protokol riskesdas 2010 rev-2 28feb
TRANSCRIPT
PROTOKOL
RISET KESEHATAN DASAR (RISKESDAS) 2010
Oleh :
Tim Teknis RISKESDAS
Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI
Kotak Pos 1226 Jakarta 10012Tel (021) 4261088, 4244693, Fax (021) 4243933
Jl. Percetakan Negara 29, Jakarta 10560Februari 2010
DAFTAR ISI
Hal
Ringkasan Penelitian 4
I. LATAR BELAKANG .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
Pertanyaan Penelitian ......................................................... 7
II. KERANGKA KONSEP ...................................................... 8
III. TUJUAN PENELITIAN .... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Tujuan Umum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
Tujuan Khusus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
IV. MANFAAT PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . ...................... 9
Luaran ................................................................................ 9
Manfaat .............................................................................. 9
V. METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
1. Disain Penelitian . . . . . . . . ..... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2 Tempat dan Waktu ............... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
3 Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
4. Kerangka Sampel . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
5. Besar Sampel ......... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
7. Data yang dikumpulkan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
8. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . 12
9. Tenaga Pengumpul Data ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13
Kualifikasi Tenaga Pengumpul Data .............................. 13
10. Uji Coba Instrumen dan Manajemen Data . . . . . . . . . . . . . . 14
11. Pelatihan .............................................................................. 14
Pelatihan Master of Training (MOT) ............................... 14
Pelatihan Training of Trainers (TOT) …………………….. 15
Pelatihan Pengumpul Data dan Manajemen Data ……… 15
12. Manajemen dan Analisis Data ............................................. 16
VI. PENGORGANISASIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
VII.JADUAL PELAKSANAAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17
Gant Chart 18
VIII. PERTIMBANGAN ETIK ........ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
IX. BIAYA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 20
2
KEPUSTAKAAN ......................................................................... 20
Lampiran A Kuesioner dan Pedoman Kuesioner
Lampiran B SK Menkes No.312/Menkes/SK/V/2009
Lampiran C SK Ka Balitbangkes No. HK.0204/2/2870/2009
Lampiran D Naskah Penjelasan
Lampiran E Form Persetujuan setelah Penjelasan (Wawancara
dan Pengukuran)
Lampiran F Form Persetujuan setelah Penjelasan
(Pemeriksaan darah malaria dan dahak TB)
Lampiran G Pembiayaan Riskesdas 2010
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Variabel Riskesdas 2010, Alat dan Kriteria
Inklusi – Eksklusi
10
Tabel 2a-b Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas
2010
18
3
RINGKASAN PENELITIAN
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan akan dilaksanakan secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan kesehatan.
Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama, meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga, pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan).3 Telah dikumpulkan pula sekitar 33.000 sampel serum, bekuan darah, dan sediaan apus, untuk test-test lanjutan di laboratorium Badan Litbangkes.Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama di jajaran Kementerian Kesehatan; dan Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan kesehatan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota.Riskesdas 2010 merupakan Riskesdas Millenium Development Goals (MDGs) dengan representasi tingkat provinsi di seluruh Indonesia yang berbasis masyarakat. Riskesdas 2010 akan memberikan informasi khusus mengenai pencapaian MDGs kesehatan sesuai komitmen upaya kesehatan tingkat global dan nasional. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan provinsi dalam tiga tahun terakhir.
Desain Riskesdas 2010 adalah potong lintang dan merupakan penelitian non-intervensi. Pemilihan Blok Sensus (BS) sampel akan dilakukan secara acak oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejumlah 2800 BS yang dapat mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Dari tiap BS terpilih akan dipilih secara acak 25 rumah tangga (RT), sehingga diperkirakan akan terpilih 70.000 RT. Rumah tangga sampel ini tersebar di 496 kabupaten/kota. Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas akan dilakukan sekitar bulan Mei-Juli tahun 2010.
4
Tujuan Riskesdas MDG adalah mendapatkan indikator MDG khusus kesehatan untuk keperluan pencapaian indikator MDG pada tahun 2010 pada tingkat provinsi dan nasional. Data Riskesdas 2010 mencakup morbiditas penyakit malaria dan tuberkulosis paru, status gizi, kesehatan ibu dan anak, perilaku kesehatan, konsumsi makanan individu, fasilitas pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, dan pengeluaran rumah tangga. Dilakukan juga pemeriksaan darah di lapangan untuk diagnosis malaria (semua umur), dan pemeriksaan dahak di laboratorium Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) (15 tahun ke atas). Informasi yang dihasilkan hanya menggambarkan tingkat nasional (diagnosis laboratorium) dan provinsi (informasi lainnya).
Seperti Riskesdas 2007, untuk melaksanakan Riskesdas 2010, dibentuk Tim Pengarah di tingkat Pusat, Tim Manajemen tingkat Pusat, Tim Pelaksana tingkat Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/ Kota dengan anggota dari jajaran Kementerian Kesehatan (Unit Utama terutama Badan Litbang Kesehatan), BPS Pusat-Provinsi-Kabupaten/ Kota, Balitbangda, Universitas, Lemlit, Dinas Kesehatan Provinsi-Kabupaten/ Kota, Poltekkes, Stikes, dan unit terkait lainnya.
Data dikumpulkan dengan cara wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan, laboratorium darah malaria dan dahak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner terstruktur yang telah diuji coba, bahan dan teknik pemeriksaan laboratorium yang telah distandarisir, dan dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih. Tim Pengumpul Data terdiri dari 4 orang, satu diantaranya bertugas mengentri data. Tim bekerja di 75 RT (3 BS) terpilih. Data yang telah dikumpulkan akan diedit oleh ketua tim, dilanjutkan dengan koding dan entri data di lapangan.
Data yang telah dientri dikirim melalui Penanggung Jawab Teknis (PJT) kabupaten/kota ke Badan Litbangkes melalui email atau CD/flashdisk. Di Badan Litbangkes data disatukan, diedit akhir, cleaning, imputasi, pembobotan dan analisis. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan tabulasi silang untuk semua variabel dengan representasi tingkat nasional (sebagian besar variabel) dan provinsi.
5
I. Latar belakang
Visi Kementerian Kesehatan adalah “Masyarakat Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan; dan menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Salah satu strateginya adalah “Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan serta berbasis bukti dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif”.1 Untuk itu diperlukan data kesehatan dasar yang dapat dikumpulkan secara berkesinambungan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) merupakan Riset Kesehatan berbasis komunitas berskala nasional sampai tingkat kabupaten/kota. Riskesdas ini dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI. Riskesdas direncanakan dilaksanakan secara periodik, dengan tujuan untuk melakukan evaluasi pencapaian program kesehatan yang telah dilaksanakan, sekaligus sebagai bahan untuk perencanaan kesehatan.
Pada tahun 2007 Badan Litbangkes telah melakukan Riskesdas pertama,2
meliputi semua indikator kesehatan utama, yaitu status kesehatan (penyebab kematian, angka kesakitan, angka kecelakaan, angka disabilitas, dan status gizi), kesehatan lingkungan (lingkungan fisik), konsumsi rumahtangga, pengetahuan-sikap-perilaku kesehatan (Flu Burung, HIV/AIDS, perilaku higienis, penggunaan tembakau, minum alkohol, aktivitas fisik, perilaku konsumsi makanan) dan berbagai aspek mengenai pelayanan kesehatan (akses, cakupan, mutu layananan, pembiayaan kesehatan).3 Telah dikumpulkan pula sekitar 33.000 sampel serum, bekuan darah, dan sediaan apus, untuk test-test lanjutan di laboratorium Badan Litbangkes.Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan oleh penyelenggara program, terutama Kementerian Kesehatan; oleh Bappenas, untuk evaluasi program pembangunan termasuk pengembangan rencana kebijakan pembangunan kesehatan jangka menengah (RPJMN 2010-2014), dan oleh beberapa kabupaten/kota dalam merencanakan, mengalokasikan anggaran, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi program-program kesehatan berbasis bukti (evidence-based planning). Komposit beberapa indikator Riskesdas 2007 juga telah digunakan sebagai model Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) di Indonesia untuk melihat peringkat Kabupaten/Kota. Riskesdas 2010 bertepatan dengan tahun akan dilaksanakannya pertemuan puncak tingkat tinggi Majelis Umum PBB untuk mengevaluasi pencapaian deklarasi Millenium Development Goals (MDGs) dari 189 negara termasuk Indonesia. Pada deklarasi tersebut disepakati 8 tujuan untuk mencapai MDGs di tahun 2015 yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai universal primary education, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDS, malaria dan tuberkulosis, memastikan lingkungan yang kesinambungan, mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. Dalam rangka mendukung pertemuan tersebut dan mendapatkan data kesehatan terkini yang faktual, Riskesdas 2010 difokuskan pada indikator-indikator pencapaian MDGs dan data pendukung lainnya. Untuk menjaga kesinambungan, Riskesdas serupa 2007 direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2013.
6
Beberapa indikator MDGs kesehatan yang akan dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 adalah status gizi balita dan konsumsi (memberantas kelaparan), status kesehatan ibu dan anak (menurunkan kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu), prevalensi malaria dan tuberkulosis (menurunkan angka kesakitan), akses sumber air minum yang aman dan fasilitas sanitasi dasar.4
Data tersebut akan dikumpulkan seperti pada Riskesdas 2007 yaitu melalui wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium untuk kepastian penyakit malaria dan tuberkulosis yang dilakukan di lapangan (darah malaria) dan Laboratorium Puskesmas yang direkomendasi (dahak tuberkulosis). Beberapa indikator MDGs kesehatan lainnya yaitu prevalensi HIV/AIDS dan angka kematian anak tidak dapat dikumpulkan melalui Riskesdas 2010 karena memerlukan penelitian khusus atau didapat dari sumber data lain.
Riskesdas 2010 adalah Riskesdas MDGs karena akan menghasilkan beberapa indikator MDGs kesehatan nasional (Indonesia) yang berbasis bukti, dan komitmen kesehatan tingkat nasional dan global sebagai bahan penilaian pencapaian MDGs di tahun 2015. Selain itu, juga sebagai sarana untuk mengevaluasi perkembangan beberapa status kesehatan masyarakat Indonesia di tingkat nasional dan provinsi, perubahan masalah kesehatan di tingkat nasional dan provinsi, dan perkembangan upaya pembangunan kesehatan di tingkat nasional dan provinsi dalam tiga tahun terakhir.
Dalam persiapan pelaksanaan Riskesdas 2010, Badan Litbang Kesehatan telah mendapat masukan dari penyelenggara program terkait, baik dari segi substansi maupun metodologi.
Pertanyaan Penelitian
a. Bagaimanakah status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun 2010 di tingkat nasional dan provinsi?
b. Bagaimana faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat nasional dan provinsi?
7
II. KERANGKA KONSEP
Gabungan Sistem Kesehatan WHO5 dengan BLUM.6
FUNGSI SISTEM KESEHATAN TUJUAN SISTEM KESEHATAN
-------: tidak dikumpulkan dalam Riskesdas MDGs
III. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum:Memperoleh gambaran pencapaian target indikator MDG khusus kesehatan pada tahun 2010 berdasarkan provinsi dan nasional
Tujuan Khusus:a. Menilai status pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia pada tahun
2010 di tingkat nasional dan provinsi.b. Memperoleh gambaran faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status
pencapaian target MDGs kesehatan Indonesia di tingkat nasional dan provinsi.
Target MDGsVisi, Misi,
strategi dan
KetanggapanSistem Kesehatan
Manajemen Sumber daya Akses Akses
Pelayanan Kesehatan
Derajat Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan Pemerataan & Keadilan
Pembiayaan Kesehatan
- Status Gizi- Kesehatan ReproduksiIbu- Kesehatan Bayi dan Balita- Kesehatan Ibu
- Pendidikan, Pekerjaan, Status Ekonomi- Pengetahuan, Perilaku- Konsumsi individu
Sanitasi Lingkungan
Visi, Misi, strategi dan
kebijakan
Visi, Misi,
8
IV. MANFAAT PENELITIAN
Luaran yang diharapkan tersedianya data kesehatan yang meliputi:a. Indikator MDGs: prevalensi penyakit malaria dan tuberkulosis paru,
kesehatan ibu dan anak, konsumsi gizi individu, dan status gizi balita.b. Pengetahuan dan perilaku kesehatan: HIV/AIDS, pencegahan malaria
dan tuberkulosis, fasilitas pelayanan kesehatan.c. Status sanitasi lingkungan rumah tangga: akses sumber air minum
yang aman, dan fasilitas sanitasi dasar.d. Pola pencarian pengobatan.e. Faktor–faktor yang mempengaruhi status pencapaian target MDGs
kesehatan Indonesia.
Manfaat Penelitian
a. Mampu mengevaluasi status pencapaian target MDGs kesehatan dan menajamkan prioritas program pembangunan kesehatan.
b. Mempunyai bahan advokasi yang berbasis bukti.c. Mampu merencanakan penelitian lanjutan sesuai dengan
permasalahan kesehatan.
V. METODE PENELITIAN
1. Disain PenelitianDisain penelitian adalah survei berskala besar, potong lintang (cross-sectional), non-intervensi/observasi.
2. Tempat dan Waktu
Lokasi penelitian adalah seluruh provinsi (33 provinsi) di Indonesia.Waktu pelaksanaan bulan Januari – Desember 2010.
3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian untuk Riskesdas adalah semua rumah tangga di Indonesia. Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih (RT) di Blok Sensus (BS) terpilih menurut sampling yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Seluruh anggota rumah tangga terpilih merupakan unit observasi/ pengamatan dalam rumah tangga, sesuai dengan kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen untuk wawancara dan pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dipergunakan untuk anggota rumah tangga terpilih dengan beberapa kriteria inklusi dan eksklusi (lihat tabel 1).
9
Tabel 1. Daftar variabel Riskesdas 2010, alat, dan kriteria inklusi - eksklusi
No Variabel Alat Inklusi Eksklusi Sampel1 Wawancara
Pengenalan tempat KUESIONER Semua RT seluruhKeterangan RT KUESIONER Semua RT seluruhKeterangan pengumpul data KUESIONER Semua RT seluruhRUMAH TANGGA (RT)Keterangan ART Kuesioner Semua umur seluruhPendidikan Kuesioner ≥5 tahun seluruhPekerjaan Kuesioner ≥10 tahun seluruhStatus hamil Kuesioner Wanita 10-54 tahun seluruhFasilitas pelayanan kesehatan
Kuesioner Semua RT seluruh
Sanitasi lingkungan Kuesioner Semua RT seluruhINDIVIDUPenyakit Malaria Kuesioner, alat peraga Semua umur 1. Menolak menjadi
responden2. Sakit berat3. Jompo4. Tidak ditemui
SeluruhPenyakit TB Kuesioner, alat peraga Semua umur SeluruhKesehatan Ibu Kuesioner Wanita, 10-59 tahun SeluruhKesehatan Anak Kuesioner 0-59 bulan SeluruhPengetahuan dan perilaku Kuesioner,alat peraga ≥15 tahun SeluruhKonsumsi individu Kuesioner, timbangan
makananSemua umur Seluruh
Pengukuran dan pemeriksaan
Alat Inklusi Eksklusi Sampel
2. Antropometri Timbangan Berat Badan dan alat ukur TB/PB
Semua umur 1.Menolak menjadi responden2. Sakit berat3. Jompo
Seluruh
3. Pemeriksaan laboratorium : Seluruh- darah Malaria Dipstik dan mikroskop Semua Umur
10
4. Tidak ditemui- dahak mikroskop ≥ 15 tahun
11
4. Kerangka Sampel
Kerangka pengambilan sampel (sampling frame) menggunakan daftar sampel rumah tangga (DSRT) berbasis blok sensus (BS) dari Badan Pusat Statistik (BPS). Cara pengambilan sampel adalah cluster sampling dengan menggunakan BS. Rancangan sampel dilakukan dua tahap di daerah perkotaan dan dua tahap di daerah pedesaan. Untuk rancangan sampel dua tahap, tahap pertama dari kerangka sampel BS dipilih sejumlah BS secara probability proportional to size (PPS) menggunakan linear systematic sampling dengan size adalah banyaknya rumah-tangga hasil listing di setiap BS hasil P4B (Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan). Pada tahap kedua, dari jumlah rumah-tangga hasil listing di tiap BS terpilih, dipilih 25 rumah-tangga secara linear systematic sampling oleh Badan Litbangkes.
5. Besar Sampel
Besar sampel diperkirakan 2800 BS dengan 25 rumah tangga (RT) per BS di seluruh Indonesia. Total RT yang akan diteliti adalah sebanyak 70.000 RT dari 496 kabupaten/kota. Sedangkan total individu adalah 315.000 dengan perkiraan jumlah individu/anggota per rumah tangga sebesar 4,5. Jumlah RT tiap provinsi dan kabupaten/ kota berbeda sesuai dengan prinsip PPS tersebut.
6. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Untuk semua jenis pengumpulan data, kriteria inklusi – eksklusi dapat dilihat pada tabel 1.
7. Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan secara lengkap dapat dilihat pada Instrumen terlampir (Lampiran A). Secara garis besar data yang dikumpulkan terdiri dari blok-blok pertanyaan sebagai berikut:
Rumah TanggaBlok I : Pengenalan TempatBlok II : Keterangan RT Blok III : Keterangan Pengumpul DataBlok IV : Keterangan ARTBlok V : Fasilitas Pelayanan KesehatanBlok VI : Sanitasi LingkunganBlok VII : Pengeluaran RT
IndividuBlok VIII : Keterangan Wawancara Individu Blok IX : Keterangan Individu
A. Identifikasi RespondenB. Penyakit MenularC. Pengetahuan dan PerilakuD. Kesehatan Anak
1. Kesehatan Bayi dan Anak Balita2. ASI dan MP ASI
E. Kesehatan Ibu1. Masa Reproduksi Perempuan2. Fertilitas
12
3. Alat/Cara KB4. Kehamilan dan Pemeriksaan Sesudah Melahirkan5. Keguguran dan Kehamilan yang Tidak Diinginkan6. Perilaku Seksual
Blok X : Pengukuran dan Pemeriksaan
A. Pengukuran Tinggi/Panjang Badan dan Berat BadanB. Pemeriksaan Laboratorium
Blok XI : Konsumsi Individu
8. Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan adalah instrumen Riskesdas MDGs. Pengembangan instrumen kuesioner dilakukan berdasarkan indikator yang telah disepakati di Millennium Development Goals (MDGs).
Instrumen dan peralatan terdiri dari:a. Spanduk/Banner atau dan lain-lain yang sejenis dimasing-masing BS yg
menerangkan tentang kegiatan Riskesdas;b. SK Korwil untuk PJT Kab/Kota;c. Surat Kontrak Tim Puldat;d. Surat Tugas dan/atau surat keterangan dari Dokter Dinkes Kab/Kota yang
menerangkan bahwa pembawa surat selain sebagai Tim Pengumpul Data juga telah kompeten dan berwenang melaksanakan Riskesdas dan pengambilan sampel darah tepi dari ujung jari responden (ART);
e. Formulir PSP / informed consent untuk responden ART;f. Kuesioner (Daftar Sampel Rumah Tangga – DSRT 2010, instrumen rumah-
tangga dan individu, formulir pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan darah malaria dan dahak serta rujukan ke Puskesmas untuk mendapat pengobatan);
g. Peralatan antropometri (alat ukur tinggi dan panjang badan, timbangan berat badan digital);
h. Alat timbangan makanan;i. Alat peraga konsumsi makanan dan gambar obat;j. Peralatan dan bahan pengambilan darah perifer/ujung jari dan dahak;k. Peralatan manajemen data: Laptop, CD, flash-disk, program data entri,
genset dan bahan bakarnya (daerah tertentu);l. Checklist daftar tugas tim dan formulir kendali;m.Formulir laporan singkat atau Berita Acara Kejadian penting;n. Formulir daftar nama dan nomor komunikasi aparat, mantis (BPS setempat),
nakes, kader setempat;o. Formulir serah terima alat-alat riset dari panitia pengadaan atau penyedia
barang ke PJT Kab/Kota, dari PJT Kab/Kota ke Tim Puldat, dan setelah selesai kegiatan dari Tim Puldat ke PJO Kab/Kota;
Dengan demikian untuk kepentingan perlindungan hukum instrumen medikolegal berikut ini harus disediakan, dilaksanakan, disimpan, dan dipelihara:1. Spanduk, banner, pamflet, dan lain yang sejenis;2. Surat Keputusan pengangkatan sebagai anggota tim riset;3. Surat Kontrak bagi Tim Pengumpul Data;4. Surat tugas atau surat keterangan dari dokter Dinas
Kesehatan Kab/Kota;5. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) atau
informed consent;
13
6. Formulir Berita Acara Serah Terima tugas dan/atau barang;7. Formulir-formulir kendali pelaksanaan tugas;8. Notulen rapat dengan para pemangku kepentingan; dan9. Berkas-berkas hasil pemeriksaan dan analisa data serta
laporan kegiatan.
Pada wawancara akan ditanyakan keterangan diri, fasilitas pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, penyakit menular (Malaria dan TB), kesehatan ibu, kesehatan anak, pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, konsumsi individu.
Pengukuran antropometri dilakukan sesuai dengan prosedur baku (lihat Lampiran A). Pada pengukuran akan diukur tinggi badan/panjang badan dan berat badan.
Pemeriksaan darah malaria dilakukan dengan Rapid Diagnostic Test (RDT) pada semua umur, sedangkan pemeriksaan dahak pagi dan sewaktu untuk TB hanya pada kelompok umur 15 tahun ke atas.
Pengambilan darah pada ujung jari dilakukan dengan alat steril, satu alat dipakai untuk satu orang, dan dikerjakan oleh perawat/bidan/siswa rawat/siswa bidan/mahasiswa kedokteran yang sudah dilatih. Pada saat pengambilan darah akan ada sedikit rasa sakit seperti digigit semut, namun tidak ada risiko yang membahayakan.
Dahak pagi dan sewaktu dikumpulkan pada 2 (dua) pot yang berbeda, dimana sebelumnya responden diberi tahu cara mengeluarkan dahak oleh petugas terlatih.
Waktu yang tersita untuk wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan darah malaria seluruh anggota rumah tangga diperkirakan sekitar 2-3 jam, tergantung dari besarnya rumah tangga tersebut.
Rencananya pengumpulan data tersebut dilakukan bulan Mei 2010.
9. Tenaga Pengumpul Data
Pengumpulan data akan dilakukan oleh tim yang terdiri dari 4 orang yaitu: 3 orang pewawancara (termasuk ketua tim), sekaligus melakukan
pengukuran dan pemeriksaan darah malaria serta pengumpul dahak. 1 orang melakukan koding dan entri data.
Setiap tim bertanggung jawab pada 3 BS yang akan diselesaikan dalam waktu sekitar 20 hari. Jumlah total tim pengumpul data diperkirakan 1.400 yang akan tersebar di 496 kabupaten/kota. Jadi dibutuhkan 5600 tenaga pengumpul data. Jumlah tim tiap Kabupaten/ Kota bervariasi, tergantung pada jumlah BS yang terpilih.
Tim Pengumpul Data (Tim Puldat) direkrut oleh PJT Kab/Kota berdasarkan SK Korwil. Dalam pelaksanaan perekrutan ketua dan anggota Tim Puldat, PJT Kab/Kota harus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dan dinas terkait lainnya. Yang dimaksudkan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota adalah dalam rangka untuk dapat diberikannya surat tugas atau surat keterangan dari Dokter di Dinkes Kab/Kota yang menerangkan bahwa pembawa surat selain sebagai Tim Pengumpul Data juga telah kompeten dan berwenang melaksanakan Riskesdas dan pengambilan sampel darah tepi dari
14
ujung jari responden (anggota rumah tangga/ART). Surat tugas atau surat keterangan yang dimaksud cukup dibuat secara sederhana dan isinya hanya menyebutkan bahwa kepada nama-nama anggota Tim Puldat diberikan tugas/kewenangan untuk pengambilan sampel darah dari tubuh responden hanya untuk kepentingan Riskesdas. Surat tugas atau surat keterangan itu berlaku terbatas sesuai jadwal waktu pelaksanaan Riskesdas 2010 dan berlaku di wilayah Kab/Kota masing-masing.
Daftar Tim dan Tenaga Pengumpul Data dibuatkan kontraknya antara PJT Kab/Kota dengan para Ketua Tim Pengumpul Data yang berada di wilayah kendali masing-masing PJT Kab/Kota tersebut. dan ditandatangani oleh PJT Kab/Kota. Dalam isi kontrak juga disebutkan nomor ID dan nomor alat komunikatornya masing-masing. Begitu juga didalam kontrak disebutkan alamat lengkap dan data diri masing-masing anggota Tim Pengumpul Data, hak dan kewajiban, larangan-larangan, dan sanksi.
Kualifikasi tenaga pengumpul data adalah sebagai berikut:a. Ketua tim: tenaga kesehatan dengan minimal kriteria lulusan D3
keperawatan, kebidanan, atau minimal mahasiswa tingkat tiga kedokteran.b. Pengumpul data: tenaga kesehatan dengan minimal kriteria lulusan D3
keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, sanitasi lingkungan, analis kesehatan, dan/atau mahasiswa tingkat dua dan tingkat akhir D3 keperawatan / kebidanan.
c. Petugas manajemen data: minimal lulusan Sekolah Menengah Atas dengan pengalaman menggunakan komputer, diutamakan bisa melakukan entri data.
10. Uji Coba Instrumen dan Manajemen Data
Uji coba instrumen dilaksanakan untuk menilai fisibilitas alat dan validitasnya, seperti alat pengukur tinggi/ panjang badan, berat badan dan RDT malaria.
Uji coba menyeluruh dilaksanakan pada bulan Maret 2010, di provinsi Jawa Barat atau propinsi lain yang memungkinkan, di 2 BS. Uji coba dilaksanakan untuk menilai lamanya waktu yang diperlukan untuk wawancara, tingkat kesulitan dan kualifikasi tenaga pengumpul data. Sebelum uji coba, dilakukan persiapan pelatihan
Pada Riskesdas 2010 seluruh proses manajemen data mulai dari pengumpulan data sampai editing data, koding serta entri akan dilakukan di lapangan. Dengan proses ini diharapkan data dari lapangan sudah siap untuk dilakukan cleaning, imputasi, dan analisis yang akan dilakukan oleh Tim Manajemen dan Analisis Data Pusat di Badan Litbangkes. Penghitungan inflate dilakukan oleh Balitbangkes bersama Tim BPS. Perubahan proses manajemen data dari Riskesdas 2007 ini perlu dilakukan pada saat uji coba 2010 untuk mempelajari berbagai proses termasuk pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya.
Pada akhir pelaksanaan uji coba, Ketua Tim Pelaksana Uji Coba harus mengisi dan menandatangani form Berita Acara Hasil Uji Coba dan diketahui oleh Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan hasil uji coba kepada Kepala Badan Litbangkes dan mengatur pengarsipan berkas-berkas secara baik.
15
11. Pelatihan
Pelatihan Master of Training (MOT)
Pelatihan MOT adalah pelatihan peneliti-peneliti yang ditugaskan untuk mengkoordinir perencanaan dan pelaksanaan Riskesdas 2010 di provinsi (penanggungjawab teknis provinsi/ PJT provinsi).
Pelaksanaan MOT didahului dengan penyusunan modul dan kurikulum pelatihan MOT, TOT dan pelatihan pengumpul data, yang dilaksanakan bersama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Kesehatan RI, pada bulan Maret 2010.
Tujuan dari MOT:1. Memperoleh keseragaman dalam perencanaan dan
pelaksanaan di provinsi (termasuk pengorganisasian lapangan, rekrutmen tenaga, dan manajemen data).
2. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner, pengukuran, pemeriksaan laboratorium (RDT dan dahak), dan manajemen data.
3. Memperoleh keseragaman dalam metode pelatihan tenaga pelatih pengumpul data dan pelatih manajemen data.
4. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman proses administrasi dan logistik.
Tempat dan rincian teknis pelaksanaan MOT akan ditentukan kemudian.
Pada akhir pelaksanaan MOT, penanggung jawab pelaksana MOT harus mengisi dan menandatangani form Berita Acara Pelaksanaan MOT dan diketahui oleh Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan hasil pelaksanaan MOT kepada Kepala Badan Litbangkes dan mengatur pengarsipan berkas-berkas secara baik.
Pelatihan Training of Trainers (TOT)
Pelatihan TOT ditujukan kepada orang-orang yang ditugaskan sebagai penanggungjawab tingkat kabupaten/kota (PJT kabupaten/ kota) dan supervisor tim tingkat kabupaten/kota.
Tujuan dari TOT:1. Memperoleh keseragaman dalam perencanaan dan pelaksanaan di
kabupaten (termasuk pengorganisasian lapangan, rekrutmen tenaga, dan manajemen data).
2. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner, pengukuran, pemeriksaan laboratorium (RDT dan dahak), dan manajemen data.
3. Memperoleh keseragaman dalam metode pelatihan tenaga pengumpul data dan manajemen data di lapangan.
4. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman proses administrasi dan logistik, termasuk pengiriman data (elektronik dan lembar kuesioner) ke pusat.
Tempat dan rincian teknis pelaksanaan TOT akan ditentukan kemudian.
16
Pada akhir pelaksanaan TOT, penanggung jawab pelaksana TOT harus mengisi dan menandatangani form Berita Acara Pelaksanaan TOT dan diketahui oleh Ketua Tim Teknis. Ketua Tim Teknis harus segera melaporkan hasil pelaksanaan TOT kepada melalui Kepala Badan Litbangkes dan mengatur pengarsipan berkas-berkas secara baik.
Pelatihan Pengumpul Data dan Manajemen Data
Pelatihan pengumpul data ditujukan kepada orang-orang yang direkrut sebagai pengumpul data, pengukur, dan pemeriksa (darah dan dahak), sesuai kualifikasi. Dalam pelatihan ini termasuk juga pelatihan ketua tim pengumpul data di Kabupaten/Kota.
Pelatihan manajemen data ditujukan kepada orang-orang yang direkrut sebagai pengkoding dan pengentri sesuai kualifikasi. Tujuan dari pelatihan pengumpul dan manajemen data:
1. Memperoleh keseragaman dalam pemahaman materi kuesioner, pengukuran, pemeriksaan laboratorium, dan manajemen data di lapangan.
2. Membentuk tim-tim pengumpul data dan lokasi kerja.3. Memperoleh kesepakatan antar anggota tim mengenai pembagian tugas,
jadual dan mekanisme pelaksanaan di lapangan.4. Memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengelolaan data di
lapangan.5. Memperoleh kesepakatan tentang mekanisme pengaturan administrasi
dan logistik.
Tempat dan rincian teknis pelaksanaan akan ditentukan kemudian.
12. Manajemen dan Analisis Data
Data hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan laboratorium dari tiap tim diedit oleh ketua tim masing-masing. Selanjutnya dilakukan koding dan entri data di lapangan. Data yang telah dientri dikirim oleh ketua tim manajemen data kab/kota ke tim manajemen data pusat (Badan Litbangkes) sepengetahuan PJT Kab/Kota melalui email atau dengan CD/ flash-disk. Di Badan Litbangkes data disatukan, dilakukan verifikasi akhir, cleaning, pembobotan dan analisis data.
Lembar kuesioner dikumpulkan oleh Tim Pelaksana tingkat Kabupaten untuk selanjutnya dikirim ke Badan Litbangkes untuk disimpan selama 5 tahun.
Analisis awal tingkat nasional akan dilakukan di Badan Litbangkes bersama dengan tim BPS dan Universitas. Data yang telah bersih, akan dianalisis oleh PJT provinsi masing-masing. Analisis data di tingkat Kabupaten/Kota meliputi frekuensi distribusi dan tabulasi silang terhadap berbagai variabel. Untuk data yang representatif pada tingkat provinsi, akan dianalisis di tingkat provinsi.
Badan Litbangkes melakukan analisis di tingkat pusat untuk membandingkan indikator kesehatan antar provinsi, profil kesehatan nasional, menganalisis target MDGs dan membandingkan dengan hasil Riskesdas 2007, survei sejenis dan bila perlu membandingkan dengan hasil survei serupa di negara lain.
17
Pada setiap pengiriman data dari Tim Puldat kepada Tim Mandat Kab/Kota, dari Tim Mandat Kab/Kota kepada Tim Mandat Pusat, harus dibuatkan Berita Acara Serah Terima Data. Begitu juga dengan dibuatkannya Berita Acara Selesai Analisis Data dan Berita Acara Cleaning Data baik yang dilakukan oleh PJT Kab/Kota, PJT Propinsi, dan Tim Mandat Pusat.
Pada setiap pergerakan data sebagaimana dimaksud dalam setiap Berita Acara, maka harus tercatat dalam Formulir Kendali.
VI. PENGORGANISASIAN
Dasar hukum persiapan Riskesdas 2010 adalah Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 312/Menkes/SK/V/2009, tanggal 4 Mei 2009 tentang Tim Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (Lampiran B).
Organisasi persiapan pelaksanaan Riskesdas 2010 dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan No. HK.0204/2/2870/2009, tanggal 13 Mei 2009 tentang Tim Penyelenggaraan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (Lampiran C).
Organisasi pengumpulan data Riskesdas 2010 adalah sebagai berikut:
1. Di tingkat pusat akan dibentuk Tim Penasehat, Tim Pengarah, Tim Pakar, Tim Teknis, Tim Manajemen, dan Tim Riset Wilayah : Tim Penasehat terdiri dari Menkes dan Kepala BPS dan Pejabat Eselon
I Kementerian Kesehatan. Tim Pengarah terdiri dari Kabadan, Pejabat Eselon I, Eselon II
Kementerian Kesehatan dan sektor terkait. Tim Pakar terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing. Tim Teknis terdiri dari Pejabat Eselon II, Peneliti di lingkungan Badan
Litbangkes dan BPS Tim Manajemen terdiri dari Pejabat Eselon II, Eselon III, dan staf Badan
Litbangkes Tim Riset Wilayah terdiri dari Tim Riset Wilayah I sampai dengan Tim
Riset Wilayah IV dengan Koordinator Wilayah (Korwil) adalah para Pejabat Eselon II Badan Litbangkes. Setiap Korwil akan mengkoordinir delapan atau sembilan provinsi.
2. Di tingkat provinsi akan dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Provinsi: Tim Pelaksana di tingkat provinsi diketuai oleh Kadinkes Provinsi,
Kasubdin Bina Program, Peneliti Badan Litbangkes, dan Kasie Litbang/ Kasie Puldata Dinkes Provinsi.
3. Di tingkat kabupaten/kota akan dibentuk Tim Pelaksana Riskesdas Kabupaten/Kota : Tim Pelaksana di tingkat kabupaten/ kota diketuai oleh Kadinkes
Kabupaten, Kasubdin Bina Program tingkat kabupaten, Peneliti Badan Litbangkes, Politeknik Kesehatan (Poltekkes), dan Kasie Litbangda.
Di tingkat kabupaten/ kota akan dibentuk tim pengumpul dan manajemen data. Setiap tim pengumpul data mencakup 3 BS (75 Rumah Tangga). Tiap tim pengumpul data terdiri dari 4 orang yang diketuai oleh seorang ketua tim (Katim). Kualifikasi tim pengumpul dan manajemen data termasuk Katim seperti yang telah disebutkan dalam butir V.9.
18
Tenaga pengumpul dan manajemen data akan direkrut dari Poltekkes, STIKES, Universitas (Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, Fakultas Kedokteran Gigi), dll. Kekurangan tenaga pengumpul dan manajemen data dapat menggunakan staf dinas kesehatan kabupaten/ kota dengan persetujuan kepala bidang masing-masing untuk dibebaskan dari tugas rutin.
Pada setiap kegiatan rekrutmen dan pelaporan hasil kerja harus dibuatkan Berita Acara Rekrutmen dan Berita Acara Hasil Kerja.
Hal – hal yang terkait dengan :a. Pelaporan data : ciri-ciri dan carab. Publikasi data : ciri-ciri dan carac. Pemanfaatan data : ciri-ciri dan caraakan ditentukan kemudian.
Sosialisasi dan rekruitmen tenaga sejak bulan Februari 2010.
VII. JADUAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan Riskesdas dilakukan pada tahun 2010 di seluruh Indonesia. Untuk memberikan pengalaman agar pelaksanaan tahun 2010 dapat berjalan lancar, Riskesdas didahului dengan uji coba Pelaksanaan pada bulan Maret 2010 di Provinsi Jawa Barat atau propinsi lain yang memungkinkan.
Pengumpulan data diawali dengan MOT, TOT, pelatihan tenaga pengumpul dan manajemen data. Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas tahun 2010 akan dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei 2010. Akan tetapi kegiatan pendahuluan berupa sosialisasi kepada daerah, rekrutmen instruktur, pelatih, tenaga pengumpul data, TOT, pelatihan tenaga pengumpul data akan dilakukan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 2a, b.
19
GANT CHART Gant chart dimasukkan dari mulai persiapan penyusunan instrumen termasuk uji coba kecil dan pertemuan dengan program (kegiatan 2009 yang berkaitan dengan persiapan Riskesdas II)
Tabel 2a. Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas 2010
Kegiatan2009
Agustus September Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengembangan Kuesioner dan Pedoman Riskesdas
Pembuatan Protokol
Pembahasan-pembahasan persiapan
Koordinasi dengan instansi terkait
20
Tabel 2b. Jadual Persiapan dan Pelaksanaan Riskesdas 2010
Kegiatan2010
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Etik Persiapan uji coba
Pelaksanaan uji coba
Analisis hasil uji cobaPenyempurnaan Kuesioner/Pedoman
Sosialisasi ke seluruh wilayah
Recruitment Tenaga
Penyusunan Kurikulum
MOT
TOT
Persiapan LapanganPengadaan Peralatan survey
Training SurveyorPengumpulan data dan Supervisi
Analisis Data
Seminar
Pelaporan
Evaluasi
21
VIII.PERTIMBANGAN ETIK
Untuk pelaksanaan Riskesdas tahun 2010, persetujuan etik penelitian akan dimintakan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK), Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. Naskah penjelasan serta formulir Informed Consent (Persetujuan Setelah Penjelasan) dapat dilihat pada Lampiran D, E.dan F
IX. BIAYA
Biaya pelaksanaan Riskesdas 2010 disediakan oleh Kementerian Kesehatan R.I. tahun anggaran 2010 (lihat Lampiran G).
KEPUSTAKAAN
1. Kementerian Kesehatan. Visi Misi dan Strategi Renstra Kementerian Kesehatan 2010 – 2014.
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 877/Menkes/SK/XI/2006, tanggal 3 Nopember 2006, tentang Tim Riset Kesehatan Dasar Tahun 2006 – 2008.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS Indonesia dan 33 Provinsi – Tahun 2007.
4. Republik Indonesia. MDGs Millenium Development Goals. Tujuan Pembangunan Milenium Mutlak Dicapai, 2015!. Peningkatan Pelayanan Sosial untuk Ibu dan Anak melalui Pemantauan Indikator MDGs di Tingkat Kabupaten di Indonesia. Republik Indonesia, Canadian International Development Agency, Unicef. Jakarta, (t.th)
5. World Health Organization. Health System Responsiveness: Concepts, Domains and Operationalization. In : Health System Performance Assessment: Debates, methods and empirics. WHO: Geneva, 2003.
6. Bloom, Benyamin S. et al. Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman, 1981.
22
Lampiran D
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I Jalan Percetakan Negara 29
Jakarta 10560
RISET KESEHATAN DASAR 2010
NASKAH PENJELASAN*
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan R.I mulai bulan Januari s/d Desember 2010 akan melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010) di 33 Provinsi di Indonesia, mencakup sekitar 70.000 rumah tangga (RT) yang tersebar di 2800 blok sensus (BS) di 496 kabupaten/kota. Riskesdas 2010 ini merupakan riset nasional yang fokus mengumpulkan data yang berhubungan dengan tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG). Data Riskesdas 2010 yang dikumpulkan mencakup penyakit malaria dan tuberkulosis paru, gizi, kesehatan ibu dan anak, perilaku kesehatan, konsumsi makanan individu, fasilitas pelayanan kesehatan, dan sanitasi lingkungan.
Adapun sasaran Riskesdas adalah rumah tangga dan anggota rumah tangga yang terpilih. Riset dilaksanakan dengan cara wawancara dan pengukuran, yang ditujukan kepada kepala rumah tangga dan semua anggota rumah tangga. Pada wawancara akan ditanyakan keterangan diri, fasilitas pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, penyakit menular, kesehatan ibu dan anak, pengetahuan dan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, konsumsi makanan individu.
Pada pengukuran akan diukur tinggi badan/panjang badan dan berat badan. Sebagian anggota rumah tangga yang terpilih juga diperiksa darah untuk kepastian sakit malaria pada semua anggota rumah tangga, dan dahak untuk kepastian sakit TB paru pada umur 15 tahun keatas. Darah akan diambil dari ujung jari sebanyak 1-2 tetes. Sebelum pengambilan dan pemeriksaan darah dan dahak, kami akan menanyakan hal-hal tertentu untuk mengetahui apakah Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Anak mempunyai keadaan yang tidak memungkinkan dilakukannya pengambilan darah dan keadaan yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan tersebut.
Pengambilan darah dilakukan dengan alat steril, satu alat dipakai untuk satu orang, dan dikerjakan oleh perawat/bidan/siswa perawat/siswa bidan/mahasiswa kedokteran yang sudah dilatih. Pada saat pengambilan darah akan ada sedikit rasa sakit seperti digigit semut, namun tidak ada risiko yang membahayakan.
23
Waktu yang tersita untuk wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan laboratorium seluruh anggota rumah tangga diperkirakan sekitar 2-3 jam, tergantung dari besarnya rumah tangga tersebut.
Manfaat langsung dari riset ini adalah diketahuinya keadaan kesehatan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, seperti berat dan tinggi badan. Untuk sebagian anggota rumah tangga yang terpilih, manfaat ditambah dengan diketahuinya sakit malaria dan/atau tuberkulosis paru.
Partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri bersifat sukarela tanpa paksaan dan bila tidak berkenan dapat menolak, atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Sebagai tanda terima kasih akan diberikan penggantian waktu yang tersita sebesar Rp 75.000 per rumah tangga.
Semua informasi dan hasil pemeriksaan yang berkaitan dengan kesehatan Bapak/Ibu/Sdr/Sdri akan dijaga kerahasiaannya dan akan disimpan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Jakarta dan hanya digunakan untuk pengembangan kebijakan program kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Semua data tidak akan dihubungkan dengan identitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai riset ini, dapat menghubungi :
Prof. Dr. Agus Purwadianto, SH, M.Sc, Sp.F(K)Kepala Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan R.IJalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat 10560Telpon (021) 4261088 ext 146, Fax (021) 4209866Telp/sms (021) 98264854email [email protected]
atau
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.2. Dr Julianty Pradono, (HP 08121004523)3. DR. Trihono, MSc (HP 08129557410)
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan atau ingin mengadukan hal-hal yang berhubungan dengan etik penelitian kesehatan, dapat menghubungi :
Prof. DR. SudomoKomisi Etik Penelitian KesehatanBadan Litbangkes Kementerian Kesehatan RIJalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat 10560Tilpon (021) 4261088 ext. 106Email : [email protected]
Keterangan: *Naskah penjelasan hanya diberikan 1 (satu) pada setiap rumah tangga, dapat dibacakan beberapa kali untuk masing-masing anggota rumah tangga.
24
Lampiran E
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)*(INFORMED CONSENT untuk wawancara dan pengukuran)
Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan dengan Riset Kesehatan Dasar 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam riset ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
No Nama responden
Nomor Stiker
Tgl/bln/th Tanda tangan/cap jempol diri
sendiri
Tanda tangan/cap jempol wali
syah.
Nama Saksi** Tgl/bl/th Tanda tangan
Keterangan:- Responden yang boleh menandatangani informed consent adalah mereka
yang telah berusia ≥15 tahun- Bagi responden yang berusia kurang dari 15 tahun, informed consent
ditandatangani oleh wali yang syah.
*PSP dibuat 2 rangkap:- Responden 1 lembar- Tim pengumpul data 1 lembar, disatukan dalam kuesioner.
**Diluar tim pengumpul data, bisa orang yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga atau Ketua RT.
25
Lampiran F
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)*(INFORMED CONSENT untuk pemeriksaan darah malaria dan dahak TB)
Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan dengan Riset Kesehatan Dasar 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi dalam riset ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
No Nama responden
Nomor Stiker
Jenis pemeriksaan**
Tgl/bln/th Tanda tangan/cap jempol diri sendiri
Tanda tangan/cap jempol wali syah.
Nama Saksi*** Tgl/bl/th Tanda tangan
Keterangan:- Responden yang boleh menandatangani informed consent adalah mereka
yang telah berusia ≥15 tahun- Bagi responden yang berusia kurang dari 15 tahun, informed consent
ditandatangani oleh wali yang syah.
*PSP dibuat 2 rangkap:- Responden 1 lembar- Tim pengumpul data 1 lembar, disatukan dalam kuesioner.
**Ditulis pemeriksaan yang disetujui: malaria, malaria dan TB atau TB.
***Diluar tim pengumpul data, bisa orang yang mempunyai hubungan keluarga, tetangga atau Ketua RT.
26