proses perpindahan s1.ppt
TRANSCRIPT
-
PROSES PERPINDAHAN
S1-TEKNIK KIMIA -
MATERI
PENDAHULUANPROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR SATU DIMENSI (PEMAKAIAN NERACA PROPERTI UMUM, PENDEKATAN MIKROSKOPIK)PERPINDAHAN MOLEKULAR & KONVEKSI (PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN, PENDEKATAN MIKROSKOPIK)PERPINDAHAN ANTAR FASARADIASIPENDEKATAN NERACA MAKROSKOPIK -
GAMBARAN UMUM PERKULIAHAN
PROSES PERPINDAHAN adalah kuliah pada tingkat Sarjana yang dirancang untuk membahas dasar-dasar proses perpindahan momentum, panas dan massa yang terdapat dalam industri dan kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep dasar akan dijelaskan melalui aplikasinya dalam penyelesaian soal-soal. -
PUSTAKA
Transport Processes and Unit Operations, Third Edition, Christie J. Geankoplis, Prentice-Hall,1993Transport Phenomena. Second Edition, R.B. Bird, W.E. Stewart, E.N. Lightfoot. John Wiley and Sons, 2002 Transport Phenomena: A Unified Approach. R.S. Brodkey, H.C. Hershey. McGraw Hill, 1988. An Introduction to Mass and Heat Transfer. S. Middleman. John Wiley and Sons, 1998. Mass Transfer. A.L. Hines, R.N. Maddox. Prentice-Hall, 1985. Convective Heat and Mass Transfer. W.M. Kays, M.E. Crawford. McGraw Hill, 1993. -
PENDAHULUAN
Transport Phenomena mempelajari prinsip-prinsip teoritis yang mendasari fenomena perpindahan yang terjadi didalam praktek.
Transport Phenomena meliputi: Transport Momentum, Transport Panas dan Transport Massa.
Level-level pembelajaran Transport Phenomena:Molecular (Nano Technology), Microscopic (Continum), Interphase, dan Macroscopic
Mekanisme Perpindahan secara umum: Molecular, Convection, dan Turbulen
Mekanisme Molekular: Perpindahan properti terjadi oleh gerakan dan atau gaya tarik antar molekul.
Mekanisme Convection: Perpindahan properti terjadi karena adanya gerakan atau aliran fluida.
Mekanisme Turbulen: Perpindahan properti terjadi karena adanya arus eddy dari aliran turbulen.
-
KONSEP DASAR DAN DEFINISI
UJUD ZAT: PADAT, CAIR, GAS CAIR DAN GAS DISEBUT FLUIDA
FLUIDA: zat yang terdeformasi secara kontinyu jika terkena aksi gaya geser
Klasifikasi : fluida ideal dan fluida nyata
fluida incompressible dan compressible
fluid Newton dan Non Newtonian
Fluida ideal: memiliki viskositas dan gaya geser (shear) nol
Fluida incompressible : jika densitas nya tidak begitu dipengaruhi oleh
perubahan tekanan.
Sebagian besar liquida adalah incompressible. Gas dipandang
sebagai fluida compressible. Akan tetapi jika tekanan dan suhu gas
hanya berubah sedikit, densitasnya juga hanya akan mengalami
perubahan yang kecil. Dalam hal ini gas bisa dipandang incompressible.
Fluida Newtonian, biasanya diwakili oleh gas dan liquida encer, menunjukkan viskositas yang tidak tergantung kepada laju perubahan shear stress.
Fluida non-Newtonian, biasanya diwakili oleh gel, emulsi, suspensi, dan gas-gas yang mendekati titik kritis, menunjukkan viskositas yang tergantung pada laju perubahan shear stress
-
DENSITAS
Densitas masa, atau lebih singkat densitas, didefinisikan sebagai massa per satuan volume fluida yang bisa dinyatakan sebagai
Volume spesifik adalah kebalikan dari densitas, dan didefinisikan sebagai volume per satuan masa fluida, yang bisa dituliskan sebagai
Specific Gravity (s.g.) adalah nisbah antara densitas suatu zat terhadap densitas air murni (atau udara pada STP jika fluidanya adalah gas). Specific gravity bisa dihitung jika densitas fluida diketahui. Specific gravity untuk zat cair dan zat padat adalah
-
VISKOSITAS
Viskositas : ukuran ketahanan fluida terhadap aliran. Fluida berviskositas rendah akan mengalir lebih cepat dan lebih bebas daripada fluida kental. Jika hanya disebutkan viskositas, besaran tersebut biasanya merujuk kepada viskositas dinamik. Istilah lain yang sering digunakan adalah viskositas kinematik
Satuan viskositas: kg/(ms), g/(ms) (juga dikenal sebagai poise yang disimbolkan dengan P). Centipoise (cP), seperseratus poise, juga merupakan satuan yang sering digunakan karena viskositas air pada suhu ruang kira-kira 1 centipoise.
Satuan viskositas kinematik: m2/s atau cm2/s atau stoke
Viskositas sangat tergantung pada suhu, tetapi pada umumnya tidak tergantung tekanan. Viskositas zat cair menjadi kecil jika suhu naik. Sebaliknya, viskositas gas semakin besar jika suhu naik. Viskositas zat cair pada umumnya dua tingkat lebih besar daripada viskositas gas pada tekanan atmosfer. Sebagai contoh, pada 25C, air = 1 centipoise dan udara = 1 10-2 centipoise.
-
TEKANAN UAP
Tekanan uap: Tekanan yang dihasilkan oleh molekul bebas pada permukaan zat cair, atau oleh fluida pada molekul-molekul di permukaan. Mendidih terjadi ketika tekanan uap naik sampai tekanan ambient lokal. Titik didih zat cair tergantung pada tekanan luar. Zat cair yang bertekanan uap rendah dan memiliki stabilitas tinggi bisa digunakan untuk barometer yang akurat. Harga tekanan tergantung pada titik referensi yang dipilih. Ada dua titik referensi yang biasa digunakan: tekanan nol absolut dan tekanan atmosfer standard.
Jika tekanan atmosfir standard (1,013105 Pa) dipilih sebagai referensi, tekanan terukur dikenal sebagai tekanan gage. Tekanan gage positif adalah tekanan diatas atmosfer. Vakum (tekanan gage negatif) adalah tekanan dibawah atmosfer. Vakum maksimum, menurut perjanjian ini adalah -1,013105 Pa. Jika tekanan nol dipilih sebagai referensi, tekanan dikatakan tekanan absolut. Tidak ada perbedaan antara tekanan positif dan negatif
Tekanan dimana zat cair mendidih dinamakan tekanan uap zat cair tersebut.
-
COMPRESSIBILITY DAN BULK MODULUS
Semua bahan, apakah zat padat, zat cair atau gas, adalah compressible, dengan kata lain volume V dari sebuah massa tertentu akan menyusut menjadi V dV jika sebuah gaya dikenakan secara seragam pada seluruh permukaannya. Jika gaya per satuan luas permukaan bertambah dari p menjadi p + dp, hubungan antara perubahan tekanan dan perubahan volume tergantung pada bulk modulus bahan.
Untuk 1 gram bahan
-
SURFACE TENSION
GAYA TARIK YANG BEKERJA PADA SEBUAH MOLEKUL YANG BERADA DI PERMUKAAN (S) DAN DIDALAQM ZAT CAIR (L)
Tegangan permukaan zat cair adalah kerja yang harus dilakukan untuk membawa molekul dalam jumlah yang cukup untuk membentuk satu satuan luas permukaan dari dalam zat cair ke permukaan (J/m2 = N/m).
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair berkelakuan seperti membran elastis yang tertarik. Ada kecenderungan alamiah bagi zat cair untuk meminimalkan luas permukaan. Dengan alasan inilah, tetesan zat cair cenderung berbentuk bola untuk meminimalkan luas permukaannya.
S
L
ZAT CAIR
UAP
-
KAPILARITAS
KELAKUAN TETESAN ZAT CAIR MEMBASAHI PERMUKAAN: A)MEMBASAHI B) TIDAK MEMBASAHI
Gaya karena tegangan permukaan:
Kapilaritas merupakan sifat yang penting (dalam pengukuran fluida) untuk kasus zat cair didalam pipa yang diameternya lebih kecil daripada 10 mm. Kenaikan (atau penurunan) kapilaritas didalam pipa bisa dihitung dengan membuat neraca gaya. Gaya-gaya yang bekerja adalah gaya karena tegangan permukaan dan gravitasi.
Gaya gravitasi :
(a)
(b)
-
FLUIDA NEWTON DAN NON NEWTON
TIPE-TIPE FLUIDA YANG SIFATNYA TAK BERGANTUNG WAKTU BILA DIKENAI SHEAR STRESS
PENGARUH PERUBAHAN YANG MENDADAK SHEAR RATE TERHADAP VISKOSITAS APPARENT FLUIDA YANG TERGANTUNG WAKTU
FLUIDA NEWTON: nisbah shear stress terhadap shear rate adalah konstan
Hukum Newton untuk Viskositas
-
Bingham-plastic: Menahan shear stress yang kecil tetapi mengalir dengan mudah pada shear stress yang lebih besar, misalnya: pasta gigi, jeli, dan beberapa slurry.
Pseudo-plastic: Sebagian besar fluida non-Newtonian masuk dalam kelompok ini. Viskositas menjadi kecil dengan bertambahnya gradien kecepatan, misalnya: larutan polimer, darah. Fluida pseudoplastik disebut juga sebagai fluida shear thinning. Pada shear rate (du/dy) rendah, fluida shear thinning lebih kental daripada fluida Newtonian, dan pada shear rate tinggi, viskositasnya lebih rendah.
Fluida dilatant. Viskositas bertambah dengan bertambahnya gradien kecepatan. Fluida tipe ini tidak lazim, tetapi suspensi kanji dan pasir berkelakuan dengan cara seperti ini. Fluida dilatant disebut juga fluida shear thickening.
FLUIDA NEWTON DAN NON NEWTON
Fluida thixotropic: viskositas mengecil dengan waktu bila dikenai gaya shear, misalnya: cat jelly thixotropic.
Fluida rheopectic: viskositas naik dengan waktu bila dikenai gaya shear, misalnya: suspensi gypsum dalam air.
Fluida visco-elastic: beberapa fluida memiliki sifat elastis, yang membuatnya mengerut kembali jika gaya shear dilepaskan, misalnya: putih telur.
-
FLUIDA COMPRESSIBLE DAN INCOMPRESSIBLE
Fluida incompressible : densitas nya tidak begitu dipengaruhi oleh perubahan tekanan. Sebagian besar zat cair adalah incompressible. Gas dipandang sebagai fluida compressible. Akan tetapi jika tekanan dan suhu gas hanya berubah sedikit, densitasnya juga hanya akan mengalami perubahan yang kecil. Dalam hal ini gas bisa dipandang incompressible. Hubungan antara tekanan, suhu dan volume gas nyata umumnya sangat kompleks, meskipun, kecuali pada tekanan yang sangat tinggi, perilaku gas mendekati perilaku gas ideal. Pada gas ideal volume dari suatu massa berbanding terbalik dengan tekanan dan berbanding lurus dengan suhu absolut. Akan tetapi, pada tekanan tinggi dan ketika perubahan tekanan besar, mungkin ada penyimpangan yang cukup besar dari hukum ini dan oleh karenanya suatu pendekatan persamaan keadaan harus digunakan.
Gas Ideal:
Gas Nyata:
Z = faktor kompresibilitas
R= Konstanta Gas= 8341 J kmol-1K-1
-
FLUIDA STATIS
FLUIDA STATIS:
1. Tidak ada gaya geser (shear force) yang bekerja pada fluida statis
2. Gaya yang bekerja antara fluida dan permukaan batas bekerja dengan
sudut yang tegak lurus terhadap batas tersebut.
Satuan dari tekanan adalah Newton per meter persegi (Nm-2 atau kgm-1s-2). Satuan ini juga dikenal sebagai Pascal (Pa), atau dengan kata lain 1 Pa = 1 N m-2. Satuan tekanan yang juga sering digunakan adalah satuan alternatif SI bar, dimana 1 bar = 105 Nm-2.
HUKUM PASCAL: Tekanan disuatu titik adalah sama untuk kesegala arah
-
FLUIDA STATIS
Variasi Tekanan dalam Medan Statik
Gaya yang bekerja pada medan statik terdiri dari gaya tekan dan gaya gravitasi. Berdasarkan kesetimbangan gaya, Jumlah vektor gaya-gaya ini sama dengan nol.
didalam ruang tiga dimensi
Ditinjau elemen fluida dengan volume
Kesetimbangan gaya kearah z:
z
x
y
Fluida Compressible:
Fluida Incompressible:
z
y
x
Arah gravitasi
-
FLUIDA STATIS
h
z2
z1
z
Tekanan didalam fluida pada ketinggian yang sama adalah sama
-
Suatu tangki berisi minyak dengan densitas 917 kg/m3. Tinggi tangki adalah 3.66 m (12 ft), dan bagian atas tangki terbuka ke udara (tekanan absolut adalah 1 atm). Ketinggian permukaan dalam tangki adalah 3.05 m ( 10 ft) dan juga berisi 0.61 m (2 ft) air didasar tangki. Hitung tekanan dalam Pa dan psia pada bidang 3.05 m dari atas tangki dan pada bidang dasar. Juga hitung tekanan gage pada bidang dasar tangki.
FLUIDA STATIS
CONTOH-1
-
PENYELESAIAN
FLUIDA STATIS
P0 = 1 atm abs
10 ft = h1
2 ft = h2
minyak
air
P1
P2
Tekanan pada bidang 1
=18.68 psia (Satuan British)
=1.287 x 105 Pa (Satuan SI)
Tekanan pada bidang 2
=19.55 psia
=1.347 x 105 Pa.
Tekanan gage pada bidang dasar adalah = 19.55-14.696 = 4.85 psig
-
Pada permukaan laut tekanan atmosfer adalah 14.7 psia (1 atm) dan suhunya 700F. Anggap suhu tak berubah dengan ketinggian. Hitung tekanan (dalam atm) pada ketinggian 1000 ft
FLUIDA STATIS
PENYELESAIAN
CONTOH SOAL-2
-
Karena g adalah konstan, tekanan gage bisa diberikan dengan menyatakan tinggi vertikal sembarang fluida berdensitas yang sama dengan tekanan tersebut. Tinggi vertikal kolom fluida tersebut dikenal sebagai head fluida. Yang perlu diingat adalah jika tekanan disebutkan dalam head, densitas fluida juga harus diberikan.
Tekanan didalam liquida yang berjarak h dari permukaan liquida dinyatakan dengan:
Atau:
Dengan acuan tekanan atmosfir
Dengan tekanan acuan = o
FLUIDA STATIS
Tekanan dan Head:
-
CONTOH 3: Nyatakan tekanan 500 kN m-2 dalam istilah tinggi kolom air berdensitas = 1000 kg m-3 dan kolom air raksa berdensitas = 13,6103 kg m-3.
Penyelesaian:
Menggunakan p = gh,
FLUIDA STATIS
Tekanan dan Head:
-
Fluida static hanya dapat menimbulkan gaya tekan pada suatu permukaan yang berkontak dengan fluida ini. Karena tekanan adalah gaya normal per satuan luas, maka gaya tekan haruslah mempunyai arah tegak lurus permukaan.Untuk suatu elemen luasan dA gaya tekanan yang ditimbulkan adalah
FLUIDA STATIS
TEKANAN PADA PERMUKAAN
Maka gaya tekan total yang ditimbulkan pada suatu permukaan dapat diperoleh dengan integrasi,
-
FLUIDA STATIS
Pintu penutup (Lock gate) suatu saluran (kanal) (lihat Gambar ) berbentuk segi empat dengan lebar 20 m dan tinggi 10 m. Salah satu sisi lock gate berhubungan dengan udara dan sisi lain bersentuhan dengan air yang tinggi permukaan atas nya sama dengan tinggi lock gate. Tentukan gaya total pada lock gate.
CONTOH SOAL-4
PENYELESAIAN:
Lock gate
Gaya tekan atmosfir
Gaya tekan hidrostatik
Gaya tekan atmosfir
-
FLUIDA STATIS
Suatu balon helium adalah berada pada suhu dan tekanan yang sama dengan udara sekitarnya ( 1 atm, 200C) dan diameter nya 3 m. Berat dinding plastik balon diabaikan. Berapa beban yang bisa diangkat oleh balon.
CONTOH SOAL 5
PENYELESAIAN
Gaya tekan keatas adalah berat udara yang dipindahkan
Daya angkat balon=
144.2 Newton
-
FLUIDA STATIS
TEKANAN PADA PERMUKAAN
Titik Pusat Kedalaman:
(hc = titik pusat kedalaman)
Titik Pusat Tekanan:
-
CONTOH 6. Sebuah bendungan (lihat Gambar ) berbentuk segitiga dengan panjang melintang ujung atas 100 ft dan dalamnya 75 ft. Air sampai ke puncak bendungan pada salah satu sisi; sisi yang lain terpapar ke atmosfer. Berapakah gaya bersih terhadap bendungan?
FLUIDA STATIS
-
FLUIDA STATIS
Penyelesaian:
Suku tekanan atmosfer saling menghilangkan sehingga kita bisa menghemat tenaga dengan mengerjakan problema tekanan gage.
dA = W dh
Cara lain:
-
FLUIDA STATIS
Untuk bidang miring, komponen gaya tekan horisontal dan vertikal diberikan oleh
TEKANAN PADA PERMUKAAN BIDANG MIRING
-
FLUIDA STATIS
CONTOH 7. Gambar berikut menunjukkan sebuah bendungan yang dipasang pada sudut 70 dari horisontal. Panjang bendungan adalah 20 ft dan lebarnya 10 ft dan berisi air sampai pada puncaknya. Berapa gaya bersih karena air tersebut pada arah yang tegak lurus bendungan? Berapakah komponen x dan y nya?
TEKANAN PADA PERMUKAAN BIDANG MIRING
Penyelesaian:
Kontribrusi atmosfer saling meniadakan, sehingga bisa digunakan tekanan gage:
-
FLUIDA STATIS
TEKANAN PADA PERMUKAAN BIDANG MIRING
Penyelesaian:
Kontribrusi atmosfer saling meniadakan, sehingga bisa digunakan tekanan gage:
z adalah jarak yang diukur kebawah dari puncak bendungan
Z
h
-
FLUIDA STATIS
CONTOH 8. Sebuah bendungan dibangun dari sebuah pipa silinder besar berdiameter 10 ft dan panjang 3 ft (lihat Gambar ). Hitung komponen gaya fluida vertikal dan horisontal bersih pada bendungan ini.
Penyelesaian:
Seperti sebelumnya kontribusi tekanan atmosfer saling meniadakan sehingga kita dapat bekerja dengan tekanan gage:
-
Gaya Apung
FLUIDA STATIS
Benda yang tercelup didalam suatu fluida mengalami gaya apung (buoyancy force) sebesar berat fluida yang dipindahkannya.
Benda yang terapung memindahkan fluida yang beratnya sama dengan berat benda tersebut.
Hukum Archimedes
Pdasar Patas = liqgh + udarag(H h),
-
FLUIDA STATIS
CONTOH 9: Balon helium berada pada tekanan dan suhu yang sama seperti udara disekitarnya (1 atm, 20C) dan memiliki diameter 3 m. Berat kulit plastik balon dapat diabaikan. Berapa banyak beban yang dapat diangkat keatas oleh balon tersebut?
Penyelesaian:
-
FLUIDA STATIS
CONTOH 10: Sebuah balok kayu mengapung pada antarmuka lapisan bensin dan lapisan air (lihat Gambar ). Berapa fraksi kayu yang dibawah antarmuka?
Dibagi air
-
FLUIDA STATIS
Pengukuran Tekanan: Manometer
-
FLUIDA STATIS
Orifice meter
Pengukuran Tekanan: Manometer
-
FLUIDA STATIS
CONTOH 11. Sebuah manometer digunakan untuk untuk mengukur head atau pressure drop sebuah flow meter (orifice). Fluida dalam manometer adalah air raksa (m = 13,6 g/cm3) dan fluida yang mengalir adalah air ( = 1,00 g/cm3). Pembacaan pada manometer z adalah 32,7 cm. Hitung beda tekanan dalam N/m2 menggunakan sistem satuan SI.
Pengukuran Tekanan: Manometer
Penyelesaian:
-
MEKANISME MOLEKULAR
Mekanisme Molekular: Perpindahan properti terjadi oleh gerakan dan atau gaya tarik antar molekul.
CONTOH: HEAT TRANSFER
Kristal KMnO4
Transfer massa molekul KMnO4
CONTOH: MASS TRANSFER
N2
CO2
CONTOH: MOMENTUM TRANSFER
V
Transfer y-mom kearah x
y
x
Transfer panas
CONDUCTION
DIFFUSION
VISCOUS TRANSPORT
MEKANISME PROSES PERPINDAHAN
-
RATE LAW
GENERAL RATE LAW
HEAT TRANSFER :
MASS TRANSFER
MOMENTUM TRANSFER
V
Diam
FOURIER LAW
FICKS LAW
NEWTON LAW OF VISCOSITY
MEKANISME PROSES PERPINDAHAN
-
BENTUK ANALOG PERSAMAAN FLUKS SATU DIMENSI
DA
MEKANISME PROSES PERPINDAHAN
FluksDiffusivityGradien konsentrasi PropertiUmumPanasMassaMomentum -
HUKUM KEKEKALAN
Laju akumulasi = Laju property Laju property + Laju generasi
property masuk keluar property
3-D PROPERTY CONSERVATION EQUATION
MEKANISME PROSES PERPINDAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
HUKUM KEKEKALAM MOMENTUM 1-D (SHELL BALANCE)
(STEADY STATE)
(AREA CONSTANT)
GENERAL
STEADY STATE& AREA CONSTANT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER SATU DIMENSI
PEMAKAIAN NERACA PROPERTI UMUM / SHELL BALANCE
-
LANGKAH-LANGKAH UMUM PENYELESAIAN DENGAN SHELL MOMENTUM BALANCE
Gambar sketsa sistim dengan diberi sumbu koordinat.Terapkan Shell Momentum Balance . Akan diperoleh persamaan differensial dalam variable dependent . Gunakan hokum Newton untuk menghubungkan dengan variable kecepatan. Maka diperoleh persamaan differensial dalam variable dependent kecepatan.Selesaikan persamaan differensial yang diperoleh pada langkah-2 dan/atau langkah-3.Pada penyelesaian persamaan differensial ini, muncul konstanta integrasi yang dapat ditentukan dari kondisi batas.MOMENTUM TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER SATU DIMENSI
PEMAKAIAN NERACA PROPERTI UMUM / SHELL BALANCE
-
TIPE-TIPE UMUM KONDISI BATAS
Batas antara fluida dan permukaan pada padat: no slip conditionBatas antara liquida dan gas: stress gesek = 0 ( No shear )Bidang batas antara dua cairan yang tak saling bercampur: distribusi kecepatan dan distribusi stress gesek kontinue.Pada bidang, sumbu, atau titik simetri: stress gesek=0MOMENTUM TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER SATU DIMENSI
PEMAKAIAN NERACA PROPERTI UMUM / SHELL BALANCE
-
MOMENTUM TRANSPORT
Suatu cairan Newton mengalir sebagai lapisan tipis pada bidang miring. Anggap keadaan steady dan aliran laminar. a)Tentukan distribusi kecepatan cairan; b) Tentukan rumusan untuk mencari laju alir volumetric cairan.
PENYELESAIAN:
Steady state
Boundary Condition_1
X=0
CONTOH-1
Boundary Condition_2
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER SATU DIMENSI
PEMAKAIAN NERACA PROPERTI UMUM / SHELL BALANCE
-
HEAT TRANSPORT
Perpindahan panas terjadi di berbagai proses (Operasi) misalnya :
Distilasi
Pembakaran bahan bakar
Penguapan & Pengeringan
Pemanasan & Pendinginan
Perpindahan panas terjadi karena adanya beda suhu (dari suhu tinggi ke suhu rendah )
Mekanisme Perpindahan Panas
Panas bisa berpindah dengan mekanisme : Konduksi
Konveksi dan Turbulensi
Radiasi
-
HEAT TRANSPORT
Konduksi
Panas berpindah dengan transfer energy gerak molekul-molekul yang berdekatan.
Perpindahan panas secara konduksi bisa terjadi dalam solid, liquid, gas.
Dalam gas, molekul-molekul yang panas yang mempunyai energy gerak,
menularkan energynya ke molekul-molekul yang berdampingan.
Konduksi panas dapat juga ditransfer oleh elektron bebas (misalnya dalam logam).
Konveksi
Perpindahan panas oleh bulk transport dan percampuran elemen-elemen
makroskopis bagian-bagian yang lebih panas dengan bagian yang lebih dingin,
atau bisa juga pertukaran panas antara permukaan solid dan fluida.
Perlu dibedakan : Konveksi paksa
Konveksi natural
Contoh : Kehilangan panas dari radiator mobil dimana udara disirkulasikan dengan
kipas.
Mendinginkan kopi dengan meniup.
Radiasi
Perpindahan panas oleh gelombang elektron maknit. Radiasi tak perlu medium.
Contoh: -Transfer Panas dari matahari ke bumi.
-Memanaskan (memasak) makanan di dalam oven.
-
HEAT TRANSPORT
Laju perpindahan panas secara konduksi kearah x
Fluks perpindahan panas secara konduksi ke arah - x
Luas Perpindahan [ luas penampang
arah perpindahan panas ]
Konduktifitas panas bahan
Gradien suhu
Tanda
, suhu menurun dalam arah tersebut.
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI STEADY STATE 1-D
Flux Perpindahan Panas Secara Konduksi
Persamaan dasar untuk laju proses perpindahan .
Laju proses perpindahan=
Perpindahan panas juga mengikuti aturan ini :
Dibutuhkan karena bila laju perpindahan panas mempunyai arah
-
Atau
-
HEAT TRANSPORT
watt/ (m)(k), cal/ cm s0C, Btu/(jam, ft, 0F)
watt, cal/s, Btu/h
m2, Cm2, ft2
0K (atau 0C), 0R (atau 0F)
m, Cm, ft
SATUAN
Faktor Konversi :
1 Btu/ h.ft. 0F = 4.1365 x 10-3 Cal/s. Cm. 0C
1 Btu/ h.ft. 0F = 1.73073 w/ m.K.
1 Btu/ h.ft2 = 3.1546 w/ m2
1 Btu/ h = 0.29307 w
Persamaan Umum Fluks Perpindahan Panas Konduksi
Untuk persoalan perpindahan panas Steady State, tak ada generasi, area konstan
= Konstan
Bila k tak konstan tapi berubah-rubah linear dengan suhu
-
HEAT TRANSPORT
Kehilangan panas melalui dinding isolator
Hitung kehilangan panas per m2 luas permukaan untuk dinding isolator yang terdiri
), dimana suhu dinding dalam 352.7 K
CONTOH -1
dari 254 mm bahan isolasi fiber (k= 0.048
dan suhu dinding luar 297.1 K.
Penyelesaian:
10,51 W/m2.
-
k tak bergantung pada tekanan, untuk tekanan tak terlalu besar.
Pada tekanan yang sangat kecil
k
Thermal Conductivity
Gas
Liquid
k tak bergantung pada tekanan
Haraga k untuk berbagai bahan padat bervariasi sangat lebar.
Solid
HEAT TRANSPORT
-
HEAT TRANSPORT
Perpindahan panas dari permukaan padat ke fluida yang ada disekitarnya terjadi secara konveksi dan dinyatakan dengan pers:
q = Laju perpindahan panas , W
h = Koefisien perpindahan panas, W / m2 K
A = Luas perpindahan panas , m2
TW = Suhu permukaan, K
Tf = Suahu rata-rata fluida, K
1 Btu / h.ft2.0F = 5.6783 W / m2K.
Range harga h
MekanismeBtu / h. ft2.0FW / m2 KCondensing steam1.000 - 5.0005.700 - 28.000Condensing organik200 - 5001.100 - 2.800Boiling liquid300 - 5.0001.700 - 28.000Moving water50 - 3.000280 - 17.000Moving Hydrocarbon10 - 30055 - 1.700Still air0.5 - 42.8 23Moving air2 - 1011.3 - 55 -
HEAT TRANSPORT
Konduksi melalui silinder kosong
Bila
-
HEAT TRANSPORT
Konduksi melalui bola kosong
=
-
Perpindahan Panas Konduksi pada lapisan-lapisan silindris
HEAT TRANSPORT
Konduksi melalui beberapa lapis dinding datar
-
HEAT TRANSPORT
Bila T1 = T3 dan T2 = T4
Konduksi melalui bahan secara paralel :
A
B
T1
T2
T3
T4
-
HEAT TRANSPORT
Kombinasi Konveksi dan Konduksi dan Koefisien Overal
Slab
Silinder
Koefisien perpindahan panas overall berdasar permukaan luar
Koefisien perpindahan panas overall berdasar permukaan dalam
Koef. Perpindahan Panas Overall
ri
ro
T1
T2
T3
T4
-
HEAT TRANSPORT
Konduksi dengan Generasi Panas
Steady state
Area konstan
B.C1:
C1=0
BC2:
X=L, T=TW
Suhu pada tengah-tengah benda
x
L
-
HEAT TRANSPORT
Tebal isolasi kritis untuk silinder
Tebal isolasi ditambah
A
T2
z
r
R1
R2
-
MASS TRANSPORT
Diffusi molekuler
Diffusi molekuler bisa terjadi dalam fasa gas cair, maupun padat.
Ditinjau peristiwa diffusi dalam sistem binair.
Terdapat berbagai definisi kecepatan untuk suatu sistem binair yang terdiri species A dan species B.
VA=kecepatan A relatif terhadap titik tetap
VB=kecepatan B relatif terhadap titik tetap
VM=kecepatan rata-rata molar campuran
VAd=kecepatan diffusi A
=kecepatan A relatif terhadap VM
VAd=VA - VM
VA=VM + (VA VM )
CA VA=CA VM + CA (VA VM )
Mekanisme Perpindahan Massa: 1. Diffusi Molekuler
2. Konveksi
3. Turbulen
-
MASS TRANSPORT
HUKUM KEKEKALAN PROPERTI UMUM SATU DIMENSI
= laju generalisasi properti per satuan volume.
Untuk perpindahan massa:
-
MASS TRANSPORT
NA =Flux perpindahan A relatif terhadap titik tetap
JA =Flux diffusi A = flux perpindahan A relatif terhadap kecepatan rata-rata molar
Ada 2 keadaan khusus :
Diffusi equimolal berlawanan arah
NB = - NA NA = JA
DBA = DAB
Diffusi A melalui B stagnan
Diffusi dalam fasa gas
-
CHAPMAN ENSKOG
AB = Average Collision Diameter
collision integral didasarkan pada Leonard Jones potensial
MASS TRANSPORT
KOEFISIEN DIFFUSI FASA GAS
FULLER
A = Sum of structural volume
-
DIFFUSI DALAM FASA CAIR
Equimoler Counter Diffusion :
Diffusi A melalui B stagnan:
MASS TRANSPORT
-
MASS TRANSPORT
Stokes Einstein equation
DAB = 1.173 x 10-16 (MB )1/2
Wilke Chang
KOEFISIEN DIFFUSI DALAM FASA LIQUID
= association parameter solven
= 2.6 untuk air = 1.5 untuk ethanol
= 1.9 untuk methanol
=1.0 untuk solven yang tak berasosiasi (Benzen, ether, cyclo hexane)
-
Diffusi Molekuler dalam fasa padat
Contoh aplikasi diffusi dalam fasa padat :
Leaching bahan makanan seperti kedelai
Leaching batuan logam
Pengeringan kayu, garam, bahan makanan
Ada 2 type diffusi dalam zat padat :
Diffusi yang mengikuti hukum Ficks dan tak bergantung pada struktur zat padat
Diffusi dalam zat padat porous dimana struktur zat padat dan saluran-saluran rongga adalah penting.
PERSAMAAN FLUX:
MASS TRANSPORT
Usually Neglected
-
KASUS-KASUS:
Diffusi melalui permukaan konstan
Diffusi melalui dinding silindris
MASS TRANSPORT
-
Dalam persoalan diffusi dalam zat padat, sering diperlukan data kelarutan gas dalam zat padat. Kelarutan gas A dalam zat padat biasanya dinyatakan sebagai :
KELARUTAN GAS DALAM ZAT PADAT
CA =
CA =
SI
CGS
MASS TRANSPORT
-
Dalam banyak hal, data eksperimental untuk diffusi gas dalam solid dinyatakan sebagai :Permeability, PM , m gas (STP) berdiffusi per detik per m luas penampang melalui 1 m ke tebalan solid oleh beda tekanan 1 atm.
PERMEABILITAS
dimana, PM = DAB S
MASS TRANSPORT
Bila terdapat beberapa zat padat 1, 2, 3, secara seri dengan tebal L1, L2, maka :
-
Diffusi dalam solid berpori
Diffusi liquid dalam solid berpori
Diffusi gas dalam solid berpori
MASS TRANSPORT
-
MOMENTUM TRANSPORT
HUKUM KEKEKALAM MOMENTUM 3-D (EQUATION OF CHANGE)
EQUATION OF CONTINUITY
konstan
MOMENTUM EQUATION
Fluida Newton Incompressible
(Navier Stokes Equation)
Inviscid Flow
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
Gambar sketsa sistim dengan diberi sumbu koordinat.Tulis Asumsi-Asumsi yang reasonableTulis Equation of Change yang sesuai. Sederhanakan persamaan ini berdasar asumsi yang dibuat. Akan diperoleh persamaan differensial dalam variable dependent stress gesek dan atauGunakan hokum Newton untuk menghubungkan dengan variable kecepatan. Maka diperoleh persamaan differensial dalam variable dependent kecepatan.Selesaikan persamaan differensial yang diperoleh pada langkah-2 dan/atau langkah-3.Pada penyelesaian persamaan differensial ini, muncul konstanta integrasi yang dapat ditentukan dari kondisi batas.LANGKAH-LANGKAH UMUM PENYELESAIAN DENGAN EQUATION OF CHANGE
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
Suatu fluida Newton incompressible mengalir didalam pipa berpenampang lingkaran dari bawah keatas. Sifat aliran adalah laminar dan steady.
a)Tentukan distribusi kecepatan fluida didalam pipa.
b)Tentukan rumus untuk mencari laju alir volumetric fluida
CONTOH-2
PENYELESAIAN
a) Disatribusi Kecepatan
Anggapan:
1. Keadaan steady
2. Aliran Laminar
3.
4. Fluida Newton Incompressible
5. Tak ada slip pada dinding
6. Efek ujung diabaikan
Continuity equation
EQUATION OF MOTION
where
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
z
r
-
MOMENTUM TRANSPORT
B.C.1:
C1=0
B.C.2:
b) Laju alir volumetrik
Hagen Poiseulle Equation
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
Suatu cairan viskus ( anggap sebagai fluida Newton ) berada diantara dua silinder koaksial yang berkedudukan vertical. Silinder luar diputar dengan kecepatan sudut sedang silinder dalam diam. Anggap keadaan steady.
a)Tentukan distriubusi kecepatan cairan
b)Tentukan rumus untuk mencari Torsi yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar
c)Tentukan rumus untuk mencari Power yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar.
CONTOH-3
PENYELESAIAN
a) Distribusi Kecepatan:
Anggap:
1. Keadaan steady
2. Aliran Laminar
3.
4. Fluida Newton Incompressible
5. Tak ada slip pada dinding
6. Tak ada efek ujung
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
Continuity Equation
EQUATION OF MOTION
-
MOMENTUM TRANSPORT
PENYELESAIAN (LANJUTAN)
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
Suatu pasta ( Bingham plastic ) berada diantara dua silinder koaksial yang berkedudukan vertical. Silinder luar diputar dengan kecepatan sudut sedang silinder dalam diam. Anggap keadaan steady.
A)Tentukan distriubusi kecepatan cairan
B)Tentukan rumus untuk mencari Torsi yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar
C)Tentukan rumus untuk mencari Power yang dibutuhkan untuk memutar silinder luar.
MOMENTUM TRANSPORT
CONTOH-4
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
4. Fluida Bingham Incompressible
5. Tak ada slip pada dinding
6. Tak ada efek ujung
PENYELESAIAN
ASUMSI:
3.
1. Keadaan steady
2. Aliran Laminar
CONTINUITY EQUATION
EQUATION OF MOTION
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
PENYELESAIAN
r=R1
MODEL BINGHAM
BC 1:
BC 2:
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
PENYELESAIAN
TORSI:
POWER:
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
MOMENTUM TRANSPORT
CATATAN
KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN NILAI r0
Fluida diam
terdapat aliran dengan gradien kecepatan pada daerah
dan aliran tampa gradien kecepatan pada daearah
terdapat aliran dengan gradien kecepatan diseluruh bagian
PENYELESAIAN UNTUK
TORSI:
POWER:
Reiner-Riwlin Equation
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULAR DAN KONVEKSI
PEMAKAIAN PERSAMAAN PERUBAHAN
-
HEAT TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
Fenomena perpindahan panas yang lebih umum, dinyatakan dengan persamaan perubahan. Persamaan perubahan yang berkaitan dengan fenomena perpindahan panas konduksi dengan konveksi adalah:Persamaan energi yang pada dasarnya merupakan persamaan hukum kekekalan energi mikroskopis.
=CpT,
= thermal diffusivity
-
HEAT TRANSPORT
BENTUK-BENTUK LAIN PERSAMAAN ENERGI
Dinyatakan dalam
:
Dinyatakan dalam
dan T
Dinyatakan dalam
Dinyatakan dalam
dan T:
Tabel $B.7
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
HEAT TRANSPORT
Contoh -2
Tentukan distribusi suhu dalam suatu cairan viskus yang mengalir kearah bawah secara tunak dan laminar diantara dua bidang datar parallel dengan posisi vertical. Kedua bidang datar dijaga pada suhu konstan T0. Anggap dan k konstan.
Penyelesaian:
Pertama digambar sketsa sistim aliran,
Asumsi:1.Steady state,
2.Aliran laminar,
3.Vx=Vy=0, VZ bukan fungsi y
4. Fluida Newton,
5., , k konstan,
6. Tak ada slip pada dinding
dan efek ujung diabaikan
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
2B
x
y
z
L
W
-
HEAT TRANSPORT
PENYELESAIAN
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
K1=0
-
HEAT TRANSPORT
PERSAMAAN ENERGY
PENYELESAIAN
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
Dari tabel A-5
-
HEAT TRANSPORT
B.C-1:
B.C.-2:
PENYELESAIAN
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
HEAT TRANSPORT
Contoh 3
Suatu sistim terdiri dari dua dinding berpori berbentuk bola konsentris dengan jari-jari R1 dan R2. Permukaan dalam dinding luar berada pada suhu T2 dan permukaan luar dinding dalam berada pada suhu T1. Udara kering pada suhu T1 dihembuskan secara radial dari dinding dalam ke dinding luar. Kembangkan suatu pernyataan untuk laju penghilangan panas yang dibutuhkan dari dinding dalam sebagai fungsi laju alir massagas. Anggap aliran laminar steady state dan kecepatan gas rendah.
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
Udara masuk pada T1
Pendingin
-
HEAT TRANSPORT
Penyelesaian:
Anggapan:
2. T=T(r)
konstan
Continuity Equation:
Equation of Motion
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
HEAT TRANSPORT
Energy Equation:
Substitusi:
Laju aliran panas ke permukaan dalam adalah
Kebutuhan pendinginan pada Permukaan dalam,
Bila tak ada aliran udara
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
Diffusi Molekuler Plus Konveksi dan Reaksi Kimia
(mole)
(mass)
3-D:
(mole)
(mass)
NAx =JAx + (CAVM ) = - DAB
3-D
Densitas konstan
MASS TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
PERSAMAAN KONTINUITAS KOMPONEN
SIKU
SILINDER
BOLA
SIKU
SILINDER
BOLA
MASS TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN MOLEKULER DAN KONVEKSI (PENGGUNAAN PERSAMAAN PERUBAHAN)
-
= Gaya gesek
=gaya gesek
A=luas karakteristik
= energi kinetik karakteristik
MOMENTUM TRANSPORT
DEFINISI UMUM FRICTION FACTOR
Friction Factor untuk Aliran Fluida dalam Pipa
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MOMENTUM TRANSPORT
Friction Factor untuk Aliran Fluida dalam Pipa
Definisi
Aliran laminar
Aliran Turbulen ( Misal menggunakan 1/7 power law distribution)
Persamaan Blasius
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MOMENTUM TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
Aliran Fluida disekitar Partikel bentuk Bola:
Sebagaimana aliran fluida melalui saluran, untuk aliran fluida disekitar benda tercelup juga didefinisikan friction factor yang dalam hal ini disebut drasg coefficient:
projected area
= energy kinetik karakteristik
(untuk bola)
(untuk silinder)
=free stream velocity
Untuk aliran yang sangat lambat disekitar bola
berlaku hukum Stoke:
MOMENTUM TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MOMENTUM TRANSPORT
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
DEFINISI:
h = koefisien perpindahan panas karena konveksi
TS = suhu permukaan
Tf = suhu fluida
Proses perpindahan panas antar fasa:
Tak ada perubahan fasa: Konveksi Paksa
Konveksi bebas (Natural)
Ada perubahan fasa : Kondensasi
Pendidihan
h diperoleh secara empiris dinyatakan dalam kelompok-kelompok tak berdimensi
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA
Kelompok Tak berdimensi:
Bilangan Nusselt
Bilangan Prandtl
Bilangan Reynolds
Aliran Laminar:
T1
T2
T3
T4
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA
Untuk aliran di dalam coil dan
koefisien perpindahan panas untuk pipa lurus harus dikalikan dengan faktor ( 1+3.5 D/ D coil )
Aliran Turbulen:
Heat transfer koefisien untuk beda temperatur rata-rata logaritmik
Aliran udra pada tekanan 1 atm
Aliran air pada 4-1050C
Aliran liquid organik
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
Aliran Transisi:
KONVEKSI PAKSA
Diameter Ekivalen
KONVEKSI PAKSA DALAM PIPA
D2
D1
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA UNTUK ALIRAN DISEKITAR BENDA PADAT
KONVEKSI PAKSA
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
NRemC1-44-4040- 4x1034x103-4x1044x104-2.5x1050.3300.3850.4660.6180.8050.9890.9110.6830.1930.0266 -
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
N12345678910Koreksi staggered Koreksi in-line0.680.640.750.800.830.870.890.900.920.920.950.940.970.960.980.980.990.991.001.00Susunan CmCmCmIn-lineStaggered 0.386 0.5750.5920.5560.2780.5110.6200.5620.2540.53506320.556Sn
Sn-D
Sp
D
Aliran
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI PAKSA
ALIRAN FLUIDA MELAUI PACKED BED
NRe = 10 - 10000
= Colburn J factor
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI NATURAL
NGr= 104 109
NGr NPr >109
Koreksi:
Koreksi:
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI NATURAL
GeometriNGr NPramBidang dan silinder vertikal (Tinggi vertikal L < 1m)Silinder horizontal (L diganti D dan D -
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI NATURAL
GeometriNGr NPrPersamaanh=W/m2.KL=m, T=K D = m Udara pada 101.32 kPa Bidang dan silinder vertikalSilinder horizontalBidang horizontal Permukaan atas dipanaskan atau permukaan bawah didinginkan Permukaan bawah dipanaskan atau permukaan atas didinginkan 104 - 109>109103 - 109>109105 2 x 1072x107 3x10103x105 3x1010h=1.37(T/L)1/4h=1.24T1/3h=1.32(T/D)1/4h=1.24T1/3h=1.32(T/L)1/4 h=1.52T1/3h=0.59(T/L)1/4 Air pada 294 KBidang dan silinder vertikal104-109h=127(T/L)1/4 Cairan organik pada 294 KBidang dan silinder vertikal 104-109h=59(T/L)1/4 -
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONVEKSI NATURAL PADA RUANG TERTUTUP
T1
T2
L
q
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
PENDIDIHAN
T
Mekanisme Pendidihan:
A: Natural convection
B: Nucleate boiling
C: Transition boiling
D: Film boiling
T
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
PENDIDIHAN
Daerah forced convection boiling
FILM BOILING
NUCLEATE BOILING
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONDENSASI
dx
y
Tw
TSat
-
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
HEAT TRANSFER
KONDENSASI
Sifat-sifat fisik kecuali hfg dihitung pada suhu Tf.
Hfg dihitung pada suhu Tsat
( vertical tube, diameter=D )
(bidang vertikal, lebar=W)
Rata-rata (pipa vertikal)-laminar:
20% lebih besar
Aliran Turbulen (NRe>1800)
Susunan N deret vertikal pipa-pipa horizontal
-
KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF
MASS TRANSPORT
Pada bab ini dipelajari perpindahan masa antar fasa. Missal peristiwa melarutnya zat padat (terjadi perpindahan massa antar fase padat ke fasa cair) peristiwa penguapan cairan (perpindahan massa antara fasa cair dan gas).
Agar supaya perpindahan masa ini cepat, maka fluida disekitar interface dalam keadaan bergerak dan terjadi turbulensi . Peristiwa perpindahan massa seperti ini terjadi karena mekanisme : diffusi, konveksi dan turbulen.
NA= XA (NA + NB) C (DAB + M )
TYPE-TYPE KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA
Equimolar Counter Diffusion
NA =kc (CA1 CA2 ) = kG (PA1 PA2) = ky (yA1 yA2)
NA =kC (CA1 CA2) = kL (CA1 CA2) = kx (xA1 xA2)
Fasa gas:
Fasa liquid:
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Massa transfer coeff untuk A berdiffusi melalui B stagnan
NA=kc (CA1 CA2) = kG (PA1 PA2) = ky (yA1 yA2)
NA=kc (CA1 CA2) = kL (CA1 CA2) = kx (xA1 xA2)
Gas:
Liquid:
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Mass transfer untuk aliran paralel bid datar
Untuk gas aliran laminar.
JD =0.664 NReL-0.5
Untuk gas-gas dan NRe,L = LV/ < 15000
L = panjang bidang dalam arah aliran
Untuk gas-gas dan NRe,L = 15000 300.000
JD =0.036 NRe,L-0.2
Untuk liquid:
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Korelasi koefisien perpindahan massa dalam berbagai geometri
Bil. Reynold: NRe=LV/
Bil. Schmidt: Nsc= /DAB
Bil. Sherwood: Nsh = kc
Bil. Stanton : Nst=
JD factor =
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Mass transfer untuk aliran fluida turbulen di dalam pipa
Nsh = kc
Nre > 2100
Nsc = 0.2 300
Liquid : Nsch > 100
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
ALIRAN LAMINAR
Gunakan gambar 7.3.2 Geankoplis
Untuk liquid: gunakan parabolic flow
Untuk gas gunakan rod-like flow
-
MASS TRANSPORT
1. Untuk mass transfer dari bola ke medium stagnan
Mass transfer untuk aliran disekitar bola
2.Untuk gas-gas dan schmidt number 0.6 2.7 dan NRe 1-48000
Nsh = 2 + 0.552 NRe0.53 Nsc1/3
3.Untuk liquid dan NRe = 2 2000
Nsh = 2 + 0.95 NRe0.5Nsc1/3
4.Untuk liquid dan NRe = 2000 17000
Nsh = 0.347 NRe0.5 Nsc1/3
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Mass transfer ke packed bed
1.Untuk gas-gas dan NRe = 10 10000 (packed bed bola-bola)
NRe = DpV/ Dp = diameter partikel
2.Untuk liquid NRe = 0.0016 55 ,Nsc = 165 70600
3.Untuk lig dalam fluidized bed dan NRe = 1 10
JD = 1.1068 NRe-0.72
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
MASS TRANSPORT
Mass transfer untuk aliran melewati silinder
Untuk gas-gas (Nshc = 0.6 2.6)
Untuk liquid (Nsch = 1000 3000)
NRe = 50 50.000
JD = 0.6 NRe-0.487
PROSES PERPINDAHAN ANTAR FASA
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Pada perpindahan panas radiasi, panas dipindahkan oleh gelombang elektromagnit.Perpindahan panas radiasi penting bila ada perbedaan suhu yang besar, seperti pada furnace. Terdapat 3 tahap terjadinya perpindahan panas radiasi yaitu:
1.Energy panas dari sumber panas (pada T1) diubah menjadi energy gelombang radiasi elektromagnit.
2.Gelombang elektromagnit ini bergerak melalui ruangan dalam garis lurus dan mengenai benda yang dingin pada T2.
3.Gelombang elektromagnit diserap oleh benda dan diubah kembali menjadi energy
panas.
Bila radiasi termal mengenai suatu benda, sebagian dipantulkan dan sebagian ditransmisikan.Untuk benda yang opak, yang terakhir ini tak ada.
Jadi untuk benda opak:
dimana adalah absorptivity dan adalah reflectivity.
Benda hitam sempurna adalah benda yang menyerap semua radiasi panas dan tak merefleksikan nya sama sekali, jadi:
.Suatu benda hitam menyerap semua radiasi panas dan tak memantulkan radiasi panas.
-
Sebagai pedekatan dari benda hitam adalah suatu lubang kecil pada suatu bola kosong yang permukaannya dibuat hitam dengan lapisan arang. Radiasi panas masuk kedalam lubang dan menabrak dinding belakang, sebagian diserap dan sebagian dipantulkan ke segala arah. Radiasi yang dipantulkan menabrak dinding lagi dan seterusnya. Sehingga pada hakikatnya, semua radiasi yang masuk diserap dan lubang berkelakuan sebagai benda hitam sempurna.
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Benda hitam ini juga memancarkan panas bergantung pada suhu. Ratio dari pada emissive power suatu permukaan terhadap benda hitam disebut emissivity
Hukum Kirchoff: pada suhu yang sama, T1,absorptivity dan emissivity nilai nya sama
Hukum Stevan Boltzmann:
Benda bukan Hitam
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Harga emissivity
PermukaanT (K)Emisivitas, Aluminium licinBesi licinBesi teroksidasiTembaga licinPapan asbesCat minyak Air5008504503733532963732730.0390.0570.0520.740.0180.960.92-0.960.95 -
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Radiasi ke benda kecil dari lingkungan
Dalam hal suatu benda kecil dengan luas A1 m2 pada suhu T1 didalam suatu lingkungan tertutup pada suhu T2, terdapat radiasi netto ke benda tersebut
Benda ' 1 " memancarkan radiasi panas sebesar
Benda ' 1 ' juga menyerap energy dari sekitar pada T2 yang dinyatakan dengan
T2
T1
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Kombinasi radiasi dan konveksi
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Spektrum Radiasi
Energy dapat ditransportasikan dalam bentuk gelombang elektromagnit dan gelombang ini bergerak dengan kecepatan sama dengan kecepatan sinar. Benda bisa memancarkan banyak bentuk energy radiasi seperti sinar gama, energy termal, gelombang radio, dsb. Terdapat spektrum yang kontinue dari pada radiasi elektromagnit. Spektrum elektromagnetik ini terbagi menjadi sejumlah range panjang gelombang.
sinar kosmos
sinar gama
radiasi termal
Radiasi elektromagnetik yang dihasilkan hanya karena suhu benda yang memancarkannya disebut radiasi termal. Bagian spektrum elektromagnetik ini adalah penting dalam perpindahan panas radiasi. Gelombang elektromagnit yang mempunyai panjang gelombang antara 3.8 x 10-7 dan 7.6 x 10-7 disebut radiasi yang nampak. Radiasi yang nampak ini berada dalam range radiasi termal.
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Hukum plank.
Bila suatu benda hitam dipanaskan sampai suhu T1, foton dipancarkan dari permukaan yang mempunyai distribusi energy tertentu.
Persamaaan Planck menghubungkan daya emisi monochromatic
pada suhu T ( dalam K) dan panjang gelombang
Dideferensialkan terhdap dan dinolkan:
5000 K
1000 K
Tempat kedudukan fluks maksimum
EB
[m x 106]
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Hukum Stefan - Boltz mann
Total daya emisi radiasi adalah sama dengan total jumlah energy radiasi per unit area yang meninggalkan permukaan dengan suhu T pada seluruh panjang gelombang. Untuk benda hitam, total daya emisi ini bisa diperoleh sebagai berikut,
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Hukum Kirchoff.
Emissivity =
PADA KESETIMBANGAN TERMAL:
ABSORPTIVITY=EMISSIVITY
BUKTI:
G = radiasi ke permukaan benda
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Benda kelabu = permukaan untuk mana sifat-sifat monochromaticnya konstant disemua panjang gelombang.
KONSEP BENDA KELABU
Total absorptivity dan emissivity adalah sama untuk benda kelabu walaupun benda tak berada dalam kesetimbangan termal dengan lingkungan.
untuk suatu permukaan dihitung dengan menentukan emissivity tidak pada suhu permukaan sesungguhnya, tapi pada suhu sumber dari pada permukaan lain yang memancarkan radiasi atau emitter karena ini suhu yang akan dicapai permukaan yang menyerap radiasi bila absorber dan emitter berada dalam kesewtimbangan termal.
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
Bila dua permukaan posisinya sedemikian sehingga, energy radiasi dapat dipertukarkan antara keduanya, maka aliran energy netto akan terjadi dari permukaan yang lebih panas ke permukaan yang lebih dingin. Karena posisi kedua benda ini maka tak semua radiasi yang dipancarkan suatu benda dapat diserap oleh benda yang lain. Oleh karena itu perlu ditentukan View Factor untuk memperhitungkan hal ini.
VIEW FACTOR
View Factor untuk dua bidang datar hitam paralel dengan luas tak hingga.
= fraksi radiasi dari permukaan 1 yang mengenai permukaan 2
=fraksi radiasi dari permukaan 2 yang mengenai permukaan 1
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
View Factor untuk dua bidang datar kelabu paralel dengan luas tak hingga.
VIEW FACTOR
View factor untuk dua bidang datar kelabu dengan luas tak hingga dengan adanya radiation shield.
2
1
Radiation shield
-
Rumusan umum view factor antara dua benda hitam
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
VIEW FACTOR
Intensitas radiasi yaitu laju radiasi yang dipancarkan per unit area yang diproyeksikan dalam arah normal terhadap permukaan dan persatuan solid angle dalam arah tertentu.
Sudut ruang
Intensitas radiasi
dA2
dA2cos2
P
r
d1
2
2
d
dA
IB
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
VIEW FACTOR
Benda hitam memancarkan dengan intensitas sama di semua arah
Emmissive Power EB dapat diperoleh dengan integrasi pada solid angle yang dibatasi dengan bola yang menutupi permukaan.
Rumusan umum view factor antara dua benda hitam
Laju energy radiasi meninggalkan dA, dalam arah yang dinyatakan dengan
Laju radiasi meninggalkan d A1 dan tiba pada dA2 :
Laju radiasi dari dA2 ke dA1 :
dA2
A2
2
1
dA1
A1
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
VIEW FACTOR
Rumusan umum view factor antara dua benda hitam
Bila permukaan A1 hanya dapat melihat permukaan A2:
F1 2 = 1
Bila permukaan A1 melihat sejumlah A2, A3, dan semua permukaan membentuk lingkungan tertutup
Bila A1 tak dapat melihat dirinya sendiri : F1 1 = 0
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
VIEW FACTOR
Tentukan View factor dari suatu bidang ke suatu setengah bola
Penyelesaian:
2
1
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
VIEW FACTOR
Fig. 4.11-7 (Geankoplis)
Fig. 4.11-8 (Geankoplis)
.
A2
VIEW FACTOR ANTARA DUA BIDANG SIRKULAR SEJAJAR
View factor antara dua bidang sejajar.
View factor untuk bidang
x
dA2
1
a
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
View Factor bila permukaan dihubungkan dengan dinding reradiasi :
1
2
-
PERPINDAHAN PANAS RADIASI
View Factor & Benda kelabu
-
NERACA MAKROSKOPIK
(Laju Generasi)+(Laju input)=(Laju output)+(Laju akumulasi)
(Laju Generasi)+(Laju Input)=(Laju Output)
UMUM:
STEADY STATE:
NERACA MASSA MAKROSKOPIKNERACA ENERGY MAKROSKOPIKNERACA MOMENTUM MAKROSKOPIKINPUT
OUTPUT
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA MASSA MAKROSKOPIK
v
n
Control Volume
Control Surface
-
NERACA MAKROSKOPIK
Aliran satu arah steady state:
NERACA MASSA MAKROSKOPIK
Steady State:
Neraca Massa Komponen i:
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MAKROSKOPIK
Type-type energy dalam sistim:
Energy potensial:
Energy Kinetik:
(SI)
(English)
(SI)
(SI)
(English)
(English)
Energy Dalam:
U
Energy Total:
Laju Akumulasi:
q
Ws
-
Kita tinjau laju energy input dan output yang berhubungan dengan massa yang mengalir kedalam dan keluar dari control volume. Massa yang masuk dan keluar dari control volume membawa energy potensial,kinetik, dan energy dalam. Selain itu energy ditransfer bila massa mengalir kedalam atau keluar dari control volume. Suatu kerja netto dilakukan oleh fluida ketika ia mengalir kedalam dan keluar control volume, yaitu:
pressure-volume work per satuan massa fluida
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MAKROSKOPIK
Gabungan antara energy dalam dan suku
ini disebut enthalpy H:
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MAKROSKOPIK
Steady state satu dimensi:
SI
English
= kinetic energy correction factor
= 0.5 untuk aliran laminar
= 1 untuk aliran turbulen.
-
Dalam hal ini neraca energy dinyatakan dalam energy mechanic yang meliputi: kerja, energy kinetic, energy potensial, flow work atau pV work dan friction loss.
Dalam keadaan steady, bila satu satuan massa fluida mengalir dari inlet ke outlet, kerja yang dilakukan fluida dapat dinyatakan dengan:
Hukum Termodinamika I:
Definisi Enthalpy:
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MEKANIK MAKROSKOPIK
Neraca Energy menjadi
Utk fluida incompressible:
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MEKANIK MAKROSKOPIK
Energy loss pada pipa lurus dan fitting
Pipa lurus:
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA ENERGY MEKANIK MAKROSKOPIK
Energy loss in Expansion, Contraction and Orifice
C0=0.61
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA MOMENTUM MAKROSKOPIK
(SI)
(English)
Kearah sumbu x
Kearah sumbu y
Kearah sumbu z
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA MOMENTUM MAKROSKOPIK
Body force:
adalah gaya dengan arah x yang disebabkan oleh gravitasi yang bekerja pada total massa M didalam control volume
adalah gaya dengan arah x yang disebabkan oleh gaya tekan yang bekerja pada permukaan sistim fluida. Bila control surface membatasi fluida, gaya tekan diambil berarah kedalam dan tegak lurus permukaan. Dalam beberapa kasus, sebagian dari control surface ini adalah solid, dan dinding ini masuk didalam control surface, maka ada kontribusi dari tekanan di luar dinding
Pressure force:
Bila fluida mengalir, akan ada gaya gesek dengan arah x yang ditimbulkan pada fluida oleh dinding padat bila control sueface memotong antara fluida dan dinding padat. Dalam beberapa atau banyak kasus, gaya gesek dapat diabaikan dibanding dengan gaya-gaya lain.
Friction Force:
Dalam kasus-kasus dimana control surface memotong melalui suatu solid, ada gaya yang merupakan komponen x dari resultante gaya-gaya yang bekerja pada control volume pada titik-titik ini. Hal ini tejadi,misal nya bila control volume meliputi bagian dari pipa dan fluida yang ada didalamnya. Ini merupakan gaya yang dibangkitkan oleh permukaan solid pada fluida.
Solid Surface Force:
Macam-macam Gaya
-
NERACA MAKROSKOPIK
NERACA MOMENTUM MAKROSKOPIK
NERACA MOMENTUM MAKROSKOPIK SATU ARAH STEADY STATE
= momentum velocity correction factor.
= 0.95 0.99 untuk aliran turbulen
= untuk aliran laminar
ref
r
r
u
=
m
V
=
=
r
u
1
V
m
=
r
r
m
n
=
volumetrik
strain
tekanan
perubahan
)
(
modulus
Bulk
=
b
modulus
bulk
tekanan
perubahan
mula
-
mula
volume
volume
perubahan
=
b
d
p
V
dV
=
-
dV
dp
V
-
=
b
r
1
=
V
0
=
+
dV
Vd
r
r
r
r
d
V
dV
-
=
r
r
b
d
V
dp
V
-
-
=
r
r
b
d
dp
=
(
)
q
s
p
cos
d
F
s
=
r
p
hg
d
F
g
2
4
=
(
)
gd
h
r
q
s
cos
4
=
dy
dv
m
t
-
=
A
F
p
=
bekerja
gaya
dimana
Luas
Gaya
tekanan
=
F
R
F
1
R
1
F
2
R
2
g
RT
PM
dz
dP
-
=
D
-
=
RT
z
gM
P
P
exp
1
2
z
y
x
D
D
D
0
=
D
D
D
+
D
D
-
D
D
D
+
=
=
z
y
x
g
y
x
P
y
x
P
z
z
z
z
z
z
r
0
=
+
D
-
-
=
D
+
=
z
z
z
z
z
z
g
z
P
P
r
z
g
dz
dP
r
=
)
(
1
2
1
2
z
z
g
P
P
z
-
=
-
r
h
g
P
h
g
P
P
atm
r
r
+
=
+
=
2
1
A
B
C
D
z
z
gz
p
p
A
D
r
+
=
gz
p
p
B
C
r
+
=
gz
p
gz
p
B
A
r
r
+
=
+
B
A
p
p
=
+
=
+
=
2
2
3
2
1
2
/
144
1
1
43
.
62
1
)
2
(
68
.
18
ft
in
lbm
lbf
ft
lbm
x
ft
g
g
h
P
P
c
air
r
+
=
+
=
2
3
5
2
1
2
8066
.
9
1000
)
61
.
0
(
10
287
.
1
s
m
m
kgm
x
g
h
P
P
air
r
+
=
+
=
2
2
3
min
1
0
1
/
144
1
1
43
.
62
917
.
0
)
10
(
696
.
14
ft
in
lbm
lbf
ft
lbm
x
ft
g
g
h
P
P
c
yak
r
+
=
+
=
2
3
5
min
1
0
1
8066
.
9
917
)
05
.
3
(
10
0132
.
1
s
m
m
kg
m
x
g
h
P
P
yak
r
atm
ft
lbm
s
lbf
in
ft
R
R
lbmol
ft
in
lbf
ft
x
lbmol
lbm
x
s
ft
RT
z
gM
P
P
965
.
0
.
2
.
32
.
'
144
.
530
]
.
/
.
/
73
.
10
[
1000
/
29
/
2
.
32
exp
1
exp
2
2
2
3
2
2
1
2
=
-
=
D
-
=
z
x
y
h
atm
p
gh
p
+
=
r
gh
p
r
=
gage
atm
abs
p
gh
p
+
=
r
air
m
95
,
50
81
,
9
1000
10
500
3
=
=
=
g
p
h
r
raksa
air
m
75
,
3
81
,
9
10
6
,
13
10
500
3
3
=
=
h
dA
dA
P
dF
=
=
dA
P
F
=
=
=
-
+
=
=
10
0
10
0
2
0
9800000
98000
20
*
*
8
.
9
*
1000
)
(
N
h
dh
h
dh
L
P
gh
P
dA
P
F
H
atm
atm
r
balon
udara
buoy
V
g
F
r
=
)
(
balon
udara
balon
balon
buoy
g
V
W
F
r
r
-
=
-
(
)
hel
udara
M
M
RT
P
g
V
-
=
(
)
(
)
=
-
=
-
4
29
15
.
293
10
2
.
8
1
)
81
.
9
(
3
6
5
2
x
x
p
=
hdA
g
F
r
A
hdA
gA
F
=
r
c
gAh
F
r
=
=
A
hPdA
h
F
c.p.
=
A
dA
gh
h
F
2
c.p.
r
=
A
c
dA
h
Ah
h
2
c.p.
1
100 ft
75 ft
W
h
dh
(
)
(
)
(
)
(
)
MPa
26,0
lbf
10
5,84
ft
lbm
2
,
32
s
lbf
ft
75
3
ft
75
2
ft
75
ft
100
s
ft
2
,
32
ft
lbm
62,3
ft
75
3
2
ft
100
ft
75
1
ft
100
6
2
3
2
2
3
ft
75
0
3
2
=
=
-
=
-
=
-
=
h
h
g
dh
h
h
g
F
r
r
(
)
ft
25
ft
75
3
1
=
=
c
h
(
)
(
)
2
ft
3750
ft
75
ft
100
2
1
=
=
A
MPa
26,0
lbf
10
5,84
ft
lbm
2
,
32
s
lbf
ft
25
ft
3750
s
ft
2
,
32
ft
lbm
62,3
6
2
2
2
3
=
=
=
=
c
gAh
F
r
=
hWdh
g
F
r
(
)
-
=
ft
75
1
100
h
W
dA
P
dF
x
q
sin
=
dA
P
dF
y
q
cos
=
dF
dF
x
dF
y
q
q
y
x
(
)
=
=
A
x
Pd
dA
P
F
x
dari
proyeksi
sin
q
(
)
-
=
-
=
A
y
Pd
dA
P
F
y
dari
proyeksi
cos
q
70
q
20 ft
=
=
hdz
g
W
dA
P
F
r
q
sin
z
h
=
(
)
(
)
kN
520,3
lbf
10
1,17
s
lbm
32,2
s
lbf
2
ft
20
9397
,
0
s
ft
2
,
32
ft
lbm
62,3
ft
10
2
sin
5
2
2
2
3
ft
20
0
2
=
=
=
=
=
=
z
z
z
g
W
F
q
r
(
)
kN
489
lbf
10
1,10
0,9397
lbf
10
1,17
sin
2
sin
sin
5
5
ft
20
0
2
2
=
=
=
=
=
=
=
=
q
q
r
q
F
z
g
W
dA
P
F
z
z
x
kN
9
,
177
lbf
10
,0
4
0,342
lbf
10
1,17
cos
2
cos
sin
cos
4
5
ft
20
0
2
-
=
-
=
-
=
-
=
-
=
-
=
=
=
q
q
q
r
q
F
z
g
W
dA
P
F
z
z
y
P
r
q
h
10 ft
(
)
q
q
r
r
Wrd
dA
r
r
g
gh
P
=
-
=
=
;
cos
(
)
[
]
(
)
kN
41,57
lbf
9345
ft
lbm
2
,
32
s
lbf
ft
5
s
ft
2
,
32
ft
lbm
3
,
62
ft
3
2
2
sin
cos
sin
cos
sin
2
2
2
3
2
0
2
2
1
2
0
=
=
=
=
+
-
=
-
=
=
gr
W
gr
W
rd
r
r
g
W
dA
P
F
x
r
q
q
r
q
q
q
r
q
p
p
(
)
[
]
(
)
kN
32,65
lbf
7340
4
ft
lbm
2
,
32
s
lbf
ft
5
s
ft
2
,
32
ft
lbm
3
,
62
ft
3
2
2
cos
sin
sin
cos
cos
cos
2
2
2
3
2
0
2
1
2
1
2
0
=
=
=
=
=
-
+
-
=
-
-
=
-
=
p
p
r
q
q
q
q
r
q
q
q
r
q
p
p
x
y
F
gr
W
gr
W
rd
r
r
g
W
dA
P
F
2
2
h
W
g
F
x
r
=
H
D
x
D
y
h
P
dasar
P
atas
(
)
y
x
gH
y
x
P
P
F
B
D
D
-
D
D
-
=
r
atas
dasar
(
)
y
x
gH
y
x
h
H
g
y
x
gh
F
B
D
D
-
D
D
-
+
D
D
=
r
r
r
udara
liq
(
)
(
)
udara
udara
liq
liq
gV
gV
F
B
B
r
r
r
r
-
+
-
=
balon
udara
apung
gV
F
r
=
balon
hel
hel
gV
W
r
=
(
)
(
)
(
)
(
)
[
]
(
)
lbf
32,4
N
144,2
m
kg
s
N
g
1000
kg
mol
g
4
mol
g
29
K
15
,
293
K
mol
atm/
m
10
8,2
atm
1
s
m
81
,
9
m
3
6
Beban
2
3
5
-
2
3
hel
udara
hel
udara
balon
hel
apung
=
=
-
=
-
=
-
=
-
=
p
r
r
M
M
RT
P
Vg
g
V
W
F
Kayu
sg
= 0,96
sg
= 0,72
Bensin
Air
g
V
g
V
g
V
bensin
bensin
air
air
kayu
kayu
r
r
r
+
=
bensin
bensin
air
kayu
kayu
sg
sg
V
V
V
+
=
bensin
air
kayu
V
V
V
+
=
(
)
bensin
air
kayu
air
kayu
kayu
sg
sg
V
V
V
V
-
+
=
866
,
0
72
,
0
1
72
,
0
96
,
0
sg
1
sg
sg
bensin
bensin
kayu
kayu
air
=
-
-
=
-
-
=
V
V
B
A
C
D
d
1
d
2
g
z
Fluida dalam
tangki
-
r
T
Fluida
manometer
-
r
m
P
atm
2
atm
gd
P
P
m
C
r
-
=
-
1
gd
P
P
T
B
A
r
-
=
-
1
2
atm
gd
gd
P
P
T
m
A
r
r
-
=
-
D
z
Aliran
1
2
(
)
(
)
4
2
1
o
1
2
b
r
-
-
=
P
P
C
A
Q
d
(
)
z
g
P
P
m
D
-
=
-
r
r
2
1
(
)
(
)
4
o
1
2
b
r
r
r
-
D
-
=
z
g
C
A
Q
m
d
(
)
(
)
(
)
[
]
(
)
(
)
2
4
2
3
2
1
N/m
10
4,040
m
100
7
,
32
m/s
8066
,
9
kg/m
1000
1
6
.
13
=
-
=
D
-
=
-
z
g
P
P
m
r
r
RESISTANCE
FORCE
DRIVING
RATE
=
kA
dx
RESISTANCE
=
T
d
FORCE
DRIVING
-
=
)
/(
A
D
dx
dC
J
A
A
A
-
=
dx
dC
D
A
J
A
A
x
A
-
=
)
/(
kA
dx
dT
q
-
=
dx
dV
A
F
y
xy
m
t
-
=
=
dx
dT
k
A
q
x
-
=
x
x
G
-
=
d
y
x
y
x
A
q
x
A
A
J
xy
t
d
Cp
k
r
a
=
r
m
n
=
x
G
x
CpT
r
x
C
A
x
V
y
r
(
)
1
X
A
y
(
)
2
x
A
y
(
)
(
)
V
A
A
t
V
G
x
x
D
+
-
=
GD
y
y
y
2
1
(
)
G
x
V
A
t
y
y
+
-
=
G
c
x
m
x
x
,
,
y
y
y
+
=
x
m
x
G
-
=
d
y
,
x
c
x
V
G
=
,
y
[
]
(
)
G
c
x
m
x
V
A
t
y
y
y
+
+
-
=
G
,
,
(
)
(
)
G
x
m
x
V
V
A
V
A
t
y
y
+
G
-
-
=
G
,
(
)
(
)
(
)
G
x
m
x
x
V
AV
V
A
V
A
V
t
y
y
+
G
-
-
=
G
+
G
,
(
)
(
)
G
x
x
V
AV
V
x
A
V
A
V
t
y
d
+
G
-
G
=
G
+
G
(
)
G
t
y
y
+
-
=
G
.
(
)
(
)
(
)
G
m
V
V
t
y
y
+
G
-
-
=
G
+
G
.
.
.
(
)
(
)
(
)
G
V
V
t
y
d
+
G
-
G
=
G
+
G
.
.
.
G
x
V
A
t
y
y
+
-
=
G
G
x
V
A
y
y
+
-
=
0
x
G
G
g
x
P
M
r
y
+
-
=
=
x
v
y
xy
x
-
=
=
m
t
y
y
v
r
=
G
y
P
g
V
A
t
v
y
xy
y
-
+
-
=
r
t
r
)
(
y
P
g
V
A
y
xy
-
+
-
=
r
t
)
(
0
y
P
g
x
t
v
y
xy
y
-
+
-
=
r
t
r
)
(
y
P
g
x
y
xy
-
+
-
=
r
t
)
(
0
G
x
x
t
y
y
+
-
=
G
0
=
G
t
y
G
G
xy
x
g
M
r
y
t
y
=
=
=
;
q
sin
g
g
y
=
y
xy
g
dx
d
r
t
+
-
=
0
1
K
x
g
y
xy
+
=
r
t
0
=
xy
t
x
g
y
xy
r
t
=
x
V
y
xy
-
=
m
t
x
g
x
V
y
y
r
m
=
-
2
2
2
K
x
g
V
y
y
+
-
=
m
r
m
d
r
2
2
2
y
g
K
=
(
)
2
2
2
2
2
2
2
x
g
g
x
g
V
y
y
y
y
-
=
+
-
=
d
m
r
m
d
r
m
r
0
,
=
=
y
V
x
d
(
)
=
-
=
=
=
W
y
y
y
y
Wg
dx
x
Wg
dxdz
V
dA
V
0
0
0
3
2
3
2
d
d
m
d
d
m
n
x
k
q
x
T
-
=
A
q
q
x
x
=
'
=
x
q
'
=
x
q
=
A
^
=
k
=
T
dx
d
RESISTACE
FORCE
DRIVING
RESISTACE
CE
DRIVINGFOR
k
x
q
x
=
A
D
DT
-
=
/
T
x
q
x
A
k
T
k
q
-
=
A
x
q
'
T
-
=
A
d
k
dx
q
x
x
x
2
1
2
1
t
t
'
(
)
2
1
1
2
T
-
T
=
A
-
x
x
k
x
q
'
(
)
2
1
T
-
T
=
A
D
x
km
x
q
'
2
*
2
1
T
+
T
+
=
b
a
k
m
mk
W
(
)
1
2
'
1
2
T
-
T
=
A
-
x
x
k
x
q
(
)
=
-
=
1
.
297
7
.
352
254
.
0
048
.
0
T
~
k
0
T
+
=
b
a
k
(
)
t
T
-
T
A
=
w
h
q
tan
'
kons
q
r
=
r
r
d
d
k
q
T
-
=
A
'
rL
=
A
2
T
-
=
d
k
r
dr
L
q
T
T
R
R
r
2
1
2
1
2
'
(
)
2
1
1
2
2
'
T
-
T
=
R
R
Ln
L
k
q
r
p
(
)
(
)
LM
Lm
k
R
R
R
R
k
A
-
T
-
T
=
-
T
-
T
A
=
/
.
.
1
2
2
1
1
2
2
1
A
-
A
=
-
=
A
1
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
A
A
Ln
LR
LR
Ln
LR
LR
LM
5
.
1
/
1
2
N
)
(
perimeter
wetted
terbasahi
keliling
saluran
penampang
luas
radius
Hydraulic
=
(
)
1
2
1
2
2
1
2
1
2
2
D
D
D
D
D
D
Deg
-
=
-
=
34
.
0
3
2
b
w
p
p
a
k
c
G
c
h
m
m
m
m
DG
3
1
Pr
Re
N
N
C
N
m
Nu
=
(
)
2
/
b
w
f
T
+
T
=
T
3
1
Pr
5
.
0
Re,
664
.
0
N
N
N
L
Nu
=
3
1
Pr
8
.
0
Re,
0366
.
0
N
N
N
L
Nu
=
5
Re,
10
3
x
N
L
N
5
Re,
10
3
x
N
L
>
6
.
0
Pr
>
N
3
1
Pr
Re
N
N
C
N
m
Nu
=
3
1
Pr
5
.
0
Re
6
.
0
2
N
N
N
Nu
+
=
000
.
70
1
Re
-
=
N
400
6
.
0
Pr
-
=
N
'
Sp
25
.
1
=
=
D
S
D
S
p
n
5
.
1
=
=
D
S
D
S
p
n
0
.
2
=
=
D
S
D
S
p
n
35
.
0
Re
Re
3
2
3023
.
0
876
.
2
N
N
k
Cp
V
Cp
h
J
f
H
+
=
=
m
r
e
e
f
G
Dp
N
m
'
Re
=
r
'
'
v
G
=
H
J
2
1
32
.
101
p
3
2
32
.
101
p
(
)
4
/
1
Pr
.
Gr
C
k
hH
N
Nu
=
=
m
Nu
k
Cp
g
L
a
k
hL
N
DT
=
=
m
m
b
r
.
2
2
3
(
)
m
Gr
N
N
a
Pr
=
2
80665
.
9
s
m
g
=
T
-
=
d
d
r
r
b
1
(
)
b
b
T
-
T
-
=
r
r
r
f
T
=
1
b
(
)
2
2
1
2
3
,
m
b
r
d
d
T
T
g
N
Gr
-
=
k
h
N
Nu
d
=
(
)
2
1
T
-
T
=
A
h
q
(
)
2000
1
Pr
,
,
r
r
=
-
-
-
00
.
2
'
=
=
AB
D
Dp
kc
N
sh
4069
.
0
Re
4548
.
0
-
=
=
N
J
J
D
H
e
3
/
2
Re
09
.
1
-
=
N
J
D
e
0
.
1
=
+
r
a
0
,
1
=
=
r
a
e
4
T
q
s
A
=
4
2
8
4
2
8
.
/
10
1714
.
0
/
10
676
.
5
R
ft
h
Btu
K
m
W
o
-
-
C
=
C
=
s
4
T
q
es
A
=
1
1
e
a
=
(
)
4
2
12
4
1
1
1
4
2
12
1
4
1
1
1
T
-
T
A
=
T
A
-
A
=
a
e
s
s
a
s
e
T
q
(
)
4
2
4
1
1
T
-
T
A
=
s
e
q
4
2
1
1
,
T
A
t
e
4
2
12
1
T
A
s
a
rad
conv
q
q
q
+
=
(
)
2
1
1
T
-
T
A
=
c
Conv
h
q
(
)
2
1
1
T
-
T
A
=
r
rad
h
q
(
)
(
)
(
)
2
1
4
2
4
1
2
1
4
2
4
1
2
1
4
2
4
1
100
100
1714
.
0
100
100
676
.
5
T
-
T
T
-
T
=
T
-
T
T
-
T
=
T
-
T
T
-
T
=
e
s
e
r
h
(
)
,
10
13
m
-