proses terjadinya hipertensi

2
.Proses Terjadinya Hipertensi :Dari berbagai faktor yang menimbulkan tekanan darah tinggi adalah diawali dengan penyempitan kekakuan pembuluh arteri darah, oleh karena pengendapan lemak peroksida kolesterol dan trigliserida. -Akibat dari penyempitan pembuluh darah menimbulkan peningkatan tekanan pembuluh darah terutama pembuluh darah arteri kecil -Penyempitan pada organ ginjal berakibat aliran darah ke ginjal menurun -Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel nephron ginjal, maka akan memicu produksi enzim rennin Enzim renin berfungsi mengaktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I, selanjutnya angiotensin I oleh converting enzim diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II berfungsi merangsang sekresi hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na dan klorida pada tubulus kontortus distal. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah http://fharmacy.blogspot.com/2009/10/mekanisme-terjadinya-hipertensi.html Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) Renin Angiotensin Aldosteron System atau disebut juga RAAS adalah suatu sistem/mekanisme hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan cairan dalam tubuh. Dalam mekanisme ini ada beberapa hormon yang mempunyai peran penting, diantaranya adalah : 1. Renin : suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila aliran darah turun. 2. Angiotensin : merupakan enzim yang dibagi menjadi; angiotensin 1( enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor ringan tapi dapat bertahan lama dalam darah); angiotensin II (enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor kuat tapi hanya 1-2menit dalam darah karena diinaktivasi angiotensinase) 3. Angiotensinogen : pengubah renin menjadi angiotensin 1 4. angiotensin converting enzim(ACE): enzim pengubah angiotensin 1 menjadi 2 5. Aldosteron : hormon steroid golongan mineralkortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan absorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium oleh sel epitel ginjal terutama sel prinsipal di sel tubulus kolektivus . Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses: 1. Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah di glomerulus. (hipotensi/renal artery stenosis) 2. Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis 3. penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula densa.(penurunan kadar sodium) 3 proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular di ginjal untuk melepaskan enzim renin, kemudian renin ini akan bersirkulasi ke seluruh tubuh yang kemudian akan bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati untuk melepaskan enzim angiotensin I. Angiotensin I akan berubah menjadi Angiotensin II setelah diubah oleh Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh endotelium pembuluh paru. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu : 1. vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang akan meningkatkan tahanan perifer total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri. 2. menurunkan eksresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri juga.

Upload: dwi-febri-handayani

Post on 27-Oct-2015

811 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Proses terjadinya hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Terjadinya Hipertensi

.Proses Terjadinya Hipertensi :Dari berbagai faktor yang menimbulkan tekanan darah tinggi adalah diawali dengan penyempitan kekakuan pembuluh arteri darah, oleh karena pengendapan lemak peroksida kolesterol dan trigliserida.-Akibat dari penyempitan pembuluh darah menimbulkan peningkatan tekanan pembuluh darah terutama pembuluh darah arteri kecil-Penyempitan pada organ ginjal berakibat aliran darah ke ginjal menurun-Apabila terjadi kerusakan pada sel-sel nephron ginjal, maka akan memicu produksi enzim renninEnzim renin berfungsi mengaktifkan angiotensinogen menjadi angiotensin I, selanjutnya angiotensin I oleh converting enzim diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II berfungsi merangsang sekresi hormon aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron berperan meningkatkan reabsorpsi ion Na dan klorida pada tubulus kontortus distal.

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.

Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.

Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darahhttp://fharmacy.blogspot.com/2009/10/mekanisme-terjadinya-hipertensi.html

Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)Renin Angiotensin Aldosteron System atau disebut juga RAAS adalah suatu sistem/mekanisme hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan cairan dalam tubuh.

Dalam mekanisme ini ada beberapa hormon yang mempunyai peran penting, diantaranya adalah :1. Renin : suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila aliran darah turun.2. Angiotensin : merupakan enzim yang dibagi menjadi; angiotensin 1( enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor ringan tapi dapat bertahan lama dalam darah); angiotensin II (enzim yang mempunyai sifat vasokonstriktor kuat tapi hanya 1-2menit dalam darah karena diinaktivasi angiotensinase)3. Angiotensinogen : pengubah renin menjadi angiotensin 14. angiotensin converting enzim(ACE): enzim pengubah angiotensin 1 menjadi 25. Aldosteron : hormon steroid golongan mineralkortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan absorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium oleh sel epitel ginjal terutama sel prinsipal di sel tubulus kolektivus .

Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses:1. Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi penurunan tekanan darah di glomerulus.(hipotensi/renal artery stenosis)2. Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis3. penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula densa.(penurunan kadar sodium)

3 proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular di ginjal untuk melepaskan enzim renin, kemudian renin ini akan bersirkulasi ke seluruh tubuh yang kemudian akan bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati untuk melepaskan enzim angiotensin I. Angiotensin I akan berubah menjadi Angiotensin II setelah diubah oleh Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh endotelium pembuluh paru. Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu :1. vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang akan meningkatkan tahanan perifer total sehingga terjadi peningkatan tekanan arteri.2. menurunkan eksresi garam dan air sehingga meningkatkan volume ekstra sel yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri juga.3. merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang kemudian meningkatkan reabsorpsi garam dan air oleh tubulus ginjal.4. merangsang central nervous system untuk menjadi haus sehingga kelenjar pituitary posterior mengeluarkan hormon vasopresin (ADH) yang akan menstimulasi reabsorpsi air di ductus collectivus dan peningkatan tonus simpatis, meningkatkan cardiac output.

sistem ini juga dapat diaktifkan oleh mekanisme lain yaitu melalui enzim natriuretic peptides (BNP dan ANP) yang dihasilkan oleh jantung. Untuk penjelasan mengenai hal ini dan juga hubungannya RAAS dengan penyakit hipertensi akan dijelaskan dikemudian waktu.

Kelenjar adrenal yang juga dikenal sebagai kelenjar suprarenal adalah kelenjar berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal.

Kelenjar adrenal termasuk dalam kategori kelenjar endokrin.

Disebut kelenjar endokrin karena kelenjar tersebut mengeluarkan hormon langsung ke dalam aliran darah.

Page 2: Proses Terjadinya Hipertensi

Bagian-bagian Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal dibagi menjadi dua bagian yaitu luar dan dalam.

Bagian luar dikenal sebagai korteks adrenal, yang selanjutnya dibagi menjadi tiga zona: zona glomerulosa, lapisan terluar; zona fasciculata, lapisan tengah; dan zona reticularis, lapisan paling dalam.

Sedang bagian dalam kelenjar adrenal disebut sebagai medula adrenal yang dikelilingi oleh korteks.

Darah dipasok ke kelenjar adrenal melalui arteri adrenal.

Kedua bagian adrenal tersebut merupakan pusat produksi beberapa hormon penting.

Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal

Beberapa hormon penting yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal adalah sebagai berikut:

1. Hormon Aldosteron

Hormon aldosteron disekresikan oleh zona glomerulosa (lapisan terluar) dari korteks adrenal.

Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengatur jumlah kalium dan natrium yang dilewatkan ke dalam urin.

Produksi aldosteron dikontrol oleh renin angiotensin system (RAS) atau renin angiotensin aldosterone system (RAAS).

Ini adalah sistem hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Umumnya renin diproduksi oleh ginjal saat tubuh kehilangan banyak garam dan air dari tubuh.

Renin pada gilirannya memicu produksi angiotensin yang pada akhirnya merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon aldosteron.

Penurunan tekanan darah juga merangsang sekresi aldosteron.

Jadi, bersama dengan sistem renin angiotensin, aldosteron membantu ginjal untuk mempertahankan mineral penting seperti sodium dan kalium.