prosedur pemberian kredit di perum pegadaian cabang ...secure site · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM
PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan
Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi
Disusun oleh :
SITI NURJANAH
D1508121
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI PERUM
PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan
Vokasi Ahli Madya (A.Md.) Dalam Bidang Manajemen Administrasi
Disusun oleh :
SITI NURJANAH
D1508121
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Tugas Akhir berjudul “PROSEDUR
PEMBERIAN KREDIT DI PERUM PEGADAIAN CABANG
KARANGPANDAN” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan
termasuk karya saya, dalam Tugas Akhir tersebut diberi tanda citasi dan
ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang saya
peroleh dari Tugas Akhir tersebut.
Surakarta, Juli 2011
Yang Membuat Pernyataan,
Siti Nurjanah
NAMA
NIM
:
:
SITI NURJANAH
D1508121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Hati yang penuh syukur, bukan saja merupakan kebajikan yang terbesar, melainkan merupakan
pula induk segala kebajikan yang lain. ~ Cicero
Teman sejati adalah ia yang meraih tangan anda dan menyentuh hati anda. ~ Heather Pryor
Dalam masalah hati nurani, pikiran pertamalah yang terbaik. Dalam masalah kebijaksanaan,
pemikiran terakhirlah yang paling baik. ~ Robert Hall
Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas kepala kita sendiri, tetapi
selalu berada di atas kepala orang lain. ~ Thomas Hardy
Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu
sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih, tetapi hanya kamu
sendiri yang tersenyum. ~ Mahatma Gandhi
Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya yang
tidak diketahui orang lain. ~ William Wordsw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahakan untuk
Kedua OrangTua ku, atas do’a, kasih sayang, dan segalanya…
Mas Saryanto, untuk dukungan, motivasi, do’a dan segalanya…
Sahabat-sahabatku, Atik Purwanti, Priska Devi dan Ika Mega…
Almamater ku…
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji atas kehadirat Allah SWT, yang selalu
memberikan kasehatan, ilmu, dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan” ini disusun untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam memperoleh sebutan vokasi Ahli Madya dalam bidang
Manajemen Administrasi.
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis tidak lepas dari bimbingan,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak yang sangat berarti dalam kelancaran
penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada;
1. Drs. Pramono, SU selaku Pembimbing Tugas Akhir yang selama ini telah
membantu memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya.
2. Drs. Yamiarso, SE selaku Kepala Manager Cabang Pegadaian Cabang
Karangpandan yang telah mengizinkan penulis melakukan magang dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, serta para karyawan
yang telah memberikan bantuan serta pengarahan selama melaksanakan
kegiatan magang.
3. Kedua Orangtuaku yang selalu mendukung, menyayangi dan tiada henti
mendoakan yang terbaik untukku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
4. Mas Saryanto yang selalu membantu, mendukung dan memotivasiku.
5. Sahabat-sahabat penulis yaitu Atik Purwanti, Priska Devi, dan Ika Mega.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangan. Penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun
untuk memperbaiki Tugas Akhir ini agar lebih baik. Semoga Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Penulis,
Siti Nurjanah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
PERSETUJUAN…………………………………………………………………..ii
PENGESAHAN…………………………………………………………………..iii
PERNYATAAN…………………………………………………………………...iv
MOTTO……………………………………………………………………………v
PERSEMBAHAN………………………………………………………………...vi
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….vii
DAFTAR ISI………………………………..…………………………..………...ix
DAFTAR BAGAN…………………………………………………...……….....xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………...……......xiii
ABSTRAK…………………………………………………………………...….xiv
ABSTRACT……………………………………………………..…………...…..xv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah....……………………………...….…..1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………...4
C. Tujuan Pengamatan……………………………………………..4
D. Manfaat Pengamatan……………………………………………5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN…………6
A. Tinjauan Pustaka………………………………………………..6
1. Pengertian Prosedur………………………………………..6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
2. Pengertian Kredit…………………………………………..8
3. Pengertian Prosedur Kredit……………………………….13
B. Metode Pengamatan…………………………………………...18
BAB III DISKRIPSI LEMBAGA…………………………………………...23
A. Sejarah Umum Perum Pegadaiaan………………………...…..23
1. Masa VOC………………………………………………...23
2. Masa Penjajahan Inggris………………...………………...24
3. Masa Penjajahan Belanda…………………………………24
4. Masa Penjajahan Jepang…………………...……………...25
5. Masa Perjuangan Kemerdekaan………………………..….26
6. Masa Sesudah Kemerdekaan Sampai Sekarang………......26
B. Sejarah Perum Pegadaian Cabang Karangpandan…………….27
1. Status Hukum Perum Pegadaian Cabang Karangpandan...27
2. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan……………………….…………...……….28
3. Tugas Masing-Masing Jabatan di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan………………..………...…………………29
C. Gambaran Khusus Perum Pegadaian………………………….31
1. Maksud dan tujuan Perum Pegadaian………………...…...31
2. Visi dan Misi Perum Pegadaian…………………...………32
3. Tugas dan Fungsi Perum Pegadaian………………...…….32
4. Tujuan Pokok Perum Pegadaian…………………………..33
5. Manfaat Perum Pegadaian bagi Masyarakat………………34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
6. Jasa atau Produk yang Ditawarkan……………………......34
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…………………..37
A. Prosedur Pemberian Kredit KCA………………………………38
B. Prosedur Pemberian Kredit KREASI…………………………..56
C. Pelelangan…………………………...……………………...….60
BAB V PENUTUP…………………………………………………………63
A. KESIMPULAN………………………………………………..63
B. SARAN………………………………………………………..64
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….66
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan …….…..28
Bagan 2 Bagan Prosedur Pemberian Kredit ……………...……………………...41
Bagan 3 Bagan Pelunasan Kredit dan Penebusan BarangJaminan..……………..55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar Uang Pinjaman, Sewa Modal dan Biaya Administrasi Berdasarkan
Golongan Kredit.………………………………..………………………..40
Tabel 2 Pengelompokan, dan Spesifikasi Barang Jaminan Berdasarkan Jenis
Barang Jaminan……………………………………..……………………42
Tabel 3 Prosentase Tingkat Resiko………………………………………………49
Tabel 4 Daftar Jumlah Barang Jaminan, Jumlah Taksiran, Jumlah Uang Pinjaman,
dan Jumlah Biaya Administrasi Berdasarkan Golongan Barang Jaminan
untuk Periode 31 Mei 2011………………………..……………..………52
Tabel 5 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit A……..….54
Tabel 6 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit B…...…….55
Tabel 7 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit C…...…….57
Tabel 8 Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman Untuk Golongan Kredit D…...…….59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRAK
SITI NURJANAH, D1508121, PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI
PERUM PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN, Program Studi
Manajemen Administrasi Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 66 halaman.
Perum Pegadaian adalah BUMN berupa Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang kegiatannya menyediakan dana kepada masyarakat dalam bentuk kredit
untuk berbagai tujuan, atas dasar hukum gadai.
Alasan mengapa penulis memilih judul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan”, dalam Tugas Akhir ini untuk menggambarkan
pelaksanaan atau prosedur dalam pemberian kredit di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan.
Pelaksanaan pengamatan ini, menggunakan metode penelitian diskriptif yang
bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, dan menganalisa data yang ada
secara mendalam. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa/aktifitas,
tempat dan lokasi, serta dokumen serta arsip. Sedangkan untuk teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, serta mengkaji
dokumen.dan arsip. Teknik yang digunakan yakni teknik analisis data kualitatif
yaitu pengambilan data yang bersifat khusus yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang diamati.
Berdasarkan hasil analisis dari pengamatan yang dilakukan, dapat diperoleh
kesimpulan bahwa “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan” dimulai dari penyerahan barang jaminan, penaksiran barang
jaminan hingga pada pelunasan dan pelelangan. Hal ini berkaitan dengan
dokumentasi dan pengelolaan data administratif perusahaan, pengelolaan barang
jaminan, serta pengawasan kredit dari nasabah, dalam kaitannya dengan profit dan
visi misi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
ABSTRACT
SITI NURJANAH, D1508121, PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT DI
PERUM PEGADAIAN CABANG KARANGPANDAN, Administrative
Management Program Diploma III studies, Faculty of Social and Political
Sciences, University of Sebelas Maret Surakarta, 2011, 66 pages.
Perum Pegadaian is a form of state-owned Non-Bank Financial Institution
whose activities provide funds to communities in the form of loans for various
purposes, on the basis of fiduciary law.
The reason why the author chose the title "Prosedur Pemberian Kredit di
Perum Pegadaian Cabang Karangpandan", in the Final to illustrate the
implementation or procedures in the provision of credit in the Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan.
Implementation of these observations, using descriptive research method that
aims to describe, explain, and analyze existing data in depth. Source data obtained
from informants, events / activities, places and locations, as well as documents
and archives. As for the techniques of data collection is done by interview,
observation, and review dokumen.dan archives. The technique used the qualitative
data analysis techniques that capture data that is specific to do with the problems
observed.
Based on the analysis of observations made, to the conclusion that "the
procedures in the Perum Pegadaian Cabang Karangpandan" starting from the
delivery assurance, assessment of the collateral until the redemption and auctions.
This relates to the documentation and administrative data management company,
managing collateral, and credit monitoring from the customer, in relation to the
profit company's mission and vision.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era modernisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini, masyarakat
dituntut untuk selalu berkembang dan mengikuti jaman, mulai dari kegiatan
sehari-hari hingga pada kegiatan yang bersifat formal. Dalam modernisasi serta
kemajuan tersebut, tidak terlepas dari kebutuhan akan uang untuk membeli dan
membayar berbagai keperluan yang kian meningkat dengan macam, harga, dan
kegunaan yang bervariasi sesuai keperluan. Namun terkadang kebutuhan yang
ingin dibeli tidak dapat tercukupi dengan uang yang dimiliki. Jika sudah demikian
kita harus pandai-pandai mengatur pengeluaran dengan mengutamakan membeli
keperluan yang sangat penting, namun apabila uang yang dimiliki belum dapat
mencukupi, terpaksa harus menunda atau bahkan memupuskan keinginan kita
tersebut karena keterbatasan biaya. Namun apabila memang sangat diperlukan
dapat kita dapatkan dana dengan mencari pinjaman dari berbagai sumber dana
yang ada.
Apabila dana yang kita butuhkan jumlahnya besar dan dalam jangka pendek
relatif sulit, itupun hanya dapat dilakukan di bank dengan berbagai persyaratan
yang rumit, serta memakan waktu yang lama karena perlu diadakan analisis yang
mendalam oleh bagian kredit di bank tersebut. Namun jika dana yang dibutuhkan
relatif kecil tidak begitu sulit untuk mendapatkan pinjaman, banyak tersedia
sumber dana yang murah dan cepat disekitar kita, mulai dari meminjam ke
tetangga, tukang ijon, atau meminjam pada lembaga keuangan lainnya.
Bagi mereka yang membutuhkan dana dan memiliki barang-barang berharga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
bisa langsung menjual barang-barang berharga tersebut untuk mendapatkan dana
yang diinginkan. Namun resikonya barang-barang berharga kita akan hilang dan
sulit untuk kembali. Selain itu, jumlah uang yang kita peroleh terkadang lebih
besar dari yang kita inginkan, sehingga melebihi target dan cenderung pada
pemborosan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dimana kebutuhan akan dana dapat
dipenuhi tanpa harus kehilangan barang-barang berharga, maka masyarakat dapat
menjaminkan barang-barangnya pada lembaga tertentu. Barang yang dijaminkan
tersebut, suatu saat dapat ditebus kembali setelah uang pinjamannya dilunasi.
“Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga untuk memperoleh sejumlah
uang dan dapat ditebus kembali setelah jangka waktu tertentu tersebut, disebut
juga dengan usaha gadai. Menurut kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal
1150, gadai adalah hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas
suatu barang bergerak”.(Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:212). Barang
bergerak adalah barang-barang yang dianggap berharga dan memiliki nilai
ekonomi tertentu serta dapat dipindah tangankan, misalnya perhiasan emas, batu
mulia, peralatan elektronik, kendaraan, dll.
Dengan usaha gadai tersebut, masyarakat tidak perlu takut kehilangan
barang-barang berharga mereka. “Pegadaian adalah satu-satunya BUMN yang
secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan Lembaga Keuangan
berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar
hukum gadai seperti dimaksud dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal
1550”.( Bank dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:212). Masyarakat yang ingin
menggadaikan barang-barang berharganya, tinggal datang dengan membawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
barang-barang tersebut serta membawa identitas diri seperti KTP. Diloket penaksir
barang-barang tersebut barang akan di nilai dan petugas akan menawarkan
beberapa nilai gadai dari barang tersebut, berupa nilai minimum dan nilai
maksimum. “Nilai gadai adalah nilai yang menggambarkan besarnya batas jumlah
pinjaman yang diperoleh dengan menggunakan barang yang bersangkutan” (Bank
dan Lembaga Keuangan Lain, 2006:211). Setelah mendapatkan persetujuan
Kepala Kantor Cabang dan terjadi kesepakatan maka kredit dapat dicairkan.
Bila penggadai tidak dapat menebus kembali barang jaminan mereka,
pegadaian dengan sepengetahuan pemilik barang akan melelang barang-barang
tersebut. Lelang adalah proses penjualan barang, dimana barang yang
bersangkutan akan dijual kepada penawar yang berani membeli dengan harga
tertinggi.“Proses lelang dilakukan untuk mendapatkan dana guna melunasi
seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian, yang terdiri dari pokok
pinjaman, sewa modal (bunga), biaya lelang. Apabila dalam proses lelang terjadi
kelebihan dana dari jumlah yang dibutuhkan untuk melunasi pinjaman, maka
kelebihan dana tersebut akan dikembalikan kepada penggadai yang bersangkutan
dengan batas pengambilan selama 1 tahun”.(Credit Manajement Handbook
2006:211).
Dalam realisasinya di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan prosedur
pemberian kredit telah sesuai dengan prosedur yang ada, mulai dari persyaratan,
pelaksanaan hingga pada pelunasan dan pelelangan barang jaminan, karena hal ini
berkaitan dengan pelayanan pinjaman, dokumentasi dan pengelolaan data
administratif perusahaan, pengelolaan barang jaminan, serta pengawasan kredit,
dalam kaitannya dengan profit dan visi misi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Pegadaian adalah satu-satunya
BUMN yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan Lembaga
Keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas
dasar hukum gadai kepada masyarakat luas terutama kalangan menengah kebawah
dengan prosedur yang mudah dan sederhana atas dasar hukum gadai dengan
menjaminkan barang-barang berharga mereka, seperti perhiasan emas, berlian,
kendaraan bermotor, atau BPKB kendaraan bermotor, sesuai standart yang
ditentukan. Sesuai dengan slogannya, “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
Masyarakat tidak perlu khawatir jika tidak ingin barang yang dijaminkannya
hilang, karena dapat diambil kembali bila pinjaman telah dilunasi. Hal tersebut
adalah kelebihan dari Perum Pegadaian, juga hal yang membuatnya khas dan
berbeda dengan lembaga keuangan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan.
C. Tujuan Pengamatan
Pengamatan ini memiliki beberapa tujuan, meliputi:
1. Tujuan Operasional : Mengetahui, menguraikan dan menerangkan
pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Tujuan Fungsional : Dapat memberikan masukan bagi Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan, berguna sebagai ilmu pengetahuan, dan pertimbangan
dalam pemberian kredit.
3. Tujuan Individual : Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan Ahli
Madya pada Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Pengamatan
1. Memberi gambaran mengenai Prosedur Pemberian Kredit pada Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan.
2. Bahan pembelajaran dan referensi bagi semua pihak yang
berkepentingan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Prosedur
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:791), pengertian prosedur adalah:
a. Tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktifitas.
b. Metode langkah-demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu
problem.
Menurut Zulkifli Amsyah (1977 :11) dalam bukunya Manajemen Sistem
Informasi, dijelaskan sebagai berikut:
“Prosedur adalah aturan permainan/ langkah-langkah aturan yang harus
dipatuhi oleh masing-masing unit dalam rangka kerjasama melancarkan arus
informasi, prosedur umumnya mencangkup kegiatan yang harus dialakukan
pada saat, waktu, atau periode, tertentu, atau dengan arah dan tujuan
tertentu”.
“Prosedur terdiri dari rangkaian peraturan yang harus diikuti untuk mencapai
tujuan tertentu, tapi peraturan belum tentu merupakan bagian dari prosedur.
Prosedur harus mendapat perhatian serius dalam manajemen administrasi
perkantoran. Setiap uraian pekerjaan harus didukung oleh prosedur kerja yang
baik. Prosedur merupakan :
1. Metode yang dibutuhkan untuk menangani aktivitas–aktivitas yang akan
datang,
2. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu,
3. Pedoman untuk bertindak”. (Ida Nuraida, Manajemen Administrasi
Perkantoran 2008 : 35).
“Prosedur adalah bagian program yang berisi serangkaian langkah – langkah
tertentu. Pada dasarnya prosedur hampir sama dengan sub event, tetapi untuk
menjalankan perintah yang ada dalam sub prosedur tidak menggunakan event
sebagai pemicu, melainkan harus dipanggil dengan mengetikkan nama
prosedurnya”. (Christopher Henry Priyono, 2007 : 33).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut The Macquarie Dictionary dalam Rochayah Machali. (2009 : 91).
” A procedure is the actor manner of proceeding in any action or process.
Prosedur adalah perbuatan/cara kerja dalam segala tindakan/proses.
”Prosedur adalah suatu urut – urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin
adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi – transaksi perusahaan yang
sering terjadi”.(W. Gerald Cole dalam Dr. Zaki Badriwan, M. Sc, 2002 : 3).
Menurut Moekijat ( 1990 : 435 ) dalam Kamus Manajemen yang disusun oleh
Tim Penyusun Kamus Manajemen, menyatakan bahwa :
1. Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan arah
tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang telah
ditentukan.
2. Prosedur memberikan urutan waktu ( cronologis ) kepada tugas – tugas dan
menentukan jalan dari serangkaian tugas dan kebijaksanaan – kebijaksanaan
ke arah yang telah ditentukan terlebih dahulu.
3. Suatu prosedur adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan yang
merupakan urutan menurut waktu dan cara – cara tertentu untuk melakukan
pekerjaan yang harus diselesaikan.
4. Urutan secara kronologis ( menurut waktu ) dari tugas – tugas ini merupakan
ciri tiap prosedur. Biasanya suatu prosedur meliputi bagaimana, bilamana,
dan oleh siapa masing – masing tugas harus diselesaikan.
5. Prosedur – prosedur menggambarkan cara atau metode dengan mana
pekerjaan akan terselesaikan.
Prosedur adalah faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas atau
pekerjaan dan tidak hanya dalam bidang kegiatan operasional, tetapi juga bidang
pekerjaan kantor.
Dari beberapa pengertian prosedur diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
prosedur adalah rangkaian tatacara / peraturan yang berupa urutan seri tugas dan
kegiatan yang bersifat tetap dan harus dipatuhi oleh masing-masing unit dalam
rangka kerjasama melancarkan arus informasi, untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian Kredit
Kredit dalam bahasa latin yaitu credo yang berarti I believe, I trust, saya
percaya atau saya menaruh kepercayaan. Credo berasal dari kombinasi bahasa
sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan bahasa latin do yang berarti
saya menaruh, dalam kata kerjanya menjadi credere dan creditum yang berarti
menaruh atau memberikan kepercayaan. ( Credit Manajemen Handbook 2006 : 3).
Sedangkan secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang
berarti kepercayaan, kepercayaan yang dimaksud adalah suatu keyakinan bahwa
uang yang diberikan akan dapat dikembalikan tepat pada waktunya sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak yang tertuang dalam akte perjanjian kredit,
Arti Kredit dalam UU No.7 Tahun 1992 (UU Perbankan) adalah :
“Penyediaan uang atau tagihan yang disamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
“Kredit adalah penyerahan barang, jasa, atau uang dari satu pihak
(kreditur/pemberi pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain
(nasabah/pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit
kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah
pihak”.(Prof. Dr. H. Veithzal Rivai dan Andria Permata Veitzal, 2006 hal. 4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari beberapa pengertian kredit diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit
adalah penyerahan barang, jasa, atau uang atas dasar kepercayaan yang diberikan
oleh kreditur kepada debitur, dengan janji melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
a. Tujuan Kredit
Adapun unsur safety dan unsur profitability yang saling berkaitan dengan
tujuan kredit (Credit Manajemen Handbook 2006 : 6-7):
1. Safety atau keamanan yaitu prestasi yang diberikan dalam bentuk
uang, barang, atau jasa, itu betul-betul terjamin pengembaliannya,
sehingga keuntungan/profitability yang diharapkan dapat terwujud.
2. Profitability atau keuntungan merupakan tujuan utama dari
pemberian kredit berupa bunga yang diterima.
b. Unsur-Unsur Kredit
Kredit diberikan atas dasar kepercayaan sehingga pemberian kredit
dapat diartikan pemberian kredit, dimana prestasi yang diberikan
benar-benar diyakini dapat diberikan sesuai jangka waktu tertentu.
Adapun unsur-unsur dalam kredit, sebagai berikut :
1. Adanya kedua belah pihak selaku pelaku kredit yang berfungsi
sebagai kreditur (pemberi pinjaman), dan debitur (penerima
pinjaman).
2. Adanya kepercayaan, yang diberikan kreditur kepada debitur atas
pinjaman yang diberikan kepadanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Adanya persetujuan atau kesepakatan, antara nasabah dan kreditur
mengenai janji pembayaran serta pelunasan kredit yang telah
diberikan.
4. Penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit kepada
penerima kredit.
5. Adanya unsur waktu (time element), merupakan unsur essensial
kredit, kredit didapat dari unsur waktu, yakni jangka waktu
mengangsur dan pelunasan kredit.
6. Degree of risk atau unsur resiko, baik resiko di sisi pihak pemberi
kredit yaitu resiko gagal bayar baik karena kegagalan usaha maupun
ketidakmampuan membayar atau ketidaksediaan membayar. Dari sisi
pihak penerima kredit yaitu kecurangan dari pihak kreditur, baik
berupa bunga yang terlampau tinggi ataupun kelicikan pihak kreditur
yang memang ingin memiliki barang yang dijaminkan atas pinjaman
yang diberikan.
7. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi
kredit, bagi kreditur bunga terdiri dari berbagai kompensasi seperti
biaya modal, biaya umum, risk premium, dsb.
c. Fungsi Kredit
Fungsi kredit secara luas antara lain:
1. Meningkatkan daya guna uang
Para penabung menyimpan uangnya dalam bentuk giro, deposito,
dan tabungan. Dalam presentasi tertentu uang tersebut akan ditingkatkan
kegunaannya oleh bank dengan penyaluran kepada pengusaha dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
upaya membangun, memperluas, ataupun memperbaiki usaha mereka
guna mencapai tujuan dan kemakmuran bersama.
2. Meningkatkan daya guna suatu barang
Produsen dengan bantuan kredit dapat lebih meningkatkan daya guna
suatu barang yang berawal dari bahan mentah yang diproduksi menjadi
bahan jadi.
3. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Kredit memberikan peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan
penggunaannya, sehingga peredaran uang semakin lancar dan merata.
4. Meningkatkan gairah berusaha masyarakat
Kegiatan perekonomian yang semakin meningkat haruslah diiringi
dengan kemampuan ekonomi, selaras dengan fungsi kredit untuk
meningkatkan kemampuan ekonomi yang mendukung perkembangan
kegiatan ekonomi.
5. Sebagai alat stabilisasi ekonomi
Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk usaha
pembangunan ekonomi, kredit memegang peranan penting untuk
mendukung perekonomian yang sehat, namun jika keadaan ekonomi
kurang sehat adapun langkah-langkah stabilisasi ekonomi antara lain:
a. Pengendalian inflasi,
b. Peningkatan eksport,
c. Rehabilitasi sarana,
d. Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat.
Kredit digunakan untuk menekan arus inflasi dan untuk usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pembangunan ekonomi.
6. Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional
Pengusaha menggunakan kredit untuk meningkatkan usahanya,
dengan demikian pengusaha tersebut akan mendapatkan profit yang
meningkat secara terus menerus sehingga meningkatkan kemampuan
untuk melakukan eksport, dengan demikian pajak yang diterima Negara
pun juga akan meningkat, sehingga penghasilan Negara juga meningkat
serta taraf hidup rakyatnya juga otomatis akan semakin sejahtera.
7. Sebagai alat hubungan ekonomi Internasional
Demi meningkatkan hubungan persahabatan, negara-negara kaya
memberikan pinjaman kredit kepada negara-negara berkembang atau
sedang dalam pembangunan.
d. Jenis-Jenis Kredit
Berdasarkan pemanfaatan dana kredit oleh nasabah dalam buku
Manajemen Handbook (2006 : 11), maka kredit dibagi menjadi beberapa
jenis, antara lain yaitu:
1. Kredit dilihat dari Sisi Kegunaan
a. Kredit Investasi
Merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk
perluasan usaha dan membangun proyek baru atau untuk keperluan
rehabilitas.
b. Kredit Modal kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Merupakan kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan dana
operasional suatu badan usaha.
2. Kredit dilihat dari Segi Jangka Waktu
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 tentang
Pokok-Pokok Perbankan, jenis-jenis kredit dilihat dari jangka waktunya
terdiri dari:
a. Kredit Jangka Pendek
Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 tahun.
b. Kredit Jangka Menengah
Yaitu kredit yang berjangka waktu 1 sampai 3 tahun.
c. Kredit Jangka Panjang
Yaitu kredit yang berjangka waktu diatas 5 tahun. Umumnya berupa
kredit investasi untuk menambah modal perusahaan dalam rangka
melakukan rehabilitasi, perluasan atau pendirian proyek baru.
3. Pengertian Prosedur Kredit
Menurut Kasmir dalam bukunya, Dasar-Dasar Perbankan (2002 : 103):
“Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilakui sebelum suatu
kredit diputuskan untuk dikucurkan”.
Sedangkan pengertian prosedur perkreditan oleh Dr.Veithzal Rivai dan Andria
Permata Veithzal (Credit Manajement Handbook 2006 : 189)
“Prosedur perkreditan meliputi ketentuan dan syarat atau yang harus dilakukan
sejak nasabah mengajukan permohonan kredit sampai kredit tersebut dilunasi oleh
nasabah dan jenis kredit tertentu yang mempunyai kekhususan dalam
prosedurnya”.
Adapun pengertian prosedur perkreditan dalam ( 1995 : 69 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
“Prosedur perkreditan adalah ketentuan, syarat-syarat atau petunjuk
tindakan-tindakan yang harus dilakukan sejak diajukan permohonan nasabah
sampai dengan lunasnya suatu kredit yang diberikan oleh bank”.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur
perkreditan adalah tahap-tahap yang meliputi ketentuan dan syarat yang harus
dilakukan nasabah, sebelum kredit tersebut dikucurkan.
Tujuan utama dari prosedur kredit dalam buku Credit Manajement Handbook
(2006 : 28) adalah:
1. Memberikan ketegasan atau tugas-tugas dari seorang account officer,
sehingga akan lebih memperjelas wewenang dan tanggung jawab account
officer tersebut.
2. Agar flow of document dapat diikuti dan diketahui dengan jelas.
3. Memperlancar arus pekerjaan.
Prosedur ini berlaku baik untuk permohonan kredit baru, perpanjangan yang
berlaku secara umum untuk setiap jenis kredit, baik untuk kredit modal kerja
maupun untuk kredit investasi. Beberapa jenis kredit tertentu memiliki
kekhususan dalam ketentuan dan prosedurnya. Urutan langkah-langkah yang
lazim dalam prosedur perkreditan yakni meliputi: Permohonan Kredit, Penyidikan
atau Analisis, Keputusan atas Permohonan Kredit, Penolakan Permohonan Kredit,
Persetujuan Permohonan Kredit, Pencairan Fasilitas Kredit, dan Pelunasan
Fasilitas Kredit (Dasar-Dasar Perkreditan, 1995 : hal 69-84) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a. Permohonan Kredit
Permohonan kredit di Perum Pegadaian yaitu dilakukan diawali dengan
penyerahan barang jaminan oleh nasabah kepada petugas penaksir kemudian
pengisian surat permohonan kredit.
b. Penyidikan atau Analisis Kredit
Analisis kredit ( 2006:287 ) adalah kajian yang dilakukan untuk
mengetahui kelayakan dari suatu permasalahan kredit. Melalui hasil analisis
kreditnya dapat diketahui apakah usaha nasabah layak (feasible), marketable
(hasil usaha dapat dipasarkan) dan profitable (menguntungkan) serta dapat
dilunasi tepat waktu.
Analisis kredit dimulai dengan melakukan penelitian berkas permohonan
kredit, dalam Perum Pegadaian dalam analisis kredit juga terjadi proses
penaksiran barang jaminan, hal ini dilakukan untuk mengetahui nilai
ekonomis, dan kelayakan dari barang yang akan digadaikan atau juga disertai
beberapa peretimbangan untuk mengetahui kemampuan dan kemauan
nasabah dalam melunasi pinjamannya.
Umumnya analisis kredit dilakukan dengan memenuhi prinsip 5C
(Dasar-Dasar Perbankan 2002 :117-119) sebagai berikut:
1. Character
Character adalah penilaian moral, watak atau sifat-sifat calon
nasabah yang positif kooperatif, rasa tanggungjawab dan kejujuran dalam
kehiduapan pribadi dan kehidupan masyarakat calon nasabah. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemauan nasabah untuk
memenuhi kewajibannya ( willingness to pay ) sesuai perjanjian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
telah ditetapkan.
2. Capital
Capital adalah jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh
calon nasabah. Semakin besar modal sendiri yang dimiliki calon debitur
atas usahanya akan semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam
menjalankan usahanya dan kreditur akan merasa lebih yakin dalam
memberikan kredit. Modal sendiri juga diperlukan untuk alat
kesungguhan dan tanggungjawab nasabah dalam menjalankan usahanya
karena ikut menanggung resiko terhadap gagalnya usaha.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon nasabah dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui atau mengukur sampai sejauhmana calon
nasabah mampu untuk mengembalikan atau melunasi utang-utangnya
( abilityto pay ) secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya.
4. Collateral
Dalam Perum Pegadaian colleteral adalah kemampuan nasabah
dalam memberikan jaminan terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Hal
ini dilakukan untuk menanggulangi resiko yang mungkin terjadi, yakni
saat nasabah tidak dapat melunasi pinjamannya. Jika hal tersebut terjadi
jaminan akan di pindah tangankan kepemilikannya kepada kreditur untuk
melunasi utang nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
5. Condition of Economy
Condition of Economy, yaitu situasi dan kondisi politik, sosial,
ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu
saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran usaha calon
debitur.
Umumnya analisis permohonan kredit yang dilakukan Perum Pegadaian
ialah dengan melakukan penaksiran barang jaminan serta survai langsung ke
tempat tinggal serta tempat usaha calon nasabah untuk mengetahui
kelayakan serta memperoleh keyakinan untuk menentukan pencairan kredit.
Tujuan utama analisis permohonan kredit adalah untuk memperoleh
keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan memenuhi
kewajiban pihak kreditur secara tertib, baik pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya, sesuai dengan kesepakatan nasabah dengan kreditur.
c. Keputusan atas Permohonan Kredit
Pihak yang berwenang memberikan Keputusan atas Permohonan
Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan adalah Kepala Kantor
Cabang atau Manajer Cabang. Keputusan diambil dengan beberapa
pertimbangan seperti taksiran barang jaminan, penilaian kelayakan usaha,
dll sebagai pertimbangan bahwa kredit layak dicairkan atau tidak.
d. Penolakan atas Permohonan Kredit
Di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan, penolakan kredit terjadi
apabila kredit dinyatakan tidak memenuhi persyaratan dan atau tidak
terjadi kesepakatan antara pihak kreditur dan debitur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
e. Persetujuan Permohonan Kredit
Persetujuan ditandai dengan telah dipenuhi persyaratan dan terjadinya
kesepakatan antara pihak kreditur dan debitur yang kemudian dilakukan
penandatanganan surat perjanjian kredit.
f. Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan kredit dapat dilakukan apabila keputusan Kepala Kantor
Cabang mengabulkan permohonan kredit nasabah, ditandai dengan
diterbitkannya surat perjanjian kredit dan selanjutnya nasabah akan menerima
sejumlah uang pinjaman sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
g. Pelunasan Fasilitas Kredit
Pelunasan kredit pada Perum Pegadaian dilakukan dengan cara melunasi
secara langsung atau mengangsur secara rutin setiap bulan untuk jangka
waktu yang telah ditetapkan, hal ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan
atas kredit yang diberikan, serta meringankan nasabah dalam hal pelunasan
kredit. Pada saat pelunasan kredit, nasabah akan mendapatkan barang yang
dijaminkannya kembali, setelah nasabah melunasi semua pinjamannya.
B. Metode Pengamatan
Metode pengamatan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode
penelitian diskriptif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan
dinyatakan dalam bentuk kata-kata dan gambar. Metode penelitian kualitatif
bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, dan menganalisis data yang ada
secara mendalam. Hal ini sesuai dengan pengamatan yang penulis lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1. Lokasi Pengamatan
Pengamatan dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan” dilaksanakan dengan mengambil lokasi di Kantor Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan yang beralamat di Jl. Klatak Rt 01/Rw 01
Karangpandan, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
2. Jenis Pengamatan
Sesuai dengan masalah yang diajukan dalam pengamatan ini, dimana
pengamatan lebih menekankan pada masalah proses atau prosedur, maka
jenis pengamatan yang sesuai adalah pengamatan deskriptif. Jenis
pengamatan ini akan mampu menangkap berbagai informasi teliti dan
mendalam,. Kepentingan pokoknya diletakkan pada peristiwa-peristiwa
nyata, bukan pada sekedar laporan yang ada. ( HB. Sutopo, 2002 : 183 ).
3. Sumber Data
Pemilihan sumber data harus sesuai dan tepat menyangkut
kelengkapan data dan informasi yang dibutuhkan sebagai bahan yang
diperlukan dalam suatu pengamatan.
Adapun sumber data menurut H.B. Sutopo (2002 : 49-54) secara
menyeluruh dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Narasumber (Informan)
Dalam pengamatan ini, posisi sumber data berupa manusia (narasumber)
sangat penting sebagai individu yang memiliki informasi. Dalam pengamatan
ini narasumber yang sesuai dalam pengumpulan data di Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan adalah Kepala Kantor Cabang karena beliau telah
mencangkup informasi semua aspek serta semua bagian pada perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tersebut.
b. Peristiwa atau aktifitas
Data atau informasi dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktifitas, atau
perilaku sebagai sumberdata yang berkaitan dengan sasaran pengamatanya.
Dari pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, penulis bisa mengamati secara
langsung dan pasti bagaimana proses administrasi terjadi secara pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Penulis harus dapat mengetahui
kejadian atau peristiwa yang terjadi di Lokasi Pengamatan yang berupa
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
c. Tempat atau Lokasi
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa aktifitas bisa digali
lewat lokasinya. Dari permasalahan lokasi Perum Pegadaian dan
lingkungannya peneliti bisa secara cermat mengkaji dan secara kritis
menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan
pengamatan. Letak Perum Pegadaian yang Strategis, yakni terletak di dekat
pasar dan terminal Karangpandan memungkinkan banyak nasabah yang
mencari pinjaman kesana.
d. Dokumen dan Arsip
Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan
suatu peristiwa atau aktifitas tertentu, yang berupa rekaman tertulis. Dalam
mengkaji dokumen pengamatan sebaiknya tidak hanya mencatat apa yang
tertulis tetapi juga berusaha menggali dan menangkap makna yang tersirat
dari dokumen tersebut. Dokumen dan arsip perlu diperdalam dan dipahami,
berkaitan dengan data dan informasi Perusahaan dimasa lalu, guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memperdalam pengamatan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis pengamatan yaitu deskriptif, dan jenis sumber
data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan
digunakan penulis adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam pengamatan diskriptif adalah
berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk
mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara
yang dalam pengamatan diskriptif, khususnya dilakukan dalam bentuk
wawancara mendalam. Tujuan melakukan wawancara adalah untuk
menyajiakan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para
pribadi, peristiwa, aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau
persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya, untuk
merekonstruksi beragam hal sebagai bagian dari pengalaman masa lampau
dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang biasa terjadi
dimasa yang akan datang. (HB.Sutopo 2002 :58).
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dan
teknik observasi yang penulis gunakan adalah teknik observasi berperan
penuh, dimana peneliti memang memiliki peran dalam lokasi studinya, dan
benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya.
3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki posisi
penting dalam penelitian kualitatif tentang kondisi atau peristiwa terutama
bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa
yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau
peristiwa dimasa kini yang sedang diteliti.(HB.Sutopo 2002:69).
5. Teknik Analisis Data
Dalam pengamatan ini penulis menggunakan teknik analisis data
kualitatif yaitu pengambilan data yang bersifat khusus yang ada
kaitannya dengan permasalahan yang diamati.
Teknik analisis data kualitatif sebagai cara penjabaran terhadap data-data
yang telah diperolah berdasarkan study litterateur yang telah diperoleh tersebut
disusun dalam bentuk pengumpulan data, sajian data dan selanjutnya diambil
kesimpulan yang kesemuanya saling berkaitan dengan proses pengumpulan data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
DISKRIPSI LEMBAGA
A. Sejarah Umum Pegadaian
Pegadaian berasal dari Negara Italy Utara, lalu berkembang ke dataran Eropa
dan masuk ke Indonesia dibawa oleh Vereenigde Oost indische Compagnie
(VOC), suatu maskapai perdagangan dari negeri Belanda. Pada mulanya
perusahaan dikelola dan dilaksanakan oleh pihak swasta, tapi sejak tanggal 1 April
1901 dengan stablad No. 131 tertanggal 12 Maret 1901 mulai dikelola oleh
pemerintah dengan didirikan Kantor Pegadaian Negara di Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, Perum Pegadaian telah mengalami
beberapa periode pemerintahan yaitu:
1. Masa VOC
Pada jaman pendudukan VOC di Indonesia, yang pada awalnya memiliki
tujuan untuk berdagang. Mungkin karena mengetahui pada masa itu penduduk
Indonesia masih terbelakang dalam segala hal, terpisah-pisah tetapi tanahnya
subur, membuat mereka tertarik menguasai bumi Nusantara demi menguasai
perekonomian penduduk dan persaingan perdagangan dengan negara-negara
Eropa Barat lain seperti Spanyol dan Portugal. Dalam rangka memperlancar
kegiatan perekonomiannya, VOC mendirikan sebuah bank, yaitu bank Van
Leening yang selain memberikan kredit dengan system gadai juga bertindak
sebagai wesel bank. Bank Van Leening yang sudah ada di negeri Belanda tersebut
baru didirikan di Batavia atas prakarsa Gubernur Jendral Van Imhiof (1745-1750)
pada tanggal 20 Agustus 1746. Bank Van Leening inilah yang menjadi cikal-bakal
Pegadaian di Indonesia.Pada mulanya lembaga ini adalah perusahaan campuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pemerintah (VOC) pihak swasta dengan perbandingan modal 2/3 modal
pemerintah dan 1/3 modal swasta.
2. Masa Penjajahan Inggris (1811-1816)
Pada masa itu Gubernur Jendral Thomas Stamford Rafles sebagai pimpinan
tertinggi tidak menyetujui bank Van Leening harus dilaksanakan sendiri oleh
pemerintah, berdasarkan pertimbangan tersebut, bank Van Leening dibubarakn
pada tahun1811. Sebagai gantinya dikeluarkan peraturan bahwa setiap orang
boleh mendirikan usaha pegadaian dengan ijin (licentie) dari pemerintah daerah
setempat asalkan sanggup membawa sejumlah uang atau paket tertentu kepada
pemerintah、dengan sebutan Licentie Stelsel. Namun ada dampak buruk dengan
adanya Licentie Stelsel yang menumbuhkan praktek lintah darat dan dirasakan
kurang menguntungkan pemerintah, sehingga Pada tahun 1814 Pemerintah
mengganti Licentie Stelsel menjadi Pacht Stelsel, namun tetap membawa dampak
yang sama dengan pola Licentie Stelsel.
3. Masa Penjajahan Belanda (1816-1942)
Pacht Stelsel pada tahun 1843 telah dijalankan diseluruh Indonesia kecuali
daerah Periangan, Surakarta dan Yogyakarta. Pada tahun 1848 ditetapkan tarif
bunga (rente tarief) dan Pacht Stelsel menjadi monopoli.
Pada tahun 1856 Pemerintah Belanda mengadakan penelitian terhadap Pacht
Stelsel dari penelitian tersebut diketahui adanya penyimpangan antara lain:
1. Menaikkan suku bunga
2. barang jaminan yang tidak ditebus pada waktu yang telah ditentukan
tidak dijual secara umum (dilelang) melainkan dimiliki sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Pada tahun 1880 timbul keinginan pemerintah untuk menangani sendiri
dengan tujuan agar hal-hal yang merugikan dapat berakhir.
Pada tahun 1880 VOC dibubarkan, dan selanjutnya Indonesia langsung
berada dibawah kekuasaan Belanda. Keberadaan lembaga kredit bank Van
Leening tersebut semakin dipertegas. Gubernur Jenderal Daendels mengeluarkan
peraturan yang terperinci, yaitu jenis barang yang dapat digadaiakan, seperti emas,
perak, permata,kain dan sebagian kecil perabot rumah tangga yang dapat disimpan
dalam kurun waktu relatif singkat.
4. Masa Penjajahan Jepang (1943-1945)
Bangsa Jepang menduduki Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, terkait
dengan ambisinya, untuk menaklukan Asia dalam Perang Dunia II. Mereka
mengetahui bahwa di Pegadaian tersimpan barang berharga masyarakat, Jepang
kemudian memutuskan agar barang-barang jaminan yang berupa emas dan
permata dijual kepada tentara di Nippon, dan lelang barang-barang berharga
berupa emas, permata, dan logam mulia lainnya di Pegadaian dihapuskan.
Jawatan Pegadaian dalam bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, dipimpin oleh
orang Jepang bernama Ohno-San dengan wakilnya Mr. Soubari.
Sepanjang masa kependudukan jepang, Perang Dunia masih tetap
berlangsung sehingga pemerintah Jepang belum dapat berbuat banyak di
Indonesia selain melakukan penindasan dan menguras harta rakyat, sehingga
kehidupan rakyat pada masa itu semakin miskin dan dan tidak lagi memiliki
barang-barang berharga. Dengan demikian Pegadaian tidak berfungsi lagi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
5. Masa Perjuangan Kemerdekaan
Struktur organisasi pada masa Perang kemerdekaan, secara garis besar tidak
jauh dengan struktur di jaman Belanda, Hanya saja Literateurnya yang diubah,
yakni di Indonesiakan, yang paling menonjol adalah aparat pelaksananya hampir
100 % orang Indonesia asli. Ada beberapa orang Belanda yang masih bertahan di
Perum Pegadaian hanya karena ikatan batin dengan bumi tempat kelahiran
ataupun sambil menunggu kesempatan pulang ke negara asal.
Pada masa kepemimpinan Bapak Ahmad (Kepala Jawatan Periode III
1950-1957), jumlah kantor inspeksi, kantor kontrolis, dan kantor cabang
meningkat.
Berdasarkan keputusan Presiden RI No. 69/M/1957 tanggal 26 Februari 1957,
Bapak Ahmad diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala Pegadaian Jawatan
dengan hak pensiun, sebagai gantinya yaitu Bapak Soewardi yang melakukan
serah terima jabatan pada tanggal 31 Mei 1957.
6. Masa Sesudah Kemerdekaan sampai Sekarang (1945-sekarang)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 178 tahun 1916 Pegadaian menjadi
perusahaan Negara yang berdiri sendiri. Namun dalam perkembangannya
mengalami kemerosotan dalam bidang pendapatan. Hal ini disebabkan inflasi
yang terjadi pada tahun 1965, dimana Pegadaian mengalami kerugian sehingga
tidak dapat menjalankan fungsinnya. Berdasarkan keputusan Presiden No. 180
tahun 1965, Perusahaan Negara Pegadaian diintegrasikan dalam urusan bank
Sentral. Selanjutnya dengan dikeluarkan peraturan pemerintah No.7 Tahun 1969,
maka perusahaan Negara Pegadaian status hukumnya menjadi perusahaan jawatan.
Pegadaian dan berkedudukan di lingkungan departemen Keuangan dibawah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
pembinaan teknis operasional Direktorat Jendral keuangan, kemudian dengan
berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1990, Status hukum Perjan
Pegadaian diubah menjadi Perusahaan Umum Pegadaian dan diberlakukan mulai
tanggal 10 April 1990.
B. Sejarah Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
1. Status Hukum Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
Perkembangan status Perum Pegadaian Cabang Karangpandan mengalami
perubahan bentuk dari Perusahaan Jawatan pada tahun 1960, menjadi Perusahaan
Negara ( PN ) Pegadaian. Dan pada tahun 1969 diubah lagi menjadi Perusahaan
Jawatan ( Perjan ) Pegadaian. Selanjutnya berdasarkan PP No. 10 Tahun 1990,
lembaga ini kembali menjadi Perusahaan Umum ( Perum ) Pegadaian.
Saat ini Perum Pegadaian Cabang Karangpandan menempati tanah bangunan
milik Pemerintah, yang lokasinya berada di desa Klatak, kelurahan Karangpandan,
kecamatan Karangpandan. Secara geografis lokasinya cukup strategis, mudah
dijangkau dengan kendaraan umum, sekitar 50 meter dari Jalan Lawu.
Disekitarnya tidak terdapat lembaga keuangan yang sejenis, karena lembaga
keuangan yang sejenis letaknya sangat jauh. Hal ini menguntungkan bagi Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan. Selain itu Letaknya yang setrategis juga
didukung dengan keberadaan pasar dan terminal karangpandan yang tidak jauh
dari Perum Pegadaian Cabang Karangpandan sebagai tempat berkumpulnya
penjual, pembeli, maupun masyarakat lain yang berkepentingan, sehingga
diharapkan dapat menarik nasabah dari masyarakat yang ada dengan berbagai
pelayanan yang ditawarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
Struktur organisasi merupakan gambaran yang sistematis mengenai tugas dan
tanggungjawab serta hubungan-hubungan antar bagian dalam suatu perusahaan.
Dalam struktur organisasi dapat diketahui wewenang dan tanggungjawab dari
personal yang memangku jabatan dalam suatu organisasi, sehingga mereka dapat
bekerja dan bekerjasama sesuai wewenang dan tanggungjawab masing-masing.
Struktur organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan menggunakan
sistem yang sederhana, untuk lebih menekankan pada tanggungjawab
masing-masing personal, serta efektifitas dan efisiensi di dalam melaksanakan
tugasnya sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Bagan 1
Struktur Organisasi Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
( Sumber: Perum Pegadaian Cabang Karangpandan )
Kepa la Mana jer Cabang
Penyimpan
Barang
Jaminan gadai
Penaksir Kasir Penjaga
Office Boy
Siang Malam Barang
Gudang
Barang
Kantong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Tugas masing-masing jabatan di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
Adapun tugas-tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
a. Kepala Kantor Cabang
Tugas utama Kepala kantor cabang adalah mengontrol dan mengelola
kegiatan operasional kantor, serta mengatur dan bertanggungjawab atas
sumberdana perusahaan dan pengelolaannya.untuk dana pinjaman atas dasar
transaksi gadai. Selain itu Kepala Kantor Cabang juga mewakili kepentingan
perusahaan dalam hubungan dengan pihak luar atau masyarakat sesuai
ketentuan yang berlaku dalam rangka mengemban misi perusahaan.
b. Penaksir
Tugas utama penaksir adalah menaksir barang jaminan untuk
menentukan mutu dan nilai barang sesuai ketentuan yang berlaku dalam
rangka menentukan besar uang pinjaman yang wajar kepada nasabah.
c. Kasir
Tugas utama kasir adalah melakukan pembayaran uang pinjaman kepada
nasabah, serta melakukan penerimaan pelunasan untuk menebus barang
jaminan, mengeluarkan dana pinjaman sesuai keputusan Kepala Kantor
Cabang, melakukan pembayaran atas segala pengeluaran, menerima uang
tunai hasil penjualan barang lelang, mencatat segala transaksi serta arus kas
masuk dan keluar perusahaan, serta bertanggungjawab atas jumlah uang yang
tersedia.
d. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Gadai
Penyimpan Barang Jaminan Gadai dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Kantong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Bertugas menyimpan dan menempatkan barang-barang jaminan
gadai berupa perhiasan emas, permata, berlian, intan, dsb, serta
mengambil barang-barang jaminan tersebut apabila telah ditebus oleh
nasabah yang bersangkutan.
2. Petugas Penyimpan Barang Jaminan Gudang
Bertugas menyimpan dan menempatkan barang jaminan gadai
berupa kendaraan bermotor, sepeda kayuh, barang elektronik, elektrik,
kain. dsb, serta mengambilkan barang-barang tersebut apabila telah
ditebus nasabah yang bersangkutan.
e. Penjaga
Penjaga pada Perum Pegadaian Cabang Karangpandan terdiri dari 2
orang, yaitu:
1. Penjaga siang
Bertugas menjaga keamanan kantor dan lingkungan Perum
Pegadaian pada siang hari dari jam 06.00-18.00 WIB dan membantu
pegawai lain saat jam kerja perusahaan.
2. Penjaga malam
Bertugas menjaga keamanan kantor dan lingkungan kantor beserta
isinya untuk menghindari terjadinya pencurian. Penjaga malam bertugas
dari jam 18.00-06.00 WIB.
f. Office Boy
Bertugas membersihkan kantor serta lingkungan kantor Perum
Pegadaiaan Cabang Karangpandan selalu bersih, terawat, dan nyaman dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
kegiatan operasional perusahaan. Office boy masuk kerja seminggu empat
kali yaitu hari selasa, kamis, sabtu dan minggu.
C. Gambaran Khusus Mengenai Perum Pegadaian
1. Maksud dan Tujuan Perum Pegadaian
Perusahaan Umum Pegadaian adalah Perusahaan Umum dibawah naungan
Departemen Keuangan yang dipimpin Direksi yang berada dan bertanggungjawab
kepada Menteri dan bertugas menyalurkan kredit berdasarkan hukum gadai.
dimana aspek yuridisnya diatur dalam pasal 1150 s/d 1160 KUH Perdata.
Berdasarkan pasal 3 Keputusan Direksi Peraturan Pemerintah No. Sm.2/1/29
tanggal27 Oktober 1990 maksud dan tujuan dari Perum Pegadaian adalah sebagai
berikut:
a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya
melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
b. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba, dan pinjaman tidak wajar
lainnya.
c. Untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabah dibidang ekonomi baik
untuk modal kerja ataupun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
d. Disamping untuk kesejahteraan para nasabah, juga untuk
mensejahterakan para anggota atau pegawai Perum Pegadaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Visi dan Misi Perum Pegadaian
a. Visi Perum Pegadaian
Visi Perum Pegadaian adalah pada tahun 2013 menjadi Champion
dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fiduacia bagi
masyarakat menengah kebawah.
b. Misi Perum Pegadaian
Adapun misi Perum Pegadaian adalah sebagai berikut:
1. Membantu program pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
khususnya menengah kebawah dengan memberikan solusi keuangan
yang terbaik melalui penyaluran pinjaman skala mikro, kecil, dan
menengah, atas dasar hukum gadai dan fiduacia.
2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan
melaksanakan tata kelola yang baik secara konsisten.
3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumberdaya.
3. Tugas dan Fungsi Perum Pegadaian
a. Tugas Perum Pegadaian
Perincian Tugas Pokok menurut Surat Keterangan Menteri Keuangan
No.39/MK/61/1971 pasal 2, dinyatakan bahwa Perum Pegadaian
bertugas:
1. Membina perekonomian rakyat dengan menyalurkan kredit atas
dasar hukum gadai
2. Membina perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat,
terutama mengenai kredit produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Ikut mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon,
pegadaian gelap, dan kasus lainnya.
b. Fungsi Perum Pegadaian
Fungsi pokok perum Pegadaian adalah sebagai pemberantas lintah
darat, dengan dikeluarkannya Sutat Keputusan Menteri Keuangan
No.39/MK/61/1971, maka fungsi Pegadaian diperluas ke tujuan
pemberian kredit yang produktif, yang sejalan, dengan usaha pemerintah,
dalam melaksanakan pembangunan. Untuk menyelenggarakan tugas
pokok tersebut, berdasarkan Keputusan Direksi Perum Pegadaian No. Sm.
2/1/29 tanggal 27 0ktober 1990 Bab I, bagian kedua pasal 4, disebutkan
Fungsi Perum Pegadaian:
a. Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai
dengan cara yang mudah, sederhana, dan hemat waktu.
b. Mengelola keuangan perusahaan dengan baik agar mendapatkan
hasil yang memuaskan.
c. Mengelola pegawai, pendidikan dan pelatihan.
d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tatalaksana.
e. Melakukan penelitian dan pengembangan
f. Mengawasi pengelolaan perusahaan.
g. Mengelola Perlengkapan.
h. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang
menguntungkan bagi perusahaan dan masyarakat.
4. Tujuan Pokok Perum Pegadaian
Perum Pegadaian mempunyai tugas pokok menyalurkan uang pinjaman atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dasar hukum gadai dan urusan lain yang berhubungan dengan tujuan perusahaan
atas persetujuan Menteri Keuangan. Serta menciptakan dan mengembangkan
usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi perusahaan maupun masyarakat.
5. Manfaat Perum Pegadaian bagi Masyarakat
a. Masyarakat dapat memperoleh kredit dengan prosedur yang mudah dan
cepat.
b. Dengan adanya Perum Pegadaian masyarakat tidak perlu lagi meminjam
uang kepada rentenir yang hanya merugikan dan menambah beban berat
hutang karena bunganya terlampau tinggi.
c. Dengan adanya pinjaman kredit dari Perum Pegadaian masyarakat
nasabah dapat menciptakan lapangan kerja baru, sehingga dapat menarik
banyak tenaga kerja,mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan
taraf hidup orang banyak.
6. Jasa atau Produk yang Ditawarkan
Dalam usaha untuk memberikan pelayanan kepada nasabah Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan, menyediakan beberapa produk usaha
yaitu:
a. Kredit Gadai
Kredit gadai adalah pemberian pinjaman kredit dalam jangka waktu
tertentu kepada para nasabah atas dasar hukum gadai dengan persyaratan
tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Adapun jenis jasa kredit gadai
yang ditawarkan Perum Pegadaian,
1. KCA (Kredit Cepat Aman)
Adalah kredit gadai dengan menggunakan barang-barang berharga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
atau barang-barang bergerak sebagai jaminannya, miasalnya perhiasan,
kendaraan bermotor, dll, jangka waktu pelunasan yakni 15 hari.
2. KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fiduasia)
Adalah kredit gadai jangka menengah yakni mulai dari 1 tahun, 2
tahun, hingga 3 tahun sesuai kebutuhan, digunakan untuk
mengembangkan usaha yang telah ada dengan menjaminkan BPKB
kendaraan bermotor.
3. KRASIDA (Kredit Angsuran Sistem Gadai),
Merupakan pemberian pinjaman kepada para pengusaha Mikro dan
Kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai dengan
pengembalian pinjaman dilakukan melalui mekanisme angsuran.
4. KRISTA adalah kredit Usaha Rumah Tangga, yang diberikan kepada
Usaha Rumah Tangga untuk pengembangan usahanya.
5. ARRUM, pembiayaan ARRUM untuk pengembangan usaha mikro
kecil dengan berprinsip syariah.
b. MULIA (Murabahah Logam Mulia untuk Investasi Abadi)
Adalah penjualan logam Mulia oleh Pegadaian kepada masyarakat
secara tunai, dan agunan dengan jangka waktu Fleksibel.
c. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat dan Aman)
Adalah suatu produk pengiriman uang dalam dan luar negeri yang
bekerjasama dengan Western Union.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
d. Usaha Jasa Taksiran.
Jasa Taksiran adalah suatu layanan kepada masyarakat yang peduli
akan harga atau nilai harta benda miliknya.
Dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat dapat mengetahui
dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang miliknya setelah
diperiksa dan ditaksir oleh petugas penaksir yang ahli di bidangnya,
informasi yang diperoleh yaitu kepastian nilai atau kualitas barang yang
di taksir tersebut. Misalnya kualitas emas atau batu permata, dapat
memberikan rasa aman dan rasa lebih pasti bahwa barang tersebut
benar-benar mempunyai nilai investasi yang tinggi.
e. Jasa Titipan,
Penitipan barang-barang atau surat-surat berhargsa, untuk
keamanannya. Jangka waktu dua minggu sampai dengan satu tahun dan
dapat di perpanjang.
Namun dari beberapa produk tersebut, produk yang paling banyak
diminati masyarakat di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan adalah gadai
konvensional KCA (Kredit Cepat Aman), dan KREASI (Kredit Angsuran
Sistim Fiduasia) karena prosedurnya yang mudah dan sesuai keperluan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Dalam pencairan suatu kredit, yang terpikir di benak kita biasanya
memerlukan penanganan yang rumit, dan lama, belum termasuk biaya atau sewa
modal yang harus kita bayarkan atas pinjaman yang kita terima. Namun lain
halnya dengan kredit yang ditawarkan di Perum Pegadaian, proses yang mudah,
cepat, dan sederhana juga tidak memerlukan biaya yang mahal banyak diminati
masyarakat. Setiap harinya nasabah yang datang ke Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan mencapai kurang lebih 50 orang, seperti yang dikemukakan oleh
Kepala Manajer Cabang berikut ini,
“Nasabah yang datang, setiap harinya mencapai kurang lebih 50 orang, baik
yang melakukan permintaan kredit baru, mengangsur, memperpanjang kredit, atau
melunasi pinjamannya, jumlah nasabah tiap harinya dapat bertambah ketika hari
libur, tanggal merah, ataupun saat menjelang pendaftaran siswa baru karena
hari-hari tersebut banyak orang membutuhkan uang”.(wawancara).
Masyarakat begitu berminat pada kredit yang ditawarkan oleh Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan, karena dirasa mudah dan sesuai kebutuhan.
Adapun jenis Kredit yang ditawarkan dan paling diminati di Perum Pegadaian.
Cabang Karangpandan yaitu Kredit KCA dan Kredit KREASI, oleh karena itu
penulis ingin menjelaskan bagaimana Prosedur Pemberian Kredit KCA dan Kredit
KREASI pada Perum Pegadaian Cabang Karangpandan. Berikut prosedur
Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
A. Prosedur Pemberian kredit KCA (Kredit Cepat Aman)
Sebelum membahas tentang prosedur pemberian kredit ini lebih lanjut,
baiknya kita mengetahui tentang golongan kredit, uang pinjaman, sewa modal,
dan biaya administrasi terlebih dahulu untuk menentukan suatu kredit termasuk
dalam golongan kredit apa. Untuk lebih jelasnya, berikut tabel daftar uang
pinjaman, sewa modal, dan biaya administrasi berdasarkan golongan kredit:
Tabel 1
Daftar Uang Pinjaman, Sewa Modal, dan Biaya Administrasi berdasarkan
Golongan Kredit (dalam Rp)
Golongan Kredit Uang Pinjaman Sewa Modal/15hari Biaya Adm
A 10.000-150.000 0,75% 500,-
B 151.000-500.000 1,2% BK 2000,-
BG 3500,-
C1 505.000-1.000.000 1,3% CK 3000,-
CG 5000,-
C2 1.010.000-20.000.000 1% 0,5XUP
D1 20.050.000-50.000.000 1% 0,5XUP
D2 50.100.000-200.000.000 1% 0,5XUP
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
Dalam hal ini, pemberian pinjaman kredit KCA ini dilakukan atas dasar
hukum gadai, mudah, cepat dan dikenakan biaya yang relatif ringan karena
prosedur yang dilakukan sangat mudah dan sederhana, serta membutuhkan waktu
sekitar 15 menit saja, hal ini sesuai dengan keterangan dari Kepala Manajer
Cabang. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Manajer Cabang Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan mengenai Kredit KCA,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
“Kredit Gadai atau KCA adalah Kredit yang diberikan atas dasar hukum
gadai dengan jaminan barang bergerak”(wawancara).
Barang bergerak yang dimaksud adalah barang-barang yang dianggap
berharga dan memiliki nilai ekonomi tertentu serta dapat dipindah tangankan,
misalnya perhiasan emas, batu mulia, dsb.
Barang- barang yang dapat dijaminkan di Perum Pegadaian meliputi, Barang
Gudang, barang kantong, dan barang mewah, berikut daftar pengelompokan serta
spesifikasi barang yang dapat dijaminkan di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 2
Pengelompokan dan Spesifikasi Barang Jaminan berdasarkan Jenis Barang
Jaminan
Jenis Barang Pengelompokan Spesifikasi
Jaminan Barang Jaminan
Barang Gudang Kain atau tekstil Kain Panjang,
macam-macam bahan pakaian
Permadani, Sprei, Sarung,dll
Jam atau arlogi Jam dinding
Jam meja
Jam berdiri
Barang rumahtangga non elektrik Piring, gelas, cangkir, sendok
panci, rantang, kompor gas
kompor, termos, teko, petromax, dll
Barang Elektrik Kulkas, Mesin Cuci, Rice Cooker,
Majicjar, setrika, microwave, blander
Kipas angin, AC penyedot debu,
mixer, kompor listrik, dispenser, dll
Barang Elektronik Televisi, VCD, DVD, LCD, Tape
Radio, video games, OHP,
Mesin fax, Mesin Fotocopy, Printer
Receiver Parabola, mesin hitung, dll
Komputer Laptop, Personal komputer
Motor Sepeda motor,traktor, pompa air,
mesin pemotong rumput,
generator,kompresor, gergaji mesin
Mesin Jahit Mesin jahit manual
Alat-alat kantor Mesin ketik manual, mesin stensil,
filling cabinet, penghancur kertas.
Kamera Kamera digital, tustel, handycam
telepon handphone, pesawat telephone
sepeda MTB, sepeda mini, sepeda balap,
sepeda klasik, sepeda gunung
barang lain gitar akustik, gamelan, wayang
Barang kantong Perhiasan perhiasan emas, perak, dll
batu mulia permata, intan, berlian, dll
Barang Mewah Barang-barang bonperhisan (taksiran >20.000.000)Mobil keluaran terbaru, mobil klasik,
motor besar, dll.
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Adapun beberapa tahapan Prosedur Pemberian Kredit yang harus dilakukan
oleh calon nasabah, untuk lebih jelasnya dibawah ini telah disajikan pada bagan 2,
sebagai berikut:
Bagan 2
Bagan Prosedur Pemberian Kredit
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
Keterangan:
1. Nasabah datang dengan menyerahkan barang jaminan kepada penaksir dan
mengisi surat permohonan kredit.
2. Setelah diproses penaksir, yakni penaksiran barang jaminan tersebut dan
penentuan besar pinjaman, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Kepala
Kantor Cabang untuk mendapat persetujuan kredit.
3. Kepala Kantor Cabang melakukan penaksiran ulang serta menentukan
jumlah pinjaman, jika sesuai dengan penaksiran petugas penaksir maka
Kepala Kantor Cabang akan segara menyetujui jumlah pinjaman tersebut.
Nasabah Petugas
Penaksir
Kepala Kantor Cabang
Kasir
1
2
4
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4. Setelah mendapatkan persetujuan atas jumlah uang pinjaman tersebut,
selanjutnya kasir akan menerbitkan surat bukti kredit serta melakukan
pencairan kredit sesuai nominal yang telah ditentukan.
1. Penyerahan Barang Jaminan
Calon nasabah datang secara langsung ke kantor Perum Pegadaian dengan
membawa barang yang akan dijaminkan serta menunjukan identitas diri, seperti
KTP, SIM, dll hal ini dilakukan untuk menentukan dan menetapkan siapa yang
akan menerima kredit dan bertanggugjawab atas kredit tersebut. Untuk barang
jaminan berupa kendaraan bermotor harus disertai BPKB dan STNK asli, yang
bertujuan untuk menentukan dan meyakinkan tentang kepemilikan kendaraan
tersebut dan meyakinkan bahwa kendaraan bermotor tersebut tidak dalam keadaan
bermasalah, serta mempermudah proses pelelangan bila tidak dapat ditebus.
2. Mengisi Surat Permintaan Kredit
Setelah nasabah menyerahkan barang yang akan dijaminkan, nasabah akan
diberikan sebuah formulir Surat Permintaan Kredit dari perusahaan, untuk
mempercepat proses, pengisian surat permintaan kredit dibantu oleh petugas
berdasarkan kartu identitas calon nasabah, serta menanyakan data-data lain yang
diperlukan kepada calon nasabah, adapun isi formilir permintaan kredit tersebut,
sebagai berikut:
1. Nomor KTP atau SIM
2. Nama Pemohon/calon nasabah
3. Alamat lengkap pemohon kredit, mulai dari rt, rw, keluarahan, kecamatan
serta nomor telepon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4. Pekerjaan Pemohon, dalam formulir tersebut terdapat beberapa pilihan,
yaitu:
Petani dengan kode “P”
Pedagang dengan kode “D”
Nelayan dengan kode “N”
Karyawan dengan kode “K”
Industri dengan kode “I”
ABRI dengan kode “A”
Ibu Rumah tangga dengan kode “R”
Mahasiswa dengan kode “M”
Lain-lain dengan kode “L”
5. Pinjaman digunakan untuk keperluan, dalam formulir terdapat beberapa
pilihan, yaitu:
Usaha atau modal kerja dengan kode 1
Biaya pendidikan dengan kode 2
Biaya pengobatan dengan kode 3
Pertanian dengan kode 4
Hajatan atau upacara dengan kode 5
Lain-lain dengan kode 6
6. Jumlah pinjaman yang diminta
7. Barang jaminan yang diserahkan
Dalam Surat Permintaan Kredit juga terdapat kolom khusus yang diisi oleh
petugas, dan pengisian dilakukan setelah barang jaminan ditentukan nilai
taksirannya. Surat permintaan kredit digunakan untuk mengetahui dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
mencocokan identitas calon nasabah dengan kartu identitas, juga untuk
mengetahui besar pinjaman kredit yang diajukan nasabah. Surat Permintaan kredit
ini juga selanjutnya akan ditempelkan pada barang jaminan dan digabungkan
dengan duplikat SBK (Surat Bukti Kredit) guna mempermudah penanganan,
pengelolaan dan penyimpanan barang jaminan ketika disimpan dalam gudang
serta pengambilan barng jaminan ketika nasabah telah melakukan penebusan atau
pelunasan pinjaman.
3. Proses Penaksiran Barang Jaminan
Setelah calon nasabah menyerahkan barang jaminan dan mengisi Surat
Permintaan Kredit, proses selanjutnya yaitu penaksiran barang jaminan.
Penaksiran barang jaminan dilakukan oleh petugas yang lazim disebut Penaksir.
Sebelum mengetahui bagaimana cara penentuan besarnya uang pinjaman yang
layak diberikan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu syarat-syarat khusus untuk
barang jaminan yang lazim di jaminkan, yaitu sebagai berikut:
1. Kain dan tekstil
Kain atau tekstil harus 100% baru dan minimal berukuran normal.
2. Emas dan Perhiasan Emas
Jelas kepemilikannya, dapat berupa emas batangan, maupun perhiasan
emas (sebaiknya dilengkapi kuitansi) emas tersebut minimal memiliki
kadar emas 6 karat.
3. Jam atau Arlogi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Jam atau arlogi tersebut masih hidup dan layak pakai, untuk arlogi yang
tidak berfungsi namun berbingkai emas, hanya akan diterima emasnya
saja.
4. Barang Elektrik
Masih berfungsi, dan buatan 5 tahun terakhir.
5. Barang elektronik
Jelas kepemiliknnya (sebaiknya dilengkapi kwitansi). Tombol lengakap,
masih berfungsi, dan buatan 3 tahun terakhir.
6. Komputer laptop dan notebook
Jelas kepemilikannya (sebaiknya disertai kuitansi), masih berfungsi,
tombol lengkap, dan buatan lima tahun terakhir.
7. Kendaraan Bermotor
Jelas kepemilikannya, disertai BPKB dan STNK asli, buatan lima tahun
terakhir.
Selanjutnya penaksir akan melakukan proses penaksiran barang jaminan.
Dalam menetukan besarnya nilai taksiran pihak Perum Pegadaian tidak dapat
dipublikasikan karena menyangkut profit dan rahasia perusahaan, sebagaimana
keterangan Kepala Kantor Cabang yakni sebagai berikut:
“Dalam proses penaksiran barang jaminan gadai tidak dapat kami
publikasikan tanpa izin dari pihak yang berwenang karena menyangkut pada
profit dan rahasia perusahaan”(wawancara).
Pihak yang berwenang yang dimaksud adalah Pimpinan Kantor Daerah yang
atas persetujuan Pimpinan Kantor Pusat. Keterangan lebih lanjut juga dinyatakan
ketika penulis menanyakan teknik merumuskan nilai taksiran barang jaminan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
“Kami hanya dapat memberikan teknik memperagakan penaksirannya saja,
seperti pengecekan dan pemeriksaan barang jaminan, untuk menentukan
kelayakannya, sedangkan untuk proses perumusan nilai taksiran kami batasi”。
(wawancara).
Proses penaksiran barang jaminan dilakukan untuk menentukan besarnya
jumlah pinjaman yang layak sesuai nilai taksiran barang jaminan tertentu. Untuk
menaksir barang-barang yang bukan berupa emas, dan perhiasan maka penaksir
akan mengecek, dan mencoba menggunakan barang-barang tersebut, kemudian
menilai kelayakannya. Sedangkan untuk barang jaminan emas atau perhiasan
proses pensaksirannya sedikit agak berbeda. Penaksir membutuhkan beberapa alat
bantu sebagai berikut:
1. Batu uji
2. Air uji, yang terdiri dari Asam Nitrat dan Clorida
3. Emas uji, potongan emas mulai dari 6 karat hingga 24 karat.
4. Timbangan elektrik emas
5. Diamond selector
Berikut penggunaannya, Penaksir mengambil sedikit sample dari emas yang
akan diuji dengan cara menggosokan batu uji pada emas tersebut, setelah batu uji
yang telah ada kandungan emasnya tersebut, ditetesi dengan air uji, kemudian
dicocokan dengan emas uji dan dapat diketahui kadar emas yang ada pada
perhiasan tersebut, kemudian emas ditimbang ke dalam timbangan emas elektrik,
untuk mengetahi berat emas sebenarnya. Diamond selector digunakan untuk
mengetahui pernak-pernik pada perhiasan emas, apakah termasuk diamond atau
hanya glass saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
4. Penentuan Jumlah Pinjaman
Setelah melalui proses tersebut penaksir akan segera menentukan besarnya
taksiran dan besarnya pinjaman yang akan diberikan.
Dalam menentukan besarnya pinjaman yang akan diberikan, berikut terdapat
rumus untuk menentukan besar uang pinjaman:
RUMUS
Prosentase tingkat resiko ditentukan dengan perhitungan berdasarkan table 3
berikut:
Tabel 3
Prosentase Tingkat Resiko berdasarkan Golongan Kredit
Golongan Kredit Prosentase Tingkat Resiko
A 93%B 92%C 91%D 94%
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
Misalnya, besar taksiran untuk sebuah televisi adalah Rp. 500. 000,-, karena
termasuk dalam golongan barang jaminan gudang B maka dikalikan dengan
prosentase tingkat resiko 92%, jadi perhitungannya adalah sebagai berikut: RP.
500.000,- x 95% = Rp. 475.000,-
Maka jumlah besarnya uang pinjaman atas barang jaminan televisi tersebut
adalah Rp. 475.000,-
Uang Pinjaman = Prosentase tingkat resiko x taksiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Dengan demikian nasabah akan mendapatkan uang pinjaman sesuai
dengan perhitungan tersebut, akan tetapi nasabah juga bisa mengambil besar
uang pinjaman sesuai kebutuhan asalkan tidak melampaui hasil perhitungan
sebelumnya.
5. Persetujuan Kepala Kantor Cabang
Setelah dilakukan pengecekan, penaksiran, serta penentuan besarnya
pinjaman, selanjutnya tinggal menunggu persetujuan dari Kepala Kantor Cabang
dan diketahui oleh calon nasabah, hal ini dilakukan untuk meminimalisasi
kesalahan dalam menentukan besarnya jumlah pinjaman dan kesalahan taksir oleh
penaksir, misalnya ketika calon nasabah yang ingin mengajukan kredit sangat
ramai, tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses
prenaksiran barang, karena penaksir selalu dituntut untuk memberikan pelayanan
yang cepat bagi para nasabah. Oleh karena itu kepala kantor cabang sendiri sering
turun tangan membantu penaksir dalam melayani nasabah, guna mempercepat
proses serta membantu kelancaran kinerja perusahaan dalam hal pelayanan kredit.
Dalam hal ini Kepala Kantor Cabang melakukan penaksiran ulang terhadap
suatu barang jaminan, seperti halnya yang dilakukan penaksir sebelumnya, Kepala
Kantor Cabang juga melakukan penaksiran yang sama pada barang jaminan
tersebut guna menanggulangi apabila terjadi kesalahan pada penaksiran
sebelumnya.
6. Kesepakatan Jumlah Pinjaman
Apabila penaksiran dan jumlah pinjaman kredit telah disetujui oleh Kepala
Kantor Cabang maka permohonan kredit akan ditindaklanjuti, dan selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
apabila jumlah kredit yang ditawarkan Perum Pegadaian tersebut telah disetujui
oleh calon nasabah, dengan kata lain, terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak
maka kredit segera menuju proses pencairan.
7. Pembuatan Surat Bukti Kredit (SBK) dan Pencairan Kredit
Setelah pihak Perum Pegadaian serta calon nasabah menyepakati jumlah uang
pinjaman maka segera dibuatkan Surat Bukti Kredit (SBK). Pembuatan SBK
bertujuan sebagai bukti telah terjadi transaksi antara pihak Perum Pegadaian
dengan pihak pemohon kredit, atau sebagai bukti bahwa, pihak pegadaian telah
memberikan kredit kepada nasabah tersebut dengan jumlah yang telah disetujui
kedua belah pihak dan tertera pada SBK, serta nasabah menyerahkan barang
jaminan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan. SBK juga dipergunakan
dalam proses pelunasan kredit.
SBK tersebut dibuat dengan menggunakan komputer paralel, yakni komputer
bagian penaksir dengan komputer bagian kasir sehingga proses pendataan dan
pencairan kredit segera dapat dilkukan setelah penaksir menulis data nasabah akan
langsung terakses dikomputer kasir.
Setelah SBK dicetak, bagian kasir akan mengecek jenis barang jaminan,
besarnya taksiran dan besarnya uang pinjaman kemudian kasir akan mencairkan
dana sesuai dengan nominal yang tertera pada SBK kepada nasabah yang
bersangkutan.
Berikut terdapat tabel yang menerangkan mengenai jumlah uang pinjaman
yang dikeluarkan Perum Pegadaian Cabang Karangpandan untuk periode waktu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
tertentu beserta jumlah barang jaminan, jumlah taksiran, dan biaya administrasi
berdasarkan golongan barang jaminan :
Tabel 4
Daftar Jumlah Barang Jaminan, Jumlah Taksiran, Jumlah Uang
Pinjaman, Jumlah Biaya Administrasi Berdasarkan Golongan Barang
Jaminan untuk periode 31 Mei 2011 (dalam Rp)
Golongan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Barang Jaminan Barang Jaminan Taksiran Uang Pinjaman Biaya Administrasi
A Kantong 16 3.729.351 1.889.000 19,000
A Gudang 2 310 293 3,000
Jumlah Golongan A 18 4.039.351 2.182.000 22,000
B Kantong 243 172.490.033 131.735.000 1.165.500
B Gudang 71 21.766.000 19.565.000 203,500
Jumlah Golongan B 314 194.256.033 151.300.000 1.369.000
C Kantong 238 743.684.130 592.280.000 4.946.000
C Gudang 2 9.350.000 7.150.000 57,500
C Motor 5 41.022.000 36.340.000 347,500
Jumlah Golongan C 245 794.056.130 635.770.000 5.351.000
D Mobil 2 92.500.000 75.000.000 660,000
Jumlah Golongan D 2 92.500.000 75.000.000 660,000
Jumlah A+B+C+D 579 1.084.851.514 864.252.000 7.402.000
Sumber: Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
8. Gadai Ulang
Apabila nasabah belum mampu melunasi kredit yang telah jatuh tempo
(maksimal 4 bulan), Pegadaian memberikan keringanan bagi nasabah tersebut,
yaitu dengan cara gadai ulang, yaitu barang jaminan nasabah tetap berada di pihak
pegadaian dan nasabah melakukan perpanjangan kredit, tetapi apabila nasabah
yang kreditnya telah jatuh tempo tidak melakukan pelunasan atau gadai ulang
maka barang jaminan tersebut akan dilelang oleh Pegadaian. Sedangkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
prosedur gadai ulang tersebut juga dapat dilakukan dengan cara yang sederhana
yaitu sebagai berikut:
a. Nasabah datang dan menyerahkan SBK asli kepada petugas kasir dan
menyatakan ingin menggadai ulang atau memperpanjang masa pinjamannya.
b. Kemudian kasir memproses serta mengimput data tersebut ke komputer, serta
menerbitkan SBK baru dengan ketentuan Gadai Ulang.
c. Selanjutnya nasabah membayarkan sejumlah uang sebagai sewa modal dan
biaya administrasi saja. Untuk pelunasan kredit tersebut, selanjutnya
ditentukan oleh nasabah sendiri dengan disertai perhitungan sewa modal dan
biaya administrasi sesuai jangka waktu yang diinginkan.
Dalam gadai ulang nasabah hanya membayar sewa modal dan uang
administrasi, apabila barang jaminan yang di gadaikan ulang setelah dilakukan
penaksiran kembali ternyata mengalami peningkatan jumlah taksiran, maka
nasabah dapat menambah besarnya kredit yang diambilnya tarsebut, hal ini
biasanya terjadi pada barang jaminan emas, karena harga emas selalu berfluktuasi.
9. Pelunasan Kredit
Pelunasan kredit dapat dilakukan saat jatuh tempo maupun sebelum jatuh
tempo. Pelunasan dilakukan dengan membayar sejumlah uang pinjaman ditambah
sewa modal. Pelunasan dilakukan per 15 hari dan dapat diperpanjang (gadai
ulang) maksimal 4 bulan.
Sebagai contoh, untuk lebih jelasnya berikut Daftar Jumlah Pelunasan
Pinjaman untuk masing-masing golongan kredit periode 31 Mei 2011:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Berikut tabel 5 yang menjelaskan pelunasan kredit golongan A untuk periode
31 Mei 2011.
Tabel 5
Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman untuk Golongan Kredit A (dalam Rp)
Bulan Kredit Akn Akt Agd Jumlah Pelunasan Gol.A
Jan, 2011 0 281,000 0 281,000
Feb, 2011 0 0 0 0
Mei, 2011 0 0 0 0
Total Hari Ini 0 281,000 281,000
Sd Hari Lalu 0 1,834,000 275,000 2,109,000
Sd Hari Ini 0 2,115,000 275,000 2,390,000
Sumber : Perum Pegadaian Cabang karangpandan.
Keterangan:
Akn : Golongan Kredit A untuk kain
Akt : Golongan Kredit A untuk Barang Kantong
Agd : Golongan Kredit A untuk Barang Gudang
Berikut tabel 6 yang menjelaskan Pelunasan Pinjaman Golongan Kredit B
untuk periode 31 Mei 2011.
Tabel 6
Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman untuk Golongan Kredit B (dalam Rp)
Bulan Kredit Bkt Bgd Jumlah Pelunasan Gol. B
Jan, 2011 0 0 0
Feb, 2011 0 0 0
Mei, 2011 1,000,000 0 1,000,000
Total Hari Ini 1,000,000 0 1,000,000
Sd Hari Lalu 53,481,000 16,428,000 69,909,000
Sd Hari Ini 54,481,000 16,428,000 70,909,000
Sumber : Perum Pegadaian Cabang karangpandan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Keterangan:
Bkt : Golongan Kredit B untuk Barang Kantong
Bgd : Golongan Kredit B untuk Barang Gudang
Berikut tabel 7 yang menjelaskan Pelunasan Pinjaman Golongan Kredit C
untuk periode 31 Mei 2011.
Tabel 7
Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman untuk Golongan Kredit C (dalam Rp)
Jumlah
Pelunasan Gol. C
Jan, 2011 8,200,000 0 0 0 8,200,000
Feb, 2011 11,365,000 0 0 0 11,365,000
Mei, 2011 4,420,000 0 0 0 4,420,000
Total Hari Ini 23,985,000 0 0 0 23,985,000
Sd Hari Lalu 645,465,000 12,745,000 33,480,000 0 691,690,000
Sd Hari Ini 669,450,000 12,745,000 33,480,000 715,675,000
CmbBulan Kredit Ckt Cgd Cmt
Sumber : Perum Pegadaian Cabang karangpandan.
Keterangan:
Ckt : Golongan Kredit C untuk Barang Kantong
Cgd : Golongan Kredit C untuk Barang Gudang
Cmt : Golongan Kredit C untuk Motor
Cmb : Golongan Kredit C untuk Mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Berikut tabel 6 yang menjelaskan Pelunasan Pinjaman Golongan Kredit D
untuk periode 31 Mei 2011.
Tabel 8
Daftar Jumlah Pelunasan Pinjaman untuk Golongan Kredit D (dalam Rp)
Jumlah Pelunasan Jumlah Pelunasan
Gol. D A+B+C+D
Jan, 2011 841,000
Feb, 2011 11,365,000
Mei, 2011 5,420,000
Total Hari Ini 25,266,000
Sd Hari Lalu 45,000,000 45,000,000 808,708,000
Sd Hari Ini 45,000,000 45,000,000 833,974,000
Bulan Kredit Dkt Dgd Dmb
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
Keterangan:
Dkt : Golongan Kredit D untuk Barang Kantong
Dgd : Golongan Kredit D untuk Barang Gudang
Dmb : Golongan Kredit D untuk Mobil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berikut bagan 3 yang mengambarkan pelunasan kredit beserta penebusan
barang jaminan:
Bagan 3
Bagan Pelunasan Kredit dan Penebusan Barang Jaminan
Sumber : Perum Pegadaian Cabang Karangpandan.
Keterangan:
1. Nasabah melakukan pelunasan pinjaman kepada kasir
2. Kasir mendata proses pelunasan kredit, kemudian memberikan
informasi kepada penjaga gudang guna mengambilkan barang
jaminan nasabah.
3. Penjaga gudang menyerahkan barang jaminan milik nasabah yang
telah ditebus.
Untuk prosedur pelunasan dan penebusan kredit di Perum Pegadaian
prosesnya sangat sederhana yaitu:
a. Nasabah datang dengan menyerahkan SBK asli kepada kasir serta
menunjukan bukti identitas diri seperti KTP atau SIM.
Nasabah
Penjaga Gudang
Kasir 1
2 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
b. Kemudian nasabah membayar sejumlah uang sesuai dengan besar pinjaman,
beserta sewa modal dan biaya administrasinya.
c. Nasabah akan mendapatkan bukti pelunasan pinjaman dari kasir yang akan
digunakan untuk menebus barang jaminan.
d. Surat bukti pelunasan pinjaman tersebut kemudian diserahkan kepada
penyimpan barang jaminan yang selnjutnya digunkan untuk mencari barang
jaminan yang dimaksud di gudang.
e. Nasabah menerima kembali barang yang digadaikannya.
B. Prosedur Pemberian Kredit KREASI (Kredit Angsuran Sistem Fiduasia)
Kredit KREASI adalah salah satu jenis produk kredit yang ditawarkan Perum
Pegadaian, dan dimana produk tersebut agak berbeda dengan produk Kredit KCA,
namun tetapi mengedepankan prosedur yang mudah cepat dan sederhana, menurut
hasil wawancara dengan manajer Cabang Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan, menjelaskan sebagai berikut,
“Kredit KREASI biasanya digunakan untuk mengembangkan usaha nasabah
yang minimal sudah berjalan 1 tahun, serta dilakukan survey oleh pihak
Perusahaan untuk mengetahui kelayakan usahanya, jangka waktu
pelunasannyapun fleksibel mulai dari 12 bulan, 24 bulan hingga 36 bulan dan
dilakukan secara mengangsur secara teratur setiap bulannya”.(wawancara).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Adapun hal-hal yang membedakannya dengan produk kredit KCA, antara
lain:
Pencairan kredit maksimal 3 hari
Dilakukan survey tempat tinggal, usaha, serta penilaian kelayakan usaha
terlebih dahulu untuk menentukan besarnya pinjaman.
Jangka waktu kredit fleksibel, mulai dari 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan hingga
36 bulan.
Sewa modal atau bunga pinjaman 0,9 % per bulan, biaya administrasi 1%
Anggunan berupa BPKB kendaraan bermotor (mobil plat kuning atau hitam,
dan sepeda motor)
Proses pelunasan dilakukan dengan mengangsur secara teratur setiap bulan.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi calon nasabah untuk mengajukan
permintaan kredit KREASI:
Fotocopy KTP, KK, rekening listrik/ PBB
Dokumen Usaha yang sah, seperti fotocopy surat keterangan usaha dari
instansi berwenang atau SIUP/TDP
Usaha minimal berjalan 1 tahun
Dokumen kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB asli, dan fotocopy STNK
serta faktur pembelian)
Bersedia disurvey sewaktu-waktu.
Memenuhi kriteria kelayakan usaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Adapun Prosedur Pemberian Kredit KREASI di Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan, sebagai berikut:
1. Penyerahan Barang Jaminan
Calon nasabah datang dengan menyerahkan barang jaminan berupa BPKB
kendaraan bermotornya, kemudian menyatakan ingin meminjam uang dengan
produk Kredit KREASI.
2. Mengisi Surat Permintaan Kredit
Kemudian calon nasabah mengisi Formulir aplikasi Permintaan Kredit
KREASI dibantu petugas, dan menyerahkan dokumen usaha, dan dokumen
lainnya sesuai keterangan diatas. Selanjutnya petugas memeriksa kelengkapan
serta keabsahan dokumen tersebut.
3. Penaksiran Barang Jaminan
Setelah dirasa cukup dan lengkap, petugas Perum Pegadaian akan melakukan
penaksiran terhadap nilai taksiran dari kendaraan bermotor yang bersangkutan,
sebagai salah satu proses untuk menentukan jumlah pinjaman.
4. Analisis Kredit
Analisis Kredit yang dimaksud berupa survey yang dilakukan Pihak Perum
Pegadaian terhadap tempat tinggal, dan tempat usaha calon nasabah guna
menentukan kelayakan usaha sebagai jaminan bahwa dikemudian hari nasabah
sanggup untuk dapat melunasi pinjamannya. Survey dilakukan sewaktu-waktu
tanpa sepengetahuan calon nasabah.
5. Penentuan Jumlah Pinjaman
Setelah dilakukan survey dan analisis kelayakan usaha selanjutnya dilakukan
penentuan besarnya jumlah pinjaman sesuai taksiran anggunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
6. Persetujuan Kepala Kantor Cabang
Setelah Penaksir menentukan Jumlah Pinjaman sesuai taksiran dan analisis
kredit yang telah dilakukan maka selanjutnya harus mendapatkan Persetujuan
Kepala Kantor Cabang sebagai Pimpinan tertinggi Kantor Cabang.
7. Kesepakatan Jumlah Pinjaman
Setelah mendapatkan Persetujuan, maka selanjutnya jumlah pinjaman
tersebut akan ditawarkan kepada Nasabah yang bersangkutan untuk disepakati
atau ditolak karena nilai nominal yang tidak sesuai yang diinginkan. Apabila
besarnya pinjaman telah diketahui dan disepakati oleh calon nasabah kredit akan
dapat segera dicairkan. Calon nasabah juga menginformasikan bahwa
pinjamannya dilunasi untuk periode 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun.
8. Pembuatan Surat Perjanjian Kredit KREASI dan Pencairan Kredit
Setelah kedua belah pihak sepakat dan mendapatkan keterangan lamanya
waktu meminjam, maka selanjutnya pihak Perum Pegadaian akan menerbitkan
dokumen Surat Perjanjian Kredit KREASI dan selanjutnya diketahui, diteliti serta
ditandatangani nasabah beserta istri atau suami. Dengan demikian kredit sudah
dapat dicairkan. Biasanya Kredit Kreasi dapat cair dalam waktu 3 hari.
9. Pelunasan Kredit
Untuk proses pelunasan kredit KREASI dilakukan dengan mengangsur secara
rutin setiap bulannya, dan berakhir sesuai waktu kredit yang telah ditentukan.
Apabila dalam mengangsur terjadi keterlambatan waktu (dihitung per 7 hari)
dikenakan denda 2% dari jumlah angsuran, dan berlaku kelipatannya sesuai
ketentuan. Namun apabila nasabah macet dalam mengangsur akan dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
penagihan secara langsung, sesuai keterangan Manajer Cabang Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan,
“Dalam proses pelunasan Kredit KREASI semua jaminan dapat tertebus,
karena akan dilakukan penagihan secara langsung apabila terjadi kredit
macet”(wawancara).
C. Pelelangan
Pelelangan terjadi apabila nasabah tidak dapat melunasi atau Gadai Ulang
pinjamannya pada saat jatuh tempo pelunasan kredit. Pelelangan barang jaminan
yang tidak tertebus dilakukan pihak Pegadaian untuk menutup biaya dan modal
yang telah dikeluarkan. Lelang di Perum Pegadaian ada 2 macam yaitu Lelang
Eksekusi dan Lelang Suka rela. Lelang eksekusi adalah lelang yang dimana telah
ditentukan waktu hari dan tanggalnya, dan terjadi biasanya 1x dalam 1 bulan di
Perum pegadaian itu sendiri. Sedangkan untuk Lelang Sukarela atau lelang umum
adalah pembelian barang gadai yang tidak tertebus yang dilelang masyarakat
umum diluar waktu lelang eksekusi. Berikut rumus untuk menentukan harga dasar
lelang:
RUMUS
Keterangan;
UP ; Uang Pinjaman
SM ; Sewa modal
Harga Dasar Lelang = UP + SM + Bea Lelang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Bea lelang sebesar 2%, yang terdiri dari;1% untuk biaya lelang pembeli dan
1% untuk biaya lelang penjual.
Misalnya, dalam sebuah kasus. Uang pinjaman yang telah diberikan kepada
seorang nasabah atas barang jaminannya yng berupa komputer adalah Rp.
1.000.000,- dengan sewa modal 10,4%. Saat jatuh tempo, komputer tersebut tidak
ditebus oleh nasabah maka, untuk menutup biaya dan modal yang telah
dikeluarkanpihak Pegadaian akan melelang komputer tersebut. Terlebih dahulu
pihak Perum Pegadaian menentukan besarnya harga dasar lelang, dengan
perhitungn sebagai berikut:
Sewa Modal = 10,4% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 104.000,-
Bea Lelang = 2% x Rp. 1.000.000,- = Rp. 20.000,-
Maka dengan demikian besarnya Harga Dasar Lelang,
Harga Dasar Lelang = Rp. 1000.000,- + Rp. 104.000,- +Rp. 20.000,-
= Rp. 1.124.000,-
Apabila dalam pelelangan harga komputer tersebut lebih tinggi dari harga dasar
lelang maka uang kelebihannya tersebut menjadi hak nasabah. Nasabah diberikan
jangka waktu pengambilan selama 1 tahun, namun apabila lebih dari 1 tahun tidak
juga diambil maka akan menjadi hak Perum Pegadaian. Tetapi apabila harga jual
lelang dibawah harga tersebut maka nasabah harus memenuhi kekurangannya
dengan dilakukan penagihan langsung.
Di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan Lelang yang digunakan ialah
Lelang Umum. Sesuai dengan pernyataan Kepala Manajer Cabang:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
“Biasanya jarang terdapat barang jaminan yang tidak tertebus, kalaupun ada
kebanyakan berupa perhiasan emas serta barang elektronik seperti televisi, proses
pelelangannya dilakukan dengan Lelang Umum atau lelang sukarela, karena
prosesnya lebih mudah dan sederhana” (wawancara).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan mengenai Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian
Cabang Karangpandan dapat disimpulkan bahwa Prosedur Pemberian Kredit
disana sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.
Namun masih perlu adanya sosialisasi produk-produk yang ditawarkan
berikut spesifikasi serta penjelasan langsung ke tempat-tempat umum disekitar
Kantor Perum Pegadaian karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan
paham mengenai produk berikut informasi pendukungnya.
Prosedur Pemberian Kredit di Perum Pegadaian Cabang Karangpandan
meliputi Prosedur Pemberian Kredit KCA dan Kredit KREASI. Adapun prosedur
pemberian kredit KCA sebagai berikut
1. Nasabah datang menyerahkan barang jaminan berupa barang bergerak
dan menunjukkan identitas diri. Selanjutnya proses penaksiran dilakukan
oleh Petugas Penaksir.
2. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan kepada
Kepala Kantor Cabang.
3. Penaksir menawarkan jumlah pinjaman tersebut kepada nasabah apabila
nasabah menyetujui, terjadilah kesepakatan dan selanjutnya dilakukan
penerbitan SBK dan pencairan kredit.
4. Pelunasan dilakukan per 15 hari dan dapat diperpanjang maksimal 4
bulan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sedangkan untuk Prosedur Pemberian Kredit KREASI tidak jauh berbeda
dengan Kredit KCA, hanya saja berbeda untuk beberapa hal sebagai berikut
1. Barang jaminan yang digunakan adalah BPKB kendaraan bermotor
disertai dokumen yang diperlukan sesuai penjelasan bab sebelumnya,
penaksiran dilakukan pada kendaraan bermotor yang bersangkutan.
2. Nasabah harus memiliki tempat tinggal serta usaha tetap dan menjanjikan
yang kemudian akan disurvey untuk menentukan kelayakan usaha
sebagai jaminan bahwa kredit dapat dilunasi.
3. Penaksir menentukan jumlah pinjaman dan meminta persetujuan dari
Kepala Kantor Cabang, selanjutnya Petugas menawarkan jumlah tersebut
kepada nasabah.
4. Setelah nasabah menyetujuinya selanjutnya penerbitan Surat Perjanjian
Kredit KREASI. Pencairan Kredit dapat dilakukan maksimal 3 hari.
5. Proses Pelunasan dilakukan dengan mengangsur rutin setiap bulan
sampai waktu yang telah ditentukan. Waktu pelunasan kredit fleksibel
mulai dari 1 tahun, 2 tahun atau 3 tahun.
Untuk Proses Pelelangan barang jaminan dilakukan dengan cara Lelang
Sukarela/Lelang Umum.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, bahwa prosedur pemberian kredit di Perum
Pegadaian Cabang Karangpandan sudah dilaksanakan dengan baik dan sesuai
prosedur yang ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Maka penulis hanya akan memberikan saran agar Perum Pegadaian Cabang
Karangpandan lebih meningkatkan sosialisasi mengenai produk-produk kredit
yang ditawarkan di Perum Pegadaian dengan lebih sering melakukan penyebaran
brosur-brosur atau terjun langsung ke tempat-tempat umum seperti pasar atau
terminal Karangpandan guna menarik perhatian dan minat masyarakat agar lebih
banyak lagi nasabah yang memilih Perum Pegadaian sebagai mitra usaha mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
DAFTAR PUSTAKA
Christhoper Henry Priyono. 2007. Seri Penuntun Praktis “Siapa Bilang
Pemrograman itu Sulit”. Jakarta: PT. Elex Media Computindo.
Ida Nuraida. 2008. Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisisus.
Kasmir 1998. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
______.2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo.
Moekijat. 1990. Kamus Manajemen. Bandung: Mandar Maju.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rochayah Machali. 2009. “Pedoman bagi Penerjemah (Panduan Lengkap bagi
Anda yang ingin menjadi Penerjemah Profesional)”. Bandung: PT. Mizan
Pustaka.
Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Thomas Suyatno ; H.A Chalik; Made Sukada; Tinon Yunianti Ananda; Djuhaepah
T. Marala. 2003. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Totok Budisantosa dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Veithzal Rivai dan Andria Rivai. 2006. Credit Manajemen Handbook. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada.
Zaki Baridwan. 2002. “Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode”.
Yogyakarta : BPFE.
Zulkifli Amsyah. 1977. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.