prosiding seminar pengembangan pot ens i wilayah …

20
, , PROSIDINGSEMINAR "PENGEMBANGAN POTENS I WILAYAH KABUPATENBIAKNUMFOR . Jakarta, 26 - 29 Juli 1995 PUSATPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN OSEANOLOGI ' LEMBAGA ILMUPENGETAHUAN INDONESIA JAKARTA, 1996

Upload: others

Post on 03-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PUSATPENELITIAN DAN PENGEMBANGANOSEANOLOGI'
LEMBAGAILMUPENGETAHUANINDONESIA JAKARTA,1996
PROSIDING SEMINAR PENGEMBANGAN I'OTENIS WllA YAH KABUI'ATEN BIAK NUMFOR P\L~lilbang Oseanologi-LIPI, Jakru1~, 26-29 Juli 1995 Hal. 59-78
PCII)'\mling: Malikusworo Butomo, Bamhang S. Soedihjo dan Milya ROMnty
INVEN1'ARISASI SUMB£RDAY AHA YATI LAUT DI WILA YAH PESISIR KABUPATEN BIAK-NUMFOR
. . Sam Wouthuyzen I),O.K. Sumadhiharga '" Frederik W. Leatemia I)
dan Audrie J. Sih~inenia1) I)Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi-LIPI, Ambon
2)Konsultan MREP untuk Propinsi Maluku dan Irian Jaya
Kata kunci : Sumberdaya hayati laut. hutan bakau. padong lamw1. terumbu karang. ikan lamun. ikG/1karang. makro algae. teripang.
ABSTRAK
Kegiatan survei inventarisasi sumberdaya hayati laut di wilayah pesisir Kabupaten Biak Numfor telah dilakukan oleh Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang Oseanologi-LlPI, Ambon beberapa kali. sejak tahun 1993. Tulisan ini merangkum liasil-hasil dari kegiatan tersebllt dengan tujuan lIntuk memberikan i(]formasi yang dapat digunakan untuk keperluan perencanaan atall pengambilan keputusan Pernerintah Daerah setempat dalam mengembangkan wilayahnya. Sumberdaya hayati laut yang dibahas antara lain meliputi keadaan tiga ekosistem utama, yakni hutan bakau, padang lamun, terumbll karang dan sumberdaya hayati yang ada pada ekosistem'tersebut.
PENDAHULUAN
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat wilayahpesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air
. asin: ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian' laut ya!lg masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. .
Sekitar 70 % penduduk dunia tinggal di sekitar wiIayah pesisir. Banyak pusat pemllkiman berkembang di wilayah ini, terutama di sekitar muara sungai besar. Dengan terus bertambahnya penduduk, wiIayah pesisir menjadi target dari tekanan penduduk. Hal ini menyebabkan usaha pemanfaatan
wilayah ini menjadi beranekaragam, sehingga tak dapat disangkal bahwa berbagai macam benturan kepentingan (conflict of interest), seperti pengembangan lahan untuk kepentingan pemukiman, pertanian, industri dan berbagai sektor lainnya serta masalah-masalah lingkungan sering terjadi dan tidal< dapat dihindari.
Agar akibat negatif tersebllt dapat ditekan menjadi sekecil mungkin, maka dalam memanfaatkan sumberdaya hayati yag ada di wilayah pesisir perlu adanya perencanaan yang baik dan terpadu berlandaskan prinsip-prinsip ekonomi, ekologi dan kelestarian alam. Perencanaan yang baik perlu ditunjang dengan adanya data yang akurat, dimana data tersebut dapat dikumpulkan melailli kegiatan inventarisasi.
Tulisan ini merangkum berbagai hasil kegiatan yang pernah dilakukan oleh Balitbang Sumberdaya Hayati Laut, Puslitbang. Oseanologi-LIPI, Ambon yang berkaitan dengan invenfarisasi sumberdaya di
60
wilayah pesisir Kabupaten Biak Numfor, dengan tujuan memberikan informasi yang dapat digunakan bagi perencanaan pembangunan di <iaerahsetempat.
METODE
Data yang digunakan dalam tulisan ini diperoleh dari berbagai hasil kegiatan inventarisasi di wilayah pesisir Kabupaten Biak Numfor (Gambar n, antara lain: Penelitian Potensi Wisata Bahari Kabupaten Biak, Irian Jaya (\ 992-1993), Penelitian clan Pengambangan Sumberc:hiya Hayati Laut Ekonomi Penting (1992-1993), Proyek Eva1uasi Sumberdaya Lapt Biak (1993-1994), Proyek Marine Resources Evaluation and PlanningIMREP ( 1994-1995).
Komponen bidang kegiatan dan parameter yang ditelitildiukur dan metode serta alat yang digunakan selama penelitian.
Komponen~ Paramter~ M e I 0 d e Alat utamaya", ditelilildiamali dimataildiuk.. digunahn
I. Komponen Biolik . "utan Baka" (Ma.,ove).
Tabel 1.
. Paclaf1l Lamun
(SelW'" bedo)
-Kolobi hebu
ayahn
Pada Tabel I dituangJcan metode yang lazim digunakan dalam penelitian tersebut diatas. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk peta-peta yang memuat informasi mengenai keadaan ekosistem
hutan bakau, padang lanulI1. temmbu karang dan sumberdaya hayati yang ada di dalam ekosistem tersebut. Peta-peta dibuat dengan jalan mendigitasi peta kerja (peta navigasi) dan memasukkan informasi ke dalam peta digitasi (Sistim Informasi Geografi/SIG sangat sederhana). Penyajian dalam bentuk peta dimaksudkan agar pengguna dapat lebih mudah memanfaatkan informasi untuk tujuan perencanaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Inventarisasi sumberdaya hayati laut wilayah pesisir ditekankan pada tiga ekosistim utama, yaitu hutan bakau, padang lamun, temmbu karang clan sumberdaya hayati yang ada di dalam ekosistim (ikan karang, ikan padang lamun. makro algae, moluska, echinodermata). Hasil inventarisasi secara lebih terperinci dijelaskan sebagai berikut :
Hutan Bakau (Mangrove)
II
Pengamatan hutan bakau dilakukan pada 5 lokasi di Biak Timur dan si sekitar Pulau-pulau Padaido (Gambar 2) serta 6 lokasi di Biak Bar~t clan Supiori (Gambar 3). Pada kedua gambar tersebut dapat diketahui informasi mengenai posisi transek, jumlah famili, jenis dan dominasi jenis, kepadatan, basal area, kisaran diameter, nilai penting. kepadatan per ha, ketinggian baik untuk katagori pohon maupun belta, kepadatan semai serta substrat.
Dari kedua gambar terlihat bahwa ada 2 hingga 5 jenis bakau dengan dominasi jenis untuk kategori pohon dan belta di Biak Timur dan P.P. Padaido adalah Bruguiera gymnorrhiza dan Sonneratia alba, sedangJcan di Biak Barat dan Supriori adalah Rhizophora apiculata dan B. gymnorrhiza.
Berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh dari Sorong, Teluk Bintuni, Digul, dimana lebar bakau dapat mencapai 1-2 km (Leatemia dan Wenno, 1995), lebar hutan bakau di Pulau Biak dan sekitarnya sangat sempit. Lebar bakau di Biak Timur dan P.P. Padaido berkisar antara 30-250 01 dengan lebar rata-rata 150 01, sedangJcan di Biak Barat clan Supriori berkisar antara 100-350 01 dengan lebar rata-rata 180 m.
Jika konsep jalur hijau (green belt) hutan bakau adalah 130 x rata~rata tunggangan air pasang purnama (Wartapura, 1990), diterapkan di wilayah . pesisir P. Biak dan pulau-pulau disekitarnya, maka jalur hijau diperkirakan berkisar 260 01.. Dari pengamatan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa
seluruh komunitas bakau di Pulau Siak merupakan jalur hijau, sehingga komunitas bakau harus dipertahankan, dijaga serta tidal< boleh diganggu/dirusak. Perusakan bakau oleh aktivitas manusia di Pulau Biak dan sekitarnya dapat merusak ekosistim lain, seperti padang lamun dan terumbu karang dan ini akan ber<h1mpaknegatif pula terhadap sumberdaya yang ada di ekosistim tersebut.
Padang lamun (Seagrass)
,Parameter yang diamati pada padang lamun antara lain adalah : lebar lamun, rata-rata presentasi penutupan, dominasi jenis dan kepadatan (berat basah)per m 2 (Gambar4 dan 5).
Lebar di keseluruhan lokasi berkisar antara
40-400 m dengan lebar rata-rata, yakni 246 m. Presentasipenutupanrata-rataberkisarantara 5-75% dengan nilai rata-rata 52 %. Jenis lamun yang mendominasi padang lamun di seluruh lokasi pengamatan adalah Tha/a.~.~iahemprihii dengan presentasi kehadiran 61 %, disusul Enha/u.vacoroides dan Ifa/ophi/a pi/lifo/ia masing-masing sekitar 20 %. .'I:vrin}(odiumi.WJetifo/iumsp merupakan jenis yang kodominan dengan presentasi kehadiran 30 %. Kepadatan (berat basah/m2) berkisar antara 619-3142 gram/m2 dengan berat basah rata-rata 1573 gram/m2. Insobabi merupakan lokasi yang memiliki presentasi penutupan dan kepadatan tertinggi.
Terumbu karang (Coral Reef)
, Parameter yang diamati lebih ditekankan pada pola bentuk kehidupan dasar (benthic life form) pada kedalaman 3 dan 10m, meliputi presentasi penutupan karang hidup, karang mati, algae, fauna bentik lainnya dan faktor abiotik serta koleksi jenis dan dbminasi.
Lokasi pengamatan meliputi Siak Sarat dan P.P. Padaido, Biak Timur dan Supriori (Gambar 6, 7 dan 8). Dari seluruh lokasi terkoleksi sebanyak 171 jenis karang yang diwakili oleh 56 marga dan 16 suku. Presentasi penutupan karang berkisar antara 17-87 % pada kedalaman 3 m. Kategori kondisi karang mulai dari buruk (presentasi tutupan karang hidup < 25 %), hingga sangat baik (presentasi tutupan karang hidup > 75 %, Sukarno, 1985). Waidibu dan Yendidori memiliki kondisi yang masuk dalam kategori buruk (rusak), sedangkan Saba tergolong dalam. kondisi sangat baik, sisanya tergolong baik (P. Pasi, Ramdori, P. Rani dan P. Insobabi) dan sedang (P. Pakreki, Segara Indah. Aminoeri). Pada kedalaman 10 m, Yendidori dan
61
Amidori merupakan lokasi yang tergolong buruk. sedangkan sisanya tergolong sedang. Tid.'\k ada satupun lokasi yang masuk dalam kategori baik. apalagi sangat baik.
Kerusakan karang pada umumnya disebabkan penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan, disamping ada pulalokasi yang rusak (Marau) akibat pemangsaan oleh bintang laut pemangsa karang (Acanthoster p/onci). bekas penggunaan born dijumpai hampir di seluruh lokasi (80 %) pengamatan.
Klasifikasi yang digunakan untuk menggolongkan kondisi karang seperti ,yang dijelaskan Sukarno ( 1985) perlu dikaji ulang. karena kisarannya terlau lebar. Banyak karang yang tergolong sedang, namun sesungguhnya mendekati kondisi yang rusak.
Ikan Lanum
Koleksi ikan lamun dilakukan dengan menggunakan jaring pantai (beach seine).' Lokasi pengamatan meliputi Biak Timur dan P.P, Padaido serta Siak Sarat dan Supriori (Gambar 8. 9). Pengamatan mencakup jumlah jenis dan suku yang terkoleksi serta dominasi jenis.
Dari gambar 8 dan 9, terlihat bahwa komposisi jenis ikan di Biak Timur dan P.P. Padaido lebih sedikit dan berbeda dominasinya (39 jenis dan 22 suku dengan jenis dominan dari suku Atherinidae. Apogonidae, Clupeidae dan Labridae) dari pada di Siak Sarat dan Supriori (87 jenis. 42 suku dengan jenis dominan dari suku Coridae. Syngnathidae, Siganidae, Mullidae).
Ikan Karang
Pengamatan ikan karang dilakukan dengan sensus visual mengikuti garis transek yang dibuat oleh tim karang. Dari seluruh lokasi (Gambar II. 12 dan \3) tersensus sebanyak 114 jenis ikan karang yang diwakili oleh 37 suku. Seluruh ikan karang dikelompokkan menjadi 3 grup, yaitu ikan target (ikan konsumsi/famili Caesiod;idae). ikan indikator (famili Chaetodontidae) dan major group (ikan yang dominan pada terumbu karanglfamili Pomacen tridae). Jumlah jenis untuk ketiga grup ikan tersebut di masing-masing lokasi dapat dilihat pada Gambar II. 12dan \3.
Tampak ada hubungan antara jumlah jenis if<an,khsususnya dari grup indikator dengan kondisi karang. Sebagai contoh Lokasi Saba pada pengamatan tahun 1995 memiliki kondisi karang
62
dengan kategori sangat baik (presentasi penutupal1 karang hidup 87 %) serta memiliki pula jumlah ikan indikator tertinggi, yaitu 17 jenis (Gambar 12). dibandingkal1 dengan lokasi lainl1ya. walaupun total jenis ikan karangnya lebih rendah (86 jenis) daripada lokasi lainnya (misal P. Kedi 114 jenis, P. Insunbabi 110jehis). Demikian pula dengan pengamatan tahun 1993(lihat Gambar II).
Makro Algae
Inventarisasi algae yang meneakup algae merah. hijau dan eoklat dilakuakan pada 9 lokasi di Biak Timur dan P. P. Padaido (Gambar 14). Algae merah ditemukan sebanyak 2-12 jenis. algae hijau sebanyak 1-6 jenis dan algae eoklat sebanyak 1-4 jenis. P Wundi. memiliki jenis yang tertinggi serta, jenis yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti (;racil/aria sp.
Teripa'ng
Pada Gambar 15 disajikan hasil inventarisasi teripang di 4 lokasi Biak Barat dan Supiori Selatal1. Tereatat sebanyak 10jenis teripang. dimana beberapa diantaranya memiliki nilai ekonomis penting. seperti I/olothuria [.cohra yang dikenal seb~gai teripang susu/gosok. Auri dan Bimoni merupakan lokasi yang men1ilikijumlah jenis tertinggi.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kabupaten Biak Numfor seeara umum dapat dikatakan memiliki sumberdaya hayati yang eukup potensial, namun pengelolaannya perlu ditangani dengan baik. karena sumberdaya yang ada rentan terhadap gangguan dan pengeksploitasian yang sedikit berlebih.
Kabupaten Bial< Numfor berpotensi di bidang Pariwisata Bahari. Beberapa daerah seperti Pulau-Pulau Padaido dan Pulau-Pulau Supiori selatan dapat dikembangkan untuk budidaya laut yang membantu masyarakat setempat dan dapat pula menunjang kepariwisataan bahari (misalnya penyediaan sea food).
PEMDA harus dapat mengatasi penggunaan bahan peledak dan raeun dalam penangkapan ikan di sekitar ekosistem karang.
DAFTAR PUSTAKA
Capel1berg. H.A.W.. J. Pieasouw. dan J. Lateheru.. 1995. Kondisi sumberdaya hayati laut wilayah pesisir Pualu Biak dan sekitarnya : Inventarisasi ikan-ikan padang lamun. Laporan akhir proyek MREP.
Cox. G.W. 1967. f,ahoratory Manual (?l (ieneral Hcology. M.W.C. Brown Company. Minneapolis. Minnesota. 165 pp.
De Vantier. LM., G.R. Barnes. P.A. Daniel and D.B. Johnson.. 1985. Studies in the assessment of coral reef ecosystem. Assessment protocol A.I.M.S. Townsville.
Hukom. F.. 1993. Potensi Wisata Bahari Kabupaten Biak-Numfor. Laporan triwulan I. Balitbang Sumberdaya Hayati Laut P30-LIPI.
Kuriandewa. T.E. dan C. Matuankotta. 1995. Kondisi padang lamun wilayah pesisir Pulau Biak dan sekitarnya. Laporan akhir proyek MREP. .
Laetemia. S. dan T.A. Wenno., 1995. Kondisi hutan' bakau di pesisir P. Biak dan sekitarnya. Laporan akhir proyek MREP-B Balitbang Sumberdaya Hayati Laut P30-LIPI.
Leatemia. W.F., dan D. Pelasula. 1993. Potensi Wisata Bahari Kabupaten Biak Numfor. Laporan Triwulan I. Balitbang Sumberdaya Hayati Laut P30-LIPI.
Leatemia, W.F.. <.tanR. Alik. 1995. Kondisi terumbu karang di pesisir Pulau Biak dan sekitarnya. Laporan akhir proyek MREP Balitbang Sumberdaya Hayati Laut P30-LIPI.
La Tanda. 1995. Kondisi sumberdaya hayati laut wilayah pesisir Pulau Biak dan sekitarny~ : Inventarisasi ikan-ikan padang lanutn. Laporan akhir proyek MREP.
Peristiwadi, T., 1993. Struktur komunitas lanutn di Bosnik. Laporan triwulan II. 1993-1994.
Pulumahuny. F.S., 1994. Pengamatan hutan bakau di kecamatan Biak Timur. Irian Jaya. Perairan Afaluku dan ...ekitamya.
Papalia. S. dan F. Pattipeilohy., 1993. Komunitas macro algae di Biak Barat dan Pulau-Pulau Padaido. Laporan Triwulan II. BPPSDL P30-LIPI.
Yusron. E. daan Y. Hehuat. 1993. Pengembangan sumberdaya hayati laut ekonomi penting. Laporan Triwulan I, BBPSDL, P30-LIPI
Wartaputra, S. 1990. Kebijaksanaan Pengelolaan Hutan Mangrove Ditinjau dari Sudut Konservasi dalam Soemodihardjo dkk
*
63
Wood., E.J.F., W.E. Odum & IC. Zieman (1969). The Influence of Seagrass on Productivity of Coastal lagoons. In : Memories Symposium Intemasional Costeras (UNAM-UNESCO) Nov. 28-30, 1967. p 495-502.
J(J' , 135".
P. P. B I- 'F~A=~" -K",,,,= "".,~ j.
<?<./'
.,/ ',o'~: ~1'~) ~ ~UDpi
; - -, -', IN DON
~",\) <,' <==":1-:: .-" ~ ("..::. ,~- t~~~
~ ..-,>
.' --_...~ -' .
PuJau & Pesisir <20M I ""','\',' . :';,,''',:.:r'''"3..,,~..
. YI:, A '..::-;CK:'::'.,':.?S l,A'-:; :-:" ,c':',-',,}.
Taman WlSata Aiam Laut <200M :"n,'., ." '"
Coral Reef Ie eop,rioh< ~BCEOM . MI<EPAli I"
Garnbar 1. Lokasi penelifian
11 B I A K (IRIAN JAYA )
-- P.Owi'
I ", ,
Parameter \ Lokasi Posisi
Dominan
Kepadatan (btg/ha) Basal area (m2!ba) Nilai Penting (NP) (%) Kisaran Diameter (Cm) Ketinggim (m)
Kodominan
Belta (Jm.is) Dominan
Kodominan
.Ph Subslrat
" Karang, wtmdumimas_1 £, Padaidori '0, , ~}?
, """,,-r. Yen Karang Kassinampi P. P<U-, P. Br~,,' '- .P. Miosworkbondi
, !P.'~":"'P. ~'g~~illPJ!;:Karang Urbinai
14 4
10-34 2Q:34
11 ~ S. albai
- 147 0.46 139
KArang Berlumpur
136 12' 13" BT "8 "3
S. alba ~
0.32 148
2 Famili
5 4
Karang Berlumpur
Gambar 2. Peta pengamatan hutan bakau di Biak Timur dan P.P. Padaido, Irian Jaya
N
! 4-
Kodom1nan Kevoda1m (btg/ba)
odomiDan -Iatan (btg/ba)
330 4'
r.. 1'01
750
Ii
Sumba
r.4 ri 0"49'"
135 34'(B" 120
27 (IT 123.09
,"'I'I.'''! astr+KmEI
Gambar 3. Peta pengamatan hutan bakau di Biak Bacat clan P. Supiori. Irian Jaya
,..4 R. aPI-
:>omioan Kevoda1m (btg/ba)
..... (m2/ba) II.. (NP) (")
13 33' 40" 135 30' 9.8" 210 110
4 3 4' Oi& 11 1 0.4 0.42
119.1 192.29
I
0- 00
Sumber : Tp 1",1'l<n ,.~._""'"
~t8 Wanrii P. P PADAIDO ..."KarangWuPd~ ~. Padaidori
:~:: ) !iy. '{mo. KanmgKassinampi . :p, BrQaW. -- '.,...,p, Miosworkboodi
.- -- -o'~. ..' \ ' 'i~; (g.,:; ;,f,;;=> , ...~ '. .~ p , - ...,.'" KMang UrblIW
POM~~,\C+m".~, 1~-~
N
Gambar 5. Peta sebaran lamulJ.di Biak 8arat dan P. Supiori, Irian Jaya
Pamnettr \ Lokasi RamOOri(Tr.l) P.!neki(fr.2) Supioo(frJ) Sorend<XIeri(fr.4) P.Rani(fr.5) P.Sowek(fr.6) InsoOObi(fr.?) Fombkro(fr.8)
Panjang(m) 400 400 - ISO 200 100 ISO 210
%Tutupan 52 63 - 35 50 15 75 -
SpesiesDaninan T.hmtpricii E.acaoides T.hmtpricii T.hmtpricii H.pinifolia E acaui Enhalussp 'fbala$iasp K!XkJminan C.'rta C.rotundata C.serulata C.rotundata SyringOOiumsp C.serulata T.b2npricii E.da:oides
- - - Molum - Mdmb MoIU'ig - - - - - - Teripmg Teripmg -
Kepidatan(gramJm 2623 1424.32 1151 920 1019 812 3142 12SO SOO;trat PragmenKarang PasirPutih Pasirhitam PasirKasar PasirPutihHalus Pragmenbnng - Pragmenbrang
- - KerikiI, - BerIumpJr - - -
PARAMETER
Dominasi : Flat Slope
.. - - - - ~ - - .. - -. - - - -;- - - - - - .. - - - '1
Mokmer -
Gambar 6. Prosentase penutupan karang perairan Biak Timur clanP.P. Padaido
BIAK (IRIAN JAY A)
Keadaan Umum :
Posisi Penelitian 7 Lokasi Transek 5 Lokasi Koleksi Bebas 2 Lokasi Karang SecaJa Keseluruhan :
95 Jenis 45 Genera 15 Sul-u
K~tt'nq::an :
KH : K.c.r<.ngHidup KM : K.c.nmgNbti AI.. : AIg;;e OF : O:.her FailllJl A6 : Abic.:ik
Smnber :
37 19 11.29 1.29 19.59
Acropora Acropora
I Deno"hYl1ia
9 5 11 11 10 Sedang I Sedang Baik Buruk
30' ! 360 00' 00" T
-.J 0
I -.56 Marga -. 16 Suku
P. P PADAIDO
L ,I ,I Moo -. --, ,;
teatemia. F & R. AUkI I L 1111 L- '~ I I! ~ ~
,~~~~' L!d
PoOwi~
1995
I Parameter\Lokasi P.Pakreki(I) I P.Pasi(2) i Yendidori(3) Saba(4) Ramdori(5) Aminoeri(6) P.Rani(7) I P.lnrooo.bi(8)
KH 49.9 ~ 20.15 8713 61.84 46.31 57.4 56.64 KM - -i - - 0.12 - - -
AL ~ 32.17 78.211 8.66 30.29 48.97 19.28 32.32 OF 20.81 3.82 1.311 216 1.99 2.991 836' 719, --I- AB 8.071 159 0331 0.68 5.76 1.73 14.96 3.15 Doollnasi: Poc.sp ACTO.pal Poo. spj Kar.Batul Kar.Batu Por.sp Kar.Batu POCosp
Mon.spl - Por.lulj - - - - -
Kondisi : Sedang Baik! Buruk Sgt.Baik Baik SedangI Baikj Baik
Gambar 7. Prosentase penutupan karang perairan Biak:dan sekitamya di kedalaman 3 meter
30 ' 136° 00' 00" T
,j-u.u
I .
I
i
Somber:
Il i
l K-.n Umum,~. H'§ ~'~ I I KH -Karang Hidup ,>. i KM - Karang Mati
I ~
I
I All - Abiotik !
I I ; Por, Lut -P~tes lu~ .
J=" "" ",u"""u",u!'
'- '-. I: Poci.sp -Pocilloporasp
..'; ~. ='" " ~~~. "::~~/ 1:,"~:>Karang UrbmaiP. Mio~ki'~ . I~ . : ;... . " -"""P.RI1Ill~ki~ .~ ." ..,--
P.Pnrbasbeba~'0.:...>P.~ga~. 'P. P PADAIDO
;-. " -' Tg. Imbieri
1995
Gambar 8. Prosentase penutupan karang perairan Biak dan sekitamya dj kedalaman 10 meter
j.....
Parameter\ Lokasi P. Pakreki (1) P. Pasi (2) Yendidori (3) Saba (4) Ramdori (5) I Amiooeri(6) P.Rani (7) P. Insobabi (8)
KH 44.4 32.43 10.73 49.63 35.08, 19.71 41.15 34.13 ...
KM - - I
- - - - - - AL 30.34 57.58 84.43 43.12 18.9 78.19 17.92 5654 OF 1423 85 0.76 43.31 1.89 2.03 3.15 8.3-' AB 11.3 1.49 4.08 2.63 44.13, 0.07 37.78 0,72
Dominasi: Por.sp P<:r.Lut Poci.sp Kar.Batu Kar.Batu P<:r.sp Acro.sp Kar.Batu
MOD.sp P. cylin Por.sp - - - - - Kondisi: Sedang Sedang Buruk Sedang Sedan. Buruk Sedang Sedang"
Tg. Warari : P. P PADAIDO , . - KarangWu~d~§ P...Padaidori
-/./\Sf.4 St.l@ I /"'P. y.eri--: KarangKassinampi -- \ rp P . .'.'
,'(st.-i\ \St.5P. Auki . ." . . !.. ";~~.-.l>. Miosworkbondi \ . -. '- - (~'- .~c;.',
P. Owi'~\SI.6C." 'Po"tid ( ~. Pas~::,'.i~Kanu1g Urbinai "P. MiOS"'rki4 '"" >' ,St.Z \, \ ~~. Runi P. Purbasbeba ---::: P. Mio~manggawandi
N
........ N
Atherinidae Apogonidae Qupeidae Labridae
-.
'. -- ',--,
Individu 23 61 21 56 39 97 140
Jetm 1 13 7 10 5 6 9
(II) 2.64 1.58 1.61 1.32 0.47 0.94 O.77i
(q 0.001 0.Q2 0.003 O.IXW 0.003 0.01 O.I
(e) 0.84. 0.62 0.83 0:73 019 0.52 0.351
Gambar 9. Peta sebaran komposisi jenis clan stroktur komunitas ikan lamun di Biak Timur clan P.P. Padaido, Irian Jaya -
3 '
1rl
42 Suku 1995
.-
ll. arm : .../K.aran&w$imnimas Padaido.
,/,.., ' ~:) 1 :'..~' "fe:, KarangKassinampi . '. ~ .,>-~ P. Auki P. Pat, ~P. ':,. .~:-;..,.i>.~kbondi. '_.- = -.' ...,., .'a'
Tr.3t 1...4 P. Owi' l:", . ip. ~~ :,~~'7~'.~~:/KarangUrbinai
QP.Mi~( (-. .I~r\ ;~~,Rnni P. ~beba ',"::..:.'P. ~gga~,
1°00' OO"S -r.b
SELAT SORENARWA
Gambar 10. Peta sebaran ikan padang lamun di perairan Biak clansekitarnya
JIoN
N
---,/ {St.4 St. 1 --: i l Yen"') Karang Kassinampi
St.SP. Auki ~L'i\ ip. BrQ. . (...~::- ,'P. Miosworkbondi . '. L,-. "', : '..~.: ,~j\ , . .
: .~ ~: . f..~P Pasi - "~"'/ Karang Urbmat .~::' ...:: ~te--j'P' i I~:~ld"\:" .~ :,'" ;f:;:\,--'
P. Miosworki ~:f .1, j,St.2 \, \ \~ -p R . ~ i~ii1 ' -; : ; '. "~--' UIll
P. Purbasbeba "'~":--':'~)P. Mio~manggawand.l: '.. '-
Gambar 11. Peta sebaran komposisijenis dan struktur komunitas ikan karangdi Biak Timur dan P.P. Padaido
IParameter\ Lokasi WuOOi(1) . Pakreki(2) Farai(3) Waidibu(4) Saba{5) Marau(6) Sagara(7) JumlahS 1657 2191 1269 2836 3574 1196 4475 Jenis 49 107 58 98 93 53 91! Suku 19 32 24 30 29 23 29
IlkanIndibtor 6 16 7 14 14 13 6
IIkanTarget 1'5 27 18 27 28 33 181
IkanMaytr 28 64 33 57 51 7 73
m'n 10 00 '
- Tg. hnbiai &1.1 -"-~ r-- St.3
P'~'-"Tg'lJ<¥nbarii Tg.l'rzisbari . I : ,;,;~.
LaTanda. Sensusvisualikan~ Metoda Une TrabSek Panlalli TrabSek 5() m
Lebar daerah trclDsek 10 m Kedalaman transek 3 m dan 10m
1995
SELAT
. .-. .. --
Gambar 12.Peta sebaran ikan karang di perairan P. Biak dan sekitamya -.)V\
P. Pabdi (Sll) P. (SLl) Razmi (StJ) Sam (Sl4) TI. Sme (SL5) AmIwIri.I(St6) AIIIIOOIriII (Sl1) TI- P. Ketti(Sll) P.Rm(St9) P. ImonJ:ibi(SllO) II 20 23 23 19 22 16 23 Ii 22 71 54 &0 16 65 13 51 114 94 110
7 7 6 I 9 I 7 10 I & 20 20 15 19 19 23 23 34 19 r7
14 13 13 17 12 10 12 17 16 19
10 12 15 14 9 13 I 12 9 13 37 51 52 50 34 50 D 63 57 54
.....0..
31 suku Indikator 27 jenis
Target 44 jenis- ---
!
Gambar 13. Ikan karang sebagai komoditi ikan bias di lokasi wisataperairan Supiori. Biak. Irian Jaya
ParameterLokasi Moridorist.4 Sauwanmorst5 Simonist.6
Jerus 60 81 74
Dominasi Caesiospp Chromissp Caesioteres
Kedalaman(m) - - 3 3 3
00 " S ..
Gambar 14. Distribusi makro algae laut di perairan Biak Timur dan P.P. Padaido -.I-.I
iPnDda\um P.Woodi(St.!) P. Owi (St2) P.\kq)(St3) Mmu(St.4) Orwcr(StS) BaIIik(St.6) Sabah(St7) Wadihu(St8) DiaIIS(St9) Jam 20 8 7 5 13 11 3 7 6 AIpeMtnh 12 5 5 2 7 6 2 5 5
AlpcHijau 6 I 2 2 2 2 1 1 1 CokIat 2 2 - 1 .. 3 - 1
Gr3ciIaria lhIimedasp Aca0thqM3!W H31imala. <b:ibria I!IP Gna1aria GaImID I!IP -
Cbalariaspp
IIabIamm (m) 0.6-1.0 03. 1.5 05-11 0.4-11 05-1.8 0.7-1.6 0.2-0.9 0.6-0.71 05-1.2
-Tg:1mbicri --1'.~
Holothuria sp Actinopyga mauritian Bohadshia vitiensis
Bohadshia graeffei Thelenota ananas Thelenota anax
Auri (1) Rani Barat (2) Insumbabi (3). + +
+ +
++
+ +
+ +
++
+
+
+
+
".
:."'..' ! " "';..'-..'!!'"'