stempel perusahaan. (Seperti pada lampiran 7).

    Surat pengantar barang/ surat jalan terdiri dari nama pengguna barang/

    jasa, tempat dan tanggal, nomor PO, nama barang, keterangan, nama

    dan tanda tangan oleh bagian yang merima dan juga yang menjualatau

    memberikan jasa dan stempel kedua belah pihak. (Seperti pada

    lampiran 8).

  • 28

    2. Mengisi data faktur pajak keluaran dari MS. Excel setiap ada penjualan.

    Mencetak faktur pajak keluaran tersebut. Faktur pajak dibuat rangkap dua

    yaitu untuk arsip dan untuk suplier pembeli produk coca cola. Yang perlu

    dilakukan dalam pengisian faktur pajak adalah sebagai berikut: (lampiran 2)

    a) Mengunduh data dari system, yang data tersebut telah disalurkan oleh

    bagian distribusi atau pemasaran produk. System akan langsung

    mengambil data yang dibutuhkan oleh bagian pajak. (Lampiran 11).

    b) Mengisikan data yang telah diunduh tersebut ke Ms. Excel.

    c) Mencetak atau print faktur pajak yang telah diisi.

    d) Memintakan tanda tangan untuk faktur pajak.

    e) Memisahkan faktur pajak sesuai dengan area distribusi.

    f) Mengirimkan faktur pajak ke suplier.

    3. Mengelompokkan faktur pajak sesuai dengan nama outlet dan kode kota

    distribusi. Di sini pemagang melakukan:

    Pemisahan faktur pajak keluaran sesuai kode area. Kode area sesuai

    dengan abjad yang telah di tentukan. EA = Bawen/ Salatiga, EB = Kudus,

    EC = Tegal, ED = Purwokerto, EE = Yogyakarta, EF = Solo, EG =

    Madiun, EH = Kendal, EI = Semarang Barat, EJ = Semarang Timur, EK

    = Rembang, EL = Pekalongan, EM = Buntu, EN = Purworejo, EQ =

    Ponorogo, ER = Secang, ES = Klaten

    Melakukan pengecekan pada cetakan apakah sesuai dengan kolom yang

    disediakan.

    Memisahkan faktur pajak dengan arsipnya. Arsip digunakan untuk bukti

    pemotongan dan juga untuk arsip tahunan yang disimpan di gudang.

    4. Mengirimkan faktur pajak kepada Sales Center Jawa Tengah. Faktur pajak

    yang telah tercetak dan ditandatangani oleh Tax Manager akan dikirim ke

  • 29

    outlet yang sesuai dengan order yang telah disepakati. Faktur pajak

    dikelompokkan sesuai dengan wilayah pemasaran yang dikirimkan dengan

    cara dititipkan kepada para driver yang bertugas pada wilayah yang

    bersangkutan. Kegiatan pemagang adalah:

    Mencetak alamat dan menempelkan pada amplop surat.

    Cek faktur pajak yang dikirim dan dimasukkan dalam amplop.

    Mengirimkannya ke sales center bawen dan yang diluar jawa tengah di

    titipkan ke pos satpam untuk diberikan pada sopir yang akan

    mendatangi outlet-outlet. Faktur pajak dikirimkan bersamaan dengan

    sales invoice dalam satu amplop.

    5. Mengisikan data sales invoice dengan MS. Excel. Sales invoice dibuat dengan

    order permintaan barang masing-masing outlet. Sales invoice yang telah

    tercetak kemudian akan ditandatangani oleh pihak yang berwenang yaitu

    manager bagian produksi, yang kemudian akan ditujukan kepada kantor

    distribusi PT. Coca Cola Amatil Distribusi Indonesia yang tersebar di

    berbagai wilayah atas pembelian produk perusahaan.(seperti pada lampiran 9).

    Cara pengisian sales invoice:

    a) Nama diisi dengan PT PT. COCA COLA DISTRIBUTION

    INDONESIA.

    b) Address diisi dengan alamat PT. COCA COLA DISTRIBUTION

    INDONESIA sesuai dengan kode wilayah.

    c) No. diisi dengan tanggal pengiriman invoice.

    d) Contact diisi dengan nama pihak yang berwenang.

    e) Kolom Article No. diisi dengan kode item barang.

    f) Kolom Produk Description diisi dengan produk yang dipesan.

    g) Kolom Sales Quantity diisi dengan jumlah barang yang dipesan.

    h) Unit Price dan Sales Amount secara otomatis akan diketahui jumlah

    yang harus dibayar oleh pihak yang bersangkutan.

  • 30

    i) Sub total diisi dengan jumlah total sales amount.

    j) Discount diisi apabila jangka waktu pembayaran sesuai dengan

    tanggal yang ditentukan dan biasanya antara 2-10 % dari total sales

    amount.

    k) VAT diisi jumlah PPN terutang(10% X sales amount).

    l) Grand total diisi jumlah PPN dan Sub Total.

    6. Melakukan pengecekan terhadap konfirmasi suplier yang telah membeli

    produk. Cek dilakukan untuk mengetahui apakah suplier sudah membayarkan

    potongan pajak tersebut kepada perusahaan coca cola yang akan digunakan

    sebagai pajak masukan. Apabila belum ada konfirmasi maka pihak Tax

    Manager akan langsung menghubungi pihak suplier dengan telepon atau

    mendatangi suplier tersebut.

    Mencari data dari suplier yang telah dikirimkan ke PT. Coca Cola Amatil dan

    melakukan pengecekan terhadap semua yang berhubungan dengan pembelian

    produk. Hal hal yang harus dilakukan adalah:

    a) Mengunduh data dari email yang telah dikirimkan oleh suplier

    b) Melakukan cek konfirmasi dengan Ms. Excel , biasanya berisi tahun

    pajak, NPWP dan Nama wajib pajak yang dipotong, alamat kode atau

    nomor bukti potong, tanggal bukti potong, objek, tarif, PPh, jenis

    objek, kode MAP, penandatanganan, nomor komersial invoice, KPP

    (area).

    7. Melakukan pengecekkan terhadap bukti potong pajak. Bukti potong ini

    digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memungut pajak dari suplier.

    Bukti potong dikopi dua (2) kali untuk arsip perusahaan dan satu untuk

    suplier. Setelah dicek kebenarannya salah satu bukti potong tersebut

    dikirimkan ke supplier lewat resepsionis.resepsionis akan melakukan

  • 31

    pengecekan terhadap data seperti alamat pengirim dan alamat yang dikirim.

    (Seperti pada lampiran 10).

    Data data yang terdapat dalam bukti potong pajak adalah sebagai berikut:

    Nama, NPWP, alamat suplier

    Nama jenis potongan pajak

    Jumlah potongan pajak

    Tanggal

    Tanda tangan, stampel, dan nama yang bertanggung jawab.

    Selain itu juga melakukan pengecekan nomor bukti potong pajak pada

    MS. Excel yang data datanya telah dikirimkan oleh suplier.

    8. Melakukan pengecekan arsip faktur pajak untuk setiap bulannya. Arsip

    disimpan kurang lebih 10 tahun sebelumnya. Agar tidak terjadi kehilangan

    data pajak keluaran maupun masukan. Arsip diurutkan sesuai tanggal dan

    nomor seri faktur pajak.

    9. Mengisi nota retur pajak dengan MS. Excel. Nota retur hanya dibuat apabila

    ada pengembalian barang dari suplier, biasanya karena barang rusak. Tugas

    pemagang dalam membuat nota retur adalah sebagai berikut: (seperti pada

    lampiran 3).

    Nama pembeli, alamat dan NPWP

    Nama penjual, alamat dan NPWP

    Nomor faktur pajak yang akan diambil kembali

    Nomor dan tanggal invoice

    Nama barang yang dikembalikan

    Kuantum

    Harga satuan

    Harga jual yang dikembalikan

  • 32

    Jumlah harga jual yang dikembalikan

    PPN yang diminta

    Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Yang Diminta Kembali

    Tempat dan tangal

    Nama yang bertanggung jawab terhadap pajak

    10. Merekap data untuk pajak air ABT (air bawah tanah). Air pada PT. Coca Cola

    Amatil merupakan bahan utama yang terkandung dalam produk minuman

    Coca Cola. Karena air adalah bahan utama bukan bahan pendukung maka

    penggunaan air di kenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak air diatur

    dalam Keputusan Bupati Semarang nomor 903/0053/2013 tentang

    PENETAPAN HARGA DASAR AIR TANAH DI KABUPATEN

    SEMARANG. Pajak ini di rekap selama setahun dibuat dalam tiap bulannya.

    (Seperti pada lampiran 12 A - E).

    Dalam mengecek pajak air yang perlu diperhatikan adalah:

    Masa pajak,

    Tahun,

    Nama alamat NPWP perusahaan (PT.Coca Cola Amatil),

    Tanggal jatuh tempo,

    Nomor urut harian,

    Nomor sumur,

    Kode rekening,

    Jenis pajak daerah,

    Jumlah PPN tertanggung,

    Tempat, tanggal, nama, dan stempel.

    11. Melakukan perhitungan barang bekas seperti beling dan karton. Perhitungan

    ini dilakukan dengan:

  • 33

    Cek dokumen (receipt voucher) yang membuktikan penjualan barang

    bekas. (Lampiran 14).

    Selanjutnya mengisi sales invoice terkait dengan penjualan barang bekas.

    (Lampiran 14 a sampai c)

    F. Perhitungan dan pembayaran PPh Ps.23

    Bagan 1: Perhitungan dan pembayaran PPh pasal 23

    Sumber : Tax Manager (Finance Office PT. Coca Cola Indonesia Semarang)

    PAJAK PENGHASILAN PPh Ps.23

    Bagian AP (Account

    Payable) Terima

    Invoice Tagihan dari

    Supplier

    Bagian Pajak menentukan

    apakah transaksi tsb.

    Merupakan objek Pajak

    PPh 23

    Bagian AP melakukan

    pemotongan PPh 23 &

    PPh final atas Tagihan

    dari Supplier

    Bagian AP

    melakukan posting

    journal PPh 23 &

    PPh Final ke oracle

    system

    Bagian Pajak membuat

    payment voucher untuk

    pembayaran PPh 23 &

    PPh Final ke Kas

    Negara

    Bagian Kasir membuat

    bilyet giro untuk

    pembayaran transfer

    PPh 23 & PPh Final ke

    Kas Negara

    Bukti pelunasan pembayaran PPh 23 & PPh Final

    berupa SSP ( Surat Setoran Pajak ) yang di

    stempel oleh Bank yang di tunjuk Pemerintah

  • 34

    Dalam PPh pasal 23 pemagang melakukan pengecekan data supliyer seperti

    nama, NPWP, alamat, nomor bukti potong, jenis jasa, jumlah penghasilan bruto, serta

    nilai PPh yang dipotong oleh PT. Coca Cola Amatil, tanggal bukti potong, tanda

    tangan yang bertanggungjawab untuk memotonng penghasilan atas jasa yang

    dilakukan.

    Pemagang masuk pada bagian AP (account payable) yang melakukan

    pengecekan terhadap data-data yang berhubungan dengan proses terjadinya PPN

    yaitu melakukan pengecekan terhadap delivery order. Disini melakukan cek antara

    kuitansi delivery order yang dilakukan oleh angkutan (truk pengirim barang) dengan

    catatan yang telah dibuat oleh kasir. (seperti pada lampiran 13).

    Adapun data-data yang harus memenuhi dalam dokumen yaitu :

    a) Nomor kode kuitansi

    b) Nomor polisi pengirim barang

    c) Tanggal

    d) Kuantitas

    e) Nama barang

    f) Jumlah PPN yang tercantum dalam kuitansi.

    Hal-hal yang harus dilakukan apabila pajak terjadi kurang dan lebih bayar:

    Lebih bayar

    Apabila dalam perhitungan pajak keluaran dan masukan terjadi selisih lebih

    maka bisa dilakukan dalam beberapa seperti:

    a. Kelebihan pajak tersebut digunakan untuk pembayaran pajak pada bulan

    berikutnya. Jadi apabila pada bulan berikutnya terdapat beban pajak maka

    akan langsung dikurangkan untuk memotong beban pajak yang harus

    dibayar.

    b. Restitusi

  • 35

    Restitusi dilakukan untuk mengambil atau menarik kembali jumlah

    kelebihan dalam pembayaran pajak terutang. Proses restitusi lebih rumit

    karena akan diperiksa dahulu oleh Dirjen pajak mengenai bukti-bukti yang

    mendukung dengan restistusi tersebut.

    Kurang bayar

    Apabila terjadi kurang bayar maka pihak perusahaan akan langsung

    membayarkan sebesar kurangannya dalam tagihan pajak.

    Apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dari pajak

    masukan maka selisih tersebut akan dibayarkan ke pemerintah oleh pengusaha kena

    pajak. Dan apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan

    lebih besar dari pada pajak keluaran maka dari selisih tersebut akan di kompensasikan

    ke masa pajak berikutnya.

  • 36

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    PT. Coca Cola Amatil merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi

    dan distribusi minuman yang berkarbonasi. Dalam proses produksi sampai dengan

    distribusinya perusahaan membutuhkan banyak proses operasi yang harus di

    tanggung. Perusahaan yang memproduksi dengan nama PT. COCA COLA

    BOTTLING INDONESIA dan yang mendistribusikan diberi nama PT. COCA COLA

    DITRIBUTION INDONESIA.

    Dalam menjalankan aktivitas magang selama 3 bulan, pemagang dapat

    menyimpulkan bahwa prosedur dalam pemungutan, pembayaran, pelaporan Pajak

    Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23 yang diterapkan oleh PT.

    Coca Cola Amatil Indonesia Semarang Jawa Tengah telah sesuai dengan Undang-

    Undang Perpajakan yang berlaku dan sudah selalu mengikuti perkembangan yang di

    tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

    Bagian-bagian yang terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

    Penghasilan pasal 23 adalah Kasir, Manajer Pajak, Staff Pajak, Account Payable,

    Account Receivable, Verificator dan Billing Processing Staff.

    Pajak pertambahan Nilai dapat diperoleh dari penjualan produk, penjualan

    barang bekas, pemungutan pajak atas jasa (PPh 23) dan delivery order atau jasa dari

    pengiriman barang,

    Adapun kegiatan yang selalu harus dikerjakan dalam kesehariannya adalah:

    1. melakukan pengecekkan kelengkapan dokumen dari supplier,

    2. Melakukan pengisian faktur pajak,

    3. Pengisian sales invoice,

  • 37

    4. Pengisian nota retur apabila terdapat barang rusak,

    5. Melakukan pengecekan bukti potong pajak,

    6. Mencetak faktur pajak,

    7. Mengelompokkan faktur pajak sesuai dengan kode area,

    8. Mengirimkan faktur pajak dan bukti potong pajak ke suplier,

    9. Melakukan pengecekan arsip faktur pajak PPN dan PPh pasal 23,

    10. Melakukan cek delivery order,

    11. Menghitung pajak air ABT (Air Bawah Tanah),

    12. Mengecek konfirmasi pembayaran pajak.

    Penyetoran, restitusi, dan pelaporan PPN

    Penyetoran dan restitusi didasarkan atas perhitungan selisih antara pajak

    keluaran dan pajak masukan. Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku, ditetapkan

    apabila pada suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dari pada pajak masukan

    maka selisihnya merupakan PPN yang masih harus dibayar atau yang biasa disebut

    kurang bayar oleh PT Coca Cola Amatil. Apabila dalam suatu masa pajak, jumlah

    pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran, maka selisihnya merupakan

    kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan pada masa pajak berikutnya. Atas pajak

    yang lebih besar tersebut, perusahaan dapat mengkompensasikan ke masa pajak

    berikutnya.

    B. Saran

    Berdasarkan proses magang yang dilakukan pada PT. Coca Cola Amatil maka dapat

    dikemukakan saran sebagai berikut:

    1. Dalam menghitung jumlah pajak terutang harus dilakukan lebih teliti agar

    tidak terjadi kekeliruan dalam jumlah pajak terutang seperti perhitungan dua

    kali.

  • 38

    2. Membutuhkan ketelitian dalam menginput data faktur pajak, agar apabila

    terjadi kesalahan sudah terlihat pada saat penginputan bukan setelah faktur

    pajak tercetak.

    3. Membutuhkan ketelitian dalam pengecekkan arsip faktur pajak karena

    banyaknya arsip faktur pajak yang selalu ada dalam tiap harinya.

  • 39

    DAFTAR PUSTAKA

    Ilyas, Wirawan B. dan Rudy Suhartono. 2007. Pajak Pertambahan Nilai Dan

    Penjualan Barang Mewah. Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.

    Markus, Muda. 2005. Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar. PT. Gramedia Pusaka

    Utama. Jakarta

    Mulyono, Djoko. Pajak Pertambahan Nilai. 2008. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

    Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 24/PJ/2012 penerbitan fp

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.03/2012 Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Dan Surat Tagihan Pajak.

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012 memungut menyetor melapor ppn

    Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta selatan.

    Rosdiana, Haula. 2012. Pengantar Ilmu Pajak. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-47/PJ/2012 PEDOMAN DAN PENJELASAN MENGENAI

    JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

    Thomas Sumarsan, SE., MM., 2012. Perpajakan Indonesia. PT Indeks Permata

    Purimedia. Jakarta Barat

    Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. 2010

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PAJAK

    PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN

    ATAS BARANG MEWAH.

  • 40

    LAMPIRAN

  • 41

    Lampiran 1: Tarif Pajak Penghasilan pasal 23

    PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

    Nomor : PER-70/PJ/2007

    PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

    ATAS IMBALAN JASA TEKNIK, JASA MANAJEMEN, JASA

    KONSTRUKSI,JASA KONSULTANSI DAN JASA LAIN

    NO. JENIS JASA PERKIRAAN

    PENGHASILAN

    NETO

    I. 1. Jasa teknik,

    2. Jasa manajemen,

    3. Jasa konsultansi kecuali konsultansi

    konstruksi.

    30% dari jumlah

    imbalan jasa

    tidak termasuk PPN

    II. 1. Jasa pengawasan konstruksi,

    2. Jasa perencanaan konstruksi.

    26 2/3

    % dari jumlah

    imbalan yang

    dibayarkan seluruhnya

    termasuk pemberian

    jasa dan pengadaan

    material/barang tidak

    termasuk PPN

    Jasa jasa lain:

    1. Jasa penilai,

    2. Jasa aktuaris,

    3. Jasa akuntansi

    4. Jasa perancang

    5. Jasa pengeboran (jasa drilling) di bidang

    penambangan minyak dan gas bumi

    (migas), kecuali yang dilakukan oleh

    bentuk usaha tetap,

    6. Jasa penunjang di bidang penambangan

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

  • 42

    migas,

    7. Jasa penambangan dan jasa penunjang di

    bidang penambangan selain migas,

    8. Jasa penunjang di bidang penerbangan

    dan bandar udara,

    9. Jasa penebangan hutan,

    10. Jasa pengolahan limbah,

    11. Jasa penyedia tenaga kerja

    12. Jasa perantara,

    13. Jasa di bidang perdagangan surat-surat

    berharga, kecuali yang dilakukan oleh

    Bursa Efek, KSEI dan KPEI,

    14. Jasa kustodian/penyimpangan/penitipan,

    kecuali yang dilakukan oleh KSEI,

    15. Jasa pengisian suara

    16. Jasa mixing film,

    17. Jasa sehubungan dengan software

    komputer, termasuk perawatan,

    pemeliharaan dan perbaikan.

    18. Jasa instalasi/pemasangan :

    Jasa instalasi/pemasangan mesin,

    listrik/telepon/air/gas/AC/TV

    kabel

    Jasa instalasi/pemasangan

    peralatan;

    kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak

    yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang

    konstruksi dan mempunyai izin/sertifikat

    sebagai pengusaha konstruksi;

    19. Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan :

    Jasa

    perawatan/pemeliharaan/perbaikan

    mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV

    kabel;

    Jasa

    perawatan/pemeliharaan/perbaikan

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

  • 43

    peralatan;

    Jasa

    perawatan/pemeliharaan/perbaikan

    alat-alat transportasi/kendaraan;

    Jasa

    perawatan/pemeliharaan/perbaikan

    bangunan;

    kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak

    yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang

    konstruksi dan mempunyai izin/sertifikat

    sebagai pengusaha konstruksi;

    20. Jasa pelaksanaan konstruksi, termasuk :

    Jasa

    perawatan/pemeliharaan/perbaikan

    bangunan;

    Jasa instalasi/pemasangan peralatan

    mesin/ listrik/ telepon/ air/ gas/ AC/

    TV kabel;

    sepanjang jasa tersebut dilakukan oleh Wajib

    Pajak yang mempunyai izin/sertifikasi

    sebagai pengusaha konstruksi;

    21. Jasa maklon,

    22. Jasa penyelidikan dan keamanan,

    23. Jasa penyelenggara kegiatan / event

    organizer,

    24. Jasa pengepakan,

    30% dari jumlah

    imbalan jasa tidak

    termasuk PPN

    301/3

    % dari jumlah

    imbalan yang

    dibayarkan seluruhnya

    termasuk pemberian

    jasa dan pengadaan

    material/barang tidak

    termasuk PPN

    20% dari jumlah

    imbalan jasa

    tidak termasuk PPN

    20% dari jumlah

    imbalan jasa

    tidak termasuk PPN

    25. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu

    dalam media massa, media luar ruang

    atau media lain untuk penyampaian

    informasi

    10% dari jumlah

    imbalan jasa

    tidak termasuk PPN

  • 44

    26. Jasa pembasmian hama,

    27. Jasa kebersihan / cleaning service.

    10% dari jumlah

    imbalan jasa

    tidak termasuk PPN

    28. Jasa catering 10% dari jumlah

    imbalan yang

    dibayarkan seluruhnya

    termasuk pemberian

    dan pengadaan

    material/barang tidak

    termasuk PPN

  • 45

    Lampiran 2: Faktur Pajak keluaran

  • 46

    Lampiran 3: NOTA RETUR

  • 47

    Lampiran 4 : Struktur Organisasi Finance Departement

  • 48

    Lampiran 5 : Kuitansi

  • 49

    Lampiran 6: Purchase Order (PO)

  • 50

    Lampiran 7: Faktur Pajak Masukan

  • 51

    Lampiran 8: Surat Jalan

  • 52

    Lampiran 9: Sales Invoice untuk Penjualan Produk

  • 53

    Lampiran 10 : Bukti Potong PPh pasal 23

  • 54

    Lampiran 11: Unduhan Data untuk Sales Invoice dan untuk Faktur Pajak Keluaran

  • 55

    Lampiran 12 a: Tanda Terima SKPD

  • 56

    Lampiran 12 b: Bukti Pembayaran Pajak Air ke PEMDA.

  • 57

    Lampiran 12 c: Jumlah Pembayaran Pajak Air (ABT)

  • 58

    Lampiran 12 d: Rekapan Bulanan Pajak Air

  • 59

    Lampiran 12 e: SKPD (SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH)

  • 60

    Lampiran 13 a: Dokumen PPN pada delivery order

  • 61

    Lampiran 13 b: Invoice untuk Delivery Order

  • 62

    Lampiran 13 c: Kuitansi Delivery Order

  • 63

    Lampiran 14 a: Kuitansi penjualan barang bekas (Receipt Voucher)

  • 64

    Lampiran 14 b: Rekapan penjualan barang bekas

  • 65

    Lampiran 14 c : Sales Invoice untuk barang bekas

  • 66

    Lampiran 15: SPT MASA PPN

  • 67

    Lampiran 16: Laporan Kegiatan Magang

    LAPORAN KEGIATAN MAGANG PADA PT COCA COLA AMATIL

    INDONESIA SEMARANG

    Jl. Raya Soekarno Hatta Km. 30 Bawen

    Po. Box 119 Ungaran, 50501

    Phone : 0289 – 523333

    Fax : 0298 – 522303

    Magang dilaksanakan mulai tanggal 2 Januari 2013 sampai dengan 29 Maret 2013.

    Dari hari senin sampai jumat dan dimulai dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB. Magang

    ditempatkan pada bagian finance office.

    Periode/Tanggal Kegiatan

    Minggu 1

    2-4 Januari 2013

    Mengamati produksi minuman coca cola dari awal sampai

    finishing.

    Pengarahan tentang SMK3.

    Memahami peraturan-peraturan di PT. Coca Cola Amatil

    untuk proses magang.

    Pembagian tempat atau posisi magang.

    Memulai magang dengan perkenalan, dengan pembimbing

    dan karyawan di financial office.

    Mengkroscek faktur pajak dari perusahaan coca cola dengan

    supliyer apakah sudah cocok atau belum agar tidak terjadi

    kurang atau lebih bayar.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

  • 68

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Mengkroscek konfirmasi antara perusahaan dengan pembeli

    cocacola apakah sudah membayarkan pajak pada pemerintah

    dengan melihat jumlah PPN dari perusahaan dengan faktur

    pajak dari supliyer/ pembeli.

    Menyatukan faktur Pajak Penghasilan pasal 23 dengan sales

    invoice yang selanjutnya akan dikirimkan ke supliyer.

    Minggu 2

    7-11 Januari

    2013

    Mengkroscek NPWP, nama perusahaan supliyer, nomor seri

    faktur pajak dan jumlah PPN dari yang sudah dibayarkan

    oleh perusahaan

    Memasukkan data PPN ke dalam sales invoice dengan Ms.

    Excel.

    Memasukkan data pada nota retur agar PPN yang dibayarkan

    tidak terlalu banyak (nota retur terjadi karena barang rusak).

    Data yang dimasukkan adalah kode nota retur, jenis barang

    yang telah dibeli konsumen, dan jumlah PPN yang terutang.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Membuat daftar atas penjualan barang bekas. Barang bekas

    terdiri dari beling dan karton. Dan menghitung jumlah PPN

    terutang dengan Ms. Excel.

    Menyatukan faktur Pajak Penghasilan pasal 23 dengan sales

  • 69

    invoice yang selanjutnya akan dikirimkan ke supliyer.

    Mengisikan data pada sales invoice dan memasukkan data

    dari PPN barang bekas ke dalam faktur Pajak Pertambahan

    Nilai dengan Ms. Excel.

    Minggu 3

    14-18 Januari

    2013

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan november sebagai

    arsib yang yang pada nantinya akan dikirim kepada supliyer.

    Arsip digunakan sebagai bukti apabila ada pemeriksaan dari

    Dirjen Pajak.

    Minggu 4

    21-25 Januari

    2013

    Mengisi faktur pajak keluaran mulai tanggal 24 sampai

    dengan 31 Desember 2012 dengan menggunakan Ms. Excel.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Mengkroscek nomor faktur, NPWP, tanggal, dan jumlah

    PPN yang ada pada faktur pajak dengan data yang ada dalam

    computer(data di komputer merupakan data kompilasi dari

    perusahaan pusat Jakarta).

    Minggu 5 Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

  • 70

    28-1 Januari

    2013

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Mengkroscek nomor faktur, NPWP, tanggal, dan jumlah

    PPN yang ada pada faktur pajak dengan data yang ada dalam

    komputer (data di komputer merupakan data kompilasi dari

    perusahaan pusat Jakarta).

    Mencetak faktur pajak keluaran.

    Memasukkan data PPN ke dalam sales invoice dengan Ms.

    Excel.

    Mengkroscek faktur pajak pada tanggal 6 sampai 10

    nopember 2012.

    Minggu 6

    4-8 Februari

    2013

    Cek faktur pajak ( NPWP, nama perusahaan, tanggal, jumlah

    PPN) serta keberadaannya dalam perusahaan.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Cek faktur pajak kompilasi pada bulan mei sampai juni.

    Mengecek dokumen delivery. Cek keberadaan kwitansinya

    (nomor kwitansi dan jumlah uang yang tercantum di

    dalamnya).

    Cek faktur Pajak Penghasilan pasal 23 dengan sales invoice.

    (nomor kode sales invoice, jumlah terutang,

  • 71

    Minggu 7

    11-15 Februari

    2013

    Membuat daftar atas penjualan barang bekas. Barang bekas

    terdiri dari beling dan karton. Dan menghitung jumlah PPN

    terutang.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan desember sebagai

    arsib yang pada nantinya akan dikirim kepada supliyer. Arsip

    digunakan sebagai bukti apabila ada pemeriksaan dari Dirjen

    Pajak.

    Melakukan cek bukti potong pajak. Mengarsipkannya dalam

    surat dan mengirimkan ke resepsionis untuk dicek lalu

    dikirim ke supliyer.

    Membuat daftar atas penjualan barang bekas. Barang bekas

    terdiri dari beling dan karton. Dan menghitung jumlah PPN

    terutang.

    Minggu 8

    18-22 Februari

    2013

    Memasukkan data PPN ke dalam sales invoice dengan Ms.

    Excel.

    Cek faktur pajak penghasilan pasal 23 (NPWP, nama

    perusahaan, nomor kode sales invoice, tanggal, dan jumlah

    pajak terutang) untuk dikirim ke supliyer.

    Cek sales invoice dengan faktur pajaknya (NPWP, nama

    perusahaan, nomor kode sales invoice, tanggal, dan jumlah

    pajak terutang) untuk dikirim ke supliyer.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan desember sebagai

  • 72

    arsib yang pada nantinya akan dikirim kepada supliyer. Arsip

    digunakan sebagai bukti apabila ada pemeriksaan dari Dirjen

    Pajak.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Minggu 9

    25-1 Maret 2013

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Memasukkan data PPN ke dalam ke dalam sales invoice

    dengan Ms. Excel.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan desember sebagai

    arsib yang pada nantinya akan dikirim kepada supliyer. Arsip

    digunakan sebagai bukti apabila ada pemeriksaan dari Dirjen

    Pajak.

    Cek faktur pajak masukan sebagai arsip untuk bulan januari

    2013.

    Menghitung pajak untuk barang bekas seperti beling dan

    karton.

    Minggu 10

    4-8 Maret 2013

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

  • 73

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan desember sebagai

    arsib yang pada nantinya akan dikirim kepada supliyer. Arsip

    digunakan sebagai bukti apabila ada pemeriksaan dari Dirjen

    Pajak.

    Memasukkan data PPN ke dalam sales invoice dengan Ms.

    Excel.

    Menghitung SHU (Sisa Hasil Usaha) koperasi

    Melakukan cek bukti potong pajak. Mengarsipkannya dalam

    surat dan mengirimkan ke resepsionis untuk dicek lalu

    dikirim ke supliyer.

    Memilih faktur pajak keluaran sesuai kode area untuk

    dikirim ke supliyer.

    Meghitung PPN pada pajak air ABT untuk keseluruhan tahun

    2012.

    Minggu 11

    11-15 Maret

    2013

    Cek konfirmasi pph pasal 23 apakah pajak sudah dibayarkan

    oleh supliyer kepada perusahaan coca cola.

    Kroscek faktur pajak keluaran pada bulan desember, januari

    dan februari sebagai arsib yang pada nantinya akan dikirim

    kepada supliyer. Arsip digunakan sebagai bukti apabila ada

    pemeriksaan dari Dirjen Pajak.

    Melakukan kroscek data supliyer.

    Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan

    bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

    serta memisahkannya antara faktur pajak dengan

    kwitansinya. Kwitansi tersebut digunakan sebagai bukti

  • 74

    untuk pembayaran atas jasa atau pembelian barang dan juga

    untuk pajak yang terutang.

    Membuat daftar atas penjualan barang bekas. Barang bekas

    terdiri dari beling dan karton. Dan menghitung jumlah PPN

    terutang dengan Ms. Excel.

    Mengirimkan surat yang isinya faktur Pajak Pertambahan

    Nilai.

    Memilih faktur pajak keluaran sesuai kode area untuk

    dikirim ke supliyer.

    Meghitung PPN pada pajak air ABT untuk bulan februari.

    Minggu 12

    18-22 Maret

    2013

    Cek faktur pajak penghasilan pas