proses pembibitan dan pemotongan tanaman padi sawah dengan

27
MAKALAH TBT SEMUSIM DAN TAHUNAN “Proses Pembibitan dan Penanaman Tanaman Padi Sawah dengan Metode SRI (System of Rice Intensification)” Disusun Oleh : 1. Siti Halimah Asya’diyah (H0711100) 2. Syaikhudin (H0711101) 3. Tangguh Prakoso (H0711102) Kelas : Agroteknologi D Pengampu: Ir. Panut Sahari M.P. FAKULTAS PERTANIAN

Upload: siti-halimah-asyadiyah

Post on 03-Aug-2015

157 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

MAKALAH

TBT SEMUSIM DAN TAHUNAN

“Proses Pembibitan dan Penanaman Tanaman Padi Sawah dengan

Metode SRI (System of Rice Intensification)”

Disusun Oleh :

1. Siti Halimah Asya’diyah (H0711100)

2. Syaikhudin (H0711101)

3. Tangguh Prakoso (H0711102)

Kelas : Agroteknologi D

Pengampu: Ir. Panut Sahari M.P.

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia

berusaha, memenuhi kebutuhan primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup

manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan yang diikuti pula oleh

perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan dibeberapa

daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih

makan nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah

diolah, mudah disajikan, enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya

cukup tinggi sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan.

Banyak metode yang digunakan para petani dalam melakukan kegiatan

bercocok tanam yang berupaya untuk mendapatkan hasil maksimal. Salah

satu metode penanaman padi dengan menggunakan SRI (System of Rice

Intensification). SRI adalah metode penanaman padi yang bisa dikatakan 

tidak umum. Dikatakan demikian karena selama ini sawah lazimnya

tergenang oleh air. Namun penanaman padi dengan metode System of Rice

Intensification (SRI) justru mengharuskan sawah hanya sekedar lembab

basah. Artinya air yang dibutuhkan cuma separuh dari biasanya. Selain itu

usia benih yang sangat muda dipakai sekitar 5 - 7 hari, jarak tanamnya

longgar, dan satu lubang tanam hanya dipakai untuk satu bibit serta ditanam

dangkal. Namun justru metode yang tidak lazim ini, menuai hasil yang

maksimal. Jadi penanaman menggunakan metode ini mampu meningkatkan

produksi petani dimana dengan pemberian bahan tanam dan nutrisi yang

diperlukan tanaman saja, tidak diberikan secara berlebihan.

Sejarah metode SRI pertama kali dikenalkan oleh FR. Henri de

Laulani, S,J. seorang pastur yang tinggal di Madagaskar. Pada tahun 1981 ia

mendirikan sekolah pertanian di Antrirabe, Madagaskar dan menemukan

metode SRI pada tahun 1983. Pertama kali diujicoba hasilnya sungguh

mengejutkan. Kemudian Henri de Laulani metode ini diberi nama dengan

Page 3: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

System Of Rice Intensification disingkat SRI. Metode SRI di Indonesia mulai

dikembangkan tahun 1999, dengan melakukan pengujian dan evaluasi SRI di

Balai Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat.

Sejalan dengan berkembangnya penerapan SRI di Indonesia untuk

menyamakan persepsi dan mensinergikan gerak langkah metode

pengembangan SRI serta untuk membuktikan secara ilmiah bahwa SRI dapat

meningkatkan produktivitas padi,maka  Direktorat Pengelolaan Lahan, Ditjen

PLA mengadakan Workshop Pengembangan SRI yang bertujuan untuk

menyebar luaskan informasi mengenai teknologi usahatani padi sawah

organik metode SRI.

Rumusan workshop SRI yang dihasilkan  antara lain menunjukan 

bahwa metode SRI layak dikembangkan di Indonesia karena dari aspek

pengelolaan usahatani keunggulan pengembangan SRI adalah usahatani yang

ramah lingkungan, hemat air dan bibit serta produksi tinggi. Oleh karena itu

penerapan metode SRI menjadi sangat penting dan berguna untuk dipelajari

dan serta kemudian diterapkan oleh para petani.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimaa cara menentukan benih padi yang baik?

2. Bagaimana tata cara penyemaian padi yang baik?

3. Bagaimana penanaman dan pemanenan tanaman padi?

C. Tujuan

1. Dapat menentukan benih padi yang baik sesuai dengan ketentuan yang

ada.

2. Mampu menentukan tata cara penyemaian padi yang baik.

3. Mampu melakukan penanaman dan pemanenan tanaman padi.

Page 4: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran tanaman padi

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan

makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun

padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak

dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah

salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup

bagi tubuh manusia, sebab didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah

menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut juga makanan energi. Menurut

Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa

adalah 1821 calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari

diperlukan beras sebanyak 0,88 kg. Beras mengandung berbagai zat makanan

antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat kasar, abu dan vitamin.

Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain:

kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.

Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam.

Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia tetapi memanfaatkan

jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, pupuk kandang yang diolah

untuk pupuk tanahnya. Teknik budidaya ini mampu meningkatkan

produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan

unsur hara, sistem ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi

sebesar 50% , dan bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.

Pada penanaman padi ada syarat tumbuh padi yakni tanaman padi dapat hidup

baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah

hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi

selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000

mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat

yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Tanah yang

Page 5: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan

fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan

diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik

pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara

4 -7.

B. Prinsip budidaya SRI

            Secara umum prinsip penerapan SRI dapat dilakukan dengan beberapa

cara yaitu:

1. Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai ketika bibit

masih berdaun 2 helai

2. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau

lebih jarang

3. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus

hati-hati agar akar tidak putus serta ditanam dangkal

4. Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu

dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)

5. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval

10 hari

6. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk

hijau)

C. Teknik budidaya SRI

Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk

mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Hal ini harus dimulai dari

awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen.

Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang

baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama

dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi. Teknik yang dilakukan

pada penerapan sistem SRI meliputi:

1. Persemaian

Page 6: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi.

Pembuatan persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya,

sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di

sawah, oleh karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian,

agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat

tercapai. Tahap-tahap persemaian meliputi:

a. Penggunaan benih

Benih unggul

Bersertifikat

Kebutuhan benih 25 -30 kg / ha

b. Persiapan lahan untuk persemaian

Tanah harus subur

Cahaya matahari

Pengairan

Pengawasan

c. Pengolahan tanah calon persemaian

Persemaian kering

Persemaian kering biasanya dilakukan pada tanah-tanah remah,

banyak terdapat didaerah sawah tadah hujan. Persemaian tanah

kering harus dilakukan dengan baik yaitu :

- Tanah dibersihkan dari rumput clan sisa -sisa jerami yang masih

tertinggal, agar tidak mengganggu pertumbuhan bibit.

- Tanah dibajak atau dicangkul lebih dalam dari pada apa yang

dilakukan pada persemaian basah, agar akar bibit bisa dapat

memasuki tanah lebih dalam, sehingga dapat menyerap hara lebih

banyak.

- Selanjutnya tanah digaru Areal persemaian yang tanahnya sempit

dapat dikerjakan dengan cangkul, yang pada dasarnya pengolahan

tanah ini bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah, agar tanah

menjadi gembur.

Ukuran bedengan persemaian :

Page 7: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

- Panjang bedengan : 500 -600 cm atau menurut kebutuhan, akan

tetapi

perlu diupayakan agar bedengan tersebut tidak terlalu panjang

- Lebar bedengan 100 -150 cm

- Tinggi bedengan 20 -30 cm

Diantara kedua bedengan yang berdekatan selokan, dengan ukuran

lebar 30-40 cm. Pembuatan selokan ini dimaksud untuk

mempermudah :

- Penaburan benih dan pencabutan bibit

- Pemeliharaan bibit dipersemaian meliputi :

- Penyiangan

- Pengairan

- Pemupukan

- Pemberantasan hama dan penyakit

Persemaian diupayakan lebih dari 1/25 luas sawah yang akan

ditanami, penggunaan benih pada persemaian kering lebih banyak

dari persemaian basah.

Persemaian basah

Perbedaan antara persemaian kering dan basah terletak pada

penggunaan air. Persemaian basah, sejak awal pengolahan tanah

telah membutuhkan genangan air. Fungsi genangan air :

- Air akan melunakan tanah

- Air dapat mematikan tanaman pengganggu ( rumput )

- Air dapat dipergunakan untuk memberantas serangga perusak bibit

Tanah yang telah cukup memperoleh genangan air akan menjadi

lunak, tanah yang sudah lunak ini diolah dengan bajak dan garu

masing-masing 2 kali. Namun sebelum pengolahan tanah harus

dilakukan perbaikan pematang terlebih dahulu, kemudian petak

sawah dibagi menurut keperluan. Luas persemaian yang digunakan

1/20 dari areal pertanaman yang akan ditanami.

Persemaian sistem dapog

Page 8: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

Cara penyemaian dengan sistem dapog :

- Persiapan persemaian seperti pada persemaian basah

- Petak yang akan ditebari benih ditutup dengan daun pisang

-Kemudian benih ditebarkan diatas daun pisang, sehingga

pertumbuhan benih dapat menyerap makanan dari putik lembaga

- Setiap hari daun pisang ditekan sedikit demi sedikit kebawah

- Air dimasukan sedikit demi sedikit hingga cukup sampai hari ke 4

- Pada umur 10 hari daun pisang digulung dan dipindahkan

kepersemaian yang baru atau tempat penanaman disawah

d. Penaburan benih

Perlakuan sebagai upaya persiapan benih terlebih dahulu direndam

dalam air dengan maksud :

- Seleksi terhadap benih yang kurang baik, terapung, melayang harus

dibuang

- Agar terjadi proses tisiologis, proses tisiologis berarti terjadinya

perubahan didalam benih yang akhimya benih cepat berkecambah.

Terserap atau masuknya air kedalam benih akan mempercepat proses

tisiologis.

Kemudian benih direndan dalam air selama 24 jam, kemudian diperam

(sebelumnya ditiriskan atau dietus) selama 48 jam, agar didalam

pemeraman tersebut benih berkecambah. Lalu Pelaksanaan menebar

benih. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menebar benih

adalah :

- Benih telah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1 mm

- Benih tersebar rata

- Kerapatan benih harus sama

e. Pemeliharaan persemaian

1) Pengairan,

pada pesemaian secara kering pengairan dilakukan dengan cara

mengalirkan air keselokan yang berada diantara bedengan, agar

terjadi perembesan sehingga pertumbuhan tanaman dapat

Page 9: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

berlangsung, meskipun dalam hal ini sering kali ditumbuhi oleh

tumbuhan pengganggu atau rumput. Air berperan menghambat atau

bahkan menghentikan pertumbuhan tanaman pengganggu / rumput.

Perlu diketahui bahwa banyaknya air dan kedalamanya merupakan

faktor yang memperngaruhi perkembangan semai, terutama pada

pesemaian yang dilakukan secara basah.

Pada pesemaian basah pengairan dilakukan dengan cara

bedengan digenangi air selama 24 jam, setelah genagan itu

berlangsung selama 24 jam, kemudian air dikurang hingga keadakan

macak-macak (nyemek-nyemek), kemudian benih mulai bisa

disebar. Pengurangan air pada pesemaian hingga keadaan air

menjadi macak-macak ini, dimaksudkan agar benih yang disebar

dapat merata dan mudah melekat ditanah sehingga akar mudah

masuk kedalam tanah. Kemudian agar benih tidak busuk akibat

genagan air. Lalu memudahkan benih bernafas / mengambil oksigen

langsung dari udara, sehingga proses perkecambahan lebih cepat dan

benih mampu mendapat sinar matahari secara langsung. Agar benih

dalam bedengan tidak hanyut, maka air harus diatur sesuai dengan

keadaan, misalnya : bila akan terjadi hujan maka bedengan perlu

digenangi air, agar benih tidak hanyut. Penggenangan air dilakukan

lagi pada saat menjelang pemindahan bibit dari pesemaian kelahan

pertanaman, untuk memudahkan pencabutan.

2) Pemupukan dipersemaian

Biasanya unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah

besar ialah unsur hara makro. Sedangkan pupuk buatan / anorganik

seperti Urea, TSP dll diberikan menjelang penyebaran benih

dipesemaian, bila perlu diberi zat pengatur tumbuh. Pemberian zat

pengatur tumbuh pada benih dilakukan menjelang benih disebar.

2. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda

dengan cara pengolahan tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu

Page 10: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi

tanaman, terhidar dari gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum

tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur

lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan

mengendalikan air. Pengolahan tanah sawah terdiri dari beberapa tahap :

a. Pembersihan

- Selokan-selokan perlu dibersihkan

- Jerami yang ada perlu dibabat untuk pembuatan kompos

b. Pencangkulan

Perbaikan pematang dan petak sawah yang sukar dibajak

c. Membajak

- Memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan tanah

- Membalikkan tanah beserta tumbuhan rumput (jerami) sehingga

akhirnya membusuk.

- Proses pembusukan dengan bantuan mikro organisme yang ada dalam

tanah

d. Menggaru

- Meratakan dan menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah

- Pada saat menggaru sebaiknya sawah dalam keaadan basah

-Selama digaru saluran pemasukan dan pengeluaran air ditutup agar

lumpur tidak hanyut terbawa air keluar

-Penggaruan yang dilakukan berulang kali akan memberikan

keuntungan yakni permukaan tanah menjadi rata, air yang merembes

kebawah menjadi berkurang -Sisa tanaman atau rumput akan

terbenam, penanaman menjadi mudah dan meratakan pembagian

pupuk dan pupuk terbenam.

3. Penanaman

Dalam penanaman bibit padi, harus diperhatikan sebelumnya adalah :

a. Persiapan lahan, tanah yang sudah diolah dengan cara yang baik,

akhirnya siap untuk ditanami bibit padi.

Page 11: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

b. Umur bibit, bila umur bibit sudah cukup sesuai dengan jenis padi, bibit

tersebut segera dapat dipindahkan dengan cara mencabut bibit

c. Tahap penanaman, dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu

1) Memindahkan bibit, bibit dipesemaian yang telah berumum 17-25

hari ( tergantung jenis padinya, genjah / dalam ) dapat segera

dipindahkan kelahan yang telah disiapkan. Syarat -syarat bibit yang

siap dipindahkan ke sawah :

- Bibit telah berumur 17 -25 hari

- Bibit berdaun 5 -7 helai

- Batang bagian bawah besar, dan kuat

- Pertumbuhan bibit seragam ( pada jenis padi yang sama)

- Bibit tidak terserang hama dan penyakit, bibit yang berumur lebih

dari 25 hari kurang baik, bahkan mungkin telah ada yang

mempunyai anakan.

2) Menanam, dalam menanam bibit padi, hal- hal yang harus

diperhatikan

adalah :

a) Sistim larikan ( cara tanam )

- Akan kelihatan rapi

- Memudahkan pemeliharaan terutama dalam penyiangan

- Pemupukan, pengendalian hama dan penyakit akan lebih baik

dan cepat

- Dan perlakuan-perlakuan lainnya

-Kebutuhan bibit/pemakaian benih bisa diketahui dengan

mudah

b) Jarak tanam, Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada

tanaman padi, tergantung pada :

- .Jenis tanaman

- Kesuburan tanah

- Ketinggian tempat / musim

Page 12: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

- Jenis tanaman, jenis padi tertentu dapat menghasilkan banyak

anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak

tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memiliki

jumlah anakan sedikit memerlukan jarak tanam yang lebih

sempit.

-Kesuburan tanah, penyerapan hara oleh akar tanaman padi

akan mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab

perkembangan akar atau tanaman itu sendiri pada tanah yang

subur lebih baik dari pada perkembangan akar / tanaman pada

tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang

dibutuhkan pada tanah yang suburpun akan lebih lebar dari

pada jarak tanam padah tanah yang jurang subur.

-Ketinggian tempat., daerah yang mempunyai ketinggian

tertentu seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn

tanam yang lebih rapat dari pada jarak tanam didataran

rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan air.

Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x

20 cm pada musim kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim

hujan.

c) Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan

tanaman yang sering diterapkan ialah :

- Hubungan tanaman bujur sangkar ( segi empat )

- Hubungan tanaman empat persegi panjang.

- Hubungan tanaman 2 baris.

d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang, bibit tanaman yang baik

sangat menentukan penggunaannya pada setiap lubang.

Pemakian bibit tiap lubang antara 2-3 batang

e) Kedalaman penanaman bibit, bibit yang ditanam terlalu

dalam/dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang

baik, kedalam tanaman yang baik 3-4 cm.

Page 13: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

f) Cara menanam, penanaman bibit padi diawali dengan

menggaris tanah/menggunakan tali pengukur untuk

menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam

selesai dilakukan penanaman padi secara serentak.

4. Pemeliharaan

a. Penyulaman dan penyiangan, yang harus diperhatikan dalam

penyulaman :

- Bibit yang digunakan harus jenis yang sama

- Bibit yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu

- Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.

- Selain tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.

b. Pengairan, pengairan disawah dapat dibedakan :

- Pengairan secara terus menerus

- Pengairan secara piriodik

c. Pemupukan, tujuannya adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan

yang berperan sangat penting bagi tanaman baik dalam proses

pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani

berupa:

- Pupuk alam (organik)

-Pupuk buatan (an organik), dosis pupuk yang digunakan: Pupuk

Urea 250 -300 kg / ha, SP 36 75 -100 kg / ha dan KCI 50 -100 kg /

ha atau disesuaikan dengan analisa tanah

Pada tahap pemupukan pemberian pupuk pada SRI diarahkan

kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang

berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik

pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per

hektar dan dapat diberikan sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan

kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan

dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap

pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

Page 14: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

Pada tahap pemeliharaan dengan sistem tanam metode SRI tidak

membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi

tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah

pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik

dapat dilakukan sebagai berikut; pada umur 1-10 HST tanaman padi

digenangi dengan ketinggian air ratarata 1cm, kemudian pada umur 10

hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan tanaman tidak

digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan

berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenang. Pada

saat tanaman berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang susu

tanaman tidak digenangi kembali sampai panen. Untuk mencegah hama

dan penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi dilakukan

pencengahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan

pestisida nabati dan atau digunakan pengendalian secara fisik dan

mekanik.

D. Manfaat dan Keunggulan metode SRI

Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah:

1. Hemat air, Kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air untuk cara

konvensional

2. Memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan

keseimbangan ekologi tanah

3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di

lahannya sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan

pabrik yang semakin mahal dan terkadang langka          

4. Membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan

meningkatkan pendapatan keluarga petani

5. Menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak

mengandung residu kimia

6. Mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang

Selain memiliki manfaat yang lebih baik, sistem SRI juga memiliki

keunggulan dalam hal sebagai berikut:

Page 15: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

a. Tanaman hemat air. Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen

memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan

ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus).

b. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya

pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, dan tenaga tanam

kurang.

c. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5-12 hss, dan waktu panen akan lebih

awal

d. Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha

e. Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan

dengan mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-

oragisme Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.

E. Perbedaan metode SRI dengan Konvensional

Sistem tanam padi SRI pada prakteknya memiliki banyak perbedaan

dengan sistem tanam konvensional. Perbedaan ini dapat dilihat melalui tabel

berikut:

No Komponen Sistem SRI Sistem konvensional

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Kebutuhan benih

Pengujian benih

Umur dipesemaian

Pengolahan tanah

Jumlah tanam

Posisi akar waktu

tanam

Pengairan

Pemupukan

Penyiangan

Rendemen

5-7 Kg/Ha

Dilakukan

7-10 HSS

3 x(struktur lumpur dan rata)

1 pohon/lubang

Horisontal (L)

Sesuai kebutuhan

Pupuk organik

Diarahkan pada pengolahan

perakaran

60-70%

30-40 Kg/Ha

Tidak dilakukan

30-40 HSS

2-3x(struktur lumpur)

Rata-rata 5 pohon/lubang

Tidak teratur

Terus digenangi air

Pupuk kimia

Diarahkan pada pemberantasan

gulma

50-60%

Page 16: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

Keterangan: HSS = hari setelah semai

Kebutuhan pupuk organik dan pestisida untuk padi organik metode

SRI dapat diperoleh dengan cara mencari dan membuatnya sendiri.

Pembuatan kompos sebagai pupuk dilakukan dengan memanfaatkan kotoran

hewan, sisa tumbuhan dan sampah rumah tangga dengan menggunakan

aktifator MOL (Mikro-Organisme Lokal) buatan sendiri, begitu pula dengan

pestisida dicari dari tumbuhan behasiat sebagai pengendali hama. Dengan

demikian biaya yang keluarkan menjadi lebih efisien dan murah. Penggunaan

pupuk organik dari musim pertama ke musim berikutnya mengalami

penurunan rata-rata 25% dari musim sebelumnya. Sedangkan pada metode

konvensional pemberian pupuk anorganik dari musim ke musim cenderung

meningkat, kondisi ini akan lebih sulit bagi petani konvensional untuk dapat

meningkatkan produsi apalagi bila dihadapkan pada kelangkaan pupuk dikala

musim tanam tiba.

Pemupukan dengan bahan organik dapat memperbaiki kondisi tanah

baik fisik, kimia maupun biologi tanah, sehingga pengolahan tanah untuk

metode SRI menjadi lebih mudah dan murah, sedangkan pengolahan tanah

yang menggunakan pupuk anorganik terus menerus kondisi tanah semakin

kehilangan bahan organik dan kondisi tanah semakin berat, mengakibatkan

pengolahan semakin sulit dan biaya akan semakin mahal. 

Page 17: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

BAB III

KESIMPULAN

1. Metode Sri merupakan metode yang efisien dan efektif karena dapat

menguntungkan para petani,  meningkatkan produksi petani, selain itu karena

tidak mempergunakan pupuk dan pestisida kimia memanfaatkan pupuk

organik, tanah menjadi gembur, mikroorganisme tanah meningkat dengan

keadaan lingkungan yang baik.

2. Metode ini meliputi persiapan benih, pengolahan tanah, pemupukan organik,

pengairan yang intensif(secukupnya), serta pemeliharaan untuk mencapai hasil

yang melimpah. Sistem ini biasa disebut dengan panca usahatani yang biasa

dilakukan di masyarakat.

3. Pada sistem SRI lebih sederhana dan hasil lebih banyak dari pada sistem

konvensional yang membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan hasil kurang

maksimal.

  

Page 18: Proses Pembibitan Dan Pemotongan Tanaman Padi Sawah Dengan

DAFTAR PUSTAKA

Entun Santosa, 2005. Rice organic farming is a programme for strengtenning food security in sustainable rural development. Makalah seminar Internasinal Kamboja ROF.

Kuswara dan Alik Sutaryat, 2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI (System of Rice Intencification). Kelompok Studi Petani : Ciamis.

Mutakin, J. 2005. Kehilangan Hasil Padi Sawah Akibat Kompetisi Gulma pada Kondisi SRI (Systen of Rice Intencification). Tesis  Pascasarjana: Unpad Bandung.

Sampurna Untuk Indonesia. 2008. SRI Sytem Rice intensification. Pasuruan.

Hamdani, Moh. 2010. Cara Tanam Padi Metode SRI. http://www.Cara-Tanam-Padi-Metode-SRI.co.id Diakses pada Senin, 1 Oktober 2012

Tauhid, Ahmad. 2011. Penyemaian Benih Tanaman Padi. http://www.penyemaian-benih-tanaman-padi.co.id Diakses pada Senin, 1 Oktober 2012