prosiding penelitian lapangan i identifikasi...
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA, 2018
PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN I IDENTIFIKASI KEPARIWISATAAN MELALUI 4A DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
60
Identifikasi kepariwisataan yogyakarta di tempat
oleh-oleh bakpia pathok 25 melalui bauran
pemasaran (7p)
Della Adelia Achmad1), Ni Made Ariani2), Ni Putu Ratna Sari3)
Program Studi Diploma IV, Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana
Abstrak
Yogyakarta adalah daerah tempat tujuan wisata yang paling diminati di Pulau
Jawa. Hal tersebut didukung dengan adanya potensi-potensi wisata yang
dimiliki oleh Yogyakarta. Selain potensi wisata yang sangat mendukung dalam
perkembangan kepariwisataannya, Yogyakarta juga memiliki banyak pusat
oleh-oleh salah satunya yaitu Bakpia Pathok 25. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi bagaimana pengaruh kepariwisataan Yogyakarta
di tempat oleh-oleh Bakpia Pahtok melalui bauran pemasaran atau marketing
mix (7P). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, studi
kepustakaan, Teknik dokumentasi, dan wawancara. observasi serta
wawancara tersebut dilakukan di rumah produksi sekaligus toko dari Bakpia
Pathok 25. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah benar Bakpia
Pathok 25 menggunakan konsep bauran pemasaran (7P) atau tidak. Hasil dari
penelitian yang kami lakukan yaitu hasil pemasaran dari Bakpia Pathok 25
Yogyakarta, sangat dipengaruhi oleh strategi pemasarannya. Salah satunya
yaitu bauran pemasaran (7P), antara lain Product, process, price, promotion,
people, physical evidence, place. Saran dari penelitian ini yaitu menjaga
kualitas produk agar konsumen merasa puas dan lebih mengamati produk-
produk lain sehingga dapat terus bersaing di dalam pasar, serta mendirikan
toko Bakpia Patok 25 disetiap tempat wisata yang terkenal di Yogyakarta.
Kata Kunci : Identifikasi kepariwisataan, Bakpia Pathok 25, Bauran
Pemasaran
Abstract
Yogyakarta is the area where the most sought-after tourist destinations on the
island of Java. It is supported by the existence of potentialities owned by
Yogyakarta. In addition to the potential tourist who strongly support the
development of the tourism Yogyakarta also has many gift centers one i.e.
Bakpia Pathok 25. The purpose of this research is to identify how the influence
of tourism in Yogyakarta in place gift shop did it pahtok through the marketing
61
mix or marketing mix (7P). Data collection techniques used are observation,
study of librarianship, technical documentation, and interviews. Observations
and interviews done in production at the same time the shop from Bakpia
Pathok 25. It is done to find out is it true Bakpia Pathok 25 uses the concept
of the marketing mix (7P) or not. The results of the research we do is the results
of marketing from Bakpia Pathok 25 Yogyakarta strongly influenced
by its marketing strategy. One of them, namely the marketing mix (7P), among
others, Product, Process, Price, Promotion, People, Physical Evidence, and
Place. The advice of this research applies to maintain product quality in order
to costumers feel satisfied and more observe other products so that it can
continue to compete in the market and set up shop in the Bakpia Pathok 25 in
any of the famous tourist attractions in Yogyakarta.
Keyword : Identification of tourism, Bakpia Pathok 25, Marketing mix
PENDAHULUAN
Penelitian lapangan I yang diikuti oleh semester II memiliki
pokok bahasan seputar unsur kepariwisataan yang dikenal dengan
sebutan “4A” yaitu Attraction, Amenity, Accessibility dan Ancilliary.
4A inilah yang menjadi acuan mahasiswa semester II dalam melakukan
penelitian dengan menggunakan metode observasi, wawancara serta
dokumentasi. Penelitian lapangan tahun 2018 ini, berlokasi di Daerah
Istimewa Yogyakarta tepatnya di beberapa destinasi wisata yang ada di
provinsi tersebut. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada 4 April
2018 hingga 8 April 2018. Untuk rundown dari acara tersebut telah
diatur sedemikian rupa oleh Fakultas pariwisata, KK Tour dan Bali
Ambassador Tour.Pada waktu selanjutnya, berbagai jenis lembaga
pendidikan negeri maupun swasta bermunculan di Yogyakarta, sehingga
dapat dikatakan hampir tidak ada cabang ilmu pengetahuan yang tidak
diajarkan di kota ini. Hal ini telah menjadikan Yogyakarta tumbuh
sebagai kota pelajar dan pusat pendidikan terkemuka di Indonesia
maupun Mancanegara. Berbagai macam sarana dan prasarana
62
penunjang pendidikan di Yogyakarta telah tersedia dan sangat
memadai. Sedangkan mobilitas paling populer dikalangan pelajar
dan mahasiswa disamping sarana transportasi umum yang banyak
terdapat di Yogyakarta umumnya mereka menggunakan sepeda atau
sepeda motor. Alat transportasi ini banyak dipergunakan pula oleh para
karyawan, pegawai, pedagang dan masyarakat luas. Pagi hingga
malam hari, sepeda dan sepeda bermotor selalu nampak di sepanjang
jalan yang ada di Yogyakarta, maka disamping Yogyakarta dikenal
sebagai Pusat Pendidikan dan juga Kota Sepeda. Disamping itu Daerah
Istimewa Yogyakarta juga berupaya untuk melengkapi kebutuhan-
kebutuhan akan sarana pendukung kegiatan pendidikan,
diantaranya Perpustakaan yang tersedia dipusat Kota, dan sarana
transportasi juga senantiasa ditingkatkan sebagai tindakan untuk
memberikan dukungan terhadap kegiatan pendidikan Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, kita tahu bahwa unsur-unsur inilah yang
merupakan faktor berkembangnya dunia pariwisata di kota Yogyakarta.
Latar belakang sejarah, pendidikan, maupun budayanya menjadi sorotan
orang- orang dalam maupun luar negri untuk datang berkunjung dan
berwisata. Seiring berjalannya waktu, perkembangan pariwisata di Daerah
Istimewa Yogyakarta semakin maju dan dikenal luas. Fasilitas-fasilitas
yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata di Yogyakarta pun mulai
tersedia secara baik dan lengkap. Akibatnya, wisatawan yang datang
berkunjung (baik lokal maupun mancanegara) semakinbertambah tiap
tahunnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya data statistik
mengenai perkembangan pariwisata Yogyakarta.
63
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Daerah Istimewa Yogyakarta, tentunya berhubungan dengan
destinasi-destinasi wisata yang ada disana. Unsur-unsur
kepariwisataan “4A” juga berpengaruh terhadap banyaknya
wisatawan yang berkunjung. Terlebih lagi dengan banyaknya
jenis wisata yang ditawarkan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ada beberapa kegiatan wisata yang
Destinasi lainnya adalah Malioboro. Malioboro
merupakan bahasa sansekerta yang berarti “Karangan Bunga”,
keberadaan Kota Yogyakarta yang terkenal dengan adat istiadat
dan budaya daerah yang melegenda pada masa itu dikelilingi
oleh masyarakat menuju Keraton Yogyakarta, dengan melewati
Jalan Malioboro sebagai jalan utama dengan membawa bunga.
Hal tersebut dilakukan setiap hari oleh masyarakat sepanjang 2
Grafik 1.1
Perkembangan Wisatawan ke Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 2016
400,00 0
300,00 0
200,00 150,00 0
WISATAWAN
235,89
197,75
254,21
308,48
355,31
4,500,000
3,500,000
3,000,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
2,162,42
WISATAWAN
2,602,07
3,813,72
4,194,26
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
WISATAWAN MANCANEGARA DAN
5,000,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,837,96
2,360,17
3,346,18
4,122,20
4,549,57
64
km Jalan Malioboro dipenuhi dengan karangan bunga oleh
masyarakat yang melewatinya. Untuk penamaan nama
Malioboro sendiri diambil dari nama seorang tokoh, dimana
pada tahun 1811-1816 ada seorang Kolonial Inggris bernama
“Marlborough” tinggal di Keraton Yogyakarta. Masyarakat
Keraton mengenal Malborough baik. Untuk menghormatinya
masyarakat Yogyakartamenamai “Jalan Malioboro”.
Malioboro berada di lokasi yang strategis, berada di pusat
pemerintahan dan perkotaan Yogyakarta. Aksesibilitas
menuju Malioboro mudah, dapat di jangkau dengan berbagai
moda kendaraan seperti stasiun Tugu, bus trans Jogja, taxi dari
Bandara maupun dari akses manapun. Malioboro juga
berdekatan dengan objek objek wisata lainnya yaitu: Keraton
Yogyakarta, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, Gedung
Senisono, Museum Sono Budoyo, Taman Sari, dan lainnya.
Berada di pusat pemerintahan dan perkantoran, gedung DPRD
dan Kompleks Kepatihan memperkuat fungsi pemerintahan.
Malioboro sebagai kawasan perdagangan dan jasa yang
menawarkan berbagai macam atraksi wisatauntuk menarik
wisatawan.
Jalan Malioboro berbentuk sumbu linier yang
memanjang, sepanjang kurang lebih 2 km. Batas Jalan
Malioboro dimulai dari ujung jalan dekat dengan Stasiun
Tugu hingga memasuki kawasan ini sampai dengan ujung
bermuara di Keraton Yogyakarta. Setelah berada di kawasan
Malioboro wisatwan dapat berkeliling dengan berjalan kaki
untuk melihat-lihat aktivitas yang ada di dalamnya. Selain
65
itu juga wisatawan dapat disuguhkan dengan para penarik
becak dan andong yang selalu standby di pinggir-pinggir
jalan. Para bapak bersiap untuk mengantarkan wisatawan
Malioboro melihat-lihat dan bahkan mengantarkan untuk
mencari penginapan yang ada di dekat Malioboro.
Selain Malioboro dan Candi Prambanan sebagai wisata
belanja dan wisata budaya, terdapat juga wisata kuliner,
diantaranya Bakpia pathok. Bakpia merupakan oleh-oleh khas
dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang tidak boleh sampai
terlewatkan jika kita pergi ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
Bakpia itu sendiri berasal dari dialek Hokkian dengan nama
asli Tou Luk Pia yang secara harfiah berarti kue atau roti yang
berisikan daging. Namun, seiring berjalannya waktu isian dari
bakpia pathok diganti dengan kacang hijau. Di Indonesia
sendiri, makanan ini dikenal dengan nama pia atau kue pia.
Pada zaman dahulu, penduduk Jogja yang mayoritasnya
beragama Islam mengubah isian resep Bakpia yang
merupakan daging babi menjadi kacang hijau, dan pada saat
itu mereka belum mengenal istilah merek dagang sehingga
produk- produk Bakpia yang dijual hingga saat ini banyak
yang berlabel “nomor rumah produsen” seperti nomor 25,
nomor 75, dan lain-lain. Itulah alasan mengapa nama-nama
merek dagang Bakpia Pathuk ada yang bernama Bakpia
Pathuk 25, Bakpia Pathuk 75 dan masih banyak lagi. Namun
seiring dengan perkembangannya, jenis isian bakpia
sendiri disesuaikan dengan budaya Indonesia seperti
dengan menggantinya dengan kacang hijau.
66
Bakpia mulai diproduksi di kampung Pathok Yogyakarta,
sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan
secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya
pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga
mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton
disertai label tempelan. Pada tahun 1980 mulai tampil
kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah,
diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang
nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan "kue
oleh-oleh" itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun
1992.
Bakpia pathok 25 merupakan salah satu jenis bakpia
yang paling diminati di Yogyakarta. Selain karena memang
terkenal, bakpia pathok 25 diminati karena memang rasanya
yang lebih enak jika dibandingkan dengan bakpia yang
lain. Hal itu disebabkan oleh pengawasan mutu yang
dilakukan oleh pihak perusahaan. Pengawasan bahan
dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang
sesuai untuk mempertahankan kualitas bahan baku, serta
bahan bakupun dipilih hanya dari bahan yang
berkualitas. Sedangkan, untuk pengawasan pada proses
pengolahan, dilakukan pengontrolan di setiap tahapan
produksi terutama tentang keseragaman bentuk bakpia.
67
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis meliputi
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta,
Ngampilan, Jalan AIP II KS Tubun No. 504. Penelitian dilakukan
di pabrik bakpia pathok 25. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
5 April 2018.
Gambar 1. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta
Sumber: Badan Pusat Statistik D.I. Yogyakarta tahun 2016
Bauran Pemasaran (7p) Bakpia Pathok 25 Yogyakarta
Pemasaran menurut Kotler dan Armstrong adalah proses
dimana perusahaan menciptakan nilai bagi konsumen dan
membangun hubungan yang kuat dengan konsumen untuk
menangkap suatu nilai dari konsumen. Dapat disimpulkan bahwa
pemasaran berhubungan dengan penciptaan keinginan dan
kebutuhan konsumen. Memahami, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada
konsumen adalah inti pemikiran dan praktek pemasaran modern.
Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan
yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran
68
(marketing mix). Bauran pemasaran adalah strategi produk,
promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang
untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan
pasar yang dituju. Namun kini hal tersebut semakin berkembang
tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price. Namun
juga mengenai place, people, process, dan physical evidence.
Analisis Bauran Pemasaran (7P) yang kami lakukan di
perusahaan Bakpia Pathok 25 diperoleh melalui interview dengan
karyawan perusahaan Bakpia Pathok 25. Data primer yang telah
diperoleh tersebut kemudian dianalisa kembali dengan
menggabungkan dengan data sekunder yang diperoleh melalui
sumber referensi terpercaya. Adapun Bauran Pemasaran (7P) yang
kami analisa sebagai berikut :
1. Product (Produk), meliputi analisa jenis produk yang
ditawarkan, varian rasa dari Bakpia Pathok 25, kemasan yang
digunakan untuk menambah nilai estetika.
2. Price (Harga), meliputi analisa harga produk Bakpia Pathok
25 yang diberikan sesuai dengan varian produk yang dipilih
konsumen.
3. Place (Tempat), meliputi analisa lokasi/tempat operasional
perusahaan Bakpia Pathok 25, dimana terdapat rumah produksi
(pabrik) dan outlet- outlet.
4. Promotion (Promosi), meliputi analisa strategi pemasaran dan
promosi yang dilakukan oleh perusahaan Bakpia Pathok 25
untuk menjaga eksistensi dan meningkatkan penjualan produk.
5. People (orang/partisipan), meliputi analisa struktur
organisasi dan
operational jobdesk masing-masing bagian di perusahaan
Bakpia Pathok
25.
69
6. Process (Proses), meliputi analisa proses produksi
atau pembuatan
Bakpia Pathok 25 secara rinci dan disertai dengan gambar.
7. Physical Evidence (Lingkungan Fisik), meliputi analisa
lingkungan dan fasilitas yang ada di Rumah Produksi Bakpia
Pathok 25.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu:
Data kualitatif adalah data yang hanya dapat digambarkan dengan
kata-kata atau uraian tentang objek yang diteliti dan tidak dapat
dihitung atau diukur serta diangankan. Contohnya: Identifikasi
kepariwisataan Yogyakarta yang berkaitan dengan bauran
pemasaran (7P) pada industri oleh-oleh bakpia pathok 25
Yogyakarta. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur atau
dihitung dan berupa angka. Contohnya: Jumlah wisatawan yang
berkunjung ke bakpia pathok 25 sebagai salah satu produk oleh-
oleh khas Yogyakarta.
Sumber data yang digunakan dalam laporan ini juga ada dua
yaitu: Data primer merupakan Data yang langsung diperoleh di
objek penelitian baik dari hasil observasi langsung, seperti keadaan
atau kondisi toko atau pabrik bakpia pathok 25 Yogyakarta. Data
Sekunder merupakan erata yang diperoleh dari pihak-pihak terkait
seperti Badan Pusat Statistik Yogyakarta. Data sekunder dalam
penelitian ini yaitu data kunjungan wisatawan di Yogyakarta dan
pembagian wilayah administrative di Yogyakarta.
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati
secara langsung agar mendapatkan gambaran yang jelas tentang
kondisi atau keadaan daerah atau tempat yang sedang diteliti, yaitu
Pabrik Bakpia Pathok 25 Yogyakarta yang dibantu dengan
pencatatan dan dokumentasi.Studi Kepustakaan, yaitu metode
pengumpulan data dengan cara mencari dan mengambil data dari
70
literatur, buku-buku, brosur, referensi yang relevan dengan
penelitian yang dilakukan. Data yang diambil hanya bersifat
pendukung dan bukan data utama.
Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi perusahaan
Bakpia Pathok 25. Teknik analisa yang kami gunakan adalah dengan
mengidentifikasi bauran pemasaran (7p), yaitu Product, Price,
Promotion, Place, People, Process, Physical Evidence. Analisis
yang kami lakukan dengan mengamati secara langsung di rumah
poduksi Bakpia Pathok 25 dan mencari informasi melalui
wawancara dengan karyawan perusahaan Bakpia Pathok 25.
Selanjutnya, data dan informasi yang diperoleh, dianalisis kembali
dengan teknik deskriptif kualitatif, yaitu teknik yang memaparkan
situasi, keadaan, dan strategi yang digambarkan dengan kata-kata
atau kalimat yang didasarkan atas hasil penelitian yang diperoleh.
Kemudian, data primer yang didapat tersebut digabungkan dengan
data sekunder yang didapat melalui sumber referensi terpercaya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum
Yogyakarta merupakan salah satu destinasi pariwisata
unggulan di Pulau Jawa yang menyuguhkan keunikan budaya,
keindahan alam, wisata kuliner, dan minat khusus lainnya.
Pariwisata Yogyakarta memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi perekonomian masyarakat setempat. Jumlah wisatawan
yang datang ke Yogyakarta dari tahun ke tahun semakin
meningkat, tidak hanya wisatawan lokal, melainkan juga wisatawan
mancanegara. Hal Tersebut dapat dibuktikan dengan adanya data
statistik tahun 2016 dari Dinas Pariwisata Daerah Istimewa
Yogyakarta bahwa terdapat peningkatan dari tahun ke tahun.
71
Peningkatan tersebut mencakup wisatawan mancanegara dan
juga nusantara. Jika ditotal jumlah wisatawan asing maupun
lokal, maka jumlahnya ada 4.549.574 orang. Oleh karena itu,
Yogyakarta adalah tempat yang menarik dan tepat untuk dikunjungi
bukan saja untuk tujuan kesenangan (pleasure), melainkan juga
memberikan pengalaman dan wawasan terkait dunia pariwisata
kepada para mahasiswa.
Penelitian lapangan tahun 2018 yang diselenggarakan di
Yogyakarta melakukan kunjungan ke beberapa destinasi wisata.
Setiap destinasi wisata pasti memiliki daya tarik. Oleh sebab itu,
penulis akan menjelaskan tentang daya tarik pada masing-masing
destinasi wisata yang dikunjungi. Bakpia sebenarnya kue yang berasal
dari cina yang aslinya bernama Tou Luk Pia yang artinya kue yang
berisi daging. Kemudian di produksi di kampung pathuk yogyakarta
sehingga pada akhirnya masyarakat menyebutnya “Bakpia Pathok”.
Bakpia pathok merupakan kue yang terbuat dari adonan tepung
terigu, gula pasir, dan air (sebagai kulit) yang berisi campuran kacang
hijau dan gula pasir yang sudah dihaluskan. Semakin hari, semakin
banyak kreasi yang diciptakan untuk memikat minat pembeli
contohnya jika dulu hanya terdapat rasa kacang hijau saja, sekarang
bakpia pathok sudah tersedia dengan berbagai macam rasa. Pada
tahun pertama bakpia pathok mulai diproduksi (tahun 1948)
pengemasan menggunakan besek tanpa label hingga mengalami
perubahan yaitu dengan menggunakan kertas karton disertai dengan
label tempelan. Pada tahun 1980 bakpia pathok mulai tampil dengan
menggunakan label sesuai dengan nomor rumah serta diikuti dengan
munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer lainnya.
Bakpia pathok 25 merupakan salah satu jenis bakpia yang
paling diminati di Yogyakarta. Selain karena memang terkenal,
bakpia pathok 25 diminati karena memang rasnya yang lebih enak jika
72
dibandingkan dengan bakpia yang lain, hal itu disebabkan oleh
pengawasan mutu yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Pengawasan
bahan dilakukan dengan cara penyimpanan pada kondisi yang sesuai
untuk mempertahankan kualitas bahan baku, serta bahan bakupun
dipilih hanya dari bahan yang berkualitas. Sedangkan, untuk
pengawasan pada proses pengolahan, dilakukan pengontrolan di setiap
tahapan produksi terutama tentang keseragaman bentuk bakpia.
Jika diamati dari segi 4A (Akomodasi, Ancillary, Amenities,
dan Aksesibilitas), Bakpia Pathok 25 kurang dapat diteliti lebih
dalam karena bakpia pathok merupakan tempat oleh-oleh dan
bukan suatu daya tarik wisata yang lebih menonjolkan suatu
atraksi. Akan tetapi, bakpia pathok 25 sebagai suatu destinasi juga
memiliki 4A di dalamnya meskipun tidak lengkap seperti destinasi
wisata lainnya, berikut beberapa penjelasan dari 4A yang penulis
temukan di pabrik sekaligus toko oleh-oleh bakpia pathok 25.
1. Atraksi
Saat mengunjungi bakpia pathok 25 para pengnjung dapat
mencicipi rasa dari bakpia pathok 25. Biasanya, tamu diberikan
tester dengan rasa original karena menurut bakpia pathok 25 produk
yang disukai oleh konsumen yaitu rasa original. Selain dapat
mencicipi, konsumen juga dapat melihat secara langsung proses
pembuatan dari bakpia.
2. Aksesibilitas
Jalan untuk menuju bakpia pathok 25 sangat baik dan juga
lampupenerangannya sangat memadai sangat mendukung daerah
pathuk untuk menjadi pusat oleh-oleh bakpia pathok. Akses menuju
Jalan Pathuk sangat mudah karena untuk menuju kesana dapat
menggunakan becak, ojek online, mobil dan juga bus. Akan tetapi
untuk kendaraan bus harus diparkir di lapangan luas yang jaraknya
sekitar 5 menit dari toko bakpia pathok 25.
73
3. Amenities
Fasilitas yang tersedia di pabrik sekaligus toko dari bakpia
pathok 25 adalah toilet umum dan lahan parkir.
4. Ancillary
Bakpia pathok 25 Yogyakarta tidak memiliki kerjasama
ataupun kelembagaan dengan siapapun karena usaha ini
merupakan usaha rumahan yang dikelola oleh keluarga.
Identifikasi Bauran Pemasaran Yang Diterapkan Oleh Bakpia
Pathok 25 Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah
yang paling berpengaruh di Jawa. Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) merupakan pusat perjuangan pada zaman dahulu, pendidikan,
dan kebudayaan, sehingga daerah ini menjadi daerah yang sangat
diminati oleh wisatawan. Daya tarik yang mampu mendorong minat
wisatawan adalah latar belakang daerah dan kebudayaan yang masih
kental. Tempat dan bukti sejarah dipelihara dengan baik dan juga
kebudayaan Jawa masih dilestarikan. Hal yang dapat membuktikan
bahwa kebudayaan Jawa masih dilestarikan, yaitu dari pakaian
masyarakat, arsitektur bangunan, dan bahasa daerah. Meskipun
demikian, Yogyakarta tidak membatasi diri dari pengaruh
modernisasi. Oleh sebab itu, muncul inovasi-inovasi mengenai
berbagai hal yang sifatnya tradisional kemudian dikemas secara
modern, sehingga menjadi daya tarik baru yang bersifat klasik.
Selain daya tarik tersebut, Yogyakarta juga memiliki berbagai
destinasi menarik seperti Lava Tour Gunung Merapi, Agrowisata
salak pondoh, Pantai Parangtritis, dan Pantai Parangkusumo.
Suatu daerah yang menjadi daerah tujuan wisata pasti
memiliki oleh- oleh khas berupa makanan ataupun barang. Buah
tangan khas dan pariwisata adalah hal yang tidak dapat
dipisahkan, belum lengkap rasanya apabila pulang berwisata
74
tidak membawa apa-apa. Yogyakarta menawarkan berbagai
macam cinderamata dan jajanan/kuliner khas yang susah
didapatkan didaerah lainnya. Oleh-oleh Khas Yogyakarta yang
sangat diminati oleh wisatawan adalah bakpia pathok. Bakpia
pathok merupakan jajanan kering, semi basah, dan basah yang
banyak dijual di pusat oleh-oleh ataupun di Daerah Pathok. Pada
awalnya, bakpia merupakan kue yang berasal dari Cina yang
bernama Tou Luk Pia. Akan tetapi, menurut penjelasan dari tour
guide, pada zaman dahulu bakpia merupakan jajanan yang
diproduksi dan dijual oleh masyarakat pecinan di Yogyakarta. Isi
dari kue bakpia itu sendiri adalah daging babi. Namun, seiring
perkembangan zaman kue bakpia dikembangkan dan diolah
dengan bahan-bahan yang halal serta isian bakpia diganti
dengan kacang hijau. Daerah yang memproduksi bakpia olahan
tersebut adalah Kampung Pathok. Hampir setiap rumah di
kampung tersebut memproduksi bakphia pathok dengan merek
yang mengikuti nomor rumah masing-masing. Salah satu bakpia
yang terkenal adalah Bakpia Pathok 25. Bakpia pathok 25 adalah
salah satu bakpia yang paling diminati oleh wisatawan. Hal
tersebut disebabkan oleh kualitas dan varian rasa yang berbeda
dengan produk bakpia pathok lainnya.
Pada penelitian lapangan ini, penulis akan membahas bakpia
pathok 25 dari segi pemasarannya. Dalam industri barang maupun
jasa, pemasaran adalah hal yang sangat pentig. Pemasaran adalah
suatu proses dan manajerial yang membuat individua atau kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut
penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai
konsumen (Shinta, 2011:2). Salah satu hal yang kami bahas, yaitu
75
dan cara yang modern. Bakpia Pathok 25 Premium menawarkan
varian rasa kacang hijau, keju, coklat, ubi ungu, green tea, durian,
cappuccino, kacang merah, dan kumbu. Bakpia Pathok 99 adalah
bakpia yang bulatannya lebih kecil sehingga dalam satu kotak dapat
berisi lebih banyak bakpia disbanding produk lainnya.
Kemasan yang digunakan oleh Bakpia Pathok 25 pada
awalnya menggunakan besek, namun untuk memberikan kesan
kemasan yang rapi dan menarik, Bakpia Pathok 25 dikemas dengan
menggunakan dus yang berisikan gambar bakpia, merk, dan
barcode. Bakpia Pathok 25 juga menyediakan tas plastic dan
kemasan kardus dengan logo Bakpia Pathok
2. Price (Harga)
Harga yang diberikan untuk Bakpia Pathok 25 adalah rentangan
Rp. 30.000,-hingga Rp.45.000,- berdasarkan pada jenis produk.
Berikut adalah daftar harga Bakpia Pathok 25 :
1. Bakpia Pathok 25 rasa kacang hijau, nanas, keju, coklat, durian,
kumbu diberi harga Rp.30.000,-
2. Bakpia Pathok 25 aneka rasa (10 keju, 5 coklat, 5 nanas) diberi
harga Rp.35.000,-
3. Bakpia Pathok 25 Premium rasa kacang hijau, keju, coklat, ubi
ungu, green tea, durian, cappuccino, kacang merah dan kumbu
diberikan harga Rp.45.000,-
4. Bakpia Pathok 99 diberi harga Rp.30.000,-
76
3. Place (Tempat)
Gambar 2 Suasana Depan Rumah Produksi Bakpia Pathok 25
Sumber : Doc. PL I Bakpia Pathok 25, 2018
Rumah produksi (pabrik) Bakpia Pathok 25 terletak di Jalan AIP
II KS Tubun NG I/504, Yogyakarta, dan memiliki beberapa outlet,
antaralain :
1. Toko Kembang Jaya, Jalan Laksda Adisucipto KM. 9, Yogyakarta
(Jalan kearah kota Solo).
2. Toko Ongko Joyo, Jalan AIP II KS Tubun 65, Yogyakarta (dekat
Malioboro).
3. Toko Pasar Pathok, Kios Pasar Pathok 14-18, Yogyakarta
( dekat Malioboro ).
4. Toko Bandara Jaya, Jalan Laksda Adisucipto, Yogyakarta (depan
airport Adisucipto), (Tempat Produksi Bakpia Pathok 25 Premium).
77
5. Promotion (Promosi)
Untuk meningkatkan pemasukan dari penjualan Produk Bakpia
Pathok 25, perusahaan ini mengambil beberapa upaya untuk
mempromosikan produk jajanan bakpia ini, antara lain :
1. Website, merupakan salah satu media promosi yang paling tepat
digunakan di era globalisasi saat ini. Melalui website, konsumen dapat
melihat gambaran produk, daftar harga, dan informasi lainnya, serta dapat
melakukan pemesanan secara online, sehingga dapat menghemat
tenaga dan waktu. Website resmi yang dimiliki perusahaan Bakpia
Pathok 25 adalah www.bakpia25.com
2. Mulut ke mulut, berdasarkan hasil wawancara dengan
narasumber yang merupakan karyawan perusahaan Bakpia Pathok 25,
dikatakan bahwa promosi terkuat yang digunakan adalah pendapat
konsumen yang disampaikan kepada konsumen lainnya atau masyarakat
luas (mulut ke mulut), sehingga perusahaan Bakpia Pathok 25
mengutamakan kualitas dan cita rasa produk.
3. Bekerja sama dengan perusahaan tour and travel, hotel,
restaurant, sekolah, dan perguruan tinggi dalam mempromosikan produk
Bakpia Pathok 25 secara lebih luas.
4. Menjadi sponsor dalam kegiatan-kegiatan atau event,
membuka stand di pameran, dan pengembangan outlet-outlet Bakpia
Pathok 25.
5. Menjalin kerja sama dengan media cetak dan media elektronik
untuk mempublikasikan perusahaan Bakpia Pathok 25, dan bekerjasama
dengan stasiun televise baik nasional maupun swasta dalam acara
peliputan kuliner, khususnya kuliner khas Yogyakarta.
5. People (Orang/Partisipan)
Perusahaan Bakpia Pathok 25 dirintis oleh Ibu Tan Aris Nio yang
pada awalnya merupakan usaha rumahan yang dibantu oleh satu
pegawai dan 5 anaknya. Salah satu putra beliau adalah Bapak Arlen
78
Sanjaya yang kini memimpin usaha jajanan kuliner Bakpia Pathok 25
ini. Adapun stuktur organisasi yang ada di perusahaan Bakpia Pathok
25 pada saat ini sebagai berikut :
Gambar 3. Struktur Organisasi Perusahaan Bakpia Pathok 25
Sumber : Doc. PL I Bakpia Pathok 25 (2018)
Saat menjalankan tugasnya, setiap bagian memiliki
deskripsi pekerjaan (job description) masing-masing.Bakpia
Pathok 25 memanajemenisasi perusahaan kedalam 4 bagian yaitu
bagiang gudang, produksi, pemasaran, dan administrasi.
1. Pimpinan, memiliki tugas diantaranya adalah menentukan
sasaran dantujuan perusahaan baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Mengawasi seluruh kegiatan
perusahaan, mengelola kegiatan operasional dan bisnis
perusahaan, serta menilai kinerja dari setiap divisi atau
bagian.
2. Kepala Bagian Gudang, bertanggungjawab terhadap
penyediaan bahan baku untuk kelangsungan proses
produksi, menjaga kondisi barang yang ada di dalam
gedung, menjaga dan memantau kuantitas barang yang ada
sehingga sesuai dengan data dan laporan yang dibuat.
3. Kepala Bagian Pemasaran, bertugas membuat kebijakan
mengenai strategi pemasaran yang akan dilakukan
perusahaan. Menerapkan kegiatan promosi yang dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan penjualan, serta menjalin
hubungan yang baik dengan pelanggan.
79
4. Kepala Bagian Administrasi, bertugas mengelola dan
menghitung jumlah gaji karyawan, pemasukan dan
pengeluaran perusahaan, serta membuat anggaran biaya
yang diperlukan oleh perusahaan.
5. Karyawan, Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki sekitar 50-
60 karyawan tetap. Ketika weekend, liburan, ataupun
kondisi lainnya pada saat ramai, perusahaan Bakpia
Pathok 25 akan mencari karyawan harian tambahan
(daily worker) sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
6. Process (Proses)
Produksi Bakpia Pathok 25 dilakukan di Jalan AIP
II KS Tubun NG I/504, Yogyakarta. Proses pembuatan
Bakpia Pathok 25 melalui beberapa proses atau tahapan.
Berikut tahap-tahap dalam pembuatan Bakpia Pathok 25.
1. Menjemur kacang hijau dan melakukan proses
penggilingan.
2. Proses perendaman selama 1 hingga 2 jam, agar kacang
hijau mengembang, kemudian pisahkan kacang dengan
kulit kacang hijau, setelah itu dicuci.
3. Proses pengukusan kacang hijau yang sudah dicuci
bersih menggunakan mesin boiler dengan cara
tradisional yaitu masih dengan kayu bakar selama 1
hingga 2 jam.
4. Proses penghalusan dengan menggunakan penggilingan
agar kacang hijau yang sudah matang dari kukusan lebih
halus dan lembut dari sebelumnya.
5. Setelah halus, campurkan bahan lainnya yaitu garam,
gula, dan minyak dengan menggunakan spiral mixer
yang berkapasitas besar.
6. Pembuatan kulit bakpia, bahan yang digunakan adalah
80
tepung terigu, gula pasir, air, minyak goreng, kemudian
diaduk dalam mixer. Proses ini dinamakan proses
rolling.
7. Proses pemanggangan, menggunakan cara tradisional
dengan bara api dengan waktu kurang lebih 10 menit.
Gambar 4. Proses Pemisahan Kacang dengan Kulit Kacang Hijau
Sumber :www.bakpia25.com
81
Gambar 5. Proses Pengukusan Kacang Hijau yang Sudah Dicuci Bersih
Sumber : www.bakpia25.com
Gambar 6. Proses Penggilingan Adonan
Sumber :www.bakpia25.com
82
Gambar 7. Proses Pemasakan Dalam Mixer
Sumber :www.bakpia25.com
Gambar 8. Proses Pembuatan Kulit
Sumber :www.bakpia25.com
83
Gambar 9. Proses Pemanggangan
Sumber :www.bakpia25.com
Gambar 10. Proses Packing/Pengemasan
Sumber : www.bakpia25.com
84
7. Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
Lingkungan fisik Pusat pembuatan Bakpia Pathok 25
terbilang cukup memadai. selain karena lokasi pusat pembuatan
Bakpia Pathok 25 yang strategis, pengunjung juga merasa nyaman
berada di dalam ruangan tempat penjualan produk Meskipun
ruangan tersebut bersebelahan dengan tempat produksi. Hal itu
dikarenakan ventilasi udara di ruangan tersebut yang cukup baik.
Kerapian dalam penataan produk memberikan kemudahan bagi
konsumen dalam membeli dan memilih produk yang diinginkan.
Demikian pula dengan keberadaan karyawan yang bertugas jaga
mempermudah konsumen untuk mendapatkan informasi baik itu
mengenai harga ataupn informasi lain berkenaan dengan
produk. Meskipun demikian, Pusat pembuatan Bakpia Pathok 25
belum menyediakan Lahan Parkir yang cukup luas. Sehingga untuk
kendaraan besar seperti Bus tidak dapat menjangkau area Parkir
dikarenakan lahan yang kurang luas.
Berdasarkan uraian identifikasi bauran pemasaran di atas, dapat
disimpulkan konsep 7p pada Bakpia Pathok 25 Yogyakarta yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1. Identifikasi Bauran Pemasaran (7p) pada Bakpia
Pathok 25 Yogyakarta
Sumber: Doc. PL I Bakpia Pathok 25, 2018
Berdasarkan tabel identifikasi bauran pemasaran (7P) pada
N
o
Bauran
Pemasaran
(7p)
Keterangan 1
.
Product Baik 2 Price Baik 3 Place Baik 4 Promotio
n
Baik 5 People Baik 6 Process Baik 7 Phisycal
Evidence
Cukup
85
Bakpia Pathok 25 Yogyakarta, aspek 7P pada perusahaan Bakpia
Pathok 25 sudah baik. Physical Evidence (lingkungan fisik) masih
perlu diperhatikan kembali, lahan parkir transportasi besar seperti
bus berjarak sedikit jauh, konsumen yang datang perlu berjalan kaki
terlebih dahulu. Desain interior dan luas pada tempat pembelian
produk masih kurang dari segi kenyamanan dikarenakan kurangnya
fasilitas pendingin ruangan. Sempitnya area menyebabkan
konsumen harus berdesakan apabila sedang ramai kunjungan yang
juga berdampak pada ketidaknyamanan pengunjun
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: Identifikasi Kepariwisataan D.I. Yogyakarta
Berdasarkan hasil yang telah ditemukan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa D.I. Yogyakarta memiliki berbagai macam potensi wisata.
Selain itu, hampir di setiap kota/kabupaten memiliki daya tarik atau
potensi wisata. D.I. Yogyakarta menjadi tempat yang paling diminati
oleh wisatawan karena memiliki keunikan, misalnya potensi budaya
yang dikembangkan oleh daerah tersebut adalah budaya tradisional
jawa. Akan tetapi, budaya tersebut dapat dikemas dan
dikombinasikan dengan modern sehingga terlihat klasik dan menarik.
Hal tersebut terlihat di Kawasan Jalan Malioboro pada malam hari
terlihat beberapa pemain musik tradisional yang membawakan lagu-
lagu jaman sekarang. Selain potensi budaya, D.I. Yogyakarta juga
memiliki potensi-potensi lainnya sehingga sangat tepat untuk menjadi
daerah kunjungan wisata yang paling diminati di Pulau Jawa. Bauran
Pemasaran (7p) di Tempat Oleh-Oleh Bakpia Pathok 25 Yogyakarta.
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa bauran pemasaran dalam strategi pemasaran bakpia
pathok 25 Yogyakarta sangat penting. Hal tersebut sangat
86
mempengaruhi kualitas dari bakpia itu sendiri. Bauran pemasaran (7p)
yaitu Product, Price, Promotion, Place, People, Process, Physical
Evidence harus diperhatikan dan dapat dilakukan oleh Bakpia Pathok
25 agar tidak menurunkan kualitas barang dan tetap dapat bersaing
dengan produk oleh-oleh lainnya.
Saran
Saran yang dapat diberikan untuk membantu dalam strategi
pemasaran Bakpia Pathok 25 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Mendirikan toko Bakpia Pathok 25 di setiap tempat wisata yang
terkenal di Yogyakarta. Melihat dan mengamati produk-produk lain
sehinggabisa terus bersaing di dalam pasar.. Menjaga kualitas produk
agar konsumen tetap merasa puas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Candi Prambanan. Jakarta: Perpustakaan Nasional
Republik
Indonesia
Anonim. 2017. Sejarah dan Lokasi Pantai Parangtritis Bantul
Yogyakarta.
Yogyakarta: -
Anwar, Muhammad Fahrizal. 2017. Analisis Dampak Pengembangan
Wisata Religi Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim dalam
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masyarakat Sekitar (Studi Pada
Kelurahan Gapuro Sukolilo Kabupaten Gresik). Malang: Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Arunika, Kidung. - . Pantai Parangtritis, Pantai Ngehits Dengan Senja
Romantis.
Yogyakarta: -
Dispar. 2016. Statistik Kepariwisataan 2015. Yogyakarta: Dispar
Dispar. 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016.
Yogyakarta: Dispar
87
Dispar. 2017. Statistik Kepariwisataan 2016. Yogyakarta: Dispar
Fatchur. 2015. Nikmatnya salak Pondoh di Turi Sleman. Jakarta: -
Fathiyyatun Nisa’, Ahsanul dan Ragil Haryanto. 2014. Kajian Keberadaan
Wisata Belanja Malioboro Terhadap Pertumbuhan Jasa Akomodasi
di Jalan Sosrowijayan dan Jalan Dagen. Semarang: Universitas
Diponegoro
Martjiono, Ricky dkk. -. Analisa Pengaruh Bauran Pemasaran (7P)
Terhadap Keputusan Pembelian di Rumah Makan Kakkk, Ayam
Geprek!!!. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra
Narottama, Nararya. 2011. Konsep Dasar dan Penerapan 4A di
Dunia Pariwisata.
Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
Noerochmad, RM. Sigid dkk. 2013. Strategi Pemasaran 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan
Pakde. 2010. Sejarah Gunung Merapi Sejak 700 000 tahun yang
Lalu. -: -
Parwito. 2012. Pantai Parangkusumo, Gerbang Istana Nyi Roro
Kidul. Yogyakarta:
Qodratullah,Ghozali. 2014. Gn. Merapi 2.968 mdpl. -: -
Sinaga, Hotdianto. 2010. Bakpia pathok 25 Makanan Khas Jogjakarta.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: UB Press
Wibowo, Dimas Hendika dkk. 2015. Analisis Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing Umkm (Studi Pada Batik Diajeng Solo).
Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya