proses pengangkutan pada tumbuhan
DESCRIPTION
Proses Pengangkutan Pada TumbuhanTRANSCRIPT
Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan
1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel – sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut
dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan
disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar,
menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem
sampai pucuk tumbuhan.
a. Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar
sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan
melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara
apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang
memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan
demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel – sel
bulu akar menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
b. Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu
(xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai
kedaun. Pembuluh kayu disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting
dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung sel trakea
terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena
sel – sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari
sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam
sel trakea xilem.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.
a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal
sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan
terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi
molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air
tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan
dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu
sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses
adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah
banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.
b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem)
tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas
disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air
dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap
molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
c. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari,
ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi
untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar
tersebut membantu mencegah kebocoran ion – ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari
korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan
getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga
menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun.
Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.
TRANSLOKASI DAN PENYIMPANGAN PADA TUMBUHAN
BAB 1
TRANSLOKASI DAN PENYIMPANGAN PADA TUMBUHAN
A. SEKILAS TENTANG SISTEM PENGANGKUTAN PADA TUMBUHAN
Pengangkutan air dan garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam
tanah menuju sel – sel akar. Pengangkutan air dan mineral ini dilakukan secara
1. diluar berkas pembuluh disebut pengangkutan ekstravaskuler.
2. didalam berkas pembuluh disebut pengangkutan vaskuler.
Pengangkutan intravasikuler intinya pengangkutan di dalam pembuluh dari akar ke daun .
Sedangkan pengangkutan ekstravaskuler dalam perjalannya menuju silinder pusat, air akan
bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam
tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.
1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar
tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara
apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang
memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan
demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
2. Pengangkutan Simplas
Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang
terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang
lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai
bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel – sel
bulu akar menuju sel – sel korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.
B. PENGERTIAN TRANSLOKASI
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi
merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke
bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan
hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di
dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan
pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan
pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu
arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah
yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada
lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
C. MEKANISME DAN POLA TRANSLOKASI
Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam
system pengangkutan dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula – mula
menggunakan zat warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan masih
digunakan sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah digunakan.
Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium, hydrogen dalam
kajian ini, namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling penting.
Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang disentuhkan pada
batang atau bagian lain dari tumbuhan. Metode lainnya adalah autoradiografi. Tumbuhan
diletakkan bersinggungan dengan sehelai film sinar – X selama beberapa hari hingga bulan.
Kemudian,film tersebut dikembangkan dan ditemui letak radioaktivitasnya pada tanaman
tersebut.
Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut
sampai sekarang. Konsepnya yaitu model aliran – tekanan. Menggunakan dua osmometer.
Osmometer yang dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan. Osmometer pertama
berisi larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer kedua berisi larutan kurang
pekat dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari medium sekelilingnya. Osmometer
pertama dialokasikan dengan daun (sebagai sumber); sedangkan osmometer kedua
dialokasikan dengan organ-organ penerima (sebagai limbung, misal buah, jaringan meristem,
dan akar). Perbedaan antara model osmometer dengan pengangkutan floem yang
sesungguhnya terletak pada sumber dan lingbungnya. Pada daun, bahan terlarut yang telah
terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan bahan
terlarut yang telah sampai ke limbung akan dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem
unloading). Dimanfaatkan untuk pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya
dalam bentuk pati atau lemak. Larutan perendam pada osmometer setara dengan bagian
apoplas tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.
Pengangkutan hasil fotosintesis (translokasi) keseluruh bagian tumbuhan melalui floem
merupakan transportasi simplas karena floem merupakan sel hidup. Bagian floem yang
berperan utama dalam pengangkutan hasil fotosintesis adalah komponen pembuluh tapis yang
berupa sel memanjang berbentuk silindris yang bersatu dibagian ujung membentuk suatu
pembuluh. Bukti hasil fotosintesis diangkut melalui adalah pengelupasan kulit pada cangkok,
penyadapan getah karet getah damar dan nira.
Translokasi terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi radiasi,
kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara baru. Patahan
kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom yang lain sehingga terbentuk
kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya. Translokasi dapat terjadi baik di
dalam satu kromosom (intrachromosome) maupun antar kromosom (interchromosome).
Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet sehingga dapat menyebabkan
kemandulan (sterility) karena terbentuknya chromatids dengan duplikasi dan penghapusan.
Alhasil, pemasangan dan pemisahan gamet jadi tidak teratur sehingga kondisi ini menyebabkan
terbentuknya tanaman aneuploidi.
Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan Triticum aestivum
yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit.
Inversi terjadi karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi
dan segmen yang patah tersebut berotasi 180 o dan menyatu kembali. Kejadian bila
centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric , sedangkan bila
centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric . Inversi pericentric
berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan chromatid yang dapat menyebabkan aborsi
gamet atau pengurangan frekuensi rekombinasi gamet. Perubahan ini akan ditandai dengan
adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti dilaporkan terjadi pada tanaman jagung
dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan atau diinduksi dengan bahan mutagen, dan
dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian
inversi daripada translokasi.
Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis ( translokasi ) pada floem antara lain sebagai
berikut :
• teori aliran sitoplasma
Translokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di dalam sel-sel melalui
plasmodesmata. Adanya plasmodesmata memungkinkan pengangkutan hasil fotosintesis
secara difusi dari satu sel ke sel lain.
• Teori aliran massa (tekanan ) oleh Erns Munch, 1930
Translokasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh
floem antar organ yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem daun
akan meningkatkan tekanan osmosis daun, sehingga larutan (hasil fotosintesis) akan mengalir
dari daun menuju ke akar.
D. MATERIAL TRANSLOKASI
Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang terutama berisi
karbohidrat. Crafts dan Lorenz (1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk
protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula yang menjadi linarut terbesar yang ditranslokasikan
dalam cairan floem. Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya. Gula lain seperti
gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol,
sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.
E. PENYIMPANGAN PADA TUMBUHAN
Tumbuhan dikatakan sehat atau normal, apabila tumbuhan tersebut
dapat melaksanakan fungsi-fungsi fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik
terbaik yang dimilikinya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup pembelahan, diferensiasi dan
perkembangan sel yang normal, penyerapan air dan mineral dari tanah dan
mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan. Apabila tumbuhan diganggu oleh patogen
atau oleh keadaan lingkungan
tertentu dan salah satu atau lebih dari fungsi tersebut terganggu sehingga terjadi
penyimpangan dari keadaan normal, maka tumbuhan menjadi sakit. Penyebab atau fakto
utama penyakit itu berupa organisme hidup patogenik (parasit) maupun factor lingkungan fisik
(fisiopath).
Adapun mekanisme penyakit tersebut dihasilkan akan
sangat bervariasi yang tergantung pada agensia penyebabnya dan kadang-kadang
juga bervariasi dengan jenis tumbuhannya. Pada mulanya tumbuhan bereaksi
terhadap agensia penyebab penyakit pada bagian terserang. Reaksi tersebut dapat berupa
reaksi biokimia alami, yang tidak dapat dilihat. Akan tetapi reaksinya dengan cepat menyebar
dan terjadinya perubahan-perubahan pada jaringan yang dengan sendirinya menjelma menjadi
makroskopik dan membentuk gejala penyakit.
Berbagai macam penyakit yang dapat menular, yaitu bakteri, jamur, virus dan tanaman tingkat
tinggi. Kekhasan penyakit yang menular adalah
terjadinya interaksi yang terus-menerus oleh faktor-faktor biotik (hidup) atau oleh faktor-faktor
abiotik (fisik atau kimia). Sel dan jaringan dari tumbuhan sakit biasanya menjadi lemah atau
hancur oleh agensia penyebab penyakit. Kemapuan sel dan jaringan tersebut melaksankaan
fungsi-fungsi fisiologisnya yang normal menjadi menurun, atau terhenti sama sekali dan sebagai
akibatnya, pertumbuhan menjadi terganggu atau tumbuhan mati. Jenis sel dan jaringan yang
terinfeksi akan menentukan jenis fungsi fisiologis yang mula - mula dipengaruhinya.Dapat
dicontohkan sebagai berikut:
1) infeksi yang terjadi pada akar (busuk akar) akan mengganggu penyerapan
air dan hara dari dalam tanah.
2) infeksi pada pembuluh kayu (layu vaskular atau kanker tertentu) akan
mengganggu translokasi air dan hara ke tajuk tumbuhan.
3) infeksi pada daun (becak daun, hawar (blight) daun dan mosaik) akan
mengganggu fotosintesis.
4) infeksi pada korteks (kanker pada korteks) akan mengganggu translokasi
hasil fotosintesis ke bagian bawah tumbuhan.
5) infeksi pada bunga akan mengganggu reproduksi.
6) infeksi pada buah (busuk buah) mengganggu reproduksi dan
penyimpanan makanan cadangan bagi pertumbuhan baru.
Patogen mungkin menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan
cara sebagai berikut :
1) Melemahkan inang dengan cara menyerap makanan secara terus-menerus
dari sel-sel inang untuk kebutuhannya.
2) Menghasilkan atau mengganggu metabolisme sel inang dengan toksin,
enzim, atau zat pengatur tumbuh yang disekresinya.
3) Menghambat transportasi makanan, hara mineral dan air melalui jaringan
pengangkut.
4) Mengkonsumsi kandungan sel inang setelah terjadi kontak.
BAB II
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa translokasi merupakan pemindahan
hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang
memerlukannya. Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis ( trasnlokasi ) pada floem antara
lain sebagai berikut :
• Teori aliran sitoplasma
Translokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di dalam sel-sel melalui
plasmodesmata. Adanya plasmodesmata memungkinkan pengangkutan hasil fotosintesis
secara difusi dari satu sel ke sel lain.
• Teori aliran massa (tekanan ) oleh Erns Munch, 1930
Translokasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh
floem antar oragan yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem daun
akan meningkatkan tekanan osmosis daun, sehingga larutan (hasil fotosintesis) akan mengalir
dari daun menuju ke akar.
Patogen dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan dengan
cara sebagai berikut : melemahkan inang dengan cara menyerap makanan secara terus-
menerus dari sel-sel inang untuk kebutuhannya, menghambat transportasi makanan, hara
mineral dan air melalui jaringan pengangkut.
TRANSPORTASI DAN TRANSLOKASI
PENGERTIAN TRANSPOTASI
Transportasi: Merupakan proses mobilisasi, pergerakan perpindahan atau pengangkutan air, mineral dan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan
PENGERTIAN TRANSLOKASI
Dalam proses transpotasi terjadi pembagian air, mineral dan hasil fotosintesis kepada jaringan-jaringan yang membutuhkan. Peristiwa pembagian ini dinamakan translokasi
I. BAGAIMANA AIR DAN GARAM MINERAL MASUK KE TUBUH
TANAMAN?
A. PENGANGKUTAN EKSTRA VASKULAR
Mula-mula air masuk melalui rambutakar. Air kemudian masuk ke dalamkorteks menuju berkas pengangkut. Dalam korteks air akan melalui 2 jalur yakni :
a.Simplas
Simplas merupakan proses pengangkutan intrasel (di dalam) sel hidup. Air akan bergerak melalui plasmodesmata. Diperkirakan terdapat 5 x 108
plasmodesmata/cm2. Hal ini menunjukkan banyak sekali saluran yang terdapat pada sel-sel yang berdekatan.
b.Apoplas
Apoplas merupakan proses pengangkutan air melalui ruang-ruang diantara dinding sel.
c.Setelah itu air akan mencapai endordermis. Dalam endodermis terdapat lapisan gabus yang disebut pita Caspary. Air kemudian masuk ke dalam pitaCaspary.
B. PENGANGKUTAN INTRAVASKULER
Setelah air masuk dalam pita Caspary, air akan masuk ke dalam jaringan sel hidup yang dinamakan perisikel. Perisikel merupakan jaringan sel hidup yang mengelilingi xylem dan floem.
Antara perisikel dan endodermis terdapat tabung penyalur yang dinamakan stilus. Melalui perisikel air akan disalurkan ke dalam xylem dan dialirkan ke seluruh tubuh tanaman.
Perjalananair: (A. Ekstravascular)Rambut akar 1 korteks 2
(simplas–apoplas ) endodermis 3(pita Caspary) (B.Intravaskular) perisikel 4 xylem 5 seluruh tubuh 6.
II. BAGAIMANA AIR BISA NAIK KE PUNCAK POHON?
Faktor-faktor apakah yang mampu membuat air bergerak dari akar sampai ke puncak pohon yang tingginya mencapai puluhan meter?
Tekanan akar
Transpirasi
Gaya kohesi
Anatomi xylem
1.TEKANAN AKAR
Mula-mula air dari tanah masuk ke bulu akar. Karena adanya tekanan akar air akan bergerak ke atas. Daya dorong ke atas oleh akar inilah yang dikenal sebagai tekanan akar. Dalam proses transport air, tekanan akar berfungsi:
a.Menaikkan air dan memelihara aliran
Contoh: Bila tanaman pisang ditebang lalu ditengahnya dibuat ceruk, maka dalam beberapa jam akan terisi oleh air.
b.Melawan tekanan dalam jaringan xylem
Dalam jaringan xylem yang berisi air akan bekerja dua gaya yakni gaya adhesi dan gaya kohesi. Gaya adhesi berpengaruh negative terhadap aliran air (menghambat). Tekanan akarlah yang bekerja untuk melawan hambatan ini.
2.TRANSPIRASI
Transpirasi merupakan peristiwa keluarnya uap air dari tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan peristiwa ini biasanya berhubungan dengan kehilangan air lewat stomata, kutikula dan lentisel.
Manfaat transpirasi: Membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun.
Penelitian oleh Tibbits (1979) menunjukkan bahwa penyerapan kalsium dan boron sangat dipengaruhi oleh laju transpirasi.
Bila laju transpirasi rendah terjadi defisiensi sebaliknya bila laju transpirasi tinggi terjadi peningkatan kadar mineral.
Umumnya penyerapan mineral dilakukan bersama dengan penyerapan air, sehingga transpirasi secara tidak langsung membantu transpor air ke seluruh tubuh tanaman
3. GAYA KOHESI
Air merupakan senyawa yang memiliki daya pegang sangat besar. Hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul hydrogen sangat tinggi = gaya kohesinya tinggi.
4. ANATOMI XYLEM
Pada xylem terdapat 2 jenis jaringan pengangkut air yakni: Trakeid dan pembuluh. Trakeid dan pembuluh merupakan jaringan mati yang membentuk satu berkas tegak atau kumpulan pipa kapiler. Perbedaan trakeid dan pembuluh:
Ukuran trakeid lebih panjang tapi diameternya lebih kecil yakni antara 10 – 25 m (1 =10-3 mm). Sel trakeid berujung runcing dan sambung-menyambung membentuk pipa kapiler yang panjang. Sambungan pada ujung yang runcing memungkinkan air bergerak dari satu trakeid ke trakeid lain.
Ukuran pembuluh lebih pendek namun diameternya lebih besar berkisar 40 - 80 m, ukuran terbesar mencapai 500 m. Pembuluh dilengkapi dengan
spiral dan (cincin) lingkaran berpori. Adanya spiral membuat pembuluh dapat tumbuh memanjang sambil tetap mengalirkan air.
Berdasarkan penelitian Hagen dan Poiseuille :
Air yang mengalir pada trakeid lebih sedikit. Hal ini disebabkan diameter trakeid lebih kecil, antara dinding trakeid dan air akan bekerja gaya adhesi yang menghambat aliran air. Namun karena adanya tekanan akar yang membantu melawan gaya adhesi, pada trakeid air dapat bergerak ke atas
Pembuluh akan lebih banyak mengalirkan air dibandingkan trakeid. Pada pembuluh yang berukuran besar, air yang menempel pada dinding tidak bergerak karena gaya adhesi. Sedangkan air yang berada ditengah-tengah akan mengalir lancar.
III. TRANSPOR DALAM TUBUH TANAMAN
PASIF AKTIF1. DIFUSI
2. OSMOSIS
3. IMBIBISI
4. PINOSITOSIS
1. POMPA SITOKROM
2. CARRIER ION
A. TRANSPOR PASIF
Perististiwa transport pasif disebut juga penyerapan pasif. Peristiwa ini terjadi pada permukaan dinding atau membrane sel.
Transpor pasif dapat terjadi melalui difusi,osmosis maupun aliranmassa (akibat transpirasi) dimana prosesnya tidakmembutuhkanenergimetabolic.
Materi yang diserap berupa ion mineral (kation+ atau anion-).
1. DIFUSI :
Pergerakan molekul dari daerah yang potensialnya tinggi ke daerah yang potensialnya rendah. Atau dari daerah yang kadar kekentalannya tinggi (hipertonis) ke daerah sifat cairannya lebih encer (hipotonis). Difusi dibagi menjadi dua:
Difusi sederhana: zat terlarut dapat keluar masuk melalui saluran yang terdapat pada membrane sel.
Dalam peristiwa difusi dikenal juga istilah difusi yang difasilitasi. Peristiwa ini melibatkan protein carrier untuk membawa zat-zat keluar masuk sel.
2.OSMOSIS
Perpindahan air dari daerah hipotonis ke daerah hipertonis melalui membrane semi permeable
3.IMBIBISI
Dalam hubungannya dengan pengambilan zat oleh tanaman, imbibisi berarti kemampuan dinding dan membrane sel untuk menyerap air dari luar.
Sel menyerap air dinding sel mendapat tekanan dari dalam
Tekanan turgor: Tekanan isi sel pada dinding sel. Besarnya tekanan isi sel = besarnya tekanan dinding sel.
Jika sel berada dalam lingkungan yang hipertonis, maka air dalam sel akan tertarik keluar. Sel kehilangan tekanan turgor dan protoplasma akan lepas dari dinding sel. Peristiwa ini dikenal dengan nama plasmolisis.
Jika sel berada dalam lingkungan yang hipotonis, maka akan terjadi imbibisi dan sel akan mengembang.
4.PINOSITOSIS
Zat terlarut diangkut melalui vesikel atau gelembung pada sisi membrane dan isinya dikeluarkan pada sisi lain. Proses ini pada dasarnya merupakan pengosongan vakuola-vakuola kecil melalui membrane.
a. Percobaan Brigg dan Robertson
Sel/jaringan dipindahkan dari medium berkadar garam rendah ke medium berkadar garam tinggi (1) mula-mula terjadi pengambilan ion dengan cepat yang tidakdikontrol oleh metabolisme, (2) pengambilan konstans, (3) pengambilan lambat yang dikontrol oleh metabolisme.
Bila jaringan kembali dipindahkan pada medium berkadar garam rendah, akan terjadi difusi ion yang terserap pada percobaan sebelumnya.
Fakta: Sel atau jaringan yang dimasukkan dalam larutan garam dapat melakukan difusi bebas sampai mencapai keseimbangan dengan medium di luarnya.
Bagian sel atau jaringan dimana difusi bebas dapat terjadi dinamakan outer space.
b. Hipotesis Donnan : Keseimbangan Donnan
Dalam membrane terdapat sejumlah anion-. Diluar membrane juga terdapat anion- dan kation+. Membran sel tidak permeable terhadap anion- di dalam sel, namun permeable terhadap anion- dan kation+ di luar sel.
Anion- dan kation+ dari luar sel akan berdifusi melalui membrane dan masuk ke dalam sel. Difusi akan terus terjadi sampai keadaan menjadi seimbang.
(a) (b)
A- A- A- A-
B- D+
Outside inside Outside inside
C+C+ C+C+
Konsentrasi kation+ yang masuk ke dalam sel lebih besar daripada konsentrasi anion- .
Hal sebaliknya akan terjadi bila kation+ sudah ada di dalam membrane dan membrane tidak permeable terhadap kation+.
B.TRANSPOR AKTIF
Pengangkutan ion dengan bantuan energi metabolik dinamakan transport aktif. Pengangkutan aktif melalui membrane yang tidak permeable memerlukan senyawa carrier.
Dalam kondisi fisiologis yang normal, plasmalemma sangat tidak permeable terhadap angkutan pasif. Tingginya derajat impermeabilitas ini menyebabkan penyerapan ion harus dilakukan secara aktif, walaupun konsentrasi ion dalam sel lebih rendah dari pada di luar sel.
Sebaliknya bila sel harus melawan gradient konsentrasi, maka dibutuhkan pengangkutan aktif. Misalnya bila konsentrasi garam dalam sel cukup tinggi, untuk memasukkan garam dari luar ke dalam diperlukan energi. Keadaan ini disebut melawan gradient konsentrasi.
Energi yang dibutuhkan untuk transport aktif berasal dari ATP. ATP dapat dihasilkan dari fotosintesis maupun dari respirasi.
Beberapa kemungkinan pengangkutan aktif dalam tumbuhan:
1. Pompa sitokhrom
Lundegardh dan Bustrom (1933): Laju respirasi meningkat bila tumbuhan dipindahkan dari air ke dalam larutan garam. Melalui percobaan tersebut Lundegard menyatakan teori:
a.Penyerapan kation berbeda dengan anion
b.Ada perbedaan konsentrasi oksigen dipermukaan luar dan permukaan dalam membrane. Terjadi oksidasi pada membrane luar dan reduksi pada membrane dalam
c.Penyerapan anion terjadi melalui system sitokrom.
Menurut hipotesis Lundegardh:
Permukaan dalam membrane sel
Reaksi dehidrogenasi pada permukaan dalam membrane akan menghasilkan proton (H+) dan electron (e-)
Elektron (e-) yang dihasilkan akan mengalir keluar melalui rangkaian sitokrom, sementara anion+
bergerak ke arah dalam
Besi teroksidasi dan sitokrom tereduksi akibat penambahan electron (e-) hasil dehidrogenasi
Permukaan luar membrane sel
Besi tereduksi dan sitokrom teroksidasi, melepaskan electron (e-) dan menangkap anion+
Elektron (e-) yang dilepaskan bergabung dengan proton dan oksigen menghasilkan molekul air
Akhir reaksi
Anion akan dilepaskan pada bagian dalam
Kation akan diserap secara pasif untuk menyeimbangkan perbedaan potensial
2. Carrier ion
Beberapa hipotesis yang berhubungan dengan carrier ion:
a.Protein carrier mungkin ATP ase
b.Angkutan mungkin terjadi karena adanya perbedaan electron kimia yang diakibatkan oleh angkutan electron
c.Angkutan yang terjadi karena perbedaan pH, yang diakibatkan oleh system angkutan electron atau ATP-ase
Energi hasil hidrolisis ATP digunakan mengubah konformasi protein pembawa (ATP-ase), ion yang ditangkap pada satu sisi akan dilepaskan pada sisi yang lain.
Bila protein pembawa mengangkut kation, otomatis akan terjadi perbedaan muatan, anion akan masuk secara difusi.
Selektivitas angkutan kation disebabkan oleh ikatan secara selektiv oleh ATP-ase.