prosiding - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf ·...

15

Upload: dinhhanh

Post on 02-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN
Page 2: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

i

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA

AGAMA SEBAGAI PENGUAT KARAKTER

PESERTA DIDIK UNTUK MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

10 JUNI 2016

Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar 2016

Page 3: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

ii

Prosiding Seminar Nasional:

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA SEBAGAI PENGUAT

KARAKTER PESERTA DIDIK UNTUK MENGHADAPI MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN

Penulis : Pembicara pada Seminar Nasional Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Penanggungjawab : Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M. Si.

Editor : I Made Dian Saputra, S.S., M.Si. Putu Santi Oktarina, S.Pd., M.Pd.

Gambar : sman5tanralili.sch.id

Penerbit : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar Ratna Tatasan, no. 51

Denpasar, Bali, Indonesia – 80237 Phone: +62361 226656

Fax: +62361 226656

E-mail: [email protected]

Dicetak Juni 2016

ISBN: 978-602-74659-3-0

Page 4: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

iii

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang

Widhi Wasa, karena berkat asung wara nugrahaNya prosiding seminar nasional dengan

tema “Pembelajaran Bahasa dan Sastra Agama Sebagai Penguat Karakter Peserta Didik

untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN” dapat diselesaikan sesuai dengan

waktu yang telah ditetapkan.

Dewasa ini arus perkembangan teknologi dan kemajuan zaman begitu cepat yang

mengakibatkan kehidupan masyarakat semakin kompetitif meningkat dan kompleks.

Pembangunan intelektual harus diimbangi dengan pembangunan di bidang moral dan

spiritual di mana keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai wadah untuk

mengembangkan hal tersebut. Kemajuan IPTEKS dapat berimplikasi pada karakter dan

moral yang merupakan suatu hal yang bersifat fundamental dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, serta dapat pula menjadi tantangan dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN. Apalagi dengan munculnya persoalan-persoalan yang cenderung

mengarah ke hal-hal negatif yang muncul akhir-akhir ini merupakan akumulasi dari

kegagalan pendidikan dalam membentuk karakter dan moral. Sebagai Dekan Fakultas

Dharma Acarya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar, saya menyambut baik

pelaksanaan Seminar Nasional itu. Hal ini sebagai bentuk pendidikan alternatif untuk

menguatkan karakter peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi

ASEAN.

Dalam kesempatan ini pula, kami memberikan apresiasi kepada panitia dan para

pemakalah yang telah menyumbangkan pemikiran-pemikirannya. Terlepas dari segala

kekurangannya, besar harapan kami agar makalah-makalah yang tersaji dalam prosiding

ini dapat menjadi sumbangan bagi pembaca, akademisi, dan pendidik, untuk

meningkatkan peradaban bangsa ke depannya.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, 7 Juni 2016

Dekan Fakultas Dharma Acarya

IHDN Denpasar

Dr. Drs. I Nyoman Linggih, M.Si.

NIP. 19561231 197903 1 037

Page 5: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH DAN AGAMA HINDU BERBASIS

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PENGUAT KARAKTER PESERTA DIDIK MENGHADAPI MEA

I Nyoman Suarka ~ 1

OPTIMALISASI PERAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEBAGAI

WAHANA PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Budhi Setiawan ~ 8

DINAMIKA KEBAHASAAN DALAM KEANEKAAN BUDAYA: PERSPEKTIF LINGUISTIK

KEBUDAYAAN

I Nengah Duija ~ 16

KONTAK SOSIAL PEDAGOGIK-EDUKATIF DALAM RANGKA PENGUATAN KARAKTER

PESERTA DIDIK DI ERA GLOBALISASI MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Ni Nengah Selasih ~ 24

PERLUNYA PENGAJARAN BAHASA BALI DI ERA GLOBAL YANG DIDUKUNG OLEH

SUMBER DAYA MANUSIA BERKERAKTER DALAM MEMPERKUAT BUDAYA LOKAL

I Ketut Tanu ~ 32

STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI INSTITUT HINDU DHARMA

NEGERI DENPASAR

Kadek Aria Prima Dewi Pf ~ 40

PEMBACAAN ŚLOKA DALAM MENGUATKAN KARAKTER DAN MORALITAS UMAT HINDU

I Made Surada ~ 47

HABITUS PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA DALAM DUNIA INFORMASI DAN

PENDIDIKAN FINANSIAL UNTUK MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

I Made Adi Surya Pradnya ~ 58

PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA HINDU MELALUI

PEMAHAMAN TAKSONOMI TRI KAYA PARISUDHA

I Putu Gede Parmajaya ~ 66

PRAKSIS TEORI SOSIAL KOGNITIF DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL

PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA

I Ketut Sudarsana ~ 82

Page 6: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

v

STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER DISEKOLAH MENENGAH

I Made Sujana ~ 88

PENANAMAN KARAKTER BERBASIS HINDU DENGAN METODE STORY TELLING DALAM

MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra ~ 97

PEMBELAJARAN SOR SINGGIH BASA BALI SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN BUDAYA BALI

I Wayan Lali Yogantara ~ 105

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM CERPEN MATEGUL TAN PATALI

Ni Wayan Arini ~ 117

MENJADIKAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA SEBAGAI SIMBUL IDENTITAS

Putu Subawa ~ 125

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA AGAMA SEBAGAI COMMON HERITAGE DALAM

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

I Putu Suweka Oka Sugiharta ~ 132

MENUMBUHKEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SATUA PAN ANGKLUNG

GADANG

I Made Arsa Wiguna ~ 142

INTERNALISASI AJARAN ETIKA AGAMA HINDU UNTUK MEMPERKOKOH KARAKTER

PESERTA DIDIK

I Ketut Madja ~ 151

MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI

I Made Wiguna Yasa ~ 162

MENGEFEKTIFKAN JALUR PENDIDIKAN KEAGAMAAN HINDU NON FORMAL MELALUI TATANAN

DESA PAKRAMAN DALAM MEWUJUDKAN GENERASI YANG KOMPETITIF

I Made Arya ~ 173

PERTAMA DALAM SEJARAH, PEMBELAJARAN BAHASA BALI MENUJU E-LEARNING

I Nyoman Suka Ardiyasa ~ 178

PEREMPUAN BALI DALAM NOVEL SASTRA BALI MODERN

I Made Dian Saputra ~ 184

MENJAGA EKSISTENSI KARYA SASTRA DALAM BUDAYA BELAJAR

Putu Sanjaya ~ 195

BAHASA DAN SASTRA SERTA HUBUNGANNYA DENGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

(MEA)

I Gde Agus Darma Putra ~ 200

Page 7: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

vi

KARYA SASTRA SEBAGAI MEDIA PENANAMAN KARAKTER PADA ANAK

Gusti Nyoman Mastini ~ 206

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SATUA I UBUH UNTUK MEMPERKUAT ANAK DIDIK

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASIA

I Wayan Artayasa ~ 213

PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA AGAMA

I Wayan Mudana ~ 220

TRADISI MASATUA SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER

Anak Agung Putra Arsana ~ 224

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SOR SINGGIH BASA BALI

Ni Made Suyeni ~ 228

SEKILAS EUFEMISME DALAM BAHASA BALI

I Wayan Sugita ~ 236

IMPLEMENTASI NILAI KEARIFAN LOKAL BALI DALAM MENDIDIK KARAKTER ANAK USIA

DINI DENGAN MASATUA

Ida Bagus Made Wisnu Parta ~ 241

WACANA “KASEPEKANG” DALAM FIKSI SASTRAWAN BALI

I Made Wiradnyana ~ 255

PENGENALAN KONSEP TRI KAYA PARISUDHA DALAM SATUA BALI

Putu Santi Oktarina ~ 265

PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI GENDING RARE

I Putu Andre Suhardiana ~ 276

BAHASA BALI DAN PROSPEKNYA KE DEPAN

Ni Wayan Budiasih ~ 288

NILAI-NILAI SASTRA TRADISIONAL KAITANNYA DENGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

Ni Wayan Murniti ~ 297

SEPUTAR ISU KETERGESERAN DAN KETERANCAMAN BAHASA BALI: SEBUAH KAJIAN

TENTANG KEBERTAHANAN PENGGUNAAN BAHASA BALI DAN MINAT BELAJAR BAHASA

BALI DI PERGURUAN TINGGI

I Made Iwan Indrawan Jendra ~ 308

REVITALISASI BUDAYA “MESATUA” MELALUI PENDIDIKAN INFORMAL SEBAGAI UPAYA

UNTUK MENANAMKAN KARAKTER ANAK

Ni Nyoman Mariani ~ 316

Page 8: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

vii

PENDIDIKAN KARAKTER DAN CINTA LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA

LOKAL SEBAGAI PENGUATAN IDENTITAS NASIONAL

Marsono ~ 322

Page 9: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 82

PRAKSIS TEORI SOSIAL KOGNITIF DALAM MENGEMBANGKAN

KARAKTER PEDULI SOSIAL PADA MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA AGAMA

Oleh : I Ketut Sudarsana11

ABSTRACT

Social cognitive theory is used to identify, predict behavior and identifying the

appropriate methods to alter behavior. This theory explains an interaction among

knowledge, personal experience, and personal characteristic in a learning process. This

interaction will provide social care character development impacting on students of

Religious Language and Literature Education Department, which is very important to do

with society. Thus as social beings, students need to develop social care characteristics,

ranging from learning activities in the classroom and outside the classroom. All students

can foster social care code every day through variety ways, such as through school

activities that involve student participation.

Keywords: Cognitive Social Theory and Social-Care Character

ABSTRAK

Teori sosial kognitif digunakan untuk mengenal, memprediksi perilaku dan

mengidentifikasi metode-metode yang tepat untuk mengubah perilaku. Teori ini

menjelaskan bahwa dalam belajar, pengetahuan (knowledge), pengalaman pribadi

(personal experience), dan karakteristik individu (personal characteristic) saling

berinteraksi. Interaksi ini akan memberikan dampak perkembangan karakter peduli sosial

pada mahasiswa jurusan pendidikan bahasa dan sastra agama, yang menjadi sangat

penting kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Sehingga sebagai makhluk sosial,

mahasiswa perlu mengembangkan karakter peduli sosial, mulai dari kegiatan

pembelajaran di kelas maupun luar kelas. Semua mahasiswa bisa menumbuhkan karakter

peduli sosial setiap harinya melalui berbagai cara, salah satunya melalui kegiatan-

kegiatan sekolah yang melibatkan partisipasi mahasiswa.

Kata Kunci : Teori Sosial Kognitif dan Karakter Peduli Sosial

I. PENDAHULUAN

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2004, secara administratif Fakultas

Dharma Acarya lahir dengan dua jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama dengan

Program Studi Pendidikan Agama Hindu dan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Agama dengan Program Studi Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali. Khusus

keberadaan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama tidak hanya untuk memenuhi

tenaga pendidik Bahasa Bali, tetapi juga para penyuluh dan penutur Bahasa Bali yang

dalam kehidupannya akan berbaur dengan masyarakat.

11 Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H. Dosen Pascasarjana IHDN Denpasar

Page 10: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 83

Tantangan mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama setelah

selesai menempuh pendidikan terletak pada kondisi keberagaman latar belakang budaya

masyarakat Bali saat ini, yang menjadikannya sebagai masyarakat multikultural.

Pengaruh globalisasi dan masyarakat multikultural tersebut mempengaruhi kesadaran,

sikap dan tindakan sebagian masyarakat Bali terhadap bahasa Bali sebagai salah satu

identitas budayanya. Hal ini sangat tampak dalam fenomena kurangnya penggunaan

bahasa Bali dalam komunikasi masyarakat Bali. Hal ini tampak dalam lingkup pergaulan

masyarakat multikultural di Bali baik di lingkungan kerja maupun keluarga, dominan

menggunakan bahasa Indonesia, bahkan terkadang menggunakan bahasa campuran

antara bahasa Indonesia dengan bahasa Bali, bahasa Indonesia dengan bahasa asing

daripada menggunakan bahasa Bali yang utuh.

Keanekaragaman dalam praktek-praktek sosial tersebut menghasilkan substansial

perbedaan individu dalam kemampuan Bahasa Bali yang dikembangkan. Dalam model

teori kognitif sosial terdapat sebab-akibat yang melibatkan timbal balik determinisme.

Dalam model sebab-akibat/timbal balik, perilaku, kognisi dan lainnya faktor pribadi,

serta pengaruh lingkungan semua beroperasi sebagai penentu yang berinteraksi

mempengaruhi satu sama lain dua arah. Sebab akibat/timbal balik tidak berarti bahwa

berbagai sumber pengaruh yang sama kuat. Butuh waktu untuk faktor kausal untuk

mengerahkannya mempengaruhi dan mengaktifkan pengaruh timbal balik.

Bagi bandura, walaupun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan

meramalkan perubahan tingkah laku, prinsip itu harus memperthatikan dua fenomena

penting yang diabaikan atau ditolak oleh paradigma behaviorisme. Kognitif sosial adalah

perilaku dibentuk melalui konteks sosial. Perilaku dapat dipelajari baik, sebagai hasil

reinformecement maupun reiforcement. Pertama, Bandura berpendapat bahwa manusia

dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri, sehingga mereka bukan semata –

mata bidak yang menjadi objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki

sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Kedua,

Bandura menyatakan, banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi dengan

orang lain. Dampaknya, teori kepribadian yang memadai harus memperhitungkan

konteks sosial di mana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara.

II. PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori Kognitif Sosial.

Teori kognitif sosial menurut Bandura menyoroti pertemuan yang kebetulan

(chance encounters) dan kejadian tak terduga (fortuitous events) meskipun pertemuan

dan peristiwa tersebut tidak serta merta mengubah jalan hidup manusia. Cara manusia

bereaksi terhadap pertemuan atau kejadian itulah yang biasanya berperan lebih kuat

dibanding peristiwa itu sendiri. Teori kognitif sosial membuat beberapa asumsi tentang

pembelajaran dan kinerja perilaku. Asumsinya mengatasi interaksi timbal balik antara

orang-orang, perilaku, dan lingkungan, perbedaan antara enactive dan perwakilan belajar

(yaitu, belajar cara terjadi), dan perbedaan antara pembelajaran dan kinerja (Zimmerman

& Schunk, 2003). Bandura (1982a, 1986, 2001) membahas perilaku manusia dalam

kerangka tiga rangkaian (triadic) timbal balik, atau interaksi timbal balik antara perilaku,

variabel lingkungan, dan faktor pribadi.

Page 11: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 84

Hal tersebut sebagai penentu berinteraksi yang diilustrasikan menggunakan

konstruk penting dalam teori Bandura (1982b, 1997): dirasakan efektivitas diri, atau

keyakinan tentang kemampuan seseorang dalam mengatur dan mengimplementasikan

tindakan diperlukan untuk belajar atau melakukan perilaku pada tingkat yang ditunjuk.

Sehubungan dengan interaksi self-efficacy (faktor pribadi) dan perilaku, penelitian

menunjukkan bahwa self-efficacy keyakinan mempengaruhi seperti pencapaian perilaku

sebagai pilihan tugas. ketekunan. upaya pengeluaran, dan akuisisi keterampilan (Schunk.

1991 2lrl1: Schunk & Pajares, 2002).

Individu dalam lingkungan sosialnya dapat bereaksi terhadap mahasiswa

berdasarkan atribut, biasanya terkait dengan mahasiswa yang cacat dalam belajar

(misalnya, self-efficacy rendah) bukan pada kemampuan aktual individu. Beberapa

dosen, misalnya, seperti hakim bagi mahasiswa yang kurang mampu dari mahasiswa

tanpa cacat dan tahan harapan akademik rendah, bahkan pada mahasiswa dengan

ketidakmampuan belajar, berkinerja secara memadai (Bryan & Bryan, 1983). Pada

gilirannya, umpan balik dosen dapat mempengaruhi self-efficacy.

Teori Belajar Sosial berusaha menjelaskan tingkahlaku manusia dari segi

interaksi timbal-balik yang berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkahlaku, dan

faktor lingkungan. Dalam proses determinisme timbal-balik itulah terletak kesempatan

bagi manusia untuk mempengaruhi nasibnya maupun batas-batas kemampuannya untuk

memimpin diri sendiri (self-direction). Konsepsi tentang cara manusia berfungsi

semacam ini tidak menempatkan orang semata-mata sebagai objek tak berdaya yang

dikontrol oleh pengaruh-pengaruh lingkungan ataupun sebagai pelaku-pelaku bebas yang

dapat menjadi apa yang dipilihnya. Manusia dan lingkungannya merupakan faktor-faktor

yang saling menentukan secara timbal balik.

2.2 Praksis Teori Sosial Kognitif dalam Mengembangkan Karakter Peduli Sosial

Menurut Bandura, kebanyakan belajar terjadi tanpa reinforcement yang nyata.

Dalam penelitiannya, ternyata orang dapat mempelajari respon baru dengan melihat

respon orang lain, bahkan belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari

itu, dan model yang diamatinya juga tidak mendapat reinforcement dari tingkah lakunya.

Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibanding belajar melalui pengalaman

langsung. Melalui observasi orang dapat memperoleh respon yang tidak terhingga

banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan.

Sejalan dengan visi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama yakni

profesional dalam bidang sastra agama dan pendidikan bahasa Bali, maka ditetapkan

misi sebagai berikut : 1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas

dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 2) Melaksanakan penelitian

yang bermutu dalam bidang sastra agama dan pendidikan bahasa Bali. 3) Memberikan

layanan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas dalam bidang sastra agama dan

pendidikan bahasa Bali. 4) Mempublikasikan hasil karya intelektual, buku, naskah,

makalah, artikel, hasil penelitian, jurnal, dan produk keilmuan bidang sastra agama dan

pendidikan bahasa Bali. 5) Membina dan mengembangkan kreativitas civitas akademika

dalam bidang sastra agama dan pendidikan bahasa Bali. 6) Membangun kerjasama yang

Page 12: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 85

sinergis dan harmonis dengan berbagai pihak dalam bidang sastra agama dan pendidikan

bahasa Balibaik regional, nasional maupun internasional.

Dalam mewujudkan visi dan misi diatas, maka dibutuhkan komitmen para dosen

untuk memaksimalkan segala teori belajar, seperti teori kognitif sosial untuk

mengembangkan karakter peduli sosial pada diri mahasiswa, yang hasilnya sangat

penting ketika para mahasiswa tersebut hidup bermasyarakat. Belajar mengamati orang

lain melakukan sesuatu tidak mesti berakibat belajar, karena belajar melalui observasi

memerlukan beberapa factor atau prakondisi. Menurut Bandura, ada empat proses yang

penting agar belajar melalui obsevasi dapat terjadi, yakni:

1. Perhatian (attention process): Sebelum meniru orang lain, perhatian harus

dicurahkan ke orang itu. Perhatian ini dipengaruhi oleh asosiasi pengamat dengan

modelnya, sifat model yang atraktif, dan arti penting tingkah laku yang diamati

bagi si pengamat.

2. Representasi (representation process): Tingkah laku yang akan ditiru, harus

disimbolisasikan dalam ingatan. Baik dalam bentuk verbal maupun dalam bentuk

gambaran/imajinasi. Representasi verbal memungkinkan orang mengevaluasi

secara verbal tingkah laku yang diamati, dan menentukan mana yang dibuang dan

mana yang akan dicoba dilakukan. Representasi imajinasi memungkinkan dapat

dilakukannya latihan simbolik dalam pikiran, tanpa benar-benar melakukannya

secara fisik.

3. Peniruan tingkah laku model (behavior production process): sesudah mengamati

dengan penuh perhatian, dan memasukkannya ke dalam ingatan, orang lalu

bertingkah laku. Mengubah dari gambaran pikiran menjadi tingkah laku

menimbulkan kebutuhan evaluasi; “Bagaimana melakukannya?” “Apa yang

harus dikerjakan?” “Apakah sudah benar?” Berkaitan dengan kebenaran, hasil

belajar melalui observasi tidak dinilai berdasarkan kemiripan respons dengan

tingkah laku yang ditiru, tetapi lebih pada tujuan belajar dan efikasi dari

pembelajaran.

4. Motivasi dan penguatan (motivation and reinforcement process): Belajar melalui

pengamatan menjadi efektif kalau pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi

untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Observasi mungkin memudahkan

orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidak

ada, tidak bakal terjadi proses daripada tingkah laku yang dihukum. Imitasi tetap

terjadi walaupun model tidak diganjar, sepanjang pengamat melihat model

mendapat ciri-ciri positif yang menjadi tanda dari gaya hidup yang berhasil,

sehingga diyakini model umumnya akan diganjal.

Dalam hal ini terkait dengan teori Albert Bandura melalui modeling (belajar

dengan cara mengamati orang lain), bukan hanya melihat dan mengamati orang lain tapi

dalam menerapkan dalam belajar di ambil dari sisi positifnya. Oleh karenanya, disini

letak dosen adalah sebagai teladan agar tidak terjadi penyimpangan dalam proses dan

hasil belajarnya.

Tujuan mulia dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama seharusnya

terwujud dengan menghasilkan lulusan yang: 1) bersraddha bhakti kehadapan Ida Sang

Hyang Widhi Wasa; 2) berkompeten dalam bidang sastra agama dan pendidikan bahasa

Page 13: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 86

Bali; 3) berdaya saing tinggi dalam bidang sastra agama dan pendidikan bahasa Bali,

baik secara internal maupun eksternal; 4) bersikap positif terhadap pembinaan,

pengembangan, pemeliharaan dan pelestarian sastra agama dan pendidikan bahasa Bali;

dan 5) bekerja sama dengan berbagai pihak berlandaskan paras paros sarpanaya,

salunglung sabayantaka di tingkat regional, nasional, maupun internasional.

Jika tujuan di atas dikaitkan dengan teori kognitif sosial Albert Bandura, maka

pembelajaran lebih menekankan di mana lingkungan sosial memberi banyak kesempatan

bagi individu untuk mendapatkan keterampilan dan kemampuan yang kompleks melalui

observasi perilaku model dan konsekuensi behavioral. Sehingga muncul asumsi tentang

belajar, antara lain: 1) Mahasiswa dapat mengabstraksi informasi dari pengamatan

terhadap orang lain dan membuat keputusan tentang perilaku yang akan dijalankan. 2)

Tiga bentuk relasi yang saling keterkaitan yaitu antara perilaku, lingkungan, dan kejadian

personal internal yang akan menjelaskan proses belajar. 3) Belajar merupakan akuisisi

representasi simbolik dalam bentuk kode verbal atau visual.

Dalam praksis teori sosial kognitif dalam mengembangkan karakter peduli sosial

dapat menggunakan strategi proses sebagai berikut :

1. Analisis tingkah laku yang akan dijadikan model yang terdiri :

a. Apakah karakter dari tingkah laku yang akan dijadikan model itu berupa konsep,

motor skil atau efektif?

b. Bagaimanakah urutan atau sekuen dari tingkah laku tersebut?

c. Dimanakah letak hal-hal yang penting (key point) dalam sekuen tersebut?

2. Tetapkan fungsi nilai dari tingkah laku dan pilihlah tingkah laku tersebut sebagai

model.

a. Apakah tingkah laku (kemampuan yang dipelajari) merupakan hal yang penting

dalam kehidupan dimasa datang? (success prediction)

b. Bila tingkah laku yang dipelajari kurang memberi manfaat (tidk begitu penting)

model manakah yang lebih penting?

c. Apakah model harus hidup atau simbol? Pertimbangan soal biaya, pengulangan

demonstrasi dan kesempatan untuk menunjukkan fungsi nilai dan tingkah laku.

d. Apakah reinforcement yang akan didapat melalui model yang dipilih?

3. Pengembangan sekuen instruksional

a. Untuk mengajar motor skill, bagaimana caramengerjakan pekerjaan/kemampuan

yang dipelajari :how to do this” dan bukannya “not this”.

b. Langkah-langkah manakah menurut sekuen yang harus dipresentasikan secara

perlahan-lahan

4. Implementasi pengajaran untuk menunut proses kognitif dan motor reproduksi.

a. Motor skill

1) hadirkan model

2) beri kesempatan kepada tiap-tiap pembelajar untuk latihan secarasimbolik

3) beri kesempatan kepada pembelajar untuk latihan dengan umpan balik visual

b. Proses kognitif

1) Tampilkan model, baik yang didukung oleh kode-kode verbal atau petunjuk

untuk mencari konsistensi pada berbagai contoh

2) Beri kesempatan kepada pembelajar untuk membuat ihtisar atau summary

Page 14: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN

S e m i n a r N a s i o n a l P e n d i d i k a n B a h a s a d a n S a s t r a A g a m a | 87

3) Jika yang dipelajari adalah pemecahan masalah atau strategi penerapan beri

kesempatan pembelajar untuk berpartisipasi secara aktif

4) Beri kesempatan pembelajar untuk membuat generalisasi ke berbagai siatuasi.

Belajar bahasa dan sastra agama merupakan proses multisegi yang biasanya

dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mahasiswa mengalami kesulitan

saat menghadapi tugas yang kompleks. Tetapi kapasitas belajar adalah karakteristik yang

membedakan mahasiswa dari masyarakat lainnya. Diantara kemampuan itu adalah

mengidentifikasi objek, merancang tujuan, menyusun rencana, mengorganisasikan

sumber daya dan memonitor konsekuensi.

Aktivitas kognitif terkait dengan tiga aspek dari kecerdasan manusia. Pertama,

manusia mampu mempelajari penemuan, penciptaan dan ide-ide dari pemikir besar dan

ilmuwan besar di masa lampau. Kedua, individu mampu mengembangkan pengetahuan

tentang tempat dan kejadian yang belum mereka alami secara personal melalui

pengalaman orang lain. Ketiga, manusia menyesuaikan lingkungan dengan diri mereka,

bukan sekedar beradaptasi dengan lingkungan. Usaha ini dicapai dengan perencanaan

strategi. Teori kognitif-sosial Albert Bandura menekankan pada mekanisme primer

bahwa seseorang belajar perilaku kognitif dan afektif melalui pengamatan atas perilaku

orang lain dan konsekuensi sosial dari perilaku itu.

III.PENUTUP

Teori sosial kognitif merupakan teori yang memberikan pemahaman perilaku yang

melibatkan manusia, perilaku, dan lingkungan. Belajar merupakan interaksi segitiga

yang saling berpengaruh dan mengikat antara lingkungan, faktor-faktor personal dan

tingkah laku yang meliputi proses-proses kognitif belajar. Faktor intrinsik maupun

ekstrinsik dari dalam diri dalam teori ini di anggap sama pentingnya. Jadi teori ini

berbeda dengan tidak hanya menekankan mengenai perilaku yang terjadi pada individu

namun juga dengan mempertimbangkan faktor kognitif yang dipikirkan oleh seseorang

pada waktu tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. 2008. UPT Penerbitan Universitaas

Muhammadiyah:Malang

Davindoff. Linda L. 1981. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hall, Calvis S. & Gardner Lindzey. 1993. Teori-teori Sifat dan Behavioristik.

Yogyakarta.: Penerbit Kanisius.

Rahayu, Iin Tri dkk (Fakultas Psikologi UIN Malang). Hubungan Pola Pikir Positif

Dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Psikologi UNDIP, V0l.1,

No.2, Desember 2004, Hal 131-143

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi-Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Setianti, Fetiara dan Alfi Purnamasari, Efefektifitas Mendengarkan Pembacaan Cerita

Untuk Meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Dasar. Jurnal Humanistik

Fakultas Psikologi Ahmad Dahlan, Vol 5, No.1 Januari 2008, Hal 15-26

Soetardjo, Alfin Fadila Helmi. Jurnal dan Artikel Beberapa Perspektif Perilaku Agresif

Page 15: PROSIDING - sim.ihdn.ac.idsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-081703122750-52.pdf · menguatkan karakt er peserta didik untuk menghadapi dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN